PENCEGAHAN KECELAKAAN
KERJA
Dasar-Dasar K3 Kesmas UHAMKA
KECELAKAAN KERJA (Industrial Accident)
• Tidak direncanakan (unplanned)
• Terjadinya tiba-tiba (suddenly)
• Menghentikan proses yg direncanakan
• Tidak diinginkan (undesired)
• Mengakibatkan :
– Meninggal
– Penyakit akibat kerja – Cidera
– Kerusakan asset
– Kerusakan lingkungan.
ACCIDENT
NEAR MISS
Keadaan Yang Tidak Diinginkan
(Undesired Circumstance)
Perundangan-Undangan Kecelakaan Kerja
UU nomor 1 tahun 1970 mengenai persyaratan keselamatan kerja untuk mencegah terjadinya kecelakaan pada pekerja.
1) Mencegah dan mengurangi kecelakaan
2) Mencegah dan mengurangi dan memadamkan kebakaran (fire protection system) 3) Mencegah dan mengurangi bahaya kebakaran (fire prevention)
4) Memberikan kesempatan atau jalan menyelamatkan diri dalam kejadian kebakaran atau kejadian lain (emergency response) dan (mean of escape)
5) Memberikan pertolongan dalam kecelakaan (P3K) 6) Memberikan alat pelindung diri (PPE)
7) Mencegah dan mengendalikan timbulnya atau menyebarluasnya berkaitan dengan keselamatan lingkungan kerja, pencemaran atau buangan industri serta kesehatan kerja
8) Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja 9) Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai
10) Menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang baik 11) Memeliharan kebersihan, kesehatan dan ketertiban
12) Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat, lingkungan, cara dan proses kerja berkaitan dengan ergonomi di tempat kerja
13) Dll.
KECELAKAAN
Kecelakaan merupakan kejadian yang tak terduga dan Tidak diharapkan. Tak terduga, oleh karena di belakang peristiwa itu tidak terdapat unsur kesengajaan, lebih-lebih dalam bentuk perencanaan.
❑ Dalam proses terjadinya kecelakaan terkait 4 unsur yaitu;
1) People 2) Equipment 3) Material
4) Environment
Yang saling berinteraksi dan bersama-sama menghasilkan suatu produk atau jasa.
❑ Kecelakaan terjadi dalam proses interaksi tersebut yaitu ketika terjadi kontak
antar manusia dengan alat, meterial dan lingkungan dimana pekerja berada.
❑ Kecelakaan dapat terjadi karena kondisi alat atau material yang kurang baik atau berbahaya, kecelakaan juga dapat dipacu oleh kondisi lingkungan kerja yang tidak aman seperti ventilasi, penerangan, kebisingan atau suhu yan tidak nyaman melampaui ambang batas.
❑ Kecelakaan juga dapat bersumber dari manusia yang melakukan kegiatan ditempat kerja dan menangani alat atau material.
KECELAKAAN..
DEFINISI KECELAKAAN KERJA
❑ UU No. 1 1970
Suatu kejadian yang tidak diduga semula dan tidak dikehendaki, yang mengacaukan proses yang telah diatur dari suatu aktifitas dan dapat menimbulkan kerugian baik korban manusia atau harta benda.
❑ UU No. 3 1992
Kecelakaan terjadi dalam pekerjaan sejak berangkat dari rumah menuju tempat kerja dan pulang kerumah melalui jalan yang biasa atau wajar dilalui
❑ Mc Cormick Jr.
Suatu kejadian atau peristiwa tidak terduga atau bertentangan dengan yang diharapkan pada suatu akfitas proses produksi.
❑ Suma’mur
Kecelakaan berhubungan dengan hubungan kerja pada perusahaan. Hubungan kerja di
sini dapat berarti bahwa kecelakaan terjadi dikarenakan pekerjaan atau pada waktu
melaksanakan pekerjaan.
