• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Opini Konsumen Rokok Terhadap Iklan di Kemasan Rokok

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Opini Konsumen Rokok Terhadap Iklan di Kemasan Rokok"

Copied!
106
0
0

Teks penuh

(1)

OPINI KONSUMEN ROKOK TERHADAP IKLAN DI

KEMASAN ROKOK

Oleh

DHIAN BAGUS SETIANTO

362007059

SKRIPSI

Diajukan Kepada

Program Studi Ilmu Komunikasi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

(2)

Scan Penyataan Keaslian, Persetujuan Publikasi dan

lembar Pengesahan Karya Tulis Skripsi

Dhian Bagus Setianto

36 2007 059

Fakultas Ilmu Sosial dan Komunikasi

Universitas Kristen Satya Wacana

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul skripsi : Opini Konsumen Rokok Terhadap Iklan di Kemasan Rokok (Studi kasus pada konsumen rokok)

Nama Mahasiswa : Dhian Bagus Setianto

N.I.R.M : 362007059

Program studi : Ilmu Komunikasi

Disetujui Oleh, Pembimbing 1,

Drs. Daru Purnomo, M.Si

Diketahui Oleh, Disahkan Oleh,

Kaprogdi, Dekan,

Dewi Kartika Sari, S.Sos., M.I.Kom Drs. Daru Purnomo, M.Si

Disetujui tanggal :

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

(9)

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS TUGAS AKHIR

Yang bertanda tangan dibawah ini,

Nama : Dhian Bagus Setianto

NIM : 36 2007 059

Program Studi : Ilmu Komunikasi

Fakultas : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi, Universitas Kristen Satya Wacana

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir, Judul :

OPINI KONSUMEN ROKOK TERHADAP IKLAN DI KEMASAN ROKOK

(Studi kasus pada konsumen rokok) Yang dibimbing Oleh :

1. Drs. Daru Purnomo, M.Si

Adalah benar-benar hasil karya saya.

Di dalam laporan tugas akhir ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan atau gagasan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau gambar serta symbol yang saya aku seolah-olah sebagai karya saya sendiri tanpa memberikan pengakuan penulis atau sumber aslimnya.

Salatiga, 20 November 2014 Yang memberi pernyataan,

(10)

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

Sebagai sivitas akademika Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW), saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Dhian Bagus Setianto

NIM : 36 2007 059

Program Studi : Ilmu Komunikasi

Jenis Karya : Skripsi/Tesis/Disertasi (Hapus yang tidak perlu)

Demi pengembangan Ilmu Pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada UKSW Hak bebas royalti non eksklusif (non-exclusive royalti free right) atas karya ilmiah saya yang berjudul :

OPINI KONSUMEN ROKOK TERHADAP IKLAN DI KEMASAN ROKOK

(Studi kasus pada konsumen rokok) Beserta perangkat yang ada (jika perlu)

Dengan hak bebas royalti non-eksklusif ini, UKSW berhak menyimpan, mengalih media/mengalihformatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data, merawat, dan mempublikasikan tugas akhir saya, selama tetap mencantumkannama saya sebagai penulis/pencipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Salatiga

Pada tanggal : 20 November 2014 Yang menyatakan,

DHIAN BAGUS SETIANTO Mengetahui,

Pembimbing utama,

(11)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan. Skripsi ini dengan judul “Opini Konsumen Rokok Terhadap Iklan di Kemasan Rokok (Studi Kasus pada Konsumen Rokok)” Skripsi ini disusun untuk memenuhi tugas akhir di Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Program studi Ilmu Komunikasi. Sehubungan dengan tersusunnya Skripsi ini peneliti mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini peneliti menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang membantu dan membimbing penulisan ini. Secara khusus peneliti menyampaikan terima kasih kepada Bapak Drs. Daru Purnomo, M.Si selaku pembimbing yang telah banyak memberi masukan dan arahan dalam penyusunan Skripsi ini. Ucapan terima kasih peneliti haturkan kepada :

1. Bapak Drs. Daru Purnomo, M.Si, selaku dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi serta selaku dosen pembimbing yang telah bersedia dan sabar membimbing saya menyelesaikan penulisan skripsi ini.

2. Dewi Kartika Sari, S.Sos., M.I.Kom. selaku Kepala Program Studi Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi.

3. Ibu Dr. Ir. Sri Suwartiningsih, M.Si. sebagai Wali Studi.

4. Seluruh dosen dan staff Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi.

5. Bapak dan ibu yang sangat saya sayangi dan saya banggakan, yang tiada henti-hentinya berjuang keras demi kehidupan penulis yang lebih baik dan perhatian yang begitu besar kepada penulis. Terima kasih selalu mengingatkan penulis untuk selalu berdoa dan menyelesaikan penulisan ini. 6. Kakak-kakak ku, Mas Eko beserta istri, Mas Adit beserta istri, Mas Heri

(12)

7. Teman-teman SASHIMI (Salatiga Solid Nihon Community) dan SISCO (Salatiga Inline Skate Community), Aris, Ifki, Gheri, Rico, Ucup, Ceking, David, yang selalu ada dan membantu juga mengingatkan penyelesaian penulisan skripsi ini. Yang selalu mengejek untuk motivasi penulis dan selalu berkata ”skripsi sampek mana mas?”. Likha yang telah membantu dalam mentranslate.

8. Teman-teman gamer,Sandi, Anton dan Mustakim yang selalu seperjuangan dari Sekolah Dasar dan juga Teman-teman fiskom angkatan 2007.

9. Jiwa dan raga ini yang telah bekerja sama beriringan demi menyelesaikan penulisan skripsi ini. Walau terlambat tapi akan penulis selesaikan apa yang penulis mulai

10.Semua pihak yang membantu peneliti dalam penyusunan skripsi ini yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.

Penelitian yang berjudul Opini Konsumen Rokok Terhadap Iklan di Kemasan Rokok (Studi kasus pada konsumen rokok) ini semoga bermanfaat bagi para pembaca. Bermanfaat bagi mahasiswa UKSW, Masyarakat dan peneliti lain yang berhubungan dengan persepsi masyarakat.

Peneliti menyadari sepenuhnya akan segala keterbatasan baik dalam pengetahuan, pengalaman, dan kemampuan yang dimiliki. Dengan segala kerendahan hati peneliti menerima kritik dan sarajn demi kesempurnaan skripsi ini. Demikian yang penulis sampaikan. Jika ada kesalahan baik dalam penulisan dan kata, peneliti mengcapkan maaf sebesar-besarnya.

Salatiga,20 November 2014 Peneliti,

(13)

ABSTRAK

Perusahaan rokok saat ini harus bekerja lebih keras dalam memasarkan produknya. Hal ini disebabkan karena peraturan pemerintah mengenai kemasan rokok yang menyebutkan bahwa kemasan rokok harus menyertakan gambar dan tulisan tentang bahaya dari rokok dengan jelas. Gambar yang dimunculkan berupa akibat setelah seseorang terlalu sering mengkonsumsi rokok. Tentunya hal ini memunculkan opini dan persepsi dari konsumen rokok. Tujuan peraturan ini adalah nantinya konsumen rokok dapat mengurangi atau bahkan menghentikan kegiatan merokoknya. Namun kenyataannya, masih banyak konsumen rokok yang tetap merokok setelah munculnya peraturan ini.

Penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui opini konsumen rokok terhadap iklan (gambar dan tulisan bahaya merokok) dalam kemasan rokok. Opini konsumen ini sampai kepada mengapa konsumen rokok tetap merokok setelah melihat iklan (gambar dan tulisan bahaya merokok) dalam kemasan rokok. Metode yang digunakan adalah menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan menggunakan teori persepsi. Teori persepsi yang menjadi dasar memperoleh opini konsumen rokok, lebih memusatkan proses atau tahapan-tahapan dari konsumen rokok dalam memunculkan persepsinya terhadap gambar bahaya merokok dalam kemasan rokok. Tahapan nya berupa Stimulation, Organization, Interpretation dan evaluation, Memory serta Recall. Selain itu teori persepsi juga akan menjadi dasar memperoleh opini konsumen rokok tentang hal seorang konsumen rokok tetap merokok padahal dia tahu informasi tentang bahaya merokok melalui kemasan rokok. Data diperoleh melalui wawancara, penelitian pustaka dan analisis dokumen.

(14)

ABSTRACTION

Cigarette companies currently have to work harder in merkerting its product. This is because goverment regulations on cigarette packs stating that cigarette packs must include pictures and writings about the dangers of smoking clearly. The image is presented in the form of effect after someone too often consume cigarettes. Of course this raisescigarette consumers opinion and perceptions of smoking. The purpose of this regulation is to be consumers of process or stage from cigarette consumers on approaching their perception about the image describe the dangers of smoking on cigarette packs. The step include stimulation, organization, interpretation and evaluation, memory and recall. Beside that perception theory will be the foundation to get the opinion of cigarette consumers about why would someone keep smoking though he knows the information about the dangers of smoking through the cigarette packs. The data gets from interview, library research and document analysis.

Research solution is opinion from cigarette consumers about the advertisement (dangers of smoking image and writing) and why would they keep smoking. Consumers smoke because of daily habits. Consumers not too adverselly affected by the dangers of smoking pictures. At first, they feel disgusted and offened with the picture, but gradually they began feel used to the image and keep smoking. They give an opinion, past experience and minimal knowledge is make

them keep smoking. They look the fact surrounding them and himself didn‟t

experience such a thing that describe on the picture on the cigarrete packs. So they keep smoking until nowadays.

(15)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...i

LEMBAR PENGESAHAN ...ii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS AKHIR ...iii

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ...iv

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...10

1. Opini... 10

2. Konsumen Rokok... 12

3. Iklan...16

3.1.Pengertian Iklan... 16

3.2.Fungsi Iklan... 18

3.3. Iklan (gambar dan tulisan bahaya merokok) dalam kemasan rokok ...20

4. Teori Persepsi Interpersonal... 25

5. Kerangka pikir penelitian... 30

6. Originalitas Penelitian... 31

BAB III METODE PENELITIAN ...33

1. Pendekatan dan jenis penelitian... 33

2. Unit amatan dan unit analisa... 35

3. Jenis Data... 35

3.1.Data Primer... 35

(16)

5. Tekhnik Analisa Data... 37

BAB IV ROKOK : SEJARAH, DINAMIKA dan REGULASI ...39

1. Sejarah Rokok... 39

2. Dinamika Rokok di Indonesia... 41

3. Regulasi Rokok di Indonesia... 43

3.1.Peraturan Pemerintah mengenai penggunaan iklan (gambar dan tulisan bahaya merokok) dalam kemasan rokok……… ...43

3.2.Ketentuan pemakaian label iklan bahaya merokok……….. 51

BAB V OPINI KONSUMEN ROKOK TERHADAP IKLAN DI KEMASAN ROKOK ...57

1. Opini Konsumen Rokok tentang regulasi rokok di Indonesia………… 58

2. Sikap konsumen rokok yang tetap merokok………... 63

3. Teori persepsi dalam Opini Konsumen rokok terhadap iklan dalam kemasan rokok……….. 68

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN...72

1. Kesimpulan……….. 72

2. Saran……… 74

(17)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Halaman

1. Label rokok ... 22

2. Kerangka pikir... 30

3. Ketentuan pemasangan label iklan bahaya rokok………. 51

4. Kangker Mulut... 52

5. Orang merokok dengan asap yang membentuk tengkorak……… 53

6. Kangker tenggorokan... 54

7. Orang merokok dengan anak di dekatnya………...…. 55

(18)

DAFTAR TABEL

TABEL JUDUL HALAMAN

(19)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN JUDUL

1. Biodata Peneliti (Curriculum Vitae)

(20)

BAB I

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG MASALAH

Industri rokok di Indonesia tergolong sebagai industri yang memiliki peran

penting menggerakkan roda ekonomi secara nasional, hampir dari berbagai

kalangan menggemari rokok, sementara dalam proses produksinya,

pabrik-pabrik rokok mampu menyerap tenaga kerja secara besar-besaran sehingga

mengurangi peluang tumbuhnya angka pengangguran. Rokok menjadi salah

satu produk yang selalu mendapat perhatian dalam bentuk pengemasan baik

dalam bentuk kemasan produk atau iklannya.

Kemasan rokok saat ini harus menyertakan gambar tentang bahaya dari

rokok. Gambar yang dimunculkan berupa akibat setelah seseorang terlalu

sering mengkonsumsi rokok. Kemasan rokok juga harus menampilkan tulisan “Peringatan : Merokok Membunuhmu” sebagai peringatan terhadap pengguna

rokok. Selain itu, sebuah iklan rokok di televisi harus sesuai dengan ketentuan

yang telah diatur secara hukum bahwa iklan rokok memiliki batasan-batasan

yang tertuang dalam Tata krama dan tata cara periklanan Indonesia

(TKTCPI/EPI, 2007: 24) :

a. Iklan tidak boleh mempengaruhi atau merangsang orang untuk mulai

(21)

b. Iklan tidak boleh menyarankan bahwa tidak merokok adalah hal yang

wajar.

c. Iklan tidak boleh menggambarkan orang merokok dalam

kegiatan-kegiatan yang dapat membahayakan keselamatan.

d. Iklan tidak boleh menampilkan ataupun ditujukan terhadap anak-anak

di bawah usia 16 tahun dan wanita hamil.

e. Iklan rokok tidak boleh dimuat pada media periklanan yang khalayak

sasaran utamanya adalah anak-anak di bawah usia 16 tahun.

Beberapa point1 tersebut di atas kemudian menimbulkan adanya

pembatasan terhadap materi-materi iklan rokok. Hal inilah kemudian yang

menuntut para produsen dan pembuat iklan rokok harus sekreatif mungkin

dalam mengemas serta menyampaikan pesan tentang produk rokok tanpa harus

melanggar aturan-aturan yang dicantumkan dalam Tata Krama dan Tata Cara

Periklanan Indonesia (TKTCPI).

Iklan (Gambar dan tulisan tentang bahaya merokok) merupakan pesan

yang berupa tanda yang terdapat dalam kemasan rokok. Tanda (sign) adalah

suatu entitas yang tersusun dari dua bagian yang tak terpisahkan, yakni

penanda (signifier atau signifiant) dan petanda (signified atau signifie). Tanda

menurut Saussure dalam (2006: 41), dapat dipahami sebagai paduan tak

terpisahkan antara penanda misalkan dalam bahasa adalah suatu citraan bunyi

(22)

(misalkan huruf k/u/r/s/i) dengan petanda yaitu konsep mental tentang objek

yang dirujuk (misalkan suatu tempat duduk).

Penanda dalam pemikiran Saussure dekat dengan konsep tanda dalam

pemikiran Peirce. sedangkan petanda dekat dengan konsep interpretant Peirce

(Fiske, 2004: 65). Dalam hal ini, iklan (gambar dan tulisan) yang ada dalam

kemasan rokok merupakan suatu tanda berisi pesan yang mempunyai tujuan

menyampaikan informasi kepada konsumen tentang bahaya merokok. Namun

hal ini bertentangan dengan tujuan produsen rokok. Sebuah produsen rokok

memproduksi rokok dengan kemasan yang menarik dengan tujuan untuk

meningkatkan penjualan.

Tulisan dan gambar yang muncul dalam kemasan rokok juga bertentangan

dengan fungsi dari iklan itu sendiri. Fungsi dari iklan adalah sebagai media

promosi bagi sebuah produk. Iklan digunakan untuk mendorong calon

konsumen mengkonsumsi maupun mempertahankan loyalitasnya terhadap

sebuah produk yang dalam hal ini adalah rokok. Iklan menurut Kotler (2005:

277) didefinisikan sebagai segala bentuk penyajian non-personal dan promosi

ide, barang, atau jasa oleh suatu sponsor tertentu yang memerlukan

pembayaran.

Grifin dan Ebert yang dikutip oleh Soemanagara (2006: 132) menyebutkan

bahwa advertising is paid, nonpersonal communication used by an identified

(23)

komunikasi non-personal yang digunakan untuk mengidentifikasikan sponsor

untuk menginformasikan kepada pendengar tentang sebuah produk ).

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis ingin meneliti tentang

bagaimana opini dari masyarakat (konsumen rokok) mengenai penggunaan

iklan (gambar dan tulisan larangan bahaya merokok) yang terdapat dalam

sebuah kemasan rokok. Studi deskriptif akan menggambarkan opini

masyarakat mengenai hal ini. Peneliti ingin memberikan gambaran kepada

masyarakat seperti apa opini masyarakat (konsumen rokok) terhadap

penggunaan gambar dan tulisan bahaya merokok (iklan) dalam kemasan rokok.

Selain itu peneliti ingin mengetahui pendapat konsumen rokok yang tetap

mengkonsumsi rokok setelah mereka tahu tentang bahaya rokok yang terdapat

dalam kemasan rokok.

2. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana opini konsumen rokok terhadap iklan di kemasan rokok?

3. TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah

untuk mengetahui opini konsumen rokok terhadap iklan (gambar dan tulisan

(24)

mengapa konsumen rokok tetap merokok setelah melihat iklan (gambar dan

tulisan bahaya merokok) dalam kemasan rokok?

4. MANFAAT PENELITIAN

Penelitian ini diharapkan mampu bermanfaat baik secara praktis maupun

teoritis. Secara praktis penelitian ini diharap mampu memberikan gambaran

tentang opini masyarakat (opini konsumen rokok) terhadap iklan di kemasan

rokok. Secara teori, penelitian ini diharap mampu memberikan pemahaman

terhadap pendekatan deskriptif sebagai metode penggambaran suatu kejadian

yang terdapat dalam masyarakat.

5. KONSEP-KONSEP YANG DIGUNAKAN 5.1.Opini

Opini menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI 2008: 1021)

adalah (opi·ni n) pendapat; pikiran; pendirian .Opini (Opinion) adalah

sebuah pendapat, ide atau pikiran untuk menjelaskan kecenderungan atau

preferensi tertentu terhadap perspektif dan ideologi akan tetapi bersifat

tidak objektif karena belum mendapatkan pemastian atau pengujian, dapat

pula merupakan sebuah pernyataan tentang sesuatu yang berlaku pada

masa depan dan kebenaran atau kesalahannya serta tidak dapat langsung

(25)

dapat dibuktikan atau diverifikasi, maka opini akan berubah menjadi

sebuah kenyataan atau fakta.

Opini atau pendapat dalam masyarakat biasa dikatakan sebagai

pendapat umum (opini public). Pendapat umum sebenarnya

pendapat-pendapat mengenai keadaan yang sudah lalu (Astrid,1975:47). Cultip dan

center dalam sastropoetro (1987) menyatakan bahwa opini publik adalah

sejumlah akumulasi pendapat individual tentang suatu isu dalam

pembicaran secara terbuka dan berpengaruh terhadap sekelompok orang.

5.2.Konsumen rokok 5.2.1.Konsumen

Penelitian ini akan selalu berkaitan dengan konsumen.

Konsumen berarti orang yang mengkonsumsi sesuatu. Konsumsi

sendiri menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI 2008: 750)

adalah konsumsi n 1 pemakaian barang-barang hasil industri (bahan pakaian, makanan, dsb); 2 barang barang yg langsung memenuhi

keperluan hidup kita). Dengan demikian Konsumen menurut Kamus

Besar Bahasa Indonesia (KBBI 2008: 750) adalah pemakai

barang-barang hasil industri (bahan pakaian, makanan, dsb). Selain itu

konsumen juga bisa diartikan sebagai penerima pesan iklan dan

(26)

Dengan kata lain konsumen merupakan setiap orang pemakai

barang dan/atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik

kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk

hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan atau dikonsumsi sendiri.

5.2.2.Konsumen Rokok

Rokok merupakan benda yang sudah tidak asing lagi dalam

masyarakat. Merokok sudah menjadi kebiasaan yang sangat umum

dan meluas di masyarakat. Dan ini dapat dikatakan bahwa konsumen

rokok di Indonesia sangatlah banyak. Seperti yang di kutip dari Latar

belakang Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 40

tahun 2013 tentang peta jalan pengendalian dampak konsumsi rokok bagi

kesehatan (2013: 4) menyebutkan bahwa konsumsi rokok merupakan epidemi yang mengancam kelangsungan generasi di Indonesia.

Konsumsi rokok meningkat secara pesat dari tahun ke tahun dan saat

ini Indonesia merupakan negara nomor 3 (tiga) dengan jumlah

perokok tertinggi di dunia setelah Cina dan India.

5.3.Iklan (gambar dan tulisan bahaya merokok) dalam kemasan rokok. Menurut Heru Nugroho dalam bukunya Jalan Tengah Memahami

Iklan (2002:22-23) mengatakan bahwa iklan adalah salah satu bentuk

komunikasi. Iklan merupakan struktur informasi dan susunan komunikasi

(27)

produk-produk (barang,jasa dan gagasan) oleh sponsor yang teridentifikasi,

melalui berbagai macam media.

Iklan bahaya merokok dalam kemasan rokok merupakan iklan

layanan masyarakat atau periklanan Layanan Masyarakat. Monle dan

Carla dalam bukunya prinsip-prinsip pokok periklanan dalam perspektif

global (2007:9) menjelaskan bahwa Iklan Layanan masyarakat dirancang

untuk beroprasi untuk kepentingan masyarakat dan mempromosikan

kesejahteraan masyarakat. Iklan-iklan ini diciptakan bebas biaya oleh para

profesional periklanan dengan ruang dan waktu iklan merupakan hibah

oleh media. Gambar dan tulisan bahaya merokok dalam kemasan rokok

merupakan iklan layanan masyarakat yang disisipkan dalam sebuah

kemasan.

Kemasan berasal dari kata dasar kemas a 1 teratur (terbungkus) rapi; 2 bersih; rapi; beres; selesai. Kemasan berarti hasil dari mengemas atau bungkus pelindung barang dagangan (niaga)(KBBI 2008: 678). Sedangkan

label /labél/ n 1 sepotong kertas (kain, logam, kayu, dsb) yang ditempelkan pada barang yang berisikan tentang nama barang, nama

pemilik, tujuan, alamat, dsb; 2 etiket; merek dagang; 3 petunjuk singkat

tentang zat-zat yang terkandung dalam obat dsb; 4 petunjuk kelas kata,

sumber kata, dsb dalam kamus (KBBI 2008: 788).

Kemasan rokok saat ini harus menyertakan gambar (label) tentang

(28)

seseorang terlalu sering mengkonsumsi rokok. mulai tanggal 24 Juni 2014

kemasan rokok akan diberi label peringatan bergambar berisi lima gambar

pilihan masyarakat yang diadopsi dari UU Kesehatan 36/2009, ditetapkan

dengan PP 109/2012 dan dijabarkan dalam Permenkes 28/2013.2

2

(29)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. Opini

Opini menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI 2008: 1021) adalah

(opi·ni n) pendapat; pikiran; pendirian . Opini adalah perkiraan, pikiran, atau

tanggapan tentang suatu hal (seperti orang atau peristiwa). Opini atau pendapat

bersifat subjektif. Pendapat orang mengenai suatu hal dapat berbeda-beda.

Perbedaan pendapat yang dikeluarkan bergantung pada sudut pandang dan latar

belakang yang dimiliki. Opini atau pendapat adalah suatu keadaan yang belum

pasti kebenarannya. Walaupun suatu kejadian yang diperhitungkan pasti

terjadi, namun jika belum terjadi, kejadian tersebut dimasukkan sebagai opini.

Apalagi penilain seseorang terhadap suatu benda atau keadaan atau kejadian

jelas termasuk opini.

Opini (Opinion) juga bisa dikatakan sebagai ide atau pikiran untuk

menjelaskan kecenderungan atau preferensi tertentu terhadap perspektif dan

ideologi akan tetapi bersifat tidak objektif karena belum mendapatkan

pemastian atau pengujian, dapat pula merupakan sebuah pernyataan tentang

sesuatu yang berlaku pada masa depan dan kebenaran atau kesalahannya serta

(30)

dikemudian hari dapat dibuktikan atau diverifikasi, maka opini akan berubah

menjadi sebuah kenyataan atau fakta.

Opini atau pendapat dalam masyarakat biasa dikatakan sebagai pendapat

umum (opini public). Pendapat umum sebenarnya pendapat-pendapat

mengenai keadaan yang sudah lalu (Astrid,1975:47). Cultip dan center dalam

sastropoetro (1987) menyatakan bahwa opini publik adalah sejumlah

akumulasi pendapat individual tentang suatu isu dalam pembicaran secara

terbuka dan berpengaruh terhadap sekelompok orang. Definisi lain yaitu

penilaian sosial mengenai suatu masalah yang penting dan berarti berdasarkan

proses pertukaran yang sadar dan rasional oleh khalayak (Sumarno,1990:19).

Sedangkan Hennesy mendefinisikan Opini Publik sebagai kompleksitas

keyakinan yang diungkapkan oleh sejumlah orang-orang tentang suatu

persoalan mengenai kepentingan umum.

Elizabeth Noelle-Neumann dalam bukunya yang berjudul Return to the

Concept of Powerful Mass Media, mendefinisikan opini publik sebagai sikap

atau perilaku yang harus diungkapkan seseorang kepada publik jika orang

tersebut tidak mengasingkan dirinya sendiri; dalam bidang yang menimbulkan

pertentangan atau perubahan, opini publik adalah sikap-sikap yang

diungkapkan seseorang tanpa membahayakan pengasingan dirinya sendiri.

Dengan kata lain, opini publik adalah suatu pemahaman pada sebagian orang

dalam komunitas yang terus menerus menaruh perhatian terhadap beberapa

(31)

pemerintah harus menghargainya paling tidak berkompromi berupa perilaku

terbuka berdasarkan ancaman untuk dikeluarkan atau diasingkan dari

masyarakat

2. Konsumen rokok

Konsumen berarti orang yang mengkonsumsi sesuatu. Konsumsi sendiri

menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI 2008: 750) adalah konsumsi n

1 pemakaian barang-barang hasil industri (bahan pakaian, makanan, dsb); 2 barang barang yg langsung memenuhi keperluan hidup kita). Dengan demikian

Konsumen menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI 2008: 750) adalah

pemakai barang-barang hasil industri (bahan pakaian, makanan, dsb). Selain itu

konsumen juga bisa diartikan sebagai penerima pesan iklan dan pemakai jasa

(pelanggan dsb).

Pengertian Konsumen menurut Philip Kotler (2000) dalam bukunya

Prinsiples Of Marketing adalah semua individu dan rumah tangga yang

membeli atau memperoleh barang atau jasa untuk dikonsumsi pribadi.

Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan atau jasa yang tersedia

dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain,

maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan.

Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan/atau jasa yang

tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang

(32)

dapat dikelompokkan yakni konsumen antara dan konsumen akhir. Konsumen

antara adalah distributor, agen dan pengecer. Mereka membeli barang bukan

untuk dipakai, melainkan untuk diperdagangkan. Sedangkan pengguna barang

adalah konsumen akhir. Yang dimaksud konsumen akhir adalah konsumen

akhir memperoleh barang atau jasa bukan untuk dijual kembali, melainkan

untuk digunakan, baik bagi kepentingan dirinya sendiri, keluarga, orang lain

dan makhluk hidup lain (Tatik Suryani 2003:12)

Tentunya konsumen mempunyai sikap atau perilaku dalam memperoleh

barang dan jasa juga dalam mengambil keputusan terhadap suatu barang dan

jasa. Hal ini dinamakan Perilaku Konsumen atau Sikap konsumen. Sikap

adalah mempelajari kecenderungan memberikan tanggapan terhadap suatu

objek, baik disenangi ataupun tidak disenangi secara konsisten

(Setiadi,2003:214). Menurut Mowen dan Minor (2002:319) sikap adalah inti

dari rasa suka dan tidak suka bagi orang, kelompok situasi, objek, dan ide-ide

tidak berwujud tertentu.

Sedangkan Schiffman dan Kanuk dalam Suryani (2008:162) menyatakan

sikap merupakan ekspresi perasaan yang berasal dari dalam diri individu yang

mencerminkan apakah seseorang senang atau tidak senang, setuju atau tidak

setuju terhadap suatu objek. Menurut Engel, Blackwell dan miniard (1995)

(dalam Tatik,2008:5) pemahaman terhadap perilaku konsumen mencakup

(33)

mendapatkan, mengkonsumsi dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk

proses keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan tersebut.

“consumer behavior as those activities directly involved in obtaining,

consuming, and disposing of products and service, including the decision processes that precede and follow these actions”.(Engel, Blackwell and Miniard, 1995 : 4)

Perilaku Konsumen merupakan studi tentang bagaimana individu,

kelompok dan organisasi dan proses yang dilakukan untuk memilih,

mengamankan, menggunakan dan menghentikan produk, jasa, pengalaman

atau ide untuk memuaskan kebutuhannya dan dampaknya terhadap konsumen

dan masyarakat. (Hawkins, Best, dan Coney (2007:6) dalam Tatik (2008:5-6))

Rokok merupakan benda yang sudah tidak asing lagi dalam masyarakat.

Merokok sudah menjadi kebiasaan yang sangat umum dan meluas di

masyarakat. Dan ini dapat dikatakan bahwa konsumen rokok di Indonesia

sangatlah banyak. Rokok merupakan produk tembakau yang berarti suatu

produk yang secara keseluruhan atau sebagian terbuat dari daun tembakau

sebagai bahan bakunya yang diolah untuk digunakan dengan cara dibakar,

dihisap, dihirup atau dikunyah. Rokok termasuk rokok kretek, rokok putih,

cerutu atau bentuk lainnya yang dihasilkan dari tanaman nicotiana tabacum,

nicotiana rustica, dan spesies lainnya atau sintetisnya yang asapnya

mengandung nikotin dan tar, dengan atau tanpa bahan tambahan. (3Permenkes

no 28/2013: 5). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia rokok n gulungan

(34)

tembakau (kira-kira sebesar kelingking) yg dibungkus (daun nipah, kertas,

dsb)(KBBI 2008: 1217).

Seperti yang di kutip dari Latar belakang Peraturan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia nomor 40 tahun 2013 tentang peta jalan pengendalian

dampak konsumsi rokok bagi kesehatan (2013: 4) menyebutkan bahwa

konsumsi rokok merupakan epidemi yang mengancam kelangsungan generasi

di Indonesia. Konsumsi rokok meningkat secara pesat dari tahun ke tahun dan

saat ini Indonesia merupakan negara nomor 3 (tiga) dengan jumlah perokok

tertinggi di dunia setelah Cina dan India.

Indonesia merupakan salah satu negara konsumen tembakau terbesar di

dunia.selain itu pada tahun 1970 saja, konsumsi tembakau di Indonesia sudah

mencapai 33 milyar batang pertahun, 217 milyar batang pertahun pada tahun

2000 dan terus meningkat sampai sekarang. Ini berarti peningkatan konsumsi

rokok mencapai 150% pertahun4.

Dalam peraturan menteri kesehatan juga disebutkan bahwa Perokok

pemula remaja usia 10-14 tahun naik 2 kali lipat dalam 10 tahun terakhir dari

9,5% pada tahun 2001 menjadi 17,5% pada tahun 2010 Sementara perokok

pemula usia 15-19 tahun menurun dari 58,9% menjadi 43,3%. Keadaan ini

menunjukkan telah terjadi pergeseran perokok pemula ke kelompok usia yang

lebih muda (Susenas 2004, SKRT 2001).

(35)

Prevalensi merokok meningkat dari 27% pada tahun 1995 menjadi 36.1%

pada tahun 2011. Pada tahun 1970, konsumsi rokok di Indonesia berjumlah 30

miliar batang sedangkan pada tahun 2009 jumlah tersebut meningkat sangat

drastis menjadi 260 miliar batang rokok atau meningkat lebih dari 700%

selama 40 tahun. Sejalan dengan hal tersebut tingkat produksi rokok juga

menunjukkan peningkatan dari 260 miliar batang pada tahun 2010 menjadi 270

miliar batang pada tahun 2011.

Rokok merupakan sumber devisa negara namun sesungguhnya

merupakan kerugian bagi negara baik berupa kesehatan atau moral. Menurut

data depkes tahun 2004, total biaya konsumsi atau pengeluaran untuk

tembakau adalah Rp. 127,4 Triliun. Biaya tersebut sudah termasuk biaya

kesehatan, pengobatan dan kematian akibat tembakau. Sementara penerimaan

negara dari cukai tembakau adalah Rp 16,5 Triliun, artinya biaya pengeluaran

untuk menangani masalah kesehatan akibat rokok lebih besar 7,5 kali lipat dari

pada penerimaan cukai itu sendiri.5

3. Iklan

3.1. Pengertian Iklan

Periklanan atau advertising dapat diidefinisikan sebagai bentuk

presentasi non-personal serta promosi ide-ide, barang-barang serta

5

(36)

jasa yang dilakukan oleh seorang sponsor yang dapat diidentifikasi dan

yang memberikan imbalan untuk tujuan tersebut.

Kata iklan atau advertising berasal dari bahasa yunani, yang

artinya kurang lebih adalah menggiring orang pada gagasan. Adapun

pengertian secara komprehensif adalah semua bentuk aktifitas untuk

menghadirkan dan mempromsikan ide, barang, atau jasa secara

nonpersonal yang dibayar oleh sponsor tertentu. Iklan merupakan suatu

proses komunikasi yang bertujuan untuk membujuk atau menggiring orang

untuk mengambil tindakan yang menguntungkan bagi pihak pembuat

iklan.(Darmadi dkk,2003: 1)

Klepper (seperti dikutip Liliweri, 1997) mendifinisikan iklan sebagai berikut “iklan atau advertising berasal dari bahasa latin “avere”

yang berarti mengoperkan pikiran dan gagasan kepada pihak lain” (h.17).

Wright (seperti dikutip Liliweri, 1997) “iklan merupakan suatu proses

komunikasi yang mempunyai kekuatan yang sangat penting sebagai alat

pemasaran yang membantu menjual barang, memberikan layanan, serta

gagasan atau ide-ide melalui saluran tertentu dalam bentuk informasi yang persuasif” (h.20). Dengan adanya televisi swasta masyarakat bisa

menikmati berbagai tayangan, baik yang mengandung hiburan maupun

pendidikan.

Definisi dari iklan lainnya adalah suatu usaha perorangan atau

(37)

dengan cara mengadakan pengumuman atau propaganda dalam rangka

mencapai suatu tujuan tertentu. (Maya,1978: 1-2)

Iklan bahaya merokok dalam kemasan rokok merupakan iklan

layanan masyarakat atau periklanan Layanan Masyarakat. Monle dan

Carla dalam bukunya prinsip-prinsip pokok periklanan dalam perspektif

global (2007:9) menjelaskan bahwa Iklan Layanan masyarakat dirancang

untuk beroprasi untuk kepentingan masyarakat dan mempromosikan

kesejahteraan masyarakat. Iklan-iklan ini diciptakan bebas biaya oleh para

profesional periklanan dengan ruang dan waktu iklan merupakan hibah

oleh media. Gambar dan tulisan bahaya merokok dalam kemasan rokok

merupakan iklan layanan masyarakat yang disisipkan dalam sebuah

kemasan.

3.2. Fungsi Iklan

Fungsi dari Iklan ialah mengumumkan atau memberitahukan atau

mengajak atau mempropagandakan suatu barang atau jasa, sehingga orang

mengenal dan kemudian tergerak hatinya untuk memiliki dan membeli

barang atau jasa tersebut (Maya,1978:7). Ada beberapa fungsi periklanan

(seperti dikutip Liliweri, 1997, h.47) yang diperluas namun bersumber

pada beberapa buku periklanan, Wright (1978), Dunn (1978), Busch

(38)

a. Fungsi Pemasaran

Iklan sebagai fungsi pemasaran adalah fungsi untuk memenuhi

permintaan para pemakai ataupun pembeli terhadap barangbarang

ataupun jasa serta gagasan yang diperlukannya. Jadi singkatnya iklan

sebagai fungsi pemasaran merupakan alat bantu dari pemasaran.

b. Fungsi Komunikasi

Iklan sebagai fungsi komunikasi berfungsi untuk memberikan

penerangan dan informasi tentang suatu barang, jasa, gagasan yang

lebih diketahui oleh satu pihak dan dijual kepada pihak yang lain agar

mengetahuinya.

c. Fungsi Pendidikan

Iklan sebagai fungsi pendidikan berperan dalam pembentukan

sikap setiap orang yang dapat meningkatkan aspek-aspek kognisinya,

kemudian aspek afeksinya, dan aspek psikomotor dan memberikan

pilihan yang bebas dari khalayak untuk mengambil keputusan.

d. Fungsi Ekonomi

Iklan sebagai fungsi ekonomi merupakan suatu hal yang dapat

mengakibatkan seseorang semakin tahu tentang suatu produk tertentu,

bentuk pelayanan jasa maupun kebutuhan serta memperluas ide-ide

(39)

e. Fungsi Sosial

Iklan sebagai fungsi sosial maksudnya iklan juga dapat membantu

menggerakan suatu perubahan standar hidup serta menggugah

pandangan orang tentang suatu peristiwa, kemudian meningkatkan

sikap, afeksi yang positif dan diikuti pelaksanaan tindakan sosial.

3.3. Iklan (gambar dan tulisan bahaya merokok) dalam kemasan rokok. Iklan (gambar dan tulisan bahaya merokok) dalam kemasan rokok

dapat dikatakan sebagai label. Kemasan Produk Tembakau yang

selanjutnya disebut Kemasan adalah bahan yang digunakan untuk

mewadahi dan/atau membungkus produk tembakau baik yang bersentuhan

langsung dengan produk tembakau maupun tidak (6Permenkes no 28/2013:

5). Kemasan berasal dari kata dasar kemas a 1 teratur (terbungkus) rapi; 2 bersih; rapi; beres; selesai.

Kemasan berarti hasil dari mengemas atau bungkus pelindung

barang dagangan (niaga)(KBBI 2008: 678). Sedangkan label /labél/ n 1 sepotong kertas (kain, logam, kayu, dsb) yang ditempelkan pada barang

yang berisikan tentang nama barang, nama pemilik, tujuan, alamat, dsb; 2

etiket; merek dagang; 3 petunjuk singkat tentang zat-zat yang terkandung

dalam obat dsb; 4 petunjuk kelas kata, sumber kata, dsb dalam kamus

(KBBI 2008: 788).

(40)

Kemasan atau pembungkus biasanya terbuat dari kertas, kaleng,

botol, kotak, plastik, maupun dari gelas, kaca dan sebagainnya.

Pembungkus dalam peranannya memiliki 3 fungsi yang penting, yaitu

melindungi isi didalamnya, mempermudah mengenal suatu barang dan

menjadi alat iklan (maya,1978:23-25).

Label adalah setiap keterangan mengenai produk tembakau yang

berbentuk gambar, tulisan, kombinasi keduanya, atau bentuk lain yang

disertakan pada produk tembakau, dimasukkan ke dalam, di tempatkan

pada atau merupakan bagian Kemasan Produk Tembakau (Permenkes no

28/2013: 5)

Menurut Krasovec & Klimchuk (2006: 158) mengatakan bahwa

label biasanya terbuat dari kertas, laminasi kertas atau film plastik dengan

atau tanpa bahan perekat (sensitif terhadap tekanan), label dapat mencakup

keseluruhan kemasan atau hanya setempat saja. Dapat dipotong dalam

berbagai bentuk berbeda untuk melengkapi kontur suatu bentuk kemasan.

Label menurut kotler (2009: 29) mempunyai fungsi, yaitu :

1. Identifies (mengidentifikasi): label dapat menerangkan

mengenai produk.

2. Grade (nilai/kelas): label dapat menunjukan nilai/kelas dari

suatu produk.

3. Describe (memberikan keterangan): label memberikan

(41)

dibuat, kapan produk dibuat, apa komposisi dari produk dan

bagaimana menggunakan produk secara aman.

4. Promote (mempromosikan): label mempromosikan produk

lewat gambar dan warna yang menarik.

Selain label mengenai informasi tentang rokok, dalam kemasan

rokok terdapat label mengenai bahaya merokok berupa gambar dan

tulisan. Laporan dari WHO menyebutkan beberapa penyakit dengan

kebiasaan merokok, yaitu kangker paru, bronkitis kronik, dan emfisema,

pennyakit jantung iskemik dan penyakit kardiovaskuler lain, ulkus

peptikum, kangker mulut/tenggorokan/kerongkongan, penyakit pembuluh

darah otak dan gangguan janin dalam kandungan (Aditama, 1997: 20).

Beberapa gambar penyakit tersebut muncul dalam kemasan rokok.

Sumber : kompas.com

(42)

Bungkus atau kemasan rokok di Indonesia mulai tanggal 24 Juni

2014 akan diberi label peringatan bergambar berisi lima gambar pilihan

masyarakat yang diadopsi dari Undang-Undang Kesehatan 36/2009,

ditetapkan dengan PP 109/2012 dan dijabarkan dalam Permenkes 28/2013.

Menurut Tulus Abadi dari Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia

mengatakan bahwa Peringatan bergambar menjadi pesan kuat dibanding

pesan teks, untuk meyakinkan masyarakat akan dampak merokok atau

paparan asap rokok 7.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 109 tahun 2012

tentang pengamanan bahan yang mengandung zat adiktif berupa produk

tembakau bagi kesehatan bagian II tentang produksi dan impor pasal 14

menyebutkan bahwa :

1. Setiap orang yang memproduksi dan/atau mengimpor Produk

Tembakau ke wilayah Indonesia wajib mencantumkan

peringatan kesehatan.

2. Peringatan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

berbentuk gambar dan tulisan yang harus mempunyai satu

makna.

3. Peringatan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

tercetak menjadi satu dengan Kemasan Produk Tembakau.

7

(43)

Sedangkan dalam pasal 15 ayat 1 menyebutkan bahwa Setiap 1

(satu) varian Produk Tembakau wajib dicantumkan gambar dan tulisan

peringatan kesehatan yang terdiri atas 5 (lima) jenis yang berbeda, dengan

porsi masing-masing 20% (dua puluh persen) dari jumlah setiap varian

Produk Tembakaunya.

Dalam pasal 17 menyebutkan tentang teknik pemasangan label

bahaya merokok dengan ketentuan sebagai berikut :

1. Gambar dan tulisan peringatan kesehatan sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 15 dicantumkan pada setiap Kemasan

terkecil dan Kemasan lebih besar Produk Tembakau.

2. Setiap Kemasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

mencantumkan 1 (satu) jenis gambar dan tulisan peringatan

kesehatan.

3. Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak berlaku

bagi Rokok klobot, Rokok klembak menyan, dan cerutu

Kemasan batangan.

