• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONTRIBUSI BIMBINGAN ORANG TUA DAN GURU TERHADAP PERILAKU KOGNITIF ANAK USIA DINI : Studi Deskriptif Analisis terhadap Perilaku Kognitif Anak Usia Dini Pada Taman Kanak-Kanak Kelompok B di Kecamatan Palabuhan Ratu Sukabumi.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KONTRIBUSI BIMBINGAN ORANG TUA DAN GURU TERHADAP PERILAKU KOGNITIF ANAK USIA DINI : Studi Deskriptif Analisis terhadap Perilaku Kognitif Anak Usia Dini Pada Taman Kanak-Kanak Kelompok B di Kecamatan Palabuhan Ratu Sukabumi."

Copied!
65
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK ...i

KATA PENGANTAR ...ii

UCAPAN TERIMA KASIH ...vi

DAFTAR ISI ...vii

G. Metodologi Penelitian ...15

BAB II KAJIAN TEORITIS A. Prilaku Kognitif Anak Usia Dini ...18

1. Arti Penting Aspek Kognitif ...18

2. Aspek-aspek Kognitif ...21

3. Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini ...24

4. Prinsip-Prinsip Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini ...32

5. Perilaku Kognitif ...36

6. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Perilaku Kognitif ...39

B. Bimbingan Orang tua ...45

1. Konsep Bimbingan Orang Tua ...45

2. Aspek-Aspek Bimbingan Orang Tua ...46

3. Langkah-Langkah Bimbingan Orang Tua ...51

C. Bimbingan Guru ...52

1. Konsep Bimbingan Guru ...52

2. Aspek-Aspek Bimbingan guru ...55

3. Langkah-Langkah Bimbingan Anak Taman Kanak-kanak ...60

D. Hakikat Anak Usia Dini………68

1. Pengertian Anak Usia Dini ………..………68

2. Prinsip-Prinsip Perkembangan Anak Usia Dini ………....………. 71

3. Karakteristik Anak Usia Dini ………..74

4. Pola Perkembangan Anak Usia Dini ………..……….79

5. Pendidikan Anak Usia Dini ……….…………81

BAB III METODE PENELITIAN A. Teknik, Metode dan Pendekatan Penelitian ...85

B. Lokasi dan Sumber Data Penelitian ...87

C. Populasi dan Sampel Penelitian ...88

D. Definisi Operasional Variabel ...91

E. Data dan Alat Pengumpul Data ...92

F. Hasil Uji Coba Instrumen ...97

(2)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskriptif Data ………. 102

B. Pengujian Persyaratan analisis ……….. 105

C. Pengujian Hipotesis ……….. 106

D. Analisis Data Hasil Penelitian……… 120

E. Pembahasan Hasil Penelitian ……… 124

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Simpulan ...149

B. Rekomendasi ...151

DAFTAR PUSTAKA ...154

(3)

Tabel 1 Jumlah Populasi Murid Taman Kanak-Kanak Kelompok B Sekecamatan Palabuhanratu Kabupaten Sukabumi Tahun

pelajaran 2009-2010...89

Tabel 2 Jumlah Sampel Murid TK Kelompok B Kecamatan Palabuhanratu Kabupaten sukabumi Tahun Pelajaran 2009-2010 ...90

Tabel 3 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian ... 93

Tabel 4 Distribusi Frekuensi bimbingan Orang tua ... 103

Tabel 5 Distribusi Frekuensi bimbingan Guru ... 104

Tabel 6 Distribusi Frekuensi Perilaku Kognitif Anak Usia Dini ... 105

Tabel 7 Hasil Pengujian normalitas variabel X1, X2, dan Y ... 106

Tabel 8 Koefisien Korelasi antar Variabel ... 107

Tabel 9 Besaran Korelasi dan Konteribusi Antar Variabel ...119

Tabel 10 Hasil Pengujian Linieritas Regresi ...120

Tabel 11 Deskripsi Aspek-Aspek Bimbingan Orang Tua (X1) ...121

Tabel 12 Deskripsi Aspek-Aspek Bimbingan Guru (X2) ...122

(4)

Gambar 1 Linieritas Regresi X1 ke Y

Normal P-P Plot Regression Standardized Residual

Dependent Variabel : Perilaku Kognitif Anak………..110

Gambar 2 Linieritas Regresi X2 ke Y

Normal P-P Plot Regression Standardized Residual

Dependent Variabel : Perilaku Kognitif Anak………..114

Gambar 3 Linieritas Regresi X1 dan X2 ke Y

Normal P-P Plot Regression Standardized Residual

Dependent Variabel : Perilaku Kognitif Anak………118

(5)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Menurut Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003

pasal 1 menyebutkan bahwasannya pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah

Suatu upaya pembinaan yang ditujukann kepada anak sejak lahir sampai

dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan

untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar

anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan selanjutnya.

Selanjutnya dalam Peraturan Pemerintah No. 27 tahun 1990 pasal 3

menyebutkan bahwasanya pendidikan pra sekolah (TK) merupakan suatu

pendidikan yang bertujuan untuk membantu meletakkan dasar ke arah

perkembangan sikap, pengetahuan, keterampilan, dan daya cipta yang

diperlukan oleh anak usia dini dalam menyesuaikan diri dengan

lingkungannya dan untuk pertumbuhan serta perkembangan selanjutnya.

Tujuan di atas menyiratkan bahwa pendidikan pra sekolah secara umum

memfokuskan pada upaya untuk mampu meletakkan dasar kearah terjadinya

perkembangan baik sikap, pengetahuan, keterampilan dan daya cipta.

Pendidikan pra sekolah menekankan pada pengembangan aspek-aspek

perkembangan pribadi yang diperlukan atau dipersyaratkan untuk proses

perkembangan anak pada saat ini dan selanjutnya. ( M. Solehuddin, 1997)

(6)

Anak pada usia Taman Kanak-kanak adalah sosok individu yang sedang

menjalani suatu proses perkembangan dengan sangat pesat dan sangat

fundamental bagi kehidupan selanjutnya. Anak memiliki dunia dan

karakteristik tersendiri yang jauh berbeda dengan dunia dan karakteristik

orang dewasa. Anak sangat aktif, dinamis, antusias, dan hampir selalu ingin

tahu terhadap apa yang di lihat dan di dengarnya serta seolah-olah tak pernah

berhenti untuk belajar.

Menurut Erickson, E.H ( dalam Helms & Turner, 1994: 64) memandang

bahwa periode ini sebagai fase “Sense Of Initiative” yang mana pada periode

ini anak harus di dorong untuk mengembangkan inisiatifnya, seperti

kesenangan untuk mengajukan pertanyaan dari apa yang dilihat, didengar dan

dirasakannya. Jika anak tidak mendapatkan hambatan dari lingkungannya,

maka anak-anak mampu mengembangkan inisiatif dan daya kreatifnya, dan

hal-hal yang produktif dalam bidang yang disenanginya. Pada fase ini,

terjamin atau tidaknya kesempatan untuk berprakarsa (dengan adanya

kepercayaan dan kemandirian yang memungkinkannya untuk berprakarsa),

akan menumbuhkan inisiatif, sebaliknya apabila terlalu banyak dilarang dan

ditegur anak akan merasa serba salah dan berdosa (Guilty).

Menurut Froebel (dalam Roopnaire J.L & Jhonson, J.E. 1993: 56)

menyebutkan bahwa anak merupakan suatu fase yang sangat penting dan

berharga karena pada masa pembentukan dalam periode kehidupan manusia (

a noble and malleable phase of human life). Oleh karena itu, masa anak sering

(7)

merupakan fase yang sangat fundamental bagi perkembangan individu, karena

pada fase inilah terjadinya peluan yang sangat besar untuk pembentukan dan

pengembangan pribadi seseorang. Menurut Froebel, jika orang dewasa mampu

menyediakan suatu “Taman” yang dirancang sesuai dengan potensinya dan

bawaan anak, anak-anak akan berkembang secara wajar.

Pendidikan anak usia dini merupakan faktor utama dalam pembentukan

pribadi manusia, oleh karena itu orang tua sebagai orang yang pertama kali

mengetahui pertumbuhan dan perkembangan anak, hendaknya

memperlakukan anak sebaik mungkin. Perlakuan orang tua ini akan mendapat

kesan-kesan yang akan membentuk prilaku sosialnya. Hal ini sesuai dengan

pendapat Hoffman (1970: 130) “bahwa perlakuan orang tua dalam

pengasuhan anak sangat menentukan prilaku anak menjadi prososial atau anti

sosial”.

Otak manusia bersifat hologram yang dapat mencatat, menyerap,

menyimpan, meresepon, mereproduksi dan merekonstruksi informasi.

Kemampuan otak yang dipengaruhi oleh kegiatan neuron ini tidak bersifat

spontan, tetapi dipengaruhi oleh stimulasi yang diterima indra. Struktur fisik

otak anak dipengaruhi oleh stimulasi yang diterima pada tahun-tahun pertama,

dalam hal tersebut relative menetap hingga masa-masa kehidupan selanjutnya.

Implikasinya adalah bahwa anak yang tidak mendapatkan lingkungan yang

merangsang pertumbuhan otak atau tidak mendapatkan stimulasi psikososial

seperti jarang disentuh atau bermain, akan mengalami kelambatan

(8)

stimulasi, kelambatan tersebut tidak saja dalam hal kecerdasan, tetapi juga

berpengaruh terhadap pembentukan kepribadian anak.

Ditinjau dari perkembangan otak manusia, maka tahap perkembangan

pada usia dini menempati posisi yang paling vital, yakni mencapai 80%

perkembangan otak. Lebih jelasnya bayi lahir telah mencapai perkembangan

otak 25% orang dewasa. Untuk menuju manusia 50% dicapai hingga usia 4

tahun, 80% hingga usia 8 tahun dan selebihnya diproses hingga anak usia 18

tahun. Dengan demikian, usia 0-8 tahun memegang peranan yang sangat besar

karena perkembanan otak mengalami lompatan dan berjalan demikian pesat.

Oleh Karena itu, anak usia dini juga disebut dengan masa “Golden Age” (usia

emas) karena perkembangannya yang luar biasa.

Stimulasi pendidikan untuk merangsang pertumbuhan anak terutama

anak usia dini tidak akan memberikan arti bagi masa depan anak jika tingkat

kesehatan dan gizi tidak menguntungkan. Pertumbuhan otak anak ditentukan

oleh bagaimana cara orang tua mengasuh dan memberi makan serta

menstimulasi anak pada usia dini yang sering disebut Critical Period. Gizi

yang tidak seimbang maupun gizi buruk serta tingkat kesehatan anak yang

rendah akan menghambat pertumbuhan otak, dan pada gilirannya akan

menurunkan kemampuan otak dalam mencatat, menyerap, menyimpan,

mereproduksi dan merekonstruksi informasi.

Menurut Piaget (dalam Roopnaire, J.L & Jhonson, J.E, 1993: 56)

menjelaskan bahwa perkembangan anak berlangsung melalui suatu urutan

(9)

ditandai oleh karakteristik tertentu dalam cara berfikir dan berbuat. Pada

intinya, proses perkembangan berfikir ini bergeser dari yang bersifat konkrit

kearah yang bersifat abstrak, dan fase ini atau proses berfikir ini terjadi pada

masa anak usia dini.

Usia anak dini atau Taman Kanak-kanak merupakan usia yang turut

menentukan tingkat ketercapaian perkembangan pada fase berikutnya. Pada

fase perjalanan kehidupan, anak usia dini khususnya TK ada yang menghadapi

permasalahan. Apalagi kebanyakan anak tidak dapat mengungkapkan apa

yang sedang dialaminya dan apa yang seharusnya dilakukan. Pada pihak lain,

pendidikpun umumnya menganggap masalah anak TK merupakan hal yang

biasa karena usianya masih muda, oleh karena itu kurang mendapat perhatian

yang serius.

Berdasarkan pada permasalahan tersebut dan berdasarkan pada

pemantauan sehari-hari pada anak usia dini yaitu taman kanak-kanak yang ada

dikecamatan Palabuhan ratu, dimana anak-anak belum mampu menunjukkan

prilaku kognitif seperti misalnya : anak-anak belum mampu menyusun

balok-balok secara benar, belum mampu membedakan warna-warna, belum mampu

menyebutkan angka-angka, belum mampu menunjukkan kembali apa yang

disampaikan guru dan bahkan ada anak yang tidak mau dan tidak mampu

menjawab pertanyaan gurunya.

Perilaku-perilaku ini tidak bisa dibiarkan begitu saja apalagi perilaku

kognitif anak memengaruhi terhadap kecerdasan berfikir anak usia dini dan

(10)

terutama anak usia dini, dimana anak usia dini memiliki potensi dalam

mengembangkan kemampuan berbahasa, matematika, keterampilan berfikir

dan pembentukan stabilitas emosional. Perkembangan perilaku kognitif anak

dipengaruhi oleh pengalaman yang di dapat anak pada awal tahun

kehidupannya, terutama pengalaman yang menyenangkan. Oleh karena itu,

orang tua sebagai orang yang pertama mengetahui akan tumbuh kembang

anak dan guru sebagai pendidik kedua-duanya merupakan dua mata rantai

yang tidak dapat dipisahkan salah satunya dalam pendidikan anak, mereka

memegang peran penting dalam membimbing dan mengajarkan anak bagi

kelanjutan kehidupan terutama anak usia dini yang merupakan dasar bagi

kelanjutan pendidikan selanjutnya. Seperti menurut Hurlock (1978: 372)

mengatakan bahwa ”orang yang paling penting bagi anak adalah guru, orang

tua, dan teman sebayanya, dari mereka itulah anak mengenal sesuatu yang

salah dan benar (Triall and Error)”.

Menurut UU No. 20 tahun 2003 Bab IV pasal 10 Ayat 4: bahwa

”Pendidikan keluarga merupakan bagian dari jalur pendidikan luar sekolah

yang diselenggarakan dalam keluarga dan yang memberikan keyakinan

agama, nilai budaya, nilai moral, dan keterampilan”. Berdasarkan UU

tersebut, maka fungsi keluarga dalam pendidikan adalah menyangkut

penanaman, pembimbingan atau pembiasaan nilai-nilai agama, budaya dan

keterampilan-keterampilan tertentu yang bermanfaat bagi anak.

Selain itu, guru memegang peranan sentral dalam proses belajar

(11)

oleh kemampuan yang di miliki oleh guru dalam menjalankan tugasnya.

Menurut Aqib (2002: 22) menyebutkan bahwa guru adalah faktor penentu

bagi keberhasilan pendidikan di sekolah, karena guru merupakan sentral serta

sumber kegiatan belajar mengajar.

Guru hendaknya menjalin komunikasi aktif dari dasar lubuk hati

sehingga anak mampu merasakannya, dan anak akan dekat dengannya.

Dengan kondisi demikian, mudah bagi orang tua dan guru untuk mengarahkan

dan membimbing anak untuk mengembangkan potensinya secara aktif. Selain

itu, guru juga harus menjalin komunikasi dengan orang tua untuk mengetahui

tumbuh dan kembang anak sehingga akan terjalin satu sinergitas yang baik

diantara keduanya.

Berdasarkan pada asumsi bahwa guru dan orang tua merupakan orang

yang paling penting pada perkembangan anak maka penulis memfokuskan

penelitian untuk mengetahui apakah bimbingan orang tua dapat berpengaruh

terhadap perilaku kognitif anak usia dini di kecamatan Palabuhan ratu?

Apakah bimbingan guru dapat berpengaruh terhadap perilaku kognitif anak

usia dini? Apakah bimbingan orang tua dan guru dapat berpengaruh terhadap

perilaku kognitif anak usia dini?

Selanjutnya untuk menghindari kesalahpahaman, penulis perlu

mempertegas kalimat ”Perilaku Kognitif” yang tersirat dalam judul penelitian

ini. Karena kalimat kognitiif masih bersifat umum maka penulis

memfokuskan penelitian ini pada aspek Ingatan, pemahaman dan pemecahan

(12)

B. Rumusan Masalah dan Batasannya

Anak pada usia Taman Kanak-Kanak adalah sosok individu yang

sedang menjalani suatu proses perkembangan dengan sangat pesat dan sangat

fundamental bagi kehidupan selanjutnya. Anak memiliki dunia dan

karakteristik tersendiri yang jauh berbeda dengan dunia dan karakteristik

orang dewasa. Anak sangat aktif, dinamis, antusias, dan hampir selalu ingin

tahu terhadap apa yang dilihat dan didengarnya serta seolah-olah tak pernah

berhenti untuk belajar.

Menurut Erickson, E.H ( Helms & Turner, 1994: 64) memandang bahwa

periode ini sebagai fase “Sense Of Initiative” yang mana pada periode ini anak

harus di dorong untuk mengembangkan inisiatifnya, seperti kesenangan untuk

mengajukan pertanyaan dari apa yang dilihat, didengar dan dirasakannya.

Sesuai dengan pernyataan tersebut diatas, Stimulasi pendidikan untuk

merangsang pertumbuhan anak terutama anak usia dini tidak akan

memberikan arti bagi masa depan anak jika tingkat kesehatan dan gizi tidak

menguntungkan. Pertumbuhan otak anak ditentukan oleh bagaimana cara

orang tua mengasuh dan memberi makan serta menstimulasi anak pada usia

dini yang sering disebut Critical Period. Gizi yang tidak seimbang maupun

gizi buruk serta tingkat kesehatan anak yang rendah akan menghambat

pertumbuhan otak, dan pada gilirannya akan menurunkan kemampuan otak

dalam mencatat, menyerap, menyimpan, mereproduksi dan merekonstruksi

informasi.

Uraian diatas mengisyaratkan bahwa faktor penentu pada perkembangan

(13)

pendapat Uhbiyati (dalam Mansyur: 2005) menyatakan “dalam keluarga inilah

akan terjadi interaksi pendidikan pertama dan utama bagi anak, yang menjadi

pondasi dalam pendidikan selanjutnya”. Oleh karena itu, orang tua khususnya

merupakan tonggak utama pendidikan keluarga sebelum mereka berinteraksi

dengan lingkungan diluar keluarga.

Selain itu, guru yang nota bene adalah orang kedua setelah orang tua

memegang peranan penting dalam menetukan perkembangan anak usia dini

terutama pembentukan perilaku kognitif anak usia dini. Oleh karena itu,agar

potensi anak dapat tumbuh dan kembang dengan baik maka harus ada

sinergitas antara orang tua dan guru, menjalin komunikasi aktif setiap

perkembangan dan pertumbuhan anak usia dini.

Berdasarkan pada asumsi di atas, maka penelitian ini difokuskan untuk

mengetahui bagaimana perlakuan orang tua di rumah dan bimbingan guru di

sekolah dapat berpengaruh terhadap perilaku kognitif anak usia dini.

Masalah-masalah tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut :Bagaimana kontribusi

bimbingan orang tua dan guru terhadap perkembangan kognitif anak usia dini

ditaman kanak-kanak se-kecamatan Palabuhanratu Sukabumi.

Dari rumusan masalah tersebut pertanyaan penelitian yang di ajukan

adalah sebagai berikut :

1. Bagaimanakah gambaran bimbingan orang tua, guru, dan perilaku kognitif

anak usia dini di kecamatan Palabuhan Ratu Sukabumi ?

2. Seberapa besar kontribusi bimbingan orang tua terhadap perilaku kognitif

(14)

3. Seberapa besar kontribusi bimbingan guru terhadap perilaku kognitif anak usia dini di kecamatan Palabuhan Ratu Sukabumi ?

4. Seberapa besar kontribusi bimbingan orang tua dan guru terhadap perilaku

kognitif anak usia dini di kecamatan Palabuhan Ratu Sukabumi ?

Keterkaitan antara variabel-variabel yang terlibat dalam penelitian ini,

dapat dijelaskan pada paradigma penelitian sebagai berikut :

rx₁y

R X₁X₂Y

rx₂y

Gambar

Model Keterkaitan Variabel Penelitian

Keterangan :

X1 = Bimbingan orang tua(variabel eksogen = variabel bebas)

X2 = Bimbingan guru(variabel eksogen = variabel bebas)

Y = Perilaku kognitif (variabel endogen = variabel terikat)

X

1

X

2

(15)

C. Tujuan Penelitian

Secara umum, maksud penelitian ini adalah untuk mendapatkan

gambaran tentang besarnya kontribusi bimbingan orang tua di rumah dan

guru di sekolah terhadap perilaku kognitif anak usia dini. Berdasarkan hal

tersebut dan dengan mengacu kepada rumusan masalah yang telah diuraikan

di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi empiris

tentang :

1. Bagaimanakah gambaran bimbingan orang tua, guru, dan perilaku kognitif

anak usia dini di kecamatan Palabuhan Ratu Sukabumi

2. Seberapa besar kontribusi bimbingan orang tua terhadap perilaku kognitif

anak usia dini di kecamatan Palabuhan Ratu Sukabumi

3. Seberapa besar kontribusi bimbingan guru terhadap perilaku kognitif anak usia dini di kecamatan Palabuhan Ratu Sukabumi

4. Seberapa besar kontribusi bimbingan orang tua dan guru terhadap perilaku

kognitif anak usia dini di kecamatan Palabuhan Ratu Sukabumi

D. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini, diharapkan akan bermanfaat baik secara

teoritis maupun praktis.

1. Secara teoritis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan

pemikiran mengenai faktor-faktor dominan yang dipandang berpengaruh

(16)

2. Secara Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaaat praktis

terutama bagi orang tua dan guru.

a. Manfaat bagi orang tua

Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu orang tua dalam

memahami tentang pentingnya perilaku kognitif bagi anak usia dini

dan pentingnya memahami tentang bagaimana mengasuh dan

membimbing anak agar memiliki perilaku kognitif yang baik.

b. Manfaat bagi guru

Hasil penelitian ini diiharapkan dapat membantu para guru

Taman Kanak-kanak dalam memahami tentang perilaku kognitif anak

usia dini dan beberapa faktor yang lebih dominan dalam

mempengaruhinya, dan memahami bagaimana membimbing anak

agar memiliki perilaku atau potensi kognitif yangb baik seperti apa

yang diharapkannya. Dengan demikian, guru-guru diharapkan dapat

memberikan bantuan yang berarti bagi anak.

E. Asumsi Penelitian

Penelitian ini berdasarkan pada asumsi-asumsi dasar sebagai berikut :

1. Orang tua merupakan pembina pribadi yang pertama bagi anak, dan tokoh

yang diidentifikasi atau ditiru oleh anak. Maka seyogyanya orang tua

memiliki kepribadian yang baik atau berakhlakul karimah. (Yusuf Syamsu,

2007: 138)

(17)

yang sistematis dalam melaksanakan bimbingan, pengajaran, dan latihan

kepada anak agar mereka berkembang sesuai dengan potensinya. ( Yusuf

Syamsu, 2007: 140)

3. Sesuai dengan ketentuan umum dalam Undang-Undang No. 20 tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I pasal 1 menyebutkan bahwa :

“Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualitas sebagai guru,

dosen, konselor, pamong belajar, widyaswara, tutor, instruktur, fasilitator,

dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi

dalam menyelenggarakan pendidikan”. Guru berarti harus memiliki

kekhususan yang menjadi ciri kualitas dan profesi yang mengandung

makna kesediaan seseorang untuk mengabdikan dirinya dalam suatu

bidang pekerjaan yaitu mendidik.

4. Kemampuan kognitif adalah kemampuan berfikir logis, kritis, memberi

alasan, memecahkan masalah dan menemukan hubungan sebab akibat.

(Paul, 2001: 25) Perkembangan kognitif menunjukkan perkembangan dari

cara anak berpikir. Kemampuan anak untuk mengkoordinasikan berbagai

cara berpikir untuk menyelesaikan berbagai masalah dapat dipergunakan

sebagai tolok ukur pertumbuhan kecerdasan. (Soemiarti, 1995: 27)

F. Definisi Operasional

Ada tiga variabel yang perlu didefinisikan secara operasional pada penelitian

(18)

1. Bimbingan orang tua

Bimbingan orang tua adalah segenap curahan kasih dan sayang

yang diberikan oleh ayah dan ibu untuk pengembangan kepribadian yang

dimiliki anak dengan cara memberikan didikan, bimbingan dan perawatan

kepada anak-anaknya. Bimbingan tersebut dapat membantunya dengan

cara: a) keteladanan b) kebiasaan c) nasihat d) perhatian dan e) hukuman.

Teori yang digunakan adalah modifikasi dari Syamsu Yusuf (2004),

Abdullah Syah (2001) dan Muhibbin Syah (2003)

2. Bimbingan guru

Bimbingan guru adalah suatu upaya yang dilakukan guru dalam

membantu perkembangan anak secara optimal. Bimbingan ini meliputi

layanan: a) Pemahaman b) Pemberian Informasi c) Pembiasaan d)

Pemberian Contoh e) Evaluasi. (Syah Muhibbin, 2007: 80)

3. Perilaku Kognitif

Perilaku kognitif adalah Kemampuan anak dalam mengkoordinasikan

berbagai cara berpikir untuk menyelesaikan berbagai masalah. Adapun

perilaku tersebut adalah berupa: a) Pemahaman b) Ingatan c) Pemecahan

Masalah. (Margareth, 2001: 177)

G. Hipotesis

Hipotesis menurut Riduwan (2004:35) adalah jawaban sementara terhadap

rumusan masalah atau sub masalah yang diajukan oleh peneliti, yang dijabarkan

(19)

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka terdapat tiga hipotesis dalam

pengujian penelitian ini. Yaitu :

1. Terdapat kontribusi positif yang signifikan antara bimbingan orang tua

terhadap perilaku kognitif anak usia dini di Taman Kanak-kanak

se-kecamatan Palabuhanratu Sukabumi. Hipotesis statistiknya yaitu: Ho: rxy= 0

dan Ha: rxy > 0

2. Terdapat kontribusi positif yang signifikan antara bimbingan guru terhadap

perilaku kognitif anak usia dini di Taman Kanak-kanak se-kecamatan

Palabuhan Ratu Sukabumi. Hipotesis statistiknya yaitu : Ho: rxy > 0

3. Terdapat kontribusi positif yang signifikan antara bimbingan orang tua dan

guru secara bersama-sama terhadap perilaku kognitif anak usia dini di

Taman Kanak-kanak se-kecamatam palabuhan ratu sukabumi. Hipotesis

statistiknya yaitu : Ho: rxy = 0 dan Ha: rxy > 0

H. Metode Penelitian

Penelitian ini dirancang dengan menggunakan pendekatan penelitian

survey. Singaribun dan Effendi (1995:3) mengatakan bahwa "Penelitian Survey

adalah penelitian yang mengambil sampel dari suatu, populasi dan

menggunakan quesioner sebagai alat pengumpul data yang pokok”. Pendapat

ini sejalan dengan Kerlinger (2000:660) "Penelitian survey mengkaji populasi

yang besar maupun kecil dengan menyeleksi serta mengkaji sampel yang dipilih

dari populasi itu untuk menemukan insidensi, distribusi dan interelasi relatif dari

variabel-variabel sosiologi dan psikologi".

(20)

metode deskriptif analitik yaitu analisis yang menggambarkan suatu data

yang akan dibuat baik sendiri maupun secara kelompok. Analisis ini

bertujuan untuk menggambarkan secara sistematis data yang faktual dan

akurat menganai fakta-fakta serta hubungan antar fenomena yang diselidiki

atau diteliti/metode penelitian yang memusatkan perhatiannya pada fenomena

yang terjadi pada saat ini dimana penelitian ini berusaha untuk membuat

deskripsi fenomena yang diselidiki dengan cara melukiskan fakta atau

fenomena tersebut secara cermat. (Riduwan dan Akdon, 2007:27)

Adapun tekhnik pengumpulan datanya dilakukan melalui observasi,

wawancara, dan komunikasi tertulis dari sumber data dengan cara

mengajukan angket yang digunakan untuk mengungkap kontribusi bimbingan

oarang tua, bimbingan guru dan perilaku kognitif. Selain itu, rencana

penelitian ini juga menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu pendekatan

yang memungkinkan di lakukan pencatatan data hasil penelitian secara nyata

dalam bentuk angka sehingga memudahkan proses analisis data dan

penafsirannya.

I. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi Penelitian

Populasi menurut McCall (Ibnu Hadjar, 1996:133) adalah kelompok

besar individu yang mempunyai karakteristik umum yang sama.

Sedangkan sampel adalah kelompok kecil individu yang dilibatkan langsung

dalam penelitian. Berdasarkan pengertian tersebut, maka populasi dalam

(21)

yang berjumlah 218 yang tersebar di 5 Taman Kanak-kanak di Kecamatan

Palabuhan Ratu Sukabumi.

2. Sampel Penelitian

Dari jumlah populasi sebesar 218 orang tersebut, selanjutnya

ditetapkan besarnya sampel dengan merujuk pada pendapat Riduwan dan

Akdon (2007:241), bahwa pengambilan sampel harus dilakukan sedemikian

rupa sehingga diperoleh sampel yang benar-benar mewakili dan dapat

menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya. Dalam hal ini

teknik yang akan digunakan adalah sampel random sampling, yaitu cara

pengumpulan sampel dari anggota populasi dengan menggunakan acak

tanpa memperhatikan strata dalam anggota populasi tersebut, karena

anggota populasi dianggap homogen. Karena populasinya telah diketahui,

dengan tingkat presisinya sebesar 10%, maka jumlah sampelnya ditetapkan

68 anak, dengan rincian: 8 orang dari TK Tunas Bakti, 17 TK Pembina, 19

TK Insan Kamil, 10 Sejahtera, 14 TK Gema

(22)

etidakmampuan anak dalam mengekpresikan apa yang dalam fikirannya itu dipengaruhi oleh lingkungan yang ada disekitarnya baik dari orang tua, guru, dan teman sebayanya. Menurut Piaget (2001:49) bahwa seorang anak membentuk pengetahuannya sendiri. proses asimilasi dan akomodasi yang terjadi pada anak dalam menghadapi

lingkungannya menunjukkan bahwa anak aktif membentuk pengetahuannya dan pada usia 2-7 tahun atau pada usia dini anak mulai mampu menggunakan simbol-simbol atau

(23)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Teknik, Metode dan Pendekatan Penelitian

Penelitian ini dirancang dengan menggunakan pendekatan penelitian

survey. Singaribun dan Effendi (1995: 3) mengatakan bahwa "Penelitian Survey

adalah penelitian yang mengambil sampel dari suatu, populasi dan menggunakan

quesioner sebagai alat pengumpul data yang pokok”. Pendapat ini sejalan

dengan Kerlinger (2000: 660) "Penelitian survey mengkaji populasi yang besar

maupun kecil dengan menyeleksi serta mengkaji sampel yang dipilih dari populasi

itu untuk menemukan insidensi, distribusi dan interelasi relatif dari

variabel-variabel sosiologi dan psikologi".

Pemilihan teknik survei dalam penelitian ini dengan alasan, penulis akan

mengambil suatu generalisasi dari pengamatan yang tidak mendalam tetapi

generalisasi yang dilakukan bisa lebih akurat karena menggunakan sampel

yang refresentatif, yaitu memberikan gambaran tentang bagaimana bimbingan

orang tua dan guru berkontribusi terhadap perilaku kognitif anak usia taman

kanak-kanak di kecamatan palabuhan Ratu Sukabumi tahun ajaran 2009/2010.

Menurut tingkat eksplanasinya, penelitian ini termasuk jenis penelitian

asosiatif. Sugiyono (2003: 11) menyatakan bahwa penelitian asosiatif ialah

penelitian yang mencari hubungan antara satu/beberapa variabel dengan

variabel lainnya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian

dengan pendekatan kuantitatif menuntut ketelitian, ketekunan dan sikap kritis dalam

menjaring data yaitu populasi dan sampel dari sisi homogenitas, volume dan

(24)

sebarannya. Dikarena data hasil penelitian ini berupa angka-angka yang harus

diolah secara statistik, maka antar variabel-variabel yang diajukan objek penelitian

harus jelas pertautannya (korelasinya) sehingga dapat ditentukan pendekatan statistik

yang akan digunakan sebagai pengolahan data yang pada gilirannya merupakan hasil

analisis yang dapat dipercaya (reliabilitas dan validitas), dengan demikian mudah

untuk digeneralisasikan sehingga rekomendasi yang dihasilkan dapat dijadikan

rujukan.

Suria Sumantri dalam Sugiono (2005: 16-17). Penelitian kuantitatif

didasarkan kepada paradigma positivisme berdasarkan pada asumsi mengenai

objek empiris, asumsi tersebut adalah:

1. Objek/fenomena dapat diklasifikasikan menurut sifat, jenis, struktur, bentuk,

warna, dan sebagainya. Berdasarkan asumsi ini maka penelitian dapat memilih

variable tertentu sebagai objek penelitian.

2. Determinan (hubungan sebab akibat). Asumsi ini menyatakan bahwa setiap

gejala ada penyebabnya, seperti anak enggan menjawab pertanyaan gurunya

tentu ada penyebabnya. Berdasarkan pada asumsi pertama dan kedua, maka

penelitian ini dapat memilih variable yang diteliti dan menghubungkan variable

satu dengan yang lainnya.

3. Suatu gejala tidak akan mengalami perubahan dalam waktu tertentu, kalau

gejala yang diteliti itu berubah terus maka akan mengalami kesulitan.

Adapun metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

metode deskriptif analitik yaitu analisis yang menggambarkan suatu data yang

(25)

menggambarkan secara sistematis data yang factual dan akurat menganai

fakta-fakta serta hubungan antar fenomena yang diselidiki atau diteliti/metode

penelitian yang memusatkan perhatiannya pada fenomena yang terjadi pada

saat ini dimana penelitian ini berusaha untuk membuat deskripsi fenomena

yang diselidiki dengan cara melukiskan fakta atau fenomena tersebut secara

cermat. (Riduwan dan Akdon, 2007: 27)

Teknik pengumpulan datanya dilakukan melalui wawancara, kuisioner

atau angket dan observasi. Wawancara digunakan untuk memperoleh informasi

tentang kondisi objek dilapangan penelitian, yaitu jumlah guru dan jumlah

anak taman kanak-kanak di kecamatan Palabuhan Ratu Sukabumi. Kuesioner

atau angket adalah komunikasi tertulis dari sumber data yang digunakan untuk

mengungkap bimbingan orang tua dan guru. Sedangkan observasi digunakan

untuk mengungkap perilaku kognitif anak usia dini. Selain itu, penelitian ini

juga menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu pendekatan yang

memungkinkan dilakukan pencatatan data hasil penelitian secara nyata dalam

bentuk angka sehingga memudahkan proses analisis data dan penafsirannya.

B. Lokasi Penelitian dan Sumber Data 1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di Kabupaten Sukabumi yaitu

lembanga pendidikan Taman Kanak-kanak di Kecamatan Palabuhan Ratu.

2. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari :

(26)

orang tua terhadap anak usia dini

b. Guru, yaitu data tentang bagaimana bimbingan yang dilakukan guru

terhadap anak usia dini

c. Anak Taman Kanak-kanak Kelompok B se-Kecamatan Palabuhan

Ratu Sukabumi yaitu data tentang bagaimana perilaku kognitif anak

usia dini disekolah.

C. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi menurut McCall (Ibnu Hadjar, 1996:133) adalah

kelompok besar individu yang mempunyai karakteristik umum yang

sama. Sedangkan sampel adalah kelompok kecil individu yang dilibatkan

langsung dalam penelitian.

Berdasarkan pengertian tersebut, maka populasi dalam rencana

penelitian ini adalah anak-anak TK di Kecamatan Palabuhan Ratu

Sukabumi yang berjumlah 218 orang yang tersebar pada 05 Taman

Kanak-Kanak di Kecamatan Palabuhan Ratu sukabumi.

Adapun pengambilan sampel dari populasi yang ada dengan

menggunakan rumus dari Taro Yamane memakai tingkat presisi sebesar

10%. Jumlah yang menjadi sampel dari populasi sebanyak 218. Adapun

(27)

Tabel 1

Jumlah Populasi Anak Taman Kanak-Kanak Kelompok B se- Kecamatan Palabuhanratu Tahun Ajaran 2009/2010

No Nama Taman Kanak-kanak Jumlah Anak

Jumlah

Orang Tua Jumlah Guru

1. Tunas Bakti 27 27 2

2. Pembina 56 56 4

3. Insan Kamil 60 60 4

4. SBB Gema 44 44 4

5. Sejahtera VI 31 31 2

J u m l a h Total 218 218 18

Dari jumlah populasi 218 anak, selanjutnya dieteapkan besarnya

sampel dengan tekhnik yang digunakan adalah sample random sampling ,

yaitu cara pengumpulan sampel dari anggota populasi dengan menggunakn

acak tanpa memperhatikan strata (tingkatan) dalam anggota populasi

tersebut, karena anggota populasi dianggap homogen.

2. Teknik Pengambilan Sampel

Jumlah populasi telah diketahui, maka rumus yang digunakan untuk

menetukan sampel adalah dengan menggunakan rumus dari Taro Yamane

yang dikutip oleh Riduwan (2008:65), yaitu :

Dimana : n= Jumlah sampel

n = Jumlah Sampel seluruhnya

N = Jumlah Populasi

(28)

Berdasarkan rumus diatas, bila tingkat presisinya ditetapkan sebesar 10%,

maka dapat ditetapkan jumlah sampelnya sebagai berikut :

=

68

Kemudian dari jumlah sampel 68 orang tersebut untuk memudahkan

dalam pengumpulan data, maka akan ditentukan jumlah masing-masing sampel

dari setiap TK secara proporsional dengan rumus sebagai berikut :

Berdasarkan rumus tersebut, maka jumlah sampel masing-masing TK

se-Kecamatan Palabuhan Ratu Sukabumi sebagai berikut :

Tabel 2

Jumlah Sampel Anak Taman Kanak-Kanak di Kecamatan Palabuhanratu Sukabumi Tahun Ajaran 2009/2010

No Nama TK Jumlah anak Pengambilan Sampel Jumlah Sampel

1 Tunas Bakti 27 27/218x68 8 Responden

2 Pembina 56 56/218x68 17 Respenden

3 Insan Kamil 60 60/218x68 19 Responden

4 Gema 44 44/218x68 14 Responden

5 Sejahtera VI 31 31/218x68 10 Responden

Jumlah 68 Responden

Sampel dalam penelitian ini diambil dari TK kelompok B. Pemilihan ini

dilakukan karena anak-anak kelompok B telah berusia antar 5-6 tahun, pada

usia ini perilaku kognitifnya lebih mudah untuk diarahkan, selain itu anak-anak

(29)

D. Definisi Operasional Variabel

a. Bimbingan orang tua adalah segala upaya yang diberikan oleh ayah dan

ibu untuk pengembangan kepribadian yang dimiliki anak dengan cara

memberikan didikan,bimbingan dan perawatan kepada anak-anaknya.

Bimbingan tersebut dapat membantunya dengan cara : a) Keteladanan

b) Kebiasaan, c) Nasihat, dan e) Hukuman. ( teori yang digunakan

adalah modifikasi dari Syamsu Yusuf (2004), Abdullah Syah (2001)dan

Muhibbin Syah (2003) )

b. Bimbingan guru adalah suatu upaya yang dilakukan guru dalam

membantu perkembangan anak secara optimal. Bimbingan ini meliputi

layanan : a) Pemahaman b) Pemberian Informasi c) Pembiasaan d)

Pemberian contoh e) Evaluasi. (Abdullah Syah, 2007:80)

c. Perilaku kognitif adalah Kemampuan anak dalam mengkoordinasikan

berbagai cara berpikir untuk menyelesaikan berbagai masalah. Adapun

perilaku tersebut adalah berupa: a)PemecahanMasalah b)Ingatan, c)

Pemahaman, (Teori yang digunakan adalah modifikasi dari Margareth,

(30)

E.Data dan Alat Pengumpul Data

Dari judul penelitian yang diangkat maka data yang diperlukan adalah

pertama data tentang bimbingan orang tua, kedua data tentang bimbingan guru

dan ketiga tentang perilaku kognitif anak usia dini. Untuk menggali ketiga data

tersebut, alat pengumpul data yang digunakan adalah berupa kuisioner atau

angket dan lembar observasi. Sebelum kuisioner dibuat, terlebih dahulu penulis

menyusun kisi-kisi instrumen. Berdasarkan kisi-kisi tersebut penulis

menyusun dan membuat instrumen penelitian yang dikembangkan oleh penulis

dengan mengacu pada teori-teori yang mendukung dan penelitian terdahulu

yang terkait.

Berikut ini penulis gambarkan kisi-kisi instrumen penelitian dari ketiga

variabel dalam bentuk tabel yang memuat variabel, indikator, sub indikator, no

item sebelum Validasi, no item yang terpakai setelah validasi, dan no item

(31)

KISI-KISI INSTRUMEN

BIMBINGAN ORANG TUA DAN GURU

TERHADAP PERILAKU KOGNITIF ANAK USIA DINI

(32)
(33)
(34)

Instrumen penelitian untuk menggali data tentang Bimbingan Orang

Tua dan Guru berupa kuesioner yang disusun dengan tiga altenatif jawaban,

yaitu: "sering", "kadang-kadang", dan "tidak pernah". Penyekoran kuesioner

tersebut, mengacu pada bentuk pertanyaan/pernyataan yang diajukan, yaitu jika

pertanyaan/pernyataan berorientasi positif, maka option "sering" = 3,

"kadang-kadang" = 2, dan "tidak pernah" = 1. Sebaliknya, jika pertanyaan/pernyataan

berorientasi negatif, maka penyekorannya terbalik, yaitu:"sering"=

1,"kadang-kadang" = 2, dan "tidak pernah" = 3. Sedangkan instrumen untuk menggali

data tentang Perilaku Kognitif Anak Usia Dini berupa pedoman observasi yang

disusun dengan dua alternatif jawaban, yaitu "ya" dan "tidak". Penyekoran

hasil observasi pun, sama seperti kuesioner, yaitu mengacu pada bentuk

pertanyaan/pernyataan yang diajukan. Untuk pernyataan positif, option "ya" =

1, dan option "tidak" = 0. Dan untuk pertanyaan/pernyataan negatif,

penyekorannya terbalik, yaitu option "ya"= 0, dan option "tidak" = 1.

Sebelum penelitian dilaksanakan dengan sesungguhnya, terlebih dahulu

instrumen yang telah disusun, ditimbang (dijudgement) oleh dua orang ahli

dengan tujuan untuk memenuhi syarat instrumen yang memadai. Setelah

dijudgement, instrumen diperbaiki, kemudian dilakukan uji coba yang

bertujuan untuk mengetahui kualitas instrumen. Kualitas instrumen sebagai alat

pengukur pada umumnya harus memenuhi dua syarat utama, yaitu valid atau

sahih dan reliabel atau ajeg (Nasution, 1987: 100). Validitas dan reliabilitas

dalam suatu penelitian merupakan aspek yang sangat penting. Oleh karena itu

(35)

peneliti. Suatu alat ukur dikatakan valid, bila alat itu dapat mengukur apa yang

harus diukur oleh alat itu. Untuk menguji validitas alat ukur, dilakukan dengan

cara mengkorelasikan setiap butir alat ukur dengan skor totalnya. Sedangkan

untuk menguji reliabilitas instrumen dilakukan dengan teknik belah dua

dengan cara mengkorelasikannya dan diolah dengan menggunakan SPSS

17,0 for windows, yaitu dengan Gutman Split Half Coeffisien.

F. Hasil Uji Coba Instrumen

Penulis melakukan validitas instrumen kepada 20 responden di TK

Riyadlul Jannah yang terletak di Jl. Ciawun Kecamatan Palabuhan Ratu.

Adapun proses pengambilan data sampai data terkumpul sebanyak 20,

Kemudian data yang terkumpul jawabannya di inventarisasi dan diolah

menggunakan SPSS 17,0 for windows. Untuk mengetahui tingkat validitas

setiap item, maka angka koefisien korelasi yang diperoleh merupakan korelasi

antara skor item dengan skor total item (nilai r hitung) dibandingkan dengan

nilai r tabel pada taraf signifikansi tertentu.kaidah pengujiannya adalah : jika

nilai r hitung > r tabel, maka item tersebut dinyatakan valid dan dapat di pakai.

Sebaliknya apabila nilai r hitung < r tabel , maka item tersebut dinyatakan tidak

valid dan tidak dapat dipakai.

Setelah melakukan validitas instrumen, maka dilanjutkan dengan

melakukan reliabilitas atau tingkat keajegan instrumen. Dalam melakukan uji

reliabilitas instrumen tetap menggunakan SPSS 17,0 for windows yaitu

memakai Split Half Method (Metode Belah Dua) dengan cara pembelahan

(36)

maka instrumen tersebut reliabel. Sebaliknya apabila r hitung < r tabel maka

instrumen tersebut tidak reliabel.

Adapun hasil dari validitas dan reliabilitas instrumen sebagai berikut:

1. Berdasarkan tabel instrumen Perilaku Kognitif Anak, dari 55 item

instrumen Perilaku Kognitif Anak, pernyataan yang valid dan bisa dipakai

sebanyak 42 instrumen dan pernyataan yang valid dan tidak bisa dipakai

sebanyak 13 instrumen. Adapun hasil pengujian reliabilitas dengan

menggunakan SPSS 17,0 for window memakai Spilt Half Method

dengan cara pembelahan ganjil genap diperoleh hasil tingkat reliabilitas

perilaku Kognitif anak sebesar 0,697. hal ini berarti korelasi berada pada

kategori kuat karena r hitung lebih besar dibandingkan dengan r tabel yaitu

0,697 > 0,444. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa perilaku sosial emosional anak usia dini reliabel.

2. Berdasarkan tabel instrumen bimbingan orang tua di atas, dari 77 item

instrumen bimbingan orang tua, pernyataan yang valid dan bisa dipakai

sebanyak 56 instrumen dan pernyataan yang tidak valid dan tidak bisa

dipakai sebanyak 21 instrumen. Adapun hasil pengujian reliabilitas dengan

menggunakan SPSS 17,0 for window memakai Spilt Half Method

dengan cara pembelahan ganjil genap diperoleh hasil tingkat reliabilitas

bimbingan orang tua sebesar 0,697. hal ini berarti korelasi berada pada

kategori sangat kuat karena r hitung lebih besar dibandingkan dengan r tabel

yaitu 0,697 > 0,444. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

(37)

3. Berdasarkan tabel instrumen bimbingan guru di atas, dari 78 item

instrumen bimbingan guru, pernyataan yang valid dan bisa dipakai

sebanyak 62 instrumen dan pernyataan yang tidak valid dan tidak bisa

dipakai sebanyak 16 instrumen. Adapun hasil pengujian reliabilitas dengan

menggunakan SPSS 17,0 for window memakai Spilt Half Method

dengan cara pembelahan ganjil genap diperoleh hasil tingkat reliabilitas

bimbingan guru sebesar 0,701. hal ini berarti korelasi berada pada kategori

sangat kuat karena r hitung lebih besar dibandingkan dengan r tabel yaitu

0,701 > 0,444. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa bimbingan guru reliabel.

G. Teknik Pengolahan Data

Setelah semua data terkumpul (data bimbingan orang tua,guru dan

perilaku anak), maka data tersebut diolah dan dianalisis yaitu meliputi:

1. Menguji normalitas distribusi, signifikansi regresi dan linieritas regresi serta

anova.

2. Menggambarkan secara umum peran bimbingan orang tua, bimbingan guru,

dan perilaku sosial emosional anak usia dini dengan menggunakan teknik

persentase, rata-rata dan simpangan baku. Semua perhitungan dilakukan

dengan program SPSS 17,0 for window. Adapun untuk mendeskripsikan

dan menafsirkan gambaran secara umum tentang Bimbingan Orang Tua,

Bimbingan Guru, dan Perilaku Kognitif Anak Usia Dini, menggunakan

(38)

a. > 80 % = Baik / Tinggi

b. > 60% - < 80% = Cukup Baik / Cukup Tinggi

c. > 40% - < 60% = Agak Kurang / Agak Rendah

d. >20% - < 40% = Kurang / Rendah

e. >0,0% - < 20% = sangat kurang / Sangat rendah

3. Menguji hipotesis, dengan menggunakan teknik statistik regresi sederhana,

regresi ganda, korelasi sederhana dan korelasi ganda, masing-masing

menggunakan rumus sebagai berikut:

a. Rumus Persamaan Regesi Sederhana Ŷ = a + bx b. Rumus Persamaan Regesi Ganda Ŷ = a + b₁₁₁₁x₁₁₁₁ + b₂₂₂₂x₂₂₂₂

c. Rumus Korelasi sederhana (Pearson Product Moment)

Selanjutnya adalah menentukan Koefisien Determinan untuk

mengetahui seberapa besar kontribusi bimbingan orang tua dan guru terhadap

perilaku kognitif anak usia dini yaitu dengan rumus:

KP = r2 x 100%

Dimana : KP = Nilai Koefisien determinan

(39)

Pengujian selanjutnya adalah uji signifikansi yang berfungsi untuk

mengetahui makna hubungan antara variabel X1 terhadap variabel Y, dan

variabel X2 terhadap variabel Y, dengan rumus:

Berikutnya adalah analisis korelasi berganda untuk menguji hipotesis ke-3,

yaitu apakah terdapat hubungan positif yang signifikan antara bimbingan

orang tua (X1) dan bimbingan guru (X2) terhadap perilaku Kognitif anak usia

dini (Y), dengan rumus:

=

Adapun untuk mengetahui signifikansi korelasi berganda dicari dulu

Fhitung kemudian dibandingkan dengan Ftabel dengan rumus :

Fhitung =

Dimana: R= Nilai Koefisien Korelasi Berganda k= Jumlah Variabel Bebas

n= Jumlah Sampel

Fhitung = Nilai F yang dihitung

Kaidah pengujian signifikansinya adalah jika Fhitung lebih besar atau sama

dengan harga Ftabel, maka Hipotesis nol (H0) ditolak, artinya signifikan.

Sebaliknya apabila Fhitung lebih kecil dari harga Ftabel, maka hipotesis nol (H0)

(40)
(41)

Tekhnik pengumpulan data yaitu dengan menggunakan observasi,

wawancara, angket, studi dokumentasi dan test.

H. Observasi adalah melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian

untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan.

I. Wawancara adalah s uatu cara pen gumpulan data yan g di gunakan

untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya.

J. Angket adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain yang

bersedia memberikan respon sesuai dengan permintaan pengguna dengan

tujuan mencari informasi yang lengkap mengenai suatu masalah

K. Study kepustakaan adalah ditujukan memperoleh data langsung dari tempat

(42)

laporan kegiatan, foto-foto dan sebagainya.

L. Test adalah ditujukan untuk mencari informasi tentang kemampuan yang

dimiliki oleh siswa. Dalam hal ini yang akan ditest adalah kemampuan dalam

ranah kognitif anak usia dini di taman kanak-kanak se-kecamatan palabuhan

ratu sukabumi.

c. Populasi Dan Sampel

Populasi menurut McCall (Ibnu Hadjar, 1996:133) adalah kelompok besar

individu yang mempunyai karakteristik umum yang sama. Sedangkan

sampel adalah kelompok kecil individu yang dilibatkan langsung dalam

penelitian.

Berdasarkan pengertian tersebut, maka populasi dalam rencana penelitian

ini adalahh anak-anak TK di Kecamatan Palabuhan Ratu Sukabumi yang

berjumlah 349 orang yang tersebar pada 05 Taman Kanak-Kanak di

Kecamatan Palabuhan Ratu sukabumi.

T a b e l 1

Jumlah Populasi Siswa Taman Kanak-Kanak di Kecamatan Palabuhanratu

Tahun Ajaran 2008/2009

No Nama Taman Kanak-kanal Putra Putri Jumlah

1. Tunas Bakti 11 16 27

2. Pembina 08 16 24

3. Insan Kamil 29 21 60

4. Sejahtera V 05 06 11

(43)

J u m l a h 63 73 136

Dari jumlah populasi sebesar 349 orang tersebut, selanjutnya ditetapkan

besarnya sampel dengan merujuk pada pendapat Riduwan dan Akdon

(2007:241), bahwa pengambilan sampel harus dilakukan sedemikian rupa

sehingga diperoleh sampel yang benar-benar mewakili dan dapat

menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya. Dalam hal ini teknik

yang akan digunakan adalah sampel random sampling, yaitu cara

pengumpulan sampel dari anggota populasi dengan menggunakan acak tanpa

memperhatikan strata dalam anggota populasi tersebut, karena anggota

populasi dianggap homogen.

Selanjutnya berdasarkan jumlah keseluruhan yang menjadi populasi dalam

penelitian ini sebanyak 136 orang dan yang menjadi sampel sebanyak 10 % yaitu

136 x 10 % = 69.8 atau 70 orang. Pengambilan 20 % ini berdasarkan teori

yang dikemukakan oleh Suharsini Arikunto ( 1996: 107) : "Apabila

subjeknya besar, dapat diambil antara 10%-15% atau 20%-25% atau lebih".

Untuk memudahkan hitungan dan agar lebih bermakna, maka jumlah 69,8

akan dijadikan 70 saja. Dari jumlah 70 responden tersebut untuk mempermudah

dalam penyebaran kuisioner, maka ditentukan jumlah masing-masing sampel

menurut sekolah masing-masing secara proporsional dengan rumus :

Ni

ni= .n

N

(44)

n = Jumlah Sampel seluruhnya

Ni = Jumlah Populasi menurut stratum

N = Jumlah Populasi seluruhnya

Dengan rumus diatas, maka diperoleh jumlah sampel yaitu siswa Taman

Kanak-Kanak menurut masing-masing Taman Kanak-Kanak di Kecamatan

Palabuhanratu Sukabumi adalah sebagaimana tercantum dalam tabel 2 berikut ini:

T a b e l 2

Jumlah Sampel Siswa Taman Kanak-Kanak di Kecamatan Palabuhanratu

Tahun Ajaran 2008/2009

No Nama Taman Kanak-kanak Populasi Penentuan Sampel Jumlah Responden

1 Tunas Bakti 77 77/349x70 = 15,4 16 Respoden

2 Pembina 100 100/349x70 = 20,0 20 Responden

3 Insan Kamil 91 91/349x70= 18,2 18 Responden

4 Sejahtera IV 56 56/349x70 = 11,2 11 Responden

5 Sejahtera VI 25 25/349x70 = 5,0 5 Responden

jumlah 70 Responden

Sampel dari penelitian ini diambil dari para siswa Taman Kanak-Kanak

yang ada di Kecamatan Palabuhan Ratu Sukabumi. Pemilihan ini dilakukan

(45)

kognitifnya, sehingga mudah untuk menerima pengetahuan yang sesuai dengan

kemampuannya.

d.Teknik Pengolahan Data

Teknik pengolahan data dari penelitian tentang kontribusi

bimbingan orang tua dan guru terhadap perilaku kognitif anak usia dini yaitu

dengan menggunakan:

1. Perhitungan koefisien regresi beserta pengujian linieritas regresi, baik regresi

sederhana maupun ganda.

2. Perhitungan korelasi antar variabel penelitian beserta signifikansinya, baik

korelasi sederhana maupun ganda.

3. Untuk menyatakan besar kecilnya sumbangan variabel X terhadap Y dapat

ditentukan dengan rumus koefisien diterminan.

Dan rumus-rumus tersebut adalah sebagai berikut :

1. Regresi linier sederhana

Ŷ = a + bx Riduwan (2008:145)

2. Regresi linier ganda

(46)

Riduwan (2008: 136)

(47)
(48)
(49)

A. Metode

Penelitian ini dirancang dengan menggunakan pendekatan penelitian survey.

Singaribun dan Effendi (1995: 3) mengatakan bahwa "Penelitian Survey adalah

penelitian yang mengambil sampel dari suatu, populasi dan menggunakan quesioner

sebagai alat pengumpul data yang pokok”. Pendapat ini sejalan dengan Kerlinger

(2000: 660) "Penelitian survey mengkaji populasi yang besar maupun kecil dengan

menyeleksi serta mengkaji sampel yang dipilih dari populasi itu untuk menemukan

insidensi, distribusi dan interelasi relatif dari variabel-variabel sosiologi dan

psikologi".

Menurut tingkat eksplanasinya, penelitian ini termasuk jenis penelitian

asosiatif. Sugiyono (2003: 11) menyatakan bahwa penelitian asosiatif ialah

penelitian yang mencari hubungan antara satu/beberapa variabel dengan variabel

lainnya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian dengan

pendekatan kuantitatif menuntut ketelitian, ketekunan dan sikap kritis dalam menjaring

data yaitu populasi dan sampel dari sisi homogenitas, volume dan sebarannya. Karena

data hasil penelitian ini berupa angka-angka yang harus diolah secara statistic,

maka antar variabel-variabel yang diajukan objek penelitian harus jelas pertautannya

(korelasinya) sehingga dapat ditentukan pendekatan statistic yang akan digunakan sebagai

pengolahan data yang pada gilirannya merupakan hasil analisis yang dapat dipercaya

(reliabilitas dan validitas), dengan demikian mudah untuk digeneralisasikan sehingga

rekomendasi yang dihasilkan dapat dijadikan rujukan.

(50)

kepada paradigma positivisme berdasarkan pada asumsi mengenai objek empiris,

asumsi tersebut adalah:

4. Objek/fenomena dapat diklasifikasikan menurut sifat, jenis, struktur, bentuk,

warna, dan sebagainya. Berdasarkan asumsi ini maka penelitian dapat memilih variable

tertentu sebagai objek penelitian.

5. Determinan (hubungan sebab akibat). Asumsi ini menyatakan bahwa setiap

gejala ada penyebabnya, seperti anak enggan menjawab pertanyaan gurunya tentu ada

penyebabnya. Berdasarkan pada asumsi pertama dan kedua, maka penelitian ini dapat

memilih variable yang diteliti dan menghubungkan variable satu dengan yang lainnya.

6. Suatu gejala tidak akan mengalami perubahan dalam waktu tertentu, kalau

gejala yang diteliti itu berubah terus maka akan mengalami kesulitan.

Adapun metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode

deskriptif analitik yaitu analisis yang menggambarkan suatu data yang akan dibuat

baik sendiri maupun secara kelompok. Analisis ini bertujuan untuk

menggambarkan secara sistematis data yang factual dan akurat menganai

fakta-fakta serta hubungan antar fenomena yang diselidiki atau diteliti/metode

penelitian yang memusatkan perhatiannya pada fenomena yang terjadi pada saat

ini dimana penelitian ini berusaha untuk membuat deskripsi fenomena yang

diselidiki dengan cara melukiskan fakta atau fenomena tersebut secara cermat.

(Riduwan dan Akdon, 2007: 27)

b. Tekhnik Pengumpulan Data

(51)

observasi, wawancara, angket, studi dokumentasi dan test.

M. Observasi adalah melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian

untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan.

N. Wawancara adalah suatu cara pen gump ulan data yan g digunakan

untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya.

O. Angket adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain yang bersedia

memberikan respon sesuai dengan permintaan pengguna dengan tujuan mencari

informasi yang lengkap mengenai suatu masalah

P. Study dokumentasi adalah ditujukan memperoleh data langsung dari tempat

penelitian, meliputi buku-buku yang relevan, peraturan-peraturan,

laporan kegiatan, foto-foto dan sebagainya.

Q. Test adalah ditujukan untuk mencari informasi tentang kemampuan yang dimiliki

oleh siswa. Dalam hal ini yang akan ditest adalah kemampuan dalam ranah

kognitif anak usia dini di taman kanak-kanak se-kecamatan palabuhan ratu

sukabumi.

d. Populasi Dan Sampel

Populasi menurut McCall (Ibnu Hadjar, 1996:133) adalah kelompok besar

individu yang mempunyai karakteristik umum yang sama. Sedangkan

sampel adalah kelompok kecil individu yang dilibatkan langsung dalam

penelitian.

Berdasarkan pengertian tersebut, maka populasi dalam rencana penelitian

(52)

berjumlah 349 orang yang tersebar pada 05 Taman Kanak-Kanak di

Kecamatan Palabuhan Ratu sukabumi.

T a b e l 1

Jumlah Populasi Siswa Taman Kanak-Kanak di Kecamatan Palabuhanratu Tahun

Ajaran 2008/2009

No Nama Taman Kanak-kanal Putra Putri Jumlah

1. Tunas Bakti 40 37 77

2. Pembina 48 52 100

3. Insan Kamil 46 45 91

4. Sejahtera IV 23 33 56

5. Sejahtera VI 13 12 25

J u m l a h 170 179 349

Dari jumlah populasi sebesar 349 orang tersebut, selanjutnya ditetapkan

besarnya sampel dengan merujuk pada pendapat Riduwan dan Akdon

(2007:241), bahwa pengambilan sampel harus dilakukan sedemikian rupa

sehingga diperoleh sampel yang benar-benar mewakili dan dapat

menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya. Dalam hal ini teknik

yang akan digunakan adalah sampel random sampling, yaitu cara

pengumpulan sampel dari anggota populasi dengan menggunakan acak tanpa

memperhatikan strata dalam anggota populasi tersebut, karena anggota

populasi dianggap homogen.

Selanjutnya berdasarkan jumlah keseluruhan yang menjadi populasi dalam

penelitian ini sebanyak 349 orang dan yang menjadi sampel sebanyak 20 % yaitu

(53)

yang dikemukakan oleh Suharsini Arikunto ( 1996: 107) : "Apabila

subjeknya besar, dapat diambil antara 10%-15% atau 20%-25% atau lebih".

Untuk memudahkan hitungan dan agar lebih bermakna, maka jumlah 69,8

akan dijadikan 70 saja. Dari jumlah 70 responden tersebut untuk mempermudah

dalam penyebaran kuisioner, maka ditentukan jumlah masing-masing sampel

menurut sekolah masing-masing secara proporsional dengan rumus :

Ni

ni= .n

N

Dimana : ni= Jumlah sampel menurut stratum

n = Jumlah Sampel seluruhnya

Ni = Jumlah Populasi menurut stratum

N = Jumlah Populasi seluruhnya

Dengan rumus diatas, maka diperoleh jumlah sampel yaitu siswa Taman

Kanak-Kanak menurut masing-masing Taman Kanak-Kanak di Kecamatan

Palabuhanratu Sukabumi adalah sebagaimana tercantum dalam tabel2 berikut ini:

T a b e l 2

Jumlah Sampel Siswa Taman Kanak-Kanak di Kecamatan Palabuhanratu

Tahun Ajaran 2008/2009

No Nama Taman Kanak-kanak Populasi Penentuan Sampel Jumlah Responden

1 Tunas Bakti 77 77/349x70 = 15,4 16 Respoden

2 Pembina 100 100/349x70 = 20,0 20 Responden

3 Insan Kamil 91 91/349x70= 18,2 18 Responden

4 Sejahtera IV 56 56/349x70 = 11,2 11 Responden

(54)

jumlah 70 Responden

Sampel dari penelitian ini diambil dari para siswa Taman Kanak-Kanak

yang ada di Kecamatan Palabuhan Ratu Sukabumi. Pemilihan ini dilakukan

karena siswa taman kanak-kanak adalah masa pesat untuk perkembangan

kognitifnya, sehingga mudah untuk menerima pengetahuan yang sesuai dengan

kemampuannya.

d.Teknik Pengolahan Data

Teknik pengolahan data dari penelitian tentang kontribusi

bimbingan orang tua dan guru terhadap perilaku kognitif anak usia dini yaitu

dengan menggunakan:

4. Perhitungan koefisien regresi beserta pengujian linieritas regresi, baik

regresi sederhana maupun ganda.

5. Perhitungan korelasi antar variabel penelitian beserta signifikansinya, baik

korelasi sederhana maupun ganda.

6. Untuk menyatakan besar kecilnya sumbangan variabel X terhadap Y dapat

ditentukan dengan rumus koefisien diterminan.

Dan rumus-rumus tersebut adalah sebagai berikut :

1. Regresi linier sederhana

Ŷ = a + bx Riduwan (2008:145)

2. Regresi linier ganda

(55)

3. Korelasi Sederhana

Riduwan (2008: 136)

(56)
(57)

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah digambarkan

pada uraian terdahulu, maka dapat ditarik simpulan sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan bahwasanya kontribusi

bimbingan orang tua terhadap perilaku kognitif anak taman kanak-kanak

tergolong rendah. Hal ini disebabkan oleh masih rendahnya pengetahuan

orang tua dalam ranah kognitif, mereka belum mengerti tentang kognitif itu

sendiri sehingga hal tersebut berimbas terhadap perilaku kognitif anak

taman kanak-kanak. Selain itu, mereka hanya memfokuskan bimbingan

pada aspek sosial-emosiaonalnya saja dan tidak pada aspek kognitifnya.

Hasil penelitian yang dilakukan membuktikan teori yang dikemukakan

oleh Daradjat (1996 :58) bahwa orang tua adalah Pembina pribadi yang

pertama dalam hidup anak. Kepribadian orang tua, sikap dan cara hidup

mereka, merupakan unsur-unsur pendidikan yang secara tidak langsung

akan masuk kedalam pribadi anak yang sedang tumbuh. Hubungan yang

serasi, penuh pengertian dan kasih sayang akan membawa pembawaan

pribadi yang tenang, terbuka dan mudah dididik, karena anak mendapatkan

kesempatan yang cukup baik untuk tumbuh dan berkembang.

2. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwasanya guru sangat besar

(58)

kanak-kanak, hal ini sesuai dengan apa yang disampaikan oleh Djamarah

(2005: 4) bahwasanya bimbingan guru adalah upaya yang dilakukan guru

dalam menanamkan sejumlah norma ke dalam jiwa anak didik agar

menjadi orang yang berilmu pengetahuan, mempunyai sikap dan watak

yang baik, yang cakap dan terampil, bersusila dan berakhlak mulia.

Guru disekolah juga merupakan pendidik yang kedua, secara teoritis.

Mereka bertanggung jawab terhadap perilaku anak taman kanak-kanak

terutama perilaku kognitif, tatkala rumah tidak lagi menjalankan

fungsinya sebagai tempat pendidikan, maka seluruh tugas harus diambil

alih oleh sekolah terutama guru.

3. Dari hasil penelitian menunjukan bahwa bimbingan orang tua dan guru

secara bersama-bersama berkorelasi positif signifikan dengan perilaku

kognitif anak, hal ini ditunjukan dengan oleh angka koefisien korelasi

sebesar 0,702. Dengan angka koefisien korelasi tersebut, menggambarkan

bahwa adanya hubungan yang sangat kuat antara bimbingan orang tua

dan guru secara bersama-bersama terhadap perilaku kognitif anak.Taman

Kanak-Kanak di Kecamatan Palabuhan Ratu Kabupaten Sukabumi.

4. Besarnya kontribusi bimbingan orang tua terhadap perilaku kognitif anak

taman kanak-kanak sebesar 26%. Hasil perhitungan diatas

menggambarkan adanya kontribusi positif yang signifikan antara

bimbingan orang tua dengan perilaku kognitif anak Taman Kanak-Kanak

(59)

5.Besarnya kontribusi bimbingan guru terhadap perilaku kognitif anak

Taman Kanak-Kanak di Kecamatan Palabuhan Ratu Kabupaten Sukabumi

sebesar 47%. Hasil perhitungan di atas menggambarkan terdapat

kontribusi positif yang signifikan antara bimbingan guru dengan perilaku

kognitif anak taman Kanak-Kanak di Kecamatan Palabuhan Ratu

Kabupaten Sukabumi.

6. Dari hasil penelitian menunjukan bahwa bimbingan orang tua dan guru

secara bersama-bersama berkorelasi positif signifikan dengan perilaku

kognitif anak, hal ini ditunjukan dengan angka koefisien korelasi sebesar

0,702. Adapun kontribusinya adalah sebesar 49%. Dari hasil perhitungan

di atas menggambarkan adanya kontribusi positif yang signifikan antara

bimbingan orang tua dan guru terhadap perilaku kognitif anak Taman

Kanak-Kanak di Kecamatan Palabuhan Ratu Kabupaten Sukabumi.

B. Rekomendasi

Berdasarkan temuan hasil penelitian di atas, penulis menyampaikan

beberapa rekomendasi untuk orang tua dan guru-guru TK di Kecamatan

Palabuhan Ratu Kabupaten Sukabumi sebagai berikut:

1. Untuk orang tua anak Taman Kanak-Kanak

a. Bagi para orang tua anak Taman kanak-kanak khususnya yang berada

di Kecamatan Palabuhan Ratu Sukabumi hendaknya mamperluas

wawasan dengan cara banyak membaca buku, koran, majalah, banyak

(60)

mengaplikasikan pengetahuannya terutama pengetahuan tentang

perilaku kognitif anak karena perilaku kognitif anak sangat penting

bagi pertumbuhan dan perkembangannya, hal ini seperti apa yang

disampaikan oleh Muhibbin Syah bahwasanya perilaku kognitif

merupakan kemampuan anak dalam mengolah berbagai informasi

terutama pada aspek pemahaman anak tentang materi informasi yang

diberikan oleh guru, para orang tua dapat membantunya dengan cara

menyediakan alat-alat kegiatan sekolah dirumah agar anak terbiasa

dengan media yang ada sehingga apa yang disampaikan oleh guru

disekolah akan selalu diingatnya dan selalu melekat didalam

memorinya.

b. Para orang tua hendaknya mengetahui sejak dini tentang

perkembangan dan permasalahan anak. Hal ini sesuai dengan yang

disampaikan oleh Ernawulan (2005:35), orang tua hendaknya dapat

memberikan bimbingan terutama dalam hal menerima informasi

sehingga perilaku kognitif anak akan meningkat, dalam hal ini orang

tua dapat membantunya dengan cara membimbingnya secara intensif

serta dapat membantu anak dalam menyelesaikan masalah yang

dihadapinya. Seperti: membantu anak yang belum bisa menyebutkan

huruf, angka, benda, menyelesaikan masalahnya sendiri, dll dengan

cara merangsang ingatannya melalui media yang ada dirumah.

Gambar

Gambar 1  Linieritas Regresi X 1 ke Y Normal P-P Plot Regression Standardized Residual
Gambar Model Keterkaitan Variabel Penelitian
Tabel 1
Jumlah  Sampel Anak Taman Kanak-Kanak di Kecamatan Tabel 2 Palabuhanratu Sukabumi Tahun Ajaran 2009/2010

Referensi

Dokumen terkait

Kesimpulan penelitian ini adalah ada pengaruh yang positif penggunaan metode permainan tradisional congklak terhadap perkembangan kognitif (berhitung) anak usia dini di TK

9. Alamamater yang ku banggakan.. HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP PERKEMBANGAN KOGNITIF ANAK USIA DINI DI TK AISYIYAH BUSTANUL ATHFAL LIMPUNG KABUPATEN BATANG TAHUN

Efektivitas Metode Bermain Peran Dalam Meningkatkan Kreativitas Anak Usia Dini di Taman Kanak-kanak Al-Khairiyah Labuhan Ratu Bandar Lampung. Anak usia dini

Simpulan pada artikel ini adalah: (1) lagu kreasi tematik untuk anak usia dini adalah produk yang sangat valid, dimana lagu ini merupakan lagu yang tepat digunakan

Dalam pelaksanaannya, enam bidang bimbingan bisa diimplemantasikan semua untuk anak usia dini, layanan yang bisa dilaksanakan untuk anak usia dini di TK Islam Surabaya hanya

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang menggambarka pengenalan dan penerapan guru PAUD tentang modifikasi perilaku kognitif pada anak usia dini..

Simpulan dari penelitian ini adalah persepsi guru taman kanak-kanak terhadap pendidikan seksual untuk anak usia dini di TK Tambaksari Surabaya dikatakan cukup

1.3 TUJUAN Menjelaskan tentang pentingnya penerapan Pancasila terhadap anak usia dini serta mengetahui peran orang tua serta guru dalam mengamalkan Pancasila pada anak usia dini