• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Kampanye Bertemakan Kedisiplinan Waktu untuk Anak-Anak Sekolah Dasar.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perancangan Kampanye Bertemakan Kedisiplinan Waktu untuk Anak-Anak Sekolah Dasar."

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

vi

Kurangnya pendidikan yang bermutu di Indonesia menghasilkan kurangnya sumber daya manusia yang berkualitas di Indonesia, salah satunya pendidikan dalam hal kedisiplinan waktu. Menurut Tsuyoshi Ishizaki, masih banyak anak-anak di Indonesia yang kurang menghargai waktu, sehingga kedisiplinan waktu di Indonesia sangatlah kurang dibandingkan dengan Jepang. Dengan mempelajari manajemen waktu yang tepat, seorang anak dapat meningkatkan keberhasilan dan kemandirian dalam dirinya. Maka dari itu, tujuan perancangan ini adalah agar anak-anak di Indonesia dapat mempelajari kedisiplinan dalam hal manajemen waktu untuk membangun pribadi yang bermanfaat bagi diri sendiri dan masyarakat di sekitarnya. Adapula kurangnya pendidikan dalam manajemen waktu di masyarakat membuat anak-anak kurang mengerti pentingnya hal tersebut untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Metode yang digunakan adalah menyusun strategi kampanye untuk anak-anak Sekolah Dasar dengan poster yang bersifat persuasif sebagai media utama, dilengkapi dengan website, spanduk, hanging banner, agenda, dan gimmick. Melalui perancangan strategi kampanye ini, anak-anak dapat lebih memahami pentingnya disiplin waktu untuk diterapkan sehari-hari sehingga menjadi kebiasaan yang baik ketika dewasa dan menghindari dampak buruknya bagi diri sendiri.

(2)

vii ABSTRACT

THE CAMPAIGN DESIGN OF TIME DISCIPLINE FOR ELEMENTARY SCHOOL CHILDREN management compared to the Japanese people. By studying the proper things about time management, children can increase their success and independence of themselves.

Henceforth, the purpose of this campaign design is to help Indonesian children learn a discipline in time management to build a beneficial personality, both to themselves and to their society. The lack of time management training in Indonesian society prevents children from realising how important it is in their daily life.

The method that used is developing a campaign strategy for elementary school children using persuasive posters as a main medium, supported by a website, banners, hanging banners, agenda and gimmicks. By this strategy, children will be more aware of the importance of time discipline in their daily lives so that it becomes their habit to avoid bad consequences.

(3)

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ………. i

LEMBAR PENGESAHAN ………..………. ii

PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA DAN LAPORAN …….………. iii

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN ………….………. iv

KATA PENGANTAR ………. v

ABSTRAK BAHASA INDONESIA ……….…. vi

ABSTRAK BAHASA INGGRIS ………..……….…. vii

(4)

ix

2.1.4 Tujuan Disiplin …………..………..… 8

2.2 Psikologi Perkembangan Pada Masa Anak-Anak ……… 8

2.2.1 Understanding Concepts Pada Anak ……….. 10

2.2.2 Minat Pada Anak ………..…….. 11

3.1.1 Kementrian Kebudayaan, Pendidikan Dasar, dan Menengah …. 16 3.1.2 Fenomena Kedisiplinan Waktu Di Indonesia ..……… 17

3.1.3 Hasil Wawancara ……....………..……… 18

3.1.4 Survey Responden ……....……… 22

3.1.5 Tinjauan Terhadap Proyek Sejenis ………. 28

3.2 Analisis Terhadap Permasalahan Berdasarkan Data dan Fakta ……….. 30

(5)

x

4.4 Hasil Karya ……….. 38

4.4.1 Logo & Tagline ……….... 38

4.4.2 Poster Awareness ( 3 Seri ) ……....………..……… 39

4.4.3 Hanging Banner Awareness ……….. 42

4.4.4 Website ………..……... 43

4.4.5 Poster Informing ( 3 Seri ) ……… 44

4.4.6 Agenda ……… 47

4.4.7 Poster Reminding ……… 50

4.4.8 Spanduk & Hanging Banner Reminding ……… 51

4.4.9 Gimmick ………. 52

BAB V : PENUTUP ……….……….. 54

5.1 Simpulan ……….. 54

5.2 Saran ……….……….. 55

DAFTAR PUSTAKA ……….. 56

(6)

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Logo Kementerian Kebudayaan, Pendidikan Dasar dan Menengah . 16

