• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENUMBUHAN KESADARAN SEJARAH PESERTA DIDIK MELALUI METODE KARYAWISATA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH SITUS KERATON KADRIYAH :Studi Naturalistik pada Peserta Didik di Sekolah Menengah Atas Muhammadiyah 1 Pontianak Kalimantan Barat:.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENUMBUHAN KESADARAN SEJARAH PESERTA DIDIK MELALUI METODE KARYAWISATA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH SITUS KERATON KADRIYAH :Studi Naturalistik pada Peserta Didik di Sekolah Menengah Atas Muhammadiyah 1 Pontianak Kalimantan Barat:."

Copied!
64
0
0

Teks penuh

(1)

PENUMBUHAN KESADARAN SEJARAH PESERTA DIDIK MELALUI METODE KARYAWISATA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH

SITUS KERATON KADRIYAH

(Studi Naturalistik pada Peserta Didik di Sekolah Menengah Atas

Muhammadiyah 1 Pontianak Kalimantan Barat)

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi : Pendidikan Sejarah

Oleh

HANA MAULUDEA

1202237

SEKOLAH PASCASARJANA

▸ Baca selengkapnya: bu veni akan membahas materi tentang sejarah tanam paksa dengan meminta peserta didik untuk membuat

(2)

==========================================================

PENUMBUHAN KESADARAN SEJARAH PESERTA DIDIK

MELALUI METODE KARYAWISATA DALAM

PEMBELAJARAN SEJARAH SITUS KERATON KADRIYAH

( Studi Naturalistik kesadaran seajrah peserta didik di Sekolah Menengah Atas Muhammadiyah 1 Kota Pontianak )

Oleh Hana Mauludea

Sebuah tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan pada program studi Pendidikan Sejarah Sekolah

Pascasarjana

© Hana Mauludea 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2014

Hak Cipta dilindungi oleh undang-undang.

Tesis ini tidak boleh di perbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)

LEMBAR PENGESAHAN TESIS

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH :

Pembimbing I

Dr. Erlina Wiyanarti, M.Pd NIP : 196207181986012001

Pembimbing II

Prof. Dr. Helius Sjamsuddin, MA. NIP. 130188282

Mengetahui

Ketua Program Studi Pendidikan Sejarah

(4)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis dengan judul “PENUMBUHAN KESADARAN SEJARAH PESERTA DIDIK MELALUI METODE

KARYAWISATA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH SITUS

KERATON KADRIYAH ( Studi Naturalistik kesadaran sejarah peserta didik di

Sekolah Menengah Atas Muhammadiyah 1 Kota Pontianak )” ini beserta seluruh

isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan

penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika

keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap

menanggung resiko atau sanksi dijatuhkan kepada saya apabila kemudian

ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau

ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Agustus 2014 Yang membuat pernyataan,

(5)

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT penulis panjatkan atas rahmat serta

hidayahNya, sehingga pada saat ini penulis dapat menyelesaikan tesis yang

berjudul “Penumbuhan Kesadaran Sejarah Peserta Didik Melalui Metode Karyawisata dalam Pembelajaran Sejarah Situs Keraton Kadriyah. Tesis ini

disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh ujian Magister

Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Sejarah, Sekolah Pasca Sarjana,

Universitas Pendidikan Indonesia.

Penelitian tesis ini fokus masalahnya adalah dalam penumbuhan kesadaran

sejarah peserta didik melalui metode karyawisata dalam pembelajaran sejarah

situs Keraton Kadriyah di SMA Muhammadiyah 1 Pontianak. Penelitian ini

melihat bagaimana kesadaran sejarah pada peserta didik tumbuh dengan

menggunakan metode karyawisata ke situs Keraton Kadriyah.

Penulis berharap penelitian ini dapat bermanfaaat guna menambah khasanah

pengetahuan dalam bidang Pendidikan Sejarah maupun ilmu sosial lainnya.

Penelitian ini sangat terbatas oleh ruang dan waktu, sehingga diharapkan dapat

menjadi pijakan bagi peneliti selanjutnya dan tentunya kesempurnaan hanya milik

Allah SWT, Tuhan semesta alam dan kealfaan hanyalah milik kita sebagai

manusia biasa. Terima kasih, semoga tulisan ini bermanfaat.

Bandung, Agustus 2014

Penulis

(6)

UCAPAN TERIMA KASIH

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarrakatuh

Dengan mengucap puji syukur yang mendalam kepada Allah SWT atas

segala ridho, barakah dan rahmatNya sehingga penulis dikaruniai kekuatan,

kesehatan dan kemampuan untuk menyelesaikan tesis ini. Alhamdulillah hanya

Allah yang kuasa memudahkan urusan hambaNya.

Shalawat serta salam dihaturkan bagi Baginda Nabi Besar Muhammad

SAW, Rasullah kekasih Allah yang kedatanganya diutus menjadi rahmat bagi

alam semesta dan atas perjuangan beliau sehingga kita dapat merasakan manisnya

iman dan Islam.

Tesis ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh ujian

Magister Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Sejarah, Sekolah

Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia. Tesis ini berjudul

PENUMBUHAN KESADARAN SEJARAH PESERTA DIDIK MELALUI

METODE KARYAWISATA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH SITUS

KERATON KADRIYAH (Studi Naturalistik pada peserta didik di Sekolah

Menengah Atas Muhammadiyah 1 Kota Pontianak).

Dengan terselesainya tesis ini, penulis menyadari bahwa sangat besar

bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini,

penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih yang

setinggi-tingginya kepada :

1. Dr. Erlina Wiyanarti, M.Pd, selaku dosen Pembimbing Akademik dan

Pembimbing I yang dalam kesibukannya senantiasa menyempatkan diri untuk

membimbing dan memberi masukan kepada penulis .

2. Prof. Dr. Helius Sjamsuddin, MA, selaku Pembimbing II yang telah

memberikan saran dan arahan demi perbaikan tesis.

3. Prof. Dr. Sunaryo Kartadinata, M.Pd dan Prof. Dr. Didi Suryadi, M.Ed.,

(7)

yang telah memberikan fasilitas pendidikan selama penulis menyelesaikan

program S2.

4. Para Guru Besar dan dosen S-2 Prodi Pendidikan Sejarah yang telah

membuka cakrawala penulis tentang Pendidikan Sejarah semoga semua

kebajikan para dosen ini diberi keberkahan ilmu dan usianya serta mendapat

balasan yang lebih baik dari Allah SWT.

5. Prof. Dr. H. Samion AR, M.Pd, selaku Rektor IKIP-PGRI Pontianak, yang

telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melanjutkan studi dan

membiayai studi ini, semoga apa yang telah diberikan menjadi amal

kebajikan dan semoga IKIP-PGRI Pontianak maju dan berkembang.

6. Kepada Guru Sejarah dan para siswa yang telah memberikan izin kepada

penulis untuk melakukan pengumpulan data serta memberikan dukungan bagi

terlaksananya penelitian ini, sehingga penelitian ini dapat terlaksana dengan

baik.

7. Kepada mama dan bapak tercinta Nelly Irianti dan Agam Misidana, beserta

kakak ku Mayang Puspa Larasendy dan Maroel Puspita Rini serta

keluargaku (Ummak Rasinah, Aminarti, Rumaja, Muzanni, Juraida, Hairum

Pahmi, Idham Pahmi, Suharmiltho Pahmi, dan Sri Fathonah), yang tiada

hentinya memberikan dukungan moril dan materil, mendo’akan dan

memotivasi penulis, sehingga penulis selalu bersemangat untuk

menyelesaikan kuliah ini.

8. Kepada suamiku Nurhadianto Pahmi dan anak ku Nadiva Nur Misdiana yang

selalu menemani dalam suka dan duka selama peneliti mengikuti program

Pascasarjana dan memberikan motivasi yang luar biasa sehingga penulis

selalu bersemangat dalam menjalani studi ini hingga selesai.

9. Kepada My Best Friend : Moad, M Anwar Rube’i, Islamuddin, Dinar Sugiana Fitriadi, Iqbal Arpanuddin, Siti Syifa Aulia, Edi Siswanto, Epin Sepuddin,

Auliya Novemy Dhita Surbakti, Ahmad Affandi, Ahmad Fakhri Hutahuruk,

dan Abdul Haris Nasution terima kasih banyak atas pengorbanan baik waktu

maupun materil, do’a, motivasi, dan kesabaran membantu penulis dalam

(8)

10.Kepada rekan-rekan seperjuangan di jurusan Pendidikan Sejarah SPs UPI

angkatan 2012. Terima kasih banyak atas do’a dan motivasi yang diberika. 11.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah

berkenan meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya, baik secara langsung

maupun tidak langsung sehingga penulis dapat menyelesaikan program S2

ini dengan baik.

Akhir kata, atas terima kasih atas segala bantuan dan bimbingan serta

dorongan yang telah Bapak/Ibu serta rekan-rekan berikan. Mudah-mudahan amal

baik Bapak/Ibu serta teman-teman sekalian dapat diterima oleh Allah SWT.

Aamiin ya rabbal 'alamin.

Bandung, Agustus 2014

(9)

Hana Mauludea, 2014

Penumbuhan Kesadaran Sejarah Peserta Didik Melalui Metode Karya Wisata Dalam

Pembelajaran Sejarah Lokal Situs Keraton Kadriyah : Studi Naturalistik Pada Peserta Didik Di SMA Muhammadiyah 1 Pontianak Kalimantan Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

Penumbuhan Kesadaran Sejarah Peserta Didik Melalui Metode Karyawisata dalam Pembelajaran Sejarah Situs Keraton Kadriyah di Sekolah Menengah Atas Muhammadiyah 1 Pontianak ( Studi Naturalistik pada Peserta Didik

(10)

Hana Mauludea, 2014

Penumbuhan Kesadaran Sejarah Peserta Didik Melalui Metode Karya Wisata Dalam

Pembelajaran Sejarah Lokal Situs Keraton Kadriyah : Studi Naturalistik Pada Peserta Didik Di SMA Muhammadiyah 1 Pontianak Kalimantan Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kata kunci : kesadaran sejarah, metode karyawisata, sejarah lokal, Situs school students of Muhammadiyah 1 Pontianak.

(11)

Hana Mauludea, 2014

Penumbuhan Kesadaran Sejarah Peserta Didik Melalui Metode Karya Wisata Dalam

Pembelajaran Sejarah Lokal Situs Keraton Kadriyah : Studi Naturalistik Pada Peserta Didik Di SMA Muhammadiyah 1 Pontianak Kalimantan Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

study of Keraton Kadriyah sites can be optimized so it can be used as source for everyone to studying local history.

(12)

Hana Mauludea, 2014

Penumbuhan Kesadaran Sejarah Peserta Didik Melalui Metode Karya Wisata Dalam Pembelajaran Sejarah Lokal Situs Keraton Kadriyah : Studi Naturalistik Pada Peserta Didik Di SMA Muhammadiyah 1 Pontianak Kalimantan Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Rumusan Masalah Penelitian ... 10

C. Tujuan Penenlitian ... 11

B. Pembelajaran Dengan Metode Karyawisata ... 20

C. Sejarah Lokal ... 29

D. Situs Keraton Kadriyah ... 32

E. Penelitian Terdahulu ... 37

F. Kerangka Berfikir ... 39

BAB III METODE PENELITIAN ... 41

A. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 41

1. Lokasi Penelitian ... 41

(13)

Hana Mauludea, 2014

Penumbuhan Kesadaran Sejarah Peserta Didik Melalui Metode Karya Wisata Dalam Pembelajaran Sejarah Lokal Situs Keraton Kadriyah : Studi Naturalistik Pada Peserta Didik Di SMA Muhammadiyah 1 Pontianak Kalimantan Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Metode Penelitian ... 42

C. Penjelasan Istilah ... 43

1. Kesadaran Sejarah (Historical counsciousness) ... 43

2. Metode Karyawisata ... 44

3. Sejarah Lokal ... 45

4. Situs Keraton Kadriyah ... 45

5. Pembelajaran Sejarah ... 46

D. Instrumen Penelitian ... 46

E. Teknik Pengumpulan Data ... 47

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 57

1. Profil Sekolah Menengah Atas Muhammadiyah 1 Kota Pontianak ... 57

B. Deskripsi Hasil Penelitian ... 62

1. Karakteristik Keraton Kadriyah ... 62

2. Pemanfaatan Situs Keraton Kadriyah Sebagai Kajian Sejarah Lokal di SMA Muhammadiyah 1 Kota Pontianak... 73

3. Penerapan Metode Karyawisata Dalam Pembelajaran Sejarah Lokal Situs Keraton Kadriyah di SMA Muhammadiyah 1 Kota Pontianak ... 79

4. Kesadaran Sejarah Dapat Ditumbuhkembangkan Dalam Pembelajaran Sejarah Lokal Situs Keraton Kadriyah di SMA Muhammadiyah 1 Kota Pontianak ... 87

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 93

1. Karakteristik Keraton Kadriyah ... 93

2. Pemanfaatan Situs Keraton Kadriyah Sebagai Kajian Sejarah Lokal di SMA Muhammadiyah 1 Kota Pontianak.. ... 99

(14)

Hana Mauludea, 2014

Penumbuhan Kesadaran Sejarah Peserta Didik Melalui Metode Karya Wisata Dalam Pembelajaran Sejarah Lokal Situs Keraton Kadriyah : Studi Naturalistik Pada Peserta Didik Di SMA Muhammadiyah 1 Pontianak Kalimantan Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Kesadaran Sejarah Dapat Ditumbuhkembangkan Dalam Pembelajaran Sejarah Lokal Situs Keraton Kadriyah di SMA Muhammadiyah 1 Kota

Pontianak ... 110

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 118

A. Kesimpulan ... 118

B. Rekomendasi ... 120

DAFTAR PUSTAKA ... 122

LAMPIRAN DAFTAR TABEL Tabel 3. 1. Waktu Penelitian ... 40

(15)

Hana Mauludea, 2014

Penumbuhan Kesadaran Sejarah Peserta Didik Melalui Metode Karya Wisata Dalam Pembelajaran Sejarah Lokal Situs Keraton Kadriyah : Studi Naturalistik Pada Peserta Didik Di SMA Muhammadiyah 1 Pontianak Kalimantan Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR BAGAN

(16)

Hana Mauludea, 2014

Penumbuhan Kesadaran Sejarah Peserta Didik Melalui Metode Karya Wisata Dalam Pembelajaran Sejarah Lokal Situs Keraton Kadriyah : Studi Naturalistik Pada Peserta Didik Di SMA Muhammadiyah 1 Pontianak Kalimantan Barat

(17)

Hana Mauludea, 2014

Penumbuhan Kesadaran Sejarah Peserta Didik Melalui Metode Karya Wisata Dalam Pembelajaran Sejarah Lokal Situs Keraton Kadriyah : Studi Naturalistik Pada Peserta Didik Di SMA Muhammadiyah 1 Pontianak Kalimantan Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR

Gambar 4. 1. Keraton Kadriyah Pontianak ... 67

Gambar 4. 2. Denah Lokasi Keraton Kadriyah ... 68

Gambar 4. 3. Pola dalam Ruangan Keraton Kadriyah ... 91

(18)

Hana Mauludea, 2014

Penumbuhan Kesadaran Sejarah Peserta Didik Melalui Metode Karya Wisata Dalam Pembelajaran Sejarah Lokal Situs Keraton Kadriyah : Studi Naturalistik Pada Peserta Didik Di SMA Muhammadiyah 1 Pontianak Kalimantan Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN

Surat Keputusan Pembimbing Tesis Permohonan Izin Observasi

Hasil Ujian Komprehensif

Surat Rekomendasi dari Majelis Pendidika Dasar dan Menengah PW. Muhammadiyah Kalimantan Barata

Surat Keterangan Melakukan Penelitian di SMA Muhammadiyah 1 Kota Pontianak

Matrik Instrumen Penelitian Angket atau Kuesioner Penelitian

Display Wawancara Pengelola Keraton Kadriyah Display Wawancara Guru

(19)

1

Hana Mauludea, 2014

Penumbuhan Kesadaran Sejarah Peserta Didik Melalui Metode Karya Wisata Dalam

Pembelajaran Sejarah Lokal Situs Keraton Kadriyah : Studi Naturalistik Pada Peserta Didik Di SMA Muhammadiyah 1 Pontianak Kalimantan Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Sejarah merupakan cerita tentang pengalaman kolektif suatu komunitas

atau nasion di masa lampau. Pada pribadi pengalaman membentuk kepribadian

seseorang dan sekaligus menentukan identitasnya. Proses serupa terjadi pada

kolektivitas, yakni pengalaman kolektifnya atau sejarahnyalah yang membentuk

kepribadian nasional dan sekaligus identitas nasionalnya. Bangsa yang tidak

mengenal sejarahnya dapat diibaratkan seorang individu yang telah kehilangan

memorinya, ialah orang yang pikun atau sakit jiwa, maka dia kehilangan

kepribadian atau identitasnya (Kartodirdjo, 1993:50). Apabila suatu kepribadian

turut membentuk identitas seorang individu atau suatu komunitas, kiranya tidak

sulit dipahami bahwa kepribadian berakar pada sejarah pertumbuhannya.

