• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG JENIS DOPING DAN BAHAYANYA DENGAN PERILAKU PEMAKAIAN DOPING PADA ATLET UKM PENCAK SILAT UPI BANDUNG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG JENIS DOPING DAN BAHAYANYA DENGAN PERILAKU PEMAKAIAN DOPING PADA ATLET UKM PENCAK SILAT UPI BANDUNG."

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG JENIS DOPING DAN BAHAYANYA DENGAN PERILAKU PEMAKAIAN

DOPING PADA ATLET UKM PENCAK SILAT UPI BANDUNG

(Studi Deskriptif di Ukm Pencak Silat Upi)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Sains

Program Studi Ilmu Keolahragaan

Oleh:

Dela Madlizzari

0900109

PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN

JURUSAN PENDIDIKAN KESEHATAN DAN REKREASI

FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

(2)

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG JENIS DOPING DAN BAHAYANYA DENGAN PERILAKU PEMAKAIAN DOPING PADA ATLET

UKM PENCAK SILAT UPI BANDUNG

Oleh

Dela Madlizzari

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan kesehatan

© Dela Madlizzari 2014

Universitas Pendidikan Indonesia

Januari 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

DELA MADLIZZARI

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG JENIS DOPING DAN BAHAYANYA DENGAN PERILAKU PEMAKAIAN DOPING PADA ATLET

UKM PENCAK SILAT UPI BANDUNG

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :

Pembimbing I

Dra. Yati Ruhayati, M.Pd NIP. 19631107198803 2 002

Pembimbing II

dr. Imas Damayanti, M.kes NIP. 19800721200604 2 001

Mengetahui Ketua Prodi Ilmu Keolahragaan

(4)

ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG JENIS DOPING DAN BAHAYANYA DENGAN PERILAKU PEMAKAIAN DOPING DAPA ATLET

UKM PENCAK SILAT UPI BANDUNG

(Studi Deskriptif diUKM Pencak Silat UPI Bandung)

Dela Madlizzari 0900109

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk menelaah hubungan antara tingkat pengetahuan tentang jenis doping dan bahayanya dengan perilaku pemakaian doping pada atlet UKM pencak silat UPI bandung. Sampel diambil sebanyak 10 orang atlet UKM pencak silat UPI bandung, menggunakan teknik total sampling. Pengumpulan data menggunakan instrumen tes tingkat pengetahuan dan angket perilaku pemakaian. Penghitungan statistik menggunakan

SPSS dengan sub menu corelate bivariate. Dari hasil analisis data tingkat pengetahuan jenis doping dan bahayanya diperoleh bahwa 1 orang berkriteria rendah, 5 orang berkriteria sedang, dan 4 orang berkriteria baik, rata-rata berkriteria sedang. Dan hasil analisis data perilaku pemakaian doping diperoleh bahwa 1 orang berkriteria rendah sekali, 1 orang berkriteria rendah, 3 orang berkriteria sedang, dan 5 orang berkriteria baik., rata-rata berkriteria sedang. Diperoleh pula nilai p<0,05. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat tingkat pengetahuan jenis doping dan bahayanya dengan perilaku pemakaian doping.

(5)

ABSTRACT

RELATIONSHIP BETWEEN THE LEVEL OF KNOWLEDGE OF THE DANGERS OF DOPING AND USAGE BEHAVIOR WITH DOPING ATHLETES DAPA Pencak Silat

SME UPI BANDUNG

(Descriptive Study diUKM Pencak Silat UPI Bandung)

Dela Madlizzari 0900109

The purpose of this study was to examine the relationship between the level of knowledge about the type of doping and the dangers of the use of doping in athletes behavior martial arts SME UPI Bandung. Samples were taken as many as 10 people martial arts athletes SME UPI Bandung, using total sampling technique. Collecting data using test instruments and knowledge levels questionnaires usage

behavior.Counting statistics using SPSS with sub menus corelate bivariate. From the analysis of the level of knowledge acquired type doping and the dangers that

berkriteria 1 low, 5 berkriteria medium, and 4 people berkriteria good, average berkriteria being.And the analysis of data obtained by doping usage behavior that one person berkriteria very low, low berkriteria 1, 3 berkriteria medium, and 5 people berkriteria well., The average berkriteria being. Obtained the value of p <0.05. The results of this study indicate that there is a significant relationship between the level of doping type and level of knowledge of danger with the use of doping behavior.

