• Tidak ada hasil yang ditemukan

Redesain Museum Siwalima Sebagai Museum Sejarah Pergerakan Maluku.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Redesain Museum Siwalima Sebagai Museum Sejarah Pergerakan Maluku."

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

ii ABSTRAK

Historical Museum of Moluccas Movement merupakan suatu rancangan untuk tujuan studi, pendidikan, dan rekreasi. Perancangan Museum ini bertujuan agar pengunjung berkesan dan mampu mengingat segala informasi sejarah yang museum berikan. Konsep ruangan yang dinamis dengan storyline ruang koleksi yang mengikuti era suatu jaman dan dilengkapi dengan teknologi, diharapkan mempermudah pengunjung untuk mendapatkan informasi dengan jelas tentang perjalanan sejarah Maluku.

Fasilitas-fasilitas tambahan pada Museum Sejarah Maluku seperti cafe, giftshop, perpustakaan dan fasilitas kantor lainnya dibuat, sehingga pengunjung dan pengelola merasa lebih nyaman dan senang saat berada di area Museum.

(2)

iii ABSTRACT

Historical Museum of the Moluccas Movement is a design for the purpose of study, education, and recreation. The museum design is intend that museum visitors impressed and be able to remember any historical information had been given by the museum. The concept of dynamic space with the storyline collection which follows of space-time in the era equipped with a technology is expected to facilitate the visitors to get clearly information about the history of Maluku.

Additional facilities at the Historical Museum of Moluccas such as café, gift shop, libraries, and other office facilities are made to make visitors and managers feel more comfortable and enjoyable while in the museum area.

(3)

vi DAFTAR ISI

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABLE ... ix

DAFTAR GAMBAR ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 4

1.3 Rumusan Masalah ... 4

1.4 Gagasan / ide pokok ... 5

1.5 Tujuan Perancangan ... 5

1.6 Manfaat Perancangan ... 6

1.7 Batasan Masalah ... 7

1.8 Sistimatika Penulisan... 8

BAB II LANDASAN PERANCANGAN ... 9

2.1 Museum ... 9

2.1.1 Fungsi Museum ... 11

2.1.2 Jenis Museum ... 12

2.2 Tinjauan user ... 15

2.3 Aktivitas manusia ... 16

(4)

vii

2.5 Teknik Penyajian ... 18

2.6 Prinsip Tata Pamer ... 21

2.7 Lingkup Pengunjung ... 23

2.8 Kenyamanan ... 23

2.9 Keamanan ... 27

2.10 Penghawaan ... 29

2.11 Pencahayaan... 30

2.12 Furniture... 34

2.13 Sign Sistem ... 36

2.14 Maluku ... 36

2.15 Pengenalan Tema ... 41

2.15.1 Pengertian Movement dan History ... 42

2.15.2 Sifat Movement in History ... 42

2.16 Study Banding... 43

2.16.1 Land Transport Gallery ... 43

2.16.2 Museum Samudra raksa Candi Borobudur ... 45

2.16.3 Museum Bahari ... 46

2.16.4 Anjungan Maluku Taman Mini Indonesia ... 48

BAB III DESKRIPSI PROYEK ... 52

3.1 Deskripsi Proyek ... 52

3.2 Makna dan Tujuan ... 52

3.3 Tinjauan Lokasi ... 53

(5)

viii

3.3.2 Mikro ... 56

3.3.3 Analisis Bangunan ... 61

3.4 Tinjauan karya ... 63

3.1 Program Perancangan ... 67

3.2 Zoning Blocking... 71

3.3 Hubungan antar Ruang ... 73

BAB IV PERANCANGAN ... 74

4.1 Konsep Desain Interior ... 74

4.2 Konsep Display dan Penataan Koleksi ... 76

4.3 Konsep Storyline ... 77

4.4 Konsep Sirkulasi ... 79

4.5 Konsep Warna ... 81

4.6 Konsep Pencahayaan ... 82

4.7 Konsep suasana ... 83

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 97

DAFTAR PUSTAKA ... 98

BIODATA PENULIS ... 100

(6)