Menurut Abu Su’ud (2007:100) dalam pidato guru besarnya juga

menyampaikan sejarah merupakan kenangan sesuatu bangsa terhadap pengalaman

bangsa itu sendiri, maka melupakan sejarah berarti bangsa itu seolah-olah

menderita amnesia. Oleh karenanya perilaku sosial berikutnya menjadi tidak utuh,

karena tidak didasarkan atas pengalaman masa lampaunya. Itulah sebabnya Bung

Karno pernah menyampaikan pidatonya yang terkenal dengan judul Jasmerah,

yang merupakan singkatan dari nasihatnya “Jangan Sekali-kali Meninggalkan

Sejarah”.

Pelajaran sejarah bertujuan menciptakan wawasan historis atau perspektif

sejarah. Wawasan historis lebih menonjolkan kontinuitas segala sesuatu. Being

(20)

2

Hana Mauludea, 2014

Penumbuhan Kesadaran Sejarah Peserta Didik Melalui Metode Karya Wisata Dalam

Pembelajaran Sejarah Lokal Situs Keraton Kadriyah : Studi Naturalistik Pada Peserta Didik Di SMA Muhammadiyah 1 Pontianak Kalimantan Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

adalah hasil proses becoming, dan being itu sendiri ada dalam titik proses

becoming. Sementara itu yang bersifat sosio-budaya di lingkungan kita adalah

produk sejarah, antara lain wilayah RI, negara nasional, kebudayaan nasional.

Sejarah nasional multidimensional berfungsi antara lain: mencegah timbulnya

determinisme, memperluas cakrawala intelektual, mencegah terjadinya

sinkronisme, yang mengabaikan determinisme (Kartodirdjo, 1993:51).

Dengan demikian, akan dapat ditentukan langkah nyata untuk memajukan

usaha merekonstruksikan sejarah. Dengan pengetahuan masa lampau yang benar

dan kongkrit, akan dapat diwujudkan identitas sejarah. Usaha untuk mencari

relevansi dapat diartikan bahwa sejarah harus menjadi bagian dari pengetahuan

kolektif yang mampu menjelaskan kesinambungan dan perubahan masyarakat

untuk kepentingan pembangunan.

Ditinjau dari konteks filosofis, sejarah dan pendidikan pada dasarnya

merupakan suatu kesatuan yang utuh dan menyeluruh. Pendidikan merupakan

pembagian dari sejarah. Fenomena ini dapat dipahami karena sejarah berdimensi

tiga waktu, yakni masa lalu untuk dapat membicarakan masa kini, dan masa kini

untuk masa depan. Kepentingan terhadap masa lalu itu adalah mengungkapkan

significance dan menerangkannya sesuai dengan kesadaran struktural, imajinasi

kesejarahan, serta menghapus cara berfikir anakronistik, yaitu cara berpikir yang

mencampuradukkan dimensi waktu yang berbeda-beda dalam suatu

penyederhanaan (Abdullah, 1990: 7). Sementara itu pendidikan memiliki kadar

relevansi dalam kehidupan. Pendidikan sejarah menyeimbangkan aspek kuantitas

(21)

3

Hana Mauludea, 2014

Penumbuhan Kesadaran Sejarah Peserta Didik Melalui Metode Karya Wisata Dalam

Pembelajaran Sejarah Lokal Situs Keraton Kadriyah : Studi Naturalistik Pada Peserta Didik Di SMA Muhammadiyah 1 Pontianak Kalimantan Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memudahkan internalisasi nilai yang terkandung dalam bahan tersebut (Haikal,

1989: 8).

Untuk mengemas pendidikan sejarah sehingga dapat menghasilkan

internalisasi nilai, diperlukan adanya pengorganisasian bahan yang

beranekaragam serta metode sajian yang bervariasi. Untuk itu para pengajar

sejarah ataupun para peminat sejarah harus mempunyai wawasan yang luas dan

mendalam tentang hakekat suatu sejarah, sehingga tujuan pendidikan secara

substansial dapat tercapai. Tujuan pembelajaran sejarah di SMA/MA antara lain

(Permendiknas No.22 Tahun 2006):

1. Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya waktu dan tempat yang merupakan sebuah proses dari masa lampau, masa kini, dan masa depan

2. Melatih daya kritis peserta didik untuk memahami fakta sejarah secara benar dengan didasarkan pada pendekatan ilmiah dan metodologi keilmuan

3. Menumbuhkan apresiasi dan penghargaan peserta didik terhadap peninggalan sejarah sebagai bukti peradaban bangsa Indonesia di masa lampau

4. Menumbuhkan pemahaman peserta didik terhadap proses terbentuknya bangsa Indonesia melalui sejarah yang panjang dan masih berproses hingga masa kini dan masa yang akan datang

5. Menumbuhkan kesadaran dalam diri peserta didik sebagai bagian dari bangsa Indonesia yang memiliki rasa bangga dan cinta tanah air yang dapat diimplementasikan dalam berbagai bidang kehidupan baik nasional maupun internasional

Salah satu usaha nyata untuk mengenalkan dan mempelajari sejarah

bangsa Indonesia adalah melalui pendidikan sejarah. Pendidikan sejarah

(22)

4

Hana Mauludea, 2014

Penumbuhan Kesadaran Sejarah Peserta Didik Melalui Metode Karya Wisata Dalam

Pembelajaran Sejarah Lokal Situs Keraton Kadriyah : Studi Naturalistik Pada Peserta Didik Di SMA Muhammadiyah 1 Pontianak Kalimantan Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

lampau. Sehingga pendidikan sejarah yang dilaksanakan berdasarkan pemahaman

dan kearifan maka dapat membantu mewujudkan generasi yang sadar sejarah dan

bijaksana dalam menanggapi masa lampau agar dapat menata masa depan secara

lebih baik. Oleh karena itu, pendidikan sejarah mempunyai peranan yang sangat

penting dalam membentuk kepribadian bangsa, kualitas manusia dan masyarakat

Indonesia.

Posisi mata pelajaran sejarah sangat strategis dalam menciptakan

kesadaran sejarah di kalangan peserta didik. Sejarah merupakan gambaran masa

lalu tentang manusia dan sekitarnya sebagai makhluk sosial yang disusun secara

ilmiah dan lengkap meliputi urutan fakta masa tersebut dengan tafsiran dan

penjelasan yang memberi pengertian tentang apa yang telah berlalu itu (Gazalba,

1981:13). Sejarah dapat mengantarkan manusia kepada pemahaman mengenai

masa lalu diri, kelompok masyarakat dan bangsanya. Sejarah merupakan

pengalaman-pengalaman masa lalu manusia, maka manusia yang hidup sezaman

atau sesudahnya dapat berguru dan belajar dari pengalaman-pengalaman itu agar

menjadi manusia yang bijak. Manusia harus mampu mengambil nilai-nilai

pelajaran yang terkandung dalam sejarah untuk dijadikan sebagai pedoman hidup

dan inspirasi bagi semua tindakan yang diambilnya pada masa-masa mendatang

(Sjamsuddin, 2007:285-286).

Berdasarkan uraian diatas dapat diambil gambaran bahwa manusia yang

bijak adalah yang menjadikan masa lalu sebagai pijakan dalam menentukan

langkah di masa kini dan masa depan. Konsep ini sering dinamakan dengan

kesadaran sejarah (historical consciousness). Kesadaran sejarah adalah sebuah

(23)

5

Hana Mauludea, 2014

Penumbuhan Kesadaran Sejarah Peserta Didik Melalui Metode Karya Wisata Dalam

Pembelajaran Sejarah Lokal Situs Keraton Kadriyah : Studi Naturalistik Pada Peserta Didik Di SMA Muhammadiyah 1 Pontianak Kalimantan Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memberi wawasan lebih luas terhadap masa kini dan memperbesar tanggung

jawab terhadap masa depan. Dengan kata lain kesadaran sejarah memang harus

mundur satu langkah namun untuk maju dua langkah (Cassirer, 1987:272).

Seorang ahli filsafat Jerman mengartikan kesadaran sejarah sebagai kesadaran

penuh akan historisitas setiap hal yang ada sekarang dan relativitas dari semua

pendapat (Sjamsuddin, 2007:219). Menurut definisi ini dapat dikatakan bahwa

kesadaran sejarah merupakan cara memandang peristiwa-peristiwa masa kini

dengan pendekatan masa lalu.

Berdasarkan uraian di atas kesadaran sejarah merupakan sikap yang harus

dikembangkan di setiap individu. Mengingat setiap individu tentu mempunyai

sejarah yang harus dipahami agar dapat bertindak di masa kini secara tepat, cerdas

dan mampu merencanakan masa depan dengan lebih baik. Masa lalu yang baik

hendaknya dapat dipertahankan dan ditingkatkan di masa kini dan di masa depan.

Masa lalu yang kurang baik hendaknya ditinggalkan dan tidak diulang kembali di

masa kini. Kesadaran sejarah mengajarkan kepada individu dan masyarakat untuk

menjadikan masa lalu sebagai cermin yang menuntun kehidupan di masa kini dan

di masa depan.

Pembelajaran sejarah adalah sebagai salah satu pembelajaran yang sangat

berkaitan dengan pengembangan serta pembinaan sikap kebangsaan, semangat

nasionalisme, cinta tanah air, berjiwa demokratis, dan patriotisme. Dengan

pembelajaran sejarah, peserta didik memahami berbagai peristiwa baik lokal,

regional, nasional maupun internasional. Dalam pembelajaran sejarah terdapat

berbagai materi mengenai berbagai peristiwa yang terjadi pada masa lampau.

(24)

6

Hana Mauludea, 2014

Penumbuhan Kesadaran Sejarah Peserta Didik Melalui Metode Karya Wisata Dalam

Pembelajaran Sejarah Lokal Situs Keraton Kadriyah : Studi Naturalistik Pada Peserta Didik Di SMA Muhammadiyah 1 Pontianak Kalimantan Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

setiap peristiwa sejarah untuk dijadikan sebagai pedoman dalam berpikir dan

bertindak dalam menjalani kehidupan sebagai individu dan anggota masyarakat.

Pembelajaran sejarah tidak hanya merupakan wahana pengembangan

kemampuan intelektual dan kebanggaan masa lampau, tetapi juga merupakan

wahana upaya memperbaiki kehidupan masyarakat dalam bidang politik,

ekonomi, sosial, budaya. Menurut Hasan (1999: 9) terdapat tiga hal baru yang

harus dikembangkan dalam pembelajaran sejarah antara lain :

(1). Keterkaitan pelajaran sejarah dengan kehidupan sehari-hari peserta didik

(2). Pemahaman dan kesadaran akan karakteristik cerita sejarah yang tidak

bersifat final

(3). Perluasan tema sejarah politik dengan tema-tema sejarah sosial, budaya,

ekonomi, dan teknologi.

Pembelajaran sejarah di sekolah masih menghadapi berbagai persoalan

seperti belum tumbuhnya kesadaran sejarah di kalangan peserta didik. Kesadaran

sejarah rendah karena dalam proses pembelajaran sejarah banyak guru sejarah

menggunakan teknik pembelajaran dengan teknik ceramah dan hafalan, selain itu

alokasi waktu dan tingkat pertemuan tiap minggu yang diberikan pada mata

pelajaran sejarah sangatlah terbatas sehingga menyebabkan peserta didik kurang

berminat dalam mengikuti pembelajaran sejarah.

Oleh karena itu, pembelajaran sejarah harus mampu mendorong peserta

didik berpikir kritis-analisis dalam memanfaatkan pengetahuan tentang masa

lampau untuk memahami kehidupan masa kini dan yang akan datang;

mengembangkan kemampuan intelektual dan keterampilan untuk memahami

(25)

7

Hana Mauludea, 2014

Penumbuhan Kesadaran Sejarah Peserta Didik Melalui Metode Karya Wisata Dalam

Pembelajaran Sejarah Lokal Situs Keraton Kadriyah : Studi Naturalistik Pada Peserta Didik Di SMA Muhammadiyah 1 Pontianak Kalimantan Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menanamkan kesadaran akan adanya perubahan dalam kehidupan masyarakat

melalui dimensi waktu.

Pemilihan materi dan pengembangan tujuan pembelajaran sejarah tidak

dapat hanya dipandang sebagai rutinitas. Di samping memerlukan pemahaman

mengenai hakikat belajar sejarah dan wawasan mengenai nilai edukatif sejarah

dalam kaitan dengan kehidupan masa kini dan masa yang akan datang, juga

memerlukan kesungguhan dan ketekunan untuk melaksanakannya. Masalah ini

menjadi semakin penting apabila seorang pengajar sejarah hendak

mengembangkan atau melaksanakan strategi atau pendekatan baru dalam

pembelajarannya, seperti halnya pendekatan garis besar kronologis dengan

pendekatan tematis (Abdulah, 1990: 10).

Penetapan tujuan pembelajaran dan pemilihan materi pelajaran tidak akan

membuahkan hasil secara optimal jika tidak dibarengi dengan pemilihan strategi

dan metode mengajar yang tepat. Faktor lain yang perlu mendapat perhatian

dalam memilih strategi dan metode mengajar adalah ada atau tidaknya sarana

fungsional untuk mengetrapkan strategi dan metode tersebut. Metode diskusi

mungkin tidak lebih baik dari metode ceramah, apabila jumlah peserta didiknya

besar dan belum memiliki fondasi pengetahuan yang memadai mengenai materi

yang akan disampaikan.

Peserta didik dalam pembelajaran sejarah di sekolah idealnya dengan

melihat secara langsung kehidupan nyata, bukan materi yang jauh dari realitas.

Belajar sejarah yang baik dapat berasal dari pengalaman sehari-hari peserta didik.

Kedekatan emosional peserta didik dengan lingkungan merupakan sumber belajar

(26)

8

Hana Mauludea, 2014

Penumbuhan Kesadaran Sejarah Peserta Didik Melalui Metode Karya Wisata Dalam

Pembelajaran Sejarah Lokal Situs Keraton Kadriyah : Studi Naturalistik Pada Peserta Didik Di SMA Muhammadiyah 1 Pontianak Kalimantan Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pembelajaran sejarah pada umumnya yang terjadi di lapangan

mengajarakan materi yang jauh dari realitas kehidupan peserta didik. Peserta didik

dihadapkan pada serentetan catatan fakta yang terjadi di masa lampau yang

membentuk suatu peristiwa. Materi sejarah diajarkan sebagai sebuah cerita.

Kemampuan bercerita sangat ditentukan oleh kemampuan berimajinasi dan

retorika penyempaian yang dilakukan oleh guru. Apabila hal ini tidak bisa

dilaksanakan, akan berakibat materi pembelajaran sejarah tidak menarik.

Pembelajaran sejarah menjadi kering, jauh dari realitas kehidupan peserta didik.

Ada kesan seolah-olah sumber sejarah bukanlah kenyataan yang bisa dirasakan

atau diamati dari lingkungan sekitar. Hal ini terjadi dikarenakan materi terlalu

tertumpu pada uraian yang disampaikan oleh buku teks yang dipakai oleh guru.

Salah satu cara mendekatkan peserta didik pada materi sejarah adalah

dengan menggunakan sumber-sumber lokal dimana peserta didik tersebut tinggal.

Sumber-sumber tersebut tidak hanya diajarkan sebatas pengetahuan belaka, akan

tetapi mampu menanamkan afektif dalam diri peserta didik. Sumber lokal yang

dijadikan materi sejarah dapat berupa sejarah lokal.

Dari hasil studi pendahuluan dengan melakukan observasi oleh peneliti

pada awal bulan Desember tahun 2013 diketahui bahwa salah satu sejarah lokal

yang dikembangkan dalam pembelajaran sejarah dapat dideskripsikan

pembelajaran sejarah lokal dengan mendatangi situs bersejarah Rumah Adat

Dayak dan Museum Kota Pontianak dapat meningkatkan semangat belajar sejarah

bagi peserta didik. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya minat peserta didik

untuk mengetahui dan mengenal beberapa situs sejarah lain yang ada di

(27)

9

Hana Mauludea, 2014

Penumbuhan Kesadaran Sejarah Peserta Didik Melalui Metode Karya Wisata Dalam

Pembelajaran Sejarah Lokal Situs Keraton Kadriyah : Studi Naturalistik Pada Peserta Didik Di SMA Muhammadiyah 1 Pontianak Kalimantan Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dan pihak sekolah dengan mengadakan kunjungan wisata ke beberapa situs

sejarah lain seperti Situs Keraton Kadriyah, situs Makam Juang Mandor, dan situs

Keraton Amantubillah Mempawah.

Situs Kadriyah merupakan situs sejarah yang teletak di kota Pontianak, hal

ini tentu menjadi peluang yang sangat mendukung pembelajaran sejarah bagi guru

SMA Muhammadiyah 1 Pontianak yang juga terletak di kota Pontianak yang

berada tak jauh dari Keraton Kadriyah. Beberapa alasan yang melandasi guru

memasukkan Situs Keraton Kadriyah ini adalah agar pemahaman peserta didik

mengenai situs kerajaan pendiri kota Pontianak dan mendorong peserta didik lebih

aktif belajar sejarah dari lingkungan yang dekat dengan kehidupan peserta didik.

Belajar sejarah dari lingkungan terdekat peserta didik telah menjadi kebijakan

sekolah. Hal ini disebabkan sekolah ingin mengimplementasikan Kurikulum 2013

secara utuh selain itu juga untuk mengembangkan pembelajaran yang lebih

variatif dalam metode dan model pembelajaran. Tema Situs Keraton Kadriyah

menjadikan kajian sejarah harus menggunakan beberapa disiplin ilmu sosial lain

sebagai ilmu bantu seperti arkeologi, geografi, dan antropologi.

Arkeologi fokus kajiannya adalah peninggalan manusia yang bersifat

material atau sisa-sisa peradaban yang masih ada. Situs Keraton Kadriyah

ditemukan berbagai artefak berupa beragam perhiasan yang digunakan secara

turun-temurun sejak zaman dahulu. Disamping itu, koleksi tahta, meriam,

benda-benda kuno, barang pecah-belah, dan foto keluarga, dan cermin seribu. Berbagai

artefak ini tentu harus dikaji oleh ilmu arkeologi. Sementara geografi fokus

kajiannya adalah fenomena alamiah yang terjadi di bumi. Situs Keraton Kadriyah

(28)

10

Hana Mauludea, 2014

Penumbuhan Kesadaran Sejarah Peserta Didik Melalui Metode Karya Wisata Dalam

Pembelajaran Sejarah Lokal Situs Keraton Kadriyah : Studi Naturalistik Pada Peserta Didik Di SMA Muhammadiyah 1 Pontianak Kalimantan Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Situs Keraton Kadriyah ada di kawasan perkotaan. Fenomena perubahan yang

terjadi dari masa lalu sampai masa kini dapat ditelaah oleh ilmu geografi.

Antropologi fokus kajiannya adalah perkembangan manusia dan kebudayaannya.

Di situs Keraton Kadriyah ditemukan busana dan perhiasan yang digunakan turun

temurun walau sedikit yang masih utuh. Antropologi dapat mengkaji kehadiran

dan perkembangan manusia di Situs Keraton Kadriyah sehingga dapat

diidentifikasi jenis dan asal perkembangan kota Pontianak di Situs Keraton

Kadriyah.

Pada saat belajar mengajar siswa perlu diajak ke luar sekolah, untuk

meninjau tempat tertentu atau obyek yang lain. Hal itu bukan sekedar rekreasi

tetapi untuk belajar atau memperdalam pelajarannya dengan melihat

kenyataannya. Karena itu, dikatakan teknik karya wisata, yang merupakan cara

mengajar yang dilaksanakan dengan mengajak siswa ke suatu tempat atau obyek

tertentu di luar sekolah untuk mempelajari atau menyelidiki sesuatu. Wisata

cenderung berada dalam frame pemikiran sebagai suatu yang menyenangkan,

tempat – tempat untuk melepas lelah dan berlibur. Dengan makin majunya

kehidupan,wisata tidak lagi berada dalam frame yang sesempit itu. Beragam

sebutan mulai bermunculan mengikuti kata wisata tersebut sesuai kebutuhannya.

Mulai dari wisata budaya,wisata sejarah, wista pendidikan, dan lain- lain. Karena

makin majunya peradaban, maka manusia pun semakin mengalami kemajuan pola

berpikirnya (Bahri, 2006 :90).

Situs Keraton Kadriyah mempunyai peran yang penting untuk

menumbuhkan kesadaran sejarah di kalangan peserta didik. Sesuai dengan jejak

(29)

11

Hana Mauludea, 2014

Penumbuhan Kesadaran Sejarah Peserta Didik Melalui Metode Karya Wisata Dalam

Pembelajaran Sejarah Lokal Situs Keraton Kadriyah : Studi Naturalistik Pada Peserta Didik Di SMA Muhammadiyah 1 Pontianak Kalimantan Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

situs sejarah yang unik karena apabila dicermati pada masa kini letaknya di tengah

kota di tepian sungai. Padahal situs-situs sejarah yang lain pada umumnya berada

di daerah yang cukup jauh dari pusat kota. Fenomena unik Situs Keraton

Kadriyah tentu merangsang peserta didik untuk menghubungkan pengetahuan

dengan fakta atau kebenaran dari apa yang mereka lihat (konstruktivitik) di masa

lalu daerah ini.

Berbagai manfaat dari sejarah lokal hendaknya memotivasi guru sejarah

untuk mampu menyusun sejarah lokal untuk diintegrasikan dengan Standar

Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Salah satu sejarah lokal yang dapat

diintegrasikan ke dalam pembelajaran sejarah adalah Situs Keraton Kadriyah.

Sejarah tentang Situs Keraton Kadriyah saat ini belum banyak diangkat menjadi

topik pembelajaran sejarah di sekolah. Situs Keraton Kadriyah mempunyai

koleksi yang lengkap tidak kalah dengan koleksi situs keraton di tempat lain.

Keunikan Situs Keraton Kadriyah ini dapat dijadikan materi pembelajaran yang

merangsang peserta didik untuk menganalisis dan melakukan penelitian sederhana

mengenai situs ini.

Pembelajaran sejarah dengan menggunakan alternatif sejarah lokal Situs

Keraton Kadriyah sebenarnya sangat berpotensi untuk melakukan studi langsung

ke lapangan (metode karyawisata) karena lokasi SMA Muhammadiyah 1

Pontianak dan lokasi situs Keraton Kadriyah tidak begitu jauh. Dengan

menggunakan metode karyawisata sangat mungkin dilakukan dimana peserta

didik dapat melihat langsung bagaimana kondisi fisik Keraton Kadriyah masih

dapat dilihat dan dikunjungi, dengan begitu peserta didik dapat menggali

(30)

12

Hana Mauludea, 2014

Penumbuhan Kesadaran Sejarah Peserta Didik Melalui Metode Karya Wisata Dalam

Pembelajaran Sejarah Lokal Situs Keraton Kadriyah : Studi Naturalistik Pada Peserta Didik Di SMA Muhammadiyah 1 Pontianak Kalimantan Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

informasi tersebut dilakukan dengan pendekatan konstruktivistik. Instrumen

penting dalam menginterpretasikan kejadian, objek, dan pandangan terhadap

dunia nyata, dimana interpretasi tersebut terdiri dari pengetahuan dasar manusia

secara individual.

Dengan letak sekolah dan situs Keraton Kadriyah yang tidak begitu jauh

tentunya dalam proses belajar mengajar peserta didik perlu diajak ke luar sekolah,

untuk meninjau tempat atau situs Keraton Kadriyah tersebut. Menurut Roestiyah

(2001:85), karya wisata bukan sekedar rekreasi, tetapi untuk belajar atau

memperdalam pelajarannya dengan melihat kenyataannya. Karena itu dikatakan

teknik karya wisata, ialah cara mengajar yang dilaksanakan dengan mengajak

siswa ke suatu tempat atau obyek tertentu di luar sekolah untuk mempelajari atau

menyelidiki sesuatu seperti meninjau pabrik sepatu, suatu bengkel mobil, toko

serba ada, dan sebagainya.

Melaksanakan karya wisata diharapkan peserta didik dapat memperoleh

pengalaman langsung dari obyek yang dilihatnya, dapat turut menghayati

informasi yang disampaikan petugas situs serta dapat bertanya jawab saat

pelaksanaan diskusi, mungkin dengan demikian mereka dapat mengkonstruk

informasi yang mereka dapat sebagai bahan untuk memperkaya pengetahuan

mereka.

Ada kehawatiran tetnang eksistensi situs keraton Kadriyah di Pontianak

rendah. Oleh karena itu dengan mengenali aspek kesejarahan dari peristiwa lokal

maka peserta didik memiliki kebanggaan pada wilayahnya sendiri tanpa harus

kehilangan semangat menghormati kebudayaan dan sejarah milik masyarakat lain.

(31)

13

Hana Mauludea, 2014

Penumbuhan Kesadaran Sejarah Peserta Didik Melalui Metode Karya Wisata Dalam

Pembelajaran Sejarah Lokal Situs Keraton Kadriyah : Studi Naturalistik Pada Peserta Didik Di SMA Muhammadiyah 1 Pontianak Kalimantan Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ketertarikan dalam belajar. Hal ini disebabkan materi belajar sejarah lokal

diperoleh dari sekitar kehidupan peserta didik yang diperoleh lingkungan dan

masyarakat setempat. Pembelajaran sejarah lokal lebih menarik minat belajar

peserta didik karena peristiwa sejarah tersebut ada di sekitar mereka dan dengan

begitu ada rasa memiliki pada peserta didik akan peninggalan sejarah lokal

tersebut. Sejarah lokal situs Keraton Kadriyah sangat potensial untuk dijadikan

sumber belajar sejarah.

Dari uraian di atas, maka peneliti ingin melakukan penelitian mengenai

“penumbuhan kesadaran sejarah peserta didik melalui metode karya wisata dalam pembelajaran sejarah lokal situs keraton Kadriyah ”

B. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latarbelakang penelitian diatas maka fokus dalam penelitian ini

adalah “Bagaimana penumbuhan kesadaran sejarah peserta didik melalui metode karya wisata dalam pembelajaran sejarah lokal situs keraton Kadriyah ” ?

Adapun masalah di atas dirinci ke dalam pertanyaan penelitian berikut ini:

1. Bagaimana karakteristik Situs Keraton Kadriyah ?

2. Bagaimana pemanfaatan situs Keraton Kadriyah sebagai sumber

pembelajaran sejarah lokal di SMA Muhammadiyah1 Pontianak?

3. Bagaimana penerapan metode karya wisata dalam pembelajaran sejarah

lokal Situs Keraton Kadriyah di SMA Muhammadiyah1 Pontianak?

4. Bagaimana kesadaran sejarah dapat ditumbuhkembangkan dalam

pembelajaran sejarah lokal Situs Keraton Kadriyah dengan metode

(32)

14

Hana Mauludea, 2014

Penumbuhan Kesadaran Sejarah Peserta Didik Melalui Metode Karya Wisata Dalam

Pembelajaran Sejarah Lokal Situs Keraton Kadriyah : Studi Naturalistik Pada Peserta Didik Di SMA Muhammadiyah 1 Pontianak Kalimantan Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang penumbuhan

kesadaran sejarah peserta didik melalui metode karya wisata dalam pembelajaran

sejarah lokal situs Keraton Kadriyah di SMA Muhammadiyah 1 Pontianak.

2. Tujuan Khusus

a) Untuk mengetahui karakteristik Situs Keraton Kadriyah Pontianak

b) Untuk menggambarkan pemanfaatan situs Keraton Kadriyah sebagai

kajian sejarah lokal di SMA Muhammadiyah 1 Pontianak

c) Untuk menggambarkan penerapan metode karya wisata dalam

pembelajaran sejarah lokal Situs Keraton Kadriyah di SMA

Muhammadiyah 1 Pontianak

d) Untuk menggambarkan kesadaran sejarah peserta didik dapat

ditumbuhkembangkan dalam pembelajaran sejarah lokal Situs Keraton

Kadriyah dengan metode karyawisata di SMA Muhammadiyah 1

Pontianak

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan mampu untuk memberikan manfaat baik secara

keilmuan (teoritis) maupun secara empirik (praktis) bagi penumbuhan kesadaran

sejarah peserta didik melalui metode karyawisata dalam pembelajaran sejarah

situs Keraton Kadriyah di SMA Muhammadiyah 1 Pontianak.

(33)

15

Hana Mauludea, 2014

Penumbuhan Kesadaran Sejarah Peserta Didik Melalui Metode Karya Wisata Dalam

Pembelajaran Sejarah Lokal Situs Keraton Kadriyah : Studi Naturalistik Pada Peserta Didik Di SMA Muhammadiyah 1 Pontianak Kalimantan Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Secara teoritis penelitian ini akan mengkaji sejauh mana penumbuhan

kesadaran sejarah peserta didik melalui metode karyawisata dalam

pembelajaran sejarah situs Keraton Kadriyah

a. Tergambarnya karakteristik situs Kerton Kadriyah

b. Terdapat pemanfaatan situs Keraton Kadriyah sebagai kajian sejarah lokal

c. Terdapat penerapan metode karyawisata dalam pembelajaran sejarah lokal

d. Terdapat kesadaran sejarah ditumbuhkembangkan dalam pembelajaran

sejarah lokal dnegan metode karyawisata

2. Manfaat Praktis

a) Memberikan kontribusi bagi guru dalam merancang dan melaksanakan

pembelajaran sejarah lokal di persekolahan

b) Memberikan pengayaaan bagi materi sejarah kelas XI SMA/MA untuk materi

proses masuknya agama Islam di Indonesa

c) Sebagai masukan bagi guru sejarah di Kota Pontianak dan sekitarnya

terutama yang tergabung di dalam forum Musyawarah Guru Mata Pelajaran

(MGMP) sejarah agar dalam pembelajaran sejarah untuk memasukkan

sejarah lokal Situs keraton Kadriyah. Sehingga memunculkan kebanggaan di

kalangan peserta didik terhadap daerahnya yang ternyata mempunyai situs

masa islam yang potensial. Mengingat selama ini peserta didik lebih

mengenal situs tersebut.

d) Dapat mendorong pemerintah kota (Pontianak) menyusun buku-buku sejarah

lokal mengenai Situs Keraton Kadriyah agar dapat digunakan dalam

(34)

41

Hana Mauludea, 2014

Penumbuhan Kesadaran Sejarah Peserta Didik Melalui Metode Karya Wisata Dalam

Pembelajaran Sejarah Lokal Situs Keraton Kadriyah : Studi Naturalistik Pada Peserta Didik Di SMA Muhammadiyah 1 Pontianak Kalimantan Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMA Muhammadiyah 1 dan di Situs

Keraton Kadriyah. Pemilihan lokasi penelitian di SMA Muhammadiyah 1

Pontianak merupakan salah satu lembaga pendidikan yang bercorak

keagaamaan di Kota Pontianak yang aktif dalam kegiatan MGMP Sejarah.

MGMP Sejarah SMA/MA di Kota Pontianak saat ini telah melakukan kajian

terhadap Situs Keraton Kadriyah untuk dijadikan materi ajar di persekolahan.

Sebagai sekolah yang aktif mendukung kegiatan MGMP sejarah maka SMA

Muhammadiyah 1 Pontianak berusaha menggalakkan pembelajaran sejarah

lokal.

Pemilihan lokasi Situs Keraton Kadriyah sebagai tempat penelitian

karena situs ini merepresentasikan materi dengan kompetensi dasar

masuknya agama Islam ke Indonesia ” pada mata pelajaran sejarah kelas XI semester dua.

2. Waktu penelitian

Waktu penelitian ini dimulai pada bulan Sebtember 2013 sampai

Februari 2014 dengan rincian sebagai berikut :

(35)

42

Hana Mauludea, 2014

Penumbuhan Kesadaran Sejarah Peserta Didik Melalui Metode Karya Wisata Dalam

Pembelajaran Sejarah Lokal Situs Keraton Kadriyah : Studi Naturalistik Pada Peserta Didik Di SMA Muhammadiyah 1 Pontianak Kalimantan Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penyusunan proposal

Ujian proposal

Revisi ujian proposal

Tahap persiapan ke

lapangan

Penelitian ke lapangan

Analisis data

Penyusunan laporan

Bimbingan dan

konsultasi

Ujian tesis

Tabel 1 : Waktu penelitian

B. Metode Penelitian

Penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran proses

penumbuhan kesadaran sejarah peserta didik dengan pemanfaatan sejarah lokal

Situs Keraton Kadriyah melalui metode karyawisata di SMA Muhammadiyah 1

Pontianak dengan metodologi kualitatif. Pendekatan yang digunakan dalam

penelitian ini adalah metode penelitian dengan pendekatan kualitatif yang bersifat

naturalistik. Menurut Kirk dan Millar dalam Moleong (2006:4) mendefenisikan

penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang

secara fundamental tergantung dari pengamatan pada manusia baik dalam

(36)

43

Hana Mauludea, 2014

Penumbuhan Kesadaran Sejarah Peserta Didik Melalui Metode Karya Wisata Dalam

Pembelajaran Sejarah Lokal Situs Keraton Kadriyah : Studi Naturalistik Pada Peserta Didik Di SMA Muhammadiyah 1 Pontianak Kalimantan Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan uraian di atas, dapat diperoleh gambaran bahwa penelitian

kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data-data deskriptif

berupa kata-kata tertulis yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek

alamiah di mana peneliti sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data

dilakukan secara trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif, dan hasil

penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi.

Peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dalam bentuk naturalistik.

Penelitian naturalistik adalah penelitian yang ingin mengungkapkan perilaku

manusia dalam konteks natural atau alamiah, bulat dan menyeluruh. Dalam

penelitian ini yang dimaksud dengan perilaku manusia adalah perilaku subjek

penelitian seperti pengelola Situs Keraton Kadriyah, guru sejarah dan peserta

didik di SMA Muhammadiyah 1 Pontianak.

Adapun yang dimaksud konteks alamiah adalah semua aspek non manusia

seperti Situs Keraton Kadrian dan kondisi kelas yang dibiarkan seperti apa adanya

tanpa rekayasa dari penelitian. Menurut Lincoln dan Guba (1985:35), konteks

alamiah menghendaki adanya kenyataan-kenyataan sebagai keutuhan yang tidak

dapat dipahami jika dipisahkan dari konteksnya. Sehingga penelitian kualitatif

diarahkan pada kondisi asli secara alami.

Metode penelitian naturalistik/kualitatif digunakan untuk meneliti pada

tempat yang alamiah dan penelitian tidak membuat perlakuan, karena peneliti

dalam mengumpulkan data bersifat emic, yaitu berdasarkan pandangan dari

sumber data bukan dari pandangan peneliti (Sugiono, 2006:12). Pemilihan

metode naturalistik karena metode naturalistik dapat mengungkapkan

(37)

44

Hana Mauludea, 2014

Penumbuhan Kesadaran Sejarah Peserta Didik Melalui Metode Karya Wisata Dalam

Pembelajaran Sejarah Lokal Situs Keraton Kadriyah : Studi Naturalistik Pada Peserta Didik Di SMA Muhammadiyah 1 Pontianak Kalimantan Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

diamati seperti perhatian, keseriusan, dan ekspresi informan pada saat wawancara

maupun saat melakukan kegiatan.

Selain alasan tersebut metode naturalistik menawarkan pengambilan sampel

secara purposif, yaitu pengambilan sampel yang sesuai dengan kriteria yang

ditentukan. Dalam hal ini peneliti mengambil subjek penelitian di SMA

Muahmmadiyah 1 Pontinak dan di Situs Keraton Kadriyah. Metode naturalistik

mampu mengungkapkan hubungan yang wajar antara peneliti dan informan.

Dalam penelitian ini hubungan yang wajar antara peneliti dan informan muncul

ketika peneliti mewawancarai informan dan pada saat peneliti melakukan

observasi terhadap kegiatan yang dilakukan di SMA Muhammadiyah 1 Pontianak

dan di Situs Keraton Kadriyah.

C. Penjelasan Istilah

Penjelasan istilah merupakan pembatasan tentang hal-hal yang diamati

sebagai konsep pokok dalam penelitian ini adalah : sejarah lokal, kesadaran

sejarah, metode Karyawisata, situs Keraton Kadriyah, dan pembelajaran Sejarah

1. Kesadaran Sejarah(Historical Counsciousness)

Ahonen (2005:696-697) menyatakan pada sekitar tahun 1970,

konsep kesadaran sejarah tidak diakui dalam pendidikan sejarah di

beberapa negara seperti Jerman karena dianggap sebagai konsep yang

kabur. Di Amerika Utara, konsep kesadaran sejarah diganti historical

literacy, di Inggris diganti historical awareness. Historical literacy adalah

istilah behaviouristik yang menginginkan sebuah kemahiran dalam sejarah

dalam bentuk mampu membaca dan mendiskusikan sejarah. Jika

(38)

45

Hana Mauludea, 2014

Penumbuhan Kesadaran Sejarah Peserta Didik Melalui Metode Karya Wisata Dalam

Pembelajaran Sejarah Lokal Situs Keraton Kadriyah : Studi Naturalistik Pada Peserta Didik Di SMA Muhammadiyah 1 Pontianak Kalimantan Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

maka orang tersebut dianggap telah memahami konsep-konsep dasar

sejarah dan telah menjadi pembaca sejarah yang kritis. Dengan kata lain,

historical literacy tidak mengharuskan seseorang memahami asal-usul

terjadinya peristiwa sejarah.

Soedjatmoko menyatakan bahwa kesadaran sejarah adalah suatu

orientasi intelektual, suatu sikap jiwa yang perlu untuk memahami secara

tepat paham kepribadian nasional. Kesadaran sejarah ini menuntun

manusia kepada pengertian mengenai diri sendiri sebagai bangsa, kepada

self of understanding of nation, kepada sangkan paran (asal-usul) suatu

bangsa, kepada persoalan what we are, why we are what we are (Widja,

1989:10). Dengan demikian kesadaran sejarah adalah kondisi kejiwaan

yang menunjukkan tingkat penghayatan pada makna dan hakikat sejarah

bagi masa kini dan masa yang akan datang, menjadi dasar pokok bagi

berfungsinya makna sejarah.

2. Metode KaryaWisata

Menurut Roestiyah (2001:85), karyawisata bukan sekedar rekreasi,

tetapi untuk belajar atau memperdalam pelajarannya dengan melihat

kenyataannya. Karena itu dikatakan teknik karyawisata, ialah cara

mengajar yang dilaksanakan dengan mengajak siswa ke suatu tempat atau

obyek tertentu di luar sekolah untuk mempelajari atau menyelidiki sesuatu

seperti meninjau pabrik sepatu, suatu bengkel mobil, toko serba ada, dan

sebagainya.

Menurut Roestiyah (2001:85) ,teknik karyawisata ini digunakan

(39)

46

Hana Mauludea, 2014

Penumbuhan Kesadaran Sejarah Peserta Didik Melalui Metode Karya Wisata Dalam

Pembelajaran Sejarah Lokal Situs Keraton Kadriyah : Studi Naturalistik Pada Peserta Didik Di SMA Muhammadiyah 1 Pontianak Kalimantan Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

karyawisata diharapkan siswa dapat memperoleh pengalaman langsung

dari obyek yang dilihatnya, dapat turut menghayati tugas pekerjaan milik

seseorang serta dapat bertanya jawab mungkin dengan jalan demikian

mereka mampu memecahkan persoalan yang dihadapinya dalam pelajaran,

ataupun pengetahuan umum. Juga mereka bisa melihat, mendengar,

meneliti dan mencoba apa yang dihadapinya, agar nantinya dapat

mengambil kesimpulan, dan sekaligus dalam waktu yang sama ia bisa

mempelajari beberapa mata pelajaran.

3. Sejarah Lokal

I Gde Widja menyatakan definisi sejarah lokal adalah studi tentang

kehidupan masyarakat atau khususya komunitas dari suatu lingkungan

sekitar (neighborhood) tertentu dalam dinamika perkembangan dalam

berbagai aspek kehidupan manusia.

Menurut FA. Sucipto bahwa sejarah lokal adalah proses perkembangan

aktivitas manusia pada daerah tertentu baik yang dibatasi oleh geografi

maupun administratif. Sehingga materi sejarah lokal lebih bersifat mikro

historis (Madjied, 2007:126).

Abdullah (1990:12-18) menyatakan bahwa pembahasan sejarah

lokal harus dibedakan dengan sejarah daerah dan sejarah nasional. Sejarah

nasional adalah sejarah dari wilayah yang lazim disebut Republik

Indonesia. Sedang sejarah daerah dalam perspektif administratif

merupakan kesatuan teritorial yang ditentukan hierarkinya seperti

kecamatan, kabupaten, provinsi dan pusat. Taufik Abdullah lebih

(40)

47

Hana Mauludea, 2014

Penumbuhan Kesadaran Sejarah Peserta Didik Melalui Metode Karya Wisata Dalam

Pembelajaran Sejarah Lokal Situs Keraton Kadriyah : Studi Naturalistik Pada Peserta Didik Di SMA Muhammadiyah 1 Pontianak Kalimantan Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

disebabkan terminologi daerah dalam perspektif administratif belum tentu

sama dengan daerah dalam perspektif etnis-kultural.

4. Situs Keraton Kadriyah

Keraton Kadriyah merupakan cikal bakal lahirnya kota Pontianak.

Keberadaan Keraton Kadriyah tidak terlepas dari sosok Sayyid Syarif

Abdurrahman Alkadri (1738-1808M), yang di masa mudanya telah

mengunjungi berbagai daerah di nusantara dan melakukan kontak dagang

dengan saudagar di berbagai negara

Keraton Kadriyah ini merupakan keraton peninggalan bersejarah

dimana berdirinya Keraton Kadriyah adalah sebagai tanda lahirnya Kota

Pontianak pada tahun 1771. Di dalam Keraton Kadriyah ini memiliki

beberapa koleksi peninggalan kesultanan Kadriyah yaitu koleksi Tahta,

meriam, benda-benda kuno, barang pecah-belah, dan foto keluarga yang

telah mulai pudar, menggambarkan kehidupan masa lampau. (Usman,

2007:3)

.

5. Pembelajaran Sejarah

Pembelajaran sejarah adalah sebagai salah satu pembelajaran yang

sangat berkaitan dengan pengembangan serta pembinaan sikap

kebangsaan, semangat nasionalisme, cinta tanah air, berjiwa demokratis,

dan patriotisme. Dengan pembelajaran sejarah, peserta didik memahami

berbagai peristiwa baik lokal, regional, nasional maupun internasional.

Dalam pembelajaran sejarah terdapat berbagai materi mengenai berbagai

(41)

48

Hana Mauludea, 2014

Penumbuhan Kesadaran Sejarah Peserta Didik Melalui Metode Karya Wisata Dalam

Pembelajaran Sejarah Lokal Situs Keraton Kadriyah : Studi Naturalistik Pada Peserta Didik Di SMA Muhammadiyah 1 Pontianak Kalimantan Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mampu memetik nilai-nilai yang terkandung dalam setiap peristiwa

sejarah untuk dijadikan sebagai pedoman dalam berpikir dan bertindak

dalam menjalani kehidupan sebagai individu dan anggota masyarakat.

Pembelajaran sejarah tidak hanya merupakan wahana

pengembangan kemampuan intelektual dan kebanggaan masa lampau,

tetapi juga merupakan wahana upaya memperbaiki kehidupan masyarakat

dalam bidang politik, ekonomi, sosial, budaya. Menurut Hasan (1999: 9)

terdapat tiga hal baru yang harus dikembangkan dalam pembelajaran

sejarah antara ; (1) Keterkaitan pelajaran sejarah dengan kehidupan

sehari-hari peserta didik; (2) Pemahaman dan kesadaran akan karakteristik cerita

sejarah yang tidak bersifat final; (3) Perluasan tema sejarah politik dengan

tema-tema sejarah sosial, budaya, ekonomi, dan teknologi.

D. Instrument Penelitian

Sebagai mana telah dijelaskan diatas bahwa dalam penelitian kualitatif

instrumen penelitiannya dilakukan oleh manusia. Hal ini senada dengan pendapat

Sugiono (2011:222) bahwa “terdapat dua hal yang mempengaruhi kualitas hasil

penelitian, yaitu, kualitas instrumen penelitian, dan kualitas pengumpulan data”. Bertolak dari pemaparan di atas menurut Creswell (1998: 261) bahwa

“peneliti berperan sebagai instrument kunci (researcher as key instrument) atau yang utama” peneliti mengumpulkan sendiri data mellaui dokumentasi, observasi perilaku atau wawancara. Human Instrument ini dibangun atas dasar pengetahuan

dan menggunakan metode yang sesuai dengan tuntutan penelitian.

Masih pendapat Creswell (2010 : 264) bahwa peneliti terlibat dalam

(42)

49

Hana Mauludea, 2014

Penumbuhan Kesadaran Sejarah Peserta Didik Melalui Metode Karya Wisata Dalam

Pembelajaran Sejarah Lokal Situs Keraton Kadriyah : Studi Naturalistik Pada Peserta Didik Di SMA Muhammadiyah 1 Pontianak Kalimantan Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Instrumen utama dalam penelitian adalah peneliti sendiri yang terjun langsung

ke lapangan untuk mencari informasi melalui observasi dan wawancara. Dalam

penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan antar manusia, artinya selama

proses penelitian peneliti akan lebih banyak mengadakan kontak dengan

orang-orang dilokasi penelitian yaitu pengurus Keraton Kadriyah, guru sejarah SMA

Muhammadiyah 1 Pontianak dan pelajar kelas X SMA Muhammadiyah 1

Pontianak. Dengan demikian peneliti lebih leluasa mencari informasi dan data

yang terperinci tentang berbagai hal yang diperlukan untuk kepentingan

penelitian.

E. Teknik Pengumpulan Data

Proses dalam Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling

strategis dalam penelitian, karena tujuan diadakannya penelitian adalah untuk

mendapatkan data. Menurut Sugiyono (2011:225) menyatakan bahwa:

Sumber data ada dua macam yaitu sumber primer, dan sumber sekunder. Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data, dan sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau dokumen. Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data dilakukan pada natural setting (kondisi yang alamiah), sumber data primer, dan teknik pengumpulan data lebih banyak pada obervasi berperan serta (participant observation), wawancara mendalam (in depth interiview) dan dokumentasi.

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam

penelitian, karena tujuan utama dalam penelitian adalah mendapatkan data. Dalam

(43)

50

Hana Mauludea, 2014

Penumbuhan Kesadaran Sejarah Peserta Didik Melalui Metode Karya Wisata Dalam

Pembelajaran Sejarah Lokal Situs Keraton Kadriyah : Studi Naturalistik Pada Peserta Didik Di SMA Muhammadiyah 1 Pontianak Kalimantan Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati, maka metode

yang digunakan untuk proses pengumpulan data dalam penelitian ini adalah:

1) Observasi

Perjalanan kehidupan sehari-hari setiap orang tidak lepas dari melakukan

obervasi. Adapun yang dimaksud observasi dalam penelitian kualitatif menurut

Cresswell (2010: 267) menyatkan bahwa: “observasi yang dilakukan dalam penelitian kulitatif adalah observasi yang didalamnya peneliti langsung turun

ke lapangan untuk mengamati perilaku dan aktivitas individu-individu di lokasi

penelitian”. Observasi yang peneliti lakukan dengan menggunakan observasi langsung yaitu peneliti melakukan pengamatan terhadap proses belajar mengajar

di SMA Muhammadiyah 1 Pontianak dan perangkat pembelajaran sejarah dan

kegiatan belajar mengajar di kelas XI. Selain itu juga diadakan observasi ke

kompleks Situs Keraton Kadriyah yang terdiri dari Istana Kesultanan yang ada di

tengah kompleks dan Masjid Jami’ Keraton.

Hal tersebut dilakukan untuk memperoleh informasi yang seutuh

mungkin dengan memperhatikan tingkat peluang kapan dan di mana serta

kepada siapa peneliti sebagai instrumen dapat menggali, mengkaji,

memilih, mengorganisasikan, dan mendeskripsikan informasi selengkap

mungkin.

Melanjutkan pendapat diatas menurut Sugiyono (2011:227) menyatakan

dalam observasi partisipatif peneliti terlibat dalam kegiatan sehari-hari orang yang

sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Artinya

sambil melakukan pengamatan, peneliti ikut melakukan apa yang dikerjakan oleh

(44)

51

Hana Mauludea, 2014

Penumbuhan Kesadaran Sejarah Peserta Didik Melalui Metode Karya Wisata Dalam

Pembelajaran Sejarah Lokal Situs Keraton Kadriyah : Studi Naturalistik Pada Peserta Didik Di SMA Muhammadiyah 1 Pontianak Kalimantan Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tajam dan sampai mengetahui pada tingkat makna dari setiap perilaku yang

nampak.

Sedangkan Susan Stainback 1988 (dalam Sugiyono, 2011: 227)

menyatakan “in participant observation, the researcher what people do, listen to

what they say, and participates in their activities’. Dalam observasi partisipatif,

peneliti mengamati apa yang dikerjakan orang, mendengarkan apa yang mereka

ucapkan, dan berpartipasi dalam aktivitas mereka.

Observasi yang dilakukan diharapkan oleh peneliti dapat memperoleh data

yang valid, sehingga hasil yang diperoleh memang benar-benar sesuai dengan

kenyataan yang terjadi di lapangan. Sehingga dengan menggunakan alat

pengumpul data berupa observasi peneliti dapat melihat fokus penelitin dengan

lebih komprehensif dan holistik.

2) Wawancara

Berikutnya teknik yang digunakan yaitu wawancara. Wawancara adalah

suatu kegiatan yang dilakukan oleh dua orang yang dilakukan secara langsung.

Esterberg 2002 (Sugiyono, 2011:231) mendefinisikan interview sebagai:”a meeting of two person to exchange information and idea throung question and responses, resulting in communication and joint construction of meaning about a

particular topic”. Wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan

makna dalam suatu topik.

Sedangkan Cresswel (2010: 267) menyatakan:

Dalam wawancara kualitatif peneliti dapat melakukan face to face

Gambar

Tabel 1 : Waktu penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Brainstorming terhadap kemampuan berpikir kritis peserta didik pada mata pelajaran sejarah di kelas X MIA di SMA Negeri 10 Palembang. Penelitian ini menggunakan

Kendala penetapan KKM oleh guru sejarah berdasarkan intake atau kemampuan rata-rata peserta didik dalam Penerimaan Siswa Baru (PSB) di SMA Negeri 3 Pariaman masih

Penelitian ini menggunakanmetode penelitian kualitatif dengan subyek penelitian sebanyak 8 orang, 6 peserta didik, 1 kepala sekolah,1 guru BK SMA N I Karya

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK TERHADAP PEMBELAJARAN SEJARAH DI SMA N 1 LINGGO SARI BAGANTI KABUPATEN PESISIR SELATAN 2 Ika Marlinda1 Jaenam2 Kaksim3