• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBANYAKAN BENIH SUMBER PADI DAN KEDELAI DI SUMATERA UTARA MELALUI UPBS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERBANYAKAN BENIH SUMBER PADI DAN KEDELAI DI SUMATERA UTARA MELALUI UPBS"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

PERBANYAKAN BENIH SUMBER PADI DAN KEDELAI DI SUMATERA UTARA

MELALUI UPBS

CATUR HERMANTO

dan Tim

Disampaikan pada seminar proposal kegiatan BPTP Sumatera Utara TA. 2014 Kamis, 9 Januari 2014

(2)

1. PENDAHULUAN 2. METODOLOGI 3. ANALISIS RISIKO

4. ORGANISASI PELAKSANA 5. JADWAL KEGIATAN

6. BIAYA

OUTLINE

(3)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

• Pembangunan pertanian dewasa ini diarahkan kepada ketahanan pangan serta pembangunan sistem dan usaha agribisnis yang berdaya saing, berkelanjutan, berkerakyatan dan

terdesentralisasi  4 TARGET UTAMA PEMBANGUNAN PERTANIAN salah satunya pencapaian swasembada dan swasembada berkelanjutan.

• Pencapaian swasembada kedelai dapat diwujudkan dengan peningkatan produksi  mengurangi impor kedelai

• Kebutuhan kedelai Nasional saat ini mencapai 2,5 juta ton/tahun sedangkan produksi kedelai tahun 2012 hanya 1,1 juta

ton/tahun, sehingga masih terdapat kekurangan pasokan sebanyak 1,4 juta ton kedelai.

(4)

Lanjutan…

• Badan Litbang Pertanian telah menghasilkan berbagai inovasi teknologi yang mampu meningkatkan produktivitas kedelai diantaranya varietas unggul baru yang mampu meningkatkan hasil dan tahan serangan HPT.

• Badan Litbang Pertanian juga telah menghasilkan dan

mengembangkan pendekatan pengelolaan tanaman terpadu (PTT) yang ternyata mampu meningkatkan produktivitas

kedelai dan efisiensi input produksi.

(5)

Lanjutan…

• Produktivitas nasional kedelai saat ini rata-rata mencapai 1,3 t/ha dengan kisaran 0,6 – 2,0 t/ha di tingkat petani, sedangkan di tingkat penelitian sudah mencapai 1,7 – 3,2 t/ha, bergantung pada kondisi lahan dan teknologi yang diterapkan.

• Sumatera Utara berpotensi dalam pengembangan kedelai.

Produksi kedelai Sumatera Utara tahun 2012 sebesar 5.419 ton, turun sebesar 6.007 ton atau 52,27% dibandingkan produksi

kedelai tahun 2011  disebabkan oleh kalah bersaing dengan kedelai impor, kurangnya ketersediaan benih bermutu,

penerapan teknologi yang belum mantap dan harga pasar yang tidak menguntungkan petani.

(6)

Lanjutan…

• Pencapaian swasembada beras berkelanjutan dapat terwujud melalui peningkatan produksi padi nasional.

• Secara teknis upaya peningkatan produksi padi melalui dua pendekatan, yaitu:

1) ekstensifikasi (perluasan areal)  banyak kendala 2) intensifikasi (peningkatan produktivitas usahatani).

• Peningkatan produktivitas usahatani melalui peningkatan mutu intensifikasi yang dilakukan dengan perbaikan teknologi  salah satunya penggunaan benih bermutu.

• Kontribusi kenaikan produksi melalui penggunaan benih varietas unggul, pengairan dan perbaikan teknik budidaya sekitar 75%.

(7)

Lanjutan…

• Sumatera Utara merupakan salah satu provinsi lumbung padi nasional dengan total luas tanam saat ini 750.527 Ha. Dari

luasan tersebut dapat diproyeksikan total kebutuhan benih padi bersertifikat mencapai 18.763.175 kg dengan asumsi kebutuhan benih per hektar sebanyak 25 kg.

• Saat ini benih yang tersedia hanya mencapai 4.000 ton saja.

• Guna mengatasi permasalahan ketersediaan benih padi dan kedelai bermutu, Badan Litbang Pertanian melalui UPBS BPTP Sumatera Utara pada Tahun Anggaran 2014 melakukan

perbanyakan benih padi dan kedelai.

• Diharapkan melalui kegiatan ini selain untuk memenuhi kebutuhan benih bermutu di Sumatera Utara, juga dapat mendukung perbenihan padi dan kedelai secara nasional.

(8)

Uraian Jumlah Keterangan Jumlah Penduduk 13.248.386 jiwa

Kebutuhan Beras 1.841.525.654 kg Jumlah penduduk X konsumsi rata- rata (139kg/kapita/tahun)

Setara Padi 3.069.209.423 kg Rendemen 60%

Kebutuhan lahan 667.219 ha Di hitung berdasarkan produktivitas rata-rata 4.6 ton/ha

Kebutuhan Benih ES 16.680.486 kg Kebutuhan benih 25 kg/ha Kebutuhan Benih SS 119.146 kg Produktivitas 3,5 ton/ha Kebutuhan Benih FS 993 kg Produktivitas 3 ton/ha

Kebutuhan Beras, Padi, Lahan dan Benih di Sumatera Utara

Fakta:

 Luas lahan sawah Sumatera Utara: 484.211 ha

 Dengan IP 1,55 maka diperoleh luas tanam per tahun 750.527 ha

 Untuk itu dibutuhkan benih ES sebesar 18,76 juta ton  134 ton SS  1,117 ton FS

 Diperkirakan dapat dihasilkan 3,45 juta ton

 Surplus 0,38 juta ton

(9)

0 10 20 30 40 50 60 70

Simalungun Siantar Karo Deli Serdang Tobasa Sergei Asahan Langkat Dairi Tapsel Samosir Sidimpuan Binjai Batubara Hasundutan Tebing Tinggi Taput Medan Labusel Labura Tapteng Pakpak Bharat Madina Tanjung Balai Palutra Labuhan Batu Palas Nias Selatan Nias Barat Nias Gunung Sitoli Nias Utara

Kw/ha

Rata-rata: 46.00 + 7.57 kw/ha Minimum: 29.97 kw/ha Maksimum: 57.56 kw/ha

Produktivitas Padi Sawah per Kabupaten/Kota tahun 2012

Rata-rata produktivitas nasional: 56 kw/ha

(10)

0 50000 100000 150000 200000 250000 300000 350000 400000 450000 500000

0 10 20 30 40 50 60 70

Produksi (ton)

Produktivitas (kw/ha)

Produktivitas vs Produksi Padi Sawah di Sumatera Utara Tahun 2012

Sergei Langkat

Tobasa Karo

Siantar Nias Barat

Nias Nias Utara

(11)

0 5000 10000 15000 20000 25000 30000 35000 40000 45000

0 10 20 30 40 50 60 70

Luas Baku (ha)

Produktivitas (kw/ha)

Produktivitas vs Luas Baku Sawah tahun 2012

Simalungun

Batubara Langkat

Pada beberapa

kabupaten/kota tidak tertera data luas baku sawahnya

(12)

Taput Simalungun

Dairi

Karo

0 5000 10000 15000 20000 25000 30000 35000 40000 45000

0 5 10 15 20 25 30 35 40

Produksi (ton)

Produktivitas (kw/ha) Produktivitas vs Produksi Padi Ladang Kab/Kota di Sumatera Utara tahun 2012

 Produksi total: 163.143 ton

 Produktivitas rata-rata: 31,22 kw/ha

 Produktivitas minimum: 24,74 kw/ha

 Produktivitas maksimum: 35,57 kw/ha

(13)

PRODUKSI PADI 3,069

JUTA TON

Produktivitas

Teknologi Input

Air Luas lahan

Alih komoditas Sub optimal

Alih fungsi

Modal

Harga

Iklim ekstrim Tidak pasti

Simpul Kritis Produksi Padi Sumatera Utara

IP

Hambatan adopsi teknologi

(14)

Dukungan Teknologi dalam kemasan Pengelolaan Tanaman Terpadu

• Varietas unggul

• Benih bermutu

• Pola tanam

• Pemupukan sesuai kondisi lahan dan kebutuhan tanaman

• Pengendalian OPT

• Penanganan panen dan pasca panen

• Peningkatan indeks pertanaman

(15)

Dasar Pemikiran

• Keberhasilan diseminasi teknologi varietas unggul ditentukan kemampuan industri benih untuk memasok benih hingga ke petani dalam kondisi 6 TEPAT (Tepat waktu, tepat jumlah, tepat tempat, tepat mutu, tepat jenis dan tepat harga)

• Sistem perbenihan yang tangguh sangat diperlukan untuk mendukung upaya peningkatan produksi benih dan mutu produk pertanian

• BPTP Sumatera Utara dapat berperan dalam mempercepat

penyebaran varietas unggul baru melalui Unit Pengelola Benih Sumber (UPBS).

(16)

• Jumlah dan macam varietas padi yang akan diproduksi ditentukan dengan merujuk hasil SL-PTT padi dan varietas yang sudah populer di masyarakat untuk turut mendukung percepatan pemenuhan stok benih bersertifikat.

• Tiga varietas dengan keragaan terbaik di beberapa lokasi SL-PTT di sumatera Utara disajikan pada Tabel berikut :

No Lokasi SLPTT Varietas

1. Kab. Madina Inpari 3, Cibogo, Inpari 10 2. Kab. Tapanuli Tengah Inpari 3, Mekongga, Inpari 16 3. Kab. Tapanuli Selatan Inpari 14, Inpari 15, Mekongga 4. Kab. Tobasa Inpari 14,Inpari 3, Inpari 4

5. Kab. Nias Utara Inpari 10, Inpari 14, Inpari 20 6. Kab. Padang Lawas Inpari 17, Inpari 18, Inpari 19

(17)

Tujuan

Memperbanyak dan mendiseminasikan benih sumber varietas unggul baru padi dan kedelai.

Keluaran

(1) Tersedianya benih padi kelas Benih Dasar/FS sejumlah 6 ton, Benih Pokok/SS sebanyak 15 ton dan Benih

Sebar/ES sejumlah 28.17 ton

(2) Tersedianya benih sumber kedelai kelas Benih Dasar/FS sejumlah 5,0625 ton, Benih Pokok/SS sebanyak 101,25 ton dan

(3) Tersebarnya benih sumber varietas unggul baru padi dan kedelai di Sumatera Utara.

(18)

Hasil Yang Diharapkan

Tersedianya benih sumber padi dan kedelai sebagai inisiasi produksi benih sebar untuk pengembangan padi dan

kedelai di Sumatera Utara.

Perkiraan Manfaat

Petani dapat memperoleh benih padi dan kedelai bermutu tepat jenis, waktu dan jumlah. Penangkar benih padi dan kedelai berkembang.

(19)

Perkiraan Dampak

• Produksi padi di Sumatera Utara meningkat 10-15% sehingga mampu menopang kebutuhan pangan bahkan menjadikan

Sumatera Utara sebagai lumbung pangan. Menjaga keberlanjutan produksi padi yang merupakan penyangga keamanan pangan

nasional, serta mampu meningkatkan pendapatan usahatani rumah tangga petani, yang pada akhirnya diharapkan dapat memberikan peningkatan terhadap kesejahteraan masyarakat.

• Petani kedelai akan mudah mendapatkan benih yang bermutu tinggi, sehingga produktivitas kedelai akan meningkat, dan

pendapatan petani kedelai juga akan meningkat, sehingga petani akan berminat untuk menanam kedelai, maka kebutuhan bahan baku paran pengrajin yang berbahan baku kedelai juga akan terpenuhi. Disamping itu import kedalai akan berkurang.

(20)

METODOLOGI

Pendekatan (Kerangka Pemikiran)

• Benih merupakan faktor produksi penting dalam usaha pertanian  kebijakan pemerintah (subsidi harga untuk meningkatkan efisiensi sistem distribusi benih) 

terjamin ketersediaannya

• BPTP Sumut berperan dalam mempercepat penyebaran VUB melalui yaitu Unit Pengelola Benih Sumber (UPBS) agar kontinuitas pasokan benih dapat terpenuhi.

• Produksi benih unggul padi dilakukan dengan pendekatan Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT)

(21)

Ruang Lingkup

• Perbanyakan benih padi dilaksanakan di KP. Pasar Miring Kabupaten Deli Serdang. Perbanyakan benih unggul padi

dilakukan dalam dua kali musim tanam dengan total luasan 12 Ha.

• Perbanyakan benih kedelai akan dilaksanakan di Lahan sentra tanaman kedelai milik petani di Sumatera Utara dengan metode sewa lahan. Perbanyakan benih unggul kedelai kelas BS ke FS dan FS ke SS, yang dilakukan dalam dua kali musim tanam dengan total luasan 100 Ha.

• Secara umum kegiatan yang dilakukan mencakup aspek sistem perbenihan kedelai, yaitu: perbanyakan benih unggul padi dan penyebarluasan varietas unggul baru di Sumatera Utara.

• Kegiatan perbanyakan benih sumber padi dan kedelai akan dilakukan bulan Januari – Desember 2014.

(22)

Perbanyakan benih

• Perbanyakan benih padi: varietas yang diperbanyak antara lain:

• Kelas benih: BS  FS, FS  SS dan SS  ES

• Perbanyakan benih kedelai: varietas yang diperbanyak adalah Anjasmoro

• Kelas benih: BS  FS dan FS  SS

(23)

Tahapan perbanyakan benih:

1. Pemilihan, perlakuan benih dan penyemaian 2. Penyiapan lahan

3. Penanaman

4. Pemeliharaan (Pemupukan, Penyiangan, Pengendalian OPT, Seleksi/Roguing)

5. Panen dan pengolahan benih (Persiapan panen,

Proses panen, Pengeringan benih, Pengolahan

benih/Pengemasan)

(24)

Pengumpulan data

Data yang dikumpulkan dalam kegiatan ini meliputi:

• data produksi per musim tanam

• data kepuasan konsumen

• data kebutuhan benih per bulan yang dikumpulkan dari Dinas Pertanian Kabupaten dan BPSB

• data lainnya: data iklim yang terdiri atas curah

hujan, jumlah hari hujan, suhu, kelembaban dan

data lain yang relevan dengan iklim.

(25)

Sistem Manajemen Mutu

• Perbaikan sarana dan prasarana

• Peningkatan kapasitas SDM

• Penerapan prosedur operasional standar

• Pengendalian mutu

(26)

ANALISIS RISIKO

Daftar Risiko

No. Risiko Penyebab Dampak

1. Serangan HPT Hama dan Penyakit Gagal panen 2. Penangkar Penangkar langsung

membeli benih

sumbernya dari BB Padi

Benih SS yang dihasilkan tidak terdistribusi

3. Tanaman rebah Angin puting beliung disertai hujan

Tidak dapat dilanjutkan untuk sertifikasi

(27)

Daftar Penanganan Risiko

No. Risiko Penyebab Penanganan Risiko

1. Serangan HPT Hama dan Penyakit Pengawasan serangan HPT secara kontinyu 2. Penangkar Penangkar langsung

membeli benih sumbernya dari BB Padi

Memberikan pembinaan dan promosi ketersediaan benih

3. Tanaman rebah Angin puting beliung disertai hujan

Menyesuaikan musim tanam

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menerapkan yang bersinergitas dengan e-Commerce yang menggunakan fasilitas responsive, yaitu web bootstrap, dalam membantu pendanaan

But Sumitro's economic growth pattern (Erawati & Yasa, 2010) states that "Economic growth is concerned with a single-dimensional development

Hasil berbeda terlihat pada hubungan antara faktor eksternal pola kerja terhadap tingkat kelelahan dimana diketahui bahwa pengemudi dump truck yang bekerja dalam pola

Hal ini merupakan kemampuan penting yang harus dimiliki setiap protokol komunikasi data dalam lapisan OSI ketiga (network layer) agar dapat membedakan data yang

67,70, dan tindakan III nilai rata-rata aktivitas menulis karangan narasi siswa adalah 73,95. Nilai rata-rata yang dicapai tersebut menunjukan bahwa aktivitas

Syari’ah Nasional yang telah dibentuk oleh Majelis Ulama.. Indonesia pada 10 februari tahun 1999 silam dan juga sebagai lembaga yang berwenang mengeluarkan fatwa

Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Maret 2012 ini ialah transplantasi dengan judul Tingkat Kelangsungan Hidup dan Laju Pertumbuhan

Obyek animasi yang dipakai dalam jenis film animasi ini adalah boneka dan figur lainnya, merupakan penyederhanaan dari bentuk alam benda yang ada, terbuat dari bahan-bahan