• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAMPAK AKTIVITAS ANTROPOGENIK PADA DAERAH ALIRAN SUNGAI TERHADAP PRODUKTIVITAS TAMBAK DI PERAIRAN PESISIR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DAMPAK AKTIVITAS ANTROPOGENIK PADA DAERAH ALIRAN SUNGAI TERHADAP PRODUKTIVITAS TAMBAK DI PERAIRAN PESISIR"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

DAMPAK AKTIVITAS ANTROPOGENIK PADA DAERAH ALIRAN SUNGAI TERHADAP PRODUKTIVITAS TAMBAK DI PERAIRAN PESISIR

Oleh:

Arif Supendi

Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan Universitas Muhammadiyah Sukabumi Abstrak

Aktivitas manusia pada Daerah Aliran Sungai (DAS) menjadi permasalahan serius yang berdampak kepada kesehatan ekosistem di perairan pesisir. Fenomea ini mendapatkan perhatian yang serius bagi para praktisi akuakultur dalam kegiatan penentuan lokasi yang sesuai untuk kegiatan akuakultur. Tujuan penelitian ini yaitu untuk menjelaskan dampak aktivitas manusia berdasarkan pola penggunaan lahan pada DAS terhadap produktivitas tambak di perairan pesisir Teluk Banten. Metode yang digunakan yaitu metode kuantifikasi model geospatial DAS. Model tersebut dikorelasikan dengan data produksi tambak di perairan pesisir yang menjadi hilir DAS. Kawasan DAS yang berasosiasi dengan industri memberikan dampak negatif yang paling tinggi (korelasi 64%) terhadap produktivitas tambak tradisional, disusul dengan kawasan DAS yang dimanfaatkan untuk pemukiman dan perkebunan/ pertanian bemberikan dampak negatif (korelasi 57%) terhadap produktivitas tambak tradisional di perairan pesisir Teluk Banten.

Kata kunci: akuakultur berkelanjutan, manajemen kawasan, Sistem Informasi Geografis, model ekologi, Daerah Aliran Sungai (DAS), pola penggunaan lahan, produktivitas tambak.

Pendahuluan

Aktivitas manusia pada Daerah Aliran Sungai (DAS) menjadi isu penting yang berdampak langsung dan serius terhadap kualitas perairan sungai yang bermuara di perairan pesisir, sehingga berpengaruh signifikan terhadap produktivitas tambak di kawasan pesisir (Supendi, 2009 dan 2012). Keberadaan tambak udang di pesisir pantai terancam oleh adanya desakan penggunaan lahan untuk perindustrian dan pemukiman yang menyebabkan peningkatan pencemaran sungai yang berpengaruh pada kawasan tambak (Dahuri, 2007). Supendi (2009) melalui risetnya di beberapa muara sungai di teluk Banten membuktikan adanya korelasi yang signifikan antara kualitas air sungai dengan produktivitas tambak yang berasosiasi langsung dengan sungai-sungai tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan adanya korelasi antara pola pengggunaan lahan pada DAS dengan produktivitas tambak di kawasan pesisir yang berasosiasi dengan DAS tsb. Penelitian ini juga bertujuan untuk mendukung pembangunan sistem atau instrumen seleksi lahan atau kawasan untuk kegiatan tambak yang berkelanjutan.

(2)

Bahan dan Metode

Lokasi penelitian yaitu di DAS di Kabupaten Serang Banten hingga Teluk Banten. Pelaksanaan penelitian yaitu pada Juli s.d. Desember 2012. Metode yang digunakan yaitu metode kuantifikasi model geospatial DAS. Model tersebut dikorelasikan dengan data produksi tambak di perairan pesisir yang menjadi hilir DAS. Pemodelan DAS menggunakan DEM (Digital Elevation Model). Pemodelan pola penggunaan lahan menggunakan MDS (Multispectral Digital Supervised) dengan sumber data Citra Landsat R65 P123. Data produksi yang digunakan yaitu data produksi tambak tradisional per triwulan yang bersumber dari Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Serang Banten.

Hasil dan Pembahasan

Melalui metode DEM, maka didapatkan pola DAS yang sungai-sungai utamanya bermuara di Teluk banten. Terdapat 6 DAS yang berkaitan langsung dengan perairan pesisir teluk Banten, diantaranya yaitu DAS Ciluncing, DAS Cilengkong, DAS Cibanten, DAS Cikamayung, DAS Ciujung Lama dan DAS Ciujung.

Namun dari 6 DAS tersebut hanya 4 DAS yang berasosiasi dengan kegiatan tambak tradisional di perairan pesisir teluk Banten, yaitu DAS Cikamayung, DAS Cibanten, DAS Ciujung Lama, dan DAS Ciujung.

Peta DAS dapat dilihat pada gambar 1.

Ciujung Cibanten

Cilengkong

Cikamayung

Ciujunglama Ciluncing

Cikranjung

Theme1.shp Watersheed_v5.shp

Cibanten Cikamayung Cikranjung Cilengkong Ciluncing Ciujung Ciujunglama Sungai.shp

N

E W

S

0 10

Kilometers

Gambar 1. Model DAS di Kabupaten Serang

Hasil pengolahan citra landsat R65 P123 mencakup area kabupaten Serang provinsi Banten didapatkan peta penggunaan lahan di kabupaten Serang. Guna penelitian ini maka area penelitian di-crop yaitu hanya mencakup area 4 DAS yang sungai utamanya bermuara di Teluk Banten, dengan teknik overlay kedua peta tersebut.

Secara umum penggunaan lahan pada 4 DAS yang outletnya bermuara di teluk Banten yaitu sungai, danau, Semak, Tambak, Bangunan, Hutan Alami, Mangrove, Kebun, Tegalan, Pemukiman, Padang Rumput, Rawa, Sawah Irigasi, Sawah Hujan. DAS Ciujung Lama adalah DAS yang paling kecil yaitu 4.074 hektar. DAS Ciujung adalah DAS yang paling luas yaitu 14.269 hektar. DAS Cibanten yaitu 11.853,24 hektar dan DAS Cikamayung seluas 4.289 hektar. Guna pengolahan data, maka data model visual

(3)

penggunaan lahan pada DAS kemudian dikuantifikasikan berdasarkan luasan masing-masing penggunaan lahan.

Hasil survey data sekunder produksi campuran tambak tradisional dapat dilihat pada tabel 1. Data produksi per triwulan mula tahun 2003, 2006, 2007, 2008 diakumulasikan dan didapatkanlah data produktivitas rata-rata per hektar tambak sebagaimana diperlihatkan pada tabel 1.

Tabel 1. Data produktivitas tambak

Nama Desa

Produksi Tambak (Kg/Ha/Tahun)

Sawah Luhur 97,28

Domas 1.154,03

Linduk 708

Lontar 659,9

Tenjoayu 261,01

Hasil uji korelasi antara produktivitas tambak dengan pola penggunaan lahan pada DAS diperlihatkan pada tabel 2.

Tabel 2. Tabel korelasi pola penggunaan lahan dengan produktivitas tambak Aktivitas antropogenik Korelasi Justifikasi

Bangunan -0,02 Tidak signifikasn

Hutan dimanfaatkan 0,73 Berkorelasi positif

Kebun -0,57 Berkorelasi negatif

Pemukiman -0,57 Berkorelasi negatif

Industri -0,64 Berkorelasi negatif

Sawah irigasi -0,30 Tidak signifikasn Sawah tadah hujan -0,08 Tidak signifikasn Tambak/ kolam 0,77 Berkorelasi positif

Tabel 3 memperlihatkan bahwa terdapat beberapa penggunaan lahan yang berkorelasi baik positif maupun berkorelasi negatif. Hutan yang dimanfaatkan berkorelasi secara positif dengan produktivitas tambak di perairan pesisir teluk Banten dengan nilai korelasi 73%. Aktivitas antropogenik yang berkorelasi negatif dengan produktivitas tambak di perairan pesisir Teluk banten yaitu Kebun (57%), pemukiman (57%) dan area industri (64%). Korelasi negatif yang paling tinggi yaitu area industri sebesar 64%.

Beberapa ahli perikanan pesisir sudah mempublikasikan bahwa aktivitas antropogenik seperti pemukiman, pertanian/ perkebunan dan industri menjadi ancaman yang serius bagi kesinambungan tambak di kawasan pesisir. Menurut Dahuri (2007) keberadaan tambak udang di pesisir pantai terancam oleh adanya desakan penggunaan lahan untuk perindustrian dan pemukiman yang menyebabkan peningkatan pencemaran sungai yang berpengaruh pada kawasan tambak.

(4)

DAS Ciujung lama memberikan dukungan ekologis yang baik terhadap kawasan pertambakan yang ada di bagian hilirnya yaitu kawasan pertambakan di desa Domas dan desa Pontang kecamatan Pontang serta desa Susukan dan desa Alangalang kecamatan Tirtayasa. Selain itu desa Linduk dan desa Wanayasa kecamatan Pontang serta desa Lontar kecamatan Tirtayasa masih sedikit dipengaruhi oleh DAS Ciujung Lama, karena sebagian wilayah tersebut termasuk ke dalam wilayah DAS Ciujung Lama.

Sedangkan kawasan yang paling buruk dari segi ekologi pada skala wilayah adalah kawasan DAS Cibanten dan DAS Cikamayung. Tata guna di DAS Cibanten dan Cikamayung didominasi oleh pemukiman dan gedung-gedung pemerintah dan industri. DAS Cibanten dan DAS Cikamayung ini meliputi kawasan kota Serang dengan aktivitas penduduk yang relatif sibuk. Begitu pula dengan DAS Ciujung didominasi oleh pemukiman dan industri sehingga menyebabkan DAS Ciujung memberikan pengaruh negatif terhadap kawasan pertambakan di bagian hilirnya, yaitu kawasan pertambakan di kecamatan Tanara dan Tirtayasa.

Tabel 3. Kualitas air DAS di kabupaten Serang, Banten tahun 2005 dan 2008

Parameter (mg/L)

DAS Ciujung

DAS Cibanten

DAS

Ciujung Lama Baku Mutu Menurut KLH Tahun

2005

Tahun 2008

Tahun 2005

Tahun 2008

Tahun 2008

COD 36,66 35 35,53 35 9 25

BOD 2,79 10 2,81 5,88 2 3

TSS 44,36 nd 45,09 nd 12,22 25

Zn (seng) nd 0,09 nd 0,07 0,01 0,05

T.Coli 55,4 nd 59,75 nd nd 5

Sumber data tahun 2005 dari konsultan lingkungan PT Waseco Tirta Sumber data tahun 2008 dari sampling langsung

Tata guna lahan di hulu DAS mempengaruhi produktivitas tambak di pesisir pantai (Pemprov Jabar, 2008). Berdasarkan data kualitas air pada Tabel 3 serta divisualisasikan pada Gambar 2, bahwa kualitas air yang terbaik pada tahun 2005 maupun tahun 2008 adalah kualitas air pada DAS Ciujung Lama.

Konsentrasi COD, BOD dan Zn pada DAS Ciujung Lama selalu berada di bawah baku mutu berdasarkan ketentuan Kementrian Lingkungan Hidup. Sedangkan kualitas air pada DAS Ciujung dan DAS Cibanten baik pada tahun 2005 maupun tahun 2008 selalu lebih buruk dari kualitas air DAS Ciujung Lama serta selalu melampaui baku mutu berdasarkan ketentuan dari Kementrian Lingkungan Hidup. Data kualitas air ini memberikan kepastian bahwa kondisi ekologi skala wilayah mempengaruhi kualitas air pada DAS tersebut, selanjutnya mempengaruhi produktivitas kawasan pertambakan.

(5)

Gambar 2. Kualitas air DAS di kabupaten Serang, Banten

DAS Cibanten menerima 501,2 m3 per buangan limbah cair per hari dari 5 pabrik yang membuang limbah secara langsung, yaitu PT Raja Gudang Mas, PT Super Siliciando Semesta, PT Yooshin Indonesia, dan PT Kolon Inda. DAS Cibanten juga menerima 1.790 m3 limbah cair per hari dari 10 pabrik yang tidak secara langsung membuang ke Sungai Cidurian, tetapi melalui saluran khusus yang dibuat pabrik, yaitu PT Eka Nindya Karsa, PT Frans Pultralex, PT Shinta Wooshung, PT Kulit Murni Asia Tenggara, PT Parmasindo, PT Tunas Sumber Idea Kreasi, PT Saridaya Plasindo, PT Dystar Colour Indonesia, PT Budi Texindo, dan PT Sugih Brother. Pencemaran di sungai Ciujung semakin parah, ditandai dengan warna air sungai berubah menjadi hitam. DAS Ciujung menerima 67.397 m3 buangan limbah cair per hari dari 30 industri di wilayah Serang Timur. Lima industri langsung membuang limbahnya ke sungai, yaitu PT Murni Mapan Mandiri, PT Cipta Paperia, PT Nikomas Gemilang, PT Indah Kiat Pulp and Paper, dan PT Intercipta Kimia Pratama (Pemerintah Provinsi Banten, 2008).

DAS Cilengkong merupakan DAS yang kompleks, dimana aktivitas pada DAS ini sangat sibuk dengan tata guna lahan yang beragam. Interaksi antara hutan alami dengan kawasan pertambakan melalui DAS Cilengkong ini bisa berdampak baik terhadap kawasan pertambakan. Akan tetapi semakin ke hilir kondisi DAS Cilengkong ini semakin buruk dikarenakan DAS Cilengkong ini juga mencakup kecamatan Cilegon yang merupakan kota industri utama di kabupaten Serang provinsi Banten. Selain itu adanya izin industri yang mencakup kawasan pertambakan di kecamatan Keramatwatu dan Bojonegoro menambah pengaruh buruk terhadap kawasan pertambakan.

Kesimpulan

Melalui penelitian ini terbukti bahwa aktivitas antropogenik atau aktivitas manusia yang terjadi pada DAS baik daerah tangkapan maupun jaringan sungai, berpengaruh terhadap produktivitas tambak.

Aktivitas manusia yang berpengaruh negatif paling besar yaitu industri (korelasi 64%) kemudian diikuti pemukiman dan pertanian/ perkebunan (korelasi 57%).

(6)

Daftar Pustaka

Dahuri, Rokhmin (2007) : Daya Dukung Lingkungan dan Pembangunan Berkelanjutan With Special Reference to Coastal and Small Island Development, Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Lautan, Sekolah Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor.

Pemerintah Provinsi Jawa Barat (2008) : Sumber Daya Air dan Daerah Aliran Sungai, Laporan Akhir ATLAS Provinsi Jawa Barat, Bandung.

Supendi, Arif (2009) : Pola produksi tambak tradisional skala kawasan dengan pendekatan Sistem informasi geografis di kabupaten Serang banten

Supendi, Arif (2012) : Pencemaran sungai-sungai yang bermuara di teluk banten. Jurnal Pertanian UMMI 2012. Faperta UMMI, Sukabumi

Referensi

Dokumen terkait

[r]

b) Direktur Komputer bertanggung jawab penuh terhadap program-program pendidikan komputer yang akan digunakan untuk diajarkan kepada seluruh siswa LPIA seluruh Indonesia,

Pada tabel di atas, dapat diketahui bahwa pelayanan tingkat desa di Kecamatan Socah Kabupaten Bangkalan yang menyatakan “Baik” apabila diklasifikasikan berdasarkan jenis

Perubahan teknik yang sering, dengan lead- time yang tidak cukup bagi para pemasok untuk menyelesaikan perubahan perkakas dan proses, merupakan malapetaka bagi JIT... Perhatian

Hal ini di tunjukkan oleh perolehan medali emas yang telah dicapai sekolah mitra kerja PASIAD yang tersebar di 7 provinsi Indonesia yang membuktikan bahwa sekolah mitra

Dengan melakukan simulasi pada trafik VoIP dilakukan analisa hasil terhadap average throughput , average delay dan average jitter yang menjadi pertimbangan

Pengkaji mengenal pasti bahawa faktor identiti juga memainkan peranan penting dalam pemilihan bahasa para peniaga India di sekitar “Little India”, bandar Klang. Para responden

Penyakit yang disebabkan oleh jamur/cendawan dapat berkembang dengan baik pada kondisi suhu rendah dan kelembaban yang relatif tinggi. Oleh karena itu, untuk menghindari