• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PEMAHAMAN KONSEP KOLOID.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PEMAHAMAN KONSEP KOLOID."

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

Hermie Arfianty, 2013

Pengembangan Lembar Kerja Siswa Berbasis Inkuiri Untuk Mengembangkan Ketermpilan Proses Sains Dan Pemahaman Konsep Koloid Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK...i

KATA PENGANTAR ...ii

DAFTAR ISI ...iv

DAFTAR TABEL ...vii

DAFTAR GAMBAR ...ix

DAFTAR LAMPIRAN ...xi

BAB I PENDAHULUAN...1

A.

Latar Belakang ...1

B.

Permasalahan dan Rumusan Masalah...5

C.

Tujuan

Penelitian……….……….……….6

D.

Manfaat Penelitian…...

...6

E.

Batasan Masalah...7

F.

Definisi Operasional……….………7

BAB II LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS INKUIRI, KETERAMPILAN PROSES

SAINS, DAN PEMAHAMAN KONSEP KOLOID ...9

A.

Lembar Kerja Siswa……….………...9

1.

Pengertian LKS……….………9

2.

Macam-

macam LKS……….………..10

3.

Prosedur Pengembangan LKS………11

B.

Keterampilan Proses Sains...13

1. Pengertian Keterampilan Proses Sains...13

2. Jenis-jenis Keterampilan Proses Sains...14

(2)

1.

Pengertian Pemahaman……….………..22

2.

Pengertian

Konsep……….……….23

D. Pendekatan Inkuiri……….………...26

1. Pengertian Pendekatan Inkuiri……….………26

2. Tingkatan Inkuiri……….………27

3. Tahap-

tahap Inkuiri……….………29

E. Praktikum sebagai Wahana Pembelajaran Keterampilan Proses Sains dan

Pemahaman Konsep...32

F. Tinjauan Materi

Koloid…….

...35

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...45

A.

Metode dan Desain

Penelitian…...

...45

B.

Alur Penelitian...45

C.

Subyek Penelitian ...49

D.

Instrumen Penelitian...50

E.

Analisis Data dan Penyajiannya...57

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...60

A.

Analisis Data………...………60

1.

Karakteristik LKS Berbasis Inkuiri…...……….……….……….61

2.

Implementasi LKS Berbasis Inkuiri pada Pembelajaran Koloid

………

...63

3.

Pen

ingkatan KPS Siswa………

...68

a.

KPS pada Jenis Keterampilan Mengamati………...69

b.

KPS pada Jenis Keterampilan Menafsirkan Pengamatan……….70

c.

KPS pada Jenis Keterampilan Meramalkan………..…….71

d.

KPS pada Jenis Keterampilan

Menerapkan Konsep………..………72

(3)

Hermie Arfianty, 2013

Pengembangan Lembar Kerja Siswa Berbasis Inkuiri Untuk Mengembangkan Ketermpilan Proses Sains Dan Pemahaman Konsep Koloid Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

f.

KPS pada Jenis Keterampilan Berkomunikasi……….75

g.

KPS pada Jenis Keterampilan Mengajukan Pertanyaan…………...……..76

4.

Pen

ingkatan Pemahaman Konsep Siswa…….

...80

a.

Pemahaman

Konsep

Siswa

pada

Sub

Topik

Penggolongan

Koloid……….…………80

b.

Pemahaman

Konsep

Siswa

pada

Sub

Topik

Pembuatan

Koloid………....82

c.

Pemahaman

Konsep

Siswa

pada

Sub

Topik

Sifat-sifat

Koloid...……….……...84

B.

Temuan dan Pembahasan………...……….………87

1.

LKS Berbasis Inkuiri………87

2.

Implementasi LKS Berbasis Inkuiri pada Pembelajaran Koloid...89

3.

Keterampilan Proses

Siswa………

...92

4.

Pemahaman Konsep Koloid Siswa…….

...98

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...102

A.

Kesimpulan ...102

B.

Saran...103

DAFTAR PUSTAKA ...104

(4)

DAFTAR TABEL

Tabel

Halaman

2.1. Keterampi

lan Proses Sains.……….

...17

2.2. Perbandingan Jenis-

jenis Keterampilan Proses Sains……….……….20

2.3. Hasil Analisis

Jenis Keterampilan Proses Sains Menurut Para Ahli……….…………...21

2.4. Rubrik Karakterisasi Kegiatan Inkuiri Laboratorium………..29

2.5. Hasil Analisis Tahapan Inkuiri Menurut Para Ahli……….………..31

2.6. Penggolongan Sistem Koloid……….………..35

2.7. Perbandingan Sifat Sol Liofil dan Liofob………43

3.1. Kisi-kisi Soal Tes Keterampilan Proses Sains dan Pemahaman Konsep...51

3.2. Kriteria Reliabilitas Soal Keterampilan Proses Sains dan Pemahaman Konsep...52

3.3. Kriteria Daya Pembeda Soal Keterampilan Proses Sains dan Pemahaman

Konsep……….……54

3.4. Kriteria Tingkat Kesukaran Soal Keterampilan Proses Sains dan Pemahaman

Konsep……….………55

3.5. Interpretasi Nilai N-

gain……….

...58

3.6. Tafsiran Persentase...59

4.1. Tahapan I

nkuiri dan Keterampilan Proses Sains pada LKS………….………62

4.2.

Hasil Obsevasi Pembelajaran dan LKS pada Kelas Kontrol dan Eksperimen……….

....67

4.3. Uji Statistik Peningkatan KPS Siswa pada Jenis Keterampilan Mengamati

……...

...70

4.4. Persentase Nilai N-

gain Siswa……….…….70

4.5. Uji Statistik Peningkatan KPS Siswa pada Jenis Keterampilan Menafsirkan

Pengamatan………...……..71

(5)

Hermie Arfianty, 2013

Pengembangan Lembar Kerja Siswa Berbasis Inkuiri Untuk Mengembangkan Ketermpilan Proses Sains Dan Pemahaman Konsep Koloid Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

4.7. Uji Statistik Peningkatan KPS Siswa pada Jenis Keterampilan Menerapkan

Konsep……….……73

4.8. Uji Statistik Peningkatan KPS Siswa pada Jenis Keterampilan Merencanakan

Percobaan………75

4.9. Uji Statistik Pen

ingkatan KPS Siswa pada Jenis Keterampilan Berkomunikasi………

.76

4.10. Uji Statistik Peningkatan KPS Siswa pada Jenis Keterampilan Mengajukan

Pertanyaan……….……..77

4.11. Uji Statistik Peningkatan KPS Siswa……….……….80

4.12. Uji Statistik Peningkatan Pemahaman Konsep Siswa pada Sub Topik Penggolongan

Koloid...82

4.13. Uji Statistik Peningkatan Pemahaman Konsep Siswa pada Sub Topik Pembuatan

Koloid………83

4.14. Uji Statistik Peningkatan Pemahaman Konsep Siswa pada Sub Topik Sifat-sifat

Koloid………84

(6)

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Halaman

2.1.

Percobaan Efek Tyndall……….

...38

2.2. Gerak Brown………39

2.3. Sel Elektroforesis……….40

2.4. Model Partikel Sol As2S3 dan Sol Fe(OH)3...41

3.1. Pretest-Postest Control Group Design...45

3.2. Alur Penelitian...46

4.1. Peningkatan KPS Siswa pada

Jenis Keterampilan Mengamati………….…..

...69

4.2. Peningkatan KPS Siswa pada Jenis Keterampilan Menafsirkan Pengamatan

……….…

70

4.3. Peningkatan KPS Siswa pada Jenis Keterampilan Meramalkan...72

4.4. Peningkatan KPS Siswa pada Jenis Keterampilan Menerapkan Konsep

………….…...

.73

4.5. Peningkatan KPS Siswa pada Jenis Keterampilan Merencanakan Percobaan...74

4.6. Peningkatan KPS Siswa pada Jenis Keterampilan Berkomunikasi...75

4.7. Peningkatan KPS Siswa pada Jenis Keterampilan Mengajukan Pertanyaan...76

4.8. Sebaran Peningkatan KPS Siswa pada Masing-Masing Jenis Keterampilan...77

4.9. Sebaran Peningkatan KPS Siswa tiap Kategori Siswa pada Masing-Masing Jenis

Keterampilan……….…………..78

4.10. Peningkatan KPS pada Kel

as Kontrol dan Eksperimen………..……….………...79

4.11. Peningkatan Pemahaman Konsep Siswa pada Sub Topik Penggolongan

Koloid

……….………….81

(7)

Hermie Arfianty, 2013

Pengembangan Lembar Kerja Siswa Berbasis Inkuiri Untuk Mengembangkan Ketermpilan Proses Sains Dan Pemahaman Konsep Koloid Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

4.13.

Peningkatan

Pemahaman

Konsep

Siswa

pada

Sub

Topik

Sifat-sifat

Koloid………..83

4.14. Sebaran Peningkatan Pemahaman Konsep Siswa pada Masing-Masing Sub

Topik………...…………84

4.15. Sebaran Peningkatan Pemahaman Konsep Siswa setiap Kelompok Siswa pada

Masing-Masing

Sub Topik……….…..85

(8)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran A ...108

1.

Analisis Konsep……….…………...109

2.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran...118

3.

Hasil Optimalisasi Praktikum...152

Lampiran B ...160

1.

Lembar Kerja Siswa...161

2.

Butir Soal KPS...199

3.

Butir Soal Pemahaman Konsep……….………..…….208

4.

Pedoman

Observasi Kegiatan Pembelajaran...……….………217

5.

Angket……….……….219

6.

Pedoman Wawancara...221

Lampiran C ...222

1.

Data Pengelompokan Siswa...223

2.

Data N-gain Siswa...224

3.

Data Reliabilitas Butir Soal KPS dan Pemahaman Konsep...254

4.

Analisis Pokok Uji...255

5.

Nilai LKS……….………257

6.

Hasil Observasi Kegiatan Pembelajaran...………...259

7.

Hasil Angket Siswa……….…………...260

8.

Uji Statistik……….………..261

9.

Transkrip Hasil Wawancara...272

(9)

Hermie Arfianty, 2013

Pengembangan Lembar Kerja Siswa Berbasis Inkuiri Untuk Mengembangkan Ketermpilan Proses Sains Dan Pemahaman Konsep Koloid Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

1.

Foto-foto Penelitian...276

2.

Surat Perizinan...277

Lampiran E...281

(10)

BAB I

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang

Perkembangan ilmu pengetahuan alam saat ini menunjukkan bahwa ilmu

alam memiliki peran yang sangat vital dalam kehidupan manusia. Adanya

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi maka laju pertumbuhan

produk-produk ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi pesat pula, sehingga tidak

mungkin lagi guru mengajarkan semua fakta dan konsep kepada siswa. Oleh

karena itu, penyelenggaran pendidikan harus dapat menjamin terjadinya

kesesuaian dengan kebutuhan manusia dalam kehidupan di masa depan dan siswa

perlu dibekali dengan keterampilan untuk mencari dan mengolah informasi dari

berbagai sumber (Holil, 2008).

Manusia memiliki dorongan untuk menemukan sendiri pengetahuannya. Rasa

ingin tahu tentang alam sekitar di sekelilingnya merupakan kodrat manusia sejak

ia lahir ke dunia. Sejak kecil manusia memiliki keinginan untuk mengenal segala

sesuatu melalui indera penglihatan, pendengaran, pengecapan, dan indera-indera

lainnya. Hingga dewasa keingintahuan manusia secara terus menerus berkembang

dengan menggunakan otak dan pikirannya. Pengetahuan yang dimiliki manusia

akan bermakna (meaningfull) manakala didasari oleh keingintahuan itu. Didasari

hal inilah suatu strategi pembelajaran yang dikenal dengan inkuiri dikembangkan

(Sanjaya, 2011).

(11)

Hermie Arfianty, 2013

Pengembangan Lembar Kerja Siswa Berbasis Inkuiri Untuk Mengembangkan Ketermpilan Proses Sains Dan Pemahaman Konsep Koloid Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

penemuannya dengan penuh percaya diri. Pembelajaran inkuiri beriorientasi pada,

keterlibatan siswa secara maksimal dalam proses kegiatan belajar, keterarahan

kegiatan secara maksimal dalam proses kegiatan belajar, mengembangkan sikap

percaya pada diri siswa tentang apa yang ditemukan dalam proses inkuiri

(Mahmuddin, 2010).

Proses-proses inkuiri yang meliputi merumuskan masalah dalam bentuk

pertanyaan, merumuskan hipotesis, merancang percobaan, mengumpulkan data,

menganalisis data, dan merumuskan kesimpulan turut serta mengembangkan

keterampilan proses sains dalam setiap tahapannya. Di dalam kurikulum telah

ditegaskan bahwa pembelajaran IPA harus menekankan pada penguasaan

kompetensi melalui serangkaian proses ilmiah (Depdiknas, 2006). Proses

pembelajaran IPA yang diharapkan adalah yang dapat mengembangkan

keterampilan proses, pemahaman konsep, aplikasi konsep, sikap ilmiah siswa,

serta mendasarkan kegiatan IPA pada isu-isu yang berkembang di masyarakat.

