• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Implementasi Pelayanan Publik pada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Salatiga dalam Pembuatan E - KTP T1 312013710 BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Implementasi Pelayanan Publik pada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Salatiga dalam Pembuatan E - KTP T1 312013710 BAB II"

Copied!
52
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KERANGKA TEORITIS, HASIL PENELITIAN dan ANALISIS

A. KERANGKA TEORITIS 1. Kajian Pelayanan Publik

Pelayanan publik yang menjadi fokus disiplin ilmu Administrasi

Negara di Indonesia, masih menjadi persoalan yang perlu memperoleh

perhatian dan penyelesaian yang komprehensif. Hipotesis seperti itu secara

kualitatif misalnya dapat dengan mudah dibuktikan di mana berbagai tuntutan

pelayanan publik sebagai tanda ketidakpuasan mereka sehari-hari banyak kita

lihat. Harus diakui, bahwa pelayanan yang diberikan oleh pemerintah kepada

rakyat terus mengalami pembaruan, baik dari sisi paradigma maupun format

pelayanan seiring dengan meningkatnya tuntutan masyarakat dan perubahan

di dalam pemerintah itu sendiri. Meskipun demikian, pembaruan dilihat dari

dua sisi tersebut belumlah memuaskan, bahkan masyarakat masih diposisikan

sebagai pihak yang tidak berdaya dan termarginalisasikan dalam kerangka

pelayanan.1

Undang Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik

adalah Undang Undang yang mengatur tentang prinsip-prinsip pemerintahan

yang baik yang merupakan efektifitas fungsi-fungsi pemerintahan itu sendiri.

Pelayanan publik telah diatur dalam UU No. 25 tahun 2009 tentang

Pelayanan Publik, menjelaskan :

1

(2)

a. Pelayanan Publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.

b. Pelaksanaan pelayanan publik yang selanjutnya disebut Pelaksanan adalah pejabat, pegawai, petugas dan setiap orang yang bekerja di dalam Organisasi Penyelenggara yang bertugas melaksanakan tindakan atau serangkaian tindakan pelayanan publik.

c. Standar pelayanan adalah tolok ukur yang sipergunakan sebagai pedoman penyelenggaraan pelayanan dan acuan penilaian kualitas pelayanan sebagai kewajiban dan janji penyelenggara kepada masyarakat dalam rangka pelayanan yang berkualitas, cepat, mudah, terjangkau dan terukur. d. Sistem informasi pelayanan publik yang selanjutnya disebut Sistem

Informasi adalah rangkaian kegiatan yang meliputi penyimpanan dan pengelolaan informasi serta mekanisme penyampaian informasi dari Penyelenggara kepada masyarakat dan sebaliknya dalam bentuk lisan, tulisan, gambar serta disajikan secara manual ataupun elektronik.

Unit penyelenggara pelayanan publik adalah unit pada kerja instansi

pemerintah secara langsung memberi pelayanan kepada penerima pelayanan

publik, sedangkan pemberi pelayanan publik adalah pejabat/pegawai

instansi pemerintah yang melaksanakan tugas dan fungsi pelayanan publik

sesuai dengan peraturan perundang-undangan2. Pelayanan publik adalah

pemberian layanan (melayani) keperluan orang atau masyarakat yang

mempunyai kepentingan pada organisasi itu sesuai dengan aturan produk

dan tata cara yang telah ditetapkan.

Pengertian Pelayanan Publik adalah segala kegiatan yang

dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya

pemenuhan kebutuhan penerima pelayanan, dalam pelaksanaan ketentuan

peraturan perundang-undangan3. Peningkatan pelayanan publik yang efisien

2

M oenir, 1992, M anajemen dan Pelayanan Umum di Indonesia,Bumi Aksara, Jakart a 3

(3)

dan efektif akan mendukung tercapainya efisiensi dan efektif akan

mendukung tercapainya efisiensi pembiayaan, artinya ketika pelayanan

umum yang diberikan oleh penyelenggara pelayanan kepada pihak yang

dilayani berjalan sesuai dengan kondisi yang sebenarnya atau mekanisme

atau prosedurnya tidak berbelit-belit, akan mengurangi biaya atau beban

bagi pihak pemberi pelayanan dan juga penerima pelayanan.

Penyelenggara Pelayanan Publik adalah instansi pemerintah yang

terbagi ke dalam unit-unit pelayanan yang secara langsung memberikan

pelayanan kepada masyarakat. Ukuran keberhasilan pelayanan akan

tergambar pada indeks kepuasan masyarakat yang diterima oleh para

penerima pelayanan berdasarkan harapan dan kebutuhan mereka yang

sebenarnya. Namun sebenarnya pelayanan publik dapat bekerja sama

dengan pihak swasta atau diserahkan kepada swasta apabila memang

dipandang lebih efektif dan sepanjang mampu memberikan kepuasan

maksimal kepada masyarakat.

Melihat pentingnya sebuah pelayanan publik, maka pelayanan publik

harus dipandang sebagai upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat dan hak

hak dasar masyarakat sebagai Warga Negara, sehingga masyarakat

menerima apa yang seharusnya mereka terima, baik pelayanan publik yang

diselenggarakan pemerintah maupun penyelenggara swasta dengan

berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku.

Menurut ahli hukum, dalam sebuah pemerintahan yang baik harus

(4)

pemerintahan. Asas – asas umum pemerintahan yang baik dirinci menjadi

tiga belas (13) asas, yaitu4:

1. Asas Kepastian Hukum

2. Asas Keseimbangan

3. Asas Kesamaan dalam mengambil keputusan

4. Asas bertindak cermat

5. Asas motifasi untuk setiap keputusan

6. Asas jangan mencampuradukan kewenangan

7. Asas permainan yang layak

8. Asas Keadilan atau kewajaran

9. Asas menanggapi pengharapan yang wajar

10. Asas meniadakan akibat – akibat suatu keputusan yang batal

11. Asas perlindungan atas pandangan hidup

12. Asas kebijaksanaan

13. Asas penyelenggaraan

Dengan uraian yang sangat lengkap untuk semua asas – asas diatas

tentunya setiap undang – undang yang disusun pemerintah akan mengacu

pada asas – asas tersebut.

Setiap pelayanan publik harus memiliki standar pelayanan dan

dipublikasikan sebagai jaminan adanya kepastian bagi penerima pelayanan.

Standar pelayanan merupakan ukuran yang harus dimiliki dalam

penyelenggaraan pelayanan publik yang wajib ditaati oleh pemberi dan

4

(5)

penerima pelayanan. Standar pelayanan publik sekurang-kurangnya

meliputi:

a. Prosedur Pelayanan

Prosedur pelayanan merupakan salah satu dari standar pelayanan

publik. Prosedur pelayanan harus dibakukan bagi pemberi dan penerima

pelayanan publik, termasuk pengaduan sehingga tidak terjadi

permasalahan dikemudian hari. Prosedur pelayanan harus ditetapkan

melalui standar pelayanan minimal, sehingga pihak penerima pelayanan

dapat memahami mekanismenya.

b. Waktu Penyelesaian

Waktu penyelesaian merupakan salah satu dari standar pelayanan

publik. Waktu penyelesaian yang ditetapkan sejak saat pengajuan

permohonan sampai dengan penyelesaian pelayanan termasuk

pengaduan. Semakin cepat waktu penyelesaian pelayanan, maka akan

semakin meningkatkan kepercayaan masyarakat akan pelayanan yang

diberikan.

c. Produk Pelayanan

Produk pelayanan merupakan salah satu dari standar pelayanan publik.

Hasil pelayanan akan diterima sesuai dengan ketentuan yang telah

ditetapkan. Produk pelayanan harus dipahami secara baik, sehingga

(6)

d. Biaya Pelayanan

Biaya pelayanan merupakan salah satu dari standar pelayanan publik.

Biaya pelayanan termasuk rinciannya harus ditentukan secara konsisten

dan tidak boleh ada diskriminasi, sebab akan menimbulkan

ketidakpercayaan penerima pelayanan kepada pemberi pelayanan.

Biaya pelayanan ini harus jelas pada setiap jasa pelayanan yang akan

diberikan kepada masyarakat, sehingga tidak menimbulkan kecemasan,

khususnya kepada pihak atau masyarakat yang kurang mampu.

e. Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana merupakan salah satu dari standar pelayanan

publik. Penyediaan sarana dan prasarana pelayanan yang memadai oleh

penyelenggara pelayanan publik sangat menentukan dan menunjang

keberhasilan penyelenggaraan pelayanan.

f.Kompetensi Petugas Pemberi Pelayanan

Kompetensi petugas pemberi pelayanan merupakan salah satu dari

standar pelayanan publik. Kompetensi petugas pemberi pelayanan harus

ditetapkan dengan tepat berdasarkan pengetahuan, keahlian,

keterampilan, sikap dan perilaku yang dibutuhkan agar pelayanan yang

diberikan bermutu.

1.1.1. Dasar Hukum Pelayanan Publik

Pelayanan Publik untuk masyarakat umum menjadi tugas dan kewajiban

(7)

a) Instruksi Presiden Nomor 1 tahun 1995 tentang Perbaikan Peningkatan

Mutu Pelayanan Aparatur kepada Masyarakat.

b) Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor :

63/KEP/M.PAN/7/2003 tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan

Pelayanan Publik.

c) Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor :

26/KEP/M.PAN/2004 tentang Petunjuk Teknis Transparansi dan

Akuntabilitas Penyelenggaraan Pelayanan Publik.

Peraturan peraturan Pemerintah ini menjadi dasar hukum pelaksanaan

pelayanan publik dan salah satu bentuk pelayanan publik yang dilaksanakan

untuk masyarakat, adalah pelayanan publik bidang administrasi

kependudukan, seperti pembuatan KTP.

1.2. Ketentuan Tentang e-KTP 1.2.1. Pengertian e-KTP

Kartu Tanda Penduduk elektronik atau electronic-KTP (e-KTP)

adalah Kartu Tanda Penduduk (KTP) yang dibuat secara elektronik, dalam

artian baik dari segi fisik maupun penggunaannya berfungsi secara

komputerisasi. e-KTP ini sengaja diadakan untuk mempermudah

pemerintah untuk mengambil data penduduk, karena dengan e-KTP

pemerintah bisa langsung melihat data dari KTP elektronik tersebut tanpa

harus menunggu daya yang harus disensus terlebih dahulu.

e-KTP atau KTP Elektronik juga mempunyai pengertian dokumen

(8)

administrasi ataupun teknologi informasi dengan berbasis pada database

kependudukan nasional. Penduduk hanya diperbolehkan memiliki 1 (satu)

KTP yang tercantum Nomor Induk Kependudukan (NIK). NIK merupakan

identitas tunggal setiap penduduk dan berlaku seumur hidup. Nomor NIK

yang ada di e-KTP nantinya akan dijadikan dasar dalam penerbitan Paspor,

Surat Izin Mengemudi (SIM), Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), Polis

Asuransi, Sertifikat atas Hak Tanah dan penerbitan dokumen identitas

lainnya (Pasal 13 UU No. 23 Tahun 2006 tentang Administrasi

Kependudukan).

Program e-KTP diluncurkan oleh Kementerian Dalam Negeri

Republik Indonesia pada bulan Februari 2011 dimana pelaksanannya terbagi

dalam dua tahap. Tahap pertama dimulai pada tahun 2011 dan berakhir pada

30 April 2012 yang mencakup 67 juta penduduk di 2348 kecamatan dan 197

kabupaten/kota. Sedangkan tahap kedua mencakup 105 juta penduduk yang

tersebar di 300 kabupaten/kota lainnya di Indonesia. Secara keseluruhan,

pada akhir 2012, ditargetkan setidaknya 172 juta penduduk sudah memiliki

e-KTP.

Secara sederhana, e-KTP berasal dari kata electronic-KTP, atau Kartu

Tanda Penduduk Elektronik atau sering disingkat e-KTP. Lebih rincinya,

menurut situs resmi e-KTP, KTP elektronik adalah dokumen kependudukan

yang memuat sistem keamanan/pengendalian baik dari sisi administrasi

ataupun teknologi informasi dengan berbasis pada basis data kependudukan

(9)

Program e-KTP dilatar belakangi oleh sistem pembuatan KTP

konvensional atau nasional di Indonesia yang memungkinkan seseorang

dapat memiliki lebih dari satu KTP. Hal ini disebabkan belum adanya basis

data terpadu yang menghimpun data penduduk dari seluruh Indonesia. Fakta

tersebut memberi peluang penduduk yang ingin berbuat curang dalam

hal-hal tertentu dengan manggandakan KTP-nya. Misalnya dapat digunakan

untuk:

a. Menghindari pajak

b. Memudahkan pembuatan paspor yang tidak dapat dibuat diseluruh kota

c. Mengamankan korupsi atau kejahatan/kriminalitas lainnya

d. Menyembunyikan identitas (seperti teroris)

e. Memalsukan dan menggandakan ktp

Sesuai rencana awal, e-KTP dimulai pada bulan Agustus tapi molor

sampai akhir September, bahkan dibanyak daerah malah mulai awal

November 2011. Alasan pengunduran tersebut adalah soal ketersediaan

peralatan untuk scan sidik jari dan retina mata. Namun belum lama ini

(Kompas.com) mengutip pernyataan Menteri Dalam Negeri yang meralat

bahwa e-KTP akan tuntas pada akhir 2012. Padahal sebelumnya pemerintah

yakin bahwa rekam data penduduk untuk e-KTP selesai pada akhir 2011.

1.2.2. Dasar hukum Penerapan e-KTP

Pembuatan KTP diatur dan ditetapkan berdasarkan :

a) Undang Undang Nomor 23 tahun 2006 tentang Administrasi

(10)

b) Peraturan Presiden Nomor 26 tahun 2009 tentang Penerapan KTP

Berbasis NIK secara Nasional sebagaimana telah diubah dengan

Peraturan Presiden Nomor 35 tahun 2010

c) Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 471.130.5-335 tahun 2010

tentang Pembentukan Tim Teknis Penerbitan NIK dan Penerapan KTP

berbasis NIK secara Nasional

d) Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 6 tahun 2011 tentang Standar dan

Spesifikasi Perangkat Lunak dan Blanko KTP Berbasis NIK secara

Nasional

e) Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 9 tahun 2011 tentang Pedoman

Penerbitan KTP Berbasis NIK secara Nasional

f) Surat Edaran Menteri Dalam Negeri No. 471.13/2715/MD tanggal 16

Juni 2010 tentang Pemutakhiran Data Kependudukan.

g) Surat Edaran Menteri Dalam Negeri No. 471.13/4141/SJ tanggal 13

Oktober 2010 tentang Penerbitan NIK dan Persiapan Penerapan e-KTP

tahun 2011

Jabaran peraturan pemerintah pusat untuk pelaksanaan pembuatan KTP di

Kota Salatiga, ditetapkan berdasarkan Undang Undang Nomor 23 tahun

2006 tentang Administrasi Kependudukan, yang dijelaskan bahwa :

“Penduduk hanya diperbolehkan memiliki 1 (satu) KTP yang

tercantum Nomor Induk Kependudukan (NIK). NIK merupakan

identitas tunggal setiap penduduk dan berlaku seumur hidup. Nomor

(11)

penerbitan Paspor, Surat Izin Mengemudi (SIM), Nomor Pokok

Wajib Pajak (NPWP), Polis Asuransi, Sertifikat atas Hak Tanah dan

penerbitan dokumen identitas lainnya.”

1) Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2006 tentang

Administrasi Kependudukan, dijelaskan bahwa: "penduduk hanya

diperbolehkan memiliki 1 (satu) KTP yang tercantum Nomor Induk

Kependudukan (NIK)5. NIK merupakan identitas tunggal setiap

penduduk dan berlaku seumur hidup". Nomor NIK yang ada di e-KTP

nantinya akan dijadikan dasar dalam penerbitan Paspor, Surat Izin

Mengemudi (SIM), Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), Polis

Asuransi, Sertifikat atas Hak Tanah dan penerbitan dokumen identitas

lainnya.

2) Peraturan Presiden Nomor 26 Tahun 2009 tentang Penerapan KTP

berbasis Nomor Induk Kependudukan6, yang berbunyi:

a. KTP berbasis NIK memuat kode keamanan dan rekaman

elektronik sebagai alat verifikasi dan validasi data jati diri

penduduk

b. Rekaman elektronik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berisi

biodata, tanda tangan, pas foto, dan sidik jari tangan penduduk

yang bersangkutan

5

Undang Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2006 Tent ang Administ rasi Kependudukan 6

(12)

c. Rekaman seluruh sidik jari tangan penduduk disimpan dalam basis

data kependudukan

d. Pengambilan seluruh sidik jari tangan penduduk sebagaimana

dimaksud pada ayat (3) dilakukan pada saat pengajuan

permohonan KTP berbasis NIK, dengan ketentuan : Untuk WNI,

dilakukan di kecamatan; dan untuk orang asing yang memiliki izin

tinggal tetap dilakukan di instansi pelaksana

e. Rekaman sidik jari tangan penduduk yang dimuat dalam KTP

berbasis NIK sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berisi sidik jari

telunjuk tangan kiri dan jari telunjuk tangan kanan penduduk yang

bersangkutan;

f. Rekaman seluruh sidik jari tangan penduduk sebagaimana

dimaksud pada ayat (3) dapat diakses oleh pihak-pihak yang

berkepentingan sesuai dengan peraturan perundang-undangan

g. Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara perekaman sidik jari

diatur oleh Peraturan Menteri

1.2.3. Fungsi e-KTP

1. Sebagai identitas jati diri

2. Berlaku nasional, sehingga tidak perlu lagi membuat KTP lokal untuk

pengurusan izin, pembukaan rekening Bank, dan sebagainya.

