• Tidak ada hasil yang ditemukan

Widyawati Pohontu 1,Meyko Paniggoro 2,Roy Hasiru 3. Jurusan Pendidikan Ekonomi ABSTRACK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Widyawati Pohontu 1,Meyko Paniggoro 2,Roy Hasiru 3. Jurusan Pendidikan Ekonomi ABSTRACK"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TIME TOKEN PADA MATA PELAJARAN EKONOMI DIKELAS XI IPS SMA NEGERI I BOLANGITANG BARAT

KABUPATEN BOLMUT

Widyawati Pohontu1,Meyko Paniggoro2,Roy Hasiru3 Jurusan Pendidikan Ekonomi

ABSTRACK

WIDYAWATI POHONTU. 2014.“Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Time Token Pada Mata Pelajaran Ekonomi Di Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Bolangitang Barat Kabupaten Bolmut”. Program Studi S1 Pendidikan Ekonomi, Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Negeri Gorontalo.Ibu Meyko Panigoro, S.Pd, M.Pd selaku pembimbing I dan Bapak Roy Hasiru, S.Pd, M.Pd selaku pembimbing II.

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dengan rumusan masalah “Apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe time token pada mata pelajaran ekonomi di kelas XI IPS SMA Negeri 1 Bolangitang Barat Kabupaten Bolmut akan meningkatkan hasil belajar siswa?”.

Tujuan penelitian adalah Meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran koopertif tipe time token pada mata pelajaran Ekonomi di kelas XI IPS SMA Negeri 1 Bolangitang Barat Kabupaten Bolmut. Dengan Subjek penelitian adalah kelas XI tahun pelajaran 2013/2014 yang berjumlah 30 siswa.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan sebanyak 2 siklus, proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe time token dapat meningkatkan hasil belajar siswa dimana pada observasi awal siswa yang berjumlah 30 orang, hanya 11 atau 36.66% siswa yang mendapat hasil belajar tuntas. Pada saat model pembelajaran dirubah dari ceramah menjadi model pembelajaran kooperatif tipe time token, hasil belajar siswa pada siklus 1 menunjukan nilai rata-rata kelas mencapai 68.07% dan ketuntasan belajar 46.15%.

Pada siklus 2 nilai rata-rata kelas meningkat menjadi 80% dan ketuntasan belajar 86.67%. Dengan demikian hipotesis yang berbunyi “Jika digunakan model pembelajaran kooperatif tipe time token pada mata pelajaran Ekonomi dikelas XI IPS SMA Negeri 1 Bolangitang Barat Kabupaten Bolmut, maka hasil belajar siswa akan meningkat dapat diterima”.

Kata Kunci:Hasil Belajar siswa dan Pembelajaran Kooperatif Time Token

1Widyawati Pohontu. Mahasiswa. Jurusan Pendidikan Ekonomi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Negeri Gorontalo

2 Meyko Panigoro. Dosen Pendidikan Ekonomi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Vniversitas Negeri Gorontalo.

3 Roy Hasiru. Dosen Pendidikan Ekonomi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Universitas Negeri Gotontalo

(3)

Proses belajar mengajar merupakan masalah yang sangat kompleks, karena mencakup dua aspek yang berhubungan dan mempengaruhi yakni model pembelajaran yang digunakan dan hasil belajar yang dihasilkan. Proses belajar mengajar menuntut keterampilan tertentu dalam upaya mencapai tujuan pendidikan.

Tujuan dimaksud dapat terjadi sebagai hasil dari proses mengajar yang berlangsung dan dialami siswa dan guru sebagai komponen penyelenggaraan pendidikan

Untuk mencapai tujuan tersebut, telah diadakan berbagai perbaikan dan pembaharuan dalam sistem pendidikan yang mencakup semua komponen, antara lain:

pengembangan kurikulum, peningkatan kualitas guru, peningkatan kualitas proses pembelajaran dan peningkatan kualitas anak didik.

Guru sebagai unjug tombak penyelenggara proses belajar mengajar disekolah sebaiknya dapat melaksanakan tugasnya secara professional. Profesionalisme yang dimaksud bukan hanya kemampuan membantu, membimbing dan mengarahkan, kemampuan mengajar, melatih dan mendidik akan tetapi lebih mengkhususkan lagi pada kemampuan merencanakan pembelajaran. Dalam proses belajar mengajar banyak didominasi oleh kegiatan yang bersifat hafalan dan dan verbalistik. Sebagai akibatnya pemahaman siswa pada terhadap materi yang telah diajarkan sangat rendah.Untuk itu tugas utama guru adalah berupaya meningkatkan hasil belajar siswa, mendorong siswa menemukan ide-ide baru yang menciptakan cara-cara baru dan hasil-hasil yang baru yang memberikan sumbangan yang berarti pada pembangunan bangsa dan Negara untuk kesejahteraan dirinya, orang tua dan masyarakat.

Salah satu model pembelajaran yang dapat meningkatkan motivasi dan menarik perhatian siswa adalah adalah model pembelajaran kooperatif tipe time token. Model pembelajaran ini melibatkan semua siswa dalam pelaksanaanya, sehingga pikiran dan perhatian siswa akan tetap tertuju pada kegiatan pembelajaran yang sedang

(4)

berlangsung. Karena model pembelajaran time token sangat tepat untuk pembelajaran struktur yang dapat digunakan untuk mengajarkan keterampilan sosial, untuk menghindari siswa mendominasi pembicaraan atau siswa diam sama sekali. Model pembelajaran time token yang digunakan dengan tujuan agar agar siswa aktif berbicara dalam pembelajaran diskusi, time token digunakan agar siswa aktif bertanya dalam diskusi dengan membatasi waktu berbicara misanya 30 detik, diharapkan siswa secara adil mendapatkan kesempatan untuk berbicara.

Berdasarkan observasi awal yang dilakukan peneliti di SMA Negeri 1 Bolangitang diketahui bahwa hasil belajar Ekonomi dok. uang dan perbangkan itu masih rendah disebabkan karena model pembelajaran yang kurang menarik. Karena didalam pembelajaran guru masih menggunakan model pembelajaran konvensional, ceramah, tanya jawab, dan diskusi sehingga siswa merasa bosan dan kurang memperhatikan pembelajaran, jurusan ekonomi khususnya mempunyai aktivitas pembelajaran yang rendah. Hal ini dapat ditunjukkan dengan kurangnya frekuensi tanya jawab, kurangnya perhatian siswa terhadap pembelajaran, kurangnya keberanian siswa untuk mengemukakan pendapat, dan cara belajar siswa yang pasif.

Adapun yang menjadi permasalahan mendasar dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa di kelas XI IPS SMA Negeri 1 Bolangitang Kabupaten Bolmut bahwa setiap siswa heterogen, dan rata-rata respon siswa hanya pada anak-anak yang memiliki kemampuan diatas rata-rata dan kemampuan siswa untuk menangkap apa yang disampaikan guru melalui metode ceramah sangat kurang dipahami oleh siswa.

Dari hasil pengamatan pada observasi awal dengan guru Ekonomi kelas XI IPS SMA Negeri 1 Bolangitang tahun 2013/2014 dari jumlah siswa 30 orang hanya terdapat 11 orang siswa atau (36.67%) yang mencapai nilai KKM yaitu 75 ke atas, dan 19 orang siswa atau (63.33%) lainnya mencapai nilai dibawah 75 dan belum mencapai ketuntasan. Hal tersebut merupakan nilai tergolong masih rendah.Oleh karena itu untuk meningkatkan hasil belajar siswa peneliti menggunakan metode pembelajaran tipe time token karena metode ini memiliki keunggulan sebagai berikut: 1).

(5)

Mendorong siswa untuk untuk meningkatkan inisiatif dan partisipasinya. 2). siswa tidak mendominasi pembicaraan atau diam sama sekali. 3). Siswa menjadi aktif dalam kegiatan pembelajaran. 4). Meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi (aspek berbicara). 5). Melatih siswa untuk mengungkapkan pendapatnya. 6). Mengajarkan siswa untuk menghargai pendapat orang lain. 7). Guru dapat berperan untuk mengajak siswa mencari solusi bersama terhadap permasalahan yang ditemui. 8). Tidak memerlukan banyak media pembelajaran.

Berkaitan dengan hal tersebut maka peneliti Memformulasikan dengan judul Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Koopreratif Tipe Time Token Pada Mata Pelajaran Ekonomi Dikelas XI IPS SMA Negeri 1 Bolangitang Barat Kabupaten Bolmut.

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas maka dapat di identifikasi masalah sebagai berikut: Masih rendahnya hasil belajar siswa dalam mempelajari mata pelajaran Ekonomi, model pembelajaran yang diterapkan guru masih menggunakan metode sceramah, tanya jawab, dan latihan soal, terdapat kesenjangan dalam keaktifan siswa didalam kelas, guru belum menerapkan model- model pembelajaran pada mata pelajaran sehingga mengakibatkan kejenuhan pada siswa, kurangnya perhatian siswa terhadap pembelajaran, kurangnya keberanian siswa untuk mengemukakan pendapat, dan cara belajar siswa yang pasifs.

Adapun permasalahan dalam penelitian ini adalah Apakah dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe time token dapat meningkat hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS Ekonomi SMA Negeri 1 Bolangitang Barat kabupaten Bolaang Mongondow Utara?

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah dengan penerapan modal pembelajaran kooperatif tipe time token dapat meningkatkan hasil belajar siswa di kelas XI IPS 1 di SMA Negeri 1 Bolangitang Barat Kabupaten Bolaang Mongondow Utara.

(6)

Adapun manfaat diharapkan dari pelaksanaan dan hasil penelitian ini yaitu Untuk menambah wawasan peneliti sebagai calon guru, sehingga telah meneliti pengalaman tentang cara meningkatkan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe time token dikelas XI IPS SMA Negeri 1 Bolangitang

Suatu penelitian harus ditunjang oleh teori. Olehnya kajian teori yang akan dikemukakan sebagai penunjang penelitian ini ada dua variabel. Diantaranya adalah variabel hasil belajar dan model pembelajaran Time Token. Hasil belajar dapat ditunjang oleh teori tentang pengertian hasil belajar dan faktor-faktor mempengaruhi hasil belajar, serta variabel kedua yang membicarakan tentang Time Token.

a. Pengertian Hasil Belajar

Secara umum hasil belajar merupakan hasil dicapai seseorang setelah melakukuan kegiatan belajar yang dapat diukur dengan evaluasi.Menurut Sudjana (2006:22) hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar pada hakekatnya adalah perubahan tingkah laku yang mencakup bidang kongnitif, efektif, dan piskomotorik.

Belajar dapat diartikan sebagai perubahan perilaku yang diakibatkan oleh pengalaman individu dalam interaksinya dengan lingkungnya. Bentuk perilaku baru dapat berupa sesuatu yang kongrit dan juga non kongrit, yang sering disebut dengan “ hasil belajar “.

Menurut Gagne dalam Mudjiono dan Dimyati (2002:10) hasil belajar adalah kapasitas yang memungkinkan peragam penampilan. Perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar yakni timbulnya pengertian-pengertian baru tidak tahu menjadi tahu,terjadinya perubahan sikap, ketrampilan baru, dan perekmbangan sifat-sifat social.

(7)

Hasil belajar merupakan sasaran yang ingin dicapai setelah proses belajar mengajar. Hasil belajar yang diinginkan adalah hasil belajar yang maksimal sesuai dengan kompotensi dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Untuk mencapai hasil belajar tersebut sangat diperlukan kesiapan alat dan bahan mengajar serta mental siswa yang selalu termotivasi dalam menerima materi yang akan dibelajarkan. Hasil belajar akan maksimal jika dimaotivasi oleh rasa ingin tahu terhadap materi ajar.

Berdasarkan hasil pengertian hasil belajar menurut masing-masing parah ahli, walaupun memiliki perbedaan, hasil belajar pada hakikatnya merupakan proses alami yang komplek karena proses belajar dari diri seseorang tanpa bisa terlihat secara lahiriah. Hasil dari sebuah proses belajar hanya dapat diketahui dengan adanya perubahan yang dialami oleh siswa. Perubahan-perubahan tersebut ditunjukan dalam bentuk seperti perubahan pengetahuan dan pemahaman, perubahan tingkash laku, sikap dan perekembangan pola berpikir dari yang bersangkutan.

Kegiatan belajar mengajar terjadi karena adanya proses interaksi edukatif antara guru dan siswa di sekolah menghasilkan perubahan-perubahan di pihak siswa, sebelumnya belum pernah dimiliki , dan kemampuan-kemampuan itu dihasilkan karena usaha belajar. Dengan kata lain, bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa berupa pengetahuan, sikap dan keterampilan setelah menerima pengalaman belajarnya berinteraksi dengan lingkungannya (Sudjana, 2012). Jadi, kemampuan yang diperoleh dari usaha belajar inilah yang disebut hasil belajar.Selain itu, kegiatan belajar bertujuan untuk memperoleh bperubahan tingkah laku, sehingga perbuatan, reaksi, sikap, serta penambahan pengetahuan sebagai produk dari hasil belajar.

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi Hasil Belajar Siswa

Untuk meraih hasil belajar yang baik banyak sekali faktor-faktor yang perlu diperhatikan. Menurut (Daryanto: 2001) secara garis besar faktor-faktor yang memengaruhi hasil belajar dapat digolongkan menjadi dua bagian, yaitu faktor internal dan faktor eksternal:

(8)

a. Faktor Internal

Merupakan faktor yang berasal dari dalam diri siswa yang dapat memengaruhi hasil belajar. Faktor ini dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu :

1) Faktor fisiologis

Dalam hal ini, faktor fisiologis yang dimaksud adalah faktor yang berhubungan dengan kesehatan dan panca indera

2) Kesehatan badan

Untuk dapat menempuh studi yang baik siswa perlu memperhatikan dan memelihara kesehatan tubuhnya.Keadaan fisik yang lemah dapat menjadi penghalang bagi siswa dalam menyelesaikan program studinya.Dalam upaya memelihara kesehatan fisiknya, siswa perlu memperhatikan pola makan dan pola tidur, untuk memperlancar metabolisme dalam tubuhnya.

3) Panca indera

Berfungsinya panca indera merupakan syarat dapatnya belajar itu berlangsung dengan baik.Dalam sistem pendidikan dewasa ini di antara panca indera itu yang paling memegangperanan dalam belajar adalah mata dantelinga.Hal ini penting, karena sebagian besar hal-hal yang dipelajari oleh manusia dipelajari melalui penglihatan dan pendengaran.

4) Faktor psikologis

Ada banyak faktor psikologis yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa.

b. Faktor eksternal

Selain faktor-faktor yang ada dalam diri siswa, ada hal-hal lain diluar diri yang dapat mempengaruhi prestasi belajar yang akan diraih, antara lain adalah :

1. Faktor lingkungan keluarga terdiri dari : a)Sosial ekonomi keluarga Dengan sosial ekonomi yang memadai, seseorang lebih berkesempatan mendapatkan fasilitas belajar yang lebih baik, mulai dari buku, alat tulis hingga pemilihan

(9)

sekolah. b) Pendidikan orang tua yang telah menempuh jenjang pendidikan tinggi cenderung lebih memperhatikan dan memahami pentingnya pendidikan bagi anak-anaknya, dibandingkan dengan yang mempunyai jenjang pendidikan yang lebih rendah. c) Perhatian orang tua dan suasana hubungan antara anggota keluarga. Dukungan dari keluarga merupakan suatu pemacu semangat berprestasi bagi seseorang.Dukungan dalam hal ini bisa secara langsung, berupa pujian atau nasihat; maupun secara tidak langsung, seperti hubungan keluarga yang harmonis.

2. Faktor lingkungan sekolah terdiri atas : a) Sarana dan PrasaranaKelengkapan fasilitas sekolah, seperti papan tulis, OHP akan membantu kelancaran proses belajar mengajar di sekolah, selain bentuk ruangan, sirkulasi udara dan lingkungan sekitar sekolah juga dapat mempengaruhi proses belajar mengajar. b) Kompetensi Guru dan siswa.Kualitas guru dan siswa sangat penting dalam meraih prestasi, kelengkapan sarana dan pra sarana tanpa disertai kinerja yang baik dari para penggunanya akan sia-sia belaka. Bila seorang siswa merasa kebutuhannya untuk berprestasi dengan baik di sekolah terpenuhi, misalnya dengan tersedianya fasilitas dan tenaga pendidik yang berkualitas, yang dapat memenuhi rasa ingin tahuannya, hubungan dengan guru dan temantemannya berlangsung harmonis, maka siswa akan memperoleh iklim belajar yang menyenangkan. c) Metode Mengajar. Hal ini meliputi materi dan bagaimana cara memberikan materi tersebut kepada siswa.

