No.524/UN40.7.DI/LT/2013 PENGARUH STRATEGI BAURAN PEMASARAN TERHADAP VOLUME
PENJUALAN DAN PROFITABILITAS (Survei pada Distro di Plaza Parahyangan Bandung)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Ujian Sidang Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Manajemen Bisnis
Oleh Yunik Trianti
0900434
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MANAJEMEN BISNIS FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS
LEMBAR PENGESAHAN
PENGARUH STRATEGI BAURAN PEMASARAN TERHADAP VOLUME PENJUALAN DAN PROFITABILITAS
(Survei padaDistro di Plaza Parahyangan Bandung) Skripsi ini disetujui dan disahkan oleh:
Pembimbing
Prof. Dr. H. Agus Rahayu, M. Si. NIP. 19620607 198703 1 002
Mengetahui,
Dekan Fakultas
Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia
Dr. H. Edi Suryadi, M.Si. NIP. 19600412 198603 1 002
Ketua Program Studi Pendidikan Manajemen Bisnis
Dr. Lili Adi Wibowo,S.Sos.,S.Pd.,M.M. NIP. 19690404 199903 1 001
Tanggung Jawab Yuridis Ada Pada Penulis
PENGARUH STRATEGI BAURAN PEMASARAN TERHADAP VOLUME PENJUALAN DAN
PROFITABILITAS
(Survei pada Distro di Plaza Parahyangan Bandung)
Oleh Yunik Trianti
0900434
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis
© Yunik Trianti 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Oktober 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
i ABSTRAK
Yunik Trianti (0900434), “Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Volume Penjualan dan Profitabilitas (Survei pada Pengusaha Distro Plaza Parahyangan Bandung)”. Di bawah bimbingan Prof. Dr. H. Agus Rahayu, M.Si.
Persaingan pada usaha Distro cukup tinggi, hal ini berkaitan dengan kemampuan masing-masing pelaku bisnis dalam mengelola manajemen pemasaran, agar memperoleh keuntungan yang besar dan hal ini berpengaruh terhadap volume penjualan dan profitabilitas. Upaya yang dilakukan oleh Distro Plaza Parahyangan Bandung dalam meningkatkan maupun mempertahankan usaha bisnisnya yaitu dengan menerapkan program Strategi Bauran Pemasaran. Persepsi efek program strategi bauran pemasaran diindikasikan akan berpengaruh terhadap volume penjualan dan profitabilitas.
Penelitian ini bertujuan untuk 1) memperoleh gambaran mengenai strategi bauran pemasaran, volume penjualan, dan profitabilitas pada Distro di Plaza Parahyangan Bandung, 2) memperoleh gambaran mengenai pengaruh strategi bauran pemasaran terhadap volume penjualan pada Distro di Plaza Parahyangan Bandung, 3) memperoleh gambaran mengenai pengaruh volume penjualan terhadap profitabilitas pada Distro di Plaza Parahyangan Bandung dan 4) memperoleh gambaran mengenai pengaruh strategi bauran pemasaran dan volume penjualan terhadap profitabilitas pada Distro di Plaza Parahyangan Bandung. Objek penelitian ini adalah pemilik Distro di Plaza Parahyangan Bandung. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah strategi bauran pemasaran terhadap volume penjualan sebagai variabel antara dan profitabilitas sebagai variabel terikat. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif, verifikatif, dan metode yang digunakan adalah explanatory survey dengan teknik simple random sampling, dengan jumlah sampel 84 responden. Teknik analisa data yang digunakan adalah regresi linier sederhana dan berganda dengan alat bantu software komputer SPSS 20.0. Hasil yang diperoleh dalam penelitian menyatakan bahwa strategi bauran pemasaran berpengaruh terhadap volume penjualan dan profitabilitassebesar 60,3%. Dari hasil penelitian terhadap pengujian hipotesis dapat diketahui bahwa strategi bauran pemasaran memiliki pengaruh yang positif terhadap terhadap volume penjualan dan profitabilitas.
Berdasarkan hasil penelitian melalui analisis regresi berganda terdapat pengaruh yang signifikan sehingga model regresinya : Z = -13,974 - 0,007X + 0,361Y. Pengaruh ketiga variabel ini memiliki pengaruh yang signifikan baik secara simultan maupun parsial. Penulis merekomendasikan agar perusahaan lebih meningkatkan strategi bauran pemasaran, khususnya promosi untuk meningkatkan volume penjualan dan profitabilitas.
ii ABSTRACT
Yunik Trianti (0900434), “The Effect of Marketing Mix Strategy on Sales Volume and Profitability (Survey on Owner Distribution Store Plaza Parahyangan Bandung)”. Under the guidance of Prof. Dr. H. Agus Rahayu, M.Si.
Competition in the business distribution store is quite high, it is due owner to the ability of each business to manage marketing management, so that the resulting brand had a big profit. Efforts made by Plaza Parahyangan distribution store in improving and maintaining business ventures by applying Marketing Mix Strategy program. Perceptions of the effects of marketing mix strategy programs indicated will affect sales volume and profitability.
This study aims to 1)obtain findings on the effects of marketing mix strategy, sales volume and profitability distribution store Plaza Parahyangan Bandung, 2)obtain findings on the influence marketing mix strategy on sales volume distribution store Plaza Parahyangan Bandung, 3) obtain findings on the influence sales volume on profitability distribution store Plaza Parahyangan Bandung and 4)obtain findings on the influence of marketing mix strategy and sales volume on profitability distribution store Plaza Parahyangan Bandung either simultaneously or partial. Object of this study is that owner business distribution store Plaza Parahyangan Bandung. The independent variable in this study is the marketing mix strategy on sales volume as the intervening variable and profitability as the dependent variable. This type of research is descriptive, verification, and the method used is explanatory survey with random sampling techniques, with a sample of 84 respondents. Data analysis technique used is the simple regression and multiple regression analysis with SPSS 20.0 computer software. The results obtained in the study stated that the effect of marketing mix strategy affect sales volume and profitability by 60.3 % . From the results of the study to test the hypothesis can be seen that the marketing mix strategy has a positive impact on sales volume and profitability.
Based on the results of research through multiple regression analysis found a significant so that regression model: Z = -13,974 - 0,007X + 0,361Y. Influence of these three variables have a significant effect either simultaneously or partially.
The author recommends that companies are more increase in choosing marketing mix strategy, specially promotion for to increase concept as a strategy to sales volume and profitability.