3. Mencegah KTP ganda dan pemalsuan KTP

4. Terciptanya keakuratan data penduduk untuk mendukung program

(13)

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa e-KTP sangat perlu untuk

dapat menciptakan sistem administrasi kependudukan yang rapi dan teratur

dalam rangka mempermudah pemberian pelayanan publik oleh pemerintah

kepada seluruh masyarakat. Pemanfaatan e-KTP diharapkan dapat berjalan

lancar karena memiliki fungsi dan kegunaan yang sangat membantu

pemerintah dan masyarakat yang bersangkutan dalam hal pemberian dan

pemanfaatan pelayanan publik.

1.2.4. Keunggulan e-KTP

Keunggulan e-KTP juga dapat dilihat dari target jangka pendek

pemerintah dalah Pemilu yang akan datang. Dengan e-KTP, kartu

pemilihan untuk pemilu sudah tidak ada lagi. Artinya masyarakat cukup

memperlihatkan e-KTP mereka masing-masing saat melakukan pemilu.

Tentunya, hal ini memberikan penghematan yang luar biasa ke kas

negara. Selain itu, e-KTP juga meminimalisir kecurangan dalam pemilu.

Karena sudah komputerisasi, tidak ada lagi yang bisa memilih/nyoblos dua

kali. Jadi, pemilu bisa lebih jujur, adil, dan bersih.

Berdasarkan pernyataan Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi di

situs resmi e-KTP, Kartu Tanda Penduduk Elektronik (e-KTP) yang

diterapkan di Indonesia memiliki keunggulan dibandingkan dengan e-KTP

yang diterapkan di RRC dan India. e-KTP di Indonesia lebih

komprehensif. Di RRC, Kartu identitas elektronik (e-IC) nya tidak

dilengkapi dengan biometrik atau rekaman sidik jari. Di sana, e-IC hanya

(14)

di India, sistem yang digunakan untuk pengelolaan data kependudukan

adalah sistem UID (Unique Identification Data), sedangkan di Indonesia

namanya NIK (Nomor Induk Kependudukan). UID diterbitkan melalui

pendaftaran pada 68 titik pelayanan, sedangkan program e-KTP di

Indonesia dilaksanakan di lebih dari 6.214 kecamatan. Dengan demikian,

e-KTP yang diterapkan di Indonesia merupakan gabungan e-ID RRC dan

UID India, karena e-KTP dilengkapi dengan biometrik dan chip.

e-KTP juga mempunyai keunggulan dibandingkan dengan KTP

biasa/KTP nasional, keunggulan-keunggulan tersebut diantaranya:

1. Identitas jati diri tunggal

2. Tidak dapat dipalsukan

3. Tidak dapat digandakan

4. Dapat dipakai sebagai kartu suara dalam Pemilu atau Pilkada

(E-voting)

Selain itu, sidik jari yang direkam dari setiap wajib e-KTP adalah

seluruh jari (berjumlah sepuluh), tetapi yang dimasukkan datanya dalam

chip hanya dua jari, yaitu jempol dan telunjuk kanan. Sidik jari dipilih

sebagai autentikasi untuk e-KTP karena memiliki kelebihan-kelebihan

sebagai berikut:

1. Biaya paling murah, lebih ekonomis daripada biometrik yang lain

2. Bentuk dapat dijaga tidak berubah karena gurat-gurat sidik jari akan

kembali ke bentuk semula walaupun kulit tergores

(15)

1.2.5. Kelemahan e-KTP

Mengenai kelemahan, e-KTP ini sangat sensitif. e-KTP terdiri dari

tujuh lapis. Di dalamnya ada data diri, tanda tangan, sidik jari, pupil mata,

dan masih banyak lagi. Semuanya dalam bentuk elektrik. Jadi, jangan

sampai e-KTP diletakkan di bearang-barang elektronik seperti handphone,

televisi, kulkas, laptop, dan lainnya. Karena elektromagnetik yang terdapat

dalam benda-benda tersebut dalam merusak sistem yang ada di e-KTP.

Kekurangan yang lain adalah chip di dalam e-KTP bisa rusak jika kartu

tersebut dilaminating bahkan dihekter. Berbeda dengan KTP sebelumnya,

untuk mempercantik tampilan, kita bisa melaminating kartu tersebut. Jika

beberapa hal tersebut dilakukan, bisa-bisa data diri kita di dalam e-KTP

bisa rusak alias error.

Dalam pelaksanaannya, penggunaan e-KTP terbukti masih

memiliki kelemahan. Misalnya tidak tampilnya tanda tangan sipemilik di

permukaan KTP. Tidak tampilnya tanda tangan di dalam e-KTP tersebut

telah menimbulkan kasus tersendiri bagi sebagian orang. Misalnya ketika

melakukan transaksi dengan lembaga perbankan, e-KTP tidak di akui

karena tidak adanya tampilan tanda tangan. Ada beberapa kasus pemegang

e-KTP tidak bisa bertransaksi dengan pihak bank karena tidak adanya

tanda tangan. Tanda tangan yang tercetak dalam chip itu tidak bisa dibaca

bank karena tak punya alat (card reader). Akhirnya pihak pemegang

e-KTP terpaksa harus meminta rekomendasi dari Kepala Dinas

(16)

Mendagri Gamawan Fauzi telah menyampaikan melalui surat

edaran resmi nomor: No. 471.13/1826/SJ bahwa e-KTP tidak

diperkenankan difotokopi untuk menghindari kesalahan fatal terkait

pembacaan menggunakan card reader7.

1.2.6. Syarat dan prosedur pengurusan e-KTP Syarat:

1. Berusia 17 tahun

2. Menunjukkan surat pengantar dari kepala desa/kelurahan

3. Mengisi formulir F1.01 (bagi penduduk yang belum pernah

mengisi/belum ada data di sistem informasi administrasi

kependudukan) ditanda tangani oleh kepala desa/kelurahan

4. Foto kopi Kartu Keluarga (KK)

Prosedur:

Prosedur pembuatan e-KTP menurut versi pemerintah sangat

simpel dan mudah. Secara umum, proses pembuatan e-KTP (menurut situs

resmi e-KTP.com) adalah :

a. Penduduk datang ke tempat pelayanan membawa surat panggilan

b. Petugas melakukan verifikasi data penduduk dengan database

c. Foto (digital)

d. Tanda tangan (pada alat perekam tanda tangan)

e. Perekaman sidik jari (pada alat perekam sidik jari) dan scan retina

mata

7

(17)

f. Petugas membubuhkan tanda tangan dan stempel pada surat

panggilan yang sekaligus sebagai tanda bukti bahwa penduduk

telah melakukan perekaman foto tanda tangan sidik jari

g. Penduduk dipersilahkan pulang untuk menunggu hasil Proses

Pencetakan 2 Minggu setelah pembuatan

Namun nyatanya tidaklah semudah dan segampang itu, bahkan

harus melalui prosedur yang rumit dan berbelit. Bagi yang belum dapat

panggilan dari RT/Kelurahan maka warga tersebut tidak bisa mengurus

e-KTP. Jadwal pemanggilan bergilir itu tidak tentu jadwalnya, hal ini

akan bermasalah karena ada sebagia warga yang ada agenda keluar

kota atau pindah domosili.

1.2.7. Pencapaian

Penerapan KTP Elektronik (e-KTP) merupakan amanat dari

Undang-Undang (UU) nomor 23 tahun 2006 dan serangkaian peraturan

lainnya seperti peraturan UU nomor 35 tahun 2010 yang menyatakan

aturan tata cara dan implementasi teknis dari e-KTP yang dilengkapi

dengan sidik jari dan chip. Program e-KTP di Indonesia telah dimulai

semenjak tahun 2009 dengan ditunjuknya empat kota sebagai proyek

percontohan e-KTP nasional. Adapun kota tersebut adalah Padang,

Makasar, Yogyakarta, dan Denpasar. Ditunjuknya empat kota ini sesuai

dengan Surat Dirjen Administrasi Kependudukan Departemen Dalam

Negeri nomor 471. 13/ 3350/MD tentang pelaksanaan e-KTP berbasis NIK

(18)

secara nasional baru dimulai pada bulan Februari 2012, meliputi 2348

kecamatan dan 197 kabupaten/kota pada tahun 2011 dan di 3886 di

kecamatan dan 300 di kabupaten/kota pada tahun 2012.

E-KTP sangat perlu untuk dapat menciptakan sistem administrasi

kependudukan yang rapi dan teratur dalam rangka mempermudah

pemberian pelayanan publik oleh pemerintah kepada seluruh masyarakat.

Pemanfaatan e-KTP diharapkan dapat berjalan lancar karena memiliki

fungsi dan kegunaan yang sangat membantu pemerintah dan masyarakat

yang bersangkutan dalam hal pemberian dan pemanfaatan pelayanan

publik.

1.2.8. Kelemahan Pelayanan Pembuatan e-KTP

Adapun kelemahan pelayanan pembuatan e-KTP, adalah sebagai berikut :

a) Kurang efektifnya pelayanan yang telah diberikan oleh petugas

b) Kurangnya alat dalam pelayanan pembuatan e-KTP

c) Kurangnya informasi yang jelas untuk masyarakat

d) Listrik hambat pelaksanaan e-KTP

e) Tidak dibayarnya tenaga honorer pembuatan e-KTP

1.2.9. Masalah yang Timbul dalam Pelayanan Pembuatan e-KTP

Dalam proses implementasi pelayanan e-KTP yang sampai saat ini

berjalan, masih dijumpai beberapa permasalahan, yaitu :

a) Terdapat kesalahan data penduduk.

b) Aktivasi e-KTP

(19)

d) E-KTP tidak terbaca oleh Card Reader

1.2.10. Pemecahan Masalah dalam Pelayanan Pembuatan e-KTP

Ada tiga unsur yang memegang peranan penting dalam pencapaian target

perekaman e-KTP, yaiyu :

a) Konsorsium

b) Pemerintah Daerah

c) Pemerintah Pusat

Agar ketiga unsur ini dapat mengimplementasikan tugas dan

fungsinya, maka sebagian besar merupakan fungsi dari tim supervisi

sebagai representasi dan pemegang peran kunci dalam mensukseskan

program nasional e-KTP.

Agar tidak ada penyalahgunaan pelayanan e-KTP, seluruh rantai

proses pelayanan dan penerbitan e-KTP harus disupervisi secara ketat dan

menyeluruh. Untuk itu, tim supervisi perlu memahami alur proses dan

mensupervisi agar proses perekaman data penduduk dan pengiriman data

hasil perekaman berjalan lancar. Selain itu, perlu secara periodik meriview

permasalahan teknik dan nonteknis yang terjasi dan memberikan masukan

rekomendasi pemecahan masalah kepada Dinas Kependudkan dan

Pencatatan Sipil.

B. HASIL PENELITIAN 1. Profil Dukcapil Kota Salatiga

(20)

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Salatiga, yang

baru saja terbentuk pada awal tahun 2009 dibentuk berdasarkan Peraturan

Daerah No. 10 tahun 2008. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

semula berupa Kantor Kependudukan dan Catatan Sipil yang berdiri pada

awal tahun 2005, yang sebelumnya merupakan sub bidang pada Dinas

Tenaga Kerja Kependudukan dan Catatan Sipil sejak tahun 2002-2004.

Awal tahun 2009 berdiri sendiri menjadi Dinas Kependudukan dan

Pencatatan Sipil.

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Salatiga

merupakan Dinas yang berada di bawah naungan Kementrian Dalam

Negeri, yang berpotensi dalam bidang Kependudukan dan Pencatatan

Sipil. Dalam proses pelayanan kepada masyarakat yang lebih baik,

tentunya Pemerintah berusaha sebaik mungkin untuk menyediakan

pelayanan administrasi kependudukan semaksimal mungkin. Sesuai

dengan UU no 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan,

dijelaskan bahwa Administrasi Kependudukan adalah rangkaian kegiatan

penataan dan penertiban dalam penerbitan dokumen dan data

kependudukan melalui pendaftaran penduduk, pencatatan sipil,

pengelolaan informasi kependudukan serta pendayagunaan hasilnya

untuk pelayanan publik dan pembangunan sektor lain.

(21)

Untuk menunjang pelayanan administrasi kependudukan, maka Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Salatiga memiliki suatu visi

sebagai pedoman pelayanan prima, yaitu :

“Produktif, Dinamis dan Prima dalam Pelayanan”

 Produktif adalah melaksanakan pekerjaan/kegiatan yang

sesungguhnya dan aktif untuk segera menyelesaikan.

 Dinamis adalah hasrat atau kemauan seseorang yang selalu ingin

maju dan mau berubah untuk menjadi lebih baik.

 Prima dalam pelayanan adalah suatu pelayanan kepada pihak lain

(masyarakat, dan yang sejenis) dengan memuaskan dan hasil

terbaik.

2) Misi

Misi yang dirumuskan dalam mencapai Visi adalah sebagai berikut :

 Mewujudkan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan

Bahwa dalam mewujudkan kebijakan kependudukan diperlukan

sistem informasi kependudukan dengan database, sebagaimana

diamanatkan dalam Undang Undang Nomor 23 tahun 2006

tentang Administrasi Kependudukan.

 Meningkatkan / mewujudkan pelayanan administrasi

kependudukan kepada masyarakat

Mengandung arti bahwa dalam mewujudkan keserasian dan

kebijakan kependudukan perlu menyadarkan masyarakat akan

(22)

Dengan demikian pelayanan kita terhadap masyarakat sangat

utama, oleh karena itu, di samping memperbaiki citra kita di

mata masyarakat juga tidak kalah pentingnya untuk peningkatan

PAD Kota Salatiga.

 Memasyarakatkan akta-akta catatan sipil dan pendaftaran

penduduk

Mengandung maksud agar seluruh masyarakat kota salatiga

memiliki bukti diri atas peristiwa penting dalam kehidupan

sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku, sehingga

apabila terjadi permasalahan hukum, akta tersebut dapat

dijadikan sebagai alat bukti yang sah.

 Meningkatkan sumber daya manusia (SDM) di bidang

pelayanan kependudukan dan pencatatan sipil

Mengandung maksud meningkatkan profesionalisme pelayanan

di bidang administrasi kependudukan dan pencatatan sipil.

c. Tujuan

Berdasarkan visi dan misi di atas, tujuan yang ingin dicapai adalah:

 Untuk memenuhi hak asasi setiap orang di bidang pelayanan

administrasi kependudukan, sehingga dapat memberikan dukungan

terhadap pembangunan sistem administrasi kependudukan.

 Untuk meningkatkan kesadaran penduduk akan kewajibannya,

(23)

 Untuk mendukung perencanaan pembangunan kependudukan secara

lokal.

d. Strategi

Untuk mewujudkan tercapainya visi, misi dan tujuan yang diinginkan,

maka digunakan strategi sebagai berikut :

 Pembangunan database kependudukan sebagai agenda utama di

bidang kependudukan dan pencatatan sipil. Konsep ini dimulai

dengan pembangunan Sistem Informasi Kependudukan (SIK) Kota

Salatiga pada tahun awal Rencana Lima Tahunan yaitu pada tahun

2009 guna menyiapkan database penduduk sebagai awal dari

langkah yang besar yaitu penerapan Sistem Informasi Administrasi

Kependudukan (SIAK).

 Menyiapkan berbagai kegiatan dalam bidang kependudukan guna

mendukung prioritas utama pembangunan database kependudukan.

Kegiatan-kegiatan seperti penyuluhan kependudukan, penyiapan

blanko dokumen kependudukan, peningkatan kapasitas aparat

kependudukan dan pencatatan sipil, peningkatan pelayanan publik

dan sebagainya, tentu saja bertujuan untuk peningkatan pelayanan di

bidang kependudukan dan pencatatan sipil, yang pada akhirnya

bermuara pada peningkatan kualitas database kependudukan karena

segala macam peristiwa kependudukan akan tercatat dalam database

(24)

e. Kebijakan

Berdasar pada tujuan dan strategi yang telah direncanakan, Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Salatiga telah menetapkan

kebijakan di bidang kependudukan dan pencatatan sipil sebagai pedoman

pelaksanaan tugas pada Tahun Anggaran 2012. Kebijakan-kebijakan di

bidang kependudukan dan pencatatan sipil tersebut diantaranya :

 Penyempurnaan sistem pendaftaran penduduk, pencatatan sipil dan

pengelolaan informasi kependudukan melalui Sistem Informasi

Administrasi Kependudukan (SIAK) sebagaimana diamanatkan

Undang Undang Nomor 23 tahun 2006.

 Peningkatan kualitas produk hukum dengan menyusun atau

mamperbaharui aturan-aturan di bidang kependudukan dan

pencatatan sipil sesuai dengan aturan-aturan baru yang berlaku dan

tuntutan dari perkembangan masyarakat.

 Peningkatan koordinasi dengan berbagai pihak, baik koordinasi

dalam kebijakan-kebijakan kependudukan dengan dinas/instansi

terkait maupun konsultasi perbaikan permasalahan-permasalahan

yang dihadapi.

 Peningkatan pelayanan administrasi kependudukan melalui

peningkatan kapasitas aparat pelaksana, sosialisasi kebijakan

kependudukan dan penyiapan fasilitas pelayanan melalui penyedia

blanko dokumen kependudukan.

(25)

f. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Salatiga

1) Susunan Kepegawaian dan Perlengkapan

Susunan Kepegawaian Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Kota Salatiga terdiri dari :

Kepala Dinas

Sekretariat

Bidang-bidang terdiri dari :

a) Bidang Pendaftaran Penduduk

b) Bidang Administrasi Kependudukan

c) Bidang Pencatatan Sipil

Kelompok Jabatan Fungsional

2) Tugas Pokok dan Fungsi Kepegawaian 1. Kepala Dinas

Tugas pokok :

Membantu Walikota dalam penyelenggaraan Pemerintah

Daerah di bidang Kependudukan dan Pencatatan Sipil.

