PENGARUH OWNERSHIP RETENTION, UNDERWRITER
REPUTATION DAN FIRM SIZE TERHADAP
PENGUNGKAPAN INTELLECTUAL CAPITAL PERUSAHAAN
YANG MELAKUKAN IPO DI BURSA EFEK INDONESIA
TAHUN 2010
–
2012
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi
Oleh: Ramdani
1005903
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
YANG MELAKUKAN IPO DI BURSA EFEK INDONESIA
TAHUN 2010
–
2012
Oleh Ramdani
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis
© Ramdani2014
Universitas Pendidikan Indonesia Juli 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
KATA PENGANTAR
Assalamu`laikum Wr. Wb
Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulias dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Pengaruh ownership retention, underwriter reputation dan firm size terhadap pengungkapan intellectual capital
perusahaan yang melakukan IPO di Bursa Efek Indonesia tahun 2010 – 2012”.
Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk menempuh ujian sidang sarjana (S1) ekonomi pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis, Universitas Pendidikan Indonesia.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan baik dalam penguasaan materi, pengetahuan, penyajian materi maupun dalam tata cara penulisan karena keterbatasan yang penulis miliki. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun dari semua pihak sangat penulis harapkan demi perbaikan dan penyempurnaan skripsi ini.
Akhirnya betapapun sederhananya skripsi ini, penulis berharap semoga
dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya serta pihak-pihak lain yang berkepentingan.
Bandung, Juni 2014 Penulis
ii
UCAPAN TERIMAKASIH
Adanya rasa bangga dan bahagia yang dirasakan penulis setelah dapat
menyelesaikan skripsi ini, apalagi mengingat akan kesulitan dan hambatan yang
muncul mulai dari awal penelitian sampai akhir dari penyusunan skripsi ini
terkadang membuat penulis merasa jenuh dan patah semangat. Penulis menyadari
terwujudnya skripsi ini tidak terlepas dari dorongan, bimbingan serta bantuan dari
berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu
dengan rasa hormat penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang
sedalam-dalamnya kepada yang terhormat:
Prof. Dr. H. Sunaryo Kartadinata, M.Pd. selaku Rektor Universitas
Pendidikan Indonesia.
Dr. H. Edi Suryadi, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Pendidikan Indonesia.
Dr. H. Nono Supriatna, M.Si, selaku ketua Program Studi Akuntansi,
Universitas Pendidikan Indonesia.
Aristanti Widyaningsih, S.Pd., M.Si, selaku dosen pembimbing akademik.
Dr. Budi S Purnomo, SE,MM,M.Si, selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan petunjuk, arahan, dorongan serta saran-saran kepada penulis
Dra Silviana Agustami, M.Si, Ak. , Hj. Alfira Sofia, S.T., M.M dan Denny
Andriana, S.E, MBA, Ak, CMA, selaku Dosen Penguji dan Penelaah yang
telah banyak memberikan masukan dalam penyusunan skripsi ini.
Bapak/Ibu dosen Program Studi Akuntansi, FPEB, yang telah memberikan
bimbingan selama menuntut ilmu di Universitas Pendidikan Indonesia.
Bapak Rizki , selaku administrasi Prodi yang telah banyak memberikan
bantuan dalam hal administratif selama proses penyusunan skripsi.
Kedua orang tua yang tidak henti-hentinya mendo`akan penulis kala
bangun disepertiga malam, serta dengan penuh kesabaran dan keikhlasan
senantiasa memberikan semangat, bimbingan dan curahan kasih sayang
baik secara moril maupun materil.
Kedua kakakku yang selalu mendo`akan dan membantu keberhasilan
penulis secara moril maupun materil.
Chintia Desy Afsari, yang telah memberikan bantuan, do`a, dukungan dan
motivasi yang tiada henti, senatiasa sabar mendengarkan keluhan-keluhan
penulis,selalu memberikan saran-saran, selalu memberikan ketenangan dan
kesejukan hati bagi penulis serta kasih sayang yang besar sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini.
Sahabat satu perjuangan selama menuntut ilmu di prodi akuntansi :
Pirmansyah, Vany, Iqbal, Khairul, Hilmi, Nino, Syarif, Rizky, Toni, Fariz,
Rizal, dan segenap rekan-rekan angkatan 2010 lainnya, serta
sahabat-sahabat Mahasiswa Akuntansi angkatan 2009,2008,2011,2012,2013 yang
iv
dorongan, dan kebaikannya semoga Allah membalasnya dengan nilai yang
berlipat ganda. Amien.
Sahabat satu perjuangan satu bimbingan skripsi, Fahmy, Desiana, Dilla,
Juangsih, yang selalu saling memberikan motivasi, semangat, masukan
sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.
Teman-teman KKN “KaCRut”, Desa Caringin, Karang Tengah Garut,
Hery, Farid, Ubay, Fina, Gyta, Anjar, Ajeng, Uty, Nurul, Yusti, yang telah
memberikan pengalaman yang berharga pada penulis.
Sahabat-sahabat satu perjuangan di Pengurus harian Ikatan Mahasiswa
Akuntansi periode 2012-2013 dan BPM IMAKSI 2013-2014; Alimudin,
Yuliani, Renny, Tami, Kumita Ary dan rekan-rekan lain yang tidak bisa
saya sebutkan satu persatu, yang telah memberikan banyak sekali
pegalaman, kejadian-kejadian berharga, dan banyak pelajaran hidup bagi
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined.
UCAPAN TERIMAKASIH ... Error! Bookmark not defined.
ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined.
1.1 Latar Belakang ... Error! Bookmark not defined. 1.2 Rumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined. 1.3 Maksud Dan Tujuan Penelitian... Error! Bookmark not defined. 1.4 Kegunaan Penelitian... Error! Bookmark not defined.
1.4.1 Keguanaan Teoritis ... Error! Bookmark not defined. 1.4.2 Kegunaan Empiris ... Error! Bookmark not defined.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined.
2.1 Signalling Theory ... Error! Bookmark not defined. 2.2 Initial Public Offering (IPO)... Error! Bookmark not defined. 2.3 Intellectual Capital ... Error! Bookmark not defined.
2.4 Pengungkapan Intellectual Capital ... Error! Bookmark not defined. 2.5 Ownership Retention ... Error! Bookmark not defined. 2.6 Underwriter Reputation ... Error! Bookmark not defined.
2.7 Firm Size ... Error! Bookmark not defined. 2.8 Penelitian Terdahulu ... Error! Bookmark not defined.
2.9 Kerangka Pemikiran Teoritis dan Pengembangan Hipotesis Error! Bookmark
vi
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN . Error! Bookmark not defined.
3.1 Objek Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.2 Metode Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
3.3 Operasional Variabel ... Error! Bookmark not defined. 3.4 Populasi dan Sampel Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.4.1 Populasi ... Error! Bookmark not defined. 3.4.2 Sampel ... Error! Bookmark not defined.
3.5 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data ... Error! Bookmark not defined. 3.6 Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis Error! Bookmark not defined. 3.6.1 Hipotesis Statistik ... Error! Bookmark not defined.
3.6.2 Uji Asumsi Klasik ... Error! Bookmark not defined. 3.6.3 Pengujian Hipotesis ... Error! Bookmark not defined.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Error! Bookmark not
defined.
4.1 Hasil penelitian ... Error! Bookmark not defined. 4.1.1 Gambaran Umum ... Error! Bookmark not defined. 4.1.2 Deskripsi Variabel Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
4.1.3 Analisis Data ... Error! Bookmark not defined. 4.1.4 Pengujian Hipotesis ... Error! Bookmark not defined. 4.1.4.1 Uji Asumsi Klasik ... Error! Bookmark not defined.