DAFTAR ISI
1.1. Latar Belakang Penelitian ... 1
1.2. Identifikasi Masalah ... 14
1.3. Rumusan Masalah ... 15
1.4. Tujuan Penelitian ... 15
1.5. Kegunaan Penelitian... 16
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN HIPOTESIS ... 17
2.1. Kajian Pustaka ... 17
2.1.1. Konsep Pemasaran ... 17
2.1.1.1 Konsep Inti Pemasaran ... 19
2.1.1.2 Orientasi Pasar ... 24
2.1.1.3 Proses Strategi Pemasaran ... 26
2.1.1.4 Pengertian Strategi Pemasaran ... 28
2.1.1.5 Strategi Bauran Pemasaran ... 31
2.1.2. Konsep Kinerja Pemasaran ... 40
2.1.2.1 Pengertian Kinerja Pemasaran ... 40
2.1.2.2 Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Pemasaran ... 42
2.1.2.3 Indikator Kinerja Pemasaran ... 42
2.1.2.4 Konsep Volume Penjualan ... 43
2.1.2.4.1 Pengertian Volume Penjualan... 43
2.1.2.4.2 Indikator Volume Penjualan ... 45
2.1.2.4.3 Faktor yang Mempengaruhi Volume Penjualan ... 45
2.1.2.5 Konsep Profitabilitas ... 48
2.1.2.5.1 Pengertian Profitabilitas... 48
2.1.2.5.2 Rasio Profitabilitas ... 49
2.1.2.5.3 Tujuan dan Manfaat Rasio Profitabilitas ... 51
2.1.3. Kaitan Strategi Bauran Pemasaran Dengan Volume Penjualan dan Profitabilitas ... 52
2.2. Kerangka Pemikiran ... 55
2.3. Hipotesis ... 59
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN ... 61
3.1. Objek Penelitian ... 61
3.2. Metode Penelitian... 62
3.2.1. Jenis dan Metode Penelitian yang digunakan ... 62
3.2.2. Operasionalisasi Variabel... 63
3.2.5. Teknik Pengumpulan Data ... 70
3.2.6. Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas ... 72
3.2.6.1 Hasil Pengujian Validitas ... 72
3.2.6.2 Hasil Pengujian Reliabilitas ... 78
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 91
4.1. Profil Perusahaan dan Pengusaha Distro ... 91
4.1.1. Sejarah Singkat Distro Plaza Parahyangan ... 91
4.2. Tanggapan Responden dan Gambaran Terhadap
4.3.2.Gambaran Terhadap Volume Penjualan ... 119
4.5.7. Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap
Volume Penjualan dan Profitabilitas ... 141
4.6 Pembahasan... 143
4.6.1. Pembahasan Strategi Bauran Pemasaran ... 143
4.6.2. Pembahasan Volume Penjualan ... 146
4.6.3. Pembahasan Profitabilitas ... 148
4.6.4. Pembahasan Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Volume Penjualan dan Profitabilitas ... 151
4.7 Implikasi Hasil Penelitian ... 152
4.7.1. Temuan Penelitian Bersifat Empirik Deskriptif ... 152
4.7.2. Temuan Penelitian Bersifat Verifikatif ... 153
4.7.3. Implikasi Penelitian Terhadap Pengembangan Pendidikan Manajemen Bisnis ... 154
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 158
5.1. Kesimpulan ... 158
5.2. Rekomendasi ... 159
DAFTAR TABEL
1.1. Penduduk yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama ... 3
1.2. Statistik Ekonomi Kreatif Indonesia Tahun 2012 ... 5
1.3. Lokasi Outlet Distro di Kota Bandung ... 8
1.4. Volume Penjualan Distro Plaza Parahyangan ... 11
1.5. Pertumbuhan Laba Pemilik Distro Plaza Parahyangan ... 11
2.1. Orisinalitas Penelitian ... 53
3.1. Operasional Variabel ... 64
3.2. Jenis dan Sumber Data ... 67
3.3. Perhitungan Sampel Distro Plaza Parahyangan Bandung ... 70
3.4. Interpretasi Besarnya Koefisien Korelasi... 74
3.5. Hasil Pengujian Validitas Variabel X ... 75
3.6. Hasil Pengujian Validitas Variabel Y ... 77
3.7. Hasil Pengujian Validitas Variabel Z ... 78
3.8. Hasil Pengujian Reliabilitas Instrumen Penelitian ... 80
3.9. Kriteria Penafsiran Hasil Perhitungan Responden ... 81
3.10. Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi ... 87
3.11. Pedoman Untuk Memberikan Determinasi Koefisien Determinasi ... 88
4.1. Jenis Produk ... 96
4.2. Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 93
4.3. Identitas Responden Berdasarkan Usia ... 93
4.4. Identitas Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 94
4.5. Pengalaman Responden Berdasarkan Lama Berdiri Usaha ... 95
4.6. Pengalaman Responden Berdasarkan Jumlah Cabang ... 96
4.7. Pengalaman Responden Berdasarkan Seminar Bisnis ... 96
4.8. Pengalaman Responden Berdasarkan Pameran Distro ... 97
4.9. Tanggapan Responden Terhadap Pertimbangan Desain Produk ... 99
4.10. Tanggapan Responden Terhadap Pertimbangan Merek Produk ... 99
4.11. Tanggapan Responden Terhadap Pertimbangan Kualitas Produk ... 100
4.12. Tanggapan Responden Terhadap Pertimbangan Variasi Produk ... 101
4.13. Tanggapan Responden Terhadap Pertimbangan Kemasan Produk ... 102
4.14. Tanggapan Responden Terhadap Kesesuaian Produk dan Keinginan Pasar ... 102
4.15. Tanggapan Responden Terhadap Harga Dasar ... 104
4.16. Tanggapan Responden Terhadap Potongan Harga ... 104
4.17. Tanggapan Responden Terhadap Kesesuaian Harga Jual dan Daya Beli Konsumen ... 105
4.18. Tanggapan Responden Terhadap Kesesuaian Harga dan Kualitas Produk ... 106
4.19. Tanggapan Responden Terhadap Kemudahan Cara Pembayaran ... 107
4.20. Tanggapan Responden Terhadap Kemudahan Menuju Lokasi ... 108
4.21. Tanggapan Responden Terhadap Kemudahan Parkir ... 108
4.22. Tanggapan Responden Terhadap Keamanan Parkir ... 109
4.24. Tanggapan Responden Terhadap Promosi Pemasaran ... 111
4.25. Tanggapan Responden Terhadap Anggaran Promosi Pemasaran ... 111
4.26. Tanggapan Responden Terhadap Frekuensi Promosi ... 112
4.27. Rekapitulasi Skor Tanggapan Responden Mengenai Variabel Strategi Bauran Pemasaran ... 113
4.28. Tanggapan Responden Terhadap Volume Penjualan ... 116
4.29. Tanggapan Responden Terhadap Penurunan Laba ... 117
4.30. Tanggapan Responden Terhadap Tujuan Usaha ... 118
4.31. Tanggapan Responden Terhadap Jumlah Produksi Barang ... 119
4.32. Rekapitulasi Skor Tanggapan Responden Mengenai Variabel Volume Penjualan ... 119
4.33. Tanggapan Responden Terhadap Penjualan ... 122
4.34. Tanggapan Responden Terhadap Kas ... 122
4.35. Tanggapan Responden Terhadap Modal ... 123
4.36. Tanggapan Responden Terhadap Jumlah Karyawan ... 124
4.37. Tanggapan Responden Terhadap Jumlah Cabang ... 124
4.38. Rekapitulasi Skor Tanggapan Responden Mengenai Variabel Profitabilitas ... 125
4.39. Model Summary Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Volume Penjualan ... 128
4.40. Descriptive Statistics Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Volume Penjualan ... 129
4.41. Model Summary Volume Penjualan Terhadap Profitabilitas ... 129
4.42. Descriptive Statistics Volume Penjualan Terhadap Profitabilitas ... 130
4.43. Model Summary Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Volume Penjualan dan Profitabilitas ... 131
4.44. Descriptive Statistics Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Volume Penjualan dan Profitabilitas ... 132
4.45. Output ANOVA Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Volume Penjualan ... 132
4.46. Output Koefisien Regresi Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Volume Penjualan ... 133
4.47. Output ANOVA Volume Penjualan Terhadap Profitabilitas ... 135
4.48. Output Koefisien Regresi Volume Penjualan Terhadap Profitabilitas ... 135
4.49. Output ANOVA Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Volume Penjualan dan Profitabilitas ... 137
4.50. Output Koefisien Regresi Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Volume Penjualan dan Profitabilitas ... 138
4.51. Hasil Rekapitulasi Indikator Strategi Bauran Pemasaran ... 143
4.52. Hasil Rekapitulasi Indikator Volume Penjualan ... 146
DAFTAR GAMBAR
1.1. Pekerja Kreatif di Kota Bandung ... 7
1.2. Tingkat Persaingan Distro Plaza Parahyangan ... 10
1.3. Volume Penjualan Distro Plaza Parahyangan ... 11
1.3. Perkembangan Total Laba Distro Plaza Parahyangan ... 12
2.1. Kerangka Pemikiran ... 58
2.2. Model Paradigma Penelitian ... 59
3.1. Struktur Hubungan Kausal Antara X dan Y ... 82
3.2. Output Uji Normalitas ... 83
4.1. Diagram Garis Linier Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Volume Penjualan ... 134
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Kuesioner Penelitian Lampiran 2 : Surat Izin Penelitian Lampiran 3 : Surat Balasan Penelitian
Lampiran 4 : Data Penjualan dan Profitabilitas
Lampiran 5 : Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas Lampiran 6 : Uji Normalitas
Lampiran 7 : Tabel Koefisien Lampiran 8 : Tabel Model Summary Lampiran 9 : Tabel Uji F
BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Penelitian
Krisis ekonomi global hingga saat ini masih terasa di Eropa dan sedikit mempengaruhi ekonomi Asia. Menjelang tahun 2012, ekonomi Indonesia dihadapkan situasi global yang tidak menentu. Krisis keuangan global berlanjut. Krisis Yunani, Italia, Hongaria, termasuk Amerika Serikat menjadi penyebabnya. Pertumbuhan ekonomi dunia melambat. Tahun 2010 mencapai 5,1%, 2011 menurun ke 4%. Perdagangan dunia melambat, pertumbuhan hanya 7,5%, lebih rendah dibanding 2010 sebesar 12,8%. Perlambatan di 2012 diperkirakan perekonomian dunia 4% dimana pertumbuhan ekonomi negara maju 1,9 %. Volume perdagangan turun drastis menjadi 5,8 % pada 2012. (sumber: http://www.hharryazharazis.com, akses: 17/1/2013, 21:25).
Perlambatan pertumbuhan ekonomi dunia, selain menyebabkan volume perdagangan global pada tahun 2009 merosot tajam, juga akan berdampak pada banyaknya industri besar yang terancam bangkrut, terjadinya penurunan kapasitas produksi, dan terjadinya lonjakan jumlah pengangguran dunia. Bagi negara-negara berkembang dan emerging markets, situasi ini dapat merusak fundamental perekonomian, dan memicu terjadinya krisis ekonomi.
Adanya perlambatan pertumbuhan ekonomi tersebut, maka usaha kecil memegang peran yang besar apabila dikaitkan dengan masalah-masalah ekonomi dan sosial dalam negeri seperti tingginya tingkat kemiskinan, besarnya jumlah pengangguran, ketimpangan distribusi pendapatan, proses pembangunan yang tidak merata, dan masih banyak lagi.
TABEL 1.1
PENDUDUK YANG BEKERJA MENURUT LAPANGAN PEKERJAAN UTAMA TAHUN 2008 S.D TAHUN 2012
No. Lapangan Pekerjaan Utama
2009 2010 2011 2012
1. Pertanian, Kehutanan, Perkebunan dan Perikanan
41.661.840 42.475.329 39.328.915 38.880.000
2. Pertambangan dan Penggalian
1.155.233 1.254.501 1.465.376 850.000
3. Industri Pengolahan 12.839.800 13.824.251 14.542.081 15.370.000 4. Listrik, Gas, dan Air 223.054 234.070 239.636
5. Bangunan 5.486.817 5.592.897 6.339.811 6.790.000 6. Perdagangan Besar,
Eceran, Rumah Makan, dan Hotel
21.947.823 22.492.176 23.396.537 23.150.000
7. Angkutan, Pergudangan, dan Komunikasi
6.117.985 5.619.022 5.078.822 5.000.000
8. Keuangan, Asuransi, Usaha Persewaan Bangunan,
Tanah
1.486.596 1.739.486 2.633.362 1.000.000
9. Jasa Kemasyarakatan, Sosial, dan Perorangan
14.001.515 15.956.423 16.645.859 17.100.000
Total 104.870.663 108.207.767 109.670.399 110.800.000 Sumber: Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS). Senin, 25 Februari 2013, 11.00 WIB Dari Tabel 1.1 terlihat bahwa perdagangan besar, eceran, rumah makan, dan hotel dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2012 mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Pada tahun 2012 sektor perdagangan Indonesia menunjukkan penurunan dari tahun 2011 yakni 23.150.000 jumlah penduduk yang merupakan peringkat kedua setelah sektor pertanian yang jumlahnya 38.880.000, mengingat Indonesia merupakan negara agraris yang masih mempertahankan pertanian, kehutanan, perkebunan dan perikanan.
kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Jumat 8 Juni 2012. (sumber: http://bisnis.news.viva.co.id, akses: 26/1/2013, 09:00).
Industri Kreatif merupakan pilar utama dalam mengembangkan sektor ekonomi kreatif yang memberikan dampak yang positif bagi kehidupan berbangsa dan bernegara. Industri kreatif dapat didefinisikan sebagai industri yang berasal dari pemanfaatan kreativitas, keterampilan, dan bakat individu untuk menciptakan kesejahteraan dan lapangan pekerjaan dengan menghasilkan dan mengeksploitasi daya kreasi dan daya cipta individu tersebut. (sumber: http://forumukm.com, akses: 2/6/2013, 14:25).
Menurut Kementrian Perdagangan Indonesia yang dikutip dari situs putracenter.net, “Industri kreatif adalah industri yang berasal dari pemanfaatan kreativitas, keterampilan serta bakat individu untuk menciptakan kesejahteran serta lapangan pekerjaan dengan menghasilkan dan mengeksploitasi daya kreasi dan daya cipta individu tersebut.” (sumber: http://putracenter.net, akses: 5/6/2013, 14:40).
Industri kreatif dapat membantu penciptaan lapangan kerja, pengentasan kemiskinan, pelestarian keanekaragaman budaya, dan pembangunan manusia. Sektor yang termasuk industri kreatif menurut UNESCO mencakup warisan budaya, sastra, musik, pertunjukan, seni visual, sinema dan fotografi, radio dan televisi, kegiatan sosial budaya, olah raga dan permainan, serta lingkungan dan alam.
kreatif lebih tinggi dari keseluruhan produktivitas tenaga kerja nasional, karena ekonomi kreatif membawa segenap talenta, bakat, dan hasrat individu untuk menciptakan “nilai tambah” melalui hadirnya produk/jasa kreatif. (sumber: http://
http://www.adityarizki.net, akses: 5/6/2013, 14:45).
Menurut data yang dihimpun oleh Badan Pusat Statistik Indonesia tentang Ekonomi Kreatif (Ekraf) ada beberapa poin yang bisa disorot :
TABEL 1.2
STATISTIK EKONOMI KREATIF INDONESIA TAHUN 2012
No. Sektor Ekonomi Kreatif
1. Sektor ekonomi kreatif merupakan sector ke-7 terpenting dari 10 sektor ekonomi nasional. Di 2011, pertumbuhan Product Domestic Bruto (PDB) Ekraf mencapai 4.91%. Ekraf mengungguli Pengangkutan & Komunikasi; Keuangan, Real Estat & Jasa Perusahaan, Listrik Gas & Air Bersih.
2. Kontribusi PDB Ekraf terbesar dihasilkan subsektor kuliner (32,2% senilai 169,62 T), fesyen (28.1% senilai 147,6 T) dan kerajinan (15,1% senilai 79,4 T)
3. PDB nominal Ekraf selalu mengalami trend yang meningkat, di tahun 2011 mencapai 526 T, naik 0.16% dibanding 2010 yang mencapai 472.8 T
4. Tenaga kerja sektor Ekraf juga otomatis permintaannya meningkat di 2011 hingga mencapai 11,51 juta orang, naik 4,91% dari 2010 yang hanya 11,49%
5. Kontribusi tenaga kerja terbesar diserap subsector Fesyen (32,4% senilai 3,73 jt orang) , kuliner (32,1% senilai 3,7 jt orang), dan kerajinan (25,6% senilai 2,95 jt orang).
Sumber: http://www.ubaya.ac.id. Rabu, 5 Juni 2013, 15.00 WIB
Berdasarkan Tabel 1.2 bahwa terdapat lima poin data statistik yang berhasil dihimpun oleh Badan Pusat Statistik Indonesia tentang Ekonomi Kreatif (Ekraf), yang dapat dilihat bahwa Kontribusi PDB Ekraf terbesar dihasilkan subsektor kuliner 32,2%, fesyen 28.1% dan kerajinan 15,1%.
Bandung sebagai barometer pertumbuhan industri kreatif di tingkat nasional. Tidak heran bila berbagai macam predikat pun kini mulai bermunculan dari kalangan masyarakat, mulai dari kota besar yang dikenal sebagai pusat perkembangan mode, pusat kreasi seni dan budaya, pusat jajanan dan kuliner, serta sebutan Paris Van Java yang sekarang ini menjadi salah satu icon tujuan wisata di Kota Bandung.
Potensi ekonomi yang dimiliki kota Bandung pada saat ini begitu besar. Salah satu faktanya terlihat pada perkembangan pelaku usaha yang bergerak di bidang industri konveksi yang optimistis akan berkembang dalam percepatan industri ekonomi kreatif. Bahkan, perkembangan usaha ini diperkirakan tumbuh hingga 30% sampai akhir tahun ini. Tidak heran apabila saat ini, kota Bandung menjadi barometer industri kreatif, khususnya pada industri konveksi. (sumber: http://forum.republika.co.id, akses: 23/1/2013, 17:00).
Sumber: industrikreatif.blogspot.com. Minggu, 24 Februari 2013, 15.00 WIB GAMBAR 1.1
PEKERJA KREATIF DI KOTA BANDUNG TAHUN 2012
Berdasarkan Gambar 1.1 di atas dapat dilihat bahwa pekerja kreatif yang berada
di Kota Bandung antara lain bergerak dalam bidang Distro, Academia, Books/
Publishing, Desain, IT, Pemerintah, Business Development/Networking, Fashion/ Clothing, Seni Rupa, Media, Arsitektur, Musik, dan Extreme Sport. Pekerja kreatif
siap menjadi pencipta pengetahuan, mengaplikasikan, dan memanfaatkan
pengetahuan baru sesuai dengan bidang pekerjaannya masing- masing. Industri
kreatif yang ada di Kota Bandung terbagi menjadi 13 industri kreatif, salah satu
diantaranya yaitu Distro.
kalangan muda. Produk yang dihasilkan oleh distro diusahakan untuk tidak diproduksi secara massal, agar mempertahankan sifat eksklusif suatu produk dan hasil kerajinan. Bentuk awal distro adalah usaha rumahan dan dibuat etalase dan rak untuk menjual t-shirt. (sumber: http://kaoshardbandung.blogspot.com, akses: 4/4/2013, 10:00).
Outlet distro di Kota Bandung penyebarannya cukup merata. Hampir di setiap
pusat perbelanjaan yang ramai pengunjung, ada outlet distro yang menyediakan baju
distro ini. Berikut ini lokasi- lokasi outlet distro di Kota Bandung.
TABEL 1.3
LOKASI OUTLET DISTRO DI KOTA BANDUNG
No. Lokasi Distro
1. Jl. Riau atau jalan R.E. Martadinata, selain sebagai pusat factory outlet juga ada beberapa outlet baju distro di sepanjang jalan tersebut.
2. Jl. Trunojoyo, terdapat beberapa outlet distro yang letaknya saling berdampingan. 3. Jl. Dago atau jalan Ir. H. Djuanda, terdapat berbagai desain baju distro yang unik di
outlet baju distro di sepanjang Jalan Dago.
4. Jl. Setiabudi, mulai dari jalan Setiabudi bawaha hingga bagian atas ada berbagai outlet baju distro.
5. Jl. Dalem Kaum atau tepatnya di sebelah kiri bangunan Masjid Agung Kota Bandung, dapat ditemukan pusat baju distro di Plaza Parahyangan terdapat aneka
baju distro dengan desain yang unik dengan harga yang cukup terjangkau. 6. Jl. Dipatiukur juga terdapat beberapa outlet baju distro, mulai dari belakang bank
BCA Dago sampai Simpang Dago.
Sumber: http://www.anneahira.com. Kamis, 4 April 2013, 14.10 WIB
Jl. Dalem Kaum No. 54 Bandung dengan jumlah toko distro kurang lebih mencapai 500 gerai distro ini menjadi semakin meningkatkan mutu, kualitas, strategi, serta tidak terlepas juga dari sikap berwirausaha dalam mengembangkan usaha distro ini yang telah berdiri sejak tahun 1983.
Alasan dari pemilihan Plaza Parahyangan sebagai objek penelitian adalah distro Plaza Parahyangan ini merupakan suatu gedung yang terdapat kurang lebih 500 gerai distro yang berada di dalam satu gedung dengan menjual produk yang sama dan berada di tengah Kota Bandung yang lokasinya sangat strategis yang menjadikan distro Plaza Parahyangan mengalami persaingan yang cukup tinggi, sehingga menyebabkan keberhasilan usaha khususnya volume penjualan serta pendapatan di sejumlah toko mengalami penurunan.
Banyaknya jumlah distro yang ada di distro Plaza Parahyangan, maka besar pula persaingan yang terjadi antar pemilik distro tersebut. Permasalahan persaingan distro yang semakin ketat, sehingga terjadi tarik menarik antara pelaku usaha distro untuk memperoleh keuntungan yang besar, yang telah dijalankan selama ini agar tetap bertahan di tengah persaingan usaha distro khusunya di tempat tersebut.
serta sikap kreatif agar usaha yang dijalankannya tetap maju dan tidak monoton. (sumber: http:// ekonomi.kompasiana.com, akses: 22/2/2013, 08:15).
Berdasarkan hasil pra penelitian pada 10 distro dan terdiri dari 30 responden karyawan distro yang berada di distro Plaza Parahyangan Bandung mengenai persaingan distro saat ini.
Sumber: Data Hasil Pengolahan Penyebaran Kuesioner
GAMBAR 1.2
TINGKAT PERSAINGAN DISTRO DI PLAZA PARAHYANGAN BANDUNG
Dari gambar diagram tersebut dapat terlihat jelas bahwa tingkat persaingan dalam usaha distro tinggi sekali hingga mencapai 87%, sedangkan 10% menjawab rendah, serta 3% biasa saja. Hal ini menunjukkan bahwa dengan tingginya persaingan, maka para pengusaha atau wirausahawan distro harus menciptakan produk-produk terbaru yang berbeda dari produk yang lainnya. Produk tersebut dengan cara menciptakan produk atau desain yang berbeda dari yang telah ada, karena fenomena yang terjadi saat ini dalam dunia distro mengalami kejenuhan untuk para konsumen sehingga volume penjualan distro menurun. Berikut ini data volume penjualan dari 84 distro tahun 2010 hingga 2012 pada distro Plaza Parahyangan.
87% 10%
3%
TABEL 1.4
VOLUME PENJUALAN DISTRO PLAZA PARAHYANGAN TAHUN 2010- 2012
Tahun Volume Penjualan (Pcs)
2010 1.374.255
2011 1.381.447
2012 1.353.329
Sumber: Hasil Pengolahan Data 2013
Gambar 1.4 di atas menunjukkan bahwa volume penjualan yang terjadi di sejumlah toko distro yang berada di Plaza Parahyangan mengalami penurunan yang cukup besar dari tahun ke tahun yaitu pada tahun 2011 volume penjualan sebesar 1.381.447 pcs dan pada tahun 2012 sebesar 1.353.329 pcs . Volume penjualan distro saat ini mengalami penurunan yang cukup signifikan, seperti yang diungkapkan oleh beberapa pemilik distro yaitu usaha industri fashion di Kota Bandung khususnya Distro dan FO mulai memasuki masa jenuh. Pasalnya, jumlah Distro dan FO saat ini sudah terlalu banyak. Hal ini berpengaruh pada laba penjualan di beberapa distro yang ada di Plaza Parahyangan, berdasarkan data yang diperoleh dari 84 distro maka total laba selama 3 tahun terakhir sebagai berikut.
TABEL 1.5
PERTUMBUHAN LABA PEMILIK DISTRO PLAZA PARAHYANGAN TAHUN 2010- 2012
Tahun Laba (Rupiah)
2010 20.613.825.000
2011 20.721.705.000
2012 20.299.935.000
Adapun grafik perkembangan total laba pengusaha distro di Plaza Parahyangan Bandung dapat dilihat pada Gambar 1.3.
Sumber: Hasil Pengolahan Data 2013
GAMBAR 1.3
PERKEMBANGAN TOTAL LABA PEMILIK DISTRO PLAZA PARAHYANGAN BANDUNG TAHUN 2010-2012
Berdasarkan data di atas dapat dilihat bahwa pendapatan yang diperoleh para pengusaha distro di Plaza Parahyangan Bandung mengalami penurunan yang cukup rendah dari bulan ke bulan bahkan dari tahun ke tahun. Salah satu strategi untuk meningkatkan volume penjualan dan profitabilitas maka dibutuhkan strategi bauran pemasaran.
Menurut Solmaz Soltani (2012 : 23) menyatakan bahwa, “To gain this goal a company needs to achieve a superior competitive position within a marketing strategy by considering and managing to forward all the strategy stages” yang berarti Tujuan dari sebuah perusahaan membutuhkan posisi bersaing yaitu dengan strategi bauran pemasaran melalui memikirkan dan mengatur untuk meneruskan seluruh tingkatan strategi.
20.000.000.000 20.100.000.000 20.200.000.000 20.300.000.000 20.400.000.000 20.500.000.000 20.600.000.000 20.700.000.000 20.800.000.000
2010 2011 2012
Laba
Menurut Fandi Tjiptono (2008 : 304) menyebutkan bahwa dimensi yang berpengaruh terhadap kinerja pemasaran (market performance), seperti: pendapatan penjualan, pangsa pasar, serta citra merek dan kinerja laba (profit performance) seperti tingkat investasi, biaya, margin, harga, dan produktivitas.
Menurut Buchari Alma (2012 : 195), “Strategi Perusahaan terletak pada pola keputusan dalam perusahaan yang menentukan sasaran, maksud atau tujuan yang menghasilkan kebijaksanaan utama dan merencanakan untuk pencapaian tujuan serta merinci jangkauan bisnis yang akan dicapai oleh perusahaan.”
Menurut Henry Faizal Noor (2007:397), “Keberhasilan Usaha pada hakikatnya adalah keberhasilan dari bisnis dalam mencapai tujuannnya. Keberhasilan usaha juga merupakan tujuan utama dari sebuah perusahaan di mana segala aktivitas yang ada di dalamnya untuk mencapai suatu keberhasilan dalam segala aspek, diantaranya laba (profitability).”
Assauri (2011:168) konsep Strategi Pemasaran adalah :
Serangkaian tujuan dan sasaran, kebijakan dan aturan yang memberi arah kepada usaha-usaha pemasaran perusahaan dari waktu ke waktu, pada masing-masing tingkatan dan acuan serta lokasinya, terutama sebagai tanggapan perusahaan dalam menghadapi lingkungan dan keadaan persaingan yang selalu berubah.
