• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisa Volume, pH dan Kadar Ion Kalsium Saliva Yang Distimulasi Pada Pecandu Ganja di Pusat Rehabilitasi Insyaf Medan Tahun 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisa Volume, pH dan Kadar Ion Kalsium Saliva Yang Distimulasi Pada Pecandu Ganja di Pusat Rehabilitasi Insyaf Medan Tahun 2014"

Copied!
142
0
0

Teks penuh

(1)

Lampiran 1

Skema Alur Pikir

1. Ganja adalah tanaman Cannabis sativa yang diolah dengan cara mengeringkan dan mengompres bagian tangkai, daun, biji, dan bunganya yang mengandung banyak resin serta (Iversen LL., 2000)

2. Ganja dikonsumsi oleh 75% pecandu narkotika di dunia dan 96% dari pecandu ganja mengonsumsi ganja dengan cara dihisap atau dihirup. (Iversen LL., 2000; United Nations Office on Drugs and Crime, 2012)

3. Ganja mengandung lebih dari 60 substansi bahan kimia aktif yaitu cannabinoid, cannaboid utama yang memiliki sifat psikoaktif adalah Delta-9-tetrahydrocannabinol (THC). (Ashton CH., 2001)

4. Ganja mempengaruhi sistem tubuh manusia melalui ikatan THC dengan reseptor cannabinoid. (Cho CM., dkk, 2005)

5. Ganja yang dikonsumsi lebih dari 25 mg akan menimbulkan masalah kesehatan, yaitu mempengaruhi struktur dan fungsi otak, sistem kardiovaskular, sistem pernafasan, serta sistem reproduksi. (Earleywine M., 2002)

6. Masalah-masalah kesehatan gigi dan mulut yang biasa ditemukan pada pecandu ganja adalah karies, penyakit periodontal, candidiasis, serta perubahan pada sel epitel rongga mulut. (Cho CM., dkk 2008)

7. Reseptor cannabinoid ditemukan pada kelenjar saliva submandibula mamalia, yaitu pada sistem saluran kelenjar saliva (ductal system) dan pada sel asini. (Prestifilipo, dkk, 2006)

8. Saliva merupakan cairan yang disekresikan oleh kelenjar saliva yang memiliki fungsi penting dalam rongga mulut. Volume saliva yang adekuat dapat berfungsi sebagai proteksi dan lubrikasi mukosa, serta sebagai antimikroba. pH saliva penting dalam menjaga integritas gigi karena mempengaruhi proses demineralisasi hidroksiapatit. Ion kalsium merupakan buffer yang paling efisien dalam menjaga keseimbangan cairan tubuh dan berguna dalam proses remineralisasi dan mencegah larutnya enamel gigi. (Almeida PV., dkk, 2008; Al – Zahawi SM, dkk, 2007)

(2)

10. Ganja memiliki efek parasimpatolitik sehingga terjadi xerostomia pada pecandu ganja (Veitz-Keenan, Ferraiolo, 2008)

11. 84% dari pecandu ganja mengalami mulut kering dan 91% merasa haus setelah mengonsumsi ganja yang menandakan terjadi hiposalivasi pada pecandu ganja. (Katterbach, dkk, 2009)

12. Dalam penelitian in vivo pada tikus didapatkan THC dapat menginhibisi sekresi saliva. (Prestifilipo, dkk, 2006)

13. Merokok ganja dapat mereduksi oksigen rongga mulut, meningkatkan koloni bakteri anaerob, dan meningkatkan keasaman rongga mulut sehingga mempengaruhi pH saliva. (Hurlbutt M., dkk, 2010)

14. Asap pembakaran rokok atau ganja yang terdiri dari karbondioksida menurunkan pH saliva dengan cara berikatan dengan kandungan air pada saliva, mengeluarkan ion hidrogen dan membentuk asam. (Tortora GJ., Derrickson B., 2006)

15. Hidroksiapatit pada gigi akan larut dalam saliva apabila berkontak dengan cairan ataupun saliva yang bersifat asam. (Dawes C., 2003; Khan GJ., dkk, 2005)

16. Pada penelitian in vitro terhadap tikus, didapatkan konsentrasi kalsium meningkat secara signifikan (p <0,05) setelah 20 menit pemberian agonis THC dan bertahan selama 30 menit. (Kopach O., dkk, 2011)

Ca10(PO4)6(OH)2 10Ca2+ + 6PO43– + 2OH– Solid Solution

CO2+H2O H2CO3 H++HCO3

(3)

Manfaat

1. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk mengetahui jumlah volume saliva, nilai pH saliva dan kadar ion kalsium pada saliva pecandu ganja.

2. Memberikan informasi tambahan bagi pengelola kesehatan gigi dan mulut dalam merencanakan program penyuluhan mengenai kesehatan gigi dan mulut terhadap pecandu ganja dan mantan pecandu ganja.

Masalah

1. Apakah ada hubungan antara konsumsi ganja dengan volume saliva yang distimulasi pada mantan pecandu ganja di pusat rehabilitasi Insyaf Medan tahun 2014?

2. Apakah rerata volume saliva yang distimulasi pada mantan pecandu ganja dipengaruhi oleh frekuensi, durasi dan lamanya berhenti mengonsumsi ganja? 3. Apakah ada hubungan antara konsumsi ganja dengan pH saliva yang distimulasi

pada mantan pecandu ganja di pusat rehabilitasi Insyaf Medan tahun 2014?

4. Apakah rerata pH saliva yang distimulasi pada mantan pecandu ganja dipengaruhi oleh frekuensi, durasi dan lamanya berhenti mengonsumsi ganja? 5. Apakah ada hubungan antara konsumsi ganja dengan kadar ion kalsium saliva

yang distimulasi pada mantan pecandu ganja di pusat rehabilitasi Insyaf Medan tahun 2014?

6. Apakah rerata kadar ion kalsium saliva yang distimulasi pada mantan pecandu ganja dipengaruhi oleh frekuensi, durasi dan lamanya berhenti mengonsumsi ganja?

Tujuan

1. Untuk mengukur volume, pH, dan kadar ion kalsium saliva yang distimulasi pada pecandu ganja di pusat rehabilitasi Insyaf Medan tahun 2014 berdasarkan frekuensi, durasi dan lamanya berhenti mengonsumsi ganja.

(4)

Lampiran 2

DEPARTEMEN BIOLOGI ORAL

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

KUESIONER

No. Kartu :

Tanggal :

A. Identitas Responden

Nama : Umur :

Pendidikan terakhir:

B. Riwayat konsumsi ganja

1. Apak

ah Bapak/Saudara pernah mengonsumsi ganja?

A. Ya B. Tidak

2. Sudah berapa lama (tahun) Bapak/Saudara mengonsumsi ganja? (tuliskan) ... ...

3. Bagaimana cara Bapak/Saudara mengonsumsi ganja? A. Dihisap seperti rokok

B. Melalui bong

C. Lainnya, (tuliskan) ...

4. Seberapa sering Bapak/Saudara mengonsumsi ganja dalam seminggu (frekuensi konsumsi ganja)? (tuliskan)

(5)

5. Apakah Bapak/ Saudara sering merasa kering pada mulut setelah mengonsumsi ganja?

A. Ya B. Tidak

6. ... Apakah yang Bapak/Saudara lakukan setelah mengonsumsi ganja?

A. Menyikat gigi

B. Berkumur atau minum air putih

C. Meminum minuman manis (teh/kopi/jus)

D. Minum minuman ringan (minuman

bersoda/isotonik)

E. Tidak melakukan apa-apa

F. ... Lainnya, (tuliskan) ...

C. Kondisi saat ini

7. Sudah berapa lama (bulan) Bapak/Saudara berhenti mengonsumsi ganja? (tuliskan)

...

8. ... Sudah berapa lama (bulan) Bapak/Saudara menjalankan masa rehabilitasi?

(tuliskan)

...

9. ... Jenis minuman apa yang sering Bapak/Saudara konsumsi setiap hari?

(6)

... ...

11. ... Berapa kali Bapak/Saudara menyikat gigi dalam sehari? (tuliskan)

...

12. ... Kapan saja Bapak/Saudara menyikat gigi dalam sehari?(tuliskan)

(7)

D. Hasil Pengukuran

PENGUKURAN HASIL PENGUKURAN

Volume saliva ml/5 menit pH saliva

(8)

LEMBARAN PENJELASAN KEPADA SUBJEK PENELITIAN

Kepada Yth :

Saudara/Saudari

………

Bersama ini saya, Beactris Lamria (umur 21 tahun), yang sedang menjalani

program pendidikan sarjana pada Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Sumatera

Utara, memohon kesediaan Saudara/i untuk berpartisipasi sebagai subjek penelitian saya

yang berjudul :

ANALISA VOLUME, pH DAN KADAR ION KALSIUM SALIVA YANG DISTIMULASI PADA PECANDU GANJA DI PUSAT REHABILITASI INSYAF MEDAN TAHUN 2014

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah volume, nilai pH dan kadar

ion kalsium saliva yang distimulasi pada pecandu ganja di pusat rehabilitasi Insyaf

Medan tahun 2014.

Penelitian ini bersifat observasional analitik dimana akan dilakukan

pengumpulan saliva yang distimulasi dengan ortho wax dan diperiksa volume, pH dan

kadar ion kalsium pada sampel tersebut. Pada penelitian tersebut, untuk mendapatkan

identitas Saudara/i yang lebih rinci mengenai subjek yang akan diteliti maka subjek

penelitian akan diminta menjawab pertanyaan kuesioner sebanyak 12 (dua belas)

pertanyaan yang akan dijawab oleh Saudara/i sebagai subjek penelitian dan diberi

waktu ± 10 menit. Identitas Saudara/i sebagai subjek penelitian akan dirahasiakan oleh peneliti.

Jika Saudara/i mengerti isi dari lembar penjelasan ini dan bersedia untuk

menjadi subjek penelitian, maka mohon kiranya Saudara/i untuk mengisi dan

menandatangani surat pernyataan persetujuan sebagai subjek penelitian yang terlampir

pada lembar berikutnya. Saudara/i perlu mengetahui bahwa surat kesediaan tersebut

tidak mengikat dan Saudara/i dapat mengundurkan diri dari penelitian ini bila Saudara/i

(9)

Demikian lembar penjelasan ini saya perbuat, semoga keterangan ini dapat

dimengerti dan atas kesediaan Saudara/i untuk berpartisipasi dalam penelitian ini saya

ucapkan terima kasih.

Medan, ……….. 2014

(10)

(INFORMED CONSENT)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama :

Umur :

Jenis kelamin : L / P

Alamat :

Menyatakan telah membaca lembar penjelasan kepada subjek penelitian dan sudah mengerti serta bersedia untuk turut serta sebagai subjek penelitian, dalam penelitian atas nama Beactris Lamria yang berjudul “Analisa Volume, pH dan Kadar Ion Kalsium Saliva Yang Distimulasi Pada Pecandu Ganja di Pusat Rehabilitasi Insyaf Medan Tahun 2014’’ dan menyatakan tidak keberatan maupun melakukan tuntutan di

kemudian hari.

Demikian pernyataan ini saya perbuat dalam keadaan sehat, penuh kesadaran dan tanpa paksaan dari pihak manapun.

Medan, 2014

Pembuat Pernyataan

(………...)

(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
(22)
(23)
(24)

UNK-013 26

(25)
(26)

Penentuan Kadar Ion Kalsium Kontrol

UNK-015 28

UNK-016 29

(27)
(28)
(29)

Lampiran 7

LEMBAR PENGOLAHAN DATA

Karakteristik umum subjek

pendidikan terakhir

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

mulut kering setelah konsumsi ganja

Frequency Percent Valid Percent

(30)

kegiatan setelah konsumsi ganja

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

D. Minum minuman ringan (minuman bersoda/isotonik)

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

banyaknya air putih yang dikonsumsi

Frequency Percent Valid Percent

(31)

5 5 12,5 12,5 45,0

6 9 22,5 22,5 67,5

7 1 2,5 2,5 70,0

8 7 17,5 17,5 87,5

9 2 5,0 5,0 92,5

10 2 5,0 5,0 97,5

14 1 2,5 2,5 100,0

Total 40 100,0 100,0

frekuensi sikat gigi dalam sehari

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1 3 7,5 7,5 7,5

2 27 67,5 67,5 75,0

3 10 25,0 25,0 100,0

Total 40 100,0 100,0

waktu menyikat gigi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid pagi 3 7,5 7,5 7,5

pagi dan malam 10 25,0 25,0 32,5

pagi dan sore 17 42,5 42,5 75,0

pagi, sore dan malam 6 15,0 15,0 90,0

pagi, siang dan malam 4 10,0 10,0 100,0

Total 40 100,0 100,0

Descriptives

(32)

kelompok umur 30 1 3 2,20 ,761

pendidikan terakhir 40 1 5 2,93 ,694

cara mengonsumsi ganja 30 1 2 1,07 ,254

mulut kering setelah konsumsi ganja

30 1 2 1,10 ,305

kegiatan setelah konsumsi ganja

30 1 6 3,87 1,871

minuman yang sering dikonsumsi

40 1 3 1,15 ,427

banyaknya air putih yang dikonsumsi

40 1 14 5,88 2,594

frekuensi sikat gigi dalam sehari 40 1 3 2,18 ,549

waktu menyikat gigi 40 1 5 2,95 1,061

(33)

Uji normalitas volume

Explore

lamanya mengonsumsi ganja

Case Processing Summary

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

(34)

Case Processing Summary

frekuensi mengonsumsi ganja Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

volume saliva yang distimulasi

dimension1

1-4 12 100,0% 0 ,0% 12 100,0%

5-8 8 100,0% 0 ,0% 8 100,0%

9-12 3 100,0% 0 ,0% 3 100,0%

13-16 2 100,0% 0 ,0% 2 100,0%

>16 5 100,0% 0 ,0% 5 100,0%

Tests of Normality

frekuensi mengonsumsi ganja

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic df Sig. volume saliva yang

distimulasi

dimension1

1-4 ,136 12 ,200* ,949 12 ,620

5-8 ,149 8 ,200* ,953 8 ,736

9-12 ,354 3 . ,820 3 ,164

13-16 ,260 2 .

>16 ,308 5 ,136 ,858 5 ,220 a. Lilliefors Significance Correction

(35)

lamanya berhenti mengonsumsi ganja

Tests of Normality

lamanya berhenti mengonsumsi ganja

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig. volume saliva yang distimulasi

dimension1

0-4 ,153 21 ,200* ,920 21 ,085

5-9 ,212 9 ,200* ,912 9 ,333

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

Case Processing Summary

lamanya berhenti mengonsumsi ganja

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

volume saliva yang distimulasi

dimension1

0-4 21 100,0% 0 ,0% 21 100,0%

(36)

Uji normalitas pH

Explore

Case Processing Summary

lamanya mengonsumsi ganja Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

pH saliva yang distimulasi

0-4

0-4 17 100,0% 0 ,0% 17 100,0%

5-7 4 100,0% 0 ,0% 4 100,0%

8-10 4 100,0% 0 ,0% 4 100,0%

>10 5 100,0% 0 ,0% 5 100,0%

Tests of Normalityb

lamanya mengonsumsi ganja Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig. pH saliva yang distimulasi

pH saliva yang distimulasi

dimension1

0-4 ,152 17 ,200* ,909 17 ,097

5-7 ,192 4 . ,971 4 ,850

8-10 ,208 4 . ,950 4 ,714

>10 ,263 5 ,200* ,900 5 ,410

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

(37)

frekuensi mengonsumsi ganja

Tests of Normality

frekuensi mengonsumsi ganja Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig. pH saliva yang distimulasi

dimension1

1-4 ,190 12 ,200* ,857 12 ,055

5-8 ,176 8 ,200* ,879 8 ,183

9-12 ,191 3 . ,997 3 ,900

13-16 ,260 2 .

>16 ,215 5 ,200* ,901 5 ,415

a. Lilliefors Significance Correction

(38)

lamanya berhenti mengonsumsi ganja

Case Processing Summary

lamanya berhenti mengonsumsi ganja

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

pH saliva yang distimulasi

dimension1

0-4 21 100,0% 0 ,0% 21 100,0%

5-9 9 100,0% 0 ,0% 9 100,0%

Tests of Normality

lamanya berhenti mengonsumsi ganja

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig. pH saliva yang distimulasi

dimension1

0-4 ,159 21 ,175 ,903 21 ,051

5-9 ,250 9 ,112 ,858 9 ,092

(39)

Uji normalitas ion

Explore

lamanya mengonsumsi ganja

Case Processing Summary

lamanya mengonsumsi ganja Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

kadar ion kalsium saliva yang distimulasi

lamanya mengonsumsi ganja Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig. kadar ion kalsium saliva yang

distimulasi

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

b. There are no valid cases for kadar ion kalsium saliva yang distimulasi when lamanya mengonsumsi ganja = 5,000. Statistics cannot be computed for this level.

frekuensi mengonsumsi ganja

Case Processing Summary

frekuensi mengonsumsi ganja Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

kadar ion kalsium saliva yang

distimulasi dimension1

1-4 12 100,0% 0 ,0% 12 100,0%

(40)

13-16 2 100,0% 0 ,0% 2 100,0%

>16 5 100,0% 0 ,0% 5 100,0%

Tests of Normality

frekuensi mengonsumsi ganja Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig. kadar ion kalsium saliva yang

distimulasi

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

lamanya berhenti mengonsumsi ganja

Case Processing Summary

kadar ion kalsium saliva yang

distimulasi dimension1 kadar ion kalsium saliva yang

distimulasi dimension1

0-4 ,116 21 ,200* ,942 21 ,240

5-9 ,266 9 ,065 ,830 9 ,055

a. Lilliefors Significance Correction

(41)

Volume-pecandu-kontrol

T-Test

Group Statistics

Kelompok N Mean Std. Deviation Std. Error Mean volume saliva yang distimulasi Pecandu ganja 30 7,7623 3,16361 ,57759

Kontrol 10 10,1500 2,35816 ,74572

Volume-Frekuensi

Oneway

Descriptives

volume saliva yang distimulasi

N Mean Std. Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for Mean

Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound

1-4 12 9,7417 3,34637 ,96601 7,6155 11,8679 5,56 16,66

5-8 8 7,5825 2,11925 ,74927 5,8108 9,3542 4,37 10,43

9-12 3 7,4300 2,92057 1,68619 ,1749 14,6851 5,50 10,79

Independent Samples Test

Levene's Test for

Equality of Variances t-test for Equality of Means

(42)

>16 5 4,4980 1,07667 ,48150 3,1611 5,8349 2,69 5,48

kontrol 10 10,1500 2,35816 ,74572 8,4631 11,8369 7,39 14,00

Total 40 8,3593 3,13397 ,49552 7,3570 9,3615 2,69 16,66

ANOVA

volume saliva yang distimulasi

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

volume saliva yang distimulasi LSD Lower Bound Upper Bound

(43)

13-16

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

Volume-durasi

Oneway

Descriptives

volume saliva yang distimulasi

N Mean Std. Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for Mean

Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound

0-4 17 8,8476 3,31687 ,80446 7,1423 10,5530 5,10 16,66

volume saliva yang distimulasi

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 119,933 4 29,983 3,988 ,009

(44)

volume saliva yang distimulasi

volume saliva yang distimulasi LSD Lower Bound Upper Bound

(45)

Multiple Comparisons

volume saliva yang distimulasi LSD Lower Bound Upper Bound

dimension2

(46)

Volume-lamanya berhenti

Oneway

Descriptives

volume saliva yang distimulasi

N Mean Std. Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for Mean

Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound

0-4 21 7,6457 3,14298 ,68585 6,2150 9,0764 2,69 16,66

5-9 9 8,0344 3,38610 1,12870 5,4317 10,6372 4,37 13,86

kontrol 10 10,1500 2,35816 ,74572 8,4631 11,8369 7,39 14,00

Total 40 8,3593 3,13397 ,49552 7,3570 9,3615 2,69 16,66

ANOVA

volume saliva yang distimulasi

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 43,709 2 21,855 2,383 ,106

Within Groups 339,340 37 9,171

(47)

Post Hoc Tests

Multiple Comparisons

volume saliva yang distimulasi LSD Lower Bound Upper Bound

dimension2

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

pH-pecandu-kontrol

T-Test

Group Statistics

Kelompok N Mean Std. Deviation Std. Error Mean pH saliva yang distimulasi Pecandu ganja 30 7,400 ,3107 ,0567

(48)

Independent Samples Test

Levene's Test for Equality

of Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df

pH saliva yang distimulasi

N Mean Std. Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for Mean

Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound

1-4 12 7,442 ,2746 ,0793 7,267 7,616 6,8 7,7

pH saliva yang distimulasi

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups ,299 5 ,060 ,646 ,666

Within Groups 3,149 34 ,093

(49)

Post Hoc Tests

Multiple Comparisons

pH saliva yang distimulasi LSD Lower Bound Upper Bound

(50)

dimension3

5-8 ,0675 ,1443 ,643 -,226 ,361

9-12 ,2967 ,2003 ,148 -,110 ,704

13-16 ,1800 ,2357 ,450 -,299 ,659

(51)

pH-durasi

Oneway

Descriptives

pH saliva yang distimulasi

N Mean Std. Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for Mean

Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound

0-4 17 7,353 ,2939 ,0713 7,202 7,504 6,8 7,7

5-7 4 7,625 ,1708 ,0854 7,353 7,897 7,4 7,8

8-10 4 7,500 ,1826 ,0913 7,209 7,791 7,3 7,7

>10 5 7,300 ,4743 ,2121 6,711 7,889 6,7 7,8

kontrol 10 7,530 ,2406 ,0761 7,358 7,702 7,1 7,8

Total 40 7,433 ,2973 ,0470 7,337 7,528 6,7 7,8

ANOVA

pH saliva yang distimulasi

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups ,457 4 ,114 1,337 ,276

Within Groups 2,991 35 ,085

(52)

Post Hoc Tests

Multiple Comparisons

pH saliva yang distimulasi LSD Lower Bound Upper Bound

(53)

pH-lamanya berhenti

Oneway

Descriptives

pH saliva yang distimulasi

N Mean Std. Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for Mean

Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound

0-4 21 7,390 ,3161 ,0690 7,247 7,534 6,8 7,8

5-9 9 7,422 ,3153 ,1051 7,180 7,665 6,7 7,8

kontrol 10 7,530 ,2406 ,0761 7,358 7,702 7,1 7,8

Total 40 7,433 ,2973 ,0470 7,337 7,528 6,7 7,8

ANOVA

pH saliva yang distimulasi

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups ,133 2 ,067 ,743 ,483

Within Groups 3,315 37 ,090

(54)

Post Hoc Tests

Multiple Comparisons

pH saliva yang distimulasi LSD Lower Bound Upper Bound

dimension2 kadar ion kalsium saliva yang

distimulasi

Pecandu ganja 30 ,99387 ,261284 ,047704

(55)

Ion kalsium-frekuensi

Oneway

Descriptives

kadar ion kalsium saliva yang distimulasi

N Mean Std. Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for Mean

Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound

1-4 12 ,97583 ,212280 ,061280 ,84096 1,11071 ,550 1,250

kadar ion kalsium saliva yang distimulasi

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 1,327 5 ,265 5,038 ,001

Within Groups 1,791 34 ,053

Independent Samples Test

Levene's Test for

Equality of Variances t-test for Equality of Means

(56)

kadar ion kalsium saliva yang distimulasi

kadar ion kalsium saliva yang distimulasi LSD Lower Bound Upper Bound

(57)

5-8 -,418750* ,130851 ,003 -,68467 -,15283

9-12 -,371333* ,167623 ,034 -,71198 -,03068

13-16 -,143000 ,192036 ,462 -,53326 ,24726

kontrol -,561000* ,125717 ,000 -,81649 -,30551 kontrol

dimension3

1-4 ,327167* ,098278 ,002 ,12744 ,52689

5-8 ,142250* ,108874 ,020 -,07901 ,36351

9-12 ,189667* ,151093 ,018 -,11739 ,49672

13-16 ,418000* ,177791 ,025 ,05669 ,77931

>16 ,561000* ,125717 ,000 ,30551 ,81649

(58)

Ion kalsium-durasi

Oneway

Descriptives

kadar ion kalsium saliva yang distimulasi

N Mean Std. Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for Mean

Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound

0-4 17 ,98867 ,197070 ,046450 ,89067 1,08667 ,550 1,250

5-7 4 ,92000 ,226053 ,130512 ,35845 1,48155 ,730 1,170

8-10 4 1,11250 ,105576 ,202788 ,46714 1,75786 ,890 1,720

>10 5 ,96200 ,401771 ,179677 ,46314 1,46086 ,520 1,600

KONTROL 10 1,30300 ,216490 ,068460 1,14813 1,45787 1,040 1,780

Total 40 1,07115 ,282768 ,044709 ,98072 1,16158 ,520 1,780

ANOVA

kadar ion kalsium saliva yang distimulasi

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups ,795 4 ,199 2,994 ,032

Within Groups 2,323 35 ,066

(59)

Post Hoc Tests

Multiple Comparisons

kadar ion kalsium saliva yang distimulasi LSD

(I) durasi mengonsumsi ganja (J) durasi mengonsumsi ganja Mean Difference

(I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval Lower Bound Upper Bound

dimension2

(60)

Oneway

Descriptives

kadar ion kalsium saliva yang distimulasi

N Mean Std. Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for Mean

Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound

0-4 21 ,95790 ,271157 ,059171 ,83448 1,08133 ,520 1,720

5-9 9 1,07778 ,228789 ,076263 ,90191 1,25364 ,860 1,600

kontrol 10 1,30300 ,216490 ,068460 1,14813 1,45787 1,040 1,780

Total 40 1,07115 ,282768 ,044709 ,98072 1,16158 ,520 1,780

ANOVA

kadar ion kalsium saliva yang distimulasi

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups ,807 2 ,404 6,462 ,004

Within Groups 2,311 37 ,062

(61)

Post Hoc Tests

Multiple Comparisons

kadar ion kalsium saliva yang distimulasi LSD

(I) lamanya berhenti mengonsumsi ganja

(J) lamanya berhenti mengonsumsi ganja

Mean Difference

(I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval Lower Bound Upper Bound

dimension2 0-4

dimension3

5-9 -,119873 ,099572 ,236 -,32163 ,08188

kontrol -,345095* ,096024 ,001 -,53966 -,15053 5-9

dimension3

0-4 ,119873 ,099572 ,236 -,08188 ,32163

kontrol -,225222 ,114832 ,057 -,45789 ,00745 kontrol

dimension3

0-4 ,345095* ,096024 ,001 ,15053 ,53966

5-9 ,225222* ,114832 ,047 -,00745 ,45789

(62)

1. Iversen, L. The science of marijuana. New York: Oxford University Press, 2000.

4-18, 29-71, 207-31.

2. National Institute on Drug Abuse. Marijuana abuse

3. Republik Indonesia. Undang-Undang No. 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika.

Lembaran Negara RI Tahun 2009, No. 143. Sekretariat Negara. Jakarta.

4. United Nations Office on Drugs and Crime. World Drug Report

5. Nurhidayat A, Amir N, Susami H, Brink W, Metzger D. Drug abuse and AIDS in

Indonesia: From Research to Drug Policy and Treatment. 2013. https://

www.jspn.or.jp/ journal/ symposium/ pdf/jspn108/ss429-432.pdf. (28 Juli 2013).

6. Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia. Data Tindak Pidana Narkoba

Provinsi Sumatera Utara Tahun 2007-2011. 2012. http:// bnn.go.id/

portal/_uploads/ post/2012/05/10/20120510170025-10251.pdf. (10 Maret 2014)

7. Cho CM, Hirsch R, Johnstone S. General and Oral health implications of cannabis

use. Aus Dent J 2005: 50 (2): 70-4.

8. Earleywine, Mitch. Understanding marijuana. London: Oxford University Press,

2002; 122-65.

9. Ashton, Heather. Pharmacology and effects of cannabis: a brief review. Br J

Psychiatry 2001; 178: 101-6.

10. Kevin J. Marijuana addiction. 2008. http:// files. choosehelp. com.s3. amazonaws.

com/content/54b4fbce27b23724a0c66cb25cdad12f_80e2ccc_file_marijuana_addict

ion.pdf. (28 Juli 2013).

11. Maloney, William. The significance of illicit drug use to dental practice. 2010.

(63)

12. Bonsor, Kevin. How marijuana works. 2001. http:// science. howstuffworks.com/

marijuana.htm. (20 Agustus 2013).

13. Maloney, William. Significance of cannabis use to dental practice. N Y State Dent J

2011: 36-9.

14. Crean RD, Crane NA, Mason BJ. An evidence-based review of acute and long-term

effects of cannabis use on executive cognitive functions. J Addict Med 2011; 5:

1-8.

15. Jose, Maji. Essentials of oral biology. New Delhi: CBS Publishers, 2010: 284-8.

16. Walsh LJ. Clinical aspects of salivary biology for the dental clinician. International

Dentistry South Africa 2008; 2 (3): 16-30.

17. Malikha NZ, Murdiastuti K, Lastianny SP. Efek radioterapi area kepala dan leher

terhadap kadar kalsium saliva. 2008. http:// isjd. pdii. lipi.go.id/ admin/ jurnal/

15208117120. pdf. (8 November 2013).

18. Al-Zahawi MS, Al-Refai SA. The relationship between calcium, magnesium and

inorganic phosphate of human mixed saliva and dental caries. 2007. http:// www

.iasj. net/ iasj?func= fulltext&aId=40585. (20 Agustus 2013).

19. Woyceichoski IEC, Costa CH, de Araujo CM, dkk. Salivary buffer capacity, pH,

and stimulated flow rate of crack cocaine users. J Investig Clin Dent 2013; 4:

160-3.

20. Ekstrom J, Khosravani N, Castagnola M, Messana I. Saliva and the control of its

secretion. J Physiol Pharmacol 2009; 62: 95–9.

21. Prestifilippo JP, Solari JF, Cal CDL, dkk. Inhibition of salivary secretion by

activation of cannabinoid receptors. Exp Biol Med 2006; (231): 1421-9

22. Wenche S, Borgnakke, George W, dkk. Dry mouth (xerostomia): diagnosis,

causes, complications and treatment. 2011. http:// www.deltadentalid.com/ docs/

files/ Dry_mouth_research_review_for_dental_professionals_2011_08[1]. pdf. (28

Juli 2013) .

23. Veitz-Keenan A, Ferraiolo D. Cannabis use and xerostomia

(64)

cannabis use increase the risk of caries in cigarette smokers. Schweiz Monatschr

Zahnmed. 2009; 119: 576-83.

25. Hurlbutt M, Novy B, Young D. Dental caries: a pH-mediated disease. Can Dent

Hyg J 2010; 25(1): 9-15.

26. Tortora GJ, Derrickson B, Principle of anatomy and physiology. Washington DC:

John Wiley and Sons Inc, 2006: 1046-8.

27. Dawes C. What is the critical pH and why does a tooth dissolve in acid. J Can Den

Assoc 2003; 69 (11): 722-4.

28. Khan GJ, Mehmood R, Salah-ud-din, Marwat FM, Ihtesham-ul-haq,

Jamil-ur-rehman. Secretion of calcium in the saliva of long term tobacco users. J Ayub Med

Col Abbottabad 2005; 17(4): 1-3.

29. Kopach O, Vats J, Netsyk O, Voitenko N, Irving A, Fedirko N. Cannabinoid

receptors in submandibular acinar cells: functional coupling between saliva flyid

and electrolytes secretion and Ca2+ signalling. J Cell Sc 2011; 125: 1884-95.

30. Obrochta JC, McClure E, Frese P. Oral implications of chemical dependency &

substance abuse for the dental professional. 20

31. Burkhat NW. Marijuana

32. Anonymous. 7 negara penyalur ganja terbanyak (salah satunya indonesia). http://

thelikers. blogspot.com /2012/06/7 - negara- penyalur- ganja-terbanyak -salah.html.

(30 Juli 2013).

33. Anonymous. Glass/Plastic Bongs

2013).

34. Gettman, Jon. Marijuana and the human brain. 1995. http:// www. marijuanalibrary.

org/ brain2.html. (20 Agustus 2013).

35. Veersteeg PA, Slot DE, van der Velden U, van der Weijden GA. Effect of cannabis

(65)

36. Ditmyer M, Demopoulos C, McClain M, Dounis G, Mobley C. The effect of

tobacco and marijuana use on dental health status in nevada adolescents: a trend

analysis. J Adolesc Health 2012; 52(2013): 641-8.

37. Thomson WM, Poulton R, Broadbent JM, dkk. Cannabis smoking and periodontal

disease among young adults, JAMA 2008; 299(5): 525-31.

38. Rawal SY, Tatakis DN, Tipton DA. Periodontal and oral manifestations of

marijuana use. J Tenn Dent Assoc 2011; 92 (2): 26-31.

39. The National Organization for the Reform of Marijuana Laws. Cannabis smoke and

cancer: assesing the risk. 2006. http:// norml.org/ pdf_files/ norml_ cannabis_

smoke_ cancer.pdf. (1 Agustus 2013).

40. Langlais RP, Miller CS. Atlas berwarna kelainan rongga mulut yang lazim. Alih

bahasa. Susetyo B. Jakarta: Hipokrates, 1994: 56.

41. Almeida PV, Gegio AMT, Machado MANM, De Lima AAS, Azevedo LR. Saliva

composition and functions: A comprehensive review. J Contemp Dent Pract 2008;

9: 1-8.

42. Sherwood L. Fisiologi manusia. Alih bahasa. Pendit BU. Jakarta: EGC, 1996:

196-209, 537-48.

43. Ravenel MC, Marlow NM,dkk. Methamphetamine abuse and oral health: a pilot

study of “meth mouth”. Quintessence Int 2012; 43 (3): 229-37.

44. Pacher P, Batkai S, Kunos G. The endocannabinoid system as an emerging target of

pharmacotherapy. Pharmacol Rev 2006; 58: 389–462.

45. Sastroasmoro S, Ismael S. Dasar-dasar metodologi penelitian klinis. Edisi 4.

Jakarta: Sagung Seto, 2011. 368-9.

46. Wiener RC, Wu B, Crout R, et al. Hyposalivation and xerostomia in dentate older

adults. J Am Dent Assoc 2010; 141(3): 279-84.

47. Dokumentasi Penelitan

48. Anonymous. Profil PSPP “INSYAF”. http://insyaf.depsos.go.id/ modules. php?

(66)

/index.php/ konten /detail /puslitdatin /artikel/10682/

(67)

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional analitik dengan rancangan

penelitian cross sectional.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di:

1. Panti Sosial Parmadi Putra (PSPP) Insyaf Medan

2. Laboratorium Penelitian Farmasi USU

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dimulai dari bulan Januari 2014 sampai Mei 2014 yang mencakup

pengumpulan sampel, penelitian, pengolahan data dan hasil penelitian.

3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi

Populasi penelitian ini adalah pecandu ganja yang sedang menjalani proses

rehabilitasi di PSPP Insyaf Medan tahun 2014.

3.3.2 Sampel

Sampel penelitian diperoleh dari populasi saliva mantan pecandu ganja yang

sedang menjalani proses rehabilitasi di PSPP Insyaf Medan. Penentuan sampel

dilakukan dengan menggunakan teknik sampling purposive sampling yaitu pemilihan

(68)

diinginkan dapat terpenuhi.

3.3.2.1 Besar sampel

Besar sampel pada penelitian ini adalah 40 orang yang terdiri dari 30 orang

mantan pecandu ganja yang sedang menjalani proses rehabilitasi di PSPP Insyaf dan 10

mahasiswa FKG USU tanpa riwayat mengonsumsi ganja sebagai kelompok kontrol.

Pertimbangan penentuan besar sampel minimum berdasarkan rumus: 45

n = {1,64 + 0,842 }2

(0,2)2

n = 36,35

Keterangan :

n = Jumlah sampel minimal

α = level of significant, penelitian ini menggunakan α = 10%, sehingga Zα = 1,64

β = power of test, penelitian ini menggunakan β = 20% , sehingga Zβ = 0,842 Po = proporsi awal penelitian, pada penelitian ini digunakan Po = 50%

= proporsi yang diinginkan dari penelitian, pada penelitian ini digunakan

= 70%

– Po = 20%

3.4 Kriteria Inklusi dan Ekslusi 3.4.1 Kriteria Inklusi

1. Laki-laki berusia 16-49 tahun

2. Konsumsi ganja terakhir kurang dari satu tahun sebelum penelitian

n = {Zα + Zβ }2

(69)

3. Sedang menjalani masa rehabilitasi di PSPP Insyaf Medan

4. Bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian

3.4.2 Kriteria Ekslusi

1. Memiliki masalah kesehatan (dalam masa medical outing)

2. Memiliki gangguan kesehatan mental

3.5 Variabel dan Definisi Operasional 3.5.1 Variabel

3.5.1.1 Variabel Bebas

Variabel bebas pada penelitian ini adalah mantan pecandu ganja

3.5.1.2 Variabel Tergantung

Variabel tergantung pada penelitian ini adalah saliva pecandu ganja, yaitu:

1. Volume saliva yang distimulasi

2. pH saliva yang distimulasi

3. Kadar ion kalsium saliva yang distimulasi

3.5.1.3 Variabel Terkendali

1. Laki-laki berusia 16-49 tahun

2. Konsumsi ganja terakhir kurang dari satu tahun sebelum penelitian

dilakukan

3. Dalam masa rehabilitasi

3.5.1.4 Variabel Tidak Terkendali

1. Keadaan rongga mulut

3.5.1.5Variabel Kontrol

1. Mahasiswa laki-laki FKG USU tanpa riwayat mengonsumsi ganja

(70)

Variabel Tergantung:

Saliva pecandu ganja:

1. Volume saliva yang distimulasi 2. pH saliva yang distimulasi 3. Kadar ion kalsium saliva yang

distimulasi Variabel Terkendali:

1. Laki-laki berusia 16 – 49 tahun 2. Konsumsi ganja terakhir kurang dari

satu tahun sebelum penelitian dilakukan 3. Dalam masa rehabilitasi

Variabel Bebas:

Mantan Pecandu ganja

Variabel Tidak Terkendali:

1. Keadaan rongga mulut

Variabel Kontrol:

1. Mahasiswa laki-laki FKG USU tanpa riwayat mengonsumsi ganja 2. Usia 20 – 24 tahun

3.5.2 Definisi Operasional

Ganja adalah salah satu jenis narkotika yang terdiri dari daun, tangkai, biji dan bunga dari tumbuhan Cannabis sativa yang telah dikeringkan dan berwarna abu-abu

kehijauan.

Mantan Pecandu ganja adalah orang yang memiliki riwayat menggunakan atau menyalahgunakan ganja dan pernah mengalami ketergantungan pada ganja, baik

secara fisik maupun psikis.

Durasi mengonsumsi ganja adalah kondisi yang menunjukkan lamanya pecandu ganja telah mengonsumsi ganja dumulai dari waktu pertama kali mengonsumsi

ganja hingga berhenti mengonsumsi ganja.

Frekuensi mengonsumsi ganja adalah kondisi yang menunjukkan berapa kali pecandu ganja mengonsumsi ganja dalam satu minggu.

Lamanya berhenti mengonsumsi ganja adalah kondisi yang menunjukkan lamanya pecandu ganja berhenti mengonsumsi ganja dimulai dari hari terakhir

(71)

Pusat Rehabilitasi adalah tempat yang didalamnya terdapat suatu proses kegiatan pemulihan secara terpadu baik fisik, mental maupun sosial agar bekas pecandu

narkotika dapat kembali melaksanakan fungsi sosial dalam kehidupan masyarakat.

Gangguan kesehatan mental adalah ketidakmampuan individu dalam berpikir, merasa dan bertindak ketika dihadapkan dengan stres, hubungan dengan orang lain dan

pengambilan keputusan.

Teknik pengumpulan saliva yang distimulasi merupakan cara untuk mengumpulkan saliva utuh distimulasi menggunakan ortho wax dengan metode spitting

dimana subjek membiarkan saliva tergenang dalam mulutnya tanpa ditelan dan subjek harus meludahkan saliva yang terkumpul didalam mulut secara berkala ke dalam tabung selama lima menit.

Waktu pengumpulan saliva yang distimulasi adalah waktu dilakukannya pengumpulan sampel saliva yaitu pada pagi hari, dua jam setelah subjek mendapatkan sarapan pagi.

Volume saliva yang distimulasi adalah jumlah saliva yang dihasilkan dengan rangsangan mekanis yaitu menggunakan ortho wax dan diketahui dengan cara menampung saliva dalam pot saliva kemudian ditimbang dengan timbangan digital dalam satuan ml/5 menit.

pH saliva yang distimulasi adalah nilai derajat keasaman saliva yang diukur menggunakan pH meter.

Kadar ion kalsium saliva yang distimulasi adalah jumlah kadar ion kalsium yang terdapat pada saliva dan didapatkan dengan menggunakan alat Spektrofotometer Serapan Atom dengan panjang gelombang 422,7 nm dalam satuan mmol/l.

3.6 Alat dan Bahan Penelitian 3.6.1 Alat Penelitian

Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Spektrofotometer Serapan Atom (SSA)

2. Timbangan digital

(72)

5. pH meter

6. Termos tempat sampel

7. Labu ukur 10 ml dan 25 ml

8. Corong

9. Kertas saring

10. Spuit 5 cc

11. Beaker glass 250 ml dan 500 ml

12. Pipet tetes

3.6.2 Bahan Penelitian

Bahan penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah :

1. Sampel saliva

2. Ortho wax

3. Dry ice

4. Larutan aquabidest

5. Larutan baku kalsium

3.7 Pelaksanaan Penelitian 3.7.1 Pengisian Kuesioner

(73)

3.7.2 Pengumpulan Saliva Yang Distimulasi

Pengumpulan saliva dilakukan pada pagi hari, dua jam setelah sarapan pagi.

Subjek diminta untuk tidak mengonsumsi apapun selain air putih selama dua jam

sebelum pengambilan saliva. Subjek diminta untuk mengunyah ortho wax dan

mengumpulkan saliva dengan metode spitting selama lima menit secara berkala di

dalam pot saliva yang kemudian diberi label.

Gambar 10. Pengumpulan saliva yang distimulasi.47

3.7.3 Persiapan Sampel Saliva Yang Distimulasi

Pot saliva yang dukumpulkan kedua yang yang berisi minimal 1 ml saliva yang

telah dikumpulkan dan diberi label harus ditutup dengan rapat kemudian disusun di

dalam termos yang berisi dry ice dan dibawa ke Laboratorium Penelitian Farmasi USU

untuk melakukan pengukuran volume, pH, dan kadar ion kalsium dalam saliva

terstimulasi.

3.7.4 Pengukuran Volume Saliva Yang Distimulasi

(74)

jenis untuk saliva adalah 1,0 maka 1 gr saliva sama dengan 1 ml saliva.46

Gambar 11. Pengukuran volume saliva yang distimulasi.47

3.7.5 Pengukuran pH Saliva Yang Distimulasi

Pengukuran pH saliva dilakukan dengan cara mencelupkan pH meter yang telah

dikalibrasi sebelumnya ke dalam pot saliva kemudian catat hasil pH saliva yang

ditunjukkan pada alat.

Gambar 12. Pengukuran pH saliva yang distimulasi. 47

3.7.6 Pengukuran Kadar Ion Kalsium Saliva Yang Distimulasi 3.7.6.1 Penentuan Linearitas Kurva Kalibrasi Larutan Baku Kalsium

Mengambil 1 ml larutan baku kalsium (1000 μg/ml) dengan menggunakan pipet

(75)

hingga garis tanda. Larutan tersebut (10 μg/ml) dipipet masing-masing 0,5 ml, 2,5 ml, 5 ml, 10 ml, 15 ml dan dimasukkan kedalam labu takar 50 ml kemudian lakukan

pengenceran dengan larutan aquabidest sampai garis tanda sehingga diperoleh larutan

berkonsentrasi 0,1; 0,5; 1; 2; 3 μg/ml. Lakukan pengukuran larutan tersebut dengan

SSA pada panjang gelombang absorbansi maksimum 422,7 nm dan dibuat kurva

kalibrasi untuk larutan standar kalsium.

3.7.6.2 Pengukuran Kadar Ion Kalsium Sampel

Sampel saliva sebanyak 1 ml dimasukkan ke dalam labu takar 25 ml dengan

menggunakan spuit. Larutan sampel saliva diencerkan dengan aquabidest sampai garis

tanda dan dihomogenkan. Larutan sampel disaring dengan kertas saring ke dalam labu

takar 10 ml dan dihomogenkan kembali. Lakukan pengukuran kadar kalsium pada

larutan sampel dengan menggunakan SSA pada panjang gelombang absorbansi

maksimum 422,7 nm.

Perhitungan kadar ion kalsium pada penelitian ini menggunakan rumus

molaritas agar didapatkan hasil dalam satuan mmol/l, yaitu:

Dengan keterangan, sebagai berikut:

1. M yaitu nilai molaritas dengan satuan mmol/l

2. c yaitu konsentrasi kalsium dengan satuan ppm

3. v yaitu volume pengenceran dengan satuan ml

4. ml yaitu volume saliva yang dipipetkan dengan satuan ml

(76)

Gambar 13. Pengukuran Kadar Ion Kalsium Sampel.47 Pemipetan 1 ml saliva

ke labu ukur 25 ml

Pengenceran sampel saliva

Larutan dihomogenkan

Larutan disaring

(77)

3.8 Pengolahan dan Analisis Data

Data yang telah diperoleh diolah dengan menggunakan sistem komputerisasi

yang meliputi gambaran statistik volume saliva, nilai pH saliva dan kadar ion kalsium

dalam saliva yang distimulasi berdasarkan frekuensi, durasi dan lamanya berhenti

mengonsumsi ganja. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji T tidak

berpasangan untuk mengetahui hubungan antara konsumsi ganja dengan volume, pH

dan kadar ion kalsium saliva yang distimulasi antara kelompok mantan pecandu ganja

dengan kelompok tanpa riwayat mengonsumsi ganja (kontrol) dan uji Oneway Anova

untuk mengetahui hubungan frekuensi, durasi dan lamanya berhenti mengonsumsi ganja

dengan volume, pH dan kadar ion kalsium saliva yang distimulasi antara kelompok

mantan mantan pecandu ganja dengan kelompok tanpa riwayat mengonsumsi ganja

(78)

Pengumpulan saliva yang distimulasi dengan metode

spitting dalam pot saliva

Pemeriksaan saliva

Volume saliva yang distimulasi

Kadar ion kalsium saliva yang distimulasi pH saliva yang

distimulasi Menggunakan pH

meter

Pengukuran kadar ion kalsium

menggunakan Spektrofotometer

saliva dalam wadah dimasukkan ke dalam termos

berisi dry ice

Mantan Pecandu ganja laki-laki berusia 16-49 tahun

(79)

BAB 4

HASIL PENELITIAN

Penelitian ini telah dilakukan pada mantan pecandu ganja yang sedang

menjalani masa rehabilitasi di Panti Rehabilitasi PSPP Insyaf Medan dengan jumlah

sampel 40 orang yang terdiri dari 30 orang mantan pecandu ganja laki-laki yang berusia

16-49 tahun, konsumsi ganja terakhir kurang dari satu tahun sebelum penelitian

dilakukan dan 10 orang mahasiswa laki-laki FKG USU berusia 20-24 tahun yang tidak

pernah mengonsumsi ganja sebagai kelompok kontrol. Penelitian ini dilaksanakan pada

Januari sampai Februari 2014.

4.1 Karakteristik Umum Subjek Yang Diteliti

Berdasarkan penelitian yang dilakukan maka didapatkan beberapa karakteristik

umum subjek yang diteliti (tabel 1).

Tabel 1. Persentase Distribusi Frekuensi Karakteristik Umum Subjek Yang Diteliti

Karakteristik Kelompok Dengan

Frekuensi Terbanyak

Kelompok Dengan

Frekuensi Tersedikit

Jenis Kelamin Laki-laki

(100%)

Pendidikan terakhir SMA

(66,7%)

Sarjana

(80)

Frekuensi Terbanyak Frekuensi Tersedikit

Cara mengonsumsi ganja Dihisap seperti rokok

(93,3%)

Berkumur atau minum air

putih

(36,7%)

Menyikat gigi

(3,3%)

Jenis minuman yang sering

dikonsumsi saat direhabilitasi

Banyaknya air putih yang

dikonsumsi (gelas/hari) saat

Waktu menyikat gigi saat

direhabilitasi

Pagi dan sore

(56,7%)

Pagi

(3,3%)

Berdasarkan tabel 1 maka dapat dideskripsikan beberapa karakteristik umum

sebagai berikut. Jenis kelamin pada penelitian ini adalah laki-laki 100%. Umur subjek

dengan frekuensi paling banyak adalah pada kelompok umur 20-24 tahun (27,5%) dan

umur subjek dengan frekuensi paling sedikit adalah pada kelompok 25-29 tahun dan

lebih dari 30 tahun (15%) dengan usia paling muda yaitu 16 tahun, usia yang paling tua

yaitu 49 tahun, dengan rata-rata usia 24 tahun. Sementara itu, tingkat pendidikan

terakhir yang paling umum adalah SMA (66,7%) dan yang paling jarang adalah jenjang

(81)

Subjek yang diteliti mengonsumsi ganja paling sering dengan cara dihisap

seperti rokok (93,3%) dan yang jarang dengan cara dihisap melalui bong (6,7%).

Sebelum menjalankan masa rehabilitasi, diketahui 90% subjek merasakan mulut kering

setelah mengonsumsi ganja. Karena itu, banyak subjek yang melaksanan beberapa

aktivitas untuk menetralkan perasaan mulut kering setelah mengonsumsi ganja.

Aktivitas yang paling sering dilakukan adalah berkumur atau minum air putih

sebanyak 11 orang (36,7%) dan minum alkohol sebanyak 11 orang (36,7%), sedangkan

yang paling sedikit adalah menyikat gigi sebanyak 1 orang (3,3%).

Pada saat menjalani masa rehabilitasi, jenis minuman yang paling sering

dikonsumsi subjek yang diteliti adalah air putih atau air mineral yaitu sebanyak 26

orang (83,3%) dan yang paling jarang dikonsumsi adalah minuman manis seperti teh,

kopi, ataupun jus yaitu sebanyak 4 orang (3,3%). Karena rata-rata jenis minuman yang

dikonsumsi subjek saat menjalani masa rehabilitasi adalah air putih atau air mineral

maka ditanyakan banyaknya air putih yang dikonsumsi subjek. Banyaknya air putih

yang dikonsumsi subjek paling sering adalah 6 gelas/hari yaitu 9 orang (30%) dan yang

paling jarang adalah 1 gelas/hari yaitu 1 orang (3,3%), 2 gelas/hari yaitu 1 orang (3,3%)

14 gelas/hari yaitu 1 orang (3,3%), dan rata-rata banyaknya air putih yang dikonsumsi

yaitu 6 gelas/hari. Saat menjalani masa rehabilitasi, frekuensi menyikat gigi yang paling

banyak dilakukan subjek yang diteliti adalah sebanyak 2 kali/hari sebanyak 18 orang

(60%) dan yang paling sedikit adalah sebanyak 1 kali/hari sebanyak 1 orang (10%).

Sedangkan, waktu menyikat gigi yang paling sering dilakukan subjek penelitian adalah

pada pagi dan sore hari (56,7%) dan yang paling jarang adalah pada pagi dan malam

(82)

Saliva Yang Distimulasi

Tabel 2. Hubungan Mengonsumsi Ganja Dengan Volume, pH dan Kadar Ion Kalsium

Saliva Yang Distimulasi Antara Kelompok Mantan Pecandu Ganja dan

Kelompok Kontrol

Uji T tidak berpasangan, signifikan p<0,05

Hasil penelitian ini menunjukkan hubungan mengonsumsi ganja dengan volume,

pH dan kadar ion kalsium saliva yang distimulasi antara kelompok mantan pecandu

ganja dan kelompok kontrol (tabel 2). Kelompok tanpa riwayat mengonsumsi ganja

(kontrol) memiliki volume saliva (stimulasi) lebih tinggi yaitu 10,1500 ml/5 menit

dengan standar deviasi (SD) 2,35816 dibandingkan dengan kelompok mantan pecandu

ganja yaitu 7,7623 ml/5 menit dengan standar deviasi (SD) 3,16361. Berdasarkan hasil

uji T tidak berpasangan didapatkan bahwa ada perbedaan yang signifikan (p<0,05)

antara volume saliva (stimulasi) pada kelompok mantan pecandu ganja dengan

kelompok kontrol. Ini berarti hipotesis penelitian diterima, artinya ada hubungan antara

mengonsumsi ganja dengan penurunan volume saliva yang distimulasi.

Kelompok tanpa riwayat mengonsumsi ganja (kontrol) memiliki pH saliva

(83)

pecandu ganja yaitu 7,400 dengan standar deviasi (SD) 0,3107. Berdasarkan hasil uji T

tidak berpasangan didapatkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan (p>0,05)

antara pH saliva (stimulasi) pada kelompok mantan pecandu ganja dengan kelompok

kontrol. Ini berarti hipotesis penelitian ditolak, artinya tidak ada hubungan antara

mengonsumsi ganja dengan penurunan pH saliva yang distimulasi dan pada mantan

pecandu ganja sudah tidak terjadi penurunan pH saliva (stimulasi).

Kelompok tanpa riwayat mengonsumsi ganja (kontrol) memiliki kadar ion

kalsium saliva (stimulasi) lebih tinggi yaitu 1,30300 mmol/l dengan standar deviasi

(SD) 0,216490 dibandingkan dengan kelompok mantan pecandu ganja yaitu 0,99387

mmol/l dengan standar deviasi (SD) 0,261284. Berdasarkan hasil uji T tidak

berpasangan didapatkan bahwa ada perbedaan yang signifikan (p<0,05) antara kadar ion

kalsium saliva (stimulasi) pada kelompok mantan pecandu ganja dengan kelompok

kontrol. Ini berarti hipotesis penelitian diterima, artinya ada hubungan antara

(84)

Kalsium Saliva Yang Distimulasi

Tabel 3. Hubungan Frekuensi Mengonsumsi Ganja Dengan Volume, pH dan Kadar Ion

Kalsium Yang Distimulasi

Uji Oneway Anova, signifikan p<0,05

Hasil yang diperoleh (tabel 3) menunjukkan terjadi penurunan volume saliva

(stimulasi) pada kelompok mantan pecandu ganja apabila dibandingkan dengan

kelompok tanpa riwayat mengonsumsi ganja (kontrol), semakin sering seseorang

mengonsumsi ganja maka semakin rendah pula volume saliva (stimulasi). Kelompok

mantan pecandu ganja yang memiliki riwayat mengonsumsi ganja 1-4 kali per minggu

menunjukkan tidak adanya perbedaan yang signifikan (p>0,05) pada volume saliva

(85)

(kontrol). Sedangkan kelompok mantan pecandu ganja yang memiliki riwayat

mengonsumsi ganja 5–8 kali per minggu, 9–12 kali per minggu, 13–16 kali per minggu

dan lebih dari 16 kali per minggu menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan

(p<0,05) pada volume saliva (stimulasi) apabila dibandingkan dengan kelompok tanpa

riwayat mengonsumsi ganja (kontrol). Ini berarti terjadi penurunan volume saliva

(stimulasi) yang signifikan pada mantan pecandu ganja dengan riwayat mengonsumsi

ganja lebih dari 5 kali per minggu dan semakin sering seseorang mengonsumsi ganja

semakin memiliki perbedaan volume saliva (stimulasi) dengan kelompok tanpa riwayat

mengonsumsi ganja (kontrol). Ini berarti hipotesis penelitian diterima, artinya rerata

volume saliva yang distimulasi pada mantan pecandu ganja dipengaruhi oleh frekuensi

mengonsumsi ganja.

Hasil yang diperoleh dari uji Oneway Anova (tabel 3) menunjukkan tidak adanya

perbedaan yang signifikan (p>0,05) antara kelompok mantan pecandu ganja yang

mengonsumsi ganja sebanyak 1-4 kali per minggu, 5-8 kali per minggu, 9-12 kali per

minggu, 13-16 kali per minggu, dan lebih dari 16 kali per minggu dengan pH saliva

(stimulasi) bila dibandingkan dengan kelompok tanpa riwayat mengonsumsi ganja

(kontrol). Ini berarti hipotesis penelitian ditolak, artinya rerata pH saliva yang

distimulasi pada mantan pecandu ganja tidak dipengaruhi oleh frekuensi mengonsumsi

ganja.

Hasil yang diperoleh (tabel 3) menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan

(p<0,05) antara kelompok mantan pecandu ganja yang mengonsumsi ganja sebanyak

1-4 kali per minggu, 5-8 kali per minggu, 9-12 kali per minggu, 13-16 kali per minggu

dan lebih dari 16 kali per minggu dengan kadar ion kalsium saliva (stimulasi) bila

dibandingkan dengan kelompok kelompok tanpa riwayat mengonsumsi ganja (kontrol).

Ini berarti terjadi penurunan kadar ion kalsium saliva (stimulasi) yang signifikan pada

mantan pecandu ganja. Ini berarti hipotesis penelitian diterima, artinya rerata kadar ion

kalsium saliva yang distimulasi pada mantan pecandu ganja dipengaruhi oleh frekuensi

(86)

Kalsium Saliva Yang Distimulasi

Tabel 4. Hubungan Durasi Mengonsumsi Ganja Dengan Volume, pH dan Kadar Ion

Kalsium Saliva Yang Distimulasi

Uji Oneway Anova, signifikan p<0,05

Hasil yang diperoleh (tabel 4) menunjukkan terjadi penurunan volume saliva

(stimulasi) pada kelompok mantan pecandu ganja apabila dibandingkan dengan

kelompok tanpa riwayat mengonsumsi ganja (kontrol), dimana terdapat penurunan

berkala pada volume saliva (stimulasi) berdasarkan durasi mengonsumsi ganja.

Kelompok mantan pecandu ganja yang memiliki riwayat mengonsumsi ganja selama

0-4 tahun dan 5-7 tahun menunjukkan tidak adanya perbedaan yang signifikan (p>0,05)

(87)

pada volume saliva (stimulasi) apabila dibandingkan dengan kelompok tanpa riwayat

mengonsumsi ganja (kontrol). Kelompok mantan pecandu ganja yang memiliki riwayat

mengonsumsi ganja selama 8-10 tahun dan lebih dari 10 tahun menunjukkan adanya

perbedaan yang signifikan pada volume saliva (stimulasi) apabila dibandingkan dengan

kelompok tanpa riwayat mengonsumsi ganja (kontrol) Ini berarti terjadi penurunan

volume saliva (stimulasi) yang signifikan pada mantan pecandu ganja dengan riwayat

mengonsumsi ganja selama lebih dari 8 tahun dan semakin lama seseorang

mengonsumsi ganja semakin memiliki perbedaan volume saliva (stimulasi) dengan

kelompok tanpa riwayat mengonsumsi ganja (kontrol). Ini berarti hipotesis penelitian

diterima, artinya rerata volume saliva yang distimulasi pada mantan pecandu ganja

dipengaruhi oleh durasi mengonsumsi ganja.

Hasil yang diperoleh dari uji Oneway Anova (tabel 4) menunjukkan tidak adanya

perbedaan yang signifikan (p>0,05) antara kelompok mantan pecandu ganja yang

mengonsumsi ganja selama 0-4 tahun, 5-8 tahun, 8-10 tahun dan lebih dari 10 tahun

dengan pH saliva (stimulasi) bila dibandingkan dengan kelompok tanpa riwayat

mengonsumsi ganja (kontrol). Ini berarti hipotesis penelitian ditolak, artinya rerata pH

saliva yang distimulasi pada mantan pecandu ganja tidak dipengaruhi oleh durasi

mengonsumsi ganja.

Hasil yang diperoleh (tabel 4) menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan

(p<0,05) antara kelompok mantan pecandu ganja yang mengonsumsi ganja selama 0-4

tahun, 5-8 tahun, 8-10 tahun dan lebih dari 10 tahun dengan kadar ion kalsium saliva

(stimulasi) bila dibandingkan dengan kelompok kelompok tanpa riwayat mengonsumsi

ganja (kontrol). Ini berarti hipotesis penelitian diterima, artinya rerata kadar ion kalsium

saliva yang distimulasi pada mantan pecandu ganja dipengaruhi oleh durasi

(88)

Kadar Ion Kalsium Saliva Yang Distimulasi

Tabel 5. Hubungan Lamanya Berhenti Mengonsumsi Ganja Dengan Volume, pH dan

Kadar Ion Kalsium Saliva Yang Distimulasi

Uji Oneway Anova, signifikan p<0,05

Hasil uji Oneway Anova (tabel 5) mengenai volume saliva (stimulasi) antara

kelompok mantan pecandu ganja dengan kelompok tanpa riwayat mengonsumsi ganja

(kontrol) berdasarkan lamanya berhenti mengonsumsi ganja. Hasil yang diperoleh (tabel

5) menunjukkan terjadi penurunan volume saliva (stimulasi) pada kelompok mantan

pecandu ganja apabila dibandingkan dengan kelompok tanpa riwayat mengonsumsi

ganja (kontrol. Kelompok mantan pecandu ganja yang telah berhenti mengonsumsi

ganja selama 5-9 bulan menunjukkan tidak adanya yang signifikan perbedaan (p>0,05)

pada volume saliva (stimulasi) apabila dibandingkan dengan kelompok tanpa riwayat

mengonsumsi ganja (kontrol) dengan nilai p yaitu 0,137. Kelompok mantan pecandu

ganja yang telah berhenti mengonsumsi ganja selama 0-4 bulan menunjukkan adanya

perbedaan yang signifikan (p<0,05) pada volume saliva (stimulasi) apabila

dibandingkan dengan kelompok tanpa riwayat mengonsumsi ganja (kontrol) dengan

(89)

nilai p yaitu 0,038. Ini berarti hipotesis penelitian diterima, artinya rerata volume saliva

yang distimulasi pada mantan pecandu ganja dipengaruhi oleh lamanya berhenti

mengonsumsi ganja. Hal ini menunjukkan semakin lama seseorang berhenti

mengonsumsi ganja maka efek yang menyebabkan penurunan volume saliva (stimulasi)

akan semakin berkurang.

Hasil uji Oneway Anova (tabel 5) mengenai pH saliva (stimulasi) antara

kelompok mantan pecandu ganja dengan kelompok kontrol berdasarkan lamanya

berhenti mengonsumsi ganja. Hasil yang diperoleh dari uji ini menunjukkan tidak

adanya perbedaan yang signifikan (p>0,05) antara kelompok manatan pecandu ganja

yang telah berhenti mengonsumsi ganja selama 0-4 bulan dan 5-9 bulan dengan pH

saliva (stimulasi) bila dibandingkan dengan kelompok tanpa riwayat mengonsumsi

ganja (kontrol) dengan nilai p yaitu 0,233; 0,438. Ini berarti hipotesis penelitian ditolak,

artinya rerata pH saliva yang distimulasi pada mantan pecandu ganja tidak dipengaruhi

oleh lamanya berhenti mengonsumsi ganja.

Hasil uji Oneway Anova (tabel 5) mengenai kadar ion kalsium saliva (stimulasi)

antara kelompok mantan pecandu ganja dengan kelompok tanpa riwayat mengonsumsi

ganja (kontrol) berdasarkan lamanya berhenti mengonsumsi ganja. Hasil yang diperoleh

dari uji ini menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan (p<0,05) antara kelompok

mantan pecandu ganja yang telah berhenti mengonsumsi ganja selama 0-4 bulan dan 5-9

bulan dengan kadar ion kalsium saliva (stimulasi) bila dibandingkan dengan kelompok

kelompok tanpa riwayat mengonsumsi ganja (kontrol) dengan nilai p yaitu 0,001;

0,047. Ini berarti hipotesis penelitian diterima, artinya rerata kadar ion kalsium saliva

yang distimulasi pada mantan pecandu ganja dipengaruhi oleh lamanya berhenti

(90)

PEMBAHASAN

Penelitian ini dilakukan pada 40 orang yang terdiri dari 30 orang pecandu ganja

dan 10 orang yang tidak pernah mengonsumsi ganja sebagai kelompok kontrol. Setiap

subjek yang diteliti diberikan pertanyaan sesuai dengan isi kuesioner terlebih dahulu

dan subjek harus memenuhi beberapa kriteria inklusi, yaitu laki-laki berusia 16 – 49

tahun, konsumsi ganja terakhir kurang dari satu tahun sebelum penelitian dilakukan,

sedang menjalani masa rehabilitasi di PSPP Insyaf Medan dan bersedia untuk

berpartisipasi dalam penelitian. Kelompok kontrol pada penelitian ini merupakan

mahasiswa laki-laki FKG USU berusia 20-24 tahun tanpa riwayat mengonsumsi ganja.

Berdasarkan data dari Badan Narkotika Nasional (BNN) jumlah pecandu ganja

di Indonesia pada tahun 2007 mencapai 9000 orang dan untuk kawasan Sumatera

Utara, penyalahgunaan ganja mencapai 846 kasus pada tahun 2011.5-6 Penyalahgunaan ganja dapat mengakibatkan masalah kesehatan, baik sistemik maupun lokal pada rongga mulut. Menurut Cho CM, dkk, (2005) pada pecandu ganja sering terjadi masalah kesehatan gigi dan mulut seperti penyakit periodontal, karies, candidiasis serta

perubahan pada epitel rongga mulut.7 Hal ini dapat terjadi karena ganja dapat meyebabkan perubahan pada sekresi saliva, dimana saliva merupakan cairan yang disekresikan oleh kelenjar saliva baik mayor maupun minor yang tersebar di rongga

mulut dan memegang peranan penting dalam rongga mulut.15,22 Fungsi saliva,

diantaranya sebagai lubrikan bagi jaringan rongga mulut, membantu proses pencernaan

melaui enzim amilase dan lipase, menyediakan imunologi, menjaga keseimbangan pH

rongga mulut, serta tempat bagi ion kalsium yang membantu proses remineralisasi.

Kondisi saliva yang tidak baik dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan gigi

dan mulut.15-19 Kondisi saliva yang dapat diteliti diantaranya melalui volume, pH dan

kadar ion kalsium. Berdasarkan hal di atas, penelitian ini dilakukan dengan tujuan

(91)

dalam saliva terstimulasi mantan pecandu ganja di pusat rehabilitasi Insyaf Medan

tahun 2014 dan pengaruh frekuensi, durasi dan lamanya berhenti mengonsumsi ganja,

terhadap rerata volume, pH dan kadar ion kalsium saliva yang distimulasi.

Pengumpulan volume saliva dilakukan dengan metode distimulasi karena metode ini

lebih sering digunakan disebabkan oleh prosedurnya yang cukup mudah dilakukan dan

umumnya dilakukan pada pasien dengan keluhan mulut kering. Seperti penelitian

Ravenel MC., dkk (2012) di Amerika dilakukan pengumpulan saliva distimulasi pada

subjek pecandu metamfetamin.16,42 Jenis penelitian yang digunakan adalah

observasional analitik dengan rancangan penelitian cross sectional. Dilakukan uji T

tidak berpasangan untuk mengetahui hubungan antara konsumsi ganja dengan volume,

pH dan kadar ion kalsium saliva yang distimulasi antara kelompok mantan pecandu

ganja dengan kelompok tanpa riwayat mengonsumsi ganja (kontrol) dan uji Oneway

Anova untuk mendapatkan hubungan frekuensi, durasi dan lamanya berhenti

mengonsumsi ganja dengan volume saliva yang distimulasi, pH saliva yang distimulasi

dan kadar ion kalsium saliva yang distimulasi antara kelompok mantan pecandu ganja

dengan kelompok tanpa riwayat mengonsumsi ganja (kontrol). Dimana untuk semua uji

statistik yang dilakukan, tingkat signifikan yang diinginkan adalah p<0,05.

5.1 Karakteristik Umum Subjek Yang Diteliti

Subjek yang diteliti merupakan para pecandu ganja yang sedang menjalani masa

rehabilitasi di PSPP Insyaf Medan. PSPP Insyaf Medan merupakan salah satu Unit

Pelaksana Teknis (UPT) dari Direktorat Jenderal Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial RI

berdasarkan KEPMENSOS RI No. 59/HUK/2003, mempunyai tugas melaksanakan

pelayanan dan rehabilitasi sosial bagi korban penyalahgunaan NAPZA laki-laki yang

datang berdasarkan laporan masyarakat ataupun dari pihak Kepolisian. Rehabilitasi

meliputi bimbingan mental, sosial, fisik dan pelatihan keterampilan praktis agar mereka

mampu berperan aktif dalam kehidupan bermasyarakat, rujukan regional, pengkajian

dan penyiapan standar pelayanan, pemberian informasi serta koordinasi dan kerjasama

dengan instansi terkait sesuai dengan peraturan perundag-undangan yang berlaku. Di

(92)

penyalahgunaan narkotika tidak lagi diperbolehkan untuk mengonsumsi narkotika.

Proses rehabilitasi sosial mencakup enam tahapan, yaitu pendekatan awasl,

penerimaan, assessment, bimbingan sosial, resosialisasi, serta rujukan dan bimbingan

lanjut.48

Berdasarkan hasil penelitian (tabel 1) maka dapat dilihat beberapa karakteristik

umum mantan pecandu ganja, seperti umur, pendidikan terakhir, cara mengonsumsi

ganja, keluhan mulut kering setelah konsumsi ganja aktivitas setelah mengonsumsi

ganja, jenis minuman yang sering dikonsumsi, banyaknya air putih yang dikonsumsi,

frekuensi menyikat gigi dan waktu menyikat gigi.

Jenis kelamin mantan pecandu ganja pada penelitian ini seluruhnya adalah

laki-laki, hal ini sesuai dengan data menurut UNODC bahwa prevalensi mantan pecandu

ganja laki-laki lebih banyak dari perempuan dan berdasarkan survey BNN bahwa lebih

banyak laki-laki yang menjalankan rehabilitasi dibandingkan perempuan.4 Umur

mantan pecandu ganja dengan frekuensi terbanyak adalah kelompok umur 20-24 tahun

(27,5%) dan umur subjek dengan frekuensi paling sedikit adalah pada kelompok 25-29

tahun dan diatas 30 tahun (15%) dengan usia paling muda yaitu 16 tahun, usia yang

paling tua yaitu 49 tahun dan rata-rata usia 24 tahun. Hasil pada penelitian ini berada

pada rentang umur dari penelitian sebelumnya yaitu mantan pecandu ganja paling

banyak terdapat pada kelompok umur 18-32 tahun dan menurut UNODC umur rentan

mengonsumsi narkotika adalah pada umur 16-64 tahun. Dimana umur termuda pada

penelitian ini adalah 16 tahun sesuai dengan data UNODC tersebut.4,37 Umur 20-24

tahun termasuk kedalam kelompok umur remaja akhir, dimana masa tersebut

merupakan masa transisi antara masa anak-anak dengan masa dewasa. Dalam masa ini

mereka dihadapkan dengan berbagai perubahan yang berlangsung serba cepat dan

tantangan dari lingkungan yang serba cepat pula. Mereka harus menyelesaikan

tugas-tugas perkembangannya sebagai persiapan menuju kedewasaan. Kadang-kadang proses

perkembangan sebelumya telah ditandai dengan berbagai hambatan dan kegagalan

Gambar

Gambar 10. Pengumpulan saliva yang distimulasi.47
Gambar 11. Pengukuran volume saliva yang distimulasi.47
Gambar 13. Pengukuran Kadar Ion Kalsium Sampel.47
Tabel 1. Persentase Distribusi Frekuensi Karakteristik Umum Subjek Yang Diteliti
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

formulasi langkah demi langkah kategori induktif dari materi, dg mempertimbangkan defenisi kategori &amp;tingkat abstraksi.mengurutkan kategori lama atau formulasi kategori

mengubah model rambut, baju, mobil dan mengatakan sebagai petugas kesehatan untuk survai kesehatan sosial.. Dia mendapatkan penghargaan dari hasil riset tersebut dan disisi

DOMAIN/KATA KERJA RANAH KOGNITIF (TAKSONOMI

bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 49 sampai dengan Pasal 53 Peraturan Bupati Bandung Barat Nomor 13 Tahun 2015 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa,

Capaian Pembelajaran (Komp Mata Kuliah) : Setelah mengikuti kuliah mahasiswa diharapkan mampu memahami tentang ruang lingkup studi geomorfologi; pembentukan permukaan

Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorang atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang

Deskripsi Mata Kuliah : Geologi Dasar bagi mahasiswa semester I Jurusan Pendidikan Geografi bertujuan untuk memberi dasar pengetahuan tentang bumi bagian dalam, mulai dari