ASPEK KECELAKAAN KERJA
Keadaan apapun yang membahayakan pada tempat kerja maupun dilingkungan kerja. Hazard ini untuk manusia menimbulkan cedera (injury) dan sakit (illness).
Cedera dan sakit adalah hasil dari kecelakaan akan
tetapi kecelakaan tidak terbatas pada cedera atau
sakit saja. Tetapi juga dapat mendatangkan loss
menyebabkan kerusakan dan kerugian
Berbagai Teori Kecelakaan Kerja
• TEORI DOMINO
• SINGLE FACTOR THEORY
• MULTIPLE FACTOR THEORY & TEORI 4MS`
• ENERGY THEORY and ENERGY CONCEPT
• TEORI De Reamer
• Reason’s “Swiss-cheese” Model of Human Error
• The ILCI Loss Causation Model
• Dan lain-lain.
I. Teori DOMINO
Teori Penyebab Kecelakaan Kerja (Teori Domino)
Teori kecelakaan kerja adalah suatu kejadian tiba-tiba yang tidak diinginkan yang mengakibatkan kematian, luka-luka, kerusakan harta milik atau kerugian waktu.
1) Teori domino dari H.W. Heinrich
Dalam teori tersebut dijelaskan bahwa kecelakaan terdiri atas lima faktor yang saling berhubungan, yaitu : (a) kondisi kerja, (b) kelalaian manusia, (c) tindakan tidak aman, (d) kecelakaan, dan (e) cedera.
Kelima faktor ini tersusun seperti kartu domino yang diberdirikan. Jika satu
kartu jatuh, maka kartu ini akan menimpa kartu lain hingga kelimanya akan
roboh secara bersama. Ilustrasi ini mirip dengan efek domino, jika satu
bangunan roboh, kejadian ini akan memicu peristiwa beruntun yang
menyebabkan robohnya bangunan lain.
TEORI DOMINO
Konsep Pencegahan Kecelakaan
Mistake of PEOPLE EFFECT
PERBUATAN BERBAHAYA
(UNSAFE ACTION)
• Menjalankan Mesin/
Peralatan tanpa wewenang
• Menjalankan Mesin/
Peralatan dgn
kecepatan yg tidak semestinya
• Membuat Alat
Pengaman/K3 tidak berfungsi
• Lalai menggunakan APD
• Mengangkat barang dengan cara yg salah
• Mengambil posisi pada tempat yang berbahaya
• Membetulkan mesin dalam keadaan jalan
• Lalai memberikan peringatan atau lupa mengamankan tempat kerja
• Bersenda gurau tidak pada tempatnya
• Memaksakan diri untuk bekerja walaupun sakit
• Merancang /memasang peralatan tanpa
pengaman
KENAPA PERBUATAN TIDAK AMAN DILAKUKAN
• KURANG PENGETAHUAN
• KURANG TERAMPIL/ PENGALAMAN
• TIDAK ADA KEMAUAN
• FAKTOR KELELAHAN
• JENIS PEKERJAAN YG TIDAK SESUAI
• GANGGUAN MENTAL
• KESALAHAN DALAM SIFAT DAN
TINGKAH LAKU MANUSIA
KONDISI BERBAHAYA
(UNSAFE CONDITION)
• Pelindung atau
pengaman yang tidak memadai
• Peralatan/ perkakas dan bahan yang rusak tetap digunakan
• Penempatan barang yang salah
• Sistem peringatan yang tidak memadai
• Pengabaian terhadap perkiraan bahaya
kebakaran/peledakan
• Kebersihan lingkungan kerja yang jelek
• Polusi udara di ruangan kerja (gas, uap, asap, debu dsb.)