4. Pencantuman gambar dan tulisan sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:

a. dicantumkan pada bagian atas Kemasan sisi lebar bagian

depan dan belakang masing-masing seluas 40% (empat puluh persen), diawali dengan kata “Peringatan” dengan

(44)

harus dicetak dengan jelas dan mencolok, baik sebagian

atau seluruhnya;

b. gambar sebagaimana dimaksud pada huruf a harus dicetak

berwarna; dan

c. jenis huruf harus menggunakan huruf arial bold dan font 10

(sepuluh) atau proporsional dengan Kemasan, tulisan warna

putih di atas latar belakang hitam.

d. dicantumkan pada bagian atas Kemasan sisi lebar bagian

depan dan belakang masing-masing seluas 40% (empat puluh persen), diawali dengan kata “Peringatan” dengan

menggunakan huruf berwarna putih dengan dasar hitam,

harus dicetak dengan jelas dan mencolok, baik sebagian

atau seluruhnya;

e. gambar sebagaimana dimaksud pada huruf a harus dicetak

berwarna; dan

5. jenis huruf harus menggunakan huruf arial bold dan font 10

(sepuluh) atau proporsional dengan Kemasan, tulisan warna

putih di atas latar belakang hitam.

4. Teori Persepsi Interpersonal

Persepsi merupakan suatu penafsiran yang unik terhadap situasi dan

(45)

kepentingan yang berlainan, sehubungan dengan hal itu maka persepsi itu

sebetulnya suatu proses. roucek (1987:22) mengungkapkan bahwa persepsi

merupakan proses menyadari adanya sesuatu hal dan memberikan suatu

tanggapan, lazim disebut persepsi. kesadaran itu diperoleh berkat penggunaan

panca indera. akan tetapi saran sensoris manusia saja tidak menjelaskan proses

pemahaman. panca idera hanya merupakan alat fisik yang menerima kesan

terhadap objek yang dijumpai manusia dalam kehidupan sehari-hari.

Tatik Suryani dalam bukunya Perilaku Konsumen (2008: 97) menjelaskan

bahwa proses persepsi bukan hanya proses psikologi semata, tetapi diawali

dengan proses fisiologi yang dikenal sebagai sensasi. Persepsi merupakan

proses dimana dalam proses tersebut individu memilih, mengorganisasikan dan

menginterprestasikan stimuli menjadi sesuatu yang bermakna.(schiffman dan

kanuk:2004)

Krech (dalam Thoha, 2004: 142) persepsi adalah “suatu proses kognitif

yang komplek dan menghasilkan suatu gambar unik tentang kenyataan yang

barangkali sangat berbeda dari kenyataannya”. Menurut Thoha (2004: 141) sendiri, persepsi pada hakikatnya adalah “proses kognitif yang dialami oleh

setiap orang didalam memahami informasi tentang lingkungannya, baik lewat

penglihatan, pendengaran, penghayatan, perasaan, dan penciuman”

Proses pembentukan persepsi diawali dengan masuknya sumber melalui

suara, penglihatan, rasa, aroma atau sentuhan manusia, diterima oleh indera

(46)

yang diperoleh dari proses pertama diatas kemudian diseleksi dan diterima.

Fungsi penyaringan ini dijalankan oleh faktor seperti harapan individu,

motivasi, dan sikap.

Sensation yang diperoleh dari hasil penyaringan pada tahap kedua itu

merupakan input bagi tahap ketiga, tahap pengorganisasian sensation. Dari

tahap ini akan diperoleh sensation yang merupakan satu kesatuan yang lebih

teratur dibandingkan dengan sensation yang sebelumnya. Tahap keempat

merupakan tahap penginterpretasian seperti pengalaman, proses belajar, dan

kepribadian. Apabila proses ini selesai dilalui, maka akan diperoleh hasil akhir

berupa Persepsi.(Thoha,2004).

Ada beberapa Faktor yang Mempengaruhi Persepsi. Seperti yang

dikatakan vincent (1997: 35) dalam bukunya Manajemen Bisnis Total seperti

berikut :

1. Faktor pengalaman masa lalu (terdahulu) dapat mempengaruhi

seseorang karena manusia biasanya akan menarik kesimpulan yang

sama dengan apa yang ia lihat, dengar, dan rasakan.

2. Faktor keinginan dapat mempengaruhi persepsi seseorang dalam hal

membuat keputusan. Manusia cenderung menolak tawaran yang tidak

sesuai dengan apa yang ia harapkan.

3. Pengalaman dari teman-teman, dimana mereka akan menceritakan

pengalaman yang telah dialaminya. Hal ini jelas mempengaruhi

(47)

Selain faktor diatas ada 2 faktor yang mempengaruhi persepsi. Faktor

Internal yang mempengaruhi persepsi, yaitu faktor-faktor yang terdapat dalam

diri individu dan Faktor Eksternal yang mempengaruhi persepsi, merupakan

karakteristik dari linkungan dan obyek-obyek yang terlibat didalamnya.

Elemen-elemen tersebut dapat mengubah sudut pandang seseorang terhadap

dunia sekitarnya dan mempengaruhi bagaimana seseoarang merasakannya atau

menerimanya.

Ada beberapa tahap utama dalam persepsi manusia. Menurut liliweri

(2011: 157) Tahap tahap persepsi didefinisikan sebagai proses dimana individu

menjadi lebih sadar tentang objek dan peristiwa yang terjadi dalam dunia

sekeliling. Persepsi mempunyai lima tahapan utama dan manusia selalu

mengikuti tahapan ini. Tahapan tersebut adalah:

1. Stimulation, individu menerima stimulus (rangsangan dari luar), di

saat ini indra akan menangkap makna terhadap stimulus

(meaningfull stimuli).

2. Organization, stimuli tadi diorganisasikan berdasarkan tatanan

tertentu misalnya berdasarkan schemata (membuat semacam

diafragma tentang stimuli) atau dengan reflek perilaku.

3. Interpretation dan evaluation, Individu membuat interpretasi dan

evaluasi terhadap stimuli berdasarkan pengalaman masa lalu atau

(48)

4. Memory, stimulus yang sudah direkam itu direkam dalam memori

atau ingatan.

5. Recall, Semua rekaman atau ingatan itu dikeluarkan, itulah

persepsi

Secara sederhana liliweri (2001) menjaelaskan proses persepsi ini menjadi 3

tahapan utama yaitu :

1. Individu memperhatikan dan membuat seleksi

2. Individu mengorganisasikan objek yang ditangkap oleh indra

(49)

5. Kerangka pikir penelitian

Gambar 2.

Kerangka Pikir

Penelitian ini akan menganalisa konsumen rokok yang dikaitkan

dengan adanya penggunaan tanda (gambar dan tulisan bahaya merokok) dalam

kemasan dan iklan rokok dengan menggunakan Teori Persepsi Komunikasi

(50)

masyarakat (konsumen rokok) terhadap iklan (gambar dan tulisan bahaya

rokok) dalam kemasan rokok. Selain itu penelitian ini mengetahui mengapa

konsumen rokok tetap mengkonsumsi rokok setelah mengetahui bahaya

merokok dari iklan (gambar dan tulisan) dalam kemasan rokok?

6. Originalitas Penelitian

Originalitas Penelitian memuat hasil-hasil penelitian sebelumnya yang

relevan dengan penelitian yang dilakukan, dengan maksud untuk menghindari

duplikasi. Disamping itu, unutk menunjukan bahwa topik yang diteliti belum

pernah diteliti oleh peneliti lain dalam konteks yang sama serta menjelaskan

posisi penelitian bersangkutan. Dalam penelitian komunikasi dan sosial telah

banyak yang meneliti tentang media promosi berupa iklan ataupun kemasan,

dan beberapa hasil tersebut peneliti mengambil beberapa referensi atau rujukan

sebagai telaah pustaka sebagai berikut :

Dalam skripsi yang berjudul “Pengaruh Terpaan Peringatan Pesan pada

Iklan Rokok terhadap Sikap untuk Berhenti Merokok pada Remaja” oleh

Zainul Asngadah Fatmawati mahasiswa Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik

Universitas Diponegoro Semarang (2014) mengungkapkan bahwa objek dalam

penelitian yang diteliti adalah remaja. Persamaan dari penelitian ini adalah

tentang penggunaan label tulisan dan gambar bahaya merokok namun metode

yang diteliti berbeda. Metode yang digunakan dalam penelitian ini

(51)

penelitian yang dilakukan Asngadah Fatmawati menggunakan metode

kuantitatif untuk mengetahui pengaruh yang muncul.

Penelitian selanjutnya yaitu skripsi yang berjudul Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Perilaku Merokok pada Siswa Laki-Laki di Sekolah Menengah

Atas Negeri 1 Banda Aceh Tahun 2013 oleh Novi W. Frihartine mahasiswa

Program Studi D-IV Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan U‟budiyah Banda

Aceh (2013). Dalam penelitian yang dilakukan Novi W. Frihartine membahas

tentang perilaku merokok yang objeknya remaja. Persamaan dari penelitian ini

adalah sama-sama mengkaji tentang konsumen rokok/ perokok aktif namun

ada beberapa berbedaan dalam penelitian ini. Novi W. Frihartine meneliti

tentang factor-faktor yang mempengaruhi seorang perokok untuk merokok,

sedangkan dalam penelitian ini meneliti opini yang muncul oleh konsumen

rokok terhadap penggunaan label tentang bahaya merokok. Beberapa penelitian

lainnya yang sejenis lebih menekankan pada pemaknaan pesan dalam iklan dan

kemasan rokok.

(52)

BAB III

METODE PENELITIAN

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian

deskriptif. Mulyana menjelaskan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian

yang bersifat interpretif (menggunakan penafsiran) yang melibatkan banyak

metode dalam menelaah masalah penelitiannya sebagian ilmuwan

menerjemahkan penelitain kualitatif deskriptif (tanpa angka-angka), tanpa

usaha dalam membangun proposisi, model atau teori (secara induktif)

berdasarkan data yang diperoleh dilapangan (Mulyana, 2004:5). Penelitian

deskriptif hanyalah memaparkan situasi atau peristiwa. Penelitian ini tidak

mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat

prediksi.

Metode deskriptif yaitu suatu metode dengan cara mempelajari

masalah-masalah dan tata cara yang berlaku dalam masyarakat, serta situasi-situasi

tertentu dengan tujuan penelitian yaitu menggambarkan fenomena secara

sistematis fakta atau karakteristik populasi tertentu secara faktual dan cermat

(Rahmat 2002:22). Gorman dan Clayton,1997, juga menyatakan bahwa tujuan

akhir tulisan kualitatif adalah memahami apa yang dipelajari dari perspektif

kejadian itu sendiri, dari sudut pandang kejadian itu sendiri. Riset kualitatif

(53)

sebagai upaya melukiskan peristiwa sepersis kenyataannya yang berarti

membuat pelbagai kejadiannya seperti merekat, dan melibatkan perspektif

(peneliti) yang partisipatif di dalam pelbagai kejadiannya serta menggunakan

penginduksian dalam menjelaskan gambaran fenomena yang diamatinya

(Gorman&Clayto,1997:24).

“Riset kualitatif mengandung pengertian adanya upaya penggalian dan

pemahaman pemaknaan terhadap apa yang terjadi pada berbagai

individu atau kelompok yang berasal dari persoalan social dan

kemanusaiaan” (Creswell 2009:4)

Penelitian dilakukan dengan melihat keonteks permasalahan secara utuh, dengan focus penelitian pada „Proses‟ bukan pada „hasil‟. Dalam penelitian

kualitatif, peneliti sendiri atau dengan bantuan orang lain merupakan alat

pengumpul data utama. Artinya, peneliti sendiri secara langsung

mengumpulkan informasi yang didapat dari subjek penelitian. Selain itu,

penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif

pragmatis. Pragmatis seperti yang dikatakan Pierce (1839-1914) bahwa suatu

nilai kebenaran dapat dicapai melalui penyelidikan yang berorientasi pada

kepentingan masa kini dan masa datang. Nilai kebenaran akan berkembang

(54)

menggunakan pendekatan teoritis dengan menggunakan beberapa teori untuk

meneliti masalah yang diteliti.

2. Unit amatan dan Unit Analisa

Penentuan unit analisa dan unit amatan sangat penting dilakukan agar jelas

satuan analisis dan siapa yang hendak diteliti. Perumusan yang jelas akan

mempermudah dalam pengumpulan data. Satuan analisis adalah keberadaan

atau populasi yang terhadapnya dibuat kesimpulan atau kerampatan empirik.

(Ihalauw, 1994:29). Berdasarkan pengertian tersebut maka unit analisa

penelitian ini adalah opini yang muncul dalam konsumen rokok terhadap iklan

(gambar dan tulisan bahaya merokok) pada kemasan rokok. Opini disini

sampai kepada tataran mengapa konsumen tetap merokok setelah mereka tahu

tentang bahaya merokok yang digambarkan pada kemasan rokok.

Unit amatan adalah sesuatu yang dijadikan sumber untuk memperoleh data

dalam rangka menggambarkan atau menjelaskan tentang satuan analisis

(Ihalauw, 2003:178). Dalam penelitian ini yang dijadikan unit amatan adalah

konsumen rokok atau perokok aktif.

3. Jenis Data 3.1. Data Primer

Data primer diperoleh dari wawancara dengan responden yang terkait

(55)

3.2. Data Sekunder

Data sekunder diammbil untuk menunjang data primer diantaranya

dengan melakukan studi pustaka dan dokumen.

4. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini dilakukan

penulis berdasarkan kebutuhan analisa dan pengkajian. Pengumpulan data

tersebut sudah dilakukan sejak penulis menentukan permasalahan yang sedang

dikaji, pengumpulan data yang dilakukan adalah :

4.1. Penelitian pustaka (library research)

Penelitian pustaka (library research) dilakukan dengan mempelajari dan

mengkaji literatur yang berhubungan dengan permasalahan, untuk

mendukung dan memperkuat asumsi sebagai landasan teori permasalahan

yang dibahas yakni berkenaan dengan suatu opini masyarakat (konsumen

rokok) terhadap penggunaan gambar dan tulisan bahaya merokok dalam

kemasan dan iklan rokok.

4.2. Analisis dokumen

Analisis dokumen dilakukan untuk mengumpulkan data yang bersumber

dari dalam konsumen rokok ataupun luar yang berkaitan dengan

penelitian tersebut. Guba dan Lincloln (dalam Moloeng, 2007: 216)

mengemukakan dokumen adalah setiap bahan tertulis ataupun film.

(56)

tentang opini masyarakat (konsumen rokok) terhadap penggunaan gambar

dan tulisan bahaya merokok dalam kemasan dan iklan rokok.

4.3. Wawancara

Wawancara merupakan percakapan dengan maksud tertentu (moleong,

2000:135). Wawancara merupakan suatu proses transmisi data dari

seseorang (informan) kepada pewancara sebagai bahan untuk melengkapi

bidang yang diteliti oleh si pewawancara. Dalam hal ini peneliti

menyiapkan daftar pertanyaan yang akan diberikan kepada informan yaitu

konsumen rokok

5. Teknik Analisa Data

Dalam penelitian ini teknik yang digunakan untuk mengolah data dengan

menggunakan metode kualitatif yaitu data diperoleh dengan melalui

pengamatan dilapangan, melakukan wawancara langsung kepada subjek

(konsumen rokok) serta dokumentasi atau keterangan lain yang dapat

dimanfaatkan. Menurut Miles dan Huberman : langkah-langkah dalam analisis

data adalah reduksi data, display data, penarikan kesimpulan dan verifikasi.

Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemisahan, perbaikan

dan penyederhanaan, pengabstrakan dan transpormasi data kasar yang muncul

dari catatan-catatan tertulis di lapangan.

Display data atau penyajian data sebagai sekumpulan informasi tersusun

(57)

pengambilan tindakan. Dengan cara ini diharapkan dapat memperoleh data

yang lebih akurat dan dapat membantu lancarnya penelitian.

Untuk memperoleh keabsahan data makan dalam analisa ini akan

menggunakan tekhnik trianggulasi data yang berarti mengadakan cross dan

check antara sumber data satu dengan yang lainya sehingga dapat ditarik

kesimpulan analisa yang signifikan atas permasalahan yang diteliti.

Kesimpulan-kesimpulan juga diverifikasi selama penelitian berlangsung.

Verifikasi ini merupakan tinjauan ulang pada catatan-catatan lapangan untuk

menguji kebenaran data, kekokohan, kecocokannya, yakni yang merupakan

validitasnya.

Pada penelitian ini peneliti hanya akan menggunakan tekhnik

membandingkan hasil pengamatan dengan hasil wawancara dan

membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian

dengan apa yang dikatakan sepanjang waktu yaitu dengan jalan

membandingkan hasil wawancara dengan hasil pengamatan (obsevasi) dan

membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat

(58)

BAB IV

ROKOK : SEJARAH, DINAMIKA dan REGULASI

1. Sejarah Rokok

Rokok berawal dari sebuah tradisi kuno masyarakat asli benua amerika

(Maya, Aztec dan Indian) sejak 1000 tahun sebelum masehi. Pada mulanya

tradisi tersebut dilakukan dengan cara mengunyah tembakau dan menghisap

tembakau dengan menggunakan sebuah pipa. Tujuan tradisi ini pada masa itu

adalah untuk menunjukan persahabatan dan persaudaraan saat beberapa suku

yang berbeda berkumpul, serta sebagai ritual pengobatan.

Setelah itu dengan adanya jalur perdagangan maka tradisi mengunyah dan

menghisap tembakau ini mulai menyebar ke daratan Eropa. Jean nicot seorang

diplomat dan petualang perancislah yang mengenalkan rokok hampir ke

seluruh Eropa dan nama nikotin diambil dari namanya. Beberapa catatan lain

mengungkapkan bahwa tradisi merokok yang lebih tua berasal dari Turki

Di Indonesia, Haji Jamahri dari kudus adalah orang pertama yang meramu

tembakau dengan cengkeh pada tahun 1880-an. Awalnya Haji Jamahri

mencari ramuan untuk mengobati penyakit asma yang dideritanya. Namun

racikan tembakau dan cengkeh menjadi terkenal.

Rokok sendiri Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia rokok n gulungan

(59)

dsb)(KBBI 2008: 1217). Rokok merupakan silinder dari kertas berukuran

panjang antara 70 hingga 120 mm (bervariasi tergantung negara) dan berdiameter

sekitar 10 mm yang berisi daun tembakau yang dicacah. Rokok dibakar pada

salah satu unjungnya dan dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup lewat

mulut pada ujung lainnya.

Ada dua tipe rokok yaitu rokok non-filter dan rokok filter. Yang membedakan

adalah terdapat filter penyaring dalam setiap gulungan rokok. Tujuannya adalah

meringankan efek yang muncul dari setiap hisapan rokok. Kandungan-kandungan

cengkeh dan tembakau yang tidak baik tidak langsung masuk kedalam tubuh.

Filter atau penyaring biasa terbuat dari spon terdapat dibagian ujung yang dihisap.

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia no 28 tahun 2013

tentang pencantuman peringatan kesehatan dan informasi kesehatan pada kemasan

produk tembakau (2013: 5) Bab I ketentuan umum pasal 1 ayat 4 menerangkan

bahwa rokok merupakan produk tembakau yang berarti suatu produk yang secara keseluruhan atau sebagian terbuat dari daun tembakau sebagai bahan

bakunya yang diolah untuk digunakan dengan cara dibakar, dihisap, dihirup

atau dikunyah. Rokok termasuk rokok kretek, rokok putih, cerutu atau bentuk

lainnya yang dihasilkan dari tanaman nicotiana tabacum, nicotiana rustica, dan

spesies lainnya atau sintetisnya yang asapnya mengandung nikotin dan tar,

dengan atau tanpa bahan tambahan. (8Permenkes no 28/2013: 5)

Sedangkan merokok didefinisikan sebagai kegiatan membakar tembakau yang

kemudian dihisap asapnya, baik menggunakan rokok maupun menggunakan pipa

(60)

(Arum, 2008). Senada dengan itu definisi merokok juga dikemukakan oleh

amstrong seperti yang dikutip oleh Nasution (2007) yakni menghisap asap

tembakau yang dibakar ke dalam tubuh dan menghembuskannya kembali ke luar.

2. Dinamika rokok di Indonesia

Kutipan Latar belakang Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

nomor 40 tahun 2013 tentang peta jalan pengendalian dampak konsumsi

rokok bagi kesehatan (2013: 4) menyebutkan bahwa konsumsi rokok

merupakan epidemi yang mengancam kelangsungan generasi di Indonesia.

Berdasarkan data dari Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan

(P2PL) Kementrian Kesehatan (2013), saat ini Indonesia masih menjadi

negara ketiga dengan jumlah perokok aktif terbanyak di dunia 61,4 juta

perokok setelah Cina dan India sekitar 60 persen pria dan 4,5 persen wanita di

Indonesia adalah perokok. Sementara itu, perokok pada anak dan remaja juga

terus meningkat 43 juta dari 97 juta warga Indonesia adalah perokok pasif.

Menurut data dari Dinas Kesehatan Republik Indonesia, Hampir satu dari

tiga orang dewasa merokok. Prevalensi merokok di kalangan orang dewasa

meningkat ke 31,5% pada tahun 2001 dari 26,9 % pada tahun 1995 Lebih dari

6 dari 10 pria merokok, namun sedikit wanita yang merokok. Pada tahun

2001, 62,2% dari pria dewasa merokok, dibandingkan dengan 53,4 % pada

tahun 1995. Hanya 1,3% wanita dilaporkan merokok secara teratur pada tahun

(61)

tahun, saat masih anak-anak atau remaja. Rata-rata umur mulai merokok yang

semula 18,8 tahun pada tahun 1995 menurun ke 18,4 tahun pada tahun 2001

(sumber : DEPKES RI/2001).

Menurut Abdillah Ahsan9, selaku peneliti Lembaga Demografi Fakultas

Ekonomi (FE) Universitas Indonesia (UI), menerangkan bahwa Tahun 1995,

jumlah perokok di Indonesia mencapai 27 persen dari jumlah penduduk di

Indonesia. Sedangkan tahun 2011, jumlah perokok meningkat menjadi 36

persen.Untuk penduduk pria, jumlah perokok mencapai 50 persen pada 1995.

Tahun 2011 meningkat menjadi 67 persen. Ini berarti setiap dua dari tiga

penduduk pria di Indonesia merokok. Untuk penduduk wanita, jumlah

perokok mencapai satu persen pada 1995. Jumlah ini menjadi empat persen

pada 2011. Ini berarti ada peningkatan 400 persen jumlah perokok wanita

selama 16 tahun itu.

Abdillah Ahsan juga menyatakan bahwa Peningkatan jumlah perokok itu

diakibatkan pemerintah tidak proaktif dalam mengendalikan konsumsi rokok

di Indonesia. Hal ini terbukti dari tidak diratifikasinya Kerangka Kerja

Konvensi Pengendalian Tembakau oleh pemerintah Republik Indonesia.

Dinas Kesehatan dibawah kementrian kesehatan melakukan tindakan

untuk mengurangi penggunaan rokok salah satunya adalah pemakaian label

iklan mengenai dampak dari merokok yang dipasangkan dalam kemasan

(62)

rokok. Peraturan ini harus di patuhi oleh semua produsen rokok baik lokal

maupun luar negeri yang rokoknya di perdagangkan di Indonesia.

3. Regulasi rokok di Indonesia

3.1. Peraturan Pemerintah mengenai penggunaan iklan (gambar dan tulisan bahaya merokok) dalam kemasan rokok.

JAKARTA/jawa pos – Mulai hari Selasa (24/6) ini satu lagi

aturan yang membuat aktivitas merokok semakin tidak nyaman

diterapkan. Pemerintah mewajibkan semua kemasan rokok yang

beredar mencantumkan gambar kondisi organ tubuh yang rusak jika kebiasaan merokok tidak dihentikan. Dengan gambar yang ‟‟seram‟‟

itu, diharapkan jumlah perokok aktif di Indonesia bisa ditekan10.

Aturan penempelan gambar bahaya merokok itu tertuang dalam

Peraturan Pemerintah No 109/2012.

Peraturan Pemerintah No 109/2012 diadopsi dari Undang-undang

no 36 tahun 2009 tentang kesehatan pada bagian 17 mengenai

pengamanan zat adiktif (termasuk rokok) pasal 114 yang berbunyi “Setiap orang yang memproduksi atau memasukkan rokok ke wilayah

Indonesia wajib mencantumkan peringatan kesehatan”. Selain itu

dalam pasal 160 di undang-undang yang sama yang berisi :

Gambar

Gambar
TABEL
Gambar  1. Label rokok
Gambar 2. Kerangka Pikir
+7

Referensi

Dokumen terkait

Mengembalikan seluruh biaya selama pendidikan yang telah dikeluarkan Pemerintah, dikarenakan mengundurkan diri, diberhentikan dengan hormat maupun tidak hormat

Puji syukur pada Tuhan atas rahmatNya sehingga penyusunan penulisan hukum/skripsi yang berjudul: “TINJAUAN HUKUM PIDANA TERHADAP REHABILITASI KORBAN PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA”..

Penyusunan program pengawasan adalah kegiatan PS dalam menyusun program pengawasan akademik dan manajerial, program pembinaan guru dan/atau kepala sekolah, program

Meskipun narkotika sangat bermanfaat dan diperlukan untuk pengobatan dan pelayanan kesehatan, namun apabila disalahgunakan atau digunakan tidak sesuai dengan standar kesehatan,

Jenis Usaha Jasa Pariwisata yang dipilih adalah Biro Perjalanan Wisata – Penyedia paket wisata minat khusus di Jogjakarta. Mengapa hanya satu mata rantai saja yang

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 907/Menkes/SK/VII/2002 tentang Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Akademis. Dalam Menyelesaikan Pendidikan Sarjana

[r]