\
UNIME~
-KONTRIBUSI KEPEMIMPINAN DAN PEMBINAAN
KEPALA SF.:KOLAH TERHADAP UNJUK KERJA GURU
DALAM PENGELOLAAN PROSES BELAJAR MENGAJAR
01 SF,KOLAH I>ASAR NEGERI KOTA BINJAI
TJ.~SIS
Oldt:
BAHRIZAL
NPM: 035030173
(f)i<lJUk!zn VIII u~)Memttl:ulii Cf'er.5yaratan <Dafam ':Memperotefi ~ · e!izr'Maeister<Perufwik!Jn
Pt'Of.fm m S t .tut! )~ d-m inist rasi :pr.n,{i.diP,!} ,,
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI 1\'IEDAN
a_
MEDAN
4P
3JI·
J.i)O'f)-Be(!,
1-Z
TESIS
KONTRIHUSI KEPEMIMPINAN DAN PEMBINAAJ'i
KEPALA SEKOLAH TERHADAP UNJUK KERJA
Gl;JU;
DALAM PENGELOLAAN PROSES BELAJAR MENGAJAR
Dl SEKOLAH DASAR NEGERI KOTA BJNJAI
Disusun dan Diajukan Oleh :
BAHRIZAL
NIM. 035030173Tesis Untuk Memperoleh Gelar Magtstcr Pendid1kan
Prob'Tam Stud1 Admmistrasi Pendid1kan
Prof. Dr. Zainuddin, M.Pd.
NIP. 131412356
Prof. Dr. Zainuddin, M.Pd.
NIP. 13!412356
Direktm Universitas egeri[Medan
Pro~ .
am Pa .. s·· c .. a sarjana~·
''l
'--Prof. Dr. Bclferik Manullang
No.
.
\ U N I !VIE '2_1
Persetujuan Dewan Penguji
Cjian Tesis Magister Pcndidikan
Nama
Prof. Dr. Zainuddin,
M.Pd.
2.
Dr.
Khairil
Ansari, M.Pd.
4.
5.
Dr. M. Badiran,M.Pd.
.
... .
Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si.
~vLJ,
Dr.
Abdul Hamid
K, M.Pd.
.:;;;{~~=-::...
a
Mahasiswa
Nama
NIM
Tanggal Ujian
:Bahrizal
: 035030173
: I I Pebruari 2005
.b
Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah Swt, tesis dengan judul "Kontrihusi Kepemimpinan dan Pemhinaan oleh Kepala Sekolah 'Ferhadap Unjuk Ket:;a Guru dalam Pengelolaan Proses Re/ajar Menga)ar di SIJ Negeri Kola Hinjai" dapat penulis selesaikan.
Penelitian dilakukan di Sekolah Dasar Negeri Kota Binjai Tertariknya penulis melakukan penelitian terhadap Sekolah Dasar ini, karcna pendidikan Dasar merupakan basic dari pendidikan ke jenjang berikutnya ke tingkat pendidikan menengah. Di samping itu, tulisan ini untuk memenuhi persyaratan tugas akhir mempero!eh gelar Magister Pendidikan (M.Pd) dalam Program Studi Administrasi, Pendidikan pada program Pascasarjana Universitas Negeri Medan (UNIMED).
Dengan selesainya penulisan tesis ini, maka penulis mengucapkan terima kasih yang tulus dan penuh hormat kepada:
I. Bapak Prof Dr. Ir. Zainuddin, M Pd (Pembimbing I). 2. Bapak Dr. Khairil Ansyari, M.Pd (Pembimbing II).
yang te!ah memberikan birnbingannya secara profcsiona! dan sisternatis kepada pcnulis, sehingga tesis mi dapat diselesaikan dengan berkelanjutan sepcrti air yang mengalir.
Ucapan terima kasih yang sama juga penulis sampaikan kepada seluruh
top management dan staf pengajar Program Pascasarjana Universitas Negeri
Medan yang telah rnendidik penulis dari semester I sampai dengan semester IV, re kan-rekan Mahasiswa kelas Eksekutif-A angkatan-IV program studi Administrasi Pendidikan dan secara khusus ucapan terirna kasih penulis sampaikan kepada Bapak Drs. H. Ardjoni Munir, M .Pd serta abanganda Drs. H . Syahril Effendy Pasaribu , M. Si, M. A. yang memberikan motivasi kepada penulis untuk melanjutkan Studi Program Pascasarjana.
ananda Rivia, Dwitya, Tantri, tenma kasih atas do'a, dorongan semangat belajar scrta pengorbanan yang telah diberikan selama penulis menjalani pendidikan, penelitian dan penyelesaian tesis ini. Kiranya Allah SWT meridhoi set1ap derap langkah kita dalam mengisi hid up dan kehidupan ini. Amin
Semoga tesis ini bcrmanfaat bagi penulis sendiri dan pihak-pihak yang herkepentmgan.
Medan, Pebmari 2005
~'
2?1Y
BAHRIZALNIM. 035030173
~
$
::::.
CJ
z
.b
~
~
m
m
&It,
LV
Rahrizal, Kontribusi Kepcmimpinan dan Pcmbinaan Kepala Sekolah tcrhadap l.lnjuk Kcrja Guru dalam l'cngelolaan Proses Uelajar Mcngajar di SO Ncgeri Kota Binjai. Tesis, Program Pasca Sarjana l Jniversitas Negeri Medan, l>csembcr 2004.
Penelitian ini bcrtujuan mengetahui: (I) kontribusi kepemimpinan kepala sekolah terhadap unjuk ke~ja guru dalam pengelolaan proses belajar mengajar, (2)
kontribusi pembinaan kepala sekolah terhadap unjuk kerja guru dalam pengelolaan pro' es bela jar men!,>ajar, (3) kontribusi an tara kepala sekolah secara bersama-sama tcrhadap unjuk kerja guru dalam pengclolaan proses bela jar mengajar.
Data dikumpulkan dari 90 orang responden yang diambil berdasarkan
strat!fied random .\amp/mg. Jnstrumen yang digunakan dalam pengumpu!an kctiga
data adalah kuesioner.Instrumen sebelum dibcrikan kepada responden terlebih dahulu diujucobakan. Uji vadilitas butir instrurnen dilakukan dcngan menggunakan feknik korelasi product moment dan untuk reliabilitas butir digunakan Alpha Cronbach.
