iv ABSTRAK
EFEK SARAPAN DALAM MENINGKATKAN KETELITIAN DAN KEWASPADAAN
Williane, 2016
Pembimbing I : Dr. Iwan Budiman, dr., MS., MM., M.Kes., AIF Pembimbing II : Lusiana Darsono, dr., M.Kes
Latar belakang: Sarapan merupakan kegiatan yang penting dilakukan sebelum melakukan aktivitas sehari-hari namun terkadang sarapan merupakan hal yang sulit dilakukan pada pagi hari. Peranan sarapan sangat penting untuk menyokong energi untuk beraktivitas sehari-hari dan dapat meningkatkan konsentrasi belajar.
Tujuan Penelitian: Mengetahui apakah sarapan meningkatkan ketelitian dan kewaspadaan.
Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan metode eksperimental semu. Penelitian ini dilakukan pada 30 orang pria usia 18-25 tahun dengan mengukur skor kewaspadaan dengan Johnson Pascal Test dan skor ketelitian dengan Addition Test sebelum dan sesudah sarapan. Analisis data menggunakan uji t berpasangan dengan nilai ! =0,05.
Hasil Penelitian: Didapatkan hasil skor ketelitian dengan Addition Test sesudah sarapan 63,97 lebih tinggi dari sebelum sarapan 50,13 (p< 0,01) dan hasil skor kewaspadaan dengan Johnson Pascal Test sesudah sarapan 110,53 lebih rendah dari sebelum sarapan 146,13 (p< 0,01).
Kesimpulan: Sarapan meningkatkan ketelitian dan kewaspadaan.
v ABSTRACT
THE EFFECTS OF HAVING BREAKFAST IN INCREASING ACCURACY AND ALERTNESS
Williane, 2016
Tutor I : Dr. Iwan Budiman, dr., MS., MM., M.Kes., AIF Tutor II : Lusiana Darsono, dr., M.Kes
Background: Breakfast is an important thing to do before doing daily activity, but sometimes breakfast is a difficult thing to do in the morning. The role of breakfast is the most important thing to sustain energy for daily activity and to increase learning concentration.
Objective: To determine whether breakfast increases accuracy and alertness.
Method: This is a quasi-experimental research with pre-test and post-test design. We measured alertness score with Johnson Pascal Test and accuracy score with Addition Test before and after consuming breakfast on 30 students aged 18-25 years old. The data was analyzed by “t” paired test, with α=0.05.
Result: The mean accuracy score with Addition Test after consuming breakfast 63,97, more than before consuming breakfast 50,13 (p< 0,01). The mean alertness score with Johnson Pascal Test after consuming breakfast are 110,53, less than before consuming breakfast 146,13 (p< 0,01).
Conclusion: Breakfast increases accuracy and alertness.
vi
2.1.1 Anatomi dan Fisiologi Sistem Pencernaan ... 5
2.1.2 Proses Biokimiawi Pencernaan dan Penyerapan Makanan .... 6
2.2Sarapan ... 9
2.2.1 Definisi Sarapan ... 9
2.2.2 Karbohidrat ... 9
2.2.2.1Metabolisme Karbohidrat ... 10
vii
2.2.2.2.1Karbohidrat sederhana ... 11
2.2.2.2.2Karbohidrat kompleks ... 12
2.2.3 Manfaat Sarapan Pagi ... 13
2.3Ketelitian dan Kewaspadaan ... 14
2.3.1 Definisi Ketelitian dan Kewaspadaan ... 14
2.3.2 Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Kewaspadaan dan Ketelitian ... 14
2.4Glukosa Darah ... 15
2.4.1 Glukosa Dilepaskan dari Hati di Antara Waktu Makan ... 16
2.4.2 Insulin Meningkatkan Ambilan, Penyimpanan, dan Penggunaan Glukosa oleh Hati ... 17
2.5Nutrisi Otak ... 18
2.5.1 Mikronutrien Mempertahankan Keseimbangan Otak ... 18
2.5.2 Karbohidrat ... 18
BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1Bahan dan Subjek Penelitian ... 22
3.3Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 23
viii
3.3.2 Variabel Respon ... 23
3.3.3 Definisi Operasional Variabel Perlakuan ... 23
3.3.4 Definisi Operasional Variabel Respon ... 23
3.4Persiapan dan Prosedur Penelitian ... 24
3.4.1 Persiapan Penelitian ... 24
3.4.2 Prosedur Penelitian ... 24
3.5Lokasi dan Waktu Penelitian ... 25
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1Hasil dan Pembahasan Penelitian ... 26
4.2Pengujian Hipotesis Penelitian ... 27
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1Simpulan ... 29
5.2Saran ... 29
DAFTAR PUSTAKA ... 30
LAMPIRAN ... 33
ix
DAFTAR TABEL
Halaman
x
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Sistem Pencernaan ... 5
Gambar 2.2 Piramida Makanan ... 9
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Informed consent ... 34
Lampiran 2 Surat Keputusan Komisi Etik Penelitian ... 35
Lampiran 3 Johnson Pascal Test & Addition Test ... 36
1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sarapan kadang merupakan hal yang sulit dilakukan pada pagi hari,
menurut American Dietetic Association, lebih dari 40% anak perempuan dan 32%
anak laki-laki melewatkan sarapan setiap harinya (Gunawan, 2008). Berdasarkan
hasil survei konsumsi pangan (Riskesdas, 2010), masih banyak anak yang tidak
terbiasa sarapan. Berdasarkan analisis dari hasil survei dapat diketahui bahwa dari
35.000 anak sekitar 26,1% sarapan hanya dengan air minum dan 44,6%
memperoleh asupan energi kurang dari 15% kebutuhan gizi per hari.
Sarapan merupakan suatu kegiatan yang penting sebelum melakukan
aktivitas fisik. Pada umumnya sarapan menyumbang energi sebesar 25% dari
kebutuhan gizi sehari (Azwar, 2002). Sarapan yang seimbang mengandung
karbohidrat kompleks (pati, glikogen, dan selulosa), protein, lemak, dan buah atau
sayur-sayuran (Go Ask Alice!). Setelah hampir delapan sampai sepuluh jam
saluran pencernaan beristirahat, tubuh membutuhkan asupan makanan untuk
menyokong energi untuk beraktivitas, konsentrasi belajar, dan mengembalikan
fungsi metabolisme tubuh. Dengan sarapan, lambung akan terisi kembali setelah
delapan sampai sepuluh jam kosong sehingga kadar gula dalam darah meningkat
kembali. Glukosa sangat terlibat dalam mekanisme daya ingat kognitif seseorang
(Khalida, Fadlyana, & Somasetia, 2015).
Sedangkan orang yang tidak sarapan akan mengalami gejala hipoglikemia
yang dapat mengakibatkan menurunnya tingkat konsentrasi. Akibat tidak sarapan
akan menyebabkan tubuh tidak mempunyai energi yang cukup untuk melakukan
aktivitas (Moehji, 2009). Melewatkan waktu sarapan berarti terjadi keterlambatan
asupan zat gizi sehingga dapat menurunkan daya konsentrasi. Sarapan mempunyai
peranan penting dalam memenuhi kebutuhan energi sehingga dapat meningkatkan
2
Dengan berkonsentrasi maka kita dapat meningkatkan kewaspadaan.
Semakin tinggi konsentrasi seseorang, semakin tinggi juga tingkat
kewaspadaannya. Ketelitian dan kewaspadaan merupakan hal yang sangat penting
bagi manusia dan diperlukan dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
Kewaspadaan adalah menyadari sepenuhnya keadaan sekitar dan memberi
perhatian terhadap keadaan tersebut menggunakan panca indra (Quirk, 2001).
Kewaspadaan dapat kita asah dalam kehidupan sehari-hari, seperti sering
melakukan latihan mempertajam fungsi memori dan kognitif otak (Priguna,
2005). Ketelitian merupakan kemampuan seseorang untuk berhati-hati dalam
menjalankan pekerjaan yang memerlukan konsentrasi, perhatian dan intelektual.
(Quirk, 2001). Ketelitian dan kewaspadaan seseorang dapat ditingkatkan dengan
berbagai cara, salah satunya dengan sarapan.
Dari uraian diatas, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian tentang efek sarapan dalam meningkatkan ketelitian dan kewaspadaan.
1.2. Identifikasi Masalah
Apakah sarapan meningkatkan ketelitian Apakah sarapan meningkatkan kewaspadaan
1.3. Tujuan Penelitian
Mengetahui apakah sarapan meningkatkan ketelitian dan kewaspadaan
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat akademik : Untuk menambah ilmu mengenai efek sarapan terhadap peningkatan ketelitian dan kewaspadaan.
3 1.5. Kerangka Pemikiran
Seperti jaringan lain, otak memerlukan oksigen dan zat nutrisi untuk
memenuhi kebutuhan metabolismenya. Otak memerlukan oksigen darah sebanyak
20% dari seluruh kebutuhan oksigen tubuh dan memerlukan 70% glukosa darah.
Glukosa merupakan sumber utama yang dibutuhkan sel otak disamping oksigen.
Sarapan yang baik harus banyak mengandung karbohidrat yang akan diubah
menjadi glukosa yang dapat menghasilkan energi, memacu otak untuk
meningkatkan ketelitian dan kewaspadaan (Moehji, 2009).
Menurut mekanismenya, sarapan menghasilkan karbohidrat di dalam
tubuh yang dipecah menjadi glukosa dalam hati. Glukosa merupakan bahan bakar
otak sehingga dapat membantu dalam mempertahankan konsentrasi dan
meningkatkan kewaspadaan (Parreta, 2009). Sebagian besar aktivitas neuronal
bergantung pada pengiriman glukosa dan oksigen dalam darah untuk
mempertahankan awareness dan alertness (Guyton & Hall, 2008).
Karbohidrat dalam bentuk sederhana akan dicerna di dalam
usus dan diserap dalam waktu cepat, lalu disebarkan oleh aliran darah ke berbagai
organ tubuh yang memerlukan sumber tenaga, terutama otak. Di sel-sel neuron
otak, zat-zat tersebut mengalami proses metabolisme glikolisis maupun siklus
Krebs, dan dapat diubah menjadi berbagai jenis neurotransmiter yang penting
dalam proses kerja otak. Neurotransmiter tersebut akan mengaktivasi reseptor
yang kemudian akan mengeksitasi neuron (Das, 2001).
Bagian otak yang dirangsang oleh neurotransmiter dalam
hal ini terutama adalah formatio reticularis yang mengatur tingkat kewaspadaan
dan ketelitian. Nuklei reticularis thalami yang terdapat permukaan lateral
thalamus dan nuclei intralaminares thalami menerima rangsang dari formatio
reticularis di batang otak. Rangsangan dari formatio reticularis ini akan diteruskan
ke korteks serebri secara difus melalui hubungan thalamus. Hubungan ini disebut
Ascending Reticular Activating System (ARAS). ARAS memiliki sel-sel khusus
4 1.6. Hipotesis
29 BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1Simpulan
Sarapan meningkatkan ketelitian Sarapan meningkatkan kewaspadaan
5.2Saran
1. Mahasiswa dianjurkan untuk sarapan terlebih dahulu sebelum memulai
aktivitas perkuliahan
2. Masyarakat memerlukan sarapan sebelum aktivitas sehari-hari untuk
meningkatkan ketelitian dan kewaspadaan
3. Diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai jenis sarapan dan kalori yang
berbeda
EFEK SARAPAN DALAM MENINGKATKAN
KETELITIAN DAN KEWASPADAAN
KARYA TULIS ILMIAH
Karya Tulis Ilmiah Ini Dibuat Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran
WILLIANE
1310058
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
BANDUNG
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat
dan Karunia-Nya penulis berhasil menyelesaikan dengan baik dan tepat waktu
Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Efek Sarapan dalam Meningkatkan Ketelitian dan Kewaspadaan”.
Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha.
Karya Tulis Ilmiah ini berhasil tersusun dengan baik berkat bantuan,
dukungan, bimbingan, dan saran-saran dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam
kesempatan kali ini penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Dr. dr. Iwan Budiman, MS., MM., M.Kes., AIF., selaku Pembimbing
Utama yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran, serta
dengan sabar telah membimbing selama penyusunan Karya Tulis Ilmiah
ini.
2. dr. Lusiana Darsono, M.Kes sebagai Pembimbing Pendamping atas waktu,
bimbingan, pengarahan, dan masukan yang sangat berarti bagi penulis
dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
3. Teman-teman Orang Percobaan yang telah rela meluangkan waktu untuk
membantu menyelesaikan penelitian ini.
4. Sahabat-sahabat tercinta, Felicitas, Denasa, Aisyah Mulqiah, Annisa
Aurum, dan Ni Putu Jiesthisia yang telah bersama-sama berjuang,
mendukung, dan memberi semangat dalam menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah ini.
5. Teman-teman tersayang, Jessica Ernando, Serena Hilary, Adrian
Koeswanto, dan Andrew Chandra atas doa, dukungan, dan semangat yang
diberikan dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini.
