EKSPRESI WAJAH ANAK – ANAK DALAM PENCIPTAAN KARYA LUKIS
SKRIPSI PENCIPTAAN
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
LINGGA SEKAR UTAMI 0800335
JURUSAN PENDIDIKAN SENI RUPA FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
Ekspresi Wajah Anak-Anak
Dalam Penciptaan Karya Lukis
Oleh
Lingga Sekar Utami
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni
© Lingga Sekar Utami 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
Januari 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
EKSPRESI WAJAH ANAK-ANAK DALAM PENCIPTAAN KARYA LUKIS
LINGGA SEKAR UTAMI 0800335
Disetujui dan disahkan oleh :
Dosen Pembimbing I,
Drs. Hery Santosa, M.Sn. NIP. 196506181992031003
Dosen Pembimbing II,
Drs. Taswadi, M.Sn. NIP. 19601111994121001
Mengetahui :
Ketua Jurusan Pend. Seni Rupa Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni
Universitas Pendidikan Indonesia
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI
LINGGA SEKAR UTAMI 0800335
EKSPRESI WAJAH ANAK-ANAK DALAM PENCIPTAAN KARYA LUKIS
Disetujui dan disahkan oleh :
Penguji I,
Drs. Maman Tocharman, M.Pd. NIP. 194812251974121001
Penguji II,
Dra. Tity Soegiarti, M.Pd. NIP. 195509131985032001
Penguji III,
ABSTRAK visualisasi karya. Ekspresi pada anak sangat menarik terlihat dari ekspresi wajahnya yang jujur dan polos. Setiap anak mengekspresikan pikiran, perasaan dan keinginannya dengan cara menangis, tertawa, marah, sedih dan gembira dan sebagainya. Pada karya penciptaan ini kebanyakan terinspirasi dari lingkungan penulis sendiri, ekspresi wajah anak dijadikan subject matter dalam sebuah karya lukisan dengan aliran surrealis. Seni lahir dari sebuah gagasan dan ungkapan serta pengalaman estetik, metode penciptaan karya ini yaitu diawali dengan proses pengolahan ide kemudian melalui tahap kontemplasi dan stimulasi yang pada akhirnya proses kreasipun terwujud yaitu melukis. Skripsi penciptaan ini memiliki tujuan untuk mengetahui tahapan proses penciptaan hingga menciptakan. Visual yang ditampilkan yaitu dengan memunculkan lukisan ekspresi anak yang telah di gabungkan dengan suasana langit dengan teknik sapuan kuas. Aliran lukis yang diikuti yaitu aliran surrealis. Semoga karya penciptaan ini mampu menjadi karya inspiratif.
ABSTRACT
Sekar Utami , Lingga . 2014 : CHILD AS A SOURCE OF INSPIRATION IN CREATION WORKS PAINTING
Thesis : Department of Education Language Arts Education and Arts Faculty of Education University of Indonesia
The author chose the child 's facial expression - children expressed in the form of visualization works . Expression in children is very attractive looks of his expression of honest and innocent . Each child express thoughts , feelings and desires by means of crying , laughing , angry , sad and happy , and so on . In the creation of the work is mostly inspired by the author 's own environment , the child 's facial expression made the subject matter in a work of surrealist painting with the flow . Art was born from an idea and expression and aesthetic experience , this is the method of creating the work begins with an idea and then processing through the contemplation stage , and stimulation that ultimately was realized that the creative process of painting . Creation of this thesis has the purpose to determine the stage of the creation process to create . Visual display is to bring up a child who has been painting expression in combination with the atmosphere of the sky with a brushstroke technique . Flow is the flow of painting that followed surrealism . Hopefully the creation of this work is able to be inspiring work .
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR PERNYATAAN ... i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iii
ABSTRAK ... v
A. Latar Belakang Penciptaan... 1
B. Rumusan Masalah Penciptaan ... 3
C. Tujuan Penciptaan ... 3
D. Manfaat Penciptaan ... 3
E. Definisi Operasional ... 4
F. Sistematika Penulisan Skripsi Penciptaam ... 4
BAB II. LANDASAN PENCIPTAAN ... 6
A. SENI LUKIS ... 6
1. Pengertian Seni Lukis ... 6
2. Sejarah Seni Lukis ... 7
3. Aliran Seni Lukis ... 9
4. Unsur-Unsur Seni Rupa ... 9
5. Dasar dan Hukum Penyusunan Seni Rupa ... 17
6. Teknik dalam Melukis ... 22
B. ANAK ... 23
C. WAJAH ... 25
D. AWAN ... 26
A. Proses Melukis ... 30
1. Ide tau Gagasan ... 30
2. Kontemplasi ... 31
3. Stimulasi ... 31
4. Tahap Kesiapan Alat dan Bahan ... 31
5. Proses pemilihan Objek ... 35
6. Proses Pengerjaan Karya ... 41
BAB IV. TINJAUAN KARYA ... 49
1. Tinjauan Karya ke-1... 52
a. Analisis Teknis ... 52
b. Analisis Estetis ... 52
c. Analisis Konseptual Karya ke-1 ... 53
2. Tinjauan Karya ke-2... 55
a. Analisis Teknis ... 55
b. Analisis Estetis ... 55
c. Analisis Konseptual Karya ke-2 ... 56
3. Tinjauan Karya ke-3... 59
a. Analisis Teknis ... 59
b. Analisis Estetis ... 59
c. Analisis Konseptual Karya ke-3 ... 60
4. Tinjauan Karya ke-4... 62
a. Analisis Teknis ... 62
b. Analisis Estetis ... 62
c. Analisis Konseptual Karya ke-4 ... 63
5. Tinjauan Karya ke-5... 65
a. Analisis Teknis ... 65
b. Analisis Estetis ... 65
c. Analisis Konseptual Karya ke-5 ... 66
BAB V. KESIMPULAN ... 68
A. KESIMPULAN ... 68
DAFTAR PUSTAKA...71 DAFTAR ISTILAH...73 LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
DAFTAR BAGAN
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Lukisan di Gua Lascaux ... 8
Gambar 2.3. Karya Salvador Dali ... 9
Gambar 2.14. Lingkaran Warna Mussel ... 14
Gambar 2.15. Skema Warna Analog ... 15
Gambar 2.16. Paduan Harmoni oleh Bidang Lengkung ... 17
Gambar 2.17. Paduan Laras oleh Bidang dengan Garis Patah (persegi) ... 17
Gambar 2.18. Paduan Kontras karena Ukuran ... 18
Gambar 2.19. Paduan Kontras karena Bentuk ... 18
Gambar 2.20. Paduan Kontras karena Warna ... 18
Gambar 2.21. Paduan Repetisi Irama ... 19
Gambar 2.22. Paduan Laras Menuju Kontras ... 19
Gambar 2.23. Balance karena Ukuran ... 20
Gambar 2.24. Balance Karena Ukuran atau Jumlah ... 21
Gambar 2.25. Informal Balance karena Volume ... 21
Gambar 2.26. Informal Balance Karena Berat ... 21
Gambar 3.1. Kuas ... 32
Gambar 3.2. Palet ... 32
Gambar 3.4. Laptop ... 33
Gambar 3.5. Pencil dan Penghapus ... 34
Gambar 3.6. Kanvas ... 34
Gambar 3.7. Cat Minyak ... 35
Gambar 3.8. Minyak ... 35
Gambar 3.9. Objek Foto Untuk Karya ke-1 ... 36
Gambar 3.10. Sketsa Karya ke-1 ... 36
Gambar 3.11. Objek Foto Untuk Karya ke-2 ... 37
Gambar 3.12. Sketsa Karya ke-2 ... 37
Gambar 3.13. Objek Foto Untuk Karya ke-3 ... 38
Gambar 3.14. Sketsa Karya ke-3 ... 38
Gambar 3.16. Sketsa Karya ke-4 ... 39
Gambar 3.17. Objek Foto Untuk Karya ke-5 ... 40
Gambar 3.18. Sketsa Karya ke-5 ... 40
Gambar 3.19. Proses Pembuatan Sketsa pada Kanvas... 41
Gambar 3.20. Pewarnaan Wajah Pada Karya ke-1 ... 41
Gambar 3.21. Pewarnaan Wajah Pada Karya ke-2 ... 42
Gambar 3.22. Pewarnaan Wajah Pada Karya ke-3 ... 42
Gambar 3.23. Pewarnaan Wajah Pada Karya ke-4 ... 43
Gambar 3.24. Pewarnaan Wajah Pada Karya ke-5 ... 43
Gambar 3.25. Pewarnaan Pemandangan Langit Pada Karya ke-1 ... 44
Gambar 3.26. Pewarnaan Rambut Pada Karya ke-3 ... 44
Gambar 3.27. Pewarnaan Rambut Pada Karya ke-4 ... 45
Gambar 3.28. Proses Finising pada Karya ke-2 ... 45
Gambar 3.29. Hasil Akhir Karya ke-1 ... 46
Gambar 3.30. Hasil Akhir Karya ke-2 ... 46
Gambar 3.31. Hasil Akhir Karya ke-3 ... 47
Gambar 3.32. Hasil Akhir Karya ke-4 ... 47
Gambar 3.33. Hasil Akhir Karya ke-5 ... 48
Gambar 4.1. Karya ke-1 ... 51
Gambar 4.2. Karya ke-2 ... 54
Gambar 4.3. Karya ke-3 ... 58
Gambar 4.4. Karya ke-4 ... 61
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penciptaan
Ekspresi wajah atau mimik adalah hasil dari satu atau lebih gerakan posisi otot
pada wajah. Ekspresi wajah merupakan salah satu bentuk komunikasi nonverbal,
dan dapat menyampaikan keadaan emosi dari seseorang kepada orang yang
mengamatinya. Ekspresi wajah merupakan salah satu cara penting dalam
menyampaikan pesan sosial dalam kehidupan manusia.
Ekspresi wajah dapat dimiliki oleh manusia baik yang disengaja maupun yang
tidak sengaja, tapi umumnya ekspresi wajah dialami secara tidak sengaja akibat
perasaan atau emosi manusia tersebut. Biasanya amat sulit untuk
menyembunyikan perasaan atau emosi tertentu dari wajah, walaupun banyak
orang yang merasa amat ingin melakukannya. Misalnya, orang yang mencoba
menyembunyikan perasaan bencinya terhadap seseorang tanpa sengaja akan
menunjukkan perasaannya tersebut di wajahnya pada saat tertentu, walaupun ia
berusaha menunjukkan ekspresi netral. Hubungan perasaan dan ekspresi wajah
juga dapat berjalan sebaliknya. Pengamatan menunjukkan bahwa melakukan
ekspresi wajah tertentu dengan sengaja (misalnya: tersenyum) dapat memengaruhi
atau menyebabkan perasaan terkait benar-benar terjadi.
Ekspresi yang biasanya lebih sering terlihat pada anak adalah ekspresi sedih
dan bahagia. Ekspresi ini lebih sering muncul karena sifat anak yang belum bisa
berfikir lebih dewasa (masih polos).
Anak (jamak: anak-anak) adalah seorang lelaki atau perempuan yang belum
dewasa atau belum mengalami masa pubertas. Anak juga merupakan keturunan
kedua, di mana kata "anak" merujuk pada lawan dari orang tua, orang dewasa
adalah anak dari orang tua mereka, meskipun mereka telah dewasa. Menurut
psikologi, anak adalah periode pekembangan yang merentang dari masa bayi
hingga usia lima atau enam tahun.
Anak dilahirkan dengan keadaan belum mengerti apa-apa, belum mengerti apa
2
Alami, polos, imajinatif, dan ceria mungkin itu yang bisa digambarkan pada sosok
anak. Anak-anak memiliki kemampuan imajinasi yang berkembang sangat pesat.
Ketika anak belum bisa bicara, mereka menggunakan emosi, khususnya
senyuman dan tangisan untuk berkomunikasi. Senyuman bayi mengomunikasikan
rasa senang dan nyaman kepada orang tuanya. Sebaliknya, tangisan merupakan
bentuk komunikasi dari perasaan tertekan karena lapar, sakit atau marah.
Ekspresi emosi yang timbul dari rasa marah, pertengkaran saat main, tidak
terpenuhi keinginan, biasanya adalah menangis, berteriak, menendang,
melompat-lompat, memukul, dan berguling. ekspresi emosi yang timbul dari rasa takut,
ingatan tentang pengalaman yang tidak menyenangkan, cerita/gambar seram,
film/TV, biasanya adalah panik, lari, menghindar, bersembunyi, menangis.
Bentuk ekspresi yang mungkin muncul dari rasa cemburu dan perhatian orang tua
beralih, biasanya adalah mengompol, pura-pura sakit, menjadi nakal, dengan
tujuan untuk menarik perhatian. Bentuk ekspresi emosi dari iri hati, mengenai
kemampuan/barang yang dimiliki anak lain adalah: mengeluh tentang barang
yang dimiliki, mengambil barang yang diinginkan. Bentuk ekspresi dari perasaan
gembira, karena sehat, situasi yang lucu, bunyi yang tiba-tiba/diharapkan,
membohongi orang lain, bisa melakukan sesuatu yang sulit adalah: tersenyum,
tertawa, tepuk tangan, melompat, memeluk benda/orang. Bentuk ekspresi dari
perasaan sedih, kehilangan segala sesuatu yang dicintai atau yang dianggap
penting adalah: menangis, kehilangan minat terhadap kegiatan normal, tidak mau
makan. Bentuk ekspresi dari perasaan kasih sayang, belajar mencintai orang lain,
binatang atau benda yang menyenangkan adalah dengan mengatakan secara lisan,
memeluk, mencium. Keunikan dari berbagai ekspresi kepolosan tersebut
menginspirasi penulis untuk memvisualisasikan ekspresi anak ke dalam bentuk
karya dua dimesional yaitu lukisan, yang dipadukan dengan kondisi cuaca langit
khususnya awan.
Awan mempunyai sifat yang bermacam-macam. Awan adalah kumpulan titik
titik air atau kristal es yang melayang-layang di atmosfer. Awan terjadi .karena
adanya proses kondensasi. Kondensasi adalah proses berubahnya uap air menjadi
3
Warna awan pun beragam tergantung cuaca dan waktunya seperti mendung,
cerah, saat matahari terbit atau tenggelam serta pada malam hari. Sifat dari ragam
awan itu sendiri terlihat seperti ekspresi. Misalnya saat mendung atau hujan
terlihat seperti langit yang menangis atau sedih.
Dari uraian di atas, penulis bermaksud menggabungkan antara lukisan
ekspresi anak dengan ragam awan sesuai dengan sifatnya dalam penciptaan karya
lukis yang diberi judul ekspresi anak sebagai sumber inspirasi dalam penciptaan
karya lukis.
B. Rumusan Masalah Penciptaan
Dari latar belakang di atas penulis dapat menarik beberapa poin untuk
dijadikan rumusan masalah diantaranya adalah :
1. Bagaimana proses penciptaan ekspresi wajah anak dalam penciptaan karya
lukis?
2. Bagaimana visualisasi ekspresi wajah Anak dalam penciptaan karya lukis?
C. Tujuan Penciptaan
Adapun tujuan dari penciptaan ini yaitu :
1. Mengetahui tahapan proses penciptaan karya lukis dengan objek ekspresi
wajah anak.
2. Menciptakan karya lukis dengan objek ekspresi wajah anak
D. Manfaat Penciptaan
Penciptaan ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak
yang jika di deskripsikan sebagai berikut:
1. Untuk Pencipta,
a. Memperkaya wawasan dan pengetahuan tentang seni lukis, (khususnya
dalam aliran surealis) dalam memformulasikan konsep sampai
eksekusi karya serta meningkatkan kreatifitas, eksplorasi, serta
wawasan dalam berkarya seni lukis.
b. Memperdalam apresiasi terhadap karya seni lukis
2. Bagi pembaca secara umum
4
b. Sebagai bahan rujukan atau dokumentasi bagi keperluan-keperluan
yang relevan
3. Pengembangan ilmu pengetahuan dan seni
a. Hasil penciptaan ini diharapkan menjadi salah satu inspirasi dalam
membuat sebuah karya lukis, khususnya dalam aliran surealis.
b. Hasil penciptaan ini diharapkan memberikan kontribusi di dalam dunia
pendidikan.
E. Definisi Operasional
Dalam membuat karya penciptaan ini selain proses kreatif serta imajinasi,
pendalaman berkarya dilakukan dengan studi pustaka yang meliputi penelaahan
serta pengkajian buku dan landasan teori lain seperti buku, majalah, katalog, dan
internet.
Emosi adalah suatu keadaan perasaan yang kompleks. Sarlito Wirawan
Sarwono berpendapat bahwa emosi merupakan “setiap keadaan pada diri
seseorang yang disertai warna afektif baik pada tingkat lemah (dangkal) maupun
pada tingkat yang luas (mendalam)”
Dalam Kamus Bahasa Indonesia (Drs. Suharto, 1996: 76), “ekspresi adalah
kesan wajah atau mimik muka”. Ekspresi wajah dapat di alami oleh manusia baik
yang sengaja maupun yang tidak sengaja, tapi umumnya ekspresi wajah dialami
secara tidak sengaja akibat perasaan atau emosi manusia tersebut. Biasanya amat
sulit untuk menyembunyikan perasaan atau emosi tertentu dari wajah.
Langit sering terlihat berwarna biru disebabkan karena pemantulan cahaya,
tetapi tidak tertutup kemungkinan bahwa langit bisa berwarna selain itu, misalnya
merah ketika senja, atau hitam saat turun hujan.
F. Sistematika Penulisan
Adapun sistematika dari penyusunan skripsi penciptaan ini adalah sebagai
berikut :
BAB I. PENDAHULUAN
Pembahasan dalam bab ini menjelaskan latar belakang penciptaan, rumusan
5
BAB II. LANDASAN DAN TEORI PENCIPTAAN
Menguraikan tentang teori-teori seni atau konsep yang relevan bagi proses
penciptaan karya.
BAB III. PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN
Membahas mengenai uraian proses perancangan karya dimulai dari
kontemplasi, stimulus, kelengkapan alat dan bahan, pembuatan sketsa, dan
pengerjaan karya.
BAB IV. TINJAUAN KARYA
Menguraikan pembahasan singkat mengenai hasil karya yang telah dibuat
berisi analisis visual, analisis teknis, dan analisis konseptual.
BAB V. PENUTUP
BAB III
PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN
Sebuah karya seni dapat terlihat dari dorongan perasaan pribadi pelukis.
Menciptakan karya seni selalu di hubungkan dengan ekspresi pribadi senimannya.
Hal itu di awali dengan adanya dorongan perasaan untuk menciptakan sesuatu
yang baru atau paling tidak mengembangkan dari apa yang telah ada sebelumnya.
Penciptaan sebuah karya seni pada dasarnya ingin menyatakan kebenaran. Hal ini
terkait sekali dengan realitas.
Dalam proses penciptaan karya lukis ini, penulis terinspirasi oleh
perkembangan anak sendiri. Penulis memperhatikan perkembangannya dalam
setiap tahap perkembangan. Penulis merasakan adanya dorongan perasaan yang
tersentuh oleh suatu keunikan dari ekspresi anak dan tingkah lakunya.
Saat melihat sosok anak berekspresi, ekspresi wajah anak sangat berbeda
sekali dengan ekspresi yang ditampilkan oleh orang dewasa. Ekspresi anak
terlihat lebih spontan dan tidak mengada-ngada, dan dari realitas ini pulalah
penulis kemudian mendapatkan gagasan ekspresi seorang anak untuk dijadikan
sebuah kajian karena memiliki sisi menarik dari seorang anak dibalik karakter
ekspresi yang di keluarkan.
Sebelum Penulis melakukan proses melukis, terkadang Penulis menelusuri
terlebih dahulu realita yang terjadi, merasakan dan mengamati secara langsung
interaksi seorang anak dalam berekspresi, proses interaksi ini pun kemudian
membuahkan ide dan jiwa yang jernih sebelum memulai proses melukis.
Merasakan secara intens pengalaman empirik pada momen-momen sepanjang
proses kerja kreatif merupakan bagian dari proses penciptaan karya lukis ini
dengan melihat secara langsung dunia anak dan mengamati segala aktivitas yang
berhubungan dengan anak.
Proses apresiasi terhadap karya seni pun sangat memengaruhi penulis dalam
membentuk dan memvisualisasikan objek, dengan melihat pameran lukisan
30
merangsang penulis untuk membuat karya seni yang lebih segar dan memuat
konsep yang lebih kontekstual.
Karya yang penulis ciptakan yaitu berupa lima buah karya dengan ukuran 150
x 100 cm. Karya yang dibuat mengalami sebuah deformasi bentuk dari seorang
anak yang dihubungkan dengan suasana langit dan awan. Dalam proses
pembuatan lukisan terdapat proses kreasi yang timbul dari sebuah imajinasi untuk
mendapatkan proporsi yang baik.
A. Proses Melukis
Ide diolah melalui proses pengolahan konsep diwujudkan kedalam sebuah
karya lukis yang meleburkan pengaruh olah rasa dan faktor eksternal maupun
internal menjadi satu kesatuan pengorganisasian, sehingga sampai pada
penuangan ide dalam bentuk sketsa, dalam proses pengerjaannya tidak
sepenuhnya sketsa yang sudah dipindahkan ke kanvas sama persis tetapi ada
gubahan dan sentuhan ekspresif dalam mengolah objek dan background, olah
cipta lebih ditekankan pada proses melukis.
1. Ide atau gagasan
Ekspresi wajah atau mimik adalah hasil dari satu atau lebih gerakan atau
posisi otot pada wajah. Ekspresi wajah merupakan salah satu bentuk komunikasi
nonverbal, dan dapat menyampaikan keadaan emosi dari seseorang kepada orang
yang mengamatinya. Ekspresi wajah merupakan salah satu cara penting dalam
menyampaikan pesan sosial dalam kehidupan manusia.
Ekspresi wajah dapat di alami oleh manusia baik yang sengaja maupun yang
tidak sengaja, tapi umumnya ekspresi wajah dialami secara tidak sengaja akibat
perasaan atau emosi manusia tersebut.
Keunikan dari berbagai ekspresi kepolosan seorang anak menginspirasi
penulis untuk memvisualisasikan ekspresi anak ke dalam bentuk karya dua
dimensional yaitu lukisan, yang dipadukan dengan kondisi cuaca langit khususnya
awan. Sifat dari ragam awan itu sendiri terlihat seperti ekspresi. Misalnya saat
31
2. Kontemplasi
Tahap kontemplasi adalah tahap proses pendalaman ide dengan melakukan
penghayatan dan tahap kontemplasi ini merupakan tahap yang harus dilewati oleh
setiap orang dalam menciptakan suatu karya seni, dimana didalamnya terjadi
proses kepekaan, kepedulian, dan aksi, serta melalui keterampilan akal, jiwa, dan
raganya, sebagai bentuk proses kontemplasi untuk mempresentasikan ide secara
visual ke dalam material yang dipilih sesuai dengan kemampuan teknik
penggunaan alat dan bahan, serta pengolahan unsur seni. Pendalaman dan
pengolahan ide dituangkan ke dalam bentuk nyata. Dalam hal ini penulis
menghadirkan objek anak sebagai ide berkarya lukis dengan teknik finger
painting dan menggunakan aliran surealis.
3. Stimulasi
Stimulus adalah rangsangan yang memberikan inspirasi dalam menciptakan
suatu karya seni lukis. Pada tahap ini penulis melakukan beberapa kegiatan,
diantaranya: observasi, mencari informasi dengan melakukan wawancara dan
mengamati ekspresi wajah anak di beberapa tempat, studi literature, dengan
membaca buku-buku yang dapat dijadikan acuan atau buku dengan sumber yang
berkaitan dengan karya penciptaan ini, membuat rencana karya berupa sketsa, dan
membuat karya nyata, yaitu dengan membuat karya seni lukis dengan objek
ekspresi anak.
4. Tahap kesiapan alat dan bahan
Dalam proses pembuatan karya pengetahuan akan tehnik serta penggunaan
alat dan bahan merupakan hal yang terpenting bagi penulis. Pengalaman estetis
maupun pengalaman artistik sangat berpengaruh dalam proses pembuatan karya
lukis yang penulis buat.
Alat merupakan suatu barang yang dipakai untuk mengerjakan sesuatu,
perkakas, perabotan. Sedangkan bahan adalah segala sesuatu yang dapat dipakai
atau diperlukan untuk tujuan tertentu. Hasil lukisan itu sendiri pun dapat terlihat
dari kualitas alat dan bahan yang digunakan karena mempunyai karakter
32
a. Alat
1) Kuas
Kuas adalah alat untuk melukis atau mengecat yang dibuat dari bulu yang
di tata datar, runcing, bulat dan diikat lalu di beri tangkai kayu sebagai
pegangan. Kuas yang digunakan adalah kuas datar yang besar untuk
pewarnaan dasar atau background, sedangkan kuas dengan ukuran runcing
dan kecil digunakan untuk proses pendetailan bentuk ketika sedang melukis.
Gambar 3.1. Kuas (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
2) Palet
Palet adalah sebuah alat untuk menampung atau mencampur cat, sehingga
warna yang diinginkan bisa didapat.
33
3) Kain Lap
Kain lap adalah alat untuk membersihkan kuas atau tangan ketika sedang
melukis. Proses melukis senantiasa membutuhkan kain lap digunakan ketika
melukis sedang berlangsung ataupun sudah berlangsung.kondisi ketika sedang
melukis harus dilakukan dalam kondisi bersih. Karena saat melukis kuas harus
dibersihkan dengan kain lap agar kuas tidak rusak dan ketika mengganti
warna, kain lap pun sangat berguna.
4) Laptop
Laptop adalah salah satu alat yang penulis gunakan untuk mengedit foto
atau menentukan warna yang pas untuk lukisan yang nantinya akan di
pindahkan ke bidang kanvas.
Gambar 3.4. Laptop (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
5) Pencil dan Penghapus
Alat ini digunakan untuk mempermudah pelukis melakukan sketsa di
34
Gambar 3.5. Pensil dan Penghapus (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
b. Bahan
1) Kanvas
Kanvas merupakan bahan yang terbuat dari kain yang bertekstur. Kanvas
beragam ada kanvas khusus cat minyak atau pun kanvas untuk cat akrilik.
Kanvas yang penulis pilih adalah kanvas untuk cat minyak.
Gambar 3.6. Kanvas
(Sumber: http://google.com. 10 Oktober 2013, 13:12)
2) Cat
Cat adalah campuran berbagai bahan kimia dengan komposisi dan proses
yang akurat. Cat yang penulis gunakan adalah cat minyak. Cat minyak
merupakan cat yang terdiri atas partikel-partikel pigmen warna yang diikat
35
memberi efek kecerahan warna yang cemerlang selain itu warna gradasi yang
dicapai paling lebar tidak dapat dicapai oleh cat jenis lain.
Gambar 3.7. Cat Minyak (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
3) Minyak
Minyak yang penulis gunakan adalah minyak khusus untuk cat minyak.
Penulis menggunakan minyak agar cat yang dicampur menjadi lebih merata.
Gambar 3.8. Minyak (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
5. Proses pemilihan objek
Beberapa foto yang penulis gunakan merupakan foto yang sudah ada dan
yang mengambil dari internet.
36
Gambar 3.9. Objek foto untuk karya ke-1 (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
37
b. Pemilihan objek untuk sketsa karya ke-2
Gambar 3.11. Objek foto untuk karya ke-2 (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
38
c. Pemilihan objek untuk sketsa karya ke-3
Gambar 3.13. Objek foto untuk karya ke-3 (Sumber: http://google.com. Diakses 2013)
39
d. Pemilihan objek untuk sketsa karya ke-4
Gambar 3.15. Objek foto untuk karya ke-4 (Sumber: http://google.com. Diakses 2013)
40
e. Pemilihan objek untuk sketsa karya ke-5
Gambar 3.17. Objek foto untuk karya ke-5 (Sumber: http://google.com. Diakses 2013)
41
6. Proses Pengerjaan Karya
Pada saat proses pengerjaan karya tidak sama persis memindahkan sketsa
yang sudah di edit melalui komputer akan tetapi ada beberapa gubahan yang
dilakukan atau dapat dikatakan pengurangan atau penambahan pada karya.
a. Pemindahan sketsa pada kanvas
Gambar 3.19. Proses Pembuatan Sketsa pada Kanvas (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
b. Proses pewarnaan pada wajah
42
Gambar 3.21. pewarnaan wajah pada karya ke-2 (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
43
Gambar 3.23. pewarnaan wajah pada karya ke-4 (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
44
c. Proses pewarnaan pemandangan langit
Gambar 3.25. pewarnaan pemandangan langit pada karya ke-1 (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
d. Proses pewarnaan Rambut
45
Gambar 3.27. pewarnaan rambut pada karya ke-4 (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
e. Proses Finishing
46
f. Hasil Akhir
Gambar 3.29. Hasil Akhir karya ke-1 (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
47
Gambar 3.31. Hasil Akhir karya ke-3 (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
48
BAB V KESIMPULAN
A. KESIMPULAN
1. Pengalaman dan imajinasi merupakan hal yang terpenting dalam menciptakan
sebuah karya seni. Dalam karya penciptaan ini penulis memakai anak sebagai
objek kajiannya. Anak adalah individu yang tingkat emosional yang tinggi, ini
terlihat dari berbagai ekspresi dan tingkah lakunya. Ketertarikan mengangkat
anak sebagai sumber gagasan berkarya yaitu karena tingkah laku anak sering
kali terlihat cepat sekali berubah-ubahnya baik lewat bahasa tubuh atau
ekspresinya. Kehadiran seorang anak dan disekeliling penulis membuat penulis
lebih peka akan dunia anak. Perkembangan anak yang langsung dirasakan
penulis membuat penulis menjadi lebih tertarik terutama ekspresinya.
Kepekaan menjadi salah satu pengaruh dalam terciptanya karya ini.
Membuat karakter ekspresi wajah anak pada media kanvas yang besar
merupakan rintangan yang harus dihadapi penulis. Karena tingkat kesulitannya
pun cukup tinggi terutama pada bagian – bagian kerutan wajah.
Pada saat proses pengerjaan lukisan ini penggunaan media cat minyak
sangat membantu terutama dalam pencampuran warna gradasi. Warna yang di
hasilkan terlihat lebih cerah di banding cat jenis lain. teknik sapuan kuas sangat
membantu saat proses finishing untuk mendapatkan hasil yang lebih mendetail.
Terutama pada bagian-bagian kerutan wajah pada saat anak berekspresi,
dimana pada bagian tersebut harus terlihat lebih detail antara garis dan
permukaan pada wajah. Sentuhan akhir yang dibuat menjadi terlihat lebih
ekpresif. Warna yang dipakai sengaja menjadi kontras antara objek anak dan
background yang bertujuan untuk lebih memunculkan objek anak yang
dilukiskan.
2. Ekspresi pada anak dalam karya penciptaan ini memperlihatkan ekspresi
tersenyum, melamun, marah, tertawa dan menangis. Berbagai macam ekspresi
seorang anak sangat berbeda-beda juga berbeda dalam cara pengungkapannya.
69
sebuah ekspresi anak, baik itu sedih, murung ataupun bahagia dengan didukung
oleh background langit dan awan sebagai pelengkap utama eksprsi pada anak .
Kondisi psikologis dapat mempengaruhi ekspresi anak, karena emosi anak
cenderung lebih cepat berubah-ubah. Ekspresi anak inilah yang menjadi
inspirasi yang di tuangkan pada karya seni lukis. Dari karya ini diharapkan
agar seorang apresiator atau penghayat akan bisa mengenali dunia dan tingkah
laku terhadap anak (masa kecil) yang sudah dilaluinya dan mengenali ekspresi
jiwa yang dibawa dari masa kecilnya, karena banyak pelajaran yang dapat
diambil dari ekspresi seorang anak.
B. SARAN
Dalam berkarya seni lukis terdapat banyak sekali aliran dan teknik yang dapat
digunakan. Seperti halnya aliran surrealis dan teknik sapuam kuas. Masih banyak
media atau material yang sebelumnya belum pernah dicoba. Eksperimen dalam
pembuatan karya lukis ini juga membuat penulis dapat memberikan gagasan baru,
dengan mengolah ide-ide yang dituangkan dalam bentuk hasil karya seni lukis.
Bagi penulis karya yang telah diciptakan akan membuat sebuah motivasi
dalam berkarya untuk kedepannya, dengan menuangkan ide-ide yang lebih kreatif
lagi untuk mengembangkan hasil karya yang lebih baik.
Bagi mahasiswa Seni rupa khususnya, bisa menjadi sebuah acuan untuk
membuat sebuah karya dengan menciptakan suatu ide-ide yang dapat membangun
agar karya yang dihasilkan lebih maksimal dan berusaha untuk menciptakan hal
baru dalam membuat sebuah karya.
Bagi pecinta seni (seniman, kreator, atau pekerja seni) karya lukis yang
penulis buat semoga bisa dijadikan suatu nilai positif, untuk diambil sisi
kreatifitas dan semoga bisa dijadikan inspirasi untuk membuat sebuah karya yang
lebih baik lagi.
Bagi masyarakat dapat menumbuhkan pemikiran positif , karena sebuah
lukisan tidak hanya untuk sekedar dipajang tetapi mempunyai maksud dan tujuan
tertentu.
Akhir kata penulis ingin ucapkan semoga dalam penciptaan karya tugas akhir
70
kreatifitas dan menambah keanekargaman dalam karya-karya seni rupa yang telah
dan akan dihasilkan oleh mahasiswa Pendidikan Seni Rupa dan pada
71
DAFTAR PUSTAKA
Crawshaw, Alwyn (2006). Cat Air. Erlangga
Darmaprawira, Sulasmi. (2002). Warna Teori dan Kreativitas Penggunaannya.
Bandung: ITB
Gollwitzer, Gerhard. (1986). Menggambar bagi Pengembangan Bakat. Bandung: ITB
Gollwitzer, Gerhard. (1995). Mari Berkarya Rupa. Bandung: ITB
Iryanto, Tata. (1996). Kamus Bahasa Indonesia. Surabaya: Indah Surabaya
Miller, Alice. (1997). Drama Anak-anak Kita Membedah Sanubari Mencari Diri Sendiri. Jakarta: Alvabet
Prawira, Nanang Ganda. (2007). Pengantar Estetika. Bandung: Rekayasa Sains
Rakhmat, Jalaludin. (2008). Psikologi Komunikasi. Bandung: Rosda
Sahman, Humar. (1993). Mengenali Dunia Seni Rupa. Semarang: Ikip Semarang Press
Soni Kartika, Dharsono. (2007). Estetika. Bandung: Rekayasa Sains
Soni Kartika, Dharsono. (2007). Kritik Seni. Bandung: Rekayasa Sains
Wong, Wucius. (1972). Beberapa Asas Merancang Dwimatra. Bandung: ITB
Yusuf, Syamsu (2008). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: Rosda
Sumber lain (Internet)
Tersedia [Online] (http://kuliah-seni.blogspot.com/pengertian-lukis menurut-para-ahli.html. diakses 7 Oktober 2013, pukul 09.27 WIB)
Tersedia [Online] (www.id.wikipedia.org diakses 9 Oktober 2013, pukul 13.01 WIB)
72
Sumber lain (Katalog)
Murti, Ayu Arista, dkk. (2005). Metafora Metaforsa. Jakarta: Edwin’s Gallery
Noor, Acep Zamzam, dkk. (2005). Aku, Chairil, dan Aku. Jakarta: Nadi Gallery