• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBELAJARAN VOKAL UNTUK SUARA CAMBIATA PADA SISWA LAKI-LAKI DI PURWACARAKA MUSIC STUDIO, BUNGUR, BANDUNG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PEMBELAJARAN VOKAL UNTUK SUARA CAMBIATA PADA SISWA LAKI-LAKI DI PURWACARAKA MUSIC STUDIO, BUNGUR, BANDUNG."

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBELAJARAN VOKAL UNTUK SUARA CAMBIATA

PADA SISWA LAKI-LAKI DI PURWACARAKA MUSIC STUDIO BUNGUR BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Seni Musik

Oleh

R. Mayci Ayu Putri 0807494

JURUSAN PENDIDIKAN SENI MUSIK FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

(2)

PEMBELAJARAN VOKAL

UNTUK SUARA

CAMBIATA

PADA SISWA LAKI-LAKI

DI PURWACARAKA

MUSIC STUDIO

BUNGUR BANDUNG

Oleh R. Mayci Ayu Putri

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni

©R. Mayci Ayu Putri 2013

Universitas Pendidikan Indonesia

April 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

PEMBELAJARAN VOKAL UNTUK SUARA CAMBIATA PADA SISWA LAKI-LAKI

DI PURWACARAKA MUSIC STUDIO BUNGUR BANDUNG

Oleh:

R. Mayci Ayu Putri

Disetujui dan disahkan oleh pembimbing:

Pembimbing I

Dr. Susi Gustina M. Si NIP. 196708221992022001

Pembimbing II

Dr. Rita Milyartini M. Si NIP. 196406231988032001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Seni Musik

(4)

ABSTRACK

This research is motivated by the difficulty teaching vocal for male students who are experiencing voice changes or cambiata and the lack of literature on cambiata in Indonesian. It is inversely proportional to the public interest in the reality of the matter. Through descriptive metode and qualitative approach the researcher made a research on "Vocal Learning to cambiata voice for Male students in Purwacaraka Music Studio Bungur Bandung" in order to answer the research questions regarding the materials, process, and learning outcomes. Results of vocal learning is to sound cambiata though some of the children speak cambiata feel less confident with his voice changes but through student learning vocal PCMS can sing pretty well according to the voice region.

ABSTRAK

(5)

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR GAMBAR ... vi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang ... 1

B.Rumusan Masalah ... 5

C.Tujuan Penelitian ... 6

D.Manfaat Penelitian... 7

E. Sistematika Penulisan ... 8

BAB II LANDASAN TEORETIS ... 11

A.Pembelajaran ... 11

B.Pembelajaran Vokal ... 20

C.Suara Cambiata ... 26

BAB III METODE PENELITIAN ... 33

A.Lokasi dan Subjek Penelitian ... 33

B.Metode Penelitian ... 38

C.Definisi Operasional ... 39

D.Instrumen Penelitian ... 40

E. Teknik Pengumpulan Data ... 40

(6)

v

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN ... 48

A. Pemilihan Materi ... 48

B. Tahap-Tahap Pembelajaran Vocal ... 55

H.Hasil Pembelajaran Vokal ... 73

BAB V KESIMPULAN ... 76

A. Kesimpulan ... 77

B. Rekomendasi ... 78

DAFTAR PUSTAKA ... 79

(7)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Belajar merupakan suatu proses dari individu untuk mendapatkan ilmu,

tetapi dibutuhkan stimulus yang membantu dalam prosesnya. Seperti yang

dikatakan Thorndike yang dikutip oleh Budhiningsih (2005:21) mengatakan

bahwa belajar merupakan proses interaksi antara stimulus dan respon. Stimulus

yaitu apa saja yang dapat merangsang terjadinya kegiatan belajar seperti pikiran,

perasaan, atau hal-hal lain yang dapat ditangkap melalui alat indra. Alat indra di

dalam tubuh manusia meliputi indra penglihatan yaitu mata, indra peraba yaitu

kulit, indra pendengar yaitu telinga, indra pencium yaitu hidung, dan indra perasa

yaitu lidah. Semua alat indra yang dimiliki manusia dapat membantu dalam proses

belajar. Contohnya saat belajar vokal atau menyanyi, mata digunakan untuk

melihat partitur yang akan dinyanyikan. Telinga digunakan untuk mendengarkan

iringan musik. Lidah membantu dalam pengucapan lirik lagu.

Budhidarma sebagaimana dikutip oleh Kurnia (2010:1), mengatakan

bahwa vokal adalah alat musik paling tua sepanjang perkembangan kebudayaan

umat manusia. Dengan memanfaatkan anugrah Tuhan YME yaitu vokal, manusia

dapat menikmati keindahan yang luar biasa. Contohnya dengan mudah dapat kita

lihat dari penyanyi-penyanyi Indonesia maupun luar negeri yang memiliki talenta

yang luar biasa di bidang tarik suara. Pembelajaran vokal merupakan salah satu

(8)

mempelajari teori saja tetapi juga harus diikuti dengan prakteknya, sebab melalui

prakteklah seseorang akan merasakan pengalaman musik secara langsung.