ix

DAFTAR TABLE

Tabel III-1 Konsep Warna ... 67

Tabel IV-1 Storyline Museum ... 77

Tabel IV-2 Konsep warna ruang ... 81

Tabel IV-3 Karakter suasana jaman kerajaan ... 83

Tabel IV-4 Karakter Suasana jaman pra kemerdekaan ... 84

Tabel IV-5 karakter suasana jaman pasca kemerdekaan... 92

Tabel IV-6 karakter suasana jaman kerusuhan ... 94

Tabel IV-7 Karakter suasana jaman perdamaian ... 95

DAFTAR GAMBAR Gambar II-1 Struktur Organisasi Museum ... 15

Gambar II-2 Daerah Visual ... 18

Gambar II-3 Pergerakan kepala ... 19

Gambar II-4 Dimensi Struktural Tubuh Manusia ... 19

Gambar II-5 Perbandingan Pada Posisi berdiri dan duduk ... 20

Gambar II-6 Penentuan jarak untuk display... 20

Gambar II-7 Jarak pandang dan lebar display... 20

Gambar II-8 Jarak aman antara koleksi dengan pengamat ... 21

Gambar II-9 Ruangan the Denver Art Museum ... 21

Gambar II-10 Jarak pandang ideal mata manusia ... 24

Gambar II-11 Informasi koleksi ... 24

(7)

x

Gambar II-13 Sirkulasi pergerakan ... 26

Gambar II-14 Pengunjung menggunakan alat bantu ... 26

Gambar II-15 Ruang audio visual ... 27

Gambar II-16 CCTV ... 28

Gambar II-17 Sistem keamanan untuk koleksi ... 28

Gambar II-18 Contoh AC window ... 29

Gambar II-19 Contoh AC central ... 30

Gambar II-20 Contoh AC split ... 30

Gambar II-21 Pencahayaan Alami ... 31

Gambar II-22 Pencahayaan Merata Buatan Dalam Ruang ... 32

Gambar II-23 . Pencahayaan Terfokus Buatan Dalam Ruang ... Gambar II-24 Jarak dan sudut pandang pengamat ... 35

Gambar II-25 vitrine dinding ... 35

Gambar II-26 vitrine tengah ... 35

Gambar II-27 vitrine sudut ... 36

Gambar II-28 System pintu otomatis ... 44

Gambar II-29 tipografi dan signing system ... 44

Gambar II-30 Ruang Visual ... 45

Gambar II-31 Ruangan Museum Kapal ... 46

Gambar II-32 Suasana di ruang koleksi ... 48

Gambar II-33 Gedung Baileo Taman Mini ... 48

Gambar II-34 Area Pameran didalam gedung Anjungan Maluku TMII... 50

(8)

xi

Gambar III-2 Akses jalan raya ... 54

Gambar III-3 Gerbang pintu masuk area Museum ... 54

Gambar III-4 Bangunan di sekitar Museum Siwalima ... 55

Gambar III-5 Kondisi jalan ... 55

Gambar III-6 Site Plan ... 56

Gambar III-7 Tampak depan gedung pertemuan ... 56

Gambar III-8 Tampak depan antara gedung Museum dan Gudang Koleksi ... 57

Gambar III-9 Kantor Tata usaha ... 57

Gambar III-10 Tampak depan gedung Museum ... 58

Gambar III-11 Perpustakaan ... 58

Gambar III-12 Akses menuju gedung pertemuan ... 59

Gambar III-13 Gambar Denah Lantai 1 ... 62

Gambar III-14 Gambar ruangan lantai 1 ... 62

Gambar III-15 Gambar Denah Lantai 2 ... 63

Gambar III-16 Visual pada ruangan ... 66

Gambar III-17 Visual pada ruangan ... 66

Gambar III-18 Konsep bentuk ... 67

Gambar III-19 Sirkulasi ... Gambar III-20 Pencahayaan buatan dan alami ... 69

Gambar III-21 Konsep pola ... 70

Gambar III-22 Pengamanan area display ... 70

Gambar III-23 Tempat duduk ... 71

(9)

