ABSTRAK ...i
KATA PENGANTAR ...ii
UCAPAN TERIMA KASIH ...vi
DAFTAR ISI ...vii
G. Metodologi Penelitian ...15
BAB II KAJIAN TEORITIS A. Prilaku Kognitif Anak Usia Dini ...18
1. Arti Penting Aspek Kognitif ...18
2. Aspek-aspek Kognitif ...21
3. Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini ...24
4. Prinsip-Prinsip Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini ...32
5. Perilaku Kognitif ...36
6. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Perilaku Kognitif ...39
B. Bimbingan Orang tua ...45
1. Konsep Bimbingan Orang Tua ...45
2. Aspek-Aspek Bimbingan Orang Tua ...46
3. Langkah-Langkah Bimbingan Orang Tua ...51
C. Bimbingan Guru ...52
1. Konsep Bimbingan Guru ...52
2. Aspek-Aspek Bimbingan guru ...55
3. Langkah-Langkah Bimbingan Anak Taman Kanak-kanak ...60
D. Hakikat Anak Usia Dini………68
1. Pengertian Anak Usia Dini ………..………68
2. Prinsip-Prinsip Perkembangan Anak Usia Dini ………....………. 71
3. Karakteristik Anak Usia Dini ………..74
4. Pola Perkembangan Anak Usia Dini ………..……….79
5. Pendidikan Anak Usia Dini ……….…………81
BAB III METODE PENELITIAN A. Teknik, Metode dan Pendekatan Penelitian ...85
B. Lokasi dan Sumber Data Penelitian ...87
C. Populasi dan Sampel Penelitian ...88
D. Definisi Operasional Variabel ...91
E. Data dan Alat Pengumpul Data ...92
F. Hasil Uji Coba Instrumen ...97
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskriptif Data ………. 102
B. Pengujian Persyaratan analisis ……….. 105
C. Pengujian Hipotesis ……….. 106
D. Analisis Data Hasil Penelitian……… 120
E. Pembahasan Hasil Penelitian ……… 124
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Simpulan ...149
B. Rekomendasi ...151
DAFTAR PUSTAKA ...154
Tabel 1 Jumlah Populasi Murid Taman Kanak-Kanak Kelompok B Sekecamatan Palabuhanratu Kabupaten Sukabumi Tahun
pelajaran 2009-2010...89
Tabel 2 Jumlah Sampel Murid TK Kelompok B Kecamatan Palabuhanratu Kabupaten sukabumi Tahun Pelajaran 2009-2010 ...90
Tabel 3 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian ... 93
Tabel 4 Distribusi Frekuensi bimbingan Orang tua ... 103
Tabel 5 Distribusi Frekuensi bimbingan Guru ... 104
Tabel 6 Distribusi Frekuensi Perilaku Kognitif Anak Usia Dini ... 105
Tabel 7 Hasil Pengujian normalitas variabel X1, X2, dan Y ... 106
Tabel 8 Koefisien Korelasi antar Variabel ... 107
Tabel 9 Besaran Korelasi dan Konteribusi Antar Variabel ...119
Tabel 10 Hasil Pengujian Linieritas Regresi ...120
Tabel 11 Deskripsi Aspek-Aspek Bimbingan Orang Tua (X1) ...121
Tabel 12 Deskripsi Aspek-Aspek Bimbingan Guru (X2) ...122
Gambar 1 Linieritas Regresi X1 ke Y
Normal P-P Plot Regression Standardized Residual
Dependent Variabel : Perilaku Kognitif Anak………..110
Gambar 2 Linieritas Regresi X2 ke Y
Normal P-P Plot Regression Standardized Residual
Dependent Variabel : Perilaku Kognitif Anak………..114
Gambar 3 Linieritas Regresi X1 dan X2 ke Y
Normal P-P Plot Regression Standardized Residual
Dependent Variabel : Perilaku Kognitif Anak………118
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Menurut Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003
pasal 1 menyebutkan bahwasannya pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah
Suatu upaya pembinaan yang ditujukann kepada anak sejak lahir sampai
dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan
untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar
anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan selanjutnya.
Selanjutnya dalam Peraturan Pemerintah No. 27 tahun 1990 pasal 3
menyebutkan bahwasanya pendidikan pra sekolah (TK) merupakan suatu
pendidikan yang bertujuan untuk membantu meletakkan dasar ke arah
perkembangan sikap, pengetahuan, keterampilan, dan daya cipta yang
diperlukan oleh anak usia dini dalam menyesuaikan diri dengan
lingkungannya dan untuk pertumbuhan serta perkembangan selanjutnya.
Tujuan di atas menyiratkan bahwa pendidikan pra sekolah secara umum
memfokuskan pada upaya untuk mampu meletakkan dasar kearah terjadinya
perkembangan baik sikap, pengetahuan, keterampilan dan daya cipta.
Pendidikan pra sekolah menekankan pada pengembangan aspek-aspek
perkembangan pribadi yang diperlukan atau dipersyaratkan untuk proses
perkembangan anak pada saat ini dan selanjutnya. ( M. Solehuddin, 1997)
Anak pada usia Taman Kanak-kanak adalah sosok individu yang sedang
menjalani suatu proses perkembangan dengan sangat pesat dan sangat
fundamental bagi kehidupan selanjutnya. Anak memiliki dunia dan
karakteristik tersendiri yang jauh berbeda dengan dunia dan karakteristik
orang dewasa. Anak sangat aktif, dinamis, antusias, dan hampir selalu ingin
tahu terhadap apa yang di lihat dan di dengarnya serta seolah-olah tak pernah
berhenti untuk belajar.
Menurut Erickson, E.H ( dalam Helms & Turner, 1994: 64) memandang
bahwa periode ini sebagai fase “Sense Of Initiative” yang mana pada periode
ini anak harus di dorong untuk mengembangkan inisiatifnya, seperti
kesenangan untuk mengajukan pertanyaan dari apa yang dilihat, didengar dan
dirasakannya. Jika anak tidak mendapatkan hambatan dari lingkungannya,
maka anak-anak mampu mengembangkan inisiatif dan daya kreatifnya, dan
hal-hal yang produktif dalam bidang yang disenanginya. Pada fase ini,
terjamin atau tidaknya kesempatan untuk berprakarsa (dengan adanya
kepercayaan dan kemandirian yang memungkinkannya untuk berprakarsa),
akan menumbuhkan inisiatif, sebaliknya apabila terlalu banyak dilarang dan
ditegur anak akan merasa serba salah dan berdosa (Guilty).
Menurut Froebel (dalam Roopnaire J.L & Jhonson, J.E. 1993: 56)
menyebutkan bahwa anak merupakan suatu fase yang sangat penting dan
berharga karena pada masa pembentukan dalam periode kehidupan manusia (
a noble and malleable phase of human life). Oleh karena itu, masa anak sering
merupakan fase yang sangat fundamental bagi perkembangan individu, karena
pada fase inilah terjadinya peluan yang sangat besar untuk pembentukan dan
pengembangan pribadi seseorang. Menurut Froebel, jika orang dewasa mampu
menyediakan suatu “Taman” yang dirancang sesuai dengan potensinya dan
bawaan anak, anak-anak akan berkembang secara wajar.
Pendidikan anak usia dini merupakan faktor utama dalam pembentukan
pribadi manusia, oleh karena itu orang tua sebagai orang yang pertama kali
mengetahui pertumbuhan dan perkembangan anak, hendaknya
memperlakukan anak sebaik mungkin. Perlakuan orang tua ini akan mendapat
kesan-kesan yang akan membentuk prilaku sosialnya. Hal ini sesuai dengan
pendapat Hoffman (1970: 130) “bahwa perlakuan orang tua dalam
pengasuhan anak sangat menentukan prilaku anak menjadi prososial atau anti
sosial”.
Otak manusia bersifat hologram yang dapat mencatat, menyerap,
menyimpan, meresepon, mereproduksi dan merekonstruksi informasi.
Kemampuan otak yang dipengaruhi oleh kegiatan neuron ini tidak bersifat
spontan, tetapi dipengaruhi oleh stimulasi yang diterima indra. Struktur fisik
otak anak dipengaruhi oleh stimulasi yang diterima pada tahun-tahun pertama,
dalam hal tersebut relative menetap hingga masa-masa kehidupan selanjutnya.
Implikasinya adalah bahwa anak yang tidak mendapatkan lingkungan yang
merangsang pertumbuhan otak atau tidak mendapatkan stimulasi psikososial
seperti jarang disentuh atau bermain, akan mengalami kelambatan
stimulasi, kelambatan tersebut tidak saja dalam hal kecerdasan, tetapi juga
berpengaruh terhadap pembentukan kepribadian anak.