Sehelum ana!isis terhadap data penelitian dilakukan, tcrlebih dahulu dilakukan pcrS)1aratan analisis scperti uji normalitas, dan linieritas. Selanjutnya untuk menguji
hipotcsis dilakukan analisis terhadap data dengan tcknik korelas i dan rcgresi pada tarafkepercayaan 95% atau a ,.., 0,05.
Tcmuan ini mendukung hipotesis: ( 1) Terdapat kontribusi kepemimpinan kepala sekolah terhadap unjuk kerja guru dalam pengelolaan proses belajar mengajar dengan ry 1 = 0.557, dengan persamaan regresi
y =
108,084 + 306 X1• Koefisendeterminasi sebesar 0,31 02 yang bermakna 3 1,02% variasi unj uk kerja guru ditentukan oleh variasi kepcmimpinan (2) Terdapat kontribusi pembinaan kepala sekolah terhadap unj uk kerja guru dengan ry21 = 0,404 dcngan persamaan regrcsi
y
=&5, 170 1 0,531 X1. Koefisien determinasi sebesar 0, 1632 yang bermakna 16,32%
variasi unjuk kcrja guru ditentukan oleh variasi pembinaan kepala sekolah (3)
Terdapat kontribusi kepemimpinan dan pembinaan kepala sekolah secara bersama-sama t.:rhadap unjuk kerja guru dalam pengelolaan proses belajar mengajar dengan
Ry ,2 --0.622 dcngan persamaan regresi
y
=
60,117 + 0,266 X1 + 0,426 X2 . Koefisiendetcrminasi scbesar 0,387 yang bermakna 38,70% variasi unj uk kerja guru ditentukan oleh variasi kepemimpinan dan pembinaan kepala sekolah.
Hahrizal, The Contribution of l'rinciJJal Leadership arl!l Principal Guidance Toward Teachers' Performance Appraisal in Teaching Learning Process "Janagement at State Primary School of Binjai City. Thesis, Post Graduate Pr·og ram of Medan State Cniversity, December 2004.
This study is aimed to find out: ( 1) the contribution of principal leadership tow!lrds teachers' performance appraisal in teaching lt:arning process mana gement, { 2) the contribution of principal guidance (()wards teachers' performance in teaching learning process management and (3 ) the simultaneously contribution
of
principal leadership and principal g uidance toward teachers' performance appraisal in teach ing learning process management.Data were collected from 90 respondents who previously selected based on stratified random sampling. The instruments used for collecting the data were questionnaires. These questionnaires have been tested to respondents who are not involved the sample of this research in order to decide their val idity and reliability by applying product moment and alpha cronbach analysis.
Before all data of research analyzed, they previously have passed the test of normality and linearity. The n, the research data were analyzed by means of the correlation and regression techniques with a "' 0,05.
T he se fi ndings support the hypothesis: (I ) There is contribution of principal leadership towards teachers ' performance appraisal in teaching learning process management by the correlat ion ryl = 0,557, with
y
c: 108,084 + 306 X1. thedetermination coeleficient ~ 0,3102 which means 31 ,02% of Teachers' Performance Apprais&·l is detcnnincd by Principal Leadership (2) There is a contribution of principal guidance towards teache rs' perfo rmance a pprai sal in teaching learning process management by the correlation ry2 = 0,404, with y ~ 85, 170 + 0,531 X2. The
determination coefficient = 0, 1632 which means 16,32% of Teachers' Performance Appraisal is determined by Principal Guidance (3) There is a simultaneous ly correlation between principal leadership and principal g uidance toward teachers' perfnrmance appraisal in teaching learning process management, shov.'Tl by the wrrelation R yt2 = 0,622. withy = 60,117 + 0,266 XI + 0,426
x2.
The determination coefficient ~ 0,387 which means 38,70% of Teachers' Performance Appraisal is determined by Principal Leadership and Principal Guidance.Based on the findings, it can be conc luded that principal leadership and principal guidance variables can be used as the predictors of teachers' performance a ppraisal in teaching learning process management.
A. Latar Belakang Masalah
PENDAHULlJAN
Pcndidikan merupakan upaya yang paling mendasar dan strategis untuk
mempersiapkan sumber daya manusia dalam pemban~:,JUnan bangsa agar manusia
dapat mengembangkan potcnsi dirinya melalui proses pembelajaran. Dalam
rangka menghadapi tantangan pendidikan pada masa yang akan datang kita harus
keluar dari paradigma lama yang cenderung bersifat rutinitas, tidak efekrif dan
efisien. Pcrkembangan dan perubahan yang terjadi sangat cepat memotivasi kita
untuk berani dan berinisiatif mclakukan berbagai terobosan-terobosan baru
sehingga dapat secara optimal berkontribusi ter:1adap keseluruhan proses
perubahan pendidikan. Tuntutan pembal1aruan sistem pendidikan, di antaranya
pembaharuan kurikulum, yaitu diversifikasi kurikulum untuk melayani pescrta
didik dan potensi daerah yang beragam dilakukan secara profesional melalui
standar kualifikasi pendidikan dan tenaga pendidikan sesuai dengan tuntutan
pelaksanaan tugas.
Sistem pendidikan nasional yang menyoroti tentang isn peningkatan
kualitas manusia yang sesungguhnya merupakan mata rantai dari upaya yang
dilakukan pemerintah dan masyarakat untuk meningkatkan produktivitas
da~arnya merupakan proses pencerdasan bangsa dalam mcraih kehidupan bangsa
yang lebih baik. Oleh karena itu, pendidikan sangat berperan dalam
meningkatkan kualitas manusia Indonesia dalam mengembangkan kemampuan,
keterampilan, serta mun1 kehidupan manusia Indonesia seutuhnya yang
disclcnggarakan mclalui bcrbagai program dan jcnjang pcndidikan. Hal ini
selaras dengan T•uuan Pendidikan Nasional yang tertuang dalam
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003, Bab II Pasal 3, yang
berbunyi:
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk. watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalarn rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan tmtuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan berlangsung memiliki
sistem yang kompleks dan dmamis, sehingga sekolah bukan hanya sekedar
tempat berkumpul antara t,'Uru dengan murid, akan tetapi lebih jauh dari itu,
sekolah merupakan pusat pengelolaan dan pengembangan sumber daya manusia
rnenjadi bermutu. Hal tersebut selaras dengan pendapat Wahjosumidjo (1995;
8 I) yang menyebutkan bahwa :
Sekolah adalah lembaga yang bersitat kompleks dan unik. Bersifat kompleks karena sekolah sebagai organisasi di dalamnya terdapat bcrbagai dimensi yang satu sama lain saling berkaitan dan saling menentukan. Sedangkan sifat unik, memmjuk.kan bahwa sekolah s~bagai
tersendiri, dimana proses belajar mengajar, tempat tcrsclenggaranya pembudayaan kehidupan umat manusia.
Sekolah Dasar (SD) merupakan satuan pendidikan dasar yang
menyelenggarakan pro!,'Tam enam tahun, scsuai dengan Peraturan Pcmerintah
NO. 28 Tahun 1990 Pasal 2 yang rnenyatakan bahwa "Pendidikan Dasar
merupakan pendidikan sembilan tahun, terdiri atas program pendidikan enam
tahun di Sckolah Dasar dan program pendidikan tiga tahun di Sekolah Lanjutan
Tingkat Pertama". Sclanjutnya dalam Pasal 3 dijelaskan bahwa:
"Pendidikan dasar bertujuan untuk memberikan bekal kemampuan dasar kepada
peserta didik mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi, anggota
masyarakat, warga negara dan anggota umat manusia serta mempersiapkan
peserta didik untuk mengikuti pendidikan menengah.
Sekolah yang bennutu dan dipandang sebagai sekolal1 favorit terletak
pacta warga sekolahnya yaitu kepala sekolah, guru, staf administrasi, peserta
didik, komite sekolall dan masyarakat pemerhati pendidikan yang berpartisipasi
dengan menaruh perhatian dalam kegiatan-kegiatan yang mendukung
terwujudnya visi dan misi sekolal1.
Guru merupakan komponen yang berperan dalam pendidikan di sekolah
dasar. Kehadiran guru diharapkan mampu mewujudkan proses belaJar mengajar
yang efektif, sehingga menghasilkan perubahan nyata bagi siswa dalam berbagai
hal, scperti pengetahuan, sikap dan keterampilan. Untuk
itu,dibutuhkan
gurumerealisasikan fungsi dan tanggung jawabnya seoptimal rnungkin, serta mampu
mdaksanakan tugasnya secara profesional.
Kemampuan (kompetensi) gum menurut Usman (2001: 14) mempakan
kemampuan seorang gum dalam melaksanakan kewajiban-kcwajiban secara
bertanggung jawab dan layak. Secara lebih sederhana bahwa kemampuan gum
merupakan kernampuan dan kewenangan gum dalam melaksanakan profesi
keguruannya.
Peningkatan mutu pcndidikan di sekolah dasar mempersyaratkan adanya
guru yang profesional. Menurut H.A.R. Tilaar (!999; 295), guru yang profesional
adalah : (1) memiliki kepribadian yang matang dan berkembang, (2) memiliki
penguasaan ihnu yang kuat, (3) memiliki ketcrampilan untuk membangkitkan
minat peserta didik kepada ihnu pengetahuan dan teknologi, (4) mengembangkan
profesi secara bcrkesinambungan. Olch karena itu, guru yang merupakan salah
satu unsur dibidang pendidikan harus berperan aktif dan menempatkan
kedudukannya sebagai tenaga pendidikan yang profesional sesuai dengan
tuntutan masyarakat yang semakin berkembang.
Profesional guru dapat dilihat dari unjuk kerjanya yang memiliki tingkat
abstraksi (kemampuan) yang tinggi dan tingkat komitmen yang tinggi dalam
pengelolaan proses belajar mengajar agar pendidikan rnenjadi lcbih berkualitas.
Dalam budaya organisasi, unjuk ke1ja dapat diartikan sebagai suatu hasil kerja
yang dicapai scscorang dalam melaksanakan pekcrjaannya untuk mencapai suatu
serta dapat diarnati dan diukur melalui standar kompetensi guru dalam bentuk
penguasaan pengetahuan dan perilaku perbuatan bagi seorang guru agar
berkelayakan w1tuk menduduki jabatan fungsional sesuai bidang tugas,
kualifikasi, dan jenjang pendidikan.
SehubWJgan dengan itu, Undang-WJdang No. 25 Tahun 2000 tentang
Program PembangWJan Nasional yang berisi perintisan pembentukan Badan
Akreditasi dan Sertifikasi mengajar di daerah merupakan bentuk dari upaya
peningkatan kualitas pendidikan secara nasional, Direktorat Jenderal Pendidika.tl
Dasar dan Menengah, Depdiknas menerapkan Standar Kompetensi Guru yang
berhubungan dengan (1) proses pembclajaran, (2) pengcmbanga.tJ potcnsi, (3)
penguasaan akademik pengembangan standar kompetensi gum diarahkan pada
peningkatan kualitas guru dan pola pcmbinaan guru yang tersetruktur dan
sistematis (Standar Kompetensi Guru, Direktorat Tenaga Kependidikan,
Depdiknas, Jakarta, 2003).
Berdasarkan uraian di atas, maka kemampuan guru dapat
dikelompokkan ke dalarn tiga komponen kompetensi, yakni :
l . Komponen Kompetensi Pengelolaan pembelajaran yang terdiri alas :
a. Penyusunan rencana pembelajaran
b. Pelaksanaan interaksi belajar mengajar
c. Penilaian prcstasi belajar peserta didik
d. Pclaksanaan tindak Ianjut hasil penelitian prestasi bclajar peserta
e. Pelaksanaan bimbingan belajar pcscrta didik.
2. Komponen Kompetensi Pengembangan potensi terdiri atas:
a. Pengembangan diri
b. Pengembangan profesi.
3. Komponen Kompetensi Penguasaan akademik terdiri atas :
a. Pemahaman wawasan kependidikan
b. Penguasaan bahan kajian akademik.
Kemampuan dan kecakapan guru dalam mengaJar tidak hanya
mengandalkan dari hasil pengalaman, karena pengalaman kadang-kadang terlalu
rutin dan moncton bahkan kurang memupuk potensi kreativitas. Akan tetapi
kcmampuan dan kecakapan h'llru dalam mcngajar perlu dirangsang, didorong,
dimotivasi, serta diberi pengetahuan-pengetahuan yang baru agar dapat
menurnbul-t kernbangk:an profesi yang sernakin matang, sikap ingin mencoba,
ingin maju dan sikap ingin selalu mengadakan inovasi dan berkreasi.