Mempelajari musik tidak mungkin dilakukan hanya melalui ceramah atau

penjelasan, tanpa bunyi atau musik itu sendiri. Maka dengan alasan inilah praktek

dalam pembelajaran seni musik baiknya dilakukan dengan bernyanyi atau

memainkan instrumen musik. Pengalaman musik melalui praktek vokal akan

langsung dialami oleh penyanyi karena instrumen musiknya yaitu vokal melekat

pada tubuh penyanyi.

Dalam belajar vokal tidak pernah ada batasan umur, baik anak-anak,

remaja, dan juga dewasa. Seperti yang dikatakan oleh Purwacaraka bahwa

pengalaman bermusik sebaiknya dikembangkan sejak usia dini, namun bukan

berarti tidak ada kemampuan bagi yang telah dewasa untuk mengembangkan

kemampuan bermusik.

Selain anak-anak yang dianjurkan mulai mengenal musik di antaranya

dengan bernyanyi, orang dewasapun tidak pernah ada kata terlambat untuk belajar

musik. Mengenalkan musik pada anak mempunyai manfaat di antaranya dapat

melatih kepercayaan diri dan juga belajar berekspresi. Sedangkan pada orang

dewasa adalah untuk menambah ilmu, wawasan serta dapat menjadi kegiatan yang

menyenangkan untuk menghibur diri sendiri juga orang lain.

Di antara anak-anak dan dewasa terdapat fase pertumbuhan yang disebut

dengan remaja. Berbeda dengan dua fase pertumbuhan sebelumnya, pada fase ini

terkadang ditemukan permasalahan-permasalahan kepercayaan diri dalam

(9)

laki-laki. Sebagian dari mereka cenderung merasa sangat malu untuk bernyanyi di

depan orang lain.

Hal tersebut dipengaruhi oleh pubertas yang sedang mereka alami. Di

mana terjadinya perkembangan fisik dan psikis akibat pematangan fungsi seksual

yang ditandai oleh tumbuhnya rambut pada daerah tertentu seperti kumis dan

janggut. Selain itu, terjadi perubahan pada suara. Perubahan suara pada laki-laki

disebut dengan suara cambiata, yaitu sebuah tahapan suara sebelum

diklasifikasikan pada wilayah suara tenor, bariton, dan bass.

Pada masa perubahan suara atau cambiata, sebagian anak akan merasa

kurang percaya diri dengan keadaannya, sehingga menjadi sangat takut bernyanyi.

Tapi tidak semua anak laki-laki pada masa itu takut bernyanyi, ada juga meraka

yang justru dengan percaya diri masuk ke sekolah-sekolah vokasional untuk

mempelajari vokal.

Dewasa ini banyak sekali lembaga vokasional yang menawarkan

pembelajaran musik khususnya vokal, di antaranya adalah Purwa Caraka Music

Studio (PCMS). PCMS adalah sebuah lembaga yang berdedikasi dalam

pendidikan musik. PCMS menawarkan kursus yang cocok untuk berbagai usia.

Lembaga ini melibatkan tim guru yang terlatih dalam menjalankan sebuah

kurikulum yang sudah tertulis dengan cermat dan teknik pengajaran yang inovatif.

PCMS hampir 20 tahun berkiprah mewarnai dunia pendidikan music,dan kini

memiliki 76 cabang di Indonesia. Mengenai staff pengajar yang ada di PCMS

tidak sembarangan. Staff pengajar tersebut harus lulus dari uji kualifikasi, tahap

(10)

sekolah, atau oleh seorang kepala sekolah di setiap cabangnya. Kemudian staff

pengajar akan mendapat seminar dan tutorial yang berlangsung secara berkala

untuk menetapkan standar pengajaran dan pengetahuan yang tepat dalam

melaksanakan kurikulum dari PCMS.

Mengenai pengajaran, Staff PCMS mengajarkan aliran music Pop. Sesuai

dengan kurikulum di PCMS. Akan tetapi guru-guru tersebut tidak mematok

materi hanya pada kurikulum saja. Pengajar bisa mengembangkan potensi siswa

dengan mengajarkan teknik vokal untuk aliran musik lain yang disesuaikan

dengan karakter dan warna suara siswa. Mereka bisa belajar teknik bernyanyi

aliran musik klasik, jazz, juga dangdut. Tetapi hal tersebut disesuaikan juga

dengan kemampuan guru pengajar itu sendiri.

Selain pengajaran vokal yang bervariasi PCMS menerima murid dari

berbagai umur, dari mulai anak-anak sampai dewasa,dan bahkan anak remaja

laki-laki belasan tahun yang bersuara cambiata. Beberapa sekolah musik di Jerman

justru menganjurkan kepada remaja laki-laki bersuara cambiata untuk

mengistirahatkan suaranya sebelum pembentukan suara yang diklasifikasikan ke

dalam wilayah suara tenor, bariton ataupun bass. Namun bukan berarti kegiatan

praktek musik tidak dapat dilaksanakan sama sekali dengan adanya anjuran

tersebut, masih ada beberapa alternatif yang dapat dilakukan untuk mengatasi dan

mensiasatinya. PCMS merupakan salah satu lembaga pendidikan vokasional yang

mempunyai sebuah pembelajaran untuk menangani suara cambiata, dan peneliti

(11)

Kurangnya literatur mengenai cambiata dalam bahasa Indonesia

menambah kuat alasan peneliti untuk menambah sedikitnya melalui penelitian ini.

