• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH BAURAN PROMOSI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN JEANS CARDINAL: Survei Pada Pembeli Jeans Cardinal di MDS Galeria BIP.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH BAURAN PROMOSI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN JEANS CARDINAL: Survei Pada Pembeli Jeans Cardinal di MDS Galeria BIP."

Copied!
95
0
0

Teks penuh

(1)

536/UN.40.7.DI/LT/2013

Dinna Dea Anggraini, 2013

PENGARUH BAURAN PROMOSI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN JEANS CARDINAL

(Survei Pada Pembeli Jeans Cardinal di MDS Galeria BIP)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Ujian Sidang Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Manajemen Bisnis

Oleh

Dinna Dea Angraini 0906967

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MANAJEMEN BISNIS FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

(2)

536/UN.40.7.DI/LT/2013

Dinna Dea Anggraini, 2013

2013

PENGARUH BAURAN PROMOSI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN JEANS CARDINAL

(Survei Pada Pembeli Jeans Cardinal di MDS Galeria BIP)

Oleh

Dinna Dea Angraini 0906967

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikaan Ekonomi dan Bisnis

©Dinna Dea Angraini Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2013

(3)

536/UN.40.7.DI/LT/2013

Dinna Dea Anggraini, 2013

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difotokopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis

LEMBAR PENGESAHAN

PENGARUH BAURAN PROMOSI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN JEANS CARDINAL

(Survei Pada Pembeli Jeans Cardinal di MDS Galeria BIP)

Skripsi ini disetujui dan disahkan oleh:

Pembimbing I

Lisnawati, S.Pd, M.M NIP. 19850112 201012 2 005

Mengetahui,

DekanFakultas

PendidikanEkonomidanBisnis Universitas Pendidikan Indonesia

Dr. H. Edi Suryadi, M.S. NIP. 19600412 198603 1 002

Ketua ProgramStudi Pendidikan Manajemen Bisnis

Dr. Lili Adi Wibowo,S.Sos.,S.Pd.,M.M. NIP. 196904041999031001

Tanggung Jawab Yuridis Ada Pada Penulis

(4)

536/UN.40.7.DI/LT/2013

Dinna Dea Anggraini, 2013

(5)

i

Dinna Dea Anggraini, 2013

ABSTRAK

Dinna Dea Angraini (0906967) “PENGARUH BAURAN PROMOSI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN JEANS CARDINAL (Survei Pada Pembeli Jeans Cardinal di MDS Galeria BIP)”. Di bawah bimbingan Lisnawati, S.Pd., M.M

Persaingan yang cukup kuat dalam industri fashion, khususnya produk jeans membuat para produsen berusaha untuk meningkatkan penjualan. Salah satu produsen jeans di Indonesia yaitu PT. Multi Garmenjaya yang memproduksi merek Cardinal. Agar penjualan meningkat, Cardinal melakukan bauran promosi bernama “Triple Expose”.

Penelitian ini bertujuan untuk 1) memperoleh temuan mengenai gambaran bauran promosi produk jeans Cardinal, 2) memperoleh temuan mengenai gambaran keputusan pembelian produk jeans Cardinal, 3) memperoleh temuan mengenai pengaruh bauran promosi terhadap keputusan pembelian jeans Cardinal baik secara simultan maupun parsial. Objek penelitian ini adalah pembeli produk jeans Cardinal di MDS Galeria BIP. Variabel eksogen dalam penelitian ini adalah bauran promosi dan variabel endogen yaitu keputusan pembelian dengan jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif, verifikatif, dan metode yang digunakan adalah explanatory survey dengan teknik systematic random sampling dengan jumlah sampel 100 responden. Teknik analisa data yang digunakan adalah

path analysis dengan alat bantu software komputer SPSS 21.0 for windows. Hasil

yang diperoleh dalam penelitian menyatakan bahwa promosi berpengaruh terhadap keputusan pembelian sebesar 28,2%. Dari hasil penelitian terhadap pengujian hipotesis dapat diketahui bahwa bauran promosi memiliki pengaruh yang positif terhadap keputusan pembelian. Namun ada faktor lain yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian selain promosi, seperti harga, lokasi, dan produk. Sehingga direkomendasikan untuk penelitian selanjutnya.

(6)

ii

Dinna Dea Anggraini, 2013

ABSTRACT

Dinna Dea Angraini (0906967) "THE INFLUENCE OF PROMOTIONAL MIX OF THE PURCHASING DECISION JEANS CARDINAL (Survey On The Buyer Jeans Cardinal in MDS Galeria BIP)". Under the guidance Lisnawati, S.Pd., M.M

A rather strong competition in the fashion industry, especially jeans products, make the producers are trying to increase sales. One of the manufacturers of jeans in Indonesia namely PT Multi Garmenjaya producing brands Cardinal. In order to increase sales, Cardinal undertook one of the strategies in terms of promotion of the Triple Expose.

This research aims to 1) obtained the findings regarding the description of the product promotional mix of jeans Cardinal, 2) obtained the findings regarding product purchase decisions jeans picture Cardinal, 3) getting the findings regarding the influence of the promotional mix to purchasing decision jeans Cardinal simultaneously as well as partial. The object of the research is product buyers jeans Cardinal in MDS Galeria BIP. Exogenous variables in this study is promotional mix and endogenous variable is purchase decision with this type of research is descriptive, verification, and the method used was explanatory survey with the technique of systematic random sampling with a total sample of 100 respondents. Data analysis technique used is a path analysis with tools computer software SPSS 21.0 for windows. The results obtained in the study stated that the promotional effect on purchasing decisions amounted to 28.2%. From the results of research on hypothesis testing can be known that promotion has a positive influence on purchasing decisions. But there are other factors that can influence the purchasing decisions in addition to promotions, such as price, location, and product. So it's recommended for further research.

(7)

viii DAFTAR ISI

ABSTRAK... i

ABSTRACT... ii

KATA PENGANTAR... iii

UCAPAN TERIMA KASIH... vii

DAFTAR ISI... viii

DAFTAR TABEL... xii

DAFTAR GAMBAR... xiv

DAFTAR LAMPIRAN... xv

BAB I PENDAHULUAN... 1

1.1 Latar Belakang Penelitian... 1.2 Identifikasi Masalah... BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS.... 16

2.1 Kajian Pustaka...

2.1.1 Konsep Bauran Promosi...

2.1.1.1 Konsep Bauran Promosi dalam Manajemen Pemasaran...

2.1.1.2 Definisi Promosi...

2.1.1.3 Dimensi Bauran Promosi...

2.1.1.4 Tujuan Promosi...

2.1.2 Konsep Keputusan Pembelian...

2.1.2.1 Definisi Keputusan Pembelian... 2.1.2.2 Tahapan Proses Keputusan Pembelian...

2.1.2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian...

2.1.2.4 Dimensi Keputusan Pembelian...

2.1.3 Pengaruh Bauran Promosi Terhadap Keputusan Pembelian ...

(8)

ix

2.2 Kerangka Pemikiran...

2.3 Hipotesis... 44

49

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN... 50

3.1 Objek Penelitian...

3.2 Metode Penelitian...

3.2.1 Jenis dan Metode yang Digunakan...

3.2.2 Operasionalisasi Variabel ...

3.2.3 Jenis dan Sumber Data...

3.2.4 Populasi, Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel...

3.2.4.1 Populasi...

3.2.4.2 Sampel...

3.2.4.3 Teknik Penarikan Sampel...

3.2.5 Teknik Pengumpulan Data...

3.2.6 Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas...

3.2.6.1 Hasil Pengujian Validitas ...

3.2.6.2 Hasil Pengujian Reliabilitas...

3.2.7 Teknik Analisis Data...

3.2.7.1 Analisis Deskriptif Menggunakan Persentase...

3.2.7.2 Analisis Verifikatif Menggunakan Path Analysis...

3.2.8 Pengujian Hipotesis...

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 81

4.1 Profil Perusahaan dan Pembeli Jeans Cardinal...

4.1.1 Profil Perusahaan...

4.1.1.1 Profil PT. Multi Garmenjaya Selaku Pemegang Merek

Cardinal... 4.1.1.2 Program Bauran Promosi “Triple Expose” Cardinal...

4.1.2 Karakteristik Responden...

4.1.2.1 Karakteristik Berdasarkan Jenis Kelamin...

4.1.2.2 Karakteristik Berdasarkan Usia...

(9)

x

4.1.2.4 Karakteristik Berdasarkan Pendidikan Terakhir...

4.1.2.5 Karakteristik Berdasarkan Pekerjaan...

4.1.2.6 Karakteristik Berdasarkan Penghasilan...

4.1.2.7 Karakteristik Berdasarkan Uang Saku...

4.1.3 Pengalaman Responden...

4.1.3.1 Pengalaman Responden Berdasarkan Lama Menggunakan

4.1.3.2Pengalaman Responden Berdasarkan Alasan

Menggunakan...

4.1.3.3 Pengalaman Responden Berdasarkan Sumber Informasi....

4.1.3.4 Pengalaman Responden Berdasarkan Merek Jeans Selain

Cardinal yang Pernah Digunakan...

4.2 Tanggapan Pembeli Jeans Cardinal Terhadap Pelaksanaan Promosi...

4.2.1 Dimensi Advertising...

4.2.2 Dimensi Sales Promotion ...

4.2.3 Dimensi Personal Selling...

4.2.4 Rekapitulasi Indikator Strategi Promosi...

4.3 Tanggapan Pembeli Jeans Cardinal Terhadap Keputusan Pembelian... ....

4.3.1 Dimensi Pemilihan Produk...

4.3.2 Dimensi Pemilihan Merek...

4.3.3 Dimensi Pemilihan Toko...

4.3.4 Dimensi Penentuan Waktu Pembelian...

4.3.5 Dimensi Jumlah Pembelian...

4.3.6 Dimensi Metode Pembayaran...

4.3.7 Rekapitulasi Indikator Keputusan Pembelian...

4.4 Pengaruh Promosi Terhadap Keputusan Pembelian Jeans Cardinal... 4.4.1 Pengujian Simultan...

4.4.2 Pengujian Parsial...

4.5 Pembahasan...

4.5.1 Pembahasan Bauran Promosi...

(10)

xi

4.5.3 Pembahasan Pengaruh Bauran Promosi Terhadap Keputusan

Pembelian...

4.6 Implikasi Hasil Temuan...

4.6.1 Temuan Penelitian Bersifat Teoritis...

4.6.2 Temuan Penelitian Bersifat Empiris...

4.7 Implikasi Hasil Penelitian Promosi Terhadap Pengembangan

Pendidikan Manajemen Bisnis... 128

129

129

131

133

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 137

5.1 Kesimpulan...

5.2 Rekomendasi... 137

138

DAFTAR PUSTAKA... 141

(11)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Salah satu industri yang memiliki peran penting di Indonesia yaitu pada

sektor manufaktur dari produk pakaian. Melalui industri pakaian dapat tercipta

banyak pekerjaan, selain itu industri pakaian menjadi sumber pendapatan utama.

Selain memiliki hal positif, industri pakaian pun dihadapkan dengan sisi negatif.

Industri pakaian di Indonesia kini harus menghadapi persaingan pemasaran yang

cukup ketat, terutama semenjak diberlakukannya kebijakan C-AFTA

(China-ASEAN Free Trade Area), pelaku industri pakaian di Indonesia harus mampu

bersaing dengan produk asing.

Industri tekstil dan garmen merupakan bagian dari industri pakaian.

Produk garmen merupakan salah satu komoditi yang sangat potensial untuk

dikembangkan di pasar global. Beny Sutrisno, ketua Asosiasi Pertekstilan

Indonesia (tahun 2007) mengungkapkan bahwa kebutuhan produk tekstil dan

pakaian jadi (garmen) akan terus meningkat dari tahun ke tahun. Seperti yang

terlihat dalam Gambar 1.1

Sumber: Beny Sutrisno (2007:1)

(12)

2

ESTIMASI NILAI PERDAGANGAN TEKSTIL DAN PAKIAN JADI DUNIA

Mengingat potensi pasar yang demikian besar maka persaingan produk

garmen di pasar duniapun sangat ketat. Eksportir terbesar produk garmen ke pasar

dunia berturut-turut adalah negara-negara yang tergabung dalam Uni Eropa,

China, Hongkong, Turki, Mexico, India, Amerika, Romania dan Indonesia. Untuk

itu negara-negara eksportir garmen dituntut untuk memiliki produktifitas, kualitas,

dan daya saing yang tinggi.

Berbanding terbalik dengan potensi pasar industri garmen dunia yang

besar, pada kenyataannya saat ini industri garmen di Indonesia mengalami

penurunan produksi. Ade Sudrajat, Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API),

mengungkapkan penurunan produksi industri tekstil yang mencapai 8,32%

(Kemenperin, 2013). Penurunan kinerja industri tekstil ditandai dengan rendahnya

daya saing produk di pasar ekspor, peningkatan biaya produksi, persaingan ketat

dengan produk asal China, serta pelemahan permintaan di Amerika Serikat dan

Eropa karena dampak krisis. (oldindonesiafinancetoday.com, 2013)

Selain dari penurunan produksi ternyata pangsa pasar industri tekstil

domestik memiliki nilai yang rendah dibandingkan dengan produk impor.

Rendahnya pangsa pasar domestik disebabkan oleh penawaran harga produk

impor lebih murah dibanding produk lokal. Padahal, pada awal tahun ini (2013),

pasar tekstil dalam negeri diperkirakan tumbuh 5 persen dari pasar tahun lalu,

US$ 22,7 miliar atau sekitar Rp 221 triliun (www.tempo.co). Naik turun laju

(13)

Sumber: kemenperin, 2013

GAMBAR 1.2

LAJU PERTUMBUHAN INDUSTRI TEKSTIL, BARANG KULIT, DAN ALAS KAKI 2007-2012

Berdasarkan Gambar 1.2 dapat terlihat penurunan yang signifikan dari laju

pertumbuhan tahun 2011 menuju 2012. Hal ini dapat menyebabkan kerugian bagi

industri tekstil. Padahal seharusnya produk tekstil memiliki peluang yang besar

karena produk dari tekstil seperti benang, kain, hingga pakaian menjadi hal yang

sangat dibutuhkan oleh manusia. Selain itu, masyarakat Indonesia telah memiliki

tren bahwa pakaian bukan hanya sebagai pelindung tubuh melainkan sebagai

identitas diri.

Melalui ancaman krisis ekonomi global serta kebijakan C-AFTA

(China-Asean Free Trade Area), banyak perusahaan yang bergerak di bidang industri

tekstil dan garmen mulai kesulitan untuk mempertahankan usahanya tersebut.

Namun lain halnya dengan PT. Multi Garmenjaya yang hingga saat ini masih

tetap bertahan di tengah gempuran produk asing yang masuk ke Indonesia. PT.

Multi Garmenjaya memproduksi merek pakaian dan jeans terkenal seperti Harley,

Gionino, Giosurf, Campari, dan Cardinal. Cardinal merupakan produksi garmen

dari Indonesia yang terdaftar di internasional. Untuk penjualan, Cardinal menjual

ke luar negeri (ekspor) dan di dalam negeri (lokal). Masing-masing persentase

2007 2008 2009 2010 2011 2012

(14)

4

produksi untuk ekspor yaitu sebesar 60% dan lokal 40%. (Sumber: PT. Multi

Garmenjaya, 2012). Meskipun persentase produk lokal lebih kecil dibandingkan

dengan produk ekspor, namun pasar lokal tidak dianggap lemah, karena dengan

tersebarnya penjualan Cardinal di seluruh Indonesia dapat membuktikan bahwa

pasar lokal tetap dapat dibanggakan.

Dalam produksi lokal, Cardinal memiliki beberapa jenis produk, yaitu

Formal, Casual, Denim, dan Ladies. Hal ini dilakukan agar pihak Cardinal dapat

meraih segmen pasar di kalangan pria dan wanita baik yang remaja hingga

dewasa. Persentase jumlah produksi lokal dapat dilihat dari Gambar 1.3 sebagai

berikut:

Sumber: PT. Multi Garmenjaya, 2012 GAMBAR 1.3

PERSENTASE PRODUKSI LOKAL CARDINAL

Berdasarkan Gambar 1.3 dapat dilihat persentase produksi lokal Cardinal

dalam produk Formal sebesar 30%. Untuk produk Casual diproduksi sebesar 40%.

Produk denim diproduksi sebesar 25%. Produk yang paling sedikit diproduksi

yaitu Ladies sebanyak 5% karena Cardinal lebih terfokus pada men’s wear.

Pada produksi denim yang sebesar 25% terbagi lagi ke dalam beberapa

jenis. Produk lokal denim terdiri dari celana (panjang dan pendek), kemeja, kaos, Formal

30%

Casual 40% Denim

25%

(15)

jaket, dan aksesoris. Persentase jumlah produksi lokal denim Cardinal dapat

dilihat pada Gambar 1.4 sebagai berikut:

Sumber: PT. Multi Garmenjaya, 2012 GAMBAR 1.4

JUMLAH PRODUKSI LOKAL DENIM CARDINAL

Gambar 1.4 menunjukkan persentase jumlah produksi lokal denim.

Produksi celana sebanyak 40% yang terdiri dari celana panjang dan pendek.

Untuk produksi kemeja sebanyak 30%. Produksi kaos sebesar 10%. Untuk

produksi jaket dan aksesoris masing-masing sebesar 5%.

Sistem pemasaran produk Cardinal ada dua jenis. Pertama, menggunakan

sistem putus. Sistem putus yaitu dengan cara menjual langsung kepada pemilik

toko yang biasanya melalui sales. Sales tersebut merupakan pegawai yang terikat

dengan Cardinal. Biasanya sales menawarkan kepada setiap toko dengan

membawa sample. Kedua, sistem konsinyasi atau yang lebih dikenal dengan bagi

hasil. Sistem konsinyasi ini dilakukan oleh Cardinal dengan cara counter, fixture,

Sales Promotion Girl, dan display. Cardinal bekerja sama untuk penjualan secara

retailing melalui Ramayana, Matahari Department Store (MDS), dan Yogya

Department Store.

Cardinal membuka counter di beberapa mall yang berada di Kota

Bandung. Mall yang dipilih untuk bekerja sama yaitu yang di dalamnya terdapat Celana

40%

Kemeja 30% Kaos

10% Jaket

5%

(16)

6

Matahari Department Store (MDS), Yogya Department Store, dan Ramayana.

Berikut data mengenai counter Cardinal yang berada di Kota Bandung dapat

dilihat pada Tabel 1.1

TABEL 1.1

TARGET PEMASARAN CARDINAL DI MATAHARI DEPT. STORE DAN YOGYA DEPT. STORE

Matahari Department Store - Bandung Indah Plaza

- Istana Plaza

Segmen Pasar

- menengah ke bawah hingga menengah ke atas, dimulai dari pelajar hingga pegawai

- menengah hingga menengah ke atas Yogya Department Store

- Yogya Kepatihan - Yogya Sunda - Yogya Buahbatu

- menengah ke bawah hingga menengah ke atas - menengah ke bawah hingga menengah ke atas - menengah ke bawah hingga menengah ke atas

Sumber: diadaptasi dari berbagai sumber

Berdasarkan Tabel 1.1 dapat dilihat bahwa segmen pasar yang hampir

sama rata di semua retail. Hal tersebut dilakukan karena sesuai dengan segmentasi

dari produk Cardinal yaitu pada kelas menengah hingga menengah atas. Namun

dengan persamaan segmen pada setiap retail, tetap memiliki perbedaan dalam

penjualan. Data penjualan produk jeans Cardinal selama tahun 2008 hingga 2012

mengalami fluktuatif. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 1.2 untuk penjualan di

Yogya Kepatihan, MDS Galeria BIP, MDS Istana Plaza (IP), Yogya Sunda, dan

Yogya Griya Buahbatu. Perbandingan disajikan dalam bentuk data penjualan per

pieces dari tahun 2008-2012.

TABEL 1.2

DATA PENJUALAN PRODUK JEANS CARDINAL DI YOGYA KEPATIHAN, YOGYA SUNDA, YOGYA GRIYA

BUAHBATU, MDS BIP, DAN MDS IP TAHUN 2008-2012

Nama Toko Tahun TOTAL

2008 2009 2010 2011 2012

(17)

Nama Toko Tahun TOTAL

2008 2009 2010 2011 2012

Yogya Sunda 1818 2090 3040 2379 2240 11567

Yogya Griya Buahbatu 1643 2754 2580 2167 1438 10582

MDS Galeria BIP 1282 1695 2984 2241 1805 10007

MDS IP - 324 1549 2282 1329 5484

TOTAL 14525 11532 18306 17036 17669 101217

Sumber: PT. Multi Garmenjaya, 2013

Berdasarkan Tabel 1.2 terlihat secara keseluruhan bahwa penjualan jeans

Cardinal dari tahun 2008-2012 mengalami fluktuasi. Angka penjualan terbanyak

yaitu pada Yogya Kepatihan meskipun mengalami penurunan dari tahun 2010 ke

2011 yaitu sebanyak 1260 pieces namun pada tahun 2012 mengalami kenaikan.

Penjualan di MDS IP menunjukkan total penjualan terendah, namun mengingat

counter ini baru diadakan pada tahun 2009 maka tidak dapat dibandingkan dengan

penjualan di counter lain yang penjualannya sudah cukup lama. Meskipun

terbilang baru, namun ternyata dapat menunjukkan tren penjualan yang positif

setiap tahunnya. Di counter Yogya Sunda dan Yogya Griya Buahbatu penjualan

relatif stabil meskipun terkadang mengalami penurunan namun tidak terlalu

signifikan.

Berbeda dengan yang terjadi di MDS Galeria BIP, meskipun sudah

berjalan cukup lama dengan counter lainnya namun selalu menunjukkan

penjualan terkecil. Mengingat BIP ramai pengunjung yaitu sekitar 35.000-50.000

pengunjung pada akhir pekan (bisnis-jabar.com,2013), namun kenyataannya tidak

sebanding dengan penjualan produk Cardinal. Dengan kondisi yang demikian,

apabila tidak ada perbaikan dalam hal penjualan maka dapat menyebabkan

kerugian bagi Cardinal. Data mengenai ketidaktercapaian target penjualan di

(18)

8

TABEL 1.3

TARGET PENJUALAN DAN PENJUALAN PRODUK JEANS CARDINAL DI MDS GALERIA BIP

TAHUN 2008-2012

Tahun Target (pcs) Penjualan (pcs) Selisih

2008 2105 1282 -823

2009 3166 1695 -1471

2010 2581 2984 + 403

2011 2530 2241 -289

2012 2555 1805 -450

Sumber: PT. Multi Garmenjaya, 2013

Berdasarkan Tabel 1.3 terihat dengan jelas bahwa penjualan selama lima

tahun terakhir di MDS Galeria BIP tidak mencapai target. Penjualan yang

melebihi target hanya terjadi di tahun 2010. Persentase ketidaktercapaian target

penjualan di MDS Galeria BIP selama tahun 2008 hingga 2012 yaitu sebesar

77,35%. Tentunya hal ini dapat membahayakan Cardinal apabila tidak dapat

memperbaiki penjualan di counter tersebut.

Fenomena menurunnya volume penjualan di MDS Galeria BIP

mengindikasikan kurangnya minat pembeli untuk membeli produk denim

Cardinal. Berkurangnya penjualan dapat juga disebabkan oleh perubahan

permintaan konsumen yang sesuai dengan trend. Menurunnya volume penjualan

dan minat pembeli di MDS Galeria BIP akan berdampak pada penurunan

pendapatan bagi Cardinal. Mengingat strategisnya produk Cardinal yang berada

di BIP, seharusnya dapat meningkatkan penjualan. Selain itu, kelengkapan dan

desain produk Cardinal menjadi hal yang dapat menarik minat pembeli untuk

memilih produk tersebut. Kenyamanan pelayanan yang terdapat di MDS Galeria

BIP seharusnya menunjang penjualan Cardinal untuk lebih meningkatkan angka

(19)

perusahaan akan mengalami kerugian yang signifikan. Maka dari itu, Cardinal

harus dapat mencapai target dengan menggunakan strategi yang tepat serta

mengelola dengan lebih baik penjualan di MDS Galeria BIP.

Menurut Kotler dan Keller (2012:386) “Purchase decisions are based on

how consumers perceive prices and what they consider the current actual price to

be—not on the marketer’s stated price.” Keputusan pembelian didasarkan pada

bagaimana konsumen menganggap harga dan apa yang mereka pertimbangkan

sesuai dengan keadaan harga pada saat ini, bukan berdasarkan harga dari

marketer.

TABEL 1.4

STRATEGI CARDINAL TAHUN 2013 DI MDS GALERIA BIP

TIPE STRATEGI DESKRIPSI

Produk - Coordinate product, semua kebutuhan fashion disediakan secara lengkap, mulai dari celana, kemeja, kaos, hingga aksesoris.

- Cardinal mengeluarkan produk berupa jeans dengan macam-macam warna

-Cardinal memproduksi jeans yang berbentuk seperti menggelembung di bagian bawah

- Cardinal mengeluarkan produk chino

Harga Penetapan harga jeans Cardinal yang sesuai dengan kualitasnya. Adapun penetapan harga promosi berupa potongan harga.

Promosi Cardinal melakukan strategi promosi bernama Triple Expose yang mencakup advertising, sales promotion, dan personal selling. - advertising : melalui point of purchase display, sehingga merangsang konsumen untuk melakukan pembelian

- sales promotion : melalui diskon dan hadiah, sehingga dapat menarik bagi konsumen

- personal selling : melalui sales people yang berkualitas sehingga diharapkan dapat meningkatkan penjualan

Tiga pendekatan promosi di tiga titik lokasi sekaligus dapat memudahkan konsumen untuk membeli produk Cardinal.

Lokasi Cardinal bekerja sama dengan mal yang memiliki lokasi strategis. Dan di MDS Galeria BIP, Cardinal membuka counter tepat di akses keluar masuk.

(20)

10

Dalam upaya meningkatkan penjualan produk, Cardinal memiliki

beberapa strategi agar konsumen tertarik untuk mengambil keputusan pembelian.

Strategi yang dilakukan oleh Cardinal yaitu melalui produk, harga, sumber daya

manusia, dan promosi. Strategi melalui produk dilakukan oleh Cardinal melalui

pembentukan pattern yang baik, pemilihan bahan baku yang berkualitas, serta

variasi produk. Dalam strategi harga, Cardinal memberikan diskon kepada

pelanggan dan juga memberikan potongan harga setiap weekend yang dinamakan

dengan strategi Jusami. Strategi dalam SDM, Cardinal menggunakan Sales

Promotion Girl yang berkualitas dan juga pegawai-pegawai yang berkompeten.

Adapun faktor yang mempengaruhi konsumen untuk membeli produk jeans

Cardinal dapat dilihat pada Tabel 1.5 sebagai berikut

TABEL 1.5

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMEN UNTUK MEMBELI JEANS CARDINAL DI MDS GALERIA BIP

NO FAKTOR PERSENTASE

1. Merek 33,33 %

2. Iklan 10%

3. Diskon 20%

4. Kualitas 23,33%

5. Pelayanan sales promotion 13,33%

TOTAL 100%

Sumber: Pra Penelitian, 2013

Berdasarkan Tabel 1.5, terlihat bahwa dari 30 responden yang pernah

membeli jeans Cardinal sebanyak 33,33% memilih untuk membeli produk

tersebut dengan alsan merek. Adapun alasan yang paling sedikit dipilih oleh

responden adalah mengenai iklan (10%), diskon (20%), dan pelayanan (13,33%).

Hal ini yang menjadi alasan mengapa penjualan Cardinal mengalami penurunan.

(21)

Salah satu upaya dari Cardinal untuk lebih meningkatkan volume

penjualan yaitu melalui bauran promosi. Cardinal mengadakan program terbaru di

tahun 2013 yang diberi nama “Triple Expose”. Program ini memiliki tujuan untuk

meningkatkan penjualan dengan cara melakukan tiga promosi sekaligus. Dalam

program ini pun ada beberapa jenis display, yaitu berbentuk wagon, table display,

counter normal tambahan, vocal point, dan window display. Lokasi yang dipilih

untuk memajang produk Cardinal secara strategis diharapkan dapat lebih

mempengaruhi konsumen untuk membeli produk Cardinal. Tempat yang dipilih

untuk mendirikan stand yaitu dekat pintu masuk. Dengan adanya display, SPG,

serta papan promosi pada lokasi tersebut diharapkan pengunjung tertarik untuk

membeli produk Cardinal. Dalam program “Triple Expose” terdapat juga

potongan harga dan gift. Gift yang diberikan pun memiliki beberapa persyaratan

tertentu. Periode pelaksanaan program promosi ini dilakukan secara tentatif.

Contoh pelaksanaan program Triple Expose dapat dilihat pada lampiran.

Cara yang dilakukan Cardinal berbeda dengan para pesaingnya. Hal ini

jelas terlihat dari program “Triple Expose” yang mampu melakukan tiga promosi

sekaligus di dalam satu area department store. Tiga pendekatan promosi yang

sekaligus ditempatkan pada tiga titik lokasi dapat memudahkan konsumen dalam

memilih barang. Tentunya hal ini dilakukan untuk meningkatkan penjualan

produk Cardinal. Dalam kegiatan Triple Expose terdapat tiga promosi berupa

advertising, sales promotion, dan personal selling. Menurut Ali Hasan (2008:367)

promosi adalah fungsi pemasaran yang fokus untuk mengkomunikasikan

(22)

12

(calon pelanggan) untuk mendorong terciptanya transaksi pertukaran antar

perusahaan dan audience.

Promosi termasuk ke dalam komunikasi pemasaran. Menurut Fandy

Tjiptono (2009:216) komunikasi pemasaran yaitu

Aktifitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi/membujuk, dan/atau mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan.

Salah satu alat dalam promosi yaitu melalui point of purchase.

Komunikasi point of purchase sebenarnya adalah peluang emas sekaligus

kesempatan terakhir bagi produsen dan pengecer untuk memengaruhi pilihan

akhir konsumen menyangkut produk dan merk yang bakal dibeli. (Fandy Tjiptono

et al, 2008:569)

Menurut Liz Barnes (2010:4), “The visual merchandising of the retail

environment is considered to be key in the visual marketing communication of a

retailer, acting as a promotional tool (Lea-Greenwood, 2009)”.

Program promosi “Triple Expose” yang dilaksanakan oleh Cardinal

termasuk ke dalam bauran promosi. Menurut Kotler, et al (2004) dalam Fandy

Tjiptono, et al (2008:569) merumuskan komunikasi point of purchase (POP)

sebagai beragam penawaran, mulai dari theme promotions dalam toko sampai area

penjualan yang diatur khusus.

Berdasarkan uraian tersebut maka perlu dilakukan penelitian mengenai

Pengaruh Bauran Promosi Terhadap Keputusan Pembelian Jeans Cardinal

(23)

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan masalah yang telah diuraikan pada latar belakang penelitian,

produk jeans Cardinal belum dapat menguasai pangsa pasar pada MDS Galeria

BIP. Dibandingkan dengan penjualan pada Yogya Kepatihan, Yogya Sunda, dan

Yogya Griya Buahbatu selama lima tahun terakhir ternyata MDS Galeria BIP

memiliki jumlah terkecil penjualan per pieces.

Mengingat lokasi penjualan di salah satu mal yang cukup diminati di Kota

Bandung yaitu BIP, seharusnya penjualan produk Cardinal dapat mencapai angka

yang lebih dari saat ini. Selain itu, desain produk serta kenyamanan pelayanan

yang terdapat di MDS Galeria BIP seharusnya bisa meningkatkan minat

konsumen untuk membeli produk Cardinal. Apabila perusahaan tidak segera

meningkatkan strategi untuk meningkatkan angka penjualan dan mencapai target

penjualan maka akan mengalami kerugian yang cukup signifikan.

Cardinal merasa perlu melakukan beberapa strategi untuk lebih

meningkatkan penjualan di MDS Galeria BIP. Melalui program “Triple Expose”

yaitu dengan cara membuka tiga stand dalam satu mall. Sehingga dengan ada

beberapa counter dalam satu mall diharapkan pengunjung mall akan dapat

terpengaruhi untuk membeli produk jeans Cardinal. Sehingga dalam penelitian ini

lebih ditekankan pada masalah bagaimana upaya untuk meningkatkan minat

membeli bagi konsumen dan bauran promosi yang dilaksanakan oleh Cardinal.

(24)

14

dan lain-lain. Apabila penjualan tetap kecil maka dapat menyebabkan kurangnya pendapatan bagi Cardinal. Untuk meningkatkan penjualan, Cardinal melaksanakan bauran promosi yaitu program Triple Expose”. Dengan diadakannya program tersebut maka diharapkan penjualan produk jeans Cardinal di MDS Galeria BIP dapat meningkat.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan masalah yang telah diuraikan pada latar belakang penelitian,

maka rumusan masalah untuk penelitian ini yaitu:

1. Bagaimana gambaran bauran promosi produk jeans Cardinal

2. Bagaimana gambaran keputusan pembelian konsumen produk jeans Cardinal

3. Seberapa besar pengaruh bauran promosi terhadap keputusan pembelian

produk jeans Cardinal

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan, maka tujuan dari

penelitian ini yaitu:

1. Untuk memperoleh temuan mengenai gambaran bauran promosi produk jeans

Cardinal

2. Untuk memperoleh temuan mengenai gambaran keputusan pembelian produk

jeans Cardinal

3. Untuk mengetahui mengenai seberapa besar pengaruh bauran promosi terhadap

keputusan pembelian produk jeans Cardinal

1.5 Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan memberikan sumbangan

baik secara teoritik maupun praktik sebagai berikut:

(25)

Hasil penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan yaitu bagi

perkembangan ilmu ekonomi, khususnya pada bidang manajemen pemasaran

mengenai masalah yang berkaitan dengan bauran promosi dan keputusan

pembelian.

2. Kegunaan Praktis

1) Bagi Perusahaan

Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan bagi manajemen Cardinal

di bidang marketing dalam program promosi yang sedang dilaksanakan

yaitu “Triple Expose”. Selain itu, untuk memberikan gambaran mengenai

hal-hal yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian produk jeans

Cardinal. Penelitian ini juga diharapkan dapat sebagai acuan untuk

menemukan hal lain yang dapat mempengaruhi faktor keputusan pembelian.

2) Bagi Penulis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan mengenai

manajemen pemasaran khususnya mengenai bauran promosi dan keputusan

(26)

BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Menurut Asep Hermawan (2009:14), “Penelitian merupakan suatu

investigasi yang terorganisasi, yang dilakukan untuk menyajikan suatu informasi

dan memecahkan masalah”. Penelitian bisnis merupakan suatu investigasi

sistematik yang menyajikan informasi untuk dijadikan pedoman dalam pembuatan

keputusan-keputusan bisnis.

Penelitian ini menggunakan pendekatan promosi khususnya mengenai

pengaruh bauran promosi terhadap keputusan pembelian. Adapun yang menjadi

objek penelitian sebagai variabel eksogen yaitu bauran promosi (X) yang meliputi

advertising, sales promotion, dan personal selling. Kemudian untuk objek

penelitian yang menjadi variabel endogen yaitu keputusan pembelian yang

meliputi pemilihan produk, pemilihan merek, pemilihan saluran distribusi, waktu

pembelian, dan metode pembayaran.

Pada penelitian ini objek yang akan dijadikan responden yaitu pembeli

produk jeans Cardinal di Matahari Departement Store (MDS) Galeria Bandung

Indah Plaza (BIP). Oleh karena itu akan dilakukan penelitian mengenai pengaruh

bauran promosi terhadap keputusan pembelian jeans Cardinal.

Ada dua cara atau pendekatan dalam penellitian, yaitu pendekatan

longitudinal (pendekatan bujur) dan pendekatan cross-sectional (pendekatan

silang) (Suharsimi Arikunto,2010:15). Pendekatan longitudinal merupakan

pendekatan yang menggunakan subjek yang sama dengan menembak beberapa

(27)

penelitian akan dilakukan dalam kurun waktu kurang dari satu tahun. Maka

metode yang lebih tepat untuk digunakan yaitu cross sectional method. Metode

cross sectional yaitu metode penelitian dengan cara mempelajari objek dalam satu

kurun waktu tertentu/tidak berkesinambungan dalam jangka waktu panjang

(Husein Umar,2008:45). Menurut Malhotra (2009:101), “Pengumpulan informasi

dari subjek penelitian hanya dilakukan satu kali dalam satu kali dalam satu

periode waktu, sehingga penelitian ini merupakan one-shoot atau cross

sectional‖.

3.2 Metode Penelitian

3.2.1 Jenis dan Metode yang Digunakan

Jenis penelitian yang dilakukan berdasarkan penjelasan dan bidang

penelitian menggunakan penelitian deskriptif dan verifikatif.

Menurut Sugiyono (2012:1), “Secara umum metode penelitian diartikan

sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.

Berdasarkan hal tersebut terdapat empat kata kunci yang perlu diperhatikan yaitu,

cara ilmiah, data, tujuan, dan kegunaan tertentu.“

Sedangkan jenis penelitian yang dapat dilakukan yaitu dengan dua metode

yaitu deskriptif dan verifikatif. Sugiyono (2012:29) menjelaskan pengertian

metode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk menggambarkan atau

menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat

kesimpulan yang lebih luas.

Penelitian deskriptif bukan hanya satu jenis kegiatan saja tetapi

sekurang-kurangnya ada lima jenis, yaitu (a) penelitian deskriptif murni, (b) penelitian

(28)

52

(e) penelitian evaluasi (Suharsimi Arikunto,2010:3). Dalam penelitian ini

termasuk dalam penelitian korelasi yaitu penelitian yang mencari tahu mengenai

hubungan.

Penelitian deskriptif bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai

bauran promosi dan gambaran mengenai keputusan pembelian produk jeans

Cardinal.

Penelitian verifikatif menurut Iqbal Hasan (2008:11) adalah, “Metode

verifikatif yaitu menguji kebenaran sesuatu (pengetahuan) dalam bidang yang

telah ada dan digunakan untuk menguji hipotesis yang menggunakan perhitungan

statistik”.

Dalam penelitian ini, tujuan verifikatif yaitu untuk memperoleh temuan

mengenai seberapa besar pengaruh bauran promosi terhadap keputusan pembelian

produk jeans Cardinal. Penelitian yang bersifat deskriptif dan verifikatif ini akan

menggunakan explanatory survey yang bertujuan untuk mengetahui hubungan

antar variabel dengan cara pengujian hipotesis.

3.2.2 Operasionalisasi Variabel

F.N. Kerlinger dalam Suharsimi Arikunto (2010:159) menyebutkan bahwa

variabel sebagai sebuah konsep seperti halnya laki-laki dalam konsep jenis

kelamin, insaf dalam konsep kesadaran. Variabel dapat dibedakan atas dua

macam, yaitu variabel kuantitatif dan kualitatif.

Operasionalisasi variabel merupakan kegiatan menjabarkan variabel ke

dalam konsep teori dari variabel yang diteliti. Pada operasionalisasi variabel

terdapat indikator, ukuran dan skala bertujuan untuk mendefinisikan dan

(29)

sebelumnya, variabel dari judul penelitian ini adalah bauran promosi (X) dengan

sub variabel advertising, sales promotion, dan personal selling. Variabel bebas

tersebut ditelaah bagaimana pengaruhnya terhadap keputusan pembelian produk

jeans Cardinal sebagai variabel terikat (Y) dengan indikator meliputi pemilihan

produk, pemilihan merek, pemilihan saluran distribusi, waktu pembelian, dan

metode pembayaran.

Untuk lebih jelasnya, operasionalisasi variabel dapat dilihat pada Tabel 3.1

TABEL 3.1

OPERASIONALISASI VARIABEL

VARIABEL SUB VARIABEL

KONSEP VARIABEL /

SUB VARIABEL INDIKATOR UKURAN SKALA

NO.

Advertising—Any paid form of nonpersonal

presentation and promotion of ideas, goods, or services by an

identified sponsor via page), and display media

(billboards, signs,

―Sales promotion, a key

ingredient in marketing campaigns, consists of a

collection of incentive tools, mostly short term,

designed to stimulate quicker or greater purchase of particular products or services by

consumers or the

trade.‖.

(30)

54

VARIABEL SUB VARIABEL

KONSEP VARIABEL /

SUB VARIABEL INDIKATOR UKURAN SKALA

NO.

for the purpose of making presentations,

buyer’s decision about

which brand to purchases. Keputusan

pembelian adalah

keputusan pembeli

mengenai merek mana yang akan mereka beli (Kotler dan Keller 2012)

(31)

VARIABEL SUB VARIABEL

KONSEP VARIABEL /

SUB VARIABEL INDIKATOR UKURAN SKALA

NO.

Sumber: berdasarkan pengolahan data 2013

3.2.3 Jenis dan Sumber Data

Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data diperoleh

(Suharsimi Arikunto,2010:172). Jenis dan sumber data dalam penelitian ini ada

dua, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer menurut Asep Hermawan

(2009:168) adalah

Data yang dikumpulkan secara langsung oleh peneliti untuk menjawab masalah atau tujuan penelitian yang dilakukan dalam penelitian eksploratif, deskriptif maupun kausal dengan menggunakan metode pengumpulan data berupa survei ataupun observasi.

Sedangkan data sekunder menurut Asep Hermawan (2009:168) adalah

struktur data historis mengenai variabel-variabel yang telah dikumpulkan dan

dihimpun sebelumnya oleh pihak lain. Data yang digunakan dalam penelitian ini

(32)

56

Cardinal. Untuk penelitian ini telah didapatkan data-data sekunder dan primer

yang dapat dilihat pada Tabel 3.2

TABEL 3.2

JENIS DAN SUMBER DATA

Jenis Data Sumber Data Kategori Data

Estimasi Nilai Perdagangan Tekstil Dan Pakian Jadi Dunia

Peluang, Hambatan Dan Tantangan Industri TPT Nasional; Iklim & Prospek Bisnis 2007

Sekunder

Laju pertumbuhan industri tekstil, barang kulit, dan alas kaki tahun 2007-2012

www.kemenperin.go.id Sekunder

Persentase produk lokal Cardinal PT. Multi Garmenjaya Sekunder

Target penjualan dan penjualan yang dicapai di Cardinal MDS BIP tahun 2008-2012

PT. Multi Garmenjaya Sekunder

Strategi penjualan Cardinal PT. Multi Garmenjaya Sekunder

Pra Penelitian Responden Primer

Tanggapan responden mengenai bauran promosi Cardinal jeans di MDS Galeria BIP

Responden Primer

Tanggapan responden mengenai keputusan pembelian produk Cardinal jeans di MDS Galeri BIP

Responden Primer

Sumber: Pengolahan berbagai sumber

3.2.4 Populasi, Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel

3.2.4.1 Populasi

Populasi menurut Sugiyono (2012:117) adalah wilayah generalisasi yang

terdiri atas objek/subjek, yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Sedangkan populasi menurut Suharsimi Arikunto (2010:173) adalah keseluruhan

(33)

Populasi pada penelitian ini dihitung berdasarkan rata-rata jumlah pembeli

jeans Cardinal selama tahun 2008-2012 di MDS Galeria BIP dengan perhitungan

sebagai berikut:

TABEL 3.3

JUMLAH PEMBELI JEANS CARDINAL DI MDS GALERIA BIP TAHUN 2008-2012

No. Tahun Jumlah Pembeli

1. 2008 1282

2. 2009 1695

3. 2010 2984

4. 2011 2241

5. 2012 1805

JUMLAH 10007

RATA-RATA 2002

Berdasarkan Tabel 3.3 maka dapat diketahui bahwa jumlah populasi untuk

penelitian ini yaitu sebanyak 2002 orang.

3.2.4.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut (Sugiyono, 2012:118). Apabila populasi besar dan peneliti tidak

mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, maka dapat menggunakan

sampel yang diambil dari populasi. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto

(2010:174) sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.

Penelitian ini tidak memiliki kerangka sampling, maka untuk penentuan

jumlah sampel dapat dipergunakan metode iterasi. Selanjutnya dalam

mempergunakan metode iterasi ditentukan tipe galat I (α) = 0,05 dan tipe galat II

(β) = 0,05. Nilai ini ditentukan menurut kebiasaan yang dipergunakan dalam

penelitian ekonomi, sosial dan pertanian. Selanjutnya nilai korelasi diambil ρ =

(34)

58

Guilford (0,20 - 0,40) pada batas atas atau yang paling besar (Sudradjat, 2002).

Adapun prosedur penentuan responden iterasi ini adalah sebagai berikut:

Iterasi pertama : ( )

Zα : nilai sebaran normal yang memberikan peluang (1-α) = 1,6449 Zβ : nilai sebaran normal yang memberikan peluang (1-β) = 1,6449

Hasil perhitungan dari iterasi pertama sampai dengan iterasi ketiga adalah

sebagai berikut:

Berdasarkan perhitungan tersebut, hasil iterasi ketiga sudah sama dengan

iterasi kedua, maka iterasi dihentikan dan jumlah sampel yang dipergunakan

adalah hasil iterasi ketiga, yaitu sebanyak 62 orang. Agar lebih representatif maka

sampel ditambahkan 38, sehingga menjadi 100 responden.

3.2.4.3 Teknik Penarikan Sampel

Pengambilan sampel harus dilakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh

sampel (contoh) yang benar-benar dapat berfungsi sebagai contoh, atau dapat

(35)

Arikunto,2010:176). Sugiyono (2012:118) menyatakan teknik sampling adalah

teknik pengambilan sampel. Untuk menentukan sampel yang akan digunakan

dalam penelitian terdapat berbagai macam teknik sampling yang digunakan.

Teknik sampling dikelompokkan pada dua bagian, yaitu probability

sampling (simple random, proportionate stratified random, disproportionate

stratified random dan area random) dan Non-probability sampling (systematic

sampling, sampling kuota, sampling aksidental, purpose sampling, sampling

jenuh, dan snowball sampling).

Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik non-probability

sampling yaitu systematic random sampling karena semua populasi dari pembeli

jeans Cardinal memiliki kesempatan untuk terpilih sebagai sampel secara acak

oleh peneliti. Teknik systematic random sampling digunakan agar tidak

dipilah-pilah sehingga bersifat adil. Harun Al-Rasyid (1994:66) menyebutkan bahwa pada

keadaan tertentu, sampling sistematik bisa dilakukan sekalipun tidak ada kerangka

samplingnya.

Populasi dalam penelitian ini merupakan mobile population atau populasi

yang bergerak, maka teknik pengambilan sampel disesuaikan dengan langkah

kerja menurut Harun Al Rasyid (1994:67) yaitu sebagai berikut:

1. Menentukan dengan tegas konsumen yang akan disurvei, yaitu pembeli

jeans Cardinal di MDS Galeria BIP. Berdasarkan perhitungan didapatkan

jumlah sampel sebanyak 100 orang.

2. Menentukan dengan tegas dari jam berapa hingga jam berapa penelitian

(36)

60

WIB hingga pukul 18.00 WIB. Waktu pengumpulan data dilakukan

selama 10 hari.

3. Menentukan dengan tegas sebuah check point (tempat menghitung) yang

akan dilakukan oleh peneliti. Check point ditentukan pada area counter

Cadinal. Berdasarkan perhitungan akan dilakukan survei pada 10

orang/hari.

4. Kemudian menentukan interval yaitu perbandingan antara populasi dan

sampel. Sehingga didapatkan interval pada sampel ke 20.

3.2.5 Teknik Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (2012:308), “Teknik pengumpulan data merupakan

langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama penelitian

adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka

peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang

ditetapkan.”

Untuk mengumpulkan data mengenai objek penelitian, peneliti

menggunakan metode sebagai berikut:

1. Studi Kepustakaan (Library Research)

Penelitian kepustakaan dilakukan untuk memperoleh data sekunder yang akan

digunakan menjadi landasan teori masalah yang diteliti. Dalam kepustakaan ini

penulis membaca dan mempelajari buku-buku, literatur, jurnal, skripsi, dan

materi yang berhubungan dengan variabel yang diteliti yaitu bauran promosi

dan keputusan pembelian.

(37)

Penelitian ini dilakukan dengan cara wawancara atau berbicara langsung

dengan narasumber dari pihak-pihak yang terkait di lingkungan Cardinal untuk

mendapatkan data yang dibutuhkan dan mendapat gambaran yang jelas secara

menyeluruh tentang perusahaan tersebut.

1. Kuesioner

Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk

memperoleh informasi dari responden daalam arti laporan tentang pribadinya,

atau hal-hal yang ia ketahui (Suharsimi Arikunto,2010:194). Kuesioner

dilakukan dengan cara menyebarkan seperangkat daftar pertanyaan kepada

responden yaitu pembeli jeans Cardinal di MDS Galeria BIP secara tertulis.

Dalam kuesioner ini terdapat beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan

bauran promosi sebagai variabel X dan keputusan pembelian sebagai variabel

Y. Kemudian responden dapat memilih alternatif jawaban yang telah

disediakan. Adapun langkah-langkah dalam penyusunan kuesioner adalah

sebagai berikut:

a) Menyusun daftar pertanyaan

b) Merumuskan item-item pertanyaan serta alternatif jawaban. Sehingga

responden dapat langsung memilih jawaban yang ada.

c) Menetapkan skor yang diberikan. Dalam hal ini digunakan nilai dengan

skala interval.

4. Studi Literatur

Studi literatur merupakan pengumpulan data dan informasi mengenai hal-hal

(38)

62

variabel bauran promosi dan keputusan pembelian. Studi literatur didapatkan

dari berbagai sumber yaitu:

a) Buku sumber di perpustakaan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) dan

Widyatama, dan e-book

b) Skripsi

c) Jurnal Ekonomi dan Bisnis

d) Media Cetak

e) Internet

3.2.6 Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas

Data memiliki arti yang penting dalam suatu peneliltian, karena untuk

menggambarkan variabel yang ditelti serta pembentuk hipotesis. Maka dari itu

pengujian data dilakukan untuk mendapatkan mutu yang baik. Benar atau tidak

suatu data dilihat berdasarkan instrumen pengumpulan data.

Menurut Suharsimi Arikunto (2010:265) menyusun instrumen adalah

pekerjaan penting di dalam langkah penelitian. Akan tetapi pengumpulan data

jauh lebih penting lagi, terutama apabila peneliti menggunakan metode yang

memiliki cukup besar celah untuk dimasuki unsur minat peneliti. Instrumen yang

baik harus memenuhi dua persyaratan yaitu valid dan reliable. Uji validitas dan

reliabilitas pada penelitian ini dilaksanakan menggunakan software SPSS

(Statistical Product for Service Solution) 21 for windows.

3.2.6.1 Hasil Pengujian Validitas

Validitas menunjukan sejauh mana suatu alat pengukur itu menunjukan

apa yang ingin diukur. Setiap item yang telah disusun dalam kuesioner harus

(39)

instrumen benar-benar mampu mengukur besarnya nilai variabel yang diteliti

yang mengandung faktor ketepatan dan faktor kecermatan

(Suliyanto,2006:146-147)

Menurut Suharsimi Arikunto (2010:211) validitas adalah suatu ukuran

yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen.

Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya,

instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah.

Untuk menghitung nilai korelasi antara data pada masing-masing

pernyataan dengan skor total kuesioner dalam penelitian ini menggunakan rumus

korelasi Pearson Product Moment dengan rumus sebagai berikut:

∑ ∑ ∑

√ ∑ ∑ √ ∑ ∑

Keterangan :

∑X : Jumlah hasil pengamatan variabel X ∑Y : Jumlah hasil pengamatan variabel Y

∑XY : Jumlah dari hasil kali pengamatan variabel X dan variabel Y ∑X2

: Jumlah dari hasil pengamatan variabel X dikuadratkan ∑Y2

: Jumlah dari hasil pengamatan variabel y dikuadratkan n = Banyaknya responden

Keputusan pengujian validitas responden menggunakan taraf signifikansi

sebagai berikut:

1. Item pertanyaan-pertanyaan responden penelitian dikatakan valid jika rhitung

lebih besar dari rtabel atau rhitung > rtabel.

2. Item pertanyaan-pertanyaan responden penelitian dikatakan tidak valid jika

(40)

64

Pengujian validitas dilakukan untuk mengetahui apakah instrumen yang

digunakan untuk mencari data primer dalam sebuah penelitian dapat digunakan

untuk mengukur yang seharusnya terukur. Dari penelitian ini yang akan diuji

adalah validitas dari instrumen bauran promosi sebagai variabel X dan keputusan

pembelian sebagai variabel Y.

Besarnya koefisien korelasi dapat dilihat pada Tabel 3.4

TABEL 3.4

INTERPRESTASI BESARNYA KOEFISIEN KORELASI Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,800 – 1,000 Tinggi

0,600 – 0,800 Cukup

0,400 – 0,600 Agak rendah

0,200 – 0,400 Rendah

0,00 – 0,200 Sangat rendah (tidak berkorelasi) Sumber : Suharsimi Arikunto (2010:319)

Teknik perhitungan yang digunakan untuk menganalisa validitas tes ini

adalah teknik korelasional biasa, yakni korelasi antara skor-skor tes yang

divalidasikan dengan skor-skor tes tolak ukurnya dari peserta yang sama.

Pengujian validitas diperlukan untuk mengetahui apakah instrumen yang

digunakan untuk mencari data primer dalam sebuah penelitian dapat digunakan

untuk mengukur apa yang seharusnya terukur. Dalam penelitian ini yang akan

diuji adalah validitas dari instrumen bauran promosi sebagai variabel X dan

keputusan pembelian sebagai variabel Y. Jumlah pernyataan untuk variabel X

adalah sebanyak 13 pernyataan, sedangkan jumlah pernyataan untuk variabel Y

yaitu sebanyak 14. Setelah dilakukan uji validitas, terdapat dua pernyataan dalam

variabel X yang tidak valid dan tiga item pada pernyataan variabel Y yang tidak

(41)

dilakukan uji ulang. Item yang valid yaitu yang memiliki nilai rhitung lebih besar

dari rtabel 0,374. Berikut Tabel 3.5 dan Tabel 3.6 mengenai hasil uji validitas.

TABEL 3.5

HASIL PENGUJIAN VALIDITAS BAURAN PROMOSI

No Pernyataan rhitung rtabel Ket

BAURAN PROMOSI

1. Advertising – Point of purchase display

1. Penataan pajangan 0,685 0,374 Valid

2. Keterjangkauan lokasi display Cardinal 0,621 0,374 Valid

3. Logo pada pajangan 0,723 0,374 Valid

4. Penataan layout 0,690 0,374 Valid

5. Tampilan papan promosi 0,656 0,374 Valid

2. Sales Promotion – diskon dan hadiah

6. Potongan harga produk jeans Cardinal 0,470 0,374 Valid

7. Hadiah yang ditawarkan Cardinal 0,425 0,374 Valid

3. Personal Selling – Sales people

8. Penjelasan informasi produk oleh SPG

Cardinal 0,739 0,374 Valid

9. Penampilan SPG Cardinal 0,479 0,374 Valid

10. Interaksi yang dilakukan oleh SPG Cardinal 0,765 0,374 Valid

11 Pelayanan SPG Cardinal terhadap permintaan

konsumen 0,681 0,374 Valid

Sumber: Hasil pengolahan data, 2013

Berdasarkan Tabel 3.5 dapat terlihat bahwa item yang memiliki nilai

tertinggi berdasarkan perhitungan melalui SPSS 21 for windows, yaitu mengenai

penjelasan informasi produk oleh SPG Cardinal dengan nilai rhitung sebesar 0,739.

Sedangkan item yang memiliki nilai terendah yaitu mengenai penampilan SPG

Cardinal dengan nilai 0,444. Maka berdasarkan nilai tersebut dapat ditafsirkan

bahwa indeks korelasinya cukup tinggi.

Hasil perhitungan uji validitas variabel Y melalui SPSS 21 for windows

dengan tiga item yang tidak valid sehingga dilakukan dropout dan dilakukan uji

ulang. Item yang valid dengan nilai rhitung lebih besar dari rtabel 0,374 dapat dilihat

(42)

66

TABEL 3.6

HASIL PENGUJIAN VALIDITAS KEPUTUSAN PEMBELIAN

No Pernyataan rhitung rtabel Ket

KEPUTUSAN PEMBELIAN 1. Pemilihan produk

12. Keputusan membeli berdasarkan kualitas produk

Cardinal 0,641 0,374 Valid

13. Keputusan membeli berdasarkan variasi produk

Cardinal 0,506 0,374 Valid

2. Pemilihan merek

14. Merek Cardinal di mata masyarakat 0,693 0,374 Valid

15. Keputusan pembelian berdasarkan keterkenalan

merek Cardinal 0,856 0,374 Valid

16. Keputusan pembelian berdasarkan kepercayaan

terhadap merek Cardinal 0,788 0,374 Valid

3. Pemilihan toko

17. Kenyamanan counter Cardinal di Matahari BIP 0,767 0,374 Valid

18. Keputusan membeli berdasarkan lokasi Cardinal

di Matahari BIP 0,610 0,374 Valid

4. Penentuan waktu pembelian

19. Keputusan membeli berdasarkan promosi yang

diadakan Cardinal 0,554 0,374 Valid

20. Keputusan membeli berdasarkan moment hari

raya 0,618 0,374 Valid

5. Jumlah pembelian

21. Keputusan pembelian berdasarkan ketersediaan

produk Cardinal 0,676 0,374 Valid

6. Metode pembayaran

22. Kemudahan dalam pembayaran menggunakan

kartu kredit 0,699 0,374 Valid

Sumber: Hasil pengolahan data, 2013

Berdasarkan Tabel 3.6 mengenai hasil perhitungan uji validitas melalui

SPSS 21 for windows dapat terlihat bahwa item yang memiliki nilai tertinggi yaitu

sebesar 0,846 dengan pernyataan pembelian Cardinal berdasarkan keterkenalan

merek. Sedangkan item yang memiliki nilai terendah yaitu item dengan pernyataan

keputusan membeli berdasarkan lokasi Cardinal di Matahari BIP dengan nilai

0,561. Maka berdasarkan hasil pada Tabel 3.6 dapat ditafsirkan bahwa indeks

(43)

3.2.6.2 Hasil Pengujian Reliabilitas

Dalam penelitian ini, selain dilakukan uji validitas juga dilakukan uji

reliabilitas. Tujuan dilakukannya uji reliabilitas ialah untuk mengetahui sejauh

mana alat ukur kuesioner yang dibuat dapat dipercaya dan diandalkan.

Pengukuran yang memiliki reliabilitas yang tinggi adalah pengukuran yang

mampu memberikan hasil ukur yang terpercaya. Reliabilitas merupakan salah satu

ciri instrumen pengukuran yang baik.

Menurut Malhotra (2009:317), “Reliabilitas adalah suatu ukuran yang

menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten bila diukur beberapa

kali dengan alat ukur yang sama”.

Pengujian reliablitias kuesioner penelitian dilakukan dengan menggunakan

cronbach alpha. Rumus cronbach alpha digunakan untuk mencari reliabilitas

instrumen yang skornya bukan 1 dan 0, misalnya angket atau soal bentuk uraian.

[ ] [ ]

(Suharsimi Arikunto, 2010:196)

Keterangan :

r11 :Reliabilitas instrumen k : Banyaknya butir pertanyaan

t : Varians total

∑ : Jumlah varian butir

Jumlah varians butir dapat dicari dengan cara mencari nilai varian t butir,

kemudian jumlahkan, seperti berikut:

∑ ∑

(44)

68

Keterangan:

N : Jumlah sampel : Nilai varians

X : Nilai skor yang dipilih

Keputusan uji reliabilitas ditentukan dengan ketentuan sebagai berikut:

1. Jika koefesien internal seluruh item (r11) ≥ rtabel dengan =5% dan derajat

kebebasan (dk=n-2) maka item pertanyaan dikatakan reliabel.

2. Jika koefesien internal seluruh item (r11) < rtabel dengan =5% dan derajat

kebebasan (dk=n-2) maka item pertanyaan dikatakan tidak relibel.

Berdasarkan hasil pengujian reliabilitas instrumen yang diuji kepada 30

responden dengan bantuan program SPSS 21 for windows diketahui bahwa semua

variabel reliabel, hal ini disebabkan nilai rhitung lebih besar dibandingkan dengan

nilai r tabel yang bernilai 0,374 dari perhitungan (df) n – 2 (30 – 2 = 28) dengan

tingkat signifikansi 5% atau 0,374. Penjelasan secara lebih jelas dapat dilihat pada

Tabel 3.7 sebagai berikut:

TABEL 3.7

HASIL PENGUJIAN RELIABILITAS

No Variabel rhitung rtabel Ket

1. Bauran Promosi 0,863 0,374 Reliabel

2. Keputusan Pembelian 0,911 0,374 Reliabel

Sumber: Hasil pengolahan data, 2013 (menggunakan SPSS 21 for windows)

3.2.7 Teknik Analisis Data

Pada penelitian ini menggunakan teknik analisis data deskriptif dan

verifikatif. Teknik analisis deskriptif yaitu untuk variabel yang bersifat kualitatif,

dan verifikatif untuk pengujian hipotesis dengan menggunakan uji statistika. Alat

penelitian yang digunakan yaitu kuesioner atau angket.

Analisis data proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam

(45)

dirumuskan hipotesis kerja seperti yang didasarkan oleh data. Pada dasarnya

definisi pertama lebih menitikberatkan pengorganisasian data sedangkan yang ke

dua lebih menekankan maksud dan tujuan analisis data.

Dalam penelitian ini menggunakan kuesioner sebagai alat untuk mengukur

penelitian. Kuesioner disusun berdasarkan variabel yang ada dalam penelitian.

Kemudian analisis data dapat dilakukan setelah kuesioner seluruh responden

terkumpul. Kegiatan analisis data dalam penelitian dilakukan melalui tahapan –

tahapan sebagai berikut:

1. Menyusun data

Kegiatan ini dilakukan untuk memeriksa kelengkapan identitas responden,

kelengkapan data serta isian data yang sesuai dengan tujuan penelitian.

2. Menyeleksi data untuk memeriksa kesempurnaan dan kebenaran data yang

terkumpul

3. Tabulasi data

Tabulasi data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah:

a. Memberi skor pada item. Salah satu persyaratan dalam menggunakan

skala semantic differensial adalah peringkat jawaban diberikan skor

antara 1 sampai dengan 7. Setiap variabel yang dinilai oleh responden,

diklasifikasikan ke dalam 7 alternatif jawaban

b. Menyusun ranking skor pada setiap variabel penelitian

c. Menganalisis dan menafsirkan hasil perhitungan berdasarkan

(46)

70

analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

deskriptif dan verifikatif.

4. Pengujian hipotesis

Untuk menguji hipotesis dimana metode analisis yang digunakan dalam

penelitian kuntitaif ini adalah metode analisis explanatory, maka

dilakukan analisis jalur. Karena penelitian ini menganalisis dua variabel,

yaitu bauran promosi (X) dan keputusan pembelian (Y), maka teknik

analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah path analysis

(analisis jalur).

Hal yang akan diteliti yaitu pengaruh bauran promosi (X) terhadap

keputusan pembelian (Y). Dalam penelitian ini menggunakan pengukuran dengan

skala semantic differensial. Menurut Husein Umar (2008:99) “Skala berusaha

mengukur arti suatu objek atau konsep bagi responden. Skala ini mengandung

unsur evaluasi (misalnya:bagus buruk, jujur tidak jujur), unsur potensi (aktif pasif,

cepat lambat)”.

3.2.7.1 Analisis Deskriptif Menggunakan Persentase

Data mentah yang telah terkumpul dari hasil kuesioner harus diolah agar

memperoleh makna yang berguna bagi pemecahan masalah. Alat penelitian yang

digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner disusun oleh penulis

berdasarkan variabel yang terdapat dalam penelitian, yaitu memberikan

keterangan dan data mengenai pengaruh bauran promosi terhadap keputusan

pembelian. Pengolahan data yang terkumpul dari hasil kuesioner dapat

dikelompokkan ke dalam tiga langkah, yaitu persiapan, tabulasi, dan penerapan

(47)

Alat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket yang

disusun berdasarkan variabel-variabel yang terdapat dalam penelitian ini dengan

dibantu software SPSS 21 for windows melalui dengan persentase. Pengolahan

data yang terkumpul dari hasil kuesioner dapat dikelompokan kedalam tiga

langkah yaitu:

1. Tahap Persiapan, Persiapan adalah mengumpulkan dan memeriksa kebenaran

cara pengisian, melakukan tabulasi hasil kuesioner dan memberikan nilai

(scoring) sesuai dengan sistem penilaian yang digunakan sesuai dengan

tujuan penelitian dalam bentuk informasi yang lebih ringkas.

Kegiatan dalam langkah persiapan ini antara lain :

a. Mengecek nama dan kelengkapan identitas pengisi.

b. Mengecek kelengkapan data, artinya memeriksa isi instrumen

pengumpulan data.

c. Mengecek macam isian data. Jika di dalam instrumen termuat sebuah

atau beberapa item yang tidak diisi atau isian lain bukan yang dikehendaki

peneliti, padahal isian yang diharapkan tersebut merupakan variabel pokok,

maka item tersebut perlu didrop.

Apa yang dilakukan dalam langkah persiapan ini adalah memilih atau

menyortir data sedemikian rupa sehingga hanya data yang terpakai saja yang

tinggal. Langkah persiapan bermaksud merapikan data agar bersih, rapi dan

tinggal mengadakan pengolahan lanjutan atau menganalisis.

2. Tahap Tabulasi

(48)

72

a. Memberikan skor (scoring) terhadap item-item yang perlu diberi skor.

b. Memberikan kode-kode terhadap item-item yang perlu diberi skor.

c. Mengubah jenis data, disesuaikan dan dimodifikasi dengan teknik analisis

yang akan digunakan.

d. Memberikan kode (coding) dalam hubungan dalam pengolahan data jika

akan menggunakan komputer.

3. Penerapan data sesuai dengan pendekatan penelitian.

Dalam penelitian ini, analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan

variabel-variabel penelitian, antara lain:

1. Analisis deskriptif variabel X (bauran promosi)

Variabel X terfokus pada penelitian terhadap advertising, sales promotion,

dan personal selling.

a) advertising yang terdiri dari point of purchase, dalam POP terdapat

indikator

- Display adalah berupa pajangan suatu produk yang memudahkan

pembeli untuk melihat, mengamati, memeriksa, hingga memilih produk

tersebut. Display dapat berupa fixture, dump bin, hingga manekin yang

menggunakan produk.

-Signs

Signs merupakan tanda-tanda yang memuat informasi mengenai produk.

Signs dapat berupa logo, label harga, papan promosi,dan tanda harga

khusus.

Gambar

GAMBAR 1.1
GAMBAR 1.2 LAJU PERTUMBUHAN INDUSTRI TEKSTIL, BARANG KULIT, DAN
GAMBAR 1.3 PERSENTASE PRODUKSI LOKAL CARDINAL
Gambar 1.4 menunjukkan persentase jumlah produksi lokal  denim.
+7

Referensi

Dokumen terkait

a. Hal ini disebabkan bahwa metode ini adalah salah satu metode yang sangat bagus dan paling sederhana, serta merupakan metode yang paling baik untuk permulaan bagi para

Mereka percaya bahwa daerah Haharu (wilayah tempat Kampung Wunga berada) merupakan wilayah yang pertama kali orang Sumba mendarat dan mendiami pulau ini serta bersepakat

1. Soal matematika KD 2.5 tentang menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan waktu, jarak, dan kecepatan berbentuk pilihan ganda dengan 4 pilihan jawaban yang

Panitia Penerimaan Mahasiswa Baru Universitas Negeri Yogyakarta Tahun 2011. memberikan penghargaan dan mengucapkan terima kasih,

Misalnya dokumen prospektus dikerjakan dengan bantuan penjamin emisi (underwriter), dokumen laporan akuntan dikerjakan dengan bantuan akuntan, dokumen pemeriksaan

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan fotostabilitas pigmen klorofil dari mikroalga (Chlorella sp.) dengan cara mengembankannya pada titanium dioksida (TiO 2 )

Segala puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan kuasa-Nya yang telah dilimpahkan kepada peneliti sehingga dapat menyelesaikan

Wakaf Uang Tunai adalah salah satu jenis wakaf yang dikelola secara produktif pada bisnis yang sesuai dengan syariah Islam, baik secara langsung maupun melalui