2.1. Geografis
Kota Yogyakarta terletak di koordinat 110’24'19"-110’28'53" Bujur Timur dan 07’49'26" – 07’15'24" Lintang Selatan. Luas Kota Yogyakarta adalah sekitar 32,5 Km2 atau 1,02 % dari luas wilayah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Kota Yogyakarta yang merupakan dataran lereng Gunung Merapi secara umum memiliki topografi datar. Sebesar 88,94% lahan berada pada kemiringan 0-2%, 9,64% berada pada kemiringan 2-15%, dan 1,09% berada pada kemiringan 15- 40%, serta sisanya 0,34% berada pada kemiringan diatas 40%. Lebih lengkapnya terdapat dalam tabel Tabel 2. 1.
Tabel 2. 1. Luas Wilayah Kota Yogyakarta Berdasarkan Kemiringan Lahan No Kecamatan Luas berdasarkan lereng / kemiringan lahan
0 – 2% 2 – 15% 15 – 40% > 40%
1 Mantrijeron 244,4342 12,1800 4,3858 0 0
2 Kraton 140,0000 0 0 0
3 Mergangsan 105,0550 25,9450 0 0
4 Umbulharjo 764,5430 45,0400 1,6600 0,7300 5 Kotagede 277,800 23,2600 2,5200 3,9400 6 Gondokusuman 328,5800 67,7600 2,6600 0 7 Danurejan 75,8600 27,6400 5,9400 0,5600
8 Pakualaman 63,0000 0 0 0
9 Gondomanan 105,9200 6,0800 0 0
10 Ngampilan 50,9200 31,0800 0 0
11 Wirobrajan 147,3500 21,2600 6,0600 1,3300 12 Gedongtengen 84,4400 8,3200 2,8200 0,4200 13 Jetis 148,3200 20,7400 0,4800 0,4600 14 Teglarejo 254,6600 24,0200 8,8200 3,5000 Jumlah 2.890,3892 313,3200 35,3458 10,9400 Sumber: Badan Pertanahan Kota Yogyakarta, 2011
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa semua kecamatan di Kota Yogyakarta terletak di daratan yang datar. Kecamatan Kraton dan Pakualaman
yang merupakan pusat pemerintahan pada zaman Keraton Yogyakarta merupakan dua kecamatan yang semua wilayahnya terletak di lahan yang datar (flat). Kemiringan lereng landai (2-15%) terluas berada di kecamatan Gondokusuman (67,76 ha) dan Umbulharajo (45,04 ha). Lahan dengan kemiringan lereng curam yang terluas berada di Kecamatan Tegalrejo (8,82 ha), Wirobrajan (6,06 ha) dan Danurejan (5,94). Kemiringan lereng akan sangat berpengaruh terhadap perancangan sistem drainase, karena sifat air yang mengalir menuju tempat yang rendah mengikuti hukum grafitasi. Lahan dengan kemiringan datar akan membuat perencanaan drainase dan pembuangan limbah menjadi lebih kompleks karena air cenderung sulit mengalir di tempat datar.
Sebagian wilayah Kota Yogyakarta berada pada ketinggian kurang dari 100 meter dpa (1.657 Ha), sementara sisanya sebesar 1.593 Ha berada pada ketinggian antara 100-700 meter dpa. Kecamatan yang semua wilayahnya terletak pada ketinggian diatas 100 - 700 m merupakan kecamatan yang terletak di bagian utara Kota Yogyakarta. Hal tersebut dikarenakan Kota Yogyakarta merupakan dataran lereng gunung merapi yang terletak di bagian utara.
Wilayah yang memiliki ketinggian 100 m – 700 m dari permukaan laut tersebut berada di kecamatan Mergangsan, Gondokusuman, Danurejan, Pakualaman, Gedongtengen, Jetis dan Tegalrejo. Sedangkan kecamatan yang terletak semua wilayahnya berada pada di ketinggian 0-100 m dpa adalah kecamatan Mantrijeron dan Kraton. Data ketinggian wilayah secara lengkap tersaji pada Tabel 2. 2 berikut :
Tabel 2. 2. Luas Wilayah Kota Yogyakarta Berdasarkan Ketinggian
No Kecamatan Ketinggian
50 – 100 m 100 – 700 m
1 Mantrijeron 261,0000 0
2 Kraton 140,0000 0
3 Mergangsan 202,1050 28,8950
4 Umbulharjo 604,6456 205,3544
5 Kotagede 302,4915 4,5085
6 Gondokusuman 0 399,0000
7 Danurejan 0 110,0000
No Kecamatan Ketinggian
50 – 100 m 100 – 700 m
8 Pakualaman 0 63,0000
9 Gondomanan 41,8925 70,1075
10 Ngampilan 30,7500 51,2500
11 Wirobrajan 72,4263 103,5737
12 Gedongtengen 0 96,0000
13 Jetis 0 170,0000
14 Teglarejo 0 291,0000
Jumlah 1.657,3109 1.592,6891
Sumber : Badan Pertanahan Kota Yogyakarta, 2011
Keberadaan Gunung Merapi juga berpengaruh terhadap jenis tanah Kota Yogyakarta. Jenis tanah yang terdapat di Kota Yogyakarta adalah tanah regosol yang terbentuk dari muntahan abu vulkanik gunung merapi. Kota Yogyakarta terletak di formasi batuan Sedimen Old Andesit.
Kota Yogyakarta dialiri 3 sungai yang mengalir dari utara ke selatan. Sungai tersebut antara lain Sungai Gajahwong yang mengalir di bagian timur kota, Sungai Code di bagian tengah dan Sungai Winongo di bagian barat kota.
Berdasarkan hasil pengukuran yang dilakukan didapatkan dari 5 stasiun cuaca tahun 2009, rata-rata curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Februari, yaitu sebanyak 474 mm dan terendah terjadi pada bulan Juli (o mm). jumlah Ratarata hari hujan per bulan adalah 9,92 hari. Kelembaban udara rata-rata Kota Yogyakarta cukup tinggi. Kelembaban udara tertinggi mencapai 83% terjadi pada bulan Februari dan terendah mencapai 66% yang terjadi pada bulan September. Suhu udara rata-rata harian Kota Yogyakarta berdasarkan pengukuran tahun 2009 cukup sejuk, berada pada angka 26,66° C.
2.2. Administratif
Secara administratif, Kota Yogyakarta merupakan ibukota Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, yang memiliki memiliki batas wilayah sebagai berikut :
Sebelah Utara : Kabupaten Sleman
Sebelah Timur : Kabupaten Bantul dan Sleman
Sebelah Selatan : Kabupaten Bantul
Sebelah Barat : Kabupaten Bantul dan Sleman
Gambar 2. 1. Peta Pembagian Wilayah Administrasi Kota Yogyakarta Kota Yogyakarta meliputi 14 kecamatan dan 614 kelurahan, 614 RW, dan 2524 RT 1583. Kecamatan Umbulharjo merupakan kecamatan yang memiliki wilayah paling luas yaitu 8,12 km2 atau sebesar 24,98% dari luas Kota Yogyakarta.
Kecamatan Umbulharjo merupakan dengan kecamatan dengan jumlah kelurahan terbanyak, yaitu sebanyak 7 kelurahan. Selain Kecamatan Umbulharjo, kecamatan dengan jumlah kelurahan terbanyak berikutnya adalah Gondokosuman (3,99 ha) dengan 5 kelurahan. Kecamatan yang memiliki luasan terkecil adalah Kecamatan Pakualaman dengan luas 0,63 km2 atau sebesar 1,94% dari total wilayah Yogyakarta, dan meliputi 2 kelurahan. Selain Kecamatan Pakualaman, kecamatan lain yang memiliki luas wilayah yang kecil adalah Gondomanan (1,12 km2), Ngampilan (0,82 km2) dan Gedongtengen (0,96 km2). Lebih lengkapnya tentang luas dan pembagian wilayah administrasi Kota Yogyakarta dapat dilihat dalam Tabel 2. 3:
Tabel 2. 3 Pembagian Administratif Kota Yogyakarta No Kecamatan Kelurahan Luas area
(km2)
Jumlah RW
Jumlah RT 1 Mantrijeron 1. Gedongkiwo
2. Suryodiningratan 3. Mantrijeron
0.90 0.85 0.86
18 17 20
86 69 75
2 Kraton 1. Patehan
2. Panembahan 3. Kadipaten
0.40 0.66 0.34
10 18 15
44 78 53 3 Mergangsan 1. Brontokusuman
2. Keparakan 3. Wirogunan
0.93 0.53 0.85
23 13 24
83 57 76
4 Umbulharjo
1. Giwangan 2. Sorosutan 3. Pandeyan 4. Warungboto 5. Tahunan 6. Muja Muju 7. Semaki
1.26 1.68 1.38 0.83 0.78 1.53 0.66
13 16 12 9 11 12 10
42 63 46 38 48 55 34 5 Kotagede 1. Prenggan
2. Purbayan 3. Rejowinangun
0.99 0.83 1.25
13 14 13
57 58 49 6 Gondokusuman
1. Baciro 2. Demangan 3. Klitren 4. Kotabaru 5. Terban
1.06 0.74 0.68 0.71 0.80
21 12 16 4 12
88 44 63 21 59 7 Danurejan 1. Suryatmajan
2. Tegalpanggung 3. Bausasran
0.28 0.35 0.47
15 16 12
45 66 49 8 Pakualaman 1. Purwokinanti
2. Gunungketur
0.30 0.33
10 9
47 36 9 Gondomanan 1. Prawirodirjan
2. Ngupasan
0.67 0.45
18 13
61 49 10 Ngampilan 1. Notoprajan
2. Ngampilan
0.37 0.45
8 13
50 70 11 Wirobrajan 1. Patangpuluhan
2. Wirobrajan 3. Pakuncen
0.44 0.67 0.65
10 12 12
51 58 56 12 Gedongtengen 1. Pringgokusuman
2. Sosromenduran
0.46 0.50
23 14
89 55
13 Jetis 1. Bumijo
2. Gowongan 3. Cokrodiningratan
0.58 0.46 0.66
13 13 11
56 52 60
14 Teglarejo 1. Tegalrejo 0.82 12 46
No Kecamatan Kelurahan Luas area (km2)
Jumlah RW
Jumlah RT 3. Kricak
4. Karangwaru
0.82 0.57
13 14
61 56
Jumlah 45 32,50 614 2.524
Sumber : RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 2012 2.3. Kependudukan
Jumlah penduduk Kota Yogyakarta berdasarkan perhitungan tahun 2010 adalah sebesar 388.627 jiwa, yang terdiri dari 189.137 jiwa berjenis kelamin laki-laki dan 199.490 perempuan. Dengan luas wilayah sebesar 32,50 km2, kepadatan penduduk rata-rata kota Yogya adalah sebesar 11.958 jiwa per kilometer persegi. Lebih lengkapnya data jumlah dan kepadatan penduduk Kota yogyakarta tahun 2011, dapat dilihat dalam Tabel 2. 4. berikut :
Tabel 2. 4. Jumlah Penduduk Dan Kepadatan Penduduk Kota Yogyakarta Tahun 2011
No. Kecamatan Luas Wilayah (km2)
Jumlah Penduduk
laki laki
Jumlah penduduk perempuan
Jumlah penduduk
Kepadatan Penduduk (jiwa/km2)
1 Mantrijeron 2,61 15.190 16.077 31.267 11.980
2 Kraton 1,41 8.329 9.142 17.471 12.479
3 Mergangsan 2,31 14.375 14.917 29.292 12.681
4 Umbulharjo 8,12 37.114 39.626 76.743 9.451
5 Kotagede 3,07 15.516 15.636 31.152 10.147
6 Gondokusuman 3,99 21.915 23.378 45.293 11.352
7 Danurejan 1,01 9.020 9.322 18.342 16.675
8 Pakualaman 0,63 4.517 4.799 9.316 14.787
9 Gondomanan 1,12 6.095 6.934 13.029 11.633
10 Ngampilan 0,82 7.600 8.720 16.320 19.902
11 Wirobrajan 1,76 12.572 12.268 24.840 14.144
12 Gedongtengen 0,96 8.177 9.088 17.185 17.901
13 Jetis 1,70 11.451 12.033 23.454 13.796
14 Teglarejo 2,91 17.266 17.657 34.293 12.001
Jumlah 32,50 189.137 199.490 388.627 11.958
Kecamatan umbulharjo merupakan kecamatan dengan jumlah penduduk tertinggi, yaitu sebesar 76.743 jiwa. Kecamatan berikutnya yang memiliki jumlah penduduk besar adalah Kecamatan Gondokusuman dengan 45.293 jiwa, dan Kecamatan Tegalrejo dengan 34.293 jiwa. Besarnya jumlah penduduk di 4 kecamatan tersebut disebabkan karena luasnya wilayah administrasi kecamatan tersebut. Kecamatan Umbulharjo, Gondokusuman, dan Tegalrejo merupakan 3 kecamatan dengan luas wilayah paling besar. Kecamatan dengan jumlah penduduk paling sedikit terdapat di kecamatan dengan luas wilayah terkecil, yaitu kecamatan pakualaman dengan jumlah penduduk 9.316 jiwa. Kecamatan lainnya yang memiliki jumlah penduduk kecil adalah kecamatan Gondomanan (13.029 jiwa) dan Ngampilan ((16.320 jiwa).
Gambar 2. 2. Peta Jumlah Penduduk Kota Yogyakarta tahun 2011
Kepadatan penduduk Kota Yogyakarta tahun 2011 adalah 11.958 jiwa/km2.
Kepadatan penduduk tertinggi terdapat di kecamatan Ngampilan yaitu sebesar 19.902 jiwa/km2. Kecamatan lain dengan kepadatan penduduk tinggi adalah
Keberadaan pusat perdagangan dan wisata Kota Yogyakarta yaitu kawasan Malioboro, Pasar Beringharjo dan Kraton yang dekat dengan tiga kecamatan tersebut, membuat penduduk memilih ketiga kecamatan tersebut menjadi tempat bermukim. Sedangkan kecamatan yang memiliki kepadatan penduduk rendah adalah kecamatan Umbulharjo dengan kepadatan 9.451 jiwa/km2, dan kecamatan kotagede dengan 10.147 jiwa/km2.
Gambar 2. 3. Peta Tingkat Kepadatan Penduduk Kota Yogyakarta tahun 2011 Laju pertumbuhan penduduk kota yogyakarta tahun 2010 adalah minus 2,24%.
Menurunnya pertumbuhan penduduk Kota Yogyakarta dapat disebabkan karena beberapa hal. Migrasi penduduk yang tingggi ke Kabuapaten lain di sekitar Kota Yogya dapat menjadi penyebab utama. Kepadatan penduduk yang tinggi, dan mahalnya harga lahan di Kota Yogyakarta, dan mudahnya akses menuju dan keluar Kota Yogya membuat keluarga baru memilih untuk bertempat tinggal di luar Kota Yogyakarta, seperti kabupaten Sleman, dan Bantul. Hal tersebut menyebabkan meningkatnya jumlah perumahan baru di Kabupaten Sleman dan Bantul dalam 2 dasawarsa terakhir. Keberhasilan pemerintah kota yogyakarta
menekan laju pertumbuhan penduduk juga disebabkan suksesnya implementasi programa keluraga berencana. Dalam jangka waktu 5 tahun ke depan, dengan asumsi angka pertumbuhan penduduk masih berada pada angka -2,24%. Jumlah penduduk kota Yogyakarta akan menurun menjadi 346.558 dengan kepadatan 10.664 jiwa/km2.
Tabel 2. 5. Pertumbuhan Penduduk Kota Yogya Tahun 1971 - 2015
No Tahun Jumlah Penduduk (jiwa)
Kepadatan penduduk (jiwa/km2)
Pertumbuhan penduduk
(%)
1 1971 340.908 10.489 0,90
2 1980 398.192 12.252 1,72
3 1990 412.059 12.679 0,35
4 1995 418.944 12.891 0,33
5 2000 397.398 12.228 -0,37
6 2005 435.236 13.392 1,87
7 2010 388.627 11.958 -2,24
8 2015* 346.558 10.664 -2,24
*Proyeksi penduduk Sumber: Kota Yogyakarta Dalam angka 2011 2.4. Pendidikan
2.4.1. Ketersediaan Sekolah, Guru dan Murid
Salah satu indikator meningkatnya kualitas pendidikan di suatu wilayah adalah meningkatnya sarana pendidikan seperti sekolahan dan meningkatnya jumlah tenaga pendidik. Di Kota Yogyakarta, jumlah tenaga pendidik untuk jenjang pendidikan TK/RA pada tahun 2007 sebanyak 972 dan pada tahun 2011 menjadi 1.081 orang. Untuk pendidikan SD/MI pada tahun 2007 sebanyak 3.244 pada tahun 2011 menurun menjadi 2.904 orang.
Untuk tenaga pendidik SMA/SMK pada tahun 2007 sebanyak 3.549 dan pada tahun 2011 menjadi 3.594 orang. Peningkatan jumlah tenaga pendidik juga diikuti dengan meningkatnya jumlah pendidik yang bersertifikat sehingga dapat menghasilkan siswa siswi yang berkualitas dan berprestasi.
Rasio jumlah guru dan murid di Kota Yogyakarta tahun 2011 tergolong cukup bagus. Pada tingkat TK/RA, rasio guru dan murid adalah 11,01,
menurun dibandingkan tahun 2007 yang lalu yang sebesar 12,05.
Perbandingan guru dan murid pada tingkat SD pada tahun 2011 adalah 15,77. Rasio tersebut tidak mengalam perubahan dibandingkan dengan tahun 2007 yang lalu. Pada tingkat SMP/MTS perbandingan guru dan murid mengalami peningkatan, yaitu 11,92 tahun 2007 meningkat menjadi 12,42 tahun 2011. Sedangkan pada tingkat SMU/SMK perbandingan murid dan guru mengalami penurunan meskipun kecil yaitu 9,96 pada tahun 2007 menjadi 9,77 pada tahun 2011. Data jumlah tenaga guru, jumlah sekolah, murid, dan rasio guru murid dapat diperhatikan dalam Tabel 2. 6 berikut ini:
Tabel 2. 6. Data Pelayanan Pendidikan Kota Yogyakarta Tahun 2007-2011
NO. URAIAN TAHUN
2007 2008 2009 2010 2011 *
1.
Banyaknya tenaga pendidik/guru
a. TK/RA 972 979 1034 1.033 1.081
b. SD/MI 3244 3025 2909 2.921 2.904
c. SMP/MTs 1965 1.809 1.988 1.852 1.888
d. SMA/SMK/MA 3.549 3.525 3.461 3.599 3.594
2.
Banyaknya sekolah (unit)
a. TK/RA 212 212 211 208 208
b. SD/MI 192 192 184 175 174
c. SMP/MTs 65 65 64 64 65
d. SMA/SMK/MA 81 82 82 81 84
3.
Banyaknya murid/siswa (anak)
a. TK/RA 11.799 11.987 11.567 11.374 11.684
b. SD/MI 45.489 46.518 46.280 46.182 46.112
c. SMP/MTs 24.476 24.386 24.430 23.941 23.598
d. SMA/SMK/MA 34.304 35.736 35.610 35.318 35.685
4.
Rasio murid : guru (negeri & swasta)
a. TK/RA 12,05 12,48 12,81 11,24 11,01
b. SD/MI 15,78 15,64 15,4 15,83 15,77
c. SMP/MTs 11,92 12,46 12,28 12,29 12,42
d. SMA/SMK/MA 9,96 9,94 9,81 10,37 9,77
Sumber: Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta, 2011
* : data hingga juni 2011
2.4.2. Angka Partisipasi Murni (APM)
Angka partisipasi murni adalah perbandingan penduduk usia antara 7 hingga 18 tahun yang terdaftar sekolah pada tingkat pendidikan SD/SLTP/SLTA dibagi dengan jumlah penduduk berusia 7 hingga 18 tahun.
APM menunjukkan partisipasi sekolah penduduk usia sekolah di tingkat pendidikan tertentu. Berikut disajikan data APM Kota Yogyakarta.
Tabel 2. 7. Angka Partisipasi Murni Kota Yogyakarta Tahun 2007-2010
No Jenjang Pendidikan 2007 2008 2009 2010
1. SD/MI 128% 126% 122% 119%
2. SMP/MTS 96% 93% 90% 89%
3. SMA/SMK/MA 87% 84% 81% 78%
Sumber : Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta,2011
Berdasarkan data tersebut diketahui bahwa APM Kota Yogyakarta untuk jenjang pendidikan SD pada tahun 2007 sebesar 128% dan pada tahun 2010 mengalami penurunan 9% menjadi 119%. Demikian halnya dengan jenjang pendidikan SMP dimana pada tahun 2007 sebesar 96% dan tahun 2010 menjadi 89%. Sedangkan untuk pendidikan SMA, juga mengalami penurunan yaitu pada tahun 2007 sebesar 87% dan pada tahun 2010 menjadi 78%.
Oleh karena itu untuk meningkatkan pelayanan pendidikan di Kota Yogyakarta dilakukan beberapa langkah antara lain adanya program Konsultasi Belajar Siswa (KBS) On line secara interaktif melalui media kbs.jogjakarta.go.id, Radio Anak, serta konsultasi langsung bagi siswa pemegang Kartu Menuju Sejahtera (KMS) sebagai media bimbingan belajar bagi siswa serta peningkatan kinerja pembelajaran guru yang bermuara pada peningkatan daya serap siswa melalui program pembelajaran berbasis tekologi informasi (E-learning). Untuk memfasilitasi pelaksanaan program ini, telah dibangun situs “jogjacerdas.org” yang berisi materi pembelajaran dari jenjang sekolah dasar sampai dengan pendidikan menengah.
2.4.3. Tingkat Pendidikan Masyarakat
Sumber daya manusia yang berkualitas merupakan kunci dari keberhasilan pembangunan nasional dan daerah. Kualitas sumber daya manusia memililiki pernan yang penting dalam meningkatkan daya saing daerah dan perkembangan investasi daerah. Kualitas tenaga kerja di suatu wilayah sangat ditentukan oleh tingkat pendidikan. Artinya semakin tinggi tingkat pendidikan yang ditamatkan penduduk suatu wilayah maka semakin baik kualitas tenaga kerjanya. Kota Yogyakarta adalah kota pendidikan. Kota ini memiliki banyak pilihan untuk menempuh pendidikan mulai dari pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi. Begitu banyaknya pilihan pendidikan di Kota Yogyakarta menjadikan kota ini sebagai kota tujuan untuk menempuh pendidikan.
Penddidikan merupakan salah satu faktor penting dalam pembangunan.
Meningkatnya kualitas pendidikan suatu kota/kabupaten akan berdampak positif terhadap meningkatnya pembangunan di kota/kabupaten tersebut.
Kota yogyakarta sudah lama dikenal sebagai kota pelajar dan kota pendidikan. Hal tersebut dikarenakan budaya belajar yang tinggi dan juga didukung tersedianya fasilitas pendidikan yang cukup bagi masyarakat, seperti guru dan sekolah. Berdasarkan data yang dirilis oleh BPS pada tahun 2008-2010, sebagian besar masyarakat Yogyakarta merupakan lulusan SMA/SMK, yang lebih baik dari rata-rata tingkat pendidikan nasional, yaitu lulusan SMP/MTS.
Tingkat pendidikan masyarakat Kota Yogyakarta beragam. Berikut disajikan tabel tingkat pendidikan masyarakat Kota Yogyakarta tahun 2008 hingga 2010.
Tabel 2. 8. Tingkat Pendidikan Masyarakat Kota Yogyakarta Tahun 2007-2010 No Jenis Pendidikan 2008 (%) 2009 (%) 2010(%)
1 Belum tamat SD 10,67 15,78 15,78
2 SD/sederajat 16,4 18,17 18,17
3 SLTP/sederajat 15,65 16,4 16,4
4 SLTA/sederajat 41,05 37,59 37,59
5 Diploma I/II 1,27 0,89 0,89
No Jenis Pendidikan 2008 (%) 2009 (%) 2010(%)
6 Akademi/DIII 4,49 3,87 3,87
7 Perguruan tinggi 10,47 7,3 7,3
Sumber : BPS Kota Yogyakarta 2008-2010
Berdasarkan tabel tersebut, persentase masyarakat yang memiliki tingkat pendidikan hingga perguruan tinggi termasuk rendah yaitu 7,3%. Dan persentese terbesar yaitu 37,59% masyarakat Kota Yogyakarta memiliki tingkat pendidikan hingga SLTA. Meskipun demikian pemerintah kota akan terus meningkatkan tingkat pendidikan masyarakatnya hingga menempuh pendidikan tinggi.
2.4.4. Perkembangan Kesejahteraan Masyarakat di Bidang Pendidikan
Dilhat dari pendidikan masyarakat Kota Yogyakarta sudah cukup baik. Hal ini terlihat dari angka melek huruf yang mendekati 100 % dan rata-rata lama sekolah sudah di atas wajib belajar 9 tahun. Selain itu dilihat dari Angka Partisipasi Kasar menunjukkan bahwa seluruh penduduk usia sekolah sudah menikmati pendidikan dari tingkat SD dan yang sederajat sampai dengan SMA dan yang sederajat.
Tabel 2. 9. Perkembangan Kesejahteraan Masyarakat di Bidang Pendidikan Kota Yogyakarta Tahun 2007-2010
No Indikator Pendidikan 2007 2008 2009 2010
1 Angka melek huruf 99,76 99,78 99,81 99,95
Jumlah penduduk usia diatas 15 yang bisa baca/tulis
362.514 370.175 373.616 376.143
Jumlah penduduk usia 15 tahun keatas
363.386 370.991 376.331 376.331 2 Angka rata-rata lama
sekolah
11,00 11,40 11,50 11,50
3 Angka partisipasi kasar
Angka partisipasi kasar (APK) SD/MI/Paket A
142,91 143,29 139,31 137,80
Angka partisipasi
kasar (APK) 142,91 143,29 139,31 137,80
No Indikator Pendidikan 2007 2008 2009 2010 SD/MI/Paket A
Angka partisipasi kasar (APK)
SMP/MTS/Paket B
125,74 124,97 121,01 120,86
Angka partisipasi kasar (APK)
SMA/SMK/MA/Paket C
115,33 108,82 106,99 106,03
4 Angka pendidikan yang ditamatkan
379.931 384.814 389.730 327.302
Sumber: BPS Kota Yogyakarta (Yogyakarta Dalam Angka) 2.5. Kesehatan
Ketersediaan sarana kesehatan dan tenaga kesehatan sangat penting untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Pada tahun 2010 jumlah dokter praktek di Kota Yogyakarta mengalami kenaikan dibandingkan tahun sebelumnya, yaitu dari 1.171 orang pada tahun 2009 menjadi 1.458 orang. Jumlah apotek di Kota Yogyakarta pada tahun 2012 berjumlah 122.
Untuk menekan pertumbuhan penduduk pemerintah mencanangkan program Keluarga Berencana (KB). Respon masyarakat terhadap program tersebut cukup positif. Hal ini terlihat dari tingginya jumlah penduduk yang aktif menjadi akseptor. Pada tahun 2010 jumlah akseptor tercatat 35.380 orang atau 73,26 persen dari pasangan usia subur (PUS) yang terdapat di Kota Yogyakarta. Alat kontrasepsi yang banyak digunakan adalah STK (33,23 persen).
2.5.1. Pelayanan Kesehatan
Ketersediaan sarana kesehatan, tenaga kesehatan dan kualitas pelayanan kesehatan kepada masyarakat menjadi salah satu prioritas pembangunan di negara Indonesia dan Kota Yogyakarta. Pada tahun 2011 jumlah puskesmas di Kota Yogyakarta telah tersebar di 14 kecamatan, dan saat ini telah terdapat puskesmas rawat inap sebanyak 4 unit. Selain itu pelayanan kesehatan juga dilakukan oleh klinik swasta dan dokter praktek.
Salah satu indikator meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan di suatu wilayah adalah meningkatnya indikator di Kota Yogyakarta pelayanan kunjungan dan status gizi, sedangkan untuk sarana kesehatan yang ada telah mencakup seluruh wilayah yang ada di Kota Yogyakarta. Penurunan indikator derajat kesehatan akan ditanggulangi dengan beerapa program dari Pemerintah Kota Yogyakarta dengan dokter siaga di wilayah maupun penambahan tenaga medis maupun anggaran perlindungan kesehatan masyarakat.
Tabel 2. 10. Data Pelayanan Kesehatan Kota Yogyakarta Tahun 2008-2010
Sumber : Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, 2011
2.5.2. Perkembangan Kesejahteraan Masyarakat di Bidang Kesehatan Derajat kesehatan masyarakat secara keseluruhan meningkat dari tahun ke tahun. Hal tersebut dapat dilihat dari usia harapan hidup yang semakin meningkat yaitu di atas 73 tahun. Namun, di sisi lain berkaitan dengan angka kematian bayi dari tahun ke tahun cenderung mengalami peningkatan, sehingga ke depan perlu mendapat perhatian yang lebih serius termasuk penanganan gizi.
No Indikator Kesehatan 2007 2008 2009 2010
1 Angka kelangsungan hidup bayi:
- Angka kematian bayi/Infant Mortality Rate
3,04 5,56 6,79 8,77
(IMR) /1000 KH - Jumlah kematian
bayi pada tahun tertentu
38 15 40
- Jumlah kelahiran bayi pada tahun tertentu
4904 4872 4559
2 Angka usia harapan
hidup (thn) 73,2 73,3 73.4 73.4
3 Persentase balita gizi
buruk 1.10% 0.98% 1.04% 1.01%
- Jumlah balita gizi buruk
214 188 198 178
- Jumlah balita 19.424 19.236 19.027 17.676 Sumber: Dinas Kesehatan, 2011
2.6. Sosial Kemasyarakatan
Penduduk Kota Yogyakarta mayoritas memeluk agama Islam. Jumlah pemeluk agama Islam pada tahun 2010 sebanyak 374.123 orang atau 81,74 persen dari total penduduk Kota Yogyakarta. Pemeluk agama yang lain adalah 10,85 persen Katholik, 6,83 persen Kristen, 0,17 persen Hindu, 0,40 persen Budha dan 0,01 lainnya.
Tabel 2. 11. Banyaknya Tempat Peribadatan menurut Kecamatan di Kota Yogyakarta
Kecamatan Masjid Musholla Gereja
Katolik Gereja
Kristen Pura Wihara
Mantrijeron 35 35 1 1
Kraton 19 14
Mergangsan 36 20 1 2
Umbulharjo 99 90 4 1
Kotagede 43 46 2
Gondokusuman 55 57 2 6 1 1
Danurejan 20 21 1
Kecamatan Masjid Musholla Gereja
Katolik Gereja
Kristen Pura Wihara
Gondomanan 20 19 1 4 1
Ngampilan 18 31 2
Wirobrajan 25 17 2
Gedongtengen 22 12 1 3 1
Jetis 30 27 7 1
Tegalrejo 30 31 1 6
Jumlah 460 431 7 41 1 5
Sumber: Kota Yogyakarta Dalam Angka 2011
Jumlah anak yatim piatu yang diasuh dalam panti pada tahun 2010 sebanyak 460 anak. Jumlah penderita cacat pada tahun 2010 tercatat 3.057 orang.
Pada tahun 2009 orang terlantar berjumlah 682 orang dan pada tahun 2010 meningkat menjadi 878 orang.
Tabel 2. 12. Banyaknya Anak Yatim Piatu dalam Panti dari Tahun 2008-2010 di Kota Yogyakarta
No Golongan Umur Jumlah Anak
1 2008 432
2 2009 464
3 2010 460
Sumber: Kota Yogyakarta Dalam Angka 2011
Tindak kejahatan di Kota Yogyakarta menunjukkan gejala terjadinya peningkatan. Pada tahun 2010 perkara pelanggaran yang masuk ke Pengadilan Negeri Yogyakarta sebanyak 19.085. Jumlah perkara di Kejaksaan Negeri Yogyakarta turun dari 470 pada tahun 2009 menjadi 425 pada tahun 2010. Penghuni lembaga pemasyarakatan bertambah dari 110 orang menjadi 203 orang.
2.7. Perekonomian
2.7.1. Pertumbuhan PDRB
Pada bagian ini adalah untuk melihat nilai dan kontribusi sektor dalam PDRB Kota Yogyakarta selama 5 (lima) tahun kebelakang. Yaitu mulai tahun 2007 hingga tahun 2011. Nilai dan kontribusi sektor dalam PDRB Kota Yogyakarta dilihat berdasarkan harga konstan dan harga berlaku.
Berdasarkan nilai dan kontribusi sektor dalam PDRB Kota Yogyakarta yang didasarkan harga konstan, sektor perdagangan, hotel dan restauran adalah sektor yang memberikan sumbangan yang terbesar bagi PDRB Kota Yogyakarta. Pada tahun 2007 sektor ini memberikan sumbangan sebesar 24,88% dengan nilai Rp. 1.188.152.000.000,- dan meningkat menjadi 25,49% dengan nilai Rp. 1.403.111.000.000,- pada tahun 2010. Sedangkan sektor-sektor lain yang memberikan sumbangan yang besar bagi PDRB yaitu sektor jasa-jasa (20,63% pada tahun 2010), sektor pengangkutan dan komunikasi (19,83% pada tahun 2007) dan sektor keuangan, sewa dan jasa perusahaan (14% pada tahun 2010).
Dilain pihak terdapat pula sektor yang mengalami penurunan sumbangannya terhadap PDRB Kota Yogykarta. Sektor tersebut adalah sektor pertanian. Pada tahun 2007 sumbangan sektor pertanian sebesar 0,4% dan pada tahun 2010 menurun menjadi 0,32%. Penurunan ini disebabkan karena semakin menyempitnya lahan pertanian di Kota Yogyakarta sehingga produksi hasil pertanian juga semakin menurun.
Sektor-sektor lain yang mengalami penurunan sumbangan terhadap PDRB antara laian sektor pertambangan dan penggalian (0% pada tahun 2010) dan sektor industri pengolahan (0,01% pada tahun 2010). Terkait dengan nilai dan kontribusi sektor dalam PDRB, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 2. 13. Nilai dan Kontribusi dalam PDRB Berdasarkan Harga Konstan Kota Yogyakarta Tahun 2007-2010 (juta rupiah)
Sektor 2007 2008 2009 2010
(Rp) % (Rp) % (Rp) % (Rp) %
Pertanian 19.209 0,4 18.140 0,36 17.359 0,33 17.455 0,32
Pertambangan &
penggalian 279 0,01 258 0,01 265 0,01 272 0
Industri pengolahan 539.154 11,29 543.050 10,82 549.574 10,48 594.845 0,01 Listrik,gas & air bersih 64.197 1,34 65.488 1,3 67.212 1,28 68.725 1,25
Konstruksi 390.323 8,17 412.972 8,22 413.965 7,89 421.855 7,66
Perdagangan, hotel &
restoran 1.188.152 24,88 1.253.972 25 1.332.070 25,4 1.403.111 25,49
Sektor 2007 2008 2009 2010
(Rp) % (Rp) % (Rp) % (Rp) %
Pengangkutan &
komunikasi 910.568 19,06 984.783 19,61 1.055.067 20,12 1.091.812 19,83 Keuangan, sewa, & jasa
Perusahaan 651.968 13,65 696.816 13,88 731.975 13,96 770.658 14 Jasa-jasa 1.012.551 21,2 1.046.615 20,84 1.077.364 20,54 1.135.751 20,63
PDRB 4.776.401 100 5.021.149 100 5.244.851 100 5.504.486 100
Sumber : BPS Kota Yogyakarta, 2010
Sedangkan untuk nilai dan kontribusi sektor dalam PDRB yang didasarkan pada harga berlaku, sektor jasa-jasa adalah sektor yang memberikan sumbangan terbesar yaitu24,63% pada tahun 2007 dengan nilai Rp.
2.118.045.000.000,- dan meningkat menjadi 24,86% pada tahun 2010 dengan nilai Rp. 2.908.302.000.000,-. Dan sektor-sektor lain yang memberikan sumbangan yang besar terhadap PDRB Kota Yogyakarta yang didasarkan pada harga berlaku adalah sektor perdagangan, hotel dan restauran (23,75% pada tahun 2010), serta sektor pengangkutan dan komunikasi (15,69% pada tahun 2010).
Sumbangan PDRB terendah berdasarkan harga berlaku berasal dari sektor pertambangan dan penggalian yaitu 0,01% pada tahun 2007 dengan nilai sebesar Rp. 497.000.000,- dan pada tahun 2010 dengan persentase yang sama yaitu 0,01% dengan nilai Rp 566.000.000,-. Dan sektor-sektor lain yang mengalami penurunan yaitu sektor pertanian (0,28% pada tahun 2010), sektor industri pengolahan (10,05% pada tahun 2010) dan sektor konstruksi (7,97% pada tahun 2010). Berikut ini tabel nilai dan kontribusi dalam PDRB berdasarkan harga berlaku Kota Yogyakarta sebagai berikut:
Tabel 2. 14. Nilai dan Kontribusi dalam PDRB Berdasarkan Harga Berlaku Kota Yogyakarta Tahun 2007-2010 (juta rupiah)
Sektor 2007 2008 - 2009 2010
(Rp) % (Rp) % (Rp) % (Rp) %
Pertanian 28.754 0.33 29.893 0,3 30.884 0,29 32.920 0,28
Pertambangan &
penggalian 497 0,01 506 0,01 525 0,01 566 0,01
Sektor 2007 2008 - 2009 2010
(Rp) % (Rp) % (Rp) % (Rp) %
Industri
pengolahan 866.747 10,08 964.476 9,83 1.049.608 9,91 1.175.980 10,05 Listrik,gas & air
bersih 158.783 1,85 183.821 1,87 202.338 1,91 215.193 1,84 Konstruksi 740.368 8,61 854.814 8,72 896.647 8,47 932.797 7,97 Perdagangan,
hotel & restoran 1.908.299 22,19 2.205.216 22,49 2.465.111 23,27 2.777.716 23,75 Pengangkutan &
komunikasi 1.508.399 17,54 1.684.221 17,17 1.720.323 16,24 1.835.817 15,69 Keuangan, sewa,
& jasa Perusahaan 1.269.579 14,76 1.502.387 15,32 1.628.995 15,38 1.800.227 15,39 Jasa-jasa 2.118.045 24,63 2.381.480 24,28 2.596.831 24,52 2.908.302 24,86 PDRB 8.599.468 100 9.806.813 100 10.591.262 100 11.697.527 100
Sumber : BPS Kota Yogyakarta, 2010
Sektor perdagangan, hotel dan restoran adalah sektor penyumbang PDRB terbesar di Kota Yogyakarta. Dan keberadaan sektor ini tersebar hampir diseluruh kecamatan di Kota Yogyakarta. Jika melihat sumbangan PDRB pada setiap kecamatan di Kota Yogyakarta, maka, masing-masing kecamatan memiliki nilai dan kontribusi yang berbeda beda terhadap PDRB Kota Yogyakarta. Berdasarkan pada harga konstan dan harga berlaku, Kecamatan Umbulharjo adalah kecamatan yang memberikan sumbangan yang besar bagi PDRB Kota Yogyakarta. Sektor yang berkembangan pesat di Kecamatan Umbulharjo antara lain sektor jasa, sektor pengangkutan dan telekomunikasi, sektor bangunan, serta sekto keuangan, sewa dan jasa perusahaan. Kecamatan Umbulharjo berdasarkan harga berlaku pada tahun 2007 menyumbang 23,089% sedangkan pada tahun 2010 sebesar 23,086%.
Dan untuk kecamatan lain yang memberikan kontribusi yang besar terhadap PDRB Kota Yogyakarta yaitu Kecamatan Gondokusuman ( 17,151% pada tahun 2010) dan Kecamatan Danurejan (9,109% pada tahun 2010).
Sedangkan untuk pertumbuhan PDRB Kota Yogyakarta dari tahun 2007 cenderung meningkat yaitu 4,37% pada tahun 2007 dan meningkat menjadi 4,98% pada tahun 2010.
Berikut ini tabel distribusi PDRB per kecamatan terhadap total PDRB Kota Yogyakarta, tabel pertumbuhan PDRB per kecamatan Kota Yogyakarta dan tabel pertumbuhan perkapita Kota Yogyakarta.
Tabel 2. 15. Distribusi PDRB per Kecamatan Terhadap Total PDRB Kota Yogyakarta Tahun 2007-2010 (juta rupiah)
Sumber : BPS Kota Yogyakarta, 2010
Tabel 2. 16. Pertumbuhan PDRB per Kecamatan Kota Yogyakarta Tahun 2007-2010
No Kecamatan
PDRB
2007 2008 2009 2010
HB (%) HK (%) HB (%) HK (%) HB (%) HK
(%) HB
(%) HK
(%) 1 Mantrijeron 4,992 4,948 4,987 4,916 5,007 4,883 4,992 4.865
2 Kraton 2,6 2,61 2,572 2,595 2,563 2,574 2,584 2,585
3 Mergangsan 4,747 4,799 4,759 4,804 4,796 4,793 4.844 4.818 4 Umbulharjo 23,089 22,488 23,093 22,316 23,086 22,13 23,020 22,512 5 Kotagede 4,469 4,391 4,485 4,417 4,516 4,377 4.534 4,390 6 Gondokusuman 17,106 17,052 16,959 17,177 16,929 17,192 16,584 17,151 7 Danurejan 8,387 8,698 8,63 8,916 8,638 9,078 8,790 9,109 8 Pakualaman 1,221 1,253 1,207 1,25 1,219 1,258 1,222 1,251 9 Gondomanan 7,756 8,312 7,627 8,482 7,418 8,576 7,352 8,516 10 Ngampilan 2,431 2,514 2,221 2,225 2,243 2,206 2,259 2,213 11 Wirobrajan 5,966 5,892 5,931 5,839 5,911 5,785 5,812 5.,740 12 Gedongtengen 4,121 3,994 4,25 4,076 4,318 4,135 4,343 4,127
13 Jetis 7,757 7,64 7,867 7,706 7,902 7,744 7,920 7,732
14 Tegalrejo 5,358 5,321 5,412 5,281 5,454 5,269 5,743 5,306
Kota Yogyakarta 100 100 100 100 100 100 100 100
No Kecamatan Pertumbuhan PDRB
2007 (%) 2008 (%) 2009 (%) 2010 (%)
1 Mantrijeron 3,95 4,03 3,95 4,58
2 Kraton 4,95 4,69 4,95 5,42
3 Mergangsan 4,34 5,08 4,34 5,51
4 Umbulharjo 3,83 4,02 3,83 5,08
5 Kotagede 3,73 3,01 3,73 5,39
6 Gondokusuman 5,01 5,32 5,01 4,73
Sumber : Data PDRB per Kecamatan 2007-2011
Tabel 2. 17 Pertumbuhan Perkapita per Kecamatan Kota Yogyakarta Tahun 2007-2010
Sumber : Data PDRB per Kecamatan 2007-2011
7 Danurejan 4,27 7,80 4,27 5,33
8 Pakualaman 4,62 5,03 4,62 4,40
9 Gondomanan 7,07 7,30 7,07 4,78
10 Ngampilan 2,45 2,91 2,45 5,34
11 Wirobrajan 4,57 3,85 4,57 4,16
12 Gedongtengen 4,79 7,37 4,79 4,75
13 Jetis 4,73 6,07 4,73 4,83
14 Tegalrejo 2,97 3,67 2,97 5,71
Kota Yogyakarta 4,47 5,12 4,47 4,98
No Kecamatan Pertumbuhan PDRB
2007 2008 2009 2010
1 Mantrijeron 6392,8 6392,8 6752,07 8567,4
2 Kraton 5590,2 5590,2 5922,17 8145,2
3 Mergangsan 6429 6429 6929,73 9056
4 Umbulharjo 13712,94 13712,94 14452,83 15893,4
5 Kotagede 66001,1 66001,1 6993,06 7759,6
6 Gondokusuman 14878,1 14878,1 15997,85 20849,9
7 Danurejan 18572,9 18572,9 20730,50 27,343
8 Pakualaman 4968,2 4968,2 5709,17 7394,9
9 Gondomanan 25126,0 25126,0 27786,09 36177,1
10 Ngampilan 5998,7 5998,7 5661,37 7466,7
11 Wirobrajan 9207,5 9207,5 9579,43 12723,3
12 Gedongtengen 9450,4 9450,4 10496,35 13221,4
13 Jetis 12231,9 12231,9 13102,70 18150,3
14 Tegalrejo 6320,2 6320,2 6618,57 8365,8
Kota Yogyakarta 10588,2 10588,2 11334,36 14167,8
2.8. Visi dan Misi Kota 2.8.1. Visi Kota
Berdasarkan kondisi masyarakat Kota Yogyakarta saat ini, permasalahan dan tantangan yang dihadapi dalam 20 tahun mendatang serta dengan memperhitungkan faktor strategis dan potensi yang dimiliki oleh masyarakat, pemangku kepentingan serta pemerintah kota, maka Visi Pembangunan Kota Yogyakarta Tahun 2005 – 2025 adalah:
“Kota Yogyakarta sebagai Kota Pendidikan Berkualitas, Pariwisata Berbasis Budaya dan Pusat Pelayanan Jasa, yang Berwawasan
Lingkungan”
Visi Pembangunan Kota Yogyakarta Tahun 2005–2025 ini diharapkan akan mewujudkan keinginan dan amanat masyarakat Kota Yogyakarta dengan tetap mengacu pada pencapaian tujuan nasional seperti diamanatkan dalam Pembukaan UUD 1945 khususnya bagi masyarakat Kota Yogyakarta. Visi Pembangunan Kota Yogyakarta tersebut harus dapat diukur untuk dapat mengetahui tingkat Keberhasilannya.
2.8.2. Misi Kota
Dalam mewujudkan visi pembangunan Kota Yogyakarta tersebut ditempuh melalui 9 (sembilan) misi pembangunan sebagai berikut:
1) Mempertahankan predikat Kota Yogyakarta sebagai Kota Pendidikan 2) Mempertahankan predikat Kota Yogyakarta sebagai Kota Pariwisata,
Kota Budaya dan Kota Perjuangan
3) Mewujudkan daya saing Kota Yogyakarta yang unggul dalam pelayanan jasa
4) Mewujudkan Kota Yogyakarta yang nyaman dan ramah lingkungan 5) Mewujudkan masyarakat Kota Yogyakarta yang bermoral, beretika,
beradab dan berbudaya
6) Mewujudkan Kota Yogyakarta yang good governance (tata kelola pemerintahan yang baik), clean government (pemerintah yang bersih), berkeadilan, demokratis dan berlandaskan hukum
7) Mewujudkan Kota Yogyakarta yang aman, tertib, bersatu dan damai 8) Mewujudkan pembangunan sarana dan prasarana yang berkualitas 9) Mewujudkan Kota Yogyakarta Sehat
2.8.3. Institusi dan Organisasi Pemda 2.8.4. Tata Ruang Wilayah
Kota Yogyakarta merupakan kawasan perkotaan dengan potensi pendidikan, pariwista dan pelayanan jasa serta perdaganga, telah ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN)
Sistem pusat-pusat pelayanan untuk Kota Yogyakarta direncanakan membentuk pusat kota, subpusat kota, dan pusat pelayanan lingkungan.
Pusat Kota berlokasi di kawasan Kecamatan Danurejan, Kecamatan Gedongtengen, dan Kecamatan Gondomanan, subpusat kota tersebar di seluruh kecamatan dimana masing-masing kecamatan memiliki satu subpusat, sedangkan pusat pelayanan lingkungan tersebar di seluruh kelurahan dan sekitar kawasan permukiman.
Secara umum pola ruang Kota Yogakarta terdiri dari tiga kawasan antara lain kawasan lindung, kawasan budidaya dan kawasan strategis.
Tabel 2. 18. Fungsi Pelayanan pada Tiap Kecamatan di Kota Yogyakarta
No Kecamatan Fungsi
pelayanan A B C D E F G H
1 Keraton Wisata Budaya/Sub Pusat Kota
√ √ √
2 Mantrijeron Sub Pusat Kota √ √ √
3 Mergangsan Sub Pusat Kota √ √ 4 Umbulharjo Pusat
Administrasi Kota
√ √ √
5 Kotagede Sub Pusat Kota √ √ √ √ √ √
6 Gondokusuman Sub Pusat Kota √ √ √ √ √ √
7 Ngampilan Sub Pusat Kota √ √ √
8 Pakualaman Sub Pusat Kota √ √ √
9 Gondomanan Pusat Kota √ √ √ √ √ √
10 Danurejan √ √ √ √
11 Gedongtengen √ √ √ √
12 Wirobrajan Sub Pusat Kota √ √ √
13 Jetis Sub Pusat Kota √ √ √ √ √
14 Tegal Rejo Sub Pusat Kota √ √ Sumber : RTRW Kota Yogyakarta 2009-2029
Keterangan :
A. Pusat administrasi Provinsi
B. Pusat administrasi kota/kecamatan C. Pusat perdagangan, jasa dan pemasaran D. Pusat pelayanan sosial (kesehatan, agama dll)
E. Pusat produksi pengolahan
F. Pusat perhubungan dan komunikasi G. Pusat pendidikan
H. Pusat
Kota Yogyakarta
Kota Yogyakarta
28
Buku Putih Sanitasi Kota Yogyakarta