Dalarn rnelaksanakan peran, tugas, dan tanggung jawab yang
diembannya, guru banyak berhubungan langsung dengan warga sekolah yang
satu sama lain memiliki perbedaan Jatar belakang tujuan, minat, dan kemampuan,
serta potensi. Sejalan dengan pergeseran dalam kebijakan dan adrninistrasi
kependidikan sekarang m1 mencerrninkan suatu bentuk reposisi, yakni
pengalihan kewenangan dari atas (pusat) ke bawah (sekolah) dalam hubunga.nnya
dengan penyusunan kurikulum, alokasi keuangan dan sumber daya, tenaga
!:,'Ufll tidak terlepas dari kepemimpinan kepala sekolah sebagai pengelola pendidikan
Peranan kepala sekolah dalam kepemimpinan pendidikan sangat besar
mewamai unjuk kelja guru dalam peningkatan mutu pendidikan di Sekolah
Dasar. Berkembangnya semangat kerja, ketjasama yang hannonis, minat
terhadap hakikat dan esensi pendidikan, suasana kerja yang menyenangkan serta
perkembangan kualitas kemampuan guru banyak ditcntukan oleh kemampuan
manajerial kepala sekolah.
Menurut Tracey ( 1974) dan Hersey, et.al (1977) seorang pemimpin
pendidikan, kepala sekolah dalam pelaksanaan tugas-tugas kepemirnpinannya
diharapkan memiliki riga kemampuan atau keterarnpilan das2r yang m..:liputi
keterampilan teknik (technical skill), keterampilan hubungan kemanusiaan
(human relation skill) dan keterampilan konseptual (conceptual skill).
Selain dari pada itu guru dalam melaksanakan tugas dan tanggung
jawabnya selalu berhadapan langsung dengan kepala sekolah, pegawai tata
usaha, siswa, komite sekolah, dan pernerintah, serta rnasyarakat yang satu sama
lain memiliki perbedaa.J1 Jatar belakang, potensi, minat dan lain sebagainya yang
tidak jarang menimbulkan berbagai masalah dan membutuhkan pcnyelesaian
berupa pemecahan masalah. Kenyataan ini memberikan indikasi bahwa selain
peranan kepemimpinan kepala sekolah, guru juga membutuhkan pcmbinaan yang
dilaksanakan oleh kepala sekolah rnelalui penggunaan keterampilan dasar dalam
strategi-strategi yang dipilih dengan sasaran pembinaan pada peningkatan kemampuan
guru. Menurut Mulyasa (2002: 20) tujuan pendidikan tidak dapat diwujudkan
secara optimal, efektif, dan efisien tanpa menggunakan manajemen.
Manajemen pendidikan menurut Gaffar (dalam Mulyasa, 2002: 19)
mengandung arti sebagai suatu proses kerja sama yang sistematik, sistemik, dan
komprehensif dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
Manajemen pendidika.n juga dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang
berkenaan dengan pengelolaan proses pendidikan untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan, baik jangka pendek, menengah, mauptm jangka pan jan g.
Beberapa hal yang menjadi pertimbangan dalam lllljuk kerja manajemen
(management performance),
termasuk dalam bidang pendidikan adalahbagaimana seorang pemimpin pendidikan (kepala sekolah) memberikan
pengawasan kualitas, memberikan pengembangan profesional, mernberikan
motivasi, dan rnernberikan penilaian unjuk kerja (pe~formance appraisal). Unjuk kerja rnanajemen (management peiformance) dalam pengertian ini tidak lain
adalah pernbinaan yang dilakukan oleh pemimpin pendidikan (kepala sekolah)
terhadap semua komponen sekolah, terutarna guru.
Menurut Diknas (2000: 12) dalam rangka pembinaan, kcbcrhasilan
kepernirnpinan kepala sekolah sangat dipengaruhi oleh hal-hal sebagai berikut :
1 . Kepribadian yang kuat;
2. Memahami tujuan pendidikan dcngan baik;
z
?
4. Keterampilan profesional yang terkait dengan tugas sebagai kepala sekolah yang meliputi keterampilan teknik, keterampilan hubungan dengan manusia dan keterampilan l..onseptual.
Pembinaan yang diberikan oleh kepala sekolah kepada guru-guru
Sekolah Dasar (SD) hendaknya dapat meningkatkan kemampuan profcsional
guru, yang meliputi wawasan pengetahuan di bidangnya, kreativitas, komihnen,
serta disiplin yang tinggi terhadap tugas sehingga kegiatan pembelajaran dapat
berlangsung dcngan baik, berdaya guna dan berhasil guna.
Hal-hal tersebut di atas, dapat d.iupayakan dan dilaksanakan apabila
adanya keterampilan kepemimpinan dan pembinaan yang baik serta intens1f oleh
kepala sekolah terhadap ~:,ru.ru -gu ru. O leh karena itu, esensi dari kepemimpinan dan pembinaan yang dilakukan oleh kepala sekolah terhadap guru-guru adalah
membantu, rnendorong, dan memotivasi dalam upaya mengembangkan dan
meningkatkan kemampuatu1ya sehingga guru mempunyai kemampuan (ability),
kemauan dan motivasi dalam melaksanakan tugasnya. Kemampuan, kemauan
dan motivasi merupakan pencenninan dari unjuk kerja gum.
Kcpemimpinan dan pembinaan yang dilakukan oleh kcpala sekolah
dapat disebut baik dan efektif apabila kepala sekolah dalam peranannya s..:bagai
pembina pengajaran mampu meningkatkan kemampuan, kemauan dan motivasi
guru dalam melaksanakan tugasnya, sehingga pembinaan tersebut mampu
me01,'Ubah dan mcningkatk<m kualitas pcrilaku guru dalam proses pembclajaran .
dan didukung oleh profesionalitas yang tinggi, maka diharapkan akan
mempengaruhi kepada peningkatan prestasi belajar siswa.
Berkenaan dengan fenomena-fenomena di atas penulis merasa tertarik
untuk menjadikan unjuk kerja guru scbagai objek pcnelitian dan faktor
kepemimpinan dan pembinaan yang dilakukan kepala sekolah sebagai variabel
yang memberikan kontribusi terhadap unjuk kerja guru dalam pengelolaan proses
belajar mengajar di sekolah. Ketertarikan tersebut dituangkan dalam penehtian
dengan JUdul "Kontribusi Kepemimpinan dan Pembinaan Kepala Sekolah
terhadap Unjuk Kerja Guru dalam Pcngelolaan Proses Belajar Mengajar di
Sekolah Dasar Ncgeri Kota Bmjai".
ldentifikasi Masalah
Sekolah sebagai penyelenggaraan pendidikan mempunyai tanggung
jawab atas keberhasilan pendidikan dalam kualitas serta kuantitas Julusannya.
Keberhasilan ini sangat tergantung dengan sumber daya manusia di organisasi
sekolah tersebut.
Dalam pengelolaan pendidikan di Sekolah Dasar, dibutuhkan guru yang
profesional sesuai dengan perkembangan kebutuhan terhadap sumbcr daya
manusia yang berkualitas dan memiliki kapabilitas untuk mampu bersaing baik
di forum regional, nasional maupun intemasional.
Peningkatan kemampuan tmjuk kerja guru dipengaruhi oleh banyak
dengan kondisi guru, antara lain : (1) adanya keberagaman kemampuan guru
dalam proses pembelajaran dan pellf,'Uasaan pengetahuan, (2) belum adanya alat
ukur yang akurat untuk mengetahui kemampuan guru, (3) pembinaan yang
dilakukan belum meccenninkan kebutuhan, dan (4) kesejahteraan guru yang
belum memadai (,<,'wndar Kompelensi Guru, Direktorat Tenaga Kependidikan,
DepdiJ.:nas, Jakarta, 2003).
Guru yang profesional adalah orang yang memiliki kemampuan dan
keahlian khusus dalam bidang keguruan, sehingga ia mampu melakukan tugas
dan fimgsinya sebagai guru dengan kemampuan maksimal. Menurut hasil studi
internasional yang dilakukan oleh organisasi International E'ducation
Achievement, 1999 (dalam Standar Kompetensi Guru, Depdiknas, 2003 : 1)
berbagai masalah yang berkaitan dengan kondisi guru akan berdampak pada
rendahnya kualitas pendidikan, seperti : (I) kemampuan siswa dalam mcnyerap
mata pelajaran yang diajarkan guru tidak rnaksimal, (2) kurang sempumanya
pembentukan karakter yang tercermin dalam sikap dan kecakapan hidup yang
dimihki oleh setiap siswa, (3) rendalmya kemampuan membaca, menulis dan
berhitung siswa terutama di tingkat dasar.
Kenyataan tersebut dapat dilihat pada prestasi s1swa sekolah dasar
Indonesia pada wnumnya maupun siswa sekolah dasar yang berdomisili c:'i kota
Binjai pada khususnya. Tabel berikut adalah deskripsi dari perolehan nilai Ujian
Tabel 1 : Daftar Nilai Tertinggi, Terendah, Rata-rata Ujian Akhir Sekolah SD Negeri Kota Binjai
~ ----~
idang
Studi N i 1 a i- ~
I Tcrtinggi Terendah Rata-rata
~ ---
PPKn : ·--10,0_0 _ _ --- -- 4,13. : 7,52, ___ --
~---
- ---
, ·t
-Pendidikan Agama 9,81 4,01 : 6,65
B'h"' lod<m.;;,
1 10,00
-1
4,01I
6)-o- - '.
---- ···- --- ·- ·- -·----Matematika 9,53 4,01
I
6,35r i
- -
I
Bidang Studi rPA 9,89 4,01 6,76
I
II
\
I>
Bid ~g Studi IPS-
--J
9,90 4,02 7,17
I
~
B""'" loggri•
10,00 4,02 7,57 I ;!
Aksara Arab lndonesia 9,95 4,01 7,20
i
____ ____ __j Somber: Scks1 TKJSD Dmas Pend1d1kan dan PengaJaran Kota BmJa•Dari data terlihar bahwa hasil UAS SD di Kota Binjai masih tergolong
relatJf rendah. Hal ini t e ~iadi tentunya diakibatkan oleh berbagai faktor ekstcmal
dan internaL Faktor eksternal berupa faktor yang berasal dari luar diri scseorang
seperti lingkungan sosial, ekonomi dan sebagainya. Sedangkan faktor intemal
merupakan faktor-fal.."tor yang berasal dari dalam individu (!,'lint).
Seiring dengan semakin gencamya tuntutan akuntabilitas keberhasilan
pendidikan, faktor yang penting dilaksanakan dalam upaya meningkatkan unjuk
kerja guru di sekolah dasar secara konseptual adalah penerapan manajemen
[image:19.615.35.572.71.663.2]stmktur penyelenggaraao pendidikan yang terdesentralisasi dengan
menempatkan sekolah sebagai unit utama peningkatan. Oleh karena itu, kepala
sekolah berkewajiban melakukan pcmbinaan dalarn mengembangkan kompetensi
yang diartikan ~ebagai pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai dasar yang
direfleksikan dal;un kebiasaan bcrpikir dan bertindak. Dengan dcmikian,
kompetensi yang dimiliki oleh setiap gum akan menunjukkan unjuk kerja yang
mempakan kualitas guru da.lam bentuk penguasaan pengetahuan dan perilaku
perbuatan secara profesional dalam menjalankan proses belajar mengajar.
Pembinaan merupakan faktor ekstcmal yang erat kaitannya dengan
peningkatan Wljuk kerja guru. Pembinaan dapat ctilakukan oleh kepala sekolah
yang bertujuan untuk meningkatkan unjuk kerja guru dengan memberikan
pengawasan kualitas, memberikan pengembangan profesional, memberikan
motivasi, dan memberikan penilaian kinerja (performance appraisal).
Kemampuan manajemen sumber daya manusia dipcrlukan oleh kepala
sekolah untuk mendukWlg keberhasilan tugas mengelola pendidikan di sekolah.
Sekolah hams mengacu kepada konsep sekolah efektif, yaitu sekolah yang
memiliki kerangka akuntabilitas yang kuat kepada siswa dan warganya rnelalui
pemberian pelayanan yang bennutu, dan bukan semata-mata akuntabilitas kepada
pemerintah melalui kepatuhannya menjalankan petunjuk.
Kepemimpinan kepala sekolah berpengamh terhadap peningkatan
menyenangkan, perkembangan kemampuan guru banyak ditentukan oleh
kepemimpinan kepala sekolah.
Agar penelitian ini lebih akurat maka permasalahan-pennasalahan yang
akan diidentifikasi adalah Bagaimana lmjuk kerja guru dalam pengelolaan proses
belajar mengajar di Sekolah Dasar Negeri Kota Binjai ? lalu, Faktor-faktor apakah yang dapat memberikan kontribusi terhadap unjuk kerja guru ? Apakal1
kepemimpinan dan pembinaan yang dilaksanakan oleh kepala sekolah ? Apakah
faktor lain seperti sistem penggajian, motivasi kerja, kualitas pengawasan,
tingkat pendidikan, pengalaman mengajar, tingkat toleransi, dukungan
stakeholder, disiphn, budaya organisasi, karakteristik. siswa bcrkontribusi
terhadap unjuk kerja guru
?
lalu apakah fasilitas belajar seperti buku, alat peraga,alat laboratorium, juga berkontribusi terhadap unjuk kerja guru?
C. Batasan Masalah
Pembatasan masalah perlu dilakukan agar diperoleh ruang lingkup
penelitian yang jelas agar tidak terjadi penafsiran yang berbeda terhadap
variabel-variabel yang akan diteliti, maka dinunuskan pembatasan masalah yaitu
unjuk kerja guru dalam pengelolaan proses belajar mengajar yang dirinci sebagai
pengelolaan pembelajaran, pengembangan potensi, serta penguasaan akademik.
Sedangkan pembinaan yang dilaksanakan oleh kcpala sekolal1 dibatasi pada
pengawasan kualitas, pengembangan profesional, pemberim1 motivasi, dan
sekolah dibatasi pada keterampilan teknik (technical skills), keterampilan
hubungan kemanuswan (lwman skill.~). dan keterarnpilan konscptual (conceptual skills).
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan pernbatasan masalah seperti diuraikan di
atas, rnasalaJJ penelitian mi dirmnuskan dengan pertanyaan-pertanyaan sebagai
beril...'Ut:
l. Apakah terdapat kontribusi kepemimpinan kepala sekolall terhadap unjuk
kelja guru dalam pengelolaa.n proses belajar rnengajar di Sekolah Dasar
Negeri Kota Bmjai ?
2. Apakah terdapat kontribusi pembinaan kepala sekolal1 terhadap unjuk kerja
guru daJa.m pengelolaan proses belajar mengajar di Sekolah Dasar Negeri
Kota Binjai ?
3. Apakah terdapat kontribusi kepemimpinan dan pernbinaan kepala sekolah
secara bersama-sarna terhadap tmjuk kerja guru dalan1 pengclolaan proses
bela jar mcngajar di Sekolah Dasar Negeri Kota Binjai
?
E. Tujuan Penelitian
Pcnelitian ini bcrtujuan untuk mengetahui :
kepala sekolah, dan unjuk kerja guru dalam pcngelolaan proses belajar
mengajar di Sekolah Dasar Negeri Kola Binjai.
2. Kontribusi kepemimpinan kepala sekolah terhadap unjuk kerja guru dalam
pengelolaan proses belajar mengajar di Sekolah Dasar Negeri Kota Binjai.
3. Kontribusi pembinaan kcpala sekolah terhadap unjuk kerja b'llru dalam
penge•olaan proses belajar mengajar di Sekolah Dasar Negeri Kota Binjai.
4. Kontribusi kepemimpinan dan pembinaan kepala sekolah secara
bersama-sama terhadap unjuk ke~ja guru dalam pengelolaan proses belajar mengajar di
Sekolah Dasar Negeri Kola Binjai
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat:
I. Sebagai bahan masukan bagi para Kepala Sekolah di lingkungan sekolah
dasar negeri dalam melaksanakan kepemimpinan dan pembinaamwa
sehingga dapat memperbaiki unjuk kerja guru dalam pengelolaan proses
belajar mengajar di sekolah.
2. Memperbaiki kondisi pengajaran terhadap siswa sebagai bagian peserta didik
agar memperoleh pelayanan yang memuaskan dalam proses belajar mengajar
dengan sebaik-baiknya.
3. Dimanfaatkan oleh komite sekolah, agar dapat rnenciptakan iklim kondusif
4. Menjadi masukan bagi Dinas Pendidikan dan Pengajaran Kota Binjai agar
dapat meningkatkan mutu Pendidikan Dasar melalui penyelenggaraan
administrasi pendidikan yang sinergis dengan kepala sekolah dalam
pengclolaan proses belajar mengajar di sekolah.
5. Dijadikan kerangka acuan bagi penelitian selanjutnya, khususnya mereka
yang tertarik pada masalah peningkatan sumber daya manusia yang berkaitan
dengan unjuk kerja guru.
6. Memperkaya k.hasanah ilmu bagi peneliti, sehingga semakin mengetahui dan
memahami pengetahuan ihniah.
~
CJ
z
.b
~
~
m
m
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil u_;i hipolesis yang Ieiah dipaparkan pada 11ah fV,
maka ditarik kesimpulan sebagai berikut:
...__--1.
Unjuk kerja guru SO Negeri di Kota Binjai termasuk dalarn katagori ting!,Yi,kepemimpinan kepala sekolal1 tennasuk dalam katagori cukup, dan
pembinaan yang dilaksanakan oleh kepala sekolah tennasuk dalam katagori
cukup.
2. Terdapat kontribusi yang signifikan antara kepemimpinan kepala sekolah
(X1) dengan trnjuk kerja guru SD Negeri di Kota Binjai dalam pengelolaan
proses bela jar mengajar (Y) sebesar 57,78 %, dengan sumbangan relatif
sebesar 60,18 %, dan sumbangan efektifsebesar 23,29 %. Hal ini dibuktikan
dengan nilai koefisien korelasi ry 1 = 0,557. Keduanya berjalan sciring,
artinya makin baik kepemirnpinan kepala sekolah rnaka rnakin baik pula
unjuk kerja guru dalam pengelolaan proses belajar mengajar. Variasi unjuk
kerja guru dapat dijelaskan oleh variasi kepemimpinan.
3. Terdapat kontribusi yang signifikan antara pcmbinaan kepala sekolah (X2)
dcngan unjuk kcrja guru dalam pengclolaan proses belajar mengajar (Y)
sebesar 40,50 %, dengan sumbangan relatif sebesar 39,81 %, dan sumbangan
r1 2 sebesar 0,404, Keduanya berjalan seiring artinya rnakin tinggi
pcmhmaan kepala sckolah makin baik unjuk kerja guru dalam pengclolaan
proses belajar mengajar. Variasi unjuk kerja b'llru dapat dijclaskan olch
vanas1 pembinaan kepala sekolah. lni berarti bahwa peningkatan pada
pembinaan kepala sekolah menyebabkan peningkatan pada unjuk kerja guru.
4. Terdapat kontribusi yang signiftkan antara kepemimpinan kepala sekolah
(X.) dan pembinaan kepala sekolah (X2 ) dengan unjuk kerja guru (Y)
sebesar 38,70 %. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa koefisien korelasi
dan regresi ganda sebesar 0,622. Angka ini menunjukkan derajat hubungan
antara variabel X1 dan X2 adalah signiftkan. Kedua variabel bebas tersebut
berjalan seiring dengan variabel terikat artinya makin baik kepem.impinan
kepala sekolah dan pembinaan kepala sekolah makin baik pula unjuk kerja
guru dalam pengelolaan proses belajar mengajar. Variasi unJuk kerja guru
dapat dijelaskan oleh variasi kepem.impinan kepala s.::kolah dan pembinaan
kepala sekolah. Ini berarti bahwa peningkatan kepemimpinan kepala
sekolah dan pembinaan kepala sekolah menyebabkan peningkatan pacta
unjuk kerja guru dalam pengelolaan proses belajar mengajar.
B. Implikasi Hasil Penelitian
Berdasarkan paparan di atas dikctahui bahwa hipotesis penclitian yang
berkontribusi secara signifikan dengan unjuk kelja guru dalam pengelolaan
proses belajar mengajar.
Hal ini menunjukkan bahwa upaya untuk meningkatkan unjuk kerja
guru dapat dilakukan melalui upaya peningkatan kepemimpinan kepala sekolah
dan pembinaan kepala sekolah.
Berikut ini dikemukakan beberapa uapaya meningkatkan kepemimpinan
kepala sekolah dan pembinaan kepala sekolah yang pada gilirrumya berpengaruh
pada unjuk kerja guru.
I. Upaya meningkatkan kepemimpinan kepala sekolah.
Upaya meningkatkan kepemimpinan kepala sekolah dalam rangka
meningkatkan unjuk kerja b'UIU adalah sebagai berikut :
Pertama, kepala sekolah seharusnya adalah the right man on the right
place. Hal ini perlu dipertimbangkan mengingat kepala sekolah secara bersamaan harus menja\ankan fungsinya dengan d.idukllilg dua keterampilan
yang berbeda. Tetapi sating menunjang yakni keterarnpilan konseptual dan
teknikal.
Untuk sampai pada keterampilan konseptual seorang kepala sekolah
sesung&'Uhnya sudah berpengalaman dalam keterampilan teknikal. Keterampila.Jl
tehnikal bagi kepala sekolah adalah keterampilannya untuk mengelola proses
belajar mengajar dan segala sesuatu yang berhubungan dengan keter?mpilan itu.
Oleh karena itu persyaratan paling utama yang dimiliki kepala sekolah agar
dengan catatan, selama masa mengajamya dia secara berkala harus Ielah
mengikuti pelatihan-pelatihan yang dapat meningkatkan unjuk kerjanya sebagai
gum. lni perlu ditekankan karena dalam jangka 5 tahun keterarnpilan yang
dirniliki seseorang dianggap sudah ketinggalan jaman.
Kedua, kepala sckolah bcrbekal keterarnpilan teknikal ini, ket1ka
mengambil keputusan yang bersitat melibatkan semua orang yakni yang menjadi
masyarakat sekolah di bawah kepemirnpinannya dapat melahirkan keputusan
yang benar-benar bertujuan meningkatkan mutu unjuk kerja guru-!,'Uru bawahan.
Keputusan yang dapat menguntungkan semua pihak yang ada kaitannya dengan
masyarakat sekolah hanya dapat dihasilkan oleh kepala sekolah yang
sebelumnya guru karir dan bereputasi baik.
2. Upaya meningkatkan pembinaan kepala sekolah
Upaya meningkatkan pembinaan kepala sekolah agar berkontribusi pada
unjuk kerja guru adalah sebagai berikut :
Pertarna, seorang kepala sekolah agar dapat rnernbina !,'Uri-guru
bawahannya seharusnya merniliki keterampilan human skills. Human skills
adalal1 keterarnpilan yang lebih dekat pada ranah afektif. Afektif pada dasamya
mencakup emosi . Bila salall dalam menangani akan merusakkan hubungan
kedua bclah pihak yaitu kcpala sekolah dan b'Uru.
Guru adalah manusia yang rnemiliki hati dan cita rasa. Guru butuh
pcnghargaan bila pekerjaan berhasil dan teguran bila dia salah . Tetapi pada
mcmposisikan dirinya scbagai mitra kcrja bagi guru-guru bawahannya? Pada
umumnya kepala sckolah bersifat hos.1y, mau menang senctiri dan sclalu
menganggap bahwa semua yang dia ketahui adalah semua yang terbaik yang
patut diterapkan kepada siswa di sekolah. Padahal tidak tertutup kemungkinan
baik scbelum maupun setelah menjadi kepala sekolah seorang !,'Ufll tidak pcmah
mengikuti pelatihan-pelatihan yang dapat meningkatkan unjuk kerjanya.
Kedua, kalau memang sudah terlanjur rnenjadi kepala sekolah karena
keteledoran pemerintah atau pejabat setempat, memberi kemudahan baginya
untuk menjadi kepala sekolah sebaiknya segera meningkatkan keterampilannya
tidak hanya untuk human skills tapi sekaligus konseptual skill dan tehnikal skill,
sehingga kedudukannya sebagai kepala sekolah dapat memberi manfaat kepada
rnasyarakat sekolah yang ada di bawah pengawasan dan pengelolaannya.
C. Saran-saran
Berdasarkan kesimpulan dan implikasi yang telah dipaparkan di atas,
berikut ini diajukan saran-saran antara lain ;
I. Kepala sekolah sebagai pernimpin pendidikan di sekolah kiranya dapat
memberikan sentuhan kependidikan (eduction tough) yang patut ditiru oleh
guru dalarn rangka meni.ngkatkan pengetahuan dan keterampilannya yang
bermuara kepada unjuk kerja. Dengan demikian seleksi u.ntuk menjadi
kepala sekolah harus diawasi secara ketat oleh ,'l'takeholder dan aparat Dinas
2. Kepala sekolah adalah seorang pemimpin layaknya harus mempunyai
kemampuan dan keterampilan dasar (managerial skill), sehingga dapat
memberikan sumbangan pemikiran yang kontruktif dalam melaksanakan
pembinaan kcpada guru·b'llru. Bila pembinaan
berjalan
baik maka unjukkeija !,'llru juga baik. Oleh karena itu, agar pembinaan yang dilakukan
kepala sekolah dapat memperbaiki unjuk kerja guru maka sebaiknya
seorang kepala sekolah membuat guru-guru yang ada di bawah binaannya
sebagai mitra sejajar, bukan hubungan bos dengan anak buah. Perasaan
guru-guru yang diperlakukan sebagai mitra sejajar dalam mengelola
masyarakat sekolah akan menimbulkan dampak positif pada para guru
sehingga guru tersebut menganggap tugasnya sebagai tanggung jawab
moral, memiliki sifat positif atas tugas-tugas mengajarnya sehingga pada
gilirannya akan memperlihatkan m~juk kerja yang baik dalam pengelolaan
proses belajar mengajar.
3. Guru sebagai ujung tornbak maju mundurnya pengelolaan proses belajar
mengajar juga harus aktif dala.m meningkatkan unjuk kerja mengajarnya.
Guru-guru sebaiknya juga mengetahui bahwa meningkatnya mutu unjuk
keija mereka tidak hanya tang~:,'11llg jawab kepala sekolah, tetapi juga
tanggung jawab mereka selaku pribadi yang berfikiran positif karena untuk
mencapai unjuk kerja yang baik maka kcdua belah pihak, kepala sekolah
dan guru-guru harus saling mengisi. Sejalan dengan itu para guru hendaknya
pengctahuannya baik rnelalui kcgiatan pelatihan maupun rnelalui rnembaca
buku-buku panduan pengajaran terbitan terakhir. Melalui ke1:,riatan ini semua
inovasi baru dalarn dunia pendidikan dapat diserap dan selanjutnya
dijadikan alat untuk mcmperkaya kua!itas unjuk kerja mcreka dem1
tercapainya mutu pendidikan yang berbasis kompetensi.
4. Para pembuat kebijakan dan keputusan pihak Pemerintah Propinsi,
Kabupatenl Kota pada jajaran Dinas Pendidikan di lingkungan Propinsr
Sumatera Utara disarankan untuk melaksanakan kegiatan bagi pengelola
pendidikan (guru, kepala sekolah) berupa pendidikan dan pelatihan,
seminar, lokakarya melalui anggaran APBN/ APBD beke1ja sama dengan
lembaga terkait seperti Universitas Negeri Medan dalarn rangka
meningkatkan mutu pendidikan, khususnya pendidikan dasar.
5. Para peneliti yang tertarik dalam kajian ini disarankan memanfaatkan hasil
penelitian ini dengan melibatkan lebih banyak variabel prediktor dan
responden, sehingga aspek lain yang diduga memiliki kontribusi yang lebih
signitikan tcrhadap unjuk kerja guru dalam pengelolaan pendidikan dapat
Anwar, Moch. ldochi. (2003). Administras1 l'endidikan dan Mana}emen Hiaya
J>endrd1kan. Bandung : Alfabeta.
Arinkonto, Suharsimi, ( 1997), Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan l'rukrek. Jakarta Rineka Cipta.
Depdikbud. ( 1995). Kamus Resar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Depdiknas (2000). Mana;em en Sekolah. Jakarta : Dir:jen Dikdasmen Direktorat SLTP.
.. _(2003). ,\'tandar Kompefensi Guru. Jakarta
Kependidikan. Direktorat Tenaga
Dirawat, dkk. (1963 ). l'engantar Kepermmpinan Fendidikan. Surabaya Usaha Nasional
HaJar, lbnu ( 1996) /Jasar-J.Jasar A1etodolof!,i Fenelitian Kuantitatlf /Jalam
l'endidikan Jakarta : Raja Grasindo Perkasa
Hamalik, Oemar. (2000). l'emlidikan Guru Herdasarkan l'endekahm Kompetensi, Jakarta · Raya Grafindo Persada
Hoy K. Wayne, Miske!, Cecil G. (19S7) J:ducatiana/ Adimistration; The lheorv, Research, and Practice, Random House. Inc, New York.
Kamars, Dachnel. (2002). Adiminstrasi Pendidikan, Teori dan Prak.tek. Padang: Universitas Putra Indonesia Press.
Mulyasa, E. (2002). Manqfemen Berbasis Seko!ah; Konsep, Strat e ~!), dun lmplemenrasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.
···· - -- - - (2004). Aienjodi Kcpala Sekolah l'rofesional. Ran dung : Remaja Rosdakarya
Nazir, Moh. (1999) Metode Penelitian, Jakarta: Gha lia Indonesia.
Resmiati, Atty. ( 1998 ). Lfekiivilas l'embinaan 0/eh Kepa la Sekolah !)ihhal dari
Supranto, J. (2000). Tehnik Sampling; Untuk Survei & F:ksperimen. Jakarta ; Rineka Cipta.
Soecipto ct. AI. (I 999). Profe.vi Keguruan, Jakarta: Rineka Cipta.
Sugiyono. (2003). Metode l'enelilian Administrasi. Bandung: Alfabeta.
Sudjana, Nana. (1991 ). Dasar-DasarProses Be/ajar Mengajar. Bandung: Sinar
Ban1.
Sudjana ( 1996). Metode StatJstika, Ban dung; Penerbit Tarsito.
Sutrisno Had1, Metodologi Research, Jilid I ,2, UGM, 1986.
Tatang. (2001). Pengaruh Motivasi dari Kepemimpinan Kepala Sekolah
lerhadap Produktivitas Kerja Guru Sekolah Dasar di
Kecamatan Cisayong Tasikmalaya. Ciamis : PPs MM UN I GAL.
Thoha, M. Chabib. (1996). Tehnik Hvaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Tilaar, H. A. R. ( 1999) . . Beberapa Agenda Re.formasi Pendidikan Nasional
da{am f'ersf'ekti( A had 21, Mage lang : Tera Indonesia.
_ _ ____ _ (200 I) . Manajemen Pendidikan Nasionaf.
Remaja Rosdakarya. Bandung :
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003. (2003).
Jakarta: Medya Duta.
Usman, Moh. Uzer. (2000) . Remaja Rosdakarya.
Men;adi Guru Pr<)(esionaf. Bandung:
Usman. Husaini, Akbar, R. Pumomo. S (2003). Pengantar Statistika, Jakarta Bumi Aksara.
Wahjosumidjo. (2002). Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoritis