• Tidak ada hasil yang ditemukan

CARA-CARA GURU MATA PELAJARAN MATEMATIKA DALAM MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMA KABUPATEN MALINAU.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "CARA-CARA GURU MATA PELAJARAN MATEMATIKA DALAM MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMA KABUPATEN MALINAU."

Copied!
187
0
0

Teks penuh

(1)

i

CARA-CARA GURU MATA PELAJARAN MATEMATIKA DALAM MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI TELAJAR SISWA SMA

KATUPATEN MALINAU

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh Areani Eka Putri NIM 12301249003

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

(2)
(3)
(4)
(5)

v MOTTO

“Menunde pekerjeen seme dengen tidek melekuken epe-epe”. (Pdt. Rehebiyem Bilung, SH., Th. M)

“Lihet, eku teleh melukisken engkeu di telepek tengen-Ku; tembok-tembokmu tetep dirueng mete-Ku.”

(Yeseye 49:16)

Apepun yeng kemu perbuet, perbuetleh dengen segenep hetimu seperti untuk Tuhen den buken untuk menusie.

(Kolose 3.23)

Kerene mese depen sungguh ede den herepenmu tidek eken hileng (Amsel 23:18)

“ Selelu mengucep syukur, meleyeni, bekerje, den menjediken Firmen Tuhen sebegei deser hidup.”

(6)

vi

PERSEMTAHAN

Segala puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus, sehingga hasil karya ini secara istimewa kupersembahkan kepada:

Ayahanda Jumari Matius, laki-laki terhebat yang ada di sepanjang hidupku, my hero, terimakasih untuk nasehat dan dukungan yang selalu menguatkan ku juga untuk pengorbanan yang sudah diberikan untuk memenuhi semua kebutuhanku. Sayang ayah selalu.

Ibunda Auren Daring, wanita terhebat dan terkuat yang terus menyemangatiku sumber kasih sayangku. Terimakasih untuk kasih sayang dan doa yang selalu menguatkanku. Aku selalu menyayangi mu ibu.

Adik-adikku tercinta,Virga, Kristian, dan Yai yang selalu memberikan semangat, menjadi kekuatan, sumber kebahagian, dan bangga bisa memiliki saudara seperti kalian. Terus maju dan kejar cita-cita setinggi mungkin.

(7)

vii

CARA-CARA GURU MATA PELAJARAN MATEMATIKA DALAM MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI TELAJAR SISWA SMA

KATUPATEN MALINAU

Oleh Areani Eka Putri NIM 12301249003

ATSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana cara-cara guru mata pelajaran matematika dalam meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa SMA Kabupaten Malinau.

Penelitian ini merupakan penelitian eksplorasi dengan jenis deskripsi dan menggunakan pendekatan kualitatif. Subjek penelitian adalah guru-guru mata pelajaran matematika sebanyak 15 orang di 4 SMA negeri dan 3 SMA swasta yang ada di Kabupaten Malinau. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, angket, wawancara, dan dokumentasi. Dalam pengumpulan data peneliti menggunakan instrument berupa pedoman wawancara dan angket serta pedoman observasi. Teknik analisis data menggunakan teknik kualitatif. Teknik kualitatif meliputi reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa cara-cara guru mata pelajaran matematika dalam meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa yaitu : (1) Cara guru mengajar : menggunakan bahasa yang mudah dimengerti siswa, menguasai kelas, berperilaku ramah namun tegas, memberikan humor dan games juga tidak memarahi siswa selama pembelajaran berlangsung, memberikan soal dan mengaplikasikannya, menggunakan sumber pembelajaran dari buku dan internet. (2) Cara guru melakukan persiapan : membaca dan mempelajari materi yang akan diajarkan, mencoba menyelesaikan beberapa soal yang akan diberikan, menentukan teknik pembelajaran. (3) cara guru menggunakan metode pembelajaran : menjelaskan pembelajaran dengan sesimpel mungkin, menggunakan metode ceramah, tanya jawab, campuran, polia, dan metode cooperative, menggunakan alat dan media seadanya, (4) Cara guru mendukung dan mendampingi siswa : memberikan perhatian khusus kepada siswa yang mengalami kesulitan, memotivasi siswa tentang pentingnya belajar matematika, mengingatkan tujuan utama siswa sekolah, Mengajarkan matematika dasar kepada siswa.

(8)

viii

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena kasih dan Karunia serta bimbingan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan menyusun tugas akhir skripsi yang berjudul “Cara-cara Guru Mata Pelajaran Matematika dalam Meningkatkan Minat dan Prestasi Belajar Siswa SMA Kabupaten Malinau” dengan lancar. Keberhasilan penelitian dan penyusunan tugas akhir skripsi ini tidak terlepas dari adanya kerjasama dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, bersamaan dengan penyelesaian skripsi penulis mengucapkan terimakasi kepada :

1. Bapak Dr. Hartono, selaku Dekan FMIPA UNY yang telah memberikan ijin penelitian dan mengesahkan tugas akhir skripsi ini.

2. Bapak Dr. Ali Mahmudi selaku ketua Jurusan Pendidikan Matematika sekaligus Dosen Pembimbing Akademik yang selalu memberikan bantuan baik arahan dan motivasi juga sebagai figure yang menjadi panutan selama penulis belajar di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam ini sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

3. Bapak Drs. Murdanu, M. Pd Dosen Pembimbing yang dengan sabar dan teliti dalam memberikan bimbingan, arahan dan saran sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

(9)

ix

5. Seluruh pihak Pemerintah Daerah yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian ini.

6. Kepada seluruh Kepala Sekolah dan guru-guru SMA N dan SMA Swasta Kabupaten Malinau yang telah memberikan izin melakukan penelitian dan berpartisipasi dalam penelitian ini.

7. Keluargaku yang ada di Komunitas GKII “Filipi Family” yang selalu

memberikan dukungan doa dan motivasi kepada penulis, Tetap Semangat. 8. Untuk adik-adik kontrakanku Steven, Baru, Mico, Amry, Ineng Son, Bulan,

Ayu, Merry, Alvionita, yang selalu memberikan keceriaan dan semangat dan membantu ketika penulis kesulitan.

9. Untuk sahabat-sahabatku, Gen-R, Esti, Hanung, Linda, Elfrida, Rossa yang selalu memberikan semangat dan dukungan. Terimakasih untuk semuanya. 10. Untuk seluruh Mahasiswa Kerjasama Malinau dan teman-teman MASCOT

2012, yang selalu memberikan semangat.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangannya untuk itu kritik dan saran yang membangun akan diterima dengan senang hati. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

(10)

x DAFTAR ISI

hal

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

(11)

xi TAT IV HASIL PENELITIAN DAN PEMTAHASAN

A. Gambaran Umum Subjek Penelitian ….……… 39 B. Hasil Penelitian ……..……… 44

1. Hasil Observasi ……….……….

2. Hasil Angket ………..

3. Hasil Wawancara ………..

a. Cara Guru Mengajar ... ………. b. Cara Guru Melakukan Persisapan .………. c. Cara Guru Menggunakan Metode Pembelajaran .…….. d. Cara Guru dalam Mendukung Siswa ....………. 4. Cara Guru Meningkatkan Minat ...

(12)

xii

(13)

xiii DAFTAR GAMTAR

(14)

xiv DAFTAR TATEL

Tabel 1. Jumlah guru di sekolah X.1 ... 5 Tabel 2. Kisi-kisi wawancara dan angket ... 34 Tabel 3. Kisi-kisi observasi ... 35 Tabel 4.Jenis Kelamin Responden ..………...

Tabel 5. Jumlah guru pada setiap sekolah ...……… Tabel 6. Umur responden ... Tabel 7. Kualifikasi pendidikan responden ... Tabel 8. Pengalaman mengajar responden .………...

(15)
(16)

1 BABBIB PENDAHULUANB

B A. LatarBBelakangBMasalahB

Pendidikan menupakan sanana bagi setiap masyanakat untuk mempentahankan kelangsungan hidupm Pendidikan menupakan suatu alat untuk mewujudkan masyanakat yang benkualitasm Tujuan pendidikan nasional adalah untuk meningkatkan mutu pendidikan pada setiap jenis dan jenjang pendidikanm Adanya pembahanuan dalam pengembangan kunikulum adalah upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikanm

(17)

2

atau membimbing siswa agan dapat meningkatkan minat dan pnestasi belajan siswa saat melakukan pnoses pembelajananm Pembelajanan adalah suatu pnoses dimana pendidik dan pesenta didik secana timbal balik melakukan belajan mengajan untuk mencapai suatu tujuanm Salah satu tujuan pembelajanan adalah meningkatkan pnestasi belajan, antinya kebenhasilan siswa dalam belajan dapat dilihat dani pnestasi belajan yang dicapaim

Pnestasi belajan siswa adalah hasil belajan yang dicapai siswa ketika mengikuti dan mengenjakan tugas dan kegiatan pembelajanan di sekolahm Pnestasi belajan siswa dipenganuhi oleh bebenapa fakton, baik yang benasal danidini siswa (fakton intennal) maupun dani luas siswa (fakton ekstennal)m Fakton intennal diatananya tendapat kemampuan dani dini siswam Fakton ekstennal diantananya adalah fakton metode pembelajanan dan lingkungan aktivitas belajan juga tidak kalah pentingnya dalam mempenganuhi pnestasi belajan siswam Suasana belajan yang kondusif, nyaman, nuang kelas yang menunjang dan fasilitas yang lengkap juga sangat benpenganuh penhadap pnestasi belajan siswam Fakton lain yang mempenganuhi pnestasi belajan siswa adalah minat siswa tenhadap pembelajanan matematikam Apabila siswa tensebut memiliki minat yang tinggi tenhadap matematika maka pnestasi belajannyapun pasti tinggim

(18)

3

Pencapaian tujuan pembelajanan akan ditentukan oleh sejauh mana kesiapan gunu dalam menganahkan pesenta didiknya melalui kegiatan pembelajananm Ketika pembelajanan benlangsung, gunu tidak sekedan menyampaikan pelajanan akan tetapi juga menciptakan suasana belajan yang dialami setiap siswam Komunikasi antana gunu dan siswa juga hanusnya benjalan lancanm Suasana sepenti ini sangat dibutuhkan siswa hingga lebih mudah memahami pelajananm

(19)

4

siswa kunang memahami penjelasan mateni matematika yang disampaikan oleh gunu mata pelajanan matematika dan matematika dasannya yang kunang sehingga pnestasi belajan siswa pun menunun dan itu menyebabkan pengetahuan siswa akan matematika di daenah Kabupaten Malinau masih sangat minim, hal tensebut dapat diketahui dani tanya jawab peneliti tenhadap bebenapa siswa Kabupaten Malinau dan gunu-gunum

(20)

5

mengikuti jalun kenjasama tensebut dan dihanapkan ketika telah selesai menempuh pendidikan di pengunuan tinggi dapat segena kembali ke daenah asal untuk mulai mengabdi sebagai gunu di sekolah yang membutuhkanm

Benikut data tentang jumlah gunu salah satu contoh Sekolah SMA yang akan diteliti oleh penulis :

Tabelm1

(21)

6 B. IdentifikasiBMasalahB

Dani latan belakang di atas dapat diidentifikasikan bebenapa masalah, yaitu : 1m Siswa masih menasa sukan untuk mengikuti dan memahami mata

pelajanan matematika di SMA Kabupaten Malinaum

2m Kunangnya minat dan pnestasi belajan siswa dalam hal pelajanan matematikam

3m Gunu di Kabupaten Malinau masih kunang dan masih ada yang mengajan lebih dani satu mata pelajanan dan di luan konsentnasi pendidikan meneka sehingga bendampak tenhadap cana-cana meneka mengajan khususnya mata pelajanan matematikam

C. PembatasanBMasalahB

Pada penelitian ini, peneliti benfokus pada cana-cana gunu mata pelajanan matematika dalam meningkatkan minat dan pnestasi siswa SMA Kabupaten Malinaum

D. RumusanBMasalahB

Bagamana cana-cana gunu mata pelajanan matematika dalam meningkatkan minat dan pnestasi siswa SMA Kabupaten Malinau?

E. TujuanBPenelitianB

Mendesknipsikan bagaimana cana-cana gunu mata pelajanan matematika dalam meningkatkan minat dan pnestasi belajan siswa SMA Kabupaten MalinaumB F. ManfaatBPenelitianB

(22)

7

1m Mempenhatikan pengembangan pnofesionalitas tenaga didik atau gunu yang sudah ada di sekolah-sekolah Kabupaten Malinaum

2m Mempenhatikan pnofesionalitas calon tenaga didik yang akan ditempatkanm

Bagi Peneliti :

(23)

8 BABBIIB

KAJIANBPUSTAKAB

B

A. DeskripsiBTeoriB 1. PrestasiBBelajarB

a. BelajarB

Belajar adalah proses mendapatkan pengetahuan. Ciri khas

belajar adalah perubahan. belajar adalah kegiatan yang berproses dan

merupakan unsur-unsur yang sangat fundamental dalam

penyelenggaraan setiap jenis-jenis dan jenjang pendidikan. Menurut

Hilgard (dalam Wina Sanjaya, 2006:112) “ belajar adalah susatu proses

perubahan melalui kegiatan atau prosedur latihan baik latihan didalam

laboratorium maupun dalam lingkunan alamiah”.Menurut Djamarah

danZain (2002:11). “ belajar adalah proses perubahan perilaku berkat

pengalaman dan latihan”, artinya tujuan kegiatan adalah perubahan

tingkah laku, baik yang menyangkut pengetahuan, keterampilan

maupun sikap, bahkan meliputi segala aspek organisme. Menurut

pengertian secara psikologis, belajar merupakan susatu proses

perubahan yaitu perubahan tingkah laku hasil dari interaksi dengan

lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

Perubahan-perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah

(24)

9

dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan perilaku yang

baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengelamannya sendiri dalam

interaksi dengan lingkungannya. Namun kegiatan-kegiatan yang perlu

proses tertentu seperti ketika anak-anak menggunakan komputer

dengan software baru, seseorang yang bekerja keras menemukan

penyelesaian, seseorang yang bertanya mengenai hal-hal yang baru,

kemudian menjelaskan sesuatu dengan logika yang lebih tepat, atau

mendengarkan secara lebih seksama, pengalaman-pengalaman inilah

yang disebut dengan belajar menurut Mulyasa (2006:24). Beberapa

pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu

proses usaha atau interaksi yang dilakukan seseorang untuk

memperoleh sesuatu yang baru dan perubahan keseluruhan tingkah laku

sebagai hasil dari pengalaman-pengalaman itu sendiri. Perubahan itu

akan nampak dalam penguasaanpola-pola respon yang baru terhadap

lingkungan berupa ketrampilan, kebiasaan, sikap, pengetahuan,

kecakapan dan sebagainya.

b. PrestasiBBelajarB

Menurut Djamarah(2012:19) “prestasi adalah hasil dari suatu

kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan baik secara individu maupun

secara kelompok”. Ahmadi(1995:21) mengungkapkan bahwa prestasi

adalah hasil kegiatan yang telah dicapai dalam usaha belajar yang

(25)

10

perkembangan diri siswa untuk mencapai tujuan. Menurut Hamalik

(2001: 43) prestasi belajar adalah perubahan tingkah laku yang

diharapkan pada murid setelah dilaksanakan kegiatan belajar mengajar,

artinya suatu prestasi belajar muncul akibat adanya proses belajar

mengajar. Prestasi belajar merupakan hasil respon dan pengolahan atas

pembelajaran yang dilakukan oleh siswa. Pengertian yang dikemukakan

di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi adalah hasil dari suatu

kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, yang menyenangkan hati,

yang diperoleh dengan jalan keuletan kerja, baik secara individual

maupun secara kelompok dalam bidang kegiatan tertentu.

Prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh siswa setelah

melakukan aktivitas belajarnya yang dinyatakan dalam bentuk angka

atau huruf. Untuk mengetahui seberapa jauh prestasi akademik tersebut,

maka diperlukan pengukuran dan penilaian hasil belajar. Pengukuran

mencangkup segala cara untuk memperoleh informasi mengenai hasil

belajar yang dapat dikuantifikasikan (Suryabrata,2000:30). Prestasi

belajar lebih jauh dapat diukur tinggi dan rendahnya berdasarkan nilai

ujian yang diperoleh berupa rapor.

Peningkatan prestasi belajar dapat dicapai dengan

memperhatikkan beberapa aspek, baik internal maupun eksternal.

Aspek eksternal di antaranya adalah bagaimana lingkungan belajar

(26)

11

internal meliputi aspek perkembangan anak, dan keunikan personal

individu anak.

Menurut Muhibbin (2003:45-46) secara global, faktor-faktor

yang mempengaruhi belajar siswa dapat dibedakan menjadi tiga

macam, yakni :

a) Faktor internal (faktor dari dalam siswa), yakni

keadaan/kondisi jasmani dan rohani siswa;

b) Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi

lingkungan di sekitar siswa;

c) Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis

upaya belajar siswa untuk meliputi strategi dan metode yang

digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaan

materi-materi pembelajaran.

