PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT (STM) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
SISWA PADA MATERI PERISTIWA ALAM YANG TERJADI DI INDONESIA DI KELAS V SD
(Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Rd. Mangkudikusumah Kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung
Tahun Pelajaran 2012-2013)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh
EKAH SUKMAYATI HARTONO 0908165
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PEDAGOGIK
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2013
Halaman Hak Cipta untuk Mahasiswa S1
==================================================================
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT (STM) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
SISWA PADA MATERI PERISTIWA ALAM YANG TERJADI DI INDONESIA DI KELAS V SD
(Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Rd. Mangkudikusumah Kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung
Tahun Pelajaran 2012-2013)
Oleh
EKAH SUKMAYATI HARTONO 0908165
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Pendidikan
© EKAH SUKMAYATI HARTONO 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Juli 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT (STM) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
SISWA PADA MATERI PERISTIWA ALAM YANG TERJADI DI INDONESIA DI KELAS V SD
EKAH SUKMAYATI HARTONO 0908165
ABSTRAK
i
A. Latar Belakang Masalah ... B. Rumusan masalah ... C. Tujuan Penelitian ... D. Kegunaan Penelitian ... E. Hipotesis Tindakan ...
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Hakikat Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di SD ... 1. IPA Di SD…………... 2. IPA Di Kelas V SD ... B. Model PembelajaranSainsTeknologiMasyarakat (STM) …...
1. Pengertian STM Pengertian STM ... 2. Model Pembelajaran Berbasis STM ... 3. Teori Belajar yang Mendukung Model Pembelajaran STM ... 4. Penelitian yang Relevan ... C. Pembelajaran Konsep Peristiwa Alam yang Terjadi di
Indonesia dengan Menggunakan Model STM...
BAB III METODE PENELITIAN
E. Prosedur Penelitian ... 29
F. Instrumen Penelitian ... G. Pengolahan dan Analisis Data ...
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian ... B. Pembahasan ...
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan ... B. Saran ...
DAFTAR PUSTAKA ...
LAMPIRAN-LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
35 36
38 62
67 68
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel : 2.1. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Kelas V Semester 2...
Tabel:4.1.Daftar Nilai Rata-rata pada Pra Siklus dan Siklus I ………...
Tabel:4.2.Daftar Nilai Rata-rata pada Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II ...
Tabel : 4.4 Daftar Nilai Rata-rata dan persentase Kentuntasan Pada Siklus I
Dan Sikus II
12
48
60
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar : 3.1. Siklus Penelitian Tindakan Kelas ...
Gambar : 3.2. Alur Penelitian ...
28
DAFTAR GRAFIK
Halaman
Grafik : 4.1 Presentase Ketuntasan Belajar Siswa Pra Siklus dan Siklus I ....
Grafik : 4.2 Presentase Ketuntasan Belajar Siswa Pra Siklus, Siklus I dan
Siklus II ...
Grafik : 4.3 Perolehan Rata-rata Nilai Individual dan Ketuntasan Belajar
Berdasarkan KKM ...
49
60
1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Pemerintah Republik Indonesia melalui Menteri Pendidikan Nasional terus
berupaya untuk meningkatkan mutu pendidikan, di antaranya dengan
digulirkannya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan tahun 2006 sebagai salah
satu inovasi dalam bidang pendidikan tersebut. Tujuan pemerintah tersebut yaitu
untuk mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia. Sebagaimana yang tercantum
dalam Pembukaan Undang-undang Dasar 1945 alinea ke-4, salah satu tujuan
dibentuknya pemerintahan Negara RI adalah mencerdaskan kehidupan bangsa, ini
mengindikasikan bahwa pemerintah harus mengupayakan dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara dibekali dengan kecerdasan. Cerdas dalam berpikir,
bertingkah laku, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Seiring perkembangan zaman yang semakin maju, saat ini kemajuan dan
kesejahteraan bangsa tidak hanya dipengaruhi oleh sumber daya alam (SDA) yang
melimpah atau modal yang bersifat fisik semata. Akan tetapi, dipengaruhi juga
oleh sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Mencipatakan sumber daya
manusia yang berkualitas merupakan tuntutan dan tantangan pelaksanaan
pendidikan.Tujuan pendidikan adalah mengembangkan seluruh potensi yang ada
dalam diri siswaagar memiliki kekuatan spiritual, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan lainnya yang diperlukan bagi diri
sendiri, masyarakat, bangsa dan negara. Sebagaimana dijelaskan dalam
Undang-Undang RI No. 20 tahun 2003 tentang system pendidikan nasional, bahwa:
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan lainnya yang diperlukan bagi diri sendiri, masyarakat, bangsa dan negara.
Salah satu jalur pendidikan yang mempunyai peranan penting dalam
memproduksi SDM yang berkualitas adalah pendidikan formal (sekolah).
2
pendidikan formal yang memiliki fungsi mentransmisikan kebudayaan, pengetahuan, dan memproduksi sumber daya manusia yang berkualitas”. Berdasarkan penjelasan tersebut, pada pelaksanaan pendidikan dalam lingkup
sekolah terjadi proses pembelajaran. Proses pembelajaran merupakan kegiatan
yang memungkinkan terjadinya perubahan ke arah yang lebih baik. Hal ini sejalan
dengan pendapat Odang Muchtar (Sadulloh, et al, 2007: 185) bahwa:
Pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang memungkinkan terjadinya perubahan sruktur atau pola tingkah laku seseorang dalam kemampuan kognitif, afektif dan keterampilan yang selaras, seimbang dan bersama-sama turut serta meningkatkan kesejahteraan sosial.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa melalui proses
pembelajaran seluruh aspek kemampuan siswa dapat dikembangkan. Hal tersebut
dapat terjadi jika kegiatan pembelajaran dilakukan dengan mengarahkan siswa
untuk menemukan konsep, bukan melalui penerimaan informasi dari guru. Akan
tetapi, kenyataan di lapangan menunjukkan masih ditemukan proses pembelajaran
pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang menerapkan metode
konvensional. Dalam hal ini pembelajaran masih berpusat pada guru. Penggunaan
metode konvensional seperti metode ceramah seharusnya tidak terlalu
mendominasi dalam proses pembelajaran, terutama pada pembelajaran IPA.
IPA merupakan disiplin ilmu yang mengarahkan siswa dalam mencari
tahu tentang alam sekitar dengan melakukan pengalaman langsung terhadap
konsep yang dipelajari melalui kegiatan eksplorasi. Menurut connor (Yuliariatiningsih dan Irianto, 2008:7) „Pembelajaran IPA seharusnya berorientasi pada pengembangan keterampilan proses, pengembangan konsep, aplikasi konsep dan isu sosial yang berdasar pada IPA‟. Hal ini sesuai dengan pendapat E. Mulyasa (2007: 111) bahwa “Pembelajaran IPA di SD menekankan pada pemberian pengalaman belajar melalui pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah”. Dari kedua penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran IPA di SD seharusnya lebih menekankan pada pemberian
pengalaman belajar kepada siswa melalui kegiatan yang dapat mengembangkan
keterampilan proses, aplikasi konsep, serta pemecahan masalah dari isu atau
3
Untuk mengubah kegiatan pembelajaran yang selama ini masih diterapkan,
maka diperlukan penggunaan model pembelajaran inovatif yang mampu
mengembangkan seluruh aspek kemampuan siswa.Salah satu model pembelajaran
tersebut adalah Sains Teknologi Masyarakat (STM). STM merupakan model
pembelajaran yang mengacu pada landasan konstruktivis, yaitu siswa aktif
mengkonstruk pengetahuannya sendiri melalui kegiatan eksplorasi.
Model pembelajaran STM dimaksudkan untuk menjembatani kemajuan
sains dan teknologi dengan kebutuhan masyarakat sebagai pengguna sains dan
teknologi. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Poedjiadi (2005: 199) yang menyatakan bahwa “Pembelajaran sains dan teknologi masyarakat berarti menggunakan teknologi sebagai penghubung antara sains dan masyarakat”.
Model pembelajaran STM menempatkan isu atau masalah sebagai ciri
utamanya.Isu yang dipilih dapat memotivasi siswa untuk belajar lebih baik,
karena konsep pembelajaran dikaitkan dengan pengalaman siswa dalam
kehidupan di masyarakat. Dengan demikian, diharapkan siswa mempunyai rasa
kepedulian terhadap lingkungan, serta mampu mengaplikasikan pengetahuannya
untuk mengatasi masalah di sekitarnya.
Kendala yang dialami oleh siswa kelas V SDN Rd. Mangkudikusumah
pada mata pelajaran IPA adalah kurangnya aktivitas dan hasil belajar siswa pada
materi peristiwa alam. Dalam proses pembelajaran tidak disertai dengan kegiatan
diskusi dan tanya jawab, akibatnya keterampilan proses pada aspek keterampilan
bertanya dan mengeluarkan pendapat para siswa masih rendah. Hal ini ditunjukan
dengan tidak adanyasiswa yang berani bertanya atau mengeluarkan pendapat
dalam proses pembelajaran. Faktor lain yang mempengaruhi kurangnya aktivitas
dan hasil belajar siswa yaitu konsep pembelajaran tidak dikaitkan dengan isu atau
masalah yang terjadi di masyarakat, sehingga pembelajaran kurang bermakna bagi
siswa. Dengan keadaan yang demikian siswa kurang memahami materi sehingga
berdampak pada hasil belajar yang kurang optimal. Adapun implikasi belajar
menurut David Paul Ausubel (Dahar, 1988: 134) adalah:
4
berhubungan dengan cara siswa mengaitkan materi pada struktur kognitif yang dimilikinya.
Menurut David Paul Ausubel seperti yang dikutip di atas bahwa
pembelajaran akan lebih bermakna jika siswa diberi kesempatan untuk mencari
informasi tentang konsep yang dipelajari melalui penemuan atau penyelidikan,
bukan melalui transfer informasi dari guru. Pembelajaran akan lebih bermakna
jika guru dapat mengaitkan materi dengan pengalaman siswa dalam kehidupan di
masyarakat.
Berdasarkan hal yang telah dipaparkan tersebut, peneliti melaksanakan
PTK pada materi peristiwa alam di kelas V SD Negeri Rd. Mangkudikusumah
Kecamatan Baleendah dengan menggunakan model pembelajaran STM. Model
pembelajaran STM dapat mengatasi permasalahan pada pembelajaran IPA dan
kesulitan yang dialami siswa.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, permasalahan yang ada dalam penelitian ini adalah “Bagaimana Penerapan Model Pembelajaran STM untuk meningkatkan hasil belajar siswa Kelas V SD
Negeri Rd. Mangkudikusumah Kecamatan Baleendah dalam pembelajaran IPA
materi pokok peristiwa alam yang terjadi di Indonesia”.
Dari permasalahan di atas, selanjutnya diuraikan lebih rinci ke dalam
rumusan pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut :
1. Bagaimana perencanaan pembelajaran IPA materi pokok peristiwa alam
yang terjadi di Indonesia dengan menerapkan model STM?
2. Bagaimana kegiatan pembelajaran IPA materi pokok peristiwa alam yang
terjadi di Indonesia dengan menerapkan model pembelajaran STM?
3. Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Rd.
Mangkudikusumah Kecamatan Baleendah pada pembelajaran IPA dengan
materi pokok peristiwa alam yang terjadi di Indonesia dengan
5
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran umum tentang model
pembelajaran STM untuk meningkatkan hasil belajar IPA di kelas V SD Negeri
Rd. Mangkudikusumah Kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung, dan secara
khusus penelitian tersebut bertujuan agar guru dapat:
1. Membuat rancangan pembelajaran STM dalam meningkatkan hasil belajar
siswa dalam pembelajaran IPA khususnya pokok bahasan peristiwa alam
yang terjadi di Indonesia di kelas V SD.
2. Mengimplementasikan model pembelajaran STM dalam meningkatkan hasil
belajar siswa dalam pembelajaran IPA khususnya pokok bahasan peristiwa
alam yang terjadi di Indonesia di kelas V SD.
3. Mengetahui bagaimana hasil belajar siswa sesudah menggunakan model
pembelajaran kontekstual dalam meningkatkan minat, keaktifan, dan prestasi
belajar siswa dalam pembelajaran IPA khususnya pokok bahasan gejala alam
yang terjadi di Indonesiakelas V SD.
D. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan bagi guru,
siswa, maupun sekolah tempat penelitian tersebut dilaksanakan.
1. Kegunaan bagi guru
a. Memperoleh gambaran tentang caramenerapkan langkah-langkah
model pembelajaran STMpada konsepperistiwa alam yang terjadi di
Indonesia di kelas V SD.
b. Memperoleh gambaran tentang cara meningkatkan aktivitas siswa pada
konsep peristiwa alam yang terjadi di Indonesia dengan penerapan
model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat di kelas V SD.
c. Memperoleh gambaran tentang cara meningkatkan hasil belajar siswa
pada konsepperistiwa alam yang terjadi di Indonesia dengan penerapan
6
2. Kegunaan bagi siswa
a. Dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada konsep peristiwa
alam yang terjadi di Indonesia dengan menggunakan model
pembelajaran STM.
b. Dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada konsep peristiwa alam
yang terjadi di Indonesia dengan menggunakan model pembelajaran
STM.
3. Kegunaan bagi sekolah
a. Sebagai bahan referensi dalam melaksanakan tindakan kelas untuk
mata pelajaran IPA, khususnya pada penggunaan model pembelajaran
STM.
b. Sebagai bahan acuan dalam menentukan bentuk pembelajaran di
lingkungan sekolah yang sesuai dengan keadaan dan kondisi sekolah
tersebut.
E. Hipotesis Tindakan
Salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan pembelajaran, adalah
cara guru mengajar atau menyampaikan materi kepada siswa. Oleh karena itu,
berdasarkan uraian di atas maka hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah: “Jika konsep peristiwa alam di Indonesia diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran STM, maka hasil belajar siswa akan meningkat”.
F. Definisi Operasional
Untuk menghindari kesalahpahaman dalam memberikan arti atau persepsi
terhadap istilah-istilah yang digunakan pada penelitian ini, maka penulis perlu
menjelaskan istilah-istilah tersebut, diantaranya yaitu:
1. Model Sains Teknologi dan Masyarakat adalah suatu strategi pembelajaran
yang memadukan pemahaman dan pemanfaatan sains, teknologi dan
masyarakat dengan tujuan agar konsep sains dapat diaplikasikan melalui
7
2. Hasil belajar siswa adalah kemampuan siswa yang diperoleh melalui
pembelajaran sebagaimana terdeskripsikan dalam indikator atau tujuan
pembelajaran sebagai hasil penjabaran dari kompetensi dasar (KD).
3. Peristiwa alam yang terjadi di Indonesia adalah suatu keadaan atau peristiwa
yang tidak biasa, yang ditimbulkan oleh alam. Di Indonesia sering terjadi
gejala atau peristiwa alam. Gejala atau peristiwa alam antara lain gunung
meletus, banjir, gempa bumi, angin topan, tsunami, dan tanah longsor. Gejala
alam ini timbul disebabkan oleh alam, tetapi ada juga gejala alam yang
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode penelitian
tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas (PTK) merupakan terjemahan dari
classroom action research yaitu suatu penelitian yang dilakukan guru di dalam
kelas. Hal ini sesuai dengan apa dikemukakan oleh Wardhani (2007: 1.4) bahwa
“PTK adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri
melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru
sehingga hasil belajar siswa meningkat”.
Penelitian tindakan kelas (PTK) mempunyai karakteristik yang
membedakan dengan penelitian yang lain. Wardhani (2007: 1.5) mengemukakan
karakteristik PTK yaitu:
1. Adanya masalah dalam PTK dipicu oleh munculnya kesadaran pada diri guru bahwa praktik yang dilakukannya selama ini di kelas mempunyai masalah yang perlu diselesaikan.
2. Self-reflective-einquiry, yaitu penelitian melalui diri sendiri, merupakan
ciri PTK yang paling esensial.
3. Penelitian tindakan kelas dilakukan di dalam kelas, sehingga fokus penelitian ini adalah kegiatan pembelajaran berupa perilaku guru dan siswa dalam melakukan interaksi.
4. Penelitian tindakan kelas bertujuan untuk memperbaiki pembelajaran. Perbaikan dilakukan secara bertahap dan terus-menerus, selama penelitian dilakukan.
Dalam PTK dikenal adanya siklus pelaksanaan berupa pola yaitu mulai
dari: Perencanaan-pelaksanaan-observasi-refleksi, kemudian membuat
perencanaan kembali. Hal ini tentu berbeda dengan penelitian biasa, yang
biasanya tidak dikenal adanya siklus.Kunci utama dalam PTK adalah adanya
tindakan (action) yang dilakukan berulang-ulang dalam dalam rangka mencapai
29
B. Desain Penelitian
Desain penelitian tindakan kelas yang digunakan dalam penelitian ini
adalah model spiral. Kemmis dan Mc. Taggart (Arikunto, 2006:16) menjelaskan
bahwa „model spiral terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi atau pengamatan dan refleksi‟. Model spiral merupakan model siklus berulang dan berkelanjutan, dengan harapan pada setiap tindakan
menunjukan peningkatan sesuai perbaikan yang ingin dicapai.
Penelitian ini dimaksudkan sebagai kajian, refleksi diri dari tindakan penulis
terhadap proses pembelajaran IPA di kelas V pada materi peristiwa alam yang
terjadi di Indonesia. Dalam penelitian ini digunakan metode penelitian tindakan
kelas (classroom action research) yang bertujuan untuk meningkatkan dan
memperbaiki proses pembelajaran di dalam kelas. Rancangan penelitian yang
dilaksanakan adalah teknik siklus berbentuk spiral yang mengacu pada teknik
Kemmis dan Taggart.
Agar lebih jelas dalam memperoleh gambaran tentang bagaimana
penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan model spiral, maka dapat dilihat
pada gambar berikut.
Gambar 3.1
Siklus Penelitian Tindakan Kelas Perencanaan
30
C. Lokasi, Waktu dan Subjek Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri Rd. Mangku
dikusumah Jl. Laswi No. 68 Kawungsari Kelurahan Wargamekar Kecamatan
Baleendah Kabupaten Bandung. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 13 Mei s.d
20 Mei 2013. Siswa kelas V yang dijadikan subjek penelitian berjumlah 30 orang
yang terdiri dari 16 orang siswa laki-laki dan 14 orang siswa perempuan. Kegiatan
pembelajaran difokuskan pada proses pembelajaran peristiwa alam dan
pengaruhnya bagi mahluk hidup dan lingkungan.
D. Prosedur Penelitian
Pelaksanaan PTK akan dilaksanakan dalam dua siklus. Apabila dalam dua
siklus yang dilaksanakan belum dapat mengatasi masalah maka akan dilakukan
tindakan perbaikan pada siklus selanjutnya, hingga tujuan yang diinginkan yaitu
meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA materi tentang gejala
alam yang terjadi di Indonesia, agar siswa dapat mencapai nilai di atas KKM.
Sebelum dilaksanakan tindakan dalam penelitian ini diawali dengan
mengidentifikasi dan perumusan masalah melalui observasi awal kemudian
melakukan refleksi rmtuk menentukan cara dan tindakan pemecahan masalah
yang akan ditempuh pada siklus pertama. Hasil dari pelaksanaan siklus pertama
akan direfleksikan untuk melakukan perbaikan pelaksanaan siklus ke dua.
Berdasarkan hasil penelitian pada kegiatan pratindakan, maka peneliti
berdiskusi dengan rekan guru di SDN Mangundikusumah untuk menerapkan
suatu pembelajaran yang diharapkan dapat memberikan pengalaman langsung
kepada siswa. Bisa meningkatkan hasil belajar siswa, agar seluruh siswa dapat
meraih nilai di atas KKM dan dapat menghadirkan kebersamaan dan kolaborasi
untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam kerjasama. Salah satu alternatif
yang dilakukan peneliti untuk memperbaiki proses KBM ialah menggunakan
penggunaan model sains, teknologi dan masyarakat yang dilakukan peneliti untuk
memperbaiki proses KBM ialah menggunakan penggunaan model STM.
Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk meningkatkan hasilbelajar
31
materi gejala alam yang terjadi di Indonesia, yang terdiri dari 2 siklus.
Masing-masing siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.
l. Persiapan Penelitian
1. Tahap Perencanaan Tindakan
Pada tahap ini dilaksanakan penyusunan rencana tindakan dan penyusunan
instrumen penelitian yang akan digunakan. Kegiatan-kegiatan pada tahap
perencanaan tindakan adalah:
a. Permintaan izin pada Kepala SDN Rd. Mangkudikusumah
Kegiatan pertama yang dilakukan yaitu meminta izin dari Kepala SDN Rd.
Mangkudikusumah untuk melaksanakan kegiatan penelitian tindakan kelas.
b. Observasi dan wawancara
Obsevasi dan wawancara dilakukan untuk mendapatkan gambaran awal
mengenai situasi dan kondisi di SDN Rd. Mangkudikusumah secara
keseluruhan terutama pada kelas V yang akan dijadikan subjek penelitian.
c. Identifikasi Masalah
Kegiatan identifikasi masalah dilakukan setelah mengetahui hasil observasi.
Hasil observasi yang diperoleh dijadikan acuan dalam merumuskan tindakan
yang akan dilakukan dalam penelitian, serta menyusun rencana kegiatan
penelitian.
d. Merumuskan metode dan media pembelajaran
Kegiatan ini diawali dengan menelaah KTSP 2006 pada mata pelajaran IPA
kelas V SD, standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, materi, buku
sumber, serta metode media pembelajaran yang akan digunakan dalam
kegiatan pembelajaran.
e. Membuat rencana pembelajaran (RPP)
Kegiatan ini dilakukan dengan membuat rencana pembelajaran berdasarkan
tahapan model STM yaitu tahap invitasi, eksplorasi, penjelasan dan solusi
serta tahap pengambilan tindakan.
f. Menyiapkan/ menyusun teknik pemantauan
Kegiatan ini dilakukan untuk menyusun teknik pemantauan pada setiap
32
2. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Penelitian dilaksanakan sesuai dengan rencana yang disusun sebelumnya.
Pelaksanaan tindakan terdiri dari perencanaan untuk melakukan tindakan, proses
pembelajaran, observasi dan evaluasi dan refleksi. Adapun pelaksanaannya
dilakukan dalam 2 siklus dengan gambaran tiap siklusnya sebagai berikut :
a. Tindakan Siklus I
Berdasarkan hasil observasi awal terhadap situasi kelas yang akan
dijadikan subjek penelitian, maka disusun rencana siklusI. Penelitian dilaksanakan
di keras V SDN Mangundikusumah, dengan difokuskan kepada materi untuk mata
pelajaran IPA tentang jenis peristiwa alam yang ada di Indonesia beserta faktor
penyebabnya.
1) Diawali dengan menganalisis kurikulum 2006, mata pelajaranIlmu
Pengetahuan Alam. Kegiatan menganalisis dilanjutkan pada standar komptensi
dan kompetensi dasar, kemudian menganalisis buku sumber yang digunakan.
2) Setelah memperoleh gambaran tentang keadaan kelas, perhatian, motivasi,
aktivitas, kemampuan dan kreatifitas siswa serta sarana dan prasarana
pembalajaran, maka dilakukan kegiatan tindakan siklus I yaitu mengajak siswa
untuk meningkatkan hasil belajar siswa tentang jenis peristiwa alam yang ada
di Indonesia beserta faktor penyebabnya.
3) Secara ilustratif, observasi dilakukan untuk mengamati selama pembelajaran,
mengamati interaksi selama proses penyelidikan berlangsung, mengamati
respon siswa terhadap proses pembelajaran.
4) Melakukan kegiatan observasi dengan cara melakukan analisis terhadap
perencanaan dan pelaksanaan tindakan yang telah dilaksanakan. Ini berguna
untuk perbaikan perencanaan yang akan dilakukan pada siklus berikumya
supaya hasil pembelajaran sesuai dengan yang diharapkan.
5) Melakukan evaluasi dan refleksi hasil apa yang telah dipelajari siswa yaitu
mengenai jenis peristiwa alam yang ada di Indonesia beserta faktor
penyebabnya.
33
1) Kegiatan tindakan Siklus II yaitu mengajak siswa untuk meningkatkan hasil
belajar siswa tentang dampak dari peristiwa alam yang ada di Indonesia
terhadap kehidupan manusia, hewan dan tumbuhan.
2) Secara ilustratif, observasi dilakukan untuk mengamati selama pembelajaran,
mengamati interaksi selama proses penyelidikan berlangsung, mengamati
respon siswa terhadap proses pembelajaran.
3) Melakukan kegiatan observasi dengan cara melakukan analisis terhadap
perencanaan dan pelaksanaan tindakan yang telah dilaksanakan. Ini berguna
untuk perbaikan perencanaan yang akan dilaksanakan pada siklus berikutnya
supaya hasil pembelajaran sesuai dengan yang diharapkan.
4) Melakukan evaluasi dan refleksi hasil apa yang telah dipelajari siswa, yaitu
mengenai dampak dari peristiwa alam yang ada di Indonesia terhadap
kehidupan manusia, hewan dan tumbuhan dampak dari peristiwa alam yang
ada di Indonesia terhadap kehidupan manusia, hewan dan tumbuhan dampak
dari peristiwa alam yang ada di Indonesia terhadap kehidupan manusia, hewan
dan tumbuhan.
3. Tahapan Analisis dan Refleksi
Tahap analisis dan refleksi adalah tahap dimana peneliti melakukan
pemeriksaan terhadap semua informasi yang telah berhasil dikumpulkan pada
lembar observasi, dan catatan lapangan.
Informasi yang telah berhasil dikumpulkan tersebut selanjutnya harus
diurai, diuji, dan dibandingkan dengan pengalaman sebelumnya kemudian
dikaitkan dengan teori tertentu atau hasil penelitian yang relevan. Melalui proses
refleksi dapat ditarik kesimpulan.
Hasil dari kegiatan refleksi sumber untuk pelaksanaan tindakan berikutnya
dengan demikian indikator yang sudah tercapai dengan optimal akan
34
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian dapat diartikan sebagai alat untuk mengumpulkan
data yang digunakan selama penelitian berlangsung. Instrumen penelitian yang
digunakan pada penelitian ini terdiri dari:
1. Lembar Observasi
Lembar observasi merupakan alat yang digunakan untuk memperoleh data
mengenai aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran berlangsung.
Lembar observasi disesuaikan dengan model pembelajaran yang digunakan.
2. Catatan Lapangan
Catatan lapangan merupakan alat pengumpul data mengenai peristiwa atau
kejadian yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung dan ada kaitannya
dengan rumusan masalah.
3. Lembar Evaluasi (Test)
Lembar evaluasi adalah alat untuk mengukur dan memperoleh gambaran
tentang prestasi belajar siswa secara individu. Maka untuk mengetahui hal
tersebut dilakukan evaluasi akhir pada setiap tindakan. Pengolahan data dari hasil
evaluasi akhir ini merupakan salah satu behan refleksi yang penting untuk
perbaikan proses pembelajaran dan evaluasi pada tindakan berikutnya.
F. Pengolahan dan Analisis Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data yang diperlukan
untuk menyelesaikan permasalahan dalam penelitian ini. Analisis data dilakukan
setelah data terkumpul. Kegiatan analisis data inidilakukan sejak awal penelitian
dilaksanakan sampai berakhirnya kegiatan penelitian. Teknik analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah: 1) Seleksi data; 2) Reduksi data; 3)
Klarifikasi data; 4) Display data; 5) Interpretasi data; dan 6) Penarikan
kesimpulan.
Analisis terhadap hasil pembelajaran siswa setelah mengalami
pembelajaran dengan model STM dengan cara membuat daftar nilai, dijumlahkan,
dirata-ratakan, serta dibandingkan dengan jumlah yang diharapkan.
Rumus yang digunakan untuk mengetahui nilai siswa dan mencari
35
a. Rumus menghitung nilai siswa
(Jumlah Skor: Jumlah Skor Maksimal) X 100
b. Perhitungan Rata-rata
X = ∑
Keterangan:
X = nilai rata-rata kelas
∑n = total nilai yang diperoleh siswa N = jumlah siswa
c. Menghitung persentase ketuntasan belajar siswa
TB = ∑ x 100
Keterangan:
TB = Ketuntasan Belajar
∑n ≥ 62 = banyak siswa yang memiliki nilai lebih besar atau sama dengan 62
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan di SD Negeri Rd.
Mangkudikusumah Kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung pada
pembelajaran Peristiwa Alam di kelas V, maka dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut:
1. Perencanaan harus dilakukan ketika kita akan melakukan sebuah tindakan.
Perencanaan yang baik setidaknya akan melahirkan hasil yang baik pula.
Perencanaan yang dilakukan oleh peneliti meliputi: berdiskusi dengan teman
sejawat terkait dengan permasalahan yang dihadapi serta penentuan waktu
pelaksanaan tindakan, pengkajian silabus, perumusan tujuan pembelajaran,
persiapan media dan alat penilaian, serta penyusunan RPP yang menggunakan
model Sains Teknologi Masyarakat (STM). Dengan 4 tahapan yaitu : 1 )
Tahap Invitasi 2 ) Tahap Eksplorasi 3 ) Tahap Penjelasan dan Solusi 4 ) Tahap
Pengambilan Tindakan.
2. Proses pembelajaran peristiwa alam pada setiap siklus telah terlaksana dengan
baik sesuai dengan tahapan model STM. Proses pembelajaran menjadi lebih
aktif. Pada tahap invitasi siswa dapat menanggapi pertanyaan yang diajukan
guru berkaitan dengan isu tentang peristiwa alam yang pernah terjadi di
Indonesia. Pada tahap eksplorasi, siswa juga sangat antusias mengikuti
kegiatan percobaan, pengamatan terhadap artikel dan diskusi kelompok
tentang konsep peristiwa alam tersebut. Pada tahap penjelasan dan solusi,
siswa dapat menjelaskan hasil diskusi kelompok dan menanggapi hasil diskusi
kelompok lain. Pada tahap pengambilan tindakan, siswa mampu mengerjakan
lembar evaluasi yang diberikan oleh guru.
3. Hasil belajar siswa juga mengalami peningkatan pada setiap siklus. Nilai
rata-rata pada siklus I yaitu 72,00 dan siklus II 81,32. Penggunaan model
pembelajaran STM terbukti dapat membantu siswa dalam memahami konsep
65
B. Saran
Model Sains Teknologi Masyarakat sangat penting dilaksanakan oleh
seorang guru. Karena pendekatan STM mampu mengembangkan
konsep-konsep yang ada pada diri anak sehingga anak dapat mengembangkan konsep-konsep
tersebut.
Tugas seorang guru bukanlah berarti telah mengajarkan anak
konsep-konsep saja, tetapi seorang guru telah mengantarkan peserta didik mengaitkan
konsep-konsep dengan kepentingan masyarakat.
Seorang guru bukan saja membekali peserta didik dengan penguasaan
konsep dan proses sains saja, tetapi juga membekalinya dengan kreativitas,
kemampuan berfikir kritis, peduli terhadap lingkungan, sehingga mampu
melakukan tindakan nyata apabila ada masalah yang dihadapi di luar kelas.
Guru harus mampu menciptakan suasana yang joyfull learning
sehingga siswa merasa tidak bosan dengan pembelajaran yang berlangsung
dan guru harus mampu mengemas setiap materi pembelajaran yang berkaitan
dengan isu atau masalah yang ada di masyarakat sehingga siswa bisa
67
DAFTAR PUSTAKA
Akhmad Sudrajat (2008). Pengertian Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik,
Taktik dan Model Pembelajaran
Tersedia: http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/09/12/pendekatan-strategi-metode-teknik-dan-model-pembelajaran.
Arikunto, S. et.al (2008).Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Basrowi, M. danSuwandi.(2009). Prosedur Penelitian Tindakan Kelas. Bogor: Ghalia Indonesia.
Dahar, R.W. (1996). Teori-teori Belajar.Jakarta: Erlangga.
Idris.(2008). Hakekat IPA.[online]. Tersedia: http://www.hakikat_IPA.doc.pdf. [17/12/09].
Karli, H. dan Yuliariatiningsih M.S.(2004). Implementasi Kurikulum Berbasis
Kompetensi. Bandung: Bina media informasi.
Mahmudin.(2009). Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat.[online]. Tersedia: http://www.mahmudin.wordpress.com/2009/11/17/pendekatan-sains-teknologi-dan-masyarakat-dalam-pembelajaran/. [20/12/09].
Mardiana, E. (2009) Penggunaan Model Sains Teknologi Masyarakat pada
Konsep Sumber Daya Alam untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa.
Skripsi pada Program S-1 PGSD UPI Bandung: Tidak diterbitkan.
Mulyasa, E. (2007). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: PT. RemajaRosdaKarya.
Nopriadi, P. (2011).Model Pembelajaran STM pada Konsep Peristiwa Alam Di
Indonesia untuk SiswaKelas V SD. Bandung: Skripsi pada Program S-1
PGSD UPI Bandung: Tidak diterbitkan.
Panut, H. dkk.(2007) Dunia IPA Kelas V SD Semester 2.Bogor: Yudhistira.
Poedjiadi, A. (2005). Sains Teknologi Masyarakat. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Raja, Kenneth P. 2009. Examintion of the science-technology-society with
67
approach.http://www.cedu.niu.edu/scied/courses/ciee344/course
files_king/sts_reading.htm. Diakses tanggal 6 Desember 2012.
Robeeon (2007).Undang-undang Penanggulangan Bencana [online].Tersedia: http://www.robeeon.netsearch/UU+nomor+2004+tahun+2007.com,
18/12/09.
Sadulloh, dkk.(2007). Pedagogik.Bandung: CiptaUtama.
Sopandi, U. (2009). Meningkatkan Efektifitas Pembelajaran pada Konsep Daur
Air dan Peristiwa Alam Melalui Penerapan Model SainsTeknologi Masyarakat.Bandung : Skripsi pada Program S-1 PGSD UPI Bandung:
Tidak diterbitkan.
Sudirjo, E. danSutardi, D. (2007).Pembaharuandalam PBM di SD. Bandung: UPI.
T.N. (2006).Undang-undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional.Bandung: Citra Umbara.
Wardhani, I G A K. (2007).Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta Universitas Terbuka.
Widyatiningtyas, Reviandari. (2009). Pembentukan Pengetahuan Sains, Teknologi
dan Masyarakat dalam Pandangan Pendidikan IPA. EDUCARE: Jurnal Pendidikan dan Budaya. http://educare.e-fkipunla.net. Diakses 25 Februari
2013.
Yager, Robert E. 1994.Assessment Result with the Science/Technology/Society
Approach.Science and Children (Journal).Pdf. File.