4.1.4.2 Analisis Koefisien Determinasi (��) ... Error! Bookmark not
defined.
4.1.4.3 Analisis Regresi Linier Berganda ... Error! Bookmark not defined. 4.2 Pembahasan ... Error! Bookmark not defined.
4.2.1 Pengaruh ownership retention pemegang saham lama terhadap pengungkapan intellectual capital pada perusahaan yang melakukan IPO. ... Error! Bookmark not defined. 4.2.2 Pengaruh reputasi underwriter terhadap pengungkapan intellectual capital pada perusahaan yang melakukan IPO. ... Error! Bookmark not
4.2.3 Pengaruh ukuran perusahaan (firm size) terhadap pengungkapan
intellectual capital pada perusahaan yang melakukan IPO . Error! Bookmark
not defined.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... Error! Bookmark not defined.
5.1 Kesimpulan ... Error! Bookmark not defined. 5.2 Saran ... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined.
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 2.8 Penelitian Penelitian Empiris Tentang Intellectual Capital ... 26
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel ... 38
Tabel 3.2 Daftar Perusahaan Sampel...48
Tabel 4.1 Populasi Perusahaan yang melakukan IPO di BEI pada Tahun 2010-2012 berdasarkan tipe industri ... 57
Tabel 4.2 Perusahaan IPO tahun 2010-2012 berdasarkat tipe industri yang digunakansebagai sampel penelitia ... 58
Tabel 4. 3Statistik Deskriptif Perusahaan Sampel ... 59
Tabel 4.4 Penggunaan Underwriter pada Perusahaan yang Melakukan IPO Tahun 2010-2012 ... 60
Tabel 4.5Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov ... 63
Tabel 4.6Hasil Uji Multikoloniaritas ... 64
viii
Tabel 4.8Hasil Uji Regresi (Koefisien Korelasi)... 67
Tabel 4.9Hasil Uji Regresi (Koefisien Regresi) ... 68
Tabel 4.10 Pengujian Hipotesis 1 ... 70
Tabel 4.11 Pengujian Hipotesis 2 ... 72
Tabel 4.12 Pengujian Hipotesis 3 ... 73
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.9 Kerangka Pemikiran Teoritis... 37
Gambar 4.1 Normal probability plot ... 63
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Daftar Perusahaan Sampel
Lampiran 2 HasilPerhitungan Ownership RetentionPerusahaan IPO Di BEI
Tahun 2010-2012
Lampiran 3 RekapitulasiUnderwriter yang digunakan Perusahaan Sampel
Lampiran 4 RekapitulasiTotal Assets Perusahaan IPO di BEI Tahun 2010-2012
Lampiran 5 Intellectual Capital disclosure Perusahaan IPO tahun 2010 – 2012
Lampiran 6 RekapitulasiPerhitunganVariabel
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang
Dinamika bisnis yang terjadi saat ini, memunculkan
berbagaimacaminovasidanpersaingan yang ketat, yang
kemudianmengakibatkanperusahaanharusmengubahpolamanajemenberbasistenag
akerja (labor based business) menjadimanajemenberbasispengetahuan(knowledge
based business).
Dalam sistem manajemen yang berbasis pengetahuan, modal yang
konvensional seperti sumber daya alam, sumber daya keuangan dan aktiva fisik
lainnya menjadi kurang penting dibandingkan dengan modal yang berbasis pada
pengetahuan dan teknologi. Dengan menggunakan ilmu pengetahuan dan
teknologi maka akan dapat diperoleh suatu cara dalam menggunakan sumber daya
lainnya secara efisien dan ekonomis yang nantinya akan memberikan keunggulan
bersaing (Rupert dalam Sawarjuwono, 2003)
Oleh karena itu pengetahuan merupakan komponen esensial bisnis dan
sumber daya strategis yang lebih sustainable (berkelanjutan) untuk memperoleh
dan mempertahankan competitive advantage. Bahkan pengetahuan mungkin telah
menjadi mesin baru dalam pengembangan suatu bisnis. Salah satu pendekatan
yang digunakan dalam penilaian dan pengukuran knowledge asset (aset
perhatian dalam berbagai bidang, baik manajemen, teknologi informasi, sosiologi,
maupun akuntansi.
Salah satu contoh pentingnya competitive advantage dapat kita lihat pada
robohnyakedigdayaan Nokia dalampanggungindustriponsel global. Dahulu Nokia
memang menjadi penguasa di pasar high-end gadget di Indonesia bahkan di
dunia. Namun Nokia mengalami innovator dilemma , yakni ragu melakukan
inovasi lantaran takut produk inovasinya itu akan meng-kanibal atau menghantam
balik produk utamanya yang masih laku di pasaran.
Nokia ragu melakukan kolaborasi open source untuk mengembangkan
aplikasi smartphone lantaran takut produk utamanya, Symbian, akan kehilangan
pasar dan akhirnya Android yang datang menghajar. Hal yang sama terjadi juga
pada BlackBerry yang dulu sempat menjadi primadona smart phone di
dunia.Akhirnya BlackBerry pun runtuh dikarenakan dia tidak peduli dengan apa
yang diinginkan oleh pasar karena kurangnya inovasi yang
dilakukan(www.winpoin.com).
Di Indonesia sendiri kita bisa lihat dari runtuhnya Adam Air yang
diantaranya diakibatkan oleh kurang terampilnya pilot pesawat dikarenakan
buruknya proses rekruitmen dan kurangnya pelatihan. Kondisi tersebut
menyebabkan buruknya kualitas human capital Adam Air. Selain itu faktor usia
pesawat yang usang dan etika bisnis yang buruk turut menjadi penyebab yang
perlu disoroti dalam kasus runtuhnya Adam Air. Kita juga bisa lihat dari ketidak
3
tidak akan terjadi bila dari awal bangsa kita sudah memiliki teknologi dan tenaga
ahli yang memadai.
Ilustrasi tersebut menunjukkan pentingnya usaha untuk membangun
perusahaan yang berbasis intellectual capital sehingga dapat meningkatkan
company’s value.
Di Indonesia fenomenamengenai modal
intelektualmulaiberkembangsetelahmunculnya PSAK No.19 (revisi 2000)
tentangaktivatidakberwujud (Yuniasih et al., 2010).Dalam PSAK No.19
disebutkanbahwaaktivatidakberwujudadalahaktivanonmoneter yang
dapatdiidentifikasidantidakmempunyaiwujudfisiksertadimilikiuntukdigunakandala
mmenghasilkanataumenyerahkanbarangataujasa, disewakankepadapihaklainnya,
atauuntuktujuanadministratif( IkatanAkuntan Indonesia, 2007).
Saatini, proses pengambilankeputusan di
dalamperusahaantidakcukuphanyadidasarkanpadainformasikeuangan yang
bersifatmandatory saja, informasi yang bersifatvoluntary
jugapentinguntukdipertimbangkan. Begitujugatidakhanyatangible asset yang
perludiungkapkan, soft intangable asset
jugasangatpentinguntukdilaporkanolehperusahaan. Salah satupendekatan yang
digunakandalampenilaiandanpengukuranknowledge asset(asetpengetahuan)
tersebutadalahIntellectual Capital (IC)(Petty dan Guthrie,2000).
