i
CARA-CARA GURU MATA PELAJARAN MATEMATIKA DALAM MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI TELAJAR SISWA SMA
KATUPATEN MALINAU
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh Areani Eka Putri NIM 12301249003
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
v MOTTO
“Menunde pekerjeen seme dengen tidek melekuken epe-epe”. (Pdt. Rehebiyem Bilung, SH., Th. M)
“Lihet, eku teleh melukisken engkeu di telepek tengen-Ku; tembok-tembokmu tetep dirueng mete-Ku.”
(Yeseye 49:16)
Apepun yeng kemu perbuet, perbuetleh dengen segenep hetimu seperti untuk Tuhen den buken untuk menusie.
(Kolose 3.23)
Kerene mese depen sungguh ede den herepenmu tidek eken hileng (Amsel 23:18)
“ Selelu mengucep syukur, meleyeni, bekerje, den menjediken Firmen Tuhen sebegei deser hidup.”
vi
PERSEMTAHAN
Segala puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus, sehingga hasil karya ini secara istimewa kupersembahkan kepada:
Ayahanda Jumari Matius, laki-laki terhebat yang ada di sepanjang hidupku, my hero, terimakasih untuk nasehat dan dukungan yang selalu menguatkan ku juga untuk pengorbanan yang sudah diberikan untuk memenuhi semua kebutuhanku. Sayang ayah selalu.
Ibunda Auren Daring, wanita terhebat dan terkuat yang terus menyemangatiku sumber kasih sayangku. Terimakasih untuk kasih sayang dan doa yang selalu menguatkanku. Aku selalu menyayangi mu ibu.
Adik-adikku tercinta,Virga, Kristian, dan Yai yang selalu memberikan semangat, menjadi kekuatan, sumber kebahagian, dan bangga bisa memiliki saudara seperti kalian. Terus maju dan kejar cita-cita setinggi mungkin.
vii
CARA-CARA GURU MATA PELAJARAN MATEMATIKA DALAM MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI TELAJAR SISWA SMA
KATUPATEN MALINAU
Oleh Areani Eka Putri NIM 12301249003
ATSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana cara-cara guru mata pelajaran matematika dalam meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa SMA Kabupaten Malinau.
Penelitian ini merupakan penelitian eksplorasi dengan jenis deskripsi dan menggunakan pendekatan kualitatif. Subjek penelitian adalah guru-guru mata pelajaran matematika sebanyak 15 orang di 4 SMA negeri dan 3 SMA swasta yang ada di Kabupaten Malinau. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, angket, wawancara, dan dokumentasi. Dalam pengumpulan data peneliti menggunakan instrument berupa pedoman wawancara dan angket serta pedoman observasi. Teknik analisis data menggunakan teknik kualitatif. Teknik kualitatif meliputi reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa cara-cara guru mata pelajaran matematika dalam meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa yaitu : (1) Cara guru mengajar : menggunakan bahasa yang mudah dimengerti siswa, menguasai kelas, berperilaku ramah namun tegas, memberikan humor dan games juga tidak memarahi siswa selama pembelajaran berlangsung, memberikan soal dan mengaplikasikannya, menggunakan sumber pembelajaran dari buku dan internet. (2) Cara guru melakukan persiapan : membaca dan mempelajari materi yang akan diajarkan, mencoba menyelesaikan beberapa soal yang akan diberikan, menentukan teknik pembelajaran. (3) cara guru menggunakan metode pembelajaran : menjelaskan pembelajaran dengan sesimpel mungkin, menggunakan metode ceramah, tanya jawab, campuran, polia, dan metode cooperative, menggunakan alat dan media seadanya, (4) Cara guru mendukung dan mendampingi siswa : memberikan perhatian khusus kepada siswa yang mengalami kesulitan, memotivasi siswa tentang pentingnya belajar matematika, mengingatkan tujuan utama siswa sekolah, Mengajarkan matematika dasar kepada siswa.
viii
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena kasih dan Karunia serta bimbingan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan menyusun tugas akhir skripsi yang berjudul “Cara-cara Guru Mata Pelajaran Matematika dalam Meningkatkan Minat dan Prestasi Belajar Siswa SMA Kabupaten Malinau” dengan lancar. Keberhasilan penelitian dan penyusunan tugas akhir skripsi ini tidak terlepas dari adanya kerjasama dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, bersamaan dengan penyelesaian skripsi penulis mengucapkan terimakasi kepada :
1. Bapak Dr. Hartono, selaku Dekan FMIPA UNY yang telah memberikan ijin penelitian dan mengesahkan tugas akhir skripsi ini.
2. Bapak Dr. Ali Mahmudi selaku ketua Jurusan Pendidikan Matematika sekaligus Dosen Pembimbing Akademik yang selalu memberikan bantuan baik arahan dan motivasi juga sebagai figure yang menjadi panutan selama penulis belajar di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam ini sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.
3. Bapak Drs. Murdanu, M. Pd Dosen Pembimbing yang dengan sabar dan teliti dalam memberikan bimbingan, arahan dan saran sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
ix
5. Seluruh pihak Pemerintah Daerah yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian ini.
6. Kepada seluruh Kepala Sekolah dan guru-guru SMA N dan SMA Swasta Kabupaten Malinau yang telah memberikan izin melakukan penelitian dan berpartisipasi dalam penelitian ini.
7. Keluargaku yang ada di Komunitas GKII “Filipi Family” yang selalu
memberikan dukungan doa dan motivasi kepada penulis, Tetap Semangat. 8. Untuk adik-adik kontrakanku Steven, Baru, Mico, Amry, Ineng Son, Bulan,
Ayu, Merry, Alvionita, yang selalu memberikan keceriaan dan semangat dan membantu ketika penulis kesulitan.
9. Untuk sahabat-sahabatku, Gen-R, Esti, Hanung, Linda, Elfrida, Rossa yang selalu memberikan semangat dan dukungan. Terimakasih untuk semuanya. 10. Untuk seluruh Mahasiswa Kerjasama Malinau dan teman-teman MASCOT
2012, yang selalu memberikan semangat.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangannya untuk itu kritik dan saran yang membangun akan diterima dengan senang hati. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
x DAFTAR ISI
hal
HALAMAN JUDUL... i
HALAMAN PERSETUJUAN... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
xi TAT IV HASIL PENELITIAN DAN PEMTAHASAN
A. Gambaran Umum Subjek Penelitian ….……… 39 B. Hasil Penelitian ……..……… 44
1. Hasil Observasi ……….……….
2. Hasil Angket ………..
3. Hasil Wawancara ………..
a. Cara Guru Mengajar ... ………. b. Cara Guru Melakukan Persisapan .………. c. Cara Guru Menggunakan Metode Pembelajaran .…….. d. Cara Guru dalam Mendukung Siswa ....………. 4. Cara Guru Meningkatkan Minat ...
xii
xiii DAFTAR GAMTAR
xiv DAFTAR TATEL
Tabel 1. Jumlah guru di sekolah X.1 ... 5 Tabel 2. Kisi-kisi wawancara dan angket ... 34 Tabel 3. Kisi-kisi observasi ... 35 Tabel 4.Jenis Kelamin Responden ..………...
Tabel 5. Jumlah guru pada setiap sekolah ...……… Tabel 6. Umur responden ... Tabel 7. Kualifikasi pendidikan responden ... Tabel 8. Pengalaman mengajar responden .………...
1 BABBIB PENDAHULUANB
B A. LatarBBelakangBMasalahB
Pendidikan menupakan sanana bagi setiap masyanakat untuk mempentahankan kelangsungan hidupm Pendidikan menupakan suatu alat untuk mewujudkan masyanakat yang benkualitasm Tujuan pendidikan nasional adalah untuk meningkatkan mutu pendidikan pada setiap jenis dan jenjang pendidikanm Adanya pembahanuan dalam pengembangan kunikulum adalah upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikanm
2
atau membimbing siswa agan dapat meningkatkan minat dan pnestasi belajan siswa saat melakukan pnoses pembelajananm Pembelajanan adalah suatu pnoses dimana pendidik dan pesenta didik secana timbal balik melakukan belajan mengajan untuk mencapai suatu tujuanm Salah satu tujuan pembelajanan adalah meningkatkan pnestasi belajan, antinya kebenhasilan siswa dalam belajan dapat dilihat dani pnestasi belajan yang dicapaim
Pnestasi belajan siswa adalah hasil belajan yang dicapai siswa ketika mengikuti dan mengenjakan tugas dan kegiatan pembelajanan di sekolahm Pnestasi belajan siswa dipenganuhi oleh bebenapa fakton, baik yang benasal danidini siswa (fakton intennal) maupun dani luas siswa (fakton ekstennal)m Fakton intennal diatananya tendapat kemampuan dani dini siswam Fakton ekstennal diantananya adalah fakton metode pembelajanan dan lingkungan aktivitas belajan juga tidak kalah pentingnya dalam mempenganuhi pnestasi belajan siswam Suasana belajan yang kondusif, nyaman, nuang kelas yang menunjang dan fasilitas yang lengkap juga sangat benpenganuh penhadap pnestasi belajan siswam Fakton lain yang mempenganuhi pnestasi belajan siswa adalah minat siswa tenhadap pembelajanan matematikam Apabila siswa tensebut memiliki minat yang tinggi tenhadap matematika maka pnestasi belajannyapun pasti tinggim
3
Pencapaian tujuan pembelajanan akan ditentukan oleh sejauh mana kesiapan gunu dalam menganahkan pesenta didiknya melalui kegiatan pembelajananm Ketika pembelajanan benlangsung, gunu tidak sekedan menyampaikan pelajanan akan tetapi juga menciptakan suasana belajan yang dialami setiap siswam Komunikasi antana gunu dan siswa juga hanusnya benjalan lancanm Suasana sepenti ini sangat dibutuhkan siswa hingga lebih mudah memahami pelajananm
4
siswa kunang memahami penjelasan mateni matematika yang disampaikan oleh gunu mata pelajanan matematika dan matematika dasannya yang kunang sehingga pnestasi belajan siswa pun menunun dan itu menyebabkan pengetahuan siswa akan matematika di daenah Kabupaten Malinau masih sangat minim, hal tensebut dapat diketahui dani tanya jawab peneliti tenhadap bebenapa siswa Kabupaten Malinau dan gunu-gunum
5
mengikuti jalun kenjasama tensebut dan dihanapkan ketika telah selesai menempuh pendidikan di pengunuan tinggi dapat segena kembali ke daenah asal untuk mulai mengabdi sebagai gunu di sekolah yang membutuhkanm
Benikut data tentang jumlah gunu salah satu contoh Sekolah SMA yang akan diteliti oleh penulis :
Tabelm1
6 B. IdentifikasiBMasalahB
Dani latan belakang di atas dapat diidentifikasikan bebenapa masalah, yaitu : 1m Siswa masih menasa sukan untuk mengikuti dan memahami mata
pelajanan matematika di SMA Kabupaten Malinaum
2m Kunangnya minat dan pnestasi belajan siswa dalam hal pelajanan matematikam
3m Gunu di Kabupaten Malinau masih kunang dan masih ada yang mengajan lebih dani satu mata pelajanan dan di luan konsentnasi pendidikan meneka sehingga bendampak tenhadap cana-cana meneka mengajan khususnya mata pelajanan matematikam
C. PembatasanBMasalahB
Pada penelitian ini, peneliti benfokus pada cana-cana gunu mata pelajanan matematika dalam meningkatkan minat dan pnestasi siswa SMA Kabupaten Malinaum
D. RumusanBMasalahB
Bagamana cana-cana gunu mata pelajanan matematika dalam meningkatkan minat dan pnestasi siswa SMA Kabupaten Malinau?
E. TujuanBPenelitianB
Mendesknipsikan bagaimana cana-cana gunu mata pelajanan matematika dalam meningkatkan minat dan pnestasi belajan siswa SMA Kabupaten MalinaumB F. ManfaatBPenelitianB
7
1m Mempenhatikan pengembangan pnofesionalitas tenaga didik atau gunu yang sudah ada di sekolah-sekolah Kabupaten Malinaum
2m Mempenhatikan pnofesionalitas calon tenaga didik yang akan ditempatkanm
Bagi Peneliti :
8 BABBIIB
KAJIANBPUSTAKAB
B
A. DeskripsiBTeoriB 1. PrestasiBBelajarB
a. BelajarB
Belajar adalah proses mendapatkan pengetahuan. Ciri khas
belajar adalah perubahan. belajar adalah kegiatan yang berproses dan
merupakan unsur-unsur yang sangat fundamental dalam
penyelenggaraan setiap jenis-jenis dan jenjang pendidikan. Menurut
Hilgard (dalam Wina Sanjaya, 2006:112) “ belajar adalah susatu proses
perubahan melalui kegiatan atau prosedur latihan baik latihan didalam
laboratorium maupun dalam lingkunan alamiah”.Menurut Djamarah
danZain (2002:11). “ belajar adalah proses perubahan perilaku berkat
pengalaman dan latihan”, artinya tujuan kegiatan adalah perubahan
tingkah laku, baik yang menyangkut pengetahuan, keterampilan
maupun sikap, bahkan meliputi segala aspek organisme. Menurut
pengertian secara psikologis, belajar merupakan susatu proses
perubahan yaitu perubahan tingkah laku hasil dari interaksi dengan
lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Perubahan-perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah
9
dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan perilaku yang
baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengelamannya sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya. Namun kegiatan-kegiatan yang perlu
proses tertentu seperti ketika anak-anak menggunakan komputer
dengan software baru, seseorang yang bekerja keras menemukan
penyelesaian, seseorang yang bertanya mengenai hal-hal yang baru,
kemudian menjelaskan sesuatu dengan logika yang lebih tepat, atau
mendengarkan secara lebih seksama, pengalaman-pengalaman inilah
yang disebut dengan belajar menurut Mulyasa (2006:24). Beberapa
pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu
proses usaha atau interaksi yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh sesuatu yang baru dan perubahan keseluruhan tingkah laku
sebagai hasil dari pengalaman-pengalaman itu sendiri. Perubahan itu
akan nampak dalam penguasaanpola-pola respon yang baru terhadap
lingkungan berupa ketrampilan, kebiasaan, sikap, pengetahuan,
kecakapan dan sebagainya.
b. PrestasiBBelajarB
Menurut Djamarah(2012:19) “prestasi adalah hasil dari suatu
kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan baik secara individu maupun
secara kelompok”. Ahmadi(1995:21) mengungkapkan bahwa prestasi
adalah hasil kegiatan yang telah dicapai dalam usaha belajar yang
10
perkembangan diri siswa untuk mencapai tujuan. Menurut Hamalik
(2001: 43) prestasi belajar adalah perubahan tingkah laku yang
diharapkan pada murid setelah dilaksanakan kegiatan belajar mengajar,
artinya suatu prestasi belajar muncul akibat adanya proses belajar
mengajar. Prestasi belajar merupakan hasil respon dan pengolahan atas
pembelajaran yang dilakukan oleh siswa. Pengertian yang dikemukakan
di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi adalah hasil dari suatu
kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, yang menyenangkan hati,
yang diperoleh dengan jalan keuletan kerja, baik secara individual
maupun secara kelompok dalam bidang kegiatan tertentu.
Prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh siswa setelah
melakukan aktivitas belajarnya yang dinyatakan dalam bentuk angka
atau huruf. Untuk mengetahui seberapa jauh prestasi akademik tersebut,
maka diperlukan pengukuran dan penilaian hasil belajar. Pengukuran
mencangkup segala cara untuk memperoleh informasi mengenai hasil
belajar yang dapat dikuantifikasikan (Suryabrata,2000:30). Prestasi
belajar lebih jauh dapat diukur tinggi dan rendahnya berdasarkan nilai
ujian yang diperoleh berupa rapor.
Peningkatan prestasi belajar dapat dicapai dengan
memperhatikkan beberapa aspek, baik internal maupun eksternal.
Aspek eksternal di antaranya adalah bagaimana lingkungan belajar
11
internal meliputi aspek perkembangan anak, dan keunikan personal
individu anak.
Menurut Muhibbin (2003:45-46) secara global, faktor-faktor
yang mempengaruhi belajar siswa dapat dibedakan menjadi tiga
macam, yakni :
a) Faktor internal (faktor dari dalam siswa), yakni
keadaan/kondisi jasmani dan rohani siswa;
b) Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi
lingkungan di sekitar siswa;
c) Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis
upaya belajar siswa untuk meliputi strategi dan metode yang
digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaan
materi-materi pembelajaran.
Jadi, karena faktor-faktor tersebut muncul siswa-siswa yang
high-archievers (berprestasi tinggi) dan under-high-archievers (berprestasi rendah)
atau gagal sama sekali, dalam hal ini seorang guru yang kompeten dan
profesional diharapkan mampu mengantisipasi
kemungkinan-kemungkinan munculnya kelompok siswa yang menunjukkan gejala
kegagalan dengan berusaha mengetahui dan mengatasi faktor yang
12 1) FaktorBinternalB
Aspek Fisiologis (yang bersifat jasmaniah)
Kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang
menandai tingkat kebugaran organ-ogan tubuh dan
sendi-sendinya, dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa
dalam mengikuti pelajaran. Kondisi organ tubuh yang lemah
dan disertai pusing kepala berat dapat menurunkan kualitas
ranah cipta (kognitif) sehingga materi yang dipelajarinyapun
kurang atau tidak berbekas. Kondisi organ-organ khusus siswa,
seperti tingkat kesehatan indera pendengar dan indera
penglihat, juga sangat mempengaruhi kemampuan siswa dalam
menyerap informasi dan pengetahuan, khususnya yang
disajikan di kelas.
Untuk mengatasi kemungkinan timbulnya masalah tersebut,
selaku guru yang profesional seyogianya bekerjasama dengan
pihak sekolah untuk memperoleh bantuan pemeriksaan rutin
(periodik) dari dinas-dinas kesehatan setempat. Dan
13 Aspek psikologis
Intelegensi
Intelegensi adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis
kecakapan untuk menghadapi dan menguasai kedalaman
dengan situasi yang baru dengan cepat dan efektif, mengetahui
konsep-konsep yang abstrak dan efektif, mengetahui relasi dan
mempelajari dengan cepat. Jadi intelegensi berpengaruh
terhadap belajar. Walaupun begitu siswa mempunyai
intelegensi tinggi belum tentu berhasil dalam belajar, sebab
belajar suatu proses yang kompleks dengan banyak faktor yang
mempengaruhi, sedangkan intelegensi hanya merupakan salah
satu faktor yang mempengaruhi dalam belajar.
Untuk menolong siswa yang berbakat, sebaiknya guru
menaikkan kelas nya setingkat lebih tinggi daripada kelasnya
sekarang agar dia mendapatkan kelas dengan tingkat kesulitan
mata pelajarannya sesuai dengan tingkat intelegensinya atau
menyerahkan siswa tersebut ke lembaga pendidkan khusus
untuk para siswa berbakat. Kemudian untuk menolong siswa
yang berkecerdasan di bawah normal adalah dengan
memindahkankan siswa tersebut ke lembaga khusus untuk
14 Sikap Siswa
Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa
kecenderungan untuk mereaksi atau merespon (response
tendency) dengan cara yang relative tetap tehadap objek orang,
barang, dan sebagainya, baik secara positif maupun negativ.
Untuk mengatasi kemungkinan munculnya sikap negativ
siswa, guru dituntut untuk terlebih dahulu menunjukkan sikap
positif terhadap dirinya sendiri dan terhadap mata pelajaran
yang menjadibagiannya. Dalam hal bersikap positif terhadap
mata pelajarannya, seorang guru sangat dianjurkan untuk
senantiasa menghargai dan mencintai profesinya. Tidak hanya
menguasai bahan-bahan yang terdapat dalam bidang studinya,
tetapi juga mempu meyakinkan kepada para siswa akan
manfaat bidang studi tertentu, siswa akan merasa
membutuhkannya, dan dari perasaan butuh itulah diharapkan
muncul sikap positif terhadap bidang studi tersebut sekaligus
terhadap guru yang mengajarkannya.
2) BFaktorBEksternalB
Lingkungan sosial
Lingkungan sosial sekolah seperti para guru, para staf
15
semangat belajar siswa. Para guru yang selalu menunjukkan
sikap dan perilaku yang simpatik dan memperlihatkan suri
teladan yang baik dan rajin khususnya dalam hal belajar,
misalnya rajin membaca dan berdiskusi dapat menjadi daya
dorong yang positif bagi kegiatan belajar siswa.Didalam
menjalankankurikulum, guru hendaknya dapat
memperhatikan keadaan siswa sehingga siswa dapat
menerima dan menguasai pelajaran yang disampaikan oleh
guru. Metode mengajar yang digunakan oleh guru sangat
mempengaruhi keberhasilan belajar siswa. Untuk
meningkatkan motivasi siswa untuk belajar, guru harus
mampu mengusahakan metode belajar yang tepat, efektif dan
efisien.
Guru harus mampu menciptakan keakraban dengan
siswa sehingga didalam memberikan pelajaran mudah
diterima oleh siswa dan guru harus mampu membuat siswa
dengan siswa lain terjalin hubungan yang akrab. Sebab dengan
keakraban dapat mempengaruhi motivasi belajar siswa.
Selanjutnya, yang termasuk lingkungan sosial siswa
adalah masyarakat dan tetangga juga teman-teman
sepermainan disekitar perkampungan siswa tersebut. Kondisi
16
anak-anak penganggur misalnya, akan sangat mempengaruhi
aktivitas belajar siswa. Paling tidak, siswa tersebut akan
menemukan kesulitan ketika memerlukan teman belajar atau
berdiskusi atau meminjam alat-alat belajar tertentu yang
kebetulan belum dimilikinya. Lingkungan sosial yang lebih
banyak mempengaruhi kegiatan belajar ialah orangtua dan
keluarga siswa itu sendiri. Sifat-sifat orangtua, praktek
pengelolaan keluarga, ketegangan keluarga, dan demografi
keluarga (letak rumah), semuanya dapat memberi dampak
baik ataupun buruk terhadap kegiatan belajar dan hasil yang
dicapai oleh siswa.
Lingkungan Nonsosial
Menurut Suryabrata (2010:67) faktor-faktor yang
termasuk lingkungan nonsosial ialah gedung sekolah dan
letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya,
alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang
digunakan siswa. Faktor-faktor ini dipandang turut
menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa.Rumah yang
sempit dan berantakan serta perkampungan yang terlalu padat
dan tak memiliki sarana umum untuk kegitan remaja (seperti
17
berkeliaran ke tempat-tempat yang sebenarnya tak pantas
dikunjungi. Kondisi rumah dan perkampungan seperti itu jelas
berpengaruh buruk terhadap kegiatan belajar siswa.
3) FaktorBPendekatanBBelajarB
Pendekatan belajar, seperti yang telah diuraikan
sebelumnya, dapat dipahami sebagai segala cara atau strategi
yang digunakan siswa dalam menunjang keefektifan dan efisiensi
proses pembelajaran materi tertentu. Di samping faktor-faktor
internal dan eksternal siswa, faktor pendekatan belajar juga
berpengaruh terhadap taraf keberhasilan proses pembelajaran
siswa tersebut. Seorang siswa yang terbiasa mengaplikasikan
pendektan belajar deep misalnya, mungkin sekali berpeluang
untuk meraih prestasi belajar yang bermutu daripada siswa yang
menggunakan pendekatan belajar surface atau
reproductive(Ilyas: 37-45).
Menurut Arifin (1988:3) prestasi belajar mempunyai beberapa
fungsi utama antara lain :
a) Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas
pengetahuan yang telah dikuasai anak didik.
b) Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu.
18
d) Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu
institusi pendidikan.
e) Prestasi belajar dapat dijadikan indikator terhadapdaya serap
(kecerdasan) anak didik.
Dengan demikian penting untuk mengetahui prestasi yang dicapai siswa
dalam proses belajar mengajar. Selain berfungsi sebagai indikator
pengetahuan yang dikuasai siswa dalam bidang tertentu, juga untuk
mengetahui indikator kualitas sekolah. Disamping itu, digunakan sebagai
umpan balik bagi guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar.
2. MinatBBelajarBSiswaB
W.S. Winkel (1996:105) memberikan rumusan bahwa minat adalah
kecenderungan subjek yang mantap untuk merasa tertarik pada bidang
studi atau pokok bahasan tertentu dan merasa senang mempelajari materi
itu. menurut Slameto (1995:57) minat adalah kecenderungan yang tetap
untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang
diminati seseorang diperhatikan terus menerus yang disertai dengan rasa
senang. Jika ada siswa yang kurang berminat terhadap belajar, maka
diusahakan agar ia mempunyai minat yang lebih besar dengan cara
menjelaskan hal-hal yang berhubungan dengan cita-citanya serta kaitannya
19
Minat memegang peranan penting dalam proses belajar mengajar,
karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat
siswa, siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya. Sejalan dengan ini
Tafsir (1992: 24) menyatakan bahwa minat adalah kunci dalam pengajaran.
Bila murid telah berminat terhadap kegiatan belajar mengajar, maka
hampir dapat dipastikan proses belajar mengajar akan belajar dengan baik.
Dengan demikian, maka tahap-tahap awal suatu proses belajar mengajar
hendaknya dimulai dengan usaha membangkitkan minat. Minat harus
senantiasa dijaga selama proses belajar mengajar berlangsung. Karena
minat itu mudah sekali berkurang atau hilang selama proses belajar
mengajar.
Selain itu juga, minat sangat berpengaruh terhadap belajar, sebab
bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, maka
siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya. Karena tidak ada daya
tarik baginya (Slameto, 1995: 57). Menurut Usman (1998: 27): Kondisi
belajar mengajar yang efektif adalah adanya minat dan perhatian siswa
dalam belajar. Minat merupakan suatu sifat yang relatif menetap pada diri
seseorang. Minat ini besar sekali pengaruhnya terhadap belajar sebab
dengan minat seseorang akan melakukan sesuatu yang diminatinya.
Sebaliknya, tanpa minat seseorang tidak mungkin melakukan sesuatu.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas , maka dapat diambil kesimpulan
20
segenap kegiatan pikiran secara penuh perhatian untuk memperoleh
pengetahuan dan mencapai pengatahuan yang dituntutnya karena minat
belajar merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam kaitannya
dengan belajar.
Terlepas dari masalah populer atau tidak, minat seperti yang
dipahami dan dipakai oleh seorang selama ini dapat mempengaruhi kualitas
pencapaian hasil belajar siswa dalam bidang-bidang studi tertentu.
Contohnya, seorang siswa yang menaruh minat besar terhadap matematika
akan memusatkan perhatian lebih banyak daripada siswa lainnya.
Kemudian, karena pemusatan perhatian yang intensif terhadap materi
itulah yang memungkinkan siswa tadi untuk belajar lebih giat, dan akhirnya
mencapai prestasi yang diinginkan.
Guru dalam kaitan ini berusaha membangkitkan minat siswa untuk
menguasai pengetahuan yang terkandung dalam bidang studinya dengan
cara yang kurang lebih sama dengan kiat membangun sikap positif siswa
seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya.
Menurut Haditono (1998:199), minat seseorang dipengaruhi oleh
dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal :
a) Faktor dari dalam (internal), yaitu faktor yang berasal dari dalam
individu yang bersangkutan, seperti rasa senang, mempunyai
perhatian lebih, semangat, motivasi, dan emosi. Hal ini sejalan
21
internal yang mempengaruhi minat antara lain pemusatan
perhatian, keingintahuan, motivasi, dan kebutuhan.
b) Faktor dari luar (eksternal), yaitu faktor yang berasal dari luar
individu yang bersangkutan, seperti lingkungan, sekolah, orang
tua, dan teman sebaya.
3. MeningkatkanBMinatBdanBPrestasiBBelajarBSiswaB
Dalam melaksanakan proses pembelajaran yang harus dilakukan oleh guru
adalah (Mulyasa,2006:32) :
a) Menyiapkan kegiatan belajar siswa
b) Menyiapkan alat, sumber, dan perlengkapan belajar
c) Waktu yang disediakan untuk waktu belajar mengajar
d) Memberikan bantuan dan bimbingan belajar kepada siswa
e) Melaksanakan proses dan hasil belajar siswa
f) Menggeneralisasikan hasil belajar saat itu dan tindak lanjut untuk
kegiatan belajar mengaja berikutnya.
g) Memberikan konsep esensial bahan pengajaran
h) Mengajukan masalah dan atau tugas-tugas belajar kepada anak didik,
baik secara individual atau kelompok.
i) Memberikan bantuan mempelajari bahan pengajaran dan atau
memecahkan masalahnya.
j) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya.
22
l) Memberikan bantuan atau bimbingan belajar kepada siswa, baik
individual atau kelompok.
m) Mendorong motivasi belajar siswa melalui penghargaaan dan atau
hukuman.
n) Menggunakan berbagai metode dan media pengajaran dalam proses
mengajarnya.
o) Melaksanakan penilaian dan monitoring terhadap proses dan hasil
belajar siswa.
p) Menjelaskan tercapainya tujuan belajar dan menyimpulkan pengajaran
serta tindak lanjutnya.
Dalam hal interaksi guru siswa berkenaan dengan komunikasi atau
hubungan timbale balik atau hubungan dua arah antara siswa dan guru atau
siswa dengan siswa dalam melakukan kegiatan belajar mengajar, hal ini
dapat dilihat :
a) Tanya jawab atau dialog antara guru dan siswa atau antara siswa dan
siswa.
b) Bantuan guru terhadap siswa yang mengalami kesulitan belajar baik
secara individual maupun secara kelompok.
c) Dapatnya guru dan siswa tertentu dijadikan sumber belajar
d) Senantiasa beradanya guru dalam situasi belajar mengajar sebagai
23
e) Tampilnya guru sebagai pemberi jalan keluar manakala siswa
menghadapi jalan buntu dalam tugas belajarnya.
f) Adanya kesempatan mendapat umpan balik secara berkesinambungan
dari hasil belajar yang diperoleh siswa.
Kemapuan atau keterampilan guru mengajar merupakan puncak
keahlian guru yang profesional sebab merupakan penerapan semua
kemampuan yang telah dimilikinya dalam hal bahan pengajaran,
komunikasi dengan siswa, metode mengajar, dan lain-lain. Beberapa
indikator dalam menilai kemampuan ini antara lain:
a) Menguasai bahan pelajaran yang diajarkan kepada siswa
b) Terampil berkomunikasi dengan siswa
c) Menguasai kelas sehingga dapat mengendalikan kelas
d) Terampil menggunakan berbagai alat dan sumber belajar
e) Terampil mengajukan pertanyaan, baik lisan maupun tulisan.
Sebagai pengelola kelas, guru hendaknya dapat mengelola kelas dengan
baik, karena kelas adalah tempat berhimpun semua anak didik dan guru
dalam rangka menerima bahan pembelajaran dari guru. Kelas yang
dikelola dengan baik akan menunjang jalannya interaksi edukatif.
Sebaliknya, kelas yang tidak dikelola dengan baik akan menghambat
24
tinggal lebih lama di kelas. Hal ini akan berakibat menggangu jalannya
proses interaksi edukatif. Kelas yang terlalu padat dengan anak didik,
pertukaran udara kurang, penuh kegaduhan, lebih banyak tidak
menguntungkan bagi terlaksananya proses pembelajaran yang optimal.
Hal ini tidak sejalan dengan tujuan umum dari pengelolaan kelas, yaitu
menyediakan dan menggunakan fasilitas kelas bagi bermacam-macam
kegiatan belajar mengajar agar mencapai hasil yang baik dan optimal. Jadi,
maksud dari pengelolaan kelas adalah agar anak didik betah tinggal dikelas
dengan motivasi yang tinggi untuk senantiasa belajar di dalamnya.
4. PenelitianByangBRelevanB
Aprita Prima Hartanti didalam penelitiannya tentang usaha-usaha guru
dalam mengatasi kesulitan belajar matematika siswa kelas II SLTPN di
kecamatan Ngemplak Sleman (2003:50) memperoleh hasil terkait dengan
usaha guru dalam mengatasi kesulitan belajar matematika adalah : a). Usaha
guru dalam menyampaikan materi dilakukan dengan menjelaskan kembali
materi yang belum bisa dipahami, membimbing siswa dengan memberi
pengarahan kejawaban, mengaitkan materi saat itu dengan materi
selanjutnya, membahas soal yang sulit, dan menyimpulkan materi. b).
Usaha guru dalam memotivasi siswa dilakukan dengan mengajak siwa
aktif,memberi latihan, tugas, PR, memeriksa dan memberi komentar atau
25
memberi selingan, dan memberikan soal yang lebih mudah bagi siswa yang
mengalami kesulitan.
Dari hasil penelitian Wahyu Wijayanti tentang Usaha Guru dalam
membangkitkan motivasi belajar matematika siswa SMA Negeri 1 Godean
(2010:61,62) memperoleh hasil terkait dengan usaha yang dilakukan guru
matematika untuk membangkitkan motivasi belajar matematika siswa
adalah : a). Usaha guru dalam mengarahkan : Menjelaskan tujuan dan
manfaat mempelajari materi, memperlihatkan kemajuan belajar,
komunikasi. b). Usaha guru dalam mengaktifkan/meningkatkan kegiatan :
mengaitkan pelajaran pada materi pelajaran yang lalu, menggunakan alat
peraga, menciptakan suasana humor, menerapkan metode diskusi
kelompok, memberikan soal latihan, memberi kesempatan kepada siswa
untuk menyampaikan hasil pekerjaan, memberi tugas kelompok dan
pekerjaan rumah, memberikan kuis dan ulangan. c). Usaha guru dalam
memberikan bantuan dan dukungan : memberikan teguran jika tidak
mengerjakan soal latihan, memberikan bantuan dan bimbingan kepada
siswa yang mengalami kesulitan, memberi kesempatan bertanya di kelas
ataupun di luar kelas pada orang yang dianggap mampu, membimbing
dalam membahas soal latihan, tugas dan pekerjaan rumah, mengoreksi
pekerjaan rumah dan memberikan nilai, memberikan komentar pada
26 5. KerangkaBpikirB
Proses pendidikan selalu berlangsung dalam suatu lingkungan, yaitu
lingkungan pendidikan. Lingkungan ini mencakup lingkungan fisik, sosial,
budaya, politis, keagamaan, intelektual, dan nilai-nilai lingkungan fisik
terdiri atas lingkungan alam dan lingkungan buatan manusia, yang
merupakan tempat dan sekaligus memberikan dukungan kadang-kadang
juga hambatan bagi berlangsungnya proses pendidikan. Proses pendidikan
mendapatkan dukungan dari lingkungan fisik berupa sarana, prasarana serta
fasilitas fisik dalam jenis dan kualitas yang memadai, akan sangat
mendukung berlangsungnya proses pendidikan yang efektif. Kekurangan
sarana, prasarana dan fasilitas fisik, akan menghambat proses pendidikan
dan menghambat pencapaian hasil yang maksimal.
Matematika merupakan pelajaran yang membutuhkan pemahaman
konsep-konsep. Oleh karena itu diperlukan berbagai macam cara-cara yang
harus dilakukan guru untuk membangkitkan minat dan prestasi belajar
siswa. Cara-cara guru dalam meningkatkan minat belajar matematika siswa
adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk menggerakkan atau
memacu para siswanya agar timbul keinginan dan kemauan untuk
meningkatkan prestasi belajar matematika siswa.
Gambar.1 Skema kerangka berpikir
Cara-cara Guru Mata
27 BABBIIIB
METODOLOMIBPENELITIANB
B
A. JenisBPenelitianB
Penelitian ini merupakan studi eksplorasi dan dengan jenis penelitian
deskriptif. Kemudian penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif
sebagai analisis data. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana
cara-cara guru mata pelajaran matematika dalam meningkatkan minat dan
prestasi belajar siswa SMA Kabupaten Malinau.
B. LokasiBdanBwaktuBpenelitianB
Lokasi penelitian di beberapa sekolah di Kabupaten Malinau. Tepatnya
di 7 sekolah dari 16 SMA yang terdiri dari 4 SMA Negeri dan 3 SMA
Swasta. Lokasi ini dipilih karena letak sekolah tersebut mudah dijangkau
untuk penelitian.
Penelitian dilakasanakan selama bulan September yangdilakukan
dengan 2 tahap yaitu observasi dan pemberian angket kemudian wawancara
pada guru bidang studi matematika. Wawancara dilakukan diluar jam
afektif belajar yaitu setelah jam PBM agar kegiatan belajar tidak terganggu.B
C. SubjekBPenelitian
Subjek penelitian ini adalah guru-guru matematika yang ada di 7 SMA
tersebut yang terdiri dari 15 orang guru matematika.
28
data yang dikumpulkan adalah berupa kata-kata, gambar dan bukan
angka-angka atau berupa deskripsi. Data diperoleh melalui observasi,
wawancara, dan dokumentasi yang dilakukan pada guru-guru mata
pelajaran matematika sehingga dapat diketahui cara-cara guru mata
pelajaran matematika dalam meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa
SMA kabupaten malinau.Peneliti jugamemberikan angket kepada seluruh
guru untuk mendukung hasil dari observasi, wawancara, dan dokumentasi.
E. TeknikBPengumpulanBDataB
a. Observasi
Observasi (observation) atau pengamatan merupakan suatu
teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan
pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung. Kegiatan
tersebut bisa berkenaan dengan cara guru mengajar, siswa belajar
kepala sekolah yang sedang memberikan pengarahan, personil bidang
kepegawaian yang sedang rapat dan sebagainya. Observasi dapat
dilakukan secara partisipatif ataupun nonpartisipatif
(Sukmadinata,2015:220).
Sebagai metode pengumpulan data, observasi biasa diartikan
sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap
unsur-unsur yang nampak dalam suatu gejala pada objek penelitian. Unsur
yang nampak itu disebut dengan data atau informasi yang harus
29
untuk melihat dan mengamati secara langsung keadaan dilapangan
agar peneliti memperoleh gambaran yang lebih luas tentang
permasalahan yang diteliti.
Teknik ini digunakan untuk melihat cara-cara guru mengajar
selama proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru mata pelajaran
matematika. Melalui penelitian ini peneliti melihat secara langsung
bagaimana interaksi antara guru dan siswa saat pelaksanaan
pembelajaran. Peneliti juga menggunakan panduan observasi. Adapun
data yang akan diambil melalui metode ini yaitu : informasi bagaimana
siswa mengikuti pembelajaran, metode, strategi yang dilakukan oleh
guru dalam melakukan pembelajaran, alat dan sumber belajar
matematika.
b. Wawancara
Wawancara merupakan suatu proses tanya jawab atau dialog
secara lisan antara pewancara (interviewer) dengan responden atau
orang yang diwawancarai (interviewee) dengan tujuan untuk
memperoleh informasi yang dibutuhkan oleh peneliti. Wawancara
merupakan cara pengumpulan data yang langsung dari sumbernya
tentang berbagai gejala sosial, baik yang terpendam (latent) maupun
tampak. Ada beberapa faktor yang akan mempengaruhi arus informasi
dalam wawancara, yaitu pewancara, responden, pedoman, wawancara,
30
Metode ini merupakan teknik utama dalam pengumpulan data.
Dalam teknik ini peneliti mewawancarai guru mata pelajaran
matematika, agar mendaoatkan informasi bagaimana perencanaan,
proses dan evaluasi hasil dari pelaksanaan pembelajaran matematika
siswa SMA.Dalam wawancara akan menggunakan pedoman
wawancara sebagai instrumen penelitian serta catatan tertulis dan alat
perekam agar tidak terjadi pengulangan pertanyaan dalam penggalian
informasi.
c. Dokumentasi
Metode ini merupakan suatu cara pengumpulan data yang
dilakukan dengan menganalisis isi dokumen yang berhubungan dengan
masalah yang diteliti. Dalam arti sempit dokumen berarti
barang-barang atau benda-benda tertulis, sedangkan dalam arti yang lebih luas,
dokumen bukan hanya yang berwujud tulisan saja, tetapi dapat berupa
benda-benda peninggalan seperti prasasti dan simbol-simbol lainnya.
Adapun dokumentasi yang diperoleh adalah RPP yang digunakan serta
proses pembelajaran yang didokumentasikan dalam foto. Dokumentasi
ini diambil saat proses pembelajaran matematika berlangsung
menggunakan kamera.
31
Angket atau kuesioner merupakan metode pengumpulan data
yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau
pernyataan tertulis kepada responden untuk diberikan respon sesuai
dengan permintaan pengguna (Widoyoko,2016:33). Angket ini
diberikan kepada seluruh guru yang ada di sekolah, untuk mendukung
hasil dari observasi, wawancara dan dokumentasi sehingga diperoleh
data yang diinginkan.
F. InstrumenBPenelitianB
Instrumen yang akan digunakan dalam penelitian adalah pedoman
wawancara, pedoman observasi dan dokumentasi. Ada beberapa langkah
yang ditempuh oleh peneliti untuk menyusun instrumen penelitian, yaitu :
a. Menetapkan variabel yang diteliti : Cara-cara guru mata pelajaran
matematika dalam meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa
b. Menentukan sub-sub variabel : Cara guru mengajar, cara guru
melakukan persiapan, cara guru menggunakan metode
pembelajaran, cara guru dalam mendukung siswa.
c. Menentukan indikator
d. Menyusun kisi-kisi instrumen
e. Menyusun butir-butir instrumen
f. Melengkapi instrumen dengan petunjuk pengisian dan kata
32
Dengan langkah-langkah tersebut maka dalam penelitian ini instrumen
menjadi :
1. PedomanBWawancaraBdanBAngketB
Pedoman wawancara dan angket berisi
pertanyaan-pertanyaan dalam wawancara dan angket secara garis besar,
kemudian dalam pelaksanaannya akan dikembangkan secara
mendalam untuk mendapatkan suatu gambaran subjek dan
pemaparan gejala yang tampak sebagai suatu fenomena. Adapun
langkah-langkah penyusunan pedoman wawancara sebagai berikut:
a. Mengidentifikasi variable-variabel dalam rumusan judul
penelitian
Variabel dalam penelitian ini adalah cara-cara guru mata
pelajaran matematika dalam meningkatkan minat dan prestasi
belajar siswa.
b. Menjabarkan variabel menjadi sub variabel
c. Mencari indikator setiap sub variabel
d. Menentukan butir-butir instrument
e. Melengkapi instrument (Angket) dengan petujuk pengisisan
33
1. Menguasai bahan pelajaran yang diajarkan kepada siswa
2. Terampil berkomunikasi dengan siswa 3. Menguasai kelas sehingga dapat
mengendalikan kelas
4. Terampil menggunakan berbagai alat dan sumber belajar
5. Terampil mengajukan pertanyaan, baik lisan maupun tulisan 2. Mampu melaksanakan pembelajaran 3. Mampu melakukan penilaian hasil belajar
4. Menguasai materi pembelajaran
1. Menerapkan berbagai strategi pembelajaran
2. Menggunakan alat dan media pembelajaran. 18,19 20,21,
2. Memahami perbedaan SARG (Suku, Agama, Ras, dan Golongan)
34
Pedoman observasi dalam penelitian ini berbentuk pedoman observasi
non-partisipan yang berkaitan dengan yang akan diobservasi. Adapun yang
akan diobservasi adalah proses pelaksanaan pembelajaran matematika di SMA
Kabupaten Malinau
Tahap-tahap penyusunan pedoman observasi adalah sebagai berikut :
a) Mengidentifikasi variabel-variabel dalam rumusan judul
penelitian
b) Menjabarkan variabel menjadi sub variabel
c) Mencari indikator setiap sub variabel
d) Mencari deskriptor dari setiap indikator
e) Menentukan butir-butir instrument.
Tabel. 3 Kisi-kisi instrumen pedoman observasi
Variabel Sub
Variabel Indikator Butir No. Deskriptor Cara- Siswa duduk di tempat
37
Pada penelitian ini peneliti menggunakan teknik analisis data model
interaktif dari Milles dan Huberman (1992) yaitu analisis terdiri dari
beberapa alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan yaitu : Pengumpulan
data, reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan/verifikasi.
Analisis data kualitatif terdapat 4 tahap :
1. Pengumpulan data
Mengumpulkan seluruh data yang di dapat dalam suatu penelitian
baik berupa dokumen, observasi, dan wawancara.
2. Reduksi data
Reduksi adalah memilih, memfokuskan, menterjemah dengan
membuat catatan dengan mengubah data yang mentah yang
dikumpulkan dalam penelitian ke dalam catatan yang di sortir atau
diperiksa. Tahap ini merupakan tahap analisis data yang
mempelajari tau memusatkan, membuat dan sekaligus dapat
dibuktikan.
3. Penyajian data
Penyajian data adalah menyusun informasi dengan cara tertentu
sehingga memungkinkan dilakukan penarikan kesimpulan atau
pengambilan tindakan. Pengambilan data ini membantu untuk
memahami peristiwa yang terjadi dan mengarah pada analisis atau
tindakan lebih lanjut berdasarkan pemahaman.
38
Penarikan kesimpulan adalah langkah akhir meliputi langkah yang
telah disederhanakan, disajikan dalam pengujian data dengan cara
mencatat keteraturan, pola-pola penjelasan secara logis dan
metodelogis, konfigurasi yang memungkinkan untu diprediksi
39 BABBIVB
HASILBPENELITIANBDANBPEMBAHASANB B
Bab ini dimaksudkan untuk memaparkan hasil penelitian dan pembahasan.
Bab ini memberikan gambaran tentang deskripsi kegiatan pembelajaran matematika
dan kara guru mata pelajaran matematika dalam meningkatkan minat dan prestasi
belajar siswa yang meliputi, perenkanaan, proses, evaluasi, metode, dan strategi yang
digunakan serta media/alat yang digunakan dalam pembelajaran dan juga dari
kemampuan dan keterampilan guru dalam meningkatkan minat dan prestasi belajar
siswa, kesiapan guru, dan pemahaman karakteristik siswa di SMA Kabupaten
Malinau. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif agar data yang
dikumpulkan memberikan gambaran yang lebih jelas dan terperinki.
Pada hasil penelitian dan pembahasan ini dideskripsikan data mengenai
kegiatan pembelajaran yang menyangkut tentang perenkanaan, proses pelaksanaan,
dan evaluasi pembelajaran. Dalam proses pelaksanaan pembelajaran dideskripsikan
pula tentang metode dan strategi yang digunakan guru untuk menyampaikan materi
kepada siswa.
A. GambaranBUmumBSubjekBPenelitianB 1. Deskripsi Karakteristik Responden
Gambaran yang lebih jelas tentang keadaan dan kondisi responden
40
kelamin, umur, tingkat pendidikan, kualifikasi pendidikan, dan pengalaman
mengajar.
a. Jenis Kelamin
Jumlah responden penelitian ini sebanyak 15 orang yang terdiri
dari 3 laki-laki dan 12 perempuan. Jumlah tersebut adalah jumlah dari
beberapa guru yang mengajar mata pelajaran matematika di SMA
Kabupaten Malinau. Untuk mengetahui lebih jelas dapat dilihat dari dalam
tabel 4 berikut :
Tabel. 4 : Jenis Kelamin Responden No Jenis Kelamin Frekuensi
1 Perempuan 12
2 Laki-laki 3
Jumlah 15
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data bahwa sekara garis
besar jumlah guru yang mengajar mata pelajaran matematika dari setiap
sekolah berbeda-beda. Sekolah dengan jumlah kelas sedikit maka jumlah
guru matematikanya hanya satu atau dua orang saja sedangkan untuk
sekolah dengan jumlah kelas yang banyak maka guru mata pelajaran
matematikanya berjumlah tiga sampai lima orang. Lebih lengkapnya dapat
41
Tabel. 5: jumlah guru pada setiap sekolah
No Sekolah Guru Jenis Kelamin Jumlah
X.I = sekolah pertama yang diteliti X.2= sekolah kedua yang diteliti, dst.
b. Umur
Data dari penelitian menunjukkan bahwa tingkat usia guru
Matematika SMA Kabupaten Malinau berbeda-beda, mulai dari usia 22
tahun hingga lebih dari 50 tahun. Untuk mengetahui lebih jelas tentang
usia responden, maka dapat dilihat dalam tabel 6berikut :
42
Dari tabel diatas dapat diambil kesimpulan bahawa mayoritas usia
responden berada pada interval kedua, yaitu usia berkisar dari 31-40
tahun.
k. Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
ijazah terakhir yang dimiliki oleh guru. Berdasarkan data yang telah
diperoleh diketahui bahwa semua guru Matematika Kabupaten Malinau
tingkat pendidikan terakhir Strata. Jadi dapat disimpulkan bahwa tingkat
pendidikan guru SMA Kabupaten Malinau yang mengampu mata
pelajaran Matematika sekara umum adalah menkapai tingkat pendidikan
Strata 1 (S1).
d. Kualifikasi Pendidikan
Salah satu aspek dalam melihat kara-kara guru mata pelajaran
matematika mengajar adalah melihat dari tingkat pendidikan dan
kesesuaian antara kewenangan ilmu yang ditempuh dengan jenjang bidang
tugas yang dimilikinya. Artinya guru akan lebih berkompeten jika
melakukan tugas sesuai bidang keahliannya, karena sebelumnya sudah
ditempuh dengan sumber ilmu yang memadai dan dipersiapkan sekara
matang sebelumnya oleh lembaga pendidikannya.
Kualifikasi pendidikan terkait latar belakang pendidikan dalam
43
oleh responden. Untuk mengetahui lebih jelas tentang latar belakang
program studi keserjanaan responden dapat dilihat dari tabel 7 berikut ini :
Tabel. 7: Kualifikasi Pendidikan Responden
No Program Studi Frekuensi
1 Pendidikan Matematika 13 guru
2 Pendidikan Kimia 2 guru
Jumlah 15 guru
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa gurumata pelajaran
matematika di SMA Kabupaten Malinau ada 13 orang guru yang
berkualifikasi pendidikan matematika, dan 2 orang guru pendidikan kimia.
Jadi, guru mata pelajaran matematika di SMA Kabupaten Malinau tidak
semuanya diampu oleh guru-guru dengan latar belakang lulusan jurusan
atau program studi pendidikan matematika. Hal itu terjadi karena sekolah
masih kekurangan tenaga pelajar guru matematika sehingga menggunakan
tenaga yang ada untuk membantu mengajar pelajaran matematika.
e. Pengalaman Mengajar
Pengalaman mengajar guru-guru matematika di Kabupaten Malinau
44
Dari data di atas dapat diambil kesimpulan bahwa fekuensi lama
mengajar paling banyak berada pada interval kelas ketiga yaitu sebanyak
12 orang guru. Hasil dari 12 gur, antara lain 2 guru dengan pengalam
mengajar 1 dan 1,4 tahun mengajar, 3 guru dengan pengalaman mengajar
2 tahun, 1 guru dengan pengalaman mengajar 3 tahun,3 guru dengan
pengalaman mengajar 4 tahun, 2 guru dengan pengalaman mengajar 7
tahun, dan 1 guru dengan pengalaman mengajar 9 tahun.
B. HasilBPenelitianB
Berdasarkan hasil observasi, dokumentasi dan wawankara dengan guru
mata pelajaran matematika SMA Kabupaten Malinau diperoleh data sebagai
45 1. HasilBObserGasiB
Yang menjadi objek penelitian ini adalah guru mata pelajaran
matematika, untuk itu peneliti melakukan observasi di dalam kelas untuk
melihat proses pembelajaran matematika berlangsung. Dari tujuh sekolah
yang didatangi ada 15 orang guru matematika yang menjadi objek
penelitian dan peneliti melakukan 1 kali observasi kelas untuk
masing-masing guru. Dalam proses observasi yang akan dilihat adalah bagaimana
proses pembelajaran selama berlangsung, mulai dari kegiatan awal, inti
hingga penutup, dari situ dapat dilihat sekara keseluruhan kara-kara guru
mengajar dan bagaimana hubungan antasa siswa dan guru.berikut adalah
hasil observasi dari masing-masing guru yang telah diobservasi oleh
peneliti.
a) Guru A (6 September 2016)
Kelas yang diajarkan adalah kelas X.A dan kurikulum yang
digunakan adalah KTSP, dalam kegiatan awal ketika masuk ke kelas
guru memeriksa kesiapan untuk menerima pembelajaran,memeriksa
kehadiran siswa, dan seluruh perangkat pembelajaran sudah
disiapkan, ruangan kelas juga sudah siap beserta spidol dan papan
tulis, kemudian guru memberikan apersepsi kepada siswadan siswa
dapat menjawab beberapa pertanyaan apersepsi yang diberikan oleh
46
Dalam kegiatan inti, guru memberikan materi sekara runtut
dan jelas. Setiap sub materi diajarkan satu persatu guru dapat
menunjukkan penguasaan materi dengan baik ketika siswa bertanya
gurupun dapat menjawabdengan jelas dan sekara berlahan.
Contoh-kontoh soal yang diberikan oleh guru sebagian besar dari buku namun
ada beberapa soal yang dibuat sendiri oleh guru, selama pembelajaran
guru tidak mengaitkan materi pembelajaran dengan kehidupan
sehari-hari, saat memberikan soal dan siswa mengerjakan guru berkeliling
untuk melihat kara siswa mengerjakan soal. Antusias siswa dalam
pembelajaran kukup baik dan ada beberapa siswa yang sangat aktif
dan selalu mau maju ke depan, namun guru dapat mengontrol kelas
dengan baik dan memberikan kesempatan sekara adil kepada siswa.
Guru juga memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya,
adakalanya guru langsung menjawab atau melemparkan pertanyaan
kepada siswa lain yang sekiranya bisa menjawab pertanyaan yang
diberikan siswa sebelumnya. Selama pembelajaran guru tidak
menggunakan alat peraga karena meteri yang diajarkanpun tidak
perlu menggunakan alat yang ada hanya buku paket saja sebagai
akuan mengajar.
Dalam kegiatan penutup guru dan siswa bersama
47
lanjut kepada siswa berupa PR dan akan dikumpul pada pertemuan
berikutnya.
b) Guru B (6 September 2016)
Kelas yang diajarkan adalah kelas XII.IPS.1, dengan materi
luas di antara kurva dengan sumbu x ini merupakan sub materi
integral. Kondisi kelas baik, spidol dan papan tulis juga sudah
tersedia. Dalam kegiatan awal guru menyapa siswa dan langsung
menyampaikan kembali tujuan dari mempelajari integral.
Dalam kegiatan inti, guru sedikit mengalami kesulitan karena
siswa masih kurang mengerti kara menggambar kurva sehingga guru
menjelaskan kembali tentang menggambar kurva dengan kara yang
mudah dimengerti siswa, selama pembelajaran siswa ada yang aktif
tapi tidak sedikit juga yang pasif. Untuk membangkitkan semangat
siswa guru membentuk siswa dalam beberapa kelompok yang
beranggotakan 4 orang dalam 1 kelompok, disitu guru memberikan 1
soal untuk masing-masing kelompok dimana setiap kelompok
mendapatkan soal yang berbeda-beda. Sehingga suasana kelas saat itu
mulai ribut karena siswa saling bertanya untuk soal yang mereka
dapat. Saat masing-masing kelompok mengerjakan soal guru
berkeliling memantau dan melihat pekerjaan siswa dan menanyakan
apakah ada kesulitan atau tidak dimasing-masing kelompok. Setelah
48
menyampaikan hasil pekerjaannya di depan kelas dengan diwakili
salah satu anggota kelompok saja yang maju sehingga hal tersebut
membuat siswa aktif dan berani untuk maju ke depan. Kemudian guru
dan siswa lainnnya bersama mengoreksi pekerjaan kelompok yang
sudah disampaikan saat ada kesalahan guru memperbaiki
bersama-sama dengan siswa sehingga semua siswa dapat mengerti tentang
perpangkatan sehingga menghambat mereka untuk menyelesaikan
soal yang diberikan, gurupun menjelaskan kembali tentang
perpangkatan kepada siswa. Siswa diberikan kesempatan untuk
bertanya dan guru menjawabnya dengan lebih perlahan sehingga
siswa dapat mengerti. Guru tidak menggunakan alat peraga karena
guru menyesuaikan dengan materi yang diajarkan dan menggunakan
buku pegangan guru saja sebagai akuan mengajar.
Dalam kegiatan penutup, guru hanya memberikan arahan dan
motivasi kepada siswa untuk giat belajardi rumah agar ketika belajar
di kelas siswa tidak terlalu kesulitan dan memberitahukan materi
yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnyakemudian gurupun
mengakhiri pelajaran dengan mengukapkan salam.
k) Guru C ( 14 September 2016)
Kelas yang diajarkan adalah kelas X.IPS.3 kurikulum yang
digunakan adalah K-13, dengan materi persamaan linier dua variable
49
Dalam kegiatan awal guru menyapa siswa dan siswa
merespon baik kemudian guru juga memeriksa kehadiran siswa. Guru
menuliskan judul materi di papan tulis dengan jelas. Guru tidak
menyampaikan kompetensi tujuan.
Dalam kegiatan inti guru mengaitkan matematika dengan
mata pelajaran yang lain dan manfaat dari belajar matematika.
Kemudian memberikan kontoh soal sesuai dengan kehidupan
sehari-hari, selama pembelajaran sekara keseluruhan siswa aktif karena guru
juga mengajar dengan semangat dan ditengah-tengah pembelajaran
guru sering memberikan kerita yang berisi motivasi kepada siswa
sehingga siswa tidak jenuh dan bosan dengan apa yang mereka
pelajari. Saat siswa maju ke depan untuk menyelesaikan soal guru
memberikan penghargaan berupa poin tambahan untuk nilai siswa
yang sudah maju ke depan sehingga siswa lebih aktif dan
bersemangat untuk maju ke depan kelas. Siswa yang paling sering
maju dan lebih dominan adalah siswa laki-laki dan ada beberapa
siswa yang selalu ingin maju ke depan tetapi guru dapat
mengatasinya denganmemberikan kesempatan kepada siswa lain
sekara merata. Peneliti juga menemukan bahwa siswa masih kesulitan
untuk melakukan perkalian bersusun sehingga guru menjelaskan
kembali sekara perlahan hingga siswa dapat mengerti. Guru
50
guru juga berkeliling melihat pekerjaan siswa dan mendekati siswa
sekara individu. Selama pembelajaran guru menggunakan buku paket
sebagai akuan mengajar.
Dalam kegiatan akhir ada kegiatan refleksi yang dilakukan
guru dengan meminta salah satu siswa untuk memberikan game
matematika dan jika ada siswa yangsalah/kalah maka siswa tersebut
maju kedepanuntuk menyelesaikan soal yang sudah dipersiapkan oleh
guru. Kemudian guru memberikan motivasi dan nasehat keoada siswa
agar lebih giat belajar matematika dan diakhir pelajaran guru
memberikan tugas untuk menkatat materi yang akan dipelajari
selanjutnya.
d) Guru D ( 14 September 2017)
Kelas yang diajarkan adalah kelas X.IPA.3, kurikulum yang
digunakan K-13 dengan materi system persamaan tiga variabel.
Dalam kegiatan awal guru memeriksa kesiapan siswa dan
siswa siap untuk menerima pelajaran karena di atas meja
masing-masing siswa sudah tersedia buku paket sebagai pegangan siswa
selama pembelajaran berlangsung. Guru tidak menyampaikan
kompetensi tujuan yang akan dikapai siswa dan guru langsung masuk
ke dalam pembahasan.
Dalam pembelajaran inti guru bisa menguasai materi denga
51
sekara runtut dan jelas, selama pembelajaran perhatian guru tidak
menyeluruh kepada siswa. Selama pembelajaran antusias siswa dalam
mengikuti pembelajaran tidak terlalu terlihat, siswa yang malas dan
tidak menunjukkan adanya kegembiraan terlihat bosan dan
mengantuk, ada juga siswa yang tidak fokus belajar seperti
mengobrol dengan teman sebangkunya. Namun ketika masuk latihan
soal siswa kembali fokus dan bersemangat, guru juga berkeliling
kelas memantai pekerjaan siswa. Terlihat juga guru menyanyakan
sekara individu kepada siswa pada bagian mana yang tidak
dimengerti.
Dalam kegiatan penutup guru tidak memberikan kesimpulan
akhir, tidak ada refleksi maupun penyusunan rangkuman juga tidak
ada tindak lanjut. Ketika bel berbunyi guru langsung mengakhiri
pembelajaran saat itu dengan mengukapkan salam dan mengingatkan
siswa untuk giat belajar untuk pertemuan selanjutnya.
e) Guru E ( 15 September 2016)
Kelas yang diajarkan adalah kelas XI.IPS.1 menggunakan
kurikulum KTSP dengan materi ogive/ogif. Di dalam kelas sudah
tersedia spidol dan papan tulis guru juga menggunakan penggaris
52
Dalam kegiatan awal guru memeriksa kesiapan siswa dalam
memerikasa kehadiran siswa dan siap menerima pelajaran, guru tidak
menyampaikan kompetensi tujuan yang akan dikapai siswa.
Dalam kegiatan inti guru bisa menunkukkan penguasaan
materi yang diajarkan siswa juga sangat bersemangat selama
pembelajaran karena guru menkiptakan suasana yang menyenangkan
selama pembelajaran sehingga siswa tidak tegangdan bosan. Guru
menyampaikan materi sekara rutut, dalam pembelajaranpun guru bisa
menguasai kelas meskipun terkadang ada siswa yang tidak
mendengarkan dengan baik karena mengobrol sendiri. Media yang
digunakan guru hanya berupa buku paket kemudian siswa juga
memegang buku paket dan menggunakan penggaris untuk
menggambar grafik dan tabel. Setelah menjelaskan materi guru
memberikan kesempatankepada siswa untuk bertanya. Suara guru
selama mengajar juga keras, jelas dan lantang sehingga semua pojok
siswa dapat mendengar penjelasan guru. Ketika tidak ada siswa yang
bertanya guru memberikan soal sebagai latihan bagi siswa, kemudian
guru mempersilahkan siswa untuk mendatangi meja guru untuk
bertanya dan siswa yang sudah selesai mengerjakan guru meminta
53
Dalam kegiatan penutup guru memberikan tugas lagu untuk
diselesaikan siswa selama waktu yang tersisa dan dikumpulkan hari
itu juga.
f) Guru F ( 16 September 2016)
Kelas yang diajarkan adalah kelas XI IPS dengan
menggunakan kurikulum KTSP, materi yang diajarkan adalah
median.
Dalam kegiatan awal guru menyapa siswa tentang kesiapan
mereka untuk melanjutkan materi pada pertemuan sebelumnya.
Setelah dinyatakan ternyata siswa sudah lupa dengan materi yang
diajarkan pada pertemuan sebelumnya. Karena ini merupakan materi
lanjutan jadi, guru tidak menyampaikan kompetensi tujuan yang akan
dikapai siswa.
Dalam kegiatan inti, guru bisa menunjukkan penguasaan
materi yang diajarkan, namun guru tidak mengaitkan pembelajaran
dengan kehidupan sehari-hari dan dengan pengetahuan lain yang
relevan. Proses pembelajaran tidak sesuai dengan alokasi waktu yang
telah ditentukan karena pada jam berikutnya siswa kan latihan
upakara untu hari senin. Media yang digunakan guru selama mengajar
hanya berupa buku paket pegangan guru. Selama pembelajaran siswa
sangat aktif baik bertanya kepada guru maupun kepada teman
54
kepada siswa untuk menkatat apa yang ssudah ada di papan tulis,
kemudian memberikan soal sebagai tugas untuk mengetahui sejauh
mana siswa mengerti apa yang sudah diajarkan guru. Selama siswa
memgerjakan soal guru berkeliling untuk memantau pekerjaan
pekerjaan siswa dan bertanya langsung kepada siswa untuk bagian
yang tidak mereka mengerti. Pada kegiatan berikutnya guru meminta
beberapa siswa untuk maju ke depan untuk menyampaikan hasil
pekerjaannya di papan tulis.
Pada kegiatan penutup guru memberikan arahan kepada siswa
untuk giat belajar dan mendorong siswa untuk mempersiapkan diri
pada pertemuan berikutnya.
g) Guru G ( 20 September 2016)
Kelas yang diajarkan adalah kelas X dengan menggunakan
kurikulum KTSP, materi yang diajarkan adalah bentuk akar, pangkat,
dan pekahan dengan sub materinya merasionalkan suatu pekahan.
Dalam kegiatan awal guru menyapa dan mengajak siswa
berdoa sebelum memulai pelajaran kemudian setelah itu guru
menanyakan tentang materi awal yang sudah diajarkan dan siswa
dapat menjawab dengan baik. Diawal pembelajaran guru tidak
menyampaikan kompetensi tujuan yang akan dikapai siswa karena ini
55
Dalam kegiatan inti guru dapat menunjukkan kemampuannya
menguasai materi, guru menjelaskan materi sekara perlahan dan
menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh siswa. Model
pembelajaran yang digunakan guru saat itu adalah model
pembelajaran kooperative tipe start, dimana setelah guru menjelaskan
materi dan memberikan kontoh soal guru membagi siswa dalam dua
kelompok dengan setiap kelompok ada yang beranggotakan 3-4
siswa. Siswa yang diajarkan ada 7 siswa laki-laki semua. Selama
pembelajaran berlangsung guru memantau pekerjaan siswa dan
membimbing siswa dalam mengerjakan tugas kelompoknya,
siswapun bertanya dengan temannya dan saling bekerjasama. Setelah
pekerjaan kelompok selesai guru meminta masing-masing siswa
mempresentasikan hasil pekerjaannya dan kelompok lain mengoreksi
pekerjaan tersebut bersama dengan guru. Kemudian guru
memberikan soal lagi untuk dikerjakan siswa sekara individu dan
pekerjaan kelompok sebelumnya dikumpulkan. Ketika siswa berani
untuk maju guru memberikan pengahargaan berupa pujian yang
memotivasi dan tepuk tangan. Guru menggunakan beberapa buku
paket pegangan guru.
Dalam kegiatan penutup guru memberikan motivasi dan