1
PERAN SIDIK JARI PELAKU TINDAK PIDANA PEMBUNUHAN
BERENCANA STUDI KASUS (POLRESTA DENPASAR)
I Gd Dody Aryawan
NPM: 1310121182
I NYM Gede Sugiartha,SH.,MH
Ni Made Sukaryati Karma,SH.,MH.
ABSTRACT
This research uses juridical normative method through primary data. The data derived from the literature, scientific papers and applicable legislation. Data analysis using descriptive analysis . The police in exposing the crime of murder, to find who the perpetrators, the police make fingerprints as one of the evidence for Reveal or search for who the perpetrators. Because fingerprints are the main evidence in uncovering criminal offenses. In the fingerprinting at the crime scene (crime scene) the police did not rule out the possibility of experiencing obstacles in place incident case (TKP), but the police can overcome the constraints factor, including adding infrastructure facilities and supporting infrastructure the process of fingerprint execution, attention to improving police performance in identifying. Fingerprint identification known as dactyloscopy is the science of studying fingerprint by observing the line contained in the stroke Toes and hands. This study aims to know clearly about how the implementation of fingerprints in the crime of premeditated murder in Denpasar Police. The conclusion is obtained that, in the world no human being has the same fingerprint so that the police will never be fooled by fingerprint
Keywords: Investigation, Assassination, Fingerprint
PENDAHULUAN
Salah satu pemenuhan kebutuhan dalam masyarakat yang moderen sekarang ini adalah sarana hiburan, termasuk didalamnya musik atau lagu. Pada tingkat kehidupan masyarakat seperti sekarang ini lagu atau musik bukan lagi sekedar sarana hiburan yang hanya habis setelah dinikmati tanpa memberikan dampak apapun bagi pencipta maupun penikmatnya.
2
Hubungan antara pencipta lagu dan user biasanya dituangkan dalam bentuk perjanjian. Perjanjian atas hak cipta lagu ini oleh kalangan yang berhubungan erat dengan hak cipta lagu dinamakan “Perjanjian Lisensi Hak Cipta Atas Lagu” yang sesuai dalam pasal Pasal 2 Ayat 1 Undang-Undang No.19 tahun 2002 tentang Hak Cipta. Oleh karena itu tidak ada pihak lain yang boleh memanfaatkan hak cipta kecuali atas izin pemegangnya. Hal ini dilatarbelakangi oleh pemikiran, bahwa untuk menciptakan suatu ciptaan bukanlah pekerjaan yang mudah dilakukan. Menciptakan suatu ciptaan diawali dengan mencari inspirasi terlebih dahulu kemudian menggunakan sebuah pemikiran untuk dapat mewujudkan suatu ciptaan.
Dari latar belakang tersebut maka dapat dirumuskan permasalahan yakni: bagaimana bentuk perlindungan hukum yang diberikan kepada pemegang hak cipta menurut Undang-Undang No.19 tahun 2002 dan bagaimanakah akibat hukum terhadap pelaku tindak pidana pembajakan lagu melalui internet menurut Undang-Undang No.19 tahun 2002?
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui penyebab timbulnya tindak pidana pembajakan lagu melalui sarana internet dan untuk mengetahui bagaimana dampak dan bagaimana perlindungan hukum bagi pemegang hak cipta serta bagaimana akibat hukumnya menurut Undang-Undang No.19 tahun 2002.
METODE PENELITIAN
Tipe penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah tipe penelitian Hukum empiris yaitu dalam pengkajiannya melakukan berdasarkan data-data hukum yang terdiri dari data primer dan sekunder. Data tersebut disusun secara sistematis,dikaji,kemudian diatrik suatu kesimpulan dalam hubungannya dengan masalah yang diteliti.
PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 1. Pengertian Sidik Jari
3
yang ada dan belum ditemukan seseorang yang memiliki sidik jari yang sama dengan lainnya.1
Sidik jari (bahasa Inggris: fingerprint) adalah hasil reproduksi tapak jari baik yang sengaja diambil, dicapkan dengan tinta, maupun bekas yang ditinggalkan pada benda karena pernah tersentuh kulit telapak tangan atau kaki. Kulit telapak adalah kulit pada bagian telapak tangan mulai dari pangkal pergelangan sampai kesemua ujung jari, dan kulit bagian dari telapak kaki mulai dari tumit sampai ke ujung jari yang mana pada daerah tersebut terdapat garis halus menonjol yang keluar satu sama lain yang dipisahkan oleh celah atau alur yang membentuk struktur tertentu.2 Karena keunikannya tersebut, sidik jari dipakai oleh kepolisian dalam penyidikan sebuah kasus kejahatan (forensik). Makanya pada saat terjadi sebuah kejahatan, TKP akan diclear up dan dilarang bagi siapa saja untuk masuk karena dikhawatirkan akan merusak sidik jari penjahat yang mungkin tertinggal di barang bukti yang ada di TKP.
2. Jenis-Jenis Sidik Jari
Secara umum, terdapat tiga pola atau bentuk sidik jari, yaitu busur (arch), sangkutan (loop), dan lingkaran (whorl). Ketiga bentuk pokok tersebut terbagi lagi menjadi beberapa subbentuk subgroup yang berbeda-beda. Perbedaan utama dari ketiga bentuk pokok tersebut terletak pada keberadaan core dan delta pada lukisan sidik jari.
Jadi, secara umum, bentuk guratan sidik jari hanya ada tiga, dan ketiganya dibedakan oleh core dan delta. Selebihnya, dari ketiga bentuk pokok sidik jari tersebut, hanya sebatas varian dan kombinasi bentuk dasarnya. Jadi, jika di dunia ini hidup lebih dari enam miliar orang, pada dasarnya sidik jari mereka hanya terdiri dari tiga bentuk dasar itu saja. Selebihnya adalah varian dan kombinasi yang kemudian menjadi bentuk tersendiri.
Mungkin anda akan bertanya, jika di dunia ini hidup dari enam miliar dan hanya ada tiga bentuk sidik jari, lantas apa bentuk sidik jari enam miliar lebih yang lain? Bukankah jika terdapat enam miliar orang, juga terdapat enam miliar sidik jari?
1 Adam Antonius, Mengungkap Rahasia Sidik Jari
4
Tiga bentuk dasar hanya pengembangan varian dari tiga bentuk dasar sidik jari. Jadi, walaupun hanya ada tiga bentuk dasar sidik jari, variasinya bisa mencapai miliaran, sehingga tidak satupun sidik jari yang sama.3
Sekedar contoh, setiap orang mungkin saja memiliki whorl, arch, atau loop di setiap ujung jari (sidik jari) yang berbeda. Pola-pola tersebut juga dapat ditemukan pada setiap ruas di tiap-tiap jari pada setiap tangan. Untuk lebih jelasnya, berikut ini akan dikemukakan mengenai ketiga bentuk dasar sidik jari tersebut.
SIMPULAN DAN SARAN
Adapun kesimpulan yang dikemukakan yakni:
1. Polisi dalam mengungkap tindak pidana pembunuhan, untuk mencari siapa pelakunya, polisi menjadikan sidik jari sebagai salah satu alat bukti untuk mengungkap atau mencari siapa pelakunya. Karena sidik jari merupakan alat bukti utama untuk mengungkap kasus tindak pidana pembunuhan, yang mana sidik jari tidak dapat dimanipulasi atau berbohong seperti keterangan saksi yang biasa saja dapat berbohong, karena sidik jari manusia yang satu dengan yang lain mempunyai bentuk yang berbeda- beda dan sangat akurat dalam mengungkap siapa pelakunya.
2. Setiap perkara pembunuhan tidak semua kasus-kasus tersebut meninggalkan sidik jari di TKP. Banyak kendala-kendala yang sering dijumpai oleh tim identifikasi selama dilapangan, seperti mengenai kelengkapan peralatan untuk penyelidikan, kemampuan petugas dalam melakukan identifikasi, cuaca, sidik jari tidak sempurna dan ketidak lengkapan data sidik jari masyarakat di kepolisian yang mana data tersebut disimpan dalam data bank. Namun dalam faktor-faktor penghambat dapat ditanggulangi dengan cara, pembaikan terhadap infrastruktur sarana dan prasarana pendukung proses pengambilan sidik jari dalam tindak pidana, meningkatkan kinerja bagi kepolisian dalam melakukan identifikasi dalam kasus tindak pidana Dari beberapa faktor penghambat yang ada bukan berarti pelaku tidak bisa ditemukan, karena sidik jari bukan satu-satunya alat bukti akan tetapi salah satu dari beberapa alat bukti yang adadapat dikenakan sanksi penjara dan
2
5
denda. Secara perdata, pelanggaran hak cipta lagu atau musik ini dapat dilakukan penuntutan ganti rugi atas kerugian materiil dan immateriil dari pencipta atau pemegang hak cipta lagu tersebut.
SARAN-SARAN
Adapun saran-saran yang dapat dikemukakan yakni:
1. Bagi para aparat kepolisian haruslah lebih memperhatikan infrastruktur sarana dan prasarana dalam pengambilan sidik jari, karena sidik jari merupakan alat bukti utama untuk mengungkap kasus tindak pidana pembunuhan menjadi terang dan dapat mengidentifikasi pelakunya.
Kepolisian hendaknya lebih memperhatikan kemampuan kinerja anggotanya dalam melakukan identifikasi tindak pidana pembunuhan, karena apabila kemampuan petugas yang kurang menguasai pengetahuan tentang identifikasi akan kesulitan dalam mencari bukti atau bahkan justru merusak jejak pelaku yang seharusnya dapat dijadikan bukti
DAFTAR PUSTAKA
Abdurahman,1997, Aneka Masalah Hukum Dalam Pembangunan Di Indonesia, Alumni, Bandung.
Adami Chazawi, 2005, Pelajaran Hukum Pidana, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta Adami Chazawi, 2001, Kejahatan Terhadap Tubuh dan Nyawa, PT. Raja Grafido Persada,
Jakarta.
Andi Hamzah, 1996, Hukum Acara Pidana Indonesia, CV. Sapta Arta Jaya, Jakarta
Barda Nawawi Arief, 2002, Kuliah Perbandingan Hukum Pidana, Devisi Buku Perguruan Tinggi, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP). Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP)
Denpasar, Agustus 2017
Telah Disetujui Oleh
Pembimbing I Pembimbing II