Gambar 3.2 Diagram Hasil Pembagian Kuisioner Pada Anak Sekolah Dasar ….. 22

Gambar 3.3 Diagram Hasil Pembagian Kuisioner Pada Anak Sekolah Dasar ….. 23

Gambar 3.4 Diagram Hasil Pembagian Kuisioner Pada Anak Sekolah Dasar ….. 24

Gambar 3.5 Diagram Hasil Pembagian Kuisioner Pada Anak Sekolah Dasar ….. 24

Gambar 3.6 Diagram Hasil Pembagian Kuisioner Pada Anak Sekolah Dasar ….. 25

Gambar 3.7 Diagram Hasil Pembagian Kuisioner Pada Anak Sekolah Dasar ….. 25

Gambar 3.8 Diagram Hasil Pembagian Kuisioner Pada Anak Sekolah Dasar ….. 26

Gambar 3.9 Diagram Hasil Pembagian Kuisioner Pada Anak Sekolah Dasar ….. 26

Gambar 3.10 Diagram Hasil Pembagian Kuisioner Pada Anak Sekolah Dasar .... 27

Gambar 3.11 Kampanye Keselamatan Berlalu Lintas ……… 28

Gambar 3.12 Pengajaran Tertib Lalu Lintas Di Sekolah Dasar ……… 29

Gambar 3.13 Kampanye Antikorupsi ……… 29

Gambar 4.1 Logo & Tagline ………..…… 38

Gambar 4.2 Poster Awareness 1 ……… 39

Gambar 4.3 Poster Awareness 2 ……… 40

Gambar 4.4 Poster Awareness 3 ……… 41

Gambar 4.5 Hanging Banner Awareness ……… 42

(7)

xii

Gambar 4.12 Cover Agenda ……… 48

Gambar 4.13 Isi Agenda ……… 48

Gambar 4.14 Isi Agenda (Flyer) ……… 49

Gambar 4.15 Isi Agenda (Kalender) ………..…… 49

Gambar 4.16 Poster Reminding ……… 50

Gambar 4.17 Spanduk ………..……… 51

Gambar 4.18 Hanging Banner Reminding ……… 51

Gambar 4.19 Pin ……… 52

Gambar 4.20 Stiker ……… 52

Gambar 4.21 Gantungan Kunci ……….… 53

(8)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Timeline Kampanye ……… 37

(9)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A : Klipping Artikel ……… 58

Lampiran B : Rangkuman Wawancara ……….… 59

Lampiran C : Pertanyaan Kuisioner ……….… 66

(10)

Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Pendidikan yang berkualitas tidak hanya berlandaskan teori saja, melainkan juga

berdasarkan perilaku seorang individu dalam bertindak di lingkungannya sehari-hari.

Kualitas pendidikan yang bermutu dan terstruktur akan membangun sifat tertib dan

rasa disiplin kepada anak didik dalam menjadi individu-individu yang bermutu dan

beretika. Individu-individu tersebut akan menjadikan Indonesia sebuah negara yang

lebih maju dan memiliki daya saing yang lebih tinggi dibandingkan dengan negara

lainnya. Tetapi kurangnya pendidikan yang bermutu di Indonesia menghasilkan

kurangnya sumber daya manusia yang berkualitas di Indonesia. Salah satu masalah

yang sering ditemukan pada masyarakat Indonesia adalah kurangnya kedisiplinan

dalam hal manajemen waktu.

Tsuyoshi Ishizaki, Deputy Head of Product Engineering Program Binus – ASO

School of Engineering (BASE), mengatakan bahwa anak-anak di Indonesia masih

kurang menghargai waktu, sehingga kedisiplinan waktu di Indonesia sangatlah

kurang dibandingkan dengan Jepang. Dengan mempelajari manajemen waktu yang

tepat, seorang anak dapat meningkatkan keberhasilan dan kemandirian dalam diri

karena waktu yang digunakan tidak terbuang sia-sia. (www.kompas.com)

Disiplin waktu adalah salah satu kunci kesuksesan. Menghargai waktu yang

digunakan untuk melakukan hal positif dan produktif harus diterapkan sebagai

kesadaran dalam diri individu. Kesadaran dalam diri muncul ketika kedisiplinan

menjadi sebuah kebiasaan yang dilakukan secara terus menerus, dan pembelajaran

akan kedisiplinan paling efektif diterapkan pada anak dengan kisaran usia 10 tahun

sampai dengan 12 tahun. Hal tersebut dikarenakan anak mengalami fase

perkembangan yang ditandai dengan meningkatnya cara berpikir kritis, sehingga

mereka mulai aktif mengeksplorasi dan menanyakan sebab akibat suatu kejadian.

(11)

Universitas Kristen Maranatha 2

kanak-kanak terutama pada kisaran usia tersebut sangat berpengaruh dalam

membangun karakter anak menuju proses kedewasaan.

Diharapkan melalui bidang keilmuan Desain Komunikasi Visual (DKV), anak-anak

di Indonesia dapat mempelajari kedisiplinan dalam manajemen waktu untuk

membangun pribadi yang bermanfaat untuk diri sendiri dan masyarakat di sekitarnya.

Adapula kurangnya pendidikan dalam manajemen waktu di masyarakat membuat

anak-anak kurang mengerti pentingnya hal tersebut untuk diterapkan dalam

kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu diharapkan dengan adanya sebuah

perancangan visual yang mudah diterima dan dimengerti oleh anak-anak, membuat

mereka lebih mudah mempelajari dan mempraktekkan disiplin waktu dalam

kehidupan sehari-hari. Perancangan dalam bentuk media visual dapat mempermudah

anak-anak untuk bertumbuh kembang dan belajar menjadi pribadi yang lebih pintar

dan lebih mandiri.

1.2Permasalahan dan Ruang Lingkup

Sesuai dengan latar belakang di atas, berikut perumusan pokok-pokok persoalan

yang akan dibahas, dianalisis, dan dipecahkan di dalam penelitian ini, yaitu:

1) Bagaimana mengkampanyekan pendidikan akan kedisiplinan dalam

manajemen waktu yang mudah dimengerti oleh anak-anak Sekolah Dasar

antara kelas 4 sampai dengan kelas 6?

2) Bagaimana merancang kampanye yang menarik untuk dilihat dan dimengerti

oleh anak-anak Sekolah Dasar antara kelas 4 sampai dengan kelas 6?

Ruang lingkup permasalahan yang akan dibahas adalah perancangan kampanye

bertemakan kedisiplinan waktu untuk anak-anak Sekolah Dasar. Target yang dituju

adalah anak-anak Sekolah Dasar antara kelas 4 sampai dengan kelas 6, golongan

(12)

Universitas Kristen Maranatha 3

1.3Tujuan Perancangan

Dengan mengetahui permasalahan dan ruang lingkup, penulis merumuskan tujuan

penelitian berupa:

1) Mengkampanyekan pendidikan akan kedisiplinan dalam manajemen waktu

yang mudah dimengerti oleh anak-anak Sekolah Dasar antara kelas 4 sampai

dengan kelas 6.

2) Merancang kampanye yang menarik untuk dilihat dan dimengerti oleh

anak-anak Sekolah Dasar antara kelas 4 sampai dengan kelas 6.

1.4Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

Beberapa teknik yang dilakukan untuk pengumpulan data, yaitu:

 Observasi

Mengumpulkan data dan informasi dengan cara melakukan pengamatan terhadap

perilaku anak-anak Sekolah Dasar di wilayah Kota Bandung, Jawa Barat.

 Studi Pustaka

Pencarian dan pengumpulan data dari buku, artikel, dan jurnal untuk

menganalisis data dan menentukan konsep desain yang sesuai dengan topik

penulisan yang diajukan.

 Wawancara

Wawancara secara langsung kepada Robert O. Rajagukguk, Ph. D., Psikolog

selaku dosen Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha; Hiki

Rachmat, S.Pd., selaku guru Seni Budaya dan Keterampilan di Sekolah Dasar

Negeri Banjarsari; Adin Wahyudin, S.Pd., selaku guru pelajaran di Sekolah

(13)

Universitas Kristen Maranatha 4

 Kuisioner

Kuisioner disebarkan kepada 120 orang siswa-siswi Sekolah Dasar antara kelas 4

sampai dengan kelas 6 di wilayah Kota Bandung, Jawa Barat.

(14)

Universitas Kristen Maranatha 54

BAB V

PENUTUP

5.1Simpulan

Perancangan kampanye ini bertujuan agar anak-anak usia 10 sampai dengan 12 tahun

menghargai pentingnya kedisiplinan waktu untuk menjadi sebuah kebiasaan baik

yang dapat diterapkan sehari-hari. Inti dari kampanye ini adalah dengan menyentuh

sisi emosional anak yang ingin dihargai oleh lingkungannya dan menghindari hal-hal

yang meyulitkan mereka, sehingga dihubungkanlah hal tersebut menjadi bentuk

olahan visual yang mudah dimengerti oleh anak-anak dengan kisaran usia tersebut.

Anak-anak lebih mudah mempelajari dan mendapatkan informasi dari membaca dan

mengeksplorasi gadget dengan media visual, dan pada rentan usia tersebut anak

mulai dapat berpikir kritis untuk memilih apa yang mereka suka dan mereka tidak

suka. Dari hal tersebut, kampanye ini membantu anak-anak agar mereka lebih

mengerti dan dapat mempelajari pola disiplin waktu yang dapat menguntungkan

mereka dalam proses menuju kedewasaan. Pendekatan yang tepat akan memberikan

impact yang tepat terhadap anak, yaitu dengan visual yang bersifat persuasif kepada

anak. Pendekatan ini dipilih karena dari sisi psikologis anak, mereka lebih

memahami pendekatan tersebut karena hal tersebut merupakan hal yang dialaminya

sehari-hari dan sering dialaminya. Pesan yang to the point juga lebih mudah dan

tepat untuk dikomunikasikan kepada target.

Dengan kampanye bertemakan kedisiplinan waktu ini, anak-anak akan lebih

mengenal, mengerti dan menghargai pentingnya disiplin waktu setelah dewasa

karena hal tersebut memudahkan mereka untuk berkembang menjadi pribadi yang

(15)

Universitas Kristen Maranatha 55

5.2Saran

Saran dari dosen penguji untuk perancangan tugas akhir ini adalah media yang

ditujukan untuk anak-anak dapat dikembangkan lagi menjadi media interaktif yang

dapat berinteraksi dengan anak sehingga efektifitas kampanye dapat ditingkatkan dan

lebih informatif. Desain layout dan model anak yang digunakan dalam kampanye

terlihat kaku dan kurang ekspresif untuk target anak-anak usia tersebut. Visual anak

yang menjadi model hanya seorang, sehingga terlihat terlalu individualis, dapat

diperbaiki dengan memfoto anak-anak lainnya juga. Konsep kampanye dapat

diperkuat lagi dengan meneliti keseharian dari target dari segi kebiasaan sehari-hari,

komunikasi dan interaksi anak terhadap lingkungannya, dan lain-lain. Pemakaian

kata-kata yang ditujukan masi kurang ke anak-anak dengan rentan usia tersebut,

(16)

Universitas Kristen Maranatha 56

Hurlock, Elizabeth. 1956. Child Development Asian Students Edition. Kogakusha

Co.: Japan.

Hurlock, Elizabeth. 1970. Perkembangan Anak. Erlangga: Jakarta.

Ika, Salviah. 18 Agustus 2015. “1.200 Murid SD Pecahkan Rekor Muri”. (Online).

(http://news.okezone.com/read/2015/08/18/65/1198254/1-200-murid-sd-pecahkan-rekor-muri, diakses 27 September 2015)

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 2015. (Online).

(http://kebudayaan.kemdikbud.go.id/, diakses 7 September 2015).

Kotler, Philip dan Garry Armstrong, 2008. Prinsip-prinsip Pemasaran. Jilid 1.

Jakarta: Erlangga.

Pos Kota. 10 Mei 2015. “Ribuan Siswa SD Kampanye Keselamatan Berlalu Lintas”.

(Online).

(http://poskotanews.com/2015/05/10/ribuan-siswa-sd-kampanye-keselamatan-berlalu-lintas/, diakses 27 September 2015)

Ronald, E. Rice dan Charles K. 2001. Public Communication Campaigns. Third

(17)

Universitas Kristen Maranatha 57

Ruslan, Rosady. 2007. Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations. Jakarta: PT

Raja Garfindo Persada.

Surakhmad, Prof.Dr.Winarno. 1994. Pengantar Interaksi Mengajar – Belajar.

Bandung: TARSITO.

Thompson, Neil. 2005. Understanding Social Work. New York: Palgrave.

Venus, A. dan Rema Karyanti S. 2004. Manajemen Kampanye. Bandung: Simbiosa

Rekatana Media.

Gambar

Gambar 4.12 Cover Agenda  ……………………………………………………
Tabel 4.2 Budgeting Kampanye  …………………………………………….…

Referensi

Dokumen terkait

Karakteristik sosial budaya masyarakat di daerah Kabupaten Maros seperti halnya masyarakat sulawesi lainnya umumnya termasuk klasifikasi masyarakat homogen ditandai

nilai maksimum dan nilai standar deviasi dari data Return saham, Inflasi dan Debt to Equity Ratio (DER) tahun 2011-2015. Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah

Perancangan Game Edukasi Untuk Media Pembelajaran Pada Sekolah Menengah Pertama Persatuan Guru Republik Indonesia Gondang Kecamatan Nawangan Kabupaten

[r]

Luas tersebut meliputi 20 % Hutan Lindung (HL) dan 15 % Hutan Suaka Alam dan 65 % Kawasan Hutan Produksi Terbatas (HPT) dan Hutan Produksi (HP). Pada 2015 ini desa Pangkalan

propinsi Bali pada handphone untuk sarana promosi. pariwisata dengan

Peran seorang manajer personalia sangat dibutuhkan dalam memilih pegawai untuk bekerja di perusahaan.Karena dia bertugas dan bertanggung jawab dalam memilih pegawai yang akan

HUBUNGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KETEPATAN SERVIS DALAM PERMAINAN BULUTANGKIS.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |