Rieska Septiane, 2013
ANALISIS KESULITAN MENGGAMBAR PERSPEKTIF
PADA MATA PELAJARAN GAMBAR TEKNIK
(Penelitian Terhadap Siswa Kelas X Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Sukabumi Tahun Ajaran 2012/2013)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Teknik Arsitektur FPTK UPI
Oleh
RIESKA SEPTIANE
0908953
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ARSITEKTUR FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
Rieska Septiane, 2013
Analisis Kesulitan Menggambar
Perspektif pada Mata Pelajaran
Gambar Teknik di SMK Negeri 1
Sukabumi
Oleh Rieska Septiane
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan
© Rieska Septiane 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
November 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
Rieska Septiane, 2013
LEMBAR PENGESAHAN
ANALISIS KESULITAN MENGGAMBAR PERSPEKTIF
SISWA PADA MATA PELAJARAN GAMBAR TEKNIK
OLEH
RIESKA SEPTIANE 0908953
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:
Pembimbing I,
Drs. Dadang Ahdiat M.T
NIP. 19530411 1981011 001
Pembimbing II,
Nuryanto, S.Pd., M.T
NIP. 19760513 2006061 010
Mengetahui:
Ketua
Jurusan Pendidikan Teknik Arsitektur
Dra. RR. Tjahyani Busono, M.T.
ANALISIS TINGKAT KESULITAN MENGGAMBAR PERSPEKTIF PADA MATA PELAJARAN GAMBAR TEKNIK
(Penelitian terhadap Siswa Kelas X Program Keahlian
Teknik Gambar Bangunan SMKN 1 Sukabumi Tahun Ajaran 2012/2013)
Rieska Septiane (0908953)
ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh lemahnya pemahaman siswa pada tugas perspektif yang merupakan salah satu materi dari mata pelajaran Gambar Teknik. Pada mata pelajaran Gambar Teknik ini peserta didik dituntut untuk menguasai materi gambar perspektif. Namun dalam pelaksaan pembelajaran gambar perspektif sering kali ditemui peserta didik yang mengalami kesulitan belajar, yang salah satunya ditandai dengan telatnnya waktu pengumpulan tugas siswa dan nilai siswa dibawah Ketuntasan Kriteria Minimal (KKM) yaitu 75.
Berdasarkan latar belakang diatas maka perlu dilakukan penelitian tentang kesulitan siswa dalam menggambar perspektif untuk membuktikan kebenarannya. Maka untuk membuktikan kebenaran tersebut penulis melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Kesulitan Menggambar Perspektif pada Mata Pelajaran
Gambar Teknik” di SMK Negeri 1 Sukabumi. Tujuan penelitian ini adalah untuk
menganalisis faktor-faktor apa saja yang menyebabkan kesulitan belajar siswa pada mata pelajaran gambar teknik terhadap materi gambar perspektif di SMK Negeri 1 Sukabumi. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kuantitatif yang disampaikan secara deskriptif. Instrumen yang dipakai adalah kuesioner yang dibagikan kepada responden, yaitu siswa kelas X TGB di SMK Negeri 1 Sukabumi tahun pelajaran 2012/2013. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif.
Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan, terdapat dua faktor kesulitan belajar pada siswa, yaitu faktor internal yang meliputi aspek psikologi yakni bakat, minat, motivasi, emosi, kognitif, dan intelegensi. Sedangkan pada faktor eksternal yaitu aspek lingkungan keluaraga, lingkungan masyarakat, dan lingkungan sekolah. Berdasarkan data yang didapat, faktor internal kesulitan belajar yang paling dominan adalah indikator kognitif dengan perolehan persentase sebesar 27,53%. Sedangkan pada faktor eksternal adalah perhatian keluarga dengan persentase 25,29%. Jadi, indikator kognitif dan indikator perhatian keluarga memiliki pengaruh lebih besar dalam kesulitan belajar peserta didik. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan untuk SMK Negeri 1 Sukabumi dalam mengenal dan mengatasi kesulitan belajar menggambar perspektif siswa pada mata pelajaran Gambar Teknik.
ANALYSIS OF DIFFICULTY IN PERSPECTIVE DRAWING SUBJECT DRAWING TECHNIQUES
( Research on Class X Student Skills Program Architecture Engineering Sukabumi SMK 1 Academic Year 2012/2013 )
Rieska Septiane (0908953)
ABSTRACT
This research is motivated by the lack of understanding of the student perspective on the task, which is one subject matter of the Image Engineering. On this subject Engineering Drawing students are required to master the material perspective images. However, the implementation of the learning perspective images often encountered students who have difficulty learning, which is marked by not timely collection of student assignments and grades of students below mastery Minimum Criteria ( KKM ) is 75.
