• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIVITAS MEDIA LAGU WAJIB NASIONAL DALAM PEMBELAJARAN GOI (KOSAKATA) BAHASA JEPANG SISWA SMAN 15 BANDUNG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EFEKTIVITAS MEDIA LAGU WAJIB NASIONAL DALAM PEMBELAJARAN GOI (KOSAKATA) BAHASA JEPANG SISWA SMAN 15 BANDUNG."

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

DALAM PEMBELAJARAN GOI (KOSAKATA) BAHASA JEPANG SISWA SMAN 15 BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang

Oleh Elin Siti Solihat

0908987

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA JEPANG FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG

(2)

Efektivitas Media Lagu Wajib Nasional

Dalam Pembelajaran Goi (Kosakata)

Bahasa Jepang Siswa SMAN 15 Bandung

Oleh

Elin Siti Solihat

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Bahasa Jepang

© Elin Siti Solihat 2014

Universitas Pendidikan Indonesia

Februari 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul : Efektivitas Media Lagu Wajib Nasional dalam Pembelajaran GOI (kosakata) Bahasa Jepang Siswa SMAN 15 Bandung

Nama : Elin Siti Solihat NIM : 0908987

Disetujui dan disahkan oleh:

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Mulyana Adimihardja,M.Ed Dianni Risda M.Ed NIP.194906301980031001 NIP.197105261998032001

Mengetahui,

Ketua Jurusan pendidikan Bahasa Jepang FPBS UPI

(4)

ABSTRAK

Elin Siti Solihat (0908987). “Efektivitas Media Lagu wajib Nasional Dalam Pembelajaran Goi (Kosakata) Bahasa Jepang Siswa SMAN 15 Bandung”

Lagu merupakan salah satu media yang digunakan dalam mempelajari kosakata asing, baik lagu dengan melodi dan lirik asli dari bahasa asing tersebut maupun lagu dengan melodi lagu populer serta lirik yang dibuat khusus untuk mempelajari kosakata bahasa asing tertentu. Dalam buku pelajaran bahasa Jepang seperti buku “mengenal Bahasa Jepang jilid I” terdapat sub bab yang berjudul utaimashou – うたいましょう– yang mengajarkan kosakata dengan melodi lagu anak populer. Dari temuan tersebut penulis tertarik untuk mengembangkan variasi melodi pembelajaran kosakata bahasa Jepang, tidak terbatas pada lagu anak populer tetapi menggunakan melodi lagu lainnya yaitu lagu wajib nasional.

Melalui media lagu wajib nasional yang telah seleksi, penulis melakukan penelitian di kelas X lintas minat SMA Negeri 15 Bandung. Penelitian dengan metode the one group pretest posttest telah memberikan hasil sebagai berikut. Nilai rata – rata sampel sebelum diberikan media adalah 5,8 dan setelah diberikan media terdapat kenaikan sebesar 1,4 sehingga nilai rata – rata sampel menjadi 7,2. perbedaan nilai rata rata pretest dan posttest juga ditunjukkan dengan besarnya nilai yaitu 5,8 dengan nilai db 14 untuk sebesar 2,14 (pada Taraf signifikasi 5%) dan 2,98 (pada taraf signifikasi 1%). Dengan nilai kriteria efektivitas 0,41 media lagu wajib nasional dapat menjadi referensi dalam pembelajaran kosakata bahasa Jepang.

(5)

Elin Siti Solihat (0908987). “Efectiveness of National Anthem Media in Japanese vocabulary learning Bandung 15 Highscool students”

Vocabulary is one of important aspect in learning foreign laguage. A good mastery of vocabulary will make a good skill of communication. In learning japanese vocabulary, student often find some trouble such as pronunciation and meaning of the word. Therefore, various of methods and media were made to develop vocabulary skill.Song is one kind of media that is use for learning foreign laguage vocabulary. The song Include songs with original melody and lyrics and there are also songs with original melody but with remake lyrics that made especial for learning vocabulary. In Japanese textbook such as “mengenal Bahasa Jepang jilid I” textbook there found chapter utaimashou –うたいましょう– means “let`s sing” that have resemblance with chapter minna de tanoshiku in Japanese textbook “bahasa Jepang I” - にほ んご I – both of them are made to teach Japanese vocabulary by using melody from popular children song like “twinkle twinkle litle star” etc. base on this, author is interested to expand variety of song melody for Japanese vocabulary learning. Not only limited in popular song like children song but also using another melody that is national anthem.

By selected national anthem, author carry out the research in X lintas minat class Bandung 15 highschool. Research with the one group pretest posttest method has given result as follows. Sample`s average score before use national anthem media is 5,8 and after used national anthem media is 7,2. Difference of average pretest score and posttest score seen also from score that is 5,8 with db score 14 for 2,14 (significance 5%) dan 2,98 (significance 1%). With criteria of efectiveness 0,41national anthem media can be a reference in Japanese vocabulary learning.

(6)

DAFTAR ISI 1.1Latar Belakang Masalah………..1

1.2Rumusan dan Batasan Masalah……….10

1.2.1 Rumusan Masalah………10

1.2.2 Batasan Masalah………..11

1.3Tujuan dan Manfaat Penelitian………..11

1.3.1 Tujuan Penelitian……….11

1.3.2 Manfaat Penelitian………...12

1.4Tinjauan Pustaka………....13

1.5Hipotesis………....14

1.6Metode Penelitian………..14

1.7Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian………....15

1.8Sistematika Penulisan………15

BAB II LANDASAN TEORI……….16

2.1 Pengertian Goi (Kosakata)………16

2.2 Kelas Kata……….17

2.2.1 Berdasarkan Karakteristik Gramatikal………...17

2.3 Media……….27

2.4 Penggunaan Lagu………..28

(7)

2.4.2 Pemilihan Lagu untuk Proses Pembelajaran………30

2.5 Jenis Jenis kegiatan………..33

2.6 Penelitian yang Relevan………..33

BAB III METODOLOGI PENELITIAN………...35

3.1 Metode Penelitian……….………35

3.2 Instrument Penelitian………...36

3.2.1 Tes………..37

3.2.2 Angket………40

3.3 Langkah Langkah Penelitian……….41

3.4 teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data………...42

3.4.1 Tes………..42

3.4.2 Angket………45

3.5 Populasi dan Sampel……….46

3.6 Analisis Butir Soal, Validitas dan Reabilitas Instrumen………...46

3.6.1 Analisis Butir Soal………..47

3.6.2 Uji Validitas………48

3.6.3 Uji Reabilitas…...………48

3.7 Rancangan Eksperimen………….……...………..48

BAB IV ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA………..52

4.1 Laporan Penelitian……….52

4.2 Kegiatan Belajar Mengajar……….52

(8)

4.4 Pengolahan Data Angket………....58

4.5 Pembahasan………66

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan………....69

5.2 Rekomendasi………..70

DAFTAR PUSTAKA………..72

(9)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Bahasa Jepang merupakan salah satu bahasa asing yang memiliki banyak pembelajar dari berbagai belahan dunia. Salah satu negara yang memiliki pembelajar bahasa Jepang adalah Indonesia. Indonesia menduduki urutan ke enam, memiliki 54.016 pembelajar bahasa Jepang yang tersebar pada pendidikan dasar dan menengah, perguruan tinggi, dan pendidikan nonsekolah pada tahun 1998 (Sudjianto, 2009: 11). Seiring dengan teknologi yang semakin maju, kesempatan untuk mengakses informasi dari dunia luar semakin terbuka. Maka cara untuk memperoleh pengetahuan mengenai bahasa Jepang menjadi mudah untuk dilakukan. Hal tersebut merupakan salah satu faktor berkembangnya bahasa Jepang di Indonesia.

Saat ini, bahasa Jepang telah masuk ke dalam kurikulum sekolah menengah atas sebagai mata pelajaran pilihan. Demi memenuhi tuntutan kurikulum tersebut siswa sekolah menengah atas yang bersangkutan, suka atau tidak suka harus mengikuti pelajaran bahasa Jepang. Ada banyak kesulitan yang biasanya dialami oleh pembelajar, mengingat bahasa Jepang memiliki karakteristik yang berbeda dari bahasa Indonesia. Karakteristik tersebut terdapat pada huruf yang dipakai, kosakata, sistem pengucapan, gramatika, dan ragam bahasanya (sudjianto, 2009: 14).

(10)

di antaranya adalah goi (kosakata). Apabila seorang pembelajar bahasa memiliki penguasaan kosakata yang baik bahkan sebelum pembelajar tersebut mempelajari tatabahasanya, pembelajar akan lebih mudah memahami garis besar dari informasi yang didapatkan, informasi tersebut dapat berupa teks, lagu, dan lain sebagainya. Pendapat lainnya mengenai kosakata adalah yang dituturkan oleh Sugesti (2012 : 19) yang menyebutkan bahwa meskipun seseorang belum mengerti tentang penggunaan partikel ataupun pola kalimat, tapi dengan menghafal kosakata seseorang diharapkan akan mengerti maksud dan tujuan dari kalimat tersebut. Penulis dapat mengibaratkan kosakata sebagai potongan puzzle yang meskipun berupa potongan kecil yang belum tersusun ,namun sudah dapat memberikan petunjuk akan menjadi „gambar‟ (informasi) apakah jika puzzle itu disusun secara lengkap.

Dalam mempelajari kosakata bahasa Jepang terdapat beberapa kesulitan atau hambatan yang dialami baik oleh pembelajar maupun pengajar, baik hambatan secara intrinsik maupun secara ekstrinsik. Salah satu faktor instrinsik adalah kesulitan mempelajari kata yang memiliki bunyi mirip misalnya „isu‟ dan „itsu‟, „ojisan‟ dengan

(11)

media pembelajaran kosakata tidak membuat siswa termotivasi, maka materi yang diajarkan tidak dapat tersampaikan. Selanjutnya apabila pembelajaran tetap dilakukan meskipun siswa merasa tidak tertarik dengan materi, dikhawatirkan akan menjadi tekanan yang membuat pembelajar tidak merasa nyaman selama kegiatan belajar mengajar. Faktor ekstrinsik umumnya terkait dengan kondisi dan fasilitas sekolah misalnya ruang kelas, buku, tape, dan sebagainya. Dengan demikian pengajar diharapkan untuk dapat menentukan metode dan media pembelajaran yang sesuai dengan kondisi yang ada, mampu menciptakan suasana belajar yang nyaman dan menarik agar dapat meningkatkan motivasi siswa. Untuk itulah ide ide kreatif dari seorang pengajar sangat diperlukan.

Hingga saat ini, beragam ide kreatif diciptakan oleh pengajar Bahasa Jepang dalam membantu siswa agar dapat mengatasi kesulitan belajar, khususnya kesulitan belajar kosakata. Salah satu cara mengatasi kesulitan tersebut adalah dengan membuat variasi melalui media pengajaran. Misalnya menggunakan media gambar, animasi dan lagu. Media lagu menjadi salah satu media yang sering digunakan dalam pembelajaran bahasa asing termasuk bahasa Jepang, baik sebagai media pembelajaran kosakata maupun unsur bahasa lainnya. Namun tidak sembarang lagu dapat digunakan sebagai media, karena lagu yang digunakan dalam proses pembelajaran harus memenuhi syarat tertentu agar dapat digunakan sebagai media pengajaran.

(12)

1. Lagu sudah dikenal atau disukai siswa. Hal ini dapat diketahui dengan cara, misalnya guru bertanya langsung kepada siswa tentang lagu lagu yang disukai atau kelompok musik mana yang mereka kenal, dan seterusnya.

2. Lagu harus berisi materi yang diajarkan, baik keterampilan bahasa maupun unsur bahasanya.

3. Lagu harus memiliki sifat dan karakter yang mengandung pencapaian tujuan pembelajaran. Ini penting mengingat metode belajar dan pembelajaran lagu lebih merupakan strategi pembelajaran, bukan tujuan pembelajaran. Kesalahan dalam memilih hal itu dapat mengganggu tujuan pembelajaran. 4. Lagu harus memiliki tingkat kesulitan yang sesuai dengan kemampuan siswa.

Kesalahan dalam pemilihan lagu berakibat pada tidak efektifnya proses belajar. Karena itu dipilih lagu yang teksnya ringan dan tidak terlalu panjang. 5. Lagu harus berisi pesan atau nilai yang sesuai dengan tingkat usia dan

kematangan siswa. Kesalahan pemilihan lagu akan berakibat pada pembentukan kepribadian yang salah.

(13)

tengah populer di antara para siswa, dan hal tersebut cenderung berubah seiring dengan perkembangan zaman.

Pada point kedua, lagu sudah pasti berisi materi yang diajarkan. Pada penelitian sebelumnya ada yang menggunakan sebuah lagu pop Jepang yang liriknya terdapat perubahan bentuk kata kerja dalam bahasa Jepang. Ada pula yang menggunakan melodi lagu populer yang liriknya diganti menjadi materi yang tengah diajarkan seperti urutan nama hari, angka dan lain sebagainya

Selanjutnya point ketiga, penulis berpendapat sebagai berikut. Apabila tujuan pembelajaran adalah menyampaikan materi dengan alur yang bersemangat, maka pengajar hendaknya memilih lagu yang bersemangat pula. Hal ini merupakan strategi agar materi dapat tersampaikan dengan lebih baik.

Point keempat adalah mengenai tingkat kesulitan yang sesuai dengan kemampuan siswa. Sebagai contoh, apabila siswa baru mengenal bahasa Jepang tidak dianjurkan untuk menggunakan lagu bahasa Jepang yang temponya terlalu cepat, atau liriknya terlalu panjang. Tempo yang terlalu cepat akan mempersulit siswa menangkap materi, sementara lirik yang panjang dapat menimbulkan perasaan bosan.

(14)

diberikan lagu yang berisi hal diluar logika mereka misalnya lagu tentang cinta, maka siswa tersebut akan bertanya – tanya karena tidak mengerti, bahkan ada kemungkinan mereka akan tetap menyanyikan lagu tersebut meskipun tidak mengerti artinya, hal ini tentu bukan merupakan hal yang baik bagi siswa. Contoh kedua, apabila siswa adalah remaja (siswa SMP atau SMA), apabila pengajar memilih lagu yang tengah populer sebagai media, pengajar harus bersiap dengan reaksi yang akan ditimbulkan oleh siswa remaja. Siswa cenderung mudah mengikuti alur pembelajaran, dan tidak menutup kemungkinan akan ada siswa yang lebih terfokus pada lagunya daripada materi yang ada di dalam lagu. Pengajar yang tidak dapat mengendalikan kelas dengan baik akan kesulitan untuk mengembalikan pembelajaran ke alur semula. Lain halnya apabila siswa remaja diberikan lagu yang biasanya dinyanyikan pada waktu anak – anak. Pada suatu kelas yang tengah mempelajari bilangan dalam bahasa Jepang, pengajarnya menggunakan lagu „balonku‟ yang liriknya diganti dengan kosakata bilangan. Reaksi siswa beragam, kebanyakan siswa remaja tersebut malu – malu, ada pula yang risih dan terlihat enggan menyanyi, ada pula yang bersemangat menyanyikan lagu tersebut.

Kesimpulan yang dapat diambil dari uraian tersebut adalah lagu dapat digunakan sebagai media pembelajaran, khusunya pembelajaran kosakata setelah dipertimbangkan pengaruhnya terhadap siswa.

(15)

membuat yang menyanyikannya mempelajari kosakata baru. Meskipun kosakata yang ada di dalam lagu tersebut merupakan bahasa asing, melodi lagu tersebut menjadi begitu familiar. Bahkan lagu yang semula merupakan lagu untuk anak anak tersebut menjadi lagu yang dapat dinyanyikan oleh siapa saja tanpa mengenal batas usia.

Melalui lagu anak – anak berbahasa Inggris populer ini, beberapa pengajar bahasa asing menggunakannya sebagai media pembelajaran kosakata. Hal tersebut dapat kita temukan dalam salah satu buku pengajaran bahasa Jepang. Di dalam buku tersebut terdapat sub pengajaran yang bertuliskan “utaimashou”. Tujuan dari sub pengajaran tersebut adalah untuk memudahkan mengingat kosakata yang sedang dipelajari siswa. Kosakata tersebut dijadikan lirik, dan lagu atau melodi yang digunakan adalah melodi dari lagu anak – anak populer seperti “are you sleeping” yang kemudian liriknya diganti dengan kosakata bilangan sebagai berikut.

‘ Ichi ni san yon go roku shichi hachi

Hachi kyuu ju, hachi kyuu ju

Juuichi juuni, juuichi juuni

Ima nanji, ima nanji’

Selanjutnya penulis menemukan lagu „twinkle – twinkle little star” yang liriknya diganti dengan kata kerja, liriknya sebagai berikut.

‘tatte suwatte hon o akete

Minna de tanoshiku hajimemashou

Teepu o kiite, e o mite

(16)

Tatte suwatte hon o akete

Minna de tanoshiku hajimemashou’

Ada pula melodi lagu anak-anak populer bahasa Indonesia yang melodinya digunakan untuk belajar bahasa Jepang, misalnya lagu „potong bebek angsa‟ yang liriknya diubah menjadi rumus perubahan bentuk kata kerja. Lagu ini digunakan dalam pelajaran bahasa Jepang kelas XI pada semsester dua dan masih tetap digunakan untuk pelajaran bahasa Jepang kelas XII,lirik lagu nya sebagai berikut.

U, tsu, ru tte

Bu, nu, mu nde

Ku jadi ite

Gu jadi ide

Su jadi shite

Iru, eru te

Kuru, suru menjadi kite shite

selanjutnya lagu “naik delman” yang liriknya diganti dengan kosakata nama hari, dan sebagai tambahan ada sedikit lirik yang merumuskan pola.

‘marilah kawan kita menganal nama hari

Dalam bahasa Jepang sambil kita bernyayi

Nichiyoubi getsuyoubi kayoubi suiyoubi

Mokuyoubi kinyoubi doyoubi tanoshimi

(17)

Kinou ototoi polanya wa nani deshita’

Lirik lagu naik delman yang diganti menjadi nama hari diatas cukup padat, penulis menemukan salah satu contoh lain yang liriknya adalah nama hari. Melodi yang digunakan adalah lagu „dua mata saya‟.

‘senin getsuyoubi, selasa kayoubi

rabu suiyoubi, kamis mokuyoubi

kinyoubi, doyoubi, nichiyoubi

itu nama – nama hari’

Berangkat dari temuan inilah penulis tertarik untuk membuat sebuah aternatif baru, khusunya dalam pembelajaran kosakata melalui lagu. Penulis berusaha menambah kriteria lagu lainnya yang dapat digunakan dalam pembelajaran kosakata, agar pembelajaran tersebut tidak hanya terbatas pada lagu anak – anak populer. penulis memiliki pemikiran bahwa ada lagu lainnya yang dikenal oleh siswa selain lagu anak – anak. Lagu tersebut adalah lagu wajib nasional. Lagu wajib nasional diajarkan pada siswa mulai dari tingkat sekolah dasar. Lagu wajib tersebut dinyanyikan minimal seminggu satu kali yaitu pada saat upacara bendera. Dengan demikian adalah hal yang seharusnya apabila siswa tingkat SMA mengetahui dan mampu menyanyikan lagu wajib nasional. Penulis memiliki pemikiran bahwa lagu wajib nasional tidak memiliki batasan usia sehingga tidak memiliki pengaruh tertentu pada tingkat kematangan siswa.

(18)

karena itu penulis tertarik dengan penelitian dengan judul “Efektivitas Media Lagu Wajib Nasional dalam Pembelajaran GOI (kosakata) Bahasa Jepang Siswa SMAN 15 Bandung”.

1.2 Rumusan dan Batasan Masalah

1.2.1 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, penulis merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana kemampuan pemahaman goi pembelajar sebelum dan setelah diberikan media lagu wajib nasional?

2. Adakah perbedaan yang signifikan antara hasil pembelajaran sebelum dan sesudah diberikan media lagu wajib nasional?

3. Bagaimana efektivitas media lagu wajib nasional dalam pembelajaran goi? 4. Bagaimana kesan dan tanggapan pembelajar terhadap pembelajaran goi

melalui media lagu wajib nasional?

1.2.2 Batasan Masalah

Batasan masalah yang akan diteliti penulis adalah:

1. Goi (kosakata) yang akan dipelajari adalah kosakata yang berasal dari buku mengenal bahasa Jepang 1, yaitu goi pada pengajaran1 (aisatsu), 7 (tema: kyou wa nannichi desuka) dan goi pada pengajaran 9 (jikanwari)

2. Lagu wajib nasional yang melodinya akan digunakan sebagai media adalah lagu “Garuda Pancasila”, “Maju tak gentar” dan “halo halo Bandung”

(19)

1.3.1 Tujuan Penelitian

Penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut:

1. Mengetahui pemahaman kosakata bahasa Jepang pembelajar sebelum dan setelah diberikan media lagu wajib nasional.

2. Megetahui perbedaan antara hasil pembelajaran sebelum dan sesudah diberikan pembelajaran melalui media lagu wajib nasional

3. Mengetahui efektivitas media lagu wajib nasional terhadap pembelajaran bahasa Jepang khususnya mengenai kosakata bahasa Jepang.

4. Mengetahui kesan dan tanggapan pembelajar tentang pembelajaran kosakata dengan lagu wajib nasional.

1.3.2 Manfaat Penelitian

Setelah penelitian, diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Memperoleh gambaran tentang media lagu wajib nasional dalam pembelajaran kosakata bahasa Jepang

2. Memperoleh alternatif pilihan media pembelajaran bahasa Jepang terutama mengenai kosakata bahasa Jepang.

3. Mempermudah pembelajar dalam mengingat dan memahami kosakata bahasa Jepang

4. Meningkatkan motivasi belajar dengan cara belajar yang menyenangkan.

1.4 Tinjauan Pustaka

(20)

1. Efektivitas didefinisikan sebagai keefektifan, mempunyai efek atau pengaruh atau akibat. (kamus umum Bahasa Indonesia ; 371). Dalam hal ini keefektifan adalah pengaruh lagu wajib nasional dalam pembelajaran kosakata Bahasa Jepang.

2. Media berasal dari bahasa latin medium, yang berarti perantara atau pengantar. Media adalah perantara atau pengantar pesan dari si pengirim (komunikator atau sumber / source) kepada si penerima (komunikan atau audience / receiver). Sedangkan media pembelajaran adalah sarana komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau bahan pembelajaran. (Warsita, 2008:121)

3. Goi 語 彙 didefinisikan sebagai go no mure atau go no atsumari „kumpulan kata‟. (Sudjianto,2009: 97). Dalam kamus umum Bahasa Indonesia halaman 720, kosakata adalah perbendaharaan kata.

(21)

5. Lagu wajib dalam buku seni budaya dan keterampilan 6, adalah lagu yang berisi tentang ungkapan rasa cinta tanah air. Dalam buku kumpulan lagu wajib karangan Drs. Thursan (a) Hakim, lagu wajib diartikan sebagai lagu yang perlu bahkan harus bisa dinyanyikan oleh setiap warga Negara Indonesia, terutama oleh mereka yang masih duduk di sekolah. Berikutnya definisi lagu wajib nasional adalah lagu – lagu mengenai perjuangan dan nasionalisme bangsa yang wajib dihapalkan oleh pelajar sekolah. (http://liriklaguindonesia.net/lirik-lagu-wajib-nasional)

1.5 Hipotesis

Penulis merumuskan hipotesis dari penelitian ini sebagai berikut:

Hk: Terjadi peningkatan yang signifikan setelah menggunakan media lagu wajib nasional dalam pembelajaran kosakata.

H0: Tidak terjadi peningkatan apapun setelah mengguakan media lagu wajib nasional dalam pembelajaran kosakata.

1.6 Metode Penelitian

(22)

1.7 Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian

Populasi dari penelitian ini adalah siswa SMA Negeri 15 Bandung yang terdaftar dalam kelas lintas minat bahasa Jepang tahun ajaran 2013/2014. Sampel diambil secara random.

1.8 Sistematika Penulisan

Adapun sistematika pembahasan dalam penelitian ini adalah:

BAB I: Dalam bab ini peneliti menjelaskan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, tinjauan pustaka, hipotesis, metode penelitian, lokasi dan sampel penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II: Dalam bab ini peneliti menjelaskan tentang tinjauan pustaka yang berisi teori – teori dalam bidang yang dikaji dan penelitian terdahulu yang relevan.

BAB III: Dalam bab ini peneliti menjabarkan dengan lebih rinci tentang metode penelitian.

BAB IV: Bab ini memuat pengolahan atau analisis data untuk menghasilkan temuan dan pembahasan atau analisis temuan.

(23)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen quasi dengan rancangan the one group pretest posttest. Rancangan ini digunakan untuk mengetahui hasil tentang subjek dan mengetahui seberapa baik hasil akhir yang dilakukan setiap subjek tanpa adanya kelompok kontrol, (Syamsudin dan Damaianti 2009:157).

Rancangan ini memiliki dua tes yaitu tes awal dan pasca tes. Tes awal dilakukan sebelumperlakuan dan pasca tes dilakukan setelah perlakuan. Rancangan the one group pretest posttest dilambangkan dengan pola sebagai berikut.

keterangan

O1 = tes awal, dilakukan sebelum perlakuan melalui media lagu wajib nasional

X = perlakuan / pembelajaran kosakata melalui lagu O2 = pasca tes, dilakukan setelah perlakuan melalui media

(24)

Pretest dilakukan untuk mengukur kemampuan awal siswa dalam menguasai materi pelajaran. Tes ini diberikan kepada siswa sebelum siswa tersebut diberikan perlakuan melalui media lagu wajib nasional. Hasil dari pretest akan menjadi tolak ukur seberapa besar pengaruh perlakuan terhadap siswa.

Posttest merupakan tes yang dilakukan setelah siswa mendapat perlakuan melalui media lagu wajib nasional. Dilakukan untuk mengukur sejauh mana kemampuan siswa dalam pembelajaran kosakata setelah belajar melalui media lagu wajib nasional.

Ngalim(Meirina:33) menyebutkan bahwa jika hasil posttest dibandingkan dengan hasil pretest, maka keduanya berfungsi untuk mengukur sejauh mana keefektifan pelaksanaan program pengajaran. Guru atau pengajar dapat mengetahui apakah itu berhasil baik atau tidak, dalam arti apakah semua atau sebagian besar tujuan instruksional yang dirumuskan telah tercapai.

3.2 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yaitu alat yang digunakan untuk mengumpulkan atau menyediakan berbagai data yang diperlukan dalam kegiatan penelitian. Data penelitian adalah sejumlah informasi penting yang diperlukan untuk menjawab masalah penelitian melalui prosedur pengolahannya. Dalam penelitian pendidikan, instrument penelitian secara garis besarnya dapat digolongkan menjadidua, yaitu yang berbentuk tes dan non tes. Instrument yang berupa tes terdiri atas tes tulisan, tes lisan, dan tes tindakan. Instrument non tes dapat berupa angket, pedoman onservasi, pedoman wacana, skala sosometri, daftar (checklist) dan sebagainya. (Sutedi, 2011:155).

(25)

3.2.1 Tes

Tes merupakan alat atau prosedur yang dipergunakan. Untuk mengerjakan tes ini tergantung dari petunjuk yang diberikan misalnya: melingkari salah satu huruf di depan pilihan jawaban, menerangkan, mencoret jawaban yang salah, melakukan tugas atau suruhan, menjawab secara lisan dan sebagainya.(Arikunto, 1986 : 47).

Pada tes tertulis terdapat dua bentuk yaitu tes subyektif dan tes obyektif. Tes subyektif adalah tes yang pada umumnya berbentuk essay (uraian). Tes bentuk essay adalah sejenis tes kemajuan belajar yang memerlukan jawaban yang bersifat pembahasan atau uraian kata-kata. Ciri-ciri pertanyaannya didahului dengan kata-kata seperti: uraikan, jelaskan, mengapa, bagaimana, bandingkan, sipulkan dan sebagainya. Kelebihan dari tes ini adalah persiapan yang mudah disusun, tidak banyak membei kesempatan untuk berspekulasi atau untung-untungan, dan memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengutarakan maksuknya dengan gayanya sendiri. Kelemahan dari tes subyektif adalah pemeriksaan yang memakan waktu lama dan banyak terpengaruhi dengan nsur-unsur subyektif.

Tes obyektif adalah tes yang dalam pemeriksaannya dapat dilakukan secara obyektif. Hal ini memang dimaksudkan untuk mengatasi kelemahan – kelemahan dari tes bentuk essay. Tes obyektif lebih mudah diperiksa, dapat mengunakan kunci tes atau alat-alat hasil kemajuan teknologi, dan dalam pemeriksaannya terhindar dari pengaruh unsur subyektif. Kelemahan dari tes obyektif adalah penyusunan yang jauh lebih sulit dan kesempatan untuk untung-untungan lebih banyak.

Tes obyektif memiliki banyak jenis yaitu:

(26)

pernyataan-salah. Orang yang ditanya bertugas untuk menandai masing masing pernyataan itu dengan melingkari huruf B jika pendapat itu betul menurut pendapatnya dan melingkari huruf S jika pernyataannya salah. b. Tes pilihan ganda (multiple choice test), yaitu tes yang terdiri atas suatu

keterangan atau pemberitahuan tentang suatu pengertian yang belum lengkap. Dan untuk melengkapinya harus memilih satu dari beberapa kemungkinan jawaban yang telah disediakan.

c. Menjodohkan (matching test), yaitu tes dengan mencocokkan atau memasangkan pertanyaan sehingga cocok dengan jawabannya.

d. Tes isian (completion test), yaitu tes menyempurnakan atau melengkapi. Terdiri atas kalimat-kalimat yang ada bagian-bagiannya yang dihilangkan. Bagian yang dihilangkan diisi oleh murid ini adalah merupakan pengertian yang kita minta dari murid.

Sutedi (2011 : 157) menjelaskan bahwa agar data penelitian yang diperoleh melalui tes benar benar layak sebagai alat pengumpul data penelitian, tes tersebut harus memiliki validitas dan reliabilitas yang cukup terandalkan, disamping harus memiliki sifat praktis yaitu mudah digunakannya, dan ekonomis yaitu tidak memakan waktu dan biaya dalam pembuatan dan pengolahannya

Dengan mempertimbangkan hal yang telah disebutkan di atas, tes yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah tes pilihan ganda (multiple choice test) tes isian (completion test) untuk kosakata yang menjadi materi sebagai bahan untuk pretest dan posttest. Prosedur tersebut adalah dengan memberikan tes terhadap siswa yang menjadi sampel penelitian.

(27)

wajib nasional bertempo agak cepat agar pembelajaran kosakata menjadi bersemangat.

Lirik lagu yang berisi materi kosakata menggunakan melodi lagu wajib nasional adalah sebagai berikut.

tsuitachi futsuka mikka yokka itsuka muika nanoka youka kokonoka tooka

tanggal lainnya punya pola yaitu ~(nani-nani)~nichi dan terkecuali

tanggal empat belas tanggal dua puluh juuyokka hatsuka

Penulis menyesuaikan kosakata dengan ketukan dan nada yang ada pada lagu wajib nasional, hal tersebut diharapkan dapat mempermudah pengajar maupun siswa dalam menggunakan media ini. Modal utama yang menjadi kelebihan lagu wajib adalah melodi yang sudah tidak asing di lingkungan pendidikan. Lagu wajib merupakan lagu yang dapat bertahan dalam jangka waktu yang lama, lirik aslinya pun berisi kata - kata yang baik dalam menanamkan rasa cinta tanah air.

(28)

menyanyikan lagu wajib nasional sebanyak dua kali atau sampai pengajar selesai menuliskan lirik di papantulis. Apabila terdapat sarana yang lebih memadai seperti laptop, speaker dan infokus, pengajar tidak perlu menuliskan lirik di papantulis. Pengajar tetap mengarahkan siswa untuk mengikuti alur pembelajaran berupa menyanyikan lagu wajib nasional dengan lirik sebenarnya.

Setelah lirik selesai ditulis, pengajar memberikan contoh mengenai cara menyanyikan lagu wajib yang liriknya telah diubah menjadi materi. Hal ini dimaksudkan agar siswa tetap memperhatikan cara pengucapan juga menyamakan ketukan lagu sehingga harmonis ketika dinyanyikan bersama oleh banyak siswa. Setelah pengajar yang memberi contoh, berikutnya giliran siswa yang menyanyikan lagu sebanyak dua kali agar siswa terbiasa dengan pengucapannya.

Berikutnya siswa mencoba menerapkan kosakata yang terdapat dalam lagu untuk diaplikasikan dalam pembuatan kalimat. Pada bagian penutup siswa melakukan evaluasi.

3.2.2 Angket

Angket merupakan salah satu alat pengumpul data penelitian yang diberikan kepada responden (manusia dijadikan subjek penelitian). Teknik angket ini dilakukan dengan cara pengumpulan datanya melalui daftar pertanyaan tertulis yang disusun dan disebarkan untuk mendapatkan informasi atau keterangan dari responden (Faisal,1981: 2).

(29)

Dilihat dari sifat keleluasaan responden dalam memberikan jawabannya angket dapat digolongkan ke dalam angket tertutup dan angket terbuka (Faisal,1981: 4). Angket tertutup yaitu angket yang alternate jawabannya sudah disediakan oleh peneliti, sehingga responden tidak memiliki keleluasaan untuk menyampaikan jawaban dari pertanyaan yang diajukan kepadanya. Sebaliknya pada angket terbuka responden diberikan keleluasaan untuk menjawabnya karena hanya berupa daftar pertanyaan saja.

Pada penelitian ini penulis menggunakan angket tertutup dalam mengumpulkan data dari responden. Angket tertutup memudahkan penulis dalam mengumpulkan data yang diperlukan, dapat dilakukan secara bersamaan pada banyak responden sehingga data yang terkumpul dapat dianalisi dengan mudah.

Angket yang akan diberika kepada responden adalah sebagai berikut. 1. Pendapat responden terhadap pembelajaran goi

2. Pendapat responden terhadap pembelajaran goi melalui media lagu wajib nasional

3. Pendapat responden khususnya saran dalam pembelajaran goi melalui media lagu wajib nasional

3.3 Langkah - Langkah Penelitian

Langkah – langkah yang akan penulis tempuh dalam penelitian ini adalah: 1. Mengkaji literatur yang relevan dengan masalah yang akan diteliti. 2. Mengidentifikasi masalah dan membatasi masalah yang akan

dipecahkan dalam penelitian tersebut. 3. Merumuskan hipotesis.

(30)

a. membuat instrument penelitian - soal-soal pretest dan posttest - soal-soal bahan ajar

- soal-soal angket

b. menyiapkan peralatan yang diperlukan dalam penelitian, antara lain: - lirik lagu berisi materi

- papan tulis dan spidol (dapat disubstitusikan denga laptop dan infokus jika tersedia)

- lembar soal pretest dan posttest - lembar soal angket

5. Mengolah data yang diperoleh 6. Melaporkan hasil penelitian

3.4 Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data 3.4.1 Tes

Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah multiple choice test dan completion test. Cara penilaian tes ini adalah skor maksimum sama dengan jumlah isian yang ada pada tes.

Rumus pengscorannya adalah sebagai berikut:

Keterangan:

S = skor terakhir atau jumlah yang diharapkan R = jumlah isian yang dijawab betul

Setelah pemberian skor nilai ditentukan menggunakan rumus S = R

(31)

Berikut adalah cara pengolahan data penelitian ini:

 Mencari = mean dari perbedaan antara posttest dan pretest dengan rumus

Keterangan

= Mean yang dicari

= Jumlah dari nilai nilai yang ada N = Number of Cases

 Mencari kuadrat deviasi dengan rumus

Keterangan

SD = Standar deviasi

= Jumlah Skor X yang terlebih dahulu dikuadratkan N = Number of Cases

 Mencari nilai dengan rumus

Keterangan

t = nilai

= mean dari perbadaan posttest dan pretest = jumlah kuadrat deviasi

(32)

 Memberikan interpretasi terhadap

Hk diterima apabila nilai

Hk ditolak apabila nilai

 Kriteria efektivitas

Untuk menentukan efektivitas pembelajaran terlebih dahulu dicari gain yang dinormalisir (normalized gain) dari pretest dan posttest. Untuk mencari nilainya penulis menggunakan rumus sebagai berikut.

Keterangan

g = normalized gain = pretest

= posttest Sm = skor maksimal

Besar normalized gain diinterpretasikan untuk menyatakan kriteria efektivitas pembelajaran seperti yang ada pada tabel berikut

Tabel 3.1

Kriteria Efektivitas Pembelajaran

Rentang normalized gain Kriteria efektivitas

0,71 – 1,00 Sangat efektif

(33)

0,01 - 0,40 Kurang efektif

3.4.2 Angket

Rumus yang digunakan untuk mengolah data angket adalah sebagi berikut.

Keterangan

P = presentasi frekuensi dari setiap jawaban responden f = frekuensi setiap jawaban dari responden

N = jumlah responden Sugiono (2001:40-41)

Klasifikasi interpretasi perhitungan presentasi tiap kategori adalah sebagai berikut

Tabel 3.2

Penafsiran Data Angket

Interval Presentase Keterangan

0% Tidak seoarang pun

1% - 25% Sebagian kecil

26% - 49% Hampir setengahnya

50% Setengahnya

51% - 75% Lebih dari setengahnya

(34)

100% Seluruhnya

3.5 Populasi dan Sampel

Data penelitian bisa bersumber dari manusia atau bukan manusia.Manusia yang dijadikan sebagai sumber data disebut dengan populasi penelitian, kemudian sebagian dari populasi tersebut yang dianggap bisa mewakili seluruh karakter dari populasi yang ada dapat dipilih untuk dijadikan subjek penelitian. Subjek penelitian tersebut disebut denga sampel. Jadi sampel adalah bagian dari populasi yang dianggap mewakili untuk dijadikan sumber data.(Sutedi, 2011:179)

Penulis memilih sampel dengan teknik penyampelan purposif, yaitu pengambilan sampel yang didasarkan atas pertimbangan peneliti itu sendiri dengan maksud atau tujuan tertentu yang bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah(Sutedi, 2011:181).

Penulis memilih siswa SMAN 15 Bandung tahun ajaran 2013/2014 yang terdaftar dalam kelas lintas minat bahasa Jepang sebagai sampel penelitian. Penulis memilih siswa tersebut karena materi goi yang terdapat pada penelitian sesuai dengan yang sedang dipelajari oleh siswa yang bersangkutan. Hal ini dilakukan agar validitas penelitian memiliki nilai yang tinggi.

3.6 Analisis Butir soal, Validitas dan Reabilitas Instrumen

(35)

3.6.1 Analisis Butir Soal

Analisis butir soal meliputi analisis tingkat kesukaran dan analisis daya pembeda. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

Analisis tingkat kesukaran

Keterangan

TK = tingkat kesukaran

BA = jumlah skor jawaban kelompok atas BB = jumlah skor jawaban kelompok bawah

N = jumlah sampel kelompok atas atau kelompok bawah

Penafsirannya

TK: 0,00 ~ 0,25 = Sukar TK: 0,26 ~ 0,75 = Sedang TK: 0,76 ~ 1,00 = Mudah

(36)

3.6.2 Uji Validitas

Menurut Arikunto (1986:57) dalam bahasa Indonesia “valid” disebut dengan istilah “sahih”, mengukur apa yang hendak diukur. Penulis telah mengkonsultasikan instrumen penelitian kepada dosen pembimbing untuk menguji validitas dari instrument tersebut.

3.6.3 Uji Reliabilitas

Dalam menguju reliabilitas soal tes, rumus yang digunakan adalah rumus Alpha Cronbach sebagai berikut:

[ ]

Keterangan

r = angka koefisien reliabilitas yang dicari k = jumlah butir soal

= jumlah varian seluruh butir soal = varian total

3.7 Rancangan Eksperimen

Berikut ini adalah tahapan eksperimen yang akan dilaksanakan. 1. Ekperimen pertama dengan rangkaian kegiatan sebagai berikut:

 Memberikan soal pretest sebanyak 15 butir soal mengenai goi.  Penggunaan media lagu wajib nasional dalam pembelajaran dengan

(37)

- Sampel menyanyikan lagu wajib nasional „Garuda Pancasila‟ dengan lirik asli dan dalam waktu yang bersamaan penulis menyiapkan lirik yang berisi goi atau kosakata yang akan diajarkan yaitu:

tsuitachi futsuka mikka yokka itsuka muika nanoka youka

kokonoka tooka

tanggal lainnya punya pola yaitu ~(nani-nani)~nichi

dan terkecuali

tanggal empat belas tanggal dua puluh juuyokka hatsuka

- Penulis memberikan contoh menyanyikan lagu wajib nasional yang berisi goi

- Sampel mulai menyanyikan lagu yang sebelumnya telah dicontohkan oleh penulis sebanyak dua kali.

- Penulis meminta sample mengaplikasikan goi yang telah dipelajari melalui lagu wajib nasional ke dalam pola kalimat

- Memberikan evaluasi kepada sample

(38)

Ekperimen kedua menggunakan lagu maju tak gentar yang liriknya telah diubah menjadi goi. Kegiatan yang dilakukan:

- Sampel menyanyikan lagu wajib nasional „Maju tak gentar‟ dengan lirik asli dan dalam waktu yang bersamaan penulis menyiapkan lirik yang berisi goi atau kosakata yang akan diajarkan.

- Penulis memberikan contoh menyanyikan melodi lagu wajib nasional yang berisi goi sebagai berikut:

Minna-san , Nee utaimashou

- Sample mulai menyanyikan lagu yang sebelumnya telah dicontohkan oleh penulis sebanyak dua kali.

(39)

Benkyoushimashou Konshuu no jugyou

Eigo Nihongo Indonesiago Shuukyo Suugaku Kagaku Butsurigaku Bijutsu

Seibutsugaku Rekishi keizai Taiiku Koumin

- Penulis meminta sample mengaplikasikan goi yang telah dipelajari melalui lagu wajib nasional ke dalam pola kalimat

- Memberikan evaluasi kepada sample

3. Ekperimen ketiga dengan tahapan kegiatan sebagai berikut:

- Memberikan soal posttest sebanyak 15 butir yang berisi goi yang dipelajari yaitu goi urutan tanggal, mata pelajaran ( pada bab jikanwari), preposisi dan persalaman (pada bab aisatsu).

(40)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh dan dijabarkan pada bab-bab sebelumnya, penulis menarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Hasil pretest pembelajaran goi sebelum menggunakan media lagu wajib

nasional adalah 5,8.

2. Hasil posttest pembelajaran goi setelah menggunakan media lagu wajib nasional adalah baik. Hal tersebut dapat dilihat dari rata rata nilai sebesar 7,2 setelah diberikan media lagu wajib nasional terdapat kenaikan sebesar 1,4.

3. Dari hasil penghitungan hasil kefekfektifan diperoleh hasil 0,41 dan setelah ditafsirkan ke dalam tabel normalized gain maka penggunaan media lagu wajib nasional efektif untuk meningkatkan penguasaan goi 4. Setelah melakukan uji t terhadap data pretest dan posttest didapatkan

(41)

5.2 Rekomendasi

Dari penelitian yang telah dilakukan, penulis dapat mengemukakan rekomendasi sebagai berikut:

1. Kepada guru atau pengajar

Peranan guru atau pengajar sangatlah penting dalam kegiatan belajar mengajar khususnya dalam menentukan materi atau media apa yang sebaiknya digunakan dalam KBM. Lagu merupakan salah satu yang dapat memberikan variasi dalam belajar. Bukan berarti harus selalu menggunakan media lagu, melainkan ada baiknya apabila menggunakan lagu sebagai penyalur media pengajaran agar dapat memberikan suasana yang berbeda di dalam kelas. Tentunya lagu yang digunakan telah dipilih dan dipertimbangkan sedemikian rupa agar tidak memberikan dampak yang tidak baik bagi siswa.

2. Kepada mahasiswa dan peneliti selanjutnya

Penelitian ini masih jauh dari sempurna sehingga penelitian yang berkenaan dengan pembelajaran kosakata dan penggunaan media lagu harus terus berlanjut. Mengingat perkembangan jaman dan teknologi yang semakin berkembang. Semoga penelitian ini dapat menjadi referensi untuk mengembangkan penelitian pendidikan khususnya pendidikan Bahasa Jepang.

3. Siswa

(42)
(43)

DAFTAR PUSTAKA

Adimiharja, Mulyana. (2008). Pengantar Bahasa Jepang.Bandung:tidak diterbitkan

Adityani, Meirina. (2010).Efektivitas Penggunaan Lagu Berbahasa Jepang Terhadap Penguasaan Kata Kerja Bentuk Biasa dan Te Pada Mahasiswa Jurusan Tingkat I Jurusan pendidikan Bahasa Jepang UPI. Bandung: tidak diterbitkan.

Ali, Mohamad. (1985). Penelitian kependidikan Prosedur & Strategi.Bandung: Angkasa

Anggraeni, neni. et.al. (2008).Mengenal Bahasa JepangJilid 1. MGMP Bahasa Jepang Jawa Barat.

Arikunto, Suharsimi. (1986). Dasar-Dasar EvaluasiPendidikan.Yogyakarta: PT Bina Aksara

Barmin.et.al. (2012).Seni Budaya dan keterampilan 6. Solo: PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.

Dahidi, Ahmad dan Sudjianto. (2009). Pengantar Linguistik Bahasa Jepang . Jakarta: Kesaint Blanc.

Damaianti, S dan Syamsuddin.(2009). Metode Penelitian Pendidikan Bahasa. Bandung: PT Remaja Rosda Karya Offset.

Nurlaelatin. (2009). Analisis Kesulitan Belajar Kosakata Bahasa Jepang Siswa Kelas XII Bahasa SMAN 1 Warungkiara Tahun ajaran 2008-2009. Bandung: tidak diterbitkan

Purnawatie, Rizky.(2012). Penggunaan Media Lagu Berbahasa Jepang Terhadap Motivasi Belajar Bahasa Jepang.Bandung:tidak diterbitkan.

(44)

Sudijono , Anas.(2011).Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada

Sugesti.(2012). Lima Langkah Pintar Bahasa Jepang (Metode 5M). Yogyakarta: Cakrawala.

Sutedi, Dedi. (2011). Penelitian Pendidikan Bahasa Jepang. Bandung: UPI Press dengan Humaniora Utama Press.

The Japan Foundation dan Dit. PMU Ditjen. Dikdasmen Depdiknas. (2005). Buku Pengajaran Bahasa Jepang 1.Jakarta: The Japan Foundation dan Dit PMU Dikdasmen Depdiknas.

Yuyun,Veniaty. (2007). Pembelajaran Kosakata Bahasa Jepang Melalui Lagu. Bandung:tidak diterbitkan.

Warsita, Bambang. (2008).Teknologi Pembelajaran :Landasan dan Aplikasinya. Jakarta: PT Rineka Cipta

http://id.wikipedia.org/wiki/Lagu

Gambar

Tabel 3.1
Tabel 3.2

Referensi

Dokumen terkait

Logotherapy: An Overview.Reprinted from Viktor Frankl’s Contribution to Spirituality and Aging, a monograph published simultaneously as The Journal of Religious Gerontology, Vol..

Yang bertanda tangan di bawah ini, Kepala SD Negeri Karanganyar 1 Kecamatan Karanganyar Kabupaten Demak, dengan ini menerangkan bahwa berdasarkan Daftar Kolektif Hasil

Dengan demikian disimpulkan bahwa ekstrak etanol rimpang temu giring (Curcuma heyneana Val & Zijp) dosis 25 mg/kg bb mulai memberikan efek antiinflamasi pada menit ke-270,

...Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mwujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

Skripsi yang berjudul variasi bahasa pada acara raja gombal di trans7 merupakan hasil dari pendekatan ilmu sosiolinguistik untuk menganalisis penggunaan variasi bahasa dan

Sebuah skripsi diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan. © Gelar

a. Hukum Acara Pidana Militer. Atasan yang Berhak Menghukum, Polisi Militer dan Oditur adalah Penyidik. Namun kewenangan penyidikan yang ada pada Atasan yang Berhak Menghukum

digunakan dalam acara Raja Gombal di Trans7 pada episode yang tayang tanggal. 04