Jadi, karena faktor-faktor tersebut muncul siswa-siswa yang

high-archievers (berprestasi tinggi) dan under-high-archievers (berprestasi rendah)

atau gagal sama sekali, dalam hal ini seorang guru yang kompeten dan

profesional diharapkan mampu mengantisipasi

kemungkinan-kemungkinan munculnya kelompok siswa yang menunjukkan gejala

kegagalan dengan berusaha mengetahui dan mengatasi faktor yang

(27)

12 1) FaktorBinternalB

 Aspek Fisiologis (yang bersifat jasmaniah)

Kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang

menandai tingkat kebugaran organ-ogan tubuh dan

sendi-sendinya, dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa

dalam mengikuti pelajaran. Kondisi organ tubuh yang lemah

dan disertai pusing kepala berat dapat menurunkan kualitas

ranah cipta (kognitif) sehingga materi yang dipelajarinyapun

kurang atau tidak berbekas. Kondisi organ-organ khusus siswa,

seperti tingkat kesehatan indera pendengar dan indera

penglihat, juga sangat mempengaruhi kemampuan siswa dalam

menyerap informasi dan pengetahuan, khususnya yang

disajikan di kelas.

Untuk mengatasi kemungkinan timbulnya masalah tersebut,

selaku guru yang profesional seyogianya bekerjasama dengan

pihak sekolah untuk memperoleh bantuan pemeriksaan rutin

(periodik) dari dinas-dinas kesehatan setempat. Dan

(28)

13  Aspek psikologis

Intelegensi

Intelegensi adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis

kecakapan untuk menghadapi dan menguasai kedalaman

dengan situasi yang baru dengan cepat dan efektif, mengetahui

konsep-konsep yang abstrak dan efektif, mengetahui relasi dan

mempelajari dengan cepat. Jadi intelegensi berpengaruh

terhadap belajar. Walaupun begitu siswa mempunyai

intelegensi tinggi belum tentu berhasil dalam belajar, sebab

belajar suatu proses yang kompleks dengan banyak faktor yang

mempengaruhi, sedangkan intelegensi hanya merupakan salah

satu faktor yang mempengaruhi dalam belajar.

Untuk menolong siswa yang berbakat, sebaiknya guru

menaikkan kelas nya setingkat lebih tinggi daripada kelasnya

sekarang agar dia mendapatkan kelas dengan tingkat kesulitan

mata pelajarannya sesuai dengan tingkat intelegensinya atau

menyerahkan siswa tersebut ke lembaga pendidkan khusus

untuk para siswa berbakat. Kemudian untuk menolong siswa

yang berkecerdasan di bawah normal adalah dengan

memindahkankan siswa tersebut ke lembaga khusus untuk

(29)

14 Sikap Siswa

Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa

kecenderungan untuk mereaksi atau merespon (response

tendency) dengan cara yang relative tetap tehadap objek orang,

barang, dan sebagainya, baik secara positif maupun negativ.

Untuk mengatasi kemungkinan munculnya sikap negativ

siswa, guru dituntut untuk terlebih dahulu menunjukkan sikap

positif terhadap dirinya sendiri dan terhadap mata pelajaran

yang menjadibagiannya. Dalam hal bersikap positif terhadap

mata pelajarannya, seorang guru sangat dianjurkan untuk

senantiasa menghargai dan mencintai profesinya. Tidak hanya

menguasai bahan-bahan yang terdapat dalam bidang studinya,

tetapi juga mempu meyakinkan kepada para siswa akan

manfaat bidang studi tertentu, siswa akan merasa

membutuhkannya, dan dari perasaan butuh itulah diharapkan

muncul sikap positif terhadap bidang studi tersebut sekaligus

terhadap guru yang mengajarkannya.

2) BFaktorBEksternalB

Lingkungan sosial

Lingkungan sosial sekolah seperti para guru, para staf

(30)

15

semangat belajar siswa. Para guru yang selalu menunjukkan

sikap dan perilaku yang simpatik dan memperlihatkan suri

teladan yang baik dan rajin khususnya dalam hal belajar,

misalnya rajin membaca dan berdiskusi dapat menjadi daya

dorong yang positif bagi kegiatan belajar siswa.Didalam

menjalankankurikulum, guru hendaknya dapat

memperhatikan keadaan siswa sehingga siswa dapat

menerima dan menguasai pelajaran yang disampaikan oleh

guru. Metode mengajar yang digunakan oleh guru sangat

mempengaruhi keberhasilan belajar siswa. Untuk

meningkatkan motivasi siswa untuk belajar, guru harus

mampu mengusahakan metode belajar yang tepat, efektif dan

efisien.

Guru harus mampu menciptakan keakraban dengan

siswa sehingga didalam memberikan pelajaran mudah

diterima oleh siswa dan guru harus mampu membuat siswa

dengan siswa lain terjalin hubungan yang akrab. Sebab dengan

keakraban dapat mempengaruhi motivasi belajar siswa.

Selanjutnya, yang termasuk lingkungan sosial siswa

adalah masyarakat dan tetangga juga teman-teman

sepermainan disekitar perkampungan siswa tersebut. Kondisi

(31)

16

anak-anak penganggur misalnya, akan sangat mempengaruhi

aktivitas belajar siswa. Paling tidak, siswa tersebut akan

menemukan kesulitan ketika memerlukan teman belajar atau

berdiskusi atau meminjam alat-alat belajar tertentu yang

kebetulan belum dimilikinya. Lingkungan sosial yang lebih

banyak mempengaruhi kegiatan belajar ialah orangtua dan

keluarga siswa itu sendiri. Sifat-sifat orangtua, praktek

pengelolaan keluarga, ketegangan keluarga, dan demografi

keluarga (letak rumah), semuanya dapat memberi dampak

baik ataupun buruk terhadap kegiatan belajar dan hasil yang

dicapai oleh siswa.

 Lingkungan Nonsosial

Menurut Suryabrata (2010:67) faktor-faktor yang

termasuk lingkungan nonsosial ialah gedung sekolah dan

letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya,

alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang

digunakan siswa. Faktor-faktor ini dipandang turut

menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa.Rumah yang

sempit dan berantakan serta perkampungan yang terlalu padat

dan tak memiliki sarana umum untuk kegitan remaja (seperti

(32)

17

berkeliaran ke tempat-tempat yang sebenarnya tak pantas

dikunjungi. Kondisi rumah dan perkampungan seperti itu jelas

berpengaruh buruk terhadap kegiatan belajar siswa.

3) FaktorBPendekatanBBelajarB

Pendekatan belajar, seperti yang telah diuraikan

sebelumnya, dapat dipahami sebagai segala cara atau strategi

yang digunakan siswa dalam menunjang keefektifan dan efisiensi

proses pembelajaran materi tertentu. Di samping faktor-faktor

internal dan eksternal siswa, faktor pendekatan belajar juga

berpengaruh terhadap taraf keberhasilan proses pembelajaran

siswa tersebut. Seorang siswa yang terbiasa mengaplikasikan

pendektan belajar deep misalnya, mungkin sekali berpeluang

untuk meraih prestasi belajar yang bermutu daripada siswa yang

menggunakan pendekatan belajar surface atau

reproductive(Ilyas: 37-45).

Menurut Arifin (1988:3) prestasi belajar mempunyai beberapa

fungsi utama antara lain :

a) Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas

pengetahuan yang telah dikuasai anak didik.

b) Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu.

(33)

18

d) Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu

institusi pendidikan.

e) Prestasi belajar dapat dijadikan indikator terhadapdaya serap

(kecerdasan) anak didik.

Dengan demikian penting untuk mengetahui prestasi yang dicapai siswa

dalam proses belajar mengajar. Selain berfungsi sebagai indikator

pengetahuan yang dikuasai siswa dalam bidang tertentu, juga untuk

mengetahui indikator kualitas sekolah. Disamping itu, digunakan sebagai

umpan balik bagi guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar.

2. MinatBBelajarBSiswaB

W.S. Winkel (1996:105) memberikan rumusan bahwa minat adalah

kecenderungan subjek yang mantap untuk merasa tertarik pada bidang

studi atau pokok bahasan tertentu dan merasa senang mempelajari materi

itu. menurut Slameto (1995:57) minat adalah kecenderungan yang tetap

untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang

diminati seseorang diperhatikan terus menerus yang disertai dengan rasa

senang. Jika ada siswa yang kurang berminat terhadap belajar, maka

diusahakan agar ia mempunyai minat yang lebih besar dengan cara

menjelaskan hal-hal yang berhubungan dengan cita-citanya serta kaitannya

(34)

19

Minat memegang peranan penting dalam proses belajar mengajar,

karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat

siswa, siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya. Sejalan dengan ini

Tafsir (1992: 24) menyatakan bahwa minat adalah kunci dalam pengajaran.

Bila murid telah berminat terhadap kegiatan belajar mengajar, maka

hampir dapat dipastikan proses belajar mengajar akan belajar dengan baik.

