• Tidak ada hasil yang ditemukan

Studi Deskriptif Mengenai Orientasi Masa Depan Bidang Pendidikan pada Siswa Madrasah Aliyah Kelas XI dan Kelasa XII Program Keagamaan Husnul Khotimah Islamic Boarding School Kuningan.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Studi Deskriptif Mengenai Orientasi Masa Depan Bidang Pendidikan pada Siswa Madrasah Aliyah Kelas XI dan Kelasa XII Program Keagamaan Husnul Khotimah Islamic Boarding School Kuningan."

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

i

Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran orientasi masa depan bidang pendidikan pada siswa madrasah aliyah kelas XI dan kelas XII program keagamaan Husnul Khotimah Islamic Boarding School Kuningan dengan menggunakan teori Orientasi Masa Depan Bidang Pendidikan (Rachel Seginer, 2009).

Sampel yang dilakukan dalam penelitian ini berjumlah 89 siswa yang dipilih berdasarkan teknik purposive sampling.. Data yang diperoleh diolah menggunakan uji korelasi Rank Spearman dengan koefisien validitas berkisar antara 0.323 sampai dengan 0.636 dan berdasarkan uji Reliabiltas dengan koefisien Alpha Cronbach, diperoleh koefisien sebesar 0.876, dengan total item 32 item valid.

Berdasarkan teknik pengolahan data, didapatkan data bahwa sebesar 71.92% siswa memiliki orientasi masa depan yang tidak jelas dan sebesar 28.08% siswa memiliki orientasi masa depan yang jelas.

(2)

ii

Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT

This research was conducted to find out the picture of future orientation of education field in the students of madrasah aliyah class XI and class XII religious program of Husnul Khotimah Islamic Boarding School Kuningan by using the theory of Future Orientation of Education field (Rachel Seginer, 2009).

The samples conducted in this study amounted to 89 students selected based on the technique of purposive sampling .The data obtained is processed using Rank Spearman correlation test with the validity coefficient ranged from 0.323 to 0.636 and based on the test Reliabiltas with Alpha Cronbach coefficient, obtained coefficient of 0.876, with Total item 32 valid items.

Based on data processing techniques, the data obtained that 71.92% of students have an unclear future orientation and 28.08% of students have a clear future orientation.

(3)

vi

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR ISI

COVER

LEMBAR PENGESAHAN

LEMBAR ORISINALITAS LAPORAN PENELITIAN

LEMBAR PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR BAGAN ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Identifikasi Masalah ... 11

1.3. Maksud Dan Tujuan ... 11

1.3.1 Maksud Penelitian ... 11

1.3.2 Tujuan Penelitian ... 11

1.4. Kegunaan Penelitian ... 12

1.4.1. Kegunaan Teoritis ... 12

1.4.1. Kegunaan Praktis ... 12

(4)

vii

Universitas Kristen Maranatha

1.6. Asumsi Penelitian ... 24

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 TeoriOrientasi Masa Depan ... 25

2.1.1 Pengertian Orientasi Masa Depan ... 25

2.1.2 Ciri Orientasi Masa Depan ... 25

2.1.3 Tiga Komponen Model Orientasi Masa Depan ... 26

2.1.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Orientasi Masa Depan ... 30

2.2 Orientasi Masa Depan Bidang Pendidikan ... 33

2.3 Pendidikan ... 34

2.4 Teori Mengenai Remaja ... 34

2.4.1 Pengertian Remaja ... 34

2.4.2 Tahap Perkembangan Kognitif Remaja ... 35

2.4.3 Tahap Perkembangan Sosial Remaja ... 35

2.4.4 Tugas Perkembangan Remaja ... 36

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian ... 38

3.2 Bagan Prosedur Penelitian ... 38

3.3 Variabel Dan Definisi Operasional Penelitian ... 39

3.3.1 Variabel Penelitian ... 39

3.3.2 Definisi Konseptual ... 39

3.3.3 Definisi Operasional ... 40

3.4 Alat Ukur ... 43

(5)

viii

Universitas Kristen Maranatha

3.4.2 Prosedur Pengisian ... 44

3.4.3 Data Pribadi Dan Data Penunjang... 45

3.4.4 Validitas Dan Reliabiltas Alat Ukur ... 46

3.4.4.1 Validitas Alat Ukur ... 46

3.4.4.2 Reabilitas Alat Ukur ... 46

3.5 Populasi Dan Teknik Penarikan Sampel ... 47

3.5.1 Populasi Sasaran... 47

3.5.2 Karakteristik Sampel ... 47

3.5.3 Teknik Penarikan Sampel ... 47

3.6 Teknik Analisis Data... 48

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Responden ... 49

4.1.1 Gambaran Responden Berdasarkan Jenis Kelamin... 49

4.1.2 Gambaran Responden Berdasarkan Kelas ... 50

4.1.3 Gambaran Responden Berdasarkan Usia ... 50

4.2 Hasil Penelitian ... 51

4.2.1 Gambaran Orientasi Masa Depan Bidang Pendidikan ... 51

4.2.2 Gambaran Orientasi Masa Depan Bidang Pendidikan Berdasarkan Kelas ... 52

4.2.3 Gambaran Orientasi Masa Depan Bidang Pendidikan Berdasarkan Komponen ... 53

4.2.3.1 Gambaran Orientasi Masa Depan Bidang Pendidikan Berdasarkan Komponen Motivational ... 53

(6)

ix

Universitas Kristen Maranatha 4.2.3.3 Gambaran Orientasi Masa Depan Bidang Pendidikan Berdasarkan

Komponen Behavioral ... 54

4.3Pembahasan ... 55

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 66

5.2 Saran ... 67

5.2.1 Saran Teoritis ... 67

5.2.2 Saran Praktis... 67

DAFTAR PUSTAKA ... 69

(7)

x

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Alat Ukur Orientasi Masa Depan ... 43

Tabel 3.2 Kriteria Penilaian Alat Ukur Orientasi Masa Depan ... 44

Tabel 4.1 Gambaran Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 49

Tabel 4.2 Gambaran Responden Berdasarkan Kelas ... 50

Tabel 4.3 Gambaran Responden Berdasarkan Usia ... 50

Tabel 4.4 Gambaran Orientasi Masa Depan Bidang Pendidikan ... 51

Tabel 4.5 Gambaran Orientasi Masa Depan Bidang Pendidikan Berdasarkan Kelas ... 52

Tabel 4.6 Gambaran Orientasi Masa Depan Bidang Pendidikan Berdasarkan Komponen Motivasional ... 53

Tabel 4.7 Gambaran Orientasi Masa Depan Bidang Pendidikan Berdasarkan Komponen Cognitive Representation ... 53

(8)

xi

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR BAGAN

(9)

xii

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Tabel Kisi-Kisi Alat Ukur Orientasi Masa Depan ... 1

Lampiran 2: Kuesioner Orientasi Masa Depan Bidang Pendidikan ... 6

Lampiran 3: Tabel Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur ... 13

Lampiran 4: Hasil Kuesioner Responden ... 15

Lampiran 5: Gambaran Orientasi Masa Depan Bidang Pendidikan Responden ... 19

Tabel 1: Gambaran Skor Setiap Komponen Orientasi Masa Depan ... 22

Lampiran 6: Gambaran Data Penunjang Personality Characteristics Responden ... 23

Tabel 1: Cross tabs Data Penunjang Personality Characteristics (Self-Esteem) dengan Orientasi Masa Depan ... 26

Tabel 2: Cross tabs Data Penunjang Personality Characteristics (Self-Agency) dengan Orientasi Masa Depan ... 26

Tabel 3: Cross tabs Data Penunjang Personality Characteristics (Psychological Empowerment) dengan Orientasi Masa Depan ... 26

Tabel 4: Cross tabs Data Penunjang Personality Characteristics (Primary Control) dengan Orientasi Masa Depan ... 27

Tabel 5: Cross tabs Data Penunjang Personality Characteristics (Optimism) dengan Orientasi Masa Depan ... 27

Lampiran 7: Gambaran Data Penunjang Close Interpersonal Relationship (Frekuensi Diskusi) Responden ... 28

(10)

xiii

Universitas Kristen Maranatha Tabel 2: Cross tabs Data Penunjang Close Interpoersonal Relationship (Frekuensi Diksusi Dengan Guru) dengan Orientasi Masa Depan ... 31 Tabel 3: Cross tabs Data Penunjang Close Interpoersonal Relationship (Frekuensi Diksusi Dengan Siblings) dengan Orientasi Masa Depan ... 32 Tabel 4: Cross tabs Data Penunjang Close Interpoersonal Relationship (Frekuensi Diksusi Dengan Peers) dengan Orientasi Masa Depan ... 32 Lampiran 8: Gambaran Data Penunjang Close Interpersonal Relationship (Intensitas

(11)

1 UniversitasKristen Maranatha BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah suatu kunci yang penting terutama dalam era globalisasi. Pada era globalisasi pendidikan memiliki peran sebagai pemahaman individu mengenai suatu hal, seperti perkembangan ilmu pengetahuan tentu harus bersamaan dengan pemahaman atas dasar ilmu itu sendiri. Adanya pendidikan selain individu mendapatkan pengetahuan, bekal bagi individu di masa depan dan individu juga dapat mengembangkan diri melalui pendidikan, seperti mengembangkan potensi yang dimiliki untuk kemajuan diri individu itu sendiri atau pun yang dapat berpengaruh pada lingkungan sekitar individu.

Pendidikan merupakan investasi jangka panjang yang harus ditata, disiapkan dan diberikan sarana dan prasarananya. Dengan harapan agar individu dapat mencapai kompetensi, yakni perpaduan pengetahuan, sikap dan keterampilan yang terefleksikan dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, pendidikan dapat menjadi bekal yang penting untuk masa depan anak dan bangsa, karena era globalisasi telah membuat persaingan menjadi lebih ketat. Setiap individu diharuskan untuk siap berkompetisi sehingga individu perlu menjadi pribadi yang unggul dibanding yang lain dengan cara individu perlu memiliki nilai tambah atau kemampuan lebih yang unik agar dapat bersaing.

(12)

non-2

Universitas Kristen Maranatha formal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang, seperti bimbingan belajar.

Pada jalur pendidikan formal, terdapat tiga jenjang pendidikan yang wajib ditempuh oleh individu sesuai dengan program wajib belajar di Indonesia yaitu jenjang Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA). Pendidikan formal merupakan lembaga pendidikan yang dibuat oleh pemerintah yang jelas, terstruktur, sistematis, dan memiliki jenjang pendidikan, pendidikan formal juga wajib mengikuti syarat-syarat yang jelas. Sebagai lembaga pendidikan formal, sekolah yang lahir dan berkembang secara efektif dan efisien dari dan oleh serta untuk masyarakat. Adapun kegiatan yang terstruktur dan sistematis bertujuan untuk menghasilkan perubahan-perubahan positif dalam diri anak yang sedang menuju kedewasaaan, sejauh perubahan-perubahan itu dapat diusahakan melalui proses belajar (Nur Anisa Noviana. http://ilmu-pendidikan.net).

Pada penelitian ini peneliti tertarik untuk meneliti pendidikan pada jenjang sekolah menengah atas (SMA). Siswa pada jenjang sekolah menengah atas SMA memiliki peran lebih penting karena sudah mulai mempersiapkan diri untuk memilih salah satu program yang terdapat pada jenjang pendidikan sekolah menengah atas (SMA). Program di sekolah pada umumnya terdapat dua macam pilihan yaitu program Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan program Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Namun, pada penelitian ini peneliti tertarik untuk meneliti tentang salah satu program belajar yang tidak biasa diselenggarakan pada sekolah umum, yaitu program pendidikan keagamaan pada Husnul Khotimah Islamic Boarding School Kuningan.

Husnul Khotimah Islamic Boarding School terletak di Kabupaten Kuningan, Jawa

(13)

3

Universitas Kristen Maranatha Madrasah Aliyah (MA) adalah pendidikan yang setara atau sederajat dengan SMA, SMK atau MAK. Lama belajar dalam Madrasah Aliyah pun selama 3 tahun terdiri dari jenjang kelas X, kelas XI dan kelas XII. Adapun usia siswa yang bersekolah di Sekolah ini antara 16 sampai dengan 19 tahun. Sama seperti pada siswa sekolah menengah atas (SMA) pada umumnya, siswa madrasah aliyah (MA) kelas dua belas diwajibkan mengikuti Ujian Nasional (UN) sebagai salah satu syarat kelulusan dan setelah siswa lulus dari Madrasah Aliyah maka siswa dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi baik di perguruan tinggi negeri ataupun swasta. Kurikulum yang diselenggarakan pada madrasah aliyah (MA) sama dengan kurikulum sekolah menengah atas (SMA). Perbedaannya terletak pada, jika sekolah menengah atas (SMA) dikelola oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (Depdikbud) sedangkan madrasah aliyah (MA) dikelola oleh Departemen Keagamaan (Depag), dan terdapat tambahan mata pelajaran agama, yaitu Alquran dan Hadis, Aqidah dan Akhlaq, Fiqih, dan Bahasa Arab (Wafa Ahmad. http://wavekuliahonline.blogspot.co.id).

Adapun sistem pendidikan yang digunakan pada Husnul Khotimah Islamic Boarding School yaitu sistem pendidikan berjenjang dan berkesinambungan selama tiga tahun, serta

menerapkan kurikulum sendiri dengan menjadikan kurikulum Departemen Agama sebagai kurikulum minimal yang harus dikuasai siswa. Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) menggunakan Kurikulum Berbasis Kompetensi (Kurikulum 2010). Namun, sejak tahun 2014 untuk program keagamaan pada Husnul Khotimah Boarding School Kuningan telah menggunakan kurikulum terbaru yaitu kurikulum 2013 yang mana sejak kelas X siswa telah memilih program yang diinginkan (http://husnulkhotimah.com).

Pada jenjang pendidikan madrasah aliyah (MA), Husnul Khotimah Islamic Boarding School Kuningan memiliki tiga program yang dapat dipilih siswa sesuai dengan

(14)

4

Universitas Kristen Maranatha Sosial (IPS), dan program Pendidikan Keagaamaan. Mengikuti kurikulum yang ada di Indonesia pemilihan program pada Husnul Khotimah Islamic Boarding School sesuai dengan kurikulum berbasis kompetensi dilaksanakan pada saat siswa berada di kelas X.

Pemilihan program jurusan yang dilakukan siswa madrasah aliyah (MA) merupakan salah satu hal yang dapat memengaruhi dalam pemilihan pada jurusan di perguruan tinggi yang sesuai. Namun, pada saat ini belum semua perguruan tinggi di Indonesia mempersyaratkan seluruh program yang ada di madrasah aliyah (MA). Sehingga, siswa madrasah aliyah (MA), harus mempersiapkan diri untuk memantapkan pilihan program di madrasah aliyah (MA), memikirkan hal apa yang akan dilakukan ketika memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Kesiapan siswa dalam menghadapi masa depannya disebut dengan orientasi masa depan di bidang pendidikan.

Berdasarkan survey awal pada siswa madrasah aliyah (MA) program keagamaan yang telah dilakukan peneliti di Husnul Khotimah Boarding School Kuningan, program keagamaan biasanya merupakan pilihan terakhir calon siswa madrasah aliyah (MA) yang akan meneruskan pada tingkat pendidikan madrasah aliyah (MA), di Husnul Khotimah Boarding School Kuningan, dua pilihan utama tetap berada pada program IPA ataupun

program IPS. Jumlah siswa pada program Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan program Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) jauh lebih unggul dibandingkan dengan program Pendidikan Keagamaan, yang mana jumlah siswa program keagamaan pada kelas XII sebanyak tiga puluh siswa, jumlah siswa program keagamaan pada kelas XI dan kelas X sebanyak seratus siswa, sedangkan jumlah siswa madrasah aliyah (MA) secara keseluruhan di Husnul Khotimah Boarding School Kuningan yaitu 960 siswa.

(15)

5

Universitas Kristen Maranatha Kuningan. Menurut guru bimbingan konseling (BK) pada madrasah aliyah (MA) Husnul

Khotimah Boarding School Kuningan salah satu alasan siswa madrasah aliyah (MA) memilih

program keagamaan karena ingin lebih memperdalam pengetahuan umum berdasarkan hukum agama, terutama agama Islam. Selain itu, salah satu tujuan didirikannya program Keagamaan di Husnul Khotimah Boarding School Kuningan yaitu ingin menghasilkan siswa yang tidak hanya pandai secara akademik tetapi juga pandai dan berakhlak Terlebih siswa telah memutuskan untuk meneruskan pendidikan madrasah aliyah (MA) di lingkungan yang sangat kental dengan ajaran agama Islam. Hal ini juga menjadi salah satu alasan siswa, jika memilih program IPA ataupun IPS maka lebih baik sejak awal mereka tidak masuk ke madrasah aliyah (MA) Husnul Khotimah Boarding School Kuningan.

Tuntutan dari orang tua juga merupakan salah satu alasan siswa madrasah aliyah (MA) untuk memilih program kegamaan, yang mana orang tua juga memiliki pandangan yang sama yaitu tujuan mereka di lanjutkan menempuh pendidikan madrasah aliyah (MA) di Husnul Khotimah Boarding School Kuningan karena orang tua menginginkan para siswa kelak tidak

hanya pandai secara akademik saja, tapi juga memiliki akhlak yang baik sehingga mampu menerapkan akademik yang di dukung dengan nilai-nilai dalam agama Islam.

Adapun materi yang dipelajari pada program keagamaan di Husnul Khotimah Boarding School jauh berbeda dengan materi yang dipelajari pada program Ilmu Pengetahuan

(16)

6

Universitas Kristen Maranatha Sedikitnya jurusan di perguruan tinggi Indonesia yang mempersyaratkan program keagamaan, menjadi salah satu keraguan akan pemilihan jurusan setelah lulus pada siswa madrasah aliyah (MA) program keagamaan, sehingga rata-rata siswa yang memilih program keagamaan lebih mempersiapkan diri untuk menentukan dan memilih jurusan perguruan tinggi di luar negeri. Beberapa perguruan tinggi di Indonesia yang banyak menjadi tujuan siswa program keagamaan untuk meneruskan pendidikannya yaitu Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Universitas Islam Sunan Gunung Djati Bandung, Sekolah Tinggi Ekonomi Islam Jakarta. Meskipun terdapat beberapa pergruan tinggi yang dijadikan tujuan oleh siswa, tapi siswa masih merasa ragu untuk memilih jurusan yang ada, karena hampir rata-rata alumni yang meneruskan perkuliahan di Indonesia menjadi lintas jalur pada jurusan lain seperti salah satunya jurusan ekonomi.

Pilihan meneruskan pendidikan pada jenjang perkuliahan di luar negeri juga masih menjadi pertimbangan bagi para siswa madrasah aliyah (MA) program keagamaan karena tidak sedikitnya orang tua yang merasa khawatir pada anaknya untuk melanjutkan pendidikan di luar negeri. Salah satu alasan terbesar keraguan orang tua karena daerah-daerah perguruan tinggi di luar negeri yang menjadi tujuan siswa madrasah aliyah (MA) program keagamaan merupakan negara yang sedang sering terjadi pemberontakan. Meskipun tidak semua negara tujuan merupakan negara yang sering terjadi pemberontakan, tapi alasan lain siswa ragu untuk meneruskan pendidikan ke perguruan tinggi di luar negeri karena ketidaksiapan siswa dalam berbahasa asing.

(17)

7

Universitas Kristen Maranatha dalam penyusunan tujuan, rencana, eksplorasi berbagai pilihan, dan membuat komitmen, sehingga rencana yang dibuat membimbing jalan perkembangan seseorang. Dalam penelitian ini, tidak sedikitnya siswa madrasah aliyah (MA) pada program keagamaan yang masih bingung untuk meneruskan pendidikan pada jenjang perkuliahan. Sehingga siswa madrasah aliyah (MA) program keagamaan juga masih belum bisa untuk menyusun tujuan, rencana masa depan mereka yaitu masuk ke jurusan di perguruan tinggi yang diinginkan.

Terdapat tiga komponen dalam orientasi masa depan yang harus dimiliki siswa madrasah aliyah (MA) program keagamaan untuk mempersiapkan diri menentukan masa depan mereka yaitu masuk pada jurusan di perguruan tinggi yang diinginkan. Ada pun tiga komponen yaitu komponen motivasional, representasi kognitif dan komponen behavioral terhadap tujuan masa depan siswa madrasah aliyah (MA) program keagamaan.

(18)

8

Universitas Kristen Maranatha Siswa madrasah aliyah (MA) program keagamaan yang telah mengetahui beberapa pilihan jurusan yang mereka inginkan di perguruan tinggi, akan memiliki harapan agar rencana yang telah siswa susun membantu siswa diterima pada jurusan di perguruan tinggi agar dapat terealisasikan. Siswa madrasah aliyah (MA) program keagamaan juga bisa mengetahui cara penyelesaian masalah yang harus siswa lakukan ketika siswa mengalami kesulitan selama melakukan perencanaan untuk diterima pada jurusan yang siswa inginkan, karena siswa menghayati bahwa kurangnya informasi yang diberikan dari sekolah mengenai jurusan-jurusan di perguruan tinggi menjadi salah satu hambatan bagi siswa (komponen cognitive representation). Siswa madrasah aliyah (MA) program keagamaan yang telah

memiliki kejelasan dalam masa depannya, mulai menyusun rencana yaitu berupa mengikuti kegiatan belajar tambahan untuk beberapa mata pelajaran yang memang dianggap salah satu syarat untuk bisa masuk pada jurusan tersebut, terlebih pada siswa madrasah aliyah (MA) program keagamaan yang ingin kuliah di luar negeri, siswa juga telah mempersiapkan khususnya pembelajaran bahasa asing dan mencari informasi terkait jurusan di perguruan tinggi yang siswa inginkan. Ketika siswa telah memiliki beberapa jurusan yang di inginkan, siswa menghayati bahwa dukungan dari orang tua akan beberapa jurusan yang dipilih siswa dapat membantu siswa untuk lebih yakin dalam membuat keputusan dalam memilih salah satu jurusan di perguruan tinggi (komponen behavioral).

(19)

9

Universitas Kristen Maranatha menghayati bahwa kurangnya dorongan dari dalam diri, sehingga siswa masih merasa lingkungan terdekat siswa seperti banyaknya jurusan yang dipilih oleh teman-teman sebaya yang akan menjadi patokan siswa untuk dipilih meskipun siswa tidak mengetahui apakah jurusan yang dipilih oleh teman-temannya sesuai dengan minat serta kemampuannya atau tidak (komponen motivational).

Dikarenakan belum adanya bidang minat pada siswa madrasah aliyah (MA) program keagamaan yang belum memiliki kejelasan akan masa depannya, maka mereka juga masih melakukan rencana yang tidak terarah, maka dari itu siswa madrasah aliyah (MA) program keagamaan memiliki harapan yang rendah akan terwujudnya rencana yang siswa lakukan. Siswa juga belum bisa menyelesaikan setiap hambatan yang siswa alami dengan sesuai (komponen cognitive representation).

Usaha yang dilakukan siswa juga belum terarah seperti siswa madrasah aliyah (MA) program keagamaan yang sekedar mengikuti kegiatan belajar tambahan hanya dikarenakan teman dekat pun ikut, atau karena sekedar untuk mengisi waktu luang, bahkan dalam proses penilaian ketika siswa madrasah aliyah (MA) program keagamaan tahu hasil dari setiap nilai kegiatan belajar tambahan tidak siswa jadikan tolok ukur sebagai syarat untuk memasuki jurusan yang diinginkan dan kurangnya pencarian informasi yang dilakukan siswa pada jurusan di perguruan tinggi (komponen behavioral).

(20)

10

Universitas Kristen Maranatha membutuhkan waktu untuk beradaptasi terutama dengan pelajaran yang berhubungan dengan program keagamaan, beradaptasi dengan cara mengajar yang diterapkan guru sehingga, sebagian besar siswa kelas X belum memiliki pemikiran yang jauh ke depan untuk menentukan jurusan yang mereka inginkan pada saat di perguruan tinggi nanti.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada tujuh siswa madrasah aliyah (MA) kelas XI program keagamaan. Sebagian besar siswa madrasah aliyah (MA) kelas XI program keagamaan menghayati bahwa siswa madrasah aliyah (MA) kelas XI program keagamaan sudah mulai memikirkan jurusan yang siswa inginkan di perguruan tinggi, hal ini karena siswa melihat kakak kelas XII yang banyak belum menentukan jurusan di perguruan tinggi sejak awal, sehingga siswa madrasah aliyah (MA) kelas XI program keagamaan merasa bahwa menentukan beberapa pilihan jurusan di perguruan tinggi sejak duduk di kelas XI adalah hal yang penting, karena siswa memandang dengan adanya beberapa pilihan jurusan yang di inginkan setidaknya siswa sudah bisa mencari-cari informasi tentang jurusan yang siswa inginkan. Meskipun siswa madrasah aliyah (MA) kelas XI program keagamaan belum bisa menentukan salah satu jurusan di perguruan tinggi yang sesuai dengan minat dan kemampuan siswa.

(21)

11

Universitas Kristen Maranatha Berdasarkan fenomena di atas maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang orientasi masa depan bidang pendidikan pada siswa madrasah aliyah kelas XI dan kelas XII program keagamaan Husnul Khotimah Islamic Boarding School Kuningan.

1.2 Identifikasi Masalah

Dari penelitian ini ingin diketahui gambaran mengenai orientasi masa depan bidang pendidikan pada siswa madrasah aliyah kelas XI dan kelas XII program keagamaan di Husnul Khotimah Islamic Boarding School Kuningan.

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk memeroleh gambaran mengenai orientasi masa depan bidang pendidikan pada siswa madrasah aliyah kelas XI dan kelas XII program keagamaan di Husnul Khotimah Islamic Boarding School Kuningan.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran mengenai jelas atau tidak jelasnya orientasi masa depan bidang pendidikan pada siswa madrasah aliyah kelas XI dan kelas XII program keagamaan di Husnul Khotimah Islamic Boarding School Kuningan dengan melibatkan tiga komponen orientasi masa depan bidang pendidikan yaitu

(22)

12

Universitas Kristen Maranatha 1.4 Kegunaan Penelitian

1.4.1 Kegunaan Ilmiah

1. Memberikan informasi bagi ilmu psikologi mengenai orientasi masa depan bidang pendidikan.

2. Sebagai bahan pertimbangan bagi peneliti lain yang ingin meneliti lebih lanjut mengenai orientasi masa depan bidang pendidikan.

1.4.2 Kegunaan Praktis

1. Memberikan informasi kepada para siswa yang masih belum jelas mengenai orientasi masa depan program pendidikan keagamaan di Husnul Khotimah Islamic Boarding School Kuningan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan masa depan yaitu

memilih jurusan di perguruan tinggi.

2. Memberikan informasi kepada guru bimbingan konseling dan kepala sekolah di madrasah aliyah (MA) Husnul Khotimah Islamic Boarding School Kuningan mengenai orientasi masa depan di bidang pendidikan sebagai bahan pertimbangan dalam membimbing dan mengarahkan para siswa madrasah aliyah (MA) program keagamaan yang belum memiliki orientasi masa depan yang jelas.

3. Memberikan informasi kepada orang tua siswa program keagamaan di Husnul Khotimah Islamic Boarding School Kuningan mengenai orientasi masa depan di

bidang pendidikan sebagai bahan pertimbangan dalam membantu dan mengarahkan siswa untuk menentukan masa depan yaitu memilih jurusan di perguruan tinggi.

1.5 Kerangka Pemikiran

(23)

13

Universitas Kristen Maranatha 19 tahun yang mana usia tersebut berada pada masa tahap remaja akhir. Menurut Sarwono (2011), masa remaja adalah masa perkembangan transisi antara masa anak dan masa dewasa yang mencakup adanya perubahan biologis, kognitif, sosial-psikologis dan sosio-emosional.

Pada tahap perkembangan remaja, siswa madrasah aliyah (MA) kelas XI dan kelas XII program keagamaan sudah tidak lagi memiliki batasan dalam pemikiran yang konkrit operasional. Siswa madrasah aliyah (MA) kelas XI dan kelas XII program keagamaan sudah berada pada tahap perkembangan kognitif formal operational (Jean Piaget dalam Desmita, 2008). Pada tahap ini pemikirian remaja lebih abstrak, idealis dan logis daripada pemikiran yang masih konkrit operasional. Ketika siswa madrasah aliyah (MA) kelas XI dan kelas XII program keagamaan telah memiliki tahap perkembangan kognitif formal operational diharapkan bahwa pemikiran-pemikiran remaja dapat mengarah pada masa depan, remaja dapat mulai menyusun rencana-rencana untuk memecahkan masalah-masalah dan menguji pemecahan-pemecahan masalah secara sistematis.

Kemudian dalam tahap perkembangan kognitif formal operational pemikiran siswa madrasah aliyah (MA) kelas XI dan kelas XII program keagamaan lebih bisa berpikir tentang sesuatu yang akan atau mungkin terjadi di masa depan, sehingga siswa diharapkan dapat memulai belajar untuk membuat keputusan yang penting bagi dirinya sendiri, karena dengan adanya keputusan yang ditentukan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi siswa madrasah aliyah (MA) kelas XI dan kelas XII program keagamaan untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan perguruan tinggi. Namun, membuat suatu keputusan bukan merupakan hal yang mudah karena hal ini mempengaruhi kejelasan siswa dalam hal orientasi masa depannya.

(24)

14

Universitas Kristen Maranatha keagamaan di Husnul Khotimah Islamic Boarding School Kuningan agar siswa termotivasi untuk merencanakan, lalu siswa dapat menentukan masa depan yang mereka inginkan. Bagaimana siswa siswa madrasah aliyah (MA) program keagamaan memandang masa depannya akan tergambar melalui tiga komponen yang terdapat pada orientasi masa depan yaitu komponen motivasional, cognitive representation, dan komponen behavioral.

Komponen pertama dalam orientasi masa depan adalah komponen motivational. Komponen motivational adalah dorongan yang dimiliki siswa madrasah aliyah (MA) program keagamaan Husnul Khotimah Islamic Boarding School Kuningan dalam berpikir masa depannya, serta secara khusus melihat seberapa pengaruh dorongan pada siswa untuk mencapai tujuan di masa depannya yaitu melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Dalam komponen motivasional terdapat sub-komponen yang dapat berpengaruh yaitu value, expectancy, dan control. Value dapat melihat seberapa penting penilaian siswa program

keagamaan Husnul Khotimah Islamic Boarding School Kuningan untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Sedangkan, expectancy terkait dengan keyakinan siswa madrasah aliyah (MA) program keagamaan Husnul Khotimah Islamic Boarding School Kuningan mengenai perwujudan goals dan plans yang spesifik.

Pada siswa madrasah aliyah (MA) program keagamaan Husnul Khotimah Islamic Boarding School Kuningan dapat terlihat ketika mereka menganggap bahwa melanjutkan

(25)

15

Universitas Kristen Maranatha akademik maka siswa juga akan mendapatkan keuntungan jika melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Sedangkan, kontrol eksternal adalah belief yang timbul pada diri siswa sebagai akibat dari luar diri siswa yang dapat mendukung ataupun menghambat dalam perencanaan masuk ke perguruan tinggi.

Komponen kedua dalam orientasi masa depan adalah komponen cognitive representation, yang mana komponen dorongan motivasional memengaruhi bagaimana

representasi kognitif siswa madrasah aliyah (MA) program keagamaan dalam orientasi masa depan. Cognitive representation dapat terwujud melalui hopes dan fears. Hal ini terlihat ketika siswa madrasah aliyah (MA) program keagamaan yang menganggap bahwa meneruskan ke perguruan tinggi itu penting dan siswa telah memiliki minat yang spesifik, maka siswa memiliki harapan (hopes) akan terwujudnya rencana-rencana yang telah siswa susun guna membantu dalam tujuan masa depan pendidikannya. Dengan adanya fears, siswa madrasah aliyah (MA) program keagamaan di Husnul Khotimah Islamic Boarding School dapat melakukan pemecahan masalah atau pencarian solusi akan hal-hal yang menghambat terhadap pencapaian tujuan. Pemecahan masalah dan pencarian solusi terwujud ke dalam perilaku yang termasuk dalam komponen behavioral.

Komponen ketiga dalam orientasi masa depan adalah komponen behavioral. Komponen behavioral adalah sejauh mana siswa madrasah aliyah (MA) program keagamaan di Husnul Khotimah Islamic Boarding School yang terkait dengan usaha pencapaian tujuan masa depannya yaitu melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi. Komponen behavioral dapat terlihat dari dua sub-komponen, yaitu exploration dan commitment. Dalam komponen behavioral, hal ini terkait akan komponen motivational dan komponen cognitive representation. Siswa madrasah aliyah (MA) program keagamaan yang telah memiliki minat

(26)

16

Universitas Kristen Maranatha yang siswa anggap sulit dan merupakan salah satu mata pelajaran sebagai prasyarat masuk di jurusan perkuliahan tertentu, mencari berbagai informasi dari berbagai sumber mengenai juruan yang akan diinginkan. Adapun hal tersebut merupakan cara siswa untuk mengeksplorasi pengetahuan terkait dengan terwujudnya harapan dan tujuan siswa di masa depan.

Dengan adanya value siswa madrasah aliyah (MA) program keagamaan memiliki penilaian bahwa penting bagi mereka untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. siswa madrasah aliyah (MA) program keagamaan mulai dapat melakukan perbandingan antara kemampuan yang siswa miliki dengan jurusan di perguruan tinggi, sehingga siswa dapat mementukan tujuan yang lebih realistik sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Minat yang lebih spesifik tersebut merupakan minat yang akan siswa madrasah aliyah (MA) program keagamaan tentukan dalam pemilihan dan penentuan jurusan perkuliahan yang mereka inginkan pada masa yang akan datang. Dengan begitu hal ini juga mempengaruhi sub komponen control. Siswa madrasah aliyah (MA) program keagamaan yang telah memiliki minat spesifik akan memandang bahwa meneruskan pendidikan ke perguruan tinggi memiliki banyak keuntungan. Siswa madrasah aliyah (MA) program keagamaan tidak hanya akan masuk ke jurusan yang diinginkan, tapi hal ini juga semakin mendorong mereka untuk mewujudkan cita-cita yang siswa inginkan.