Menurut teori Hasibuan (dalam Moedjiono 2004:3) mengatakan bahwa metode mengajar adalah alat yang dapat merupakan bagian dari perangkat alat dan cara dalam pelaksanaan suatu strategi belajar mengajar. Sedangkan faktor yang paling penting adalah faktor guru. Jika guru mengajar dengan arif bijaksana, tegas, memiliki disiplin tinggi, luwes dan mampu membuat siswa menjadi senang akan pelajaran, maka prestasi belajar siswa akan cenderung tinggi, paling tidak siswa tersebu tidak bosan dalam mengikuti pelajaran.

(10)

3. Faktor lingkungan masyarakat terdiri atas : a) Sosial budaya Pandangan masyarakat tentang pentingnya pendidikan akan mempengaruhi kesungguhan pendidik dan peserta didik. Masyarakat yang masih memandang rendah pendidikan akan enggan mengirimkan anaknya ke sekolah dan cenderung memandang rendah pekerjaan guru/pengajar. b) Partisipasi terhadap pendidikan Bila semua pihak telah berpartisipasi dan mendukung kegiatan pendidikan, mulai dari pemerintah (berupa kebijakan dan anggaran) sampai pada masyarakat bawah, setiap orang akan lebih menghargai dan berusaha memajukan pendidikan dan ilmu pengetahuan.

c. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Time Token

Time token pada dasarnya merupakan sebuah varian diskusi kelompok dimana ciri khasnya adalah setiapsiswa diberi kupon bicara ±10 atau 15 detik waktu berbicara.Apabila siswa telah menghabiskan kuponnya, siswa itu tidak dapat berbica lagi.Sudah barang tentu, ini menghendaki agar siswa yang masih pegang kupon untuk ikut berbicara dalam diskusi itu.Cara ini menjamin keterlibatan semua siswa.Cara ini juga merupakan upaya yang sangat baik untuk meningkatkan tanggung jawab individual dalam diskusi kelompok.

Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Time token adalah suatu model pegajaran guru dengan menggunakan pembelajaran kooperatif yang secara tekniknya dapat membantu siswanya belajar di setiap mata pelajaran dimana siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil, saling membantu belajar satu sama lainya dengan beranggotakan 2-6 siswa atau lebih dengan memberikan kupon bicara pada siswa di masing-masing kelompok, patokan bicara disini adalah bicara sesuai dengan materi yang dibahas atau mempresentasikan materi, bukan bicara yang asal-asalan yang tidak ada hubungannya dengan materi.

Kemudian secara acak guru menunjuk salah satu dari kelompok untuk menjawab pertanyaan atau mempresentasikan di depan kelas, dengan menggunakan kupon bicara tersebut.

(11)

Arends (2008:29) Tujuan dalam pembelajaran kooperatif time token menumbuhkan keterampilan berpartisipasi. Sementara sebagian siswa mendominasi kelompok, sebagian lainnya mungkin justru tidak mau atau tidak mampu berpartisipasi.Kadang-kadang siswa menghindari kerja kelompok karena pemalu.Sering kali siswa- siswa pemalu sangat cerdas, dan mereka mungkin bekerja dengan baik sendirian atau dengan seorang teman.Akan tetapi, mereka sangat sulit untuk berpartisipasi dalam kelompok.Siswa yang ditolak mungkin juga memiliki kesulitan untuk berpartisipasi dalam kegiatan kelompok.Di samping itu, ada juga anak- anak normal yang entah apapun alasannya, memilih untuk bekerja sendiri dan menolak untuk berpartisipasi dalam kelompok kooperatif.

Model pembelajaran kooperatif tipe time token digunakan untuk melatih dan mengembangkan keterampilan sosial agar siswa tidak mendominasi pembicaraan atau diam sama sekali. Langkahnya adalah kondisikan kelas untuk melaksanakan diskusi, tiap siswa diberi kupon bahan pembicaraan (1 menit), siswa berbicara (pidato-tidak membaca) berdasarkan bahan pada kupon, setelah selesai kupon dikembalikan.

Model pembelajaran kooperatif tipe time token memiliki langkah-langkah pembelajaran yaitu: Ester, (20 Maret 2009)

1. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran/KD.

2. Guru mengkondisikan kelas untuk melaksanakan diskusi (cooperative learning / CL).

3. Tiap siswa diberi sejumlah kupon berbicara dengan waktu ± 30 detik per kupon.

Tiap siswa diberi sejumlah nilai sesuai waktu yang digunakan.

4. Bila telah selesai bicara kupon yang dipegang siswa diserahkan. Setiap tampil berbicara satu kupon. Siswa dapat tampil lagi setelah bergiliran dengan siswa lainnya.

5. Siswa yang telah habis kuponnya tak boleh bicara lagi. Siswa yang masih memegang kupon harus bicara sampai semua kuponnya habis. Demikian seterusnya.

(12)

6. Siswa yang berbicara paling efektif dan mendekati point kompetensi dasar dalam materi di berikan penghargaan

METODE PENELITIAN

Berdasarkan permasalahan yang telah diterapkan sebelumnya, maka yang menjadi objek penelitian dari peneliti yaitu SMA Negeri 1 Bolangitang Barat untuk memudahkan mengajukan hipotesis, maka peneliti menerapkan variabel penelitian sebagai berikut:

1. Variabel input 2. Variabel Proses 3. Variabel output

Prosedur penelitaian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam empat tahap. (1).

Tahap Persiapan, (2). Tahap pelaksanaan tindakan, (3). Tahap pengamatan dan evaluasi,n d (4). Tahap analisis dan refleksi.

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam peneliti ini adalah sebagai berikut:

a. Tes

Teknik ini digunakan untuk mengukur pencapaian hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe time token.Tes berisi pertayaan tertulis yang diberikan pada setiap akhir pertemuan (tindakan).

b. Lembar Observasi Kegiatan Guru

Teknik ini digunakan untuk mengamati kegiatan yang dilakukan guru (peneliti) selama melaksankan kegiatan belajar mengajar di kelas dengan menggunakan model pemberlajaran kooperatif time token.

c. Lembar OBservasi Kegiatan Siswa

Teknik ini digunakan untuk mengamati kegiatan yang dilakukan siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran koopratif tipe time token.

(13)

Indikator kinerja pada penelitian ini adalah hasil belajar yang memperoleh minimal 75 meningkat dari 60% menjadi minimal 80%. Indikator ini mengacu pada kriteria ketuntasan belajar yang terdapat pada kurikulum SMA Negeri 1 Bolangitang Barat Kabupaten Bolmong. Dimana siswa telah dikatakan lulus apabila secara individu memperoleh nilai 75 keatas atau daya serap telah mencapai 75% dan secara klasikal siswa telah dinyatakan tuntas belajar apabila mencapai 80% dari jumlah siswa telah memperoleh 75 keatas.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di SMA Negeri 1 Bolangitang Barat. Kelas yang dikenai tindakan adalah kelas XI IPS dengan jumlah siswa 30 orang yang mencakup 14 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan.

Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, siklus 2 dilaksanakan karena hasil belajar pada siklus 1 belum memnuhi standar yang telah ditetapkan. Pada siklus 2 kegiatan yang dilaksanakan merupakan upaya perbaikan langkah-langkah pembelajaran dan peningkatan kemampuan siswa sehingga hasil belajar yang diharapkan dapat tercapai dengan baik.

Dalam penelitian ini yang menjadi indicator kinerja adalah jumlah siswa yang memiliki hasil belajar tinggi mencapai 75% atau lebih. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan lembar observasi kegiatan guru pada siswa.

Telah diketahui dari latar belakang yang telah ditampilkan sebelumnya, bahwa kelas XI IPS di SMA Negeri 1 Bolangitang Barat hasil belajarnya masih rendah.

Berdasarkan permasalahan dari latar belakang tersebut, maka perlu dilakukan kegiatan tindakan melalui siklus 1 untuk mengatasi rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ekonomi dengan menggunakan model pembelajaran Time Token.

Setelah diadakan tindakan pada siklus1, hasil penelitian tindakan kelas ini diperoleh data pengamatan proses belajar mengajar menunjukan dari 30 aspek

(14)

pengamatan kegiatan guru, yang mencapai kategori sangat baik 7 aspek (23.33%) mencapai kategori baik 11 aspek (36.66%) mencapai kategori cukup 10 aspek (33.34%) dan mencapai kategori kurang 2 aspek (6.67%). Sedangkan Aspek pengamatan kegiatan siswa yang terdiri dari 26 aspek, yang mencapai kategori sangat baik 3 aspek (11.54%), mencapai kategori baik 10 aspek (38.46%), mencapai kategori cukup 10 aspek (38.46%), dan mencapai kategori kurang 3 aspek (11.54%).ini berarti pada siklus 1 masih ada beberapa aspek baik kegiatan guru maupun kegiatan siswa yang masih harus perlu disempurnakan.

Selain pengamatan terhadap aspek-aspek, dilakukan juga tindakan analisis hasil evaluasi yaitu data hasil belajara siswa siklis 1, untuk mengukur kemampuan siswa, diberikan 5 soal berbentuk essay dimana tiap soal memiliki skor yang bervariasi dengan skor maksimum 100. Setelah diadakan evaluasi, menunjukan bahwa hasil belajara yang dicapai siswa belum mencapai ketuntasan balajar, dimana dari 30 orang siswa ada 11 siswa yang mendapat nilai 75 keatas dengan presentase 36.66% dan 19 siswa mendapat nilai kurang dari 75 dengan presentase 63.33%. dengan rata-rata kelas 68.07%.

Berdasrkan data diatas dapat disimpulkan bahwa tindakan yang dilakukan belum terlaksana sebagaimana yang diharapkan atau belum mencapai criteria ketuntasan sehingga perlu dilanjutkan pada siklus selanjutnya.

Setelah dilakukan siklus 1 dan belum mencapai indicator kinerja, maka dilakukan siklus 2. Setelah siklus II dilaksanakan, diperoleh data pengamatan proses blajar mengajar siklus II menunjukan bahwa dari 30 aspek. Kriteria sangat baik mencapai 12 aspek (40%), criteria baik mencapai 14 aspek (46.67%) dan criteria cukup 4 aspek (13.33%) dan criteria kurang baik tidak ada. Berikutnya untuk aspek pengamatan kegiatan siswa menunjukan dari 26 aspek, terdapat 11 aspek (42.32%) mencapai criteria sangat baik, 11 aspek (42.31%) mencapai criteria baik, dan untuk aspek yang mendapat criteria cukup 4 aspek (15.38%), dan kurang tidak ada. Ini berarti siklus II sudah ada perbaikan yang dilaksanakan.

(15)

Data hasil belajar siswa pada siklus II menunjukan bahwa hasil belajar siswa sudah mencapai ketuntasan belajar atau terjadi peningkatan, dimana dari 30 orang siswa 26 orang siswa atau 86.67% yang mendapat nilai 75 ketas dan sisanya yaitu 4 orang siswa atau 13.33% yang mendapat nilai 75 kebawahdengan rata-rata kelas 68.07% dengan daya serap siswa 68.07.

Dengan demikian, analisis tes pada siklus I dan siklus II menunjukan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar siswa dikelas XI IPS SMA Negeri 1 Bolangitang Barat pada pelajaran Ekonomi Khusunya materi uang dan perbangkan dengan menggunakan model pembelajaran Time Token. Peningkatan ini Nampak terutama dari perolehan siswa, dimana pada siklus I jumlah siswa yang tuntas 11 orang siswa atau 36.66 menjadi 26 orang siswa atau 86.67% pada siklus II.

Dari uraian diatas disimpulkan bahwa hipotesis dirumuskan dalam penelitian ini, yaitu “Jika digunakan model pembelajaran kooperatif tipe time token pada mata pelajaran ekonomi dikelas XI IPS SMA Negeri Bolangitang Barat Kabupaten Bolmut, maka hasil belajar siswa meningkat” dapat diterima.

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan dengan hasil data yang diperoleh serta pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa melalui penggunaan model pembelajaran Time Token maka hasil belajar siswa pada kelas XI IPS SMA Negeri I Bolangitang Barat 2013/2014 pada mata pelajaran Ekonomi dapat meningkatkat.

Berdasarkan kesimpulan diatas, dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut

1. Bagi Sekolah

Hendaknya sekolah mengupayakan pelatihan atau sosialisasi bagi guru mengenai model-model pembelajaran yang bervariasi dan inovatif untuk dapat mendukung pelaksanaan pembelajaran agar tujuan pembelajaran dapat tercapai sesuai dengan harapan.

(16)

2. Bagi Guru

a. Sebaiknya guru mulai merancang proses pembelajaran yang kreatif dan inovatif sehingga peran siswa lebih besar dan pembelajaran akan menjadi lebih aktif dan bermakna. Hal ini membuat siswa tidak bosan dan tetap termotivasi untuk mengikuti proses pembelajaran yang pada akhirnya dapat meningkatkan pemahamaan konsep pada materi pelajaran.

b. Guru hendaknya menerapkan model pembelajaran Kooperatif Time Token pada mata pelajaran lain yang bukan hanya pada mata pelajaran Ekonomi.

3. Bagi Siswa

Siswa harus lebih berperan aktif dalam pembelajaran, mengembangkan kreativitas, motivasi dan mengembangkan keberanian menyampaikan gagasan dalam proses pembelajaran untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan hasil belajar.

(17)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, dkk. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: T Bumi Askara Daryanto. 2001. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta

Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta Hamalik Oemar. 2009. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem.

Jakarta: Aksara

Ibrahim, et al 2000. Pembelajara kooperatif. Surabaya: Unesa University Press Muslimin, dkk. 2000. Pembelajaran kooperatif. Surabaya: Unesa University Press Purwanto. 2011. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Popham W. James dan Eva L. Baker. 2005. Teknik Mengajar Secara Sistematis (Terjemahan: Amirul Hadi, dkk). Jakarta: Rineka Cipta

Sudjana, Nana. 2012. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya

Suprijono. Agus. 2012. Cooperative Lerning Teori & Aplikasi Paikem. Pustaka Pelajar: Yogyakarta

Arendes . 2012. Model pembelajaran time token

http://www.sriudin.com/2012/01/model-pembelajaran-time-token.html).

Tanggal 15 januari 2012.

Ester 2009. Langkah-langkah model pembelajaran

http://kuliahpgsd.blogspot.com/2009/01/langkah-langkah-model- pembelajaran.html).tanggal 26 januari 2009

Eva Yunita. 2010. Model pembelajaran time token Arendes.

http://rumahdesakoe.blogspot.com/2010/05/model-pembelajaran-time-token arends.html. Tanggal 3 mei 2011

Juli Esterina. 2010. Implementasi model pembelajaran time token.

http://juliketaren.blogspot.com./2011/08/implementasi-model-pembelajaran- time.html. Tanggal 25 agustus 2010

Referensi

Dokumen terkait

Langkah berikutnya untuk mengetahui keterkaitan antara perubahan penggunaan tutupan lahan dengan insidensi penyakit Pneumonia pada balita adalah melakukan uji hipotesis

シZテムρ吻 蜥 歴 考憲乙た1柵 (1)あるプロセスに投 入され た財 の持ち込 むCO2配 分量 とその プロセスに おいて発 生する∞2量 の 和 は

Suasana haru mengiringi Tegar ketika berziarah kemakam ibunya, seolah mengingatkan dia semua perjuangan kedua orangtuanya untuk menyekolahkannya sehingga bisa menepis

Adapun langkah- langkah dalam penelitian tersebut adalah metode pengumpulan data baik data yang diperoleh dari studi pustaka maupun dari akusisi pengetahuan dari

Sebutkan strategi umum perusahaan dan jelaskan bagaimana kita akan mengimplementasikannya dalam program bisnis yang efektif.Tentukan apakah strategi kita didasarkan teknologi

Seluruh asli dokumen penawaran Saudara yang telah diunggah melalui LPSE Kota Medan.. Asli Dokumen Kualifikasi sesuai data isian kualifikasi dan fotokopinya sebanyak 1(satu)

Ketidakikutser taan peser ta pada saat pr oses penjelasan tidak dapat dijadikan dasar untuk menolak/ menggugur kan penaw aran. Demikian Ber ita Acara Penjelasan

Untuk mengatasi fenomena tersebut pengelolaan lahan perkebunan harus mampu memperbaiki dan meningkatkan kapasitas resapan air ke dalam tanah (infiltrasi),