6. Keluarga yang saya cintai, orang tua saya papa Tjong Walter dan mama
Lenny Setiawaty, koko Wilson, Oma Kho Swan Nio, tante Dewi, tante
materiil, dukungan, dan senantiasa berdoa untuk penulis dalam proses
penelitian, penyusunan, dan penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini.
7. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan Karya Tulis
Ilmiah ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
Akhir kata, penulis berharap semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi
perkembangan Ilmu Kedokteran dan semua pembaca.
Bandung, September 2016
30
DAFTAR PUSTAKA
Alice. (2012). Go Ask Alice! Retrieved from Breakfast: The first chance to fill
your tank: http://www.goaskalice.columbia.edu
Astawan , M. (2007). Cegah Hipertensi dengan Pola Makan. Retrieved from
www.depkes.go.id/index.php?option=articles&task=viewarticle&artid=20
&itemid=3
Azwar, A. (2002). Ilmu kesehatan Masyarakat. Jakarta: Rineka Cipta.
Das, U. N. (2001). The American Journal of Clinical Nutrition. Retrieved from
Cognitive performance and glucose:
http://ajcn.nutrition.org/content/74/3/409.full
Ganong, W. F. (2008). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran (Vol. edisi 22). Jakarta:
EGC.
Giovannini M et al. (2008). Breakfast: a good habit, not a repetitive custom. The
Journal of International Medical Research , 613—624.
Gunawan. (2008). Kebiasaan Sarapan Pagi Dan Status Gizi Anak Sekolah
Dasar. Retrieved Maret 29, 2016, from Kebiasaan Makan Pagi Dan Status
Gizi Anak Sekolah Dasar Di Kecamatan Bukit Raya Kota Pekanbaru:
www.wiyono-solution.blogspot.com
Guyton, A. C., & Hall, J. E. (2008). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran (Vol. 11).
Jakarta: EGC.
Hutagalung, H. (2004). Karbohidrat. Retrieved from Bagian Ilmu Gizi Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatra Utara:
31
Kaplan, H. I., Saddock, B. J., & Grebb, J. A. (2010). Sinopsi Psikiatril. Jakarta:
Binarupa Aksara.
Kemenkes RI. (2011). Jejaring informasi pangan dan gizi. Retrieved from
Mengapa Sarapan Itu Penting?:
http://gizi.depkes.go.id/wp-content/uploads/2011/11/LEMBAR-INFORMASI-NO-2-2011.pdf
Khalida, E., Fadlyana, E., & Somasetia, D. H. (2015). Hubungan Kebiasaan
Sarapan dengan Prestasi Belajar dan Fungsi Kognitif pada Anak Sekolah
Dasar. Retrieved from http://saripediatri.idai.or.id/pdfile/17-2-2.pdf
Khomsan, A. (2004). Peranan Pangan dan Gizi untuk Kualitas Hidup. Jakarta:
PT Gramedia Widiasarana Indonesia.
Martini, F. H. (2004). Fundamentals of Anatomy & Physiology (Vol. Sixth
edition). San Fransisco: Benjamin Cummings.
Moehji, S. (2009). lmu Gizi 1 Pengetahuan Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT
Bhratara Niaga Media.
Muchtar, M., Madarina, J., & Indria, L. G. (2011). Sarapan dan jajan
berhubungan dengan kemampuan konsentrasi pada remaja. Jurnal Gizi
Klinik , 28—35.
Murray, R. K., Granner, D. K., & Rodwell, V. W. (2012). Biokimia Harper.
Jakarta: EGC.
Parreta, L. (2009). Makanan untuk otak. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Potter, P. A., & Perry, A. G. (1993). Fundamentals of Nursing Concepts,
Process, and Practice. Philadelphia: Elsevier Mosby.
Priguna, S. (2005). Tata Pemeriksaan Klinis dalam Neurologis. Jakarta: Dian
Rakyat.
Quirk, R. (2001). Longman Dicitionary of Contemporary English. Edinburgh:
Tearson Education Limited.
Rampersaud GC et al. (2005). Breakfast habits, nutritional status, body weight,
and academic performance in children and adolescents. Journal of the
American Dietetic Association , 743—760.
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). (2010). Badan Penelitian dan
32
Tortora, G. J., & Derrickson, B. H. (2009). Principle of Anatomy and
Physiology. John Wiley & Sons.
Wibowo, D. S. (2008). Neuroanatomi untuk Mahasiswa Kedokteran. Malang: