PERANCANGAN INSTITUT SENI GOWA DENGAN KONSEP ARSITEKTUR KONTEMPORER
DI KABUPATEN GOWA
GOWA ART INSTITUTE DESIGN
WITH CONTEMPORARY ARCHITECTURE CONCEPT IN GOWA COUNTY
Skripsi
Disusun dan Diajukan Oleh
MUH KHAERUN UMMAH 105 83 11021 16
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR
2021
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Warahmatullahi wabarakatuh
Alhamdulillah segala puji atas kehadirat Allah SWT, karena selalu melimpahkan rahmat dan hidayah-Nyalah kepada seluruh hambanya.
Sholawat serta salam kita kirimkan kepada Nabi Muhammad saw, yang telah diutus sebagai penyempurna akhlak yang mulia.
Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu agar terselesaikannya laporan tugas akhir ini. Adapun pihak-pihak tersebut antara lain :
1. Kedua orang tua, yang selalu memberikan dukungan secara moril maupun materil serta doa yang tiada henti-hentinya kepada penulis.
2. Bapak Prof. DR. H. Ambo Asse, M.Ag. sebagai Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar.
3. Ibu Dr. Ir. Hj. Nurnawaty, ST.,MT.,IPM. sebagai Dekan Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Makassar.
4. Ibu Irnawaty Idrus, S.T., M.T., IPM. sebagai Ketua Prodi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Makassar.
5. Bapak Dr. Ir. Aris Sakkar Dollah, M.Si. sebagai pembimbing I dan Ibu Rohana, ST., MT. sebagai pembimbing II yang dengan ikhlas dan sabar memberikan bimbingan dan arahan selama penyusunan proposal ini.
6. Bapak Dr. Sahabuddin Latif, ST.,MT., Bapak Andi Yusri, ST.,MT. dan Ibu Irnawaty Idrus, S.T., M.T.,IPM. sebagai dosen penguji ujian tugas akhir.
7. Ibu Siti Fuadillah A.Amin, ST.,MT. Sebagai kepala studio akhir arsitektur
8. Seluruh Bapak/Ibu dosen Fakultas teknik terkhusus prodi arsitektur yang telah memberikan pengetahuan yang sangat bermanfaat selama masa perkuliahan.
9. Rekan-rekan mahasiswa Fakultas teknik terkhusus Angkatan Proyeksi 2016 yang saya cintai dan banggakan.
Penulis yakin masih banyak kekurangan dalam penyajian tugas akhir ini dan mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak dalam perbaikan laporan tugas akhir ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua belah pihak terutama bagi saya sendiri. Amin...
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Makassar, 21 Juni 2021
Muh Khaerun Ummah ( 105831102116 )
ABSTRAK
Muh Khaerun Ummah. 2021. Perancangan Institut Seni Gowa dengan Konsep Arsitektur Kontemporer di Kabupaten Gowa ( Dibimbing oleh Dr.Ir. Aris Sakkar Dollah, M.SI dan Rohana, ST.,MT.
Kata Kunci : Institut, Seni, Arsitektur Kontemporer
Pendidikan seni merupakan wadah pengembangan kreatifitas yang tepat sejak dini. Apalagi di masa pembangunan seperti sekarang ini, orang yang memiliki daya kreatif sangat dibutuhkan demi pengembangan ide-ide yang konstruktif yang dapat membantu pemerintah dan masyarakat untuk memajukan kehidupan dan kebudayaan di Indonesia.
Salah satu upaya untuk mewujudkan kesadaran pentingnya pendidikan seni adalah melalui perencanaan Institut Seni. Institut seni yang dimaksudkan disini adalah sebuah instansi pendidikan formal yang bisa menjadi wadah untuk generasi sekarang yang bebas dalam berkarya, dan dapat memelihara serta memajukan kesenian umum maupun tradisional agar tembus di kancah internasional. Konsep arsitektur kontemporer digunakaan untuk mendukung sarana dan prasarana kampus menjadi bagus. Penggunaan konsep ini dikarenakan kontemporer berhubungan erat dengan inovasi dan kreativitas sehingga cocok dalam perancangan.
ABSTRACT
Muh Khaerun Ummah. 2021. Design of the Gowa Art Institute with Contemporary Architectural Concepts in Gowa County (Supervised by Dr.Ir. Aris Sakkar Dollah, M.SI and Rohana, ST.,MT.
Keywords : Institute, Art, Contemporary Architecture
Art education is a place for developing the right creativity from an early age. Especially in the current development period, people who have creative power are needed for the development of constructive ideas that can help the government and society to advance life and culture in Indonesia.
One of the efforts to realize the importance of art education is through the planning of the Art Institute. The art institute referred to here is a formal educational institution that can become a forum for the current generation to be free in their work, and can maintain and promote public and traditional arts so that they can penetrate the international arena.
Contemporary architectural concepts are used to support campus facilities and infrastructure to be good. The use of this concept is because contemporary is closely related to innovation and creativity so that it is suitable in design.
DAFTAR ISI
Halaman SAMPUL
HALAMAN PERSETUJUAN iii
KATA PENGANTAR iv
ABSTRAK vi
DAFTAR ISI viii
DAFTAR GAMBAR xii
DAFTAR TABEL xvi
BAB I. PENDAHULUAN... 1
A. Latar Belakang... 1
B. Rumusan Masalah... 4
C. Tujuan dan Sasaran... 4
D. Metode Perancangan... 5
E. Ruang Lingkup Rancangan... 6
F. Sistematikan Penulisan... 7
BAB II. STUDI PUSTAKA ... 8
A. Pengertian Institut Seni dengan PendekatanArsitektur Kontemporer... 9
1. Tinjauan Umum Institut... 9
2. Tinjauan Umum Seni... 10
3. Tinjauan Umum Aritektur Kontemporer... 11
B. Klasifikasi Institut Seni dengan Pendekatan Arsitektur
Kontemporer... 14
1. Tinjauan Klasifikasi Institut... 14
2. Tinjauan Klasifikasi Seni... 28
3. Tinjauan Klasifikasi Arsitektur Kontemporer... 34
C. Jenis Institut Seni dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer... 36
1. Jenis Perguruan Tinggi Institut... 36
2. Jenis Seni... 36
3. Jenis Arsitektur Kontemporer... 38
D. Konsep Perancangan Dalam Islam... 38
E. Studi Banding Proyek Sejenis... 43
1. Institut Seni Indonesia Yogyakarta... 43
2. The Rock and Roll Hall of Fame and Museum... 48
3. Shanghai Grand Opera House... 51
BAB III. TINJAUAN LOKASI DAN ANALISIS PERENCANAAN.. 54
A. Penentuan Lokasi dan Tapak... 54
1. Analisis Pemilihan Lokasi... 54
2. Analisis Pendekatan Lokasi... 62
3. Analisis SWOT... 66
4. Analisis Pengolahan Tapak... 68
B. Analisis Fungsi dan Kebutuhan Ruang... 83
1. Fungsi Bangunan... 83
2. Kebutuhan Ruang... 84
3. Standar Besaran Ruang... 93
4. Analisis Hubungan Ruang... 105
C. Analisis Bentuk Bangunan... 111
D. Analisis Kelengkapan Bangunan... 111
1. Sistem Struktur... 111
2. Sistem Penghawaan... 112
3. Sistem Pencahayaan... 113
4. Sistem Utilitas... 115
5. Sistem Keamanan... 118
BAB IV. KONSEP PERANCANGAN... 121
A. Situasi... 121
B. Konsep Tapak... 122
1. Pencapaian dan Sirkulasi... 122
2. Kebisingan... 124
3. Pandangan... 125
C. Konsep Bentuk Bangunan... 126
D. Konsep Kelengkapan Bangunan... 127
1. Sistem Struktur dan material... 127
2. Sistem Penghawaan... 130
3. Sistem Pencahayaan... 131
4. Sistem Utilitas... 133
BAB V. PENUTUP... 138
A. Kesimpulan... 138
B. Saran... 139
DAFTAR PUSTAKA... 140
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Konsep Pemikiran Perencanaan 8
Gambar 2. Skema Bagian-bagian Perguruan Tinggi 15
Gambar 3. Contoh Perpustakaan 17
Gambar 4. Contoh Bentuk Ruang Auditorium 18
Gambar 5. Pola Pencapaian Frontal 19
Gambar 6. Pola Pencapaian Tidak Langsung 20
Gambar 7. Pola Pencapaian Spiral 20
Gambar 8. Bukaan Pada Ruang 22
Gambar 9. Bukaan Pada Ruang 24
Gambar 10. Jenis Lampu 25
Gambar 11. Penghawaan Alami 26
Gambar 12. Penghawaan Silang 26
Gambar 13. Balinese ProcessionLee Karya Man Fong 29
Gambar 14. Alat Musik Gamelan 31
Gambar 15. Tari Kipas Pakarena 32
Gambar 16. Pentas Bengkel Teater Rendra 33
Gambar 17. Akses Masuk ke Institut Seni Indonesia Yogyakarta 45 Gambar 18. Institut Seni Indonesia Yogyakarta Tampak Dari Atas 47 Gambar 19. The Rock and Roll Hall of Fame and Museum 49
Gambar 20. Interior Bangunan 50
Gambar 21. Shanghai Grand Opera House 52
Gambar 22. Peta Administrasi Kabupaten Gowa 56
Gambar 23. Peta RTRW Kabupaten Gowa 2012-2032 58
Gambar 24. Peta Administrasi Kecamatan Pallangga 61
Gambar 25. Peta Administrasi Kecamatan Bajeng 62
Gambar 26. Lokasi Terpilih 65
Gambar 27. Batasan Site 67
Gambar 28. Kondisi Tapak 70
Gambar 29. Eksisting Pencapaian Tapak 72
Gambar 30. Solusi Pencapaian Lokasi 73
Gambar 31. Kondisi Jalan 74
Gambar 32. Solusi Sirkulasi 75
Gambar 33. Contoh Jalur Pedestrian 76
Gambar 34. Guiding Block atau Jalur Penuntun 77
Gambar 35. Ramp untuk disabilitas 77
Gambar 36. Analisis Pandangan 78
Gambar 37. Analisis Pergerakan Matahari 79
Gambar 38. Vegetasi Sebagai Filter Cahaya 80
Gambar 39. Analisis Pergerakan Angin 81
Gambar 36. Penghawaan Silang 82
Gambar 37. Analisis Kebisingan 78
Gambar 38. Solusi pada Kebisingan 83
Gambar 39. Diagram Fungsi Institut Seni 85
Gambar 40. Hubungan Ruang Fakultas Seni Rupa 107
Gambar 41. Hubungan Ruang Fakultas Seni Pertunjukan 107 Gambar 42. Hubungan Ruang Fakultas Seni Media Rekam 108
Gambar 43. Hubungan Ruang Kantor 108
Gambar 44. Hubungan Ruang Gedung Pertunjukan 109
Gambar 45. Hubungan Ruang Galeri Seni 109
Gambar 46. Hubungan Ruang Perpustakaan Umum 109
Gambar 47. Hubungan Ruang Mekanikan dan Elektrikal 110
Gambar 48. Hubungan Ruang Masjid 110
Gambar 49. Hubungan Ruang Kantin 110
Gambar 50. Hubungan Ruang Klinik 111
Gambar 51. Hubungan Ruang Pos Keamanan 111
Gambar 52. Gubahan Bentuk 112
Gambar 53. Lampu Pijar 115
Gambar 54. Lampu Neon 115
Gambar 55. Lampu Hologen 115
Gambar 56. Skema Distribusi Air Bersih 116
Gambar 57. Skema Distribusi Limbah Cair 117
Gambar 58. Skema Distribusi Limbah Padat 118
Gambar 59. Skema Distribusi Listrik 119
Gambar 60. Sistem Penangkal Petir 121
Gambar 61. Situasi 123
Gambar 62. Konsep Pencapaian 124
Gambar 63. Konsep Sirkulasi 124
Gambar 64. Kebisingan 125
Gambar 65. Konsep Pandangan Bangunan 127
Gambar 66. Konsep Bentuk Bangunan 128
Gambar 67. Konsep Struktur 129
Gambar 68. Bata Ekspose dan Kaca Tempered 130
Gambar 69. Penerapan material bangunan 130
Gambar 70. Material green roof 131
Gambar 71. Konsep penghawaan alami 132
Gambar 72. Pencahayaan Alami 133
Gambar 73. Jenis Lampu 133
Gambar 74. Skema Distribusi Air Bersih 134
Gambar 75. Skema Distribusi Limbah Cair 135
Gambar 76. Skema Distribusi Limbah Padat 135
Gambar 77. Skema Distribusi Air Kotor 136
Gambar 78. Skema Distribusi Listrik 136
Gambar 79. Tangga Darurat 137
Gambar 80. Penangkal Petir 138
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Pola Sirkulasi Ruang 21
Tabel 2. Fakultas Yang Ada Di Institut Seni Indonesia Yogyakarta 47
Tabel 3. Studi Preseden Bangunan ISI Jogja 45
Tabel 4. Studi Preseden Bangunan The Rock and Hall of Fame and
Museum 51
Tabel 5. Studi Preseden Studi Preseden Bangunan Shanghai Grand Opera 53
Tabel 6. Standar Penilaian Lokasi 65
Tabel 7. Standar Pembobotan Lokasi 62
Tabel 8. Analisis Besaran Ruang Fasilitas Pendidikan 95 Tabel 9. Analisis Besaran Ruang Fasilitas Pengelola 99 Tabel 10. Analisis Besaran Ruang Fasilitas Apresiasi dan Pertunjukan 100 Tabel 11. Analisis Besaran Ruang Fasilitas Pendukung 102 Tabel 12. Rekapitulasi Analisis Besaran Ruang 106
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Seni secara umum merupakan sebuah hal yang dihasilkan oleh manusia sebagai bentuk ekspresi yang memiliki unsur keindahan dan dapat dinikmati oleh banyak orang. Hadirnya seni dalam kehidupan dapat menjadi media untuk mengeksplorasi dan menuangkan ide para pelakunya. Kiprah seni dalam perkembangan Indonesia sangat mempengaruhi nilai budaya dan karakter bangsa, yang memberi ciri khas tiap bangsa, daerah dan suku-suku di Indonesia.
Pendidikan seni menjadi wadah pengembangan kreatifitas yang tepat sejak dini. Apalagi di masa pembangunan seperti sekarang ini, orang yang memiliki daya kreatif sangat dibutuhkan demi pengembangan ide-ide yang konstruktif yang dapat membantu pemerintah dan masyarakat untuk memajukan kehidupan dan kebudayaan di Indonesia.
Dilihat dari perguruan tinggi di Indonesia yang memiliki fakultas dan jurusan seni, jumlah peminat tidak seimbang dengan daya tampung.
Sehingga banyaknya peminat pada jurusan seni tidak diimbangi dengan daya tampungnya, belum lagi masing-masing perguruan tinggi yang menyediakan jurusan seni hanya menyediakan kuota yang terbatas. Hal ini menyebabkan calon-calon mahasiswa yang minat dengan dunia seni
terpaksa beralih ke jurusan lain dan menjauh dari minat awalnya. Oleh karena itu, dibutuhkan lagi perguruan tinggi dengan jurusan seni yang dapat menampung jumlah peminat yang tinggi tersebut. Dalam hal ini, wadah pendidikan yang khusus menyediakan pendidikan seni. Contoh besarnya adalah Institut Seni Indonesia di Yogyakarta, yang merupakan wadah pendidikan yg besar khusus pendidikan seni. Kampus ISI Jogja memberi dampak yang besar bagi pendidikan seni di Yogyakarta, seperti seniman dan tenaga pelajar seni menjadi bagus.
Kabupaten Gowa sendiri merupakan salah satu daerah tingkat dua di provinsi Sulawesi-Selatan yang memiliki budaya, seni dan potensi pendidikan yang besar. Menurut data kementrian pendidikan dan budaya (Kemdikbud), Gowa memiliki jumlah total sarana pendidikan sebanyak 809, dengan rincian sekolah dasar (SD) 504 sekolah, sekolah menengah pertama (SMP) 184 sekolah, sekolah menengah atas (SMA) 90 sekolah, sekolah menengah kejuruan (SMK) 21 sekolah, dan perguruan tinggi 10 sekolah. Namun dari jumlah yang banyak itu, hanya sedikit sekolah yang menyediakan pendidikan khusus seni. Begitupun dengan perguruan tinggi, hanya beberapa perguruan tinggi yang menyediakan jurusan seni. Selain itu dengan minimnya instansi pendidikan tinggi di Kab. Gowa menyebabkan masyarakat gowa melanjutkan pendidikannya diluar daerah Gowa, dikarenakan kampus bertaraf nasional dan internasional sedikit di Kab Gowa.
Kabupaten Gowa memiliki kebudayaan dan kesenian yang banyak, seperti kesenian tari dan musik yang perlu untuk di pelajari dan diajarkan ke tiap-tiap generasi, yang perkembangannya bisa mengikuti sesuai era modern, agar kesenian tradisional ini bisa diperkenalkan berskala internasional. Penyediaan fasilitas baru berupa perguruan tinggi yang berfokus pada pendidikan seni dapat menjadi agenda yang dapat mewadahi dan melengkapi mutu pendidikan di Kabupaten Gowa.
Salah satu upaya untuk mewujudkan kesadaran pentingnya pendidikan seni demi menghasilkan SDM yang bagus adalah melalui perencanaan Institut Seni, yang juga menjadi lembaga pendidikan yang dapat menyatukan pendidikan dan kesenian di Kabupaten Gowa.
Institut seni yang dimaksudkan disini adalah sebuah instansi pendidikan formal yang bisa menjadi wadah untuk generasi sekarang yang bebas dalam berkarya, dan dapat memelihara serta memajukan kesenian umum maupun tradisional agar tembus di kancah internasional. Konsep arsitektur kontemporer digunakaan untuk mendukung sarana dan prasarana kampus menjadi bagus. Penggunaan konsep ini dikarenakan kontemporer berhubungan erat dengan inovasi dan kreativitas sehingga cocok dalam perancangan.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah diuraikan, rumusan masalah pada perancangan dan perancangan Institut Seni di Kabupaten Gowa dengan konsep kontemporer yaitu :
1. Bagaimana merencanakan Institut Seni yang mampu menjadi wadah aktivitas pendidikan seni di Sulawesi Selatan ?
2. Bagaimana merancang Institut Seni dengan penerapan konsep arsitektur kontemporer yang mampu menunjang kegiatan aktivitas pendidikan seni di Sulawesi-Selatan ?
C. Tujuan dan Sasaran 1. Tujuan
Mewujudkan perencanaan dan perancangan bangunan Institut Seni yang menerapkan konsep arsitektur kontemporer yang mampu menunjang kegiatan pendidikan seni di Sulawesi Selatan.
2. Sasaran
Sasaran utama dalam perencanaan Institut Seni di Kabupaten Gowa adalah pelajar dan seniman yang ada diseluruh Indonesia yang ingin mengembangkan daya kreatif, mengasah dan belajar tentang dunia seni, serta pelajar yang ingin melanjutkan pendidikannya di jenjang perguruan tinggi dengan minat untuk mempelajari dunia seni guna terwujudnya generasi kreatif yang siap untuk bersaing di kancah internasional.
D. Metode Perancangan
1. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan tahap pertama sekaligus tahap terpenting sebelum memulai perencanaan dan perancangan Institut Seni di Kabupaten Gowa. Beberapa langkah yang dilakukan saat melakukan pengumpulan data yaitu :
a. Studi Lapangan
Melakukan survey lapangan untuk mengamati lokasi strategis dan mengamati kondisi lingkungan tapak untuk perencanaan Institut Seni di Kabupaten Gowa.
b. Studi Literatur
Mencari dan menganalisa dokumen dan jurnal-jurnal mengenai pendidikan seni yang sesuai dengan konsep perancangan demi menunjang proses perencanaan.
c. Studi Banding
Mencari dan mempelajari bangunan-bangunan yang telah terbangun yang sesuai dengan fungsi bangunan dan konsep bangunan.
2. Metode Analisa
Dalam tahap ini, data-data yang diperoleh di lapangan dikaji sesuai standar literatur yang ada. Proses analisa dibagi menjadi dua, yaitu :
a. Kuantitatif, yaitu menganalisa dengan proses perhitungan pasti, seperti standar besaran ruang, furniture, dan skala manusia.
b. Kualitatif, yaitu analisa mutu dan kualitas seperti kenyamanan, keamanaan, suasana, dan fasilitas yang dibutuhkan.
3. Metode Penyajian
Setelah melakukan tahapan pengumpulan data dan menganalisanya, data dan hasil observasi disajikan kedalam bentuk
laporan, konsep, dan desain.
E. Ruang Lingkup Rancangan
Lingkup pembahasan dititikberatkan sesuai masalah-masalah lingkup disiplin ilmu arsitektur, antara lain :
1. Fungsional, aspek yang menekankan kebutuhan dan fungsi ruang yang menunjang dalam perencanaan dan perancangan Institut Seni.
2. Arsitektural, aspek ini menekankan pada konsep perencanaan dan perancangan Institut Seni yang berfokus pada estetika, bentuk, dan fungsi yang menunjang kegiatan-kegiatan pendidikan mengenai seni.
F. Sistematika Penulisan
Bab I : Pendahuluan, menjelaskan tentang gambaran umum dan garis besar pengenalan judul yang dikemukakan pada latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan sasaran pembahasan, metode perancangan, ruang lingkup pembahasan, dan sistematika penulisan.
Bab II : Studi pustaka, membahas tentang teori-teori dasar dan data-data yang berkaitan dengan judul laporan perencanaan dan perancangan Institut Seni Gowa dengan konsep arsitektur kontemporer di Kabupaten Gowa.
Bab III : Berisi tentang tinjauan perencanaan dan perancangan dalam metode menganalisa semua aspek penting pada lingkungan dan bangunannya seperti analisa tapak, program ruang, tampilan dan bentuk ruang, dan pendekatan perancangan.
Bab IV : Hasil rancangan yang diaplikasikan pada gambar yang berupa rancangan arsitektur, sirkulasi dan aksebilitas, eksterior, interior, struktur dan konstruksi bangunan, dan mekanikal, elektrikal, dan Plumbing pada bangunan.
Bab V : Kesimpulan umum pada hasil rancangan
Gambar 1. Konsep Pemikiran Perencanaan Sumber: Analisis Penulis
BAB II STUDI PUSTAKA
A. Pengertian Institut Seni dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer
1. Tinjauan umum Institut
Menurut kamus besar bahasa indonesia (KBBI), Institut adalah organisasi, perkumpulan, atau badan yang menyelenggarakan usaha pendidikan, kebudayaan, sosial, rehabilitas, dan sebagainya. Dalam pengertian modern, Institut adalah lembaga pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan akademik dan/atau pendidikan vokasi dalam sejumlah rumpun ilmu pengetahuan, teknologi,dan seni. Tidak seperti Universitas, yang bisa melaksanakan berbagai rumpun ilmu tanpa batas, perguruan tinggi yang berbentuk institut melaksanakan pendidikan akademik dan/atau pendidikan vokasi dengan rumpun ilmu pengetahuan tertentu. Intinya institut lebih terbatas dibandingkan dengan universitas yang cakupan keilmuannya luas.
Organisasi pelaksana lembaga pendidikan institut terdiri dari pimpinan institut, senat institut, dan pelaksana akademi. Pelaksana akademi dalam lembaga institut difungsikan sesuai dengan fakultas yang pada institut, dengan kontrol penuh oleh dekan dan pembantu dekan.
2. Tinjauan Umum Seni a. Pengertian Seni
Secara etimologis, kata seni berasal dari bahasa sansakerta, yaitu ‘sani’ yang berarti pemujaan, persembahan, dan pelayanan. Dengan kata lain, seni sangat erat hubungannya dengan upacara adat dan keagamaan atau yang biasa kita kenal dengan kesenian daerah. Menurut ensiklopedia Indonesia seni adalah ciptaan segala hal karena keindahannya maka orang senang dan melihat ataupun mendengarkannya.
Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa seni merupakan aktivitas manusia dalam menciptakan produk/artefak rupa, pertunjukan, dan pendengaran yang melibatkan unsur estetika dan artistik agar dapat diapresiasi dan memberikan nilai estetis atau hal yang lain.
b. Pengertian Seni Menurut Para Ahli
Selain definisi umum yang telah dijelaskan pada penjabaran diatas, sejumlah ahli dan filsuf mengemukakan pendapat mereka mengenai pengertian seni, yaitu :
1) Menurut Thomas Munro, seni adalah alat ciptaan manusia yang bisa menumbulkan efek-efek psikologis atas manusia lain yang melihatnya.
2) Menurut Aristoteles, seni adalah bentuk ungkapan dan penampilan yang nyata dan seni pada prinsip peniru alam.
3) Menurut Plato, sama halnya Aristoteles, Plato juga berpendapat bahwa seni adalah hasil meniru alam beserta isinya. Dalam bahasa yunani, hal ini disebut ars imitator naturam, yang berarti karya seni timbul karena terinspirasi dari apa yang dilihat manusia pada alam disekitarnya.
4) Menurut Sudarmaji, seni adalah manifestasi batin dan pengalaman estetis manusia dengan menggunakan media garis, bidang, warna, tekstur, volume, dan gelap terang.
5) Menurut Ki Hajar Dewantara, seni adalah hasil keindahan yang memiliki tujuan positif. Tujuan yang dimaksud oleh pembuatnya yakni agar penikmat seni dapat merasakan kebahagiaan didalamnya. Sehingga seni dibuat agar dapat menyentuh perasaan orang yang menikmati karya seni.
menurutnya juga seni berhubungan dengan tingkah laku manusia yang menimbulkan keindahan.
3. Tinjauan Umum Arsitektur Kontemporer
a. Sejarah dan Perkembangan Arsitektur Kontemporer
Arsitektur kontemporer merupakan konsep karya arsitektur yang terwujud dimasa sekarang dan dikerjakan sesuai tren masa kini. Arsitektur kontemporer tidak muncul secara
tiba-tiba, gaya ini berkembang sekitar awal 1920-an yang dipelopori oleh sekumpulan arsitektur Bauhaus School of Design di Jerman. Gaya arsitektur ini muncul sebagai respon terhadap kemajuan teknologi dan perumahan sosial masyarakat akibat perang dunia.
Pertumbuhan gaya arsitektur kontemporer juga disebabkan oleh semangat perubahan yang berakar pada revolusi industri di Inggris. Revolusi industri mengakibatkan munculnya tipologi bangunan yang sebelumnya belum pernah ada, seperti tipologi pabrik, gudang, dan sebagainya. Revolusi industri memberikan dampak positif bagi dunia seni dan desain, seperti munculnya material dan teknik baru dalam dunia arsitektur. Arsitektur kontemporer muncul karena kebutuhan akan gaya baru pada masa tersebut kemudian terus berkembang ke era art and craft movement. Arsitektur kontemporer berlanjut ke era perkembangan seni seperti kubisme, futurisme, dan neoplastisisme. Arsitektur kontemporer semakin lama semakin berkembang sesuai dengan keadaan dunia yang tidak ingin terpaku pada aturan-aturan klasik lagi.
b. Pengertian Arsitektur Kontemporer
Arsitektur kontemporer merupakan konsep karya arsitektur yang terwujud dimasa sekarang dan dikerjakan sesuai
tren masa kini. Secara umum, arsitektur kontemporer merujuk pada gaya bangunan yang berkembang di era saat ini, tepatnya aliran arsitektur yang muncul pada akhir abad 20 sampai saat ini. Le Corbusier merupakan salah satu pelopor gaya arsitektur kontemporer. Hingga saat ini, sudah banyak arsitek-arsitek yang dalam perancangannya mengimplementasi gaya arsitektur kontemporer, seperti karya dari arsitek terkemuka dunia Frank Lloyd Wright, Zaha Hadid, Frank O. Gehry, Arata Isozaki, dan masih banyak lagi.
c. Pengertian Arsitektur Kontemporer Menurut Para Ahli
Arsitektur kontemporer merupakan gaya dan konsep yang telah berkembang secara global hingga banyak ahli yang mengemukakan pandangannya mengernai pengertian arsitektur kontemporer, diantaranya sebagai berikut :
1) Konnemann, (World of Contemporary Architecture XX )
“Arsitektur kontemporer adalah gaya arsitektur yang bertujuan memberikan contoh suatu kualitas tertentu terutama dari segi kemajuan teknologi dan kebebasan dalam mengekspresikan gaya arsitektur”.
2) Yulianto Sumalyo, (Arsitektur Kontemporer Akhir Abad XIX dan Abad XX ) “Kontemporer adalah bentuk-bentuk gaya arsitektur yang tidak dapat dikelompokkan dengan
aliran arsitektur atau sebaliknya arsitektur tercakup di dalamnya”.
3) L. Hilberseimer, (Contemporary Architecture: Its Roots and Trends) “Arsitektur kontemporer adalah gaya arsitektur yang mencirikan kebebasan berekspresi, keinginan untuk menampilkan sesuatu yang berbeda, dan merupakan aliran baru dari penggabungan beberapa aliran arsitektur.
B. Klasifikasi Institut Seni dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer
1. Tinjauan Klasifikasi Institut
Klasifikasi perancangan institut, ditinjau dalam pada dua hal yaitu non arsitektural dan arsitektural.
a. Tinjauan Non Arsitektural
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2020, Insitut menyelenggarakan pendidikan akademik dan dapat menyelenggarakan pendidikan vokasi dan/atau profesi dalam sejumlah rumpun ilmu pengetahuan dan teknologi tertentu, melalui program sarjana, program magister, program doktor, program diploma tiga, program diploma empat (sarjana terapan), program magister terapan, program doktor terapan,
dan program profesi yang terdiri atas paling sedikit 3 (tiga) program studi pada program.
b. Tinjauan Arsitektural
1) Perlengkapan Pokok Perguruan Tinggi Institut
Beberapa keperluan pokok untuk perguruan tinggi, Khususnya pada perancangan Institut Seni
a) Gedung memiliki: Auditorium, tata usaha, gedung mahasiswa, perpustakaan, kantin, dan tempat parkir
b) Ruang memiliki: Aula, perpustakaan, staff, ruang dekan, ruang pertemuan, ruang ujian, seni rupa, musik, studio, dan ruang koleksi seni rupa.
Gambar 2. Skema Bagian-bagian Perguruan Tinggi Sumber: Neufert, 1996: 265
2) Tinjauan Ruang Kuliah
Ruangan kuliah/belajar merupakan bagian terpenting dalam perguruan tinggi institut karena digunakan untuk menunjang proses aktivitas belajar mengajar. Proses perencanaan ruang kelas diupayakan sesuai standar dan dapat memberi kenyamanan kepada mahasiswa saat belajar, seperti : a) Standar ukuran ruang kelas 65 M yang dapat menampung
30-40 orang dan 30-36 orang (Neufert, 1996: 258).
b) Peletakan perabotan harus memenuhi syarat agar semua pengguna dapat jelas melihat kearah papan tulis.
c) Jaraknya harus diperhatikan terutama saat ujian
d) Dosen memiliki ruang gerak yang bebas untuk menulis di papan dan mengontrol kelas
3) Tinjauan Perpustakaan
Perpustakaan sebagai pendukung untuk memperoleh ilmu pengetahuan diluar jam pelajaran. Perpustakaan meliputi buku-buku yang konvensional untuk pelajar dan guru yang termasuk tempat untuk peminjaman, tempat membaca, dan tempat bekerja sesuai dengan buku-buku dan majalah yang tersedia (Neufert, 1996: 260). Idealnya, perpustakaan harus memiliki ruang sebagai berikut:
Gambar 3. Contoh Perpustakaan Sumber: Neufert, 1996: 260 4) Tinjauan Aula/Tempat Pertemuan
Aula yang besar untuk kuliah umum hendaknya menyediakan bangunan auditorium. Auditorium biasanya dipakai untuk keperluan seminar, kuliah tamu, dan pertemuan yang memerlukan tempat yang besar untuk memuat mahasiswa yang banyak. Aula yang kecil diperuntukkan untuk jurusan dalam gedung institut dan seminar. Kebutuhan aula yang besar bisa terdiri dari 100 sampai 800 tempat duduk. Dan untuk aula biasa sampai 200 tempat duduk dengan ketinggian lantai dalam gedung institut sekitar 3,50 m, itu sudah cukup (Neufert, 1996:
266).
Gambar 4. Contoh Bentuk Ruang Auditorium Sumber: Neufert, 1996: 266
5) Tinjauan Sirkulasi
Sirkulasi dalam perguruan tinggi institut adalah bagaimana pencapaian mahasiswa menuju ke seluruh ruangan.
Menurut Francis D.K.Ching, sebelum berjalan memasuki interior bangunan, kita mencapai pintu masuknya melalui sebuah jalur. Jalur merupakan tahap pertama tahap pertama sirkulasi, yang ketika sedang menempuh pencapaian itu kita disiapkan untuk melihat, mengalami, serta memanfaatkan ruang-ruang didalam sebuah ruangan. Ada tiga macam bentuk pencapaian, yaitu:
a) Frontal
Pencapaian frontal merupakan pencapaian secara langsung mengarah ke pintu masuk bangunan melalui sebuah jalur lurus dan aksial.
Gambar 5. Pola Pencapaian Frontal Sumber: Francis D.K.Ching, 2008: 243 b) Tidak Langsung
Pencapaian tidak langsung menekankan efek perspektif pada fasad dan bentuk dari suatu bangunan. Jalur dapat diubah arahnya satu atau beberapa kali untuk menghambat dan memperpanjang urutan pencapaian.
Gambar 6. Pola Pencapaian Tidak Langsung Sumber: Francis D.K.Ching, 2008: 243 c) Spiral
Pencapaian spiral merupakan pola pencapaian dengan melalui jalan yang berputar yang melamakan sekuen
pencapaian. Pintu masuk bangunan ini bisa terlihat berulang kali pada waktu pencapaiannya untuk memperjelas posisinya, atau ia pintu masuk bisa disembunyikan hingga tiba di titik kedatangan.
Gambar 7. Pola Pencapaian Spiral Sumber: Francis D.K.Ching, 2008: 243
Setelah pola pencapaian telah ditentukan, maka ditentukan pola konfigurasi sirkulasi pada bangunan. Beberapa pola sirkulasi, yakni:
Tabel 1. Pola Sirkulasi Ruang
No Pola Sirkulasi Keterangan
1
Linear
Jalur lurus yang dapat menjadi elemen pengatur utama bagi serangkaian ruangan.
2
Radial
Jalur-jalur linear yang
memanjang dari atau berakhir disebuah titik pusat bersama.
3 Spiral
Jalur tunggal yang menerus yang berawal dari sebuah titik pusat, bergerak melingkar, dan
semakin lama semakin jauh darinya.
4
Grid
Dua buah jalur sejajar yang berpotongan pada jarak yang sama dan membentuk ruang persegi.
5
Jaringan
Jalur yang menghubungkan titik-titik yang terbentuk didalam ruang.
6 Komposit Kombinasi beberapa pola jalur.
Sumber: (Francis D.K.Ching, 2008: 265)
6) Tinjauan Bukaan
Bukaan merupakan komponen yang sangat penting dalam perancanaan, karena bukaan mempunyai fungsi untuk memberu suasana terbuka atau dalam hal ini mengurangi perasaan terjepit yang dialami oleh manusia pada saat berada didalam ruangan tertutup, memberi kemudahan pencapaian, serta memberikan kontinuitas visual dengan ruang dan lingkungan disekitarnya.
Gambar 8. Bukaan Pada Ruang Sumber: Francis D.K.Ching, 2008: 162
Untuk memenuhi kebutuhan akan bukaan, maka bangunan dilengkapi dengan pintu dan jendela. Pintu-pintu memberikan jalan masuk ke ruang dan menentukan pola gerakan serta penggunaan ruang didalamnya. Jendela-jendela akan berfungsi sebagai jalur masuknya cahaya kedalam ruang sebagai penerangan alami pada ruangan, dan menawarkan suatu pemandangan dari dalam kearah luar, membangun hubungan visual antara suatu ruangan dengan ruang-ruang yang berdekatan, serta memberikan ventilasi alami kedalam ruangan.
7) Tinjauan Pencahayaan
Pencahayaan merupakan faktor untuk memberikan kondisi lingkungan yang nyaman dan berkaitan erat dengan produktivitas manusia. Pencahayaan memungkinkan orang
dapat melihat objek-objek yang dikerjakannya secara jelas.
Sistem pencahayaan dalam bangunan adalah desain dan mekanisme yang dibuat agar bangunan memperoleh cahaya yang cukup terang sehingga orang-orang yang menggunakan bangunan tersebut dapat melihat dengan jelas.
Dalam bangunan ada dua sistem pencahayaan berdasarkan sumber cahayanya, yaitu:
a) Sistem Pencahayaan Alami
Pencahayaan alami adalah sumber pencahayaan yang berasal dari sinar matahari. Sinar alami mempunyai banyak keuntungan, selain dapat menghemat energi listrik juga dapat membunuh kuman dan bakteri didalam ruangan. Untuk memaksimalkan pencahayaan alami maka pada ruang diberi bukaan untuk menerima cahaya matahari.
Gambar 9. Bukaan Pada Ruang Sumber: iaa-untan.weebly.com
b) Sistem Pencahayaan Buatan
Pencahayaan buatan adalah mekanisme cahaya yang dihasilkan oleh sumber cahaya selain cahaya alami (matahari), namun cahaya tersebut berasal dari hasil karya manusia berupa lampu yang berfungsi menyinari ruangan sebagai pengganti jika sinar matahari tidak ada.
Pencahayaan buatan dapat berfungsi baik siang maupun malam menjadikannya ideal untuk penerangan utama di rumah. Pada perancangan dapat menggunakan beberapa jenis pencahayaan buatan, seperti menggunakan lampu pijar, lampu neon, dan lampu hologen.
Gambar 10. Jenis Lampu Sumber: Analisis Penulis, 2021 8) Tinjauan Penghawaan
Penghawaan merupakan proses pertukaran udara di dalam bangunan untuk merekayasa pergerakan udara dan temperatur udara secara alami melalui bantuan elemen-elemen bangunan yang terbuka ataupun pengkondisian udara dengan
alat mekanis. Secara umum penghawaan dibagi menjadi dua macam yaitu, penghawaan alami dan penghawaan buatan.
a) Penghawaan alami
Penghawaan alami adalah proses pertukaran udara di dalam bangunan melalui bantuan elemen-elemen bangunan yang terbuka. Sirkulasi udara yang baik di dalam bangunan dapat memberikan kenyamanan. Aliran udara dapat mempercepat proses penguapan di permukaan kulit sehingga dapat memberikan kesejukan bagi penghuni bangunan.
Gambar 11. Penghawaan Alami
Sumber: arsitekturdanlingkungan.wg.ugm.ac.id
Gambar 12. Penghawaan Silang Sumber: Materi Fisika Bangunan I, 2007
b) Penghawaan buatan
Penghawaan buatan adalah suatu proses mendinginkan udara sehingga dapat mencapai temperatur dan kelembaban yang sesuai dengan yang dipersyaratkan terhadap kondisi udara dari suatu ruangan tertentu. Penggunaan sistem penghawaan buatan berupa air conditioner (AC) dan kipas angin. Penghawaan buatan diperuntukkan untuk ruangan tertentu saja, seperti lab komputer, studio, kantor dan perpustakaan guna menghemat penggunnaan energi listrik.
9) Tinjauan Keamanan
Dalam merancang bangunan baik tunggal maupun bermassa, penting untuk menjaga keamanan dan keselamatan pengguna saat melakukan aktivitas. Pelayanan keamanan ini mengantisipasi terhadap bahaya-bahaya yang akan datang.
Bahaya yang dimaksud seperti seperti tindakan kriminal, kebakaran, dan bahaya petir.
a. Bahaya Tindak Kriminal
Tindak kriminal merupakan tindakan dan kejahatan yang dapat merugikan orang lain seperti mencuri, menyakiti, memeras dan lain sebagainya. Dalam perancangan ada beberapa tindakan yang dapat digunakan untuk meminimilasir tindakan kriminal seperti memasang
Closed Circuit Television (CCTV) sebagai alat pemantau pada seluruh titik penting pada bangunan.
b. Bahaya Kebakaran
Kebakaran adalah api besar dan merusak yang mengancam kehidupan manusia, kehidupan hewan, kesehatan, dan / atau harta benda. Itu juga dapat digambarkan sebagai kobaran api atau hanya api.
Kebakaran dapat dimulai secara tidak sengaja, disebabkan secara alami, atau dibuat dengan sengaja. Untuk mencegah dan menghindari bahaya kebakaran pada bangunan. Maka solusi untuk mengantisipasi hal tersebut adalah sebagai berikut:
1) Menggunakan alat pendeteksi kebakaran, seperti smoke detector dan heat detector, dipasang di plafond untuk setiap area.
2) Perencanaan untuk sarana jalan keluar yang aman, seperti tangga darurat atau tangga kebakaran.
3) Penggunakan alat penanggulangan kebakaran, seperti sprinkler, hydran, dan alat pemadam api ringan (APAR).
c. Bahaya Petir
Sistem penanggulangan bahaya petir menggunakan franklin / konvensional, yaitu batang yang runcing yang dipasang paling atas bangunan, kemudian dihubungkan dengan kabel konduktor sebagai penyalur petir untuk dialirkan menuju tanah.
2. Tinjauan Klasifikasi Seni
Berdasarkan bentuk dan mediumnya seni dapat diklasifikasi dalam 5 (lima) kelompok yaitu seni rupa, seni musik, seni tari, seni teater, dan seni sastra.
a. Seni Rupa
Seni rupa merupakan salah satu cabang kesenian. Seni rupa memiliki wujud pasti dan tetap yakni dengan memanfaatkan unsur rupa sebagai salah satu wujud yang diklasifikasikan ke dalam bentuk seni seperti gambar, lukis, patung, grafis, kerajinan tangan, kriya, dan multimedia.
Kompetensi dasar yang harus dicapai dalam bidang seni rupa meliputi kemampuan memahami dan berkarya lukis, kemampuan memahami dan membuat patung, kemampuan memahami dan berkarya grafis ,kemampuan memahami dan membuat kerajinan tangan, serta kemampuan memahami dan berkarya atau membuat sarana multimedia. Terminologi ini
pada dasarnya telah ditetapkan sebagai kecakapan seseorang yang mampu menguasai bidang kerupawanan.
Gambar 13. Balinese ProcessionLee Karya Man Fong Sumber: id.pinterest.com
Seni rupa telah mengakar mulai zaman animisme dan dinamisme hingga jaman melenium dan modern. Seni Rupa menjadi salah satu bagian cabang seni yang secara performatif mempresentasikan wujud yang kasat mata. Ilusi tentang wujud dapat diserap dan dirasakan ke dalam klasifikasi bentuk.
Representasi bentuk seni rupa dipertimbangkan secara sinergis melalui media yang digunakan sebagai dasar perwujudan rupa.
Secara kontekstual seni rupa merupakan wujud mediasi bentuk kasat mata yang dekat ke arah perlambang gambar, lukis, patung, kerajinan tangan kriya dan multimedia.
b. Seni Musik
Seni musik merupakan seni yang terbentuk dari unsur bunyi yang kemudian diserap oleh indra pendengaran.
Rangkaian bunyi yang didengar dapat memberikan rasa senang dan rasa puas bagi yang mendengarnya karena adanya keserasian susunan dari rangkaian tangga nada bunyi-bunyi tersebut.
Media seni dalam dunia musik adalah vokal dan instrumen. Karakter musik instrumen dapat berbentuk alat musik Barat dan alat musik Nusantara/tradisional. Jenis alat musik tradisional antara lain terdiri dari seruling, gambang kromong, gamelan, angklung, rebana, kecapi, dan kolintang serta arumba. Jenis alat musik Barat antara lain terdiri dari piano, gitar, flute, drum, musik elektronik, sintetiserr, seksopon, dan terompet.
Gambar 14. Alat Musik Gamelan
Sumber: http://www.submarinerecords.net/ragam-seni- musik-indonesia
Kompetensi dasar yang harus dicapai dalam mempelajari seni musik meliputi kemampuan memahami musik. Pengetahuan musik mencakup harmoni, melodi dan notasi musik dan kecerdasan musikal yang memungkinkan
seseorang dapat beradaptasi dengan perangkat musik dengan cepat.
c. Seni Tari
Seni tari merupakan bentuk seni yang identik dengan gerak tubuh sebagai bentuk keindahannya. Gerak ini berfungsi sebagai media mengkomunikasikan sesuatu dari koreogragfer.
Pada umumnya jenis seni tari ini digabungkan dengan seni musik. Tujuannya yaitu agar konsentrasi dan konsistensi gerakan tari menjadi lebih sempurna dalam penyampaian pesan dan perasaan.
Gambar 15. Tari Kipas Pakarena Sumber: https://symbianplanet.net/tari-kipas d. Seni Teater
Secara umum seni teater merupakan gambaran sebuah peristiwa duniawi yang menampilakan adegan atau perilaku manusia dengan gerak, tari, dan nyanyian yang dilengkapi dialog dan akting para pemain yang dipentaskan diatas panggung.
Kompetensi dasar bidang seni teater mencakup kemampuan memahami dan membuat naskah, kemampuan memahami berperan di bidang casting kemampuan memahami dan membuat setting atau tata teknik pentas panggung dan penciptaan suasananya sebagai perangkat tambahan dalam membidangi seni teater.
Gambar 16. Pentas Bengkel Teater Rendra Sumber: https://www.pojokseni.com/2018/12/15-teater-
modern-indonesia-terbaik-yang.html
Di sisi lain, kemampuan memahami seni akting adalah penguasaan khusus yang harus dikuasai secara teknis dalam berkarya di seni teater. Selain itu memahami sarana dan prasarana perlengkapan berbasis multimedia adalah pendekatan aktual yang harus dikuasai seorang dramawan dalam kaitannya dengan penyajian teater berbasis teknologi.
e. Seni Sastra
Seni sastra adalah seni yang diaplikasikan melalui susunan rangkaian bahasa, baik secara lisan ataupun tulisan yang dapat menimbulkan rasa senang bagi orang yang membacanya.
Secara garis besar seni sastra dibagi menjadi 2 (dua) jenis, antara lain:
1) Puisi
Puisi merupakan ragam sastra yang terikat oleh unsur- unsur irama, mantra, rima, baris, dan bait. Puisi juga dapat dikatakan sebagai ungkapan emosi, imajinasi, ide, pemikiran, irama, nada, susunan kata, kata-kata kiasan, kesan pancaindra, dan perasaan. Puisi adalah ungkapan yang memperhitungkan aspek-aspek bunyi di dalamnya, serta berupa pengalaman imajinatif, emosional, dan intelektual penyair dari kehidupan individu dan sosialnya.
Puisi diungkapkan dengan teknik tertentu sehingga dapat membangkitkan pengalaman tertentu dalam diri pembaca atau pendengarnya.
2) Prosa
Prosa adalah jenis tulisan yang dibedakan dengan puisi sebab variasi ritme yang dipunya lebih besar, dan
bahasanya yang sesuai dengan arti leksikalnya. Kata prosa berasal dari bahasa Latin yang artinya “terus terang”. Jenis tulisan ini biasanya dipakai sebagai deskripsi sebuah ide atau kata. Sebab, prosa bisa dipakai untuk surat kabar, novel, majalah, surat, ensiklopedia, serta beragam jenis media lainnya.
3. Tinjauan Klasifikasi Arsitektur Kontemporer
Arsitektur Kontemporer berkembang dari pemikiran bahwa arsitektur mampu memperoleh pemecahan dan target bagi arsitektur pada situasi masa kini dan kedepannya. Secara umum ada beberapa karakteristik arsitektur kontemporer, diantara lain:
a. Bentuk Bangunan
Arsitektur kontemporer, terutama pada bagian eksterior, menggunakan pola garis melengkung atau mengeksplor bentuk dasar yang unik. . Bentuk kontemporer lebih sering diekspos pada bagian atapnya, arsitek yang menggunakan konsep kontemporer sering menerapkan konsep atap yang unik seperti green roof, atap melengkung, distort, dan bentuk dinamis lainnya.
b. Warna Netral dan Tegas
Secara umum, arsitektur kontemporer lebih condong memakai warna netral seperti putih, hitam, atau abu-abu.
Hampir serupa dengan kombinasi warna yang biasa ditemukan pada desain minimalis.
c. Komposisi Ruang
Tampilan gaya kontemporer sangat dinamis dan mengalir secara visual. Arsitektur kontemporer memungkinkan terciptanya komposisi ruang yang berbeda dari umumnya berbidang datar. Ruangan dibiarkan terbuka dan terlihat lapang dengan sekat-sekat yang minimal.
d. Material
Konsep kontemporer menggunaan material yang beragam dan tak memiliki batasan. Material yang sering ditemukan dalam bangunan kontemporer adalah kaca dan logam, terutama pada bagian atap dan dinding. Selain material, bangunan menggunakan teknologi yang maju dan kekinian e. Bukaan
Unsur material kaca yang mendominasi membuat sistem bukaan yang lebar pada bangunan kontemporer. Hal ini dilakukan untuk memudahkan memasukkan cahaya alami ke bangunan.
f. Memperhatikan Aspek Lingkungan
Dengan mengadopsi fitur ramah lingkungan dalam konstruksi perumahan, arsitektur kontemporer memiliki tujuan
untuk menambahkan karakter hunian yang asri bagi para penghuninya dengan cara mengintegrasikan bangunan dengan alam sekitarnya.
C. Jenis Institut Seni dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer 1. Jenis Perguruan Tinggi Institut
Seperti yang sudah dijelaskan bahwa, institut merupakan perguruan tinggi yang melaksanakan pendidikan vokasi dengan sejumlah rumpun ilmu pengetahuan dan teknologi tertentu.
Perguruan tinggi berbentuk institut tidak memiliki jenis-jenis tertentu dan khusus. Pelaksanaannya tergantung kebutuhan kompetensi keahlian yang dibutuhkan, oleh karena itu fakultas- fakultas di institut hanya menyediakan satu konteks keilmuan saja.
Contohnya, Institut Teknologi Bandung (ITB) dimana semua rumpun ilmu di ITB berfokus pada unsur teknik dan teknologi.
Contoh lainnya, Institut Seni Indonesia Yogyakarta (ISI Jogja) dimana semua rumpun keilmuan ISI berfokus pada unsur kesenian dan kebudayaan.
2. Jenis Seni
Dalam proses penciptaan karya seni, seniman selalu berhubungan dengan media yang dipilih, teknik yang digunakan, serta cara menikmatinya. Berdasarkan hal itu, seni dibagi menjadi 3 (tiga) jenis yaitu:
a. Seni Audio
Seni audio adalah seni yang dapat dinikmati dengan indra pendengaran. Contoh seni audio adalah sebagai berikut:
1) Seni musik, yaitu seni yang dapat dinikmati melalui nada.
Misalnya, pertunjukan gamelan atau orkestra.
2) Seni sastra, yaitu seni yang dinikmati melalui kata.
Contohnya, puisi atau drama.
3) Seni suara, yaitu seni yang dapat dinikmati melalui nada dan kata. Misalnya, pertunjukan konser musik.
b. Seni Visual
Seni visual merupakan seni yang dapat dinikmati dengan indra penglihatan. Contoh seni visual:
1) Seni dua dimensi (2D) yaitu seni yang mengadopsi garis, cahaya, warna, bentuk, dan gerak. Misalnya, seni lukis, seni grafis, dan sinematografi.
2) Seni tiga dimensi (3D) yaitu seni yang meliputi ruang dan wujud yang bisa dicoba. Contohnya, seni patung, arsitektur, seni tari, dan pantonim.
c. Seni Audiovisual
Seni audiovisual yaitu seni yang dapat dinikmati oleh indra pendengaran dan penglihatan. Contoh seni audiovisual:
1) Seni tari yang merupakan perpaduan gerak dan nada.
2) Seni drama merupakan perpaduan gerak, kata, dan visual.
3) Seni opera merupakan perpaduan gerak, nada, dan visual.
3. Jenis Arsitektur Kontemporer
Seperti yang diketahui bahwa arsitektur kontemporer bukanlah gerakan arsitektur yang memiliki berbagai bentuk dan jenis, seperti baroque, futurisme, dan modernisme yang selalu dikaitkan dengan periode tertentu. Artinya, asitektur kontemporer dapat menawarkan berbagai pilihan arsitektur., dengan kata lain gaya kontemporer bisa dikombinasikan dengan gaya arsitektur lainnya. Namun, dengan banyaknya variasi yang tercipta dari arsitektur kontemporer tetap tidak boleh menghapus ciri-ciri umum arsitektur kontemporer.
Gaya lama yang diberi lebel kontemporer akan menghasilkan suatu desain yang segar dan berbeda. Contoh kombinasi gaya kontemporer yang sering ditemukan seperti klasik kontemporer, rustik kontemporer, dan lain sebagainya.
D. Konsep Perancangan Dalam Islam
Institut seni merupakan wadah pendidikan yang menawarkan pendidikan yang berfokus pada dunia seni, baik tradisional maupun modern. Dalam Islam, pendidikan memiliki fungsi yang strategis dalam memajukan manusia, bangsa, dan negara. Seperti yang telah dijelaskan dalam firman Allah SWT :
اَذِإ اﻮُﻨَﻣآ َﻦﻳِﺬﱠﻟا ﺎَﻬﱡـﻳَأ َ ِﺲِﻟﺎَﺠَﳌا ِﰲ اﻮُﺤﱠﺴَﻔَـﺗ ْﻢُﻜَﻟ َﻞﻴِﻗ
ُﱠ%ا ِﻊَﻓْﺮَـﻳ اوُﺰُﺸﻧﺎَﻓ اوُﺰُﺸﻧا َﻞﻴِﻗ اَذِإَو ْﻢُﻜَﻟ ُﱠ%ا ِﺢَﺴْﻔَـﻳ اﻮُﺤَﺴْﻓﺎَﻓ ﺎَِﲟ ُﱠ%اَو ٍتﺎَﺟَرَد َﻢﻠِﻌﻟا اﻮُﺗوُأ َﻦﻳِﺬﱠﻟاَو ْﻢُﻜﻨِﻣ اﻮُﻨَﻣآ َﻦﻳِﺬﱠﻟا ٌﲑِﺒَﺧ َنﻮُﻠَﻤْﻌَـﺗ .
Artinya :
“Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu:
‘Berlapang-lapanglah dalam majlis’, maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.
Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
Al-Quran surat Al-Mujadilah ayat 11, merupakan salah satu acuan dari banyaknya dalil yang memberitahu manusia pentingnya pendidikan. Institut seni merupakan perwujudan nyata dari perintah untuk menuntut ilmu, dengan konsentrasi ilmu kesenian. Pendidikan seni dalam Islam memiliki dilema tersendiri, karena ada 2 kelompok yang memiliki pandangan tentang seni apakah diperbolehkan atau tidak diperbolehkan. Keduanya memiliki rujukan dan tolok ukur yang kuat perihal penafsiran seni menurut Al-Quran dan Hadist.
Menurut kajian Akhmad Akromusyuhada (Seni Dalam Perspektif Al-Quran dan Hadist) dijelaskan bahwa ada dua kelompok yang mendebatkan mengenai seni didalam islam apakah diperbolehkan
atau tidak diperbolehkan, masing-masing kelompok mempunyai rujukan yang kuat dengan segala penafsirannya perihal seni dalam islam.
1. Kelompok Yang Memperbolehkan Seni dalam Islam
Dalil yang menjadi rujukan bahwa seni diperbolehkan dalam Islam yaitu:
a. Q.S Ar-Ruum Ayat 30
َﺮَﻄَﻓ ِﱵﱠﻟا ِﱠ%ا َةَﺮْﻄِﻓ ًﺎﻔﻴِﻨَﺣ ِﻦﻳِّﺪﻠِﻟ َﻚَﻬْﺟَو ْﻢِﻗَﺄَﻓ ُﻦﻳِّﺪﻟا َﻚِﻟَذ ِﱠ%ا ِﻖﻠَِﳋ َﻞﻳِﺪْﺒَـﺗ َﻻ ﺎَﻬْـﻴَﻠَﻋ َسﺎﱠﻨﻟا
َنﻮُﻤَﻠْﻌَـﻳ َﻻ ِسﺎﱠﻨﻟا َﺮَـﺜْﻛَأ ﱠﻦِﻜَﻟَو ُﻢِّﻴَﻘﻟا
Artinya :
"Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.”
Dalam ayat ini dijelaskan bahwa “fitrah” dalam posisi seni mengisyaratkan tentang fitrah dari diri manusia, itulah yang menjadikan kedudukan manusia dan makhluk Allah berbeda.
b. Q.S Al-A’raf Ayat 180
ﺎَِN ُﻩﻮُﻋْدﺎَﻓ َﲎْﺴُﳊا ءﺎَْﲰَﻷا ِِّ%َو َﻦﻳِﺬﱠﻟا ْاوُرَذَو
َنﻮُﻠَﻤْﻌَـﻳ ْاﻮُﻧﺎَﻛ ﺎَﻣ َنْوَﺰْﺠُﻴَﺳ ِﻪِﺋﺂَْﲰَأ ِﰲ َنوُﺪِﺤﻠُﻳ .
Artinya :
“Dan Allah memiliki Asma'ul-Husna (nama-nama yang terbaik), maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebutnya Asma'ul-Husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyalahartikan nama-nama-Nya. Mereka kelak akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.”
Dalam ayat ini jelas disebutkan mengenai “Asmaul Husna”, dan didalam asmaul husna disebutkan kata jamal (maha indah), jalal (maha agung), yang dalam hal ini seni juga memiliki unsur keindahan dan keagungan.
c. Hadist
Dalam sebuah hadir yang riwayatkan oleh Al Bukhari dan Abu Daud: “Hiasilah Al Quran itu dengan suaramu.
Bukanlah ia golongan kami, siapa-siapa yang tidak melagukan (bacaan) Al-Qur’an.” [HR. Al Bukhari dan Abu Dawud]
Pada hadis diatas dijelaskan bahwa nabi Muhammad SAW adalah manusia pilihan yang menyukai dan senang
dengan keindahan, dan keindahan merupakan bagian dari kesenian.
2. Kelompok Yang Tidak Memperbolehkan Seni dalam Islam
Pada zaman umat-umat terdahulu, terdapat tradisi membuat gambar-gambar atau patung orang-orang saleh dikalangan mereka yang meninggal dunia. Hal itu secara perlahan berubah makna, sehingga gambar dan patung tersebut dikuduskan dan kemudian dipertuhankan selain Allah, ditakuti, diharapkan, serta disembah sebagai berhala. Oleh sebab itu, Rasulullah mengancam bahwa membuat gambar atau patung (dengan tujuan kesyirikan) akan mendapat dosa yang sangat besar. Seperti yang terjadi pada kaum nabi Ibrahim AS.
Dijelaskan juga dalam hadist:
Hadis dari Abdullah bin Amru bin Ash, Rasulullah bersabda:
Sesungguhnya orang-orang yang membuat lukisan ini akan disiksa di hari kiamat nanti, lalu diperintahkan kepada mereka, ‘hidupkan apa yang kalian ciptakan itu’.” (HR. Bukhari Muslim)
Dalam dalil tersebut sangatlah jelas perihal pelarangan pembuatan patung patung dan sejenisnya yang mana pada saaat itu keberadaan patung patung itu di jadikan wadah penyembahan selain Allah SWT dan menjadi syirik, oleh karena itulah hal tersebut bahaya dari perbuatan syirik. Dimana salah satu perbuatan
syirik adalah menyembah selain allah berupa patung patung dan hal yang sejenisnya. Dimana yang semua itu adalah buatan dari manusia.
Berdasarkan pandangan Dari kedua kelompok, dapat ditarik kesimpulan bahwa pendidikan seni boleh dilakukan dengan syarat tidak digunakan sebagai kemusyikan dan diharapkan mampu dijadikan sarana untuk mengajak berbuat baik (ma’ruf), dan mencegah perbuatan tercela (munkar) serta membangun kehidupan yang berkeadaban dan bermoral. Di samping itu diharapkan dapat mengembangkan dan menumbuhkan perasaan halus, keindahan dan kebenaran menuju keseimbangan ‘materialspiritual’. Dengan demikian seni mampu berperan dalam memenuhi kebutuhan manusia baik jasmani maupun rohani, serta dapat memberi kepuasan secara fisik dan psikis.
E. Studi Banding Proyek Sejenis
1. Institut Seni Indonesia Yogyakarta a. Profil Bangunan
Institut Seni Indonesia Yogyakarta (ISI Jogja) merupakan lembaga pendidikan tinggi seni negeri yang berdiri pada 23 Juli 1984 yang berstatus perguruan tinggi penuh, dan memiliki wewenang menyelenggarakan pendidikan sampai ke jenjang tertinggi. ISI Jogja juga merupakan perguruan tinggi seni terbesar dan terbaik di Indonesia.
Gambar 17. Akses Masuk ke Institut Seni Indonesia Yogyakarta
Sumber: isi.ac.id
Kampus ISI Jogja berada diatas tanah seluas 18 hektar yang berlokasi di Panggungharjo, Sewon, Bantul dengan lingkungan pedesaan yang masih hijau dan asri. Meskipun di lingkungan pedesaan namun mudah dijumpai toko-toko alat tulis dan fotokopi, pasar, warung makan dan rumah-rumah kost dengan biaya murah. Kondisi ini sangat menguntungkan bagi mahasiswa dalam menunjang kehidupannya dikala menempuh pendidikan di ISI Jogja.
Tabel 2. Fakultas Yang Ada Di Institut Seni Indonesia Yogyakarta Fakultas Jurusan/Program Studi Jenjang Akreditas
Seni Rupa
Seni Murni S1 A
Kriya S1 A
Desain Interior S1 A
Desain Produk S1 B
Desain Komunikasi Visual S1 A
Batik dan Fashion D3 B
Tata Kelola Seni S1 C
Seni Pertunjukan
Pedalangan S1 B
Etnomusikologi S1 B
Teater S1 B
Tari S1 A
Karawitan S1 B
Musik S1 A
Pendidikan Musik S1 B
Penciptaan Musik S1 B
Penyajian Musik D4 B
Pendidikan Seni
Pertunjukan S1 C
Seni Media Rekam
Fotografi S1 B
Televisi dan Film S1 B
Animasi D3 B
Pascasarjana
Magister Penciptaan &
Pengkajian Seni S2 A
Magister Tata Kelola Seni S2 B Doktor Penciptaan &
Pengkajian Seni S3 Sumber: banpt.or.id
Pemilihan ISI Jogja sebagai studi banding pada perencanaan Institut Seni di Kabupaten, dapat menjadi referensi yang tepat.
Seperti yang diketahui bahwa, ISI Jogja dikenal sebagai wadah pendidikan terbaik dan terbesar di Indonesia dengan macam-macam program studi yang cocok pada pendidikan seni.
Gambar 18. Institut Seni Indonesia Yogyakarta Tampak Dari Atas Sumber: Google.com/maps
b. Studi Preseden
Tabel 3. Studi Preseden Bangunan ISI Jogja Studi
Preseden Gambar Keterangan
Site Kampus ISI Jogja
berlokasi di Panggungharjo,
Sewon, Bantul dengan kondisi tapak dan lingkungan yang hijau dan asri. Vegetasi pada tapak berfungsi
sebagai peredusi kebisingan dan peneduh.
Bentuk dan tampilan
Bentuk dan tampilan bangunan
menggunakan bentuk dasar geometri yang didominasi bentuk persegi.
Tampilan bangunan menggunakan konsep
arsitektur tropis menyesuaikan budaya setempat/lokal.
Tatanan Massa
Tatanan massa menggunakan pola linear, ditandakan pada akses masuk yang lurus dengan diiringi langsung bangunan.
Pengguna dapak mengakses
keseluruhan tapak dari akses masuk bangunan
Material Bangunan didominasi
penggunaan material kaca yang berfungsi sebagai bukaan.
Penggunaan material beton sebagai material struktur bangunan.
Sumber: (Analisa Penulis, 2020)
Dari hasil analisis pada studi banding ISI Jogja ada beberapa hal yang akan dijadikan referensi untuk perancangan yaitu :
a) Penggunaan material kaca yang lebar pada bangunan.
b) menggunakan jenis fakultas beserta beberapa jurusannya pada kampus ISI Jogja sebagai pembagian fakultas pada perancanaan Institut Seni Gowa..
2. The Rock and Roll Hall of Fame and Museum a. Profil Bangunan
The Rock and Roll Hall of Fame and Museum sebuah museum yang teletak di tepi Danau Erie di Cleveland, Ohio, Amerika Serikat didirikan pada tahun 1983. Museum ini merupakan lembaga yang didirikan dengan tujuan untuk mendokumentasikan segala hal yang berpengaruh dan berhubungan dengan perkembangan industri musik melalui sebuah museum dan penghargaan Hall of Fame yang diadakan setiap tahun sejak 1986.
Bangunan ini dirancang oleh Arsitek Amerika asal China, Ieoh Ming Pei didaulat untuk mendesain museum yang terdiri dari tower dengan ketinggian 49m, dan sebuah piramid kaca raksasa, yang didirikan di pinggir danau Erie. Total luas tapak bangunan adalah 14 ribu meter persegi.
Gambar 19. The Rock and Roll Hall of Fame and Museum Sumber: www.Insplosion.com
Desain Rock and Roll Hall of Fame menampilkan bentuk geometris ikonik yang dilipat keluar dari tengah menara enam lantai, membentuk penampakan bangunan dalam logam dan kaca . Pada dasarnya, bentuk bangunan metafora dari ciri khas musisi Elvis Presley. Bangunan ini menjadi tuan rumah sebuah museum yang didedikasikan untuk pelestarian sejarah musik rock Amerika. Visi I.M. Pei dalam bangunan ini adalah untuk menampilkan tenda kaca tetrahedral yang terletak di belakang menara setinggi 165 kaki yang menghubungkan ruang teater yang menjorok keluar ke Danau Erie. Interiornya memiliki atrium menjulang tinggi yang dipenuhi sinar matahari dan ruang museum bawah tanah seluas 55.000 kaki persegi.
Gambar 20. Interior bangunan Sumber: www.Insplosion.com
b. Studi Preseden
Tabel 4. Studi Preseden Bangunan The Rock and Roll Hall of Fame and Museum
Studi
Preseden Gambar Keterangan
Site Bangunan dibangun
pada sisi pantai guna memberi banyak bukaan pada tapak sehingga dapat dimanfaatkan sesuai fungsi bangunan, seperti konser dan lain- lain.
Bentuk dan tampilan
Bangunan mengadopsi gaya arsitektur modern kontemporer. Bentuk dasar bangunan menggunakan
mengadopsi bentuk se gitiga, dengan
metafora menyerupai musisi Elvis Presley
Material • Menggunakan
material alumium composite panel (ACP) dengan pola persegi pada permukaan
bangunan.
• Menggunakan
material kaca sehingga membentuk
tenda kaca
tetrahedral
Sumber: (Analisa Penulis, 2020) 3. Shanghai Grand Opera House
a. Profil Bangunan
Shanghai Grand Opera house adalah sebuah gedung opera untuk pertunjukan kesenian tradisional maupun modern yang berdiri pada tahun 1998 di Shanghai, Tiongkok. Bangunan ini dirancang oleh arsitek Jean-Marie Charpentier yang tak hanya mengedepankan fungsi, tetapi juga estetika saat merancang Shanghai Grand Opera House.
Gedung dibangun di tepi sungai Huangpu dan diharapkan dapat menjadi landmark baru di Shanghai.
Gambar 21. Shanghai Grand Opera House Sumber: www.snohetta.com
Bangunan Dirancang untuk membawa seniman dan pengunjung berada di bawah satu atap. bentuk Opera House yang luas dengan menampilkan permukaan atap yang memunculkan gagasan tentang kipas yang terbuka. Filosofi bentung "menangkap dinamisme tarian dan tubuh manusia."
Gerakan radial atap membentuk tangga spiral yang menghubungkan tanah dan atap sambil menawarkan pemandangan kota dan tepi sungai. Gerakan berputar ini berlanjut sepanjang proyek di lobi, aula, dan tiga auditorium.
b. Studi Preseden
Tabel 5. Studi Preseden Bangunan Shanghai Grand Opera House
Studi
Preseden Gambar Keterangan
Site Gedung Opera baru
akan dibangun di lingkungan Expo Houtan, terletak di tepi cembung di daerah tepi sungai dekat Sungai Huangpu.
Tata letak
menggunakan pola radial selaras dengan geometri keseluruhan gedung Opera,
memastikan jalur pandang utama dari Opera ke kota, dan dari
kota ke Opera menjadi bagus.
Bentuk dan tampilan
Bangunan mengadopsi bentuk geometri.
Bagian unik bentuk bangunan ada pada bagian tangga bengunan yg menyerupai kipas menjulang sampai ke atap bangunan
Material • Pada bangunan
didominasi
penggunaan finishing warna putih.
• Penggunaan material kayu pada lantai bangunan
• Menggunakan panel material kaca yang luas pada sisi depan bangunan
Sumber: (Analisa Penulis, 2020)
Kesimpulan Dari hasil analisis pada studi banding Shanghai Grand Opera house yaitu :
a) Penggunaan material pada bangunan yg didominasi warna putih dan material kayu pada lantai bangunan.
b) Tampilan dan bentuk bangunan geometri dan bentuk unik pada tangga yg berbentuk kipas.
c) Penggunaan material kaca yang lebar pada bangunan.
BAB III
TINJAUAN LOKASI DAN ANALISIS PERENCANAAN A. Penentuan Lokasi dan Tapak
1. Analisis Pemilihan Lokasi
a. Administrasi dan Keadaan Geografis
Kabupaten Gowa merupakan salah satu kabupaten di bagian Selatan dan merupakan daerah tingkat II di Sulawesi dyang meliputi seluruh wilayah kecamatan Somba Opu, Kecamatan Pallangga, dan 2 kelurahan yang berada di kecamatan Bontomarannu. Geografis Kabupaten Gowa terletak diantara 5o5’ hingga 5o34.7’ Lintang Selatan (LS) dan 12o33.19’ hingga 13o15.17’ Bujur Timur (BT), dengan batas- batas administrasi :
1) Utara : Berbatasan dengan Kota Makassar dan Kab.
Maros.
2) Selatan : Berbatasan dengan Kab. Takalar dan Jeneponto
3) Barat : Berbatasan dengan Kota Makassar dan Kab.
Takalar.
4) Timur : Berbatasan dengan Kab. Sinjai, Bulukumba, dan Bantaeng.
Gambar 22. Peta Administrasi Kabupaten Gowa Sumber: Kabupaten Gowa dalam Angka, 2020
Luas wilayah Kab. Gowa sekitar 1.883,33 km² atau sekitar 3,01% dari luasan Sulawesi Selatan. Kab. Gowa terbagi dalam 18 kecamatan yang terdiri dari 167 desa atau kelurahan.
Dari 18 kecamatan di Kab. Gowa, kecamatan dibagi menjadi 2 golongan yang berdasarkan sebagian besar wilayah, yaitu kecamatan dataran rendah dan kecamatan dataran tinggi. Dari kedua golongan kecamatan, terdapat 9 kecamatan pada kecamatan dataran rendah dan 9 kecamatan pada dataran tinggi.