• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KESULITAN MENGGAMBAR PERSPEKTIF PADA MATA PELAJARAN GAMBAR TEKNIK.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS KESULITAN MENGGAMBAR PERSPEKTIF PADA MATA PELAJARAN GAMBAR TEKNIK."

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

Rieska Septiane, 2013

ANALISIS KESULITAN MENGGAMBAR PERSPEKTIF

PADA MATA PELAJARAN GAMBAR TEKNIK

(Penelitian Terhadap Siswa Kelas X Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Sukabumi Tahun Ajaran 2012/2013)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Teknik Arsitektur FPTK UPI

Oleh

RIESKA SEPTIANE

0908953

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ARSITEKTUR FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

(2)

Rieska Septiane, 2013

Analisis Kesulitan Menggambar

Perspektif pada Mata Pelajaran

Gambar Teknik di SMK Negeri 1

Sukabumi

Oleh Rieska Septiane

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan

© Rieska Septiane 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

November 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)
(4)

Rieska Septiane, 2013

LEMBAR PENGESAHAN

ANALISIS KESULITAN MENGGAMBAR PERSPEKTIF

SISWA PADA MATA PELAJARAN GAMBAR TEKNIK

OLEH

RIESKA SEPTIANE 0908953

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:

Pembimbing I,

Drs. Dadang Ahdiat M.T

NIP. 19530411 1981011 001

Pembimbing II,

Nuryanto, S.Pd., M.T

NIP. 19760513 2006061 010

Mengetahui:

Ketua

Jurusan Pendidikan Teknik Arsitektur

Dra. RR. Tjahyani Busono, M.T.

(5)

ANALISIS TINGKAT KESULITAN MENGGAMBAR PERSPEKTIF PADA MATA PELAJARAN GAMBAR TEKNIK

(Penelitian terhadap Siswa Kelas X Program Keahlian

Teknik Gambar Bangunan SMKN 1 Sukabumi Tahun Ajaran 2012/2013)

Rieska Septiane (0908953)

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh lemahnya pemahaman siswa pada tugas perspektif yang merupakan salah satu materi dari mata pelajaran Gambar Teknik. Pada mata pelajaran Gambar Teknik ini peserta didik dituntut untuk menguasai materi gambar perspektif. Namun dalam pelaksaan pembelajaran gambar perspektif sering kali ditemui peserta didik yang mengalami kesulitan belajar, yang salah satunya ditandai dengan telatnnya waktu pengumpulan tugas siswa dan nilai siswa dibawah Ketuntasan Kriteria Minimal (KKM) yaitu 75.

Berdasarkan latar belakang diatas maka perlu dilakukan penelitian tentang kesulitan siswa dalam menggambar perspektif untuk membuktikan kebenarannya. Maka untuk membuktikan kebenaran tersebut penulis melakukan penelitian yang berjudul Analisis Kesulitan Menggambar Perspektif pada Mata Pelajaran

Gambar Teknik” di SMK Negeri 1 Sukabumi. Tujuan penelitian ini adalah untuk

menganalisis faktor-faktor apa saja yang menyebabkan kesulitan belajar siswa pada mata pelajaran gambar teknik terhadap materi gambar perspektif di SMK Negeri 1 Sukabumi. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kuantitatif yang disampaikan secara deskriptif. Instrumen yang dipakai adalah kuesioner yang dibagikan kepada responden, yaitu siswa kelas X TGB di SMK Negeri 1 Sukabumi tahun pelajaran 2012/2013. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif.

Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan, terdapat dua faktor kesulitan belajar pada siswa, yaitu faktor internal yang meliputi aspek psikologi yakni bakat, minat, motivasi, emosi, kognitif, dan intelegensi. Sedangkan pada faktor eksternal yaitu aspek lingkungan keluaraga, lingkungan masyarakat, dan lingkungan sekolah. Berdasarkan data yang didapat, faktor internal kesulitan belajar yang paling dominan adalah indikator kognitif dengan perolehan persentase sebesar 27,53%. Sedangkan pada faktor eksternal adalah perhatian keluarga dengan persentase 25,29%. Jadi, indikator kognitif dan indikator perhatian keluarga memiliki pengaruh lebih besar dalam kesulitan belajar peserta didik. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan untuk SMK Negeri 1 Sukabumi dalam mengenal dan mengatasi kesulitan belajar menggambar perspektif siswa pada mata pelajaran Gambar Teknik.

(6)

ANALYSIS OF DIFFICULTY IN PERSPECTIVE DRAWING SUBJECT DRAWING TECHNIQUES

( Research on Class X Student Skills Program Architecture Engineering Sukabumi SMK 1 Academic Year 2012/2013 )

Rieska Septiane (0908953)

ABSTRACT

This research is motivated by the lack of understanding of the student perspective on the task, which is one subject matter of the Image Engineering. On this subject Engineering Drawing students are required to master the material perspective images. However, the implementation of the learning perspective images often encountered students who have difficulty learning, which is marked by not timely collection of student assignments and grades of students below mastery Minimum Criteria ( KKM ) is 75.

Based on the above it is necessary to research on student difficulties in drawing perspective to prove its truth. So to prove the truth of the authors conducted a study entitled "Analysis of Difficulty Drawing Perspective on Engineering Drawing Lesson" at SMK Negeri 1 Sukabumi. The purpose of this study is to analyze what factors are causing learning difficulties of students in the subjects of the technical drawing in perspective drawing material SMK Negeri 1 Sukabumi. This study uses a quantitative approach presented descriptively. The instrument used was a questionnaire that was distributed to the respondents, the students of class X TGB at SMK Negeri 1 Sukabumi school year 2012/2013. This study used descriptive research methods with quantitative approaches.

From the research that has been conducted, there are two factors in students' learning difficulties, ie internal factors include the psychological aspects of talents, interests, motivation, emotion, cognition, and intelligence. Whereas on the external factors which aspects of the family environment, the environmental community, and the school environment. Based on the data obtained, the internal factors of the most dominant learning difficulties was the acquisition of cognitive measures with the percentage of 27.53 %. While external factors are a family concern with the percentage of 25.29 %. Thus, indicators of cognitive and attention indicator families have a greater influence on student learning difficulties. The results of this study are expected to be input to SMK Negeri 1 Sukabumi in identifying and overcoming difficulties students learn to draw perspective on the subject Engineering Drawing.

(7)

DAFTAR ISI

ABSTRAK i

KATA PENGANTAR ii

UCAPAN TERIMA KASIH iii

DAFTAR ISI v

DAFTAR ISTILAH vii DAFTAR TABEL viii DAFTAR BAGAN ix DAFTAR GAMBAR x BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang Masalah 1 B. Identifikasi Masalah 2 C. Batasan Masalah 3 D. Rumusan Masalah 3 E. Penjelasan Istilah dan Judul 3 F. Tujuan Penelitian 5 G. Manfaat Penelitian 5 BAB II TINTAUAN PUSTAKA 6 A. Tinjauan Pustaka 6 1. Pengertian Belajar 6 2. Proses Belajar 11

3. Hasil Belajar 11

4. Faktor yang Mempengaruhi Belajar 12

5. Kesulitan Belajar 19

6. Gambar Perspektif 22

B. Anggapan Dasar 28

(8)

BAB III PROSEDUR PENELITIAN 29

A. Metode Penelitian 29

B. Variabel dan Paradigma Penelitian 29

1 Variabel Penelitian 29

2 .. Paradigma Penelitian 30

C. Data dan Sumber Data 31

D. Populasi dan Sampel Penelitian 31

1. Populasi 31

2. Sampel 31

E. Instrumen Penelitian 32

1. Angket 32

2. Dokumentasi 33

F. Kisi-kisi Instrumen 34

G. Pengujian Instrumen Penelitian 36

1. Uji Validitas 36

2. Uji Reabilitas 37

H. Teknik Analisis Data 38

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 40

A. Hasil Penelitian 40

1. Deskripsi Data 40

B. Pembahasan Hasil Penelitian 56

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 60

A. Kesimpulan 60

B. Saran 61

DAFTAR PUSTAKA xi

(9)

DAFTAR ISTILAH

SMK : Sekolah Menengah Kejuruan (hal. 1)

TGB : Teknik Gambar Bangunan (hal. 1)

KD : Kompetensi Dasar (hal. 1)

PLP : Program Latihan Profesi (hal. 2)

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrumen Penelitian 35

Tabel 3.2 Persentase Interval Terhadap Kriteria 39

Tabel 4.1 Perolehan Skor Responden 40

Tabel 4.2 Hasil Uji Validitas 44

(11)

DAFTAR BAGAN

Bagan 3.1 Paradigma Penalitian 30

Bagan 4.1 Diagram Batang Perolehan Skor Seluruh Faktor 47

Bagan 4.2 Diagram Pie Interpretasi Tiap Indikator Faktor Internal 51

Bagan 4.3 Diagram Pie Interpretasi Tiap Indikator Faktor Eksternal 55

Bagan 4.4 Diagram Pie Persentase Skor pada Kedua Faktor 56

(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Jarak dan Titik mata ke Objeknya 25

Gambar 2.2 Posisi Bidang pada Gambar 26

Gambar 2.3 Sudut Pandang 27

Gambar 4.1 Peneliti menjelaskan cara pengisian kuisioner 42

Gambar 4.2 Responden mengisi kuisioner dengan teliti 42

(13)

Rieska Septiane, 2013

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan sekolah yang mendidik

siswanya dengan keahlian dan keterampilan, juga mendidik siswa agar mampu

memilih karir, berkompetisi, dan mengembangkan sikap professional dalam

bidang keahlian, salah satunya Teknik Gambar Bangunan (TGB) SMK Negeri 1

Sukabumi. Lulusannya dipersiapkan untuk menjadi seorang drafter atau ahli

menggambar bangunan yang siap kerja baik di kontraktor maupun konsultan

arsitektur.

Gambar Teknik adalah mata pelajaran yang wajib dimengerti oleh siswa

Teknik Gambar Bangunan. Gambar Teknik merupakan alat komunikasi antara

pembuat gambar, pekerja, dan perancang. Kemampuan membaca dan membuat

gambar merupakan kompetensi penguasaan Gambar Teknik yang harus dicapai

oleh siswa dalam proses belajar mengajar Gambar Teknik. Rendahnya

penguasaan terhadap Gambar Teknik akan sangat mempengaruhi proses belajar

mengajar selanjutnya, karena Gambar Teknik mempelajari dasar-dasar

menggambar yang baik dan benar. Salah satunya adalah penguasaan dasar-dasar

perspektif.

Perspektif merupakan gambar tiga dimensi yang bertujuan

menggambarkan suatu benda sesuai dengan sudut pandang mata dalam bentuk 3

dimensi. Menggambar perpektif bangunan mencakup seluruh Kompetensi Dasar

(KD) yang dipelajari di mata pelajaran Gambar Teknik. Di dalamnya terdapat

garis, bidang, 3 dimensi, dan yang lainnya. Kemampuan dalam menggambar

perspektif sangat diperlukan untuk dapat menguasai kompetensi pada mata

pelajaran lain seperti Menggambar Konstruksi Lantai dan Dinding Bangunan

(14)

Rieska Septiane, 2013

juga pada saat melakukan Praktek Kerja Industri (PraKerIn), karena pada sebagian

mata pelajaran tersebut banyak menggunakan gambar perspektif mendasar pada

setiap tugasnya.

Berdasarkan pengamatan penulis, pada pelaksanaan Program Latihan

Profesi (PLP) dan diskusi dengan guru mata diklat Gambar Teknik, serta pendapat

beberapa siswa, bahwa sekitar 70% dari jumlah siswa Teknik Gambar Bangunan

(32 siswa), yaitu ±22 siswa mengalami kesulitan dalam menggambar perspektif.

Terlihat pada rendahnya hasil belajar yang diperoleh siswa dari KD menggambar

perspektif, yaitu masih banyaknya siswa yang mendapatkan nilai gambar dibawah

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 75, juga banyaknya siswa yang

terlambat mengumpulkan tugas.

Berdasarkan hasil pengamatan penulis di atas, maka perlu dilakukan

penelitian tentang kesulitan siswa dalam menggambar perspektif untuk

membuktikan kebenarannya. Maka untuk membuktikan kebenaran tersebut

penulis melakukan penelitian dengan topik Analisis Kesulitan Menggambar Perspektif pada Mata Pelajaran Gambar Teknik di SMK Negeri 1 Sukabumi. Penelitian tersebut di harapkan mampu mengungkap kesulitan-kesulitan yang

dihadapi oleh siswa kelas X program Teknik Gambar Bangunan pada saat

menggambar perspektif.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas maka

dapat di identifiksdiksn beberapa permasalahan penelitiannya, sebagai berikut:

1. Adanya siswa yang mengalami kesulitan mengerjakan tugas menggambar

perspektif pada mata pelajaran Gambar Teknik.

2. Banyaknya siswa mendapatkan nilai di bawah KKM (75)

(15)

Rieska Septiane, 2013

C. Batasan Masalah

Kesulitan belajar siswa pada kompetensi dasar menggambar perspektif

dibatasi pada masalah berikut ini:

a. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X TGB tahun ajaran 2012/2013

b. Kesulitan dibatasi pada faktor internal siswa, yaitu: Faktor psikologis

(bakat, motivasi, minat, emosi, dan kemampuan kognitif). Dan pada faktor

eksternal siswa, yaitu: Lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat, dan

lingkungan keluarga.

D. Perumusan Masalah

Dari latar belakang dan batasan masalah yang telah dikemukakan, maka

perumusan masalah yang didapat dalam penelitian ini adalah faktor-faktor apa

saja yang mempengaruhi kesulitan menggambar perspektif siswa pada mata

pelajaran gambar teknik?

E. Penjelasan Istilah dalam Judul

Untuk menghindari kesalahpahaman dalam menafsirkan istilah-istilah yang

dipergunakan dalam judul penelitian ini, maka perlu dibuat penjelasan istilah

sesuai dengan judul penelitian yaitu, Analisis Kesulitan Menggambar Perspektif pada Mata Pelajaran Gambar Teknik”

Istilah-istilah yang dijelaskan diantaranya:

1. Analisis

Analisis menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989:32) merupakan

penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu

sendiri serta hubungan antar bagian untuk mendapatkan pengertian yang

(16)

Rieska Septiane, 2013

2. Kesulitan

Kesulitan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990:337) adalah

segala sesuatu yang membuat tidak lancar (lambat). Kesulitan dalam

bentuk apapun akan menghalang-halangi seseorang untuk dapat mencapai

tujuan. Jadi kesulitan merupakan faktor yang dapat menjadikan seseorang

itu menjadi lambat atau berhenti sama sekali dalam mencapai tujuannya.

3. Belajar

Belajar ialah suatu bentuk pertumbuhan atau perobahan dalam diri

seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertinghak laku yang baru

berkat pengalaman dan latihan (Hamalik, 2005:21)

4. Analisis Kesulitan Belajar Siswa merupakan menganalisis suatu keadaan

apapun yang menghalang-halangi seseorang untuk mencapai tujuan

tertentu. Kesulitan belajar yang bersumber dari dalam diri siswa (faktor

internal: bakat, motovasi, minat, emosi) dan dari luar siswa (faktor

eksternal: lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat, dan lingkungan

sekolah)

5. Menggambar Perspektif merupakan salah satu materi yang dajarkan pada

mata pelajaran Gambar Teknik. Gambar perspektif adalah gambar dengan

arah pandang tunggal, hasil gambarnya yang tidak tampak distorsi jika

dibuat dengan tepat dan pada umumnya lebih cepat dimengerti sebab

gambar ini mempunyai kelebihan dari gambar-gambar lain karena

menunjukan wujud bangunan dalam 3 dimensi seperti biasa kita lihat.

(Ching, 1996:62)

6. Mata pelajaran Gambar Teknik

Gambar Teknik adalah salah satu mata pelajaran wajib yang dipelajari

kelas X siswa SMK Negeri 1 Sukabumi khususnya jurusan Teknik

(17)

Rieska Septiane, 2013

F. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah dikemukakan,

maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah mengetahui kesulitan

yang dialami siswa dalam menggambar perspektif pada mata pelajaran gambar

teknik.

G. Manfaat Penelitian

Manfaat dilakukannya penelitian ini ialah:

1. Secara Praktis

a. Membantu Guru memahami kesulitan siswanya dalam proses belajar

mengajar, khususnya mata pelajaran Gambar Teknik pada materi

perspektif.

b. Diharapkan siswa dapat mengevaluasi diri dengan kesulitan yang di

alaminya, sehingga dapat meningkatkan prektasi belajarnya.

2. Secara Teoritis

a. Sebagai acuan Guru mata pelajaran Gambar Teknik dalam

menjelaskan materi gambar perspektif sesuai dengan kesulitan yang

(18)

BAB III

PROSEDUR PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif

dengan pendekatan kuantitatif. Pendekatan Kuantitatif menurut Sugiyono

(2010:20), menyatakan bahwa :

“dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang

telah ditetapkan.”

Menurut Arikunto (2010:3) penelitian deskriptif adalah penelitian yang

dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan, kondisi, atau hal lain yang sudah

disebutkan, yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan penelitian. Penelitian

deskriptif merupakan penelitian dengan tujuan mendeskripsikan atau memberi

gambaran terhadap objek yang di teliti melalui data sampel atau populasi

sebagaimana adanya tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan survey

dengan bentuk data kuantitatif, karena data dikumpulkan berbentuk angka-angka

yang dideskripsikan.

Jadi, penelitian deskriptif merupakan penelitian untuk mendeskripsikan

tentang objek yang diteliti sebagaimana adanya dan berlaku pada saat itu pula,

sehingga hasil penelitian saat ini belum tentu sama dengan penelitian yang akan

datang. Hal ini sesuai dengan data sample atau populasi yang akan di teliti dan

tidak membuat kesimpulan secara umum.

B. Variabel Dan Paradigma Penelitian

1. Variabel Penelitian

Menurut Sugiyono (2012:66) variabel penelitian yaitu suatu atribut

(19)

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya.Pada penelitian ini memiliki variabel penelitian sebagai

berikut: X= Kesulitan Menggambar Perspektif

2. Paradigma Penelitian

Menurut Sugiyono (2012:66) paradigma penelitian yaitu pola pikir

yang menujukan hubungan antara variable yang akan di teliti yang sekaligus

mencerminkan jenis dan jumlah rumusan masalah yang perlu di jawab melalui

penelitian. Berdasarkan pernyataan tersebut maka paradigm penelitian ini

dapat digambarkan sebagai berikut:

(20)

C. Data dan Sumber Data

Agar metode yang digunakan tepat, maka perlu disesuaikan dengan jenis

data yang diperlukan. Bila dilihat dan teknik pengumpulan data, maka teknik

pengumpulan data dapat dilakukan dengan interview (wawancara), kuesioner

(angket, observasi pengamatan), dan gabungan ketiganya. Metode yang digunakan

dalam pengumpulan data pada penelitian ini adalah kuesioner (angket). Menurut

Sugiyono (2012:199) „Kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pertanyaan

tertulis kepada responden untuk di jawab.‟

Sumber data penelitian adalah sumber data yang diperlukan untuk

penelitian yang diperoleh baik secara langsung. Dalam penelitian ini sumber data

yang dipergunakan adalah sumber data sekunder dan primer.

Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data sekunder berupa teori-teori

dari buku dan internet. Sedangkan sumber data primer ialah Siswa Jurusan Teknik

Gambar Bangunan kelas X di SMK Negeri 1 Sukabumi tahun ajaran 2012/2013

dan nilai hasil belajarnya.

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi menurut Sugiyono (2012: 80) adalah generalisasi yang terdiri

atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan peneliti untuk mempelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Populasi dalam penelitian ini berkaitan dengan subjek penelitian, yaitu

siswa kelas X Teknik Gambar Bangunan (TGB) SMK Negeri 1 Sukabumi.

Jumlah populasi siswa yang mengikuti mata diklat Gambar Teknik adalah 32

siswa.

2. Sampel

Sampel menurut Sugiyono (2012:81) adalah bagian dari jumlah dan

(21)

untuk penelitian ini penulis mengacu pada pendapat Suharsimi Arikunto

sebagai berikut:

„apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya, jika

subjeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau lebih.‟

Dan juga didukung oleh pendapat Sugiyono (2012:124) dengan

menggunakan Sampling Jenuh yaitu teknik menentukan sampel bila semua

anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila

jumlah populasi relative kecil, kurang dari 30, atau penelitian yang ingin

membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Istilah sampel

jenuh adalah sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel.

Jumlah sampel siswa yang mengikuti mata diklat Gambar Teknik adalah

32 siswa, maka sampel yang diambil 32 siswa.

Dengan demikian, karena seluruh populasi dijadikan sebagai sampel,

maka penelitian ini dapat juga disebut sebagai penelitian populasi.

E. Instrument Penelitian

Instrumen penelitian menurut Sugiyono adalah suatu alat yang

digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati, secara

spesifik semuafenomena ini disebut variabel penelitian. Instrumen penelitian

dapat diwujudkan kedalam benda misalnya angket (quetionnere), daftar cocok

(chek list), alat pedoman wawancara (interview guide dan interview scadule),

lembar pengamatan atau panduan pengamatan (observation sheet atau

observation scadule), soal tes, inventori.

1. Angket

Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket

tentang analisis kesulitan belajar menggambar perspektif pada mata

(22)

Penyusunan instrumen angket ini dilakukan dengan

langkah-langkah sebagai berikut:

a. Membuat kisi-kisi dengan indikator yang sesuai dengan variabel

penelitian. (dapat dilihat pada tabel 3.1)

b. Membuat pernyataan dari indikator yang telah ditentukan. Data

yang diharapkan terkumpul melalui alat ini yaitu gambaran

kesulitan belajar yang dihadapi siswa pada waktu mempelajari

gambar perspektif mata pelajaran gambar teknik.

c. Menetapkan skor untuk setiap pernyataan. Skala yang digunakan

adalah skala likert katagori penilaian empat dengan ukuran ordinal.

Artinya, objek yang diteliti mempunyai peringkat dalam empat

urutan. Untuk pernyataan positif mempunyai skor sebagai berikut:

Skor 1 = untuk jawaban Sangat Tidak Setuju (STS)

Skor 2 = untuk jawaban Tidak Setuju (TS)

Skor 3 = untuk jawaban Setuju (S)

Skor 4 = untuk jawaban Sangat Setuju (SS)

Sedangkan, untuk pernyataan negatif mempunyai skor sebagai

berikut:

Skor 1 = untuk jawaban Sangat Setuju (SS)

Skor 2 = untuk jawaban Setuju (S)

Skor 3 = untuk jawaban Tidak Setuju (TS)

Skor 4 = untuk jawaban Sangat Tidak Setuju (STS)

d. Melakukan uji coba dengan uji validitas dan reliabilitas.

2. Dokumentasi

Dokumentasi digunakan sebagai informasai atau data tambahan

yang berkaitan dengan penelitian. Dalam penelitian ini, dokumentasi

digunakan untuk mendapatkan jumlah siswa kelas X Program Keahlian

Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 1 Sukabumi yang mengikuti mata

(23)

F. Kisi-Kisi Instrument Penelitian

Instrument yang digunakan pada penelitian ini adalah berupa angket.

Seperti yang telah di jelaskan pada Instrumen penelitian, penyusunan instrument

angket harus di dasari dengan pembuatan kisi-kisi angket. Kisi-kisi angket di buat

untuk mengetahui indikator tentang fariabel X yaitu kesulitan menggambar

perspektif.

Berikut ini merupakan kisi-kisi instrument angket yang digunakan untuk

(24)

Rie

c. MInat siswa dalam menggambar

d. Emosi siswa didalam kelas

e. Kemampuan Kognitif

Perhatian keluarga

Hubungan Masyarakat sekitar

a. Hubungan Teman sebayas

b. Hubungan dengan Guru pengajar

c. Fasilitas Sekolah

(25)

G. Pengujian Instrumen Penelitian

1. Uji Validitas

Sebuah instrument dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang

diinginkan. Sebuah instrument dikatakan valid apabila dapat mengungkap data

dari variabel yang di teliti secara tepat (Arikunto, 2010:212). Tinggi

rendahnya instrument menunjukan sejauh mana data yang terkumpul tidak

menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud. Untuk menguji

validitas angket digunakan Product Moment yang dikemukakan oleh Pearson

dengan rumus sebagai berikut sebagai berikut:

 

Perhitungannya merupakan perhitungan setiap item, hasil

perhitungan tersebut kemudian dikonsultasikan ke dalam tabel harga

product moment dengan taraf signifikansi atau pada tingkat kepercayaan

95%.

rxy = koefisien korelasi butir

∑X = jumlah skor tiap item

∑Y = jumlah skor total item

∑X2

= jumlah skor-skor X yang dikuadratkan

∑Y2

= jumlah skor-skor Y yang dikuadratkan

(26)

Hasil yang sudah didapat dari rumus product moment terus

disubtitusikan ke dalam rumus t, dengan rumus sebagai berikut :

2

Hasil thitung tersebut kemudian dikonsultasikan dengan harga

distribusi ttabel dengan taraf signifikansi (

) = 0,05 yang artinya peluang

Untuk mengetahui apakah alat pengumpulan data tersebut

menunjukkan tingkat ketepatan, tingkat keakuratan, kestabilan atau

konsistensi dalam mengungkapkan gejala tertentu dari sekelompok individu

walaupun dilaksanakan pada waktu yang berbeda, dilakukan uji reliabilitas.

Uji reliabilitas dilakukan dengan teknik perhitungan belah dua menggunakan

rumus Spearman Brown. :

(Sugiyono, 2010:185)

keterangan :

r

i

= reabilitas internal seluruh instrument

r

b

= korelasi product moment antara belahan pertama dan kedua

ri

= 2rb

1 + rb

t = uji signifikansi korelasi

n = jumlah sampel

(27)

H. Teknik Analisis Data

Sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian, maka data

yang telah dikumpulkan perlu di analisis atau diolah. Langkah-langkah yang

ditempuh dalam teknik data meliputi:

1. Memeriksa dan menghitung kembali jumlah lembar jawaban yang telah

diisi oleh responden

2. Memeriksa bobot nilai untuk jawaban angket

3. Memeriksa dan memberi skor.

4. Mengolah data dengan statistik deskriptif. Menurut Sugiyono (2012:207)

Statistik deskriptif adalah analisis yang digunakan untuk menghasilkan

gambaran dari data yang telah terkumpul berdasarkan jawaban responden

melalui distribusi pembahasannya secara deskriptif dilakukan dengan

menggunakan table frekuensi.

Dalam penelitian ini, peneliti menginterpretasikan data dengan cara

menaksir rata-rata skor yang diperoleh dibandingkan dengan skor ideal untuk

selanjutnya interval skor yang didapatkan kemudian dikategorikan dalam

interpretasi tertentu.

Rumus yang digunakan dalam klasifikasi skor adalah sebagai berikut:

X + 1,5 (Si) > µ = Sangat tinggi

X + 1,5 (Si) < µ > 1,5 (Si) = Tinggi

X – 0,5 (Si) < µ > X + 0,5 (Si) = Cukup

X – 1,5 (Si) < µ > X – 0,5 (Si) = Rendah

µ < X – 1,5 (Si) = Sangat Rendah

Dengan ketentuan:

Xmax = skor maksimum/tertinggi

Xmin = skor minimum/terendah

Rata-rata ideal (X) =

(28)

Sedangkan untuk memperoleh persentase perolehan skor digunakan

rumus:

(Riduwan, 2007:95)

Dengan:

P : persentase jawaban

fo : jumlah skor yang muncul

N : jumlah skor total/skor ideal

Persentase hasil yang diperoleh kemudian diinterpretasikan melalui

interval berikut:

No Interval Kriteria

1 < 31 % Sangat Rendah

2 31% - 45% Rendah

3 46% - 60% Cukup

4 61% - 85% Tinggi

5 86% - 100% Sangat Tinggi

Tabel 3.2. Presentase Interval terhadap krieria

Sumber: http://repository.upi.edu/operator/upload/s_e5331_040348_chapter3.pdf

Pengujian reliabilitas memiliki kriteria sebagai berikut, jika r hit > r tab

dengan tingkat kepercayaan 95%, maka angket variable tersebut dikatakan

(29)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan hasil penelitian yang

dilakukan oleh penulis mengenai analisis kesulitan menggambar perspektif pada

mata pelajaran gambar teknik siswa SMK Negeri 1 Sukabumi tahun ajaran

2012/2013 maka, dapat ditarik kesimpulan bahwa :

1. Terdapat beberapa faktor yang memepengaruhi siswa yang mengalami

kesulitan menggambar perspektif diantaranya ialah, bakat menggambar

siswa, motivasi belajar siswa, minat belajar siswa, emosi belajar siswa,

kognitif, hubungan dengan masyarakat sekitar, hubungan dengan Guru

pengajar, serta fasilitas sekolah. Indikator-indikator tersebut yang sangat

mempengaruhi kesulitan belajar siswa dalam memahami pelajaran

perspektif. Namun dari berbagai faktor tersebut yang paling dominan ialah

sebagai berikut :

 Faktor internal yang lebih mempengaruhi kesulitan belajar siswadalah indikator kognitif (pemahaman siswa). Sekitar 15 siswa dari jumlah

sampel 32 siswa kurang cakap memahami materi gambar perspektif..

Hal ini disebabkan: (1) Kurangnya kecakapan siswa menangkap setiap

materi gambar perspektif yang disampaikan oleh Guru mata pelajaran

Gambar Teknik, (2) Siswa yang kurang peduli terhadap pentingnya

materi menggambar perspektif, sehingga mereka tidak terlalu

memperhatikan ketika guru menerangkan materi di depan kelas, (3)

Keinginan siswa yang rendah untuk menguasai seluruh materi gambar

perpektif yang telah diterangkan oleh guru mata pelajaran gambar

Gambar Teknik, (4) Banyaknya siswa yang menyelesaikan setiap tugas

gambar perspektif dekat dengan waktu pengumpulan tugasnya.

 Faktor eksternal yang lebih mempengaruhi kesulitan belajar adalah

(30)

(1) Kurangnya rasa kepedulian orang tua terhadap aktivitas

pembelajaran siswa disekolah, (2) Kurangnya pantauan orang tua

terhadap kegiatan siswa di sekolah maupun di luar sekolah, (3) Adanya

ketidak harmonisan yang terjadi di dalam rumah yang menyebabkan

turunnya semangat belajar. Hasil yang didapatkan, nilai dan hasil

belajarnya tidak memuaskan bahkan mungkin gagal dalam studinya.

2. Faktor yang paling dominan dari kedua faktor yaitu faktor internal. Faktor

yang berasal dari dalam diri setiap individu sangat mempengaruhi

kesulitan belajar. Sedangkan, dari berbagai indikator yang muncul terdapat

indikator yang paling dominan, yang juga berasal dari faktor internal yaitu

indikator kognitif pada faktor psikologi.

B. Saran

Setelah menyimpulkan hasil analisis, adapun saran yang dapat

disampaikan adalah sebagai berikut:

1. Sebaiknya guru lebih memperhatikan lagi bahwa antara satu siswa dengan

siswa yang lain pada dasarnya memiliki kecakapan yang berbeda. Guru

pada bidang studi perlu berupaya mencari solusi untuk membangun

perhatian belajar siswa agar mereka optimal dalam mengembangkan

potensinya. Serta meningkatkan kembali peran guru sebagai pengajar,

pendidik, dam pembimbing yang baik bagi siswanya.

2. Dalam pengajaran guru harus menanamkan pengertian dengan cara

menjelaskan materi pelajaran dengan sejelas-jelasnya, bukan bertele-tele,

sehingga tidak terjadi kesalahan persepsi kepada siswa. Semakin dekat

penjelasan guru dengan realitas kehidupan semakin mudah siswa

menerima dan mencerna materi pelajaran yang disajikan.

3. Siswa akan mudah memahami materi ajar jika siswa tersebut

memperhatikan dengan seksama materi yang diajarkan. Perhatian dapat

(31)

tujuan dan kegunaan mata pelajaran yang diperolehnya. Perhatian tidak

langsung, baru akan timbul bila dirangsang ileh guru dengan penyajian

pelajaran yang menarik, juga dengan penggunaan media pembelajaran

yang merangsang siswa berpikir, menghubungkan pengetahuan yang telah

siswa miliki, maka pelajaran pun akan diterima dengan baik.

4. Perlu adanya bimbingan dan penyuluhan bagi siswa yang mengalami

kesulitan belajar. Dengan memberikan bimbingan belajar dengan

sebaik-baiknya, siswa akan terpantau setiap kesukaran yang ia hadapi. Tentu saja

dengan keterlibatan dukungan dan perhatian orang tua akan sangat

(32)

Rieska Septiane, 2013

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono. 2012. Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Agustin, Risa. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya: Serbajaya.

Arifin, R. M. 2008. Analisis Faktor-Faktor Kesulitan Belajar Siswa pada Mata Diklat Statika Bangunan 2 di Jurusan Teknik Gambar Bangunan SMKN 6 Bandung. Bandung: diterbitkan UPI

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Bachtiar, Soeseno. 2012. Buku Pintar Memahami Psikologi Anak Didik.

Yogyakarta: Pinang Merah Publisher.

Ching, Frank. 1996. Grafik Arsitektur. Jakarta: Erlangga

Djamarah, Syaiful, Bahri. 2011. Psikologi Belajar Edisi II. Jakarta: Rineka Cipta.

Gulo. W, 1995. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:Grasindo [online].Tersedia: [online].Tersedia:http://books.google.co.id/books?id=A9NuJgpTRCEC &printsec=frontcover#v=onepage&q&f=false [30 september 2013]

Hamalik. Oemar. 2005. Metoda Belajar Kesulitan-kesulitan Belajar (edisi 3).

Bandung: Tarsito.

Mirnayati, Dina. 2011. Identifikasi Tingkat Kesulitan Proses Belajar Praktik Membatik Siswa Kelas II Program Keahlian Kria Tekstil SMK Negeri 5 Yogyakarta. Yogyakarta: Terbitan Universitas Negeri Yogyakarta

Montague, Jhon. 2001. Dasar-dasar Gambar Perspektif. Jakarta: Erlangga

Poerwodarminto. 1994. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarata: Balai Pustaka.

Purwanto. 2010. Metodologi Penelitian Kuantitatif untuk Psikologi dan Pendidikan. Yogyakatra: Pustaka Pelajar.

(33)

Rieska Septiane, 2013

Riduwan. 2007. Metode dan Teknik Menyusun Proposal Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Riduwan, dkk. 2005. Rumus dan Data dalam Analisis Statistika. Bandung : Alfabeta

Nasution. S. 2000. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar. Bandung: Rajawali Pers

Sardiman. 1990.Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : PT.Raja Grasindo Persada.

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Sudjana, Nana. 2004. Penilaian Hasil Proses Belajar dan Mengajar. Bandung: Rosda Karya

Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses BelajarMengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta

Sugiyono, 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Syah, Muhibbin. 2012. Psikologi Belajar. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada

Universitas Pendidikan Indonesia. 2010. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI.

Gambar

Tabel 4.3 Interval Presentase Skor
Gambar 4.3 Peneliti memeantau pengisian kuisioner oleh responden
gambar perspektif mata pelajaran gambar teknik.
27,28,29,30 GAMBAR 1.Hubungan Masyarakat sekitar Perhatian keluarga  Lingkungan Keluarga  Lingkungan Masyarakat 2.31,32,33 TEKNIK
+2

Referensi

Dokumen terkait

Syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT atas segala karunia dan rahmat yang dilimpahkan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “ Perbandingan

Selanjutnya, Aronoff (1976:40) menjelaskan bahwa kata merupakan bentuk minimal penurunan kata dalam KPK harus memenuhi kriteria (1) dasar pembentukan kata adalah

Alat ukur Self-congruity dalam penelitian ini mengunakan cara Sirgy (1982) yaitu mencocokan persepsi konsumen terhadap pembersih Pond’s dengan dua aspek yang membentuk konsep diri

Akt ivit as mengajar adalah rangkaian kegiat an yang dilakukan oleh guru dari. aw al kegiat an belajar mengajar, dan set elah kegiat an

apakah kandungan protein hewani dan nabati yang di peroleh dari susu sapi murni dengan susu kedelai yang harganya lebih terjangkau mampu meningkatkan massa otot pada latihan

Hal ini menunjukkan bahwa apabila belanja pemerintah Kabupaten/Kota di Provinsi Nusa Tenggara Timur meningkat untuk ketiga sektor tersebut, maka tingkat kemiskinan di

Tidak ada yang lebih penting dalam pergaulan hidup manusia selain komunikasi. Komunikasi ini tujuannya menyampaikan suatu pikiran atau pesan dari seseorang kepada orang

Jadi yang dimaksud dengan pertimbangan yuridis Mahkamah Konstitusi dalam putusannya mengenai perselisihan hasil pemilihan umum presiden dan wakil presiden terkait