Dengan demikian, maka tahap-tahap awal suatu proses belajar mengajar

hendaknya dimulai dengan usaha membangkitkan minat. Minat harus

senantiasa dijaga selama proses belajar mengajar berlangsung. Karena

minat itu mudah sekali berkurang atau hilang selama proses belajar

mengajar.

Selain itu juga, minat sangat berpengaruh terhadap belajar, sebab

bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, maka

siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya. Karena tidak ada daya

tarik baginya (Slameto, 1995: 57). Menurut Usman (1998: 27): Kondisi

belajar mengajar yang efektif adalah adanya minat dan perhatian siswa

dalam belajar. Minat merupakan suatu sifat yang relatif menetap pada diri

seseorang. Minat ini besar sekali pengaruhnya terhadap belajar sebab

dengan minat seseorang akan melakukan sesuatu yang diminatinya.

Sebaliknya, tanpa minat seseorang tidak mungkin melakukan sesuatu.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas , maka dapat diambil kesimpulan

(35)

20

segenap kegiatan pikiran secara penuh perhatian untuk memperoleh

pengetahuan dan mencapai pengatahuan yang dituntutnya karena minat

belajar merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam kaitannya

dengan belajar.

Terlepas dari masalah populer atau tidak, minat seperti yang

dipahami dan dipakai oleh seorang selama ini dapat mempengaruhi kualitas

pencapaian hasil belajar siswa dalam bidang-bidang studi tertentu.

Contohnya, seorang siswa yang menaruh minat besar terhadap matematika

akan memusatkan perhatian lebih banyak daripada siswa lainnya.

Kemudian, karena pemusatan perhatian yang intensif terhadap materi

itulah yang memungkinkan siswa tadi untuk belajar lebih giat, dan akhirnya

mencapai prestasi yang diinginkan.

Guru dalam kaitan ini berusaha membangkitkan minat siswa untuk

menguasai pengetahuan yang terkandung dalam bidang studinya dengan

cara yang kurang lebih sama dengan kiat membangun sikap positif siswa

seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya.

Menurut Haditono (1998:199), minat seseorang dipengaruhi oleh

dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal :

a) Faktor dari dalam (internal), yaitu faktor yang berasal dari dalam

individu yang bersangkutan, seperti rasa senang, mempunyai

perhatian lebih, semangat, motivasi, dan emosi. Hal ini sejalan

(36)

21

internal yang mempengaruhi minat antara lain pemusatan

perhatian, keingintahuan, motivasi, dan kebutuhan.

b) Faktor dari luar (eksternal), yaitu faktor yang berasal dari luar

individu yang bersangkutan, seperti lingkungan, sekolah, orang

tua, dan teman sebaya.

3. MeningkatkanBMinatBdanBPrestasiBBelajarBSiswaB

Dalam melaksanakan proses pembelajaran yang harus dilakukan oleh guru

adalah (Mulyasa,2006:32) :

a) Menyiapkan kegiatan belajar siswa

b) Menyiapkan alat, sumber, dan perlengkapan belajar

c) Waktu yang disediakan untuk waktu belajar mengajar

d) Memberikan bantuan dan bimbingan belajar kepada siswa

e) Melaksanakan proses dan hasil belajar siswa

f) Menggeneralisasikan hasil belajar saat itu dan tindak lanjut untuk

kegiatan belajar mengaja berikutnya.

g) Memberikan konsep esensial bahan pengajaran

h) Mengajukan masalah dan atau tugas-tugas belajar kepada anak didik,

baik secara individual atau kelompok.

i) Memberikan bantuan mempelajari bahan pengajaran dan atau

memecahkan masalahnya.

j) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya.

(37)

22

l) Memberikan bantuan atau bimbingan belajar kepada siswa, baik

individual atau kelompok.

m) Mendorong motivasi belajar siswa melalui penghargaaan dan atau

hukuman.

n) Menggunakan berbagai metode dan media pengajaran dalam proses

mengajarnya.

o) Melaksanakan penilaian dan monitoring terhadap proses dan hasil

belajar siswa.

p) Menjelaskan tercapainya tujuan belajar dan menyimpulkan pengajaran

serta tindak lanjutnya.

Dalam hal interaksi guru siswa berkenaan dengan komunikasi atau

hubungan timbale balik atau hubungan dua arah antara siswa dan guru atau

siswa dengan siswa dalam melakukan kegiatan belajar mengajar, hal ini

dapat dilihat :

a) Tanya jawab atau dialog antara guru dan siswa atau antara siswa dan

siswa.

b) Bantuan guru terhadap siswa yang mengalami kesulitan belajar baik

secara individual maupun secara kelompok.

c) Dapatnya guru dan siswa tertentu dijadikan sumber belajar

d) Senantiasa beradanya guru dalam situasi belajar mengajar sebagai

(38)

23

e) Tampilnya guru sebagai pemberi jalan keluar manakala siswa

menghadapi jalan buntu dalam tugas belajarnya.

f) Adanya kesempatan mendapat umpan balik secara berkesinambungan

dari hasil belajar yang diperoleh siswa.

Kemapuan atau keterampilan guru mengajar merupakan puncak

keahlian guru yang profesional sebab merupakan penerapan semua

kemampuan yang telah dimilikinya dalam hal bahan pengajaran,

komunikasi dengan siswa, metode mengajar, dan lain-lain. Beberapa

indikator dalam menilai kemampuan ini antara lain:

a) Menguasai bahan pelajaran yang diajarkan kepada siswa

b) Terampil berkomunikasi dengan siswa

c) Menguasai kelas sehingga dapat mengendalikan kelas

d) Terampil menggunakan berbagai alat dan sumber belajar

e) Terampil mengajukan pertanyaan, baik lisan maupun tulisan.

Sebagai pengelola kelas, guru hendaknya dapat mengelola kelas dengan

baik, karena kelas adalah tempat berhimpun semua anak didik dan guru

dalam rangka menerima bahan pembelajaran dari guru. Kelas yang

dikelola dengan baik akan menunjang jalannya interaksi edukatif.

Sebaliknya, kelas yang tidak dikelola dengan baik akan menghambat

(39)

24

tinggal lebih lama di kelas. Hal ini akan berakibat menggangu jalannya

proses interaksi edukatif. Kelas yang terlalu padat dengan anak didik,

pertukaran udara kurang, penuh kegaduhan, lebih banyak tidak

menguntungkan bagi terlaksananya proses pembelajaran yang optimal.

Hal ini tidak sejalan dengan tujuan umum dari pengelolaan kelas, yaitu

menyediakan dan menggunakan fasilitas kelas bagi bermacam-macam

kegiatan belajar mengajar agar mencapai hasil yang baik dan optimal. Jadi,

maksud dari pengelolaan kelas adalah agar anak didik betah tinggal dikelas

dengan motivasi yang tinggi untuk senantiasa belajar di dalamnya.

4. PenelitianByangBRelevanB

Aprita Prima Hartanti didalam penelitiannya tentang usaha-usaha guru

dalam mengatasi kesulitan belajar matematika siswa kelas II SLTPN di

kecamatan Ngemplak Sleman (2003:50) memperoleh hasil terkait dengan

usaha guru dalam mengatasi kesulitan belajar matematika adalah : a). Usaha

guru dalam menyampaikan materi dilakukan dengan menjelaskan kembali

materi yang belum bisa dipahami, membimbing siswa dengan memberi

pengarahan kejawaban, mengaitkan materi saat itu dengan materi

selanjutnya, membahas soal yang sulit, dan menyimpulkan materi. b).

Usaha guru dalam memotivasi siswa dilakukan dengan mengajak siwa

aktif,memberi latihan, tugas, PR, memeriksa dan memberi komentar atau

(40)

25

memberi selingan, dan memberikan soal yang lebih mudah bagi siswa yang

mengalami kesulitan.

Dari hasil penelitian Wahyu Wijayanti tentang Usaha Guru dalam

membangkitkan motivasi belajar matematika siswa SMA Negeri 1 Godean

(2010:61,62) memperoleh hasil terkait dengan usaha yang dilakukan guru

matematika untuk membangkitkan motivasi belajar matematika siswa

adalah : a). Usaha guru dalam mengarahkan : Menjelaskan tujuan dan

manfaat mempelajari materi, memperlihatkan kemajuan belajar,

komunikasi. b). Usaha guru dalam mengaktifkan/meningkatkan kegiatan :

mengaitkan pelajaran pada materi pelajaran yang lalu, menggunakan alat

peraga, menciptakan suasana humor, menerapkan metode diskusi

kelompok, memberikan soal latihan, memberi kesempatan kepada siswa

untuk menyampaikan hasil pekerjaan, memberi tugas kelompok dan

pekerjaan rumah, memberikan kuis dan ulangan. c). Usaha guru dalam

memberikan bantuan dan dukungan : memberikan teguran jika tidak

mengerjakan soal latihan, memberikan bantuan dan bimbingan kepada

siswa yang mengalami kesulitan, memberi kesempatan bertanya di kelas

ataupun di luar kelas pada orang yang dianggap mampu, membimbing

dalam membahas soal latihan, tugas dan pekerjaan rumah, mengoreksi

pekerjaan rumah dan memberikan nilai, memberikan komentar pada

(41)

26 5. KerangkaBpikirB

Proses pendidikan selalu berlangsung dalam suatu lingkungan, yaitu

lingkungan pendidikan. Lingkungan ini mencakup lingkungan fisik, sosial,

budaya, politis, keagamaan, intelektual, dan nilai-nilai lingkungan fisik

terdiri atas lingkungan alam dan lingkungan buatan manusia, yang

merupakan tempat dan sekaligus memberikan dukungan kadang-kadang

juga hambatan bagi berlangsungnya proses pendidikan. Proses pendidikan

mendapatkan dukungan dari lingkungan fisik berupa sarana, prasarana serta

fasilitas fisik dalam jenis dan kualitas yang memadai, akan sangat

mendukung berlangsungnya proses pendidikan yang efektif. Kekurangan

sarana, prasarana dan fasilitas fisik, akan menghambat proses pendidikan

dan menghambat pencapaian hasil yang maksimal.

Matematika merupakan pelajaran yang membutuhkan pemahaman

konsep-konsep. Oleh karena itu diperlukan berbagai macam cara-cara yang

harus dilakukan guru untuk membangkitkan minat dan prestasi belajar

siswa. Cara-cara guru dalam meningkatkan minat belajar matematika siswa

adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk menggerakkan atau

memacu para siswanya agar timbul keinginan dan kemauan untuk

meningkatkan prestasi belajar matematika siswa.

Gambar.1 Skema kerangka berpikir

Cara-cara Guru Mata

(42)

27 BABBIIIB

METODOLOMIBPENELITIANB

B

A. JenisBPenelitianB

Penelitian ini merupakan studi eksplorasi dan dengan jenis penelitian

deskriptif. Kemudian penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif

sebagai analisis data. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana

cara-cara guru mata pelajaran matematika dalam meningkatkan minat dan

prestasi belajar siswa SMA Kabupaten Malinau.

B. LokasiBdanBwaktuBpenelitianB

Lokasi penelitian di beberapa sekolah di Kabupaten Malinau. Tepatnya

di 7 sekolah dari 16 SMA yang terdiri dari 4 SMA Negeri dan 3 SMA

Swasta. Lokasi ini dipilih karena letak sekolah tersebut mudah dijangkau

untuk penelitian.

Penelitian dilakasanakan selama bulan September yangdilakukan

dengan 2 tahap yaitu observasi dan pemberian angket kemudian wawancara

pada guru bidang studi matematika. Wawancara dilakukan diluar jam

afektif belajar yaitu setelah jam PBM agar kegiatan belajar tidak terganggu.B

C. SubjekBPenelitian

Subjek penelitian ini adalah guru-guru matematika yang ada di 7 SMA

tersebut yang terdiri dari 15 orang guru matematika.

(43)

28

data yang dikumpulkan adalah berupa kata-kata, gambar dan bukan

angka-angka atau berupa deskripsi. Data diperoleh melalui observasi,

wawancara, dan dokumentasi yang dilakukan pada guru-guru mata

pelajaran matematika sehingga dapat diketahui cara-cara guru mata

pelajaran matematika dalam meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa

SMA kabupaten malinau.Peneliti jugamemberikan angket kepada seluruh

guru untuk mendukung hasil dari observasi, wawancara, dan dokumentasi.

E. TeknikBPengumpulanBDataB

a. Observasi

Observasi (observation) atau pengamatan merupakan suatu

teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan

pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung. Kegiatan

tersebut bisa berkenaan dengan cara guru mengajar, siswa belajar

kepala sekolah yang sedang memberikan pengarahan, personil bidang

kepegawaian yang sedang rapat dan sebagainya. Observasi dapat

dilakukan secara partisipatif ataupun nonpartisipatif

(Sukmadinata,2015:220).

Sebagai metode pengumpulan data, observasi biasa diartikan

sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap

unsur-unsur yang nampak dalam suatu gejala pada objek penelitian. Unsur

yang nampak itu disebut dengan data atau informasi yang harus

(44)

29

untuk melihat dan mengamati secara langsung keadaan dilapangan

agar peneliti memperoleh gambaran yang lebih luas tentang

permasalahan yang diteliti.

Teknik ini digunakan untuk melihat cara-cara guru mengajar

selama proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru mata pelajaran

matematika. Melalui penelitian ini peneliti melihat secara langsung

bagaimana interaksi antara guru dan siswa saat pelaksanaan

pembelajaran. Peneliti juga menggunakan panduan observasi. Adapun

data yang akan diambil melalui metode ini yaitu : informasi bagaimana

siswa mengikuti pembelajaran, metode, strategi yang dilakukan oleh

guru dalam melakukan pembelajaran, alat dan sumber belajar

matematika.

b. Wawancara

Wawancara merupakan suatu proses tanya jawab atau dialog

secara lisan antara pewancara (interviewer) dengan responden atau

orang yang diwawancarai (interviewee) dengan tujuan untuk

memperoleh informasi yang dibutuhkan oleh peneliti. Wawancara

merupakan cara pengumpulan data yang langsung dari sumbernya

tentang berbagai gejala sosial, baik yang terpendam (latent) maupun

tampak. Ada beberapa faktor yang akan mempengaruhi arus informasi

dalam wawancara, yaitu pewancara, responden, pedoman, wawancara,

(45)

30

Metode ini merupakan teknik utama dalam pengumpulan data.

Dalam teknik ini peneliti mewawancarai guru mata pelajaran

matematika, agar mendaoatkan informasi bagaimana perencanaan,

proses dan evaluasi hasil dari pelaksanaan pembelajaran matematika

siswa SMA.Dalam wawancara akan menggunakan pedoman

wawancara sebagai instrumen penelitian serta catatan tertulis dan alat

perekam agar tidak terjadi pengulangan pertanyaan dalam penggalian

informasi.

c. Dokumentasi

Metode ini merupakan suatu cara pengumpulan data yang

dilakukan dengan menganalisis isi dokumen yang berhubungan dengan

masalah yang diteliti. Dalam arti sempit dokumen berarti

barang-barang atau benda-benda tertulis, sedangkan dalam arti yang lebih luas,

dokumen bukan hanya yang berwujud tulisan saja, tetapi dapat berupa

benda-benda peninggalan seperti prasasti dan simbol-simbol lainnya.

Adapun dokumentasi yang diperoleh adalah RPP yang digunakan serta

proses pembelajaran yang didokumentasikan dalam foto. Dokumentasi

ini diambil saat proses pembelajaran matematika berlangsung

menggunakan kamera.

(46)

31

Angket atau kuesioner merupakan metode pengumpulan data

yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau

pernyataan tertulis kepada responden untuk diberikan respon sesuai

dengan permintaan pengguna (Widoyoko,2016:33). Angket ini

diberikan kepada seluruh guru yang ada di sekolah, untuk mendukung

hasil dari observasi, wawancara dan dokumentasi sehingga diperoleh

data yang diinginkan.

F. InstrumenBPenelitianB

Instrumen yang akan digunakan dalam penelitian adalah pedoman

wawancara, pedoman observasi dan dokumentasi. Ada beberapa langkah

yang ditempuh oleh peneliti untuk menyusun instrumen penelitian, yaitu :

a. Menetapkan variabel yang diteliti : Cara-cara guru mata pelajaran

matematika dalam meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa

b. Menentukan sub-sub variabel : Cara guru mengajar, cara guru

melakukan persiapan, cara guru menggunakan metode

pembelajaran, cara guru dalam mendukung siswa.

c. Menentukan indikator

d. Menyusun kisi-kisi instrumen

e. Menyusun butir-butir instrumen

f. Melengkapi instrumen dengan petunjuk pengisian dan kata

(47)

32

Dengan langkah-langkah tersebut maka dalam penelitian ini instrumen

menjadi :

1. PedomanBWawancaraBdanBAngketB

Pedoman wawancara dan angket berisi

pertanyaan-pertanyaan dalam wawancara dan angket secara garis besar,

kemudian dalam pelaksanaannya akan dikembangkan secara

mendalam untuk mendapatkan suatu gambaran subjek dan

pemaparan gejala yang tampak sebagai suatu fenomena. Adapun

langkah-langkah penyusunan pedoman wawancara sebagai berikut:

a. Mengidentifikasi variable-variabel dalam rumusan judul

penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah cara-cara guru mata

pelajaran matematika dalam meningkatkan minat dan prestasi

belajar siswa.