Menurut Nasution (2010: 12), “Sebuah perusahaan dikatakan meraih keberhasilan
usaha jika dana usahanya bertambah, hasil produksi meningkat, keuntungan bertambah,
perputaran dana berkembang cepat serta penghasilan anggota dari perusahaan tersebut
Hills dan Hultman (2011 : 13) menyatakan bahwa, “Marketing Strategy and entrepreneurship largely determine the fate of SMEs around the world – their success, their growth, and their profitability” yang berarti Strategi Pemasaran dan Kewirausahaan sangat menentukan perkembangan UKM di seluruh dunia, seperti keberhasilan, pertumbuhan, dan profitabilitas usaha.
Berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan di atas, maka peneliti merasa perlu untuk mengadakan penelitian mengenai “Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Volume Penjualan dan Profitabilitas pada Distro di Plaza Parahyangan Bandung.”
1.2Identifikasi Masalah
Seperti telah dijelaskan bahwa semakin maraknya persaingan usaha berskala besar, menengah dan kecil, setiap UKM dituntut untuk merancang dan menerapkan strategi pemasaran untuk menghadapi persaingan yang sangat pesat. Pertumbuhan indutri distro di kota Bandung, khususnya di Plaza Parahyangan semakin meningkat. Daya saing di setiap usaha distro memiliki strategi masing-masing. Diantara distro-distro yang ada di kota Bandung, memiliki strategi dan cara yang berbeda-beda bagi para pemilik usaha dalam menjalankan setiap usahanya agar tetap bertahan dan semakin dicari oleh para konsumen.
Penurunan volume penjualan serta laba penjualan yang semakin menurun mengindikasikan bahwa distro Plaza Parahyangan mengalami permasalahan dalam kinerja pemasaran. Upaya yang dilakukan oleh distro Plaza Parahyangan Bandung dalam memenangkan persaingan di dunia usaha distro, salah satunya dengan menggunakan salah satu strategi dalam ilmu pemasaran yaitu strategi bauran pemasaran. Dengan adanya strategi bauran pemasaran diharapkan dapat meningkatkan volume penjualan serta laba penjualan pada distro Plaza Parahyangan Bandung sehingga dapat memenangkan persaingan dalam dunia distro khususnya di kota Bandung. Oleh karena itu, distro Plaza Parahyangan Bandung harus dapat mengefektifkan strategi bauran pemasaran yang sesuai sehingga di masa yang akan datang akan mencapai keberhasilan dalam kinerja pemasaran khususnya peningkatan volume penjualan dan profitabilitas.
1.3Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian dan identifikasi masalah, maka dapat dirumuskan masalah-masalah yang akan diteliti sebagai berikut :
1. Bagaimana strategi bauran pemasaran, volume penjualan, dan profitabilitas pada Distro di Plaza Parahyangan Bandung.
2. Bagaimana pengaruh strategi bauran pemasaran terhadap volume penjualan pada Distro di Plaza Parahyangan Bandung.
3. Bagaimana pengaruh volume penjualan terhadap profitabilitas pada Distro di Plaza Parahyangan Bandung.
4. Bagaimana pengaruh strategi bauran pemasaran dan volume penjualan terhadap profitabilitas pada Distro di Plaza Parahyangan Bandung.
1.4Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui gambaran strategi bauran pemasaran, volume penjualan,
2. Untuk mengetahui pengaruh strategi bauran pemasaran terhadap volume penjualan pada Distro di Plaza Parahyangan Bandung.
3. Untuk mengetahui pengaruh volume penjualan terhadap profitabilitas pada Distro di Plaza Parahyangan Bandung.
4. Untuk mengetahui pengaruh strategi bauran pemasaran dan volume penjualan terhadap profitabilitas pada Distro di Plaza Parahyangan Bandung.
1.5Kegunaan Penelitian
Adapaun kegunaan penelitian ini yaitu sebagai berikut: 1. Kegunaan Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperluas aspek teoritis (keilmuan) mengenai Ilmu Pemasaran, khususnya teori strategi bauran pemasaran dan kinerja pemasaran, khususnya volume penjualan dan profitabilitas.
2. Kegunaan Praktis
61 BAB III
OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Menurut Sugiyono (2012:38), definisi objek penelitian adalah sebagai
berikut: “Objek penelitian merupakan suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,
objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk di pelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.”
Berdasarkan definisi diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa objek penelitian merupakan sesuatu hal yang akan diteliti dengan mendapatkan data untuk tujuan tertentu dan kemudian dapat ditarik kesimpulan. Adapun yang menjadi variabel yaitu strategi bauran pemasaran variabel bebas (independent variabel). Variabel antara (intervening variable) adalah volume penjualan. Dan profitabilitas sebagai (dependent variable) atau sebagai variabel terikat.
Sedangkan yang dijadikan sebagai objek penelitian adalah Distro Plaza Parahyangan yang berlokasi di Jl. Dalem Kaum No. 54 Bandung dan subjek dari penelitian ini adalah pemilik Distro Plaza Parahyangan Bandung.
mengetahui pendapat dari sebagian populasi terhadap objek yang sedang diteliti di lapangan.
3.2Metode Penelitian
3.2.1 Jenis dan Metode Penelitian yang digunakan
Sugiyono (2012:2) menyatakan bahwa, definisi metode penelitian adalah
sebagai berikut: “Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan
data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dibuktikan dan dikembangkan suatu pengetahuan sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami,
memecahkan dan mengantisipasi masalah.”
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan metode verifikatif. Menurut Sugiyono (2012:35), definisi metode deskriptif adalah sebagai berikut:
Metode deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui keberadaan variabel mandiri, baik hanya pada satu variabel atau lebih (variabel yang berdiri sendiri) tanpa membuat perbandingan dan mencari hubungan variabel itu dengan variabel yang lain.
Metode deskriptif dalam penelitian ini bertujuan untuk membuat deskripsi atau gambaran secara sistematis mengenai penerapan strategi bauran pemasaran terhadap volume penjualan dan profitabilitas pada Distro Plaza Parahyangan. Penelitian verifikatif digunakan untuk menguji kebenaran suatu hipotesis yang dilakukan melalui pengumpulan data di lapangan. Dalam penelitian ini, metode verifikatif bertujuan untuk mengetahui pengaruh strategi bauran pemasaran terhadap volume penjualan dan profitabilitas.
metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah explanatory survey. Menurut Sugiyono (2012 : 11) yang dimaksud dengan metode survei adalah:
Metode survei yaitu metode penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi, dan hubungan-hubungan antara variabel sosiologis maupun psikologis.
3.2.2 Operasionalisasi Variabel
Menurut Sugiyono (2012:34) ia menyatakan bahwa: “Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan.”
Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel yang akan diteliti, yaitu: 1. Variabel bebas (X)
Variabel bebas adalah merupakan variabel yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini strategi bauran pemasaran.
2. Variabel antara (Y)
3. Variabel terikat (Z)
Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Yang menjadi variabel terikat dalam penelitian ini adalah profitabilitas.
Secara lengkap operasionalisasi variabel dalam penelitian ini dapat terlihat pada Tabel 3.1 berikut:
TABEL 3.1
OPERASIONALISASI VARIABEL
Variabel Konsep Indikator Ukuran Skala No
Volume penjualan kuantitatif dari segi fisik atau volume
Jenis data yang diambil adalah data primer. Menurut Husein Umar (2008:47) berpendapat bahwa “Data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama baik dari individu atau perseorangan, seperti hasil wawancara atau suatu pengisian
hasil kuesioner.”
3.2.3.2 Sumber Data
Data sekunder adalah data yang dikumpulkan atau hasil penelitian pihak lain. Adapun data sekunder dari penelitian ini adalah data pendukung dari buku lain yang diperoleh penulis yang dianggap relevan dengan topik penelitian.
TABEL 3.2
JENIS DAN SUMBER DATA
Data Penelitian Sumber Data Jenis data
Krisis ekonomi global 2012 www.hharryazharazis.com Sekunder
Perlambatan pertumbuhan ekonomi
Modifikasi Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS)
Sekunder
persentase jumlah pengusaha www.bisnis.news.viva.co.id Sekunder
Industri kreatif id.wikipedia.org Sekunder
Perkembangan usaha ekonomi kreatif forum.republika.co.id Sekunder
Industri kreatif di kota Bandung industrikreatif.blogspot.com Sekunder
Sejarah distro kaoshardbandung.blogspot.com Sekunder
Lokasi outlet distro www.anneahira.com. Sekunder
Populasi pemilik dan karyawan distro mengenai tingkat persaingan, volume penjualan dan omzet penjualan
Pemilik dan karyawan distro Primer
Tanggapan pemilik mengenai produk, harga, lokasi dan promosi distro Plaza Parahyangan
Pemilik dan karyawan distro Primer
Sumber: Hasil Pengolahan Data
3.2.4 Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 3.2.4.1 Populasi
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.” Penentuan populasi harus dimulai dengan penentuan secara jelas mengenai populasi yang menjadi sasaran penelitiannya yang di sebut populasi sasaran yaitu populasi yang akan menjadi cakupan kesimpulan penelitian. Jadi apabila dalam sebuah hasil penelitian dikeluarkan kesimpulan tersebut hanya berlaku untuk populasi sasaran yang telah di tentukan.
Berdasarkan pengertian populasi, maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah semua pemilik distro yang berada di distro Plaza Parahyangan, yaitu sebanyak 500 pemilik.
3.2.4.2 Sampel
Menurut Sugiyono (2012:116) “Sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”.
Agar memperoleh sampel yang representatif dari populasi, maka setiap subjek dalam populasi diupayakan untuk memiliki peluang yang sama untuk menjadi sampel. Adapun rumus yang digunakan untuk mengukur sampel, digunakan rumus Slovin (Husein Umar, 2008:141), yakni ukuran sampel yang merupakan perbandingan dari ukuran populasi dengan presentasi kelonggaran ketidaktelitian, karena dalam pengambilan sampel dapat ditolerir atau diinginkan.
Dalam pengambilan sampel ini digunakan taraf kesalahan sebesar 10%. Adapun rumus yang digunakan yaitu sebagai berikut:
2
1 Ne
N n
Dimana :
N = Ukuran populasi
e = Kelonggaran ketidaktelitian karen kesalahan sampel yang dapat ditolerir Adapun perhitungan jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
N = 500 e = 0.1 Maka :
n = 500 1+(500.(0,1)2) n = 500
6
n = 83,3= 84 (dibulatkan)
Jadi, sampel dalam penelitian ini adalah 84 orang 3.2.4.3 Teknik Pengambilan Sampel
Menurut Suharsimi Arikunto (2010:111) teknik pengambilan sampel harus dilakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh sampel (contoh) yang benar-benar dapat berfungsi sebagai contoh atau menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya.
Setelah memperoleh data dari responden yang merupakan populasi penelitian, penulis mengambil sampel berdasarkan teknik simple random sampling. Menurut Suharsimi Arikunto (2010:134) teknik ini digunakan apabila populasi yang diteliti dianggap homogen. Peneliti memberi hak yang sama kepada setiap subjek untuk memperoleh kesempatan (chance) dipilih menjadi sampel.
perhitungan dalam rumus Slovin. Berikut adalah Tabel 3.3 Perhitungan sampel toko distro tiap lantai di Plaza Parahyangan Bandung.
TABEL 3.3
PERHITUNGAN SAMPEL DISTRO PLAZA PARAHYANGAN BANDUNG
Sumber: Plaza Parahyangan 2013
3.2.5 Teknik Pengumpulan Data
Menurut Sugiyono (2012:401) “Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian
adalah mendapatkan data”.
Berdasarkan sumber datanya, pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer, dan sumber sekunder. Menurut Sugiyono (2012:402) “Sumber Primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul, dan sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data
kepada pengumpul data”.
Menurut Sugiyono (2012:402) “Jika dilihat dari segi cara atau teknik pengumpulan data, maka teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan
No Lantai Sampel Jumlah
1 Lantai 1 116/500 x 84 = 19,49 20 2 Lantai 2 110/500 x 84 = 18,48 18 3 Lantai 3 101/500 x 84 = 16,97 17 4 Lantai 4 77/500 x 84 = 12,94 13 5 Lantai 5 96/500 x 84 = 16,13 16
observasi (pengamatan), interview (wawancara), kuesioner (angket), dokumentasi
dan gabungan keempatnya”.
Teknik pengumpulan data merupakan suatu proses pengadaan data untuk kepentingan penelitian. Data yang telah terkumpul digunakan untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan.
Untuk memperoleh data dalam penelitian ini, maka data dikumpulkan dengan cara sebagai berikut:
1. Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Yaitu pengumpulan data dengan cara mempelajari buku, dan bacaan lainnya guna memperoleh informasi yang berhubungan dengan teori-teori dan konsep-konsep yang berkaitan dan berhubungan dengan masalah atau variabel yang akan diteliti.
2. Penelitian Lapangan (Field Research) a. Wawancara
Yaitu dengan melakukan tanya jawab dan berdialog dengan pemilik serta karyawan distro Plaza Parahyangan.
b. Observasi
Dilakukan dengan mengamati langsung objek yang berhubungan dengan masalah yang diteliti khususnya mengenai strategi bauran pemasaran.
c. Kuesioner
3.2.6 Pengujian Validitas dan Reliabilitas
Data mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam suatu penelitian, karena menggambarkan variabel yang diteliti dan berfungsi sebagai pembentuk hipotesis. Oleh karena itu, diperlukan pengujian data untuk mendapatkan mutu yang baik. Untuk menguji layak atau tidaknya instrumen penelitian (kuesioner) yang disebarkan kepada responden dilakukan dua tahap pengujian yakni uji validitas dan realibilitas. Keberhasilan mutu hasil penelitian dipengaruhi oleh data yang valid dan reliabel. Oleh karena itu dibutuhkan instrumen penelitian yang valid dan reliabel.
Data valid berarti instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Instrument yang reliable adalah instrument yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan data yang sama. Dengan menggunakan instrument yang valid dan reliable dalam pengumpulan data, maka diharapkan hasil penelitian akan menjadi valid dan reliable (Sugiyono, 2012:173).
3.2.6.1 Hasil Pengujian Validitas
Menurut Sugiyono (2012:172), “Instrument yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya
diukur”. Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat
kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas yang tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berati memiliki validitas yang rendah. (Suharsimi Arikunto, 2010:168).
Dapat diketahui rumus yang dapat digunakan adalah rumus korelasi product moment yang dikemukakan oleh Pearson sebagai berikut:
Uji validitas menggunakan metode koefisien koreliasi Product Moment Pearson dengan rumus:
∑ ∑ ∑
√{ ∑ ∑ }{ ∑ ∑ }
Sugiyono (2012:248) Keterangan:
= Menunjukan indeks korelasi antara dua variable yang dikorelasikan = Koefisien validitas item yang dicari, dua variable yang dikorelasikan X = skor yang diperoleh subyek dari seluruh item
Y = skor total yang diperoleh dari seluruh item
Σ = jumlah skor dalam distribusi X
Σ = jumlah skor dalam distribusi Y
Σ 2= jumlah kuadrat dalam skor distribusi X
Besarnya koefisien korelasi diinterprestasikan dengan menggunakan tabel 3.4 di bawah ini:
TABEL 3.4
INTERPRESTASI BESARNYA KOEFISIEN KORELASI Interval Koefisien Tingkat Hubungan Antara 0,7 sampai dengan 1,000 Sangat Tinggi
Antara 0,6 sampai dengan 0,500 Tinggi Antara 0,5 sampai dengan 0,400 Agak Tinggi Antara 0,4 sampai dengan 0,300 Sedang
Antara 0,3 sampai dengan 0,200 Agak Tidak Tinggi Antara 0,2 sampai dengan 0,100 Tidak Tinggi
Antara 0,1 sampai dengan 0,000 Sangat Tidak Tinggi Sumber: Suharsimi Arikunto (2010: 245)
Teknik perhitungan yang digunakan untuk menganalisa validitas tes ini adalah teknik korelasional biasa, yakni korelasi antara skor-skor tes yang divalidasikan dengan skor-skor tes tolak ukurnya dari peserta yang sama. Selanjutnya perlu diuji apakah koefisien validitas tersebut signifikan pada taraf kesalahan tertentu, artinya adanya koefisien validitas tersebut bukan karena faktor kebetulan, diuji dengan rumus statistik t sebagai berikut :
2
1 2
r n r t
(Sugiyono 2012:250)
1. Nilai t dibandingkan dengan harga ttabel dengan dk = n-2 dan taraf
signifikasi
2. Jika thitung > ttabel maka instrumen valid
3. Jika thitung ttabel maka instrumen tidak valid
4. Berdasarkan kuesioner yang diuji sebanyak 25 responden dengan tingkat signifikansi 5% dan derajat bebas (df) n-2 (84-2=82, maka didapati nilai rtabel sebesar 0,214.
