Edhi Susanto (41309010006)
Teknik Mesin 37
BAB IV
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
4.1. Pengumpulan Data
4.1.1. Bahan Uji
Bahan uji yang digunakan sebagai objek penelitian adalah weight balancer stang. Weight balancer stang yang digunakan sebagai acuan adalah weight balancer stang sepeda motor Suzuki Shogun 125.
Gambar 4.1 Weight balancer stang sepeda motor Suzuki Shogun 125
Edhi Susanto (41309010006)
Teknik Mesin 38
Gambar 4.2 Sample Objek penelitian (weight balancer stang)
4.1.2. Menghitung berat jenis sample objek penelitian (weight balancer stang)
a. Mencari massa (berat) sample objek penelitian (weight balancer stang) yang diperoleh dari penimbangan menggunakan timbangan digital yaitu :
m = 0,095 kg = 95 g b. Berat Jenis
…...(4.1) Dimana,
BJ = Berat jenis material sample benda kerja ( ) m = massa sample benda kerja (kg)
V = Volume sample benda kerja ( )
Volume benda kerja mengacu pada gambar (4.2) Maka,
= – – ...(4.2)
Edhi Susanto (41309010006)
Teknik Mesin 39
Gambar 4.3 Kerucut Terpancung
Gambar 4.4 Tabung 1 Gambar 4.5 Tabung 2
…...(4.3)
...(4.4)
…...(4.5)
Edhi Susanto (41309010006)
Teknik Mesin 40
Dari persamaan (4.3), (4.4) dan (4.5) diperoleh :
Jadi, berat jenis sample objek penelitian (weight balancer stang) tersebut sesuai dengan persamaan (4.1)
4.1.3. Material Selection
Mengacu dari bentuk sample objek penelitian (weight balancer stang) pada gambar (4.2) dan hasil perhitungan berat jenis pada persamaan (4.7), maka diperoleh list material dari lampiran tabel berat jenis.
Tabel 4.1 List Material
Material kg/cu.m
Cast Iron 6800 - 7800
Iron 7850
Stainless Steel 7480 - 8000
Tin 7280
Steel-Rolled 7850
Babbitt 7272
Monel 8360 - 8840
Nickel 8800
Zinc 7135
Edhi Susanto (41309010006)
Teknik Mesin 41
Dari gambar (4.2) dan list material pada tabel (4.1) diatas kemudian dipilih material yang akan digunakan pembuatan weight balancer stang menggunakan sistem material selection yang dapat dilihat seperti pada tabel (4.2) dan tabel (4.3)
Tabel 4.2 Proses eliminasi berdasarkan geometris
Cast Iron Iron Stainless Steel Tin Stell-rolled Babbitt Monel Nickel Zinc
Sand Casting
Investment Casting
Die casting Solidification
Injection Molding Processes
Structural Foam Molding Blow Molding (ext.) Blow Molding (inj.)
Impact Extrusion
Cold Heading Bulk
Closed Die Forging Deformation
Powder Metal Processing Processes
Hot Extrusion
Machining (from stock) Material
ECM Removal
EDM Processes
Wire EDM Profilling
Sheet Metal (Stamp/bend)
Thermoforming Sheet Forming
Metal Spinning Processes
Normal Parctice Not Aplicated
Less Common
Edhi Susanto (41309010006)
Teknik Mesin 42
Tabel 4.3 Seleksi akhir berdasarkan proses / material
Cast Iron Iron Stainless Steel Tin Stell-rolled Babbitt Monel Nickel Zinc
Sand Casting
Investment Casting
Die casting Solidification
Injection Molding Processes
Structural Foam Molding Blow Molding (ext.) Blow Molding (inj.)
Rotational Molding
Impact Extrusion
Cold Heading Bulk
Closed Die Forging Deformation
Powder Metal Processing Processes
Hot Extrusion
Rotary Swaging
Machining (from stock) Material
ECM Removal
EDM Processes
Wire EDM Profilling
Sheet Metal (Stamp/bend)
Thermoforming Sheet Forming
Metal Spinning Processes
Normal Parctice Not Aplicated
Less Common
Edhi Susanto (41309010006)
Teknik Mesin 43
Dari tabel (4.3) diatas, maka dapat ditentukan hal-hal sebagai berikut :
Material yang dipilih
Material yang dipilih untuk digunakan sebagai material bahan pembuatan weight balancer stang adalah Stainless Steel, alasannya yaitu memiliki keunggulan sebagai berikut :
- Tahan karat, sehingga membuat logam ini menjadi tahan lama.