Based on the above it is necessary to research on student difficulties in drawing perspective to prove its truth. So to prove the truth of the authors conducted a study entitled "Analysis of Difficulty Drawing Perspective on Engineering Drawing Lesson" at SMK Negeri 1 Sukabumi. The purpose of this study is to analyze what factors are causing learning difficulties of students in the subjects of the technical drawing in perspective drawing material SMK Negeri 1 Sukabumi. This study uses a quantitative approach presented descriptively. The instrument used was a questionnaire that was distributed to the respondents, the students of class X TGB at SMK Negeri 1 Sukabumi school year 2012/2013. This study used descriptive research methods with quantitative approaches.
From the research that has been conducted, there are two factors in students' learning difficulties, ie internal factors include the psychological aspects of talents, interests, motivation, emotion, cognition, and intelligence. Whereas on the external factors which aspects of the family environment, the environmental community, and the school environment. Based on the data obtained, the internal factors of the most dominant learning difficulties was the acquisition of cognitive measures with the percentage of 27.53 %. While external factors are a family concern with the percentage of 25.29 %. Thus, indicators of cognitive and attention indicator families have a greater influence on student learning difficulties. The results of this study are expected to be input to SMK Negeri 1 Sukabumi in identifying and overcoming difficulties students learn to draw perspective on the subject Engineering Drawing.
DAFTAR ISI
ABSTRAK i
KATA PENGANTAR ii
UCAPAN TERIMA KASIH iii
DAFTAR ISI v
DAFTAR ISTILAH vii DAFTAR TABEL viii DAFTAR BAGAN ix DAFTAR GAMBAR x BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang Masalah 1 B. Identifikasi Masalah 2 C. Batasan Masalah 3 D. Rumusan Masalah 3 E. Penjelasan Istilah dan Judul 3 F. Tujuan Penelitian 5 G. Manfaat Penelitian 5 BAB II TINTAUAN PUSTAKA 6 A. Tinjauan Pustaka 6 1. Pengertian Belajar 6 2. Proses Belajar 11
3. Hasil Belajar 11
4. Faktor yang Mempengaruhi Belajar 12
5. Kesulitan Belajar 19
6. Gambar Perspektif 22
B. Anggapan Dasar 28
BAB III PROSEDUR PENELITIAN 29
A. Metode Penelitian 29
B. Variabel dan Paradigma Penelitian 29
1 Variabel Penelitian 29
2 .. Paradigma Penelitian 30
C. Data dan Sumber Data 31
D. Populasi dan Sampel Penelitian 31
1. Populasi 31
2. Sampel 31
E. Instrumen Penelitian 32
1. Angket 32
2. Dokumentasi 33
F. Kisi-kisi Instrumen 34
G. Pengujian Instrumen Penelitian 36
1. Uji Validitas 36
2. Uji Reabilitas 37
H. Teknik Analisis Data 38
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 40
A. Hasil Penelitian 40
1. Deskripsi Data 40
B. Pembahasan Hasil Penelitian 56
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 60
A. Kesimpulan 60
B. Saran 61
DAFTAR PUSTAKA xi
DAFTAR ISTILAH
SMK : Sekolah Menengah Kejuruan (hal. 1)
TGB : Teknik Gambar Bangunan (hal. 1)
KD : Kompetensi Dasar (hal. 1)
PLP : Program Latihan Profesi (hal. 2)
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrumen Penelitian 35
Tabel 3.2 Persentase Interval Terhadap Kriteria 39
Tabel 4.1 Perolehan Skor Responden 40
Tabel 4.2 Hasil Uji Validitas 44
DAFTAR BAGAN
Bagan 3.1 Paradigma Penalitian 30
Bagan 4.1 Diagram Batang Perolehan Skor Seluruh Faktor 47
Bagan 4.2 Diagram Pie Interpretasi Tiap Indikator Faktor Internal 51
Bagan 4.3 Diagram Pie Interpretasi Tiap Indikator Faktor Eksternal 55
Bagan 4.4 Diagram Pie Persentase Skor pada Kedua Faktor 56
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Jarak dan Titik mata ke Objeknya 25
Gambar 2.2 Posisi Bidang pada Gambar 26
Gambar 2.3 Sudut Pandang 27
Gambar 4.1 Peneliti menjelaskan cara pengisian kuisioner 42
Gambar 4.2 Responden mengisi kuisioner dengan teliti 42
Rieska Septiane, 2013
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan sekolah yang mendidik
siswanya dengan keahlian dan keterampilan, juga mendidik siswa agar mampu
memilih karir, berkompetisi, dan mengembangkan sikap professional dalam
bidang keahlian, salah satunya Teknik Gambar Bangunan (TGB) SMK Negeri 1
Sukabumi. Lulusannya dipersiapkan untuk menjadi seorang drafter atau ahli
menggambar bangunan yang siap kerja baik di kontraktor maupun konsultan
arsitektur.
Gambar Teknik adalah mata pelajaran yang wajib dimengerti oleh siswa
Teknik Gambar Bangunan. Gambar Teknik merupakan alat komunikasi antara
pembuat gambar, pekerja, dan perancang. Kemampuan membaca dan membuat
gambar merupakan kompetensi penguasaan Gambar Teknik yang harus dicapai
oleh siswa dalam proses belajar mengajar Gambar Teknik. Rendahnya
penguasaan terhadap Gambar Teknik akan sangat mempengaruhi proses belajar
mengajar selanjutnya, karena Gambar Teknik mempelajari dasar-dasar
menggambar yang baik dan benar. Salah satunya adalah penguasaan dasar-dasar
perspektif.
Perspektif merupakan gambar tiga dimensi yang bertujuan
menggambarkan suatu benda sesuai dengan sudut pandang mata dalam bentuk 3
dimensi. Menggambar perpektif bangunan mencakup seluruh Kompetensi Dasar
(KD) yang dipelajari di mata pelajaran Gambar Teknik. Di dalamnya terdapat
garis, bidang, 3 dimensi, dan yang lainnya. Kemampuan dalam menggambar
perspektif sangat diperlukan untuk dapat menguasai kompetensi pada mata
pelajaran lain seperti Menggambar Konstruksi Lantai dan Dinding Bangunan
Rieska Septiane, 2013
juga pada saat melakukan Praktek Kerja Industri (PraKerIn), karena pada sebagian
mata pelajaran tersebut banyak menggunakan gambar perspektif mendasar pada
setiap tugasnya.
Berdasarkan pengamatan penulis, pada pelaksanaan Program Latihan
Profesi (PLP) dan diskusi dengan guru mata diklat Gambar Teknik, serta pendapat
beberapa siswa, bahwa sekitar 70% dari jumlah siswa Teknik Gambar Bangunan
(32 siswa), yaitu ±22 siswa mengalami kesulitan dalam menggambar perspektif.
Terlihat pada rendahnya hasil belajar yang diperoleh siswa dari KD menggambar
perspektif, yaitu masih banyaknya siswa yang mendapatkan nilai gambar dibawah
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 75, juga banyaknya siswa yang
terlambat mengumpulkan tugas.
Berdasarkan hasil pengamatan penulis di atas, maka perlu dilakukan
penelitian tentang kesulitan siswa dalam menggambar perspektif untuk
membuktikan kebenarannya. Maka untuk membuktikan kebenaran tersebut
penulis melakukan penelitian dengan topik “Analisis Kesulitan Menggambar Perspektif pada Mata Pelajaran Gambar Teknik” di SMK Negeri 1 Sukabumi. Penelitian tersebut di harapkan mampu mengungkap kesulitan-kesulitan yang
dihadapi oleh siswa kelas X program Teknik Gambar Bangunan pada saat
menggambar perspektif.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas maka
dapat di identifiksdiksn beberapa permasalahan penelitiannya, sebagai berikut:
1. Adanya siswa yang mengalami kesulitan mengerjakan tugas menggambar
perspektif pada mata pelajaran Gambar Teknik.
2. Banyaknya siswa mendapatkan nilai di bawah KKM (75)
Rieska Septiane, 2013
C. Batasan Masalah
Kesulitan belajar siswa pada kompetensi dasar menggambar perspektif
dibatasi pada masalah berikut ini:
a. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X TGB tahun ajaran 2012/2013
b. Kesulitan dibatasi pada faktor internal siswa, yaitu: Faktor psikologis
(bakat, motivasi, minat, emosi, dan kemampuan kognitif). Dan pada faktor
eksternal siswa, yaitu: Lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat, dan
lingkungan keluarga.
D. Perumusan Masalah
Dari latar belakang dan batasan masalah yang telah dikemukakan, maka
perumusan masalah yang didapat dalam penelitian ini adalah faktor-faktor apa
saja yang mempengaruhi kesulitan menggambar perspektif siswa pada mata
pelajaran gambar teknik?
E. Penjelasan Istilah dalam Judul
Untuk menghindari kesalahpahaman dalam menafsirkan istilah-istilah yang
dipergunakan dalam judul penelitian ini, maka perlu dibuat penjelasan istilah
sesuai dengan judul penelitian yaitu, “Analisis Kesulitan Menggambar Perspektif pada Mata Pelajaran Gambar Teknik”
Istilah-istilah yang dijelaskan diantaranya:
1. Analisis
Analisis menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989:32) merupakan
penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu
sendiri serta hubungan antar bagian untuk mendapatkan pengertian yang
Rieska Septiane, 2013
2. Kesulitan
Kesulitan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990:337) adalah
segala sesuatu yang membuat tidak lancar (lambat). Kesulitan dalam
bentuk apapun akan menghalang-halangi seseorang untuk dapat mencapai
tujuan. Jadi kesulitan merupakan faktor yang dapat menjadikan seseorang
itu menjadi lambat atau berhenti sama sekali dalam mencapai tujuannya.
3. Belajar
Belajar ialah suatu bentuk pertumbuhan atau perobahan dalam diri
seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertinghak laku yang baru
berkat pengalaman dan latihan (Hamalik, 2005:21)
4. Analisis Kesulitan Belajar Siswa merupakan menganalisis suatu keadaan
apapun yang menghalang-halangi seseorang untuk mencapai tujuan
tertentu. Kesulitan belajar yang bersumber dari dalam diri siswa (faktor
internal: bakat, motovasi, minat, emosi) dan dari luar siswa (faktor
eksternal: lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat, dan lingkungan
sekolah)
5. Menggambar Perspektif merupakan salah satu materi yang dajarkan pada
mata pelajaran Gambar Teknik. Gambar perspektif adalah gambar dengan
arah pandang tunggal, hasil gambarnya yang tidak tampak distorsi jika
dibuat dengan tepat dan pada umumnya lebih cepat dimengerti sebab
gambar ini mempunyai kelebihan dari gambar-gambar lain karena
menunjukan wujud bangunan dalam 3 dimensi seperti biasa kita lihat.
(Ching, 1996:62)
6. Mata pelajaran Gambar Teknik
Gambar Teknik adalah salah satu mata pelajaran wajib yang dipelajari
kelas X siswa SMK Negeri 1 Sukabumi khususnya jurusan Teknik
Rieska Septiane, 2013
F. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah dikemukakan,
maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah mengetahui kesulitan
yang dialami siswa dalam menggambar perspektif pada mata pelajaran gambar
teknik.
G. Manfaat Penelitian
Manfaat dilakukannya penelitian ini ialah:
1. Secara Praktis
a. Membantu Guru memahami kesulitan siswanya dalam proses belajar
mengajar, khususnya mata pelajaran Gambar Teknik pada materi
perspektif.
b. Diharapkan siswa dapat mengevaluasi diri dengan kesulitan yang di
alaminya, sehingga dapat meningkatkan prektasi belajarnya.
2. Secara Teoritis
a. Sebagai acuan Guru mata pelajaran Gambar Teknik dalam
menjelaskan materi gambar perspektif sesuai dengan kesulitan yang
BAB III
PROSEDUR PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif
dengan pendekatan kuantitatif. Pendekatan Kuantitatif menurut Sugiyono
(2010:20), menyatakan bahwa :
“dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang
telah ditetapkan.”
Menurut Arikunto (2010:3) penelitian deskriptif adalah penelitian yang
dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan, kondisi, atau hal lain yang sudah
disebutkan, yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan penelitian. Penelitian
deskriptif merupakan penelitian dengan tujuan mendeskripsikan atau memberi
gambaran terhadap objek yang di teliti melalui data sampel atau populasi
sebagaimana adanya tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan survey
dengan bentuk data kuantitatif, karena data dikumpulkan berbentuk angka-angka
yang dideskripsikan.
Jadi, penelitian deskriptif merupakan penelitian untuk mendeskripsikan
tentang objek yang diteliti sebagaimana adanya dan berlaku pada saat itu pula,
sehingga hasil penelitian saat ini belum tentu sama dengan penelitian yang akan
datang. Hal ini sesuai dengan data sample atau populasi yang akan di teliti dan
tidak membuat kesimpulan secara umum.
B. Variabel Dan Paradigma Penelitian
1. Variabel Penelitian
Menurut Sugiyono (2012:66) variabel penelitian yaitu suatu atribut
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya.Pada penelitian ini memiliki variabel penelitian sebagai
berikut: X= Kesulitan Menggambar Perspektif
2. Paradigma Penelitian
Menurut Sugiyono (2012:66) paradigma penelitian yaitu pola pikir
yang menujukan hubungan antara variable yang akan di teliti yang sekaligus
mencerminkan jenis dan jumlah rumusan masalah yang perlu di jawab melalui
penelitian. Berdasarkan pernyataan tersebut maka paradigm penelitian ini
dapat digambarkan sebagai berikut:
C. Data dan Sumber Data
Agar metode yang digunakan tepat, maka perlu disesuaikan dengan jenis
data yang diperlukan. Bila dilihat dan teknik pengumpulan data, maka teknik
pengumpulan data dapat dilakukan dengan interview (wawancara), kuesioner
(angket, observasi pengamatan), dan gabungan ketiganya. Metode yang digunakan
dalam pengumpulan data pada penelitian ini adalah kuesioner (angket). Menurut
Sugiyono (2012:199) „Kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pertanyaan
tertulis kepada responden untuk di jawab.‟
Sumber data penelitian adalah sumber data yang diperlukan untuk
penelitian yang diperoleh baik secara langsung. Dalam penelitian ini sumber data
yang dipergunakan adalah sumber data sekunder dan primer.
Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data sekunder berupa teori-teori
dari buku dan internet. Sedangkan sumber data primer ialah Siswa Jurusan Teknik
Gambar Bangunan kelas X di SMK Negeri 1 Sukabumi tahun ajaran 2012/2013
dan nilai hasil belajarnya.
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi menurut Sugiyono (2012: 80) adalah generalisasi yang terdiri
atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan peneliti untuk mempelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Populasi dalam penelitian ini berkaitan dengan subjek penelitian, yaitu
siswa kelas X Teknik Gambar Bangunan (TGB) SMK Negeri 1 Sukabumi.
Jumlah populasi siswa yang mengikuti mata diklat Gambar Teknik adalah 32
siswa.
2. Sampel
Sampel menurut Sugiyono (2012:81) adalah bagian dari jumlah dan
untuk penelitian ini penulis mengacu pada pendapat Suharsimi Arikunto
sebagai berikut:
„apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya, jika
subjeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau lebih.‟
Dan juga didukung oleh pendapat Sugiyono (2012:124) dengan
menggunakan Sampling Jenuh yaitu teknik menentukan sampel bila semua
anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila
jumlah populasi relative kecil, kurang dari 30, atau penelitian yang ingin
membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Istilah sampel
jenuh adalah sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel.
Jumlah sampel siswa yang mengikuti mata diklat Gambar Teknik adalah
32 siswa, maka sampel yang diambil 32 siswa.
Dengan demikian, karena seluruh populasi dijadikan sebagai sampel,
maka penelitian ini dapat juga disebut sebagai penelitian populasi.
E. Instrument Penelitian
Instrumen penelitian menurut Sugiyono adalah suatu alat yang
digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati, secara
spesifik semuafenomena ini disebut variabel penelitian. Instrumen penelitian
dapat diwujudkan kedalam benda misalnya angket (quetionnere), daftar cocok
(chek list), alat pedoman wawancara (interview guide dan interview scadule),
lembar pengamatan atau panduan pengamatan (observation sheet atau
observation scadule), soal tes, inventori.
1. Angket
Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket
tentang analisis kesulitan belajar menggambar perspektif pada mata
Penyusunan instrumen angket ini dilakukan dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
a. Membuat kisi-kisi dengan indikator yang sesuai dengan variabel
penelitian. (dapat dilihat pada tabel 3.1)
b. Membuat pernyataan dari indikator yang telah ditentukan. Data
yang diharapkan terkumpul melalui alat ini yaitu gambaran
kesulitan belajar yang dihadapi siswa pada waktu mempelajari
gambar perspektif mata pelajaran gambar teknik.
c. Menetapkan skor untuk setiap pernyataan. Skala yang digunakan
adalah skala likert katagori penilaian empat dengan ukuran ordinal.
Artinya, objek yang diteliti mempunyai peringkat dalam empat
urutan. Untuk pernyataan positif mempunyai skor sebagai berikut:
Skor 1 = untuk jawaban Sangat Tidak Setuju (STS)
Skor 2 = untuk jawaban Tidak Setuju (TS)
Skor 3 = untuk jawaban Setuju (S)
Skor 4 = untuk jawaban Sangat Setuju (SS)
Sedangkan, untuk pernyataan negatif mempunyai skor sebagai
berikut:
Skor 1 = untuk jawaban Sangat Setuju (SS)
Skor 2 = untuk jawaban Setuju (S)
Skor 3 = untuk jawaban Tidak Setuju (TS)
Skor 4 = untuk jawaban Sangat Tidak Setuju (STS)
d. Melakukan uji coba dengan uji validitas dan reliabilitas.
2. Dokumentasi
Dokumentasi digunakan sebagai informasai atau data tambahan
yang berkaitan dengan penelitian. Dalam penelitian ini, dokumentasi
digunakan untuk mendapatkan jumlah siswa kelas X Program Keahlian
Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 1 Sukabumi yang mengikuti mata
F. Kisi-Kisi Instrument Penelitian
Instrument yang digunakan pada penelitian ini adalah berupa angket.
Seperti yang telah di jelaskan pada Instrumen penelitian, penyusunan instrument
angket harus di dasari dengan pembuatan kisi-kisi angket. Kisi-kisi angket di buat
untuk mengetahui indikator tentang fariabel X yaitu kesulitan menggambar
perspektif.
Berikut ini merupakan kisi-kisi instrument angket yang digunakan untuk
Rie
c. MInat siswa dalam menggambar
d. Emosi siswa didalam kelas
e. Kemampuan Kognitif
Perhatian keluarga
Hubungan Masyarakat sekitar
a. Hubungan Teman sebayas
b. Hubungan dengan Guru pengajar
c. Fasilitas Sekolah
G. Pengujian Instrumen Penelitian
1. Uji Validitas
Sebuah instrument dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang
diinginkan. Sebuah instrument dikatakan valid apabila dapat mengungkap data
dari variabel yang di teliti secara tepat (Arikunto, 2010:212). Tinggi
rendahnya instrument menunjukan sejauh mana data yang terkumpul tidak
menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud. Untuk menguji
validitas angket digunakan Product Moment yang dikemukakan oleh Pearson
dengan rumus sebagai berikut sebagai berikut:
Perhitungannya merupakan perhitungan setiap item, hasil
perhitungan tersebut kemudian dikonsultasikan ke dalam tabel harga
product moment dengan taraf signifikansi atau pada tingkat kepercayaan
95%.
rxy = koefisien korelasi butir
∑X = jumlah skor tiap item
∑Y = jumlah skor total item
∑X2
= jumlah skor-skor X yang dikuadratkan
∑Y2
= jumlah skor-skor Y yang dikuadratkan
Hasil yang sudah didapat dari rumus product moment terus
disubtitusikan ke dalam rumus t, dengan rumus sebagai berikut :
2
Hasil thitung tersebut kemudian dikonsultasikan dengan harga
distribusi ttabel dengan taraf signifikansi (
) = 0,05 yang artinya peluangUntuk mengetahui apakah alat pengumpulan data tersebut
menunjukkan tingkat ketepatan, tingkat keakuratan, kestabilan atau
konsistensi dalam mengungkapkan gejala tertentu dari sekelompok individu
walaupun dilaksanakan pada waktu yang berbeda, dilakukan uji reliabilitas.
Uji reliabilitas dilakukan dengan teknik perhitungan belah dua menggunakan
rumus Spearman Brown. :
(Sugiyono, 2010:185)
keterangan :
r
i
= reabilitas internal seluruh instrumentr
b
= korelasi product moment antara belahan pertama dan keduari
= 2rb
1 + rb
t = uji signifikansi korelasi
n = jumlah sampel
H. Teknik Analisis Data
Sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian, maka data
yang telah dikumpulkan perlu di analisis atau diolah. Langkah-langkah yang
ditempuh dalam teknik data meliputi:
1. Memeriksa dan menghitung kembali jumlah lembar jawaban yang telah
diisi oleh responden
2. Memeriksa bobot nilai untuk jawaban angket
3. Memeriksa dan memberi skor.
4. Mengolah data dengan statistik deskriptif. Menurut Sugiyono (2012:207)
Statistik deskriptif adalah analisis yang digunakan untuk menghasilkan
gambaran dari data yang telah terkumpul berdasarkan jawaban responden
melalui distribusi pembahasannya secara deskriptif dilakukan dengan
menggunakan table frekuensi.
Dalam penelitian ini, peneliti menginterpretasikan data dengan cara
menaksir rata-rata skor yang diperoleh dibandingkan dengan skor ideal untuk
selanjutnya interval skor yang didapatkan kemudian dikategorikan dalam
interpretasi tertentu.
Rumus yang digunakan dalam klasifikasi skor adalah sebagai berikut:
X + 1,5 (Si) > µ = Sangat tinggi
X + 1,5 (Si) < µ > 1,5 (Si) = Tinggi
X – 0,5 (Si) < µ > X + 0,5 (Si) = Cukup
X – 1,5 (Si) < µ > X – 0,5 (Si) = Rendah
µ < X – 1,5 (Si) = Sangat Rendah
Dengan ketentuan:
Xmax = skor maksimum/tertinggi
Xmin = skor minimum/terendah
Rata-rata ideal (X) =
Sedangkan untuk memperoleh persentase perolehan skor digunakan
rumus:
(Riduwan, 2007:95)
Dengan:
P : persentase jawaban
fo : jumlah skor yang muncul
N : jumlah skor total/skor ideal
Persentase hasil yang diperoleh kemudian diinterpretasikan melalui
interval berikut:
No Interval Kriteria
1 < 31 % Sangat Rendah
2 31% - 45% Rendah
3 46% - 60% Cukup
4 61% - 85% Tinggi
5 86% - 100% Sangat Tinggi
Tabel 3.2. Presentase Interval terhadap krieria
Sumber: http://repository.upi.edu/operator/upload/s_e5331_040348_chapter3.pdf
Pengujian reliabilitas memiliki kriteria sebagai berikut, jika r hit > r tab
dengan tingkat kepercayaan 95%, maka angket variable tersebut dikatakan
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan hasil penelitian yang
dilakukan oleh penulis mengenai analisis kesulitan menggambar perspektif pada
mata pelajaran gambar teknik siswa SMK Negeri 1 Sukabumi tahun ajaran
2012/2013 maka, dapat ditarik kesimpulan bahwa :
1. Terdapat beberapa faktor yang memepengaruhi siswa yang mengalami
kesulitan menggambar perspektif diantaranya ialah, bakat menggambar
siswa, motivasi belajar siswa, minat belajar siswa, emosi belajar siswa,
kognitif, hubungan dengan masyarakat sekitar, hubungan dengan Guru
pengajar, serta fasilitas sekolah. Indikator-indikator tersebut yang sangat
mempengaruhi kesulitan belajar siswa dalam memahami pelajaran
perspektif. Namun dari berbagai faktor tersebut yang paling dominan ialah
sebagai berikut :
Faktor internal yang lebih mempengaruhi kesulitan belajar siswadalah indikator kognitif (pemahaman siswa). Sekitar 15 siswa dari jumlah
sampel 32 siswa kurang cakap memahami materi gambar perspektif..
Hal ini disebabkan: (1) Kurangnya kecakapan siswa menangkap setiap
materi gambar perspektif yang disampaikan oleh Guru mata pelajaran
Gambar Teknik, (2) Siswa yang kurang peduli terhadap pentingnya
materi menggambar perspektif, sehingga mereka tidak terlalu
memperhatikan ketika guru menerangkan materi di depan kelas, (3)
Keinginan siswa yang rendah untuk menguasai seluruh materi gambar
perpektif yang telah diterangkan oleh guru mata pelajaran gambar
Gambar Teknik, (4) Banyaknya siswa yang menyelesaikan setiap tugas
gambar perspektif dekat dengan waktu pengumpulan tugasnya.
Faktor eksternal yang lebih mempengaruhi kesulitan belajar adalah
(1) Kurangnya rasa kepedulian orang tua terhadap aktivitas
pembelajaran siswa disekolah, (2) Kurangnya pantauan orang tua
terhadap kegiatan siswa di sekolah maupun di luar sekolah, (3) Adanya
ketidak harmonisan yang terjadi di dalam rumah yang menyebabkan
turunnya semangat belajar. Hasil yang didapatkan, nilai dan hasil
belajarnya tidak memuaskan bahkan mungkin gagal dalam studinya.
2. Faktor yang paling dominan dari kedua faktor yaitu faktor internal. Faktor
yang berasal dari dalam diri setiap individu sangat mempengaruhi
kesulitan belajar. Sedangkan, dari berbagai indikator yang muncul terdapat
indikator yang paling dominan, yang juga berasal dari faktor internal yaitu
indikator kognitif pada faktor psikologi.
B. Saran
Setelah menyimpulkan hasil analisis, adapun saran yang dapat
disampaikan adalah sebagai berikut:
1. Sebaiknya guru lebih memperhatikan lagi bahwa antara satu siswa dengan
siswa yang lain pada dasarnya memiliki kecakapan yang berbeda. Guru
pada bidang studi perlu berupaya mencari solusi untuk membangun
perhatian belajar siswa agar mereka optimal dalam mengembangkan
potensinya. Serta meningkatkan kembali peran guru sebagai pengajar,
pendidik, dam pembimbing yang baik bagi siswanya.
2. Dalam pengajaran guru harus menanamkan pengertian dengan cara
menjelaskan materi pelajaran dengan sejelas-jelasnya, bukan bertele-tele,
sehingga tidak terjadi kesalahan persepsi kepada siswa. Semakin dekat
penjelasan guru dengan realitas kehidupan semakin mudah siswa
menerima dan mencerna materi pelajaran yang disajikan.
3. Siswa akan mudah memahami materi ajar jika siswa tersebut
memperhatikan dengan seksama materi yang diajarkan. Perhatian dapat
tujuan dan kegunaan mata pelajaran yang diperolehnya. Perhatian tidak
langsung, baru akan timbul bila dirangsang ileh guru dengan penyajian
pelajaran yang menarik, juga dengan penggunaan media pembelajaran
yang merangsang siswa berpikir, menghubungkan pengetahuan yang telah
siswa miliki, maka pelajaran pun akan diterima dengan baik.
4. Perlu adanya bimbingan dan penyuluhan bagi siswa yang mengalami
kesulitan belajar. Dengan memberikan bimbingan belajar dengan
sebaik-baiknya, siswa akan terpantau setiap kesukaran yang ia hadapi. Tentu saja
dengan keterlibatan dukungan dan perhatian orang tua akan sangat
Rieska Septiane, 2013
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Mulyono. 2012. Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Agustin, Risa. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya: Serbajaya.
Arifin, R. M. 2008. Analisis Faktor-Faktor Kesulitan Belajar Siswa pada Mata Diklat Statika Bangunan 2 di Jurusan Teknik Gambar Bangunan SMKN 6 Bandung. Bandung: diterbitkan UPI
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Bachtiar, Soeseno. 2012. Buku Pintar Memahami Psikologi Anak Didik.
Yogyakarta: Pinang Merah Publisher.
Ching, Frank. 1996. Grafik Arsitektur. Jakarta: Erlangga
Djamarah, Syaiful, Bahri. 2011. Psikologi Belajar Edisi II. Jakarta: Rineka Cipta.
Gulo. W, 1995. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:Grasindo [online].Tersedia: [online].Tersedia:http://books.google.co.id/books?id=A9NuJgpTRCEC &printsec=frontcover#v=onepage&q&f=false [30 september 2013]
Hamalik. Oemar. 2005. Metoda Belajar Kesulitan-kesulitan Belajar (edisi 3).
Bandung: Tarsito.
Mirnayati, Dina. 2011. Identifikasi Tingkat Kesulitan Proses Belajar Praktik Membatik Siswa Kelas II Program Keahlian Kria Tekstil SMK Negeri 5 Yogyakarta. Yogyakarta: Terbitan Universitas Negeri Yogyakarta
Montague, Jhon. 2001. Dasar-dasar Gambar Perspektif. Jakarta: Erlangga
Poerwodarminto. 1994. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarata: Balai Pustaka.
Purwanto. 2010. Metodologi Penelitian Kuantitatif untuk Psikologi dan Pendidikan. Yogyakatra: Pustaka Pelajar.
Rieska Septiane, 2013
Riduwan. 2007. Metode dan Teknik Menyusun Proposal Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Riduwan, dkk. 2005. Rumus dan Data dalam Analisis Statistika. Bandung : Alfabeta
Nasution. S. 2000. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar. Bandung: Rajawali Pers
Sardiman. 1990.Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : PT.Raja Grasindo Persada.
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Sudjana, Nana. 2004. Penilaian Hasil Proses Belajar dan Mengajar. Bandung: Rosda Karya
Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses BelajarMengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta
Sugiyono, 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Syah, Muhibbin. 2012. Psikologi Belajar. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada
Universitas Pendidikan Indonesia. 2010. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI.