BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Bagan Alir Penelitian
Penyusunan naskah tugas akhir ini dapat dilihat secara garis besar dalam bagan alir yang ditunjukkan pada Gambar 3.1.
Gambar 3.1 Bagan Alir Tahapan Penulisan Tugas Akhir
(Sumber : Data olahan penulis, 2017)
3.1.1 Latar Belakang
Observasi dilakukan pada pekerjaan instalasi vertical drain dan geotextile untuk mengamati potensi bahaya kerja yang mungkin terjadi, selain itu dilakukan interview dan tanya jawab dengan pekerja lapangan, juga diskusi dengan pengawas proyek baik itu pelaksana maupun safety officer sendiri tentang masalah yang terkait dengan potensi bahaya kerja yang mungkin dapat terjadi dalam setiap tahapan pekerjaan.
3.1.2 Perumusan Masalah
Pada tahap ini, dilakukan identifikasi permasalahan dan perumusan masalah yang akan dijadikan sebagai bahan penelitian. Permasalahan yang akan dibahas yaitu nilai risiko potensi bahaya dan kategori potensi bahaya kerja pada pekerjaan instalasi vertical drain dan geotextile, serta apa saja yang menjadi faktor penyebab terbesar terjadinya kecelakaan kerja pada pekerjaan instalasi di proyek terbsebut.
3.1.3 Tinjauan Pustaka dan Kerangka Pemikiran
Dalam menganalisis dilakukan tinjauan pustaka, yaitu membaca dan mencari referensi dari jurnal, buku referensi, sumber di internet, dan data teknis proyek. Studi pustaka yang dilakukan juga mengambil data dari peraturan perundangan yang ada di Indonesia yang berkaitan dengan identifikasi potensi bahaya kerja. Kerangka pemikiran dibuat sebagai konsep dalam membuat penelitian, yang berisi variabel-variabel dalam penelitian serta hubungannya.
3.1.4 Penentuan Sampel dan Populasi
Menurut Sugiyono, 2011, populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini, populasi yang digunakan adalah karyawan/staff dan pekerja lapangan pada proyek Instalasi vertical drain dan Geotextile di Kawasan Industri Kendal.
Menurut Sugiyono, 2011, sampel adalah bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Sampel pada penelitian ini adalah responden yang akan mengisi pernyataan pada kuesioner yang dibuat peneliti. Responden akan diambil secara acak (random). Jumlah sampel atau reponden yang digunakan pada penelitian ini dihitung menggunakan rumus Slovin:
Dimana:
n = jumlah sampel/responden untuk penelitian N = jumlah populasi
e = presentase kesalahan yang ditolerir
Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan/staff dan pekerja lapangan pada proyek Instalasi vertical drain dan geotextile di Kawasan Industri Kendal. Jumlah karyawan yang bekeja pada proyek Instalasi vertical drain dan geotextile di Kawasan Industri Kendal disajikan pada tabel 3.1.
Tabel 3.1 Jumlah Karyawan di Proyek Personil Jumlah Staf dan Engineer 15 Staf bagian vertical drain 17 Staf bagian geotextile 12
Total 44
Sumber : Data Proyek, 2017
Banyaknya sampel keseluruhan berjumlah 44 orang, untuk presentase kesalahan yang ditolerir diambil 10%. Maka didapatkan jumlah responden adalah:
responden
3.1.5 Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data yang bersifat kuantitatif karena dinyatakan dengan angka-angka yang menunjukkan nilai terhadap besaran atau variabel yang diwakilinya jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.
1. Data Primer
Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari objek yang diteliti. Menurut Sugiyono, 2013, sumber data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data. Data primer diperoleh dengan cara pengisian kuesioner oleh pekerja/staff di lingkungan proyek.
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2006). Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa
diharapkan dari responden. Kuesioner ini tentunya akan disesuaikan untuk calon responden baik dalam segi penulisan maupun materinya.
2. Data Sekunder
Menurut Sugiyono, 2013, sumber data sekunder adalah sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen. Data sekunder antara lain disajikan dalam bentuk data-data, tabel-tabel atau mengenai topik penelitian. Data ini merupakan data yang berhubungan secara langsung dengan penelitian yang dilaksanakan dan bersumber dari proyek Instalasi vertical drain dan geotextile di Kawasan Industri Kendal dan data-data lain berdasarkan
hasil searching di internet mengenai artikel-artikel, jurnal dan adanya hasil penelitian sebelumnya yang dapat digunakan oleh peneliti sebagai bahan perbandingan dengan penelitian yang dilakukan.
3.1.6 Pengujian Instrumentasi dan Analisis Data
Data yang didapat kemudian diuji validitas dan reliabilitasnya dengan menggunakan software SPSS. Uji validitas dilakukan untuk mengetahui tingkat validitas tiap butir pernyataan dalam kuesioner. Sedangkan uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana suatu elat pengukur dapat diandalkan dan tetap konsisten jika dilakukan dilakukan dua kali pengukuran atau lebih pada populasi yang sama dengan alat ukur yang sama.
Setelah data dinyatakan valid dan reliabel, lalu data diolah sehingga mendapatkan tingkat penilaian dari masing-masing kategori kuesioner. Akan dianalisis kriteria risiko potensi bahaya berdasarkan tingkat keparahan dan kemungkinan atau peluang terjadinya kejadian tersebut yang akan disajikan dalam bentuk tabel. Lalu
berdasarkan tabel tersebut dibuat pohon analisis penyebab masing-masing potensi bahaya yang kemungkinan terjadi.
3.2 Gambaran Umum Proyek
Tujuan penelitian adalah mengetahui potensi bahaya kerja pada Proyek Instalasi vertical drain dan Geotextile di Kawasan Industri Kendal.
Gambar 3.2 Project Location (Sumber : Data Proyek, 2017)
Lokasi proyek berada di Jl. Raya Arteri KM. 19, Brangsong, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah 51371. Area yang dilakukan soil improvement dengan vertical drain adalah jalan sepanjang 6 km.
Gambar 3.3 Master Plan Project (Sumber : Data Proyek, 2017) Project Location
Berikut adalah data administrasi dari proyek Instalasi vertical drain dan geotextile di Kawasan Industri Kendal:
Nama Proyek : Instalasi Vertical Drain dan Geotextile di Kawasan Industri Kendal
Pengguna Jasa : PT. Kawasan Industri Kendal Konsultan Perencana : Ganeshatama Consulting Kontraktor : PT. Geostructure Dynamics
No Kontrak : 206/KIK-DC/PVD/Ph1B/08/16
Tanggal : 1 Agustus 2016
Waktu Pelaksanaan : 12 Bulan
3.3 Pengujian Instrumentasi dan Analisis Data 3.3.1 Indikator Unsafe Act dan Unsafe Condition
Indikator untuk masing-masing kategori unsafe act dan unsafe condition yang akan digunakan dalam form pengambilan data (kuesioner) disajikan dalam tabel 3.2.
Table 3.2 Indikator dari Variabel X Penelitian
Variabel Indikator Sumber
Unsafe Act
- Penggunaan Alat Pelindung Diri Uda dkk, 2013
- Tingkah laku pekerja Uda dkk, 2013
Unsafe Condition
- Housekeeping Uda dkk, 2013
- Elektrikal, pencahayaan dan bahan kimia Uda dkk, 2013
- Faktor alam Messah, dkk, 2012
- Peringatan terhadap kecelakaan Dwi, 2016 Sumber : Data olahan penulis, 2017
3.3.2 Uji Validitas
Menurut Wieke Yuni Christina, 2012, uji validitas dilakukan untuk mengetahui kelayakan butir-butir pertanyaan dalam suatu daftar pertanyaan dalam mendefinisikan suatu variabel. Menurut Sugiyono, 2012, instrumen yang valid harus memiliki faktor atau item dengan harga korelasi (r) lebih besar dari 0.30. Untuk uji validitas diperoleh hasil dari pengujian menggunakan Corrected Item Total Correlation tiap variabel.
Adapun dasar dari pengambilan keputusan dalam uji validitas adalah :
a. Jika nilai rhitung > rtabel, maka item pertanyaan atau pernyataan dalam angket berkorelasi signifikan terhadap score total (artinya item angket dinyatakan valid).
b. Jika nilai rhitung < rtabel, maka item pertanyaan atau pernyataan dalam angket tidak berkorelasi signifikan terhadap score total (artinya item angket dinyatakan tidak valid).
3.3.3 Uji Reliabilitas
Menurut Wieke Yuni Christina, 2012, uji reliabilitas digunakan untuk melihat apakah alat ukur yang digunakan kuesioner menunjukkan konsistensi di dalam mengukur gejala yang sama. Konsistensi yang dimaksud adalah bahwa angka numerik yang dihasilkan oleh sebuah indikator tidak bervariasi karena proses pengukuran itu sendiri. Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana suatu elat pengukur dapat diandalkan dan tetap konsisten jika dilakukan dilakukan dua kali pengukuran atau lebih pada populasi yang sama dengan alat ukur yang sama. Dalam penelitian ini uji reliabilitasnya menggunakan metode Cronbach Coefficien Alpha. Berikut ketentuan uji reliabilitas dengan metode Cronbach Coefficien Alpha :
a. Nilai Cronbach Coefficien Alpha < 0,6, menunjukkan bahwa instrumen penelitian tidak reliabel
b. Nilai Cronbach Coefficien Alpha > 0,6, menunjukkan bahwa instrumen penelitian reliabel
3.3.4 Hazzard Identification and Risk Assesment (HIRA)
Menurut Susihono, dkk, 2013, HIRA (hazard identification and risk assessment) merupakan suatu metode atau teknik untuk mengidentifikasi potensi bahaya kerja dengan mengidentifikasikan karekteristik bahaya yang mungkin terjadi dan mengevaluasi risiko yang terjadi melalui penilaian risiko dengan menggunakan matriks penilaian risiko. Penilaian risiko dilakukan dengan berpedoman pada skala Australian Standard/New Zealand Standard for Risk Management (AS/NZS 4360:2004). Matriks yang digunakan berdasarkan tingkat keparahan atau severity (tabel 3.3) dan kemungkinan/peluang atau probability (tabel 3.4) terjadinya potensi bahaya tersebut.
Tabel 3.3 Tingkat Keparahan
Tingkatan Kriteria Penjelasan
1 Insignificant (kecil sekali)
Tidak ada cidera, kerugian materi sangat kecil
2 Minor (kecil) Cidera ringan, memerlukan perawatan P3K, langsung dapat ditangani di lokasi kejadian, kerugian materi sedang
3 Moderate
(sedang)
Hilang hari kerja, memerlukan perawatan medis, kerugian materi cukup besar 4 Major (besar) Cidera mengakibatkan cacat atau hilang
fungsi tubuh secara total, kerugian materi besar
5 Catastrophic (bencana)
Menyebabkan kematian, kerugian materi sangat besar
Sumber : AS/NZS 4360:2004
Tabel 3.4 Kemungkinan atau Peluang
Tingkatan Kriteria Penjelasan
A Almost certain (hampir pasti akan terjadi)
Terjadi hampir pada semua keadaan,
misalnya terjadi 1 kejadian dalam setiap hari B Likely (cenderung untuk
terjadi)
Sangat mungkin terjadi pada semua keadaan, misalnya terjadi 1 kejadian dalam 1 minggu C Moderate (mungkin dapat
terjadi)
Dapat terjadi sewaktu-waktu, misalnya terjadi 1 kejadian dalam 1 bulan D Unlikely (kecil
kemungkinan terjadi)
Mungkin terjadi sewaktu-waktu, misalnya terjadi 1 kejadian dalam 1 tahun
E Rare (jarang sekali terjadi) Hanya dapat terjadi pada keadaan tertentu, misalnya terjadi 1 kejadian dalam lebih dari 1 tahun
Sumber : AS/NZS 4360:2004
Penentuan matriks penilaian risiko dengan cara menggabungkan hasil kategori tingkat keparahan dengan kategori kemungkinan atau peluang (tabel 3.5). Matriks penilaian diperoleh dari 4 kategori L, M, H, dan E (tabel 3.6). Kategori L menunjukkan Low risk, M menunjukkan Moderate risk, H menunjukkan High risk, dan E menunjukkan Extreme risk.