(6)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMAKASIH... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka ... 5

1. Pengetahuan ... 5

2. Doping dan jenis doping ... 9

3. Bahayanya doping ... 17

4. Efek samping diping ... 18

5. Perilaku pemakaian doping ... 21

6. Olahraga pencak silat ... 25

7. Hubungan doping dengan olahraga pencak silat ... 27

B. Kerangka Pemikiran ... 28

C. Hipotesis ... 29

BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan tempat penelitian ... 30

B. Desain penelitian ... 30

C. Metode penelitian ... 31

(7)

E. Sampel ... 32

F. Prosedur penelitian ... 32

G. Definisi Operasional... 33

H. Instrument penelitian ... 35

I. Proses pengembangan instrument ... 38

J. Uji coba instrument ... 38

K. Teknik pengolahan data ... 42

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil analisis deskriptif ... 43

B. Analisis Inferensi Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Jenis Doping Dan Bahayanya Dengan Perilaku Pemakaian Doping Pada Atlet UKM Pencak Silat UPI Bandung ... 47

C. Diskusi temuan ... 50

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 52

B. Saran ... 52

DAFTAR PUSTAKA ... 53

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 54

(8)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Prestasi yang cemerlang seakan–akan menjadi kewajiban bagi seorang atlet, semakin banyak pretasi yang diraih maka semakin banyak pula penghargaan–penghargaan yang di dapat dan tambah dengan bonus–bonus yang menggiurkan. Contohnya pada atlet pencak silat dari daerah jatim mengikuti PON dia menjadi juara satu saat bertanding dan mendapatkan

bonus yang saat besar dari pelatihnya. Bonus-bonus yang atlit pencak silat dapatkan saat mengikuti pertandingan PON senilai Rp 750 juta. Dikatakannya, total bonus yang diberikan itu belum termasuk bonus langsung sebesar Rp750 ribu yang diberikan setiap kali atlet meraih medali emas, ditambah bonus para ofisial (KONI kab. Lamongan jawa-timur 2013).

Penghargaan-penghargaan tersebut membuat atlet berlomba–lomba untuk mengukir prestrasi, dan tidak bisa di pungkiri bahwa untuk mengejar prestasi tersebut dengan cara yang tidak sportif, seperti pemakaian doping saat berlatih ataupun saat menghadapi pertandingan. Dewasa ini nilai sportifitas dalam beberapa cabang olahraga sering ternoda oleh pemakaian obat doping yang dikonsumsi atletnya. Persaingan prestasi olahraga yang semakin ketat membuat sebagian atlet sering menghalalkan berbagai cara. Apalagi ada sebagian pelatih yang bernafsu meningkatkan prestasi atlit dengan berbagai cara, misalnya latihan yang lebih keras, memanfaatkan kemajuan teknologi, atau bahkan lewat jalan pintas yaitu memberi obat doping demi prestasi dan meningkatkan performa atletnya.

Menurut Richard V. Ganslen dalam (Djoko Pekik Irianto, 2005: 319) doping adalah pemberian obat atau bahan secara oral atau parenteral kepada

(9)

Walaupun doping memjanjikan kemauannya atlet tetapi efek sampingnya sangat berbahaya. Efek doping bagi kesehatan atlet sebab dapat menyebabkan timbulnya penyakit, cacat, bahkan kematian. Jadi, keuntungan yang didapat tidaklah seimbang dengan kerugian yang akan diderita bertahun-tahun kemudian. Belum lagi jika ketahuan, atlit dan pembinanya harus menanggung rasa malu.

Meski sudah resmi dilarang, banyak atlet yang masih memakai doping sebagai alternatif untuk memenangkan pertandingan. fenomena yang ada

masih tetap terjadi contohnya atlet yang menggunakan doping saat mau menghadapi pertandingan yaitu Ivan Tikhon dan Irina Yatchenko atlet pencak silat. Kasus doping pertama di Komite Olimpiade Internasional (IOC) mencabut medali dari empat atlet yang berlaga di Olimpiade Athena 2004. Keempat atlit ini diputuskan menggunakan doping dalam pertandingan (Sindonews.com: 2012). Apesnya hasil tes doping Komite Olimpiade Internasional menemukan urine pelaku positif mengandung stanozolol--zat yang mengandung steroid.

Seperti kasus lainnya atlet yang memakai doping saat mau menghadapi pertandingan, contohnya Hysen Pulaku Kasus doping pertama di Olimpiade London 2012 terjadi di cabang angkat besi. Lifter Albania, Hysen Pulaku yang seharusnya bertanding di kelas 77 kilogram, menjadi atlit pertama yang didiskualifikasi dari Olimpiade London setelah tidak lolos tes doping. Apesnya hasil tes doping Komite Olimpiade Internasional menemukan urine Pelaku positif mengandung stanozolol--zat yang mengandung steroid. Pada sampel urine kedua, Pulaku juga gagal lolos tes doping. Hingga sanksi dijatuhkan, Pulaku serta Sami, pelatihnya, mengaku tidak tahu bagaimana zat stanozolol bisa berada di tubuh sang atlet. Stanozolol juga dikonsumsi atlet

lompat tinggi Yunani, Dimitris Chondrokoukis, yang terpaksa mengundurkan diri dari Olimpiade tersebut.

(10)

kejujuran, bahkan sudah banyak sanki tegas, mulai dari yang ringan sampai yang berat, diberlakukan pada mereka yang terbukti melanggar. Fenomena diatas terjadi kemungkinan ini ada dua hal yaitu pertama atlit mengetahui efek samping dan bahayanya tetapi tidak menghiraukan, yang ke dua kemungkinan lain atlet tidak mengetahui.

Pengetahuan atlet tentang doping bisa diperoleh dari sumber–sumber yang sudah ada contohnya dari buku bacaan, internet atau dari seorang pelatih yang memberikan pengarahan kepada atletnya tentang penggunaan atau

pengetahuan tentang doping. Atlet yang sudah tahu tidak menyalahgunakan kemungkinan, karena dia tahu selain takut akan ancaman hukuman dari badan anti doping dunia, juga semakin banyak atlet unggulan menyadari, doping merusak tubuh dalam jangka panjang. Unsur doping paling populer untuk meningkatkan volume otot, yakni anabolika steroid, harus dipakai terus menerus untuk mempertahankan volume otot yang sudah terbentuk. Jika penggunaan unsur anabolika dihentikan, volume otot kembali ke posisi normal atau malahan mengalami penurunan drastis (Jurnal Pengetahuan Doping, 2012). Dampak negatif yang muncul adalah kelumpuhan atau kematian. Walaupun bahayanya sudah diketahui, masih banyak atlet menggunakan unsur doping untuk mendongkrak prestasinya.

Disini peneliti hanya mengukur tingkat pengetahuan tentang jenis doping dan bahayanya dengan perilaku pemakian doping pada atlit pencak silat, karena dilihat dari setiap atlet belum tentu mengetahui tentang pengetahuan dari doping itu sendiri dan perilaku pemakaiannya. Oleh karena itu peneliti ingin mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan tentang jenis doping dan bahayanya dengan perilaku pemakaian doping pada atlet UKM Pencak Silat UPI Bandung.

(11)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah maka dapat di buat suatu hubungan tentang permasalahan yang dihadapi :

1. Bagaimana tingkat pengetahuan atlet UKM Pencak Silat UPI Bandung tentang jenis doping dan bahayanya ?

2. Bagaimana perilaku pemakaian doping pada atlet UKM Pencak Silat UPI Bandung ?

3. Apakah terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan tentang jenis

doping dan bahayanya dengan perilaku pemakaian doping pada atlet UKM Pencak Silat UPI Bandung ?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian dari penelitian yang dilaksanakan adalah: 1. Ingin mengetahui sejauh mana tingkat pengetahuan tentang jenis doping

dan bahayanya pada atlet UKM Pencak Silat UPI Bandung

2. Ingin mengetahui bagaimana perilaku pemakaian doping pada atlet UKM Pencak Silat UPI Bandung

3. Ingin mengetahui apakah ada hubungan antara tingkat pengetahuan tentang jenis doping dan bahayanya dengan perilaku pemakaian doping pada atlet UKM Pencak Silat UPI Bandung

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Memberikan informasi kepada praktisi pemakai, misalnya pelatih dan atlit tentang jenis doping dan bahayanya dengan perilaku pemakaian doping 2. Memberikan informasi kepada pengguna kebijakan seperti disorda

(12)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu Dan Tempat Penelitian

Penelitian mengenai hubungan antara tingkat pengetahuan tentang jenis doping dan bahayanya dengan perilaku pemakaian doping pada atlet UKM Pencak Silat UPI Bandung dilaksanakan pada:

a. Tempat : Sport Hall Upi Bandung

b. Waktu : 10 September 2013 – 22 Januari 2014

B. Desain Penelitian

Bentuk desain penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Keterangan :

X = pengetahuan jenis doping dan bahayanya

Y = perilaku pemakaian doping

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel independen (pengetahuan jenis doping dan bahayanya) dan variabel dependen (perilaku pemakaian doping). Desain penelitian ini bertujuan mengetahui adanya hubungan antara tingat pengetahuan tentang jenis doping dan bahayanya dengan perilaku pemakaian doping pada atlet pencak silat.

Gambar 3.1 Desain penelitian

(13)

C. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif yaitu suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu obyek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat antar fenomena yang diteliti.

Metode yang digunakan dalam penelitian kuantitatif ini adalah metode

survei. Penggunaan metode dalam penelitian disesuaikan dengan masalah serta tujuan penelitian tersebut. Oleh sebab itu, metode penelitian sangat penting dalam pelaksanaan, pengumpulan dan analisis data. Sedangkan teknik pengumpulan data adalah dengan menggunakan angket. Cara penyampaian angket, angket diisi oleh sampel kemudian dikumpulkan kembali kepada peneliti. Jenis pertanyaan tertutup dengan kemungkinan jawaban sudah ditentukan terlebih dahulu dan sampel tidak diberi kesempatan memberikan jawaban lain sehingga atlet diminta memilih salah satu jawaban yang dianggap sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.

D. Populasi

(14)

E. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel yang penulis tetapkan sebanyak 10 atlit pencak silat (total sampling), menurut pendapat (Sugiono, 2010:85) total sampling adalah teknik penentuan sampel bisa semua anggota populasi digunakan sebagai sampel bila jumlah populasi relatif kecil kurang dari 30 orang. Sampel yang digunakan semuanya berasal dari UKM Pencak Silat UPI Bandung.

F. Prosedur Penelitian

Selain penjelasan mengenai metode penelitian yang digunakan, peneliti juga menjelaskan mengenai prosedur penelitian, untuk memberikan gambaran mengenai langkah penelitian yang dilakukan maka diperlukan prosedur penelitian sebagai rencana kerja. Dengan adanya gambaran prosedur penelitian maka akan mempermudah kita untuk memulai langkah dari sebuah penelitian. Adapun mengenai prosedur penelitian peneliti jelaskan sebagai berikut:

1. Langkah pertama menentukan populasi yaitu atlet UKM Pencak Silat UPI Bandung

2. Kemudian menentukan sampel sejumlah 10 orang atlet Pencak Silat dengan menggunakan teknik total sampling.

3. Setelah itu melakukan uji coba angket, yang dilakukan terhadap 10 sampel atlet UKM Pencak Silat UPI Bandung.

4. Selanjutnya adalah melakukan penelitian dengan menyebarkan tes pengetahuan dan kuesioner perilaku pemakaian doping.

5. Langkah terakhir yaitu melakukan pengolahan data, menganalisa dan menarik kesimpulan yang didasarkan pada hasil pengolahan dan analisis

(15)

Mengenai penjelasan prosedur penelitian diatas, peneliti coba tuangkan dalam bentuk gambar 3.2 dibawah ini.

Gambar 3.2 Prosedur Penelitian

(Sumber : Peneliti)

G. Definisi oprasional

Definisi oprasional yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1. Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2007.143), pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan ini setelah orang melakukan penginderaan terhadap obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera

Populasi

Sampel

Pengolahan &

Analisis

Kesimpulan

(16)

penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagaian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.

Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan pengetahuan adalah pengetahuan atlit tentang doping yang diuji dengan tes.

2. Perilaku

Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktifitas organisme (makhluk hidup) yang bersangkutan. Oleh sebab itu, dari sudut pandang biologis semua makhluk hidup mulai tumbuh-tumbuhan, binatang sampai dengan manusia itu

berperilaku, karena mereka mempunyai aktifitas masing-masing (Notoatmodjo, 2007.131).

Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan perilaku adalahperilaku atlit tentang pemakaian doping yang diuji dengan angket.

3. Atlet

Atlet merupakan olahragawan terutama yang mengikuti perlombaan atau pertandingan (kekuatan, ketangkasan, dan kecepatan).

Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan atlit adalah atlit yang tingkat pengetahuan dan perilakunya dijadikan sebagai sampel dalam penelitian.

4. Pencak Silat

Abdus Syukur (2012:01) menyatakan bahwa "Istilah ‘pencak’ bersal dari Madura ajar dari kata ‘pecak’ sebetulnya lain, yaitu ‘acak mancak’ yang berarti melompat ke kiri ke kanan dengan menggerakkan tangan dan kaki. Pencak adalah fitrah manusia untuk membela diri sedangkan silat sebagai unsur yang menghubungkan gerakan dan pikiran."

Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan pencak silat adalah atlit pencak silat yang dijadikan sampel dalam penelitian.

5. Doping

(17)

Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan doping adalah asupan obat terlarang yang bisa digunakan oleh atlit khususnya dalam penelitian ini. 6. Bahaya doping

Bahaya adalah sesuatu yang (mungkin) mendatangkan kecelakaan (bencana, kesengsaraan, kerugian dan sebagainya). Dan bahayanya doping dalam suatu daftar khusus dengan alasan terutama mengacu pada ancaman kesehatan (gangguan fungsi hati, dan tumor hati) atas obat peningkat performa. Konsumsi obat doping pada atlet dapat meningkatkan prestasi yang

melampaui batas kemampuan normaldalam pengetahuan.

Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan bahaya doping adalah mendatangkan kecelakaan bagi atlit yang menggunakannya khususnya bagi atlit penelitian ini.

H. Instrumen penelitian

Menurut Sridadi (2007:121) pengukuran adalah suatu proses yang dilakukan secara sistematis untuk memperoleh besaran kuantitatif dari suatu objek tertentu dengan menggunakan alat ukur yang baku, makan instrumen dalam penelitian ini adalah :

1. Tes pengetahuan (Notoatmojo 2007:143). Tes pengetahuan jenis doping dan bahayanya ini untuk mengukur seberapa tinggi tingkat pengetahuan atlet UKM Pencak Silat UPI Bandung tentang jenis doping dan bahayanya.

2. Angket perilaku atlet (Notoatmojo 2007:131), angket ini digunakan untuk mengetahui seberapa tinggi perilaku pemakaian doping pada atlet UKM Pencak Silat UPI Bandung.

1. Tes Pengetahuan Jenis Doping Dan Bahayanya

Dengan tes pengetahuan jenis doping dan bahayanya ini tiap responden diberi pertanyaan atau persoalan yang sama. Teknik pengumpulan data ini mendasarkan diri pada laporan tentang diri sendiri atau

(18)

dapat dengan mudah mengisi atau menjawab. Tes berbentuk pilihan dimana jawabannya telah disediakan dan responden tinggal memilih jawaban yang telah tersedia.

Mengenai alternatif jawaban dalam tes pengetahuan jenis doping dan bahayanya, penulis menggunakan skala Guttman dengan menetapkan dua (2) kategori penyekoran sebagai berikut :

Tabel 3.1

Kategori Pemberian Skor Alternatif Jawaban

Alternatif Jawaban

Skor Alternatif Jawaban

Positif Negatif

Benar 2 1

Salah 1 2

Butir-butir soal yang terdapat dalam tes ini merupakan gambaran

tentang pengetahuan jenis doping dan bahayanya. Adapun cara menyusun pertanyaan dalam bentuk soal, dengan langkah-langkah sebagai berikut. Melakukan spesifikasi data, dengan dituangkan dalam bentuk kisi-kisi.

Tabel 3.2

kisi-kisi tes pengetahuan jenis doping dan bahayanya

Variabel Sub-Variabel Idikator No. Soal

(19)

4. Angket

Angket dalam penelitian ini terdiri dari komponen-komponen atau variabel yang dijabarkan melalui subkomponen, indikator-indikator dan pertanyaan. Butir-butir pertanyaanatau pernyataan itu merupakan gambaran tentang perilaku pemakaian doping pada atlit ukm pencak silat upi bandung. Bentuk angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup.

Mengenai alternatif jawaban dalam kuesioner, penulis menggunakan

skala sikap yakni skala likert dengan menetapkan tiga (5) kategori penyekoran sebagai berikut :

Tabel 3.3

Kategori pemberian skor alternatif jawaban

Alternatif Jawaban

Skor Alternatif Jawaban

Positif Negatif

Sangat Setuju 5 1

Setuju 4 2

Ragu-ragu 3 3

Tidak Setuju 2 4

Sangat Tidak Setuju 1 5

(20)

Tabel 3.4

kisi-kisi angket perilaku pemakaian doping

Variabel Indikator No. Soal

(+) (-)

Perilaku pemakaian doping

Pengetahuan 1,3,4, 5,6,7,8,9

2,10

Sikap 11,12,15 13,14,

Tindakan 17, 20 16,18,19

I. Proses Pengembangan Instrumen

sebelum instrumen digunakan, dilakukan uji coba dahulu kepada mahasiswa anggota UKM Pencak Silat UPI, tujuan uji coba ini untuk

mengetahui validitas dan reliabilitas instrumen. Kuisioner sebagai alat penelitian setelah selesai disusun, kemudian dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Adpun dalam hal ini penulis mencoba membuat langkah-langkah penyusunan angket sebagai berikut :

1. Melakukan spesifikasi data, maksudnya untuk menjelaskan ruang lingkup masalah yang akan diukur secara terperinci.

2. Indikator-indikator yang telah dirumuskan ke dalam kisi-kisi tersebut menjadikan bahan butiran pertanyaan atau soal dalam angket.

J. Uji Coba Instrumen

(21)

dalam penelitian. Data dari tes tersebut dianalisis menggunakan perangkat lunak Statistikal Product and Service Solution (SPSS) for windows versi 16

yaitu menggunakan reliability scale. Pada uji validitas dan reliabilitas Tes pengetahuan dan angket perilaku diperoleh hasil sebagai berikut:

1. Pengetahuan

Tabel 3.5

Hasil Uji Validitas Tes Pengetahuan

Item-Total Statistics

Corrected

Item-Total Correlation Keterangan

S1 .731 Valid

S2 .556 Valid

S3 .573 Valid

S4 .126 Tidak valid

S5 .616 Valid

S6 -.025 Tidak valid

S7 .573 Valid

S8 -.168 Tidak valid

S9 .609 Valid

S10 -.119 Tidak valid

S11 -.358 Tidak valid

S12 .556 Valid

S13 .616 Valid

S14 .556 Valid

S15 .516 Valid

S16 .150 Tidak valid

S17 .573 Valid

S18 .609 Valid

S19 -.037 Tidak valid

(22)

Pengambilan keputusan berdasarkan perhitungan nilai Corrected Item-Total Correlation hasil dari analisis Reability Scale. Menurut, Nisfiannor Muhammad (2009: 229), “bahwa untuk menyatakan butir item valid atau tidak valid digunakan patokan 0,200”. Terlihat pada tabel diatas 13 item memiliki nilai p > 0,200 yang berarti item tersebut dinyatakan Valid. Sedangkan sisanya memiliki nilai p < 0,200 atau item tersebut tidak valid. untuk melihat tingkat reliabilitas tes ini dapat dilihat dari tabel berikut:

Tabel 3.6

Hasil Uji Reliabilitas pengetahuan Sumber: Peneliti

Cronbach's Alpha Keterangan

.784 Reriabel

Pengambilan keputusan dilakukan berdasarkan penghitungan nilai

Cronbach Alpha, bila nilainya diatas 0,600 maka dinyatakan reliabilitas. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa instrumen tes pengetahuan

dinyatakan reliabilitas, karena memiliki nilai Cronbach Alpha = 0,784 > 0,600.

2.Perilaku

Tabel 3.7 Uji Validitas Perilaku

Corrected Item-Total Correlation

Keterangan

S1 .501 Valid

S2 .244 Valid

S3 .762 Valid

S4 .564 Valid

S5 .427 Valid

(23)

Lanjutan tabel 3.7

S7 .482 Valid

S8 .502 Valid

S9 .774 Valid

S10 .122 Tidak valid

S11 .837 Valid

S12 .085 Tidak valid

S13 -.139 Tidak valid

S14 .171 Tidak valid

S15 .142 Tidak valid

S16 .326 Valid

S17 -.104 Tidak valid

S18 .025 Tidak valid

S19 .369 Valid

S20 -.125 Tidak valid

Terlihat pada tabel diatas 12 item memiliki nilai p > 0,200 yang berarti item tersebut dinyatakan Valid. Sedangkan sisanya memiliki nilai p

< 0,200 atau item tersebut tidak valid. untuk melihat tingkat reliabilitas tes ini dapat dilihat dari tabel berikut:

Tabel 3.8

Hasil Uji Reliabilitas Perilaku Sumber: Peneliti

Cronbach's Alpha Keterangan

.682 Reriabel

Pengambilan keputusan dilakukan berdasarkan penghitungan nilai

(24)

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa instrumen angket prilaku dinyatakan reliabilitas, karena memiliki nilai Cronbach Alpha = 0,682 > 0,600.

K. Teknik Pengolahan Data

Teknik pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan penghitungan komputasi program SPSS (Statistikal Product and Service

Solution) versi 16.0 for window karena program ini memiliki kemampuan analisis statistik cukup tinggi serta sistem manajemen data pada lingkungan grafis menggunakan menu-menu dekriptif dan kotak-kotak dialog sederhana, sehingga mudah dipahami cara pengoperasiannya (Sugianto, 2007: 1). Adapun langkah pengolahan tersebut yaitu ;

1. Deskriptif untuk memberikan gambaran mengenai hubungan antara tingkat pengetahuan jenis doping dan bahanya dengan perilaku pemakaian doping pada atlet pencak silat ukm upi bandung. Analisis menggunakan deskriptif statistik dengan sub menu explore.

2. Uji normalitas digunakan untuk mengetahui setiap variabel yang akan dianalisis atau data yang diperoleh berdistribusi normal. Peneliti menggunakan teknik analisis dengan menggunakan Kolomogrov Smirnov Z untuk mengetahui normalitas data. Kondisi data berdistribusi normal menjadi syarat untuk menguji hipotesis menggunakan statistik parametrik. Apabila data tidak berdistribusi normal maka disarankan pengolahan data menggunakan statistik non parametrik.

3. Dalam uji normalitas data berdistribusi normal, sehingga statistik korelasi menggunakan uji Pearson Korelasi Momen .

(25)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis data yang telah peneliti lakukan, maka dalam penelitian ini peneliti dapat menyimpulkan bahwa :

1. Hasil tingkat pengetahuan tentang jenis doping dan bahayanya pada atlit

UKM Pencak Silat UPI Bandung rata-rata masuk kedalam kriteria Sedang.

2. Hasil perilaku pemakaian doping pada atlet UKM Pencak Silat UPI

Bandung rata-rata masuk kedalam kriteria Sedang.

3. Terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan tentang

jenis doping dan bahayanya dengan perilaku pemakaian doping pada atlet UKM Pencak Silat UPI Bandung. Dimana sumbangan tingkat pengetahuan jenis doping dan bahayanya terhadap prilaku pemakaian doping sebesar 57,6% sedangkan sisanya sebesar 42,4% dipengaruhi faktor lain.

B. SARAN

Setelah mengetahui hasil penelitian yang telah diperoleh, selanjutnya peneliti mengajukan saran yang dapat digunakan sebagai pemahaman dan literatur tambahan

1. Kepada seorang atlit harus lebih tinggi lagi tingkat pengetahuannya tentang jenis doping dan bahayanya agar bisa berperilaku baik dalam menjelang sebuah pertandingan.

2. Kepada para peneliti selanjutnya peneliti berharap sampel dalam penelitian selanjutnya diharapkan berasal dari tingkatan yang berbeda (Padepokan, atlet Propinsi atau Nasional).

3. Kepada pelatih agar memperjelas informasi tentang doping kepada para

(26)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto. (2010). Prosedur Penelitian. Jogyakarta

Boedhi darmajo dan H. Hadi Martono. (1999). Buku Ajar Geriatri Balai Penerbit

Universitas Indonesia, jakarta;

http://cakmoki86.wordpress.com/2008/01/13/doping-mengejar-prestasi-sangsi/

Darmanto, Priyo. (2003). Pola Hidup Sehat Dan Kesehatan. Bandung: arkola

Faisal Midfilder. (2012). Buku Pengertian Tentang Pemahaman Menurut Para Ahli. (online). Tersedia :

http://pengertian5.blogspot.com/2012/07/pengertian-pemahaman.html Indra prabowo. 2009. Macam-Macam Doping Dalam Olahraga. (online). Tersedia:

http://calon-dokter.blogspot.com/2008/06/beberapa-obat-doping.html IOC. 1990. Pengertian Doping. (online). Tersedia :

http://insanajisubekti.wordpress.com/2012/12/02/doping-2/ Notoatmodjo. (2003). Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta Notoatmodjo. (2007). Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta Nurhasan. (2000). Metode Penelitian dan Norma Penilaian. Jakarta

Pekik Irianto, Djoko. (2005). Pengetahuan tentang doping. Jakarta

Pudjawidjana. 1983. Pengetahuan Atlet Dan Obat Doping. (online). Tersedia: http://landejavu.wordpress.com/2010/06/01/obat-doping

Shamsuddin, Sheikh. (2005). Olahraga Pencak Silat. Jakarta

Sofyandi, Herman. (2007). Analisis Menajer Tentang Perilaku dan Prestasi. Jakarta

Sugiono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung Sugianto. (2007). Metode Pengolahan Data. Bandung

Syukur, Abdus. (2012). Istilah Olahraga Pencak Silat. Jakarta ____ . (2012). Jurnal Pengetahuan Doping.

Gambar

Gambar 3.1 Desain penelitian
Gambar 3.2 Prosedur Penelitian
Tabel 3.1 Kategori Pemberian Skor Alternatif Jawaban
Tabel 3.3 Kategori pemberian skor alternatif jawaban
+5

Referensi

Dokumen terkait

Persamaan pada pokoknya dalam kasus Hugo Boss ini terdapat pada persamaan jenis huruf, persamaan bentuk, persamaan kata dan tanda gambar, persamaan cara

Dapat dilihat kemudian bahwa ajaran ini bisa menawarkan sebuah konsep model kehidupan spiritual sosial yang kompatibel untuk diterapkan oleh manusia di zaman modern ini untuk meraih

januari 2017 dengan 1 orang siswa kelas kontrol yang telah diberikan perlakuan, diperoleh informasi bahwa siswa kurang tertarik dengan cara penyampaian guru

Selesai menilai satu sampel, netralkan hidung Anda dengan cara mengistirahatkan hidung Anda selama 30 detik /menghindar dari aroma hasil ekstraksi sebelum melakukan pengujian

Berbagai uraian di atas dapat dirumuskan bahwa hakikat pendidikan kecakapan hidup dalam pendidikan non formal adalah merupakan upaya untuk meningkatkan keterampilan,

SURAT PERINTAH KAPOLDA KALTENG NOMOR: SPRIN/1158/IX/2015 TANGGAL 2 SEPTEMBER 2015 TENTANG PERINTAH MELAKSANAKAN KEGIATAN RUTIN KEPOLISIAN YANG DITINGKATKAN DALAM RANGKA

Pemeriksaan terpenoid dan steroid yang dilakukan pada masing-masing ekstrak menunjukkan bahwa senyawa terpenoid terdapat pada semua ekstrak, dan senyawa steroid hanya

Mampu melakukan pengkajian data pada ibu bersalin, nifas, bayi baru lahir (BBL), dan keluarga berencana secara komprehensif melalui pendekatan manajemen kebidanan dengan