Fungsi :

a. Perumusan kebijakan di bidang Kepndudukan dan

Pencatatan Sipil

b. Penetapan kebijakan teknik di bidang Kependudukan dan

Pencatatan Sipil sesuai dengan kebijakan yang

(26)

c. Pengkoordinasian dan penanggungjawab pelaksanaan

kegiatan dinas berdasarkan kebijakan Walikota

d. Perumusan RKA dan DPA sesuai kebutuhan untuk

diteliti

e. Penetapan Renstra, Renja dan LAKIP, serta petunjuk

operasional kegiatan unit kerja

f. Perumusan pedoman dan petunjuk teknis di bidang

kependudukan dan catatan sipil

g. Mengadakan koordinasi dengan satuan kerja perangkat

daerah terkait dalam hal penentuan jumlah kartu tanda

penduduk (KTP) dan kartu keluarga (KK) yang akan

diterbitkan guna kelancaran pelaksanaan tugas

h. Perumusan sistem administrasi kependudukan dan

catatan sipil

i. Penyelenggaraan pendaftaran dan pencatatan penduduk

baik warga negara indonesia (WNI) maupun orang asing

(WNA) sesuai dengan ketentuan yang berlaku

j. Penerbitan akta kelahiran, perkawinan, perceraian,

pengakuan dan pengesahan anak, akta kematian serta

rekomendasi tentang mutasi penduduk sesuai dengan

ketentuan yang berlaku

k. Pembinaan dan pengawasan seluruh kegiatan dinas

(27)

m. Pengaturan, pembinaan dan pengarahan pada bawahan

n. Penyusunan evaluasi dan pelaporan hasil pelaksanaan

kegiatan

o. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan atasan sesuai

bidang tugas

2. Sekretariat Tugas pokok :

Memberikan pelayanan teknis administratif meliputi

pengelolaan urusan keuangan, kepegawaian, umum,

perlengkapan, kearsipan, ketatalaksanaan, kehumasan dan

penyusunan rencana kegiatan serta mengkoordinasikan

kegiatan Dinas.

Fungsi :

a. Penyelenggaraan ketatausahaan dinas

b. Perencanaan anggaran pembiayaan dan pendapatan

c. Pengkoordinasian penyusunan rencana kegiatan dan

biaya di lingkungan dinas

d. Pengelolaan administrasi keuangan, kepegawaian, umum

dan perencanaan

e. Pelaksanaan pengendalian pembiayaan dan pendapatan

f. Penyusunan rencana kegiatan dan laporan serta

(28)

g. Penyajian data dan informasi, hubungan masyarakat,

evaluasi serta penyelenggaraan inventarisasi

h. Penyiapan penyusunan naskah peraturan pelaksanaan,

keputusan, instruksi dan menghimpun peraturan

perundang-undangan di bidang kependudukan dan

catatan sipil

i. Pengkoordinasian kegiatan di lingkungan dinas

j. Pengumpulan, pengolahan serta penyajian data statistik

kependudukan dan catatan sipil

k. Pengkoordinasian penyusunan prosedur kerja

l. Pengaturan, pembinaan dan pengarahan pada bawahan

m. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan atas

pelaksanaan kegiatan dinas

n. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan atasan sesuai

dengan bidang tugas

Bagian sekretariat terdiri dari :

a) Sub Bagian Perencanaan

Tugas pokok :

menyiapkan bahan rencana kegiatan, menyusun rencana

kegiatan dan melaksanakan laporan pelaksanaan

kegiatan dinas, serta menyajikan data sebagai bahan

evaluasi.

(29)

Tugas pokok :

Menyiapkan bahan rencana kegiatan dan melaksanakan

pengendalian pembiayaan, pendapatan dan pengelolaan

administrasi keuangan serta menyajikan data sebagai

bahan evaluasi.

c) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

Tugas pokok :

Menyiapkan bahan rencana kegiatan dan melaksanakan

pengendalian asministrasi keperluan dinas, pembinaan

dan pengurusan kepegawaian dinas serta menyajikan

data sebagai bahan evaluasi.

3. Bidang Pendaftaran Penduduk Tugas pokok :

Menyusun rencana kegiatan dan melaksanakan penyusunan

prosedur kerja di bidang pendaftaran penduduk meliputi

pendataan penduduk dan perpindahan serta perkembangan

penduduk serta melakukan pengendalian, penilaian,

monitoring dan evaluasi atas pelaksanaan kegiatan.

Fungsi :

a. Perumusan kebijakan teknis bidang pendaftaran

penduduk

b. Penyusunan rencana kegiatan bidang pendaftaran

(30)

c. Penyelengraan koordinasi dengan satuan kerja dan

instansi terkait dalam rangka pendaftaran penduduk

d. Pelaksanaan pendaftaran, pencatatan, penelitian

dokumen Kependudukan Warga Negara Indonesia dan

Orang Asing

e. Pelaksanaan pengawasan dan pencatatan mutasi

penduduk Warga Negara Indonesia dan Orang Asing

f. Perumusan bahan petunjuk teknik pemberkasan dan

penelitian berkas penerbitan KK, KTP, Karik, Karip dan

KKBT

g. Perumusan program-program aplikasi serta fasilitasi

penerbitan KK, KTP, Karik, Karip dan KKBT

h. Pembinaan dan pengembangan SDM pengelola

pendaftaran penduduk

i. Penyusunan prosedur kerja bidang

j. Pengaturan, pembinaan dan pengarahan pada bawahan

k. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan atas

pelaksanaan kegiatan bidang pendaftaran penduduk

l. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan atasan sesuai

dengan bisang tugas

Bagian Pendaftaran Penduduk terdiri dari :

a) Seksi Pendataan Penduduk

(31)

Menyiapkan bahan rencana kegiatan dan melaksanakan

kegiatan di seksi pendataan penduduk, penyedia dan

mengolah bahan laporan serta menyajikan data yang

valid, akurat dan dapat dipertanggungjawabkan sebagai

bahan evaluasi.

b) Seksi Perpindahan dan Perkembangan Penduduk

Tugas pokok :

Menyiapkan bahan rencana kegiatan dan melaksanakan

kegiatan di seksi perpindahan dan perkembangan

penduduk, penyedia dan mengolah bahan laporan serta

menyajikan data yang valid, akurat dan dapat

dipertanggungjawabkan sebagai bahan evaluasi.

4. Bidang Administrasi Kependudukan Tugas pokok :

Menyusun rencana kegiatan dan melaksanakan penyusunan

prosedur kerja di bidang administrasi kependudukan

meliputi serta pendataan, penerbitan, pencatatan

kependudukan melalukan pengendalian, penilaian,

monitoring dan evaluasi atas pelaksanaan kegiatan.

Fungsi :

a. Perumusan kebijakan teknis bidang administrasi

(32)

b. Penyusunan rencana kegiatan bidang administrasi

penduduk

c. Penyusunan prosedur kerja bidang

d. Pelaksanaan kebijakan pengelolaan informasi

administrasi kependudukan

e. Pelaksanaan pengawasan atas pengelolaan informasi

administrasi kependudukan

f. Penyelenggaraan koordinasi dengan satuan kerja dan

instansi terkait dalam rangka pengelolaan informasi

administrasi kependudukan

g. Penyelenggaraan fasilitasi, sosialisasi, bimbingan teknis,

advokasi, supervisi dan konsultasi pengelolaan

informasi administrasi kependudukan

h. Penyelenggaraan pembangunan dan pengembangan

jaringan komunikasi dan kependudukan

i. Penyelenggara system informasi administrasi

kependudukan (SIAK)

j. Pemantauan, evaluasi dan pelaporan atas

penyelenggaraan pendaftaran penduduk

k. Pembinaan dan pengembangan SDM pengelola SIAK

ditingkat Kecamatan dan Kelurahan

(33)

m. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan atas

pelaksanaan kegiatan bidang administrasi

kependudukan

n. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan atasan sesuai

dengan bidang tugas

Bagian Administrasi Kependudukan terdiri dari :

a) Seksi Pengelolaan Sistem Informasi Administrasi

Tugas pokok :

Menyiapkan bahan rencana kegiatan dan melaksanakan

kegiatan di seksi pengelolaan system informasi

administrasi, penyedia dan mengolah bahan laporan

serta menyajikan data yang valid, akurat dan dapat

dipertanggungjawabkan sebagai bahan evaluasi.

b) Seksi Evaluasi dan Pelaporan

Tugas pokok :

Menyiapkan bahan rencana kegiatan dan melaksanakan

kegiatan di seksi evaluasi dan pelaoran, penyedia dan

mengolah bahan laporan serta menyajikan data yang

valid, akurat dan dapat dipertanggungjawabkan sebagai

bahan evaluasi.

(34)

Menyusun rencana kegiatan dan melaksanakan penyusunan

prosedur kerja di bidang pencatatan sipil meliputi

Pencatatan, Pendaftaran, Menerbitkan Akta Kelahiran, Akta

Kematian, Akta Perkawinan, Akta Perceraian, Akta

Pengakuan dan Pengesahan Anak, Akta Pengangkatan

Anak, Menerbitkan Surat Keterangan Akta serta melakukan

pengendalian, penilaian, monitoring dan evaluasi atas

pelaksanaan kegiatan.

Fungsi :

a. Perumusan kebijakan teknis bidang pencatatan sipil

b. Penyusunan rencana kegiatan bidang pencatatan sipil

c. Penyusunan prosedur kerja bidang

d. Penyelenggaraan koordinasi dengan satuan kerja dan

instansi terkait dalam penyelenggaraan pengelolaan

informasi administrasi kependudukan

e. Penyelenggaraan fasilitasi, sosialisasi, bimbingan

teknis, advokasi, supervisi dan konsultasi pelaksanaan

pencatatan sipil

f. Penyelenggaraan Pencatatan, Pendaftaran, Penelitian

Berkas, Penerbitan Akta Kelahiran, Akta Kematian,

Akta Perkawinan, Akta Perceraian, Akta Pengakuan

dan Pengesahan Anak, Akta Pengangkatan Anak dan

(35)

g. Pemantauan, evaluasi dan pelaporan atas

penyelenggaraan pencatatan sipil

h. Penyelenggaraan kegiatan pemeliharaan arsip-arsip akta

catatan sipil sebagai dokumen sesuai kebutuhan untuk

dipergunakan sewaktu-waktu

i. Penyelenggaraan sosialisasi cara memperoleh akta dan

kegunaan akta catatan sipil pada masyarakat pemanfaat

sesuai dengan peraturan yang berlaku

j. Pembinaan dan pengembangan SDM pengelola

pencatatan sipil ditingkat Kecamatan dan Kelurahan

k. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan atas

pelaksanaan kegiatan bidang pencatatan sipil

l. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan atasan sesuai

dengan bidang tugas

Bagian Pencatatan Sipil terdiri dari :

a) Seksi Pelayanan

Tugas pokok :

Menyiapkan bahan rencana kegiatan dan melaksanakan

kegiatan di bidang catatan sipil meliputi pelayanan

penerbitan akta-akta catatan sipil dan

mengadministrasikan penerbitan akta-akta catatan sipil

serta menyajikan data yang valid, akurat dan dapat

(36)

b) Seksi Dokumentasi dan Informasi

Tugas pokok :

Menyiapkan bahan rencana kegiatan dan melaksanakan

dokumentasi dan informasi meliputi pengumpulan data

dan informasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil,

pelayanan informasi serta menyajikan data yang valid,

akurat dan dapat dipertanggungjawabkan sebagai bahan

evaluasi.

c) Sumber Daya di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Salatiga

1. SDM untuk mendukung tugas pokok dan fungsi Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Salatiga, dapat

[image:36.612.100.518.183.693.2]

diklasifikasikan sebagai berikut :

Tabel 2.1

Klasifikasi berdasarkan tingkat pendidikan Tingkat Pendidikan Jumlah

Pasca Sarjana 4 orang

Sarjana 21 orang

SMA 10 orang

SMP 1 orang

Sumber : Data Primer pada Dukcapil Salatiga

Tabel 2.2

Klasifikasi berdasarkan golongan/ruang

Golongan/ruang Jumlah

IV 3 orang

III 22 orang

II 8 orang

(37)

2. Kesediaan Prasarana dan Sarana

Untuk mendukung kelancaran kegiatan, Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Salatiga memili

aset berupa :

 Sebuah gedung dinas beserta mebeler

 Dua buah mobil dinas

 Lima buah sepeda motor dinas

 Lima unit komputer kependudukan

 Satu unit server database SIAK dan delapan unit

komputer operasional SIAK

3. Potensi Jumlah Penduduk Kota Salatiga

Jumlah penduduk Salatiga sampai dengan bulan September

2011 mencapai 176.167 jiwa dengan rincian penduduk

perempuan 89.369 jiwa dan penduduk laki-laki 86.798 jiwa.

Jumlah tersebut tersebar di 4 kecamatan dan 22 kelurahan,

(38)
[image:38.792.65.766.72.532.2]

Gambar 2.1

Struktur Organisasi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Salatiga

Sumber: Renstra Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Salatiga Tahun 2011-2016

Kepala Dinas

Sekretariat

Sub Bagian Umum dan Kepegawaian Sub Bagian Keuangan

Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan

Bidang Pencatatan Sipil

Seksi Pelayanan

Seksi Dokumentasi dan Informasi Kelompok Jabatan

Fungsional

Bid. Pengelolaan Data dan Informasi Kependudukan Bidang Pendaftaran

Penduduk

Seksi Program dan Jaringan Komunikasi

Data Seksi Pendataan

Penduduk

Seksi Informasi Administrasi Kependudukan Seksi Perpindahan dan

Perkembangan Penduduk

(39)

g. Penerapan Standart Pelayanan e-KTP di Dukcapil Kota Salatiga

Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Salatiga akan

mulai menerapkan berlakunya elektronik KTP (e-KTP) mulai

September 2011. Salatiga akan menjadi satu dari delapan kota dan

kabupaten di Jateng yang menjadi percontohan awal penerapan e-KTP

ini. Kepala Dispendukcapil Kota Salatiga, Afif Zufroningdyah, SH.,

MH., didampingi Kabag Humas, Drs. Prasetiyo Ichtiarto, M.Si.,

menjelaskan terkait penerapan e-KTP, pihaknya akan segera

melakukan sosialisasi. Baik kepada Satuan Kerja Perangkat Daerah

(SKPD) yang ada di Pemkot Salatiga, Kecamatan, Kelurahan hingga

tingkat RT dan RW.

“Sosialisasi pertama kami laksanakan di ruang sidang II

Kompleks Balai Kota, Selasa (14/6/2011) dan setelah itu ditingkat

kelurahan,”jelas Arif. Sosialisasi tersebut akan meningkatkan

pengetahuan mengenai e-KTP dan nantinya dapat ikut

menyebarluaskan di lingkungan masing-masing. Saat ini pihaknya

tengah melatih tenaga operator yang nantinya akan melayani

pembuatan e-KTP, khususnya yang ada di Kecamatan. Untuk

memenuhi kebutuhan listrik dan peralatannya, pihaknya mengajukan

anggaran Rp 490 juta pada APBD 2011 perubahan. Prasetiyo

menambahkan, sosialisasi itu merupakan bagian dari pelaksanaan

(40)

Menurut Prasetiyo, e-KTP memiliki manfaat menutup peluang adanya

KTP ganda dan KTP Palsu, serta demi terwujudnya database

kependudukan yang akurat. “E-KTP di Salatiga akan berlaku efektif

mulai tahun 2012 mendatang,” tandasnya8.

Rekam data Kartu Tanda Penduduk Elektronik (e-KTP) di Kota

Salatiga sampai 24 Maret 2012, sudah mencapai angka 97%. Kota

Salatiga memiliki 111.846 potensi wajib e-KTP. Dari jumlah tersebut

yang sudah melakukan rekam data 107.992 orang. Ditargetkan semua

warga melakukan rekam data e-KTP sebelum akhir April 2012.

Sekretaris Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Salatiga,

Arief Wijayanto, menjelaskan, capaian 97% tersebut boleh dibilang

bagus. Dia mengatakan, untuk menyelesaikan 3& kekurangan target

rekam data tersebut, pihaknya akan menyisir masing-masing

kecamatan. “Kami sosialisasi ke semua wajib e-KTP yang belum

melakukan rekam data. Kami juga akan jemput bola bagi warga yang

tidak memungkinkan datang ke Kecamatan sesuai dengan undangan9.”

Proyek e-KTP dilatarbelakangi oleh sistem pembuatan KTP

konvensional di Indonesia yang memungkinkan seseorang dapat

memiliki lebih dari satu KTP. Hal ini disebabkan belum adanya basis

data terpadu yang menghimpun data penduduk dari seluruh Indonesia.

Faktor tersebut memberi peluang penduduk yang ingin berbuat curang

8

Waw ancara dengan Kepala Dispendukcapil Kot a Salat iga, Afif Zufroningdyah, SH., M H., didampingi Kabag Humas, Drs. Praset iyo Icht iart o, M .Si.

9

(41)

terhadap Negara dengan menduplikasi KTP nya. Beberapa diantaranya

digunakan untuk hal – hal tersebut :

i. menghindari pajak

ii. memudahkan pembuatan paspor yang tidak dapat dibuat

diseluruh kota

iii. mengamankan korupsi

iv. menyembunyikan identitas.

Program pemerintah pusat yang akan memberlakukan e–KTP

pada awal tahun 2012 pada kenyataannya mengalami banyak kendala

sehingga program pelaksanaan tersebut mengalami kemunduran yang

disebabkan hasil cetak e–KTP dari pusat baru terdistribusi sebagian

dan juga dalam pelaksanaan perekaman mengalami banyak kendala.