Lev dan Zarowin (1999) menemukan banyak penelitian yang
menunjukkan bahwa model akuntansi yang ada sekarang tidak bisa menangkap
keuangan dinilai gagal dalam menggambarkan luas cakupan nilai intangible asset
(Lev dan Zarowin, 1999), memunculkan peningkatan asimetri informasi antara
perusahaan dengan user (Barth et al., 2001), dan menciptakan ketidakefisienan
dalam proses alokasi sumber daya dalam pasar modal (Li etal., 2008). Kegagalan
akuntansi untuk mengakui secara penuh atas intangible (yang meliputi human
resources, customer relationship dan sebagainya), menegaskan klaim bahwa
laporan keuangan tradisional telah kehilangan relevansinya sebagai instrumen
pengambilan keputusan (Oliveira et al., 2008).
Beberapa peneliti telah menemukan adanya gap yang besar antara nilai
pasar dengan nilai buku yang diungkapkan karena perusahaan telah gagal
melaporkan “hiddenvalue” dalam laporan tahunannya (Mouritsen etal.,
2002).Canibano et al., (2000) menyebutkan bahwa pendekatan yang pantas
digunakan untuk meningkatkan kualitas laporan keuangan adalah dengan
mendorong peningatan informasi intellectual capital disclosure.
Setiap perusahaan yang berkembang (grow up) akan memerlukan dana
untuk ekspansi dan/atau keperluan investasi baru. Salah satu alternatif sumber
permodalan yang dipilih perusahaan yaitu melakukan go public.Dalam proses go
public sebelum saham diperdagangkan di pasar sekunder (bursa efek) saham
perusahaan yang akan go public dijual di pasar perdana yang sering disebut Initial
Public Offering(IPO).
Penelitian terdahulu mengungkapkan bahwa ada beberapa faktor yang
memepengaruhipengungkapan Intellectual Capital, baik faktor keuangan maupun
5
(Djoko Suharjanto dan Mari Wardhani.,2010; Felicia dan Supatmi.,2010;
Ariestyowati et al., 2009 ; Cordazzo and Philip.,2012 ; Azwan Abdul Rashid.,
2012). Leverage (Ariestyowati et al ,2009; Singh dan Vander Zahn,2008;
AzwanAbdul Rashid,2012). Ownership Retention (Ririk,2012; Bukhet al ,2005;
Singh dan Vander Zahn,2008).
Sedangkan faktor non keuangan misalnya, Underwriter Reputation (Singh
dan Vander Zahn,2007;Romadoni,2010;Azwan Abdul Rashid,2012). Modelling of
maturity (Cordazzo and Philip ,2012). Umur Listing (Ariestyowati et al ,2009;
Singh dan Vander Zahn,2008; Azwan Abdul Rashid,2012).
Penelitian ini menguji bagaimana pengaruh pengungkapan intellectual
capital pada Annual Report yang dikeluarkan oleh perusahaan yang melakukan
Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI). Topik ini menarik
perhatian penulis dengan alasan sebagai berikut. Pertama, berkenaan dengan
Intellctual Capital, Sawarjuwono dan Kadir (2003) mengemukakan bahwa
implementasi pengungkapan Intellectual Capital merupakan sesuatu yang masih
baru bukan saja di Indonesia tetapi juga di lingkungan bisnis global.
Modal intelektual telah menjadi aset yang sangat bernilai dalam dunia
bisnis modern. Hal ini menimbulkan tantangan bagi para akuntan untuk
mengidentifikasi, mengukur dan mengungkapkannya dalam laporan keuangan.
Konsep modal intelektual telah mendapatkan perhatian besar dari berbagai
kalangan terutama para akuntan dan akademisi. Fenomena ini menuntut mereka
untuk mencari informasi yang lebih rinci mengenai hal-hal yang berkaitan dengan
Kedua, berkenaan saat IPO, cenderung terdapat asimetri informasi dan
perusahaan belum memiliki nilai pasar, sehingga investor potensial sulit untuk
melakukan penilaian terhadap perusahaan. Pada saat diijinkan untuk listing di
BEI, perusahaan harus mempublikasikan prospektus dan laporan tahunan dengan
tujuan untuk membagi informasi kepada investor (Bukh, 2005). Laporan yang
berisi baik data keuangan maupun non keuangan tersebut digunakan oleh
investor, kreditur, dan pengguna lainnya dalam menganalisis kondisi perusahaan
untuk keperluan masing-masing (Amalia,2005).
Mather et al. (2000) dalam Singh dan Zahn (2008) berpendapat bahwa
manajemen harus menyajikan informasi terbaik yang dimiliki perusahaan untuk
memaksimalkan proses penjualan saham agar para investor tertarik untuk
menanamkan sahamnya. Apabila dihubungkan dengan peningkatan nilai
perusahaan, ketika terjadi asimetri informasi, manajer dapat memberikan sinyal
mengenai kondisi perusahaan kepada investor guna memaksimalkan nilai
perusahaaan (Amalia, 2005). Sinyal yang diberikan tersebut dapat dilakukan
melalui pengungkapan (disclousure) informasi akuntansi.
Variabel independen pertama dalam penelitian ini adalah ownership
retention. Penggunaan variabel ownership retention sebagai variabel independen
sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Singh dan Zahn (2008). Alasan yang
mendasari adalah bahwa ownership retention dapat memberikan sinyal tentang
kualitas perusahaan, dan apabila perusahaan menggunakan strategi pengungkapan
intellectual capital sebagai sinyal, maka terdapatya ownership retention yang
7
pengungkapan intellectual capital. Dengan demikian akan semakin memperkuat
sinyal yang ditujukan kepada investor potensial.
Dari hasil pengolahan kembali data proporsi saham setelah IPO yang
tercantum dalam prospektus perusahaan-perusahaan yang melakukan penawaran
umum perdana, dapat dilihat bahwa di Indonesia sendiri perusahaaan yang
melakukan IPO pada tahun 2010 – 2012 cenderung untuk mempertahankan
proporsi saham pemilik lama , yakni tahun 2010 rata-rata sebesar 78% , tahun
2011 sebesar 75% dan tahun 2010 sebesar 74%. Jadi bisa disimpulkan bahwa
rata-rata proporsi saham pemilik lama yang ditahan dari tahun 2010-2012 sebesar
75%.
Variabel independen yang kedua adalah penjamin emisi (underwriter).
Singh dan Zahn (2008) berpendapat bahwa dalam setting IPO, pengungkapan
intellectual capital antara lain tergantung pada mekanisme sinyal. Sinyal reputasi
underwriter ini menunjukkan kualitas IPO. Sementara itu peran underwriter
dalam penyusunan prospektus serta kepentingan underwriter terhadap penjualan
saham menyebabkan underwriter diharapkan merupakan faktor yang memotivasi
pengungkapan intellectual capital.
Terkait penggunaan Underwriter bereputasi, dari hasil pengolahan data
yang bersumber dari Factbook Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2012 didapat
hasil bahwa rata-rata pada tahun 2010 terdapat 74% perusahaan menggunakan
Underwriter bereputasi, pada tahun 2011 terdapat 52% perusahaan dan pada
2010-2012 rata-rata penggunaan Underwriter bereputasi oleh perusahaan yang
melakukan IPO sebesar 68%.
Underwriter yang mempunyai reputasi yang baik biasanya akan menuntut
perusahaan yang melakukan IPO untuk melakukan pengungkapan informasi yang
baik dikarenakan mempunyai beban moral terkait dengan reputasi baiknya.
Penggunaan underwriter yang bereputasi merupakan sinyal positif bahwa
perusahaan tersebut diinterpretasikan oleh publik bahwa perusahaan memiliki
informasi ( seperti pengungkapan intellectual capital) yang tidak menyesatkan.
Variabel independen yang ketiga adalah ukuran perusahaan (Firm Size).
Semakin besar ukuran perusahaan, semakin tinggi pula tuntutan terhadap
keterbukaan informasi dibanding perusahaan yang lebih kecil. Dengan
mengungkapkan informasi yang lebih banyak, perusahaan mencoba
mengisyaratkan bahwa perusahaan telah menerapkan prinsip-prinsip manajemen
perusahaan yang baik (Good Corporate Governance).
Sebagai contoh Garuda Indonesia Tbk yang melakukan IPO tahun 2011,
dengan total assets sebesar Rp.18.009.967.083.110 dan meraih pangsa pasar
penerbangan domestik terbesar kedua di Indonesia sebesar 23,20% ,saat itu
Garuda Indonesia melakukan pengungkapan intellectual capital dalam annual
report sebesar 62,82%. Sedangkan pada saat yang sama PT Solusi Tunas
PratamaTbk yang juga melakukan IPO di tahun 2011 dengan total assets
Rp.2.844.557.829.091 melakukan pengungkapan intellectual capital dalam
9
intellectual capitalyang ada. Data di atas didapat dari hasil pengolahan kembali
data yang berasal dari Annual Report masing-masing perusahaan.
Semakin besar ukuran perusahaan, maka pengungkapan modal intelektual
yang dilakukan oleh perusahaan akan semakin luas. Hal tersebut mengindikasikan
bahwa perusahaan yang mempunyai ukuran perusahaan yang besar cenderung
mempunyai kesadaran yang lebih tinggi terhadap praktik pengungkapan modal
intelektual. (Sri Layla Wahyu, 2009)
Berdasarkanlatarbelakangdiatas, makapenulisakanmengadakanpenelitian
yang berjudul“Pengaruh Ownership Retention, Underwriter Reputation Dan
Firm Size Terhadap Pengungkapan Intellectual Capital Perusahaan Yang
Melakukan IPO Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010 – 2012”.
1.2 RumusanMasalah
Berdasarkanlatarbelakang di atas,
rumusanmasalahdalampenelitianiniadalahsebagaiberikut :
1) Bagaimana pengaruh ownership retention pemegang saham lama terhadap
pengungkapan intellectual capital pada perusahaan yang melakukan IPO?
2) Bagaimana pengaruh reputasi underwriter terhadap pengungkapan
intellectual capital pada perusahaan yang melakukan IPO?
3) Bagaimana pengaruh ukuran perusahaan (firm size) terhadap pengungkapan
1.3 Maksud Dan TujuanPenelitian
Maksuddantujuanpenelitianiniadalahsebagaiberikut :
1) Untuk mengetahui bagaimana pengaruh ownership retention pemegang
saham lama terhadap pengungkapan intellectual capital pada perusahaan
yang melakukan IPO?
2) Untuk mengetahui bagaimana pengaruh reputasi underwriter terhadap
pengungkapan intellectual capital pada perusahaan yang melakukan IPO?
3) Untuk mengetahui bagaimana pengaruh ukuran perusahaan (firm size)
terhadap pengungkapan intellectualcapital pada perusahaan yang
melakukan IPO?
1.4 KegunaanPenelitian
Kegunaanpenelitianiniadalahsebagaiberikut :
1.4.1 Keguanaan Teoritis
Manfaatteoritisdaripenelitianiniadalah diharapkan dapat
menjaditambahanreferensi, gambaran dan bukti empirismengenai
pengaruh ownership retention, underwriter reputation dan firm size
terhadap pengungkapan intellectual capital perusahaan yang melakukan
IPO serta diharapkan pula penelitian ini dapat menjadi salah satu rujukan
bagi para peneliti yang akan melakukan penelitian-penelitian sejenis dan
11
1.4.2 KegunaanEmpiris
a) Bagi Investor
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi
investor dalam pengambilan keputusan investasi.
b) Bagi perusahaan
Perusahaan yang akan go public dapat menggunakan hasil penelitian
ini sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan luas pengungkapan
intellectual capital dalam Annual Report pada waktu melakukan
pengungkapan intellectual capital.
c) Bagi Bapepam dan Ikatan Akuntnasi Indonesia
Dapat membantu Bapepam dan Ikatan Akuntnasi Indonesia
menciptakan standar yang lebih baik dalam pengungkapan modal
BAB III
OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1 ObjekPenelitian
Dalam penelitian ini penulis melakukan penelitian terhadap perusahaan
yang melakukan IPO di Bursa Efek Indonesia. Adapun objek penelitian yang ada
dalam penelitian ini adalah mengenai pengungkapan intellectual capital,
ownership retention , underwriter reputation dan firm size perusahaan yang
melakukan IPO pada tahun 2010-2012.
3.2 Metode Penelitian
Metode penelitian dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan
data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan dan dibuktikan,
suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk
memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah.(Sugiyono,2013:5).
Penelitian ini menggunakan metode content analysis.
Prosedurnyameliputipengkodifikasianinformasikualitatifdankuantitatifkedalamkat
egori yang sudahditetapkansebelumnya,
dalamrangkamemperolehpoladalampenyajiandanpelaporaninformasi (Guthrie dan
Petty,2000). Metodeinidianggapsistematis, objektifdanmerupakanpendekatan
yang dapatdipercayadalammenentukanfaktor-faktor yang
mempengaruhiisidarilaporan yang dipublikasikan,
sertadapatdigunakanuntukmembuatreplicabledankesimpulan yang benar(
39
Berdasarkan level of explanation maka jenis penelitian ini termasuk
kedalam penelitian asosiatif yaitu, suatu penelitian untuk mengetahui hubungan
antara dua variabel atau lebih.
3.3 OperasionalVariabel
Operasional variabel ini dibutuhkan untuk memenuhi jenis dan indikator
dari variabel – variabel yang terkait dengan penelitian ini. Sujoko Effrin dkk
(2008:57) mengemukakan bahwa, “ variabel adalah sesuatu yang berbeda atau
membedakan antara suatu hal dengan hal lainnya”.
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
Variabel Konsep Indikator Skala
N= Jumlah lembar saham yang ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO
Ns = jumlahsahamyang diterbitkan saat IPO
Np = jumlahlembar sahamyang dijual oleh pemilik lama. risiko yang lebih besar dengan jalan underwriter yang dilakukan
oleh DivisiResearch & Development Bursa Efek
Indonesia
Underwriter yang
masukdalamTop 20 broker dikategorikansebagaipenjam
41
(X3) adalah besar kecilnya perusahaan dilihat dari besarnya nilai equity, nilai penjualan
atau nilai aktiva (Riyanto, 2008:313)
dari total aktiva (Yogiyanto, 2007:282) pengetahuan yang dimiliki oleh pengungkapan intellectual capital yang dikembangkan
olehBukh et al. (2005) yang terdiri dari 78 item yaiu:
Employess (27 items)
1.Employee breakdown by
age
2.Employee breakdown by
gender
3.Employee breakdown by
nationality
4.Employee breakdown by
department
5.Employee breakdown by
job function
6.Employee breakdown by
level of education
7.Rate of employee turnover 8.Comments on changes in
the number of employees
9.Comment on employee
health and safety 10.Employee absenteeism
rate
11.Comments on employee
absentee rate
12.Discussion of employee interviews
13.Statements of policy on competency development 14.Description of
competency development programmes and activities 15.Education and training
expenses
16.Education and training expenses by number of employees
17.Employee expenses by number of employees 18.Recruitment policies of
the firm
19.Separate indication firm has a HRM department, division or function
26.Revenues to employee 27.Value added to employee
Customers (14 items)
1. Number of customers
2. Sales breakdown by customer
3. Annual sales per segment or product 4. Average purchase size by
customer
43
customers
6. Description of customer involvement in firm’s operations
7. Description of customer relations
8. Education/training of customers
9. Ratio of customers to employees
10.Value added per customer or segment 11.Absolute market share
(%) of the firm within its industry
12.Relative market share (not expressed as percentage) of the firm 13.Market share (%) 2. Description of existing
information technology systems
3. Software assets held or developed by the firm 4. Description of
expenses
Processes (8 items)
1. Information and communication within the company
2. Efforts related to the working environment
3. Working from home
4. Internal sharing of knowledge and information
5. External sharing of knowledge and information
6. Measure of internal or External processing failures
7. Discussion of fringe benefits and company social programs
8. Outline of environmental approvals and
statements/policies
Research & Development R&D (9 items)
1. Statements of policy, strategy and/or objectives of R&D activities
2. R&D expenses
3. Ratio of R&D expenses to sales
4. R&D invested into basic research
45
development 6. Details of future
prospects regarding R&D
7. Details of existing company patents 8. Number of patents and
licenses etc.
9. Information on pending patents
Strategic statements (15 items)
1. Description of new production technology 2. Statements of corporate
quality performance 3. Information about
strategic alliances of the firm
4. Objectives and reason for strategic alliances 5. Comments on the effects
of the strategic alliances 6. Description of the
network of suppliers and distributors
7. Statements of image and brand
8. Corporate culture statements
9. Statements about best practices
10. Organisational structure of the firm 11. Utilisation of energy,
raw materials and other input goods
environment diungkapkan dalam laporan tahunan, nilai 0,5 jika item hanya sebagian yang diungkapkan dan 0 jika tidak diungkapkan.
� = Mengekspresikan
jumlah maksimum
informasi yang ada di dalam laporan tahunan yaitu sebanyak 78 item.
Dalam operasionalisasi variabel inivariabel underwriter reputation
menggunakan skala pengukuran nominal dan diperlakukan sebagai variabel
dummy. Variabel dummy menurut Hill (1997) adalahvariabelpenjelas yang
digunakanuntukmewakilivariabelkualitatif.Variabeliniseringjugadisebutvariabeldi
47
apabilamemilikiduakategori.Nilai 1 biasanyauntukkategori yang
dianggapberpengaruh, dannilai 0 untukkategori yang tidakberpengaruh.
3.4 PopulasidanSampelPenelitian
3.4.1 Populasi
Menurut Sujoko Efferin dkk (2008:73) mengatakan bahwa
populasi merupakan batas dari suatu obyek penelitian dan sekaligus
merupakan batas bagi proses induksi (generalisasi) dari hasil penelitian
yang bersangkutan.
Populasi dalam penelitian ini adalah semua perusahaan yang
melaukan IPO di BEI periode tahun 2010 – 2012. Dipilihnya rentang
waktu tersebut karena pertimbangan praktis ketersediaan data.
Dari periode tahun 2010 sampai dengan tahun 2012 jumlah
perusahaan yang melakukan IPO berjumlah 71 perusahaan yaitu, 23
perusahaan pada tahun 2010, 25 perusahaan pada tahun 2011 dan 23
perusahaan pada tahun 2012.
3.4.2 Sampel
Menurut Sujoko Efferin dkk (2008:74) sampel adalah bagian dari
populasi (elemen) yang memenuhi syarat untuk dijadikan sebagai obyek
penelitian.
Teknik pegambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan purposive sampling method, dengan meneliti sampel yang
memenuhi kriteria sesuai yang dikehendaki peneliti. Menurut Sujoko
cara menentukan target dari elemen populasi yang diperkirakan paling
cocok untuk dikumpulkan datanya.
Penentuan kriteria sampel diperlukan untuk menghindari
misspesifikasi dalam penentuan sampel penelitan yang selanjutnya akan
berpengaruh terhadap hasil analis. Kriteria perusahaan yang dipakai
sebagai sampel penelitian ini adalah:
1. Perusahaan tersebut mempublikasikan annual report secara lengkap.
Dengan annual report yang lengkap, maka diharapkan akan
mempermudah dalam memperoleh data-data yang mendukung
penelitian.
2. Perusahaan yang menjadi sampel harus memiliki tutup buku 31
Desember, agar seluruh sampel memiliki tanggal tutup buku yang
sama
3. Perusahaan yang sebagian sahamnya masih dipertahankan oleh pemilik
lama perusahaan.
4. Perusahaan melaporkan informasi yang bersifat moneter dalam satuan
mata uang Rupiah. Kriteria ini dimaksudkan untuk mendapatkan data
yang seragam dalam hal satuan moneter.
5. Tersedianya ringkasan prospektus yang dikeluarkan oleh perusahaan
yang melakukan IPO. Kriteria ini diperlukan untuk mengetahui jumlah
lembar saham sebelum dan setelah penawaran umum.
49
Dalam penelitian ini dari seluruh populasi yang ada hanya
digunakan 46 perusahaan sebagai sampel yang memenuhi kriteria di atas.
Rincian sampel yang digunakan dapat dilihat dalam Tabel 3.2.
Tabel 3.2
Daftar Perusahaan Sampel
Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012
1. AgungPodomoro Land Tbk
1. ABM InvestamaTbk 1. Tri Banyan TirtaTbk
3. BuanaListya Tama Tbk 3. BekasiFajar Industrial Tbk
4. Bank
SinarmasTbk
4. ErajayaSwasembadaTbk 4. Gading
Development Tbk
5. Bukit Uluwatu Villa Tbk
5. Golden Energy Mines Tbk 5. Global Teleshop Tbk
7. Greenwood Sejahtera Tbk 7. MNC Sky Vision Tbk
8. Krakatau Steel (Persero) Tbk
8. HD Finance Tbk 8. Pelayaran Nelly DwiPutriTbk
9. PP (Persero) Tbk 9. Jaya Agra WattieTbk 9. MinnaPadiTbk
10. Nippon
11. Martina bertoTbk 11. Express
TransindoUtama
12. SaranaMenara Nusantara Tbk
12. Metropolitan Land Tbk 12. Tiphone Mobile Indonesia Tbk
13. Wintermar Offshore Marine
Tbk International Tbk
14. SMR UtamaTbk 14. WismilakIntiMak mur
15. SejahterarayaAnugrahjaya Tbk
16. Star Petrochem Tbk
17. Solusi Tunas PratamaTbk
18. Tifa Finance Tbk
19. Viva Media Asia Tbk
3.5 SumberdanTeknikPengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu data yang diperoleh
secara tidak langsung dari proyek penelitian. Jenis data yang dikumpulkan
berupa Annual Report , daftar perusahaan yang melakukan IPO dan
underwriter yangdigunakan, serta prospektus atau ringkasan prospektusdari
perusahaan-perusahaan yang telah melakukan IPO dan terdaftar di Bursa Efek
Indonesia. Data sekunder tersebut dapat diperoleh dari situs resmi Indonesian
Stock Exchange (www.idx.co.id), Factbook Bursa Efek Indonesia, situs resmi
perusahaan terkait maupun situs-situs terpercaya lainnya.
Teknik pengumpulan data dengan menggunakan metode
dokumentasi yaitu pengumpulan data dengan menggunakan metode-metode
atau catatan laporan tertulis dari peristiwa yang telah lalu didapat dari
perusahaan terkait, selanjutnya dilakukan dengan cara menyalin data-data
yang dibutuhkan dalam penelitian yang sedang dilakukan atau mengutip
51
3.6 TeknikAnalisis Data danPengujianHipotesis
Riduwan (2010:129) menyatakan “ untuk jenis penelitian dengan
pendekatan kuantitatif, maka teknik analisis data ini berkenaan dengan
perhitungan untuk menjawab rumusan masalah dan pengujian hipotesis yang
diajukan”. Analisa data adalah kegiatan untuk memaparkan data,sehingga
dapat diperoleh suatu kebenaran atau ketidakbenaran dari suatu hipotesis.
Analisis data dalam penelitian ini meliputi uji asumsi klasik yang
dilakukan sebagai persyaratan hipotesis dan pengujian hipotesis
menggunakan analisis regresi linier berganda dengan variabel dummy.
Pengujian dilakukan dengan menggunakan bantuan software SPSS versi 20.
3.6.1 Hipotesis Statistik
Dalam perumusan hipotesis statistik, antara hipotesis nol (H0) dan
hipotesis alternatif (H1) selalu berpasangan, bila salah satu ditolak, maka yang
lain pasti diterima sehingga dapat dibuat keputusan yang tegas, yaitu apabila
H0 ditolak pasti H1 diterima (Sugiyono, 2009:87). Adapun masing-masing
hipotesis tersebut adalah :
Hipotesis ke satu :
H0 :�1 ≤ 0, Tidak terdapat pengaruh positif antara ownership retention
terhadap pengungkapan intellctual capital.
H1 : β1 > 0, Terdapat pengaruh positif antara ownership retention
terhadap pengungkapan intellctual capital.
H0 : β2 ≤ 0, Tidak terdapat pengaruh positif antara underwriter
reputation terhadap pengungkapan intellctual capital.
H1 : β2> 0, Terdapat pengaruh positif antara underwriter reputation
terhadap pengungkapan intellctual capital.
Hipotesis ke tiga:
H0 : β3≤ 0 , Tidak terdapat pengaruh positif antara firm size terhadap
pengungkapan intellctual capital.
H1 : β3 > 0, Terdapat pengaruh positif antara firm size terhadap
pengungkapan intellctual capital.
3.6.2 Uji Asumsi Klasik
Sebelum melakukan uji regresi terlebih dahulu dilakukan
pengujian asumsi klasik. Pengujian ini dilakukan untuk memperoleh
keyakinan bahwa penggunaan model regresi menghasilkan estimator linear
yang tidak bias, asumsi-asumsi tersebut adalah : Pertama, data harus bersifat
normal. Kedua, tidak terjadi multikolinieritas. Ketiga, tidak ada
heteroskedastisitas (adanya variance yang tidak konstan dan variabel
penggangu. Keempat, tidak terdapat autokorelasi (Ghozali, 2007:91).
a. Uji Normalitas
Uji normalitas adalah pengujian bahwa sampel yang dihadapi
adalah berasal dari populasi yang terdistribusi normal. Uji normalitas
bertujuan untuk menguji kenormalan distribusi dalam model regresi pada
53
yang dipakai di dalam penelitian ini untuk mendeteksi apakah residual
berdistribusi normal atau tidak.
Pertama, analisis grafik yaitu dengan melihat normal probability
plot yang akan membandingkan distribusi kumulatif dan distribusi normal.
Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan plotting
data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data
residual normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan
mengikuti garis diagonalnya.
Kedua, uji normalitas ini dilakukan dengan menggunakan uji One
Sample Kolmogorov-Smirnov dengan bantuan program komputer software
IBM SPSS . Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut:
H0 = data berdistribusi tidak normal
H1= data berdistribusi normal.
Ho diterima dan H1 tidak diterima apabila angka signifikasi (sig) <
0,05. Ho tidak diterima dan H1 diterima apabila angka signifikansi (sig) >
0,05.
b. Multikolinieritas
Multikolinieritas adalah suatu situasi adanya kolerasi antar variabel
bebas atau dengan kata lain adalah hubungan linear yang sempurna dan pasti
di antara beberapa atau semua variabel yang menjelaskan dari suatu model
regresi (Gujarati 2003). Salah satu cara mendeteksi multikolinieritas adalah
dengan melihat nilai tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor).
H1= tidak terdapat multikolinieritas antar variabel bebas
Jika nilai tolerance > 0,10 dan VIF < 10 maka Ho tidak diterima dan
H1 diterima, artinya tidak ada multikolinieritas antar variabel bebas (Ghozali
2002).
c. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji suatu model regresi linear,
untuk melihat keberadaan korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode
t dengan periode t-1 (Ghozali,2005). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan
ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang
berututan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain.
Untuk mengetahui apakah data yang digunakan dalam model
regresi terdapat autokorelasi atau tidak, dapat diketahui melalui uji
Durbin-Watson (DW). Apabila nilai DW lebih besar dari batas atas (du) dan kurang
dari 4-du, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat autokorelasi.
d. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan
ke pengamatan yang lain (Ghozali,2005). Jika variance dari satu pengamatan
ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas, dan jika
berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah model
regresi yang tidak heteroskedastisitas (Ghozali,2005).
Dalam penelitian ini, untuk mendeteksi heterokedastisitas
55
dependen dengan residualnya. Uji heteroskedastisitas dilakukan dengan
bantuan software SPSS Versi 20.
3.6.3 Pengujian Hipotesis
a. Analisis Regresi Linear Berganda
Studi mengenai ketergantungan variabel dependen (terikat)
dengan satu atau lebih variabel independe (bebas/ variabel panjelas),
dengan tujuan untuk mengestimasi dan /atau memprediksi rata-rata
populasi atau nilai rata-rata variabel dependen berdasarkan veriabel
independen yang dikaetahui (Gujarati, 2003).
Model persamaan regresi:
ICDS = a + �1OwnRet + �2Und + �3ln SIZE + Ԑ
Dimana:
ICDS = Indeks pengungkapan intellectual capital
a = intercept
OwnRet = ownership retention
Und = reputasi underwriter
SIZE = total aset
Ԑ = erorr
b. Analisis Koefisien Determinasi (��)
Koefisien Determinasi ( R2 ) pada intinya mengukur
seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel
R2 sama dengan 0, maka tidak ada sedikitpun prosentase
sumbangan pengaruh yang diberikan variabel independen terhadap
variabel dependen, atau variasi variabel independen yang digunakan
dalam model tidak menjelaskan sedikitpun variasi variabel dependen.
Sebaliknya R2 sama dengan 1, maka prosentase sumbangan pengaruh
yang diberikan variabel independen terhadap variabel dependen
adalah sempurna, atau variasi variabel independen yang digunakan
dalam model menjelaskan 100% variasi variabel independen.
Nilai koefisien determinasi diperoleh dengan
mengkuadratkan nilai koefisien korelasi parsial. Sedangkan pedoman
untuk memberiukan interpretasi koefisien korelasi menurut Sugiyono
(2007) adalah sebagai berikut:
0,00 - 0,199 = sangat rendah 0,20 - 0,399 = rendah
0,40 - 0,599 = sedang 0,60 - 0,799 = kuat
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Penelitian ini dilakukan dengan menguji pengaruh ownership retention,
underwriter reputationdanfirm sizeterhadap pengungkapanintellectual
capitalperusahaan yang melakukan IPO pada tahun 2010-2012.
Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan regresi
linier berganda dengan bantuan SPSS version 20. Dari hasil analisis data yang
telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
1. Ownership retention berpengaruh negatif terhadap pengungkapan
intellectual capital perusahaan yang melakukan IPO. Dengan demikian
semakin tinggi ownership retention maka semakin rendah pengungkapan
intellectual capital yang dilakukan.
2. Underwriter reputation berpengaruh positif terhadap pengungkapan
intellectual capital perusahaan yang melakukan IPO.Dengan demikian
ketika perusahaan menggunakan underwriter yang bereputasi baik maka
semakin tinggi pengungkapan intellectual capital yang dilakukan.
3. Firm size berpengaruh positif terhadap pengungkapan intellectual capital
perusahaan yang melakukan IPO. Dengan demikian semakin besar
ukuran perusahaan maka semakin tinggi pengungkapan intellectual
5.2 Saran
1. Saran Untuk Investor
Untuk para investor disarankan agar tidak hanya memperhatikan informasi
yang terdapat di laporan keuangan saja, namun memperhatikan pula informasi
yang bersifat non keuangan sebelum membuat keputusan untuk berinvestasi atau
membeli saham suatu perusahaan. Salah satunya informasi mengenai intellectual
capital yang diungkapkan dalam annual report. Hal ini menjadi penting karena
kita dapat melihat kualitas perusahaan dengan lebih komprehensif, dapat
mengetahui strategi yang dilakukan perusahaan serta dapat mengetahui
informasi-informasi penting lainnya yang berguna untuk menambah keyakinan investor
dalam berinvestasi.
2. Saran Untuk Emiten
Untuk para emiten atau perusahaan yang melakukan Initial Public
Offering, disarankan untuk mengungkapkan informasi secara lebih luas dalam
annual report, salah satunnya pengungkapan mengenai intellectual capital. Hal
tersebut dapat berguna untuk mengurangi asimetri informasi antara perusahaan
dan calon investor. Pengungkapan intellectual capital yang luas dapat memberi
keyakinan lebih bagi calon investor terhadap perusahaan. Selain itu, ketika
perusahaan telah beralih menjadi perusahaan go public maka ada kebutuhan
publik untuk mendapatkan informasi secara lebih luas sehingga, pengungkapan
81
3. Saran Untuk Peneliti Selanjutnya
a. Penelitian ini memiliki keterbatasan menggunakan metode scoring
dengan bobot yang kurang spesifik pada setiap item yang diungkap
dalam annual report perusahaan sehingga dikhawatirkan menjadi kurang
objektif ketika melakukan scoring karena hanya didasarkan pada
interpretasi pribadi penulis semata. Untuk mengurangi subjektifitas
tersebut maka disarankan untuk melakukan peer review oleh beberapa
orang peneliti saat melakukan scoringterhadap item intellectual caiptal
yang diungkapkan oleh perusahaan.
b. Penelitian selanjutnya dapat meneliti pengungkapan intellectual capital
pada sektor industri tertentu saja, agar objek yang diteliti tidak terlalu
beragam dan untuk melihat apakah hasilnya sejalan dengan penelitian ini.
c. Penelitian selanjutnya bisa mengambil variabel lain diluar variabel yang
digunakan dalam penelitian ini. Misalnyavariabel non keuangan seperti
variabel tipe industri, umur perusahaan, dan reputasi auditor .
d. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat memperpanjang periode
penelitian agar dapat memperoleh jumlah sampel yang lebih banyak dan
diperoleh hasil yang lebih baik secara statistik.
Demikian kesimpulan dan saran yang dapat penulis sampaikan
berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan. Semoga dapat memberikan
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Nugroho .(2012). “Faktor-Faktor yang MempengaruhiIntellectul capital Disclousure”. Accounting Analysis journal . 1 (2)
Amalia, Dessy.(2005).“Faktor-Faktor yang MempengaruhiLuasPengungkapan Sukarela (Voluntary Disclosure) padaLaporanTahunan Perusahaan yang Tercatat di Bursa Efek Jakarta”.Journal AkuntansiPemerintah. 1,(2).
AmeidyoDaud.(2013). Perusahaan IPO terbanyakdalam 15 tahunterakhir.Fom: http://ekbis.sindonews.com/read/2013/12/10/32/815225/perusahaan-ipo-di-2013-terbanyak-dalam-15-tahun-terakhir. Retrieved at 6 februari 2014 jam 13.59
Ariestyowati, E. Suprapti., and I. Ulum. (2009). Analisis dampak karakteristik perusahaan terhadap luas pengungkapan informasi intellectual capital pada laporan tahunan perusahaan publik di Indonesia. Paper dipersiapkan untuk simposium nasional akuntansi XII Palembang.
Asnawi, Said Kelanadan Chandra Wijaya.2005.Riset Keuangan:Pengujian-PengujianEmpiris.Jakarta: GramediaPustakaUtama.
Azwan Abdul Rashid, Muhd Kamil Ibrahim, Radiah Othman, and Kok Fong See. (2012).”IC Disclosure in IPO Prospectuses: Evidance From Malaysia”. Journal of Intellectual Capital 13,( 1), 57-80
Bart, C.K. (2001). “Measuring the mission effect in human intellectual capital”. Journal of Intellectual Capital. 2,(3),320-330.
Bontis, N. (2000). “Assessing Knowledge Assets:A Review of the Models Used to Measure Intellectual Capital”.International Journal of Management Reviews.3,(1),41-60.
83
Canibano, Leandro, M.G. Ayuso, and P. Sanchez. (2000). “Accounting for Intangibles: A Literature Review”. Journal of Accounting Literature. 19, 102-130.
DAFTAR PUSTAKA
Darmadji, T., dan H.M. Fakhruddin. (2001). Pasar Modal di Indonesia. Jakarta : Salemba Empat
Dedhy Sulistiawan.(2010). “ Pengujian Fenomena Underpricing Dengan Studi Eksperimen”. Jurnal Manajemen Teori dan Terapan Universitas Surabaya
Desimon. (2013). Tujuan IPO, Untuk Dipahami.[Online].Tersedia: http://www.emiten.net/pengetahuan/artikel/115.html#.U1c3PlV_vxI[13Ma ret 2014]
Djoko Suhardjanto dan Mari Wardhani.(2010).”Praktik Intellectual Capital Disclosure Perusahaan yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”. JAAI. 14, (1),71-85
Efferin S., Hadi D, Stevanus, dan Yulianti, Tan. 2008. Metode Penelitian Akuntansi. Yogyakarta : Graha Ilmu
Febian. (2013). Apa yang Bisa Kita Pelajari dari Runtuhnya Blackberry.[Online].
Tersedia:http://winpoin.com/apa-yang-bisa-kita-pelajari-dari-runtuhnya-blackberry/ [15 Februari 2014]
Foerster, Stephen.(2001).”IPOs : The Short and Long of What We Know”. Field Notes Canadian Investment Review.
Freedman, M., Jaggi, B. (2005).” Global Warning, Commitment to The Kyoto Protocol, and Accounting Disclosures by The Largest Global Public Firms from Polluting Industries”. The International Journal of Accounting.(40), 215-232.
Guthrie, J., and R. Petty.(2000). “Intellectual capital : Australian annual reporting practices”. Journal of Intellectual Capital. 1, (3),241-251
Hill, R. J. 1997. A Taxonomy of Multilateral Methods for Making International Comparisons of Prices and Quantities. Review of Income and Welath 43(1), 49-69.
Ihyanul Ulum.(2009). Intellectual Capital Konsep dan Kajian Empiris. Yogyakarta : Graha Ilmu
Imam Ghozali. (2007). AplikasiAnalisisMultivariatdengan Program SPSS, Edisiketiga.Semarang :BadanPenerbitUniversitasDiponegoro.
Khairunnisa, Titi. (2008). Pengaruh Ownership Retention, Underpricing, Investment dan Firm Size TerhadapNilai Perusahaan Yang Melakukan
IPO Di Bursa Efek Indonesia (BEI).Skripsi. Jakarta;Universitas Islam NegeriSyarifHidayatullah
Khomsiyah.“ReputasiPenjaminemisisaham, Reputasi auditor dan Tingkat Underpricing padaPenawaransahamperdana di Bursa Efek Jakarta”.JurnalBisnisdanAkuntansi.Vol 7.No.2. Agustus 2005. Hal 168-189.
Kurniawati,I. (2003). “Analisis Pengaruh Pengumuman Deviden terhadap abnormal return: Pengujian Signaling Hypothesis di Bursa Efek Jakarta”. Jurnal Akuntansi & Manajemen (Agustus). 1,(11).
Leland, H, dan D. Pyle. 1997. “Informational assymetrics, financial structure, and financial intermediation”.Journal of Finance. 32,(2),371-378
Lev, B and Zarowin,P. (1999). “The capitalization, amortization and value -relevance of R&D”. Journal of Accounting Research. 37,(2),353-385.
Li. Jing, Pike, R. Dan Hanifa, R. (2008). “Intellectual Capital Disclosure and Corporate Governance Structure in UK Firms”. Accounting and Bissiness Research. 38, (2),137-159
Manurung, Adler Haymans.(2012). Teori Investasi : Konsep dan Empiris. Jakarta : PT Adler Manurung Press.
85
Intellectual Perusahaan yang Melakukan IPO di Bursa Efek Indonesia Tahun 2004-2008.Skripsi Fakultas Ekonomi universitas Sebelas Maret Surakarta
Miller, C, dan H. Whiting. (2005). “Voluntary disclosure of intellectual capital and the hidden value”. Proceedings of the Accounting and Finance Association of Australia and New Zeland Confrence
Mouritsen, J.,H.T. Larsen, and P.N.Bukh. (2005). “Dealing with the knowledge economy: intellectual capital versus balanced scorecard”. Journal of Intellectual Capital. 6, (1),8-27
Mouritsen, J.;P. N. Bukh; H. T. Larsen; dan M. R. Johansen.(2002). “Developing and managing knowledge throught intellectual capital stetament”.Journal of Intellectual Capital.3,(1),10-29
Murdiyani. (2009). Pengaruh Informasi Prospektus Perusahaan Terhadap Initial Return Pada penawaran Saham Perdana (Studi Pada Perusahaan LQ-45
2001-2008). Tesis Universitas Diponegoro.
Ni Luh U.M.N danGeriantaW.Y .(2013). “Tingkat Underpricing danReputasi Underwriter”.E-Journal AkuntansiUniversitasUdayana. 4, (1), 159-176
Nisak, Zahratun. (2007). PengaruhInformasiProspektus IPO terhadap KeputusanInvestasi Investor di Bursa Efek Jakarta padaMasaSelama
danSetelahKrisisMoneter.Skripsi.Surakarta: Fakultas
EkonomiUniversitasSebelasMaret Surakarta.
Olivera, L, L. L. Rodrigues, dan R. Craig. (2008). Applying voluntary disclosure theories to intangibles reporting : evidence from the Portuguese stock market.
Purnomosidhi, Bambang. (2006).“Praktik Pengungkapan Modal Intelektual PadaPerusahaan Publik di BEJ”.JurnalRisetAkuntansi Indonesia Volume. 9 No. 1Hal 1-20
Riyanto, Bambang.2008.Dasar-Dasar PembelanjaanNegara.Yogyakarta: BPFE.
Saleh, N. M. Rahman, Mara, R. A. dan Hasan. M. S.(2007). Ownership Structure and Intellectual Capital Performance in Malaysian Companies Listed in MESDAQ.
Sangkala.(2006). Intellectual Capital Management. Edisi Pertama. Yapensi.
Sawarjuono, TjiptohadidanAgustinePrihatinKadir(2003)..“Intellectual Capital:
Perlakuan, Pengukurandan Pelaporan (Sebuah Library Research)”, JurnalAkuntansi& Keuangan.5,(1), 35-57.
Septiana, GeaRandu. (2013). AnalisisFaktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Pengungkapan Intellectual Capital PadaProspektus IPO.Skripsi
UniversitasDiponogoro Semarang
Singh, I, dan J-L. W.M Van der. Zahn. (2008). “Determinant of intellectual capital disclosure in prospectus of initial public offerings”. Accounting and Business Research. 38,(5),409-431.
Singh, Inderpaldan Zahn, der Mictchell. 2008. Determinants of Intelectual Capital Disclosure in Prospectuses of Initial Public Offering. Accounting and Bussines Research. .38,409-431.
Spence,M. (1973). “Job Market Signaling”. The Quarterly Journal of Economics. 87,(3), 355-374
Stewart, T.A.(1997). Intellectual Capital. Nicholas Brealey Publishing, London
Sugiyono. (2008). Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta
Sugiyono.(2013). MetodePenelitianBisnis.Bandung :Alfabeta
Suhardjanto, Djoko dan Wardhani, Mari.(2010). “ Praktik Intellectual Capital Disclousure Perusahaan yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”.JAAI Volume 14 No 1, Surakarta; Universitas Sebelas Maret
Suhendah, R. (2005). “Intellectual Capital”. Journal Akuntansi IX. (3),278-292.
87
Penawaran Umum Perdana di Bursa efek Jakarta”. Jurnal Akuntansi,Tahun XI September 2007. 3, 221-229.
Sutanto,FeliciaDwiputri dan Supatmi.(2010).“PengaruhKarakteristik Perusahaan terhadap Tingkat PengungkapanInformasiIntellectual Capital Di DalamLaporanTahunan (StudiKasusPadaIndustriManufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009”.JurnalAkuntansiSalatiga; Universitas Kristen SatyaWacana
Titi Khairunnisa. (2008). Pengaruh OwnershipRetention,Underpricing Invesment dan firm size Terhadap Nilai peusahaan Yang Melakukan IPO Di Bursa
Efek Indonesia (BEI).Skripsi pada FEIS Universitas negeri Syarif
Hidayatullah.
Wardhani, M. (2009).Intellectual Capital Disclousure: StudiEmpirisPada Perusahaan-Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.
SkripsiUniersitasSebelasMaret Surakarta
White, G; A Lee; dan G. Tower.(2007). “Drivers OfVoluntary Intellectual Capital Disclosure In Listed Biotechnology Companies”. Journal Of Intellectual Capital.8 ,(3),517-537
Widarjo, W., Bandi., Hartoko, S. (2010). ” Pengaruh Ownership Retention, Investasi dari Proceeds, dan Reputasi Auditor terhadap Nilai Perusahaan dengan Kepemilikan Manajerial dan Institusional sebagai Variabel Pemoderasi”, KumpulanMakalah Simposium Nasional AkuntansiXIII, Purwokerto.
Wiyasha, I. B. M. (2003). Analisis proporsi penyertaan saham pemilik lama sebagai sinyal prospek perusahaan setelah pasar perdana : studi empiris di BEJ . http:/lib.ugm.ac.id/digitas/upload/1246_RD1002002.pdf
Yudhanti, Celcilla B.H, dan Shanti, Josepha C. (2011). “Intellectual Capital dan Ukuran Fundamental Kinerja Keuangan Perusahaan”.JurnalAkuntansi danKeuangan.Surabaya; UniversitasKatolikWidya Mandala
Yuniasih, et all. (2010). Pengaruh Modal Intelektual Pada Kinerja Pasar Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan Keuangan yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia). Skripsi Fakultas ekonomi Jurusan Akuntansi
Universitas Udayana, Bali.
Zahn, J-L. W. M. Van der., dan I. Singh. (2007). “ Intellectual Capital Disclousure And Association With First-Day Returns InInitial Public Offerings”. International Journal of Accounting, Auditing and Performance
Evaluation.4(4/5),433-473