• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN KOMPETENSI PROFESIONAL TERHADAP MUTU PROSES PEMBELAJARAN :Studi terhadap guru SMKN di kabupaten Tabanan yang telah memiliki sertifikat pendidik profesional.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN KOMPETENSI PROFESIONAL TERHADAP MUTU PROSES PEMBELAJARAN :Studi terhadap guru SMKN di kabupaten Tabanan yang telah memiliki sertifikat pendidik profesional."

Copied!
51
0
0

Teks penuh

(1)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :

Pembimbing I,

Prof. Dr. Djam’an Satori, MA. NIP. 195008021973031002

Pembimbing II,

Prof. Dr. H. Agus Rahayu, M. P. NIP. 196206071983031002

Diketahui oleh

Ketua Jurusan/ Program Studi Penjaminan Mutu Pendidikan,

(2)

SURAT PERNYATAAN

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis yang saya susun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan pada Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia seluruhnya merupakan hasil karya saya sendiri. Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan tesis yang saya kutip dari hasil karya orang lain telah dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika ilmiah. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Mei 2012 Yang Membuat Pernyataan

(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan anugerah yang telah dilimpahkan-Nya sehingga tesis yang berjudul “Pengaruh Kompetensi Pedagogik dan Kompetensi Profesional Terhadap Mutu Proses Pembelajaran ( Sensus terhadap guru SMKN di Kabupaten Tabanan yang telah memiliki sertifikat pendidikan profesional)” dapat terwujud sesuai dengan rencana.

Tesis ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk menyelesaikan studi di Sekolah Pascasarjana Program Studi Penjaminan Mutu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia. Kerja keras bukan satu-satu jaminan terselesainya tesis ini, melainkan adanya bantuan dari beberapa pihak, maka tesis ini dapat terwujud walaupun belum sempurna sekali. Untuk itu, pada kesempatan yang baik ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Prof. Dr. H. Djaman Satori, MA. selaku pembimbing I yang sangat berjasa membimbing, memberi saran, dan mengoreksi serta memotivasi penulis dari kegiatan pembuatan proposal, kegiatan penelitian, dan penulisan tesis ini. 2. Prof. Dr. Agus Rahayu, M.P. selaku pembimbing II yang begitu sabar

membimbing, mengarahkan dan mengoreksi tesis ini sehingga lebih sempurna dari sebelumnya.

(4)

Asisten Direktur I, Prof. Dr. Ace Suryadi, Ph.D selaku Ketua Program Studi Penjaminan Mutu Pendidikan yang telah banyak memberikan motivasi dan semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis

4. Dr. I Wayan Sunata selaku Kepala Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Bali yang memberikan ijin untuk tugas belajar dan memberikan nasehat-nasehat yang sangat berguna dalam pengerjaan tesis ini

5. Dra. Ni Nyoman Yumiati, M.Pd beserta staf seksi Program dan Sistem Informasi yang memberikan support selama ini

6. Drs. I Wayan Surata, M.Pd selaku Widyaiswara Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Bali yang telah banyak memberi masukan dan tukar pikiran dalam pengerjaan tesis ini

7. Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Tabanan beserta staf, yang telah memberikan ijin untuk mengadakan penelitian di wilayah Kabupaten Tabanan

8. Kepala Sekolah di SMKN se-kabupaten Tabanan yang dengan tangan terbuka membantu peneliti dalam melakukan penelitian di masing-masing sekolah bersangkutan

9. Teman-teman seangkatan yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu yang telah banyak membantu baik secara langsung maupun tidak langsung dalam penyelesaian tesis ini.

(5)

ada beberapa kekurangan karena terlepas dari minimnya kemampuan penulis, namun setidaknya dapat memberikan sumbangan berharga bagi perkembangan dunia pendidikan walaupun sangat kecil. Mudahan-mudahan tesis ini bermanfaat bagi kita terutama bagi insan pendidikan yang berperan langsung dalam menjamin mutu pendidikan.

Bandung, 2012

Penyusun

(6)

ABSTRAK

I Gede Putu Agustina Aryanta. Pengaruh Kompetensi Pedagogik dan

Kompetensi Profesional Terhadap Mutu Proses Pembelajaran (Sensus terhadap guru SMKN di kabupaten Tabanan yang telah memiliki sertifikat pendidik profesional). Tesis. Bandung: Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia, 2012

Tesis ini sudah dikoreksi dan diperiksa oleh Pembimbing I: Prof. Dr. H. Djaman Satori, MA. dan Pembimbing II: Prof. Dr. Agus Rahayu, M. P.

Kata kunci: kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, mutu proses pembelajaran, pasca sertifikasi

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis arah dan besarnya korelasi antara (1) kompetensi pedagogik dengan mutu proses pembelajaran oleh guru-guru setelah sertifikasi, (2) kompetensi profesional dengan mutu proses pembelajaran oleh guru-guru setelah sertifikasi, (3) kompetensi pedagogik dengan kompetensi profesional oleh guru-guru setelah sertifikasi, dan (4) kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional secara bersama-sama dengan mutu proses pembelajaran oleh guru-guru setelah sertifikasi guru di SMK Negeri Kabupaten Tabanan.

Populasi penelitian adalah seluruh guru SMK Negeri di Kabupaten Tabanan yang berjumlah 45 orang. Pengambilan data dilakukan dengan teknik sensus (semua populasi sebagai sampel). Data dikumpulkan dengan kuesioner. Data dianalisis dengan regresi sederhana, korelasi sederhana, korelasi ganda, regresi ganda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) terdapat korelasi yang signifikan antara kompetensi pedagogik dengan mutu proses pembelajaran guru pasca sertifikasi melalui persamaan garis regresi Yˆ =30,326 + 0,460X1,

koefisien korelasi sebesar 0,774 dan berkontribusi sebesar 60 %; (2) terdapat korelasi yang signifikan antara kompetensi profesional guru dengan mutu proses pembelajaran guru pasca sertifikasi melalui persamaan garis regresi Yˆ = 53,305

+ 0,348X2, koefisien korelasi sebesar 0,801 dan kontribusi sebesar 64,10 %; (3)

terdapat korelasi yang signifikan antara kompetensi pedagogik dengan kompetensi profesional guru pasca sertifikasi melalui persamaan garis regresi

Yˆ =8,842+0,893X1., koefisien korelasi sebesar 0,654 dan kontribusi sebesar 42,70

%; dan (4) terdapat korelasi yang signifikan secara bersama-sama antara kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional dengan mutu proses pembelajaran guru pasca sertifikasi melalui persamaan garis regresi Yˆ =

28,352+0,260X1+0,223X2, koefisien korelasi sebesar 0,866 dan kontribusi sebesar

75,10 %.

(7)

ABSTRACT

I Gede Putu Agustina Aryanta. The Quality of Teaching Process by Certified Teachers Viewed from Pedagogical Competence and Professional Competence at SMK Negeri in The Tabanan District. Thesis. Bandung: Post Graduate School Indonesian Education University, 2012

This thesis has been corrected and examined by the first supervisor, Prof. Dr. . Djaman Satori, MA.and the second supervisor, Prof. Dr. Agus Rahayu, M. P. Key word: pedagogical competence, professional competence, Quality of teaching process post-certificitation

This study aimed at finding out and analyzing the direction and the extent of the correlation between (1) pedagogical competence and quality of teaching process by teachers after certification, (2) professional competence and quality of teaching process by teachers after certification, (3) pedagogical competence and quality professional competence by teachers after certification, and (4) pedagogical competence and professional competence simultaneously and quality of teaching process by teachers after certification at SMK Negeri in the district of Tabanan.

The population consisted of all teachers of SMK Negeri in the district of Tabanan. There were 45 teachers. The population was carried out by total sampling. There were collected with questionnaire and were analyzed with simple regression, simple correlation, multiple correlation, multiple regression.

The result showed that (1) there was a significant correlation between pedagogical competence and quality of teaching process by teachers after certification as shown by the regression linear equation Yˆ = 30,326 + 0,460X1, the correlation

coefficient = 0.774 and the contribution = 60%, (2) there was a significant correlation between professional competence and quality of teaching process by teachers after certification as shown by the regression linear equation Yˆ = 53,305 + 0,348X2, the

correlation coefficient = 0.801 and the contribution = 64.10%, (3) there was a significant correlation between pedagogical competence and professional competence by teachers after certification as shown by the regression linear equation Yˆ =

8,842+0,893X1., the correlation coefficient = 0.654 and the contribution = 42.70%,

and (4) there was a simultaneous significant correlation between pedagogical competence, professional competence, and quality of teaching process by teachers after certification as shown by the regression linear equation Yˆ =

28,352+0,260X1+0,223X2, the correlation coefficient = 0.866 and the contribution =

75.10%

(8)

DAFTAR ISI

1.1 Latar Belakang Masalah ……….. 1.2 Identifikasi Masalah ……… 1.3 Pembatasan Masalah .………...

1.4 Rumusan Masalah ………...

1.5 Tujuan Penelitian ……….

1.6 Manfaat Penelitian ………..………

BAB II LANDASAN TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori………... 2.1.1 Mutu Proses Pembelajaran………. 2.1.1.1 Hakikat pembelajaran dalam pendidikan……… 2.1.1.2 Tinjauan tentang metode inovatif dalam pembelajaran... 2.1.1.3 Faktor yang mempengaruhi pengelolaan pembelajaran.. 2.1.1.4 Langkah-langkah pengelolaan proses pembelajaran…... 2.1.2 Tinjauan Tentang Sertifikasi dan Profesi Guru……….. 2.1.2.1 Hakekat Sertifikasi Guru………. 2.1.2.2 Kaitan Sertifikasi dengan Profesi Guru………... 2.1.2.3 Sertifikasi Guru dengan Mutu Proses Pembelajaran…... 2.1.3 Kompetensi Guru………

(9)

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Obyek Penelitian ………. 3.2 Desain Penelitian………... 3.3 Populasi………... 3.4 Variabel Penelitian dan Definisi Variabel………. 3.4.1 Variabel Penelitian……….. 3.4.2 Operasionalisasi Variabel………... 3.4.2.1 Mutu Proses Pembelajaran Pasca Sertifikasi (Y)……… 3.4.2.2 Kompetensi Pedagogik Guru (X1)……….. 3.4.2.3 Kompetensi Profesional Guru (X2)………. 3.5 Metode Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian………..

3.5.1 Metode Pengumpulan Data……… 3.5.2 Instrumen Penelitian………... 3.5.2.1 Konsepsi……….. 3.5.2.2 Kisi – Kisi Instrumen……….. 3.5.2.3 Validitas dan Reliabilitas Instrumen….……….. 3.6 Metode Analisis Data……….... 3.6.1 Uji Prasyarat Teknik Analisis Data……… 3.6.1.1 Uji Normalitas Sebaran Data……….. 3.6.1.2 Uji Liniearitas Garis Regresi………... 3.6.1.3 Uji Multikoliniearitas………... 3.6.2 Pengujian Hipotesis……… 3.6.2.1 Regresi Sederhana………... 3.6.2.2 Regresi Ganda………. 3.6.2.3 Korelasi Ganda………....

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Data Hasil Penelitian………..……….. 4.1.1 Deskripsi Data Kompetensi Pedagogik……….. 4.1.2 Deskripsi Data Kompetensi Profesional ……….... 4.1.3 Deskripsi Data Mutu Proses Pembelajaran

Guru Pasca Sertifikasi……… 4.2 Pengujian Persyaratan Teknik Analisis Data ..………

4.2.1 Pengujian Normalitas Sebaran Data ...……….……….. 4.2.2 Uji Linieritas Garis Regresi……..……….. 4.2.3 Uji Multikolinieritas………..……….……....

4.3 Pengujian Hipotesis ……….

4.4 Pembahasan Hasil Penelitian……….………...

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel

1.1 Rerata Ujian Nasional (UN) SMK di Kabupaten ………. 3.1 Rincian Populasi Penelitian ………... 3.2 Kisi-Kisi Kuesioner Kompetensi Pedagogik……….. 3.3 Kisi-Kisi Kuesioner Kompetensi Profesional …….………....………... 3.4 Kisi-Kisi Kuesioner Mutu Proses Pembelajaran………. 3.5 Rangkuman Analisis Validitas dan Reliabilitas Instrumen………. 4.1 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Skor Kompetensi Pedagogik,

Kompetensi Profesional, dan Mutu Proses Pembelajaran

Guru-guru setelah Sertifikasi ……….. 4.2 Distribusi Frekuensi Data Kompetensi Pedagogik ………. 4.3 Distribusi Frekuensi Data Kompetensi Profesional ……… 4.4 Distribusi Frekuensi Data Mutu Proses Pembelajaran Guru

Setelah Sertifikasi……… 4.5 Rekapitulasi Hasil Pengujian Normalitas Sebaran Data dengan

Uji Kolmogorov-Smirnov (Lilliefors Significance Correction)

Taraf Signifkansi α = 0,05……….……….. 4.6 Uji Linieritas dengan Uji F pada Taraf Signifkansi α = 0,05…..……… 4.7 Matriks Interkorelasi antar Sesama Variabel Bebas… ………... 4.8 Uji Signifikasi Koefisien Korelasi antara Kompetensi Pedagogik

dengan Mutu Proses Pembelajaran Pasca Sertifikasi di

SMK Negeri Kabupaten Tabanan……… 4.9 Hasil Uji Signifikansi dan Kelinearan Regresi antara Kompetensi

Pedagogik dengan Mutu Proses Pembelajaran Pasca

Sertifikasi di SMK Negeri Kabupaten Tabanan……….. 4.10 Uji Signifikasi Koefisien Korelasi antara Kompetensi Profesional

Guru dengan Mutu Proses Pembelajaran Pasca Sertifikasi

di SMK Negeri Kabupaten Tabanan……… 4.11 Hasil Uji Signifikansi Dan Kelinearan Regresi Antara Kompetensi

Profesional Guru Dengan Mutu Proses Pembelajaran

Pasca Sertifikasi di SMK Negeri Kabupaten Tabanan……… 4.12 Uji Signifikasi Koefisien Korelasi antara kompetensi pedagogik

dengan kompetensi profesional Pasca Sertifikasi

di SMK Negeri Kabupaten Tabanan……… 4.13 Hasil Uji Signifikansi dan Kelinearan Regresi antara kompetensi

pedagogik dengan kompetensi profesional Pasca

Sertifikasi di SMK Negeri Kabupaten Tabanan………... 4.14 Uji Signifikasi Koefisien Korelasi Secara Bersama-Sama Antara

Kompetensi Pedagogik dan Kompetensi Profesional dengan Mutu Proses Pembelajaran Pasca

sertifikasi di SMK Negeri Kabupaten Tabanan……….. 4.15 Hasil Uji Signifikansi dan Kelinearan Regresi Simultan antara

Kompetensi Pedagogik dan Kompetensi Profesional

(11)

dengan Mutu Proses Pembelajaran Pasca

(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar

2.1 Kerangka berpikir………..………..….….………. 2.2 Paradigma Penelitian………... 3.1 Konstelasi Variabel Penelitian………. 4.1 Histogram Kompetensi Pedagogik……….. 4.2 Histogram Kompetensi Profesional………. ………..……. 4.3 Histogram Skor Mutu Proses Pembelajaran Guru

Pasca Sertifikasi………...

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Instrumen Penelitian ………..………... 2. Analisis Uji Coba Instrumen ……….. 3. Data Hasil Penelitian dan Statistik Deskriptif ……… 4. Uji Persyaratan Teknik Analisis Data………

a. Uji Normalitas Sebaran Data ……….. b. Uji Linieritas Garis Regresi.………... c. Uji Multikolinieritas………. d. Uji Autokorelasi………..

5. Pengujian Hipotesis ………

(14)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi Bangsa Indonesia adalah

rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang dan satuan pendidikan,

khususnya pendidikan dasar dan menengah. Berbagai usaha telah dilakukan untuk

meningkatkan mutu pendidikan nasional antara lain melalui berbagai pelatihan dan

peningkatan kualifikasi guru, perekrutan guru dan pengadaan alat pelajaran,

perbaikan sarana dan prasarana pendidikan serta peningkatan mutu manajemen

sekolah. Namun demikian, berbagai indikator mutu pendidikan belum menunjukan

peningkatan yang berarti meskipun sebagian sekolah terutama di kota-kota

menunjukan peningkatan mutu pendidikan yang cukup mengembirakan, namun

sebagian besar lainnya masih memprihatinkan (Manajemen Peningkatan Mutu

Berbasis Sekolah, 2001:3).

Peranan guru sangat menentukan dalam usaha peningkatan mutu pendidikan

formal. Untuk itu guru sebagai agen pembelajaran dituntut untuk mampu

menyelenggarakan proses pembelajaran dengan sebaik-baiknya, dalam kerangka

pembangunan pendidikan. Guru mempunyai fungsi dan peran yang sangat

(15)

dikembangkan sebagai profesi yang bermartabat. Undang-Undang No. 14 tahun

2005 tentang Guru dan Dosen Pasal 4 menegaskan bahwa guru sebagai agen

pembelajaran berfungsi untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional. Untuk

dapat melaksanakan fungsinya dengan baik, guru wajib untuk menguasai

kompetensi.

Undang-Undang RI No 20 tahun 2003, undang- undang RI No 14 tahun 2005

dan peraturan pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 mengamanatkan bahwa guru

wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat

jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan

pendidikan nasional. Persyaratan kualifikasi akademik guru adalah S1 atau D IV

yang dibuktikan dengan ijazah sesuai dengan jenis, jenjang, dan satuan

pendidikan formal di tempat penugasan. Persyaratan kompetensi guru mencakup

penguasaan kompetensi Pedagogik, Profesional, Kepribadian dan Sosial yang

dibuktikan dengan sertifikat pendidik yang diperoleh melalui sertifikasi.

Memasuki tahun 2007, Pemerintah Republik Indonesia melalui Departemen

Pendidikan Nasional, mulai menyelenggarakan program sertifikasi guru. Program

sertifikasi merupakan konsekuensi dari disahkannya produk hukum tentang

pendidikan yaitu ; UU RI No. 20/2003 tentang Sisdiknas, UU RI No. 14/2005

tentang Guru dan Dosen, dan PP RI No. 19/2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan. Berdasarkan produk hukum tersebut dinyatakan bahwa guru adalah

pendidik profesional. Sebagai pendidik profesional, maka guru harus memenuhi

(16)

sertifikasi merupakan program pemberian sertifikat bagi guru yang telah

memenuhi sejumlah persyaratan menuju guru profesional. Guru yang telah

memperoleh sertifikat profesi akan mendapatkan sejumlah hak yang antara lain

berupa tunjangan profesi yang besarnya setara dengan satu kali gaji pokok guru

tersebut. Tunjangan tersebut berlaku baik bagi guru yang berstatus pegawai negeri

sipil (PNS) maupun bagi guru yang berstatus non-pegawai negeri sipil (swasta).

Untuk itu profesionalisme guru dituntut agar terus berkembang sesuai dengan

perkembangan jaman, ilmu pengetahuan dan teknologi, serta kebutuhan masyarakat

termasuk kebutuhan terhadap sumber daya manusia yang berkualitas dan memiliki

kapabilitas untuk mampu bersaing baik di forum regional, nasional maupun

internasional.

Berbagai masalah yang berkaitan dengan kondisi guru, antara lain: (1) adanya

keberagaman kemampuan guru dalam proses pembelajaran dan penguasaan

pengetahuan, (2) belum adanya alat ukur yang akurat untuk mengetahui

kemampuan guru, (3) pembinaan yang dilakukan belum mencerminkan

kebutuhan, Jika hal tersebut tidak segera diatasi, maka akan berdampak pada

rendahnya kualitas pendidikan. Rendahnya kualitas pendidikan dimaksud antara

lain: (1) kemampuan siswa dalam menyerap mata pelajaran yang diajarkan guru

tidak maksimal, (2) kurang sempurnanya pembentukan karakter yang tercermin

dalam sikap dan kecakapan hidup yang dimiliki oleh setiap siswa, dan (3)

(17)

tingkat dasar (hasil studi internasional yang dilakukan oleh organisasi

International Education Achievement, 1999).

Rendahnya mutu pendidikan di Indonesia sering menjadi sorotan berbagai

pihak. Rendahnya tingkat pertumbuhan ekonomi negara kita juga konon

disebabkan oleh rendahnya kualitas sumber daya manusia yang disebabkan oleh

rendahnya kualitas atau mutu pendidikan nasional. Dengan demikian yang paling

penting dari semua hal diatas adalah upaya maksimal untuk meningkatkan kualitas

sumber daya manusia Indonesia melalui peningkatan mutu pendidikan, sehingga

bisa mengatasi segala permasalahan yang menempatkan pendidikan sebagai

penyebabnya.

Perkembangan peserta didik di era otonomi daerah memiliki potensi cukup

besar, mengingat peserta didik memiliki keanekaragaman budaya lokal yang

bernilai luhur telah mengakar dalam kehidupan dan tradisi di masyarakat, hal

tersebut tidak memiliki perkembangan secara utuh, karena para peserta didik telah

mengalami pergeseran orientasi dalam perkembangannya ke dalam bentuk hal-hal

negatif. Salah satu dampaknya peserta didik atau siswa telah mengalami

kecenderungan runtuhnya budaya belajar yang baik, munculnya keinginan yang

tidak serius dalam belajar dengan gejala bahwa siswa malas belajar di luar dari

yang di UN kan dibandingkan dengan pelajaran-pelajaran lainnya seperti mata

pelajaran Bahasa Inggris, Matematika dan IPA. Berikut ini hasil nilai Ujian

Nasional (UN) dari siswa SMK di Kabupaten Tabanan tahun ajaran 2010/2011

(18)

Tabel 1.1 Nilai rerata ujian Ujian Nasional SMK di Kabupaten Tabanan tahun

2010/2011

No Nama Sekolah Sts Jml LLS % BI Bing Mtk K K Jml Rt

1 SMK NEGERI 1 TABANAN N 293 291 99.32 6.96 8.7 7.84 8.16 31.66 7.92

2 SMK NEGERI 2 TABANAN N 122 117 95.9 6.21 7.73 8.23 8.18 30.35 7.59

3 SMK NEGERI 3 TABANAN N 268 264 98.51 6.12 8.02 7.84 8 29.98 7.5

4 SMK DWITUNGGAL TABANAN S 44 44 100 7.05 7.92 6.46 8.38 29.81 7.45

5 SMK NASIONAL TABANAN S 103 102 99.03 6.3 8.29 7.77 8.39 30.75 7.69

6 SMK SARASWATI 1 TABANAN S 134 133 99.25 7.23 8.93 7.67 8.43 32.26 8.07

7 SMK SARASWATI 2 TABANAN S 5 4 80 7.04 7.8 6.55 8.46 29.85 7.46

8 SMK SARASWATI 3 TABANAN S 193 192 99.48 6.7 8.12 9.31 8.63 32.76 8.19

9 SMK PARIWISATA MARGARANA S 150 150 100 5.75 8.24 8.51 8.23 30.73 7.68

10 SMK TRIATMA JAYA TABANAN S 292 290 99.32 7.26 8.7 8.04 8.88 32.88 8.22

11 SMK PARIWISATA DWITUNGGAL S 48 42 87.5 6.58 7.31 7.01 8.24 29.14 7.29

12 SMK TP 45 TABANAN S 17 17 100 7.14 7.87 8.01 7.82 30.84 7.71

13 SMK RESTUMUNING S 76 70 92.11 6.3 8.32 6.8 8.28 29.7 7.43

(sumber : litbang.kemdikbud.go.id)

Siswa menyampaikan beberapa alasan yang sangat masuk akal seperti belajar

bahasa Inggris yang pertama karena termasuk pelajaran yang di UN kan dan lebih

mendalam mempelajari bahasa Inggris kedepannya akan lebih menjanjikan untuk

mendapatkan pengetahuan di bidang kepariwisataan.

Media masa seperti televisi banyak mempengaruhi, pergeseran orientasi siswa

pada pelajaran. Sebagian besar stasiun televisi berlomba-lomba untuk

(19)

dan yang sejenisnya dengan durasi waktu bersambung dari hari ke hari menjadi

acara favoritnya. Hal ini dapat memberikan pengaruh terhadap pergeseran

orientasi siswa dalam belajar. Harapan sebagian besar anggota ,masyarakat, mutu

pembelajaran di SMK khususnya di SMK Negeri yang ada di kabupaten Tabanan

dapat meningkat sekaligus menjawab tantangan kehidupan yang menghadang

semakin berat dan kompleks. Kompleksitas kehidupan yang dihadapi dewasa ini

sebagai akibat telah memasuki era globalisasi.

Perjalanan sejarah kehidupan dan peradaban manusia telah terjadi

perubahan-perubahan diberbagai bidang dan dimensi. Merespon fenomena itu, manusia

terpacu untuk mengembangkan pendidikan dalam ilmu-ilmu sosial, ilmu alam,

ilmu pasti, maupun ilmu-ilmu terapan. Dengan munculnya sejumlah krisis

kehidupan berbangsa dan bernegara yang meliputi politik, ekonomi, sosial,

hukum, etnis, agama, golongan dan ras, perilaku menyimpang,belakangan ini

dipertanyakan peranan dan efektifitas pendidikan di sekolah sebagai pemberi nilai

acuan tertinggi terhadap kesejahteraan nasional. Dengan asumsi, jika pendidikan

dilakukan dengan baik, maka kerjasama dan toleransi dalam masyarakatpun

akan lebih baik.

Namun kenyataannya seolah-olah pasca sertifikasi, guru tidak banyak

memberikan kontribusi terhadap pembekalan peserta didik hingga periode

reformasi ini, hingga terbentuk watak dan kepribadian. Memang tidak adil

menimpakan tanggung jawab munculnya kesenjangan antara harapan dan

(20)

lemahnya sumber daya pendidikan, seperti kurangnya kemampuan guru dalam

pengembangan kompetensi melalui pendekatan dan metode yang lebih variatif,

kurangnya motivasi kerja guru dalam mengembangkan profesionalismenya, belum

optimalnya partisipasi orang tua siswa dalam pendidikan, minimnya

upaya-upaya yang dilakukan pemerintah dalam meningkatkan kompetensi guru,

minimnya pembinaan yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten terhadap

guru-guru, karena terbatasnya tenaga Pengawas sekolah dan terbatasnya

anggaran.

Proses pembelajaran memiliki peran amat penting dalam kehidupan umat

manusia. Proses pembelajaran menjadi pemandu dalam upaya, untuk

mewujudkan suatu kehidupan yang bermakna, damai dan bermartabat. Menyadari

bahwa peran proses pembelajaran b a g i kehidupan umat manusia maka dalam

kehidupan setiap pribadi menjadi sebuah keniscayaan, yang ditempuh melalui

pendidikan baik pendidikan di lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat.

Untuk mencapai tujuan pembelajaran pasca sertifikasi sebagaimana tersebut

di atas, diperlukan upaya proses pembelajaran yang memungkinkan peserta didik

dapat mencapai tujuan pembelajaran pendidikan yang diharapkan. Salah satu

upaya yang dapat dilakukan adalah dengan meningkatkan mutu guru dalam

pengelolaan proses pembelajaran, yakni pembelajaran yang sesuai dengan

karakteristik dari mata pelajaran dan kondisi siswa yang dihadapi. Dengan

paradigma baru, proses pembelajaran akan digeser menjadi pembelajaran yang

(21)

berfokus pada pengembangan kemampuan intelektual yang berlangsung secara

sosial dan kultural, mendorong siswa membangun pemahaman dan

pengetahuannya sendiri dalam konteks sosial, dan belajar dimulai dari

pengetahuan awal dan perspektif budaya. Tugas belajar didesain menantang dan

menarik untuk mencapai derajat berpikir tingkat tinggi (Kamdi, 2008). Mutu

Proses Pembelajaran guru yang tercantum dalam keberhasilan proses

pembelajaran meliputi beberapa aspek antara lain: (1) persiapan guru, (2)

penguasaan materi, (3) penggunaan media pengajaran, (4) penggunaan metode,

(5) pengaturan kelas, (6) Interaksi belajar mengajar , (7) keteladanan guru, (8)

melaksanakan bimbingan, (9) mengembangkan pribadi siswa, dan (10)

melaksanakan penilaian proses dan hasil. (Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan, 1979-1980:44)

Faktor yang berpengaruh terhadap mutu pengelolaan pembelajaran pasca

sertifikasi adalah kompetensi pedagogik. Hal ini disebabkan karena kompetensi

pedagogik merupakan kemampuan dalam pengelolaan peserta didik yang

meliputi: (a) pemahaman wawasan atau landasan kependidikan; (b) pemahaman

terhadap peserta didik; (c) pengembangan kurikulum/ silabus; (d)

perancangan pembelajaran; (e) pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan

dialogis; (f) evaluasi hasil belajar; dan (g) pengembangan peserta didik

untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.

Penguasaan kompetensi profesional guru juga memberi pengaruh terhadap

(22)

profesional guru merupakan kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara

luas dan mendalam yang meliputi: (a) konsep, struktur, dan metoda

keilmuan/teknologi/seni yang menaungi/koheren dengan materi ajar, (b) materi

ajar yang ada dalam kurikulum sekolah; (c) hubungan konsep antar mata

pelajaran terkait; (d) penerapan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan

sehari-hari; dan (e) kompetisi secara profesional dalam konteks global dengan tetap

melestarikan nilai dan budaya nasional.

Bertitik tolak dari paparan di atas, ada sisi menarik untuk dikaji dan dicermati

karena secara normatif pemerintah mempunyai komitmen yang sangat tinggi

dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan nasional melalui peningkatan mutu

pengelolaan pembelajaran. Tuntutan para “stake holders” terhadap mutu guru

dalam pengelolaan pembelajaran makin tinggi, akan tetapi dari fenomena yang

ada di lapangan yang sulit dipungkiri adalah masih banyak terdapat kekurangan

dan kelemahan dalam pelaksanaannya. Untuk membuktikan tentang

permasalahan atau kesenjangan antara harapan dengan yang terjadi dalam hal

mutu guru dalam pengelolaan pembelajaran maka dipandang perlu untuk

mengadakan sebuah penelitian tentang “Pengaruh Kompetensi Pedagogik dan

Kompetensi Profesional terhadap Mutu Proses Pembelajaran (Sensus terhadap

Guru SMK Negeri di Kabupaten Tabanan yang sudah memiliki sertifikat pendidik

profesional)”

(23)

Berdasarkan berbagai faktor yang mempengaruhi mutu proses

pembelajaran, maka penelitian ini mengungkap sejauh mana kompetensi

pedagogik dan kompetensi profesional berpengaruh terhadap mutu proses

pembelajaran pasca sertifikasi SMK Negeri di kabupaten Tabanan.

Memperhatikan faktor-faktor tersebut maka dapat diidentifikasi masalah sebagai

berikut.

1. Pasca sertifikasi guru tidak banyak memberikan kontribusi terhadap

pembekalan peserta didik hingga periode reformasi ini, hingga terbentuk

watak dan kepribadian. Hal ini dapat dilihat masih dominan tamatan SMK

menginginkan menjadi pegawai negeri daripada bekerja mandiri. Hal ini

diduga bahwa guru belum mampu menanamkan jiwa kewirausahaan pada

proses pembelajaran di sekolah. Hal ini menunjukkan masih rendahnya

mutu proses pembelajaran.

2. Kurang optimalnya kemampuan guru dalam pengembangan kompetensi

siswa melalui pendekatan dan metode yang lebih variatif. Dominan guru

masih menggunakan metode ceramah. Selain itu, pengembangan materi

pelajaran masih monoton dari tahun ke tahun. Ini berarti kompetensi

pedagogik dan kompetensi profesionalnya guru relatif belum optimal atau

masih bisa ditingkatkan.

3. Upaya-upaya yang dilakukan pemerintah di kabupaten Tabanan untuk

(24)

minim, hal ini dapat dilihat dari minimnya anggaran yang diperuntukkan

untuk pengembangan kompetensi guru. (merupakan point penguat untuk

melakukan penelitian ini)

4. Minimnya pembinaan yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan di kabupaten

Tabanan terhadap guru-guru SMK, karena terbatasnya tenaga Pengawas

sekolah SMK terutama pada bidang kejuruan. (merupakan point penguat

untuk melakukan penelitian ini)

1.3Pembatasan Masalah

Permasalahan yang berkaitan dengan mutu proses pembelajaran mencakup

aspek-aspek yang luas dan mendalam, sehingga tidak akan tuntas dijawab melalui

satu penelitian, berdasarkan pertimbangan tertentu seperti : kompetensi pedagogik

dan kompetensi profesional guru belum memadai, serta mutu guru mengelola

pembelajaran belum optimal, belum adanya upaya-upaya untuk meningkatkan mutu

proses pembelajaran bagi guru-guru. Dengan adanya gejala tersebut, maka

penelitian ini hanya dibatasi pada beberapa faktor yang berpengaruh terhadap

mutu proses pembelajaran pasca sertifikasi yaitu Kompetensi Pedagogik dan

Kompetensi Profesional Guru di SMK Negeri Kabupaten Tabanan. Untuk itu,

hasil yang diperoleh mencerminkan faktor yang berpengaruh terhadap mutu proses

pembelajaran sebatas variabel-variabel yang dilibatkan.

(25)

Berdasarkan atas latar belakang, identifikasi masalah serta pembatasan

masalah yang telah dikemukakan di atas, maka dapat dirumuskan beberapa

permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut.

1. Bagaimana gambaran kompetensi pedagogik, kompetensi profesional dan

mutu proses pembelajaran guru-guru setelah sertifikasi di SMK Negeri

Kabupaten Tabanan?

2. Bagaimana pengaruh kompetensi pedagogik terhadap mutu proses

pembelajaran pada guru-guru setelah tersertifikasi di SMK Negeri Kabupaten

Tabanan?

3. Bagaimana pengaruh kompetensi profesional terhadap mutu proses

pembelajaran pada guru-guru setelah sertifikasi di SMK Negeri Kabupaten

Tabanan?

4. Bagaimana pengaruh kompetensi pedagogik dan kompetensi professional

terhadap mutu proses pembelajaran pada guru-guru setelah sertifikasi di

SMK Negeri Kabupaten Tabanan?

1.5Tujuan Penelitian

Berdasarkan pada rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah

(26)

1. Untuk mengetahui gambaran deskripsi kompetensi pedagogik, kompetensi

profesional dan mutu proses pembelajaran pada guru-guru setelah sertifikasi

di SMK Negeri Kabupaten Tabanan.

2. Untuk mengetahui pengaruh kompetensi pedagogik terhadap mutu proses

pembelajaran pada guru-guru setelah sertifikasi di SMK Negeri Kabupaten

Tabanan.

3. Untuk mengetahui pengaruh kompetensi profesional terhadap mutu proses

pembelajaran pada guru-guru setelah sertifikasi di SMK Negeri Kabupaten

Tabanan.

4. Untuk mengetahui pengaruh kompetensi pedagogik dan kompetensi

profesional terhadap mutu proses pembelajaran pada guru-guru setelah

sertifikasi di SMK Negeri Kabupaten Tabanan.

1.6Manfaat Penelitian

1 Manfaat Teoretis

a. Hasil penelitian ini memberikan sumbangan terhadap pengembangan bidang

ilmu pendidikan khususnya tentang penjaminan mutu pendidikan.

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi bagi peneliti lain,

dengan meneliti variabel-variabel lain yang relevan.

(27)

a. Bagi guru, khususnya guru SMK Negeri di kabupaten Tabanan, hasil

penelitian ini dapat dijadikan informasi tentang pentingnya mutu proses

pembelajaran pasca sertifikasi ditinjau dari kompetensi padagogik dan

kompetensi profesional.

b. Bagi Kepala Sekolah, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan

masukan, guna lebih memahami tugas dan perannya sebagai pemimpin dan

manajer dalam memotivasi guru sehingga mampu meningkatkan mutu

pendidikan.

c. Bagi Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten sebagai pengambil

kebijakan bidang pendidikan di kabupaten tersebut, hasil penelitian ini

diharapkan sebagai masukan dalam memberikan motivasi kepada kepala

sekolah dan guru serta dalam menetapkan kebijakan untuk meningkatkan

potensi yang dimiliki, khususnya guru SMK Negeri dan umumnya bagi guru

(28)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Obyek penelitian

Obyek dari penelitian ini adalah guru-guru di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri di Kabupaten Tabanan yang sudah memiliki sertifikat pendidik profesional yang tersebar di tiga kecamatan.

3.2 Desain penelitian

Sesuai dengan tujuan dari penelitian ini maka rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian Kuantitatif dengan pendekatan korelasional. Rancangan ini dipilih karena sesuai dengan hakikat masalah yang diteliti merupakan masalah yang telah terjadi di lapangan dan tanpa ada upaya dari peneliti untuk memanipulasi variabel-variabel yang dilibatkan dalam penelitian ini.

Penelitian ini berkenaan dengan hubungan antara berbagai variabel, menguji hipotesis, dan mengembangkan generalisasi, prinsip atau teori-teori yang memiliki validitas universal. Alat pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner. Data penelitian menyangkut tiga variabel terdiri atas dua variabel bebas, meliputi kompetensi pedagogik (X1), kompetensi profesional

(X2), sedangkan variabel terikat adalah mutu proses pembelajaran (Y).

(29)

kontribusi perlu terlebih dahulu ditetapkan korelasinya. Persyaratan untuk menghitung korelasi yaitu bahwa hubungan antara masing-masing variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y) harus linier dan bentuk distribusi dari semua variabel dari subyek penelitian harus berdistribusi normal. Pengujian hipotesis dilakukan setelah dilakukan uji persyaratan analisis. Tujuannya selain untuk menguji korelasi antara variabel-variabel juga untuk mengetahui seberapa besar kontribusi dari variabel bebas terhadap variabel terikat

3.3 Populasi

Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri Kabupaten Tabanan Propinsi Bali dengan jumlah sample sama dengan jumlah populasi yaitu sejumlah 45 orang guru SMK Negeri yang sudah tersertifikasi dan tersebar di tiga sekolah dikabupaten tersebut. Hal ini dilakukan karena jumlah populasi yang sedikit sehingga memungkinkan untuk dilakukan sensus. Sebarannya dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3.1 Jumlah responden penelitian

No Nama Sekolah Jumlah Sample = populasi

1 SMKN 1 Tabanan 30 Orang

2 SMKN 2 Tabanan 8 orang

3 SMKN 3 Tabanan 7 orang

Total 45 orang

(30)

rx1y

Rx12y

rx2y

3.4 Variabel Penelitian dan Definisi Variabel 3.4.1 Variabel Penelitian

Dimaksud dengan variabel adalah gejala yang menjadi focus penelitian untuk diamati, variabel itu sebagai akibat dari sekelompok orang atau obyek yang mempunyai variasi dengan yang lainnya dalam kelompok tersebut (Nasrun, 2004: 51). Variabel juga dijelaskan konsep yang diberi lebih dari satu nilai (Singaribun, 2001:47). Variabel ada dua, yaitu variabel bebas (independent) variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi variabel yang lainnnya dan variabel terikat (dependent) adalah variabel yang tidak bias mempengaruhi variabel lainnya. Dalam penelitian ini variabel yang diajukan: variabel independentnya adalah kompetensi pedagogik (X1) dan kompetensi professional (X2). Variabel

dependentnya mutu proses pembelajaran (Y). Hubungan antar variabel

tersebut dapat digambarkan sebagai berikut. 3.4.2

3.4.3 3.4.4

Gambar 3.1. Konstelasi Variabel Penelitian

Keterangan

X1 = Kompetensi Pedagogik

X2

Y X1

(31)

X2 = Kompetensi Profesional

Y = Mutu Proses Pembelajaran

3.4.2 Operasionalisasi Variabel

Definisi variabel bertujuan untuk memberikan pedoman pada pelaksanaan pengukuran suatu variabel, defnisi ini didasarkan pada hal-hal yang dapat diamati dan diukur. Untuk menggambarkan variabel penelitian ini secara operasional, di bawah ini diberikan definisi masing-masing variabel.

3.4.2.1 Mutu Proses Pembelajaran Pasca Sertifikasi (Y)

Mutu guru dalam proses pembelajaran adalah mutu layanan yang diberikan oleh guru dalam memfasilitasi pembelajaran, menciptakan iklim belajar, memberikan motivasi dan reword, dalam upaya meningkatkan performance dan prestasi belajar siswa dengan menerapkan model-model pembelajaran yang berpusat pada siswa yang tercermin dari kualitas perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran. Mutu guru dalam proses pembelajaran pasca sertifikasi diukur melalui kuesioner. Data yang diperoleh adalah dalam skala interval.

3.4.2.2 Kompetensi Pedagogik Guru (X1)

(32)

emosional dan intelektual, menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik, mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran pasca sertifikasi, menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik, memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi potensi peserta didik untuk rnengaktualiasikan berbagai potensi yang dimiliki, berkomunikasi secara efektif, empatik, dan satuan dengan peserta didik, memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran. Data yang diperoleh dalam skala interval.

3.4.2.3 Kompetensi Profesional Guru (X2)

Kompetensi profesional guru pasca sertifikasi adalah kemampuan yang harus dimiliki guru pasca sertifikasi untuk dapat mengembangkan peserta didik secara utuh yang ditunjukkan oleh skor yang diperoleh pasca sertifikasi dalam menjawab tes yang menggambarkan kompetensi profesional guru. Data yang diperoleh dari hasil pengukuran dalam skala interval.

3.5 Metode Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian 3.5.1 Metode Pengumpulan Data

(33)

kompetensi profesional guru, dan (3) kuesioner mutu guru dalam proses pembelajaran

3.5.2 Instrumen Penelitian 3.5.2.1 Konsepsi

Instrumen adalah alat ukur yang digunakan untuk memperoleh data. Arikunto (1995) dan Riduwan (2003) mengatakan bahwa instrumen merupakan alat bantu bagi peneliti di dalam menggunakan metode pengumpulan data. lnstrumen selain untuk mengumpulkan data juga dapat digunakan untuk mengukur variabel. Kuesioner adalah metode pengumpulan data dengan menggunakan daftar pertanyaan yang harus dijawab oleh orang yang menjadi sampel penelitian yang dalam hal ini adalah semua populasi.

(34)

3.5.2.2 Kisi – Kisi Instrumen

Masing-masing dari variabel tersebut akan dibuat suatu label yang berupa tabel kisi-kisi, yang akan dijadikan sebagai pedoman dalam rangka menyusun kuisioner agar alat itu tersusun serta memenuhi validitas isi. Dengan demikian tabel kisi-kisi ini harus secara cermat dan baik. Berikut tabel kisi-kisi dari masing-masing variabel.

Tabel 3.2 Kisi–kisi Instrumen Kompetensi Pedagogik.

No Variabel Dimensi/Indikator Nomor Butir Jumlah 1. Kompetensi

Pedagogik (X1)

1. Mampu mendeskripsikan tujuan

2. Mampu memilih materi 3. Mampu mengorganisasikan

materi

(35)

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Kompetensi Profesional Guru

No Variabel Dimensi/Indikator Nomor Butir Jumlah 2. Kompetensi

3. Mampu mengelola kelas 4. Mampu menggunakan

media dan sumber belajar 5. Mampu menilai prestasi

siswa secara objektif 6. Mampu mengenal fungsi

dan program pelayanan

Tabel 3.4 Kisi-Kisi Instrumen Mutu Proses Pembelajaran

No Variabel Dimensi Indikator

3. Mutu Proses

-Mengacu pada silabus dan RPP -Memperhatikan karakteristik siswa

-Mengatur posisi duduk siswa dalam kelas

(36)

3. Penilaian Hasil Pembelajaran

kelas sesuai jadwal

-Melaksanakan pembelajaran secara terstruktur (pendahuluan, inti, penutup)

-Melibatkan siswa secara aktif -Melakukan penilaian untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi dan sebagai perbaikan proses pembelajaran

-Melakukan penilaian secara

konsisten, sistematik dan terprogram -Melakukan penilaian dengan

menggunakan tes dan non tes dalam bentuk tertulis dan lisan

-Penilaian hasil pembelajaran menggunakan standar penilaian pendidikan dan panduan penilaian kelompok mata pelajaran

3.5.2.3 Validitas dan Reliabilitas Instrumen

(37)

validitas tes berhubungan dengan ketepatan tes tersebut terhadap konsep yang akan diukur sehingga betul-betul bisa mengukur apa yang seharusnya diukur (Arikunto, 2001: 65).

Validitas instrumen dalam penelitian ini ditinjau dari dua segi yaitu validitas isi dan validitas butir. Validitas isi instrumen ini dalam penyusunannya didasarkan pada kisi-kisi yang telah dibuat kemudian di validasi oleh ahli dalam bidangnya. Untuk menguji validitas butir digunakan korelasi product moment, yaitu dengan mencari korelasi antara skor butir dengan skor totalnya. Untuk validitas butir digunakan korelasi product moment berdasarkan data aslinya dengan rumus :

rxy =

Kriteria yang digunakan adalah dengan membandingkan harga rxy

dengan harga tabel kritik r product moment, dengan ketentuan rxy dikatakan

valid apabila rxy > rtabel pada α = 0,05. Untuk menghitung validitas butir

digunakan program excel.

Reliabilitas merujuk pada ketepatan/keajegan alat pengukur tersebut

dalam menilai apa yang diinginkan, artinya kapanpun alat tersebut digunakan

akan memberikan hasil yang relatif sama (Hamzah et.al, 2001:142). Untuk

(38)

kerja, dan kinerja guru dicari konsistensi internalnya (internal consistency)

dengan teknik koefisien alpha dengan rumus adalah sebagai berikut.

ρα = 

Untuk menghitung reliabilitas instrumen digunakan program excel didasarkan atas rumus koefisien alpha dari Fernandes (1984:34). Keputusan keterandalan instrumen, berpedoman pada klasifikasi Guilford (1959: 142), yakni:

ρα ≤ 0,20 derajat reliabilitas sangat rendah

responden. Setelah dinalisis mengenai validitas dan reliabilitasnya, diperoleh

(39)

Tabel 3.5 Rangkuman Analisis Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Instrumen

Statistik

Kompetensi Pedagogik

Kompetensi profesional Mutu Proses Pembelajaran

Validitas 0,386 – 0,766 0,382 – 0,825 0,368 – 0,802

Reliabilitas 0,924 0,935 0,923

Jumlah butir

gugur 0 0 0

Jumlah butir

Terpakai 40 40 25

Jumlah butir sebelum diuji coba

40 40 25

(Perhitungannya disajikan pada lampiran 2)

Berdasarkan Tabel di atas terlihat bahwa semua instrumen memiliki

reliabilitas yang sangat tinggi. Dari tabel tersebut juga teramati bahwa butir

kompetensi pedagogik, kompetensi profesional dan mutu proses pembelajaran

semuanya valid, karena koefisien validitas > 0,361. (selengkapnya dapat dilihat pada

lampiran 2b).

3.6 Metode Analisis Data

Data yang terkumpul dalam penelitian ini adalah data tentang: mutu

proses pembelajaran, kompetensi pedagogik, kompetensi profesional. Semua data itu adalah data yang bersifat kuantitatif dalam bentuk data interval. Analisis data yang digunakan adalah analisis statistik parametrik yang dituntut beberapa persyaratan tertentu.

(40)

3.6.1.1 Uji Normalitas Sebaran Data

Uji normalitas sebaran data dilakukan untuk mengetahui apakah sebaran frekuensi skor pada setiap variabel berdistribusi normal atau tidak. Untuk itu dapat digunakan uji Kolmogorov-Smirnov, dengan kriteria: Jika p < 0,05 sebaran datanya berdistribusi normal, sebaliknya jika p > 0,05 sebaran datanya tidak normal. Perhitungan dibantu dilakukan dengan bantuan komputer melalui program SPSS 16.0 for windows.

3.6.1.2 Uji Liniearitas Garis Regresi

Uji liniearitas dilakukan untuk mengetahui bentuk hubungan antara variabel terikat dengan masing-masing variabel bebas. Pedoman untuk melihat kelinieran adalah dengan mengkaji lajur Dev, from linierity dari modul MEANS, sedangkan untuk melihat keberartian arah regresinya berpedoman pada lajur linierity. Statistik yang dihasilkan dari modul tersebut adalah statistik F. Bila F Dev. From linierity dengan p > 0,05, maka bentuk regresinya linier, dan sebaliknya p < 0,05 maka regresinya tidak linier. Bila F linierity dengan p < 0,05 maka koefisien regresinya yang diperoleh signifikan dan bila p > 0,05 maka koefisien regresinya tidak signifikan. Untuk menguji linieritas dan keberartian regresi digunakan program SPSS 16.0 for windows.

3.6.1.3 Uji Multikolinieritas

(41)

terdapat muatan faktor bersama yang terlalu tinggi. Untuk memeriksa apakah multikolinieritas itu terjadi, dapat dihitung interkorelasi antar variabel bebas dan menyajikannya dalam matriks interkorelasi. Selanjutnya dikatakan bahwa koefisien korelasi yang besar dalam matriks selalu merupakan pertanda adanya multikolinieritas. Untuk menghitung koefisien korelasi antara sesama variabel bebas digunakan korelasi product moment dengan rumus:

Karena korelasi sesama x (rxx) rumusnya dapat dirubah menjadi :

rxixj =

Jika rxx < 0,800 maka antara sesama variabel bebas tidak kolinier. Untuk

keperluan analisis digunakan program SPSS 16.00 for Windows.

3.6.2 Pengujian Hipotesis

3.6.2.1 Regresi Sederhana

Untuk menguji hipotesis pertama, kedua dan ketiga digunakan

teknik analisis regresi sederhana dengan rumus :

(42)

Dimana a = konstanta dan b adalah koefisien regresi untuk variabel X

Untuk menguji signifikansi garis regresi di atas, digunakan rumus:

Freg =

(Sutrisno Hadi, 2000: 14)

Dimana :

n = Banyaknya populasi

Freg = Harga bilangan F untuk garis regresi

RJKreg = Rerata jumlah kuadrat garis regresi

RJKres = Rerata jumlah kuadrat residu

Kaidah keputusannya adalah: dengan menggunakan α = 0,05 dan dk = 1: (n – 2), jika F-hitung > F-tabel (p<0,05), maka garis regresi tersebut

signifikan, sebaliknya jika F-hitung < F-tabel (p>0,05), maka garis regresi

tidak signifikan. Untuk keperluan analisis digunakan program SPSS 16.0

(43)

Selanjutnya untuk mengetahui signifikansi nilai r tersebut, kemudian dikonsultasikan dengan nilai rtabel. Kaidah keputusannya adalah: dengan

menggunakan taraf signifikansi 95%, jika rhitung ≥ rtabel, maka Ho ditolak,

berarti hubungan signifikan, sebaliknya jika rhitung ≤ rtabel, maka Ho

diterima, berarti hubungan tidak signifikan.

3.6.2.2 Regresi Ganda

Untuk menguji hipotesis keempat digunakan teknik analisis regresi ganda dengan rumus sebagai berikut:

Yˆ = a + b1X1+ b2X2 + ...+bnXn (Sunyoto, 2011: 9)

Untuk menguji signifikansi garis regresi di atas, digunakan rumus:

Freg =

res reg

RJK RJK

, dengan derajat kebebasan (dk) = (m) : (n – m – 1)

(Sutrisno Hadi, 2000: 14)

Dimana :

n = Banyaknya populasi

m = Banyaknya cacah prediktor

Freg = Harga bilangan F untuk garis regresi

RJKreg = Rerata jumlah kuadrat garis regresi

(44)

Kaidah keputusannya adalah: dengan menggunakan α = 0,05 dan dk = (m) : (n – m – 1) : jika F-hitung > F-tabel (p<0,05), maka garis regresi tersebut signifikan, sebaliknya jika F-hitung < F-tabel (p<0,05), maka garis regresi tidak signifikan. Untuk keperluan analisis digunakan program SPSS 16.0.

Untuk uji signifikansi nilai r menggunakan rumus F sebagai berikut :

Freg =

Kaidah keputusannya adalah: dengan menggunakan taraf

signifikansi 95% dan dk = (m) : (n – m – 1) : jika F-hitung > F-tabel maka

Ho ditolak, berarti hubungannya signifikan, sebaliknya jika hitung <

(45)

BAB V

P E N U T U P

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dapat ditemukan hal-hal sebagai berikut.

1. Gambaran kompetensi pedagogik, kompetensi profesional guru dan mutu proses pembelajaran guru-guru setelah tersertifikasi di SMK Negeri Kabupaten Tabanan pada umumnya sudah cukup tinggi berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan.

2. Pengaruh kompetensi pedagogik guru terhadap mutu proses pembelajaran guru setelah tersertifikasi di SMK Kabupaten Tabanan terbilang tinggi.

3. Pengaruh kompetensi profesional guru terhadap mutu proses pembelajaran guru setelah tersertifikasi di SMK Negeri Kabupaten Tabanan terbilang tinggi.

(46)

Berdasarkan temuan tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional dengan mutu proses pembelajaran guru setelah tersertifikasi di SMK Negeri Kabupaten Tabanan secara terpisah maupun simultan.

5.2 Saran

Berdasarkan temuan dalam penelitian ini, bahwa variabel kompetensi

pedagogik dan kompetensi profesional mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap mutu proses pembelajaran guru setelah tersertifikasi di SMK Negeri Kabupaten Tabanan artinya kedua variabel tersebut merupakan predictor peningkatan mutu proses pembelajaran guru setelah tersertifikasi di SMK Negeri Kabupaten Tabanan. Dengan demikian, dapat disarankan kepada:

1. Kepala SMK Negeri Kabupaten Tabanan

(47)

2. Guru SMK Negeri Kabupaten Tabanan

Dari hasil analisis didapatkan bahwa kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional memberikan kontribusi yang signifikan terhadap mutu proses pembelajaran guru. Berdasarkan hasil tersebut maka kepada guru-guru SMK Negeri Kabupaten Tabanan agar lebih meningkatkan kompetensi pedagogik dan kompetensi professional dengan jalan menjadikan pengembangan keprofesian berkelanjutan sebagai sebuah budaya. Dengan jalan seperti itu guru sadar akan dirinya bahwa untuk mengadakan perubahan terhadap mutu pembelajaran harus didahului oleh merubah diri sendiri. Agar ini bisa terwujud, maka guru harus menysisihkan sedikit pendapatannya untuk pengembangan diri.

3. Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Tabanan

Dari hasil analisis didapatkan bahwa kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional memberikan kontribusi yang signifikan terhadap mutu proses pembelajaran guru. Berdasarkan hasil tersebut maka kepada Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Tabanan agar merancang pendidikan dan pelatihan dalam rangka meningkatkan kedua variabel tersebut. Rancangan pendidikan dan pelatihan yang dibuat dengan pola in-on-in service learning. Dengan pola seperti diharapkan hasil pendidikan dan pelatihan dapat

(48)
(49)

DAFTAR PUSTAKA

Alma,B dkk.2010. Guru Profesional menguasai Metode dan Terampil Mengajar, Bandung : Alfabeta

Agustin, M. 2011. Permasalahan Belajar dan Inovasi Pembelajaran, Bandung : Refika Aditama

Arikunto, S.2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek,Jakarta : Rineka Cipta

Aunurrahman.2011. Belajar dan Pembelajaran, Bandung : Alfabeta

Candra. 2008.“Analisis Hubungan Implementasi Supervisi Pengajaran Para Pengawas, Pengalaman dalam Pelatihan dan Lingkungan Sekolah terhadap Kompetensi Profesional Guru IPA SMP Negeri di Kabupaten Badung”. Tesis. Singaraja: Undiksha

Depdiknas. 2003. Standar Kompetensi Guru Sekolah Umum. Jakarta: Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat Tenaga Pendidikan.

Direktorat Tenaga Kependidikan Depdiknas. 2003 Standar Kompetensi Guru. Jakarta: Depdiknas

Dantes, N. 1999. Teori-teori Belajar, Teori-teori Instuksional, dan Model

Pembelajaran. Singaraja: STKIP.

Dinas Pendidikan Kabupaten Tabanan. 2010. Laporan Hasil Evaluasi Komprehensif

Pendidikan di Kabupaten Tabanan. Denpasar: Disdikpora

Furqon. 2009. Statistika Terapan untuk Penelitian, Bandung: Alfabeta

Hadi, S. 2000. Statistik. Yogyakarta: Andi Offset

Hamalik, O. 2000. Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi. Jakarta: Bumi Aksara

Hoy, K,W dan C.G Miskell. 1987. Educational Administration: Theory Research and

Practice (2nd). New York: Random House.

(50)

Jonhson, Rex and David Swindley. 1999. Creating Confidence: The Secrets of Self

Esteem. Melbourne: Element.

Kerlinger, Fred. N. 2002. Asas-asas Penelitian Behavioral. Terjemahan . Landung R. Simatupang. Foundation of Behavioral Research. Third Edition 1980. Jogjakarta : Gajah Mada

Lipham, J.M et.al. 1974. The Principilship: Foundations. New York: Harper and Row Publisher.

Muchlas, S. 2006. Mengenal Sertifikasi Guru di Indonesia. Surabaya: SIC dan Asosiasi Peneliti Pendidikan Indonesia.

Mulyasa, E. 2011. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, Bandung : Rosda

Mulyasa. 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi Konsep Karakteristik Implementasi. Bandung: Rosda Karya

Riduwan.2010. Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian, Bandung : Alfabeta

Siregar, S. 2004. Statistik Terapan Untuk Penelitian. Jakarta: Grasindo.

Soetjipto dan Kosasi, Raflis. 2004. Profesi Keguruan. Jakarta: Rineka Cipta.

Sugeng. 2005.” Hubungan Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Sikap Guru terhadap Pekerjaan dengan Kompetensi Profesional Guru Matematika SMP Negeri di Kabupaten Pandeglang”. Tesis. Singaraja: IKIP

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan, Pendekalan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R & D, Bandung : Alfabeta

Sallis, E. 2010. Total Quality Management in Education, Yogyakarta : IRCiSod

Sagala, S.2011. Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan, Bandung : Alfabeta

Salam, B.2011. Pengantar Pedagogik (Dasar-dasar Ilmu Mendidik), Jakarta : Rineka Cipta

Supranto.2007. Teknik Sampling untuk Survey dan Eksperimen, Jakarta : Rineka Cipta

(51)

Suryabrata, S. 2002. Psikologi Pendidikun. Jakarta: Grafindo.

Suwardi. 2007. Manajemen Pembelajaran, Menciptakan Guru Kreatif dan

Berkompetensi. Salatiga Jawa Tengah: STAIN Salatiga Press

Suyitno, I. 2011. Memahami Tindakan Pembelajaran, Bandung : Refika Aditama

Trianto. 2008. Mendesain Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching And

Learning) di kelas. Jakarta: Cerdas Pustaka

Uyoh S dkk.2010. Pedagogik (ilmu mendidik), Bandung : Alfabeta

Undang- undang No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Undang-undang Republik Indonesia No. 14 tentang Guru dan Dosen serta Standar Nasional Pendidikan Tahun 2005. Jakarta: Tamita Utama.

Usman. 2005. Menjadi Guru Professional. Bandung: Remaja Rosda Karya

Usman, H.2010 Manajemen Teori, Praktik, dan Riset Penelitian, Jakarta : Bumi Aksara

Purdie, N. 2011. Two Way Teaching and Learning, Victoria : Acer Press

Gambar

Gambar                                                                           2.1 Kerangka berpikir………..……………………..….….………………
Tabel 1.1 Nilai rerata ujian Ujian Nasional SMK di Kabupaten Tabanan tahun
Tabel 3.1 Jumlah responden penelitian
Gambar 3.1. Konstelasi Variabel Penelitian
+5

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama tiga siklus, dan berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan

Pengujian validitas yang dilakukan dalam penelitian melibatkan seluruh item yang terdapat dalam angket pengungkap self esteem peserta didik dan angket dukungan

Pariwisata  merupakan  suatu    kegiatan;  gerakan  untuk  menemukan  suatu  tempat dan masyarakat yang baru serta afiliasinya. Kegiatan multifaset yang melekat 

Penyusunan laporan praktek kerja lapangan merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan studi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Akuntansi DIII

Kecenderungan remaja tunanetra yang dapat mengakibatkan perkembangan sosialnya menjadi terhambat antara lain, yaitu kurangnya motivasi, ketakutan menghadapi lingkungan

Some examples related to the territorial variation of language within the advertising campaign strategy can be seen on figure 2 and figure 3 below: Figure 3: SimPATI Telkomsel

Buku pesanan dikirim melalui kurir, pemilik toko melakukan konfirmasi kepada pembeli bahwa buku yang dipesan telah dikirim, dengan mengirimkan nomor resi pengiriman melalui

persediaan barang dengan lebih baik dan menghasilkan informasi yang akurat.. sehingga tidak mengecewakan para konsumen