• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT (STM) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PERISTIWA ALAM YANG TERJADI DI INDONESIA DI KELAS V SD.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT (STM) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PERISTIWA ALAM YANG TERJADI DI INDONESIA DI KELAS V SD."

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT (STM) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

SISWA PADA MATERI PERISTIWA ALAM YANG TERJADI DI INDONESIA DI KELAS V SD

(Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Rd. Mangkudikusumah Kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung

Tahun Pelajaran 2012-2013)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh

EKAH SUKMAYATI HARTONO 0908165

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PEDAGOGIK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2013

(2)

Halaman Hak Cipta untuk Mahasiswa S1

==================================================================

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT (STM) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

SISWA PADA MATERI PERISTIWA ALAM YANG TERJADI DI INDONESIA DI KELAS V SD

(Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Rd. Mangkudikusumah Kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung

Tahun Pelajaran 2012-2013)

Oleh

EKAH SUKMAYATI HARTONO 0908165

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© EKAH SUKMAYATI HARTONO 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)
(4)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT (STM) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

SISWA PADA MATERI PERISTIWA ALAM YANG TERJADI DI INDONESIA DI KELAS V SD

EKAH SUKMAYATI HARTONO 0908165

ABSTRAK

(5)

i

A. Latar Belakang Masalah ... B. Rumusan masalah ... C. Tujuan Penelitian ... D. Kegunaan Penelitian ... E. Hipotesis Tindakan ...

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Hakikat Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di SD ... 1. IPA Di SD…………... 2. IPA Di Kelas V SD ... B. Model PembelajaranSainsTeknologiMasyarakat (STM) …...

1. Pengertian STM Pengertian STM ... 2. Model Pembelajaran Berbasis STM ... 3. Teori Belajar yang Mendukung Model Pembelajaran STM ... 4. Penelitian yang Relevan ... C. Pembelajaran Konsep Peristiwa Alam yang Terjadi di

Indonesia dengan Menggunakan Model STM...

BAB III METODE PENELITIAN

(6)

E. Prosedur Penelitian ... 29

F. Instrumen Penelitian ... G. Pengolahan dan Analisis Data ...

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian ... B. Pembahasan ...

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ... B. Saran ...

DAFTAR PUSTAKA ...

LAMPIRAN-LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

35 36

38 62

67 68

(7)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel : 2.1. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Kelas V Semester 2...

Tabel:4.1.Daftar Nilai Rata-rata pada Pra Siklus dan Siklus I ………...

Tabel:4.2.Daftar Nilai Rata-rata pada Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II ...

Tabel : 4.4 Daftar Nilai Rata-rata dan persentase Kentuntasan Pada Siklus I

Dan Sikus II

12

48

60

(8)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar : 3.1. Siklus Penelitian Tindakan Kelas ...

Gambar : 3.2. Alur Penelitian ...

28

(9)

DAFTAR GRAFIK

Halaman

Grafik : 4.1 Presentase Ketuntasan Belajar Siswa Pra Siklus dan Siklus I ....

Grafik : 4.2 Presentase Ketuntasan Belajar Siswa Pra Siklus, Siklus I dan

Siklus II ...

Grafik : 4.3 Perolehan Rata-rata Nilai Individual dan Ketuntasan Belajar

Berdasarkan KKM ...

49

60

(10)

1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pemerintah Republik Indonesia melalui Menteri Pendidikan Nasional terus

berupaya untuk meningkatkan mutu pendidikan, di antaranya dengan

digulirkannya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan tahun 2006 sebagai salah

satu inovasi dalam bidang pendidikan tersebut. Tujuan pemerintah tersebut yaitu

untuk mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia. Sebagaimana yang tercantum

dalam Pembukaan Undang-undang Dasar 1945 alinea ke-4, salah satu tujuan

dibentuknya pemerintahan Negara RI adalah mencerdaskan kehidupan bangsa, ini

mengindikasikan bahwa pemerintah harus mengupayakan dalam kehidupan

berbangsa dan bernegara dibekali dengan kecerdasan. Cerdas dalam berpikir,

bertingkah laku, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Seiring perkembangan zaman yang semakin maju, saat ini kemajuan dan

kesejahteraan bangsa tidak hanya dipengaruhi oleh sumber daya alam (SDA) yang

melimpah atau modal yang bersifat fisik semata. Akan tetapi, dipengaruhi juga

oleh sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Mencipatakan sumber daya

manusia yang berkualitas merupakan tuntutan dan tantangan pelaksanaan

pendidikan.Tujuan pendidikan adalah mengembangkan seluruh potensi yang ada

dalam diri siswaagar memiliki kekuatan spiritual, pengendalian diri, kepribadian,

kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan lainnya yang diperlukan bagi diri

sendiri, masyarakat, bangsa dan negara. Sebagaimana dijelaskan dalam

Undang-Undang RI No. 20 tahun 2003 tentang system pendidikan nasional, bahwa:

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan lainnya yang diperlukan bagi diri sendiri, masyarakat, bangsa dan negara.

Salah satu jalur pendidikan yang mempunyai peranan penting dalam

memproduksi SDM yang berkualitas adalah pendidikan formal (sekolah).

(11)

2

pendidikan formal yang memiliki fungsi mentransmisikan kebudayaan, pengetahuan, dan memproduksi sumber daya manusia yang berkualitas”. Berdasarkan penjelasan tersebut, pada pelaksanaan pendidikan dalam lingkup

sekolah terjadi proses pembelajaran. Proses pembelajaran merupakan kegiatan

yang memungkinkan terjadinya perubahan ke arah yang lebih baik. Hal ini sejalan

dengan pendapat Odang Muchtar (Sadulloh, et al, 2007: 185) bahwa:

Pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang memungkinkan terjadinya perubahan sruktur atau pola tingkah laku seseorang dalam kemampuan kognitif, afektif dan keterampilan yang selaras, seimbang dan bersama-sama turut serta meningkatkan kesejahteraan sosial.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa melalui proses

pembelajaran seluruh aspek kemampuan siswa dapat dikembangkan. Hal tersebut

dapat terjadi jika kegiatan pembelajaran dilakukan dengan mengarahkan siswa

untuk menemukan konsep, bukan melalui penerimaan informasi dari guru. Akan

tetapi, kenyataan di lapangan menunjukkan masih ditemukan proses pembelajaran

pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang menerapkan metode

konvensional. Dalam hal ini pembelajaran masih berpusat pada guru. Penggunaan

metode konvensional seperti metode ceramah seharusnya tidak terlalu

mendominasi dalam proses pembelajaran, terutama pada pembelajaran IPA.

IPA merupakan disiplin ilmu yang mengarahkan siswa dalam mencari

tahu tentang alam sekitar dengan melakukan pengalaman langsung terhadap

konsep yang dipelajari melalui kegiatan eksplorasi. Menurut connor (Yuliariatiningsih dan Irianto, 2008:7) „Pembelajaran IPA seharusnya berorientasi pada pengembangan keterampilan proses, pengembangan konsep, aplikasi konsep dan isu sosial yang berdasar pada IPA‟. Hal ini sesuai dengan pendapat E. Mulyasa (2007: 111) bahwa “Pembelajaran IPA di SD menekankan pada pemberian pengalaman belajar melalui pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah”. Dari kedua penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran IPA di SD seharusnya lebih menekankan pada pemberian

pengalaman belajar kepada siswa melalui kegiatan yang dapat mengembangkan

keterampilan proses, aplikasi konsep, serta pemecahan masalah dari isu atau

(12)

3

Untuk mengubah kegiatan pembelajaran yang selama ini masih diterapkan,

maka diperlukan penggunaan model pembelajaran inovatif yang mampu

mengembangkan seluruh aspek kemampuan siswa.Salah satu model pembelajaran

tersebut adalah Sains Teknologi Masyarakat (STM). STM merupakan model

pembelajaran yang mengacu pada landasan konstruktivis, yaitu siswa aktif

mengkonstruk pengetahuannya sendiri melalui kegiatan eksplorasi.

Model pembelajaran STM dimaksudkan untuk menjembatani kemajuan

sains dan teknologi dengan kebutuhan masyarakat sebagai pengguna sains dan

teknologi. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Poedjiadi (2005: 199) yang menyatakan bahwa “Pembelajaran sains dan teknologi masyarakat berarti menggunakan teknologi sebagai penghubung antara sains dan masyarakat”.

Model pembelajaran STM menempatkan isu atau masalah sebagai ciri

utamanya.Isu yang dipilih dapat memotivasi siswa untuk belajar lebih baik,

karena konsep pembelajaran dikaitkan dengan pengalaman siswa dalam

kehidupan di masyarakat. Dengan demikian, diharapkan siswa mempunyai rasa

kepedulian terhadap lingkungan, serta mampu mengaplikasikan pengetahuannya

untuk mengatasi masalah di sekitarnya.

Kendala yang dialami oleh siswa kelas V SDN Rd. Mangkudikusumah

pada mata pelajaran IPA adalah kurangnya aktivitas dan hasil belajar siswa pada

materi peristiwa alam. Dalam proses pembelajaran tidak disertai dengan kegiatan

diskusi dan tanya jawab, akibatnya keterampilan proses pada aspek keterampilan

bertanya dan mengeluarkan pendapat para siswa masih rendah. Hal ini ditunjukan

dengan tidak adanyasiswa yang berani bertanya atau mengeluarkan pendapat

dalam proses pembelajaran. Faktor lain yang mempengaruhi kurangnya aktivitas

dan hasil belajar siswa yaitu konsep pembelajaran tidak dikaitkan dengan isu atau

masalah yang terjadi di masyarakat, sehingga pembelajaran kurang bermakna bagi

siswa. Dengan keadaan yang demikian siswa kurang memahami materi sehingga

berdampak pada hasil belajar yang kurang optimal. Adapun implikasi belajar

menurut David Paul Ausubel (Dahar, 1988: 134) adalah:

(13)

4

berhubungan dengan cara siswa mengaitkan materi pada struktur kognitif yang dimilikinya.

Menurut David Paul Ausubel seperti yang dikutip di atas bahwa

pembelajaran akan lebih bermakna jika siswa diberi kesempatan untuk mencari

informasi tentang konsep yang dipelajari melalui penemuan atau penyelidikan,

bukan melalui transfer informasi dari guru. Pembelajaran akan lebih bermakna

jika guru dapat mengaitkan materi dengan pengalaman siswa dalam kehidupan di

masyarakat.

Berdasarkan hal yang telah dipaparkan tersebut, peneliti melaksanakan

PTK pada materi peristiwa alam di kelas V SD Negeri Rd. Mangkudikusumah

Kecamatan Baleendah dengan menggunakan model pembelajaran STM. Model

pembelajaran STM dapat mengatasi permasalahan pada pembelajaran IPA dan

kesulitan yang dialami siswa.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, permasalahan yang ada dalam penelitian ini adalah “Bagaimana Penerapan Model Pembelajaran STM untuk meningkatkan hasil belajar siswa Kelas V SD

Negeri Rd. Mangkudikusumah Kecamatan Baleendah dalam pembelajaran IPA

materi pokok peristiwa alam yang terjadi di Indonesia”.

Dari permasalahan di atas, selanjutnya diuraikan lebih rinci ke dalam

rumusan pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut :

1. Bagaimana perencanaan pembelajaran IPA materi pokok peristiwa alam

yang terjadi di Indonesia dengan menerapkan model STM?

2. Bagaimana kegiatan pembelajaran IPA materi pokok peristiwa alam yang

terjadi di Indonesia dengan menerapkan model pembelajaran STM?

3. Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Rd.

Mangkudikusumah Kecamatan Baleendah pada pembelajaran IPA dengan

materi pokok peristiwa alam yang terjadi di Indonesia dengan

(14)

5

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran umum tentang model

pembelajaran STM untuk meningkatkan hasil belajar IPA di kelas V SD Negeri

Rd. Mangkudikusumah Kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung, dan secara

khusus penelitian tersebut bertujuan agar guru dapat:

1. Membuat rancangan pembelajaran STM dalam meningkatkan hasil belajar

siswa dalam pembelajaran IPA khususnya pokok bahasan peristiwa alam

yang terjadi di Indonesia di kelas V SD.

2. Mengimplementasikan model pembelajaran STM dalam meningkatkan hasil

belajar siswa dalam pembelajaran IPA khususnya pokok bahasan peristiwa

alam yang terjadi di Indonesia di kelas V SD.

3. Mengetahui bagaimana hasil belajar siswa sesudah menggunakan model

pembelajaran kontekstual dalam meningkatkan minat, keaktifan, dan prestasi

belajar siswa dalam pembelajaran IPA khususnya pokok bahasan gejala alam

yang terjadi di Indonesiakelas V SD.

D. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan bagi guru,

siswa, maupun sekolah tempat penelitian tersebut dilaksanakan.

1. Kegunaan bagi guru

a. Memperoleh gambaran tentang caramenerapkan langkah-langkah

model pembelajaran STMpada konsepperistiwa alam yang terjadi di

Indonesia di kelas V SD.

b. Memperoleh gambaran tentang cara meningkatkan aktivitas siswa pada

konsep peristiwa alam yang terjadi di Indonesia dengan penerapan

model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat di kelas V SD.

c. Memperoleh gambaran tentang cara meningkatkan hasil belajar siswa

pada konsepperistiwa alam yang terjadi di Indonesia dengan penerapan

(15)

6

2. Kegunaan bagi siswa

a. Dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada konsep peristiwa

alam yang terjadi di Indonesia dengan menggunakan model

pembelajaran STM.

b. Dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada konsep peristiwa alam

yang terjadi di Indonesia dengan menggunakan model pembelajaran

STM.

3. Kegunaan bagi sekolah

a. Sebagai bahan referensi dalam melaksanakan tindakan kelas untuk

mata pelajaran IPA, khususnya pada penggunaan model pembelajaran

STM.

b. Sebagai bahan acuan dalam menentukan bentuk pembelajaran di

lingkungan sekolah yang sesuai dengan keadaan dan kondisi sekolah

tersebut.

E. Hipotesis Tindakan

Salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan pembelajaran, adalah

cara guru mengajar atau menyampaikan materi kepada siswa. Oleh karena itu,

berdasarkan uraian di atas maka hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah: “Jika konsep peristiwa alam di Indonesia diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran STM, maka hasil belajar siswa akan meningkat”.

F. Definisi Operasional

Untuk menghindari kesalahpahaman dalam memberikan arti atau persepsi

terhadap istilah-istilah yang digunakan pada penelitian ini, maka penulis perlu

menjelaskan istilah-istilah tersebut, diantaranya yaitu:

1. Model Sains Teknologi dan Masyarakat adalah suatu strategi pembelajaran

yang memadukan pemahaman dan pemanfaatan sains, teknologi dan

masyarakat dengan tujuan agar konsep sains dapat diaplikasikan melalui

(16)

7

2. Hasil belajar siswa adalah kemampuan siswa yang diperoleh melalui

pembelajaran sebagaimana terdeskripsikan dalam indikator atau tujuan

pembelajaran sebagai hasil penjabaran dari kompetensi dasar (KD).

3. Peristiwa alam yang terjadi di Indonesia adalah suatu keadaan atau peristiwa

yang tidak biasa, yang ditimbulkan oleh alam. Di Indonesia sering terjadi

gejala atau peristiwa alam. Gejala atau peristiwa alam antara lain gunung

meletus, banjir, gempa bumi, angin topan, tsunami, dan tanah longsor. Gejala

alam ini timbul disebabkan oleh alam, tetapi ada juga gejala alam yang

(17)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode penelitian

tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas (PTK) merupakan terjemahan dari

classroom action research yaitu suatu penelitian yang dilakukan guru di dalam

kelas. Hal ini sesuai dengan apa dikemukakan oleh Wardhani (2007: 1.4) bahwa

“PTK adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri

melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru

sehingga hasil belajar siswa meningkat”.

Penelitian tindakan kelas (PTK) mempunyai karakteristik yang

membedakan dengan penelitian yang lain. Wardhani (2007: 1.5) mengemukakan

karakteristik PTK yaitu:

1. Adanya masalah dalam PTK dipicu oleh munculnya kesadaran pada diri guru bahwa praktik yang dilakukannya selama ini di kelas mempunyai masalah yang perlu diselesaikan.

2. Self-reflective-einquiry, yaitu penelitian melalui diri sendiri, merupakan

ciri PTK yang paling esensial.

3. Penelitian tindakan kelas dilakukan di dalam kelas, sehingga fokus penelitian ini adalah kegiatan pembelajaran berupa perilaku guru dan siswa dalam melakukan interaksi.

4. Penelitian tindakan kelas bertujuan untuk memperbaiki pembelajaran. Perbaikan dilakukan secara bertahap dan terus-menerus, selama penelitian dilakukan.

Dalam PTK dikenal adanya siklus pelaksanaan berupa pola yaitu mulai

dari: Perencanaan-pelaksanaan-observasi-refleksi, kemudian membuat

perencanaan kembali. Hal ini tentu berbeda dengan penelitian biasa, yang

biasanya tidak dikenal adanya siklus.Kunci utama dalam PTK adalah adanya

tindakan (action) yang dilakukan berulang-ulang dalam dalam rangka mencapai

(18)

29

B. Desain Penelitian

Desain penelitian tindakan kelas yang digunakan dalam penelitian ini

adalah model spiral. Kemmis dan Mc. Taggart (Arikunto, 2006:16) menjelaskan

bahwa „model spiral terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi atau pengamatan dan refleksi‟. Model spiral merupakan model siklus berulang dan berkelanjutan, dengan harapan pada setiap tindakan

menunjukan peningkatan sesuai perbaikan yang ingin dicapai.

Penelitian ini dimaksudkan sebagai kajian, refleksi diri dari tindakan penulis

terhadap proses pembelajaran IPA di kelas V pada materi peristiwa alam yang

terjadi di Indonesia. Dalam penelitian ini digunakan metode penelitian tindakan

kelas (classroom action research) yang bertujuan untuk meningkatkan dan

memperbaiki proses pembelajaran di dalam kelas. Rancangan penelitian yang

dilaksanakan adalah teknik siklus berbentuk spiral yang mengacu pada teknik

Kemmis dan Taggart.

Agar lebih jelas dalam memperoleh gambaran tentang bagaimana

penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan model spiral, maka dapat dilihat

pada gambar berikut.

Gambar 3.1

Siklus Penelitian Tindakan Kelas Perencanaan

(19)

30

C. Lokasi, Waktu dan Subjek Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri Rd. Mangku

dikusumah Jl. Laswi No. 68 Kawungsari Kelurahan Wargamekar Kecamatan

Baleendah Kabupaten Bandung. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 13 Mei s.d

20 Mei 2013. Siswa kelas V yang dijadikan subjek penelitian berjumlah 30 orang

yang terdiri dari 16 orang siswa laki-laki dan 14 orang siswa perempuan. Kegiatan

pembelajaran difokuskan pada proses pembelajaran peristiwa alam dan

pengaruhnya bagi mahluk hidup dan lingkungan.

D. Prosedur Penelitian

Pelaksanaan PTK akan dilaksanakan dalam dua siklus. Apabila dalam dua

siklus yang dilaksanakan belum dapat mengatasi masalah maka akan dilakukan

tindakan perbaikan pada siklus selanjutnya, hingga tujuan yang diinginkan yaitu

meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA materi tentang gejala

alam yang terjadi di Indonesia, agar siswa dapat mencapai nilai di atas KKM.

Sebelum dilaksanakan tindakan dalam penelitian ini diawali dengan

mengidentifikasi dan perumusan masalah melalui observasi awal kemudian

melakukan refleksi rmtuk menentukan cara dan tindakan pemecahan masalah

yang akan ditempuh pada siklus pertama. Hasil dari pelaksanaan siklus pertama

akan direfleksikan untuk melakukan perbaikan pelaksanaan siklus ke dua.

Berdasarkan hasil penelitian pada kegiatan pratindakan, maka peneliti

berdiskusi dengan rekan guru di SDN Mangundikusumah untuk menerapkan

suatu pembelajaran yang diharapkan dapat memberikan pengalaman langsung

kepada siswa. Bisa meningkatkan hasil belajar siswa, agar seluruh siswa dapat

meraih nilai di atas KKM dan dapat menghadirkan kebersamaan dan kolaborasi

untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam kerjasama. Salah satu alternatif

yang dilakukan peneliti untuk memperbaiki proses KBM ialah menggunakan

penggunaan model sains, teknologi dan masyarakat yang dilakukan peneliti untuk

memperbaiki proses KBM ialah menggunakan penggunaan model STM.

Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk meningkatkan hasilbelajar

(20)

31

materi gejala alam yang terjadi di Indonesia, yang terdiri dari 2 siklus.

Masing-masing siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.

l. Persiapan Penelitian

1. Tahap Perencanaan Tindakan

Pada tahap ini dilaksanakan penyusunan rencana tindakan dan penyusunan

instrumen penelitian yang akan digunakan. Kegiatan-kegiatan pada tahap

perencanaan tindakan adalah:

a. Permintaan izin pada Kepala SDN Rd. Mangkudikusumah

Kegiatan pertama yang dilakukan yaitu meminta izin dari Kepala SDN Rd.

Mangkudikusumah untuk melaksanakan kegiatan penelitian tindakan kelas.

b. Observasi dan wawancara

Obsevasi dan wawancara dilakukan untuk mendapatkan gambaran awal

mengenai situasi dan kondisi di SDN Rd. Mangkudikusumah secara

keseluruhan terutama pada kelas V yang akan dijadikan subjek penelitian.

c. Identifikasi Masalah

Kegiatan identifikasi masalah dilakukan setelah mengetahui hasil observasi.

Hasil observasi yang diperoleh dijadikan acuan dalam merumuskan tindakan

yang akan dilakukan dalam penelitian, serta menyusun rencana kegiatan

penelitian.

d. Merumuskan metode dan media pembelajaran

Kegiatan ini diawali dengan menelaah KTSP 2006 pada mata pelajaran IPA

kelas V SD, standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, materi, buku

sumber, serta metode media pembelajaran yang akan digunakan dalam

kegiatan pembelajaran.

e. Membuat rencana pembelajaran (RPP)

Kegiatan ini dilakukan dengan membuat rencana pembelajaran berdasarkan

tahapan model STM yaitu tahap invitasi, eksplorasi, penjelasan dan solusi

serta tahap pengambilan tindakan.

f. Menyiapkan/ menyusun teknik pemantauan

Kegiatan ini dilakukan untuk menyusun teknik pemantauan pada setiap

(21)

32

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Penelitian dilaksanakan sesuai dengan rencana yang disusun sebelumnya.

Pelaksanaan tindakan terdiri dari perencanaan untuk melakukan tindakan, proses

pembelajaran, observasi dan evaluasi dan refleksi. Adapun pelaksanaannya

dilakukan dalam 2 siklus dengan gambaran tiap siklusnya sebagai berikut :

a. Tindakan Siklus I

Berdasarkan hasil observasi awal terhadap situasi kelas yang akan

dijadikan subjek penelitian, maka disusun rencana siklusI. Penelitian dilaksanakan

di keras V SDN Mangundikusumah, dengan difokuskan kepada materi untuk mata

pelajaran IPA tentang jenis peristiwa alam yang ada di Indonesia beserta faktor

penyebabnya.

1) Diawali dengan menganalisis kurikulum 2006, mata pelajaranIlmu

Pengetahuan Alam. Kegiatan menganalisis dilanjutkan pada standar komptensi

dan kompetensi dasar, kemudian menganalisis buku sumber yang digunakan.

2) Setelah memperoleh gambaran tentang keadaan kelas, perhatian, motivasi,

aktivitas, kemampuan dan kreatifitas siswa serta sarana dan prasarana

pembalajaran, maka dilakukan kegiatan tindakan siklus I yaitu mengajak siswa

untuk meningkatkan hasil belajar siswa tentang jenis peristiwa alam yang ada

di Indonesia beserta faktor penyebabnya.

3) Secara ilustratif, observasi dilakukan untuk mengamati selama pembelajaran,

mengamati interaksi selama proses penyelidikan berlangsung, mengamati

respon siswa terhadap proses pembelajaran.

4) Melakukan kegiatan observasi dengan cara melakukan analisis terhadap

perencanaan dan pelaksanaan tindakan yang telah dilaksanakan. Ini berguna

untuk perbaikan perencanaan yang akan dilakukan pada siklus berikumya

supaya hasil pembelajaran sesuai dengan yang diharapkan.

5) Melakukan evaluasi dan refleksi hasil apa yang telah dipelajari siswa yaitu

mengenai jenis peristiwa alam yang ada di Indonesia beserta faktor

penyebabnya.

(22)

33

1) Kegiatan tindakan Siklus II yaitu mengajak siswa untuk meningkatkan hasil

belajar siswa tentang dampak dari peristiwa alam yang ada di Indonesia

terhadap kehidupan manusia, hewan dan tumbuhan.

2) Secara ilustratif, observasi dilakukan untuk mengamati selama pembelajaran,

mengamati interaksi selama proses penyelidikan berlangsung, mengamati

respon siswa terhadap proses pembelajaran.

3) Melakukan kegiatan observasi dengan cara melakukan analisis terhadap

perencanaan dan pelaksanaan tindakan yang telah dilaksanakan. Ini berguna

untuk perbaikan perencanaan yang akan dilaksanakan pada siklus berikutnya

supaya hasil pembelajaran sesuai dengan yang diharapkan.

4) Melakukan evaluasi dan refleksi hasil apa yang telah dipelajari siswa, yaitu

mengenai dampak dari peristiwa alam yang ada di Indonesia terhadap

kehidupan manusia, hewan dan tumbuhan dampak dari peristiwa alam yang

ada di Indonesia terhadap kehidupan manusia, hewan dan tumbuhan dampak

dari peristiwa alam yang ada di Indonesia terhadap kehidupan manusia, hewan

dan tumbuhan.

3. Tahapan Analisis dan Refleksi

Tahap analisis dan refleksi adalah tahap dimana peneliti melakukan

pemeriksaan terhadap semua informasi yang telah berhasil dikumpulkan pada

lembar observasi, dan catatan lapangan.

Informasi yang telah berhasil dikumpulkan tersebut selanjutnya harus

diurai, diuji, dan dibandingkan dengan pengalaman sebelumnya kemudian

dikaitkan dengan teori tertentu atau hasil penelitian yang relevan. Melalui proses

refleksi dapat ditarik kesimpulan.

Hasil dari kegiatan refleksi sumber untuk pelaksanaan tindakan berikutnya

dengan demikian indikator yang sudah tercapai dengan optimal akan

(23)

34

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian dapat diartikan sebagai alat untuk mengumpulkan

data yang digunakan selama penelitian berlangsung. Instrumen penelitian yang

digunakan pada penelitian ini terdiri dari:

1. Lembar Observasi

Lembar observasi merupakan alat yang digunakan untuk memperoleh data

mengenai aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran berlangsung.

Lembar observasi disesuaikan dengan model pembelajaran yang digunakan.

2. Catatan Lapangan

Catatan lapangan merupakan alat pengumpul data mengenai peristiwa atau

kejadian yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung dan ada kaitannya

dengan rumusan masalah.

3. Lembar Evaluasi (Test)

Lembar evaluasi adalah alat untuk mengukur dan memperoleh gambaran

tentang prestasi belajar siswa secara individu. Maka untuk mengetahui hal

tersebut dilakukan evaluasi akhir pada setiap tindakan. Pengolahan data dari hasil

evaluasi akhir ini merupakan salah satu behan refleksi yang penting untuk

perbaikan proses pembelajaran dan evaluasi pada tindakan berikutnya.

F. Pengolahan dan Analisis Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data yang diperlukan

untuk menyelesaikan permasalahan dalam penelitian ini. Analisis data dilakukan

setelah data terkumpul. Kegiatan analisis data inidilakukan sejak awal penelitian

dilaksanakan sampai berakhirnya kegiatan penelitian. Teknik analisis data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah: 1) Seleksi data; 2) Reduksi data; 3)

Klarifikasi data; 4) Display data; 5) Interpretasi data; dan 6) Penarikan

kesimpulan.

Analisis terhadap hasil pembelajaran siswa setelah mengalami

pembelajaran dengan model STM dengan cara membuat daftar nilai, dijumlahkan,

dirata-ratakan, serta dibandingkan dengan jumlah yang diharapkan.

Rumus yang digunakan untuk mengetahui nilai siswa dan mencari

(24)

35

a. Rumus menghitung nilai siswa

(Jumlah Skor: Jumlah Skor Maksimal) X 100

b. Perhitungan Rata-rata

X = ∑

Keterangan:

X = nilai rata-rata kelas

∑n = total nilai yang diperoleh siswa N = jumlah siswa

c. Menghitung persentase ketuntasan belajar siswa

TB = ∑ x 100

Keterangan:

TB = Ketuntasan Belajar

∑n ≥ 62 = banyak siswa yang memiliki nilai lebih besar atau sama dengan 62

(25)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan di SD Negeri Rd.

Mangkudikusumah Kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung pada

pembelajaran Peristiwa Alam di kelas V, maka dapat diambil kesimpulan

sebagai berikut:

1. Perencanaan harus dilakukan ketika kita akan melakukan sebuah tindakan.

Perencanaan yang baik setidaknya akan melahirkan hasil yang baik pula.

Perencanaan yang dilakukan oleh peneliti meliputi: berdiskusi dengan teman

sejawat terkait dengan permasalahan yang dihadapi serta penentuan waktu

pelaksanaan tindakan, pengkajian silabus, perumusan tujuan pembelajaran,

persiapan media dan alat penilaian, serta penyusunan RPP yang menggunakan

model Sains Teknologi Masyarakat (STM). Dengan 4 tahapan yaitu : 1 )

Tahap Invitasi 2 ) Tahap Eksplorasi 3 ) Tahap Penjelasan dan Solusi 4 ) Tahap

Pengambilan Tindakan.

2. Proses pembelajaran peristiwa alam pada setiap siklus telah terlaksana dengan

baik sesuai dengan tahapan model STM. Proses pembelajaran menjadi lebih

aktif. Pada tahap invitasi siswa dapat menanggapi pertanyaan yang diajukan

guru berkaitan dengan isu tentang peristiwa alam yang pernah terjadi di

Indonesia. Pada tahap eksplorasi, siswa juga sangat antusias mengikuti

kegiatan percobaan, pengamatan terhadap artikel dan diskusi kelompok

tentang konsep peristiwa alam tersebut. Pada tahap penjelasan dan solusi,

siswa dapat menjelaskan hasil diskusi kelompok dan menanggapi hasil diskusi

kelompok lain. Pada tahap pengambilan tindakan, siswa mampu mengerjakan

lembar evaluasi yang diberikan oleh guru.

3. Hasil belajar siswa juga mengalami peningkatan pada setiap siklus. Nilai

rata-rata pada siklus I yaitu 72,00 dan siklus II 81,32. Penggunaan model

pembelajaran STM terbukti dapat membantu siswa dalam memahami konsep

(26)

65

B. Saran

Model Sains Teknologi Masyarakat sangat penting dilaksanakan oleh

seorang guru. Karena pendekatan STM mampu mengembangkan

konsep-konsep yang ada pada diri anak sehingga anak dapat mengembangkan konsep-konsep

tersebut.

Tugas seorang guru bukanlah berarti telah mengajarkan anak

konsep-konsep saja, tetapi seorang guru telah mengantarkan peserta didik mengaitkan

konsep-konsep dengan kepentingan masyarakat.

Seorang guru bukan saja membekali peserta didik dengan penguasaan

konsep dan proses sains saja, tetapi juga membekalinya dengan kreativitas,

kemampuan berfikir kritis, peduli terhadap lingkungan, sehingga mampu

melakukan tindakan nyata apabila ada masalah yang dihadapi di luar kelas.

Guru harus mampu menciptakan suasana yang joyfull learning

sehingga siswa merasa tidak bosan dengan pembelajaran yang berlangsung

dan guru harus mampu mengemas setiap materi pembelajaran yang berkaitan

dengan isu atau masalah yang ada di masyarakat sehingga siswa bisa

(27)

67

DAFTAR PUSTAKA

Akhmad Sudrajat (2008). Pengertian Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik,

Taktik dan Model Pembelajaran

Tersedia: http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/09/12/pendekatan-strategi-metode-teknik-dan-model-pembelajaran.

Arikunto, S. et.al (2008).Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Basrowi, M. danSuwandi.(2009). Prosedur Penelitian Tindakan Kelas. Bogor: Ghalia Indonesia.

Dahar, R.W. (1996). Teori-teori Belajar.Jakarta: Erlangga.

Idris.(2008). Hakekat IPA.[online]. Tersedia: http://www.hakikat_IPA.doc.pdf. [17/12/09].

Karli, H. dan Yuliariatiningsih M.S.(2004). Implementasi Kurikulum Berbasis

Kompetensi. Bandung: Bina media informasi.

Mahmudin.(2009). Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat.[online]. Tersedia: http://www.mahmudin.wordpress.com/2009/11/17/pendekatan-sains-teknologi-dan-masyarakat-dalam-pembelajaran/. [20/12/09].

Mardiana, E. (2009) Penggunaan Model Sains Teknologi Masyarakat pada

Konsep Sumber Daya Alam untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa.

Skripsi pada Program S-1 PGSD UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Mulyasa, E. (2007). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: PT. RemajaRosdaKarya.

Nopriadi, P. (2011).Model Pembelajaran STM pada Konsep Peristiwa Alam Di

Indonesia untuk SiswaKelas V SD. Bandung: Skripsi pada Program S-1

PGSD UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Panut, H. dkk.(2007) Dunia IPA Kelas V SD Semester 2.Bogor: Yudhistira.

Poedjiadi, A. (2005). Sains Teknologi Masyarakat. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Raja, Kenneth P. 2009. Examintion of the science-technology-society with

(28)

67

approach.http://www.cedu.niu.edu/scied/courses/ciee344/course

files_king/sts_reading.htm. Diakses tanggal 6 Desember 2012.

Robeeon (2007).Undang-undang Penanggulangan Bencana [online].Tersedia: http://www.robeeon.netsearch/UU+nomor+2004+tahun+2007.com,

18/12/09.

Sadulloh, dkk.(2007). Pedagogik.Bandung: CiptaUtama.

Sopandi, U. (2009). Meningkatkan Efektifitas Pembelajaran pada Konsep Daur

Air dan Peristiwa Alam Melalui Penerapan Model SainsTeknologi Masyarakat.Bandung : Skripsi pada Program S-1 PGSD UPI Bandung:

Tidak diterbitkan.

Sudirjo, E. danSutardi, D. (2007).Pembaharuandalam PBM di SD. Bandung: UPI.

T.N. (2006).Undang-undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional.Bandung: Citra Umbara.

Wardhani, I G A K. (2007).Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta Universitas Terbuka.

Widyatiningtyas, Reviandari. (2009). Pembentukan Pengetahuan Sains, Teknologi

dan Masyarakat dalam Pandangan Pendidikan IPA. EDUCARE: Jurnal Pendidikan dan Budaya. http://educare.e-fkipunla.net. Diakses 25 Februari

2013.

Yager, Robert E. 1994.Assessment Result with the Science/Technology/Society

Approach.Science and Children (Journal).Pdf. File.

Gambar

Tabel:4.1.Daftar Nilai Rata-rata pada Pra Siklus dan Siklus I  ………...........
Gambar : 3.2. Alur Penelitian  .....................................................................
Grafik :  4.2 Presentase Ketuntasan Belajar Siswa Pra Siklus, Siklus I dan
Gambar 3.1  Siklus Penelitian Tindakan Kelas

Referensi

Dokumen terkait

Anda mungkin tidak akan bisa mengenal seseorang sedekat itu kalau anda berada di Australia untuk waktu yang singkat saja, tetapi anda dapat berteman dan mendapat kesempatan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi pembelajaran Berbasis Kecerdasan Majemuk adalah Guru merencanakan suatu pendekatan pembelajaran berdasarkan kurikulum yang

sedang tren menyediakan menu ayam kampung karena rasa daging ayam yang gurih dan lezat di banding ayam broiler yang lembek hal ini yang membuat banyak orang beralih

Pada kenyataannya, jumlah permintaan ke atas suatu barang bukan hanya ditentukan oleh harga barang itu sendiri, melainkan masih banyak faktor-faktor lain yang dapat

“Penerapan Asas-Asas Hukum Asuransi Dalam Perjanjian Asuransi Kendaraan Bermotor Di PT. Asuransi Raksa Pratikara Di

Ada 4 Komisi yang ada pada DPRD Kabupaten Simalungun dan anggota. DPRD Kabupaten Simalungun sendiri terdiri atas

Penulisan Ilmiah ini membahas tentang proses pembuatan perancangan villa dengan memakai animasi yang terbagi menjadi empat tahap, yang pertama membuat bentuk perancangan villa

Yang digunakan adalah rasio keuangan berupa rasio Likuiditas,solvabilitas, rentabilitas,dan profitabilitas.Kesimpulan dalam penelitian ini,secara langsung menganalisa kondisi