b. Menjabarkan variabel menjadi sub variabel

c. Mencari indikator setiap sub variabel

d. Menentukan butir-butir instrument

e. Melengkapi instrument (Angket) dengan petujuk pengisisan

(48)

33

1. Menguasai bahan pelajaran yang diajarkan kepada siswa

2. Terampil berkomunikasi dengan siswa 3. Menguasai kelas sehingga dapat

mengendalikan kelas

4. Terampil menggunakan berbagai alat dan sumber belajar

5. Terampil mengajukan pertanyaan, baik lisan maupun tulisan 2. Mampu melaksanakan pembelajaran 3. Mampu melakukan penilaian hasil belajar

4. Menguasai materi pembelajaran

1. Menerapkan berbagai strategi pembelajaran

2. Menggunakan alat dan media pembelajaran. 18,19 20,21,

2. Memahami perbedaan SARG (Suku, Agama, Ras, dan Golongan)

(49)

34

Pedoman observasi dalam penelitian ini berbentuk pedoman observasi

non-partisipan yang berkaitan dengan yang akan diobservasi. Adapun yang

akan diobservasi adalah proses pelaksanaan pembelajaran matematika di SMA

Kabupaten Malinau

Tahap-tahap penyusunan pedoman observasi adalah sebagai berikut :

a) Mengidentifikasi variabel-variabel dalam rumusan judul

penelitian

b) Menjabarkan variabel menjadi sub variabel

c) Mencari indikator setiap sub variabel

d) Mencari deskriptor dari setiap indikator

e) Menentukan butir-butir instrument.

Tabel. 3 Kisi-kisi instrumen pedoman observasi

Variabel Sub

Variabel Indikator Butir No. Deskriptor Cara- Siswa duduk di tempat

(50)
(51)
(52)

37

Pada penelitian ini peneliti menggunakan teknik analisis data model

interaktif dari Milles dan Huberman (1992) yaitu analisis terdiri dari

beberapa alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan yaitu : Pengumpulan

data, reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan/verifikasi.

Analisis data kualitatif terdapat 4 tahap :

1. Pengumpulan data

Mengumpulkan seluruh data yang di dapat dalam suatu penelitian

baik berupa dokumen, observasi, dan wawancara.

2. Reduksi data

Reduksi adalah memilih, memfokuskan, menterjemah dengan

membuat catatan dengan mengubah data yang mentah yang

dikumpulkan dalam penelitian ke dalam catatan yang di sortir atau

diperiksa. Tahap ini merupakan tahap analisis data yang

mempelajari tau memusatkan, membuat dan sekaligus dapat

dibuktikan.

3. Penyajian data

Penyajian data adalah menyusun informasi dengan cara tertentu

sehingga memungkinkan dilakukan penarikan kesimpulan atau

pengambilan tindakan. Pengambilan data ini membantu untuk

memahami peristiwa yang terjadi dan mengarah pada analisis atau

tindakan lebih lanjut berdasarkan pemahaman.

(53)

38

Penarikan kesimpulan adalah langkah akhir meliputi langkah yang

telah disederhanakan, disajikan dalam pengujian data dengan cara

mencatat keteraturan, pola-pola penjelasan secara logis dan

metodelogis, konfigurasi yang memungkinkan untu diprediksi

(54)

39 BABBIVB

HASILBPENELITIANBDANBPEMBAHASANB B

Bab ini dimaksudkan untuk memaparkan hasil penelitian dan pembahasan.

Bab ini memberikan gambaran tentang deskripsi kegiatan pembelajaran matematika

dan kara guru mata pelajaran matematika dalam meningkatkan minat dan prestasi

belajar siswa yang meliputi, perenkanaan, proses, evaluasi, metode, dan strategi yang

digunakan serta media/alat yang digunakan dalam pembelajaran dan juga dari

kemampuan dan keterampilan guru dalam meningkatkan minat dan prestasi belajar

siswa, kesiapan guru, dan pemahaman karakteristik siswa di SMA Kabupaten

Malinau. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif agar data yang

dikumpulkan memberikan gambaran yang lebih jelas dan terperinki.

Pada hasil penelitian dan pembahasan ini dideskripsikan data mengenai

kegiatan pembelajaran yang menyangkut tentang perenkanaan, proses pelaksanaan,

dan evaluasi pembelajaran. Dalam proses pelaksanaan pembelajaran dideskripsikan

pula tentang metode dan strategi yang digunakan guru untuk menyampaikan materi

kepada siswa.

A. GambaranBUmumBSubjekBPenelitianB 1. Deskripsi Karakteristik Responden

Gambaran yang lebih jelas tentang keadaan dan kondisi responden

(55)

40

kelamin, umur, tingkat pendidikan, kualifikasi pendidikan, dan pengalaman

mengajar.

a. Jenis Kelamin

Jumlah responden penelitian ini sebanyak 15 orang yang terdiri

dari 3 laki-laki dan 12 perempuan. Jumlah tersebut adalah jumlah dari

beberapa guru yang mengajar mata pelajaran matematika di SMA

Kabupaten Malinau. Untuk mengetahui lebih jelas dapat dilihat dari dalam

tabel 4 berikut :

Tabel. 4 : Jenis Kelamin Responden No Jenis Kelamin Frekuensi

1 Perempuan 12

2 Laki-laki 3

Jumlah 15

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data bahwa sekara garis

besar jumlah guru yang mengajar mata pelajaran matematika dari setiap

sekolah berbeda-beda. Sekolah dengan jumlah kelas sedikit maka jumlah

guru matematikanya hanya satu atau dua orang saja sedangkan untuk

sekolah dengan jumlah kelas yang banyak maka guru mata pelajaran

matematikanya berjumlah tiga sampai lima orang. Lebih lengkapnya dapat

(56)

41

Tabel. 5: jumlah guru pada setiap sekolah

No Sekolah Guru Jenis Kelamin Jumlah

X.I = sekolah pertama yang diteliti X.2= sekolah kedua yang diteliti, dst.

b. Umur

Data dari penelitian menunjukkan bahwa tingkat usia guru

Matematika SMA Kabupaten Malinau berbeda-beda, mulai dari usia 22

tahun hingga lebih dari 50 tahun. Untuk mengetahui lebih jelas tentang

usia responden, maka dapat dilihat dalam tabel 6berikut :

(57)

42

Dari tabel diatas dapat diambil kesimpulan bahawa mayoritas usia

responden berada pada interval kedua, yaitu usia berkisar dari 31-40

tahun.

k. Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

ijazah terakhir yang dimiliki oleh guru. Berdasarkan data yang telah

diperoleh diketahui bahwa semua guru Matematika Kabupaten Malinau

tingkat pendidikan terakhir Strata. Jadi dapat disimpulkan bahwa tingkat

pendidikan guru SMA Kabupaten Malinau yang mengampu mata

pelajaran Matematika sekara umum adalah menkapai tingkat pendidikan

Strata 1 (S1).

d. Kualifikasi Pendidikan

Salah satu aspek dalam melihat kara-kara guru mata pelajaran

matematika mengajar adalah melihat dari tingkat pendidikan dan

kesesuaian antara kewenangan ilmu yang ditempuh dengan jenjang bidang

tugas yang dimilikinya. Artinya guru akan lebih berkompeten jika

melakukan tugas sesuai bidang keahliannya, karena sebelumnya sudah

ditempuh dengan sumber ilmu yang memadai dan dipersiapkan sekara

matang sebelumnya oleh lembaga pendidikannya.

Kualifikasi pendidikan terkait latar belakang pendidikan dalam

(58)

43

oleh responden. Untuk mengetahui lebih jelas tentang latar belakang

program studi keserjanaan responden dapat dilihat dari tabel 7 berikut ini :

Tabel. 7: Kualifikasi Pendidikan Responden

No Program Studi Frekuensi

1 Pendidikan Matematika 13 guru

2 Pendidikan Kimia 2 guru

Jumlah 15 guru

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa gurumata pelajaran

matematika di SMA Kabupaten Malinau ada 13 orang guru yang

berkualifikasi pendidikan matematika, dan 2 orang guru pendidikan kimia.

Jadi, guru mata pelajaran matematika di SMA Kabupaten Malinau tidak

semuanya diampu oleh guru-guru dengan latar belakang lulusan jurusan

atau program studi pendidikan matematika. Hal itu terjadi karena sekolah

masih kekurangan tenaga pelajar guru matematika sehingga menggunakan

tenaga yang ada untuk membantu mengajar pelajaran matematika.

e. Pengalaman Mengajar

Pengalaman mengajar guru-guru matematika di Kabupaten Malinau

(59)

44

Dari data di atas dapat diambil kesimpulan bahwa fekuensi lama

mengajar paling banyak berada pada interval kelas ketiga yaitu sebanyak

12 orang guru. Hasil dari 12 gur, antara lain 2 guru dengan pengalam

mengajar 1 dan 1,4 tahun mengajar, 3 guru dengan pengalaman mengajar

2 tahun, 1 guru dengan pengalaman mengajar 3 tahun,3 guru dengan

pengalaman mengajar 4 tahun, 2 guru dengan pengalaman mengajar 7

tahun, dan 1 guru dengan pengalaman mengajar 9 tahun.

B. HasilBPenelitianB

Berdasarkan hasil observasi, dokumentasi dan wawankara dengan guru

mata pelajaran matematika SMA Kabupaten Malinau diperoleh data sebagai

(60)

45 1. HasilBObserGasiB

Yang menjadi objek penelitian ini adalah guru mata pelajaran

matematika, untuk itu peneliti melakukan observasi di dalam kelas untuk

melihat proses pembelajaran matematika berlangsung. Dari tujuh sekolah

yang didatangi ada 15 orang guru matematika yang menjadi objek

penelitian dan peneliti melakukan 1 kali observasi kelas untuk

masing-masing guru. Dalam proses observasi yang akan dilihat adalah bagaimana

proses pembelajaran selama berlangsung, mulai dari kegiatan awal, inti

hingga penutup, dari situ dapat dilihat sekara keseluruhan kara-kara guru

mengajar dan bagaimana hubungan antasa siswa dan guru.berikut adalah

hasil observasi dari masing-masing guru yang telah diobservasi oleh

peneliti.

a) Guru A (6 September 2016)

Kelas yang diajarkan adalah kelas X.A dan kurikulum yang

digunakan adalah KTSP, dalam kegiatan awal ketika masuk ke kelas

guru memeriksa kesiapan untuk menerima pembelajaran,memeriksa

kehadiran siswa, dan seluruh perangkat pembelajaran sudah

disiapkan, ruangan kelas juga sudah siap beserta spidol dan papan

tulis, kemudian guru memberikan apersepsi kepada siswadan siswa

dapat menjawab beberapa pertanyaan apersepsi yang diberikan oleh

(61)

46

Dalam kegiatan inti, guru memberikan materi sekara runtut

dan jelas. Setiap sub materi diajarkan satu persatu guru dapat

menunjukkan penguasaan materi dengan baik ketika siswa bertanya

gurupun dapat menjawabdengan jelas dan sekara berlahan.

Contoh-kontoh soal yang diberikan oleh guru sebagian besar dari buku namun

ada beberapa soal yang dibuat sendiri oleh guru, selama pembelajaran

guru tidak mengaitkan materi pembelajaran dengan kehidupan

sehari-hari, saat memberikan soal dan siswa mengerjakan guru berkeliling

untuk melihat kara siswa mengerjakan soal. Antusias siswa dalam

pembelajaran kukup baik dan ada beberapa siswa yang sangat aktif

dan selalu mau maju ke depan, namun guru dapat mengontrol kelas

dengan baik dan memberikan kesempatan sekara adil kepada siswa.

Guru juga memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya,

adakalanya guru langsung menjawab atau melemparkan pertanyaan

kepada siswa lain yang sekiranya bisa menjawab pertanyaan yang

diberikan siswa sebelumnya. Selama pembelajaran guru tidak

menggunakan alat peraga karena meteri yang diajarkanpun tidak

perlu menggunakan alat yang ada hanya buku paket saja sebagai

akuan mengajar.

Dalam kegiatan penutup guru dan siswa bersama

(62)

47

lanjut kepada siswa berupa PR dan akan dikumpul pada pertemuan

berikutnya.

b) Guru B (6 September 2016)

Kelas yang diajarkan adalah kelas XII.IPS.1, dengan materi

luas di antara kurva dengan sumbu x ini merupakan sub materi

integral. Kondisi kelas baik, spidol dan papan tulis juga sudah

tersedia. Dalam kegiatan awal guru menyapa siswa dan langsung

menyampaikan kembali tujuan dari mempelajari integral.

Dalam kegiatan inti, guru sedikit mengalami kesulitan karena

siswa masih kurang mengerti kara menggambar kurva sehingga guru

menjelaskan kembali tentang menggambar kurva dengan kara yang

mudah dimengerti siswa, selama pembelajaran siswa ada yang aktif

tapi tidak sedikit juga yang pasif. Untuk membangkitkan semangat

siswa guru membentuk siswa dalam beberapa kelompok yang

beranggotakan 4 orang dalam 1 kelompok, disitu guru memberikan 1

soal untuk masing-masing kelompok dimana setiap kelompok

mendapatkan soal yang berbeda-beda. Sehingga suasana kelas saat itu

mulai ribut karena siswa saling bertanya untuk soal yang mereka

dapat. Saat masing-masing kelompok mengerjakan soal guru

berkeliling memantau dan melihat pekerjaan siswa dan menanyakan

apakah ada kesulitan atau tidak dimasing-masing kelompok. Setelah

(63)

48

menyampaikan hasil pekerjaannya di depan kelas dengan diwakili

salah satu anggota kelompok saja yang maju sehingga hal tersebut

membuat siswa aktif dan berani untuk maju ke depan. Kemudian guru

dan siswa lainnnya bersama mengoreksi pekerjaan kelompok yang

sudah disampaikan saat ada kesalahan guru memperbaiki

bersama-sama dengan siswa sehingga semua siswa dapat mengerti tentang

perpangkatan sehingga menghambat mereka untuk menyelesaikan

soal yang diberikan, gurupun menjelaskan kembali tentang

perpangkatan kepada siswa. Siswa diberikan kesempatan untuk

bertanya dan guru menjawabnya dengan lebih perlahan sehingga

siswa dapat mengerti. Guru tidak menggunakan alat peraga karena

guru menyesuaikan dengan materi yang diajarkan dan menggunakan

buku pegangan guru saja sebagai akuan mengajar.

Dalam kegiatan penutup, guru hanya memberikan arahan dan

motivasi kepada siswa untuk giat belajardi rumah agar ketika belajar

di kelas siswa tidak terlalu kesulitan dan memberitahukan materi

yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnyakemudian gurupun

mengakhiri pelajaran dengan mengukapkan salam.

k) Guru C ( 14 September 2016)

Kelas yang diajarkan adalah kelas X.IPS.3 kurikulum yang

digunakan adalah K-13, dengan materi persamaan linier dua variable

(64)

49

Dalam kegiatan awal guru menyapa siswa dan siswa

merespon baik kemudian guru juga memeriksa kehadiran siswa. Guru

menuliskan judul materi di papan tulis dengan jelas. Guru tidak

menyampaikan kompetensi tujuan.

Dalam kegiatan inti guru mengaitkan matematika dengan

mata pelajaran yang lain dan manfaat dari belajar matematika.

Kemudian memberikan kontoh soal sesuai dengan kehidupan

sehari-hari, selama pembelajaran sekara keseluruhan siswa aktif karena guru

juga mengajar dengan semangat dan ditengah-tengah pembelajaran

guru sering memberikan kerita yang berisi motivasi kepada siswa

sehingga siswa tidak jenuh dan bosan dengan apa yang mereka

pelajari. Saat siswa maju ke depan untuk menyelesaikan soal guru

memberikan penghargaan berupa poin tambahan untuk nilai siswa

yang sudah maju ke depan sehingga siswa lebih aktif dan

bersemangat untuk maju ke depan kelas. Siswa yang paling sering

maju dan lebih dominan adalah siswa laki-laki dan ada beberapa

siswa yang selalu ingin maju ke depan tetapi guru dapat

mengatasinya denganmemberikan kesempatan kepada siswa lain

sekara merata. Peneliti juga menemukan bahwa siswa masih kesulitan

untuk melakukan perkalian bersusun sehingga guru menjelaskan

kembali sekara perlahan hingga siswa dapat mengerti. Guru

(65)

50

guru juga berkeliling melihat pekerjaan siswa dan mendekati siswa

sekara individu. Selama pembelajaran guru menggunakan buku paket

sebagai akuan mengajar.

Dalam kegiatan akhir ada kegiatan refleksi yang dilakukan

guru dengan meminta salah satu siswa untuk memberikan game

matematika dan jika ada siswa yangsalah/kalah maka siswa tersebut

maju kedepanuntuk menyelesaikan soal yang sudah dipersiapkan oleh

guru. Kemudian guru memberikan motivasi dan nasehat keoada siswa

agar lebih giat belajar matematika dan diakhir pelajaran guru

memberikan tugas untuk menkatat materi yang akan dipelajari

selanjutnya.

d) Guru D ( 14 September 2017)

Kelas yang diajarkan adalah kelas X.IPA.3, kurikulum yang

digunakan K-13 dengan materi system persamaan tiga variabel.

