• Tidak ada hasil yang ditemukan

DETERMINASI HUBUNGAN PENGETAHUAN DEWAN TENTANG ANGGARAN DENGAN PENGAWASAN DEWAN PADA Determinasi Hubungan Pengetahuan Dewan Tentang Anggaran Dengan Pengawasan Dewan Pada Keuangan Daerah (Studi Empiris Pada DPRD Kabupaten Sragen).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "DETERMINASI HUBUNGAN PENGETAHUAN DEWAN TENTANG ANGGARAN DENGAN PENGAWASAN DEWAN PADA Determinasi Hubungan Pengetahuan Dewan Tentang Anggaran Dengan Pengawasan Dewan Pada Keuangan Daerah (Studi Empiris Pada DPRD Kabupaten Sragen)."

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

DETERMINASI HUBUNGAN PENGETAHUAN DEWAN TENTANG ANGGARAN DENGAN PENGAWASAN DEWAN PADA

KEUANGAN DAERAH

(Studi Empiris pada DPRD Kabupaten Sragen)

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi

dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta

Disusun Oleh : KHOIRINA UTAMI

B 200 110 024

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

(2)

PENGESAHAN

Yang bertandatangan di bawah ini telah membaca Naskah Publikasi dengan judul:

DETERMINASI HUBUNGAN PENGETAHUAN DEWAN TENTANG ANGGARAN DENGAN PENGAWASAN DEWAN PADA

KEUANGAN DAERAH

(Studi Empiris pada DPRD Kabupaten Sragen)

Yang di susun oleh: KHOIRINA UTAMI

B 200 110 024

Penandatanganan berpendapat bahwa Naskah Publikasi tersebut telah memenuhi syarat untuk diterima.

Surakarta, Maret 2015 Pembimbing Utama

(Dr.Zulfikar, SE, M.Si.)

Mengetahui,

Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta

(3)

DETERMINASI HUBUNGAN PENGETAHUAN DEWAN TENTANG ANGGARAN DENGAN PENGAWASAN DEWAN PADA

KEUANGAN DAERAH

(Studi Empiris pada DPRD Kabupaten Sragen)

KHOIRINA UTAMI B 200 110 024

Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta

Email : khoirinautami809@gmail.com ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh komitmen organisasi, akuntabilitas, partisipasi masyarakat, tranparansi kebijakan publik, dan political background terhadap hubungan antara pengetahuan dewan tentang anggaran dengan pengawasan dewan pada keuangan daerah. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan alat analisis regresi moderating dengan uji t, uji F dan koefisien determinasi (R2). Populasi penelitian ini adalah anggota DPRD Kabupaten Sragen. Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah total sampling, sehingga seluruh anggota DPRD atau populasi dijadikan sampel. Hasil penelitian ini diketahui bahwa pengetahuan dewan tentang anggaran berpengaruh terhadap pengawasan dewan pada keuangan daerah, sehingga H1 diterima. Komitmen organisasi berpengaruh terhadap pengawasan dewan pada keuangan daerah, sehingga H2 diterima. Akuntabilitas berpengaruh terhadap pengawasan dewan pada keuangan daerah, sehingga H3 diterima. Partisipasi masyarakat berpengaruh terhadap pengawasan dewan pada keuangan daerah, sehingga H4 diterima. transparansi kebijakan publik berpengaruh terhadap pengawasan dewan pada keuangan daerah, sehingga H5 diterima. Political background berpengaruh terhadap pengawasan dewan pada keuangan daerah, sehingga H6 diterima. Komitmen organisasi tidak berpengaruh terhadap hubungan antara pengetahuan dewan tentang anggaran dengan pengawasan dewan pada keuangan daerah, sehingga H7 ditolak. Akuntabilitas berpengaruh terhadap hubungan antara pengetahuan dewan tentang anggaran dengan pengawasan dewan pada keuangan daerah, sehingga H8 diterima. Partisipasi masyarakat tidak berpengaruh terhadap hubungan antara pengetahuan dewan tentang anggaran dengan pengawasan dewan pada keuangan daerah, sehingga H9 ditolak. Transparansi kebijakan publik berpengaruh terhadap hubungan antara pengetahuan dewan tentang anggaran dengan pengawasan dewan pada keuangan daerah, sehingga H10 diterima. Political background tidak berpengaruh terhadap hubungan pengetahuan dewan tentang anggaran dengan pengawasan dewan pada keuangan daerah, sehingga H11 ditolak.