Kendala perekamanan yang terjadi di lapangan membuat

perintah dalam mencetak hasil juga terlambat. Untuk kota Salatiga

sampai tanggal 28 Maret 2012 masih melaksanakan rekam data e–KTP

bagi warga yang belum dapat undangan melaksanakan rekam ataupun

yang mengalami kendala dalam proses rekam yang pertama dan telah

ditargetkan oleh pemerintah kota Salatiga pada akhir 2012 perekaman

data e-KTP dapat dituntaskan 100 %.

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Salatiga

menyerahkan e-KTP kepada warga kota Salatiga di halaman kantor

Dispendukcapil kota Salatiga. Penyerahan dilakukan secara simbolis

(42)

secara bertahap. Warga dapat mengambil e-KTP dengan membawa

undangan dan KTP reguler yang masih berlaku di tiap masing-masing

kecamatan. Menurut kepala Dispendukcapil Kota Salatiga, Afif

Zufroningdyah, pendistribusian e-KTP terpaksa dilakukan secara

bertahap, karena hasil cetakan yang dikirim dari pusat pun bertahap.

Pengirimannya pun secara acak hingga merepotkan dalam teknis

pembagiannya.

Menurut data dari Disdukcapil pada bulan Juli 2012 pihak kota

Salatiga telah menyelesaikan rekam data 97 % dan kartu e–KTP yang

tercetak baru sekitar 60 % dan juga yang terdistribusi. Hasil dari

pelaksanaan program e–KTP menurut rekap data dari Dukcapil Kota

Salatiga dari jumlah penduduk Kota Salatiga yang wajib rekap data

E-KTP adalah 14.794 dengan pendistribusian dari Departemen Dalam

Negeri pusat ke Kota Salatiga adalah 110.169 keping kartu e–KTP,

dimana yang sudah menjadi kepingan e–KTP sebanyak 103.512 dan

yang belum menjadi kartu e-KTP atau belum tercetak sebanyak 6.657.

E-KTP atau KTP elektronik adalah dokumen kependudukan

yang memuat sistem keamanan atau pengendalian baik dari sisi

administrasi maupun teknologi informasi yang berbasis pada database

kependudukan nasional.

Penduduk hanya diperbolehkan memiliki satu KTP yang

tercantum Nomor Induk Kependudukan (NIK). NIK merupakan

(43)

Autentifikasi Kartu Identitas (e ID) biasanya menggunakan biometrik

atau validasi sistem melalui pengenalan karakteristik fisik atau tingkah

laku manusia. Ada banyak jenis pengamanan dengan cara ini, antara

lain sidik jari, retina mata, DNA, bentuk muka dan bentuk gigi. Pada

e-KTP yg digunakan adalah sidik jari.

E-KTP masih banyak yang menumpuk di ruang pelayanan baik

di Kecamatan maupun di Kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan

Sipil Kota Salatiga. Hal ini disebabkan karena masih banyaknya

penduduk yang belum mengambil e-KTP karena berbagai alasan

kepentingan pribadi.

Dalam melaksanakan pelayanan publik yang berkaitan dengan

pelayanan e-KTP di kantor Dukcapil Kota Salatiga berpatokan pada

beberapa peraturan yang telah diterbitkan yaitu :

 UU No. 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan.

 Keppres No. 67 Tahun 2009 tentang Penerapan Kartu Tanda

Penduduk Berbasis Nomor Induk Kependudukan secara Nasional;

 Perpres No. 26 Tahun 2009 tentang Perubahan atas Keppres No. 67

Tahun 2009 tentang Penerapan Kartu Tanda Penduduk Berbasis

Nomor Induk Kependudukan secara Nasional

 Perpres No. 67 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua atas Keppres

No. 67 Tahun 2009 tentang Penerapan Kartu Tanda Penduduk

(44)

C. ANALISIS

1. Implementasi Pelayanan Publik dalam Pembuatan e-KTP

Menurut Poewadarminta (1990:327), implementasi berarti

pelaksana atau penerapan. Kemudian J.A.M. Maarse mengatakan bahwa

implementasi merupakan suatu upaya mencapai tujuan tujuan tertentu

dengan sarana sarana tertentu dan dalam urutan waktu tertentu.

Adapula pendapat dari Charles O. Jones, bahwa implementasi atau

penerapan adalah suatu kegiatan yang dimaksudkan untuk

mengoperasikan sebuah program.

Selanjutnya oleh George C. Edward, ada beberapa faktor yang

mempengaruhi implementasi, yaitu faktor komunikasi, faktor sumber

daya, faktor sikap dan faktor struktur birokrasi.

Berdasarkan faktor–faktor tersebut, maka dapat digambarkan

Implementasi Pelayanan Publik pada Dinas Kependudukan dan

Pencatatan Sipil Kota Salatiga dalam Pembuatan E-KTP :

2. Faktor Komunikasi

Faktor komunikasi yaitu suatu proses penyampaian informasi dari

pejabat atau instansi tertentu yang secara hierarkis berkedudukan lebih

tinggi, kepada pejabat atau instansi tertentu untuk melaksanakan

kegiatan sesuai dengan informasi yang diberikan yang dilihat dari

aspek transmisi atau pengiriman berita, aspek kejelasan dan

(45)

3. Faktor Sumber Daya

Sumber daya yaitu sarana yang digunakan dalam implementasi, hal ini

dilihat dari aspek staff/personil, informasi dan fasilitas.

Sumber daya dari aparat yang melayani masih belum sepenuhnya baik

karena seharusnya sebagai aparat yang melayani taat sepenuhnya

kepada Prosedur Tetap yang telah ada, namun kenyataannya masih

menunda-nunda penyelesaian pembuatan e-KTP.

4. Faktor Sikap

Yaitu sikap dari para pelaksana dalam melayani masyarakat, dilihat

dari aspek pembagian tugas dan aspek insentif.

Sikap yang ditunjukkan oleh petugas masih menunjukkan sikap selalu

minta dihormati dan bukannya melayani masyarakat yang

membutuhkan, sehingga kebutuhan pelayanan masyarakat akan KTP

banyak sekali memakan waktu lama.

5. Faktor Struktur Birokrasi

Yaitu tatanan organisasi yang mengatur tentang pedoman kerja dan

penjabaran wilayah tanggung jawab bagi pelaksana, dan dilihat dari

aspek prosedur standar operasi dan pembagian wilayah tanggung

jawab.

Struktur birokrasi untuk pelayanan publik pembuatan e-KTP

prosesnya sangat panjang, mulai dari RT/RW ke Kelurahan lalu

(46)

Sipil, sehingga proses untuk penyelesaian pembuatan e-KTP

memakan waktu cukup lama.

Karena sudah ada standar operasional prosedur yang berlaku, maka

pelayanan dilakukan berdasarkan standar operasional prosedur.

2. Hambatan yang dihadapi Dukcapil Kota Salatiga dalam pelayanan e KTP

Faktor penghambat dalam menerapkan standar pelayanan yang dialami

oleh bagian pelayanan e-KTP di Kantor Dukcapil Kota Salatiga adalah sebagai

berikut:

1. Faktor Masyarakat

Rendahnya pengamatan eksternal dari masyarakat. Hal ini

disebabkan karena dua hal, yaitu : pertama masyarakat belum

terbiasa mengenai peraturan pelayanan publik sehingga masih

merasa tabu dengan sistem tersebut. Kedua, masyarakat

mengetahui mengenai peraturan pelayanan publik akan tetapi tidak

memberikan masukan kepada pihak Kantor Dukcapil Kota

Salatiga.

2. Faktor Sarana dan Prasarana

Ada sejumlah kendala dalam perekaman data e-KTP di Salatiga,

misalnya perangkat lunak yaitu perangkat komputer, server data,

perekam mata dan sidik jari yang terbatas. Idealnya agar bisa

lancar, minimal ada tiga unit perangkat itu. Saat ini di setiap

kecamatan hanya memiliki dua unit saja. Sering terjadi komputer

(47)

tersendat. Selain itu, listrik juga sering padam dan ruangan tidak

ada AC10. Jarak antara proses rekaman data dan pendistribusian

pemerintah pusat kepada pemerintah Kota Salatiga yang cukup

lama, menyebabkan banyaknya perubahan data konten e-KTP yang

diterima penduduk.

3. Faktor Undang Undang

a) Berkaitan dengan permasalahan pertama, belum ada petunjuk

dari pemerintah pusat perihal pergantian e-KTP yang mengalami

perubahan data tersebut. Perlu diinformasikan, telah dikirim

1.502 keping e-KTP yang harus direvisi kepada Kementrian

Dalam Negeri tapi belum mendapat tanggapan sampai sekarang.

b) Menindaklanjuti Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor

471.13/1826/SJ tentang pemanfaatan e-KTP dengan

menggunakan Card Reader dimana point ketiga disebutkan “

larangan unit kerja/ badan usaha atau nama lain yang

memberikan pelayanan kepada masyarakat, masih

memfotocopy, menstapler dan perlakuan lainnya yang merusak

fisik e-KTP, akan dberikan sanksi sesuai perundang – undangan

yang berlaku, karena sangat merugikan masyarakat khususnya

pemilik e-KTP. Larangan menfotocopy masih simpang siur,

baik bagi pelaksana pelayanan publik maupun masyarakat

selaku pemilik e-KTP.

10

(48)

c) Persiapan pelayanan e-KTP regular khususnya untuk SOP dan

SPP belum dapat dipersiapkan secara masimal karena masih

menunggu Juknis dari Pusat.

3. Bidang Administrasi Kependudukan

Di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Salatiga, bagian yang

melayani pembuatan e-KTP adalah bidang Administrasi Kependudukan, yang

merupakan salah satu tugas pelayanan publik yang dilaksanakan oleh

pemerintah dalam rangka melayani masyarakat umum, yang meliputi tugas dan

fungsi, mendaftarkan dan menerbitkan KTP, Kartu Keluarga, serta berbagai

Akta Catatan Sipil maupun pencatatan Mutasi dan pengelolaan Data Penduduk.

Administrasi kependudukan adalah rangkaian kegiatan penataan dan

penertiban dalam penerbitan dokumen dan data kependudukan melalui

pendaftaran penduduk, pencatatan sipil, pengelolaan informasi administrasi

kependudukan serta pendayagunaan hasilnya untuk pelayanan publik dan

pembangunan sektor lain.

Setiap penduduk wajib melaporkan peristiwa kependududkan dan

peristiwa penting yang dialaminya kepada instansi pelaksana. Sebab, setiap

kejadian/peristiwa penting yang dialami (seperti kelahiran, kematian dan

perkawinan) akan membawa akibat terhadap penerbitan atau perubahan Kartu

Keluarga (KK), Kartu Tanda Penduduk (KTP), dan atau surat keterangan

kependudukan lain yang meliputi pindah datang, perubahan alamat, atau status

(49)

Dokumen kependudukan adalah dokumen resmi yang diterbitkan oleh

Instansi Pelaksana yang mempunyai kekuatan hukum sebagai alat bukti

autentik yang dihasilkan dari pelayanan pendaftaran penduduk dan pencatatan

sipil.

Prosedur Administrasi Kependudukan berdasarkan UU No. 24 Tahun

2013 adalah :

a. Pendaftaran penduduk adalah pencatatan biodata penduduk, pencatatan atas

pelaporan peristiwa kependudukan dan pendataan penduduk rentan

Administrasi Kependudukan.

b. Peristiwa Kependudukan adalah kejadian yang dialami penduduk yang

harus dilaporkan karena membawa akibat terhadap penerbitan atau

perubahan Kartu Keluarga, Kartu Tanda Penduduk dan / atau surat

Keterangan Kependudukan lainnya meliputi pindah datang, perubahan

alamat serta status tinggal terbatas menjadi tinggal tetap.

c. Masa berlaku e-KTP yang semula 5 tahun diubah menjadi berlaku seumur

hidup sepanjang tidak ada perubahan elemen data dalam e-KTP, antara

perubahan status, perubahan nama, perubahan alamat, penambahan gelar,

perubahan jenis kelamin, baik yang sudah diterbitkan maupun yang akan

diterbitkan.

d. Pencetakan dokumen/personalisasi e-KTP yang selama ini dilaksanakan

terpusat di Jakarta, tahun 2014 dan seterusnya diserahkan kepada Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten/Kota, sesuai dengan amanat

(50)

e. Larangan untuk tidak dipungut biaya (gratis), semula hanya utnuk

penerbitan e-KTP, diubah menjadi gratis untuk penerbitan semua dokumen

kependudukan, sepanjang diurus tepat waktu, sesuai dengan UU No. 24

tahun 2013 dan Peraturan Daerah No. 2 tahun 2014 tanggal 22 April tahun

2014 yaitu dikenakan sanksi administrasi sebesar Rp 50.000,- (lima puluh

ribu rupiah)

f. Kartu Tanda Penduduk elektronik, selanjutnya di singkat e-KTP selanjutnya

dilengkapi dengan cip yang menjadi identitas penduduk sebagai bukti diri

yang diterbitkan oleh Instansi Pelaksana adalah Dinas Kependudukan dan

Pencatatan Sipil.

g. Dalam e-KTP rusak atau hilang pemilik wajib lapor kepada Instansi

Pelaksana melalui Camat atau Lurah/Kepala Desa paling lambat 14 hari dan

melengkapi :

 Surat kehilangan dari polsek setempat

 Surat pernyataan penyebab terjadinya rusak atau hilang

h. Setiap orang yang memerintahkan dan / atau memfasilitasi dan atau

memanipulasi data kependudukan dan atau elemen data penduduk

sebagaimana dimaksud pasal 77 di pidana dengan pidana penjara paling

lama 6 (enam) tahun dan atau denda paling banyak Rp 75.000.000,- (tujuh

(51)

ALUR PROSES PELAYANAN KARTU TANDA PENDUDUK (e-KTP) SECARA UMUM

Prosedur Penerbitan E-KTP

PEM OHON RT

LURAH/ KADES RW

CAM AT

KADISPENDUK & CAPIL

Petugas Operator melakukan verifikasi data penduduk dan perekaman pas photo, tanda tangan, sidik jari dan iris mata penduduk di tempat pelayanan e-KTP. Kemudian data dikirim secara

online ke Data Center.

Data yang dikirim dari tempat Pelayanan e-KTP melalui pemancar

diterima dan disimpan dalam database AFIS.

Selanjutnya dilakukan proses identifikasi ketunggalan jati diri seseorang melalui mesin dan atau

manual.

Berdasarkan data tunggal dilakukan personalisasi (pencetakan dokumen

e-KTP dengan memasukkan biodata, pas photo, sidik jari dan

tanda tangan)di Kelurahan.

e-KTP yang sudah dipersonalisasi disampaikan ke Kecamatan.

Disampaikan kepada Penduduk Wajib KTP (undangan) Verifikasi dan Aktifasi di

Kecamatan masing-masing

(52)

Strategi yang dilakukan dalam rangka mewujudkan tertib administrasi

kependudukan adalah melalui pemutakhiran database kependudukan;

meningkatkan kualitas database kependudukan Kab/Kota, Provinsi dan Pusat

melalui pelayanan pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil dengan

menggunakan SIAK secara online dari Kabupaten/Kota ke Provinsi dan Pusat;

percepatan penguatan regulasi di daerah melalui Perda penyelenggaraan

administrasi kependudukan serta diikuti dengan penegakan hukum (Law

Enforcement) bagi pelanggaran administrasi kependudukan; penerapan awal

KTP berbasis NIK secara Nasional yang dilengkapi dengan sidik jari dan chip;

pemberian NIK kepada setiap penduduk paling lambat tahun 2011;

menerapkan KTP berbasis NIK secara Nasional yang dilengkapi dengan sidik

jari dan chip (e-KTP) paling lambat tahun 2012; melakukan kerjasama antara

Kemendagri dengan BPPT, Lembaga Sandi Negara, ITB dan APTIKOM untuk

mengantisipasi kebutuhan tenaga teknis.

Penerapan KTP berbasis NIK secara Nasional yang dilengkapi dengan

sidik jari dan chip memiliki dasar hukum yang menjadi payung dalam

pelaksanaannya. Pasal-pasal yang berkaitan dengan e-KTP (Perpres No. 26

tahun 2009) adalah pasal 2 bahwa standart dan spesifikasi perangkat keras dan

perangkat lunak dan blanko e-KTP diatur dengan Peraturan Menteri (jo

Permendagri No. 38 tahun 2009); pasal 6 ayat 1 bahwa e-KTP memuat kode

keamanan (sidik jari) dan rekaman elektronik (chip); pasal 10 bahwa penerapan

Gambar

Tabel 2.1Klasifikasi berdasarkan tingkat pendidikan
Gambar 2.1Struktur Organisasi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Salatiga

Referensi

Dokumen terkait

Menyatakan bahwa karya ilmiah (Skripsi) dengan Judul: Optimalisasi pelayanan publik dalam pembuatan akte kelahiran di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk menjawab perumusan masalah yang telah dikemukankan sebelumnya yaitu untuk mengetahui efektivitas pelayanan publik dalam memberikan

Yang secara tidak langsung mempengruhi waktu penyelesaian produk pelayanan serta masih rendahnya kesadaran masyarakat mengenai tertib administrasi kependudukan

Dari sepuluh indikator variabel Penerapan Prinsip Prinsip Pelayanan Publik di Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Pekanbaru, hanya satu indikator

Dari beberapa pengertian pelayanan publik yang telah diuraikan, dalam konteks pemerintah daerah pelayanan publik dapat disimpulkan sebagai pemberian layanan atau melayani

lingkup tugas Bidang berpedoman pada standar pelayanan yang telahf. ditetapkan sebagai bahan

Berdasarkan uraian pada bab- bab sebelumnya, maka penulis memberikan kesimpulaan bahwa penerapan inovasi pelayanan publik di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Kinerja aparatur di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Polewali Mandar, dalam hal melakukan pelayanan publik pada bidang pembuatan Kartu Tanda Penduduk