No. Daftar : 248/UN.40.FPEB.1.PL/2013
PENGARUH KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA
PENGELOLA KEUANGAN DAN PENGENDALIAN
INTERNAL TERHADAP KUALITAS
LAPORAN KEUANGAN
(
Survey pada Lembaga Dana Pensiun di Kota Bandung)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat UntukMemperoleh GelarSarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi
Disusun Oleh : MAILANI FADILAH
0907033
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
PENGARUH KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA
PENGELOLA KEUANGAN DAN PENGENDALIAN
INTERNAL TERHADAP KUALITAS
LAPORAN KEUANGAN
(
Survey pada Lembaga Dana Pensiun di Kota Bandung)
Oleh Mailani Fadilah
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis
© Mailani Fadilah 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Agustus 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
ABSTRAK
PENGARUH KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA
PENGELOLA KEUANGAN DAN PENGENDALIANINTERNAL TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN
(Survey Pada Lembaga Dana Pensiun di Kota Bandung)
Oleh :
Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan mendapatkan bukti secara empiris mengenai kompetensi sumber daya manusia pengelola keuangan dan pengendalian internal berpengaruh pada kualitas laporan keuangan. Terdapat dua hipotesis dalam penelitian ini, pertama kompetensi sumber daya manusia pengelola keuangan berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan. Kedua, Pengendalian Internal berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan.
Pengujian hipotesis pada penelitian ini menggunakan partial least squares (PLS). Metode penelitian yang digunakan adalah metode asosiatif. Data yang digunakan merupakan data primer yaitu berupa kuesioner yang didistribusikan kepada responden. Data yang dikumpulkan berjumlah 18 kuesioner dari pengawas yang ada pada Lembaga Dana Pensiun di Kota Bandung.
Hasil penelitian pada pengujian yang pertama menunjukkan bahwa kompetensi sumber daya manusia pengelola keuangan berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan dan pengujian yang kedua menunjukkan bahwa pengendalian internal berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan.
ABSTRACT
THE INFLUENCE OF THE COMPETENCE OF HUMAN RESOURCE IN FINANCE AND INTERNAL CONTROL ON QUALITY
OF FINANCIAL STATEMENT (Survey of the Pension Fund in Bandung)
By : Mailani Fadilah
0907033
Supervisor :
Dr. Ikin Solikin, SE.,M.Si.,Ak Agus Widarsono, SE.,M.Si.,Ak
This research is to examine about competence of human resource in finance and internal control to quality of financial statement at Pension Fund in Bandung. There are two hypothesis in this research, first that the competence of human resource in finance influence the quality of financial statement and the second that the internal control influence the quality of financial statement.
The hypothesis in this research were tested using partial least squares (PLS). Research methodology that is used in this research is a associative method. The data in this research is the primary data obtained from questionnaires distributed to the respondent. Data collected from 18 respondents who are controller at Pension Fund in Bandung.
The results of this research is showed that the competence of human resources in finance influence the quality of financial statement and the internal control influence the quality of financial statement.
DAFTAR ISI
PERNYATAAN ... i
ABSTRAK ... ii
ABSTRACT ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
UCAPAN TERIMA KASIH ... v
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GAMBAR ... xii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 10
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 11
1.3.1 Maksud Penelitian ... 11
1.3.2 Tujuan Penelitian ... 11
1.4 Kegunaan Penelitian ... 12
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS ... 13
2.1 StakeholdersTheory ... 13
2.2 Kompetensi Sumber Daya Manusia ... 14
2.2.1 Definisi Kompetensi ... 14
2.2.2 Komponen Pembentuk Kompetensi ... 15
2.2.3 Matriks Kompetensi Sumber Daya Manusia ... 16
2.2.5 Kompetensi SDM Pengelola Keuangan ... 18
2.3 Pengendalian Internal ... 19
2.3.1 Definisi Pengendalian Internal ... 19
2.3.2 Tujuan Pengendalian Internal ... 20
2.3.3 Unsur - unsur Pengendalian Internal ... 20
2.3.4 Pihak yang Bertanggung Jawab atas Pengendalian Internal ... 23
2.3.5 Keterbatasan Pengendalian Internal ... 23
2.4 Laporan Keuangan ... 25
2.4.1 Pengertian Laporan Keuangan ... 25
2.4.2 Tujuan Laporan Keuangan ... 26
2.4.3 Elemen - elemen Laporan Keuangan ... 27
2.4.4 Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan ... 27
2.4.5 Pengguna Laporan Keuangan ... 31
2.5 Dana Pensiun ... 33
2.6 Penelitian Terdahulu ... 34
2.7. Pengaruh Kompetensi SDM Pengelola Keuangan terhadap Kualitas Laporan Keuangan ... 36
2.8 Pengaruh Pengendalian Internal terhadap Kualitas Laporan Keuangan .... 37
2.9 Kerangka Pemikiran ... 38
2.10Hipotesis ... 42
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN ... 44
3.1 Objek Penelitian ... 44
3.2 Metode Penelitian... 44
3.2.1 Desain Penelitian ... 44
3.2.2 Definisi dan Operasionalisasi Variabel ... 45
3.2.3 Populasi dan Sampel Penelitian ... 47
3.2.3.1 Populasi Penelitian ... 47
3.2.4.1 Sumber Data ... 49
3.2.4.2 Instrumen Penelitian ... 49
3.2.5 Teknis Analisis Data dan Rancangan Pengujian Hipotesis ... 50
3.2.5.1 Pengujian Model Pengukuran ... 51
3.2.5.2 Pengujian Model Struktural Variabel Dependen ... 55
3.2.5.3 Uji Hipotesis Penelitian ... 58
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 4.1 Hasil Penelitian ... 59
4.1.1 Tinjauan Umum Tentang Subjek Penelitian ... 59
4.1.1.1 Profil Singkat Dana Pensiun ... 59
4.1.1.2 Tujuan Penyelenggaraan Program Dana Pensiun ... 61
4.1.1.3 Jenis Program Pensiun ... 63
4.1.2 Analisis dan Deskripsi Data Variabel Penelitian ... 65
4.1.2.1 Deskripsi Data Responden ... 66
4.1.3 Hasil Pengujian dengan Partial Least Square (PLS) ... 71
4.1.3.1 Pengujian Model Pengukuran ... 71
4.1.3.2 Pengujian Model Struktural Variabel Dependen ... 79
4.1.3.3 Pengujian Hipotesis ... 82
4.2 Pembahasan ... 84
4.2.1 Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia Pengelola Keuangan terhadap Kualitas Laporan Keuangan ... 84
4.2.2 Pengaruh Pengendalian Internal terhadap Kualitas Laporan Keuangan ... 86
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 88
5.2 Saran ... 88
DAFTAR TABEL
1.1 Total Aset dan Total Investasi Dana Pensiun di Indonesia
2006-2011 ... 2
1.2 Perkembangan Jumlah Peserta Dana Pensiun di Indonesia 2007-2010 ... 2
1.3 Jumlah Lembaga Dana Pensiun di Indonesia ... 3
1.4 Jumlah Lembaga Dana Pensiun yang Tidak Tepat Waktu dalam Pelaporan keuangan ... 6
2.1 Emotional Competency Framework ... 16
2.2 Penelitian Terdahulu ... 34
3.1 Operasionalisasi Variabel... 45
3.2 Daftar Lembaga Dana Pensiun di Kota Bandung ... 48
3.3 Nilai Jawaban ... 50
4.1 Daftar Kuesioner yang telah Didistribusikan dan Dikembalikan ... 66
4.2 Data Responden Penelitian ... 67
4.3 Kelompok Responden Berdasarkan Usia ... 68
4.4 Kelompok Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 71
4.5 Kelompok Responden Berdasarkan Lama Bekerja... 70
4.6 Outer Loadings (Measurement Model) untuk Dimensi Konstruk Kompetensi SDM Pengelola Keuangan ... 72
4.7 Outer Loadings (Measurement Model) untuk Dimensi Konstruk Pengendalian Internal ... 74
4.8 Outer Loadings (Measurement Model) untuk Dimensi Konstruk Kualitas Laporan Keuangan ... 75
4.9 Nilai Average Variance Extracted (AVE) ... 77
4.10 Cross Loadings (Discriminant Validity) ... 78
4.11 Composite Reliabilty dan Cronbach Alpha ... 79
DAFTAR GAMBAR
2.1 Kerangka Pemikiran ... 42
2.2 Paradigma Penelitian ... 43
3.1 Model Persamaan Struktural (Outer Model) ... 54
3.2 Model Persamaan Struktural (Inner Model) ... 57
4.1 Data Responden Penelitian ... 67
4.2 Kelompok Responden Berdasarkan Usia ... 68
4.3 Kelompok Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 69
4.4 Kelompok Responden Berdasarkan Lama Bekerja... 70
4.5 Outer Loadings ... 72
4.6 Outer Loadings Dimensi Refleksif Kompetensi SDM Pengelola Keuangan ... 73
4.7 Outer Loadings Dimensi Refleksif Pengendalian Internal ... 75
4.8 Outer Loadings Dimensi Refleksif Kualitas Laporan Keuangan ... 76
4.9 Inner Model Struktural ... 80
4.10 Inner Model untuk hipotesis 1 ... 83
DAFTAR LAMPIRAN
I Olah Data
II Instrumen Penelitian
III Surat - surat
IV Formulir - formulir
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada era globalisasi ini, di Indonesia telah banyak berdiri lembaga
keuangan baik berupa Bank maupun Lembaga Keuangan Non Bank. Salah satu
lembaga keuangan Non Bank yang sudah banyak berdiri di Indonesia yaitu
lembaga dana pensiun. Dana pensiun merupakan suatu lembaga berbadan hukum
yang memberikan manfaat bagi peserta di masa yang akan datang dengan dana
yang dapat bersumber dari pemberi kerja ataupun dari peserta dana pensiun itu
sendiri.
Dana pensiun memiliki peranan yang cukup penting yaitu sebagai
penghimpun dana yang selanjutnya dana yang telah terserap tersebut
diinvestasikan dalam bentuk surat berharga negara, obligasi, saham, reksadana,
dan lain-lain. Setelah jatuh tempo, maka hasil dari investasi tersebut diolah
kembali untuk dibagikan kepada seluruh peserta dana pensiun.
Berikut penulis sajikan total aset dan total Investasi dari Lembaga Dana
2
Tabel 1.1
Total Aset dan Total Investasi Lembaga Dana Pensiun di Indonesia (2006-2011)
Tahun Total Aset Dana Pensiun (Triliun)
tersebut memberikan dampak positif, karena dengan peningkatan aset, peranan
Dana Pensiun dalam perekonomian nasional pun meningkat.
Selain memiliki peran sebagai penghimpun dana dari para peserta, dana
pensiun pun memiliki tanggung jawab yang cukup besar, karena lembaga ini telah
dipercaya oleh peserta untuk mengelola dana yang mereka titipkan. Berikut
penulis sajikan perkembangan jumlah peserta yang mengikuti program dana
pensiun.
Tabel 1.2
Perkembangan Jumlah Peserta Dana Pensiun di Indonesia (2007-2010)
Tahun 2007 2008 2009 2010
Jumlah Tenaga Kerja 51.575.897 52.160.666 52.691.899 56.813.952 Jumlah Peserta Dana Pensiun 2.431.957 2.559.112 2.681.233 2.817.997
Persentase(%) 4,71% 4,91% 5,09% 5,10%
3
Tabel 1.2 tersebut menunjukkan bahwa, setiap tahun jumlah peserta yang
mengikuti program dana pensiun semakin meningkat sehingga tanggung jawab
yang dimiliki oleh lembaga ini semakin besar. Tanggung jawab tersebut
diperuntukkan bagi para stakeholders terutama peserta program dana pensiun.
Salah satu bentuk tanggung jawab yang paling wajib dari lembaga ini adalah
membuat laporan keuangan. Oleh karena itu, untuk memenuhi kriteria lembaga
dana pensiun yang akuntabel, salah satunya yaitu laporan keuangan yang
berkualitas, maka lembaga ini harus memenuhi karakteristik kualitatif laporan
keuangan yaitu relevan, andal, dapat diperbandingkan, dan dapat dipahami.
Lembaga dana pensiun diminta oleh Bapepam-LK untuk melaporkan
beberapa laporan pada suatu periode, diantaranya Laporan keuangan semester I
(unaudited), Laporan Keuangan Semester II (unaudited), Laporan Keuangan
Tahunan (Audited), Laporan Investasi Tahunan (Audited), Daftar Investasi
Bulanan, Laporan Teknis, Laporan Aktuaris, serta pengumuman laporan
keuangan audit di surat kabar Nasional yang khusus dilaksanakan oleh Dana
Pensiun Lembaga Keuangan. Adapun jumlah lembaga Dana Pensiun yang harus
menyampaikan Laporan Keuangan yaitu sebagai berikut:
Tabel 1.3
Jumlah Lembaga Dana Pensiun di Indonesia
Tahun DPPK DPLK
2009 251 25
2010 248 24
2011 245 25
Sumber: Biro Dana Pensiun
Selain kewajiban untuk menyampaikan laporan periodik dalam bentuk
4
dimaksud melalui data digital secara elektronik. Untuk menyampaikan data
tersebut, Biro Dana Pensiun menyediakan suatu aplikasi yang disebut Aplikasi
Data Digital Dana Pensiun (D3P) yang dibangun dan dikembangkan bersama oleh
Biro Dana Pensiun dan Pusat Informasi dan Teknologi Keuangan (PUSINTEK)
Kementerian Keuangan. Dengan aplikasi D3P, proses kompilasi data di Biro Dana
Pensiun menjadi lebih mudah dan cepat.
Dalam Laporan Biro Dana Pensiun tahun 2004, walaupun banyak yang
telah menyampaikan laporan berkala, akan tetapi masih ada pula dana pensiun
yang belum menyampaikan data digital secara elektronik kepada Biro Dana
Pensiun. Dari hasil pengawasan masih ditemukan kesalahan yang umum terjadi
sebagai berikut:
1. Laporan Aktiva Bersih: Kesalahan dalam penentuan nilai wajar investasi,
kesalahan pengelompokan investasi dan aktiva lain-lain.
2. Laporan Perubahan Aktiva Bersih: Kesalahan dalam menghitung iuran
normal dan atau tambahan yang jatuh tempo, kesalahan dalam penentuan
manfaat pensiun yang jatuh tempo, dan kesalahan dalam penetapan
peningkatan/penurunan nilai investasi.
3. Perhitungan Hasil Usaha: Kesalahan atau tidak menghitung bunga
keterlambatan pembayaran iuran dan kesalahan pengelompokan biaya
investasi dan biaya operasional.
4. Neraca: Kesalahan dalam perhitungan piutang iuran normal dan atau
5
dalam penentuan nilai investasi (terutama obligasi), kesalahan dalam
perhitungan dan penempatan (sisi aktiva seharusnya sisi kewajiban) selisih
kewajiban aktuaria, dan kesalahan penggunaan nilai kewajiban aktuaria
(dalam hal tidak ada valuasi aktuaria).
5. Catatan atas laporan Keuangan: sebagian besar berkaitan dengan kurangnya
pengungkapan atas isi laporan keuangan. Hal-hal penting yang berkaitan
misalnya dengan pengelompokkan obligasi, kepemilikan anak perusahaan,
tanah, bangunan dan tanah dan bangunan dalam laporan masih perlu
dijelaskan lebih detil.
Kesalahan-kesalahan tersebut mengakibatkan gagalnya penyampaian
laporan keuangan elektronik ke Biro Dana Pensiun. Bagi regulator, kesalahan di
atas telah mengakibatkan terganggunya alur pengawasan yang seharusnya
berjalan. Dari sisi penyediaan informasi, kesalahan atau ketiadaan laporan
elektronik tersebut menyebabkan kelengkapan laporan baik untuk dana pensiun
yang melakukan kesalahan maupun untuk keseluruhan dana pensiun menjadi
tidak lengkap. Akibatnya, analisis atas laporan tidak menggambarkan kondisi
sebenarnya di lapangan. Hal ini diakibatkan karena SDM yang ada kurang
memahami penggunaan aplikasi D3P ini.
Salah satu opini yang diberikan oleh salah satu auditor terhadap Lembaga
Dana Pensiun UNISBA, yang menyatakan bahwa laporan keuangan tahun 2009
6
pengakuan utang yang direklasifikasi pada aktiva lain-lain sebesar Rp
9.500.000.000,00. (dapenunisba.blogspot.com, 12 Oktober 2010).
Adapun kasus yang tengah dihadapi oleh Dana Pensiun PT Dirgantara
Indonesia atau yang dulu dikenal dengan nama IPTN yaitu mengenai kewajiban
aktuaria dalam memenuhi pembayaran iuran dan manfaat pensiun. Seperti yang
dikatakan oleh Haris Simanjuntak, Sekretaris umum SKDI mengungkapkan dalam
rapat tertutup bahwa pihaknya tetap berkukuh agar perusahaan mampu memenuhi
kewajiban pembayaran iuran dan manfaat pensiun sesuai dengan gaji terakhir,
bukan gaji pada 1991. Hal itu sesuai dengan Surat Keputusan Direksi No.
05/030.02/IPTN/2009 bahwa penghasilan dasar pensiun ialah gaji pokok terakhir
karyawan yang menjadi perhitungan iuran dan manfaat pensiun. Surat tersebut
diperkuat dengan Keputusan Menteri Keuangan No. 116/KM.17/2008 tentang
Pengesahan Atas Peraturan Dana Pensiun dari Dana Pensiun IPTN. (bisnis.com,
10 Maret 2010).
Selain hal-hal di atas, ketidaktepatan waktu dalam hal pelaporan
keuangan, menjadi salah satu hal yang masih menjadi permasalahan dari lembaga
ini. Berikut penulis sajikan jumlah Lembaga Dana Pensiun yang tidak tepat waktu
dalam pelaporan keuangan, yaitu sebagai berikut:
Tabel 1.4
Jumlah Lembaga Dana Pensiun yang Tidak Tepat Waktu dalam Pelaporan keuangan
Tahun DPPK Persentase DPLK Persentase
2009 27 9,78% 6 24%
2010 28 10,29% 3 12,5%
7
Dari tabel 1.4 di atas, perubahan jumlah DPPK maupun DPLK yang tidak
tepat dalam pelaporan keuangan setiap tahunnya tidak begitu signifikan. Hal ini
menunjukkan bahwa perlu ada perhatian khusus dari Lembaga Pengawas yang
ada yaitu Biro Dana Pensiun Bapepam-LK. Bapepam-LK telah melakukan
berbagai cara salah satunya memberikan peringatan kepada Dana Pensiun
sebelum jangka waktu pelaporan berakhir agar terhindar dari denda yang
ditetapkan.
Terdapat beberapa hal yang dapat mempengaruhi kualitas laporan
keuangan yaitu, pemanfaatan teknologi informasi, kapasitas sumber daya
manusia, pengendalian internal serta komitmen organisasi. Akan tetapi dalam
penelitian penulis ini, penulis hanya meneliti pada kompetensi SDM Keuangan
dan Pengendalian Internal. Sumber daya manusia merupakan pihak yang
bertanggungjawab terhadap penyusunan laporan keuangan. Sebagaimana menurut
Edy Sutrisno (2009:203), “kompetensi dalam organisasi publik maupun privat
sangat diperlukan terutama untuk menjawab tuntutan organisasi, dimana adanya
perubahan yang sangat cepat, perkembangan masalah yang sangat kompleks dan
dinamis serta ketidakpastian masa depan dalam tatanan kehidupan masyarakat.”
Pada kenyataannya, banyak pengurus dana pensiun yang tidak memiliki
sertifikat pengetahuan dasar di bidang dana pensiun serta tidak memenuhi
persyaratan minimum kredit poin atas pengetahuan berkelanjutan. Pada tahun
2006, baik dari jumlah pengurus dana pensiun baik dari DPPK maupun DPLK
8
orang. Sedangkan untuk pendidikan berkelanjutan yang memenuhi kredit poin
sebanyak 242 orang dan yang tidak memenuhi sebanyak 693 orang. Untuk tahun
2010, pengurus dana pensiun jumlahnya semakin berkurang dan yang memiliki
sertifikat pengetahuan dasar sebanyak 767 orang dan yang belum sebanyak 40
orang.
Adapun pemaparan dari Direktur KUG dan SDM Dana Pensiun Telkom
Cocak kuswiyono kepada seluruh jajaran Dapen Telkom pada acara pembekalan
siap kerja tahun 2013. Dari data yang ada, tingkat kompetensi SDM Dapen secara
keseluruhan cukup baik namun dari sisi managerial dimension masih perlu
ditingkatkan. (dapentel.co.id).
Selain kompetensi SDM, dibutuhkan pula pengendalian internal yang
lebih baik dengan kompleksitas yang ada di organisasi sektor publik.
Sebagaimana yang dikemukakan oleh Mulyadi (2008:165) tujuan pengendalian
intern akuntansi adalah sebagai berikut: (1) Menjaga kekayaan organisasi; (2)
Mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi; (3) Mendorong efisiensi; (4)
Mendorong dipatuhinya kegiatan manajemen. Sehingga dapat kita pahami bahwa
pengendalian internal memiliki peran dalam mencapai kualitas laporan keuangan.
Dalam laporan tahunan Dana Pensiun Tahun 2009 hingga tahun 2011,
terdapat beberapa temuan yang terkait dengan risiko operasionalumumnya berupa
kelemahan manajemen dan pengendalian dana pensiun, diantaranya adalahbelum
disusunnya struktur organisasi dan uraian jabatan, belum optimalnya fungsi
9
RecoveryPlan (DRP), serta masih lemahnya sistem pengolahan data. Sedangkan, temuan yang terkait dengan risiko pengelolaan kekayaan umumnya berupa
kurangnya prinsip kehati-hatian dalam kegiatan investasi dana pensiun, kegiatan
investasi yang belum dilengkapi dengan kajian yang memadai, belum dimilikinya
pedoman manajemen risiko pengeloaan kekayaan, serta kinerja anak perusahaan
dana pensiun yang kurang baik. Hal ini menghasilkan penilaian bahwa tingkat
resiko yang dimiliki oleh Lembaga Dana Pensiun terdapat pada peringkat sedang,
artinya secara umum Lembaga Dana Pensiun sehat, tetapi terdapat beberapa isu
yang berpotensi mengurangi kemampuan Dana Pensiun untuk memenuhi
kewajibannya.
Penelitian mengenai kualitas laporan keuangan ini, telah banyak dilakukan
seperti penelitian yang dilakukan oleh Desi Indriasari dan Ertambang Nahartyo
(2008) mengenai Pengaruh Kapasitas Sumberdaya Manusia, Pemanfaatan
Teknologi Informasi, dan Pengendalian Intern Akuntansi Terhadap Nilai
Informasi Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah (Studi Pada Pemerintah
Palembang dan Kabupaten Ogan Hilir, menghasilkan pengujian hipotesis yang
menunjukkan bahwa pengendalian intern akuntansi berpengaruh positif signifikan
terhadap keterandalan pelaporan keuangan pemerintah daerah. Sedangkan
kapasitas tidak berpengaruh.
Penelitian lain yang dilakukan oleh Iman Abdurachman (2009) mengenai
Pengaruh Kompetensi Aparatur Pemerintah Daerah terhadap Kualitas Laporan
10
Daerah di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Purwakarta) menunjukkan bahwa
terdapat pengaruh yang signifikan yaitu sebesar 32,9% antara Kompetensi
Aparatur terhadap Kualitas Laporan Keuangan Organisasi Pemerintah Daerah.
Adapun menurut Muhamad Nuryanto and Nunuy Nur Afiah (2010) dalam
penelitiannya The Impact of Internal Control, Information Technology Utilization
and the Competence of the Employees on Financial Statement Quality Secara
parsial, kompetensi SDM berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan sebesar
26,50%, dan pengendalian internal sebesar 25,96% serta teknologi informasi
sebesar 13,15%.
Adapun alasan penulis melakukan penelitian pada Lembaga Dana Pensiun
di Kota Bandung karena belum ada yang melakukan penelitian pada Lembaga
Dana Pensiun di Kota Bandung. Selain itu, Kota Bandung merupakan Kota yang
sedang berkembang sehingga banyak berdiri perusahaan - perusahaan yang
tentunya memiliki jumlah pekerja yang semakin bertambah setiap tahunnya.
Sebagai peserta maupun masyarakat sangat membutuhkan informasi mengenai
kualitas dari laporan keuangan pengelola dana pensiun. Sehingga penulis pun
tertarik untuk mengetahui hal tersebut dengan melakukan survey di Kota
Bandung.
Berdasarkan uraian tersebut di atas, penulis tertarik pula untuk melakukan
penelitian pada Lembaga Dana Pensiun mengenai “Pengaruh Kompetensi
11
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah berdasarkan
fenomena yang ada maka pada penelitian penulis ini dirumuskan masalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana Pengaruh Kompetensi SDM Pengelola Keuangan terhadap
Kualitas Laporan Keuangan pada Lembaga Dana Pensiun yang ada di Kota
Bandung?
2. Bagaimana Pengaruh Pengendalian Internal terhadap Kualitas Laporan
Keuangan pada Lembaga Dana Pensiun yang ada di Kota Bandung?
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian
Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui Pengaruh Kompetensi SDM
Pengelola Keuangan dan Pengendalian Internal terhadap Kualitas Laporan
Keuangan Lembaga Dana Pensiun yang ada di Kota Bandung.
1.3.2 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian menurut Suharsimi Arikunto (2010:52) yaitu “Rumusan
kalimat yang menunjukkan adanya sesuatu hal yang diperoleh setelah penelitian”.
12
permasalahan dalam penelitian. Tujuan penelitian penulis adalah untuk
mengetahui:
1. Pengaruh Kompetensi SDM Pengelola Keuangan Daerah terhadap Kualitas
Laporan Keuangan pada Lembaga Dana Pensiun yang ada di Kota Bandung
2. Pengaruh Pengendalian Internal terhadap Kualitas Laporan Keuangan
Lembaga Dana Pensiun yang ada di Kota Bandung
1.4 Kegunaan Penelitian
Setiap hasil penelitian yang dilakukan memiliki manfaat baik secara
teoritis maupun praktis, serta bagi penelitian selanjutnya. Adapun kegunaan dari
penelitian ini adalah :
1. Kegunaan Teoritis
Penelitian ini memberikan manfaat bagi penulis karena dapat memberikan
pemahaman mengenai Kompetensi SDM Pengelola Keuangan dan
Pengendalian Internal terhadap Kualitas Laporan Keuangan serta diharapkan
dapat memberikan sumbangan pemikiran dan pengembangan ilmu bagi
Akuntansi khususnya pada Sistem Informasi Akuntansi dan Akuntansi Sektor
Publik.
2. Kegunaan Praktis
13
pengendalian Internal sehingga dapat menjadi evaluasi bagi perusahaan dan
dalam pelaksanaannya terdapat peningkatan mutu untuk terus memberikan
kinerja yang baik dalam menghasilkan laporan keuangan yang berkualitas.
3. Kegunaan bagi Peneliti Selanjutnya
Memberikan sumbangan informasi bagi peneliti selanjutnya khususnya dan
masyarakat pada umumnya serta dapat dijadikan pembanding bagi penelitian
BAB III
OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Menurut Sugiyono (2010:13), definisi dari objek penelitian yaitu “Sasaran
ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu tentang
sesuatu hal objektif, valid, dan reliabel tentang suatu hal (variabel tertentu).”
Objek dalam penelitian ini adalah Kompetensi SDM, Pengendalian Internal, dan
Kualitas Laporan Keuangan.
Penelitian ini dilaksanakan pada Lembaga Dana Pensiun yang ada di kota
Bandung berdasarkan permasalahan yang terjadi pada kondisi kualitas laporan
keuangan yang dihasilkan oleh Lembaga Dana Pensiun.
3.2 Metode Penelitian 3.2.1 Desain Penelitian
Menurut Arikunto (2010:90) desain penelitian adalah “rencana atau
rancangan sebagai ancar-ancar kegiatan yang akan dilaksanakan. Dapat dikatakan
bahwa desain penelitian diperlukan untuk melakukan penelitian mulai dari tahap
awal berupa merumuskan masalah hingga sampai pada tahap pelaporan hasil
penelitian.”
Penelitian ini menggunakan desain penelitian dengan metode penelitian
45
Mailani Fadilah, 2013
yang ada. “Penelitian asosiatif adalah penelitian yang digunakan untuk
mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih” (Sugiyono, 2010:55).
3.2.2 Definisi dan Operasionalisasi Variabel
Menurut Sugiyono (2010:59), “variabel independen adalah variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel
dependen (terikat).” Variabel independen dalam penelitian ini adalah Kompetensi
SDM Pengelola Keuangan (X1) dan Pengendalian Internal (X2).
Adapun menurut Sugiyono (2010:59), “variabel dependen adalah variabel
yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat variabel independen.” Pada penelitian
ini variabel terikatnya adalah Kualitas Laporan Keuangan.
Jonathan Sarwono (2006:67) mengatakan bahwa:
Variabel harus didefinisikan secara operasional agar lebih mudah dicari hubungannya antara satu variabel dengan lainnya dan pengukurannya. Tanpa operasional variabel, peneliti akan mengalami kesulitan dalam menentukan pengukuran hubungan antar variabel yang masih bersifat konseptual.
Untuk memudahkan penulis dalam meneliti setiap variabel yang ada,
berikut disajikan operasionalisasi variabel pada tabel berikut ini:
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
Variabel Dimensi Indikator Skala Item
Variabel Independen:
Kompetensi SDM (X1)
(IES 2,3, dan 4
1. Pengetahuan 1. Pengetahuan mengenai akuntansi, keuangan, dan pengetahuan yang terkait lainnya
1,2
2. Pengetahuan mengenai kegiatan organisasi dan
46
dalam IFAC) bisnis Interval
3. Pengetahuan dan kompetensi di bidang teknologi informasi
5,6
2. Keahlian 1. Keahlian intelektual 7,8 2. Keahlian teknis dan
fungsional
9,10
3. Keahlian Personal 11,12 4. Keahlian komunikasi dan
Intrapersonal kepentingan publik dan sensitivitas terhadap tanggung jawab sosial
17,18
2. Berkomitmen pada pengembangan
berkelanjutan dan belajar seumur hidup
1. Integritas dan nilai-nilai etis Komisaris atau Komite Audit
5,6
4. Filosofi dan gaya operasi manajemen
7,8
5. Struktur organisasi 9,10 6. Kebijakan dan praktik
sumber daya manusia
11,12
2. Penilaian resiko
1. Mengidentifikasi faktor -faktor yang mempengaruhi resiko
13,14
47
Mailani Fadilah, 2013
transaksi dan aktivitas 3. Dokumen dan catatan yang
memadai
23,24
4. Pengendalian fisik atas aset dan catatan
4. Posting dan pengikhtisaran 35,36
5. Klasifikasi 37,38
6. Penetapan waktu 39,40
5.Pemantauan
1. Pemantauan berkelanjutan 41,42 2. Evaluasi terpisah 43,44 3. Tindak lanjut rekomendasi
hasil audit
3.2.3 Populasi dan Sampel Penelitian 3.2.3.1 Populasi Penelitian
Populasi menurut Sugiyono (2010:115) adalah “Wilayah generalisasi yang
terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya.”
Berdasarkan definisi di atas, peneliti menjadikan seluruh Lembaga Dana
Pensiun yang ada di Kota Bandung yaitu sebanyak 11 Lembaga Dana Pensiun
sebagai populasi dalam penelitian ini. Berikut daftar Lembaga Dana Pensiun yang
48
Tabel 3.2
Daftar Lembaga Dana Pensiun di Kota Bandung
No Nama Lembaga
1 Dana Pensiun UNISBA 2 Dana Pensiun Telkom 3 Dana Pensiun INTI
4 Dana Pensiun LEN Industri 5 Dana Pensiun IPTN
6 Dana Pensiun RSUD Al-Ihsan 7 Dana Pensiun Pos Indonesia 8 Dana Pensiun Karyawan Pindad 9 Dana Pensiun Kresna
10 Dana Pensiun Bank BJB
11 Dana Pensiun Pegawai Indah Karya
Sumber: Laporan Biro Dana Pensiun 2011
3.2.3.2 Sampel Penelitian
Definisi sampel menurut Sugiyono (2011:81) adalah bagian dari jumlah
dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Teknik sampel yang
digunakan oleh peneliti adalah teknik sensus. Menurut Suharsimi Arikunto
(2010:174) menyatakan bahwa, “Sampel adalah sebagian atau wakil populasi
yang diteliti”. Dalam penelitian ini, teknik sampling yang digunakan adalah teknik
sampel jenuh. Adapun yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah Lembaga
49
Mailani Fadilah, 2013
Penulis melakukan penelitian ini dengan harapan responden yang dituju
adalah pihak-pihak yang dapat memberikan informasi yang sesungguhnya dan
memiliki keterkaitan dengan bidang pekerjaannya. Responden untuk Kompetensi
SDM Pengelola Keuangan, Pengendalian Internal dan Kualitas Laporan
Keuangan yaitu Pengawas yang ada pada Lembaga Dana Pensiun yang
merupakan pihak yang mengetahui bagaimana Kompetensi SDM Pengelola
Keuangan, Pengendalian Internal, dan Kualitas Laporan Keuangan bernilai baik
ataupun sebaliknya.
3.2.4 Teknik Pengumpulan Data 3.2.4.1 Sumber Data
Penulis menggunakan data primer pada penelitian ini. Husein Umar
(2003:60) menyatakan bahwa:
Data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama, misalnya dari individu atau perseporangan, seperti hasil wawancara, pengisian kuesioner, atau bukti transaksi seperti tanda bukti pembelian barang dan karcis parkir. Data ini semua merupakan data mentah yang kelak akan diproses untuk tujuan-tujuan tertentu sesuai kebutuhan.
Penelitian ini dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada responden
untuk diisi secara langsung.
3.2.4.2 Instrumen Penelitian
“Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengukur
50
Instrumen penelitian ini adalah berupa kuesioner yang disebarkan kepada
responden serta menggunakan numerical scale. Data yang telah diperoleh dari
hasil pengisian kuesioner selanjutnya akan dianalisis dengan cara menghitung
skor dari setiap pernyataan sehingga dapat diambil kesimpulan mengenai objek
yang diteliti.
Adapun skor penilaian setiap item pertanyaan dengan skala numerical
yaitu sebagai berikut:
Tabel 3.3 Nilai Jawaban
Jawaban Pertanyaan
Positif Tertinggi 5
Positif Tinggi 4
Positif Sedang 3
Positif Rendah 2
Positif Terendah 1
3.2.5 Teknis Analisis Data dan Rancangan Pengujian Hipotesis
Teknis analisis data dalam penelitian penulis ini menggunakan Partial
Least Square (PLS). Menurut Wold (1985) dalam Hengky dan Ghozali (2012:6)
mendefinisikan bahwa Partial Least Square merupakan metoda analisis yang
powerfull dan sering disebut juga sebagai soft modelling karena meniadakan
asumsi-asumsi OLS (Ordinary Least Squares) regresi, seperti data harus
terdistribusi normal secara multivariate dan tidak adanya problem
51
Mailani Fadilah, 2013
PLS untuk menguji teori yang lemah dan data yag lemah seperti jumlah sampel
yang kecil atau adanya masalah normalitas data (Wold, 1982).
Hengky dan Ghozali (2012:8) menjelaskan bahwa analisis PLS-SEM
biasanya terdiri dari dua sub model yaitu model pengukuran (measurement model)
atau sering disebut outer model dan model struktural (structural model) atau
sering disebut inner model. Model pengukuran menunjukkan bagaimana variabel
manifest atau observed variabel mempresentasikan variabel laten untuk diukur.
Sedangkan model struktural menunjukkan kekuatan estimasi antar variabel laten
atau konstruk.
3.2.5.1 Pengujian Model Pengukuran
Menurut (Chin, 1998) dalam Hengky dan Ghozali (2012: 77), evaluasi
model pengukuran atau outer model dilakukan untuk menilai validitas dan
reliabilitas model. Outer model yang digunakan dalam penelitian penulis ini
menggunakan Outer model dengan indikator refleksif yang dievaluasi melalui
validitas convergent dan discriminant dari indikator pembentuk konstruk laten
dan composite reliability serta cronbach alpha untuk blok indikatornya.
Validitas convergent berhubungan dengan prinsip bahwa
pengukur-pengukur (manifest variabel) dari suatu konstruk seharusnya berkorelasi tinggi.
Uji validitas convergent indikator refleksif dengan program SmartPLS 2.0 M3
dapat dilihat dari loading factor untuk tiap indikator konstruk. Rule of thumb yang
biasanya digunakan untuk menilai validitas convergent yaitu nilai loading factor
52
factor antara 0,6 – 0,7 untuk penelitian yang bersifat explanatory masih dapat
diterima serta nilai average variance extracted (AVE) harus lebih besar dari 0,5.
(Chin, 1998) dalam Hengky dan Ghozali (2012:78).
Validitas discriminant berhubungan dengan prinsip bahwa
pengukur-pengukur (manifest variabel) konstruk yang berbeda seharusnya tidak berkorelasi
tinggi. Cara untuk menguji validitas discriminant dengan indikator refleksif yaitu
dengan melihat nilai cross loading untuk setiap variabel harus > 0,70 atau dengan
cara membandingkan akar kuadrat dari AVE untuk setiap konstruk dengan nilai
korelasi antar konstruk dalam model. Validitas discriminant yang baik
ditunjukkan dari akar kuadrat AVE untuk tiap konstruk lebih besar dari korelasi
antar konstruk dalam model (Fornell dan Larcker 1981) dalam Hengky dan
Ghozali (2012:78).
Berikut rumus menghitung AVE:
∑
∑ ∑
Sumber: Hengky dan Ghozali (2012: 79)
Dimana :
i = factor loading
F = factor variance
ii = error variance
Selain uji validitas, pengukuran model juga dilakukan untuk menguji
reliabilitas suatu konstruk. Uji reliabilitas dilakukan untuk membuktikan akurasi,
53
Mailani Fadilah, 2013
dengan menggunakan program SmartPLS 2.0 M3, untuk mengukur reliabilitas
suatu konstruk dengan indikator refleksif dapat dilakukan dengan dua cara yaitu
Cronbach’s Alpha dan Composite Reliability sering disebut Dillon-Goldstein’s.
Namun demikian penggunaan Cronbach’s Alpha untuk menguji reliabilitas
konstruk akan memberikan nilai yang lebih rendah (under estimate) sehingga
lebih disarankan untuk menggunakan Composite Reliability dalam menguji
reliabilitas suatu konstruk. Rule of Thumb yang biasanya digunakan untuk menilai
reliabilitas konstruk yaitu nilai Composite Reliability harus lebih besar dari 0,7
untuk penelitian yang bersifat confirmatory dan untutk explanatory nilai 0,6 – 0,7
masih dapat diterima.
Composite reliability dapa dihitung dengan menggunakan rumus yang
dikembangkan oleh Werts, Linn dan Joreskog (1974) untuk mengukur internal
consistency sebagai berikut:
∑
∑ ∑
Sumber: Hengky dan Ghozali (2012: 80)
Dimana :
i = factor loading
F = factor variance
ii = error variance
Sedangkan untuk menghitung Cronbach’s Alpha dapat dilakukan dengan
54
∑ ∑
Sumber: Hengky dan Ghozali (2012:80)
Dimana:
Pq = jumlah indikator atau manifest variabel
q = blok indikator
Cronbach alpha lebih cenderung under estimate dalam mengukur
reliabilitas, sedangkan composite reliability merupakan closer approximation
dengan asumsi estimasi parameter adalah akurat (Chin 1998,2010b). Jadi AVE
dan composite reliability sebagai ukuran internal konsistensi hanya dapat
digunakan untuk konstruk dengan indikator refleksif. (Hengky dan Ghozali,
2012:80).
Berikut penulis sajikan model persamaan struktural (outer model) dalam
55
Mailani Fadilah, 2013
Gambar 3.1
Model Persamaan Struktural (Outer Model)
Persamaan untuk outer model reflective dapat ditulis sebagai berikut:
Sumber: Hengky dan Ghozali (2012:10)
Keterangan:
x dan y = manifest variabel atau indikator
ξ = konstruk laten eksogen
η = konstruk laten endogen
x dan y = matriks loading yang menghubungkan variabel laten dengan
indikator
x dan y = Residual kesalahan pengukuran (measurement error)
3.2.5.2 Pengujian Model Struktural Variabel Dependen
Evaluasi model struktural atau inner model ini bertujuan untuk
memprediksi hubungan antar variabel laten. Persamaan untuk inner model
recursive (model yang mempunyai satu arah kausalitas dapat ditulis sebagai
berikut:
∑ ∑
Sumber: Hengky dan Ghozali (2012:11)
Keterangan:
βji dan jb = Koefisien jalur
Ξ = konstruk laten eksogen
56
i dan b = range indices
j = innear residul variable
Inner model dievaluasi dengan melihat besarnya persentase variance yang
dijelaskan yaitu dengan melihat nilai R-squares untuk konstruk variabel laten
endogen (Hengky dan Ghozali, 2012:77). Perubahan nilai R-squares dapat
digunakan untuk menjelaskan pengaruh variabel laten eksogen tertentu terhadap
variabel laten endogen apakah mempunyai pengaruh yang substantive. Pengaruh
besarnya f 2dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Sumber: Hengky dan Ghozali (2012: 84) Keterangan:
R2included dan R2excluded = R-Squares dari variabel laten endogen ketika
prediktor variabel laten digunakan atau dikeluarkan dalam persamaan struktural
Sumber: Cohen (1988) dan Chin (1008,2010b)
Disamping melihat besarnya nilai R-Squares, evaluasi model PLS dapat
juga dilakukan dengan Q2 predictive relevance atau sering disebut predictive
sample reuse yang dikembangkan oleh Stone (1974) dan Geisser (1975).
Pendekatan ini diadaptasi PLS dengan menggunakan prosedur blindfolding
57
Mailani Fadilah, 2013
∑ ∑
Sumber: Hengky dan Ghozali (2012: 84) Keterangan:
D = omission distance
E = the sum of squares of prediction error
O = the sum of squares errors using the mean of production
Nilai Q2 > 0menunjukkan bahwa model mempunyai predictive relevance,
sedangkan nilai Q2 < 0 menunjukkan bahwa model kurang memiliki predictive
relevance. Dalam kaitannya dengan f 2, perubahan Q2 memberikan dampak relatif
terhadap model struktural yang dapat diukur dengan:
Sumber: Hengky dan Ghozali (2012: 84)
Keterangan:
q2 = 0,02 (model lemah) = 0,15 (model moderate) = 0,35 (model kuat)
Berikut penulis gambarkan, inner model pada penelitian penulis dengan
dua variabel independen dan satu variabel dependen.
Gambar 3.2
58
Keterangan gambar:
ξ1 = Konstruk laten eksogen (Kompetensi SDM Pengelola Keuangan)
ξ2 = Konstruk laten eksogen (Pengendalian Internal)
ξ3 = Konstruk laten eksogen (Kualitas Laporan Keuangan)
β13 = Koefisien Jalur ξ1 ke ξ3
β23 = Koefisien Jalur ξ2 ke ξ3
3.2.5.3 Uji Hipotesis Penelitian
Pengujian hipotesis melalui uji t ini dilakukan untuk menentukan apakah
hipotesis diterima ataupun ditolak. Uji t dilakukan menggunakan software
SmartPLS 2.0 M3, dengan syarat nilai t-hitung > 1,96 maka hipotesis alternatif
diterima. Adapun kaidah pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:
1. Jika thitung < ttabel, maka Ho1 diterima, artinya Kompetensi SDM Pengelola
Keuangan tidak berpengaruh terhadap Kualitas Laporan Keuangan.
Jika thitung > ttabel, maka Ho ditolak, artinya Kompetensi SDM Pengelola
Keuangan berpengaruh terhadap Kualitas Laporan Keuangan.
ξ1
ξ2
β13
59
Mailani Fadilah, 2013
2. Jika thitung < ttabel, maka Ho2 diterima, artinya Pengendalian Internal tidak
berpengaruh terhadap Kualitas Laporan Keuangan.
Jika thitung > ttabel, maka Ho2 ditolak, artinya Pengendalian Internal
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan oleh penulis
mengenai pengaruh kompetensi SDM pengelola keuangan dan pengendalian
internal terhadap kualitas laporan keuangan pada Lembaga Dana Pensiun di Kota
Bandung, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa:
1. Kompetensi Sumber Daya Manusia Pengelola Keuangan berpengaruh
terhadap Kualitas Laporan Keuangan. Hal ini menunjukkan bahwa
kompetensi yang ada pada Lembaga Dana Pensiun dapat meningkatkan
Laporan Keuangan yang berkualitas.
2. Pengendalian Internal berpengaruh terhadap Kualitas Laporan Keuangan
pada Lembaga Dana Pensiun di Kota Bandung. Hal ini menunjukkan
bahwa pengendalian internal dapat meningkatkan kualitas Laporan
Keuangan.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dan kesimpulan yang
telah diperoleh, maka penulis memiliki beberapa saran yang berhubungan dengan
pengaruh kompetensi sumber daya manusia pengelola keuangan dan pengendalian
89
1. Berdasarkan hasil penelitian untuk variabel kompetensi sumber daya
manusia pengelola keuangan pada Lembaga Dana Pensiun memiliki hasil
penelitian yang berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan. Hal ini
menggambarkan bahwa kompetensi yang ada pada Lembaga Dana
Pensiun dapat meningkatkan kualitas dari laporan keuangan yang
dihasilkan. Agar hal ini dapat dipertahankan, maka pemantauan dalam
setiap pekerjaan yang dilakukan harus dilakukan secara rutin dan
dievaluasi sebagaimana mestinya sehingga pekerjaan yang dilakukan
dapat diselesaikan tepat pada waktunya dan sesuai dengan tujuan yang
diharapkan.
2. Bagi penelitian selanjutnya yang tertarik untuk melakukan penelitian
serupa dapat melakukan penelitian lanjutan dengan memperluas wilayah
penelitian tidak hanya pada Lembaga Dana Pensiun di Kota Bandung saja.
Selain itu peneliti selanjutnya dapat menambah variabel independen agar
penelitian dapat menggambarkan faktor-faktor yang mempengaruhi
Kualitas Laporan Keuangan seperti teknologi informasi dan kualitas
DAFTAR PUSTAKA
Arens, Alvin A., et al. (2008). Auditing dan Jasa Assurance. Jakarta: Erlangga. Alih Bahasa: Herman Wibowo. Editor: Wibi Hardani, dan Suryadi Saat
Arif Muh Ujiyantho, B.A. Pramuka. (2007). Mekanisme Corporate Governance, Manajemen Laba dan Kinerja Keuangan. Simposium Nasional Akuntansi X, Makasar, 26-28 Juli.
Asep Sudrajat. (2009). Pengaruh Kompetensi Pejabat Penatausahaan Keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah di Kabupaten/Kota Wilayah IV Propinsi Jawa Barat. Bandung: Magister Akuntansi Universitas Padjadjaran
Bapepam. (2007). Manual Laporan Keuangan. [Online]. Tersedia:. http://www.bapepam.go.id/dana_pensiun/others_dp/update_aplikasi/Manu al%20Laporan%20Keuangan.pdf [20 Maret 2013]
Bapepam-LK. (2012). Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
Bapepam-LK 2011. [Online]. Tersedia:
http://www.bapepam.go.id/pasar_modal/publikasi_pm/siaran_pers_pm/20
Biro Dana Pensiun. (2011). Laporan Tahunan Biro Dana Pensiun 2010. [Online]. Tersedia:
http://www.bapepam.go.id/dana_pensiun/publikasi_dp/annual_report_dp/ Laptah2010/annual_report_dana_pensiun_2010_ind.pdf [22 Maret 2013]
COSO. (2008). Guidance on Monitoring Internal Control System Introduction. Newyork: COSO
Dana Pensiun UNISBA. (2010). Warta Dapen: Meretas Jalan, Menggapai Target Pertumbuhan Dapen yang Signifikan. [Online]. Tersedia: dapenunisba.blogspot.com [18 Maret 2013]
Desi Indriasari dan Ertambang Nahartiyo. (2008). Pengaruh Kapasitas Sumberdaya Manusia, Pemanfaatan Teknologi Informasi, dan Pengendalian Intern Akuntansi Terhadap Nilai Informasi Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah (Studi Pada Pemerintah Kota Palembang dan Kabupaten Ogan Ilir). Journal.
Dita Arfianti. (2011). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Nilai Informasi Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah (Studi pada Satuan Perangkat Kerja Daerah di Kabupaten Batang). Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro. Dipublikasikan
Duwi Priyatno. (2010). Teknik Mudah dan Cepat Melakukan Analisis Data Penelitian dengan SPSS. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Faristina Rosalin, Warsito Kawedar. (2011). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keandalan dan Timeliness Pelaporan Keuangan Badan Layanan Umum (Studi pada BLU di Kota Semarang).Jurnal. Dipublikasikan.
Hasan Alwi. (2007). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Hengky Latan, Imam Ghozali. (2012). Partial Least Squares Konsep, Teknik dan Aplikasi SmartPLS 2.0 M3 untuk Penelitian Empiris.Badan Penerbit Universitas Diponegoro: Semarang.
Hery. (2012). Mengenal & Memahami Laporan Keuangan. Bandung: Caps
Husein Umar. (2003). Metode Riset Akuntansi Terapan. Jakarta: Ghalia Indonesia
Ihyaul Ulum. (2009). Intellectual Capital Konsep dan Kajian Empiris.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Imam Ghozali, Anis Chariri. (2007). Teori Akuntansi. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Iman Abdurahman. (2009). Pengaruh Kompetensi Aparatur terhadap Kualitas Laporan Keuangan Organisasi Perangkat Daerah. Skripsi Fakultas EkonomiUniversitas Padjajaran. Tidak dipublikasikan.
Indra Bastian. (2006). Akuntansi Sektor Publik Suatu Pengantar. Jakarta: Erlangga
Indra Bastian. (2007). Audit Sektor Publikedisi 2. Jakarta: Salemba Empat.
Irfan Fahmi. (2012). Analisis Laporan Keuangan. Bandung: CV Alfabeta.
Irvin Avriano, dkk. (2010). Pembahasan Dirgantara Indonesia temui Jalan Buntu.[Online]. Tersedia: blogdetik.com. [18 Mei 2013]
Jerry Agung Dwi Prabowo. (2011). Pengaruh Kompetensi Aparatur terhadap Kualitas Laporan Keuangan Kabupaten Bandung. Skripsi Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis. Dipublikasikan
Jonathan Sarwono. (2010). Pintar Menulis Karya Ilmiah – Kunci Sukses Dalam Menulis Ilmiah. Yogyakarta: Andi
K.H. Spencer Pickett. (2010). The Internal Auditing Handbook third edition. Willey: United Kingdom
Keputusan Direktur Jenderal Lembaga Keuangan Nomor : KEP-2345/LK/2003
Tentang Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan Dana Pensiun
Kieso, Donald E., et. Al. (2007). Accounting Principles. United States: John Wiley & Sons (Asia)
Purba, Marisi P. (2010). International Financial Reporting Standards.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Messier, Glover & Prawit. (2005). Auditing & assurance services a systematic approach. Edisi ke-4. Jakarta: Salemba Empat
Moeheriono. (2009). Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi. Surabaya: Ghalia Indonesia.
Muhamad Nuryanto, Nunuy Nur Afiah._____. “The Impact of Internal Control, Information technology Utilization and the Competence of the Employees
on Financial Statement on Financial Statement Quality”.______._____
Mulyadi. (2002). Auditing. Jakarta: Salemba Empat
Mulyadi. (2008). Sistem Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat
Noor Fuad, Gofur Ahmad. (2009). Integrated Human Resource Development.
Jakarta: PT Grasindo.
Parulian Hutapea, Nurianna Thoha. (2008). Kompetensi Plus. Jakarta: Gramedia
Santiadji Mustafa, Sutrisno dan Rosidi.(2010). Analisis Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap Keterandalan dan Ketepatwaktuan Pelaporan Keuangan pada SKPD Pemerintah Kota Kendari. Universitas Haluoleo Kendari dan Univeritas Brawijaya Malang.
Seno Dwiyusufadi. (2013). Pengaruh Kapasitas Sumber Daya Manusia, Pemanfaatan Teknologi Informasi, dan Komitmen Organisasi Terhadap Kualitas Informasi Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kota Bandung.
Skripsi Universitas Pendidikan Indonesia. Dipublikasikan.
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta
Suharsimi Arikunto. (2010). Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktik). Jakarta: RINEKA CIPTA.
Tjutju Yuniarsih, Suwatno. (2008). Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Alfabeta.
Uma Sekaran. (2011). Metode Penelitian Untuk Bisnis. Jakarta: Salemba Empat.
Undang - Undang Nomor 11 tahun 1992 tentang Dana Pensiun
Zawahhir Siddique. (2007). “The Influence of Strategic Human Resource
Management on Emotional Competence”. Dalam International Review of