(4)

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Undang-Undang No. 32 dan 33 Tahun 2004 merupakan tonggak awal pelaksanaan otonomi daerah dan proses awal terjadinya reformasi penganggaran keuangan daerah di Indonesia. Otonomi yang luas, nyata, bertanggungjawab membawa perubahan pada pola dan sistem pengawasan dan pemeriksaan.

Perubahan pada pola pengawasan terkait dengan diberinya keleluasaan kepada pemerintahan daerah untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri, oleh karena itu diperlukan manajemen keuangan daerah yang mampu mengontrol kebijakan keuangan daerah secara ekonomis, efisien, efektif, transparan, dan akuntabel. Namun pada kenyataannya tuntutan tersebut juga harus dihadapkan pada kondisi bahwa anggota DPRD pada periode ini masih banyak wajah baru yang dipilih dan diangkat dari partai-partai pemenang pemilu yang mana mempunyai latar belakang pendidikan, pengalaman politik dan pekerjaan yang berbeda sebelum menjadi anggota DPRD, sehingga ketika mereka dipilih menjadi anggota dewan, keterbatasan pengetahuan dan pengalaman ini akan menjadi kendala dalam melaksanakan fungsi pengawasan.

(5)

B. Tujuan Penelitian

1. Untuk menguji pengaruh pengetahuan dewan tentang anggaran terhadap pengawasan dewan pada keuangan daerah.

2. Untuk menguji pengaruh komitmen organisasi terhadap pengawasan dewan pada keuangan daerah dan untuk menguji pengaruh komitmen organisasi terhadap hubungan pengetahuan dewan tentang anggaran dengan pengawasan dewan pada keuangan daerah.

3. Untuk menguji pengaruh akuntabilitas terhadap pengawasan dewan pada keuangan daerah dan untuk menguji pengaruh akuntabilitas terhadap hubungan pengetahuan dewan tentang anggaran dengan pengawasan dewan pada keuangan daerah.

4. Untuk menguji pengaruh partisipasi masyarakat terhadap pengawasan dewan pada keuangan daerah dan untuk menguji pengaruh partisipasi masyarakat terhadap hubungan pengetahuan dewan tentang anggaran dengan pengawasan dewan pada keuangan daerah.

5. Untuk menguji pengaruh transparansi kebijakan publik terhadap pengawasan dewan pada keuangan daerah dan untuk menguji pengaruh transparansi kebijakan publik terhadap hubungan pengetahuan dewan tentang anggaran dengan pengawasan dewan pada keuangan daerah.

6. Untuk menguji pengaruh political background terhadap pengawasan dewan pada keuangan daerah dan untuk menguji pengaruh political background terhadap hubungan pengetahuan dewan tentang anggaran

dengan pengawasan dewan pada keuangan daerah.

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Anggaran Sektor Publik

(6)

legislatif, dalam rangka mencapai peningkatan kesejahteraan masyarakat sesuai strategi yang telah di tetapkan

B. Pengertian Keuangan Daerah

Pengelolaan keuangan daerah merupakan pengawasan keseluruhan kegiatan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, pertanggungjawaban, dan pengawasan keuangan daerah.

C. Pengawasan Keuangan Daerah

Proses pengawasan diartikan sebagai proses kegiatan yang ditujukan untuk menjamin agar pelaksanaan pemerintah daerah sesuai dengan rencana dan ketentuan perundang-undangan yang berlaku (Keppres No. 74 Tahun 2001). Menurut Halim (2002:147) tujuan pengawasan keuangan daerah dalam garis besarnya adalah untuk menjamin keamanan seluruh komponen keuangan daerah, untuk menjamin dipatuhinya berbagai aturan yang berkaitan dengan pengeloaan keuangan daerah, untuk menjamin dilakukannya berbagai upaya penghematan, efisiensi, dan efektifitas dalam pengeloaan keuangan daerah.

D. Pengetahuan Dewan Tentang Anggaran

Pengetahuan dewan tentang anggaran adalah kemampuan dewan dalam hal menyusun anggaran (RAPBD/APBD) deteksi serta identifikasi terhadap pemborosan atau kegagalan, dan kebocoran anggaran (Yudhono, 2001 dalam widyaningsih dan Pujirahayu, 2012).

METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian

(7)

B. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) periode 2014-2019 kabupaten Sragen yaitu sebanyak 45 orang. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh anggota DPRD kabupaten Sragen, dengan menggunakan sampel jenuh atau total sampling dimana semua populasi dijadikan sampel penelitian.

C. Data dan Sumber Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data primer, yaitu data yang dikumpulkan langsung kepada objek penelitian dengan mekanisme kuesioner model tertutup yang memuat daftar pertanyaan yang terkelompok menurut dimensi-dimensi pengukuran variabel. Untuk memperoleh data primer.

D. Definisi Operasional Variabel dan Pengukurannya

1. Variabel Dependen (Y) adalah pengawasan dewan pada keuangan daerah. Pengawasan keuangan daerah adalah pengawasan yang dilakukan oleh dewan yang meliputi pengawasan pada saat penyusunan, pengesahan, pelaksanaan, dan pertanggungjawaban anggaran.

2. Variabel Independen (X) adalah pengetahuan dewan pada keuangan daerah.Pengetahuan dewan tentang anggaran merupakan pola pikir dewan terkait dengan anggaran, dari pengertiannya, bagaimana anggaran digunakan dan dipertanggungjawabkan serta cara memecahkan suatu masalah terkait dengan anggaran.

3. Variabel Moderating

a. Komitmen organisasi merupakan sifat hubungan antara individu dengan organisasi kerja, dimana individu mempunyai keyakinan diri terhadap nilai-nilai tujuan organisasi kerja serta adanya kerelaan untuk menggunakan usahanya secara sungguh-sungguh demi kepentingan organisasi kerja serta mempunyai keinginan kuat untuk tetap menjadi bagian dari organisasi kerja tersebut.

(8)

harus benar-benar dilaporkan dan pertanggungjawabkan kepada DPRD dan masyarakat (Juliastuti, 2013).

c. Partisipasi masyarakat keterlibatan masyarakat dalam setiap aktivitas proses penganggaran yang dilakukan oleh eksekutif pada saat penyusunan arah dan kebijakan, penentuan strategi (Sopanah dan Mardiasmo, 2003 dalam Novietta, 2010).

d. Transparansi kebijakan publik berarti keterbukaan pemerintah dalam meberikan informasi terkait dengan aktifitas pengelolaan sumber daya publik kepada pihak-pihak yang membutuhkan informasi. e. Political background merupakan latar belakang dari pengalaman

seseorang dalam berkecimpung di dunia politik. Pernyataan dalam kuesioner untuk masing-masing variabel dalam penelitian ini diukur

dengan menggunakan skala Likert 5 (lima) point, 5 = (SS= Sangat Setuju), 4(S= Setuju), 3(TT= Tidak Tahu), 2(TS= Tidak Setuju), 1(STS= Sangat Tidak Setuju).

E. Analisis Data

1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku umum (Sugiyono, 2010:207).

2. Uji Kualitas Data a. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pernyataan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Ghozali, 2011:52).

b. Uji Reliabilitas

(9)

3. Pengujian Asumsi Klasik a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel bebas dan variabel terikat mempunyai ditribusi normal atau tidak. Uji normalitas dapat dilakukan dengan menggunakan metode Komogrov-Smirnov.

b. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas (independen). Multikolinieritas dapat dilihat dari nilai tolerance dan lawannya variance inflation factor (VIF).

c. Uji Heterokedastisitas

Uji heterokedastisitas bertujuan menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual atau pengamatan satu ke pengamatan yang lain. Cara mendeteksi ada atau tidaknya heterokedastisitas salah satunya adalah dengan uji Glejser.

Model yang dapat digunakan dalam analisis regresi linier berganda adalah sebagai berikut :

PDPKD = 4,580 + 0,057 PDTA + 0,267 KO + 0,214 AK + 0,280 PM + 0,409 TKP + 0,793 PB + 0,486 PDTA.KO + 0,788 PDTA.AK - 0,002 PDTA.PM - 0,713 PDTA.TKP + 0,014 PDTA.PB + e

4. Pengujian Hipotesis

a. Uji Regresi Parsial (Uji t)

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen.

b. Uji Simultan (Uji F)

(10)

c. Uji Koefisien Determinasi ( )

Koefisien Determinasi ( ) merupakan angka yang mengukur total variasi dalam variabel dependen yang dijelaskan oleh variabel independen dalam model.

HASIL PENELITIAN 1. Hipotesis pertama

Variabel pengetahuan dewan tentang anggaran diketahui sig. t (0,039) < 0,05 maka dapat disimpulkan H0 ditolak dan H1 diterima yang artinya pengetahuan dewan tentang anggaran berpengaruh terhadap pengawasan dewan pada keuangan daerah.

2. Hipotesis kedua dan ketiga

Diketahui sig. t (0,016) < 0,05 maka dapat disimpulkan H0 ditolak dan H2 diterima. Artinya komitmen organisasi berpengaruh terhadap pengawasan dewan pada keuangan daerah. Diketahui sig. t (0,276) > (0,05) maka dapat disimpulkan H0 diterima dan H3 ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa interaksi antara pengetahuan dewan tentang anggaran dan komitmen organisasi tidak berpengaruh terhadap pengawasan dewan pada keuangan daerah.

3. Hipotesis keempat dan kelima

Diketahui sig. t (0,003) < 0,05 maka dapat disimpulkan H0 ditolak dan H4 diterima. Artinya akuntabilitas berpengaruh terhadap pengawasan dewan pada keuangan daerah. Diketahui sig. t (0,013) < (0,05)) maka dapat disimpulkan H0 ditolak dan H5 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa interaksi pengetahuan dewan tentang anggaran dan akuntabilitas berpengaruh terhadap pengawasan dewan pada keuangan daerah.

4. Hipotesis keenam dan ketujuh

(11)

partisipasi masyarakat tidak berpengaruh terhadap pengawasan dewan pada keuangan daerah.

5. Hipotesis kedelapan dan kesembilan

Diketahui sig. t (0,000) < 0,05) maka dapat disimpulkan H0 ditolak dan H8 diterima. Artinya transparansi kebijakan publik berpengaruh terhadap pengawasan dewan pada keuangan daerah. Diketahui sig. t (0,044) < (0,05)) maka dapat disimpulkan H0 ditolak dan H9 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa interaksi pengetahuan dewan tentang anggaran dan transparansi kebijakan publik berpengaruh terhadap pengawasan dewan pada keuangan daerah.

6. Hipotesis kesepuluh dan kesebelas

Diketahui sig. t (0,000) < 0,05 maka dapat disimpulkan H0 ditolak dan H10 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa political background berpengaruh terhadap pengawasan dewan pada keuangan daerah. Diketahui sig. t (0,957) > (0,05)) maka dapat disimpulkan H0 diterima dan H11 ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa political background tidak berpengaruh terhadap hubungan pengetahuan dewan tentang anggaran dengan pengawasan dewan pada keuangan daerah.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis data maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Pengetahuan dewan tentang anggaran berpengaruh terhadap pengawasan dewan pada keuangan daerah, sehingga H1 diterima.

2. Komitmen organisasi berpengaruh terhadap pengawasan dewan pada keuangan daerah, sehingga H2 diterima. Dan Komitmen organisasi tidak berpengaruh terhadap hubungan pengetahuan dewan tentang anggaran dengan pengawasan dewan pada keuangan daerah, sehingga H3 ditolak. 3. Akuntabilitas berpengaruh terhadap pengawasan dewan pada keuangan

(12)

hubungan pengetahuan dewan tentang anggaran dengan pengawasan dewan pada keuangan daerah, sehingga H5 diterima.

4. Partisipasi masyarakat berpengaruh terhadap pengawasan dewan pada keuangan daerah, sehingga H6 diterima. Dan partisipasi masyarakat tidak berpengaruh terhadap hubungan antara pengetahuan dewan tentang anggaran dengan pengawasan dewan pada keuangan daerah, sehingga H7 ditolak.

5. Transparansi kebijakan publik berpengaruh terhadap pengawasan dewan pada keuangan daerah, sehingga H8 diterima. Dan transparansi kebijakan publik berpengaruh terhadap hubungan pengetahuan dewan tentang anggaran dengan pengawasan dewan pada keuangan daerah, sehingga H9 diterima.

6. Political background berpengaruh terhadap pengawasan dewan pada keuangan daerah, sehingga H10 diterima. Dan political background tidak berpengaruh terhadap hubungan antara pengetahuan dewan tentang anggaran dengan pengawasan dewan pada keuangan daerah, sehingga H11 ditolak.

KETERBATASAN

Penelitian ini tak lepas dari berbagai keterbatasan. Berikut ini merupakan penjelasan mengenai berbagai keterbatasan yang dihadapi: 1. Penelitian ini hanya dilakukan pada anggota DPRD Kabupaten Sragen,

sehingga tidak dapat digeneralisasi untuk seluruh Kabupaten/Kota di Indonesia.

(13)

SARAN

1. Bagi anggota DPRD Kabupaten Sragen diharapkan semakin meningkatkan pengawasan dalam pengelolaan keuangan daerah, sehingga tidak terjadi penyimpangan-penyimpanan dalam penggunaan keuangan daerah.

2. Bagi peneliti selanjutnya hendaknya menambahkan faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap pengawasan dewan pada keuangan daerah, misalnya faktor Pesonal background, tingkat pendidikan dewan dan kinerja anggota dewan sehingga diketahui faktor manakah yang paling dominan mempengaruhi pengawasan dewan pada keuangan daerah.

DAFTAR PUSTAKA

Darma, J dan Hasibuan, A,F. 2012, Pengaruh Pengetahuan Anggota Dewan Tentang Anggaran Terhadap Pengawasan Keuangan Daerah dengan Partisipasi Masyarakat Sebagai Variabel Pemoderasi, Jurnal Mediasi, Vol. 4, No. 1 Juni, Medan.

Ghozali, Imam. 2006. Aplikasis Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Ghozali, Imam. 2011. Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Edisi Kelima. Semarang: Universitas Diponegoro.

Halim, Abdul. 2002. Akuntansi dan Pengendalian Keuangan Daerah.Yogyakarta: UPP AMP YKPN

Halim, Abdul. 2004 dan 2007. Akuntansi Sektor Publik Akuntansi Keuangan Daerah. Jakarta: Salemba Empat.

Haryani, Rizki. 2011. Pengaruh Political Backgroun Dan Pengetahuan Dewan Tentang Anggaran Terhadap Kinerja DPRD Dalam Pengawasan (APBD) Dengan Variabel Moderating Transparansi Kebijakan Publik. (Studi Kasus Di DPRD Provinsi Sumatera Utara).Tesis S2. Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sumatera Medan.

Indriantoro, Nur dan Supomo, Bambang. 1999. Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan Manajemen. Yogyakarta: BPFE.

(14)

(Studi Empiris Pada DPRD Kota di Provinsi Sumatera Barat. Skripsi. FE Universitas Negeri Padang.

Kartikasari, Dewi. 2012, Pengaruh Personal Background, Political Background, Pemahaman Regulasi Terhadap Peran Anggota DPRD dalam Pengawasan Keuangan Daerah (Study Kasus Padaa Dprd Kabpaten Boyolali). Accounting Analysis Journal, ISSN 2252-676 Agustus, UNES.

Kasus APBD Kapupaten Sragen.2008.”Pemotongan dana Bansos Kabupaten

Sragen”. Melalui (http://www.sindonews.com) (13/8/2011)

Keppres No. 74 tahun 2001 tentang Tata Cara Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah.

Kusumawati, Eny. 2014, Pengaruh Pengetahuan Dewan Tentang Anggaran Terhadap Pengawasan Keuangan Daerah (Studi Empiris Pada DPRD Provinsi Jawa Tengah Dan DPRD Kabupaten Karanganyar).Seminar Nasional dan Call Of Paper, ISBN 978-602-70429-2-6 Juni.FEB UMS. Mardiasmo, 2001. Akuntansi Sektor Publik. Andi: Yogyakarta.

Mardiasmo, 2002. Akuntansi Sektor Publik. Andi: Yogyakarta.

Mardiasmo, 2004. Otonomi dan Manajemen Keuangan Daerah. Andi:Yogyakarta.

Masri, Sulaiman. 2007. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Bandung : Alfabeta Mayasari,R,P. 2012, Pengaruh Kualitas Anggota Dewan Terhadap Pengawasan

APBD dengan Tata Pemerintahan Yang Baik Sebagai Variabel Moderating, Jurnal Ekonomi dan Informasi Akuntansi, Vol. 2, No. 1 Januari, Palembang.

Novietta, Liza. 2010, Pengaruh Partisipasi Masyarakat dan Komitmen Organisasi Terhadap Hubungan Pengetahuan Eksekutif Tentang Anggaran dengan Pengawasan Keuangan Daerah, Jurnal Keuangan dan Bisnis, Vol. 2, No. 1 Maret, Medan.

Pramita, Yulinda Devi dan Andriyani, Lilik. 2010. Determinasi Hubungan Pengetahuan Dewan Tentang Anggaran dengan Pengawasan Dewan Pada Keuangan Daerah (APBD) (Studi Empiris Pada DPRD Se-Karesidenan Kedu). Simposium Nasional Akuntansi VIII. Purwokerto.

(15)

Sari, Imelda, 2010. Pengaruh Personal Background, Political Background, dan Pengetahuan Dewan Tentang Anggaran Terhadap kinerja DPRD dalam Pengawasan Keuangan Daerah (APBD). Tesis Program Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Bisnis. Cetakan ke lima belas. Bandung: Alfabeta.

Utami, Kurnia dan Syofyan, Efrizal. 2013, Pengaruh Pengetahuan Dewan Tentang Anggaran Terhadap Pengawasan Keuangan Daerah dengan Variabel Pemoderasi Partisipasi Masyarakat dan Transparansi Kebijakan Publik, Jurnal WRA, Vol. 1, No. 1 April, Padang.

Undang-Undang RI No. 14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik. Undang-Undang RI No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah.

Undang-Undang RI No. 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.

Utomo, Hari. 2011. Determinasi Hubungan Pengetahuan Dewan Tentang Anggaran Dengan Pengawasan Dewan Pada Keuangan Daerah (APBD), (Studi Empiris Pada DPRD Kota/Kabupaten Dan DPRD Provinsi Jawa Tengah). Skripsi. FE Universitas Diponegoro Semarang.

Widyaningsih, Aristanti dan Pujirahayu, Imaniar. 2012. Pengaruh Pengetahuan Anggota Legislatif Daerah Tentang Anggaran Terhadap Pengawasan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Dengan Akuntabilitas Sebagai Variabel Moderating. Media Riset Akuntansi, Vol. 2, No. 1.FEB.UPI

Winarna, Jaka, dan Sri Murni. 2006. Pengaruh Personal Background, Political Background dan Pengetahuan Dewan tentang Anggaran terhadap Peran DPRD dalam Pengawasan Keuangan Daerah. Simposium Nasional Akuntansi X. Makasar.

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Judul Skripsi :Penerapan Strategi Jigsaw Learning dalam Meningkatkan Efektifitas Pembelajaran Tsaqâfah Islam (Studi Kasus pada Kelas VIII A2 PPTQ SMPIT Ibnu Abbas Klaten

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara keragaman iklim dengan distribusi dan perubahan status hama wereng batang cokelat (WBC) dan penggerek

[r]

Penulisan skripsi ini membahas tentang apakah informasi laporan arus kas dalam kategori good news berpengaruh positif terhadap return saham, apakah informasi laporan arus

Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tabungan dalam Negeri (Tabungan Pemerintah dan Tabungan Masyarakat) Indonesia Selama Krisis Ekonomi Tahun Anggaran

In this research, the writer describes the suitability of textbook for the first year of Junior High school with the Competency-based Curriculum. This research has two objectives;

Alhamdulillah, segala puji dan syukur bagi Allah SWT yang telah memberikan kemampuan, kekuatan, serta keberkahan baik waktu, tenaga, maupun pikiran kepada