(12)

ditegaskan di dalam kurikulum belum dapat dicapai secara optimal khususnya

keterampilan proses sains.

Keterampilan proses sains memiliki kedudukan yang sangat penting dalam

memahami pengetahuan sains. Dalam hal ini, terbentuknya pengetahuan dalam

sains dilakukan melalui proses yang ilmiah (metode ilmiah). Dengan

terbentuknya produk pengetahuan melalui proses kerja ilmiah ini, maka

terbentuklah sikap-sikap ilmiah. Sikap ilmiah ini penting untuk menjaga

kemurnian pengetahuan dan kesinambungan dalam perkembangannya. Oleh

karena itu, pengembangan keterampilan proses sains pada siswa harus terus

dilakukan melalui evaluasi dan penilaian yang berkesinambungan. Salah satunya

adalah melalui kegiatan praktikum, karena kegiatan praktikum membantu siswa

untuk memahami suatu kejadian, melihat suatu kejadian lebih rinci dari

sebelumnya, dan setelah itu mengingat kejadian tersebut (Millar, 2001). Dalam

metode praktikum, siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau

melakukan sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati suatu objek, menganalisis,

membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri mengenai suatu objek, keadaan,

atau proses tertentu.

(13)

Hermie Arfianty, 2013

Pengembangan Lembar Kerja Siswa Berbasis Inkuiri Untuk Mengembangkan Ketermpilan Proses Sains Dan Pemahaman Konsep Koloid Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

menarik minat siswa untuk mempelajari kimia serta membimbing siswa untuk

menerapkan pengetahuannya di kehidupan sehari-hari.

Susiwi, et al (2009) dan Wardani (2008) telah melakukan penelitian mengenai

KPS dengan metode praktikum. Hasil yang diperoleh menunjukkan adanya

pencapaian KPS yang baik pada setiap siswa. Saran yang diajukan adalah untuk

menindak lanjuti hasil rancangan yang dibuat siswa, terutama untuk mengevaluasi

perencanaan alat dan bahan, serta cara kerja sehingga percobaan tersebut aman

dan efisien untuk dilaksanakan. Sopamena (2009) dan Megadomani (2011) juga

telah melakukan penelitian mengenai KPS dan penguasaan konsep dengan model

pembelajaran inkuiri terbimbing. Hasil yang diperoleh menunjukkan secara

keseluruhan siswa mengalami peningkatan penguasaan konsep dan KPS yang

signifikan. Saran yang diajukan adalah mengembangkan model pembelajaran

yang sama dengan topik yang berbeda dengan mengukur KPS dan penguasaan

konsep siswa.

(14)

praktikum yang akan menjadi pedoman bagi siswa untuk melakukan kegiatan

praktikum sehingga pengembangan LKS berbasis inkuiri perlu dilakukan agar

dapat mengembangkan lebih banyak keterampilan proses sains siswa dan

pemahaman materi yang lebih baik jika dibandingkan dengan LKS konvensional

yang hanya menyuruh siswa untuk melakukan apa yang disajikan pada LKS tanpa

mengerti maknanya. Dengan latar belakang permasalahan seperti yang diuraikan

di atas, maka penelitian untuk menganalisis peningkatan keterampilan proses

sains dan pemahaman konsep koloid siswa dengan mengembangkan lembar kerja

siswa berbasis inkuiri perlu dilakukan.

B.

Permasalahan dan Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalah pokok dalam

penelitian ini, yaitu

“B

agaimana pengembangan LKS berbasis inkuiri yang dapat

meningkatkan keterampilan proses sains dan pemahaman konsep koloid siswa?

Masalah tersebut dijabarkan menjadi sub-sub masalah (masalah khusus) untuk

menentukan arah penelitian. Pertanyaan penelitian yang menjadi sub-sub masalah

adalah sebagai berikut:

1.

Bagaimanakah karakteristik LKS berbasis inkuiri pada pembelajaran koloid?

2.

Bagaimanakah implementasi LKS berbasis inkuiri pada pembelajaran koloid?

3.

Bagaimanakah peningkatan keterampilan proses sains siswa dengan LKS

berbasis inkuiri dibandingkan dengan LKS konvensional pada pembelajaran

koloid?

(15)

Hermie Arfianty, 2013

Pengembangan Lembar Kerja Siswa Berbasis Inkuiri Untuk Mengembangkan Ketermpilan Proses Sains Dan Pemahaman Konsep Koloid Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

C.

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan LKS berbasis inkuiri

yang dapat meningkatan KPS dan pemahaman konsep koloid siswa

D.

Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1.

Menjadikan hasil penelitian ini sebagai pendukung pemikiran tentang

penelitian pendidikan untuk mengembangkan media pembelajaran bagi

peneliti

2.

Menarik minat bagi siswa terhadap pembelajaran kimia sehingga dapat

meningkatkan hasil belajar siswa

3.

Memberikan bahan masukan bagi guru untuk menentukan media

pembelajaran yang tepat dalam rangka meningkatkan keterampilan proses

sains siswa

4.

Memberikan informasi bagi guru kimia mengenai pemahaman konsep siswa

pada materi koloid

5.

Memberikan masukan atau contoh kepada guru kimia dalam mengembangkan

prosedur praktikum berbasis inkuiri.

(16)

E.

Pembatasan Masalah

Untuk memfokuskan permasalahan, maka ruang lingkup masalah yang diteliti

dibatasi sebagai berikut:

1.

Inkuiri yang diterapkan adalah inkuiri terstruktur dan inkuiri terbimbing

2.

Keterampilan proses sains yang dikembangkan adalah keterampilan

mengamati, menafsirkan pengamatan, meramalkan, menerapkan konsep,

merencanakan percobaan, berkomunikasi, dan mengajukan pertanyaan

3.

Pemahaman konsep yang diukur berdasarkan pada tiga jenis sub konsep, yaitu

penggolongan koloid, pembuatan koloid, dan sifat-sifat koloid

F.

Definisi Operasional

Istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini didefinisikan secara

operasional untuk menghindari penafsiran yang berbeda. Definisi operasional

untuk istilah-istilah tersebut adalah sebagai berikut :

(17)

Hermie Arfianty, 2013

Pengembangan Lembar Kerja Siswa Berbasis Inkuiri Untuk Mengembangkan Ketermpilan Proses Sains Dan Pemahaman Konsep Koloid Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2.

Pendekatan inkuiri yang dilakukan pada pembelajaran ini adalah inkuiri

terbimbing pada praktikum penggolongan koloid dan inkuiri terstruktur pada

praktikum pembuatan dan sifat-sifat koloid

3.

LKS berbasis inkuiri adalah LKS yang berisi tahapan-tahapan inkuiri, diawali

dari merumuskan masalah dalam bentuk pertanyaan, merumuskan hipotesis,

merencanakan percobaan, mengumpulkan data, menganalisis data, dan

merumuskan kesimpulan

4.

Aspek-aspek keterampilan proses yang dikembangkan selama pembelajaran

adalah mengamati, menafsirkan pengamatan, meramalkan, menerapkan

konsep, merencanakan penelitian, berkomunikasi, mengajukan pertanyaan

5.

Pemahaman konsep yang diukur berdasarkan pada tiga jenis sub topik, yaitu

penggolongan koloid, pembuatan koloid, dan sifat-sifat koloid. Tes diberikan

pada saat pretes dan postes dalam bentuk soal pilihan ganda

(18)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A.

Metode dan Desain Penelitian

Pada penelitian ini digunakan metode penelitian quasi eksperimen karena

tidak semua variabel ekstra dapat dikendalikan oleh peneliti. Variabel ekstra yang

dapat dikendalikan oleh peneliti adalah pengajar, waktu belajar, sumber belajar,

materi, sarana, serta prasarana belajar. Variabel bebas adalah lembar kerja siswa

dan variabel terikat adalah keterampilan proses sains dan pemahaman konsep.

Model yang digunakan adalah pretest-postest control group design.

Gambar 3.1.

Pretest-Postest Control Group Design

Keterangan :

O1 : Pretes, yaitu tes yang dilakukan sebelum pembelajaran untuk mengetahui

kemampuan awal siswa

X : Perlakuan berupa pembelajaran melalui LKS berbasis inkuiri

C : Pembelajaran kelompok kontrol dengan LKS konvensional

O

2

: Postes, yaitu tes yang dilakukan setelah pembelajaran untuk mengetahui hasil

dari perlakuan tersebut

B.

Alur Penelitian

Alur penelitian adalah rencana tentang pengumpulan dan menganalisis data

agar dapat dilaksanakan secara efisien dan efektif serta sesuai dengan tujuan

penelitian (Nasution, 1982). Agar suatu keadaan pada saat penelitian dapat

dipaparkan dengan jelas dan sistematis, maka disusun suatu alur penelitian berupa

bagan seperti yang dapat dilihat pada Gambar 3.2.

Kelompok eksperimen

O1

X

O2

(19)

Hermie Arfianty, 2013

Pengembangan Lembar Kerja Siswa Berbasis Inkuiri Untuk Mengembangkan Ketermpilan Proses Sains Dan Pemahaman Konsep Koloid Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Gambar 3.2.

Alur Penelitian

Analisis Materi

Pelajaran Kimia

Studi Kepustakaan Keterampilan Proses Sains Studi Pengembangan Prosedur

Praktikum Berbasis Inkuiri pada Materi Koloid

Pembuatan Instrumen Pembuatan Prosedur

Praktikum Berbasis Inkuiri

Validasi Instrumen Optimalisasi Prosedur Praktikum

Berbasis Inkuiri

Valid Tidak

Perbaikan Prosedur Praktikum Berbasis

Inkuiri Hasil Optimalisasi

Pelaksanaan Pembelajaran Koloid dengan LKS Berbasis

Inkuiri

Pengumpulan Data

Wawancara

Analisis Data

Penarikan Kesimpulan Penyusunan Rencana Pembelajaran

Perbaikan

Prosedur Praktikum Konvensional

Pelaksanaan Pembelajaran Koloid dengan LKS Konvensional Penyusunan Rencana Pembelajaran

(20)

Dari alur penelitian tersebut langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian

ini dapat dijelaskan sebagai berikut :

a.

Menganalisis materi pada Standar Isi (SI) Mata Pelajaran Kimia SMA, buku

teks kimia, serta prosedur praktikum berbasis inkuiri tentang materi koloid

kemudian menentukan konsep-konsep yang akan diteliti dan konsep-konsep

yang dapat diajarkan dengan praktikum melalui prosedur praktikum berbasis

inkuiri

b.

Menentukan jenis-jenis keterampilan proses sains menurut para ahli dan

pemahaman konsep yang sesuai dengan materi koloid. Adapun jenis-jenis

KPS yang diteliti tersebut meliputi: mengamati, menafsirkan pengamatan,

meramalkan, menerapkan konsep, merencanakan penelitian, berkomunikasi,

dan mengajukan pertanyaan. Sedangkan tingkat pemahaman konsep siswa

diukur berdasarkan tiga jenis sub topik materi koloid, yaitu: penggolongan

koloid, pembuatan koloid, dan sifat-sifat koloid

c.

Pembuatan prosedur praktikum berbasis inkuiri yang selanjutnya dituangkan

dalam bentuk lembar kerja siswa (LKS)

d.

Optimalisasi prosedur praktikum berbasis inkuiri materi koloid yang telah

dibuat dengan tujuan untuk mengetahui jumlah alat dan bahan yang

diperlukan, waktu yang diperlukan untuk melaksanakan praktikum,

kemudahan untuk dikerjakan, serta kesesuaiannya dengan tujuan yang ingin

dicapai. Optimalisasi ini dilakukan dalam dua tahap, yaitu:

(21)

Hermie Arfianty, 2013

Pengembangan Lembar Kerja Siswa Berbasis Inkuiri Untuk Mengembangkan Ketermpilan Proses Sains Dan Pemahaman Konsep Koloid Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2)

Uji coba lapangan. Pelaksanaan uji coba proses praktikum dilaksanakan di

salah satu Sekolah Menengah Atas di Bandung. Kegiatan yang dilakukan pada

tahap uji coba lapangan ini adalah sebagai berikut:

a). Implementasi pembelajaran di kelas dilaksanakan oleh peneliti. Uji lapangan

dilakukan di satu kelas. Pelaksanaan praktikum dilakukan oleh siswa

berdasarkan prosedur praktikum yang dikembangkan dan peneliti memberikan

penekanan pada hal-hal tertentu yang dapat menjadi sumber kesalahan

sehingga data yang diperoleh maksimal.

b). Revisi dan penyempurnaan prosedur praktikum.

e.

Pemilihan prosedur praktikum konvensional yang telah ada.

f.

Pembuatan instrumen untuk mengumpulkan data, yakni berupa tes tertulis

berbentuk pilihan ganda untuk KPS dan pemahaman konsep, lembar

observasi, angket, dan pedoman wawancara

g.

Sebelum tes tertulis dilaksanakan terlebih dahulu dilakukan validasi oleh

dosen kimia terhadap instrumen yang telah disusun. Kemudian untuk

mengetahui tingkat keterbacaan dan reliabilitas soal, maka terlebih dahulu soal

tersebut diujicobakan kepada siswa di luar subyek penelitian

h.

Melakukan revisi terhadap instrumen

i.

Membuat rencana pembelajaran dengan metode praktikum berbasis inkuiri

j.

Melakukan pretes kepada siswa untuk mengetahui pengetahuan awal yang

(22)

k.

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar topik koloid dengan metode praktikum

berbasis inkuiri pada kelas eksperimen dan metode praktikum konvensional

pada kelas kontrol serta observasi pada setiap pertemuan

l.

Pelaksanaan postes kepada siswa untuk mengetahui pengembangan

keterampilan proses sains dan pemahaman konsep siswa setelah mengalami

pembelajaran koloid serta angket untuk mengetahui pendapat siswa mengenai

pembelajaran yang dilakukan

m.

Melakukan wawancara yang bertujuan untuk mendapatkan informasi yang

lebih jauh mengenai hal-hal yang belum terungkap dari hasil tes keterampilan

proses sains (KPS) dan pemahaman konsep siswa

n.

Setelah data terkumpul dilakukan analisis data untuk memperoleh informasi

mengenai pengembangan KPS dan pemahaman konsep siswa dari LKS, hasil

tes, lembar observasi, angket, serta wawancara

o.

Temuan penelitian ini selanjutnya dibahas, sehingga diperoleh kesimpulan

terhadap rumusan masalah penelitian.

C.

Subjek Penelitian

(23)

Hermie Arfianty, 2013

Pengembangan Lembar Kerja Siswa Berbasis Inkuiri Untuk Mengembangkan Ketermpilan Proses Sains Dan Pemahaman Konsep Koloid Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

D.

Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini meliputi lima jenis, yaitu tes

pilihan ganda untuk mengukur KPS dan pemahaman konsep siswa, Lembar Kerja

Siswa (LKS), lembar observasi, angket, dan pedoman wawancara. Butir soal

pilihan ganda ini memberikan beberapa alternatif jawaban dimana siswa diminta

untuk memilih satu saja yang paling tepat.

1.

Tes Keterampilan Proses Sains dan Pemahaman Konsep

Soal tes digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi,

kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh suatu individu atau kelompok yang

berisi pertanyaan atau latihan (Arikunto, 2002). Bentuk tes bahan kajian koloid

dibuat sesuai dengan jenis-jenis keterampilan proses sains yang telah ditetapkan

oleh peneliti berdasarkan hasil analisis dari jenis-jenis keterampilan proses sains

menurut para ahli dan pemahaman konsep yang diukur berdasarkan tiga jenis sub

topik materi koloid. Jenis-jenis keterampilan proses sains ini mengukur jenis-jenis

keterampilan mengamati, menafsirkan pengamatan, meramalkan, menerapkan

konsep, merencanakan penelitian, berkomunikasi, dan mengajukan pertanyaan

sedangkan pemahaman konsep diukur pada sub topik penggolongan koloid,

pembuatan koloid, dan sifat-sifat koloid. Tes ini berbentuk pilihan ganda

sebanyak 27 soal dengan jumlah option (kemungkinan jawaban) terdiri dari lima

pilihan.

(24)

Tabel 3.1.

Kisi-kisi Soal Tes Keterampilan Proses Sains dan Pemahaman Konsep

Jenis Keterampilan Proses Sains Nomor Soal Konsep

Nomor Soal

Mengamati

9, 24, dan

25

Penggolongan

koloid

2, 21, 22,

dan 23

Menafsirkan pengamatan

1 dan 4

Meramalkan

26

Menerapkan konsep

5, 14, dan

20

Pembuatan

koloid

15, 16, 18,

dan 19

Merencanakan percobaan

11, 13, dan

17

Berkomunikasi

3

Sifat-sifat koloid

6, 7, 10, 12,

dan 27

Mengajukan pertanyaan

8

Sebelum dilakukan uji coba terhadap siswa, tes KPS dan pemahaman konsep

yang digunakan terlebih dahulu dianalisis kelayakannya. Adapun analisis tersebut

di antaranya meliputi validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukaran.

Untuk mengetahui apakah soal tersebut telah memenuhi persyaratan reliabilitas,

daya pembeda, dan tingkat kesukaran sehingga layak dijadikan instrumen

penelitian, maka tes KPS dan pemahaman konsep tersebut terlebih dahulu

diujicobakan. Uji coba dilakukan terhadap siswa-siswa di luar subyek penelitian,

yaitu siswa kelas XI salah satu SMA yang memiliki karakteristik sama dengan

subjek penelitian.

a.

Uji Validitas Soal

(25)

Hermie Arfianty, 2013

Pengembangan Lembar Kerja Siswa Berbasis Inkuiri Untuk Mengembangkan Ketermpilan Proses Sains Dan Pemahaman Konsep Koloid Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

ahli dengan melihat kesesuaian butir soal dengan pencapaian jenis keterampilan

dan sub konsep yang hendak diukur.

b.

Uji Reliabilitas Soal

Reliabilitas adalah ukuran sejauh mana alat ukur dapat memberikan gambaran

yang benar-benar dapat dipercaya tentang kemampuan seseorang (Firman, 2000).

Untuk mengetahui reliabilitas instrumen dilakukan uji coba terhadap 36 orang

siswa kelas XI di salah satu SMA , kemudian data yang diperoleh diolah dengan

rumusan sebagai berikut:

(Firman, 2000)

dengan, k = jumlah soal

p = proporsi respon betul pada suatu soal

q = proporsi respon salah pada suatu soal

s

2

= variansi skor-skor tes

Nilai reliabilitas selanjutnya ditafsirkan sesuai klasifikasi reliabilitas yang

dikemukakan Arikunto (2006) seperti yang dapat dilihat pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2.

Kriteria Reliabilitas Soal Keterampilan Proses Sains

dan Pemahaman Konsep

Skor

Kriteria

0,00 sampai 0,19

0,20 sampai 0,39

0,40 sampai 0,59

0,60 sampai 0,79

0,80 sampai 1,00

sangat rendah

rendah

cukup

tinggi

sangat tinggi

r =

1

k

k

[ 1 – 2

s

pq

(26)

Nilai reliabilitas yang tinggi menunjukkan bahwa soal yang digunakan akan

memberikan hasil yang tepat dan suatu tes dikatakan mempunyai taraf

kepercayaan yang tinggi jika tes memberikan hasil yang tetap. Berdasarkan hasil

uji coba diperoleh bahwa nilai reliabilitas untuk 27 butir soal dari 30 butir soal tes

adalah sebesar 0,55. Hal ini menunjukkan soal tersebut mempunyai reliabilitas

cukup untuk dapat mengukur peningkatan keterampilan proses sains dan

pemahaman konsep. Perhitungan reliabilitas selengkapnya dapat dilihat pada

Lampiran C.3. halaman 251.

c.

Daya Pembeda

Analisis daya pembeda digunakan untuk mengkaji soal-soal tes dari segi

kemampuan tes tersebut dalam membedakan siswa yang termasuk ke dalam

kategori lemah atau rendah dan kategori kuat atau tinggi prestasinya (Sudjana,

2006). Rumus yang digunakan sebagai berikut:

(Firman, 2000)

Keterangan:

n

T

= Jumlah siswa dari kelompok tinggi yang menjawab benar pada pokok uji

yang dianalisis.

n

R

= Jumlah siswa dari kelompok rendah yang menjawab benar pada pokok uji

yang dianalisis.

N

T

= Jumlah siswa kelompok tinggi.

N

R

= Jumlah siswa kelompok rendah.

Adapun kriteria daya pembeda yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 3.3.

D=

R R T T

N n N n

(27)

Hermie Arfianty, 2013

Pengembangan Lembar Kerja Siswa Berbasis Inkuiri Untuk Mengembangkan Ketermpilan Proses Sains Dan Pemahaman Konsep Koloid Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Tabel 3.3.

Kriteria Daya Pembeda Soal Keterampilan Proses Sains

dan Pemahaman Konsep

Skor

Kriteria

Negatif

9%

10%

19%

20% - 29%

30%

49%

50% ke atas

Sangat buruk, harus dibuang

Buruk, sebaiknya dibuang

Agak baik

Baik

Sangat baik

Berdasarkan hasil uji coba, diperoleh data 8 buah soal berkriteria buruk, 5

buah soal berkriteria agak baik, 10 buah soal berkriteria baik, dan 7 buah soal

berkriteria sangat baik. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat beberapa soal yang

harus diperbaiki agar soal yang diberikan pada siswa layak untuk dapat mengukur

peningkatan keterampilan proses sains dan pemahaman konsep siswa. Perhitungan

daya pembeda selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran C.4. halaman 252.

d.

Tingkat Kesukaran

Analisis tingkat kesukaran pada dasarnya untuk memperoleh soal-soal yang

termasuk dalam kriteria mudah, sedang, dan sukar secara seimbang. Rumus yang

digunakan sebagai berikut:

(Firman, 2000)

Keterangan:

n

T

= Jumlah siswa dari kelompok tinggi yang menjawab benar pada pokok uji

yang dianalisis.

n

R

= Jumlah siswa dari kelompok rendah yang menjawab benar pada pokok uji

yang dianalisis.

N = Jumlah seluruh anggota kelompok tinggi ditambah jumlah seluruh anggota

kelompok rendah

F=

N

n

(28)

Adapun penentuan tingkat kesukaran tersebut didasarkan pada kriteria yang

tercantum pada Tabel 3.4.

Tabel 3.4.

Kriteria Tingkat Kesukaran Soal Keterampilan Proses Sains

dan Pemahaman Konsep

Skor (%)

Kriteria

0 - 15

16 - 30

31 - 70

71 - 85

86 - 100

Sangat sukar, sebaiknya dibuang

Sukar

Sedang

Mudah

Sangat mudah, sebaiknya dibuang

Hasil uji coba menunjukkan bahwa 4 buah soal berkriteria sukar, 10 buah soal

berkriteria sedang, 8 buah soal berkriteria mudah, dan 8 buah soal berkriteria

sangat mudah. Kebervariasian tingkat kesukaran soal yang diberikan kepada siswa

dimaksudkan tes dapat membedakan siswa yang mempunyai KPS dan

pemahaman konsep yang berbeda-beda, akan tetapi soal yang berkriteria sangat

mudah harus diperbaiki agar memperoleh hasil yang lebih baik. Perhitungan

tingkat kesukaran selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran C.4. halaman 253.

2.

Lembar Kerja Siswa (LKS)

(29)

Hermie Arfianty, 2013

Pengembangan Lembar Kerja Siswa Berbasis Inkuiri Untuk Mengembangkan Ketermpilan Proses Sains Dan Pemahaman Konsep Koloid Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Pengembangan LKS berbasis inkuiri didasarkan pada kriteria komponen yang

harus ada dalam LKS dilengkapi dengan tahapan inkuiri yang telah ditentukan.

Validasi LKS dilakukan berdasarkan pertimbangan dari dosen ahli dengan melihat

kesesuaian langkah-langkah yang dilakukan pada LKS dengan pencapaian jenis

keterampilan dan sub topik yang hendak diukur. Optimalisasi LKS juga dilakukan

untuk menentukan waktu serta alat dan bahan yang dibutuhkan pada pelaksanaan

praktikum

3.

Pedoman Wawancara

Wawancara dilakukan kepada siswa untuk memperoleh hasil analisis yang

tepat, terutama berkaitan dengan kesulitan-kesulitan yang mungkin dihadapi siswa

selama mengerjakan tes tertulis KPS dan pemahaman konsep. Melalui wawancara

ini dijaring hal-hal yang mungkin tidak ditemukan dalam tes. Wawancara

dilakukan kepada perwakilan dari masing-masing kelompok dari kelas

eksperimen. Pedoman wawancara dapat dilihat pada Lampiran B.6. halaman 218.

4.

Pedoman Observasi

(30)

5.

Angket

Angket tanggapan siswa terhadap penerapan model pembelajaran inkuiri

laboratorium dalam bentuk skala likert. Angket ini bertujuan untuk mengungkap

persepsi siswa tentang pembelajaran pokok bahasan koloid. Skala pengukuran

sikap siswa yang digunakan skala likert, yaitu skala yang digunakan untuk

jawaban yang jelas dan konsisten terhadap suatu permasalahan yang ditanyakan.

Setiap siswa diminta untuk menjawab setiap pertanyaan dengan pilihan jawaban

Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS).

Untuk pernyataan positif maka diberi skala 4 hingga 1 dari SS sampai STS

sedangkan untuk pernyataan negatif diberi skala 1 sampai 4 dari SS sampai STS.

Pemberian angket dilakukan setelah proses pembahasan materi koloid. Angket

siswa dapat dilihat pada Lampiran B.5. halaman 216.

E. Analisis Data dan Penyajiannya

Untuk menjawab permasalahan dan rumusan masalah seperti yang telah

dikemukakan, maka data yang terkumpul akan diolah dan dianalisis sebagai

berikut :

1.

Data yang diperoleh dari hasil tes tiap keterampilan proses sains dan

pemahaman konsep siswa, diberi skor dengan kriteria sebagai berikut :

a.

Bila alternatif jawaban yang dipilih tepat, memperoleh nilai satu

b.

Bila alternatif jawaban yang dipilih salah, tidak memperoleh nilai

2.

Menghitung skor total yang dicapai masing-masing siswa

(31)

Hermie Arfianty, 2013

Pengembangan Lembar Kerja Siswa Berbasis Inkuiri Untuk Mengembangkan Ketermpilan Proses Sains Dan Pemahaman Konsep Koloid Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

4.

Menghitung skor total yang dicapai masing-masing kelompok siswa

5.

Menentukan nilai persentase skor

Nilai persen (NP) dicari dengan rumus:

(Arikunto, 2006)

Keterangan:

R = Skor yang diperoleh siswa

SM = Skor maksimum dari tes yang bersangkutan

6.

Menghitung skor N-gain, yaitu N-gain =

� −� �

���� −� �

[image:31.595.117.510.199.544.2]

Nilai ini kemudian diinterpretasikan ke dalam klasifikasi (Hake, 1998)

berikut:

Tabel 3.5.

Interpretasi Nilai N-gain

Nilai N-gain

Kriteria

0,7

Tinggi

0.3

0,6

Sedang

< 0,3

Rendah

7.

Menguji normalitas dan homogenitas distribusi data

a. Jika data terdistribusi normal dan homogen, maka digunakan teknik parametrik

yaitu uji t

b. Jika data tidak terdistribusi normal dan tidak homogen, maka digunakan teknik

non parametik yaitu uji Mann-Whitney U

NP =

X

100

%

SM

(32)

8.

Menguji hipotesis

H

0

: tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kelas yang menggunakan

LKS berbasis inkuiri dengan kelas yang menggunakan LKS konvensional (H0

: μ

1

=

μ

2

)

Ha : terdapat perbedaan yang signifikan antara kelas yang menggunakan LKS

berbasis inkuiri dengan kelas yang menggunakan LKS konvensional (Ha

: μ

1

μ

2

)

[image:32.595.114.511.230.540.2]

9.

Menafsirkan data yang diperoleh dengan menggunakan kriteria yang

dikemukakan oleh Koentjaraningrat (1990) seperti terdapat dalam Tabel 3.6.

Tabel 3.6.

Tafsiran Persentase

Persentase

Tafsiran Kualitatif

0

0

25

26

49

50

51

75

76

99

100

Tidak ada

Sebagian kecil

Hampir separuhnya

Separuhnya

Sebagian besar

Hampir seluruhnya

Seluruhnya

(33)

Hermie Arfianty, 2013

Pengembangan Lembar Kerja Siswa Berbasis Inkuiri Untuk Mengembangkan Ketermpilan Proses Sains Dan Pemahaman Konsep Koloid Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis terhadap temuan penelitian dapat disimpulkan

bahwa LKS berbasis inkuiri dapat meningkatkan keterampilan proses sains dan

pemahaman konsep koloid siswa. Kesimpulan yang lebih rinci adalah sebagai

berikut:

1.

Karakteristik LKS berbasis inkuiri pada materi ini adalah terbuka pada salah

satu dan beberapa tahapan inkuiri, yaitu: merumuskan masalah dalam bentuk

pertanyaan, merumuskan hipotesis, merancang percobaan, mengumpulkan

data, menganalisis data, dan merumuskan kesimpulan. Pengembangan LKS

ini didasarkan pada beberapa aspek, yaitu: kemudahan pengerjaan, kecukupan

waktu, ketersediaan alat dan bahan, keekonomisan alat dan bahan, serta

kesesuaian dengan tujuan praktikum.

(34)

3.

Peningkatan keterampilan proses sains siswa pada kelas eksperimen secara

signifikan lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. Pada sebagian

besar jenis keterampilan, peningkatan keterampilan proses sains siswa pada

kelas eksperimen lebih tinggi daripada siswa pada kelas kontrol

4.

Peningkatan pemahaman konsep koloid siswa pada kelas eksperimen secara

signifikan lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. Pada semua sub

konsep materi koloid, peningkatan pemahaman konsep siswa pada kelas

eksperimen lebih tinggi daripada siswa pada kelas kontrol

B. Saran-Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka dapat disarankan beberapa

hal berikut :

1.

Perlu dilakukan kajian LKS lebih lanjut yang dapat mengembangkan aspek

keterampilan proses sains mengamati, meramalkan, dan mengajukan

pertanyaan pada LKS berbasis inkuiri

(35)

Hermie Arfianty, 2013

Pengembangan Lembar Kerja Siswa Berbasis Inkuiri Untuk Mengembangkan Ketermpilan Proses Sains Dan Pemahaman Konsep Koloid Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Amri, S, dan Iif K,A. (2010). Proses Pembelajaran Kreatif dan Inovatif dalam

Kelas. Jakarta : Prestasi Pustaka

Anitah, S., et al., (2007). Strategi Pembelajaran Kimia. Jakarta : Universitas

Terbuka

Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:

Rineka Cipta

Arikunto, S. (2006). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Bina Aksara

Bahar, A. (1994). Profil Keterampulan Proses IPA yang Dimiliki Siswa dan

Hubungannya dengan Pertanyaan Guru dalam Proses Belajar Mengajar.

Tesis. Bandung: IKIP. Tidak diterbitkan

Buck, et al. (2008)

.

Characterizing The Level of Inquiry in The Undergraduate

Laboratory. Journal of College Science Teaching

Depdiknas. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan: Standar Kompetensi

dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran IPA SMA/MA. Jakarta: Balitbang

Depdiknas

Depdiknas. (2004). Panduan Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Direktorat

Depdiknas. (2009). Pengembangan Pembelajaran yang Efektif. Jakarta:

Direktorat Pembinaan SMA

Farid,

M.

(2010).

Pengembangan

LKS.

[Online].

Tersedia:

http://faridmuh.wordpress.com

[14 Agustus 2012]

Fatmawati, U. (2009). Pembelajaran Keterampilan Proses, Inquiry, dan

Discovery Learning. [Online]. Tersedia: http://umifatmawati.blogs.uns.ac.id

[03 Februari 2011]

Firman, H. (2000). Penilaian Hasil Belajar dalam Pengajaran Kimia. Bandung:

Jurusan Pendidikan Kimia, FPMIPA IKIP Bandung

Hake, R. R. (1998). Interactive Engagement Methods In Introductory Mechanics

Courses. Departement of Physics, Indiana University, Bloomingtoon.

[Online]. Tersedia: http://www.physics.indiana [05 Desember 2011]

(36)

Hidayah, I, et al. (2003). Workshop Pendidikan Matematika 2. Semarang : IKIP

SEMARANG PRESS

Hofstein, et al

. (2005). Evidence for Teacher’s Change while Participating in A

Continuous Professional Development Programme and Implementing The

Inquiry Approach in The Chemistry Laboratory. Israel: International

Journal of Science Education, Vol 30

Hofstein, A., & Lunetta, V. N. (2004). The Laboratory in Science Education:

Foundations for The Twenty-First Century. Science Education, Vol 88

Holil,

A.

(2008).

Keterampilan

Proses.

[Online].

Tersedia:

http://anwarholil.blogspot.com [03 Februari 2011]

Indrawati. (1999). Keterampilan Proses Sains. Bandung: Pusat Pengembangan

Penataran Guru Ilmu Pengetahuan Alam

Indrianto, L. (1998). Pemanfaatan Lembaran Kerja Siswa dalam Pengajaran

Matematika sebagai Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Matematika.

Semarang : IKIP Semarang

Joyce, B., Weil, M., & Calhoun, E. (2000). Models of Teaching. 6th edition.

Boston : Allyn and Bacon

Ketpichainarong et al. (2010). Enhanced Learning of Biotechnology Students by

An Inquiry-Based Cellulose Laboratory. International Journal of

Environmental & Science Education, vol 5

Koentjaraningrat. (1990). Metode Penelitian Ilmiah. Jakarta: Gramedia Pustaka

Utama

Mahmuddin. (2010). Pendekatan Inkuiri dalam Pembelajaran. [Online]. Tersedia:

http://mahmuddin.wordpress.com [27 Februari 2012]

Martin-Hansen, L. (2002). Defining Inquiry. The Science Teacher, Vol 69

Megadomani, A. (2011). Model Pembelajaran Inkuiri Laboratorium Terbimbing

untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep dan Keterampilan Generik Sains

Siswa SMA pada Materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan. Tesis.

Bandung: UPI. Tidak diterbitkan

Millar,

B. R. (2001). “

Teaching and Learning Science Through Practical Work

”.

Makalah Seminar Nordlab-DK, Copenhagen

(37)

Hermie Arfianty, 2013

Pengembangan Lembar Kerja Siswa Berbasis Inkuiri Untuk Mengembangkan Ketermpilan Proses Sains Dan Pemahaman Konsep Koloid Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Nasution. (1982). Metode Penelitian. Bandung: Jemmars

Palmer. (2005). A Motovational View of Constructivist in Formed Teaching.

International Journal of Science Education, Vol 27

Purnomo, et al. (2004). Psikologi Belajar. Semarang: Universitas Negeri

Semarang Press.

Rustaman, N. (2005). Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang: UM press

Sagala, S. (2005). Konsep dan Makna Pembelajaran: untuk Membantu

Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar. Bandung: Alfabeta

Sanjaya, W. (2011). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Pendidikan.

Jakarta: Kencana Prenada Media

Semiawan, C. et al. (1986). Pendekatan Keterampilan Proses Bagaimana

Mengaktifkan Siswa dalam Belajar?. Jakarta: PT. Gramedia

Sopamena, O. (2009). Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing untuk

Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Keterampilan Proses Sains Siswa

SMK pada Konsep Hasil Kali Kelarutan. Tesis. Bandung: UPI. Tidak

diterbitkan

Sudjana, N. (2006). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung:

Rosdakarya.

Sunarya, Y. (2003). Kimia Dasar 2. Bandung: Alkemi Grafisindo Press

Surya, M. (2004). Psikologi Pembelajaran & Pengajaran. Bandung: Pustaka Bani

Quraisy

Susanti N. (2005). Pengaruh Pembelajaran Inkuiri Terbimbingan dan Inkuiri

Tidak Terbimbing terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa SMA pada

Konsep Struktur Tumbuhan. Tesis. Bandung: UPI. Tidak diterbitkan

Susiwi, et al. (2009). Analisis Keterampilan Proses Sains Siswa SMA pada

“Model Pembelajaran Praktikum D

-E-H

”.

Bandung: Jurnal Pengajaran

MIPA, Vol. 14

(38)

Taraban et al. (2007). Effects of Active-Learning Experiences An Achievement,

Attitudes, and Behaviours in High School Biology. Journal of Research in

Science Teaching, Vol 44

Trianto.

(2007).

Model-Model

Pembelajaran

Inovatif

Berorientasi

Konstruktivistik. Jakarta : Prestasi Pustaka

Trianto. (2008). Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek.

Surabaya: Prestasi Pustaka

Wardani, S. (2008). Pengembangan Keterampilan Proses Sains dalam

Pembelajaran Kromatografi Lapis Tipis melalui Praktikum Skala Mikro.

Semarang: Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, Vol .2

Yusuf, M. (2010). Peningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa melalui Lembar

Kerja Siswa (LKS) Interaktif Berbasis Komputer di SMA Muhammadiyah 1

(39)

Hermie Arfianty, 2013

Pengembangan Lembar Kerja Siswa Berbasis Inkuiri Untuk Mengembangkan Ketermpilan Proses Sains Dan Pemahaman Konsep Koloid Siswa

Gambar

Tabel
Gambar 3.1.   Pretest-Postest Control Group Design
Tabel 3.1. Kisi-kisi Soal Tes Keterampilan Proses Sains dan Pemahaman Konsep
Tabel 3.2. Kriteria Reliabilitas Soal Keterampilan Proses Sains
+5

Referensi

Dokumen terkait

karena itu penulis mengangkat judul “strategi pembudayaan kegemaran membaca pada Badan Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Provinsi Sumatera Utara”. 1.2

mengetahui “Pelaksanaan Sales Promotion Hotel Permata Krakatau Terhadap Keputusan Menginap Tamu Hotel Permata Krakatau Cilegon ” (Survei pada wisatawan di Hotel

Kasus Tiket Pesawat Ragukan Kejagung, ICW Desak KPK Usut Pejabat Kemenlu Sahabat MQ/ Indonesia Corruption Watch -ICW/ pesimistis terhadap langkah Kejaksaan Agung/ yang

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis material pipa dan plat yang digunakan dalam pengelasan, mengetahui letak retak (crack) pada sambungan las, dan menganalisa

dan menyesuaikan kemauan untuk mengurangi stigma negative yang muncul akibat perbedaan Etnis di lingkungan mereka. Walaupun Kota Medan tidaklah seperti beberapa kota lainnya

Sahabat MQ/ pengolahan karbondioksida atau CO2/ merupakan area bisnis yang menjanjikan// Hal tersebut disampaikan Dosen FMIPA Kimia Universitas Gadjah Mada

Tujuan dari tugas akhir ini adalah untuk mengetahui besarnya kecepatan dan percepatan maksimum dalam pengangkatan dan penurunan kontainer, dan untuk mengetahui besarnya

Patawari, Andi Dwi Apriani. Skripsi Interaksi Sosial Antar Sesama Perantau. Medan: Sosiologi FISIP Universitas Sumatera Utara. Sembiring, Arfy Septian. Skripsi Harmonisasi