- Tahan terhadap perubahan suhu, oleh karena itu logam ini dapat diandalkan meskipun diluar ruangan.
- Mudah difabrikasi, logam ini ini juga mudah untuk dimodifikasi guna berbagai kepentingan.
- Benda kerja yang dihasilkan tidak perlu diproses lagi, misal : di cat atau di chroom.
Pemilihan Proses
Proses yang digunakan untuk pembuatan weight balancer stang adalah proses pemesinan karena proses machining merupakan proses yang banyak digunakan untuk proses pembentukan produk. Proses pemesinan memiliki keunggulan-keunggulan dibanding proses pembentukan lainnya (casting, powder metallurgy) yaitu :
- Keragaman material kerja yang dapat diproses, hampir semua logam dapat dipotong. Plastik dan komposit juga dapat dipotong, kecuali untuk ceramic sulit untuk dipotong karena keras dan getas.
- Keragaman geometri potong, misal untuk fitur standar: lubang, slot, step dan untuk fitur non-standar: tap hole, T slot.
Edhi Susanto (41309010006)
Teknik Mesin 44
- Lebih ekonomis dan hasil yang diperoleh dari proses pemesinan lebih rapi.
4.1.4. Menghitung jumlah kebutuhan bahan
...(4.6)
Kebutuhan dimensi bahan adalah
Keterangan,
Ø = Diameter bahan (inchi).
l = Panjang bahan yang dibutuhkan (mm).
n = jumlah benda kerja yang akan dibuat.
h = panjang benda kerja (mm).
t = tebal pemotongan (mm).
Edhi Susanto (41309010006)
Teknik Mesin 45
Setelah diketahui jumlah kebutuhan material bahan dari persamaan (4.6), selanjutnya adalah mencari material yang telah ditentukan yaitu stainless steel 304 di pasaran.
Jadi, dapat diambil keterangan dari pemilhan bahan dan proses yaitu material bahan benda kerja adalah Stainless Steel 304 untuk pembuatan weight balancer stang dan proses pengerjaannya menggunakan proses pemesinan CNC turning.
4.2. Pengolahan Data
4.2.1. Proses Pemesinan CNC
Dari tabel (4.3), proses pemesinan yang digunakan adalah proses pemesinan CNC turning dengan menggunakan mesin CNC turning type Mazak Quick Turn 8N
Gambar 4.6 Mazak Quick Turn 8N
Edhi Susanto (41309010006)
Teknik Mesin 46
Adapun langkah-langkah dalam proses pemesinan CNC adalah sebagai berikut : a. Membuat Job Sheet Weight Balancer Stang
Gambar 4.7 Job Sheet Weight Balancer Stang b. Menentukan jenis Insert
Melihat dari katalog yang terlampir, maka jenis Insert yang digunakan untuk pengerjaan material stainless steel adalah insert yang berasal dari bahan cermet yaitu Kyocera DNMG 150404 dengan grades PV90 dan mempunyai 4 sudut mata potong.
Gambar 4.8 Insert
Edhi Susanto (41309010006)
Teknik Mesin 47
c. Menentukan Parameter Pemesinan
Dalam menentukan parameter pemesinan seperti kecepatan potong, kecepatan putar mesin, dan feed rate (kecepatan pemakanan) harus berdasarkan material benda kerja dan jenis insert yang digunakan.
Dibawah ini merupakan tabel-tabel data yang digunakan untuk menentukan parameter pemesinan:
Tabel 4.4 Material Group
(Sumber : www.findthatdoc.com )
Edhi Susanto (41309010006)
Teknik Mesin 48
Tabel 4.5 Machining Recommendation for Turning
(Sumber : : www.findthatdoc.com )
Dari tabel (4.4) dan tabel (4.5) maka diperoleh perhitungan parameter pemesinan sebagai berikut :
Cutting Speed (Kecepatan Potong)
Cutting Speed = Cs = 250 SFM, 550 SFM, dan 700 SFM
Dipilih cutting speed yang medium yaitu 550 SFM. Dari datuan SFM (Surface Feet Per Minute) di konversikan menjadi Surface Meter per Minute) = SFM × 0,3048 ...(4.7)
Edhi Susanto (41309010006)
Teknik Mesin 49
Maka, Vc = SFM × 0,3048
= 550 × 0,3048
= 167, 64 m/menit ≈ 170 m/menit
Feed Rate (Kecepatan Pemakanan) f = 0,004 – 0,012 (IPR)
Dari IPR (Inchi Per Revolution) dikonversikan menjadi mm/putaran (millimeter per putaran) = IPR × 25,4 (mm/putaran) ...(4.8) f minimum = 0,004 × 25,4 = 0,1016 mm/putaran
f maksimum = 0,012 ×25,4 = 0,3048 mm/putaran
Maka rentang f = 0,1 – 0,3 (mm/putaran), dari rentang tersebut diambil sebagai faktor dan level penelitian untuk digunakan pada proses pemesinan yaitu f = 0,1- 0,2 (mm/putaran) karena mengacu pada nose radius dari Insert yaitu 0,4 mm.
Tabel 4.6 Faktor dan level penelitian
Faktor Level 1 Level 2 Level 3 Level 4 Level 5 Feed rate
(f)
0,1 mm/put
0,125 mm/put
0,15 mm/put
0,175 mm/put
0,2 mm/put
Kecepatan Putar Mesin
Untuk menghitung kecepatan putar mesin, sesuai dengan persamaan (2.2), dimana diameter benda kerja dipakai 25 mm karena titik mulai pemakanan finishing kontur tirus.
Edhi Susanto (41309010006)
Teknik Mesin 50
≈ dibuat maksimum 2300 rpm
Depth Of Cut
Untuk nilai depth of cut (ketebalan pemakanan) pada proses finishing ditentukan yaitu 0,5 mm.
d. Pembuatan Program
Program di bawah ini hanya merupakan program proses pengerjaan bagian permukaan luar weight balancer stang, karena yang diperlukan sebagi bahan penelitian hanya bagian luarnya khususnya bagian tirus weight balancer stang. Untuk proses pengerjaan bagian dalam, dalam penelitian ini diabaikan karena bagian dalam dapat dikerjakan dengan mesin konvensional atau juga program CNC.
Berikut ini program dari gambar (4.7) Job Sheet Weight Balancer Stang
% 00010
N01 G21 G90 N02 G50 X50 Z50 N03 G50 S2300 N04 G28 U0 W0 N05 T0300
N06 G99 G96 S170 M03 M08
Pembatas awal program Nama program
mm Units, Program Absolute
Penetapan posisi awal tool/titik referensi Set maximum spindle speed (rpm)
Feed Unit selection mm/putaran, Pengaturan putaran spindle untuk constant surface (rpm), spindle berputar, collant ON
Penggantian tool center drill Titik Referensi
Edhi Susanto (41309010006)
Teknik Mesin 51
N07 G00 X0 Z5 N08 G01 Z-2 F0.07 N09 G00 Z2
N10 G28 U0 W0 N11 T0400 N12 G00 X0 Z5
N13 G74 Z-27.5 K10 F0.2 N14 G00 Z5
N15 G28 U0 W0 N16 T0100 N18 G00 X40 Z2
N19 G71 P20 Q23 D0.5 U0.5 W0 F0.1 N20 G00 X25 Z2
N21 G01 Z-3 F0.1 N22 X32 Z-25.5 N23 Z-29 N24 G00 Z2
N25 G01 X19 Z0 F0.1 N26 G03 X25 Z-3 R3 F0.07 N27 G28 U0 W0
N28 T0200 M09 N29 G70 P20 Q22 N30 G28 U0 W0 N31 T0600 M08
Proses Drilling Face dengan Center Drill
Kembali ke titik referensi
Pergantian tool untuk proses drilling Ø6mm
Proses Drilling Ø6mm dengan kedalaman 26mm
Kembali ke titik referensi
Pergantian tool untuk proses roughing
Gerakan untuk memulai pemakanan
Proses roughing
Kembali ke titik referensi
Pergantian tool untuk proses finishing, coolant OFF
Proses finishing
Kembali ke titik referensi
Pergantian tool untuk proses grooving, Coolant ON Proses pembuatan profil radius
Edhi Susanto (41309010006)
Teknik Mesin 52
N32 G97 S1500 N33 G00 X40 Z-27.5 N34 G75 X0 I2 F0.05 N35 G00 X40
N36 G28 U0 W0 N37 M30
%
e. Proses pengerjaan benda kerja pada mesin CNC turning
Gambar 4.9 Proses Pemesinan
Proses pemesinan dalam pembuatan weight balancer stang adalah sebagai berikut :
Pengaturan Fixed putaran spindle (rpm)
Proses grooving
Kembali ke titik referensi
program berakhir
Pembatas akhir program
Edhi Susanto (41309010006)
Teknik Mesin 53
Memasukkan data program ke mesin - Mesin telah ON dan telah disetting - Tekan tombol PROG
- Tekan tombol Data In/Out
- Ketik nama program yang belum ada di mesin
Contoh : 00010……..INPUT, dan tulis program part sesuai dengan job sheet, untuk pindah ke line berikutnya tekan INPUT.
- Simulasi Program
Setting benda kerja dan alat potong
Setting yang digunakan adalah setting dengan metode absolute sebagai berikut :
1) Ukurlah diameter benda kerja dan catat diameter benda kerja, misal 38 mm.
2) Pasang benda kerja pada cekam, kunci dengan kuat.
3) Putar cekam dengan kecepatan yang sesuai dan yakinkan putaran sudah senter dan stabil tidak oling.
4) Pasang alat potong pada revolver dengan ketentuan T0100 (Roughing Tool), T0200 (Finishing Tool), T0300 (Center Drill Tool), T0400 (Drilling Tool), T0600 (Grooving Tool).
5) Setting masing-masing tool terhadap benda kerja
(a) Setting terhadap sumbu X :
- Gerakan tool mendekati permukaan benda kerja, atur kecepatan penyayatan pelan-pelan.
Edhi Susanto (41309010006)
Teknik Mesin 54
- Sentuhkan ujung tool pada permukaan benda kerja dan yakinkan tool sudah menyentuh permukaan benda kerja dan lihat harga X, missal X = 60, hapus harga X dengan tombol DELETE sehingga harga X menjadi nol (00).
- Tekan tombol dan tulis harga diameter benda kerja X = 38 kemudian tekan INPUT dan setting tool terhadap sumbuX sudah selesai.
(b) Setting terhadap sumbu Z
- Bebaskan ujung tool dari permukaan benda kerja dan gerakan bebas ke kanan mendekati permukaan samping kanan benda kerja.
- Gerakkan ujung tool ke permukaan samping sisi kanan benda kerja dengan kecepatan sayat pelan-pelan.
- Sentuhkan ujung tool pada permukaan benda kerja dan yakinkan sudah menyentuh permukaan benda kerja. Lihat harga Z pada monitor, missal Z = 20, hapus harga Z dengan tombol DELETE sehingga harga Z=0.
- Gerakkan tool ke kanan sesuai titik awal yang dikehendaki, missal Z=50.
- Setting kedudukan tool terhadap sumbu Z sudah selesai.
Eksekusi Program - Facing
- Drill Face - Drilling
Edhi Susanto (41309010006)
Teknik Mesin 55
- Roughing
- Pembuatan profil radius - Finishing
- Grooving
Pada proses finishing, kecepatan potong, kecepatan putar spindel dan depth of cut constant, sedangkan untuk nilai f dilakukan perubahan yaitu pada masing-masing percobaan 3 benda kerja, jadi ada 15 benda kerja dalam percobaan ini.
F= 0,1 mm/putaran 3 benda kerja 1 sudut mata potong (insert).
F= 0,125 mm/putaran 3 benda kerja 1 sudut mata potong (insert).
F= 0,15 mm/putaran 3 benda kerja 1 sudut mata potong (insert).
F= 0,175 mm/putaran 3 benda kerja 1 sudut mata potong (insert).
F= 0,2 mm/putaran 3 benda kerja 1 sudut mata potong (insert).
4.2.2. Pengukuran Kekasaran Permukaan
Dalam pengukuran kekasaran permukaan dilakukan pengukuran secara prediksi dan secara pengujian guna membandingkan anatara hasil dari kekasaran permukaan prediksi dan kekasaran permukaan real hasil pengujian.
4.2.2.1. Kekasaran Permukaan Prediksi (Ri)
Untuk menentukan suatu kekasaran permukaan prediksi, maka dipergunakan persamaan (2.12) mengingat bahwa nose radius insert lebih besar daripada feed yaitu :
Diketahui dari tabel 4.6 faktor dan level penelitian
f = 0,1-0,125-0,15-0,175-0,2 (mm/purtaran) dan nose radius dari insert = 0,4 mm
Edhi Susanto (41309010006)
Teknik Mesin 56
maka,
1) Ri untuk f = 0,1 mm/putaran
2) Ri untuk f = 0,125 mm/putaran
3) Ri untuk f = 0,15 mm/putaran
4) Ri untuk f = 0,175 mm/putaran
Edhi Susanto (41309010006)
Teknik Mesin 57
5) Ri untuk f = 0,2 mm/putaran
Dari hasil perhitungan persamaan di atas diperoleh nilai Ri untuk masing-masing f seperti ditunjukkan pada tabel (4.7).
Tabel 4.7 Kekasaran permukaan prediksi (Ri)
No
Feed rate (f = mm/put)
Kekasan Permukaan Teoritis (Ri = μm)
1 0,1 0,78
2 0,125 1,22
3 0,15 1,76
4 0,175 2,39
5 0,2 3,13
4.2.2.2. Kekasaran Permukaan Rata-rata Hasil Pengujian (Ra)
Gambar 4.10 Pengukuran Ra
Edhi Susanto (41309010006)
Teknik Mesin 58
Alat-alat yang digunakan untuk pengujian
- Surface Roughness Tester - Sterofoam
- Voltage Regulator 9 v - Spidol
- Ballpaint - Kertas
Langkah-langkah pengujian kekasaran permukaan
- Pasang rangkaian surface roughness tester - Setting posisi sample 0.8
- Pilih satuan mm - Pilih satuan JIS - Pilih pengukuran Ra
- Lakukan kalibrasi gain, adjust sampai menunjukkan 2,95µm sesuai dengan sample kalibrasi Ra.
- Lakukan pengukuran Ra pada setiap benda kerja. Pengukuran Ra dilakukan pada setiap benda kerja dimana setiap benda kerja dilakukan 8 titik pengukuran Ra.
Dibawah ini merupakan data-data kekasaran permukaan (Ra) yang diperoleh dari pengukuran permukaan pemesinan finishing dengan menggunakan alat ukur surface roughness tester pada panjang sample 0,8 mm, dimana pengukuran ini dilakukan pada 8 titik uji pada setiap benda kerja, dan untuk masing-masing level feed rate (f) ada 3 sample benda kerja.
Edhi Susanto (41309010006)
Teknik Mesin 59
1) Data Ra dengan f = 0,1 mm/put
Gambar 4.11 Benda Kerja A Gambar 4.12 Benda Kerja B Gambar 4.13 Benda Kerja C
Tabel 4.8 Kekasaran permukaan pada f = 0,1 mm/put
No Titik Uji
Kekasaran Permukaan Benda Kerja (μm)
A B C
1 I 2,26 1,73 2,37
2 II 1,79 1,75 2,63
3 III 2,35 1,71 1,7
4 IV 2,7 1,92 1,65
5 V 2,35 2,18 1,33
6 VI 1,8 2,31 1,33
7 VII 1,9 1,63 1,21
8 VIII 2,11 2,57 2,67
2) Data Ra dengan f = 0,125 mm/put
Gambar 4.14 Benda Kerja A Gambar 4.15 Benda Kerja B Gambar 4.16 Benda Kerja C
Edhi Susanto (41309010006)
Teknik Mesin 60
Tabel 4.9 Kekasaran permukaan pada f = 0,125 mm/put
No Titik Uji
Kekasaran Permukaan Benda Kerja (μm)
A B C
1 I 2,49 2,08 2,15
2 II 2,34 2,95 2,32
3 III 2,35 2,42 1,79
4 IV 2.22 2,15 2,08
5 V 2,68 2,94 3,12
6 VI 2,24 2,56 3,27
7 VII 2,06 1,99 2.72
8 VIII 2,47 1,82 2,94
3) Data Ra dengan f = 0,15 mm/put
Gambar 4.17 Benda Kerja A Gambar 4.18 Benda Kerja B Gambar 4.19 Benda Kerja C
Tabel 4.10 Kekasaran permukaan pada f = 0,15 mm/put
No Titik Uji
Kekasaran Permukaan Benda Kerja (μm)
A B C
1 I 3,25 3,24 3
2 II 2,55 3,44 2,51
3 III 2,44 2,07 3
4 IV 3,47 2,71 3,59
5 V 2,41 3,02 2,21
6 VI 2,89 1,95 2,78
7 VII 2,66 2,62 2,92
8 VIII 3,2 2,87 3,84
Edhi Susanto (41309010006)
Teknik Mesin 61
4) Data Ra dengan f = 0,175 mm/put
Gambar 4.20 Benda Kerja A Gambar 4.21 Benda Kerja B Gambar 4.22 Benda Kerja C
Tabel 4.11 Kekasaran permukaan pada f = 0,175 mm/put
No Titik Uji
Kekasaran Permukaan Benda Kerja (μm)
A B C
1 I 2,81 3,4 3
2 II 2,14 2,27 2,24
3 III 3,37 2,57 2,48
4 IV 2,48 3,33 3,17
5 V 3,02 3,11 3,26
6 VI 2,66 2,91 2,53
7 VII 3,02 3,14 2,9
8 VIII 2,49 3,49 2,99
5) Data Ra dengan f = 0,2 mm/put
Gambar 4.23 Benda Kerja A Gambar 4.24 Benda Kerja B Gambar 4.25 Benda Kerja C
Edhi Susanto (41309010006)
Teknik Mesin 62
Tabel 4.12 Kekasaran permukaan pada f = 0,2 mm/put
No Titik Uji
Kekasaran Permukaan Benda Kerja (μm)
A B C
1 I 2,37 2,97 3,65
2 II 3,54 2,85 3,37
3 III 3,41 3,12 2,62
4 IV 3,81 3,02 4,05
5 V 2,59 2,94 2,87
6 VI 3,3 3,4 3,27
7 VII 2,75 3,88 2,81
8 VIII 2,82 3,04 2,61
Dari data yang telah dikumpulkan dari hasil pengukuran pada table (4.7, 4.8, 4.9, 4.10 dan 4.11) selanjutnya dicari nilai kekarasan rata-tara sementara (Ras) kemudian dari perhitungan Ras digunakan untuk mencari kekasaran rata- rata (Ra) pada setiap feed rate.
a. Kekasaran rata-rata sementara (Ras)
Kekasaran rata-rata sementara (Ras) merupakan kekasaran rata-rata pada tiap lokasi uji.
...(4.9) dimana,
Ras = Rata-rata sementara ( ) n = Jumlah titik uji (n=8)
Rai = Nilai Ra pada lokasi uji ( ) 1) Ras untuk f = 0,1 mm/putaran
Pada benda kerja A
Edhi Susanto (41309010006)
Teknik Mesin 63
Pada benda kerja B
Pada benda kerja C
2) Ras untuk f = 0,125 mm/putaran
Pada benda kerja A
Edhi Susanto (41309010006)
Teknik Mesin 64
Pada benda kerja B
Pada benda kerja C
3) Ras untuk f = 0,15 mm/putaran
Pada benda kerja A
Edhi Susanto (41309010006)
Teknik Mesin 65
Pada benda kerja B
Pada benda kerja C
4) Ras untuk f = 0,175 mm/putaran
Pada benda kerja A
Edhi Susanto (41309010006)
Teknik Mesin 66
Pada benda kerja B
Pada benda kerja C
5) Ras untuk f = 0,2 mm/putaran
Pada benda kerja A
Edhi Susanto (41309010006)
Teknik Mesin 67
Pada benda kerja B
Pada benda kerja C
Dari hasil perhitungan rata-rata kekasaran sementara pada persamaan di atas , dapat dikelompokkan ke dalam bentuk tabel seperti pada tabel (4.13).
Tabel 4.13 Nilai kekasaran permukaan sementara Ras pada tiap titik uji
No. f (mm/put) Ras ( )
A B C ( )
1 0,1 2,16 1,97 1,86 5,99
2 0.125 2,36 2,36 2,55 7,27
3 0,15 2,86 2,74 2,98 8,58
4 0,175 2,75 3,03 2,82 8,60
5 0,2 3,07 3,15 3,16 9,38
Edhi Susanto (41309010006)
Teknik Mesin 68
b. Kekasaran Rata-Rata (Ra)
Kekasaran rata-rata (Ra) yaitu Jumlah rata-rata sementara dibagi banyaknya pengujian.
...(4.10)
dimana,
Ra = Kekasaran rata-rata ( )
Ras = Kekasaran rata-rata sementara ( )
N = banyaknya pengujian (N = 3 Benda Kerja) 1) Ra untuk f = 0,1 mm/putaran
2) Ra untuk f = 0,125 mm/putaran
3) Ra untuk f = 0,1 mm/putaran
Edhi Susanto (41309010006)
Teknik Mesin 69
4) Ra untuk f = 0,1 mm/putaran
5) Ra untuk f = 0,1 mm/putaran
Hasil perhitungan pada persamaan Ra di atas merupakan data rata-rata kekasaran permukaan dari hasil pengukuran pada masing-masing feed rate yaitu seperti pada tabel (4.14).
Tabel 4.14 Nilai kekasaran permukaan rata-rata (Ra)
No
Feed rate (f = mm/put)
Kekasan rata-rata (Ra = μm)
1 0,1 2,00
2 0,125 2,42
3 0,15 2,86
4 0,175 2,87
5 0,2 3,13