Setelah melakukan peninjauan terlebih dahulu terkait dengan pembahasan tentang

pembelajaran vokal untuk suara cambiata. Peneliti mengambil tema pembelajaran

vokal dan merumuskan judul PEMBELAJARAN VOKAL UNTUK SUARA

CAMBIATA PADA SISWA LAKI-LAKI DI PURWACARAKA MUSIC

STUDIO BUNGUR BANDUNG.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah: “Bagaimanakah pembelajaran vokal untuk suara

cambiata pada siswa laki-laki di PCMS Bungur, Bandung?”. Agar penelitian ini

tepat sasaran, maka permasalahan permasalahan ini dapat diidentifikasikan ke

dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut:

1. Bagaimanakah pemilihan materi untuk suara cambiata pada siswa laki-laki di

PCMS, Bungur, Bandung?

2. Bagaimanakah tahap-tahap pembelajaran vokal untuk suara cambiata pada

siswa laki-laki di PCMS, Bungur, Bandung?

3. Bagaimana hasil pembelajaran vokal untuk suara cambiata pada siswa

(12)

C. Tujuan Penelitian

Yang menjadi tujuan utama penelitian ini adalah untuk untuk mengetahui

pembelajaran vokal untuk suara cambiata pada siswa laki-laki di PCMS Bungur,

Bandung. Untuk mencapai tujuan utama tersebut dirumuskan tujuan-tujuan

khusus sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pemilihan materi pembelajaran vokal untuk suara cambiata

pada siswa laki-laki di PCMS Bungur, Bandung.

2. Untuk mengetahui tahap-tahap dari pembelajaran vokal untuk suara cambiata

pada siswa laki-laki di PCMS Bungur, Bandung.

3. Untuk mengetahui hasil pembelajaran vokal untuk suara cambiata pada siswa

laki-laki di PCMS Bungur, Bandung.

D. Manfaat Penelitian

Penulis berharap dalam proses penelitian ini banyak pihak yang mendapatkan

manfaat yang berguna khususnya mengenai pembelajaran vokal untuk anak

laki-laki yang sedang mengalami cambiata. Pihak-pihak tersebut di antaranya:

1. Universitas Pendidikan Indonesia

Memperkaya repetoir khasanah mengenai pendidikan seni musik, khususnya

vokal.

2. Peneliti

Penelitian ini menambah wawasan bagi penulis mengenai pembelajaran vokal,

(13)

3. Mahasiswa

Memberi bahan untuk referensi mengenai pembelajaran vokal untuk suara

cambiata.

4. Pengajar musik

Sebagai masukan dalam mengajar vokal dalam upaya meningkatkan kualitas

pembelajaran.

5. Purwa Caraka Music Studio

Dapat dijadikan tolak ukur untuk pembelajaran vokal pada anak bersuara

cambiata.

6. Masyarakat

Dapat meningkatkan pemahaman mengenai pembelajaran vokal untuk

cambiata.

E. Sistematika Penulisan

JUDUL: PEMBELAJARAN VOKAL UNTUK SUARA CAMBIATA PADA SISWA LAKI-LAKI DI PURWA CARAKA MUSIK STUDIO, BUNGUR, BANDUNG.

LEMBAR PENGESAHAN ABSTRAK

(14)

BAB I

PENDAHULUAN

Pada Bab ini di dalamnya terdiri dari beberapa sub bab di antaranya adalah latar

belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur

organisasi skripsi. Isi dari sub bab latar belakang adalah membahas mengenai

alasan dasar penelitian atau suatu hal yang melatar belakangi mengapa penelitian

ini diteliti. Perumusan masalah berisi rumusan dan analisis masalah yang

dinyatakan dalam bentuk kalimat tanya. Pada bagian selanjutnya yaitu tujuan

penelitian. Pada bagian ini menyajikan suatu hasil yang ingin dicapai setelah

penelitian dilakukan. Kemudian manfaat yang di dalamnya terdapat beberapa

harapan untuk dapat memberi pencerahan dengan memberikan gambaran setelah

melakukan penelitian ini. Struktur Organisasi berisi tentang sistematika penulisan

penelitian.

BAB II

LANDASAN TEORETIS

Berisi tentang konsep, teori, dalil, kerangka pemikiran dan hipotesis mengenai hal

yang diteliti dengan urutan pengertian pembelajaran, komponen pembelajaran,

pembelajaran vokal, dan suara cambiata. Pada subbab pengertian pembelajaran

peneliti mengumpulkan beberapa teori yang berhubungan dari beberapa sumber

baik dari buku dengan studi literatur dan juga dari internet. Hal tersebut berfungsi

untuk memperkuat teori yang diangkat pada penelitian. Pada subbab komponen

pembelajaran memaparkan beberapa komponen penting agar dapat terbentuk

(15)

Selanjutnya pada bagian pembelajaran vokal membahas mengenai teknik-teknik

dasar untuk belajar vokal. Kemudian terakhir adalah mengenai suara cambiata.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini menjabarkan metode yang digunakan untuk “mengupas” masalah yang

diteliti. Di dalamnya juga terdapat beberapa komponen lain yaitu tentang lokasi

penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data,

analisis data, dan tahap-tahap penelitian.

BAB IV

PEMBAHASAN

Setelah melakukan penelitian, pada bab ini peneliti membahas dan memaparkan

data mengenai hasil dari penelitian. Karena peneliti melakukan penelitian di

Purwa Caraka Music Studio (PCMS), maka pada bab ini peneliti membahas

sekilas mengenai PCMS. Baik itu pendiri, pengajar, materi pembelajaran dan

beberapa komponen lain yang mendukung penelitian ini. Setelah merumuskan

masalah yang berupa pertanyaan penelitian, akhirnya bab ini bisa menjawabnya

dihasil penelitian juga pembahasan hasil penelitian.

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Setelah melakukan pengumpulan, pengolahan, menganalisis dan membahas

penelitian, pada bab inilah kesimpulan dibuat. Dengan cara penulisan berupa

uraian padat. Setelah itu dibuat sebuah saran dan rekomendasi untuk subjek yang

(16)

DAFTAR PUSTAKA

Daftar pustaka berisi tentang sumber tertulis seperti buku, jurnal, dokumen resmi,

dan suber lain dari Internet yang dikutip dan digunakan dalam penulisan skripsi

ini.

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran-lampiran berisi semua dokumen yang diambil dan digunakan dalam

(17)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. LOKASI DAN SUBJEK PENELITIAN

Lokasi penelitian ini yaitu di Jalan Bungur No. 25 Sukajadi, Bandung,

berdekatan dengan tempat rekreasi Karang Setra.

Gambar 3.1

Lokasi Purwa Caraka Music Studio (Dok. Putri, April 2012)

Alasan lokasi ini dipilih karena terdapat subjek yang sesuai dengan

penelitian yaitu anak laki-laki yang sedang mengalami perubahan suara akibat

dari pubertas atau disebut dengan suara cambiata. Kemudian peneliti tertarik pada

(18)

di lingkungan gereja yang terbiasa dengan bernyanyi dan belajar vokal. Alasan

lainnya adalah pendidikan vokasional (sekolah kejuruan dibidang musik) PCMS

cukup dikenal oleh berbagai kalangan masyarakat, baik orang tua, muda, dan

anak-anak. Hal itu tak lepas pengaruhnya dari pendiri PCMS yang cukup lama

terlihat eksistensinya dalam bermusik di televisi dan banyak event musik besar di

Indonesia. Di samping itu biaya yang terjangkau membuat pendidikan vokasional

ini menjadi semakin disukai oleh masyarakat. Berbeda dengan biaya sekolah

musik lain yang bisa mencapai Rp 750.000/bulan. Pendidikan vokasional PCMS

ini menawarkan harga yang terjangkau. Hanya dengan biaya kurang dari Rp

250.000/bulan, seseorang bisa mendapat ilmu yang bermanfaat juga pengalaman

musik yang menyenangkan sehingga banyak sekali orang tua mempercayakan

PCMS menjadi sekolah musik nonformal bagi anak mereka.

PCMS adalah lembaga pendidikan musik vokasional yang didirikan oleh

Purwa Tjaraka. Seorang musisi yang lahir di Beograd, Yugoslavia pada tanggal

31 Maret1960. Ia memilliki kepedulian tinggi terhadap musik Indonesia.

Kemudian mendirikan sekolah musik yang saat ini sudah berumur hampir 20

tahun dan memiliki 76 cabang yang tersebar di beberapa kota di Indonesia. Untuk

cabang di Kota Bandung di antaranya berada di jalan Bungur, jalan Mangga, jalan

Karawitan, jalan Sriwijaya, dan jalan Sukup Baru. Lembaga musik ini

menawarkan beberapa kursus musik untuk berbagai usia dengan harga yang

cukup terjangkau.

Staf Pengajar PCMS tidak diambil sembarangan, tetapi harus lulus dalam

(19)

setiap cabangnya. Setelah menjadi pengajarpun akan terus diberi bimbingan

berupa tutorial dan juga seminar yang dilaksanakan secara berkala untuk

menetapkan standar pengajaran yang tepat sesuai dengan kurikulum PCMS.

Kriteria lainnya adalah pengajar PCMS harus bisa berkomunikasi yang baik

dengan siswa dan juga orang tua siswa.

Kurikulum PCMS dirancang dengan sistem pengajaran yang

inovatif.Menurut Ihsan yang dikutip oleh Warsita (2008:295) mengatakan bahwa

Inovasi berasal dari bahasa latin, innovation yang berarti pembaruan dan

perubahan. Inovasi adalah perubahan baru menuju ke arah perbaikan atau berbeda

dari yang sebelumnya, dilakukan secara sengaja dan berencana. Jadi kurikulum

yang diterapkan di PCMS dapat berubah mengikuti perkembangan zaman.

Dengan berbagai referensi selama hampir 20 tahun didirikan. Terdapat beberapa

macam kursus yang di tawarkan PCMS di antaranya vokal, biola, keyboard, piano

Pop, piano klasik, drum, bass, gitar elektrik, dan gitar klasik.

Kelas untuk pembelajaran berupa studio yang dilengkapi dengan

instrumen dan peralatan musik. Peralatan tambahan akan disediakan sesuai

dengan kebutuhan kelas dan juga kurikulum. Kemudian terdapat pemeriksaan

akustik dan pencahayaan guna menciptakan kenyamanan bagi siswa dan guru

(20)

Gambar 3.2 Ruangan Kelas vokal (Dok. Putri, Agustus 2012)

Guna meningkatkan kreatifitas dan antusiasme siswa dalam bermusik,

PCMS rutin mengadakan konser dan resital untuk menampilkan siswa-siswi yang

sudah memiliki kemampuan bermusik yang cukup baik. Konser tersebut

dilakukan oleh setiap cabangnya atau in-house. Kemudian ada juga pertunjukan

(21)

Gambar 3.3 Tempat Konser in-house (Dok. Peneliti, Agustus 2012)

PCMS mempunyai banyak prestasi baik dalam negeri dan luar negeri di

antaranya, Choir pada tanggal 15 hingga 18 Juli 2012 lalu, kembali mendapatkan

prestasi internasional. Kali ini, PCMS Choir berhasil mendapatkan dua Gold

Diploma Awards pada ajang festival paduan suara internasional "2012 Asia

Cantate" yang dilaksanakan di Phuket, Thailand dan masih banyak lagi.

Subjek penelitian ini adalah seorang pengajar vokal PCMS bernama Lely

Magdalena yang telah mengajar vokal selama 8tahun sejak tahun 2004. Ia adalah

seorang guru vokal yang belajar musik dengan cara otodidak, tetapi banyak

(22)

country dan banyak mendapat penghargaan dari perlombaan bernyanyi dengan

genre musik country.

Selain guru di PCMS subjek dari penelitian ini adalah siswa laki-laki

berusia 13tahun yang bernama Sulaiman Thariq. Ia belajar vokal di PCMS sejak

7bulan yang lalu. Siswa PCMS ini sedang mengalami perubahan suara akibat dari

pubertas. Walaupun Iman adalah seorang anak yang pemalu, ia sangat tertarik

untuk belajar vokal dan piano. Ia memutuskan untuk mengikuti kursus vokal dan

piano di pendidikan vokasional. Ia mengaku merasa kurang percaya diri dengan

badannya yang lebih besar dibandingkan dengan teman seusianya tetapi ia tetap

terlihat ceria selama kursus. Walaupun sudah berusia 13tahun Iman masih merasa

kesulitan dalam mengucapkan huruf R, atau dalam Bahasa Sunda disebut dengan

cadel. Sehingga tidak sedikit teman-temannya yang suka mengolok-olok. Ia juga

mengidap ASMA sehingga menjadi kekhawatiran tersendiri pada orang tuanya.

Setelah beberapa kali pindah sekolah akhirnya mereka memutuskan agar Iman

mengikuti pendidikan home schooling di Rumah Belajar Semi Palar.

B. METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam peneltian ini adalah metode deskriptif

dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Sugiyono (2009:1) mengatakan

“bahwa penelitian kualitatif sering disebut juga sebagai metode penelitian

naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural

setting)”. Oleh karena itu tujuan dari metode ini adalah mengangkat fakta,

(23)

berlangsung. Dituangkan secara apa adanya sesuai dengan kondisi yang

sebenarnya. Pengumpulan data yang dibutuhkan tidak dipandu oleh teori, tetapi

dipandu oleh fakta-fakta yang ditemukan pada saat penelitian di lapangan.

Dalam metode penelitian ini peneliti berfungsi sebagai human instrument

artinya peneliti mengumpulkan data melalui observasi dan wawancara secara

langsung kepada informan yaitu guru dan siswa. Data yang terkumpul kemudian

dianalisis untuk menjawab pertanyaan penelitian yang dikemukakan di Bab I.

C. Definisi Operasional

Guna menghindari adanya kesalahpahaman dalam penafsiran istilah pada

judul penelitian, penulis member batasan sebagai berikut:

1. Pembelajaran :

a. Menurut Bambang Warsita(2008:265),

Mengatakan pembelajaran merupakan terjemahan dari kata instruction yang dalam bahasaYunani disebut instructus atau instruere yang berarti menyampaikan pikiran, dengan demikian arti instruksional menyampaikan pikiran atau ide yang telah diolah secara bermakna melalui pembelajaran. pengertian ini mengarah pada guru sebagai pelaku perubahan.

b. Gagne dan Briggs dalam Bambang Warsita (2008:266)

Mengatakan Pembelajaran adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu proses belajar peserta didik, yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun sedemikina rupa untuk mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar peserta didik yang bersifat internal. Dapat dikatakan bahwa pembelajaran merupakan segala upaya untuk menciptakan kondisi dengan sengaja agar tujuan pembelajaran dapat dipermudah.

2. Vokal : Vokal diartikan sebagai suara manusia. Dalam Kamus

Besar Bahasa Indonesia (KBBI), secara lingustik vokal diartikan sebagai

(24)

suara dan penyempitan suara pada saluran suara di atas glotis (larinks,

pangkal tenggorokan pada lekukan pita suara).

3. Suara Cambiata : Suara cambiata mengacu pada kondisi perubahan suara

yang dialami oleh umumnya remaja laki-laki berusia 12-15 tahun.

D. Instrumen Penelitian

Penelitian akan lebih lengkap dan sistematis bila komponen yang lainnya

juga dapat mendukung dalam proses penelitian, yaitu instrumen penelitian. Dalam

penelitian kualitatif terdapat hal yang mempengaruhi kualitas data hasil penelitian

yaitu, kualitas instrumen dan kualitas pengumpulan data. Dengan kualitas

instrumen dan kualitas pengumpulan data yang baik maka akan didapat data yang

baik. Data dikumpulkan dalam bentuk catatan lapangan dan dokumentasi audio

dan visual.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data di sini adalah cara yang digunakan untuk

memecahkan masalah penelitian agarmemperoleh data yang diinginkan.

Pengumpulan data itu sendiri adalah suatu proses untuk menghimpun data yang

relevan serta gambaran dari aspek yang diteliti. Teknik pengumpulan data

merupakan langkah yang penting dalam penelitian karena tujuan utama dalam

penelitian ini adalah mendapatkan data. Beberapa teknik pengumpulan data yang

(25)

1. Observasi

Dalam penelitian ini, peneliti melakukan observasi atau bisa disebut

dengan pengamatan, yang berfungsi untuk mengamati proses pembelajaran dan

perilaku responden secara langsung. Pengamatan yang dilakukan peneliti dalam

penelitian ini adalah observasi non partisipan. Yang berarti dalam proses

pengumpulan data ini, peneliti hanya berfungsi sebagai pengamat dan tidak

memiliki keterlibatan secara langsung dalam kegiatan pembelajaran vokal

tersebut.

Dengan teknik observasi, data yang didapatkan akan lebih lengkap dan

dapat dipahami lebih dalam tentang apa yang sedang terjadi di lapangan. Peneliti

di sini bermaksud untuk mengamati proses pembelajaran vokal untuk suara

cambiata pada siswa laki-laki di PCMS Bungur, Bandung yang memiliki tujuan

untuk mengetahui kejadian dan peristiwa yang berlangsung selama proses

pembelajaran tersebut.

Observasi ini tidak dilakukan terhadap guru yang mengajar siswa dengan

suara cambiata di PCMS yang dilakukan 1x dalam seminggu, yaitu pada hari

selasa pukul 16.30 WIB. Jadwal pernah mengalami perubahan menjadi hari jumat

pukul 13.15 WIB pada bulan september. Dalam observasi ini, peneliti mengamati

proses pembelajaran yang diberikan oleh pengajar dengan menggunakan beberapa

teknik dan metode yang disesuaikan dengan kebutuhan murid. Data-data tersebut

didapat dengan pendokumentasian dan pencatatan kejadian-kejadian yang terjadi

(26)

2. Wawancara

Dalam KBBI wawancara merupakan tanya jawab dengan seseorang untuk

dimintai keterangan atau pendapatnya mengenai sesuatu hal. Dengan demikian

wawancara yang dilakukan oleh peneliti adalah pengumpulan data

denganmelakukan tanya jawab pada sumber data.

wawancara yang dilakukan peneliti adalah wawacara terstruktur dan tidak

terstruktur. Wawancara terstruktur adalah teknik wawancara yang dilakukan

dengan cara menyusun beberapa pertanyaan yang akan diajukan yang dirumuskan

dalam pedoman wawancara. Tidak terstruktur adalah wawancara yang dilakukan

dengan menambahkan pertanyaan yang dikembangkan dari pertanyaan yang telah

diajukan.

Wawancara dilakukan di PCMS sebelum atau setelah pembelajaran,

sehingga tidak mengganggu proses belajar mengajar. Wawancara pertama adalah

dengan pengajar vokal yaitu Lely Magdalena. Dengan mengguanakan pedoman

wawancara yang dibuat terlebih dahulu sebelum melakukan wawancara. Peneliti

menanyakan pertanyaan-pertanyaan yang bersangkutan dengan pembelajaran dan

menanyakan data-data yang mendukung untuk menjawab pertanyaan pada

rumusan masalah. Peneliti juga mewawancarai Iman tapi karena waktu terbatas

untuk mewawancarai, peneliti melanjutkan wawancara via sms.

3. Studi dokumentasi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dokumentasi merupakan

(27)

Dokumentasi dijadikan sebagai sumber pelengkap dalam proses pengumpulan

data dari hasil observasi dan wawancara. Peneliti mengumpulkan data dengan cara

mendokmentasikan segala hal yang berhubungan dengan penelitian. Media yang

digunakan dalam pendokumentasian adalah Camera digital yang gunakan untuk

mengambil beberapa foto yang dibutuhkan, seperti foto kegiatan pembelajaran,

dan foto tempat penelitian. Dokumentasi lainnya yaitu hasil rekaman wawancara

dan proses pembelajaran.

Kegunaan dari hasil studi dokemntasi bagi peneliti adalah untuk

membandingkan hasil wawancara yang dilakukan baik pada guru ataupun siswa

dengan kenyataan yang terjadi langsung dilapangan. Sehingga peneliti dapat

menilai sesuai atau tidaknya lewat bukti hasil dokumentasi.

F. ANALISIS DATA

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data

kualitatif, mengikuti sebuah konsep Miles and Huberman. Miles and huberman

dalam Sugiyono (2009:207) mengemukakan bahwa aktifitas dalam analisi data

kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus pada

setiap tahapan penelitian sampai tuntas, dan datanya sampai jenuh. Aktivitas

dalam analisis data, yaitu data reduction, data display, dan verification.

Dari pengertian tersebut peneliti menguraikan sebagai berikut:

1. Data reduction (reduksi data)

Kegiatan mereduksi data adalah kegiatan yang awal dilakukan pada

(28)

dikumpulkan kemudian dirangkum untuk diproses agar lebih mudah dalam

mencerna data. Aspek-aspek permasalahan yang direduksi adalah mengenai

pembelajaran vokal untuk suara cambiata.

2. Data display (penyajian data)

Setelah kegiatan reduksi dilakukan kemudian melangkah ke tahap

selanjutnya yaitu penyajian data yang mengacu pada permasalahan mengenai

pembelajaran vokal untuk suara cambiatan pada siswa laki-laki di Purwa Caraka

Music Studio Bungur, Bandung.

3. Pengambilan Kesimpulan dan Verifikasi data

Kegiatan menganalisis data untuk selanjutnya disimpulkan kemudian di

verifikasi yang merupakan kegiatan inti dalam proses penelitian ini. Setelah

proses pengumpulan data dengan melakukan observasi dan wawancara, kemudian

seluruh data yang didapat direduksi, dan akhirnya disajikan. Kegiatan selanjutnya

adalah menyimpulkan hasil dari data-data tersebut, yaitu mengenai pembelajaran

vokal untuk suara cambiata pada siswa Purwa Caraka Music Studio Bungur

Bandung.

G. TAHAP-TAHAP PENELITIAN

Dalam melakukan penelitian ini, peneliti menggunakan tahap-tahap yang

berguna untuk mempermudah penelitian agar lebih sistematis. Tahap-tahap yang

(29)

1. Persiapan penelitian

Tahap persiapan penelitian ini direncanakan dengan baik. Hal tersebut

bermaksud agar berhasil mencapai tujuan yang diinginkan. Adapun tahap-tahap

persiapan penelitiannya adalah sebagai berikut:

a. Studi pendahuluan; tahap ini dilakukan yaitu dengan melakukan pengamatan

pertama mengenai proses pembelajaran vokal di PCMS Bungur Bandung.

b. Merumuskan masalah; peneliti membuat beberapa pertanyaan mengenai

permasalahan yang akan diteliti. Hal ini berguna untuk mempermudah

penelitian.

c. Merumuskan asumsi; setelah peneliti menemukan masalah pada subjek yang

akan diteliti. Kemudian peneliti membuat anggapan dasar sementara atau

asumsi pada permasalahan tersebut yang nantinya akan disesuaikan dengan

hasil penelitian itu sendiri.

d. Memilih paradigma penelitian; kualitatif digunakan peneliti dalam penelitian

karena dengan menggunakan paradigma ini peneliti bisa mendapatkan data

yang lebih mendalam mengenai pembelajaran vocal untuk suara cambiata

pada siswa laki-laki di Purwa Caraka Music Studio Bungur, Bandung.

2. Pelaksanaan Penelitian

Peneliti melakukan observasi dalam proses yang dilakukan di tempat

penelitian secara langsung untuk mendapatkan data yang berkualitas. Observasi

tersebut ditambah dengan wawancara yang merujuk pada pedoman wawancara

(30)

Kemudian dari data-data yang terkumpul terumuskan suatu kesimpulan data yang

yang diperoleh di antaranya:

a. Tempat

Penelitian ini dilakukan di Purwa Caraka Music Studio Bungur yang

beralamat di Jl. Bungur No. 25 Sukajadi Bandung.

b. Waktu

Penelitian ini dilakukan dari bulan mei 2012 sampai dengan bulan

September 2012. Durasi penelitian dari pukul 13.00-14.00 WIB dan

(31)

3. Pembuatan Laporan Penelitian

Dalam laporan ini peneliti mengungkapkan seluruh hasil penelitian yang

diperoleh dengan melakukan observasi, wawancara, dan dilengkapi oleh

dokumentasi selama proses penelitian. Kemudian seluruh data mengalami

pengolahan sehingga tertuanglah gambaran yang jelas dan sesuai dengan keadaan

(32)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Dari pembahasan yang telah dikemukakan dalam bab 4, hasil temuan dalam

penelitian adalah:

Materi pembelajaran untuk anak bersuara cambiata terdiri dari latihan

pernafasan, vokalisi, dan materi lagu. Latihan pernapasan dilakukan secara rutin

sebelum vokalisi dan bernyanyi dengan cara menarik nafas, menahan napas, dan

mengeluarkan napas atau menghembuskan napas. Latihan vokalisi untuk anak

bersuara cambiata yaitu pola sederhana dengan solmisasi yang terdiri dari

1-2-3-4-5-6-7-1 dalam rangkaian nada naik dan turun diulang di tonalitas yang semakin tinggi

secara bertahap. Mulai dari nada “g” sampai “G1” menggunakan bantuan keyboard.

Materi lagu yang diberikan disesuaikan dengan usia, jangkauan wilayah suara, dan

tingkat kesulitannya. Lagu yang diberikan adalah Lagu Cinta untuk Mama.

Tahap-tahap pembelajaran vokal untuk siswa bersuara cambiata di PCMS

terdiri dari kegiatan awal yaitu percakapan ringan untuk membuka pembelajaran.

Kegiatan inti yaitu pemberian materi pembelajaran seperti pada poin 1. Kemudian

kegiatan akhir yaitu guru mmberikan tugas dan juga mengoreksi hasil pembelajaran

(33)

Hasil pembelajaran vokal untuk anak bersuara cambiata terlihat dari beberapa

aspek yaitu latihan pernafasan, latihan vokalisi dan materi lagu. Siswa dapat

menggunakan dan menerapkan pernafasan diafragma dengan baik pada vokalisi dan

materi lagu. Siswa tidak lagi kesulitan seperti kehabisan napas pada saat

menyanyikan bagian lagu dengan frase yang panjang. Dari vokalisi yang dilakukan

secara rutin setiap pertemuan menghasilkan beberapa kemajuan pada intonasi,

artikulasi, juga penerapan tenik pernafasan yang baik. Selain itu materi lagu yang

siswa pelajaripun semakin baik intonasinya, artikulasi semakin jelas, kontrol napas

cukup baik, dan juga ekspresinya siswa yang lebih percaya diri dalam membawakan

materi lagu.

Dapat disimpulkan dari hasil penelitian ini bahwa anak bersuara cambiata

dapat berlatih vokal dengan baik akan tetapi diperlukan materi khusus yang agak

berbeda dengan pembelajaran vokal ada umumnya. Selain wilayah suara unik yang

membedakannya dengan wilayah suara pada umumnya. Suara cambiata juga

berpengaruh terhadap faktor psikologi siswa. Terbukti dari siswa yang terlihat malu

tidak nyaman ketika bernyanyi.

B. Rekomendasi

Pada setiap pembelajaran tentunya tidak ada yang sempurna, terdapat

kekurangan dan kelebihan pada aspek-aspek tertentu. Jika terdapat kelebihan baiknya

dapat dipertahankan bahkan juga terus dikembangkan. Apabila terdapat kekurangan

(34)

memberi rekomendasi yaitu ada baiknya guru menambah materi lagu untuk siswa.

Walaupun siswa cambiata butuh waktu yang lebih lama untuk menguasai lagu, tetapi

ada baiknya dalam pergantian materi lagu tidak terlalu lama agar tidak terjadi

kejenuhan yang mungkin saja dialami oleh siswa. Selanjutnya yaitu menambah

variasi dalam vokalisi. Karena siswa cambiata membutuhkan pelajaran intonasi yang

lebih untuk melatih ketepatan suara, maka ada baiknya ditambah variasi atau ragam

(35)

Daftar Pustaka

Budiningsih, Asri. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Depdiknas UPI. (2011). Pedoman Akademik. Bandung: UPI

Chaedar Alwasilah. 2002. Pokoknya kualitatif. Jakarta: PT. Dunia Pustaka

Jaya

Hamalik, Oemar. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran; Jakarta. Bumi Aksara

Kamus Besar Bahasa Indonesia

Papalia. Diane E. 2008. Human Development (Psikologi Perkembangan).

Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Philliph, K.H. 1996. Teaching Kids to Sing. Singapore: Thomson Schirmer.

Purnomo, Wahyu. 2010. Terampil Bermusik. Jakarta: Kementrian Pendidikan

Nasional.

Sugiono. 2009. Memahami Penelitian Kualitatif; Bandung. Alfabeta.

Warsita, Bambang. 2008. Teknologi Pembelajaran Landasan dan aplikasinya.

Jakarta: Rineka Cipta.

Yusuf. 2009. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT.

(36)

Collins, Don L. (2003). Conceptual Cambiata. On line: tersedia

http://www.cambiatapress.com/CVMIA/TheCambiataConcept2.html. (20 April 2012)

Mason, Paul. (2004). Voice Training for Singer. On Line: tersedia

http://www.paulmason.com/VocalTechnique.html. (5 Agustus 2012)

Azziz, Indra. (2009). Teknik Vokal Yang Baik dan Benar. On Line: tersedia

Gambar

Gambar 3.1 Lokasi Purwa Caraka Music Studio
Gambar 3.2  Ruangan Kelas vokal
Gambar 3.3 Tempat Konser in-house

Referensi

Dokumen terkait

Dalam penelitian ini pola dan tema penelitian adalah meneliti proses pembelajaran artikulasi lagu dalam pembelajaran vokal untuk anak usia dini studi kasus di All Mozart Music

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif..Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, observasi,

Penulisan ini menggunakan metode deskriptif analisis yang memanfaatkan data kualitatif, sesuai dengan tujuan peneliti yaitu untuk mendeskripsikan penerapan model

Penulisan ini menggunakan metode deskriptif analisis yang memanfaatkan data kualitatif, sesuai dengan tujuan peneliti yaitu untuk mendeskripsikan penerapan model pembelajaran yang

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif pendekatan kualitatif yaitu metode untuk mengungkapkan dan memecahkan masalah dengan cara

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif, karena menjelaskan tentang “Pendayagunaan Dana Zakat melalui

Berdasarkan hasil metode deskriptif kualitatif, melalui teknologi pengumpulan data, melalui bentuk survei kuesioner dan wawancara dengan guru SDN 03 Langgara Laut

METODE Peneliti melakukan penelitian ini melalui pendekatan kualitatif, yaitu analisis deskriptif dengan melakukan kegiatan berupa pengamatan, wawancara dan menganalisis dokumen yang