(27)

17

Universitas Kristen Maranatha agar siswa bisa mencapai tujuan yang diinginkan dan ketika ada hambatan yang dialami dalam mencapai tujuan, siswa madrasah aliyah (MA) program keagamaan merasa bahwa dukungan dari keluarga bisa menjadi motivasi utama siswa.

Pentingnya penilaian dari siswa madrasah aliyah (MA) program keagamaan Husnul Khotimah Islamic Boarding School Kuningan terhadap meneruskan pendidikan ke jurusan di

perguruan tinggi yang sesuai menimbulkan pemikiran pada siswa, bahwa siswa madrasah aliyah (MA) program keagamaan perlu mulai menyusun rencana agar harapan (hopes) untuk bisa meneruskan pendidikan ke perguruan tinggi bisa terwujud. Penyusunan rencana yang dilakukan siswa madrasah aliyah (MA) program keagamaan tergambar pada sub-komponen exploration dan commitment. siswa madrasah aliyah (MA) program keagamaan yang telah

memiliki minat spesifik akan melakukan usaha dalam mewujudkan tujuan yang diinginkan, seperti mengembangkan cara belajar mereka mengikuti terutama pada mata pelajaran yang siswa anggap sulit dan merupakan salah satu mata pelajaran sebagai prasyarat masuk di jurusan perkuliahan tertentu, mencari berbagai informasi dari berbagai sumber mengenai juruan yang akan diinginkan, mencari berbagai informasi mengenai beasiswa yang bisa membantu siswa dalam mencapai tujuan secara materi dan sebagian siswa program keagamaan Husnul Khotimah Islamic Boarding School Kuningan telah mempersiapkan tabungan untuk mengikuti kursus bahasa asing yang mana hal ini sangat membantu siswa untuk mencapai tujuan. Adapun hal tersebut merupakan cara siswa untuk mengeksplorasi pengetahuan terkait dengan terwujudnya harapan dan tujuan siswa di masa depan.

(28)

18

Universitas Kristen Maranatha eksplorasi berupa mencari informasi dari berbagai sumber terkait dengan tujuan masa depan siswa madrasah aliyah (MA) program keagamaan, mereka akan mencari tahu lebih dalam mengenai cara pemecahan masalah terhadap hal-hal yang menghambat akan tujuannya, dengan begitu siswa madrasah aliyah (MA) program keagamaan akan lebih bisa melakukan komitmen dengan memantapkan pilihannya pada jurusan yang akan dipilih, melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi atau tidak.

(29)

19

Universitas Kristen Maranatha menghindari hal yang menjadi permasalahan. Kurangnya usaha yang dilakukan siswa akan berpengaruh pada tanggung jawab. Selain siswa madrasah aliyah (MA) program keagamaan merasa ragu akan jurusan yang dipilih, mereka juga merasa takut ketika akan mengambil keputusan untuk melanjutkan pada jurusan di perguruan tinggi sehingga siswa pemilihan jurusan secara acak, maka siswa madrasah aliyah (MA) program keagamaan tidak bisa bertanggung jawab atas keputusan siswa tersebut.

Orientasi masa depan bidang pendidikan di pengaruhi oleh empat faktor, yaitu faktor pertama personality characteristic, faktor kedua gender, faktor ketiga close interpersonal relationship dan faktor keempat cultural context.

Faktor pertama yaitu personality characteristic yang mana dalam personality characteristic terdiri dari self-esteem, self-agency, psychological empowerment, primary

control dan optimism. Self-esteem merupakan keyakinan siswa program keagamaan di Husnul

Khotimah Islamic Boarding School untuk bisa melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi

(30)

20

Universitas Kristen Maranatha Self-agency merupakan kontrol diri dan tanggung jawab siswa madrasah aliyah (MA)

kelas XI dan kelas XII program keagamaan di Husnul Khotimah Islamic Boarding School atas tindakannya. Seperti siswa yang bisa memutuskan untuk melanjutkan ke jurusan di perguruan tinggi maka siswa bertanggung jawab atas keputusannya tersebut. Self-agency sering dihubungkan dengan komponen behavioral, yang dilihat dari besarnya usaha yang dilakukan siswa dalam mewujudkan tujuan di masa depan yaitu masuk ke perguruan tinggi, mencari informasi dari berbagai sumber.

Psychological empowerment adalah menggali kemampuan diri siswa madrasah aliyah

(MA) kelas XI dan kelas XII program keagamaan di Husnul Khotimah Islamic Boarding School untuk menyelesaikan masalah seperti siswa yang mengetahui bahwa masih memiliki

kekurangan dalam nilai akademik akan mencari berbagai strategi belajar untuk bisa meningkatkan nilai, memanfaatkan kemampuan yang dimiliki dalam menyelesaikan masalah yang menghambat pencapaian tujuan. Primary control adalah cara siswa madrasah aliyah (MA) kelas XI dan kelas XII program keagamaan di Husnul Khotimah Islamic Boarding School memanfaatkan lingkungan untuk menyelesaikan masalah seperti memanfaatkan

lingkungan yang dekat dengan siswa untuk membantu dalam menyelesaikan masalah yang menghambat pencapaian tujuan siswa. Optimism adalah sikap dan perasaan optimis siswa program keagamaan di Husnul Khotimah Islamic Boarding School untuk mencapai tujuan di masa depan yaitu masuk ke jurusan di perguruan tinggi yang diinginkan.

Faktor kedua yaitu gender, ditinjau dari segi peran gender, gender dapat mempengaruhi orientasi masa depan dalam bidang pendidikan pada siswa madrasah aliyah (MA) kelas XI dan kelas XII program keagamaan di Husnul Khotimah Islamic Boarding School. Secara tradisional orientasi masa depan pada remaja menunjukkan bahwa remaja

(31)

21

Universitas Kristen Maranatha akan datang sehingga orientasi masa depan kurang diperluas ke masa depan dibandingkan dengan laki-laki (Seginer, 2009).

Faktor ketiga yang mempengaruhi orientasi masa depan yaitu close interpersonal relationship, yang mana melihat kedekatan hubungan antara siswa madrasah aliyah (MA)

kelas XI dan kelas XII program keagamaan di Husnul Khotimah Islamic Boarding School dengan orang tua, guru, siblings dan peers, ditinjau dari segi hubungan menyatakan bahwa dukungan dari pihak-pihak tertentu dapat meningkatkan optimism pada siswa dan ketertarikan terhadap masa depan siswa (Trommsdorf 1978, Dalam Nurmi 1989). Dalam hal ini orang tua, guru, siblings dan peers memengaruhi minat-minat, nilai-nilai serta tujuan yang ingin dicapai oleh siswa. Maka dari itu, siswa program keagamaan di Husnul Khotimah Islamic Boarding School yang mendapatkan dukungan dari orang tua, guru siblings dan peers, seperti

persetujuan untuk melnjutkan pada perguruan tinggi yang diinginkan serta dukungan semasa proses merencanakan masa depannya dalam bidang pendidikan, siswa akan lebih jelas dalam masa depannya, dibandingkan dengan siswa siswa program keagamaan di Husnul Khotimah Islamic Boarding School yang tidak mendapatkan dukungan dari orang tua, guru, siblings dan

peers, karena hal tersebut dapat menjadi penghambat bagi siswa dalam merencanakan,

menentukan tujuan masa depannya.

Faktor terakhir yang mempengaruhi orientasi masa depan adalah konteks budaya. Cultural context adalah latar belakang kebudayaan yang dimiliki oleh siswa madrasah aliyah

(MA) kelas XI dan kelas XII program keagamaan di Husnul Khotimah Islamic Boarding School yang berpengaruh dalam hal pendidikan (Seginer, 2009). Namun, keberagaman

budaya pada siswa madrasah aliyah (MA) kelas XI dan kelas XII program keagamaan di Husnul Khotimah Islamic Boarding School tidak menunjukkan perbedaan terhadap pemberian

(32)

22

Universitas Kristen Maranatha individu memiliki kesempatan untuk mendapatkan pendidikan setinggi mungkin sesuai dengan yang diinginkan.

(33)

23

Universitas Kristen Maranatha Bagan 1.1 Kerangka Pikir

Siswa kelas XI dan kelas XII Program Keagamaan

Husnul Khotimah

Islamic Boarding

School Kuningan.

Personality Characteristic

Interpersonal Relationship

Value Expectance Control Hope Fears Exploration Commitment

Cognitive Representation

Motivational Behavioral

Orientasi Masa Depan Bidang Pendidikan Jelas

Orientasi Masa Depan

Orientasi Masa Depan Bidang Pendidikan Tidak Jelas

(34)

24

Universitas Kristen Maranatha 1.6Asumsi Penelitian

Berdasarkan kerangka pikir di atas dapat ditarik asumsi sebagai berikut :

- Orientasi masa depan dalam bidang pendidikan ditentukan oleh tiga komponen yaitu komponen motivasional, cognitive representation dan komponen behavioral.

- Orientasi masa depan yang jelas memiliki komponen motivasional yang tinggi, cognitive representation tinggi dan komponen behavioral tinggi.

- Orientasi masa depan dalam bidang pendidikan pada siswa madrasah aliyah (MA) program keagamaan di Husnul Khotimah Islamic Boarding School Kuningan dapat dipengaruhi oleh faktor personality characteristics, gender, konteks budaya dan close interpersonal relationship yang dapat membuat proses orientasi masa depan yang

(35)

66 Universitas Kristen Maranatha BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai Orientasi Masa Depan bidang pendidikan yang dilakukan pada 89 siswa Madrasah Aliyah Kelas XI dan Kelas XII program keagamaan Husnul Khotimah Islamic Boarding School Kuningan, dapat disimpulkan bahwa:

1. Secara keseluruhan, sebagian besar siswa Madrasah Aliyah Kelas XI dan Kelas XII program keagamaan Husnul Khotimah Islamic Boarding School Kuningan memiliki Orientasi Masa Depan bidang pendidikan yang tidak jelas.

2. Berdasarkan data terdapat lebih banyak siswa Madrasah Aliyah Kelas XI dan Kelas XII program keagamaan Husnul Khotimah Islamic Boarding School Kuningan yang memiliki Orientasi Masa Depan bidang pendidikan yang tidak

jelas dengan komponen motivasional yang rendah, komponen cognitive representation yang rendah dan komponen behavioral yang tinggi.

(36)

67

Universitas Kristen Maranatha 5.2 Saran

5.2.1 Saran Teoritis

1. Penelitian selanjutnya diharapkan untuk melakukan penelitian mengenai orientasi masa depan bidang pendidikan dengan melakukan studi korelasi terhadap faktor self-esteem dan optimism guna melihat adanya keterkaitan atau tidak pada faktor-faktor

self-esteem dan optimism dengan orientasi masa depan bidang pendidikan.

2. Penelitian selanjutnya diharapkan untuk menambahkan jumlah item lebih banyak, lebih detail terutama pada sub komponen value, sub komponen control, sub komponen fears dan sub komponen exploration guna untuk memperkaya penelitian dan bisa

menggambarkan orientasi masa depan dengan lebih detail dan tajam.

3. Penelitian selanjutnya diharapkan untuk mencari referensi terkait dengan definisi konseptual komponen cognitive representation dan behavioral, guna mencocokkan antara definisi konseptual dengan penerapan pada definisi operasional.

5.2.2 Saran Praktis

1. Untuk Kepala Sekolah Madrasah Aliyah Husnul Khotimah Islamic Boarding School Kuningan, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam membuat

kegiatan dengan mendatangkan alumni-alumni untuk memperkenalkan siswa-siswa Madrasah Aliyah mengenai jurusan dan perguruan tinggi yang ada di Indonesia maupun di luar negeri. Hal ini juga dapat dilakukan orang tua untuk mengarahkan lebih terperinci akan jurusan di perguruan tinggi, sehingga dapat meningkatkan minat siswa yang memiliki komponen motivational rendah.

(37)

68

(38)

STUDI DESKRIPTIF MENGENAI ORIENTASI MASA DEPAN BIDANG

PENDIDIKAN PADA SISWA MADRASAH ALIYAH KELAS XI DAN KELAS XII

PROGRAM KEAGAMAAN HUSNUL KHOTIMAH ISLAMIC BOARDING SCHOOL

KUNINGAN

SKRIPSI

Diajukan untuk menempuh sidang sarjana pada Fakultas Psikologi Universitas Kristen

Maranatha Bandung

Oleh: Maria Ulfah

1230038

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG

(39)

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan atas rahmat yang diberikan Allah SWT karena atas izin-Nya, penulis mampu menyelesaikan Skripsi ini.

Outline penelitian ini disusun dalam rangka melengkapi salah satu syarat menempuh

Sidang Sarjana Strata 1 (S-1) diFakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha. Adapun

judul dari penelitian ini adalah “Studi Deskriptif Mengenai Orientasi Masa Depan Bidang

Pendidikan Pada Siswa Madrasah Aliyah Kelas XI Dan Kelas XII Program Keagamaan Husnul Khotimah Islamic Boarding School Kuningan”.

Dalam melakukan penyusunan penelitian ini penulis mendapatkan bantuan, bimbingan serta dorongan dari berbagai pihak. Tidak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang terlibat dalam penyusunan tugas akhir ini. Untuk itu pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Irene P. Edwina, M.Si., Psikolog selaku Dekan Fakultas Psikologi Univeristas Kristen Maranatha yang telah membantu menyelesaikan Skripsi ini.

2. Lie Fun Fun, M.Psi., Psikolog selaku Ketua Program S1 Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha yang telah membantu Skripsi ini.

3. Ka Yan, M.Psi., Psikolog selaku dosen pembimbing utama yang telah memberikan arahan, kemudahan serta masukan-masukan yang dapat membantu penulis dalam penyelesaian Skripsi ini.

4. Renattasha, S.Psi., MA. Selaku pembimbing pendamping yang juga banyak membantu, memberikan arahan serta masukan, menyemangati dan memberi dukungan selama proses penyusunan Skripsi ini.

5. Kepada Ustadz Mulyadi selaku kepala sekolah Madrasah Aliyah Husnul Khotimah Islamic Boarding School Kuningan yang telah mengizinkan saya untuk melakukan

(40)

iv

6. Kepada Ibu Rumesti. selaku guru bimbingan konseling di Husnul Khotimah Islamic Boarding School Kuningan yang telah membantu memberikan informasi mengenai

program keagamaan di Husnul Khotimah Islamic Boarding School Kuningan serta mengizinkan saya untuk melakukan penelitian ini.

7. Kepada Uswahtun Hasanah selaku adik sepupu yang memberikan informasi mengenai fenomena yang terjadi yang terkait dengan Skripsi ini.

8. Kepada seluruh adik-adik kelas XI dan kelas XII program keagamaan di Husnul Khotimah Islamic Boarding School Kuningan, terima kasih atas bantuan dan waktunya

untuk secara sukarela mau mengisi kuesioner yang berkaitan dengan penelitian ini. 9. Untuk kedua orang tua saya serta adik-adik saya yang saya sayang dan saya cintai ,

terima kasih atas segala dukungan berupa semangat, doa serta materi yang selalu penulis butuhkan dalam proses penyusunan Skripsi ini.

10. Untuk mas Gustianto Prabowo selaku seseorang terdekat yang saya sayang, terima kasih selalu menemani ketika pengambilan data dan juga selalu memberikan semangat ketika penulis sedang merasa kesulitan dalam menyusun penelitian ini.

11. Kedua sahabat Sekar Endah Puspa Ningrum, S.E dan Asri Novianti Putri, S.E yang telah berhasil mencapai gelar sarjana terlebih dahulu, dan juga selalu memberikan semangat dikala penulis merasa down selama proses penyusunan penelitian ini.

12. Untuk sahabat-sahabat seperjuangan Tiffani Aginta, Yusni Mutmainna Yusuf, S.Psi., Meliana Sitorus, Pusparani, Rizky Indah, Shella Claudya, Karina Antharia, Hajeng Paramastri, Febriani Sanjaya, Verinda yang selalu memberikan semangat, doa dalam proses penyusunan tugas akhir ini.

(41)

v

Semoga Allah SWT senantiasa membalas segala bantuan Ibu, Bapa dan rekan-rekan sekalian.

Penulis juga menyadari bahwa dalam penyusunan Skripsi yang telah disusun ini masih banyak memiliki kekurangan baik dalam pembuatan maupun dalam penulisan kata-kata. Oleh karena itu, besar harapan penulis kepada pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang dapat membangun demi penyempurnaan dan perbaikan di masa yang akan datang.

Akhir kata penulis berharap bahwa tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca dan pihak-pihak yang terlibat dan juga memerlukan.

Bandung, Mei 2017

(42)

69

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR PUSTAKA

Desmita. (2008). Psikologi Perkembangan. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Friedenberg, Liza. (1995). Psychological Testing, Design, Analysis and Use. Boston: Allyn and Bacon.

Gulo, W. (2005). Metodologi Penelitian. Jakarta: PT. Grasindo.

Hurlock, E. B. (1980). Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan, Edisi 5. Jakarta: Erlangga.

Kaplan, R. M. & Saccuzzo. (2005). Psychological Testing: Principles, Application, and Issues (6th edition). Belmont: Thomson Wadsworth.

Matt Jarvis. (2011). Teori-teori Psikologi, Cetakan ke X. Bandung: Nusa Media. Nazir, M. (2009). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia

Nurmi, Jari-Erik.(1989). Planning, Motivation, and Evaluation In Oriented to The Future : A Laten Structure Analysis. Scandanavia Journal of Psychology.

Santrock, John W. (2003). Adolecent, Perkembangan Remaja. Jakarta: Erlangga. Sarwono, S. W. (2011). Psikologi Remaja. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Seginer, Rachel. (2009). Future Orientation-Developmental and Ecological Perspectives. New York: Springer.

Sianiwati S. H., Dra. Psikolog., Paulus H. P., Drs. M.Si. Psikolog., Vida H., M.Psi. Psikolog., Jane S., M.Si. Psikolog., Endeh A., Dra., M.Si. Psikolog., Ria W., Dra. M.Psi. Psikolog., & Robert O. Ph.D. Psikolog. (2015). Panduan Penulisan Skripsi Sarjana. Bandung: Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha.

Sugiyono, Prof. DR. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D.Bandung: CV Alabeta.

(43)

70

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR RUJUKAN

Andrea. (2010). Studi Deskriptif Mengenai Profil Orientasi Masa Depan Domain Pendidikan Pada Siswa Akselerasi (CIBI) SMA KRISTEN “X” Bandung. Skripsi. Bandung: Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha.

Nur Anisa Noviana. Jenjang Pendidikan Formal Di Indonesia Menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Tahun 2003. 30 Oktober 2014. http://ilmu- pendidikan.net/pendidikan/peraturan/jenjang-pendidikan-formal-di-indonesia-uu-sisdiknas-2003.

Pentingnya Pendidikan Di Era Globalisasi. 18 Agustus 2014. http://www.duniapelajar.com/2014/08/18/pentingnya-pendidikan-di-era-globalisasi/. Profil Husnul Khotimah Islamic Boarding School Kuningan. Http://husnulkhotimah.com Wafa Ahmad. Kurikulum Satuan Pendidikan Madrasah Aliyah. Mei 2014.

Gambar

Tabel 1: Gambaran Skor Setiap Komponen Orientasi Masa Depan .................. 22
Tabel 1: Cross tabs Data Penunjang Close Interpoersonal Relationship

Referensi

Dokumen terkait

iaitu sebuah kajian tentang kualiti hidup serta gaya tindak para penjaga kepada pesakit kanak-kanak Leukemia Limfoid Akut (Acute Lymphoid Leukemia) (ALL) dalam

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah salah satunya dapat memanfaatkan limbah padat kulit kecambah kacang hijaudengan lebih lanjut menjadi produk-produk baru

• Menurut Sawyer : Audit internal adalah suatu penilaian yang sistematik dan objektif oleh auditor internal dari berbagai operasi dan pengendalian dalam organisasi untuk

Pergeseran jarum dan infiltrasi lokal dari larutan ke dalam jaringan subkutan bukanlah hal yang jarang terjadi. Infiltrasi ditunjukkan dengan edema disekitar tempat

Untuk memulihkan data asli dt, sinyal yang diterima rxb dikalikan dengan PN sequence receiver pnr yang berupa replika yang digunakan pada transmitter dan telah disinkronkan..

Memberikan kesimpulan hasil studi pondasi tiang pancang terkait pada perhitungan pada fase sebelumnya yakni dengan menginputkan lagi hasil akhir dari perhitungan sesuai

Penelitian ini dianggap penting dilakukan karena topic kemiskinan yang diangkat adalah kajian terhadap dua buah negara yang sejatinya memiliki kekayaan alam yang

Jika jawaban yang diajukan oleh peserta didik kurang relevan dengan materi standar , maka guru dapat mengajukan pertanyaan lanjutan untuk memperoleh