Hasil uji coba instrumen penelitian untuk variabel strategi bauran pemasaran berdasarkan hasil perhitungan validitas item instrumen yang dilakukan dengan bantuan program SPSS 20.0 for windows, menunjukkan bahwa item-item pertanyaan dalam kuesioner valid karena skor rhitung lebih besar jika dibandingkan
dengan rtabel yang bernilai 0,214. Jumlah pertanyaan untuk Variabel X adalah 20,
terdapat pertanyaan yang tidak valid, sehingga yang valid hanya 18 item. Untuk lebih rincinya dapat dilihat pada Tabel 3.5 berikut.
TABEL 3.5
HASIL PENGUJIAN VALIDITAS VARIABEL X (STRATEGI BAURAN PEMASARAN)
No. Pernyataan rhitung rtabel Ket.
Produk
1. Tingkat pertimbangan atas desain produk 0,246 0,214 Valid
2. Tingkat pertimbangan atas merek produk 0,219 0,214 Valid
3. Tingkat pertimbangan atas kualitas produk 0,329 0,214 Valid
4. Tingkat pertimbangan atas variasi produk 0,276 0,214 Valid
5. Tingkat pertimbangan atas kemasan produk 0,239 0,214 Valid
6. Tingkat pertimbangan kesesuaian antara strategi produk
yang akan dijual dengan keinginan pasar sasaran 0,223
0,214
No. Pernyataan rhitung rtabel Ket.
7. Tingkat pertimbangan atas dasar/ pokok dalam penetapan
harga produk yang ditawarkan 0,378
0,214 Valid
8. Tingkat pertimbangan potongan harga dalam penetapan
harga produk yang ditawarkan 0,367
0,214
Valid
9. Tingkat pertimbangan kesesuaian antara harga jual setiap
produk yang ditawarkan 0,236
0,214
Valid
10. Tingkat pertimbangan kesesuaian antara harga dengan
kualitas produk yang ditawarkan 0,217
0,214
Valid
11. Tingkat pertimbangan kemudahan dalam cara pembayaran 0,218 0,214 Valid
Lokasi
12. Tingkat pertimbangan atas kemudahan menuju lokasi toko 0,273 0,214 Valid
13. Tingkat pertimbangan atas kemudahan mendapatkan tempat
parkir kendaraan 0,282
0,214
Valid
14. Tingkat pertimbangan atas keamanan di tempat parkir 0,261 0,214 Valid
15. Tingkat pertimbangan atas keamanan di lokasi 0,269 0,214 Valid Promosi
16. Tingkat pertimbangan atas media promosi pemasaran 0,268 0,214 Valid
17. Tingkat pertimbangan atas anggaran promosi pemasaran 0,238 0,214 Valid
18. Tingkat pertimbangan atas frekuensi penyajian promosi
pemasaran 0,218 0,214 Valid
Sumber: Hasil Pengolahan Data 2013
kualitas produk yang ditawarkan yang bernilai 0,217 sehingga dapat ditafsirkan bahwa indeks korelasinya agak tidak tinggi.
Hasil uji coba instrumen penelitian untuk variabel volume penjualan menggunakan berdasarkan hasil perhitungan validitas item instrumen yang dilakukan dengan bantuan program SPSS 20.0 for windows menunjukkan bahwa item-item pertanyaan dalam kuesioner valid karena skor rhitung lebih besar jika
dibandingkan dengan rtabel yang bernilai 0,214. Untuk lebih rincinya dapat dilihat
pada Tabel 3.6 berikut.
TABEL 3.6
HASIL PENGUJIAN VALIDITAS VARIABEL Y (VOLUME PENJUALAN)
No. Pernyataan rhitung rtabel Ket.
Mencapai Volume Penjualan Tertentu
1. Tingkat penurunan volume penjualan selama 3 tahun
terakhir 0,793 0,214 Valid
Mendapatkan Laba Tertentu
2. Tingkat penurunan laba selama 3 tahun terakhir 0,575 0,214 Valid
Menunjang Pertumbuhan Perusahaan
3. Tingkat tercapainya tujuan usaha 0,697 0,214 Valid
4. Tingkat jumlah produksi barang 0,757 0,214 Valid
Sumber: Hasil Pengolahan Data 2013
tahun terakhir yang bernilai 0,575 sehingga dapat ditafsirkan bahwa indeks korelasinya agak tinggi.
Hasil uji coba instrumen penelitian untuk variabel profitabilitas berdasarkan hasil perhitungan validitas item instrumen yang dilakukan dengan bantuan program SPSS 20.0 for windows menunjukkan bahwa item-item pertanyaan dalam kuesioner valid karena skor rhitung lebih besar jika dibandingkan
dengan rtabel yang bernilai 0,214. Untuk lebih rincinya dapat dilihat pada Tabel 3.7
berikut.
TABEL 3.7
HASIL PENGUJIAN VALIDITAS VARIABEL Z (PROFITABILITAS)
No. Pernyataan rhitung rtabel Ket.
Penjualan
1. Tingkat penjualan barang 0,427 0,214 Valid Kas
2. Tingkat ketersediaan kas 0,605 0,214 Valid
Modal
3. Peningkatan Modal 0,598 0,214 Valid
Jumlah Karyawan
4. Tingkat jumlah karyawan 0,628 0,214 Valid
Jumlah Cabang
5. Tingkat jumlah cabang 0,381 0,214 Valid
Sumber: Hasil Pengolahan Data 2013
peningkatan jumlah cabang yang bernilai 0,381 sehingga dapat ditafsirkan bahwa indeks korelasinya agak tidak tinggi.
3.2.6.2 Hasil Pengujian Reliabilitas
Uji realibilitas dilakukan untuk mendapatkan tingkat ketepatan alat pengumpulan data yang digunakan. Realibitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data, karena instrumen tersebut sudah baik. Instrument yang sudah dipercaya, yang realibel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Menurut Suharsimi Arikunto (2010:178) “Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk dapat digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik.
Reliabilitas menunjuk pada tingkat keterandalan sesuatu”. Sedangkan menurut
Sugiyono (2012:172) “Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan
data yang sama”.
k = Banyaknya butir pertanyaan atau butir soal
2
t
s
= Deviasi standar total2
s
b = Jumlah deviasi standar butirSedangkan rumus variansnya adalah:
Keputusan uji reliabilitas ditentukan dengan ketentuan sebagai berikut :
1) Jika koefisian internal seluruh item rhitung˃ rtabel dengan tingkat kesalahan 5%
maka item pertanyaan dikatakan reliabel.
2) Jika koefisian internal seluruh item rhitung≤ rtabel dengan tingkat kesalahan 5%
maka item pertanyaan dikatakan tidak reliabel.
Berdasarkan hasil pengujian reliabilitas instrumen yang dilakukan dengan bantuan program SPSS 20.0 for windows diketahui bahwa semua variabel
reliabel, hal ini disebabkan nilai rhitung lebih besar dibandingkan dengan nilai r tabel
yang bernilai 0,214 hal ini dapat dilihat dalam Tabel 3.8 berikut ini: TABEL 3.8
HASIL PENGUJIAN RELIABILITAS INSTRUMEN PENELITIAN No Variabel rhitung rtabel Keterangan
1 Strategi Bauran Pemasaran 0,455 0,214 Reliabel 2 Volume Penjualan 0,828 0,214 Reliabel 3 Profitabilitas 0,662 0,214 Reliabel Sumber: Hasil Pengolahan Data 2013
3.2.7 Rancangan Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis 3.2.7.1 Rancangan Analisis Deskriptif
Penelitian ini menggunakan dua jenis pendekatan, taitu analisis deskriptif dan analisis verifikatif. Menurut Sugiyono (2012:144) mengemukakan bahwa :
Analisis deskriptif dapat digunakan untuk mencari kuatnya hubungan antara variabel melalui analisis kolerasi dan membuat perbandingan dengan membandingkan rata-rata data sampel atau populasi tanpa perlu diuji signifikansinya.
Dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif untuk mendeskripsikan variabel penelitian, antara lain :
1. Analisis deskriptif tentang strategi bauran pemasaran yang terdiri dari produk, harga, lokasi dan promosi.
3. Analasis deskriptif tentang profitabilitas terdiri dari penjualan, kas, modal, jumlah karyawan dan jumlah cabang.
Untuk mengkategorikan hasil perhitungan, digunakan kriteria penafsiran yang diambil dari 0% sampai 100%. Penafsiran pengolahan data berdasarkan batas-batas disajikan dalam bentuk Tabel 3.9 sebagai berikut:
TABEL 3.9
KRITERIA PENAFSIRAN HASIL PERHITUNGAN RESPONDEN
NO KRITERIA
PENAFSIRAN KETERANGAN
1 0% Tidak Seorangpun
2 1% - 25% Sebagian Kecil 3 26% - 49% Hampir Setengahnya
4 50% Setengahnya
5 51% - 75% Sebagian Besar 6 76% -99% Hampir Seluruhnya
7 100% Seluruhnya
Sumber: Moch. Ali (1985: 184) 3.2.7.2 Rancangan Analisis Verfikatif
Teknik analisa data yang digunakan untuk melihat analisis strategi bauran pemasaran (X) terhadap volume penjualan (Y) dan profitabilitas (Z) yaitu menggunakan analisis regresi sederhana dan analisis korelasi karena penelitian ini menganalisis tiga variabel.
Analisis ini digunakan untuk menentukan besarnya pengaruh variabel bebas strategi bauran pemasaran (X) terhadap volume penjualan (Y) dan profitabilitas (Z), baik secara langsung maupun tidak langsung. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggambarkan struktur hipotesis di bawah ini:
X Y Z
GAMBAR 3.1
STRUKTUR HUBUNGAN KAUSAL ANTARA X dan Y Sumber: Sugiyono (2012:44)
Keterangan
X : Strategi bauran pemasaran Y : Volume penjualan
Z : Profitabilitas
ԑ : variabel residu : Hubungan kausalitas
Struktur hubungan di atas mengisyaratkan bahwa strategi bauran pemasaran berpengaruh positif terhadap volume penjualan dan volume penjualan berpengaruh positif terhadap profitabilitas.
1) Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk melihat apakah populasi berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan SPSS (Statistical Product and Service Solution). Untuk melihat apakah data berdistribusi normal atau tidak digunakan cara membaca interprestasi grafik yaitu data berdistribusi normal jika semua pencaran titik-titik yang diperoleh berada disekitar garis lurus. Untuk menguji normalitas data dengan SPSS, maka lakukan langkah-langkah berikut :
1. Entry data atau buka file data yang akan dianalisis
H1 : Sampel tidak berasal dari populasi berdistribusi normal
GAMBAR 3.2
OUTPUT UJI NORMALITAS
Dari Gambar 3.2 dapat dilihat bahwa titik-titik tersebar disekitar garis lurus, sehingga dapat disimpulkan semua populasi berdistribusi normal. Untuk menetapkan kenormalan, kriteria yang berlaku adalah sebagai berikut.
1. Tetapkan taraf signifikansi uji α = 0.05
2. Bandingkan α dengan taraf signifikansi yang diperoleh
3. Jika signifikansi yang diperoleh > α , maka sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal
4. Jika signifikansi yang diperoleh < α , maka sampel bukan berasal dari populasi yang berdistribusi normal
2) Analisis Regresi Linier Sederhana
Regresi sederhana didasarkan pada hubungan fungsional ataupun kausal satu variabel independen yaitu strategi bauran pemasaran, variabel intervening yaitu volume penjualan, dan dengan satu variabel dependen yaitu profitabilitas. Persamaan regresi sederhana X atas Y dan Y atas Z adalah sebagai berikut:
Sumber: Moh. Nazir (2011:463) Keterangan:
Z = profitabilitas Y = volume penjualan
X = strategi bauran pemasaran a = intersep
b = koefisien arah regresi
ԑ = variabel residu
Dimana:
3) Analisis Regresi Berganda
Jika parameter dari suatu hubungan fungsional antara satu variabel dependen dengan lebih dari suatu variabel ingin diestimasikan, maka analisis regresi yang dikerjakan berkenaan dengan regresi berganda (multiple regression). Rumus-rumus yang digunakan pun tidak lain dari pengembangan dari Rumus-rumus-Rumus-rumus yang di gunakan pada regresi sederhana. Persamaan regresi sederhana X atas Y dan Y atas Z adalah sebagai berikut:
Keterangan:
Y = volume penjualan Z = profitabilitas
X = strategi bauran pemasaran a = intersep
b = koefisien arah regresi
ԑ = variabel residu
Dimana:
4) Analisis Korelasi
Analisis korelasi bertujuan mencari derajat keeratan hubungan antara variabel yang diteliti. Hubungan variabel terdiri dari dua macam yaitu hubungan yang positif dan hubungan yang negatif. Ukuran yang dipakai untuk mengetahui kuat atau tidaknya hubungan antara X atas Y dan Y atas Z disebut koefisien korelasi (r) paling sedikit -1 dan paling besar 1 (-1<r<1) artinya jika:
r = 1, hubungan X dan Y sempurna dan positif (mendekati 1, hubungan sangat kuat dan positif).
r = -1, hubungan X dan Y sempurna dan negatif (mendekati -1, hubungan sangat kuat dan negatif).
r = 0, hubungan X dan Y lemah sekali dan tidak ada hubungan sama sekali.
Penentuan koefisien korelasi (r) dalam penelitian ini menggunakan koefisien korelasi Pearson’s Product Moment Coefficient of Correlation. Rumus dari analisis Korelasi Product Moment adalah:
Sumber: Sugiyono (2010:213) Keterangan:
r = Koefisien korelasi Koefisien korelasi antara variabel X dan Y, dua variabel yang dikorelasikan.
Besarnya koefisien korelasi diinterpretasikan dengan menggunakan Tabel 3.10 di bawah ini :
TABEL 3.10
PEDOMAN UNTUK MEMBERIKAN INTERPRETASI KOEFISIEN KORELASI
Besarnya Koefisien Klasifikasi 0,000 - 0,199 Sangat Rendah 0,200 - 0,399 Rendah 0,400 - 0,599 Sedang 0,600 - 0,799 Kuat 0,800 - 1,000 Sangat Kuat Sumber : Sugiyono (2012:250)
5) Koefisien Determinasi (r2)
Koefisien determinasi digunakan untuk menunjukan seberapa besar pengaruh antara kedua variabel yang diteliti, maka dihitung koefisien determinasi (Kd) dengan asumsi faktor-faktor lain diluar variabel dianggap konstan/tetap (cateris paribus). Adapun rumusnya sebagai berikut:
KD = r ² x 100 % (Sugiyono, 2012: 210) Keterangan :
∑ ∑ ∑
KD = koefisien determinasi r = koefisien korelasi
Nilai koefisien determinasi berada pada rentang 0 R 1 jika R mendekati satu, maka kontribusi tes formatif terhadap tes submatif semakin besar, sedangkan jika nilai koefisien R mendekati 0 maka semakin kecil kontribusi tes formatif yang diberikan terhadap perolehan skor tes submatif. Berikut nilai interprestasi koefisien determinasi Sugiyono (2012:214) adalah sebagai berikut :
TABEL 3.11
PEDOMAN UNTUK MEMBERIKAN DETERMINASI KOEFISIEN DETERMINASI
Interval Koefisien Hubungan 0 – 19,99% Sangat rendah 20 – 39,99% Rendah 40 – 59,99% Sedang 60 – 79,99% Kuat
80 – 100% Sangat kuat Sumber: Sugiyono (2012:214)
3.2.8 Uji Hipotesis 3.2.8.1 Uji F
Riduwan (2012:117) uji F digunakan pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat.
Langkah-langkah pengujiannya adalah sebagai berikut : 1. Derajat kepercayaan = 5 %
2. Derajat kebebasan f tabel ( α, k, n-k-1 )
k = jumlah variabel bebas n = jumlah sampel
3. Menentukan kriteria pengujian Ho ditolak apabila f hitung > f tabel Ha ditolak apabila f hitung < f tabel 4. Menentukan f dengan rumus:
f = R2 / k
( 1 - R2 ) / ( n – k – 1 ) Dimana:
R2 = koefisien determinan berganda n = jumlah sampel
k = jumlah variabel bebas Kesimpulan :
Apabila f hitung < f tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak ada pengaruh secara simultan.
Apabila f hitung > f tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya ada pengaruh secara simultan.
3.2.8.2 Uji t
Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel
penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel
dependen. Langkah – langkah pengujiannya adalah sebagai berikut :
Ho : bi = 0 ,berarti variabel independen bukan merupakan variabel penjelas
yang signifikan terhadap variabel dependen.
Ha : bi ≠ 0 ,berarti variabel tersebut merupakan penjelas yang signifikan
terhadap variabel dependen.
2. Level of significant
Sampel 100 orang, maka t tabel = t ( α = 0,05 )
3. Menentukan kriteria pengujian
H0 gagal ditolak apabila t hitung < t tabel
H1 ditolak apabila t hitung > t tabel
2. Tes Statistik
√ √
Sugiyono (2012:184) Keterangan :
t = distribusi student
r = koefisien kolerasi Product Moment n = banyaknya data
Kriteria pengambilan keputusan untuk hipotesis yang diajukan adalah : 1) Jika , maka diterima dan ditolak
2) Jika , maka ditolak dan diterima.