Ditinjau dari perkembangan otak manusia, maka tahap perkembangan
pada usia dini menempati posisi yang paling vital, yakni mencapai 80%
perkembangan otak. Lebih jelasnya bayi lahir telah mencapai perkembangan
otak 25% orang dewasa. Untuk menuju manusia 50% dicapai hingga usia 4
tahun, 80% hingga usia 8 tahun dan selebihnya diproses hingga anak usia 18
tahun. Dengan demikian, usia 0-8 tahun memegang peranan yang sangat besar
karena perkembanan otak mengalami lompatan dan berjalan demikian pesat.
Oleh Karena itu, anak usia dini juga disebut dengan masa “Golden Age” (usia
emas) karena perkembangannya yang luar biasa.
Stimulasi pendidikan untuk merangsang pertumbuhan anak terutama
anak usia dini tidak akan memberikan arti bagi masa depan anak jika tingkat
kesehatan dan gizi tidak menguntungkan. Pertumbuhan otak anak ditentukan
oleh bagaimana cara orang tua mengasuh dan memberi makan serta
menstimulasi anak pada usia dini yang sering disebut Critical Period. Gizi
yang tidak seimbang maupun gizi buruk serta tingkat kesehatan anak yang
rendah akan menghambat pertumbuhan otak, dan pada gilirannya akan
menurunkan kemampuan otak dalam mencatat, menyerap, menyimpan,
mereproduksi dan merekonstruksi informasi.
Menurut Piaget (dalam Roopnaire, J.L & Jhonson, J.E, 1993: 56)
menjelaskan bahwa perkembangan anak berlangsung melalui suatu urutan
ditandai oleh karakteristik tertentu dalam cara berfikir dan berbuat. Pada
intinya, proses perkembangan berfikir ini bergeser dari yang bersifat konkrit
kearah yang bersifat abstrak, dan fase ini atau proses berfikir ini terjadi pada
masa anak usia dini.
Usia anak dini atau Taman Kanak-kanak merupakan usia yang turut
menentukan tingkat ketercapaian perkembangan pada fase berikutnya. Pada
fase perjalanan kehidupan, anak usia dini khususnya TK ada yang menghadapi
permasalahan. Apalagi kebanyakan anak tidak dapat mengungkapkan apa
yang sedang dialaminya dan apa yang seharusnya dilakukan. Pada pihak lain,
pendidikpun umumnya menganggap masalah anak TK merupakan hal yang
biasa karena usianya masih muda, oleh karena itu kurang mendapat perhatian
yang serius.
Berdasarkan pada permasalahan tersebut dan berdasarkan pada
pemantauan sehari-hari pada anak usia dini yaitu taman kanak-kanak yang ada
dikecamatan Palabuhan ratu, dimana anak-anak belum mampu menunjukkan
prilaku kognitif seperti misalnya : anak-anak belum mampu menyusun
balok-balok secara benar, belum mampu membedakan warna-warna, belum mampu
menyebutkan angka-angka, belum mampu menunjukkan kembali apa yang
disampaikan guru dan bahkan ada anak yang tidak mau dan tidak mampu
menjawab pertanyaan gurunya.
Perilaku-perilaku ini tidak bisa dibiarkan begitu saja apalagi perilaku
kognitif anak memengaruhi terhadap kecerdasan berfikir anak usia dini dan
terutama anak usia dini, dimana anak usia dini memiliki potensi dalam
mengembangkan kemampuan berbahasa, matematika, keterampilan berfikir
dan pembentukan stabilitas emosional. Perkembangan perilaku kognitif anak
dipengaruhi oleh pengalaman yang di dapat anak pada awal tahun
kehidupannya, terutama pengalaman yang menyenangkan. Oleh karena itu,
orang tua sebagai orang yang pertama mengetahui akan tumbuh kembang
anak dan guru sebagai pendidik kedua-duanya merupakan dua mata rantai
yang tidak dapat dipisahkan salah satunya dalam pendidikan anak, mereka
memegang peran penting dalam membimbing dan mengajarkan anak bagi
kelanjutan kehidupan terutama anak usia dini yang merupakan dasar bagi
kelanjutan pendidikan selanjutnya. Seperti menurut Hurlock (1978: 372)
mengatakan bahwa ”orang yang paling penting bagi anak adalah guru, orang
tua, dan teman sebayanya, dari mereka itulah anak mengenal sesuatu yang
salah dan benar (Triall and Error)”.
Menurut UU No. 20 tahun 2003 Bab IV pasal 10 Ayat 4: bahwa
”Pendidikan keluarga merupakan bagian dari jalur pendidikan luar sekolah
yang diselenggarakan dalam keluarga dan yang memberikan keyakinan
agama, nilai budaya, nilai moral, dan keterampilan”. Berdasarkan UU
tersebut, maka fungsi keluarga dalam pendidikan adalah menyangkut
penanaman, pembimbingan atau pembiasaan nilai-nilai agama, budaya dan
keterampilan-keterampilan tertentu yang bermanfaat bagi anak.
Selain itu, guru memegang peranan sentral dalam proses belajar
oleh kemampuan yang di miliki oleh guru dalam menjalankan tugasnya.
Menurut Aqib (2002: 22) menyebutkan bahwa guru adalah faktor penentu
bagi keberhasilan pendidikan di sekolah, karena guru merupakan sentral serta
sumber kegiatan belajar mengajar.
Guru hendaknya menjalin komunikasi aktif dari dasar lubuk hati
sehingga anak mampu merasakannya, dan anak akan dekat dengannya.
Dengan kondisi demikian, mudah bagi orang tua dan guru untuk mengarahkan
dan membimbing anak untuk mengembangkan potensinya secara aktif. Selain
itu, guru juga harus menjalin komunikasi dengan orang tua untuk mengetahui
tumbuh dan kembang anak sehingga akan terjalin satu sinergitas yang baik
diantara keduanya.
Berdasarkan pada asumsi bahwa guru dan orang tua merupakan orang
yang paling penting pada perkembangan anak maka penulis memfokuskan
penelitian untuk mengetahui apakah bimbingan orang tua dapat berpengaruh
terhadap perilaku kognitif anak usia dini di kecamatan Palabuhan ratu?
Apakah bimbingan guru dapat berpengaruh terhadap perilaku kognitif anak
usia dini? Apakah bimbingan orang tua dan guru dapat berpengaruh terhadap
perilaku kognitif anak usia dini?
Selanjutnya untuk menghindari kesalahpahaman, penulis perlu
mempertegas kalimat ”Perilaku Kognitif” yang tersirat dalam judul penelitian
ini. Karena kalimat kognitiif masih bersifat umum maka penulis
memfokuskan penelitian ini pada aspek Ingatan, pemahaman dan pemecahan
B. Rumusan Masalah dan Batasannya
Anak pada usia Taman Kanak-Kanak adalah sosok individu yang
sedang menjalani suatu proses perkembangan dengan sangat pesat dan sangat
fundamental bagi kehidupan selanjutnya. Anak memiliki dunia dan
karakteristik tersendiri yang jauh berbeda dengan dunia dan karakteristik
orang dewasa. Anak sangat aktif, dinamis, antusias, dan hampir selalu ingin
tahu terhadap apa yang dilihat dan didengarnya serta seolah-olah tak pernah
berhenti untuk belajar.
Menurut Erickson, E.H ( Helms & Turner, 1994: 64) memandang bahwa
periode ini sebagai fase “Sense Of Initiative” yang mana pada periode ini anak
harus di dorong untuk mengembangkan inisiatifnya, seperti kesenangan untuk
mengajukan pertanyaan dari apa yang dilihat, didengar dan dirasakannya.
Sesuai dengan pernyataan tersebut diatas, Stimulasi pendidikan untuk
merangsang pertumbuhan anak terutama anak usia dini tidak akan
memberikan arti bagi masa depan anak jika tingkat kesehatan dan gizi tidak
menguntungkan. Pertumbuhan otak anak ditentukan oleh bagaimana cara
orang tua mengasuh dan memberi makan serta menstimulasi anak pada usia
dini yang sering disebut Critical Period. Gizi yang tidak seimbang maupun
gizi buruk serta tingkat kesehatan anak yang rendah akan menghambat
pertumbuhan otak, dan pada gilirannya akan menurunkan kemampuan otak
dalam mencatat, menyerap, menyimpan, mereproduksi dan merekonstruksi
informasi.
Uraian diatas mengisyaratkan bahwa faktor penentu pada perkembangan
pendapat Uhbiyati (dalam Mansyur: 2005) menyatakan “dalam keluarga inilah
akan terjadi interaksi pendidikan pertama dan utama bagi anak, yang menjadi
pondasi dalam pendidikan selanjutnya”. Oleh karena itu, orang tua khususnya
merupakan tonggak utama pendidikan keluarga sebelum mereka berinteraksi
dengan lingkungan diluar keluarga.
Selain itu, guru yang nota bene adalah orang kedua setelah orang tua
memegang peranan penting dalam menetukan perkembangan anak usia dini
terutama pembentukan perilaku kognitif anak usia dini. Oleh karena itu,agar
potensi anak dapat tumbuh dan kembang dengan baik maka harus ada
sinergitas antara orang tua dan guru, menjalin komunikasi aktif setiap
perkembangan dan pertumbuhan anak usia dini.
Berdasarkan pada asumsi di atas, maka penelitian ini difokuskan untuk
mengetahui bagaimana perlakuan orang tua di rumah dan bimbingan guru di
sekolah dapat berpengaruh terhadap perilaku kognitif anak usia dini.
Masalah-masalah tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut :Bagaimana kontribusi
bimbingan orang tua dan guru terhadap perkembangan kognitif anak usia dini
ditaman kanak-kanak se-kecamatan Palabuhanratu Sukabumi.
Dari rumusan masalah tersebut pertanyaan penelitian yang di ajukan
adalah sebagai berikut :
1. Bagaimanakah gambaran bimbingan orang tua, guru, dan perilaku kognitif
anak usia dini di kecamatan Palabuhan Ratu Sukabumi ?
2. Seberapa besar kontribusi bimbingan orang tua terhadap perilaku kognitif
3. Seberapa besar kontribusi bimbingan guru terhadap perilaku kognitif anak usia dini di kecamatan Palabuhan Ratu Sukabumi ?
4. Seberapa besar kontribusi bimbingan orang tua dan guru terhadap perilaku
kognitif anak usia dini di kecamatan Palabuhan Ratu Sukabumi ?
Keterkaitan antara variabel-variabel yang terlibat dalam penelitian ini,
dapat dijelaskan pada paradigma penelitian sebagai berikut :
rx₁y
R X₁X₂Y
rx₂y
Gambar
Model Keterkaitan Variabel Penelitian
Keterangan :
X1 = Bimbingan orang tua(variabel eksogen = variabel bebas)
X2 = Bimbingan guru(variabel eksogen = variabel bebas)
Y = Perilaku kognitif (variabel endogen = variabel terikat)
X
1X
2C. Tujuan Penelitian
Secara umum, maksud penelitian ini adalah untuk mendapatkan
gambaran tentang besarnya kontribusi bimbingan orang tua di rumah dan
guru di sekolah terhadap perilaku kognitif anak usia dini. Berdasarkan hal
tersebut dan dengan mengacu kepada rumusan masalah yang telah diuraikan
di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi empiris
tentang :
1. Bagaimanakah gambaran bimbingan orang tua, guru, dan perilaku kognitif
anak usia dini di kecamatan Palabuhan Ratu Sukabumi
2. Seberapa besar kontribusi bimbingan orang tua terhadap perilaku kognitif
anak usia dini di kecamatan Palabuhan Ratu Sukabumi
3. Seberapa besar kontribusi bimbingan guru terhadap perilaku kognitif anak usia dini di kecamatan Palabuhan Ratu Sukabumi
4. Seberapa besar kontribusi bimbingan orang tua dan guru terhadap perilaku
kognitif anak usia dini di kecamatan Palabuhan Ratu Sukabumi
D. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini, diharapkan akan bermanfaat baik secara
teoritis maupun praktis.
1. Secara teoritis
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan
pemikiran mengenai faktor-faktor dominan yang dipandang berpengaruh
2. Secara Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaaat praktis
terutama bagi orang tua dan guru.
a. Manfaat bagi orang tua
Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu orang tua dalam
memahami tentang pentingnya perilaku kognitif bagi anak usia dini
dan pentingnya memahami tentang bagaimana mengasuh dan
membimbing anak agar memiliki perilaku kognitif yang baik.
b. Manfaat bagi guru
Hasil penelitian ini diiharapkan dapat membantu para guru
Taman Kanak-kanak dalam memahami tentang perilaku kognitif anak
usia dini dan beberapa faktor yang lebih dominan dalam
mempengaruhinya, dan memahami bagaimana membimbing anak
agar memiliki perilaku atau potensi kognitif yangb baik seperti apa
yang diharapkannya. Dengan demikian, guru-guru diharapkan dapat
memberikan bantuan yang berarti bagi anak.
E. Asumsi Penelitian
Penelitian ini berdasarkan pada asumsi-asumsi dasar sebagai berikut :
1. Orang tua merupakan pembina pribadi yang pertama bagi anak, dan tokoh
yang diidentifikasi atau ditiru oleh anak. Maka seyogyanya orang tua
memiliki kepribadian yang baik atau berakhlakul karimah. (Yusuf Syamsu,
2007: 138)
yang sistematis dalam melaksanakan bimbingan, pengajaran, dan latihan
kepada anak agar mereka berkembang sesuai dengan potensinya. ( Yusuf
Syamsu, 2007: 140)
3. Sesuai dengan ketentuan umum dalam Undang-Undang No. 20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I pasal 1 menyebutkan bahwa :
“Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualitas sebagai guru,
dosen, konselor, pamong belajar, widyaswara, tutor, instruktur, fasilitator,
dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi
dalam menyelenggarakan pendidikan”. Guru berarti harus memiliki
kekhususan yang menjadi ciri kualitas dan profesi yang mengandung
makna kesediaan seseorang untuk mengabdikan dirinya dalam suatu
bidang pekerjaan yaitu mendidik.
4. Kemampuan kognitif adalah kemampuan berfikir logis, kritis, memberi
alasan, memecahkan masalah dan menemukan hubungan sebab akibat.
(Paul, 2001: 25) Perkembangan kognitif menunjukkan perkembangan dari
cara anak berpikir. Kemampuan anak untuk mengkoordinasikan berbagai
cara berpikir untuk menyelesaikan berbagai masalah dapat dipergunakan
sebagai tolok ukur pertumbuhan kecerdasan. (Soemiarti, 1995: 27)
F. Definisi Operasional
Ada tiga variabel yang perlu didefinisikan secara operasional pada penelitian
1. Bimbingan orang tua
Bimbingan orang tua adalah segenap curahan kasih dan sayang
yang diberikan oleh ayah dan ibu untuk pengembangan kepribadian yang
dimiliki anak dengan cara memberikan didikan, bimbingan dan perawatan
kepada anak-anaknya. Bimbingan tersebut dapat membantunya dengan
cara: a) keteladanan b) kebiasaan c) nasihat d) perhatian dan e) hukuman.
Teori yang digunakan adalah modifikasi dari Syamsu Yusuf (2004),
Abdullah Syah (2001) dan Muhibbin Syah (2003)
2. Bimbingan guru
Bimbingan guru adalah suatu upaya yang dilakukan guru dalam
membantu perkembangan anak secara optimal. Bimbingan ini meliputi
layanan: a) Pemahaman b) Pemberian Informasi c) Pembiasaan d)
Pemberian Contoh e) Evaluasi. (Syah Muhibbin, 2007: 80)
3. Perilaku Kognitif
Perilaku kognitif adalah Kemampuan anak dalam mengkoordinasikan
berbagai cara berpikir untuk menyelesaikan berbagai masalah. Adapun
perilaku tersebut adalah berupa: a) Pemahaman b) Ingatan c) Pemecahan
Masalah. (Margareth, 2001: 177)
G. Hipotesis
Hipotesis menurut Riduwan (2004:35) adalah jawaban sementara terhadap
rumusan masalah atau sub masalah yang diajukan oleh peneliti, yang dijabarkan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka terdapat tiga hipotesis dalam
pengujian penelitian ini. Yaitu :
1. Terdapat kontribusi positif yang signifikan antara bimbingan orang tua
terhadap perilaku kognitif anak usia dini di Taman Kanak-kanak
se-kecamatan Palabuhanratu Sukabumi. Hipotesis statistiknya yaitu: Ho: rxy= 0
dan Ha: rxy > 0
2. Terdapat kontribusi positif yang signifikan antara bimbingan guru terhadap
perilaku kognitif anak usia dini di Taman Kanak-kanak se-kecamatan
Palabuhan Ratu Sukabumi. Hipotesis statistiknya yaitu : Ho: rxy > 0
3. Terdapat kontribusi positif yang signifikan antara bimbingan orang tua dan
guru secara bersama-sama terhadap perilaku kognitif anak usia dini di
Taman Kanak-kanak se-kecamatam palabuhan ratu sukabumi. Hipotesis
statistiknya yaitu : Ho: rxy = 0 dan Ha: rxy > 0
H. Metode Penelitian
Penelitian ini dirancang dengan menggunakan pendekatan penelitian
survey. Singaribun dan Effendi (1995:3) mengatakan bahwa "Penelitian Survey
adalah penelitian yang mengambil sampel dari suatu, populasi dan
menggunakan quesioner sebagai alat pengumpul data yang pokok”. Pendapat
ini sejalan dengan Kerlinger (2000:660) "Penelitian survey mengkaji populasi
yang besar maupun kecil dengan menyeleksi serta mengkaji sampel yang dipilih
dari populasi itu untuk menemukan insidensi, distribusi dan interelasi relatif dari
variabel-variabel sosiologi dan psikologi".
metode deskriptif analitik yaitu analisis yang menggambarkan suatu data
yang akan dibuat baik sendiri maupun secara kelompok. Analisis ini
bertujuan untuk menggambarkan secara sistematis data yang faktual dan
akurat menganai fakta-fakta serta hubungan antar fenomena yang diselidiki
atau diteliti/metode penelitian yang memusatkan perhatiannya pada fenomena
yang terjadi pada saat ini dimana penelitian ini berusaha untuk membuat
deskripsi fenomena yang diselidiki dengan cara melukiskan fakta atau
fenomena tersebut secara cermat. (Riduwan dan Akdon, 2007:27)
Adapun tekhnik pengumpulan datanya dilakukan melalui observasi,
wawancara, dan komunikasi tertulis dari sumber data dengan cara
mengajukan angket yang digunakan untuk mengungkap kontribusi bimbingan
oarang tua, bimbingan guru dan perilaku kognitif. Selain itu, rencana
penelitian ini juga menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu pendekatan
yang memungkinkan di lakukan pencatatan data hasil penelitian secara nyata
dalam bentuk angka sehingga memudahkan proses analisis data dan
penafsirannya.
I. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi Penelitian
Populasi menurut McCall (Ibnu Hadjar, 1996:133) adalah kelompok
besar individu yang mempunyai karakteristik umum yang sama.
Sedangkan sampel adalah kelompok kecil individu yang dilibatkan langsung
dalam penelitian. Berdasarkan pengertian tersebut, maka populasi dalam
yang berjumlah 218 yang tersebar di 5 Taman Kanak-kanak di Kecamatan
Palabuhan Ratu Sukabumi.
2. Sampel Penelitian
Dari jumlah populasi sebesar 218 orang tersebut, selanjutnya
ditetapkan besarnya sampel dengan merujuk pada pendapat Riduwan dan
Akdon (2007:241), bahwa pengambilan sampel harus dilakukan sedemikian
rupa sehingga diperoleh sampel yang benar-benar mewakili dan dapat
menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya. Dalam hal ini
teknik yang akan digunakan adalah sampel random sampling, yaitu cara
pengumpulan sampel dari anggota populasi dengan menggunakan acak
tanpa memperhatikan strata dalam anggota populasi tersebut, karena
anggota populasi dianggap homogen. Karena populasinya telah diketahui,
dengan tingkat presisinya sebesar 10%, maka jumlah sampelnya ditetapkan
68 anak, dengan rincian: 8 orang dari TK Tunas Bakti, 17 TK Pembina, 19
TK Insan Kamil, 10 Sejahtera, 14 TK Gema
etidakmampuan anak dalam mengekpresikan apa yang dalam fikirannya itu dipengaruhi oleh lingkungan yang ada disekitarnya baik dari orang tua, guru, dan teman sebayanya. Menurut Piaget (2001:49) bahwa seorang anak membentuk pengetahuannya sendiri. proses asimilasi dan akomodasi yang terjadi pada anak dalam menghadapi
lingkungannya menunjukkan bahwa anak aktif membentuk pengetahuannya dan pada usia 2-7 tahun atau pada usia dini anak mulai mampu menggunakan simbol-simbol atau
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Teknik, Metode dan Pendekatan Penelitian
Penelitian ini dirancang dengan menggunakan pendekatan penelitian
survey. Singaribun dan Effendi (1995: 3) mengatakan bahwa "Penelitian Survey
adalah penelitian yang mengambil sampel dari suatu, populasi dan menggunakan
quesioner sebagai alat pengumpul data yang pokok”. Pendapat ini sejalan
dengan Kerlinger (2000: 660) "Penelitian survey mengkaji populasi yang besar
maupun kecil dengan menyeleksi serta mengkaji sampel yang dipilih dari populasi
itu untuk menemukan insidensi, distribusi dan interelasi relatif dari
variabel-variabel sosiologi dan psikologi".
Pemilihan teknik survei dalam penelitian ini dengan alasan, penulis akan
mengambil suatu generalisasi dari pengamatan yang tidak mendalam tetapi
generalisasi yang dilakukan bisa lebih akurat karena menggunakan sampel
yang refresentatif, yaitu memberikan gambaran tentang bagaimana bimbingan
orang tua dan guru berkontribusi terhadap perilaku kognitif anak usia taman
kanak-kanak di kecamatan palabuhan Ratu Sukabumi tahun ajaran 2009/2010.
Menurut tingkat eksplanasinya, penelitian ini termasuk jenis penelitian
asosiatif. Sugiyono (2003: 11) menyatakan bahwa penelitian asosiatif ialah
penelitian yang mencari hubungan antara satu/beberapa variabel dengan
variabel lainnya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian
dengan pendekatan kuantitatif menuntut ketelitian, ketekunan dan sikap kritis dalam
menjaring data yaitu populasi dan sampel dari sisi homogenitas, volume dan
sebarannya. Dikarena data hasil penelitian ini berupa angka-angka yang harus
diolah secara statistik, maka antar variabel-variabel yang diajukan objek penelitian
harus jelas pertautannya (korelasinya) sehingga dapat ditentukan pendekatan statistik
yang akan digunakan sebagai pengolahan data yang pada gilirannya merupakan hasil
analisis yang dapat dipercaya (reliabilitas dan validitas), dengan demikian mudah
untuk digeneralisasikan sehingga rekomendasi yang dihasilkan dapat dijadikan
rujukan.
Suria Sumantri dalam Sugiono (2005: 16-17). Penelitian kuantitatif
didasarkan kepada paradigma positivisme berdasarkan pada asumsi mengenai
objek empiris, asumsi tersebut adalah:
1. Objek/fenomena dapat diklasifikasikan menurut sifat, jenis, struktur, bentuk,
warna, dan sebagainya. Berdasarkan asumsi ini maka penelitian dapat memilih
variable tertentu sebagai objek penelitian.
2. Determinan (hubungan sebab akibat). Asumsi ini menyatakan bahwa setiap
gejala ada penyebabnya, seperti anak enggan menjawab pertanyaan gurunya
tentu ada penyebabnya. Berdasarkan pada asumsi pertama dan kedua, maka
penelitian ini dapat memilih variable yang diteliti dan menghubungkan variable
satu dengan yang lainnya.
3. Suatu gejala tidak akan mengalami perubahan dalam waktu tertentu, kalau
gejala yang diteliti itu berubah terus maka akan mengalami kesulitan.
Adapun metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
metode deskriptif analitik yaitu analisis yang menggambarkan suatu data yang
menggambarkan secara sistematis data yang factual dan akurat menganai
fakta-fakta serta hubungan antar fenomena yang diselidiki atau diteliti/metode
penelitian yang memusatkan perhatiannya pada fenomena yang terjadi pada
saat ini dimana penelitian ini berusaha untuk membuat deskripsi fenomena
yang diselidiki dengan cara melukiskan fakta atau fenomena tersebut secara
cermat. (Riduwan dan Akdon, 2007: 27)
Teknik pengumpulan datanya dilakukan melalui wawancara, kuisioner
atau angket dan observasi. Wawancara digunakan untuk memperoleh informasi
tentang kondisi objek dilapangan penelitian, yaitu jumlah guru dan jumlah
anak taman kanak-kanak di kecamatan Palabuhan Ratu Sukabumi. Kuesioner
atau angket adalah komunikasi tertulis dari sumber data yang digunakan untuk
mengungkap bimbingan orang tua dan guru. Sedangkan observasi digunakan
untuk mengungkap perilaku kognitif anak usia dini. Selain itu, penelitian ini
juga menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu pendekatan yang
memungkinkan dilakukan pencatatan data hasil penelitian secara nyata dalam
bentuk angka sehingga memudahkan proses analisis data dan penafsirannya.
B. Lokasi Penelitian dan Sumber Data 1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan di Kabupaten Sukabumi yaitu
lembanga pendidikan Taman Kanak-kanak di Kecamatan Palabuhan Ratu.
2. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari :
orang tua terhadap anak usia dini
b. Guru, yaitu data tentang bagaimana bimbingan yang dilakukan guru
terhadap anak usia dini
c. Anak Taman Kanak-kanak Kelompok B se-Kecamatan Palabuhan
Ratu Sukabumi yaitu data tentang bagaimana perilaku kognitif anak
usia dini disekolah.
C. Populasi dan Sampel 1. Populasi
Populasi menurut McCall (Ibnu Hadjar, 1996:133) adalah
kelompok besar individu yang mempunyai karakteristik umum yang
sama. Sedangkan sampel adalah kelompok kecil individu yang dilibatkan
langsung dalam penelitian.
Berdasarkan pengertian tersebut, maka populasi dalam rencana
penelitian ini adalah anak-anak TK di Kecamatan Palabuhan Ratu
Sukabumi yang berjumlah 218 orang yang tersebar pada 05 Taman
Kanak-Kanak di Kecamatan Palabuhan Ratu sukabumi.
Adapun pengambilan sampel dari populasi yang ada dengan
menggunakan rumus dari Taro Yamane memakai tingkat presisi sebesar
10%. Jumlah yang menjadi sampel dari populasi sebanyak 218. Adapun
Tabel 1
Jumlah Populasi Anak Taman Kanak-Kanak Kelompok B se- Kecamatan Palabuhanratu Tahun Ajaran 2009/2010
No Nama Taman Kanak-kanak Jumlah Anak
Jumlah
Orang Tua Jumlah Guru
1. Tunas Bakti 27 27 2
2. Pembina 56 56 4
3. Insan Kamil 60 60 4
4. SBB Gema 44 44 4
5. Sejahtera VI 31 31 2
J u m l a h Total 218 218 18
Dari jumlah populasi 218 anak, selanjutnya dieteapkan besarnya
sampel dengan tekhnik yang digunakan adalah sample random sampling ,
yaitu cara pengumpulan sampel dari anggota populasi dengan menggunakn
acak tanpa memperhatikan strata (tingkatan) dalam anggota populasi
tersebut, karena anggota populasi dianggap homogen.
2. Teknik Pengambilan Sampel
Jumlah populasi telah diketahui, maka rumus yang digunakan untuk
menetukan sampel adalah dengan menggunakan rumus dari Taro Yamane
yang dikutip oleh Riduwan (2008:65), yaitu :
Dimana : n= Jumlah sampel
n = Jumlah Sampel seluruhnya
N = Jumlah Populasi
Berdasarkan rumus diatas, bila tingkat presisinya ditetapkan sebesar 10%,
maka dapat ditetapkan jumlah sampelnya sebagai berikut :
=
68
Kemudian dari jumlah sampel 68 orang tersebut untuk memudahkan
dalam pengumpulan data, maka akan ditentukan jumlah masing-masing sampel
dari setiap TK secara proporsional dengan rumus sebagai berikut :
Berdasarkan rumus tersebut, maka jumlah sampel masing-masing TK
se-Kecamatan Palabuhan Ratu Sukabumi sebagai berikut :
Tabel 2
Jumlah Sampel Anak Taman Kanak-Kanak di Kecamatan Palabuhanratu Sukabumi Tahun Ajaran 2009/2010
No Nama TK Jumlah anak Pengambilan Sampel Jumlah Sampel
1 Tunas Bakti 27 27/218x68 8 Responden
2 Pembina 56 56/218x68 17 Respenden
3 Insan Kamil 60 60/218x68 19 Responden
4 Gema 44 44/218x68 14 Responden
5 Sejahtera VI 31 31/218x68 10 Responden
Jumlah 68 Responden
Sampel dalam penelitian ini diambil dari TK kelompok B. Pemilihan ini
dilakukan karena anak-anak kelompok B telah berusia antar 5-6 tahun, pada
usia ini perilaku kognitifnya lebih mudah untuk diarahkan, selain itu anak-anak
D. Definisi Operasional Variabel
a. Bimbingan orang tua adalah segala upaya yang diberikan oleh ayah dan
ibu untuk pengembangan kepribadian yang dimiliki anak dengan cara
memberikan didikan,bimbingan dan perawatan kepada anak-anaknya.
Bimbingan tersebut dapat membantunya dengan cara : a) Keteladanan
b) Kebiasaan, c) Nasihat, dan e) Hukuman. ( teori yang digunakan
adalah modifikasi dari Syamsu Yusuf (2004), Abdullah Syah (2001)dan
Muhibbin Syah (2003) )
b. Bimbingan guru adalah suatu upaya yang dilakukan guru dalam
membantu perkembangan anak secara optimal. Bimbingan ini meliputi
layanan : a) Pemahaman b) Pemberian Informasi c) Pembiasaan d)
Pemberian contoh e) Evaluasi. (Abdullah Syah, 2007:80)
c. Perilaku kognitif adalah Kemampuan anak dalam mengkoordinasikan
berbagai cara berpikir untuk menyelesaikan berbagai masalah. Adapun
perilaku tersebut adalah berupa: a)PemecahanMasalah b)Ingatan, c)
Pemahaman, (Teori yang digunakan adalah modifikasi dari Margareth,
E.Data dan Alat Pengumpul Data
Dari judul penelitian yang diangkat maka data yang diperlukan adalah
pertama data tentang bimbingan orang tua, kedua data tentang bimbingan guru
dan ketiga tentang perilaku kognitif anak usia dini. Untuk menggali ketiga data
tersebut, alat pengumpul data yang digunakan adalah berupa kuisioner atau
angket dan lembar observasi. Sebelum kuisioner dibuat, terlebih dahulu penulis
menyusun kisi-kisi instrumen. Berdasarkan kisi-kisi tersebut penulis
menyusun dan membuat instrumen penelitian yang dikembangkan oleh penulis
dengan mengacu pada teori-teori yang mendukung dan penelitian terdahulu
yang terkait.
Berikut ini penulis gambarkan kisi-kisi instrumen penelitian dari ketiga
variabel dalam bentuk tabel yang memuat variabel, indikator, sub indikator, no
item sebelum Validasi, no item yang terpakai setelah validasi, dan no item
KISI-KISI INSTRUMEN
BIMBINGAN ORANG TUA DAN GURU
TERHADAP PERILAKU KOGNITIF ANAK USIA DINI
Instrumen penelitian untuk menggali data tentang Bimbingan Orang
Tua dan Guru berupa kuesioner yang disusun dengan tiga altenatif jawaban,
yaitu: "sering", "kadang-kadang", dan "tidak pernah". Penyekoran kuesioner
tersebut, mengacu pada bentuk pertanyaan/pernyataan yang diajukan, yaitu jika
pertanyaan/pernyataan berorientasi positif, maka option "sering" = 3,
"kadang-kadang" = 2, dan "tidak pernah" = 1. Sebaliknya, jika pertanyaan/pernyataan
berorientasi negatif, maka penyekorannya terbalik, yaitu:"sering"=
1,"kadang-kadang" = 2, dan "tidak pernah" = 3. Sedangkan instrumen untuk menggali
data tentang Perilaku Kognitif Anak Usia Dini berupa pedoman observasi yang
disusun dengan dua alternatif jawaban, yaitu "ya" dan "tidak". Penyekoran
hasil observasi pun, sama seperti kuesioner, yaitu mengacu pada bentuk
pertanyaan/pernyataan yang diajukan. Untuk pernyataan positif, option "ya" =
1, dan option "tidak" = 0. Dan untuk pertanyaan/pernyataan negatif,
penyekorannya terbalik, yaitu option "ya"= 0, dan option "tidak" = 1.
Sebelum penelitian dilaksanakan dengan sesungguhnya, terlebih dahulu
instrumen yang telah disusun, ditimbang (dijudgement) oleh dua orang ahli
dengan tujuan untuk memenuhi syarat instrumen yang memadai. Setelah
dijudgement, instrumen diperbaiki, kemudian dilakukan uji coba yang
bertujuan untuk mengetahui kualitas instrumen. Kualitas instrumen sebagai alat
pengukur pada umumnya harus memenuhi dua syarat utama, yaitu valid atau
sahih dan reliabel atau ajeg (Nasution, 1987: 100). Validitas dan reliabilitas
dalam suatu penelitian merupakan aspek yang sangat penting. Oleh karena itu
peneliti. Suatu alat ukur dikatakan valid, bila alat itu dapat mengukur apa yang
harus diukur oleh alat itu. Untuk menguji validitas alat ukur, dilakukan dengan
cara mengkorelasikan setiap butir alat ukur dengan skor totalnya. Sedangkan
untuk menguji reliabilitas instrumen dilakukan dengan teknik belah dua
dengan cara mengkorelasikannya dan diolah dengan menggunakan SPSS
17,0 for windows, yaitu dengan Gutman Split Half Coeffisien.
F. Hasil Uji Coba Instrumen
Penulis melakukan validitas instrumen kepada 20 responden di TK
Riyadlul Jannah yang terletak di Jl. Ciawun Kecamatan Palabuhan Ratu.
Adapun proses pengambilan data sampai data terkumpul sebanyak 20,
Kemudian data yang terkumpul jawabannya di inventarisasi dan diolah
menggunakan SPSS 17,0 for windows. Untuk mengetahui tingkat validitas
setiap item, maka angka koefisien korelasi yang diperoleh merupakan korelasi
antara skor item dengan skor total item (nilai r hitung) dibandingkan dengan
nilai r tabel pada taraf signifikansi tertentu.kaidah pengujiannya adalah : jika
nilai r hitung > r tabel, maka item tersebut dinyatakan valid dan dapat di pakai.
Sebaliknya apabila nilai r hitung < r tabel , maka item tersebut dinyatakan tidak
valid dan tidak dapat dipakai.
Setelah melakukan validitas instrumen, maka dilanjutkan dengan
melakukan reliabilitas atau tingkat keajegan instrumen. Dalam melakukan uji
reliabilitas instrumen tetap menggunakan SPSS 17,0 for windows yaitu
memakai Split Half Method (Metode Belah Dua) dengan cara pembelahan
maka instrumen tersebut reliabel. Sebaliknya apabila r hitung < r tabel maka
instrumen tersebut tidak reliabel.
Adapun hasil dari validitas dan reliabilitas instrumen sebagai berikut:
1. Berdasarkan tabel instrumen Perilaku Kognitif Anak, dari 55 item
instrumen Perilaku Kognitif Anak, pernyataan yang valid dan bisa dipakai
sebanyak 42 instrumen dan pernyataan yang valid dan tidak bisa dipakai
sebanyak 13 instrumen. Adapun hasil pengujian reliabilitas dengan
menggunakan SPSS 17,0 for window memakai Spilt Half Method
dengan cara pembelahan ganjil genap diperoleh hasil tingkat reliabilitas
perilaku Kognitif anak sebesar 0,697. hal ini berarti korelasi berada pada
kategori kuat karena r hitung lebih besar dibandingkan dengan r tabel yaitu
0,697 > 0,444. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa perilaku sosial emosional anak usia dini reliabel.
2. Berdasarkan tabel instrumen bimbingan orang tua di atas, dari 77 item
instrumen bimbingan orang tua, pernyataan yang valid dan bisa dipakai
sebanyak 56 instrumen dan pernyataan yang tidak valid dan tidak bisa
dipakai sebanyak 21 instrumen. Adapun hasil pengujian reliabilitas dengan
menggunakan SPSS 17,0 for window memakai Spilt Half Method
dengan cara pembelahan ganjil genap diperoleh hasil tingkat reliabilitas
bimbingan orang tua sebesar 0,697. hal ini berarti korelasi berada pada
kategori sangat kuat karena r hitung lebih besar dibandingkan dengan r tabel
yaitu 0,697 > 0,444. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
3. Berdasarkan tabel instrumen bimbingan guru di atas, dari 78 item
instrumen bimbingan guru, pernyataan yang valid dan bisa dipakai
sebanyak 62 instrumen dan pernyataan yang tidak valid dan tidak bisa
dipakai sebanyak 16 instrumen. Adapun hasil pengujian reliabilitas dengan
menggunakan SPSS 17,0 for window memakai Spilt Half Method
dengan cara pembelahan ganjil genap diperoleh hasil tingkat reliabilitas
bimbingan guru sebesar 0,701. hal ini berarti korelasi berada pada kategori
sangat kuat karena r hitung lebih besar dibandingkan dengan r tabel yaitu
0,701 > 0,444. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa bimbingan guru reliabel.
G. Teknik Pengolahan Data
Setelah semua data terkumpul (data bimbingan orang tua,guru dan
perilaku anak), maka data tersebut diolah dan dianalisis yaitu meliputi:
1. Menguji normalitas distribusi, signifikansi regresi dan linieritas regresi serta
anova.
2. Menggambarkan secara umum peran bimbingan orang tua, bimbingan guru,
dan perilaku sosial emosional anak usia dini dengan menggunakan teknik
persentase, rata-rata dan simpangan baku. Semua perhitungan dilakukan
dengan program SPSS 17,0 for window. Adapun untuk mendeskripsikan
dan menafsirkan gambaran secara umum tentang Bimbingan Orang Tua,
Bimbingan Guru, dan Perilaku Kognitif Anak Usia Dini, menggunakan
a. > 80 % = Baik / Tinggi
b. > 60% - < 80% = Cukup Baik / Cukup Tinggi
c. > 40% - < 60% = Agak Kurang / Agak Rendah
d. >20% - < 40% = Kurang / Rendah
e. >0,0% - < 20% = sangat kurang / Sangat rendah
3. Menguji hipotesis, dengan menggunakan teknik statistik regresi sederhana,
regresi ganda, korelasi sederhana dan korelasi ganda, masing-masing
menggunakan rumus sebagai berikut:
a. Rumus Persamaan Regesi Sederhana Ŷ = a + bx b. Rumus Persamaan Regesi Ganda Ŷ = a + b₁₁₁₁x₁₁₁₁ + b₂₂₂₂x₂₂₂₂
c. Rumus Korelasi sederhana (Pearson Product Moment)
Selanjutnya adalah menentukan Koefisien Determinan untuk
mengetahui seberapa besar kontribusi bimbingan orang tua dan guru terhadap
perilaku kognitif anak usia dini yaitu dengan rumus:
KP = r2 x 100%
Dimana : KP = Nilai Koefisien determinan
Pengujian selanjutnya adalah uji signifikansi yang berfungsi untuk
mengetahui makna hubungan antara variabel X1 terhadap variabel Y, dan
variabel X2 terhadap variabel Y, dengan rumus:
Berikutnya adalah analisis korelasi berganda untuk menguji hipotesis ke-3,
yaitu apakah terdapat hubungan positif yang signifikan antara bimbingan
orang tua (X1) dan bimbingan guru (X2) terhadap perilaku Kognitif anak usia
dini (Y), dengan rumus:
=
Adapun untuk mengetahui signifikansi korelasi berganda dicari dulu
Fhitung kemudian dibandingkan dengan Ftabel dengan rumus :
Fhitung =
Dimana: R= Nilai Koefisien Korelasi Berganda k= Jumlah Variabel Bebas
n= Jumlah Sampel
Fhitung = Nilai F yang dihitung
Kaidah pengujian signifikansinya adalah jika Fhitung lebih besar atau sama
dengan harga Ftabel, maka Hipotesis nol (H0) ditolak, artinya signifikan.
Sebaliknya apabila Fhitung lebih kecil dari harga Ftabel, maka hipotesis nol (H0)
Tekhnik pengumpulan data yaitu dengan menggunakan observasi,
wawancara, angket, studi dokumentasi dan test.
H. Observasi adalah melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian
untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan.
I. Wawancara adalah s uatu cara pen gumpulan data yan g di gunakan
untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya.
J. Angket adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain yang
bersedia memberikan respon sesuai dengan permintaan pengguna dengan
tujuan mencari informasi yang lengkap mengenai suatu masalah
K. Study kepustakaan adalah ditujukan memperoleh data langsung dari tempat
laporan kegiatan, foto-foto dan sebagainya.
L. Test adalah ditujukan untuk mencari informasi tentang kemampuan yang
dimiliki oleh siswa. Dalam hal ini yang akan ditest adalah kemampuan dalam
ranah kognitif anak usia dini di taman kanak-kanak se-kecamatan palabuhan
ratu sukabumi.
c. Populasi Dan Sampel
Populasi menurut McCall (Ibnu Hadjar, 1996:133) adalah kelompok besar
individu yang mempunyai karakteristik umum yang sama. Sedangkan
sampel adalah kelompok kecil individu yang dilibatkan langsung dalam
penelitian.
Berdasarkan pengertian tersebut, maka populasi dalam rencana penelitian
ini adalahh anak-anak TK di Kecamatan Palabuhan Ratu Sukabumi yang
berjumlah 349 orang yang tersebar pada 05 Taman Kanak-Kanak di
Kecamatan Palabuhan Ratu sukabumi.
T a b e l 1
Jumlah Populasi Siswa Taman Kanak-Kanak di Kecamatan Palabuhanratu
Tahun Ajaran 2008/2009
No Nama Taman Kanak-kanal Putra Putri Jumlah
1. Tunas Bakti 11 16 27
2. Pembina 08 16 24
3. Insan Kamil 29 21 60
4. Sejahtera V 05 06 11
J u m l a h 63 73 136
Dari jumlah populasi sebesar 349 orang tersebut, selanjutnya ditetapkan
besarnya sampel dengan merujuk pada pendapat Riduwan dan Akdon
(2007:241), bahwa pengambilan sampel harus dilakukan sedemikian rupa
sehingga diperoleh sampel yang benar-benar mewakili dan dapat
menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya. Dalam hal ini teknik
yang akan digunakan adalah sampel random sampling, yaitu cara
pengumpulan sampel dari anggota populasi dengan menggunakan acak tanpa
memperhatikan strata dalam anggota populasi tersebut, karena anggota
populasi dianggap homogen.
Selanjutnya berdasarkan jumlah keseluruhan yang menjadi populasi dalam
penelitian ini sebanyak 136 orang dan yang menjadi sampel sebanyak 10 % yaitu
136 x 10 % = 69.8 atau 70 orang. Pengambilan 20 % ini berdasarkan teori
yang dikemukakan oleh Suharsini Arikunto ( 1996: 107) : "Apabila
subjeknya besar, dapat diambil antara 10%-15% atau 20%-25% atau lebih".
Untuk memudahkan hitungan dan agar lebih bermakna, maka jumlah 69,8
akan dijadikan 70 saja. Dari jumlah 70 responden tersebut untuk mempermudah
dalam penyebaran kuisioner, maka ditentukan jumlah masing-masing sampel
menurut sekolah masing-masing secara proporsional dengan rumus :
Ni
ni= .n
N
n = Jumlah Sampel seluruhnya
Ni = Jumlah Populasi menurut stratum
N = Jumlah Populasi seluruhnya
Dengan rumus diatas, maka diperoleh jumlah sampel yaitu siswa Taman
Kanak-Kanak menurut masing-masing Taman Kanak-Kanak di Kecamatan
Palabuhanratu Sukabumi adalah sebagaimana tercantum dalam tabel 2 berikut ini:
T a b e l 2
Jumlah Sampel Siswa Taman Kanak-Kanak di Kecamatan Palabuhanratu
Tahun Ajaran 2008/2009
No Nama Taman Kanak-kanak Populasi Penentuan Sampel Jumlah Responden
1 Tunas Bakti 77 77/349x70 = 15,4 16 Respoden
2 Pembina 100 100/349x70 = 20,0 20 Responden
3 Insan Kamil 91 91/349x70= 18,2 18 Responden
4 Sejahtera IV 56 56/349x70 = 11,2 11 Responden
5 Sejahtera VI 25 25/349x70 = 5,0 5 Responden
jumlah 70 Responden
Sampel dari penelitian ini diambil dari para siswa Taman Kanak-Kanak
yang ada di Kecamatan Palabuhan Ratu Sukabumi. Pemilihan ini dilakukan
kognitifnya, sehingga mudah untuk menerima pengetahuan yang sesuai dengan
kemampuannya.
d.Teknik Pengolahan Data
Teknik pengolahan data dari penelitian tentang kontribusi
bimbingan orang tua dan guru terhadap perilaku kognitif anak usia dini yaitu
dengan menggunakan:
1. Perhitungan koefisien regresi beserta pengujian linieritas regresi, baik regresi
sederhana maupun ganda.
2. Perhitungan korelasi antar variabel penelitian beserta signifikansinya, baik
korelasi sederhana maupun ganda.
3. Untuk menyatakan besar kecilnya sumbangan variabel X terhadap Y dapat
ditentukan dengan rumus koefisien diterminan.
Dan rumus-rumus tersebut adalah sebagai berikut :
1. Regresi linier sederhana
Ŷ = a + bx Riduwan (2008:145)
2. Regresi linier ganda
Riduwan (2008: 136)
A. Metode
Penelitian ini dirancang dengan menggunakan pendekatan penelitian survey.
Singaribun dan Effendi (1995: 3) mengatakan bahwa "Penelitian Survey adalah
penelitian yang mengambil sampel dari suatu, populasi dan menggunakan quesioner
sebagai alat pengumpul data yang pokok”. Pendapat ini sejalan dengan Kerlinger
(2000: 660) "Penelitian survey mengkaji populasi yang besar maupun kecil dengan
menyeleksi serta mengkaji sampel yang dipilih dari populasi itu untuk menemukan
insidensi, distribusi dan interelasi relatif dari variabel-variabel sosiologi dan
psikologi".
Menurut tingkat eksplanasinya, penelitian ini termasuk jenis penelitian
asosiatif. Sugiyono (2003: 11) menyatakan bahwa penelitian asosiatif ialah
penelitian yang mencari hubungan antara satu/beberapa variabel dengan variabel
lainnya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian dengan
pendekatan kuantitatif menuntut ketelitian, ketekunan dan sikap kritis dalam menjaring
data yaitu populasi dan sampel dari sisi homogenitas, volume dan sebarannya. Karena
data hasil penelitian ini berupa angka-angka yang harus diolah secara statistic,
maka antar variabel-variabel yang diajukan objek penelitian harus jelas pertautannya
(korelasinya) sehingga dapat ditentukan pendekatan statistic yang akan digunakan sebagai
pengolahan data yang pada gilirannya merupakan hasil analisis yang dapat dipercaya
(reliabilitas dan validitas), dengan demikian mudah untuk digeneralisasikan sehingga
rekomendasi yang dihasilkan dapat dijadikan rujukan.
kepada paradigma positivisme berdasarkan pada asumsi mengenai objek empiris,
asumsi tersebut adalah:
4. Objek/fenomena dapat diklasifikasikan menurut sifat, jenis, struktur, bentuk,
warna, dan sebagainya. Berdasarkan asumsi ini maka penelitian dapat memilih variable
tertentu sebagai objek penelitian.
5. Determinan (hubungan sebab akibat). Asumsi ini menyatakan bahwa setiap
gejala ada penyebabnya, seperti anak enggan menjawab pertanyaan gurunya tentu ada
penyebabnya. Berdasarkan pada asumsi pertama dan kedua, maka penelitian ini dapat
memilih variable yang diteliti dan menghubungkan variable satu dengan yang lainnya.
6. Suatu gejala tidak akan mengalami perubahan dalam waktu tertentu, kalau
gejala yang diteliti itu berubah terus maka akan mengalami kesulitan.
Adapun metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif analitik yaitu analisis yang menggambarkan suatu data yang akan dibuat
baik sendiri maupun secara kelompok. Analisis ini bertujuan untuk
menggambarkan secara sistematis data yang factual dan akurat menganai
fakta-fakta serta hubungan antar fenomena yang diselidiki atau diteliti/metode
penelitian yang memusatkan perhatiannya pada fenomena yang terjadi pada saat
ini dimana penelitian ini berusaha untuk membuat deskripsi fenomena yang
diselidiki dengan cara melukiskan fakta atau fenomena tersebut secara cermat.
(Riduwan dan Akdon, 2007: 27)
b. Tekhnik Pengumpulan Data
observasi, wawancara, angket, studi dokumentasi dan test.
M. Observasi adalah melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian
untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan.
N. Wawancara adalah suatu cara pen gump ulan data yan g digunakan
untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya.
O. Angket adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain yang bersedia
memberikan respon sesuai dengan permintaan pengguna dengan tujuan mencari
informasi yang lengkap mengenai suatu masalah
P. Study dokumentasi adalah ditujukan memperoleh data langsung dari tempat
penelitian, meliputi buku-buku yang relevan, peraturan-peraturan,
laporan kegiatan, foto-foto dan sebagainya.
Q. Test adalah ditujukan untuk mencari informasi tentang kemampuan yang dimiliki
oleh siswa. Dalam hal ini yang akan ditest adalah kemampuan dalam ranah
kognitif anak usia dini di taman kanak-kanak se-kecamatan palabuhan ratu
sukabumi.
d. Populasi Dan Sampel
Populasi menurut McCall (Ibnu Hadjar, 1996:133) adalah kelompok besar
individu yang mempunyai karakteristik umum yang sama. Sedangkan
sampel adalah kelompok kecil individu yang dilibatkan langsung dalam
penelitian.
Berdasarkan pengertian tersebut, maka populasi dalam rencana penelitian
berjumlah 349 orang yang tersebar pada 05 Taman Kanak-Kanak di
Kecamatan Palabuhan Ratu sukabumi.
T a b e l 1
Jumlah Populasi Siswa Taman Kanak-Kanak di Kecamatan Palabuhanratu Tahun
Ajaran 2008/2009
No Nama Taman Kanak-kanal Putra Putri Jumlah
1. Tunas Bakti 40 37 77
2. Pembina 48 52 100
3. Insan Kamil 46 45 91
4. Sejahtera IV 23 33 56
5. Sejahtera VI 13 12 25
J u m l a h 170 179 349
Dari jumlah populasi sebesar 349 orang tersebut, selanjutnya ditetapkan
besarnya sampel dengan merujuk pada pendapat Riduwan dan Akdon
(2007:241), bahwa pengambilan sampel harus dilakukan sedemikian rupa
sehingga diperoleh sampel yang benar-benar mewakili dan dapat
menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya. Dalam hal ini teknik
yang akan digunakan adalah sampel random sampling, yaitu cara
pengumpulan sampel dari anggota populasi dengan menggunakan acak tanpa
memperhatikan strata dalam anggota populasi tersebut, karena anggota
populasi dianggap homogen.
Selanjutnya berdasarkan jumlah keseluruhan yang menjadi populasi dalam
penelitian ini sebanyak 349 orang dan yang menjadi sampel sebanyak 20 % yaitu
yang dikemukakan oleh Suharsini Arikunto ( 1996: 107) : "Apabila
subjeknya besar, dapat diambil antara 10%-15% atau 20%-25% atau lebih".
Untuk memudahkan hitungan dan agar lebih bermakna, maka jumlah 69,8
akan dijadikan 70 saja. Dari jumlah 70 responden tersebut untuk mempermudah
dalam penyebaran kuisioner, maka ditentukan jumlah masing-masing sampel
menurut sekolah masing-masing secara proporsional dengan rumus :
Ni
ni= .n
N
Dimana : ni= Jumlah sampel menurut stratum
n = Jumlah Sampel seluruhnya
Ni = Jumlah Populasi menurut stratum
N = Jumlah Populasi seluruhnya
Dengan rumus diatas, maka diperoleh jumlah sampel yaitu siswa Taman
Kanak-Kanak menurut masing-masing Taman Kanak-Kanak di Kecamatan
Palabuhanratu Sukabumi adalah sebagaimana tercantum dalam tabel2 berikut ini:
T a b e l 2
Jumlah Sampel Siswa Taman Kanak-Kanak di Kecamatan Palabuhanratu
Tahun Ajaran 2008/2009
No Nama Taman Kanak-kanak Populasi Penentuan Sampel Jumlah Responden
1 Tunas Bakti 77 77/349x70 = 15,4 16 Respoden
2 Pembina 100 100/349x70 = 20,0 20 Responden
3 Insan Kamil 91 91/349x70= 18,2 18 Responden
4 Sejahtera IV 56 56/349x70 = 11,2 11 Responden
jumlah 70 Responden
Sampel dari penelitian ini diambil dari para siswa Taman Kanak-Kanak
yang ada di Kecamatan Palabuhan Ratu Sukabumi. Pemilihan ini dilakukan
karena siswa taman kanak-kanak adalah masa pesat untuk perkembangan
kognitifnya, sehingga mudah untuk menerima pengetahuan yang sesuai dengan
kemampuannya.
d.Teknik Pengolahan Data
Teknik pengolahan data dari penelitian tentang kontribusi
bimbingan orang tua dan guru terhadap perilaku kognitif anak usia dini yaitu
dengan menggunakan:
4. Perhitungan koefisien regresi beserta pengujian linieritas regresi, baik
regresi sederhana maupun ganda.
5. Perhitungan korelasi antar variabel penelitian beserta signifikansinya, baik
korelasi sederhana maupun ganda.
6. Untuk menyatakan besar kecilnya sumbangan variabel X terhadap Y dapat
ditentukan dengan rumus koefisien diterminan.
Dan rumus-rumus tersebut adalah sebagai berikut :
1. Regresi linier sederhana
Ŷ = a + bx Riduwan (2008:145)
2. Regresi linier ganda
3. Korelasi Sederhana
Riduwan (2008: 136)
BAB V
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah digambarkan
pada uraian terdahulu, maka dapat ditarik simpulan sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan bahwasanya kontribusi
bimbingan orang tua terhadap perilaku kognitif anak taman kanak-kanak
tergolong rendah. Hal ini disebabkan oleh masih rendahnya pengetahuan
orang tua dalam ranah kognitif, mereka belum mengerti tentang kognitif itu
sendiri sehingga hal tersebut berimbas terhadap perilaku kognitif anak
taman kanak-kanak. Selain itu, mereka hanya memfokuskan bimbingan
pada aspek sosial-emosiaonalnya saja dan tidak pada aspek kognitifnya.
Hasil penelitian yang dilakukan membuktikan teori yang dikemukakan
oleh Daradjat (1996 :58) bahwa orang tua adalah Pembina pribadi yang
pertama dalam hidup anak. Kepribadian orang tua, sikap dan cara hidup
mereka, merupakan unsur-unsur pendidikan yang secara tidak langsung
akan masuk kedalam pribadi anak yang sedang tumbuh. Hubungan yang
serasi, penuh pengertian dan kasih sayang akan membawa pembawaan
pribadi yang tenang, terbuka dan mudah dididik, karena anak mendapatkan
kesempatan yang cukup baik untuk tumbuh dan berkembang.
2. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwasanya guru sangat besar
kanak-kanak, hal ini sesuai dengan apa yang disampaikan oleh Djamarah
(2005: 4) bahwasanya bimbingan guru adalah upaya yang dilakukan guru
dalam menanamkan sejumlah norma ke dalam jiwa anak didik agar
menjadi orang yang berilmu pengetahuan, mempunyai sikap dan watak
yang baik, yang cakap dan terampil, bersusila dan berakhlak mulia.
Guru disekolah juga merupakan pendidik yang kedua, secara teoritis.
Mereka bertanggung jawab terhadap perilaku anak taman kanak-kanak
terutama perilaku kognitif, tatkala rumah tidak lagi menjalankan
fungsinya sebagai tempat pendidikan, maka seluruh tugas harus diambil
alih oleh sekolah terutama guru.
3. Dari hasil penelitian menunjukan bahwa bimbingan orang tua dan guru
secara bersama-bersama berkorelasi positif signifikan dengan perilaku
kognitif anak, hal ini ditunjukan dengan oleh angka koefisien korelasi
sebesar 0,702. Dengan angka koefisien korelasi tersebut, menggambarkan
bahwa adanya hubungan yang sangat kuat antara bimbingan orang tua
dan guru secara bersama-bersama terhadap perilaku kognitif anak.Taman
Kanak-Kanak di Kecamatan Palabuhan Ratu Kabupaten Sukabumi.
4. Besarnya kontribusi bimbingan orang tua terhadap perilaku kognitif anak
taman kanak-kanak sebesar 26%. Hasil perhitungan diatas
menggambarkan adanya kontribusi positif yang signifikan antara
bimbingan orang tua dengan perilaku kognitif anak Taman Kanak-Kanak
5.Besarnya kontribusi bimbingan guru terhadap perilaku kognitif anak
Taman Kanak-Kanak di Kecamatan Palabuhan Ratu Kabupaten Sukabumi
sebesar 47%. Hasil perhitungan di atas menggambarkan terdapat
kontribusi positif yang signifikan antara bimbingan guru dengan perilaku
kognitif anak taman Kanak-Kanak di Kecamatan Palabuhan Ratu
Kabupaten Sukabumi.
6. Dari hasil penelitian menunjukan bahwa bimbingan orang tua dan guru
secara bersama-bersama berkorelasi positif signifikan dengan perilaku
kognitif anak, hal ini ditunjukan dengan angka koefisien korelasi sebesar
0,702. Adapun kontribusinya adalah sebesar 49%. Dari hasil perhitungan
di atas menggambarkan adanya kontribusi positif yang signifikan antara
bimbingan orang tua dan guru terhadap perilaku kognitif anak Taman
Kanak-Kanak di Kecamatan Palabuhan Ratu Kabupaten Sukabumi.
B. Rekomendasi
Berdasarkan temuan hasil penelitian di atas, penulis menyampaikan
beberapa rekomendasi untuk orang tua dan guru-guru TK di Kecamatan
Palabuhan Ratu Kabupaten Sukabumi sebagai berikut:
1. Untuk orang tua anak Taman Kanak-Kanak
a. Bagi para orang tua anak Taman kanak-kanak khususnya yang berada
di Kecamatan Palabuhan Ratu Sukabumi hendaknya mamperluas
wawasan dengan cara banyak membaca buku, koran, majalah, banyak
mengaplikasikan pengetahuannya terutama pengetahuan tentang
perilaku kognitif anak karena perilaku kognitif anak sangat penting
bagi pertumbuhan dan perkembangannya, hal ini seperti apa yang
disampaikan oleh Muhibbin Syah bahwasanya perilaku kognitif
merupakan kemampuan anak dalam mengolah berbagai informasi
terutama pada aspek pemahaman anak tentang materi informasi yang
diberikan oleh guru, para orang tua dapat membantunya dengan cara
menyediakan alat-alat kegiatan sekolah dirumah agar anak terbiasa
dengan media yang ada sehingga apa yang disampaikan oleh guru
disekolah akan selalu diingatnya dan selalu melekat didalam
memorinya.
b. Para orang tua hendaknya mengetahui sejak dini tentang
perkembangan dan permasalahan anak. Hal ini sesuai dengan yang
disampaikan oleh Ernawulan (2005:35), orang tua hendaknya dapat
memberikan bimbingan terutama dalam hal menerima informasi
sehingga perilaku kognitif anak akan meningkat, dalam hal ini orang
tua dapat membantunya dengan cara membimbingnya secara intensif
serta dapat membantu anak dalam menyelesaikan masalah yang
dihadapinya. Seperti: membantu anak yang belum bisa menyebutkan
huruf, angka, benda, menyelesaikan masalahnya sendiri, dll dengan
cara merangsang ingatannya melalui media yang ada dirumah.