Tabel 3.5 Matriks Penilaian Risiko Kemungkinan
(peluang)
Keparahan atau akibat
1 2 3 4 5
A H H E E E
B M H H E E
C L M H E E
D L L M H E
E L L M H H
Sumber : AS/NZS 4360:2004
Tabel 3.6 Keterangan Matriks Risiko
Tingkatan Penjelasan
E Extreme Risk (risiko ekstrim), memerlukan penanggulangan segera atau penghentian kegiatan atau keterlibatan manajemen puncak. Perbaikan sesegara mungkin.
H High Risk (risiko tinggi), memerlukan pihak pelatihan oleh manajemen, penjadwalan tindakan perbaikan secepatnya.
M Moderate Risk (risiko menengah), penangan oleh manajemen terkait.
L Low Rsik (risiko rendah), kendalikan dengan prosedur rutin.
Sumber : AS/NZS 4360:2004
3.3.5 Fault Tree Analysis
Menurut Priminta, 2012, fault tree analysis adalah suatu teknik yang digunakan untuk mengidentifikasi risiko yang berperan terhadap terjadinya kegagalan. Fault tree analysis diperkenalkan pertama kali oleh Bell Telephone Laboratories pada tahun 1962.
FTA (fault tree analysis) merupakan suatu metode analisa risiko dengan model grafik dan logika yang menampilkan kombinasi kejadian yang memungkinkan yaitu rusak atau baik yang terjadi dalam sistem, aplikasinya dapat mecakup suatu sistem, equipment dan sebagai analisa. Simbol-simbol yang digunakan dalam FTA disajikan dalam tabel 3.7.
Tabel 3.7 Simbol-simbol dalam Fault Tree Analysis
Simbol Keterangan Simbol
Simbol Kejadian : menyatakan kejadian/ event yang terjadi dalam sistem
Conditioning Event Conditioning event menyatakan suatu kondisi atau batasan khusus yang diterapkan pada suatu gerbang logika.
Basic Event Basic event menyatakan kegagalan mendasar yang tidak perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mencari penyebab dari event tersebut.
External Event External event menyatakan sebuah event yang diharapkan muncul secara normal, tidak termasuk dalam kejadian gagal.
Simbol Keterangan Simbol
Intermediate Event Intermediate event menyatakan event yang muncul dari kombinasi kejadian masukan yang gagal yang masuk ke gerbang.
Undeveloped Event Undeveloped event menyatakan sebuah event yang tidak diteliti lebih lanjut karena tidak tersedianya informasi atau karena konsekuensi event ini tidak terlalu penting.
Gerbang OR Gerbang OR menyatakan event yang muncul terjadi jika setidaknya salah satu masukan terjadi.
Gerbang AND Gerbang AND menyatakan event muncul jika semua masukan terjadi.
Sumber : U.S Nuclear Regulatory Commision, 1981
Dalam menyelesaikan analisis FTA dilakukan tahapan sebagai berikut:
1. Mengubah logika pohon kegagalan menjadi persamaan boolean.
2. Menyederhanakan persamaan boolean menjadi bentuk sederhana, dengan atura seperti dalam tabel 3.8.
Tabel 3.8 Operasi Aljabar Boolean
Aturan Operasi
Komutatif A+B = B+A A . B = B . A Asosiatif A+B+C = (A+B)+C = A+(B+C)
A . B . C = (A . B) . C = A . (B . C) Distributif A . (B+C) = (A . B) + (A . C) Sumber : Pradipta, dkk, 2012
3. Lalu dari persamaan boolean tersebut dicari minimal cut set untuk menemukan kombinasi dari beberapa kejadian sampai hasilnya tidak dapat disederhanakan lagi.
Hasil dari kombinasi kejadian tersebut disebut penyebab dari terjadinya top event.
4. Dari hasil minimal cut set lalu dicari kejadian yang sering muncul sehingga kejadian tersebut merupakan potensi bahaya kerja dominana penyebab terjadinya kecelakaan kerja.