• Kebisingan yang berlebihan
• Pemaparan Radiasi
• Ventilasi yang tidak memadai
• Penerangan yang tidak
memadai
PENYEBAB TERJADINYA KONDISI BERBAHAYA
KONDISI BERBAHAYA ENERGY
SITE &
STRUCTURE MACHINERY
MATERIAL
DISEBABKAN OLEH : -Environmental Stress
-Failures
-Design Characteristics
THE ACCIDENT TRIANGLE
Serious or fatal injury Minor injury
Damage only
No injury or damage Unsafe Acts and Condition
RESULT
CAUSES Substandard Practices
And Conditions
HEINRICH`S ACCIDENT TRIANGLE
Serious or fatal injury (0,33%) Minor injury (8,78%)
No injury accidents (90,90%)
Unsafe Acts and Condition
RESULT
CAUSES 3000
1 29
300
FINDING ROOT CAUSE
S 3 - 6
II. SINGLE FACTOR THEORIES
SINGLE FACTOR THEORIES
• PENDAPAT INDIVIDU YANG TIDAK PERNAH MEMAHAMI DAN MENGETAHUI :
– PENCEGAHAN KECELAKAAN (accident prevention)
– PENYELIDIKAN KECELAKAAN (accident investigation)
III. MULTIPLE FACTOR THEORIES
MULTIPLE FACTOR THEORIES
• V.L. GROSE (1972)
• 4 FAKTOR SISTEM K3 (4 M`s) – MAN
– MACHINE – MEDIA
– MANAGEMENT
KHARAKTERISTIK 4M`S
MAN
• USIA
• JENIS KELAMIN
• FISIK
• SKILL
• SIKAP/PERILAKU
• PENGALAMAN
• RISK
PERCEPTION
• PENDIDIKAN/
LATIHAN
• KOMPETENSI
• MOTIVASI
• EMOSIONAL
• INFORMASI
• DSB
KHARAKTERISTIK 4M`S
MACHINE
• UKURAN (size)
• BERAT
• BENTUK
• SUMBER ENERJI
• PENGAMAN MESIN (machine guarding)
• KONSTRUKSI
• MATERIAL
• TYPE OF ACTION/
MOTION
• SPESIFIKASI TEHNIK
• DSB.
KHARAKTERISTIK 4M`S
MEDIA
• SUHU
• LINGKUNGAN PADAT/KUMUH
• KELEMBABAN
• SIRKULASI UDARA
• KEBISINGAN
• DEBU
• EMISI GAS
• UAP/KABUT
• ASAP
• DSB.
KHARAKTERISTIK 4M`S
MANAGEMENT
• MANAGEMENT STYLE
• STRUKTUR ORGANISASI
• SUMBERDAYA (RESOURCES)
• ALIRAN
KOMUNIKASI
• LEADERSHIP
• BUDAYA
PERUSAHAAN
• TUGAS POKOK DAN FUNGSI UNIT ORGANISASI
• KEBIJAKAN DAN PROSEDUR
• INSTRUKSI KERJA
• URAIAN TUGAS
• DSB.
KHARAKTERISTIK 4M`S
CONTROL MEASURES
• STATISTICAL TECHNIQUES
• FAULT TREE ANALYSIS (FTA)
• EVENT TREE ANALYSIS (ETA)
• CAUSES AND EFFECT
ANALYSIS
• FISH BONE ANALYSIS
• DSB.
Typical Control Measures
• Eliminate (eq. Remove the hazards)
• Prevent (eq. Prevent cause of hazard)
• Reduce (eq. Reduce the size of hazard)
• Mitigate (eq. Prevent or reduce impact of hazard)
IV. ENERGY THEORY AND
ENERGY CONCEPT
ENERGY THEORY
• Diperkenalkan oleh William Haddon (1970) mengenai penyebab kecelakaan kerja melalui transfer of energy atau energy release theory.
• Merupakan yang menggambarkan kecelakaan dalam hal pemindahan energi. Perpindahan energi ini, dalam jumlah besar dan / atau dengan kecepatan yang cepat, dapat mempengaruhi benda hidup dan benda mati, menyebabkan cedera dan kerusakan.
• Dengan demikian, suatu kecelakaan disebabkan oleh energi yang tidak
terkendali. Teori tersebut menyatakan bahwa berbagai teknik dapat
digunakan untuk mengurangi kecelakaan, termasuk mencegah penumpukan
energi, mengurangi jumlah energi awal, mencegah pelepasan energi,
dengan hati-hati mengontrol pelepasan energi, dan memisahkan energi yang
dilepaskan dari makhluk hidup atau benda mati.
SUMBER ENERGI
• Gravitasi :: daya tarik bumi thd massa/bumi, mis.: benda jatuh
• Gerakan
: perubahan posisi benda/zat, mis. : gerakan kendaraan, angin, air, posisi tubuh
• Mekanika : energi dari
komponen sistem mekanik spt putaran, getaran dari peralatan yg tdk bergerak, mis.: peralatan berputar, ban berjalan, sabuk berputar, mesin
• Listrik : keberadaan muatan dan arus listrik, mis.: kabel listrik, trafo, listrik statis, petir, instalasi listrik, battery
• Tekanan : cairan/gas yg
dimampatkan dlm kondisi hampa udara, mis. : pipa bertekanan, bejana, tangki, selang
• Suhu : panas atau dingin, mis.
: api terbuka, percikan api, cairan/gas/uap panas atau dingin, cuaca
• Kimia : energi yg ada dlm bhn kimia apakah sendiri atau mell reaksi, mis. : kebakaran,
eksplosif, toksik, korosif, irritatif, karsinogenik
• Biologi : organisme hidup, mis.:
bakteri, virus, kuman, serangga, jamur, parasit, hewan
• Radiasi : energi yg terpencar dari radioaktif, mis. : las listrik, gelomnbang mikro, sinar laser, bhn radioaktif
• Bahaya bunyi : suara bising dari aktivitas kerja, mis.:
getaran, pelepasan energi tekanan tinggi
ENERGY THEORY
CONTROL STRATEGY
1. MENGHINDARKAN PENGGUNAAN ENERJI BERPOTENSI BAHAYA TINGGI
2. MENEKAN JUMLAH ENERJI YANG DIGUNAKAN 3. MENCEGAH TERLEPASNYA ENERJI
4. MERUBAH TINGKAT ENERJI YANG TERLEPAS DARI SUMBERNYA
5. MEMISAHKAN ENERJI YANG DILEPASKAN SESUAI
DENGAN WAKTU/ TEMPAT
ENERGY THEORY
CONTROL STRATEGY
6. MEMISAHKAN ENERJI YANG AKAN
DILEPASKAN DENGAN BANGUNAN/ ORANG 7. MERUBAH PERMUKAAN BANGUNAN
8. MENGUATKAN KONDISI BANGUNAN /MANUSIA 9. DITEKSI DINI TERHADAP KERUSAKAN
10. MEMPERTAHANKAN KONDISI YANG STABIL
ENERGY CONCEPT
❑ Menurut Frank Bird, kecelakaan terjadi karena adanya kontak dengan suatu sumber energi seperti mekanis, kimia, kinetik, fisis yang dapat mengakibatkan cidera pada manusia, alat atau lingkungan.
Teori Penyebab Kecelakaan Kerja (Konsep Energi)
❑ Teori ini dikembangkan oleh Derek Viner (1998) yang disebut Konsep Energi.
❑ Energi hadir di alam dalam berbagai bentuk seperti energi kinetik,
kimia, mekanik, radiasi, panas dan lainnya. Dalam kondisi normal,
energi ini biasnya terkandung atau terkungkung dalam wadahnya
misalnya energi kimia dalam bahan kimia dan energi listrik berada di
dalam kabel.
Teori Penyebab Kecelakaan Kerja (Konsep Energi)
❑ Dalam konsep ini kecelakaan terjadi akibat energi yang lepas dari penghalangnya mencapai penerima (recepient). Jika isolasi rusak atau terkelupas, maka energi listrik dapat mengenai tubuh manusia atau benda lain yang mengakibatkan cidera, kerusakan maupun kebakaran.
❑ Misalnya mesin gerinda akan memancarkan berbagai jenis
energi seperti kinetik, mekanik, listrik, suara dan getar.
V. TEORI De Reamer (1980)
TEORI De Reamer (1980)
PENYEBAB KECELAKAAN,
DIKELOMPOKKAN DALAM 2 KELOMPOK
1. IMMEDIATE CAUSES
(penyebab langsung)
2. CONTRIBUTING CAUSES
(penyebab penyumbang)
PENYEBAB KECELAKAAN
❑ Immediate Causes (Penyebab Langsung) Kelompok ini terdiri dari 2 faktor yaitu :
1) Unsafe Act (Pekerjaan yang tidak aman), misalnya penggunaan alat pengaman (APD) yang tidak sesuai persyaratan kerja atau tidak berfungsi, sikap dan cara kerja yang kurang baik, penggunaan peralatan kerja (mesin) yang tidak aman, melakukan gerakan berbahaya.
2) Unsafe Condition (lingkungan Kerja yang tidak aman)
Misalnya tidak tersedianya perlengkapan safety atau peralatan
safety yang tidak efektif, keadaan tempat kerja yang kotor dan
berantakan, pakaian yang tidak sesuai untuk kerja, faktor fisik
dan kimia di lingkungan kerja tidak memenuhi syarat.
PENYEBAB KECELAKAAN
❑ Contributing Causes (Penyebab Penyumbang)
1) Sistem Manajemen Keselamatan Kerja (Safety Management System), misalnya instruksi yang kurang jelas, tidak taat pada peraturan, tidak ada perencanaan keselamatan, tidak ada sosialisasi tentang keselamatan kerja, faktor bahaya tidak terpantau, tidak tersedianya alat pengaman dan lainnya.
2) Kondisi mental pekerja (mental condition of worker), misalnya kesadaran tentang keselamatan kerja kurang, tidak ada koordinasi, sikap yang buruk, bekerja lamban, perhatian terhadap keselamatan kurang, emosi tidak stabil, dll.
3) Kondisi fisik pekerja (physical condition of worker), misalnya
sering kejang, Kesehatan tidak memenuhi persyaratan kerja,
ketulian, mata rabun, dll.
PENYEBAB KECELAKAAN (De Reamer Theory)
IMMEDIATE CAUSES
1.PERBUATAN BERBAHAYA
(Unsafe Acts) 2.KONDISI BERBAHAYA (Unsafe Conditions)
CONTRIBUTING CAUSES
1.Manajemen dan Supervisi 2.Kondisi Mental
Pekerja 3. Kondisi Fisik
Pekerja
AKIBAT KECELAKAAN
-Cidera -Kerusakan Asset -Kerusakan Lingkungan
-Berpengaruh thd : -Produktivitas, Kualitas,
Effisiensi Biaya, Loss KASUS
KECELAKAAN
BASIC CAUSES
DIRECT CAUSES INDIRECT
CAUSES
UNSAFE CONDITIONS
UNSAFE ACTS
UNPLANNED RELEASE OF
ENERGY
ACCIDENT
STRUCTURE OF ACCIDENT
VI. SWISS CHEESE
MODEL OF DEFENCE
SWISS CHEESE MODEL OF
DEFENCE
The Concept of Accident Causation
Defences Safe Acts
Preconditions Line Management Decision Makers
Safe Acts and
Latent Safe Conditions Latent Safe Conditions
No Accident
Defences Unsafe Acts
Preconditions Line Management
Decision Makers
Accident
REASON’S MODEL
Defences Unsafe Acts
Preconditions Line Management
Decision Makers
Window
of Opportunity
Unsafe Acts and Latent
Unsafe Conditions
Latent Unsafe Conditions
REASON’S MODEL
Defences Unsafe Acts
Preconditions Line Management
Decision Makers
Accident
Window
of Opportunity
Unsafe Acts and Latent
Unsafe Conditions
Latent Unsafe Conditions
SWISS CHEESE MODEL OF DEFENCE
Unsafe Acts Organizational
Factor
Unsafe Supervision
Precondition For Unsafe Acts
Accident &
Injury
Input
Failed or Absent Defenses
Reason’s “Swiss-cheese”
Model of Human Error Causation
Latent Failures
Latent Failures
Latent Failures
Active Failures
VII. The ILCI Loss Caution Model
The ILCI
Loss Causation Model
Inadequate
Program
Standards
Compliance
Personal Factors
Job Factors Lack of
Control
Basic Causes
Immediat e
Causes
Substandard Acts and/or Conditions
INCIDENT LOSS
Contact with Energy
or Substance
People, Property,Process
LOSS
Dalam bentuk :
• Kerusakan :
– Peralatan dan sarana – Material/bahan.
• Cidera pada manusia
• Pencemaran lingkungan
• Gangguan proses
INCIDENT
• Insiden diartikan sebagai kejadian, dimana terjadi kontak dengan sumber energi (kimia, fisik, mekanik, dan
biologis) yang tidak direncanakan.
BENTUK-BENTUK INSIDEN
• Menabrak/membentur (struck against)
• Terpukul/tertabrak (struck by)
• Jatuh dari tempat yang lebih tinggi (fall to bellow)
• Jatuh di tempat yang datar (fall on same level)
• Terperangkap masuk (caught in)
• Terperangkap pada (caught on)
• Terjepit (caught between)
• Kontak dengan (caught with)
• Bahan berlebihan (overload)
• Kegagalan mesin/peralatan (equipment failure)
• Bocoran ke lingkungan (environmental release)
IMMEDIATE CAUSES (penyebab langsung)
Terdiri dari :
• Perbuatan berbahaya
(Substandard acts/practice)
• Kondisi berbahaya
(Substandar condition)
BASIC CAUSES
Terdiri dari :
• Factor manusia (Personal factors)
• Factor pekerjaan (Job
factors)
FAKTOR MANUSIA (personal factors)
Faktor manusia a.l :
• Kurang kemampuan (Inadequate capability)
• Kurang pengetahuan (lack of knowledge)
• Kurang keterampilan (lack of skill)
• Kurang motivasi (improper motivation)
• Mengalami stres (stress)
FAKTOR PEKERJAAN
(job factors)
Faktor pekerjaan a.l :
• Kurang kepemimpinan/pengawasan (Inadequate leadership/supervision)
• Kelemahan perekayasaan (inadequate engineering)
• Kelemahan pengadaan (inadequate purchasing)
• Kurang pemeliharaan/perawatan (inadequate maintenance)
• Kurang peralatan, sarana kerja, material
(inadequate tools, equipment, materials)
• Kurang standar kerja (inadequate work standard)
• Aus atau salah penggunaan ( wear and tear, abuse or
misuse)
KELEMAHAN PENGENDALIAN
MANAJEMEN (Lack of Management Control)
Kelemahan pengendalian Manajemen a.l :
• Program yang tidak memadai
(inadequate program)
• Standar dari program yang kurang
memadai
(inadequate program standards)
• Kurang kepatuhan terhadap standar
(inadequate compliance with standard)
VIII. KONSEP LAIN DALAM MEMILIH TINDAKAN PENCEGAHAN
KECELAKAAN KERJA
KONSEP LAIN DALAM MEMILIH TINDAKAN
PENCEGAHAN KECELAKAAN
• MELALUI 4E`S : – ENGINEERING – EDUCATION
– ENFORCEMENT
– ENTHUSIASM
MELALUI 4E`S
ENGINEERING
• SUBSITUSI
• MODIFIKASI PROSES
• MENEKAN/MENGURANGI JUMLAH INVENTORI
• DISAIN
• ALAT PENGAMAN/PELINDUNG
• WARNING SYSTEM
• DLL
MELALUI 4E`S
EDUCATION
• LATIHAN K3 UNTUK MANAJER, SUPERVISOR, OPERATOR, PEKERJA BARU
• PENGGUNAAN PROSEDUR KERJA AMAN/SOP
• MENGOPERASIKAN MESIN DENGAN BENAR DAN AMAN
• PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI
• PROSEDUR KEADAAN DARURAT
• REGU PENANGGULANGAN KEBAKARAN
• PENILAIAN RISIKO
• DLL
MELALUI 4E`S
ENFORCEMENT
• MEMATUHI PERATURAN/ KETENTUAN/
SYARAT-SYARAT/STANDARD K3
MELALUI 4E`S
ENTHUSIASM
• MELIBATKAN DAN MEMOTIVASI TENAGA
KERJA
IX. STRATEGI PENCEGAHAN
KECELAKAAN KERJA
STRATEGI PENCEGAHAN KECELAKAAN KERJA
• DIDASARKAN KEPADA :
– FREQUENCY (KEKERAPAN) – SEVERITY (KEPARAHAN) – COST (BIAYA)
– KOMBINASI
PENDEKATAN DALAM
PENCEGAHAN KECELAKAAN
1. PENDEKATAN REAKTIF
ACCIDENT INVESTIGA
TION ANALYSIS PREVENTIVE
ACTION
PENDEKATAN DALAM
PENCEGAHAN KECELAKAAN
2. PENDEKATAN PROAKTIF
ANALYSIS OF POTENTIAL ACCIDENTS
PREVENTIVE
PROGRAM ACCIDENT
Klasifikasi Kecelakaan Kerja
Jenis Pekerjaan a. Terjatuh
b. Tertimpa benda jatuh
c. Tertumbuk atau terkena benda- benda
d. Terjepit oleh benda e. Pengaruh suhu tinggi f. Terkena arus listrik
g. Kontak bahan berbahaya atau radiasi
Penyebab a. Mesin
b. Alat angkut dan angkat, angkut darat, udara dan air
c. alat-alat listrik, bejana bertekanan, tangga, scaffolding dan
sebagainya.
d. Bahan-bahan, zat-zat dan radiasi,
e. kimia, dan sebagainya.
Klasifikasi Kecelakaan Kerja..
Sifat Luka dan Kelainan a.Patah tulang
b.Dislokasi (keseleo) c.Regang otot
d.Memar dan luka dalam yang lain e.Amputasi
f.Luka di permukaan g.dll
Letak Kelainan tubuh a. Kepala
b. Leher c. Badan
d. Anggota atas
e. Anggota bawah
CIDERA AKIBAT KERJA
Menurut Heinrich adalah patah, retak, cabikan, dan sebagainya yang diakibatkan oleh kecelakaan.
a. Kepala, mata.
b. Leher.
c. Batang tubuh; bahu, punggung.
d. Alat gerak atas; lengan tangan, pergelangan
tangan, tangan selain jari, jari tangan.
e. Alat gerak bawah; lutut, pergelangan kaki, kaki selain jari
f. kaki, jari kaki g. Sistem tubuh.
h. Banyak bagian
Analisis Kecelakaan Kerja
Fungsi
1) Penyebab kecelakaan kerja 2) Akibat kecelakaan kerja
3) Langkah-langkah pencegahannya.
Penyebab Kecelakaan Kerja 1) Perbuatan berbahaya
2) Kondisi lingkungan (Keadaan) berbahaya.
Tujuan
1) Untuk menjawab pertanyaan ”mengapa kecelakaan dapat terjadi”, 2) Sehingga dapat ditentukan ”bagaimana mencegah agar kecelakaan
sejenis tidak terjadi”.
KERUGIAN AKIBAT KECELAKAAN
Kecelakaan menyebabkan 5 jenis kerugian : a) Kerusakan
b) Kekacauan organisasi c) Keluhan dan kesedihan d) Kelainan dan cacat
e) Kematian.
Pencegahan Kecelakaan Kerja
A. Pencegahan melalui pendekatan energi
Sesuai dengan konsep energi, kecelakaan bermula karena adanya sumber energi yang mengalir mencapai penerima (recipient). Karena itu pendekatan energi melalui 3 titik yaitu pada sumber bahayanya, pada aliran energi (path way) dan pada penerima.
1) Pengendalian pada sumber bahayanya
❑ Bahaya kecelakaan dapat dikendalikan pada sumbernya dengan melakukan pengendalian secara teknis atau administrasi.
❑ Contoh : mesin yang bising dapat dikendalikan dengan mematikan
mesin, mengurangi tingkat kebisingan, memodiifikasi mesin memasang
peredam pada mesin atau mengganti dengan mesin yang ebih rendah
tingkat kebisingannya.
Pencegahan Kecelakaan Kerja..
2) Pendekatan pada jalan energi
Mengurangi intensitas energi yang mengalir ke penerima.
Contoh : kebisingan dapat dikurangi tingkat bahayanya dengan memasang dinding kedap suara, menjauhkan manusia dari sumber bising atau mengurangi waktu paparannya.
2) Pengendalian pada penerima
Pendekatan ini dapat dilakukan jika pengendalian pada sumber atau
jalannya energi tidak dapat dilakukan secara efektif. Sehingga untuk
mengatasi bahaya bising, manusia yang menerima energi suara
tersebut dilindungi dengan alat pelindung diri (APD) sehingga dampak
bising yang timbul dapat dikurangi.
Pencegahan Kecelakaan Kerja...
B. Pencegahan melalui pendekatan manusia
❑ Berdasarkan statistik 85% kecelakaan disebabkan oleh faktor manusia dengan tindakan yang tidak aman. (Ramli, 2013)
❑ Untuk mencegah kecelakaan dilakukan berbagai upaya pembinaan unsur manusia untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan sehingga kesadaran K3 meningkat sehingga dilakukan berbagai pendekatan dan program K3, yaitu:
1) Pembinaan dan pelatihan
2) Promosi K3 dan kampanye K3 3) Pembinaan perilaku aman
4) Pengawasan perilaku aman 5) Audit K3
6) Komunikasi K3
7) Pengembangan prosedur kerja aman (Safe Working Practices).
Pencegahan Kecelakaan Kerja....
C. Pendekataan teknis
Pendekatan teknis menyangkut kondisi fisik, peralataan meterial, proses maupun lingkungan kerja yang tidak aman. Untuk mencegah kecelakaan kerja yang bersifat teknis perlu dilakukan : 1) Rancang bangun yang maan yang sesuai denga persyaratan teknis dan standar yang berlaku untuk menjamin kelaikan instalasi atau peralatan kerja.
2) Sistem pengamanan pada peralatan atau instalasi untuk mencegaha kecelakaan dalam mengoperasikan alat atau instalasi.
Misalnya: tutup mesin pengaman mesin, sistem alarm, dll.
Pencegahan Kecelakaan Kerja...
D. Pendekatan administratif
Pendekatan administratif dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu:
1) Pengaturan waktu dan jam kerja sehingga tingkat kelelahan dan paparan bahaya dapat dikurangi
2) Penyediaan alat keselamatan kerja
3) Mengembangkan dan menetapkan prosedur dan peraturan entang K3 4) Mengatur pola kerja, sistem produksi dan proses kerja.
E. Pendekatan Manajemen
Banyaknya kecelakaan yang disebabkan oleh faktor manajemen yang tidak kondusif sehingga mendorong terjadinya kecelakaan kerja, sehingga upaya untuk pencegahan yang dilakukan, yaitu:
1) Menerapkan sistem manajemen K3 (SMK3) 2) Mengembangkan organisasi K3 yang efektif
3) Mengembangkan komitmen dan kepemimpinan dalam K3, khususnya untuk manajemen tingkat atas.