• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jejaring Desa Wisata Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Jejaring Desa Wisata Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

Tebara

Desa Wisata Tebara terletak di Kecamatan Kota Waikabubak-Kabupaten Sumba Barat-Provinsi NTT.

Seperti halnya desa desa lain di Pulau Sumba, Tebara memiliki beberapa kampung adat tradisional dengan budaya megalitikum nya. Kampung dengan rumah adat yang

memiliki menara yang menjulang tinggi ke langit, khas adat Sumba. Kampung-kampung tersebut berdiri kokoh di atas perbukitan yang tinggi untuk menghindari serangan musuh di jaman dahulu.

Rumah Adat Sumba yang berbentuk rumah panggung dan memiliki menara bertanduk terbagi

(2)

Tingkat Pertama (Sali Kabungnga), tempat memelihara hewas (secara filosofi melambangkan kehidupan manusia di dunia yang masih kotor),

Tingkat Kedua, tempat hunian manusia dengan perapian tepat di jantung rumah. Tingkat kedua terbagi menjadi 2 bagian besar, yaitu "Bali Katuonga" (Ruang Tamu, tempat pria bertemu dan terlarang/pamali bagi wanita yang di belis). Bagian kedua adalah "Kere Padalu" (Ruang memasak dan tempat wanita bekerja), terdapat "Padalu" (gentong) tempat menyimpan air minum dan untuk kebutuhan memasak. Secara Filosofi Tingkat Kedua melambangkan Api Penyucian Jiwa (Purifying) sebelum menuju dunia "Ma Rappu" (Dunia Arwah).

Tingkat Ketiga (Umma Daluka/Toko Umma) adalah Menara Bertanduk, tempat menyimpan makanan dan barang budaya. Secara filosofi melambangkan Nirvana (Surga), sehingga bentuk menara itu seperti telapak tangan terkatup sebagai simbol memuja Sang Pencipta Semesta.

Dua tanduk di Puncak Menara melambangkan Wanita dan Pria sebagai Master Piece Kisah Penciptaan.

Peninggalan budaya Megalitikum (Batu Kubur besar dan Sarkofagus) adalah pemandangan yang sangat familiar jika berkunjung ke Pulau Sumba dan khususnya ke Kampung Adat Tradisional.

Konsep Batu Kubur Megalitikum melambangkan Perahu yang berlayar ke dunia arwah. Di sinilah konsep "Ma Rappu" (Jiwa yang sudah pergi ke dunia arwah/Prai Ma Rappu) menjadi inti/pusaran budaya Sumba. Bahwa kehidupan "Afterlife" adalah bagian terpenting dalam misteri kisah penciptaan Sang Pencipta Alam Semesta. Bahwa kehidupan di dunia ini hanya sementara, yang harus dipenuhi dengan segala perbuatan/amal kebaikan demi paripurna nya kisah kelahiran masing-masing individu.

Rumah Adat Menara Sumba sebagai simbol Kelahiran dan Batu Kubur Megalitikum sebagai simbol Kematian raga yang fana menuju kepada kehidupan keabadian.

Wisata Budaya Kampung Adat Prai Ijing inilah yang menjadi andalan utama Desa Wisata Tebara. Tata Kelola Wisata Budaya ini telah berhasil mebangkitan ekonomi masyarakat Desa Tebara khususnya warga kampung Prai Ijing, sekaligus meningkatkan kesejahteraan hidup mereka dan membuka lapangan kerja baru serta yang paling penting merubah paradigma dan mindset mereka untuk menjadi lebih kreatif dan inovatif.

Selain wisata budaya kampung Prai Ijing, Desa Wisata Tebara juga memiliki objek wisata alam yang menawan, yaitu ; Danau alami Weeboro, Bukit Pangadu, Bukit Wee Padenang, Bukit Ngadu Bonnu yang memiliki view menarik ke arah Samudera Hindia di Selatan.

Desa Wisata Tebara memiliki keunikan yang tidak dimiliki desa lain karena memiliki wilayah yang sangat tersebar luas di empat penjuru mata angin.

Tidak yang lebih menarik ketika mengunjungi desa selain merasakan denyut nadi kehidupan

(3)

yang masih di pegang teguh.

Selamat datang di Tana Ma Rappu..

Selamat Datang di Tana Humba.

The Land of The Pure Soul..

"Ma Ringngi Ma Lala" (Salam Damai Sejahtera)..

Tebara, 25 Mei 2021

Alamat: Jalan Basuki Rahmat No. 82, Mesang Mata, Desa Tebara, Kec. Kota Waikabubak, Kab. Sumba Barat, Prov. NTT 87216

Telpon: 085337015057 Facebook: ,

Instagram: ,

Twitter: Kandes_Tebara

(4)

Atraksi

Pajurra

Harga Mulai: Rp 100

Atraksi ini juga menggambarkan pria adalah sosok yang kuat sebagai penjaga dan mempunyai wibawah seorang laki-laki dalam mempertahankan sesuatu yang menjadi miliknya.

Atraksi ini dimainkan dengan cara berpasangan dimana para pria saling beradu pukul

menunjukkan kekuatan. Atraksi ini biasa dilakukan sehabis musim panen ketika panen berhasil dan sebagai bentuk bersyukur kepada Tuhan.

Para pria saling pukul memukul dengan kekuatan, namun tidak menimbulkan dendam. Pukulan- pukulan tersebut menandakan usaha kerja keras mereka yang menghasilkan hasil panen yang berlimpah.

(5)

Pasola

Harga Mulai: Rp 100

Atraksi Pasola adalah salah satu main event budaya di Pulau Sumba.

Pasola sebagai simbol budaya Pria Sumba dalam mempertahankan harga diri dan martabatnya.

Biasanya berhadapan kedua suku besar dalam arena pasola ditengahi oleh salah seorang Rato Adat.

Biasanya didahului dengan menjaring cacing laut (Nyale) di laut selatan.

Darah yang tumpah adalah acara pasola menandakan keberhasilan panen dan melimpahnya berkat Sang Pencipta.

(6)

taruhannya.

Kataga / Kodola Harga Mulai: Rp 100

Atraksi Kataga / Kodola adalah simbol parade budaya tentang keperkasaan pria Sumba dalam menjaga harta dan warisan leluhurnya.

Derap Langkah Pria yang sedang ber Kataga adalah ketukan ke pintu Ibu Pertiwi sambil memberitahu mereka tentang anak anaknya yang masih setia menjaga keadiluhungan budayanya.

Kataga / Kodola adalah perwujudan seluruh karakter Pria Sumba yang gagah perkasa dan tidak pernah meninggalkan tanggung jawabnya.

(7)

Tarian Woleka Harga Mulai: Rp 100

Atraksi Tarian Woleka adalah simbol pelayanan tak terbatas dari wanita Sumba, sekaligus sebagai bentuk ucapan syukur atas berkat Sang Pencipta.

Mereka akan menggunakan aksesoris warna warni yang menandakan kemakmuran dan kesejahteraan.

Woleka adalah perwujudan Kemakmuran dna Kesejahteraan itu sendiri.

(8)

Wulla Poddu Harga Mulai: Rp 100

Wulla Poddu atau Bulan Pemali adalah ritual budaya utama suku Loli di Sumba Barat.

Digelar antara bulan Oktober-November setiap tahun, merupakan Bulan Suci bagi Suku Loli di Sumba.

Mereka berefleksi atas apa yang telah terjadi selama setahun lewat puasa sunyi sebulan dan puncaknya saat Wulla Kobba atau Bulan Tawar atau di sebut juga Mana'a..

Maringngi Malala..

Salam Penuh Berkat..

(9)

Fasilitas

Areal Parkir, Balai Pertemuan, Cafetaria, Kamar Mandi Umum, Kios Souvenir, Kuliner, Selfie Area, Spot Foto, Tempat makan

Paket Wisata

Tidak ada data

(10)

Paket Kuliner

Kapparak

Harga Mulai: Rp 50

Kaparakka adalah kuliner lokal khas Desa Tebara dan masyarakat Sumba Barat pada

umumnya. Semenjak tahun 1970 - 1990, Kaparakka menjadi ole ole khas mahasiswa Sumba yang sedang berlibur ke kampung halaman bagi teman-teman mereka di Salatiga, Malang, Jogja, dan Kupang.

Terbuat dari campuran tempung beras, parutan kelapa dan kacang yang kemudian di sangrai, Kaparakka sangat bebas dari bahan-bahan kimia. Sangat cocok dijadikan ole-ole untuk sanak sodara dan kerabat yang jauh karena dapat di simpan dalam waktu yang lama.

(11)

Kopi Robusta Sumba Harga Mulai: Rp 50

Kopi Robusta asli Sumba ini merupakan salah satu ole-ole kuliner khas Desa Tebara dan Sumba Barat.

Di Tebara dan Sumba pada umumnya, kopi adalah suguhan paling pertama selain sirih pinang.

Tiada kopi maka pertemuan akan terasa hambar.

Secara turun temurun orang Sumba membudidaya tanaman kopi di kebun dan pekarangan belakang rumah adat mereka yang terletak di atas hamparan perbukitan yang memanjang.

Kopi sudah menjadi budaya dan mendarah daging bagi orang Sumba.

Kopi adalah warisan, jika boleh di bilang warisan budaya.

Salam seruput Kopi dari Tebara - Sumba.

(12)

Rowe Lawuyyi Harga Mulai: Rp 50

Rowe Lawuyyi adalah salah satu kuliner lokal khas Sumba Barat yang merupakan paduan paling tepat untuk menu utama dipadukan dengan nasi jagung.

Kelebihan Kuliner ini adalah khasiatnya untuk pemulihan paska sembuh sakit.

Terbuat dari biji-biji an yang sangat berkhasiat bagi kesehatan tubuh.

(13)

Rowe Lidu Patau Nu'u Harga Mulai: Rp 50

Rowe Lidu Patau Nu'u atau dalam bahasa Indonesia Sayur Belut yang di masak dengan santan kelapa.

Bahan utamanya adalah Lidu atau Belut yang di tangkap di areal persawahan yang berlumpur.

Sedap dan gurih serta bernilai gizi tinggi.

(14)

Ro'o Lua

Harga Mulai: Rp 20

Ro'o Lua adalah kuliner lokal paling khas di Sumba.

Jika ke Sumba pasti akan menemukan kuliner ini.

Terbuat dari daun singkong yang di tumbuk campur beras dan dimasak menggunakan santan kelapa.

Di jamin gurih dan nikmat plus alami.

(15)

Kana'a Manu Patau Nu'u Harga Mulai: Rp 200

Kuliner lokal khas Sumba ini, menunya adalah ayam kampung utuh yang di rebus menggunakan santan kelapa asli yang kental dan ditaburi bumbu rempah-rempah lokal sehingga alami tanpa bahan kimia.

Biasanya ayamnya disuguhkan utuh, urusan selanjutnya hak penikmat.

Di jamin nikmat dan renyah..

(16)

Rowe Kapu'u Patunnu Harga Mulai: Rp 100

Rowe Kapu'u Patunnu berbahan dasar jantung pisang yang di bakar kemudian di iris dan ditaburi rempah-rempah alami.

Merupakan sajian favorit wisatawan sebagai pelengkap nasi putih hangat.

Alami, nikmat dan bernilai gizi tinggi.

(17)

Rumpu Rampe Harga Mulai: Rp 50

Sayur Rumpu Rampe ini biasanya di olah dengan daun singkong, daun pepaya, bunga pepaya dan jantung pisang.

Kuliner ini dapat di campur dengan berbagai macam jenis sayuran. Bagi kamu yang ingin mengkonsumsi sayur yang kaya serat, Rumpu Rampe menjadi pilihan yang paling tepat.

(18)

Nga'a Watara Patau Kabbe Harga Mulai: Rp 150

Kuliner ini adalah makanan khas orang Sumba Barat.

Nasi Jagung yang di campur Kacang merah. Dalam penyajiannya bisa di campur dengan sayur- sayuran kaya serat.

Sehat, alami, dan bergizi tinggi.

Gallery

(19)
(20)
(21)
(22)
(23)
(24)
(25)

Peta Lokasi

Buka di Google Maps

Referensi

Dokumen terkait

-traking menuju kebun kopi, menanam kopi sambil menikmati aroma wanginya bunga kopi dan memetik langsung buah kopi yang siap di panen.. -menuju

- Direktur Bina Program Ditjen Cipta Karya Kepala Biro Perencanaan dan KLN. Kementerian

Dan juga masyarajat Desa Citorek Sabrang mempunyai Kultur adat yang khas yaitu ADAT KASEPUHAN CITOREK dibandingkan dengan Desa-Desa yang lain diantaranya dari pelaksanaan bercocok

Menjadi salah satu ikon Ngarai Sianok yang terkenal, Tabiang Takuruang pun kini banyak diincar oleh wisatawan dan fotografer sebagai salah satu objek wisata yang menarik untuk

Wisatawan akan mengunjungi Desa Wisata Tinala dengan kegiatan jelajah alam, mengunjungi rumah tani, rumah budaya, Puncak Kleco, kawasan hutan, persawahan, Sungai Tinalah..

Gerabah merupakan salah satu kerajinan tradisional yang ada di Desa Kapal, terbuat dari tanah liat, gerabah bisa dibuat berbagai macam bentuk, seperti celengan, tampat tirta,

Maka kegiatan kampanye pelestarian penyu terus dilakukan oleh Kelompok Masyarakat Pegiat Konservasi Penyu Mino Raharjo, Patihan, Gadingsari, sebagai usaha edukasi untuk

Menurut pendapat masyarakat lokal, ekonomi kreatif yang mendorong pariwisata berkelanjutan di Simanindo ini adalah ekonomi kreatif di bidang kuliner (4,03),