• Tidak ada hasil yang ditemukan

APLIKASI PENDEKATAN PROBABILISTIK DALAM ANALISIS KESTABILAN LERENG PADA DAERAH KETIDAKSTABILAN DINDING UTARA DI PT. NEWMONT NUSA TENGGARA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "APLIKASI PENDEKATAN PROBABILISTIK DALAM ANALISIS KESTABILAN LERENG PADA DAERAH KETIDAKSTABILAN DINDING UTARA DI PT. NEWMONT NUSA TENGGARA"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

PROSIDING TPT XXII PERHAPI 2013

APLIKASI PENDEKATAN PROBABILISTIK DALAM ANALISIS KESTABILAN LERENG PADA DAERAH KETIDAKSTABILAN

DINDING UTARA DI PT. NEWMONT NUSA TENGGARA

Eko Santoso1), Irwandy Arif2), Ridho Kresna Wattimena3)

1)Program Studi Magister Rekayasa Pertambangan, Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan - ITB

Email : santoso.echo@gmail.com ABSTRAK

Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengaplikasikan pendekatan probabilistik pada analisis kestabilan lereng dengan studi kasus yaitu pada daerah ketidakstabilan dinding utara (Longsoran #79) di PT Newmont Nusa Tenggara. Metode probabilistik menawarkan cara yang lebih sistematis dalam memperlakukan kondisi ketidakpastian pada setiap parameter yang digunakan pada analisis stabilitas lereng. Bila selama ini indikasi kestabilan lereng ditentukan oleh nilai Faktor Keamanan (FK), maka dengan metode ini nilai FK dapat dioptimasi, sehingga dapat memberikan informasi penting pada proses evaluasi kestabilan lereng, yaitu suatu nilai Probabilitas Kelongsoran (PK).

Tulisan ini menggambarkan proses estimasi propertis massa batuan berdasarkan kriteria runtuh Generalized Hoek & Brown yang merupakan fungsi variabel acak pada analisis stabilitas lereng. Sedangkan untuk perhitungan probabilitas kelongsoran pada penelitian ini menggunakan simulasi monte carlo.

Kata Kunci : Pendekatan Probabilistik, Analisis Kestabilan Lereng, Variabel Acak, Kriteria runtuh Generalized Hoek & Brown, Simulasi Monte Carlo, Probabilitas Kelongsoran

I. LATAR BELAKANG

Analisis kestabilan lereng tambang merupakan suatu kegiatan untuk mengevaluasi kondisi kestabilan serta unjuk kerja atau performa suatu lereng. Selanjutnya kegiatan ini berhadapan dengan beberapa kondisi ketidakpastian, diantaranya adalah adanya ketidakpastian nilai pada propertis batuan maupun massa batuan ( baik sifat fisik maupun mekanik). Ketidakpastian tersebut menurut Baecher & Christian (2003) secara garis besar dibangun oleh dua hal, yaitu: masalah variabilitas spasial dan adanya kesalahan pengukuran. Permasalahan pertama erat kaitannya dengan sifat alamiah batuan di alam yang heterogen, anisotrop dan diskontinu sehingga membuat batuan memiliki nilai atau sifat yang berbeda pada setiap titik. Masalah kedua yaitu adanya kesalahan pengukuran pada penaksiran propertis batuan, disebabkan oleh keterbatasan sampel, sehingga menimbulkan kesalahan statistik serta adanya bias yang ditimbulkan oleh kesalahan prosedur pada pengujian laboratorium. Ketidakpastian pada proses analisis kestabilan lereng juga dapat ditimbulkan oleh permodelan yang dilakukan, yaitu sebagai akibat dari asumsi atau pendekatan pada mekanisme kelongsoran yang digunakan.

(2)

Ketidakpastian nilai seperti pada propertis batuan menurut Ang & Tang (1975) merupakan suatu fenomena acak atau variabel acak, dimana nilainya tidak bisa kita tentukan secara pasti dan cenderung berada pada suatu rentang nilai tertentu. Adanya permasalahan kondisi ketidakpastian tersebut, maka penelitian ini akan mengaplikasikan metode probabilistik pada analisis kestabilan lereng. Aplikasi probabilistik didahului dengan proses karakterisasi atau pengenalan fungsi variabel acak sebagai input analisis dan dilanjutkan dengan perhitungan probabilitas kelongsoran menggunakan metode simulasi monte carlo.

Lokasi penelitian di PT. Newmont Nusa Tenggara, yaitu pada dearah ketidakstabilan dinding utara Pit Batu Hijau (Gambar 1) yang diketahui memiliki kelas massa batuan yang lemah (Nilai RMR < 40) dan memungkinkan terjadinya longsoran massa batuan (Hoek et al, 2000). Oleh sebab itu, maka penelitian ini mempertimbangkan adanya kondisi ketidakpastian pada propertis massa batuan sebagai input analisis kestabilan lereng. Estimasi kekuatan massa batuan menggunakan pendekatan seperti yang diusulkan oleh Hoek et al (1995) serta Hoek et al (2002), yaitu melalui kriteria runtuh Generalized Hoek & Brown untuk massa batuan yang terkekarkan.

sumber: Geotech Depart. PT NNT

Gambar 1. Lokasi ketidakstabilan dinding utara Pit Batu Hijau

II. KONDISI LAPANGAN

Area ketidakstabilan pada dinding utara pit batu Hijau PT. Newmont Nusa Tenggara merupakan tipikal multi-bench (inter-ramp) mencakup area bench 90 mRL hingga -120 mRL. Hal ini ditandai dengan kemunculan dan perkembangan tension crack pada bench 90 mRL dan data monitoring radar menunjukan adanya pergerakan sebesar 0.6 mm/jam pada area tersebut. Lokasi penelitian berada pada satuan batuan vulkanik dan berdasarkan RMR blok model (Gambar 2) diketahui memiliki tiga kelas massa batuan

(3)

yang berbeda, yaitu: kelas massa batuan sedang (RMR=40), Kelas massa batuan buruk (RMR=30) dan kelas massa batuan sangat buruk (RMR=20). Secara garis besar daerah tersebut berada pada kelas massa batuan lemah dan sangat terkekarkan.

Pada tinjauan lapangan sebelum terjadinya longsoran terindikasi terdapat fault pada belakang dan kanan kiri longsoran dan diketahui juga jika lokasi penelitian berada pada kelas massa batuan lemah, sehingga bisa dikatakan mekanisme longsoran yang terjadi pada lokasi penelitian adalah sebuah mekanisme yang kompleks yang mungkin terjadi akibat kombinasi dua mekanisme longsoran sekaligus, yaitu dikontrol oleh struktur geologi dan sekaligus oleh massa batuan yang lemah. Model longsoran seperti ini menurut Hoek et al (2000) dan Sarma (1979) dapat didekati dengan menggunakan input propertis massa batuan dan model longsoran non-circular pada metode kesetimbangan batas.

sumber: Geotech Depart. PT NNT

Gambar 2. RMR blok model Pit Batu Hijau

Model lereng diambil pada potongan melintang (cross section) A-A' pada topografi RMR blok model Pit Batu Hijau bulan februari 2012 (sebelum terjadinya longsoran # 79), seperti terlihat berikut ini:

Gambar 3. Cross section A-A' dengan litologi kelas massa batuan

(4)

III. PENDEKATAN PROBABILISTIK III.1. Estimasi Propertis Massa Batuan

Lokasi penelitian yang berada pada kelas massa batuan yang sedang hingga sangat buruk mengindikasikan bahwa kondisi massa batuan sangat terkekarkan dan memungkinkan terjadinya keruntuhan massa batuan (Hoek et al, 2004). Maka dari itu penelitian ini menggunakan pendekatan estimasi kekuatan massa batuan seperti yang diusulkan oleh Hoek et al (1995) dengan menggunakan persamaan kriteria runtuh Generalized Hoek & Brown:

Keterangan :

ı¶1= tegangan efektif prinsipal mayor (MPa) ı¶3 = tegangan efektif prinsipal minor (MPa) ıci = kuat tekan uniaksial batuan utuh (MPa)

mb = konstanta massa batuan Generalized Hoek & Brown s dan a = konstanta Generalized Hoek & Brown

Nilai konstanta mb, s dan a dapat dihitung sebagai fungsi GSI (Geological Strength Index) dan faktor ketergantungan akibat peledakan (D) dapat dilihat pada Hoek (1998a), Hoek & Karzulovic (2000) serta Hoek et al (2002). Ekuivalensi parameter Mohr- Coulomb, yaitu parameter kohesi dan sudut gesek dalam massa batuan menggunakan persamaan seperti yang diberikan oleh Hoek et al (2002) adalah sebagai berikut:

dimana berlaku untuk lereng dengan ketinggian (H) adalah sebagai berikut:

Modulus deformasi massa batuan diberikan didalam persamaan sebagai berikut:

Berdasarkan persaman diatas, maka didalam penggunaan kriteria runtuh Generalized Hoek & Brown untuk mengestimasi propertis massa batuan membutuhkan kombinasi input parameter batuan utuh hasil uji lab (parameter bobot isi, kuat tekan batuan utuh serta konstanta mi hasil uji triaksial) dengan parameter massa batuan (parameter RMR

߶Ԣ= ݏ݅݊െ1 6ambሺs + mbı3nԢ aെ1

2ሺ1 + ܽሻሺ2 + ܽሻ + 6ambሺs + mbı3nԢ aെ1

ɐ3nƍ = ɐ3maxƍ

ɐci ; dimana berlaku ׷ ı3maxԢ

ıcmԢ = 0.72 ቆıcmԢ

ɀH

െ0.91

ıcmԢ = ɐci(mb+ 4s െ aሺmbെ 8sሻ)(mb 4 + s)aെ1 2ሺ1 + aሻ(2 + a)

cƍ= ıciሾሺ1 + 2aሻs + (1 െ a)mbı3nԢ ሿ(s + mbı3nԢ )aെ1 ሺ1 + aሻ(2 + a)ඥ1 + (6ambሺs + mbı3nԢ aെ1)/(1 + a)(2 + a)

(2)

(3)

(4)

(5) ɐ1ƍ = ɐ3ƍ + ɐciቈmbɐ3ƍ

ɐ1ƍ + s቉

a

(1)

ܧ݉ = ൬1 െܦ 2൰ ටߪܿ݅

100 10(ܩܵܫെ1040 ) (6)

(5)

atau GSI). Dalam ranah, probabilistik input parameter tersebut berada pada kondisi ketidakpastian atau merupakan variabel acak, sehingga terlebih dahulu dilakukan proses karakterisasi untuk mendapatkan fungsi distribusi probabilitas. Hasil karakterisasi variabel acak terhadap parameter propertis batuan vulkanik utuh hasil uji lab (Sumber:

Geotech Depart. PT. NNT) didapatkan ketiganya memiliki fungsi distribusi probabilitas normal dengan parameter statistik sebagai berikut:

Tabel 1. Hasil karakterisasi parameter batuan vulkanik utuh Parameter

Statistik ıci

(MPa) Bobot Isi

(Kg/m3) Konstanta mi

(-)

Minimum 22.85 2500 7.95

Maksimum 232 2859 19.11

Rata-rata 90.55 2719.99 13.15

Stand. Dev 48.57 81.67 3.98

Jumlah Data 46 65 10

Hasil karakterisasi parameter konstanta mi batuan Volcanic Tuff berdistribusi normal didapatkan nilai mean 13.15 dan standar deviasinya sebesar 3.98, nilai tersebut mendekati nilai yang diberikan oleh Hoek et al (2000) sebesar (13±5). Input parameter massa batuan RMR atau GSI pada kriteria runtuh Generalized Hoek & Brown menggunakan hubungan seperti yang diusulkan oleh Hoek et al, (1995) yaitu GSI = RMR89-5, dengan faktor penyesuaian orientasi kekar = 0 dan dengan pendekatan kondisi kering ( nilai RMR MAT = 15). Nilai GSI diasumsikan berdistribusi normal pada taraf nyata sebesar 90% pada nilai GSI sebesar = 25±5 (Hoek.1998a). Distribusi nilai GSI pada lokasi penelitian dengan tiga kelas massa batuan yang berbeda adalah sebagai berikut:

Tabel 2. Distribusi statistik nilai GSI Kategori Rock Mass GSI Normal

Rata-rata Stand. Dev

Fair (sedang) 35 2.5

Poor (buruk) 25 2.5

Very Poor (sangat buruk) 15 2.5

Perhitungan propertis massa batuan (Persamaan 2 sampai 6) diturunkan dari input variabel acak dasar dengan menggunakan simulasi monte carlo sebanyak 500 pada program excel, maka akan didapatkan output yang juga merupakan fungsi variabel acak.

Proses karakterisasi variabel acak dilakukan menggunakan program BESTFIT dari

@RISK seperti yang dilakukan oleh Hoek (1998b). Hasil rekapitulasi perhitungan propertis massa batuan pada tiga kelas massa batuan yang berbeda didapatkan semuanya memiliki fungsi distribusi probabilitas lognormal dengan parameter statistiknya adalah sebagai berikut (Tabel 3).

(6)

III.2. Probabilitas Kelongsoran

Simulasi monte carlo merupakan metode yang banyak digunakan pada analisis probabilitas. Metode ini sangat berguna dalam pemecahan permasalahan yang berkaitan dengan variabel acak, selain sederhana juga lebih fleksibel dalam menggabungkan suatu varietas distribusi probabilitas yang cukup besar tanpa banyak penafsiran (Hammah &

Yacoub, 2009). Pada metode kesetimbangan batas, nilai FK merupakan rasio antara gaya penahan dan gaya penggerak, dimana masing-masing parameter merupakan fungsi dari variabel acak yang bersifat taktentu dan berdistribusi probabilitas tertentu, maka sangat cocok penggunaan simulasi monte carlo untuk menyelesaikan permasalahan ketidakpastian pada nilai FK, hingga didapatkan nilai probabilitas kelongsoran.

Pada Gambar 4, menjelaskan tentang konsep sederhana dari probabilitas (kemungkinan) longsor suatu lereng, digambarkan bahwa FK sebagai fungsi variabel acak yang berdistribusi probabilitas. Probabilitas kelongsoran (PK) dihitung sebagai ratio antara area pada distribusi FK <1 dibagi dengan total area pada kurva distribusi probabilitas. Semakin mengkerucut bentuk kurva fungsi distribusi probabilitas nilai FK, menandakan semakin kecil ketidakpastian nilai FK yang ada atau tingkat distribusi nilai FK lebih homogen.

Rock Mass Lithology

Parameter Statistik

Generalized Hoek & Brown Ekuivalensi Mohr-Coulomb mb s a Em (GPa) ıcm (MPa) c' (MPa) ij ƒ

RMR40

Minimum 0.0211 6.47E-06 0.5088 0.2999 0.01 0.027 7.46

Maksimum 0.3408 6.32E-05 0.5295 4.6745 12.46 1.966 54.06 Rata-rata 0.1273 2.08E-05 0.5163 1.9917 3.66 0.690 20.16 Stand. Dev 0.0459 8.54E-06 0.0028 0.6416 2.17 0.366 7.66

RMR30

Minimum 0.0049 1.48E-06 0.5188 0.1272 0.01 0.011 3.27

Maksimum 0.1335 1.91E-05 0.5504 2.4706 6.53 1.317 33.93 Rata-rata 0.0619 4.23E-06 0.5315 1.1116 2.41 0.461 15.21 Stand. Dev 0.0230 1.78E-06 0.0054 0.3602 1.45 0.290 4.83

RMR20

Minimum 0.0029 1.85E-07 0.5316 0.0405 0.02 0.008 6.22

Maksimum 0.0748 2.71E-06 0.6037 1.1547 4.33 0.993 22.96 Rata-rata 0.0317 7.70E-07 0.5618 0.6338 1.24 0.231 11.09 Stand. Dev 0.0113 3.29E-07 0.0103 0.1989 0.79 0.189 3.76

Tabel 3. Hasil karakterisasi propertis massa batuan

(7)

Gambar 4. Konsep probabilitas kelongsoran (Tapia et al.,2007)

Perhitungan nilai probabilitas kelongsoran lereng dilakukan pada program SLIDE dengan simulasi monte carlo sebanyak 10000 kali, dimana input analisis kestabilan lereng berupa fungsi distribusi probabilitas dan parameter statistik (nilai rata-rata dan standar deviasi) untuk kohesi dan sudut gesek dalam setiap kelas massa batuan. Nilai PK selanjutnya didefinisikan sebagai jumlah simulasi yang memiliki nilai FK kurang dari satu dibagi dengan total semua simulasi. Tabel 4 adalah hasil perhitungan probabilitas kelongsoran pada daerah penelitian.

Tabel 4. Hasil perhitungan PK simulasi monte carlo Parameter Nilai FK minimum 0.393

FK maksimum 2.089 Rata-rata FK 0.918 Stand. Dev FK 0.236

Probabilitas

Kelongsoran 68.53%

Gambar 5. Distribusi probabilitas nilai Faktor Keamanan (FK) 0

0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2 1,4 1,6 1,8

0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2 1,4 1,6

Probabilitas

Nilai Faktor Keamanan (FK) Probabilitas

Kelongsoran 68.53 %

(8)

Perhitungan probabilitas kelongsoran pada daerah penelitian berdasarkan kondisi massa batuan didapatkan nilai sebesar 68.53 %, ini mengindikasikan lokasi tersebut relatif tidak stabil dan kemungkinan besar terjadi kelongsoran lereng. Hasil tersebut sesuai dengan kriteria nilai probabilitas kelongsoran lereng tambang yang bisa diterima untuk jenis lereng inter-ramp adalah sebesar (10-25)% yang diberikan oleh SRK (2010).

Kondisi aktual lereng penelitian juga telah mengalami kelongsoran (Longsoran #79), lihat Gambar 6.

IV. KESIMPULAN

a. Hasil perhitungan probabilitas kelongsoran kondisi aktual adalah sebesar 68.53 %, ini berarti lereng tersebut berada pada kondisi tidak stabil sesuai dengan kriteria nilai PK lereng inter-ramp yang masih bisa diterima pada kisaran (10-25)% dan kondisi aktual lereng telah mengalami kelongsoran.

b. Pendekatan input propertis massa batuan dan longsoran non-circular pada metode kesetimbangan batas bisa dipertimbangkan pada analisis kestabilan lereng dengan kondisi massa batuan yang lemah.

DAFTAR PUSTAKA

Ang, H.S., and Tang, W.H´ Probability Concepts in Engineering Planning and Design´. Wiley, New York.

Baecher, G.B., aQG &KULVWLDQ -7 ´ Reliability and Statistics in Geotechnical Engineering´ Wiley, Chichester, UK.

*HRWHFKQLFDO 'HSDUWPHQW 37 1HZPRQW 1XVD 7HQJJDUD ´ 6XPPDU\ 5RFN

3URSHUWLHVIURP/DE7HVWLQJ´

Geotechnical 'HSDUWPHQW371HZPRQW1XVD7HQJJDUD´3LW%DWX+LMDX505

%ORFN0RGHO´

Catatan: gambar diambil dari selatan mengarah ke utara

Gambar 6.(a) Sebelum terjadi longsoran (b) Sesudah terjadi Longsoran (Longsoran #79)

(9)

Hoek, E., aQG %UD\ -:´5RFN 6ORSH (QJLQHHULQJ´,QVWLWXWLRQ 0LQLQJ DQG

Metallurgy, London.

+RHN(.DLVHU3.DQG%DZGHQ:)´6XSSRUWRI8QGHUJURXQG Excavations LQ+DUG5RFN´5RWWHUGDP%DONHPD

Hoek, E. 1998a´ 5HOLDELOLW\ RI +RHN-Brown Estimate of Rock Mass Properties and WKHLU,PSDFWRQ'HVLJQ´,QW-5RFN0HFK0LQ6FL

+RHN ( E´ )DNWRU RI 6DIHW\ DQG 3UREDELOLW\ RI )DLOXUH &KDSWHU  ´ &RXUVH

notes, internet edition.

+RHN(.DU]XORYLF$´5RFN0DVV3URSHUWLHVIRU6XUIDFH0LQHV´6RFLHW\IRU

Mining, Metallurgical an Exploration (SME), Littleton, Colorado.

Hoek, E., Read, J., Karzulovic, A., and Chen, Z.Y. ´5RFN 6ORSH LQ &LYLO DQG

MLQLQJ (QJLQHHULQJ´ International Conference on Geotechnical and Geological Engineering, Melbourne.

Hoek, E., Carranza-Torres, C., aQG&RUNXP%´+RHN-Brown Failure Criterion- 2002 edition. Proc.North Am. Rock Mech. Soc. Meeting, Toronto, Canada.

+DPPDK 5( DQG <DFRXE 7( ´ Probabilistic Slope Analysis with the Finite (OHPHQW0HWKRG´. American Rock Mechanics Association.

0DK&:DQG:LOOLH'&´ Rock Slope Engineering WKHG´6SRRQ3UHVV1HZ

York.

Palisade Corporation. 1996. @ Risk-8VHU¶VJXLGH3DOLVDGH&RUSRUDWLRQ1HZ<RUN

3DOLVDGH&RUSRUDWLRQ%HVW)LW8VHU¶VJXLGH3DOLVDGH&RUSRUDWLRQ1HZ<RUN

Rock science Inc.2003. SLIDE V5.0-Two-Dimensional Limit-Equilibrium Analysis of Soil and Rock Slopes.

Sarma, K.S. ´6WDELOLW\$QDO\VLVRI(PEDQNPHQWVDQG6ORSHV´-*HRWHFK$6&(

65.&RQVXOWLQJ´5LVN%DVHG*HRWHFKQLFDO'HVLJQDQG0DQDJHPHQW

7DSLD $ &RQWUHUDV /) -HIIHULHV 0* DQG 6WHIIHQ 2´5LVN (YDOXDWLRQ RI

Slope Failure at ChuquicamataMine´. Proc. Int. Symp. Rock Slope Stability in Open Pit Mining and Civil Engineering, Perth. Australia.

Gambar

Gambar 1. Lokasi ketidakstabilan dinding utara Pit Batu Hijau
Gambar 3. Cross section A-A' dengan litologi kelas massa batuan
Tabel 1. Hasil karakterisasi parameter batuan vulkanik utuh  Parameter
Tabel 3. Hasil karakterisasi propertis massa batuan
+2

Referensi

Dokumen terkait

1) Mendesain produk-produk yang lebih responsive terhadap kebutuhan pasar. Dengan memahami segmen-segmen yang responsive terhadap suatu stimuli maka kita dapat

Adanya kesadaran dari Wajib Pajak Orang Pribadi untuk memiliki NPWP, hal ini terlihat dari banyaknya responden yang setuju serta variabel Persepsi Wajib Pajak

• Untuk tingkatan lokal/daerah/program tertentu dapat dikembangkan indikator yang rinci (indikator input, proses, output, dan outcome) dan indikator yang spesifik untuk

Di halaman ini juga terdapat fasilitas untuk pencarian sesuai tanggal ataupun MSISDN dengan mengisi tanggal dan atau MSISDN kemudian menekan tombol Go, jika terdapat data yang

Berdasarkan hasil penelitian tentang aplikasi metode geolistrik untuk mengetahui pencemaran limbah pabrik disekitar sungai di daerah Genuk dengan metode

Hubungan Logam Berat Zn pada Sedimen Terhadap Siput Hisap Gambar 8 menunjukkan hubungan logam berat Pb pada sedimen terhadap logam berat Pb pada siput hisap di

Baik untuk roadmap air bersih, roadmap air limbah, maupun roadmap persampahan untuk setiap subjek yang dibuat dapat di”klik” dan akan langsung terhubung dengan

Tanaman kedelai memiliki sistem perakaran yang terdiri dari akar tunggang yang terbentuk dari calon akar, sejumlah akar sekunder yang tersusun dalam empat barisan sepanjang