• Tidak ada hasil yang ditemukan

RESILIENSI KORBAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA : Studi Deskriptif terhadap Dua Korban Penyalahgunan Narkoba yang Sedang Menjalani Masa Pemulihan di Yayasan Insan Hamdani Rumah Cemara Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "RESILIENSI KORBAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA : Studi Deskriptif terhadap Dua Korban Penyalahgunan Narkoba yang Sedang Menjalani Masa Pemulihan di Yayasan Insan Hamdani Rumah Cemara Bandung."

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

Tiara Delia Madyani, 2013

Resiliensi Korban Penyalahgunaan Narkoba (Studi Deskriptif Terhadap Dua Korban Penyalahgunaan Narkoba Yang Sedang Menjalani Masa Pemulihan di Yayasan Insan Hamdani Rumah Cemara Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sedang Menjalani Masa Pemulihan di Yayasan Insan Hamdani Rumah

Cemara Bandung)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari

Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi.

Disusun oleh :

Tiara Delia Madyani

(0800931)

JURUSAN PSIKOLOGI

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Tiara Delia Madyani, 2013

Resiliensi Korban Penyalahgunaan Narkoba (Studi Deskriptif Terhadap Dua Korban Penyalahgunaan Narkoba Yang Sedang Menjalani Masa Pemulihan di Yayasan Insan Hamdani Rumah Cemara Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

ABSTRAK

Tiara Delia Madyani (0800931). Resiliensi Korban Penyalahgunaan Narkoba (Studi Deskriptif terhadap Dua Korban Penyalahgunan Narkoba yang Sedang Menjalani Masa Pemulihan di Yayasan Insan Hamdani Rumah Cemara Bandung). Skripsi. Jurusan Psikologi. Fakultas Ilmu Pendidikan. Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung (2013).

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan fakta empiris tentang resiliensi pada korban penyalahgunaan narkoba yang sedang menjalani masa pemulihan di Yayasan Insan Hamdani Rumah Cemara Bandung. Subjek berada pada tahap dewasa dini dan sedang menjalani masa pemulihan. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan desain penelitian studi deskriptif. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini yaitu purposeful sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode wawancara mendalam. Hasil penelitian ini yaitu resiliensi berperan sangat besar dalam proses pemulihan subjek. Pada subjek C, ia berkomitmen mempertahankan keadaan maintenance dari narkoba. Pada subjek H, ia berusaha kembali untuk melepaskan diri dari ketergantungan narkoba setelah mengalami kegagalan. Rekomendasi dari peneliti untuk pihak terkait antara lain: (1) bagi korban penyalahgunaan narkoba diharapkan untuk terus berjuang pulih dan mengembangkan diri meski menghadapi hambatan atau kegagalan, (2) bagi pihak-pihak terdekat korban penyalahgunaan narkoba khususnya lembaga penyelenggara rehabilitasi, keluarga, dan teman-teman dalam komunitas diharapkan selalu memberikan dukungan untuk mereka agar meningkatkan motivasinya untuk pulih, (3) bagi peneliti selanjutnya diharapkan menambahkan variabel dukungan sosial agar didapatkan gambaran yang jelas mengenai pengaruhnya terhadap resiliensi dan motivasi korban penyalahgunaan narkoba untuk pulih serta menambahkan karakterisktik subjek berdasarkan perbandingan gender subjek antara pria dan wanita.

(3)

Tiara Delia Madyani, 2013

Resiliensi Korban Penyalahgunaan Narkoba (Studi Deskriptif Terhadap Dua Korban Penyalahgunaan Narkoba Yang Sedang Menjalani Masa Pemulihan di Yayasan Insan Hamdani Rumah Cemara Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

ABSTRACT

Tiara Delia Madyani (0800931). Resilience of Drug Abuse Victims (A Descriptive Study towards Two Victims of Drug Abuse who are in Recovery Process at Yayasan Insan Hamdani Rumah Cemara Bandung). Paper. Psychology Department. Faculty of Education. Indonesia University of Education. Bandung (2013).

The purpose of this research is for describing the empirical fact about resilience of drug abuse victims who are in recovery process at Yayasan Insan Hamdani Rumah Cemara Bandung. Subjects are an adult in early stage and on period of recovery. This research method is qualitative research with descriptive study design. Sampling technique in this research is purposeful sampling. The institution of rehabilitation, family, and friends in the community are expected to always provide support to them in order to increase their motivation for recovery, (3) for further research are expected to add the variable of social support in order to get a clear explanation about its effect to resilience and motivation for victims of drug abuse in recovery process and add more subject characteristics such as gender ratio between male and female.

(4)

vii

Tiara Delia Madyani, 2013

Resiliensi Korban Penyalahgunaan Narkoba (Studi Deskriptif Terhadap Dua Korban Penyalahgunaan Narkoba Yang Sedang Menjalani Masa Pemulihan di Yayasan Insan Hamdani Rumah Cemara Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR ISI

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Fokus Penelitian... 8

C. Rumusan Masalah ... 8

D. Tujuan Penelitian ... 10

E. Asumsi ... 10

F. Manfaat Penelitian ... 11

G. Metode Penelitian ... 12

H. Struktur Penulisan Skripsi ... 13

BAB II RESILIENSI, KORBAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA, DAN MASA PEMULIHAN ... 14

A. Resiliensi... 14

(5)

viii

Tiara Delia Madyani, 2013

Resiliensi Korban Penyalahgunaan Narkoba (Studi Deskriptif Terhadap Dua Korban Penyalahgunaan Narkoba Yang Sedang Menjalani Masa Pemulihan di Yayasan Insan Hamdani Rumah Cemara Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

C. Masa Pemulihan ... 29

D. Resiliensi Korban Penyalahgunaan Narkoba yang Sedang Menjalani Masa Pemulihan ... 33

E. Kerangka Berpikir ... 37

F. Hasil Penelitian yang Relevan ... 38

BAB III METODE PENELITIAN... 40

A. Pendekatan Penelitian ... 40

B. Subjek Penelitian ... 40

C. Definisi Operasional ... 42

D. Instrumen Penelitian ... 44

E. Data dan Teknik Pengumpulan Data ... 45

F. Analisis Data ... 47

G. Pemeriksaan Keabsahan Data ... 49

H. Prosedur Penelitian ... 50

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 52

A. Hasil Penelitian ... 52

B. Pembahasan ... 72

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 94

A. Kesimpulan ... 94

B. Rekomendasi... 95

DAFTAR PUSTAKA ... 97

(6)

ix

Tiara Delia Madyani, 2013

Resiliensi Korban Penyalahgunaan Narkoba (Studi Deskriptif Terhadap Dua Korban Penyalahgunaan Narkoba Yang Sedang Menjalani Masa Pemulihan di Yayasan Insan Hamdani Rumah Cemara Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR TABEL Tabel

3.1. Pedoman Wawancara ... 45

4.1. Identitas Subjek C ... 53

4.2. Identitas Subjek H ... 57

4.3. Bukti Verbatim Wawancra Faktor Regulasi Emosi ... 62

4.4. Bukti Verbatim Wawancara Faktor Pengendalian Impuls ... 63

4.5. Bukti Verbatim Wawancara Faktor Optimisme ... 64

4.6. Bukti Verbatim Wawancara Faktor Analisis Kausal ... 66

4.7. Bukti Verbatim Wawancara Faktor Empati ... 68

4.8. Bukti Verbatim Wawancara Faktor Self Efficacy ... 69

4.9. Bukti Verbatim Wawancara Faktor Reaching Out ... 71

(7)

x

Tiara Delia Madyani, 2013

Resiliensi Korban Penyalahgunaan Narkoba (Studi Deskriptif Terhadap Dua Korban Penyalahgunaan Narkoba Yang Sedang Menjalani Masa Pemulihan di Yayasan Insan Hamdani Rumah Cemara Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR GAMBAR Gambar

2.1. Kerangka Berpikir Proses Resiliensi pada Korban Penyalahgunaan

Narkoba ... 37

3.1. Langkah-langkah analisis data: Model Interaktif Miles Huberman ... 47

4.1. Display Data Subjek C ... 54

(8)

xi

Tiara Delia Madyani, 2013

Resiliensi Korban Penyalahgunaan Narkoba (Studi Deskriptif Terhadap Dua Korban Penyalahgunaan Narkoba Yang Sedang Menjalani Masa Pemulihan di Yayasan Insan Hamdani Rumah Cemara Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN

Data-data Subjek C ... 103

Data-data Subjek H ... 143

Perbandingan Display Data Tema Subjek... 201

Hasil Observasi Wawancara Subjek ... 224

(9)

xii

Tiara Delia Madyani, 2013

Resiliensi Korban Penyalahgunaan Narkoba (Studi Deskriptif Terhadap Dua Korban Penyalahgunaan Narkoba Yang Sedang Menjalani Masa Pemulihan di Yayasan Insan Hamdani Rumah Cemara Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR ISTILAH

Istilah Pengertian

Bokul Istilah lain narkoba yang digunakan oleh subjek

Clean Sama sekali tidak mengkonsumsi narkoba

Maintenance Keadaan bebas zat yang diperoleh individu setelah

memutuskan berhenti untuk mengkonsumsi narkoba

Split/Relapse Kembali menyalahgunakan narkoba setelah lama tidak

mengkonsumsi narkoba

Sober Individu dapat menggunakan akal sehatnya karena tidak

(10)

1

Tiara Delia Madyani, 2013

Resiliensi Korban Penyalahgunaan Narkoba (Studi Deskriptif Terhadap Dua Korban Penyalahgunaan Narkoba Yang Sedang Menjalani Masa Pemulihan di Yayasan Insan Hamdani Rumah Cemara Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Prevalensi penyalahguna narkoba saat ini sudah mencapai 3.256.000 jiwa

dengan estimasi 1,5 % penduduk Indonesia adalah penyalahguna narkoba. Data

yang diperoleh Badan Narkotika Nasional (BNN) menyebutkan 15.000 orang

meninggal akibat penyalahgunaan narkoba. Dari jumlah tersebut, dapat diambil

kesimpulan bahwa 40 nyawa per hari harus melayang akibat narkoba (Kartika,

t.t). Di Indonesia, generasi muda mulai memakai narkoba karena ingin

coba-coba (bereksperimen) untuk mendapatkan rasa senang. Hal ini terjadi karena

adanya pengaruh dari teman-temannya yang sudah kecanduan, ataupun karena

ingin berperilaku seperti orang dewasa (Sopiah, 2009).

Korban penyalahgunaan narkoba pada umumnya berada disegala usia.

Namun bila dilihat secara khusus, korban penyalahgunaan narkoba berada di

rentang usia remaja hingga dewasa awal dengan rentang usia 15-24 tahun (Yusuf,

2009). Hasil survei BNN pada tahun 2009 menyimpulkan bahwa prevalensi

korban penyalahgunaan narkoba di kalangan pelajar dan mahasiswa adalah 4,7 %

atau sekitar 921.695 orang (BNN, 2010). Sampai saat ini ada 10 ibu kota provinsi

yang dikategorikan memprihatinkan karena banyak terjadi penyalahgunaan

(11)

Tiara Delia Madyani, 2013

Resiliensi Korban Penyalahgunaan Narkoba (Studi Deskriptif Terhadap Dua Korban Penyalahgunaan Narkoba Yang Sedang Menjalani Masa Pemulihan di Yayasan Insan Hamdani Rumah Cemara Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

(6,4 %), Surabaya (6,3 %), Ternate (5,9%), Padang (5,5 %), Bandung (5,1 %),

Kendari (5 %), Banjarmasin (4,3 %), Palu (8,4 %), Yogyakarta (4,1 %), dan

Pontianak (4,1 %) (dalam Kartika, t.t).

Individu yang menjadi korban penyalahgunaan narkoba dapat disebabkan

oleh faktor instrinsik dan ekstrinsik. Faktor instrinsik yaitu faktor yang ada dalam

diri individu seperti kepribadian individu yang terfokus pada diri sendiri, belum

terbentuknya jati diri, tergantung pada orang lain (Sopiah, 2009). Faktor ekstrinsik

merupakan faktor yang berada diluar individu seperti keluarga yang kurang

harmonis, lingkungan teman sebaya, lingkungan masyarakat dan pengaruh dari

kebudayaan asing (Direktorat Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Korban NAPZA,

2001).

Rehabilitasi narkoba merupakan sarana awal korban penyalahgunaan narkoba

untuk bisa bertahan dan bebas dari pengaruh narkoba sebagai zat yang

mempunyai ketentuan hukum (crime free). Rehabilitasi bertujuan agar korban

penyalahgunaan narkoba dapat hidup produktif (productivity) dengan pola hidup

sehat (healthy life) dimasyarakat (BNN, 2012). Kepala BNN, Gories Mere

menyatakan bahwa korban penyalahgunaan narkoba yang sedang menjalani

pemulihan menghadapi tantangan dan hambatan yang berat (Malau dan Huda,

2010).

Diskriminasi terhadap mereka merupakan salah satu tantangan bagi korban

penyalahgunaan narkoba. Sementara itu, proses pemulihan korban

(12)

Tiara Delia Madyani, 2013

Resiliensi Korban Penyalahgunaan Narkoba (Studi Deskriptif Terhadap Dua Korban Penyalahgunaan Narkoba Yang Sedang Menjalani Masa Pemulihan di Yayasan Insan Hamdani Rumah Cemara Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

kekambuhan mereka yang menjalani rehabilitasi masih tinggi. Upaya terapi dan

rehabilitasi yang menyeluruh perlu melibatkan mereka dalam berbagai program

dan kegiatan yang dapat memberikan dukungan dalam proses pemulihan (Malau

dan Huda, 2010).

Jumlah korban penyalahgunaan narkoba yang mendapatkan pelayanan terapi

dan rehabilitasi di seluruh Indonesia menurut Data Pusat Terapi dan Rehabilitasi

(Pus T & R) BNN adalah 17.734 orang, dengan jumlah terbanyak pada kelompok

umur 20 - 34 tahun. Jenis narkoba yang paling banyak digunakan oleh korban

penyalahgunaan narkoba yang mendapatkan pelayanan T & R adalah heroin

10.768 orang, selanjutnya secara berurutan adalah jenis ganja sebesar 1.774 orang,

shabu sebesar 984 orang, MDMA, alkohol, amphetamine dan benzodiazephine

(BNN, 2010).

Korban penyalahgunaan narkoba dapat pulih melepaskan diri dari

ketergantungan narkoba karena mendapatkan pembelajaran dari rehabilitasi.

Menurut Laudet (2007) pemulihan merupakan proses untuk mendapatkan

identitas diri yang hilang karena adiksi (dalam Laudet, 2010). Pada masa ini, ia

memasuki masa transisi yaitu ia tertantang untuk mengembangkan keterampilan

bersosialisasi dan mencoba kembali beradaptasi dengan masyarakat (Direktorat

Jenderal Pelayanan Rehabilitasi Sosial Korban NAPZA, 2003). Mereka juga

mendapat kemudahan dalam mengakses narkoba ketika kembali ke dunia luar

(13)

Tiara Delia Madyani, 2013

Resiliensi Korban Penyalahgunaan Narkoba (Studi Deskriptif Terhadap Dua Korban Penyalahgunaan Narkoba Yang Sedang Menjalani Masa Pemulihan di Yayasan Insan Hamdani Rumah Cemara Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Kemudahan tersebut dapat menjadikan korban penyalahgunaan narkoba

untuk kembali mengkonsumsi narkoba ketika ia belum bisa bertahan menghadapi

stressor pada masa pemulihan. Situasi ini menjadikan ia untuk memilih apakah ia

akan tetap atau tidak mengkonsumsi narkoba. Tahap dimana seorang korban

penyalahgunaan narkoba berusaha untuk mempertahankan keadaan bebas narkoba

(abstinensia) disebut dengan maintenance. Hal ini dikarenakan ketergantungan

narkoba merupakan suatu penyakit kronis yang memiiiki kemungkinan besar

untuk kambuh (BNN, 2006).

Korban penyalahgunaan narkoba yang kembali mengkonsumsi narkoba

disebut dengan relapse. Faktor-faktor yang dapat menimbulkan kekambuhan

menurut Sopiah (2009) yaitu ia kembali melakukan kontak dengan teman pemakai

atau bandar narkoba, tidak mampu menahan keinginan untuk kembali

mengkonsumsi narkoba sebagai pelarian saat mengalami frustrasi, stress, cemas,

dan depresi.

Willy (2005) menyatakan bahwa niat merupakan modal yang sangat luar

biasa untuk bisa lepas dari ketergantungan narkoba. Niat tersebut harus dijalankan

bagaimanapun risikonya (dalam Purba, 2011). Kesulitan untuk berhenti

merupakan masalah terberat bagi korban penyalahgunaan narkoba karena mereka

mempunyai sugesti yang sangat kuat untuk kembali mengkonsumsi narkoba.

Fenomena yang sejalan dengan pernyataan di atas dialami oleh S. Ia

dikeluarkan dari kampusnya karena ketergantungan narkoba setelah keluar dari

(14)

Tiara Delia Madyani, 2013

Resiliensi Korban Penyalahgunaan Narkoba (Studi Deskriptif Terhadap Dua Korban Penyalahgunaan Narkoba Yang Sedang Menjalani Masa Pemulihan di Yayasan Insan Hamdani Rumah Cemara Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

menggunakan narkoba menempel kuat dibenaknya (Sopiah, 2009). Hal serupa

dialami oleh T, seorang korban penyalahgunaan narkoba yang mengalami relapse

karena pengaruh teman-temannya setelah keluar dari panti rehabilitasi. Ia dapat

berhenti mengkonsumsi narkoba setelah sepuluh tahun mengalami kecanduan

karena adanya dukungan dan contoh dari tokoh idola yang menjadi panutannya

(Sopiah, 2009).

Selain fenomena di atas, beberapa hasil penelitian yang berkaitan dengan

korban penyalahgunaan narkoba dapat dijabarkan sebagai berikut:

a. Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Rozari (2004) menjelaskan

sebanyak lima dari sepuluh korban penyalahgunaan narkoba yang menjadi

subjek penelitiannya kembali memakai narkoba dikarenakan adanya penilaian

positif terhadap narkoba. Hal tersebut dipandang sebagai jalan untuk

melepaskan diri dari keadaan-keadaan yang tidak menyenangkan.

b. Penelitian yang dilakukan Rosyidah dan Nurdibyanandaru (2010)

menjelaskan kedua korban penyalahgunaan narkoba yang berusia dewasa

awal mengalami dinamika emosi dan kembali menyalahgunakan narkoba

setelah dinyatakan pulih karena sugesti yang kuat untuk mengkonsumsi

narkoba.

c. Purba (2011) menjelaskan hasil penelitiannya bahwa ketujuh faktor resiliensi

yang ada dalam diri korban penyalahgunaan narkoba membantu mereka

dalam proses pemulihan. Tujuh faktor resiliensi berkembang pada

(15)

Tiara Delia Madyani, 2013

Resiliensi Korban Penyalahgunaan Narkoba (Studi Deskriptif Terhadap Dua Korban Penyalahgunaan Narkoba Yang Sedang Menjalani Masa Pemulihan di Yayasan Insan Hamdani Rumah Cemara Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

di PMI selama satu tahun. Sementara itu, pada responden yang kedua

faktor-faktor resiliensi tersebut berkembang ketika ia menjalani rehabilitasi

untuk kedua kalinya dan mengikuti berbagai pelatihan dari rehabilitasi

tersebut.

Salah satu lembaga rehabilitasi yang bergerak membantu individu untuk

melepaskan diri dari ketergantungan narkoba sejak tahun 2003 adalah Yayasan

Insan Hamdani Rumah Cemara. Pada tahun 2012, Rumah Cemara terdaftar

dibawah Kementerian Sosial sebagai salah satu rujukan untuk pusat perawatan

ketergantungan narkoba di Indonesia. Rumah Cemara memiliki visi untuk

menjadikan Indonesia tanpa stigma dan diskriminasi terhadap HIV/AIDS dan

adiksi narkoba. Misi dari Rumah Cemara adalah menggunakan model peer

intervention untuk meningkatkan kualitas hidup bagi individu dengan HIV/AIDS

dan individu yang mengkonsumsi narkoba di Indonesia. Sejak tahun 2003, Rumah

Cemara telah membantu pemulihan 595 individu yang memiliki masalah

ketergantungan narkoba (Rumah Cemara, 2013).

Menurut Rumah Cemara (2013) ketergantungan terhadap narkoba tidak dapat

disembuhkan namun dapat dipulihkan. Hal tersebut sejalan dengan pernyataan

dari BNN (2007) bahwa ketergantungan narkoba merupakan penyakit seumur

hidup. Program pemulihan di Rumah Cemara berpusat kepada kebutuhan dan

pengembangan pribadi individu tersebut. Pemulihan merupakan proses individu

(16)

Tiara Delia Madyani, 2013

Resiliensi Korban Penyalahgunaan Narkoba (Studi Deskriptif Terhadap Dua Korban Penyalahgunaan Narkoba Yang Sedang Menjalani Masa Pemulihan di Yayasan Insan Hamdani Rumah Cemara Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Proses pemulihan korban penyalahgunaan narkoba yang kembali

menggunakan narkoba dapat dipengaruhi oleh berbagai hal. De Moya (dalam

Ryckman, 2008) mengemukakan bahwa karakteristik korban penyalahgunaan

narkoba yang mudah tertekan dan mengalami relapse disebabkan oleh rendahnya

pengendalian impuls. Rendahnya pengendalian impuls yang dimiliki oleh korban

penyalahgunaan narkoba menyebabkan rendahnya resiliensi yang ia miliki.

Menurut Reivich dan Shatte (2002) yang dituangkan dalam bukunya “The

Resiliency Factor” menjelaskan resiliensi adalah kemampuan untuk mengatasi

dan beradaptasi terhadap kejadian yang berat atau masalah yang terjadi dalam

kehidupan.

Resiliensi terdiri dari tujuh faktor yaitu regulasi emosi, pengendalian impuls,

optimisme, empati, analisis kausal, self-efficacy, dan reaching out. Menurut

Reivich dan Shatte (2002), adanya faktor-faktor resiliensi dalam diri korban

penyalahgunaan narkoba dapat membantu mereka bertahan menghadapi

kesulitan-kesulitan yang dialami, masa-masa krisis, dan mengatasi hal-hal yang

dapat memicu stres pada saat dalam proses pemulihan. Selain itu juga

memberikan kemampuan untuk bangkit lebih baik melebihi keadaan

sebelumnya

Berdasarkan data-data tersebut, peneliti ingin mengetahui gambaran resiliensi

korban penyalahgunaan narkoba yang sedang menjalani masa pemulihan di

Yayasan Insan Hamdani Rumah Cemara Bandung. Hal ini dikarenakan korban

(17)

Tiara Delia Madyani, 2013

Resiliensi Korban Penyalahgunaan Narkoba (Studi Deskriptif Terhadap Dua Korban Penyalahgunaan Narkoba Yang Sedang Menjalani Masa Pemulihan di Yayasan Insan Hamdani Rumah Cemara Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

bagaimana ia bertanggung jawab terhadap dirinya untuk mempertahankan

keadaan maintenance yang telah ia capai ketika menghadapi stressor. Resiliensi

yang ia miliki dalam masa ini akan menghadapi konflik yaitu apakah ia akan tetap

melepaskan diri dari narkoba atau kembali mengkonsumsi narkoba ketika

menghadapi tantangan tersebut.

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, fokus dalam

penelitian ini adalah resiliensi korban penyalahgunaan narkoba yang sedang

menjalani masa pemulihan di Yayasan Insan Hamdani Rumah Cemara Bandung.

Pada masa ini ia memasuki masa transisi yaitu ia menghadapi tantangan dalam

mengembangkan keterampilan bersosialisasi dan mencoba kembali beradaptasi

dengan masyarakat (Direktorat Jenderal Pelayanan Rehabilitasi Sosial Korban

NAPZA, 2003). Menurut Reivich dan Shatte (2002), adanya faktor-faktor

resiliensi dalam diri korban penyalahgunaan narkoba dapat membantu mereka

dalam masa pemulihan dari adiksi.

Subjek penelitian difokuskan pada korban penyalahgunaan narkoba yang

sedang menjalani masa pemulihan dan berusia dari 26-36 tahun. Individu yang

berada pada usia dewasa dini masih tergantung pada orang lain untuk

memecahkan masalah yang ia hadapi (Hurlock, 1980). Ketergantungan dalam

(18)

Tiara Delia Madyani, 2013

Resiliensi Korban Penyalahgunaan Narkoba (Studi Deskriptif Terhadap Dua Korban Penyalahgunaan Narkoba Yang Sedang Menjalani Masa Pemulihan di Yayasan Insan Hamdani Rumah Cemara Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

penyalahgunaan narkoba mempengaruhi persepsi dan toleransi mereka terhadap

stressor di masa pemulihan (Wiramihardja, 2005).

C. Rumusan Masalah

Individu yang sedang menjalani pemulihan dari ketergantungan narkoba akan

menghadapi tantangan dalam hidupnya. Tantangan tersebut dapat menjadi

stressor yang menuntutnya untuk beradaptasi sehingga ia mampu untuk

menghadapinya. Masa pemulihan yang dijalani oleh korban penyalahgunaan

narkoba memiliki beberapa tahapan yang harus dijalaninya untuk melepaskan

ketergantungan diri dari narkoba. Pada tahap-tahap tersebut ia memasuki masa

transisi yaitu ia mengalami hambatan dalam keterampilan bersosialisasi dan

mencoba kembali beradaptasi dengan masyarakat (Direktorat Jenderal Pelayanan

Rehabilitasi Sosial Korban NAPZA, 2003). Pada masa ini juga ia bertanggung

jawab terhadap dirinya sendiri ketika terdapat peluang akan keinginan dan

kemudahan untuk mengkonsumsi narkoba (Sopiah, 2009)

Korban penyalahgunaan narkoba agar bebas dari narkoba dalam masa

pemulihan harus memiliki resiliensi. Resiliensi merupakan kemampuan individu

untuk beradaptasi dan mengatasi tekanan dalam permasalahannya. Ia harus dapat

mengontrol tingkah lakunya sehingga ia mampu menyesuaikan diri terhadap

tuntutan yang harus ia lakukan selama masa pemulihan. Berdasarkan latar

belakang yang telah dipaparkan, masalah utama penelitian ini “Bagaimana

(19)

Tiara Delia Madyani, 2013

Resiliensi Korban Penyalahgunaan Narkoba (Studi Deskriptif Terhadap Dua Korban Penyalahgunaan Narkoba Yang Sedang Menjalani Masa Pemulihan di Yayasan Insan Hamdani Rumah Cemara Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

di Yayasan Insan Hamdani Rumah Cemara Bandung?”. Oleh karena itu, rumusan

masalah tersebut dijabarkan kedalam pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana profil identitas diri korban penyalahgunaan narkoba yang sedang

menjalani masa pemulihan?

2. Bagaimana gambaran faktor-faktor pembentuk resiliensi korban

penyalahgunaan narkoba yang sedang menjalani masa pemulihan?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan umum dalam penelitian ini adalah mendeskripsikan fakta empirik

mengenai resiliensi korban penyalahgunaan narkoba yang sedang menjalani masa

pemulihan di Yayasan Insan Hamdani Rumah Cemara Bandung. Tujuan khusus

penelitian ini yaitu mendeskripsikan fakta empirik mengenai:

1. Profil identitas diri korban penyalahgunaan narkoba yang sedang menjalani

masa pemulihan.

2. Gambaran faktor-faktor pembentuk resiliensi korban penyalahgunaan narkoba

yang sedang menjalani masa pemulihan.

E. Asumsi

(20)

Tiara Delia Madyani, 2013

Resiliensi Korban Penyalahgunaan Narkoba (Studi Deskriptif Terhadap Dua Korban Penyalahgunaan Narkoba Yang Sedang Menjalani Masa Pemulihan di Yayasan Insan Hamdani Rumah Cemara Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

1. Tinggi dan rendahnya kemampuan korban penyalahgunaan narkoba dalam

beradaptasi dengan tantangan dalam masa pemulihan, bergantung kepada ia

mempersepsikan masalah tersebut. Perbedaan individu atau pengalaman hidup

menurut Richardson (2002) akan membentuk resiliensi untuk membantu

individu dalam mengatasi kecemasan secara positif, sehingga mereka dapat

menghadapi stress dengan lebih baik dimasa depan, dan melindungi mereka

dari gangguan kejiwaan ketika berada dalam situasi yang menimbulkan stress

(dalam Reich, Zautra, dan Hall, 2010).

2. Menurut Henderson dan Milstein (2003) individu yang resilien menunjukkan

lebih aktif mencari hal-hal baru karena dapat digunakan sebagai proses belajar

untuk mengatasi masalah dan memandang kegagalan bukan akhir kehidupan

(dalam Sudaryono, 2007).

3. Stressor dalam masa pemulihan akan dipersepsikan dan ditoleransi secara

berbeda oleh korban penyalahgunaan narkoba. Pengertian persepsi dan

toleransi individu terhadap stres adalah penentuan beratnya stres itu bersifat

subyektif. Apabila sumber stres tersebut dipersepsi sebagai sesuatu yang

membahayakan atau kejadian tidak dapat ditoleransi oleh individu tersebut,

maka ia akan merasa tegang sebagai akibat dari sumber stres (Wiramihardja,

2005).

(21)

Tiara Delia Madyani, 2013

Resiliensi Korban Penyalahgunaan Narkoba (Studi Deskriptif Terhadap Dua Korban Penyalahgunaan Narkoba Yang Sedang Menjalani Masa Pemulihan di Yayasan Insan Hamdani Rumah Cemara Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Secara teoretis dan praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan

manfaat kepada berbagai pihak. Adapun manfaat yang dapat diberikan adalah

sebagai berikut:

1. Manfaat Teoretis

Secara teoretis, penelitian ini diharapkan dapat mendeskripsikan fakta

empirik mengenai peranan resiliensi dalam masa pemulihan korban

penyalahgunaan narkoba dan dapat memberikan sumbangan bagi perkembangan

ilmu psikologi.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu sarana bagi

korban penyalahgunaan narkoba untuk mengembangkan diri ketika menjalani

masa pemulihan dan bagi lembaga penyedia rehabilitasi agar dapat menyediakan

pemberian jasa yang sesuai dan optimal untuk korban penyalahgunaan narkoba

dalam masa pemulihannya.

G. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

kualitatif. Menurut Denzin dan Lincol (1987) penelitian kualitatif adalah

penelitian yang menggunakan latar alamiah, yang bertujuan menafsirkan

fenomena yang terjadi dengan menggunakan berbagai metode (dalam Moleong,

(22)

Tiara Delia Madyani, 2013

Resiliensi Korban Penyalahgunaan Narkoba (Studi Deskriptif Terhadap Dua Korban Penyalahgunaan Narkoba Yang Sedang Menjalani Masa Pemulihan di Yayasan Insan Hamdani Rumah Cemara Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti adalah dengan

melakukan wawancara secara mendalam. Penelitian ini mengacu kepada tujuh

faktor resiliensi yaitu: regulasi emosi, pengendalian impuls, empati, optimisme,

analisis kausal, self-efficacy dan reaching out.

Subjek dalam penelitian ini adalah dua korban penyalahgunaan narkoba yang

sedang menjalani masa pemulihan di Rumah Cemara. Karakteristik subjek dalam

penelitian ini adalah:

1. Subjek berusia 26-36 tahun. Individu dalam masa dewasa dini akan terganggu

secara emosional ketika ia tidak bisa menyelesaikan tekanan yang ia hadapi.

Selain itu, individu masih memiliki ketergantungan dengan orang-orang

disekitarnya untuk memecahkan masalah yang ia hadapi pada masa ini

(Hurlock, 1980).

2. Subjek sedang menjalani masa pemulihan. Pemulihan menurut Laudet (2007)

merupakan proses untuk mendapatkan identitas diri yang hilang karena adiksi

(dalam Laudet, 2010). Menurut BNN (2007) proses pemulihan merupakan

proses yang harus dijalani seumur hidup oleh korban penyalahgunaan narkoba.

Pada masa ini korban penyalahgunaan narkoba menghadapi tantangan untuk

mengembangkan keterampilan bersosialisasi dan mencoba kembali beradaptasi

dengan masyarakat (Direktorat Jenderal Pelayanan Rehabilitasi Sosial Korban

NAPZA, 2003).

H. Struktur Penulisan Skripsi

(23)

Tiara Delia Madyani, 2013

Resiliensi Korban Penyalahgunaan Narkoba (Studi Deskriptif Terhadap Dua Korban Penyalahgunaan Narkoba Yang Sedang Menjalani Masa Pemulihan di Yayasan Insan Hamdani Rumah Cemara Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Judul

Daftar Isi

Daftar Tabel

Daftar Gambar

Daftar Lampiran

BAB I PENDAHULUAN

BAB II RESILIENSI, KORBAN PENYALAHGUNAAN

NARKOBA, DAN MASA PEMULIHAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

DAFTAR PUSTAKA

(24)

40

Tiara Delia Madyani, 2013

Resiliensi Korban Penyalahgunaan Narkoba (Studi Deskriptif Terhadap Dua Korban Penyalahgunaan Narkoba Yang Sedang Menjalani Masa Pemulihan di Yayasan Insan Hamdani Rumah Cemara Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang bertujuan untuk

memahami fenomena yang dialami subjek penelitian (Moleong, 2012).

Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan model studi deksriptif. Dalam

penelitian ini peneliti bermaksud mendeskripsikan suatu situasi atau kejadian serta

menguraikan informasi faktual mengenai resiliensi korban penyalahgunaan

narkoba yang sedang menjalani masa pemulihan di Yayasan Insan Hamdani

Rumah Cemara Bandung (Suryabrata, 2011).

B. Subjek Penelitian

Pemilihan subjek dilakukan berdasarkan teknik purposeful sampling, yaitu

teknik dalam non-probability sampling berdasarkan kepada ciri-ciri yang dimiliki

oleh subjek karena ciri-ciri tersebut sesuai dengan tujuan penelitian yang akan

dilakukan (Herdiansyah, 2012). Kriteria subjek sebagai berikut:

1. Subjek usia 26-36 tahun karena individu yang menghadapi tekanan dan tidak

dapat menyelesaikannya dalam masa dewasa dini akan terganggu secara

(25)

Tiara Delia Madyani, 2013

Resiliensi Korban Penyalahgunaan Narkoba (Studi Deskriptif Terhadap Dua Korban Penyalahgunaan Narkoba Yang Sedang Menjalani Masa Pemulihan di Yayasan Insan Hamdani Rumah Cemara Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

orang-orang disekitarnya untuk memecahkan masalah yang ia hadapi pada

masa ini (Hurlock, 1980).

2. Subjek sedang menjalani masa pemulihan. Menurut Laudet (2007) pemulihan

merupakan proses untuk mendapatkan identitas diri yang hilang karena adiksi

(dalam Laudet, 2010). Menurut BNN (2007) proses pemulihan merupakan

proses yang harus dijalani seumur hidup oleh korban penyalahgunaan

narkoba karena ketergantungan pada narkoba berlangsung seumur hidup.

Pada masa ini korban penyalahgunaan narkoba menghadapi tantangan untuk

mengembangkan keterampilan bersosialisasi dan mencoba kembali

beradaptasi dengan masyarakat (Direktorat Jenderal Pelayanan Rehabilitasi

Sosial Korban NAPZA, 2003).

Subjek dalam penelitian ini pada mulanya berjumlah tiga korban

penyalahgunaan narkoba berusia 26-36 tahun. Namun, subjek ketiga tidak dapat

dihubungi hingga proses pengumpulan data selesai. Hal ini mengakibatkan

peneliti hanya mengambil dua subjek penelitian yang dapat dijelaskan sebagai

berikut:

1. Subjek C

C merupakan seorang pria berusia 31 tahun berdomisili di derah B dan

menjalani pemulihan sebagai freelance yang bertugas di lapangan dengan

memberikan penyuluhan dan pengarahan kepada individu-individu yang

memerlukan pengetahuan mengenai ketergantungan narkoba di Rumah Cemara.

(26)

Tiara Delia Madyani, 2013

Resiliensi Korban Penyalahgunaan Narkoba (Studi Deskriptif Terhadap Dua Korban Penyalahgunaan Narkoba Yang Sedang Menjalani Masa Pemulihan di Yayasan Insan Hamdani Rumah Cemara Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

H merupakan seorang pria berusia 31 tahun berdomisili di daerah J dan

menjalani pemulihan sebagai staff yang bertugas menjadi delegasi admin

berkaitan dengan pengembangan dirinya dibidang media dan tinggal di Rumah

Cemara.

C. Definisi Operasional

Definisi operasional dalam penelitian ini adalah:

1. Resiliensi

Yang dimaksud dengan resiliensi dalam penelitian ini adalah kemampuan

individu untuk bertahan dan mengatasi tantangan dalam kehidupannya. Tujuh

faktor pembentuk resiliensi yaitu:

a. Regulasi Emosi (Emotion Regulation)

Regulasi emosi adalah kemampuan korban penyalahgunaan narkoba yang

sedang menjalani pemulihan untuk tetap tenang dan mampu mengatur emosinya

ketika berada dibawah tekanan.

b. Pengendalian Impuls (Impulse Control)

Pengendalian impuls adalah kemampuan korban penyalahgunaan narkoba

yang sedang menjalani pemulihan untuk mengendalikan dorongan yang muncul

dari dalam diri untuk tidak kembali menggunakan narkoba.

(27)

Tiara Delia Madyani, 2013

Resiliensi Korban Penyalahgunaan Narkoba (Studi Deskriptif Terhadap Dua Korban Penyalahgunaan Narkoba Yang Sedang Menjalani Masa Pemulihan di Yayasan Insan Hamdani Rumah Cemara Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Optimisme adalah keyakinan korban penyalahgunaan narkoba yang sedang

menjalani pemulihan bahwa sesuatu dapat berubah menjadi lebih baik dengan

melihat masa depan secara positif.

d. Analisis kausal (Causal Analysis)

Analisis kausal adalah kemampuan korban penyalahgunaan narkoba yang

sedang menjalani pemulihan untuk mengidentifikasi akar permasalahan yang ia

miliki.

e. Empati (Emphaty)

Empati adalah kemampuan korban penyalahgunaan narkoba yang sedang

menjalani pemulihan untuk memperkirakan apa yang orang lain rasakan dan

pikirkan.

f. Self-Efficacy

Self-efficacy adalah keyakinan korban penyalahgunaan narkoba yang sedang

menjalani pemulihan bahwa ia dapat menghadapi tantangan yang ia hadapi

dengan kemampuan yang ia miliki untuk mencapai kesuksesan.

g. Reaching Out

Reaching out adalah kemampuan korban penyalahgunaan narkoba yang

sedang menjalani pemulihan menggali aspek-aspek positf dalam kehidupan

sehingga berani untuk mencoba situasi baru dalam melepaskan diri dari

(28)

Tiara Delia Madyani, 2013

Resiliensi Korban Penyalahgunaan Narkoba (Studi Deskriptif Terhadap Dua Korban Penyalahgunaan Narkoba Yang Sedang Menjalani Masa Pemulihan di Yayasan Insan Hamdani Rumah Cemara Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2. Korban Penyalahgunaan Narkoba

Korban penyalahgunaan narkoba dalam penelitian ini adalah individu yang

berusaha untuk melepaskan diri dari dampak penyalahgunaan narkoba berupa

ketergantungan narkoba baik secara fisik dan psikis.

3. Masa Pemulihan

Masa pemulihan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah proses korban

penyalahgunaan narkoba untuk kembali membentuk identitas diri yang hilang

karena ketergantungan pada narkoba berdasarkan tahapan-tahapan rehabilitasi dan

pemulihan yang ia lewati.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri. Peneliti berfungsi

penuh dan terlibat aktif dalam penelitian yang dilakukan (Herdiansyah, 2012).

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara

mendalam (in-depth interview). Wawancara menurut Moleong (2012) adalah

percakapan yang memiliki tujuan tertentu. Jenis wawancara yang digunakan oleh

peneliti adalah wawancara semi-terstruktur. Hal ini karena peneliti menggunakan

pedoman wawancara yang dijadikan patokan dalam alur pembicaraan dengan

pertanyaan terbuka sehingga subjek dapat mengemukakan jawaban apa pun

sepanjang tidak keluar dari tema yang menjadi tujuan wawancara (dalam

(29)

Tiara Delia Madyani, 2013

Resiliensi Korban Penyalahgunaan Narkoba (Studi Deskriptif Terhadap Dua Korban Penyalahgunaan Narkoba Yang Sedang Menjalani Masa Pemulihan di Yayasan Insan Hamdani Rumah Cemara Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Proses wawancara ini dilakukan beberapa kali sesuai dengan keperluan

peneliti yang berkaitan dengan kejelasan dan kemantapan masalah yang dijelajahi.

Peneliti juga mempersiapkan perlengkapan wawancara antara lain beberapa alat

tulis dan tape recorder.

E. Data dan Teknik Pengumpulan Data

Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah tentang resiliensi korban

penyalahgunaan narkoba yang sedang menjalani masa pemulihan di Yayasan Insan

Hamdani Rumah Cemara Bandung dengan memaparkan berbagai faktor

pembentuk resiliensi. Data diperoleh dengan wawancara mendalam kepada subjek.

Pedoman wawancara yang disusun berdasarkan teori resiliensi Reivich dan Shatte

yaitu:

Tabel 3.1. Pedoman Wawancara

Resiliensi Aspek yang Diungkap Hal yang Ingin Digali Kemampuan individu

dalam mengendalikan emosi untuk tetap fokus terhadap

komitmennya untuk tidak

menyalahgunakan narkoba Pengendalian Impuls:

Cara subjek

1. Gambaran tentang kedisplinan subjek untuk menjauhi diri dari narkoba.

(30)

Tiara Delia Madyani, 2013

Resiliensi Korban Penyalahgunaan Narkoba (Studi Deskriptif Terhadap Dua Korban Penyalahgunaan Narkoba Yang Sedang Menjalani Masa Pemulihan di Yayasan Insan Hamdani Rumah Cemara Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

mengendalikan dorongan

untuk tidak bertindak impulsif

ketika berhadapan dengan

situasi yang tidak

1. Gambaran tentang keyakinan

subjek bahwa permasalahan

yang datang dapat ia

selesaikan.

2. Gambaran tentang keyakinan

yang dimiliki subjek bahwa semua akan baik-baik saja

ketika berhadapan dengan

masalah.

3. Gambaran tentang keyakinan

yang dimiliki subjek bahwa ia

akan lebih baik setelah

berhasil menghadapi masalah.

4. Gambaran tentang keyakinan

subjek bahwa akan ada hal

subjek untuk mengambil

pembelajaran dari

perngalamannya

2. Gambaran tentang kemampuan

subjek dalam

menginterpretasikan situasi

dalam masalah yang ia hadapi

Empati:

kemampuan subjek untuk

mengenali emosi orang-orang disekitarnya

2. Gambaran tentang

kemampuan subjek dalam

memperkirakan apa yang

dirasakan orang-orang di

(31)

Tiara Delia Madyani, 2013

Resiliensi Korban Penyalahgunaan Narkoba (Studi Deskriptif Terhadap Dua Korban Penyalahgunaan Narkoba Yang Sedang Menjalani Masa Pemulihan di Yayasan Insan Hamdani Rumah Cemara Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Self Efficacy :

Keyakinan yang dimiliki subjek bahwa ia mampu mencapai kesuksesan dengan kemampuannya

1. Gambaran tentang keyakinan

subjek bahwa ia mampu

menyelesaikan semua

pekerjaannya dengan baik

berrdasarkan kemampuan

yang ia miliki

2. Gambaran tentang keyakinan

subjek bahwa ia mampu bertahan dalam menghadapi tantangan.

Reaching Out:

Cara subjek menggali aspek-aspek positif dalam kehidupan sehingga berani mencoba situasi baru

tahu subjek mengenai

lingkungan yang baru.

3. Gambaran tentang cara

pandang subjek ketika bertemu dengan orang-orang baru. 4. Gambaran tentang cara subjek

dalam melakukan hal-hal baru diluar kegiatan rutinnya.

F. Analisis Data

Pada penelitian ini, data dianalisis dengan model analisis interaktif Miles dan

Huberman. Tahap analisis data yaitu pengumpulan data, reduksi data, tahap

display data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi (Herdiansyah, 2012)

Langkah-langkah analisis ditunjukkan pada gambar berikut:

Pengumpulan Data

Display Data

(32)

Tiara Delia Madyani, 2013

Resiliensi Korban Penyalahgunaan Narkoba (Studi Deskriptif Terhadap Dua Korban Penyalahgunaan Narkoba Yang Sedang Menjalani Masa Pemulihan di Yayasan Insan Hamdani Rumah Cemara Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Gambar 3.1. Langkah-langkah analisis data: Model Interaktif Miles Huberman (Herdiansyah, 2012)

1. Pengumpulan Data

Proses pengumpulan data dilakukan sebelum penelitian, pada saat penelitian

dan diakhir penelitian. Ketika peneliti telah mendapatkan data yang berkaitan

dengan tema penelitian sehinggga cukup untuk diproses dan dianalisis, maka

tahap selanjutnya adalah mereduksi data (Herdiansyah, 2012).

2. Reduksi Data

Inti dari reduksi data adalah proses penggabungan dan penyeragaman segala

bentuk tulisan (script) yang akan dianalisis. Hasil dari rekaman wawancara akan

diformat menjadi bentuk verbatim dan observasi menjadi bentuk tulisan (script)

sesuai dengan metode observasi yang digunakan oleh peneliti (Herdiansyah,

2012).

(33)

Tiara Delia Madyani, 2013

Resiliensi Korban Penyalahgunaan Narkoba (Studi Deskriptif Terhadap Dua Korban Penyalahgunaan Narkoba Yang Sedang Menjalani Masa Pemulihan di Yayasan Insan Hamdani Rumah Cemara Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

3. Display Data

Pada prinsipnya display data adalah mengolah data setengah jadi yang sudah

seragam dalam bentuk tulisan dan memiliki alur tema yang jelas ke dalam

kategorisasi sesuai dengan tema-tema yang sudah dikelompokkan dan

dikategorikan. Lalu, tema-tema tersebut akan dipecah kedalam suatu bentuk

dengan memberikan kode (coding) dari sub tema tersebut sesuai dengan verbatim

wawancara yang sebelumnya telah dilakukan (Herdiasnyah, 2012)

4. Kesimpulan/verifikasi

Kesimpulan/verifikasi merupakan jawaban dari pertanyaan penelitian dan

mengungkap “what” dan “how” dari hasil penelitian yang dilakukan

(Herdiansyah, 2012).

G. Pemeriksaan Keabsahan Data

Pemeriksaan terhadap keabsahan data merupakan unsur dari penelitian

kualitatif yang menjadikan hasil dari penelitian ini dapat dipertanggungjawabkan

oleh peneliti dari segala segi (Moleong, 2012). Teknik pemeriksaan keabsahan

data yang dilakukan oleh peneliti antara lain:

(34)

Tiara Delia Madyani, 2013

Resiliensi Korban Penyalahgunaan Narkoba (Studi Deskriptif Terhadap Dua Korban Penyalahgunaan Narkoba Yang Sedang Menjalani Masa Pemulihan di Yayasan Insan Hamdani Rumah Cemara Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Triangulasi yang digunakan oleh peneliti adalah triangulasi waktu. Peneliti

melakukan pengecekan dengan wawancara dalam waktu yang berbeda dan

menanyakan hal yang berkaitan dengan tema-tema penelitian secacra

berulang-ulang (Sugiyono, 2009).

2. Diskusi dengan Rekan Sejawat

Proses dan hasil penelitian ini didiskusikan dengan dosen pembimbing dan

rekan sejawat yang menggunakan metode penelitian serupa (Moleong, 2012).

3. Membercheck

Membercheck adalah proses pengecekan data yang didapatkan oleh peneliti

dengan tujuan menyesuaikan data tersebut kepada subjek penelitian. (Sugiyono,

2009).

H. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian ini yaitu:

1. Tahap Persiapan

Tahap persiapan meliputi:

a. Pencarian tema penelitian yang diminati,

b. Melakukan studi literatur,

c. Melakukan pengkajian ulang terhadap penelitian sebelumnya,

d. Membuat proposal penelitian,

(35)

Tiara Delia Madyani, 2013

Resiliensi Korban Penyalahgunaan Narkoba (Studi Deskriptif Terhadap Dua Korban Penyalahgunaan Narkoba Yang Sedang Menjalani Masa Pemulihan di Yayasan Insan Hamdani Rumah Cemara Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

f. Menghubungi lembaga penyelenggara rehabilitasi untuk mencari subjek

sesuai dengan kriteria yang telah dibuat.

2. Tahap Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan meliputi:

a. Mengurus surat ijin penelitian kepada lembaga penyelenggara rehabilitasi

untuk bertemu dengan subjek penelitian, menerangkan maksud dan tujuan

penelitian, dan membangun kepercayaan bahwa segala informasi yang

diberikan dijamin kerahasiaannya,

b. Membuat kesepakatan waktu untuk wawancara,

c. Melakukan wawancara sesuai dengan pedoman yang sudah disusun

sebelumnya.

3. Tahap Pengolahan Data

Tahap pengolahan data meliputi:

a. Mereduksi data hasil wawancara,

b. Menyajikan data dalam bentuk uraian singkat kemudian membuat

(36)

94

Tiara Delia Madyani, 2013

Resiliensi Korban Penyalahgunaan Narkoba (Studi Deskriptif Terhadap Dua Korban

Penyalahgunaan Narkoba Yang Sedang Menjalani Masa Pemulihan di Yayasan Insan Hamdani Rumah Cemara Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai resiliensi pada dua orang korban

penyalahgunaan narkoba yang sedang menjalani masa pemulihan, dapat

disimpulkan faktor resiliensi berperan sangat besar dalam masa pemulihan subjek

sehingga mampu berdaptasi dan menghadapi tantangan. Kedua subjek memiliki

persamaan dan perbedaan dalam menghadapi kesulitan yang mereka alami

selama menjalani masa pemulihan. Persamaan dari kedua subjek adalah dengan

berada dikomunitas mereka dapat mengembangkan diri dan mendapatkan

dukungan untuk pulih dari teman-teman dan keluarganya.

Perbedaan terlihat pada pengalaman subjek C dan H. Pada proses pemulihan

subjek C, ia menjalani berbagai macam pemulihan secara spiritual dan medis

sehingga mendapatkan pembelajaran dari pengalamannya. Subjek C saat ini sudah

mampu menolak narkoba dan berkomitmen untuk tidak mengkonsumsi zat

tersebut. Subjek H pun menjalani pemulihan dengan berbagai cara tetapi ia belum

mampu sepenuhnya terlepas dari pemakaian narkoba. Hal ini tidak membuat H

menyerah dan terus berusaha untuk benar-benar pulih dari ketergantungan

narkoba. Pengalaman C dan H dapat mengatasi tantangan karena mereka

memiliki tujuh faktor resiliensi yaitu regulasi emosi, pengendalian impuls,

(37)

Tiara Delia Madyani, 2013

Resiliensi Korban Penyalahgunaan Narkoba (Studi Deskriptif Terhadap Dua Korban

Penyalahgunaan Narkoba Yang Sedang Menjalani Masa Pemulihan di Yayasan Insan Hamdani Rumah Cemara Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Pada faktor regulasi emosi, subjek C dan subjek H merasa mampu untuk

mengalihkan emosi negatif dengan kegiatan positif. Pada faktor pengendalian,

subjek C sudah merasa mampu untuk berkomitmen sepenuhnya melepaskan diri

dari ketergantungan narkoba dan subjek H mengatur pola pengkonsumsian

narkoba agar ia bisa melepaskan diri dari narkoba sepenuhnya. Pada faktor

optimisme, subjek C dan subjek H memiliki pandangan positif dan mengarahkan

dirinya untuk bisa lebih baik. Pada faktor analisis kausal, subjek C dan subjek H

menjadikan pengalaman dimasa lalu sebagai pembelajaran untuk bisa

mempertahankan keadaan maintenance mereka.

Pada faktor empati, kedua subjek berusaha saling membantu dengan

teman-temannya agar lepas dari ketergantungan narkoba. Pada faktor self efficacy,

subjek C dan H merasa yakin dapat menghadapi tantangan dengan kemampuan

yang mereka miliki namun dengan didampingi oleh orang-orang terdekat. Pada

faktor reaching out, kedua subjek belajar dari kegagalan dan menemukan cara

tersendiri untuk mengembangkan diri mereka dalam mencapai tujuan.

B. Rekomendasi

Berikut ini adalah hal yang perlu direkomendasikan bagi pihak-pihak tertentu

berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terhadap dua korban penyalahgunaan

narkoba yang sedang menjalani masa pemulihan yaitu:

1. Bagi korban penyalahgunaan narkoba, penelitian ini diharapkan dapat

(38)

Tiara Delia Madyani, 2013

Resiliensi Korban Penyalahgunaan Narkoba (Studi Deskriptif Terhadap Dua Korban

Penyalahgunaan Narkoba Yang Sedang Menjalani Masa Pemulihan di Yayasan Insan Hamdani Rumah Cemara Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

dihadapi dengan mengembangkan diri dalam berbagai bidang meski terdapat

hambatan atau menghadapi kegagalan.

2. Bagi pihak-pihak yang dekat dengan korban penyalahgunaan narkoba dalam

masa pemulihan khususnya lembaga penyelenggara rehabilitasi, keluarga, dan

teman-teman dalam komunitas, diharapkan dapat selalu memberikan dukungan

dan perhatian terhadap korban penyalahgunaan narkoba agar dapat

meningkatkan motivasi mereka untuk pulih.

3. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan dapat mengembangkan hasil penelitian

ini dengan menambahkan variabel dukungan sosial sehingga didapatkan

gambaran yang lebih jelas mengenai peranan dukungan sosial terhadap

dinamika resiliensi korban penyalahgunaan narkoba dan motivasi mereka

untuk pulih. Selain itu, peneliti selanjutnya dapat mengambil subjek dengan

karakteristik yang berbeda, misalnya berdasarkan perbandingan gender subjek

antara pria dan wanita sehingga dapat memperoleh gambaran yang lebih luas

tentang faktor-faktor resilensi korban penyalahgunaan narkoba yang sedang

(39)

97

Tiara Delia Madyani, 2013

Resiliensi Korban Penyalahgunaan Narkoba (Studi Deskriptif Terhadap Dua Korban

Penyalahgunaan Narkoba Yang Sedang Menjalani Masa Pemulihan di Yayasan Insan Hamdani Rumah Cemara Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Badan Narkotika Nasional. (2006). Pusat Rehabilitasi lido-kewajiban Negara untuk Mengobati Korban Narkoba. [Online]. Tersedia:

http://www.bnn.go.id/portalbaru/portal/konten.php?nama=ArtikelTrithab&

op=detail_artikel_trithab&id=44&mn=2&smn=e [17 Januari 2012]

Badan Narkotika Nasional. (2006). Rehabilitasi, Tidak Seseram Yang Kita

Bayangkan. [Online]. Tersedia:

http://www.bnn.go.id/portalbaru/portal/konten.php?nama=ArtikelTrithab&

op=detail_artikel_trithab&id=27&mn=2&smn=e [21 September 2012]

Badan Narkotika Nasional. (2007). Penyalahgunaan Narkoba Sejak Usia Dini. Jakarta: Badan Narkotika Nasional.

Badan Narkotika Nasional. (2010). Penggunaan dan Peredaran Gelap Narkoba

di Indonesia. [Online]. Tersedia:

http://www.bnn.go.id/portalbaru/portal/konten.php?nama=ArtikelLitbang

&op=detail_artikel_litbang&id=117&mn=2&smn=e [21 September 2012]

Badan Narkotika Nasional. (2012). Peraturan Bersama Badan Narkotika

Nasional dan Kementrian Kehutanan dalam Rangka Pengembangan Program Pencegahan dan Pasca Rehabilitasi bagi Korban Penyalahguna Narkoba melalui Sektor kehutanan. [Online]. Tersedia:

(40)

Tiara Delia Madyani, 2013

Resiliensi Korban Penyalahgunaan Narkoba (Studi Deskriptif Terhadap Dua Korban

Penyalahgunaan Narkoba Yang Sedang Menjalani Masa Pemulihan di Yayasan Insan Hamdani Rumah Cemara Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Booree, G. (2008). Psikologi Kepribadian, Persepsi, Kognisi, Emosi, dan Perilaku. Jogjakarta: Primasophie.

Call, J. A. (2008). Resilience in The Face of Rough Times. [Online]. Tersedia:

http://www.psychologytoday.com/blog/crisis-center/200807/resilience-in-the-face-rough-times [27 Mei 2013]

Cherry, K. (2013). What is Resilience? [Online]. Tersedia:

http://psychology.about.com/od/crisiscounseling/a/resilience.htm [27 Mei 2013]

Departemen Sosial. (2004). Narkoba: Permasalahan Dampak dan Pencegahan Panduan untuk Orang Tua dan Tokoh Masyarakat. Jakarta: Direktorat Jenderal Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Departemen Sosial RI.

Departemen Sosial RI. (2008). Pedoman Pelaksanaan Unit Pelayanan Sosial Keliling bagi Korban Penyalahgunaan Narkotika Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya. Jakarta: Direktorat Pelayanan Dan Rehabilitasi Sosial Korban Penyalahgunaan NAPZA.

Direktorat Jenderal Pelayanan Rehabilitasi Sosial Korban NAPZA. (2003). Metode Theurapeutic Community: Komunitas Terapeutik dalam Rehabilitasi Sosial Penyalahgunaan Napza. Jakarta: Direktorat Jenderal Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Departemen Sosial RI.

Direktorat Pelayanan dan Rehabilitasi Korban NAPZA. (2003). Pedoman Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba. Jakarta: Direktorat Jenderal Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Departemen Sosial RI.

(41)

Tiara Delia Madyani, 2013

Resiliensi Korban Penyalahgunaan Narkoba (Studi Deskriptif Terhadap Dua Korban

Penyalahgunaan Narkoba Yang Sedang Menjalani Masa Pemulihan di Yayasan Insan Hamdani Rumah Cemara Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Upaya Penyembuhannya. Jakarta: Direktorat Jenderal Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Departemen Sosial RI.

Grotberg, E. (1999). Countering Depression with The Five Building Blocks of Resilience. [Online]. Tersedia: http://resilnet.uiuc.edu/library/grotb99.html

[27 Mei 2013]

Haryati, L. (2012). Tahap-tahap pemulihan pecandu narkoba, Badan Narkotika

Nasional. [Online]. Tersedia:

http://dedihumas.bnn.go.id/read/section/artikel/2012/08/24/514/tahap-tahap-pemulihan-pecandu-narkoba [ 21 September 2012]

Herdiansyah, H. (2012). Metode Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-ilmu Sosial. Jakarta: Salemba Humanika.

Hurlock, E. (1980). Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan Edisi ke Lima. Jakarta: Erlangga

Kartika, I. (tanpa tahun). Peran Perguruan Tinggi dalam Pencegahan

Penyalahgunaan Narkoba. [Online]. Tersedia:

https://docs.google.com/viewer?a=v&q=cache:Lw6roh7Cv_oJ:jurnal.pdii.l

(42)

Tiara Delia Madyani, 2013

Resiliensi Korban Penyalahgunaan Narkoba (Studi Deskriptif Terhadap Dua Korban

Penyalahgunaan Narkoba Yang Sedang Menjalani Masa Pemulihan di Yayasan Insan Hamdani Rumah Cemara Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Kementerian Sosial RI. (2012). Permensos Nomor 26 Tahun 2012 tentang

Napza , [Online]. Tersedia:

http://ditppk.depsos.go.id/users/wendy/pdf/spm-sosial/NAPZA_Luar_Panti_NSPK_Permensos26_2012.pdf [6 Juni 2013]

Korhonen, M. (2007). Inuit Resilience Book. [Online]. Tersedia:

http://www.naho.ca/documents/it/2007_Inuit_Resilience_Book.pdf [23 Mei 2013]

Laudet, A.. (2010). The Road to Recovery: Where are We Going and How Do We Get There. [Online]. Tersedia:

www.addictiontoday.org/files/at126-road-to-recovery.pdf [31 Maret 2012]

Malau, I., & Huda E. (2010). Gorie Mere: 99 % Pecandu Tidak Dapat Terapi.

[Online]. Tersedia:

http://cangkang.vivanews.com/seagames/news/read/192356-gories-mere--99--pecandu-belum-direhabilitasi [ 17 Januari 2012]

Moleong, L. (2012). Metodologi penelitian kualitatif edisi revisi. PT. Remaja Rosdakarya: Bandung.

Purba, R. (2011). Dinamika Faktor-faktor Resiliensi pada Mantan Pecandu

Narkoba. [Online]. Tersedia:

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/26091/3/Chapter%20III-V.pdf [13 Oktober 2011]

Reich, Zautra, dan Hall. (2010). Handbook of Adult Resilience. New York: The Guildford Press.

(43)

Tiara Delia Madyani, 2013

Resiliensi Korban Penyalahgunaan Narkoba (Studi Deskriptif Terhadap Dua Korban

Penyalahgunaan Narkoba Yang Sedang Menjalani Masa Pemulihan di Yayasan Insan Hamdani Rumah Cemara Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Rosyidah, R. dan Nurdibyanandaru. (2010). Dinamika Emosi Pecandu Narkotika dalam Masa Pemulihan. Dalam INSAN [Online], Vol. 12 (2), Enam halaman. Tersedia: http://journal.unair.ac.id/filerPDF/6-12_2.pdf [31

Maret 2013]

Rozari, A. (2004). Studi Self-Efficacy tentang Penghentian Penggunaan Narkoba pada Pecandu Narkoba yang Mengalami Relapse (Suatu Studi Perbandingan Pecandu yang Mengalami Relapse Satu Kali dengan Pecandu yang Mengalami Relapse Lebih dari Satu Kali pada Residen Re-entry Halmahera House, RSKO Cibubur). Skripsi pada Fakultas Psikologi UNPAD Jatinangor: tidak diterbitkan.

Rumah Cemara. (2013). 2012 Annual Report . [Online]. Tersedia:

http://www.rumahcemara.org/wp-content/uploads/2013/03/2012-Annual-Report.pdf [23 Juni 2013]

Rumah Cemara.(2013). Kecanduan dan Methadone . [Online]. Tersedia:

http://www.rumahcemara.org/wp-content/uploads/2013/03/Kecanduan-dan-Methadone1.pdf [23 Juni 2013]

Ryckman, R. (2008). Theories of Personality Ninth Edition. United States of America:.Thomson Wadsworth.

Setyowati, A., Hartati, S., dan Sawitri, D.R.. (tanpa tahun). Hubungan antara Kecerdasan Emosional dengan Resiliensi pada Siswa Penghuni Rumah

Damai. [Online]. Tersedia:

http://eprints.undip.ac.id/24783/1/Jurnal_KE_dan_Resiliensi.pdf [31 Maret

2013]

(44)

Tiara Delia Madyani, 2013

Resiliensi Korban Penyalahgunaan Narkoba (Studi Deskriptif Terhadap Dua Korban

Penyalahgunaan Narkoba Yang Sedang Menjalani Masa Pemulihan di Yayasan Insan Hamdani Rumah Cemara Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Steirnberg. (1993). Adolescence International Edition Third Edition. United States of America: Mc Graw-Hill, Inc.

Sudaryono. (2007). Resiliensi dan Locus of Control Guru dan Staf Sekolah Pasca Gempa. Dalam Jurnal Kependidikan [Online] Tahun 37 (1). 18 halaman. Tersedia:

https://docs.google.com/viewer?a=v&pid=explorer&chrome=true&srcid=1 gnuKRhaxHsE6O9hB7hZaGBhyTWtKzson6F6_MzZDaxtML_Gn4sDCau Pw59uo&hl=en_US [13 Oktober 2011]

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D. Bandung: CV ALFABETA.

Suryabrata, Sumadi. (2011). Metodologi Penelitian. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI Press.

Wiramihardja, S. (2005). Pengantar Psikologi Abnormal. Bandung: PT. Refika Aditama.

Gambar

Tabel 3.1. Pedoman Wawancara .....................................................................................
Gambar  2.1.    Kerangka Berpikir Proses Resiliensi pada Korban Penyalahgunaan
gambaran faktor-faktor
Tabel 3.1. Pedoman Wawancara
+5

Referensi

Dokumen terkait

Saipudin Sopari yang telah mengetik dengan cermat naskah Kamus Dwi Bahasa Indonesia — Lampung Dialek Wai Kanan Edisi Revisi ini.. Demikian pula Tim Penyusunan

Hasil yang diperoleh bahwa KNM Fish Farm perlu untuk melakukan perbaikan pada semua elemen BMC, yaitu: (1) customer segmentations: dari pedagang tengkulak diperluas pada

Teknik evaluasi bervariasi adalah suatu metode atau cara yang digunakan oleh tenaga pengajar untuk memperoleh data dari proses hasil belajar peserta didik yang dilakukan

[r]

 Melakukan pengamatan dengan cara mem- baca dan menyimak dari kajian literatur/ media tentang proses produksi (teknik, bahan, alat, jenis, dan kualitas

[r]

[r]

Tokoh dalam teori belajar kognitivisme dari Gestalt yang memandang bahwa objek atau peristiwa tertentu akan dipandang sebagai suatu keseluruhan yang terorganisasi, teori belajar