• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Kesiapan Pemerintah Daerah Surakarta Atas Pelimpahan Pajak Air Tanah Dari Provinsi Ke Daerah bab 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Kesiapan Pemerintah Daerah Surakarta Atas Pelimpahan Pajak Air Tanah Dari Provinsi Ke Daerah bab 1"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Perekonomian dunia terlihat mulai membaik sejak tahun 2012. Sumber

utama pemulihan perekonomian dunia ini adalah adanya peningkatan

aktivitas perekonomian di negara-negara berkembang seperti Indonesia, dan

pulihnya perekonomian Amerika Serikat. Disaat perekonomian global mulai

pulih, perekonomian domestik harus tetap terjaga dengan fundamental

ekonomi yang tetap kokoh dan daya saing yang lebih baik.

Untuk mencapai kondisi ini, Indonesia harus melaksanakan pembangunan

ekonomi di pusat dan daerah, memperbaiki kinerja ekonomi nasional yang

didukung struktur ekonomi yang kuat, mengembangkan pusat-pusat

pertumbuhan yang tersebar di seluruh Wilayah Nusantara dan meningkatkan

pembangunan wilayah tertinggal dan wilayah perbatasan. Dengan demikian,

diharapkan kesenjangan antar wilayah dan kesenjangan antar kelompok

masyarakat secara bertahap dapat dikurangi.

Soemitro (1988) menegaskan, “pembangunan nasional di Indonesia

merupakan pembangunan yang multikompleks, yang memerlukan biaya yang

sangat besar”. Sehingga Indonesia memerlukan sumber-sumber pendapatan

yang banyak untuk digunakan dalam pembangunan. Dalam usaha

meningkatkan pembangunan ekonomi, yang biasanya diukur dengan

(2)

commit to user

yang dapat digunakan. Salah satu instrumen kebijakan tersebut adalah

kebijakan fiskal yang berhubungan erat dengan masalah anggaran penerimaan

dan pengeluaran yang dilakukan pemerintah. Penerimaan dan pengeluaran

negara berkaitan dengan masalah keuangan negara, sedangkan penerimaan

dan pengeluaran daerah berkaitan dengan masalah keuangan daerah. Seperti

halnya keuangan negara yang identik dengan APBN, keuangan daerah identik

dengan APBD. Secara garis besar struktur APBD terdiri dari 3 (tiga)

komponen utama yaitu pendapatan daerah, belanja daerah, dan pembiayaaan.

Pendapatan daerah dalam struktur APBD masih merupakan elemen

yang cukup penting peranannya, baik untuk mendukung penyelenggaraan

pemerintahan maupun pemberian pelayanan kepada publik. Arah pengelolaan

pendapatan daerah dilakukan dengan mobilisasi sumber-sumber PAD. Dalam

pengelolaan anggaran pendapatan daerah, akan diperhatikan upaya untuk

peningkatan pendapatan pajak daerah (Sutedi 2008).

Sumber-sumber Pendapatan Asli daerah menurut UU Nomor 33 tahun

2004 adalah hasil pajak daerah, hasil retribusi daerah, hasil perusahaan milik

daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah, dan pendapatan asli daerah

lainnya yang sah. Kewenangan daerah dalam memungut pajak diatur dengan

Undang-undang No. 28 Tahun 2009 yang telah diubah beberapa kali dengan

UU No. 34 Tahun 2000 dan UU No. 18 Tahun 1997. Dalam UU PDRD 2009,

ada beberapa pajak daerah yang semula penanganannya dilakukan oleh

pemerintah provinsi dan pemerintah pusat kemudian dilimpahkan ke

(3)

commit to user

Penambahan pajak daerah yang baru tersebut adalah BPHTB, Pajak Air

Tanah, Pajak Sarang Burung Walet, dan PBB.

Pajak air tanah merupakan pajak provinsi yang digolongkan menjadi

dua yaitu pajak air permukaan dan pajak air bawah tanah. Pajak air tanah

sebelumnya dikelola oleh pemerintah provinsi. Namun, sejak tahun 2010

pengelolaan pajak air tanah dibagi menjadi dua yaitu pajak air bawah tanah

dilimpahkan kepada pemerintah daerah/kota dan pajak air permukaan tetap

dikelola oleh provinsi.

Pelimpahan pajak air tanah menjadi pajak daerah yang pengelolaannya

dilakukan oleh pemerintah daerah ini menarik karena lamanya persiapan yang

harus dilakukan oleh pihak-pihak terkait. Pajak air tanah pengelolaannya

ditangani oleh pemerintah daerah mulai tahun 2010 yang artinya tidak lama

setelah adanya undang-undang tersebut disahkan.

Pemerintah daerah kota Surakarta melakukan peralihan pada tahun

2011 karena sangat kompleksnya permasalahan dan persiapan data serta

sarana dan prasarana yang harus disiapkan. Karena itu setelah melakukan

berbagai persiapan, pemerintah daerah Surakarta telah merasa mampu,

sanggup dan adanya dukungan oleh pihak-pihak terkait pelimpahan pajak air

tanah tersebut dilakukan mulai 1 Januari 2011. Setelah pelimpahan, pajak air

tanah akan ditangani oleh pemerintah daerah yang pengelolaannya akan

ditangani satu instansi yaitu Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan

(4)

commit to user

Dalam pelaksanaan pelimpahan pajak air tanah terdapat perubahan

penerimaan pajak, sehingga Pemerintah Daerah harus mengoptimalkan

penerimaan tersebut. Berikut ini adalah beberapa penerimaan masing-masing

jenis pajak di Kota Surakarta selama 3 (tiga) tahun terakhir tahun anggaran

[image:4.595.112.532.239.486.2]

2011-2013 sebagai berikut:

Tabel 1.1

Realisasi Penerimaan Pajak Daerah Kota Surakarta tahun 2011-2013

No Pajak Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013

1 Pajak Hotel 15.266.131.499 18.867.498.612 20.423.582.592

2 Pajak Restoran 12.436.538.746 14.831.106.452 18.423.246.926

3 Pajak Hiburan 6.100.299.527 8.007.514.418 8.999.556.122

4 Pajak Reklame 5.217.549.363 5.600.190.650 6.143.112.000

5 Pajak Penerangan Jalan 28.309.772.763 31.707.681.150 38.863.518.249

6 Pajak Parkir 1.384.195.616 1.704.059.800 2.029.861.115

7 Pajak Air Tanah 283.867.200 390.399.100 787.710.400

8 BPHTB 49.827.022.392 70.797.060.731 48.414.950.176

Sumber: DPPKA Kota Surakarta

Beradasarkan Tabel 1.1, dapat dilihat penerimaan yang dihasilkan pajak

air tanah lebih kecil jika dibandingkan dengan jenis pajak daerah yang lain.

Sehingga pelaksanaan pengoptimalan pendapatan daerah dari pelimpahan

pajak air tanah tersebut menjadi sangat penting bagi Pemerintah Daerah guna

meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Mengingat pentingnya pelaksanaan pengoptimalan pendapatan daerah

dari pelimpahan pajak air tanah yang dikelola oleh Dinas Pendapatan

Pengelolaan Keuangan dan Aset kota Surakarta, maka penulis tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul “Analisis Kesiapan Pemerintah Daerah

(5)

commit to user

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah di atas agar lebih jelas mengenai

pokok permasalahan, maka penulis menetapkan rumusan masalah sebagai

berikut:

1. Bagaimana persiapan pemerintah daerah kota Surakarta atas pelimpahan

pajak air tanah yang awalnya merupakan pajak provinsi menjadi pajak

daerah ?

2. Apakah pelaksanaan pemungutan pajak air tanah yang dilakukan

Pemerintah Daerah kota Surakarta telah sesuai dengan undang-undang

yang berlaku ?

3. Bagaimana kontribusi penerimaan pajak air tanah terhadap Pendapatan

Asli Daerah Kota Surakarta setelah pelimpahan tersebut dan kendala apa

saja yang dihadapi Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset

kota Surakarta?

C. TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan latar belakang masalah dan rumusan masalah di atas,

tujuan yang ingin dicapai penulis adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui persiapaan yang dilakukan oleh pemerintah daerah

kota Surakarta atas pelimpahan pajak air tanah yang awalnya merupakan

(6)

commit to user

2. Untuk mengetahui kesesuaian pelaksanaan pemungutan pajak air tanah

yang dilakukan oleh pemerintah daerah kota Surakarta dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku;

3. Untuk mengetahui seberapa besar kontribusi penerimaan pajak air tanah

terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Surakarta setelah pelimpahan

tersebut dan kendala yang dihadapi Dinas Pendapatan Pengelolaan

Keuangan dan Aset kota Surakarta.

D. MANFAAT PENELITIAN

Beberapa manfaat yang diharapkan penulis adalah sebagai berikut:

1. Bagi DPPKA Surakarta

Merupakan sumbangan pikiran yang diharapkan bisa membantu

mengetahui kelemahan sistem yang telah ada guna memperbaiki dalam

upaya meningkatkan Pendapatan Asli Daerah dari sektor pajak,

khususnya pajak air tanah.

2. Bagi dunia akademik

Dapat menambah ilmu dan pengetahuan tentang dunia perpajakan,

terutama tentang pajak air tanah khususnya bagi Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Bagi Penulis

Penelitian ini dapat menambah wawasan dan dapat digunakan

sebagai sarana untuk mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh di

(7)

commit to user

4. Bagi Pembaca

Dapat menambah pengetahuan dan wawasan pembaca tentang

penerapan ilmu perpajakan yang ada pada Pemerintah Daerah Surakarta.

E. METODE PENELITIAN

Ada beberapa metode yang dilakukan penulis dalam mengumpulkan data

antara lain :

1. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah desain kasus, dilakukan

apabila pertanyaan “bagaimana” menjadi permasalahan utama penelitian

dengan keharusan membuat deskripsi atau analisis yang terbatas pada

kasus tertentu untuk menjawab permasalahan tersebut. Dalam penulisan

Tugas Akhir ini penulis akan membahas tentang bagaimana persiapan

pemerintah daerah atas pelimpahan pajak air tanah dari provinsi ke daerah,

kesesuaian pelaksanaan pemungutan dengan Undang-undang yang

berlaku, kontribusi penerimaan pajak air tanah, dan kendala yang dihadapi

pemerintah kota Surakarta.

2. Objek Penelitian

Objek penelitian menurut Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 4

tahun 2011 adalah Pajak Air Tanah, air tanah adalah air yang terdapat

dalam lapisan tanah atau batuan di bawah permukaan. Pajak Air Tanah

(8)

commit to user

dan/atau pemanfaatan air tanah. Tarif Pajak Air Tanah ditetapkan sebesar

20%.

3. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan oleh Dinas Pendapatan Pengelolaan

Keuangan dan Aset Kota Surakarta untuk memudahkan pemenuhan dalam

penyesuaian serta memperoleh data-data primer dan sekunder yang

langsung dengan objek penelitian.

4. Jenis dan Sumber Data

a. Jenis Data

1) Data Kualitatif, yaitu data yang dinyatakan dalam bentuk kata,

kalimat dan gambar.

2) Data Kuantitatif, yaitu data yang dinyatakan dalam bentuk angka

atau data kualitatif yang diangkakan (Nazir 2001).

b. Sumber Data

a. Data Primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari objek yang

diteliti, seperti target dan realisasi penerimaan Pajak Air Tanah di

Kota Surakarta

b. Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh dengan mempelajari

buku-buku, arsip, Undang-undang Perpajakan yang berlaku, serta

(9)

commit to user

5. Teknik Pengumpulan Data

a. Metode interview atau wawancara

Metode pengumpulan data dengan melakukan wawancara secara

langsung dengan Kepala Bidang Penetapan DPPKA Kota

Surakarta.

b. Metode observasi

Metode pengumpulan data dengan pengamatan secara langsung

pada instansi yang menangani langsung objek penelitian.

c. Metode Pustaka

Metode pengumpulan data dengan cara membaca buku serta

referensi sumber data lainnya yang berhubungan guna mendukung

penulisan Tugas Akhir ini.

6. Teknik Pembahasan

Teknik pembahasan yang digunakan penulis dalam membuat

Tugas Akhir ini adalah pembahasan deskriptif, yaitu membuat

gambaran atau deskripsi secara sistematis faktual dan akurat mengenai

kesiapan Pemerintah Daerah menerima pelimpahan pajak air tanah,

kesesuaian pelaksanaan pemungutan pajak air tanah dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku, dan kontribusi penerimaan pajak air

Gambar

Tabel 1.1 Realisasi Penerimaan Pajak Daerah Kota Surakarta tahun 2011-2013

Referensi

Dokumen terkait

Pemilihan subjek dalam penelitian ini didasarkan pada hasil penggolongan siswa berdasarkan gaya kognitif Field Dependent (FD) dan gaya kognitif Field Independent (FI),

Penggunaan media audio visual dapat meningkatkan hasil belajar siswa, hal ini terlihat dari nilai yang diperoleh siswa dari siklus I sampai dengan siklus III

Para penulis berbeda dalam mendefinisikan pengertian Pendidikan Islam Agama Islam, namun secara substansial keseluruhan definisi tadi mencakupa apa yang telah diuraikan di

Analisis sintaksis adalah analisis yang berkaitan dengan susunan dan penataan kalimat penutur. Susunan dan penataan kalimat ini diramu sebaik mungkin dengan harapan tujuan

Membimbing Mahasiswa dalam Menghasilkan Laporan Akhir Studi, Skripsi (S1), Thesis (S2), Disertasi (S3)..   Membimbing laporan akhir studi mhs

Berdasarkan Peta Tanah yang dikeluarkan oleh Lembaga Penelitian Tanah Bogor (1976), tanah di kawasan TNBBS terdiri dari 6 jenis tanah yaitu Aluvial, Rensina, Latosol, Podsolik

Dari pendapat-pendapat diatas dapat dibuat kesimpulan, bahwa perilaku konsumen adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh seseorang dalam mengambil keputusan pembelian,

konversi ransum pada kelompok ayam yang mendapat pembatasan ransum lebih baik dibandingkan dengan kontrol selama 3 minggu periode pemulihan (umur 15 hingga 35 hari), akan