i
PENGARUH COUNTRY OF ORIGIN, PERCEIVED QUALITY, BRAND
IMAGE DAN BRAND TRUST TERHADAP MINAT BELI
(Studi Pada Produk Android OPPO di Kota Salatiga)
Oleh:
YUDHA ADE PAMUNGKAS NIM : 212011111
TUGAS AKHIR
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomika Dan Bisnis Guna Memenuhi Sebagian dari
Persyaratan-persyaratan untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi
FAKULTAS : EKONOMIKA DAN BISNIS PROGRAM STUDI : MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA 2016
iv
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA Jalan Diponegoro 52 -60 :(0298) 321212, 311881
Telex 322364 ukswsa ia Salatiga 50711 - Indonesia Fax. (0298) -3 21433
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI Yang bertanda tangan dibawah ini :
N a m a : YUDHA ADE PAMUNGKAS
N I M : 212011111
Program Studi : Manajemen
Fakultas Ekonomika Dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi,
Judul :Pengaruh Country Of Origin, Perceived Quality, Brand Image Dan Brand
Trust Terhadap Minat Beli (Studi Pada Produk Android OPPO di Kota Salatiga)
Pembimbing : EkoSuseno HR Matrutty, SE, MM Tanggal diuji : 20 Mei 2016
Adalah benar-benar hasil karya saya.
Didalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagaian tulisan atau gagasan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.
Apabila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, saya bersedia menerima sanksi sesuai peraturan yang berlaku di Fakultas Ekonomika Dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga, termasuk pencabutan gelar kesarjanaan yang telah saya peroleh.
Salatiga, Mei 2016 Yang memberi pernyataan,
v
Yudha Ade Pamungkas PENGARUH COUNTRY OF ORIGIN, PERCEIVED QUALITY, BRAND
IMAGE DAN BRAND TRUST TERHADAP MINAT BELI
(Studi Pada Produk Android OPPO di Kota Salatiga)
Oleh:
YUDHA ADE PAMUNGKAS NIM : 212011111
TUGAS AKHIR
Diajukan kepada Fakultas Ekonomika Dan Bisnis Guna Memenuhi Sebagian dari
Persyaratan-persyaratan untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi
FAKULTAS : EKONOMIKA DAN BISNIS PROGRAM STUDI : MANAJEMEN
Disetujui untuk diuji oleh:
Eko Suseno HR Matrutty, SE, MM Pembimbing
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
vi
MOTTO
“Kebanyakan dari kita tidak mensyukuri apa yang sudah kita miliki, tetapi kita selalu menyesali apa yang belum kita capai.”
vii ABSTRACT
The growth of smartphone users significantly from year to year and the amount of consumer interest in Indonesia to use the smartphone impacts smartphone competition between companies in different parts of the world, including in Indonesia, which is a developing country with an interest in technology is quite high. The aim of research to determine the effect of country of origin, perceived quality, brand image and brand trust towards purchase intention. The study population was urban Salatiga. The sampling technique used purposive sampling. Total sample of 200 respondents. The analysis technique used in this research is using quantitative descriptive statistics and analysis tools using multiple regression. The results showed a partial country of origin, perceived quality, brand image and brand trust influence the purchase intentionOPPO Smart Phone. Similarly, simultaneous country of origin, perceived quality, brand image and brand trust significant positive effect on purchase intention
OPPO Smart Phone.
Keywords: country of origin. Perceived quality, brand image, brand trust, purchase intention
viii
SARIPATI
Pertumbuhan pengguna smartphone yang cukup signifikan dari tahun ke tahun dan besarnya minat konsumen di Indonesia terhadap penggunaan smartphone menimbulkan dampak persaingan antar perusahaan smartphone di berbagai belahan dunia termasuk di Indonesia, yang merupakan negara berkembang dengan minat terhadap teknologi cukup tinggi.Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh
country of origin, perceived quality, brand image dan brand trust terhadap minat
beli. Populasi penelitian ini adalah masyarakat kota Salatiga. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Jumlah sampel sebanyak 200 responden. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan statistik deskriptif kuantitatif dan alat analisis menggunakan regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan secara parsial country of origin, perceived quality, brand image dan
brand trust berpengaruh terhadap minat beli Smart Phone OPPO. Begitu pula secara
simultan country of origin, perceived quality, brand image dan brand trust berpengaruh positif signifikan terhadap minat beli Smart Phone OPPO.
ix
KATA PENGANTAR
Perkembangan zaman yang sangat maju dengan cepat mengakibatkan adanya peningkatan globalisasi di bidang teknologi informasi, dimana informasi dapat diketahui secara cepat. Pihak-pihak yang ingin berkembang senantiasa mengikuti perkembangan teknologi informasi tersebut sebab pengetahuan dan pemanfaatan teknologi informasi merupakan tuntutan zaman.Penulis berharap, kiranya Pengaruh
Country Of Origin, Perceived Quality, Brand Image Dan Brand Trust Terhadap
Minat Beli (Studi Pada Produk Android OPPO di Kota Salatiga) ini bermanfaat bagi pembaca umum dan pihak-pihak yang bersangkutan khususnya, maupun peneliti lain. Penulis menyadari bahwa dalam skripsi ini masih terdapat kekurangan, untuk itu segala kritik dan saran sangat penulis hargai dengan suka cita, karena semuanya akan menyempurnakan karya ini dan berguna untuk penelitian lanjut dalam topik yang sama.
Salatiga, Mei 2016
x
UCAPAN TERIMAKASIH
Puji dan syukur kepada Tuhan YME atas kasih karunia, cinta, hikmat,
berkat, anugrah serta dukungan yang telah diberikan kepada penulis
sehinggasehingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai kelengkapan untuk memperoleh gelar kesarjanaan dalam program studi akuntansidi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana.
Skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik berkat bimbingan, petunjuk, serta kerja sama dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini, penulis mengucapkan penghargaan dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Ibu Roos Kities Andadari, SE, MBA selaku progdi Program Studi Manajemen
Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Universitas Kristen Satya Wacana.
2. Eko Suseno HR Matrutty, SE, MM selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan inspirasi dan motivasi, berusaha dengan sabar dan cermat dalam membimbing dan mengarahkan penulis untuk menyelesaikan penelitian ini.
3. YennyPurwati, SE., MBA selaku Wali Studi yang telah memberikan dorongan
dan masukan, serta memberikan pengetahuan kepada penulis.
4. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan yang tak ternilai. 5. Staf dan Tata Usaha Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya
Wacana yang telah memberi bantuan administrasi dan teknis kepada penulis selama kuliah.
6. Bapak, Ibu, dan Adik terima kasih atas doa, bimbingan, sarana, dan dorongan semangat, serta dukungan yang diberikan kepada penulis.
xi
7. Buat teman-teman FEB angkatan 2011, terima kasih atas doa dan dukungan yang selalu diberikan.
8. Dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima kasih untuk semuanya.
xii
DAFTAR ISI
Halaman Judul ... i
Surat Pernyataan Keaslian Skripsi ... ii
Halaman Persetujuan/Pengesahan ... iii
Moto ... iv
Abstract ... v
Saripati ... vi
Kata Pengantar ... vii
Ucapan Terima Kasih ... viii
Daftar Isi... x
PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian ... 1
Masalah Penelitian ... 4 Persoalan Penelitian ... 5 Tujuan Penelitian ... 5 TINJAUAN PUSTAKA Country of Origin ... 5 Perceived Quality ... 6 Brand Image ... 8 Brand Trust ... 9
xiii
MinatBeli ... 10
Pengaruh Country of Origin Terhadap Minat Beli ... 11
Pengaruh Perceived Quality Terhadap Minat Beli ... 11
Pengaruh Brand Image Terhadap Minat Beli ... 11
Pengaruh Brand Trust Terhadap Minat Beli ... 12
Model Penelitian ... 13
METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ... 13
Instrumen dan Metode Pengumpulan Data ... 13
Konsep, Definisi Konsep dan Indikator Empirik ... 14
Analisis Data ... 15
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Profil Responden ... 18
Statistik Deskriptif ... 19
Uji Validitas Dan Reliabilitas Data ... 22
Uji Asumsi Klasik ... 24
Pengujian Hipotesis ... 24
xiv
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan ... 27
Implikasi Teoritis ... 28
Implikasi Terapan... 28
Keterbatasan Penelitian ... 28
Penelitian Yang Akan Datang ... 28
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN DAFTAR TABEL Tabel 1 Konsep, Definisi Konsep, Indikator dan Sumber ... 14
Tabel 2 Interval ... 17
Tabel 3 Profil Responden ... 18
Tabel 4 Statistik Deskriptif Country of Origin ... 19
Tabel 5 Statistik Deskriptif Perceived Quality... 20
Tabel 6 Statistik Deskriptif Brand Image... 21
Tabel 7 Statistik Deskriptif Brand Trust ... 21
Tabel 8 Statistik Deskriptif Minat Beli ... 22
Tabel 9 Uji Validitas Dan Reabilitas Country of Origin, Percieved Quality, Brand Image, Brand Trust, Dan Minat Beli ... 22
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1………2 Gambar 2………13
1
PENGARUH COUNTRY OF ORIGIN, PERCEIVED QUALITY, BRAND
IMAGE DAN BRAND TRUST TERHADAP MINAT BELI
(Studi Pada Produk SmartphoneOPPO di Kota Salatiga)
PENDAHULUAN Latarbelakang
Penjualan smartphone secara global dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan. Menurut International Data Corporation (IDC), sebuah lembaga periset pasar internasional, pertumbuhan penjualan smartphone secara global pada tahun
2014 tumbuh 12% dan tablet tumbuh 18% dibanding tahun 2013
(http://www.idc.com/penjualan/smartphone/2014). Indonesia sebagai penyumbang terbesar penjualan smartphone di Asia Tenggara dengan angka mencapai 30%, disusul Thailand dan Malaysia. Total penjualan smartphone di Indonesia sebesar 14,8 Juta unit pada tahun 2014. Data lainnya dari hasil riset Yahoo dan Mindshare yang dikutip oleh marketeers.com pada Oktober 2014 menyebutkan bahwa, khusus untuk pengguna smartphone, negara Indonesia sudah memiliki 41,3 juta pengguna.
Di Indonesia sekarang ini gadget yang paling digemari adalah Android ,Blackberry kalah saing dalam pemasarannya. Didalam Android sudah ada layanan BBM dan office jadi peminatnya lebih merujuk Android dari segi harga relatif bersahabat dengan kantong masyarakat Indonesia namun sekarang ini Android sudah bisa bersaing dengan Apple. Android bekerjasama dengan salah satu perusahaan yaitu Sony dengan meluncurkan sony Xperia dengan berbagai tipe mulai dari yang menjadi smartphone dengan harga terjangkau sampai dengan dengan harga tinggi pada Xperia Z2 yang dikeluarkan tahun 2014 dan sudah masuk ke Indonesia pada bulan maret. Android menjadi primadona gadget sekarang ini di indonesia yang penggunanya sangat banyak, apalagi OS (operasi sistem) ini diterapkan pada produk telepon seluler buatan Cina yaitu dari Croos, Mito, dan lain-lain dengan dibandrol dengan harga sangat miring dengan fasilitas yang sangat menarik. Penggunaan gadget di Indonesia
2
sudahlah sangat meningkat pesat sekali karena gadget sebagai sarana komunikasi penting dan smartphone bagi penggila gadget dengan operasi sistem canggih beserta fasilitas yang berteknologi tinggi. Maka dari itu perkembangan gadget di Indonesia sangatlah pesat karena seiring dengan perkembangan gadget itu sendiri dan masuknya produk gadget dari berbagai negara dan Indonesia merupakan pengguna gadget terbanyak terutama pada produk buatan Cina.
(http://www.kompasiana.com/ebenyuansetiyawan/perkembangan-gadget-di-indonesia_54f801aca33311b2618b4893)
Pertumbuhan pengguna smartphone yang cukup signifikan dari tahun ke tahun dan besarnya minat konsumen di Indonesia terhadap penggunaan smartphone menimbulkan dampak persaingan antar perusahaan smartphone di berbagai belahan dunia termasuk di Indonesia, yang merupakan negara berkembang dengan minat terhadap teknologi cukup tinggi. Berikut data penjualan smartphone dari berbagai merek di Indonesia pada kuartal ke empat tahun 2014 :
Gambar 1
Penjualan Smartphone Tahun 2014
Dari diagram di atas dapat dilihat bahwa terdapat delapan besar merek
smartphone di Indonesia. Posisi pertama dalam pasar smartphone untuk tahun 2014
kuartal akhir adalah Samsung dengan country of origin Korea, urutan kedua yaitu Andromax, ketiga adalah Lenovo, keempat adalah OPPO.
3
Penelitian ini akan meneliti produk OPPOsmartphone karena OPPO
smartphone merupakan salah satu produk dari OPPO Electronic Corp, Ltd. OPPO Electronic Corp, Ltd pertama kali didirikan pada tahun 2004 sebagai produsen
elektronik yang beralamat di Dongguan, Guangdong, China. Sebelum merambah ke teknologi smartphone, OPPO memproduksi peralatan elektronik seperti MP3 Player,
Portable Media Player, LCD TV, eBook, DVD, dan Disc Player. Barulah pada tahun
2008 OPPO mulai menggarap pasar smartphone (http://wikipedia.com).Selain hal tersebut perkembangan OPPO smartphone di Indonesia mendapatkan respon yang baik oleh masyarakat Indonesia, khususnya di Kota Salatiga. Berdasarkan catatan yang dikeluarkan PT Indonesia Oppo Elektronik, penjualan handset mereka di Jawa Tengah mencapai 131.000 unit dalam kurun waktu Januari-Agustus 2014. Data tersebut masih didukung oleh catatan value of sales yang mencapai Rp 70 miliar pada Juli-Agustus di tahun 2014.Sedangkan periode Juni-Juli 2014, catatan value of sales mencapai Rp 55-60 miliar.
Sebuah produk impor seperti smartphone, tidak akan terlepas dari di manakah negara asal sebuah produk tersebut. Negara asal sebuah produk atau biasa disebut dengan Country Of Origin (COO) terdapat pada salah satu elemen atribut produk yang mampu menjadi stimuli dalam benak konsumen dan melekat erat pada produk tersebut. Stimuli ini mampu menimbulkan persepsi mengenai produk itu sendiri. Dan persepsi inilah yang akan menjadi penentu seseorang dalam melakukan keputusan pembelian.
Penelitian yang dilakukan Sari dkk (2008) menunjukkan bahwa country of
origin memiliki pengaruh negatif terhadap keputusan pembelian.Dalam penelitian
lainnya yang dilakukan oleh Veranita (2009) yang menyatakan bahwa country of
origin berpengaruh positif terhadap minat beli. Persepsi tentang sebuah produk dapat
dibentuk melalui stimuli-stimuli salah satunya adalah country of origin effect atau efek negara asal produk hal ini diperkuat oleh Simamora (2000;539) yang menyatakan bahwa para konsumen mengevaluasi produk tidak hanya melalui penampilan dan karakteristik-karakterisitik saja tetapi juga negara asal sebuah
4
produk. Negara asal produk mampu menimbulkan persepsi tertentu dalam benak konsumen. Misalnya produk buatan Tiongkok memang murah tetapi memiliki kualitas yang rendah dan persepsi ini akan mampu mempengaruhi minat beli konsumen.
Selain melihat dari negara mana produk tersebut diproduksi, konsumen juga akan berminat dalam membeli produk jika produk tersebut memiliki kualitas yang baik (Perceived Quality). Hal ini sesuai dengan pendapat Durianto, Sugiarto, dan Sitinjak (2004:96) mengatakan bahwa persepsi terhadap kualitas keseluruhan dari suatu produk dapat menentukan nilai dari produk tersebut dan berpengaruh secara langsung kepada minat beli konsumen. Semakin baik persepsi tentang sebuah produk maka akan semakin baik pula ketertarikan konsumen untuk membeli. Permana (2013) dan Suprapti (2010), menyatakan bahwa adanya pengaruh yang signifikan antara
perceiveq quality terhadap minat beli.Namun hasil penelitian Rafida (2012),
mengungkapkan jika Perceived Quality tidak berpengaruh terhadap minat beli konsumen.
Penelitian ini mengacu pada penelitian Samuel (2014) yang meneliti Analisis
Brand Image, Brand Trust Dan Minat Beli Produk Smartphone. Untuk membedakan
penelitian ini dan penelitian Samuel (2014), peneliti menambahkan variabel country
of origin dan perceived quality. Selain itu, berdasarkan kontradiksi hasil penelitian
Sari dkk (2008) menunjukkan bahwa country of origin memiliki pengaruh negatif terhadap keputusan pembelian sementara penelitian Veranita (2009) yang menyatakan bahwa country of origin berpengaruh positif terhadap minat beli. Serta adanya kontradiksi hasil penelitian mengenai Perceived Quality terhadap minat beli seperti yang dilakukan Permana (2013) dan Suprapti (2010), yang tidak sejalan dengan penelitian Rafida (2012), mengungkapkan jika Perceived Quality tidak berpengaruh terhadap minat beli konsumen. Berdasarkan kontradiksi hasil penelitian tersebut maka peneliti akan mengkaji ulang penelitian tersebut.
Selain meneliti hal tersebut peneliti juga akan menambahkan dua variabel lain yaitu brand image dan brand trust. Hal ini karena seorang konsumen akanberminat
5
membeli produk karena adanya kedua faktor tersebut. Seperti yang diungkapkan oleh Samuel dkk (2014), mengungkapkan ada faktor brand image yang berpengaruh terhadap minat beli.Karena dengan brand image perusahaan mampu mempengaruhi keuntungan jangka panjang, mendorong keinginan konsumen membeli produk dengan harga premium, meningkatkan harga jual saham, keunggulan kompetitif dan kesuksesan pemasaran (Yoo & Donthu 2001).
Konsumen dalam menentukan sebuah produk yang akan dibeli juga karena ada pengaruh dari kepercayaan konsumen terhadap merek tersebut atau dengan kata lain brand trust. Seperti hasil penelitian Samuel dkk (2014) yang mengungkapkan jika brand trust berpengaruh terhadap minatbeli konsumen.Hal ini karena kepercayaan terhadap merek (brand trust) adalah kemauan konsumen mempercayai merek dengan segala resikonya karena adanya harapan yang dijanjikan oleh merek dalam memberikan hasil yang positif (Lau & Lee 1999).
Masalah Penelitian
Berdasarkan penjabaran tersebut peneliti akan mengkaji “Pengaruh Country
Of Origin Perceived Quality, brand image dan brand trustterhadap minat beli (Studi
Pada Pengguna Smartphone OPPO di Kota Salatiga)”
Persoalan Penelitian
Berdasarkan latarbelakang dan masalah penelitian maka peneliti akan mengkaji persoalan penelitian :
1) Apakah secara parsial ada pengaruh country of origin, perceived quality, brand
image dan brand trust terhadap minat beli smartphone OPPO di Kota Salatiga?
2) Apakah secara simultan ada pengaruh country of origin, perceived quality,
brand image dan brand trust terhadap minat beli smartphone OPPO di Kota
6
Tujuan Penelitan:
Adapun tujuan penelitian ini adalah :
1) Untuk menguji apakah secara parsial ada pengaruh country of origin, perceived
quality, brand image dan brand trust terhadap minat beli smartphone OPPO di
Kota Salatiga.
2) Untuk menguji apakah secara simultan ada pengaruh country of origin,
perceived quality, brand image dan brand trust terhadap minat beli smartphone OPPO di Kota Salatiga.
TINJAUAN PUSTAKA
Country Of Origin
Tjiptono (2008:359) menyatakan bahwa country of origin merupakan evaluasi yang dilakukan konsumen atas produk tidak hanya didasarkan pada daya tarik dan karakteristik fisik produk saja, tetapi negara yang memproduksinya.Chandra (2001:133) menyatakan bahwa country of origin efek adalah segala pengaruh dari negara produsen terhadap persepsi positif maupun negatif konsumen atas produk tertentu.
Menurut Yassin et al., (2008) yang dikutip dalam Utomo (2013), terdapat 7 dimensi country of origin seperti yang dipaparkan berikut ini yaitu: negara produk berasal dikenal sebagai negara manufaktur yang inovatif, negara produk berasal dikenal sebagai negara yang bagus dalam desain, tenaga kerja dimana negara produk berasal dikenal sebagai tenaga kerja yang kreatif, tenaga kerja dimana negara produk berasal dikenal sebagai tenaga kerja yang berkualitas, produk dari negara tersebut berasal merupakan produk yang prestisius, citra negara asal produk dipandang sebagai Negara maju, tingkat kemajuan tehnologi Negara asal produk.
Berdasarkan beberapa definisi country of origin dapat disimpulkan bahwa
country of origin merupakan negara asal pembuatan produk yang diasosiasikan suatu
negara telah diasosiasikan memiliki kemampuan yang baik dalam hal pembuatan atau produksi suatu kategori produk tertentu.
7 Perceived Quality
Menurut Kotler (1997) bahwa kualitas harus berawal dari kebutuhan pelanggan yang berujung pada persepsi pelangan.Bisa dikatakan bahwa persepsi pelanggan terhadap kualitas merupakan perilaku yang muncul dari dalam diri tiap – tiap pelangan atas keunggulan suatu produk maupun jasa.Menurut Kotler dan Keller (2009:179) menyatakan bahwa persespi merupakan proses dimana kita memilih, mengatur, dan menerjemahkan masukan informasi untuk menciptakan gambaran dunia yang berarti. Ferrinadewi (2008:42) mendefinisikan persepsi sebagai proses dimana berbagai stimuli dipilih, diorganisir, dan diinterpretasi menjadi informasi yang bermakna.
Beberapa dimensi yang berpengaruh dalam membentuk kualitas produk adalah
performance,reliability, features, durability, dan comformance(Irawan ,2003):
1. Kinerja (Performance)
Kinerja merupakan karakteristik operasi pokok dari produk inti. Dimensi ini merupakan karakteristik utama yang dipertimbangkan konsumen ketika ingin membeli suatu produk. Oleh karena itu dimensi kinerja berkaitan dengan aspek fungsional dari produk tersebut. Dalam membeli suatu produk kinerja suatu produk merupakan salah satu hal yang akan dipertimbangkan oleh konsumen dalam memutuskan akan membeli produk tersebut atau tidak 2. Keandalan (Reliability)
Keandalan merupakan kemungkinan kecil resiko suatu produk mengalami kerusakan. Reliability merupakan dimensi kualitas produk yang menyatakan tingkat keberhasilan dari penggunaan produk tersebut. Dimensi reliability berkaitan dengan kemungkinan suatu produk berhasil melaksanakan fungsinya dalam jangka waktu dan kondisi tertentu.
Disini produk sudah harus di ujicoba sehingga produk yang digunakan tidak mudah rusak, dan di sini perusahaan harus bisa memberikan estimasi fungsi normal produk bila digunakan.
8
3. Keistimewaan (Features)
Keistimewaan atau ciri-ciri tambahan merupakan karakteristik sekunder atau karakteristik pelengkap dari produk inti. Features disebut juga aspek kedua dari performance yang menambah fungsi dasar suatu produk. Suatu produk dapat ditawarkan dengan beraneka macam fitur. Sebuah model “polos”, produk tanpa tambahan apapun, merupakan titik awal. Perusahaan dapat menciptakan model dari tingkat lebih tinggi dengan menambah beberapa fitur. fitur adalah alat bersaing untuk membedakan produk sebuah perusahaan dengan produk pesaingnya.
4. Daya tahan (Durability)
Durability atau daya tahan merupakan daya tahan atau lamanya ukuran masa
pakai suatu produk dapat terus digunakan. Oleh karena itu dimensi durability berkaitan dengan daya tahan atau masa pakai dari produk tersebut berdasarkan umur teknis maupun umur ekonomisnya. Konsumen yang akan menggunakan suatu produk dalam jangka waktu yang lama akan membeli produk yang memiliki daya tahan atau masa pakai yang lama pula. Dalam perkembangan bisnis yang semakin pesat ini daya tahan suatu produk digunakan sebagai penilaian mutu produk perusahaan oleh sebagian pembeli.
5. Kesesuaian (Conformance)
Cara lain untuk menambah nilai bagi pelanggan adalah lewat rancangan produk yang berbeda dari yang lain. Rancangan atau desain produk merupakan atribut yang sangat penting untuk mempengaruhi konsumen agar mereka tertarik dan kemudian membelinya. Rancangan mencapai inti suatu produk sehingga rancangan yang baik akan memberikan kontribusi pada kegunaan suatu produk disamping penampilannya. Rancangan produk yaitu proses merancang gaya dan fungsi produk, menciptakan produk yang menarik, mudah, aman dan tidak mahal untuk dipergunakan dan diservis serta sederhana dan ekonomis untuk dibuat dan didistribusikan.
9
Berdasarkan definisi perceived quality, maka dapat disimpulkan bahwa
perceived quality merupakan merupakan persepsi konsumen terhadap keseluruhan
kualitas atau keunggulan suatu produk atau jasa layanan yang terkait dengan maksud yang diharapkan.
Brand Image
Brand image dapat diartikan brand image adalah sejumlah kepercayaan yang
dipegang konsumen berkaitan dengan merek (Kotler, 2002). Rangkuti (2004), brand
Image adalah sekumpulan asosiasi brand yang terbentuk di benak konsumen.
Maksudnya, brand image adalah sejumlah kepercayaan yang dipegang konsumen berkaitan dengan merek.Sedangkan menurut Davis (2000), brand image merupakan sekumpulan asosiasi merek yang terbentuk dan melekat di benak konsumen.
Menurut Keller (2003), yang dikutip dalam Arista (2013) brand image memiliki tiga dimensi, antara lain :
1) Brand Strength adalah seberapa sering seseorang terpikir tentang informasi
suatu brand, ataupun kualitas dalam memproses segala informasi yang diterima konsumen.
2) Brand Favorability adalah kesukaan terhadap brand, kepercayaan dan perasaan
bersahabat dengan suatu brand, serta akan sulit bagi brand, lain untuk dapat menarik konsumen yang sudah mencintai brand, hingga pada tahap ini.
3) Brand Uniqueness adalah membuat kesan unik dan perbedaan yang berarti
diantara brand lain serta membuat konsumen”tidak mempunyai alasan untuk tidak” memilih brand tersebut.
Dari definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa citra merek merupakan kumpulan kesan yang ada di benak konsumen mengenai suatu merek yang dirangkai dari ingatan-ingatan konsumen terhadap merek tersebut
10 Brand Trust
Brand trust didefinisikan sebagai rasa aman yang dimiliki oleh pemakai
produk, dalam interaksinya dengan sebuah merek yang didasarkan pada persepsi bahwa merek tersebut dapat dipercaya dan memperhatikan kepentingan dan kesejahteraan konsumen (Keller, 1993). Kepercayaan merek merupakan sebuah perilaku kerelaan konsumen pada umumnya untuk bergantung pada kemampuan merek tersebut menggambarkan fungsi produknya (Chaudhuri & Holbrook, 2001).Delgado (2001), brand trust adalah kemampuan merek untuk dipercaya (brand
reliability), yang bersumber pada keyakinan konsumen bahwa produk tersebut
mampu memenuhi nilai yang dijanjikan dan intensi baik merek (brand intention) yang didasarkan pada keyakinan konsumen bahwa merek tersebut mampu mengutamakan kepentingan konsumen.
Menurut Lau dan Lee, (1999)yang dikutip dalam Arista (2011), untuk mengukur brand trust menggunakan indikator : a. Kesesuaian antara konsep diri konsumen dengan kepribadian sebuah merek. b. Konsumen memberikan informasi kepada orang lain tentang keunggulan produk pada merek tersebut. c. Konsumen mempercayai merek karena kehandalan merek tersebut.
Dari definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa brand trust merupakan persepsi akan kehandalan dari sudut pandang konsumen didasarkan pada pengalaman, atau lebih pada urutan-urutan transaksi atau interaksi yang dicirikan oleh terpenuhinya harapan akan kinerja produk dan kepuasan.
Minat Beli
Minat beli adalah sesuatu kekuatan psikologis yang ada di dalam individu, yang yang berdampak pada melakukan sebuah tindakan (Schiffman & Kanuk, 2007).Minat beli merupakan kecenderungan konsumen untuk membeli suatu merek atau mengambil tindakan yang berhubungan dengan pembelian yang diukur dengan tingkat kemungkinan konsumen melakukan pembelian (Assael, 2001). Minat beli konsumen merupakan kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam
11
mendapatkan dan menggunakan barang dan jasa termasuk didalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan tersebut (Swastha & Handoko, 2000).
Dalam menganalisis minat beli, maka terdapat beberapa indikator minat beli. Adapun indikator dari minat beli menurut Ferdinand (2002) dalam Arista (2013), meliputi :
1) Minat transaksional yaitu kecenderungan seseorang untuk selalu membeli ulang produk yang telah dikonsumsinya.
2) Minat referensial yaitu kecenderungan seseorang untuk mereferensikan produk yang sudah dibelinya, agar juga dibeli oleh orang lain, dengan referensi pengalaman konsumsinya.
3) Minat preferensial yaitu minat yang menggambarkan perilaku seseorang yang selalu memilikipreferensi utama pada produk yang telah dikonsumsi. Preferensi ini hanya dapat diganti bila terjadi sesuatu dengan produk preferensinya.
4) Minat eksploratif minat ini menggambarkan perilaku seseorang yang selalu mencari informasi mengenai produk yang diminatinya dan mencari informasi untuk mendukung sifat-sifat positif dari produk yang dilangganinya.
Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan jika minat beli merupakan merupakan tindakan dan hubungan sosial yang dilakukan oleh konsumen perorangan, kelompok maupun organisasi untuk menilai, memperoleh dan menggunakan barang serta jasa melalui proses pertukaran atau pembelian yang diawali dengan proses pengambilan keputusan yang menentukan tindakan tersebut.
Pengaruh Country of Origin Perception terhadap Minat Beli.
Pada penelitian yang dilakukan oleh Permana (2013) yang telah membuktikan bahwa terjadi pengaruh yang siginifikan antara Country of Origin terhadap minat beli.Dalam penelitian tersebut dikatakan bahwa konsumen lebih melihat dari negara mana produk tersebut untuk mengevaluasi asal dari produk tersebut. Selain itu pada penelitian yang sama juga dibuktikan bahwa konsumen juga melihat dari negara
12
mana produk tersebut berasal dan dengan secara langsung konsumen ingin berminat membeli produk tersebut (Sankar, 2006).
Berdasarakan uraian tersebut, hipotesi yang diajukan yaitu:
H1 ; terdapat pengaruh country of origin perception terhadap minat beli
Pengaruh Perceived Quality terhadap Minat Beli
Permana (2013) menyatakan bahwa adanya pengaruh yang signifikan antara Persepsi Kualitas terhadap minat beli. Selain itu penelitian lainnya oleh Suprapti (2010) menyatakan hasil yang sama yaitu bahwa memang terjadi pengaruh yang signifikan antara Perceived Quality terhadap minat beli konsumen, dimana konsumen dengan melihat produk dan memiliki persepsi yang baik atas kualitas produk tersebut konsumen dapat langsung memutuskan untuk membeli produk tersebut.
Berdasarkan uraian tersebut, hipotesis yang diajukan yaitu:
H2 ; terdapat pengaruh perceived quality terhadap keputusan pembelian
Pengaruh Brand Image Terhadap Minat Beli
Brand image berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen dan
merupakan salah satu faktor kunci yang dipertimbangkan.Hal itu telah menunjukkan bahwa Brand image merupakan isyarat ekstrinsik untuk evaluasi kualitas produk, dan hasil yang lebih baik Brand image di persepsi kualitas tinggi (Grewal, 1998). Menurut Aaker & Keller (1990), brand image yang baik dapat meningkatkan minat untuk membeli produk dari brand yang dipercayainya. Hal ini didukung dengan penelitian Lestari (2013) yang mengemukakanbrand image berpengaruh terhadap minat beli. Hal ini didukungSamuel dkk (2014), yang mengungkapkan brand image berpengaruh terhadap minat beli
Berdasarkan pemaparan dan penelitian terdahulu dapat diambil hipotesa kedua yaitu sebagai berikut:
13
Pengaruh Brand Trust Terhadap Minat Beli
Kepercayaan konsumen terhadap merek jelas-jelas mempengaruhi minat pembelian, karena konsumen memiliki sikap yang lebih waspada terhadap merek yang belum dikenal.Adanya hubungan yang kuat dan positif signifikan secara keseluruhan brand trust mempengaruhi keputusan pembelian.Hal ini didukung dengan penelitian Lestari (2013) yang mengemukakan brand trust berpengaruh terhadap mitat beli.Hal ini didukung Samuel dkk (2014) yang mengungkapkan jika
brand trust berpengaruh terhadap minat beli konsumen.
Berdasarkan pemaparan dan penelitian terdahulu, dapat diambil hipotesa ketiga yaitusebagai berikut:
H4 : Terdapat pengaruh brand trust terhadap minat beli
Model Penelitian
Berdasarkan uraian di atas, maka model hipotesis dalam studi ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2 Model Penelitian Minat Beli PerceivedQuality Country Of Origin Brand Image Brand Trust
14
METODE PENELITIAN
Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
Populasi penelitian ini adalah masyarakat kota Salatiga. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Menurut Sugiyono (2005)
purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan cara mengambil subyek
yang didasarkan atas tujuan tertentu. Teknik ini dilakukan karena sampel yang dipilih didasarkan atas pertimbangan yaitu responden yang tinggal di kota Salatiga yang belum pernah menggunakan produk smartphone OPPO namun berminat untuk menggunakan Smartphone OPPO. Jumlah sampel dalam penelitian ini ditetapkan sebanyak 200 responden,yang mengacu pada Malhorta (1999), yang mana sampel minimal untuk penelitian produk adalah 200 responden. Peneliti mendapatkan 200 responden yaitu dengan cara peneliti menanyakan kepada responden yang kebetulan ketemu dijalan, mengenai apakah responden untuk kedepannya akan menggunakan
smart phone OPPO.
Instrumen dan Metode Pengumpulan Data
Instrument utama dalam pengumpulan data adalah kuesioner.Kuesioner yang diajukan untuk responden merupakan pertanyaan tertutup, di mana responden hanya memilih alternatif jawaban yang tersedia pada kuesioner.Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala likert. Dalam penelitian ini variabel diukur dengan lima kategori derajat persetujuan yaitu "sangat tidak setuju" sampai dengan "sangat setuju".
Konsep, Definisi Konsep dan Indikator Empirik
Berikut tabel yang menyajikan konsep, definisi konsep dan indikator empiric. Indikator empiric country of origin mengacu pada penelitian Utomo 2013, perceived
quality mengacu pada Irawan (2003), brand image, brand trust dan minat beli
15
Tabel 1
Konsep, Definisi Konsep, Indikator dan Sumber
Konsep Definisi Konsep Indikator Empirik Sumber
Country Of Origin
Merupakan negara asal pembuatan produk dan sebaliknya suatu negara telah diasosiasikan memiliki kemampuan yang baik dalam hal pembuatan atau produksi suatu kategori produk tertentu
1. Negara produk berasal dikenal sebagai negara manufaktur yang inovatif,
2. Negara produk berasal dikenal sebagai negara yang bagus dalam desain,
3. Tenaga kerja dimana negara produk berasal dikenal sebagai tenaga kerja yang kreatif,
4. Tenaga kerja dimana negara produk berasal dikenal sebagai tenaga kerja yang berkualitas,
5. Produk dari negara tersebut berasal merupakan produk yang prestisius,
6. Citra negara asal produk dipandang sebagai negara maju,
7. Tingkat kemajuan tehnologi negara asal produk.
Utomo (2013),
Perceived Quality
Merupakan merupakan persepsi konsumen terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu produk atau jasa layanan yang terkait dengan maksud yang diharapkan
1. Memiliki kecepatan operasi yang baik
2. Produkyang tidak mudah rusak 3. Memiliki keistimewaan yaitu
dengan dilengkapi features yang baik
4. Merupakan produk yang awet
Irawan (2003)
Brand Image Merupakan kumpulan kesan yang
ada di benak konsumen mengenai suatu merek yang dirangkai dari ingatan-ingatan konsumen terhadap merek tersebut.
1) Menyediakan kualitas fitur-fitur yang lengkap
2) Merek ini sudah banyak dikenal oleh masyarakat
3) Memiliki keunikan lain yaitu desain yang
Arista (2013)
Brand Trust Merupakan persepsi akan
kehandalan dari sudut pandang konsumen didasarkan pada pengalaman, atau lebih pada urutan-urutan transaksi atau interaksi yang dicirikan oleh terpenuhinya harapan akan kinerja produk dan kepuasan.
1) Kesesuaian antara konsep diri konsumen dengan kepribadian sebuah merek.
2) Konsumen memberikan informasi kepada orang lain tentang keunggulan produk pada merek tersebut.
3) Konsumen mempercayai merek karena kehandalan merek tersebut.
16 Minat beli
Merupakan tindakan dan hubungan social yang dilakukan oleh konsumen perorangan, kelompok maupun organisasi untuk menilai, memperoleh dan menggunakan barang serta jasa melalui proses pertukaran atau pembelian yang diawali dengan proses pengambilan keputusan yang menentukan tindakan tersebut.
1) Merasa percaya jika menggunakan produk karena sesuai dengan kepribadian saya 2) Percaya dengan produk karena
memiliki kualitas yang baik sehingga akan menceritakan ke orang lain
3) Percaya menggunakan produkkarena memiliki kehandalan yang baik
Arista (2013)
Analisis Data
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan statistic deskriptif kuantitatif dan alat analisis menggunakan regresi berganda. Sebelum melangkah ke uji regresi berganda data diuji kebsahanya sehingga dapat di uji lebih lanjut yaitu menggunakan Uji Validitas dan rebilitas.Uji Validitas : uji ini untuk mengetahui sejauh mana instrumen yang digunakan sudah memadai untuk mengukur apa yang seharusnya diukur dengan cara meminta pendapat atau penilaian ahli yang berkompeten dengan masalah yang diteliti. Data dikatakan valid jika memiliki Corrected item-total correlation (r hitung) lebih besar 0.3 (Ghozali, 2005).Uji realibilitas : uji realibilitas diperlukan untuk menunjuk sejauh mana suatu hasil pengukuran relatif konsisten jika diulangi berapa kali. Instrumen dikatakan
reliablebila memiliki Alpha Cronbach lebih besar dari 0,6.
a. Uji Asumsi Klasik
1) Uji Normalitas
Uji Normalitas dilakukan dengan menggunakan uji kolmogrov smirnov dengan cara membandingkan nilai probabilitas (p-value) yang diperoleh dengan taraf signifikan yang sudah ditemukan yaitu 0,05.
2) Uji multikolinearitas
Uji multikolinieritas dilakukan untuk mengetahui korelasi antar variable-variabel independen yang digunakan dalam penelitian.Uji multikolinieritas dalam penelitian ini dapat diketahui dengan melihat angka variance inflation factor
17
(VIF) dan tolerance. Model regresi dikatakan bebas dari multikolinieritas apabila memiliki nilai VIF lebih kecil dari 10 dan mempunyai angka tolerance lebih besar dari 0,10 (Ghozali, 2005).
3) Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah analisi regresi berganda terjadi ketidaksamaan varians dari residual pengamatan ke pengamatan yang lain. Untuk menguji ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilihat dari hasil uji gletser yaitu dengan cara meregresikan nilai absolute residual terhadap variable independen. Jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka tidak ada heteroskedatisitas (Ghozali, 2005).
b. Statistik deskriptif
Nilai interval untuk mina beli, country of origin, perceived quality, brand
image dan brand trust dengan menggunakan statistik deskriptif dengan rumus sebagai
berikut, 8 , 0 5 1 5 I
Sehingga menghasilkan klasifikasi sebagai berikut: Tabel 2 Interval
No Interval Kriteria
1 1.00-1.80 Sangat Tidak Setuju 2 1.81-2.60 Tidak Setuju
3 2.61-3.40 Netral
4 3.41-4.20 Setuju
5 4.21-5.00 Sangat Setuju
c. Regresi berganda
Model persamaan regresi yang digunakan untuk menguji Hipotesis ini adalah :
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3+ b4X4 +e
Dimana :
Y : Minat beli
18
X2 : PerceivedQuality
X3 : Brand Image
X4 : Brand Trust
e :Error / Residual
a : Konstanta, perpotongan pada garis sumbu X b1,b2 : Koefesien regresi
Selanjutnya dengan menggunakan SPSS 11.0 for windows, akan dihasilkan output regresi yang akan dijelaskan mengenai: R square (R2) yaitu seberapa besar kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen. Uji F, uji signifikansi apakah variabel independen secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Jika p-value lebih kecil dari 0,05 maka secara bersama-sama variabel independen berpengaruh terhadap vaeriabel dependen.Uji t, uji signifikansi apakah variabel independen secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Hal ini dilakukan dengan cara membandingkan p-value dengan tingkat signifikansi. Jika p-value lebih kecil dari 0,05 maka hipotesa diterima demikian sebaliknya.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Profil Responden
Berikut profil responden berdasarkan jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir, pekerjaan dan pendapatan perbulan.
19
Tabel 3 Profil Responden
Profil Responden Jumlah Prosentase
Jenis Kelamin Laki-laki 131 65.50% Perempuan 69 34.50% Total 200 100.00% Usia < 20 tahun 13 6.50%
Usia 20 tahun - 30 tahun 110 55.00% Usia 31 tahun - 40 tahun 37 18.50% Usia 41 tahun - Usia 50 tahun 20 10.00%
> Usia 50 tahun 20 10.00% Total 200 100.00% Pendidikan Terakhir SD 8 4.00% SMP 17 8.50% SMA 120 60.00% Diploma 15 7.50% Sarjana 40 20.00% Total 200 100.00% Pekerjaan Pelajar/Mahasiswa 73 36.50% PNS 12 6.00% Pegawai Swasta 58 29.00% Wiraswasta 39 19.50%
Ibu Rumah Tangga 18 9.00%
Total 200 100.00% Pendapatan Perbulan < Rp. 1.000.000,00 27 13.50% Rp. 1.000.000,00 - Rp. 2.000.000,00 105 52.50% > Rp. 2.000.000,00 68 34.00% Total 200 100.00%
Dari Tabel 3 dapat dijelaskan bahwa, sebagian besar responden berjenis kelamin laki-laki (65,50 %) dan perempuan (34,50 %). Usia responden sebagian besar berusia 20 tahun – usia 30 tahun (55 %) kemudian usia 31 tahun – 40 tahun (18,50 %), usia 41 tahun - usia 50 tahun (10 %), dan dalam penelitian ini hanya diperoleh usia > Usia 50 tahun dan usia < 20 tahun masing masing sebesar 10 % dan
20
6,50%. Pendidikan terakhir terbanyak responden adalah SMA (60 %), kemudian Sarjana (20 %), SMP (8,50 %), Diploma (7,50 %), selanjutnya SD hanya 4 %. Sebagian besar pekerjaan responden adalah pelajar atau mahasiswa (36,50 %) kemudian pegawai swasta (29 %), wiraswasta (19,50 %), ibu rumah tangga (9 %) dan PNS hanya sebesar (6 %). Pendapatan perbulan responden sebagian besar Rp. 1.000.000,00 - Rp. 2.000.000,00 (52,50 %), kemudian > Rp. 2.000.000,00 (34 %) dan < Rp. 1.000.000,00 sebesar 13,50 %.
Statistik Deskriptif
Berikut merupakan penjelasan statistic deskriptif dari variabel country of
origin, perceived quality, brand image, brand trust dan minat beli.
Tabel 4
Statistik Deskriptif Country of Origin
Country Of Origin Rata-rata Keterangan
Negara yang memproduksi Smart Phone OPPO merupakan negara yang
dikenal sebagai negara manufaktur yang inovatif, 4.365 Sangat Setuju Negara yang memproduksi Smart Phone OPPO merupakan negara yang
dikenal sebagai negara yang bagus dalam desain, 4.530 Sangat Setuju Negara yang memproduksi Smart Phone OPPO merupakan negara yang
memiliki tenaga kerja yang kreatif 4.190 Setuju Negara yang memproduksi Smart Phone OPPO merupakan negara yang
memiliki tenaga kerja yang berkualitas 4.160 Setuju
Smart Phone OPPO merupakan produk yang diproduksi dinegara tersebut
yang merupakan produk yang prestisius atau memiliki harga jual yang tinggi 4.515 Sangat Setuju Negara yang memproduksi Smart Phone OPPO merupakan negara yang
memiliki citra negara yang dipandang sebagai negara maju, 4.160 Setuju Negara yang memproduksi Smart Phone OPPO merupakan negara yang
memiliki tingkat kemajuan tehnologi yang baik. 4.150 Setuju
Total Rata-rata 4.296 Sangat Setuju
Tabel di atas dijelaskan bahwa, nilai rata-rata variabel country of origin
sebesar 4,296 yang artinya responden setuju terhadap pernyataan mengenai country of origin smartphone OPPO. Nilai tertinggi indikator contry of origin yaitu indikator
negara yang memproduksi Smartphone OPPO merupakan negara yang dikenal sebagai negara yang bagus dalam desain sebesar 4,530 dan Smartphone OPPO merupakan produk yang diproduksi dinegara tersebut yang merupakan produk yang
21
prestisius atau memiliki harga jual yang tinggi sebesar 4,515. Nilai terendah pada indikator negara yang memproduksi Smartphone OPPO merupakan negara yang memiliki tingkat kemajuan tehnologi yang baik sebesar 4,150.
Tabel 5
Statistik Deskriptif Perceived Quality
Perceived Quality Rata-rata Keterangan
Smart Phone OPPO memiliki kecepatan operasi yang baik dibandingkan
dengan Smart Phone merek lain 4.315 Sangat Setuju
Smart Phone OPPO merupakan smart phone yang tidak mudah rusak 4.425 Sangat Setuju
Smart Phone OPPO memiliki memiliki keistimewaan yaitu dengan
dilengkapi features kamera yang canggih 3.875 Setuju
Smart Phone OPPO merupakan produk yang awet sehingga saya akan
menggunakan lebih lama 4.340 Sangat Setuju Seseorang akan puas menggunakan Smart Phone OPPO karena memiliki
kesesuaian harga dengan kualitas 3.880 Setuju
Total Rata-rata 4.167 Setuju
Tabel di atas dijelaskan bahwa, nilai rata-rata variabel perceived
qualitysebesar 4,167yang artinya responden setuju terhadap pernyataan mengenaiperceived quality smartphone OPPO. Nilai tertinggi indikator perceived
quality yaitu indikator Smartphone OPPO merupakan smartphone yang tidak mudah
rusak sebesar 4,425 dan Smart Phone OPPO merupakan produk yang awet sehingga saya akan menggunakan lebih lama sebesar 4,430. Nilai terendah pada Smart Phone
OPPO memilikikeistimewaan yaitu dengan dilengkapi features kamera yang canggih
sebesar 3,875.
Tabel 6
Statistik Deskriptif Brand Image
Brand Image Rata-rata Keterangan
Smart Phone OPPO menyediakan kualitas fitur-fitur seperti kecanggihan
kamera untuk selfi 4.030 Setuju
Menyukai Smart Phone OPPO karena merek ini sudah banyak dikenal
oleh masyarakat 4.160 Setuju
Smart Phone OPPO memiliki keunikan lain yaitu desain yang bagus
dibandingkan dengan Smart Phone lainnya 4.445 Sangat Setuju
22
Tabel di atas dijelaskan bahwa, nilai rata-rata variabel brand image sebesar 4,021 yang artinya responden setuju terhadap pernyataan mengenai brand
imagesmartphone OPPO. Nilai tertinggi indikator Smartphone OPPO memiliki
keunikan lain yaitu desain yang bagus dibandingkan dengan Smartphone lainnya sebesar 4,445. Nilai tersendah pada indikator Smartphone OPPO menyediakan kualitas fitur-fitur seperti kecanggihan kamera untuk selfi sebesar 4,030.
Tabel 7
Statistik Deskriptif Brand Trust
Brand Trust Rata-rata Keterangan
Merasa percaya jika menggunakan Smart Phone OPPO karena sesuai
dengan kepribadian saya 4.160 Setuju
Percaya dengan Smart Phone OPPO karena memiliki kualitas yang baik sehingga akan menceritakan ke orang lain mengenai keuanggulan Smart
Phone OPPO
4.460 Sangat Setuju Percaya menggunakan Smart Phone OPPO karena memiliki kehandalan
yang baik 3.830 Setuju
Total Rata-rata 4.150 Setuju
Tabel di atas dijelaskan bahwa, nilai rata-rata variabel brand trustsebesar 4,150 yang artinya responden setuju terhadap pernyataan mengenaibrand trust
smartphone OPPO. Nilai tertinggi pada indikator Percaya dengan Smartphone OPPO
karena memiliki kualitas yang baik sehingga saya akan menceritakan ke orang lain mengenai keuanggulan Smartphone OPPO sebesar 4,460 dan indikator terendah Percaya menggunakan Smartphone OPPO karena memiliki kehandalan yang baik sebesar 3,830.
Tabel 8
Statistik Deskriptif Minat Beli
Minat Beli Rata-rata Keterangan
Jika akan berganti Smart Phone, akan berminat membeli Smart Phone
OPPO 3.910 Setuju
Berminat mereferensikan Smart Phone OPPO keorang lain, sehingga
orang lain juga akan membeli Smart Phone OPPO 4.065 Setuju Berminat menggunakan Smart Phone OPPO untuk memenuhi kebutuhan
saya 4.315 Sangat Setuju
Berminat mencari informasi Smart Phone OPPO dan keuntungan
menggunakan Smart Phone OPPO 4.425 Sangat Setuju
23
Tabel di atas dijelaskan bahwa, nilai rata-rata variabel minat belisebesar 4,179 yang artinya responden setuju terhadap pernyataan mengenai minat beli smartphone OPPO. Nilai tertinggi pada indikator Berminat mencari informasi Smartphone OPPO dan keuntungan menggunakan Smartphone OPPO sebesar 4,425 dan indikator terendah Jika akan berganti Smartphone, akan berminat membeli Smartphone OPPO sebesar 3,390..
Uji Validitas dan Reliabilitas Data
Berikut tabel yang menyajikan uji validitas dan reliabilitas variabel country of
origin, perceived quality, brand image,brand trust dan minat beli.
Tabel 9
Uji Validitas Dan Reliabilitas Country Of Origin, Perceived Quality, Brand Image Dan Brand Trust Dan Minat Beli.
Country Of Origin Validitas Reliabilitas
Negara yang memproduksi Smart Phone OPPO merupakan negara
yang dikenal sebagai negara manufaktur yang inovatif, 0,696
0,7257 Negara yang memproduksi Smart Phone OPPO merupakan negara
yang dikenal sebagai negara yang bagus dalam desain, 0,730 Negara yang memproduksi Smart Phone OPPO merupakan negara
yang memiliki tenaga kerja yang kreatif 0,650 Negara yang memproduksi Smart Phone OPPO merupakan negara
yang memiliki tenaga kerja yang berkualitas 0,631
Smart Phone OPPO merupakan produk yang diproduksi dinegara
tersebut yang merupakan produk yang prestisius atau memiliki harga jual yang tinggi
0,715 Negara yang memproduksi Smart Phone OPPO merupakan negara
yang memiliki citra negara yang dipandang sebagai negara maju, 0,633 Negara yang memproduksi Smart Phone OPPO merupakan negara
yang memiliki tingkat kemajuan tehnologi yang baik. 0,442
Perceived Quality Validitas Reliabilitas
Smart Phone OPPO memiliki kecepatan operasi yang baik
dibandingkan dengan Smart Phone merek lain 0,716
0,8420
Smart Phone OPPO merupakan smart phone yang tidak mudah rusak 0,797 Smart Phone OPPO memiliki memiliki keistimewaan yaitu dengan
24
Smart Phone OPPO merupakan produk yang awet sehingga saya
akan menggunakan lebih lama 0,633 Seseorang akan puas menggunakan Smart Phone OPPO karena
memiliki kesesuaian harga dengan kualitas 0,884
Brand Image Validitas Reliabilitas
Smart Phone OPPO menyediakan kualitas fitur-fitur seperti
kecanggihan kamera untuk selfi 0,664
0,6321 Menyukai Smart Phone OPPO karena merek ini sudah banyak
dikenal oleh masyarakat 0,791
Smart Phone OPPO memiliki keunikan lain yaitu desain yang bagus
dibandingkan dengan Smart Phone lainnya 0,754
Brand Trust Validitas Reliabilitas
Merasa percaya jika menggunakan Smart Phone OPPO karena
sesuai dengan kepribadian saya 0,854
0,7355 Percaya dengan Smart Phone OPPO karena memiliki kualitas yang
baik sehingga saya akan menceritakan ke orang lain mengenai keuanggulan Smart Phone OPPO
0,792 Percaya menggunakan Smart Phone OPPO karena memiliki
kehandalan yang baik 0,822
Minat Beli Validitas Reliabilitas
Akan berganti Smart Phone, Saya akan berminat membeli Smart
Phone OPPO 0,615
0,6719 Berminat mereferensikan Smart Phone OPPO keorang lain, sehingga
orang lain juga akan membeli Smart Phone OPPO 0,700 Berminat menggunakan Smart Phone OPPO untuk memenuhi
kebutuhan saya 0,726
Berminat mencari informasi Smart Phone OPPO dan keuntungan
menggunakan Smart Phone OPPO 0,689
Hasil uji validitas variabel country of origin, perceived quality, brand image,
brand trust dan minat beli diperoleh nilai Item-Total Correlation tiap indikator lebih
besar dari 0,3 artinya data valid dan dapat dianalisis lebih lanjut. Hasil uji reliabilitas berdasarkan pada nilai Cronbach Alpha (α), menunjukkan dari masing-masing variabel country of origin, perceived quality, brand image, brand trust dan minat beli memenuhi unsur reliabilitas dengan nilai Cronbach Alpha (α) lebih besar dari 0,60. Dengan demikian, maka semua indikator dari variabel country of origin, perceived
quality, brand image, brand trust dan minat beli dapat digunakan dalam pengolahan
25
Uji Asumsi Klasik
Pengujian asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji normalitas, uji autokorelasi dan uji heterokedasitas. Uji normalitas menggunakan uji
kolmogorof smirnof yang diperoleh nilai signifikansi 0,121 yang lebih besar dari 0,05
sehingga data dikatakan normal. Uji multikolienaritas diperoleh nilai VIF < 10 dan nilai tolerance > 0,1. Uji heterokedasitas menggunakan uji glejser yang diperoleh nilai signifikansi yang lebih besar dari 0,05 sehingga data dikatakan tidak ada masalah heterokedasitas.
Pengujian Hipotesis
Untuk menguji hipotesis pengaruh country of origin, perceived quality, brand
image dan brand trust terhadap minat beli Smartphone OPPO diketahui hasilnya
sebagai berikut:
Tabel 10
Uji Regresi Berganda
Model Konstanta Beta Hipotesis Sig Ket
5,128
Country of origin 0,279 H1 0,002 Diterima
Perceived quality 0,484 H2 0,000 Diterima
Brand image 0,222 H3 0,009 Diterima
Brand trust 0,316 H4 0,000 Diterima
Adjusted R Square 0,536
Sig F 0,000
Pengaruh pengaruh country of origin, perceived quality, brand image dan
brand trust terhadap minat beli Smartphone OPPO dapat dinyatakan dengan
persamaan:
Y = 5,128 + 0,279 X1 + 0,484 X2 + 0,222 X3+ 0,316 X4
Angka-angka koefisien pada persamaan tersebut menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif antara country of origin, perceived quality, brand image dan brand
26
origin, perceived quality, brand image dan brand trust maka akan menyebabkan
meningkatnya minat beli. 1) Uji Secara Parsial
Secara parsial country of origin, perceived quality, brand image dan brand
trust berpengaruh positif signifikan terhadap minat beli. Hal ini berarti bahwa jika
semakin baik konsumen mempersepsikan masing-masing dari variabel country of
origin, perceived quality, brand image dan brand trust maka akan menyebabkan
meningkatnya minat beli
2) Uji Secara Simultan
Begitu pula secara simultan country of origin, perceived quality, brand image dan brand trust berpengaruh positif signifikan terhadap minat beli. Hal ini berarti bahwa jika semakin baik konsumen mempersepsikan secara keseluruhan atau secara bersama-sama dari variabel country of origin, perceived quality, brand image dan
brand trust maka akan menyebabkan meningkatnya minat beli
3) Adjusted R Square
Bertitik tolak dari tabel di atas dapat diketahui bahwa adjusted R square adalah 0,536, hal ini berarti bahwa country of origin, perceived quality, brand image dan brand trust mampu menjelaskan minat beli sebesar 53,60 % dan sisanya sebesar 46,40% dipengaruhi oleh variabel lain di luar model penelitian
Pembahasan
Country of origin berpengaruh positif terhadap minat beli Smartphone OPPO.
Hasil penelitian sejalan dengan penelitian Permana (2013) yang menemukan pengaruh country of originberpengaruh positifterhadap minat beli. Hal ini berarti bahwa semakin baik konsumen mempersepsikan negara asal produk tersebut akan meningkatkan minat beli konsumen. Hal ini didukung dengan hasil statistic deskriptif dengan nilai indeks tertinggi yaitunegara yang memproduksi Smartphone OPPO merupakan negara yang dikenal sebagai negara yang bagus dalam desain,
27
merupakan produk yang prestisius atau memiliki harga jual yang tinggi dan negara yang memproduksi Smartphone OPPO merupakan negara yang dikenal sebagai negara manufaktur yang inovatif. Konsumen lebih melihat dari negara mana produk tersebut untuk mengevaluasi asal dari produk tersebut. Selain itu pada penelitian yang sama juga dibuktikan bahwa konsumen juga melihat dari negara mana produk tersebut berasal dan dengan secara langsung konsumen ingin berminat membeli produk tersebut (Sankar, 2006)
Perceived quality berpengaruh positif terhadap terhadap minat beli konsumen Smartphone OPPO. Hasil penelitian sejalan dengan penelitian Suprapti (2010) dan
Permana (2013) yang menyatakan bahwa adanya pengaruh positif antara perceived
quality terhadap minat beli.Artinya bahwa suatu produk dengan kualitas yang baik
maka konsumen cenderung untuk berminat membeli produk tersebut.Hasil penelitian ini didukung dengan indeks tertinggi seperti Smartphone OPPO merupakan
smartphone yang tidak mudah rusak, Smartphone OPPO merupakan produk yang
awet sehingga saya akan menggunakan lebih lama, Smartphone OPPO memiliki kecepatan operasi yang baik dibandingkan dengan Smartphone merek lain.
Brand image berpengaruh positif terhadap terhadap minat beli konsumen Smartphone OPPO.Hasil penelitian sejalan dengan penelitian Lestari (2013) dan
Samuel dkk (2014), yang mengungkapkan brand image berpengaruh positif terhadap minat beli.Artinya bahwa suatu barang dengan merek yang baik atau bagus maka konsumen cenderung untuk mengulang pembelian pada merek tersebut dibandingkan dengan merek lainnya.Untuk itu, tinggi rendahnya brand image memiliki dampak yang terhadap minat beli. Hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa brand image yang baik pada produk smartphone OPPO berpengaruh terhadap minat beli konsumen yangdengan indeks tertinggi pada indikator Smartphone OPPO memiliki keunikan lain yaitu desain yang bagus dibandingkan dengan Smartphone lainnya.
Brand trust berpengaruh positif terhadap minat beli konsumen Smartphone
OPPO. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Lestari (2013) dan Samuel dkk (2014), yang mengungkapkan jika brand trust berpengaruh positif terhadap minat
28
beli konsumen. Artinya bahwa bahwa suatu barang dengan merek yang telah dipercaya maka konsumen cenderung untuk mengulang pembelian pada merek tersebut dibandingkan dengan merek lainnya.Hasil ini didukung dengan nilai indeks tertinggi pada inikator percaya dengan Smartphone OPPO karena memiliki kualitas yang baik sehingga akan menceritakan ke orang lain mengenai keuanggulan
Smartphone OPPO. Hal ini berarti bahwa jika seseorang yang berminat membeli Smartphone OPPO sebelumnya sudah puas dan percaya dengan menggunakan smartphone OPPO,.Untuk itu, tinggi rendahnya brand trust memiliki dampak yang
terhadap minat beli. Konsumen telah percaya akan suatu merek maka konsumen tersebut akan membeli kembali merek yang telah dipercayainya tersebut. Kepercayaan akan merek tersebut jika diingkari oleh pemilik merek maka akan sulit bagi konsumen.
KESIMPULAN Kesimpulan
Secara parsial country of origin, perceived quality, brand image dan brand
trust berpengaruh terhadap minat beli Smartphone OPPO. Begitu pula secara
simultan country of origin, perceived quality, brand image dan brand trust berpengaruh positif signifikan terhadap minat beli Smartphone OPPO.
Implikasi Teoritis
Berdasarkan hasil penelitan variabel country of origin, perceived quality,
brand image dan brand trust berpengaruh terhadap minat beli Smartphone OPPO.
Hasil penelitian ini sejalan dengan Prastyo (2012), Samuel (2014), dan Lestari (2013), yang menyatakan bahwa eWOM, brand image, brand trust dan iklan berpengaruh positif terhadap minat beli konsumen.
29
Implikasi Terapan
Pada penelitian ini terlihat bahwa brand image mempunyai pengaruh paling rendah. Untuk meningkatkan brand image Smartphone OPPO diharapkan untuk lebih meningkatkan brand image dengan cara mencantumkan dan menyediakan fitur-fitur dan keunggulan dari kualitas Smartphone OPPO tersebut secara lengkap sehingga konsumen lebih tertarik dengan handphone smartphone OPPO seperti; layar, kamera, jaringan, memori, ukuran, processor dan OS. Hal ini berarti perusahaan OPPO harus menanamkan brand image di benak konsumen bahwa di setiap fitur yang di miliki
smartphone OPPO memiliki kualitas yang bagus.
Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan dalam enelitian ini, nilai adjusted R square adalah 0,536, hal ini berarti bahwa country of origin, perceived quality, brand image dan brand trust mampu menjelaskan minat beli sebesar 53,60 % dan sisanya sebesar 46,40% dipengaruhi oleh variabel lain di luar model penelitian. Selain itu keterbatasan penelitian ini terletak pada variabel country of origin sebagai variabel yang dapat mempengaruhi perceived quality, brand image dan brand trust.
Penelitian Yang Akan Datang
Bagi penelitian selanjutnya yang akan mengangkat topik yang sama, disarankan untuk perlu mempertimbangkan variabel-variabel lain, yang dapat mempengaruhi minat beli,selain dari yang sudah diteliti pada penelitian ini seperti; harga, referensi, diskon dan hadiah (Ujianto, 2004). Untuk penelitian yang akan datang juga diharapkan untuk menggunakan variabel country of origin dapat dikatakan sebagai variabel yang dapat mempengaruhi perceived quality, brand image dan brand trust dan dampaknya terhadap minat beli konsumen.
30
DAFTAR PUSTAKA
Aaker, David A. and Kevin Lane Keller (1990). Consumer Evaluations of Brand Extensions. Journal of Marketing 54.
Assael, H. (2001). Consumers Behavior and Market-ing Action, Edisi 3, Kent Publishing Company, Boston Massachusset, AS.
Arista, 2013. Pengaruh Iklan Dan Brand Image Teh Botol Sosro Terhadap Minat
Beli Konsumen. Fakultas Ekonomi Program Studi Manajemen Universitas Bina
Darma Palembang
Chandra. 2001. Pemasaran Global. Yogyakarta: CV.Andi Offset.
Chaudhuri, A. and Holbrook, M.B. (2001). "The chain of effects from brand trust and brand affect to brand performance: the role of brand loyalty". Journal of
Marketing, 65, 81-94.
Davis, Keith dan Newstrom, 2000. Perilaku Dalam Organisasi, Edisi ketujuh, Penerbit Erlangga, Jakarta
Delgado-Ballester,E. (2001), “ Brand Trust in the context consumer loyalty, “
European Journal of Marketing, Vol. 35, No.11/12,pp. 1238-1258
Durianto, D., Sugiarto., Sitinjak., 2004., Brand Equity Ten: Stategi memimpin Pasar. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Engel, Blackwell, dan Miniard. 1994. Perilaku Konsumen. Jakarta: Binarupa Aksara Ferdinand, A, 2002, Pengembangan Minat Beli Merek Ekstensi. Badan Penerbit
Universitas Diponegoro, Semarang.
Ferrinadewi, E. 2008. Merek dan Psikologi Konsumen. Yogyakarta : Graha Ilmu. Ghozali, Imam. 2005. Model Persamaan Struktural Konsep dan Aplikasi Dengan
Program AMOS 22.0. Semarang : Universitas Diponegoro
Grewal, D., Monroe, K. B., & Krishnan, R. (1998). The Effect of PriceComparison
Advertising on Buyers' Perceptions of Acquisition Value, Transaction Value, and Behavioral Intentions. Journal of Marketing , 62, 46-59.