BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Uji Validitas dan Reliabilitas
4.5.3. Hasil uji validitas angket dengan riset partisipan perawat Uji validitas dilakukan pada 15 orang perawat di ruang Anggrek Rumah Sakit Umum Daerah Kota Salatiga. Uji validitas menggunakan SPSS 16 for Windows. Hasil uji validitas dengan
koofisien korelasi total item ≥ 0,21 menunjukan sebanyak 51 item
pernyataan dalam angket Family Centered Care valid dari total 86 item pernyataan, sedangkan dalam angket efek hospitalisasi pada anak sebanyak 12 item pernyataan dari total 32 item pernyataan. 4.1.2. Hasil uji validitas angket dengan riset partisipan
orangtua
Uji validitas angket yang dilakukan pada orangtua dengan anak usia 3–6 tahun, juga dilakukan di ruang Anggrek Rumah Sakit umum Daerah Kota Salatiga sebanyak 15 orang riset partisipan. Uji validitas menggunakan SPSS 16 for Windows dengan koofisien
korelasi total item ≥ 0,21 menunjukan 56 item dalam angket
4.1.3. Hasil uji reliabilitas angket dengan riset partisipan perawat
Uji reliabilitas terhadap angket Family Centered Care dan hospitalisasi pada anak menggunakan teknik Alpha Cronbach. Hasil uji angket Family Centered Care adalah 0,944 dengan r Alpha positif dan r Alpha lebih besar dari r tabel (0,944 > 0,641) yang artinya alat ukur (angket) yang akan digunakan berada dalam kategori baik sekali (excellent) sedangkan untuk angket efek hospitalisasi pada anak diperoleh nilai reliabilitas 0,885 dengan r Alpha positif dan r Alpha lebih besar dari r tabel (0,885 > 0,641) artinya angket yang digunakan berada dalam kategori baik (good). Oleh karena itu, kedua angket ini dinyatakan reliabel sehingga dapat digunakan sebagai alat ukur untuk memperoleh data.
4.1.4. Hasil uji reliabilitas angket dengan riset partisipan orangtua
dari r tabel (0,868 > 0,641) artinya angket yang digunakan berada dalam kategori baik (good). Jadi, kedua angket ini dinyatakan reliabel dan dapat digunakan sebagai alat ukur untuk memperoleh data.
4.4. Pelaksanaan penelitian
4.2.1. Waktu dan tempat pelaksanaan
Penelitian dilakukan di ruang Dahlia Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang. Penelitian dilakukan mulai tanggal 11 Februari 2012 sampai 7 Maret 2012 dengan jumlah riset partisipan sebanyak 13 orang perawat dan 34 orangtua yang memiliki anak usia 3–6 tahun yang menjalani rawat inap di ruang tersebut. Pengumpulan data dalam penelitian dilakukan dengan cara penyebaran angket kepada perawat dan orangtua pasien anak. 4.2.2. Prosedur penelitian
4.2.2.1. Tahap persiapan
selama 2 hari, peneliti diijinkan ke ruang Dahlia untuk melakukan proses penelitian.
4.2.2.2. Tahap pelaksanaan penelitian
Pelaksanaan penelitian dilakukan dengan menyebarkan angket yang diberikan langsung oleh peneliti kepada perawat dan orangtua dengan anak usia 3 – 6 tahun yang menjalani proses perawatan di ruang Dahlia Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang.
4.2.2.3. Tahap akhir
Angket yang telah disebarkan kepada perawat dan orangtua, kemudian dicek ulang oleh peneliti untuk memastikan bahwa semua item pernyataan sudah dijawab oleh para riset partisipan. Setelah itu, peneliti melakukan skoring pada angket tersebut untuk dilakukan pengolahan data.
4.3. Karakteristik riset partisipan
4.3.1. Karakteristik perawat di ruang Dahlia Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang
dan tingkat pendidikan. Karakteristik perawat ruang Dahlia Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum dapat dilihat di tabel berikut:
Tabel 4.1 Karakteristik Perawat di Ruang Dahlia Berdasarkan Tingkat Pendidikan dan Lama Kerja (N:13)
Karakteristik responden Jumlah (N: 13)
Persentase (%) Umur
≥≥≥≥ 20 tahun ≥≥≥≥ 30 tahun ≥≥≥≥ 40 tahun
4 7 2 30,77 53,85 15,38 Tingkat Pendidikan D3 S1Keperawatan S1 Dan Ners
12 1 0 92,31 7,69 0 Masa kerja
< 2 Tahun > 2Tahun
2 11
15,39 84,61 Sumber: Data Ruang Dahlia Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum
Semarang Bulan Februari 2012
Berdasarkan data tabel 4.1 di atas, menunjukan bahwa riset partisipan yang terlibat dalam penelitian, lebih banyak berusia 30– 40 tahun dengan angka pendidikan tertinggi adalah diploma (D3) Keperawatan serta masa kerja lebih dari 2 tahun.
Tabel 4.2 Karakteristik Orangtua yang Memiliki Anak Usia 3-6 Tahun di Ruang Dahlia Berdasarkan Tingkat Pendidikan (N:34)
Karakteristik responden Jumlah (N: 34)
Persentase (%) Umur
≥≥≥≥ 20 tahun ≥≥≥≥ 30 tahun ≥≥≥≥ 40 tahun
2 26
6
5,88 76,47 17,65 Tingkat Pendidikan
SMP SMA
Perguruan tinggi
1 16 17
2,94 47,06
50
Berdasarkan tabel 4.2, orangtua yang terlibat sebagai riset
partisipan paling banyak berusia ≥ 30 tahun yaitu 76,47% dan 50 %
tingkat pendidikan riset partisipan adalah perguruan tinggi.
Tabel 4.3 Karakteristik anak usia 3-6 tahun yang menjalani perawatan di Ruang Dahlia Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang
Karakteristik anak Jumlah (N: 34)
Persentase (%) Umur
3 – 3,9 tahun 4 – 4,9 tahun 5 - 6 tahun
12 6 16
35,29 17,65 47,06 Pengalaman dirawat
di rumah sakit Pertama kali Kedua kali >2 kali
8 19
7
23,53 55,88 20,59
4.4. Hasil Penelitian 4.5.3. Family Centered Care
Gambar 4.1 Gambaran Family Centered Care menurut Riset Partisipan Perawat
Gambar 4.2 Gambaran Family Centered Care menurut Riset Partisipan Orangtua
4.4.2. Efek Hospitalisasi Pada Anak Usia 3–6 Tahun
Gambar 4.3 Gambaran Efek Hospitalisasi pada Anak menurut Riset Partisipan perawat
Gambar 4.4 Gambaran Efek Hospitalisasi pada Anak menurut Riset Partisipan Orangtua
Diagram di atas menunjukan 14 orang riset partisipan menggambarkan bahwa efek hospitalisasi pada anak di Ruang Dahlia Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang dinilai sedang sedangkan 20 orang menyatakan rendah.
4.4.3. Analisis Data 4.4.3.1. Uji Normalitas
Tabel 4.4 Uji Kolmogorov-Smirnov Variabel Family Centered Care dan efek Hospitalisasi Pada Anak dengan Riset Partisipan Perawat
Sampel dinyatakan berasal dari populasi yang terdistribusi normal apabila nilai Asymp.Sig.(2-tailed) > 0,05. Uji normalitas dengan sampel perawat untuk variabel Family Centered Care diperoleh hasil 0,706 sedangkan variabel efek hospitalisasi pada anak diperoleh hasil 0,459. Nilai Asymp.Sig.(2-tailed) > 0,05 sehingga dapat disimpulkan sampel diambil dari populasi yang berdistribusi normal.
Hasil uji normalitas variabel Family Centered Care dan efek hospitalisasi pada anak dengan riset partisipan orangtua dengan anak usia 3–6 tahun ditunjukan pada dalam tabel berikut:
Family centered care
Hospitalisasi pada anak
N 13 13
Normal
Parametersa
Mean 183.62 30.46
Std.
Deviation 11.449 1.664
Most Extreme
Differences
Absolute .195 .237
Positive .195 .148
Negative -.109 -.237
Kolmogorov-Smirnov Z .703 .854
Tabel 4.5 Uji Kolmogorov-Smirnov Variabel Family Centered Care dan Hospitalisasi Pada Anak dengan Riset Partisipan Orangtua
Family Centered Care
Hospitalisasi Pada Anak
N
34 34
Normal Parametersa Mean 194.21 38.50
Std. Deviation 18.576 7.569
Most Extreme
Differences
Absolute .151 .116
Positive .067 .116
Negative -.151 -.069
Kolmogorov-Smirnov Z
.878 .676
Asymp. Sig. (2-tailed)
.424 .750
Uji normalitas untuk sampel orangtua dengan anak usia 3–6 tahun diperoleh hasil 0,424 untuk variabel Family Centered Care sedangkan efek hospitalisasi pada anak usia 3-6 tahun diperoleh hasil 0,750. Nilai Asymp. Sig.(2-tailed) > 0,05 sehingga dapat disimpulkan sampel diambil dari populasi yang berdistribusi normal.
4.4.3.2. Uji linearitas
variabel linear. Uji linearitas variabel Family Centered Care dan efek hospitalisasi pada anak dengan riset partisipan perawat dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.6 Analisa Compare Means (Test Of Linearity) Variabel
Family Centered Care dan Efek hospitalisasi pada Anak dengan Riset Partisipan Perawat
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
Hospitalis asi pada anak *
Family Centered Care
Between
Groups (Combined) 32.731 11 2.976 5.951 .310
Linearity 2.827 1 2.827 5.655 .253
Deviation
from
Linearity
29.903 10 2.990 5.981 .309
Within Groups
.500 1 .500
Total
33.231 12
Berdasarkan hasil Uji linearitas dengan analisa dengan sampel perawat diperoleh Nilai Asymp. Sig.(2-tailed) 0,309 > 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa persamaan kedua garis linear.
Tabel 4.7 Analisa Compare Means (Test Of Linearity) Variabel
Family Centered Care dan Efek Hospitalisasi pada Anak dengan Riset Partisipan Orangtua
Sum of Squares df
Mean
Square F Sig.
Hospita lisasi Pada Anak * Family Centere d Care Between
Groups (Combined) 1542.583 23 67.069 1.928 .141
Linearity 317.847 1 317.847 9.136 .013
Deviation
from
Linearity
1224.736 22 55.670 1.600 .223
Within Groups
347.917 10 34.792
Total
1890.500 33
Tabel 4.7, menunjukan uji linearitas variabel Family Centered Care dan efek hospitalisasi pada anak dengan sampel orangtua dengan anak usia 3–6 tahun diperoleh Nilai Asymp.Sig.(2-tailed) 0,223 > 0,05 sehingga dapat disimpulkan persamaan garis kedua variabel linear.
4.4.3.3 Analisa Hubungan
Tabel 4.8 Analisa Pearson Correlation variabel Family Centered Care dan Efek Hospitalisasi pada Anak dengan Riset Partisipan Perawat Family Centered Care Hospitalisasi Pada Anak Family Centered
Care Pearson Correlation 1 -.292
Sig. (2-tailed) .334
N 13 13
Hospitalisasi
Pada Anak Pearson Correlation -.292 1
Sig. (2-tailed) .334
N 13 13
Tabel 4.8, menunjukan bahwa nilai p value atau sig. (2-tailed) 0,334 > 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara Family Centered Care dengan efek hospitalisasi pada anak. Sedangkan analisa hubungan variabel Family Centered Care dan efek hospitalisasi pada anak dengan riset partisipan orangtua dengan anak usia 3–6 tahun ditunjukan pada tabel berikut:
Tabel 4.9 Analisa Pearson Correlation variabel Family Centered Care dan Efek hospitalisasi pada anak dengan riset partisipan orangtua Family Centered Care Hospitalisasi Pada Anak Family Centered Care
Pearson Correlation 1 -.410*
Sig. (2-tailed) .016
N 34 34
Hospitalisasi Pada Anak
Pearson Correlation -.410* 1
Sig. (2-tailed) .016
Pada tabel di atas menunjukan bahwa nilai p value atau sig. (2-tailed) 0,016 < 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara Family Centered Care dengan efek hospitalisasi pada anak.
4.5. Pembahasan
4.5.1 Gambaran Family Centered Care di ruang Dahlia Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang
Family Centered Care, tapi dalam laporannya mereka tidak mempraktekan konsep tersebut (Bruce dan Ritchie, 1997).
Praktik Family Centered Care yang dilakukan dengan baik oleh perawat di ruang Dahlia Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang, mendukung penelitian Dunst dan Trivette (2009) bahwa dalam praktik keperawatan konsep Family Centered Care diterapkan dalam bentuk memperlakukan keluarga dengan penuh perhatian, menyampaikan informasi kepada keluarga agar mereka memahami tentang kondisi dan perawatan anak mereka, melibatkan partisipasi orang tua dalam pembuatan keputusan dan perawatan anak, serta kerjasama antara orang tua dan perawat.
kewajiban penting lainnya, seperti mendokumentasikan asuhan keperawatan sebagai kewajiban dan administrasi pasien sesuai dengan kebijakan rumah sakit. Selain itu, ketersediaan tenaga perawat di ruangan dengan jumlah pasien yang tidak seimbang tetapi tuntutan pelayanan dari orangtua anak yang dirawat harus maksimal sehingga terkadang orangtua merasakan bahwa pelayanan yang diberikan oleh perawat kurang maksimal sesuai dengan yang diharapkan oleh orangtua dengan anak yang menjalani perawatan di ruang Dahlia Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang.
obat, mendampingi saat diberikan suntikan merupakan tindakan yang membantu mengurangi rasa trauma anak selama menjalani perawatan di rumah sakit.
4.5.2. Gambaran Efek Hospitalisasi pada anak di ruang Dahlia Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang
Hasil penelitian menunjukan bahwa menurut 13 orang perawat di ruang Dahlia Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang, efek hospitalisasi pada anak usia 3–6 tahun berada dalam kategori sedang. Sedangkan menurut 20 orangtua atau 58,82% menyatakan efek hospitalisasi pada anak di ruang Dahlia Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang dinilai rendah dan 14 orang atau 41,18% menyatakan bahwa efek hospitalisasi pada anak di ruang Dahlia Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang dinilai sedang. Menurut Wong (2008), efek hospitalisasi pada anak di rumah sakit dipengaruhi oleh beberapa hal:
a. Perkembangan usia
perawat. Reaksi hospitalisasi yang ditunjukan oleh anak yang dirawat di ruang Dahlia, ketika anak diberikan tindakan yang dirasakan menyakitkan seperti pemasangan infus. Anak menunjukan respon memberontak dan menangis kesakitan. Tetapi, respon ini tidak berlanjut selama anak menjalani proses rawat inap di rumah sakit dengan kondisi terpasang infus.
Anak usia prasekolah yang dirawat di ruang Dahlia, memang tampak pendiam saat pertama kali masuk rumah sakit. Menurut Wong (2008), hospitalisasi menyebabkan anak usia prasekolah mengalami kehilangan kendali atau kemandirian karena pembatasan aktivitas akibat restriksi fisik, perubahan rutinitas yang harus dipatuhi oleh anak. Reaksi anak adalah menarik diri atau menolak melakukan rutinitas yang harus dipatuhi seperti makan atau minum obat. Kesan pendiam pada anak yang dirawat di ruang Dahlia bisa disebabkan karena anak merasa merasa aktivitas fisik mereka terbatas akibat berbagai tindakan perawatan yang mereka alami misalnya pemasangan infus dan mereka perlu beradaptasi dengan kondisi ini agar mereka tetap nyaman dan aman.
b. Pengalaman dirawat di rumah sakit
dengan lingkungan rumah sakit dan diharapkan dengan proses adaptasi yang baik, anak akan mendapatkan pengalaman positif tentang hospitalisasi. Namun, hasil penelitian di Rumah Sakit Umum Tabanan pada tahun 2008, menunjukan bahwa anak yang menjalani perawatan di rumah sakit sebanyak dua kali mengalami perkembangan yang lebih baik dibanding anak yang menjalani perawatan lebih dari 2 kali (Wulandari dkk, 2008). Hal ini berarti, pengalaman positif selama di rumah sakit mempengaruhi perkembangan anak. Pengalaman yang positif tidak hanya menjadi kewajiban anak yang menjalani perawatan karena anak adalah sosok yang bergantung dengan lingkungan oleh karena itu kerjasama orangtua dan perawat saat hospitalisasi, memiliki peran penting untuk mendukung anak memperoleh pengalaman positif selama di rumah sakit
c. Dukungan dari lingkungan sosial
tahun didampingi oleh salah satu atau kedua orangtua. Kalaupun orangtua harus meninggalkan anak karena alasan pekerjaan, maka anak akan didampingi oleh keluarga terdekat yang lain.
d. Mekanisme koping
Rumah sakit sebagai lingkungan yang asing bagi anak, mengharuskan mereka untuk beradaptasi. Kemampuan anak untuk beradaptasi akan memampukan anak untuk memperoleh pengalaman yang baik tentang hospitalisasi dan meminimalkan efek hospitalisasi. Proses adaptasi ditunjukan lewat kemampuan mekanisme koping anak yang baik saat hospitalisasi. Dari hasil pengamatan peneliti, tidak ada anak yang menunjukan sikap maladaptif karena hospitalisasi seperti depresi.
4.5.3. Hubungan Family Centered Care dan Efek hospitalisasi pada `anak
Berdasarkan hasil uji statistik dengan korelasi pearson product moment pada riset partisipan 13 orang perawat di ruang Dahlia Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang, menunjukan korelasi antara Family Centered Care dengan efek hospitalisasi pada anak nilai p value atau sig. (2-tailed) 0,334 > 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara Family Centered Care dengan efek hospitalisasi pada anak.
untuk mengetahui dan mempelajari pengaruh faktor tersebut untuk meminimalkan efek hospitalisasi pada anak.
Berdasarkan hasil uji statistik dengan korelasi pearson product moment pada riset partisipan 34 orangtua, menunjukan korelasi antara Family Centered Care dengan efek hospitalisasi pada anak dengan nilai p value atau sig. (2-tailed) 0,016 < 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara Family Centered Care dengan efek hospitalisasi pada anak.
Menurut Alimul (2005), dukungan keluarga mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak terutama pada anak yang sedang menjalani perawatan di rumah sakit. Dukungan keluarga yang dirasakan anak lewat perilaku perawatan yang diberikan keluarga membantu menurunkan kecemasan pada anak di rumah sakit.