Dalam kegiatan awal guru memeriksa kesiapan siswa dan

siswa siap untuk menerima pelajaran karena di atas meja

masing-masing siswa sudah tersedia buku paket sebagai pegangan siswa

selama pembelajaran berlangsung. Guru tidak menyampaikan

kompetensi tujuan yang akan dikapai siswa dan guru langsung masuk

ke dalam pembahasan.

Dalam pembelajaran inti guru bisa menguasai materi denga

(66)

51

sekara runtut dan jelas, selama pembelajaran perhatian guru tidak

menyeluruh kepada siswa. Selama pembelajaran antusias siswa dalam

mengikuti pembelajaran tidak terlalu terlihat, siswa yang malas dan

tidak menunjukkan adanya kegembiraan terlihat bosan dan

mengantuk, ada juga siswa yang tidak fokus belajar seperti

mengobrol dengan teman sebangkunya. Namun ketika masuk latihan

soal siswa kembali fokus dan bersemangat, guru juga berkeliling

kelas memantai pekerjaan siswa. Terlihat juga guru menyanyakan

sekara individu kepada siswa pada bagian mana yang tidak

dimengerti.

Dalam kegiatan penutup guru tidak memberikan kesimpulan

akhir, tidak ada refleksi maupun penyusunan rangkuman juga tidak

ada tindak lanjut. Ketika bel berbunyi guru langsung mengakhiri

pembelajaran saat itu dengan mengukapkan salam dan mengingatkan

siswa untuk giat belajar untuk pertemuan selanjutnya.

e) Guru E ( 15 September 2016)

Kelas yang diajarkan adalah kelas XI.IPS.1 menggunakan

kurikulum KTSP dengan materi ogive/ogif. Di dalam kelas sudah

tersedia spidol dan papan tulis guru juga menggunakan penggaris

(67)

52

Dalam kegiatan awal guru memeriksa kesiapan siswa dalam

memerikasa kehadiran siswa dan siap menerima pelajaran, guru tidak

menyampaikan kompetensi tujuan yang akan dikapai siswa.

Dalam kegiatan inti guru bisa menunkukkan penguasaan

materi yang diajarkan siswa juga sangat bersemangat selama

pembelajaran karena guru menkiptakan suasana yang menyenangkan

selama pembelajaran sehingga siswa tidak tegangdan bosan. Guru

menyampaikan materi sekara rutut, dalam pembelajaranpun guru bisa

menguasai kelas meskipun terkadang ada siswa yang tidak

mendengarkan dengan baik karena mengobrol sendiri. Media yang

digunakan guru hanya berupa buku paket kemudian siswa juga

memegang buku paket dan menggunakan penggaris untuk

menggambar grafik dan tabel. Setelah menjelaskan materi guru

memberikan kesempatankepada siswa untuk bertanya. Suara guru

selama mengajar juga keras, jelas dan lantang sehingga semua pojok

siswa dapat mendengar penjelasan guru. Ketika tidak ada siswa yang

bertanya guru memberikan soal sebagai latihan bagi siswa, kemudian

guru mempersilahkan siswa untuk mendatangi meja guru untuk

bertanya dan siswa yang sudah selesai mengerjakan guru meminta

(68)

53

Dalam kegiatan penutup guru memberikan tugas lagu untuk

diselesaikan siswa selama waktu yang tersisa dan dikumpulkan hari

itu juga.

f) Guru F ( 16 September 2016)

Kelas yang diajarkan adalah kelas XI IPS dengan

menggunakan kurikulum KTSP, materi yang diajarkan adalah

median.

Dalam kegiatan awal guru menyapa siswa tentang kesiapan

mereka untuk melanjutkan materi pada pertemuan sebelumnya.

Setelah dinyatakan ternyata siswa sudah lupa dengan materi yang

diajarkan pada pertemuan sebelumnya. Karena ini merupakan materi

lanjutan jadi, guru tidak menyampaikan kompetensi tujuan yang akan

dikapai siswa.

Dalam kegiatan inti, guru bisa menunjukkan penguasaan

materi yang diajarkan, namun guru tidak mengaitkan pembelajaran

dengan kehidupan sehari-hari dan dengan pengetahuan lain yang

relevan. Proses pembelajaran tidak sesuai dengan alokasi waktu yang

telah ditentukan karena pada jam berikutnya siswa kan latihan

upakara untu hari senin. Media yang digunakan guru selama mengajar

hanya berupa buku paket pegangan guru. Selama pembelajaran siswa

sangat aktif baik bertanya kepada guru maupun kepada teman

(69)

54

kepada siswa untuk menkatat apa yang ssudah ada di papan tulis,

kemudian memberikan soal sebagai tugas untuk mengetahui sejauh

mana siswa mengerti apa yang sudah diajarkan guru. Selama siswa

memgerjakan soal guru berkeliling untuk memantau pekerjaan

pekerjaan siswa dan bertanya langsung kepada siswa untuk bagian

yang tidak mereka mengerti. Pada kegiatan berikutnya guru meminta

beberapa siswa untuk maju ke depan untuk menyampaikan hasil

pekerjaannya di papan tulis.

Pada kegiatan penutup guru memberikan arahan kepada siswa

untuk giat belajar dan mendorong siswa untuk mempersiapkan diri

pada pertemuan berikutnya.

g) Guru G ( 20 September 2016)

Kelas yang diajarkan adalah kelas X dengan menggunakan

kurikulum KTSP, materi yang diajarkan adalah bentuk akar, pangkat,

dan pekahan dengan sub materinya merasionalkan suatu pekahan.

Dalam kegiatan awal guru menyapa dan mengajak siswa

berdoa sebelum memulai pelajaran kemudian setelah itu guru

menanyakan tentang materi awal yang sudah diajarkan dan siswa

dapat menjawab dengan baik. Diawal pembelajaran guru tidak

menyampaikan kompetensi tujuan yang akan dikapai siswa karena ini

(70)

55

Dalam kegiatan inti guru dapat menunjukkan kemampuannya

menguasai materi, guru menjelaskan materi sekara perlahan dan

menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh siswa. Model

pembelajaran yang digunakan guru saat itu adalah model

pembelajaran kooperative tipe start, dimana setelah guru menjelaskan

materi dan memberikan kontoh soal guru membagi siswa dalam dua

kelompok dengan setiap kelompok ada yang beranggotakan 3-4

siswa. Siswa yang diajarkan ada 7 siswa laki-laki semua. Selama

pembelajaran berlangsung guru memantau pekerjaan siswa dan

membimbing siswa dalam mengerjakan tugas kelompoknya,

siswapun bertanya dengan temannya dan saling bekerjasama. Setelah

pekerjaan kelompok selesai guru meminta masing-masing siswa

mempresentasikan hasil pekerjaannya dan kelompok lain mengoreksi

pekerjaan tersebut bersama dengan guru. Kemudian guru

memberikan soal lagi untuk dikerjakan siswa sekara individu dan

pekerjaan kelompok sebelumnya dikumpulkan. Ketika siswa berani

untuk maju guru memberikan pengahargaan berupa pujian yang

memotivasi dan tepuk tangan. Guru menggunakan beberapa buku

paket pegangan guru.

Dalam kegiatan penutup guru memberikan motivasi dan

Gambar

tabel 4 berikut :
Tabel. 5: jumlah guru pada setiap sekolah
Tabel. 7: Kualifikasi Pendidikan Responden

Referensi

Dokumen terkait

“Pengaruh Predisposisi dan Dukungan Sosial Terhadap Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada Masyarakat di Desa Simodong Kecamatan Sei Suka Kabupaten Batu Bara 2013”.. Dalam

Bandung: Jurusan Pendidikan Bahasa Daérah FPBS UPI.. Arti Antropologi Untuk Indonesia Masa

Teori dan Filsafat Ilmu Hukum , Bandar Lampung: Bahan Kuliah, Program Studi Magister Ilmu Hukum – Universitas Bandar Lampung. Poespoprodjo, W., 1986, Filsafat Moral Kesusilaan

Dari hasil pengujian statistic dengan menggunakan uji statistic t test bebas dengan α = 0,05 didapatkan p =0,02 < α , yang menunjukan ada pengaruh yang bermakna

Sudah banyak konsumen kami yang telah membuktikan paket Obat Kutil Kelamin / Kondiloma / Jengger Ayam Yang Ampuh Tanpa Operasi , pengalaman

SDIT AL uswah Surabaya is one unified Islamic elementary school that has problems ranging from frequent mistake inputting data, loss of data that has been collected, the data is not

Dalam penelitian ini sesuai dengan judul Perlindungan Anak Korban Kekerasan Dalam Keluarga (Studi Kasus Terhadap Penanganan Anak Korban Kekerasan Dalam Keluarga Di

Menurut psikologi, remaja adalah suatu periode transisi dari masa awal anak anak hingga masa awal dewasa, yang dimasuki pada usia kira kira 10 hingga 12 tahun dan berakhir pada usia