xii

Gambar III-25 Zoning Blocking ... 72

Gambar IV-1 Area Lobby... 80

Gambar IV-2 Area Lobby... 80

Gambar IV-3 Receptionist... 81

Gambar IV-4 View di area perdagangan rempah-rempah ... 83

Gambar IV-5 Ruang perlawanan ... 85

Gambar IV-6 Panel Pergerakan Rakyat ... 86

Gambar IV-7 Area Theater ... 86

Gambar IV-8 Dinding Acoustic ... 87

Gambar IV-9 ruang photo booth... 88

Gambar IV-10 Show window Patimura dan Christina ... 88

Gambar IV-11 Multimedia area Jepang ... 89

Gambar IV-12 Area RMS ... 90

Gambar IV-13 Show window area RMS ... 91

Gambar IV-14 Bangku ... 91

Gambar IV-15 Area Pasca kemerdekaan ... 92

Gambar IV-16 Konsep ruangan pasca kemerdekaan ... 93

Gambar IV-17 Inspirasi bentuk ceiling kain ... 93

Gambar IV-18 Inspirasi dinding gradasi ... 94

Gambar IV-19 Area kerusuhan ... 95

(10)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

(11)

2

Di Ambon terdapat sebuah museum yang bernama Museum Siwalima yang merupakan Museum umum yang di dalamnya terdapat koleksi peninggalan biota laut, sejarah, seni dan budaya yang ada di Maluku. Museum Siwalima adalah satu-satunya museum dimana menjadi tempat penyimpanan benda-benda bersejarah tentang Maluku, mencakup rumah adat, pakaian adat dan pakaian tradisional, senjata, uang kuno, guci, alat musik, dan piring porselen peninggalan zaman Jepang, juga terdapat gua tiruan yang menggambarkan suku tradisional Maluku zaman dulu. Maluku sendiri adalah sebagai salah satu wilayah Indonesia bagian timur memiliki kultur budaya yang berbeda dengan daerah-daerah wilayah lain yang ada di Indonesia.

Budaya adalah aset yang telah tertanam dalam kehidupan bersama masyarakat Maluku dimana salah satu nilai yang terkandung dalam instrumen pelaksanaannya meliputi: Pela-Gandong yakni kehidupan bersama dalam komunitas agama yang berbeda dari dua atau tiga desa yang berbeda dalam hubungan kekerabatan, Makan Patita atau makan bersama dalam kelompok masyarakat dalam komunitas yang banyak, menggambarkan hubungan kekerabatan dalam masyarakat Maluku sangat erat dan terpelihara dalam budaya yang dimiliki masyarakat Maluku. Dalam perjalanan sejarah dan lingkup geografi budaya, wilayah Maluku secara umum berada pada lingkungan kebudayaan gotong royong dan sebagai kebudayaan daerah yang menunjang pembangunan kebudayaan Nasional. Peninggalan budaya yang bernilai tinggi banyak tersebar dikawasan kepulauan Maluku, baik yang hampir punah maupun yang masih berkembang hingga kini.

(12)

3

Strata susunan masyarakat yang menghormati dan menghargai perbedaan dalam kehidupan bersama tahun 1999 diperhadapkan oleh permasalahan ancaman terhadap kehidupan bersama dengan adanya konflik panjang tahun 1999 sampai dengan 2004 yang mengarah pada isu SARA bukan hanya melibatkan dan mengancam integritas masyarakat Maluku tetapi juga masyarakat Indonesia secara keseluruhan. Dalam garis perkembangannya tidak sedikit pengaruh luar yang masuk. Hal ini disebabkan wilayah kepulauan Maluku pada posisi yang strategis dari berbagai aspek mobilitas penduduk yang cukup tinggi.

Pengaruh budaya luar cenderung mempercepat proses kepunahan budaya asli Maluku. Kekhawatiran terhadap ancaman erosi budaya di kepulauan Maluku, maka Pemerintah mengambil kebijakan untuk menerapkan dalam pendidikan formal pada dasarnya dilandasi oleh kenyataan bawah Indonesia memiliki beraneka ragam adat istiadat kesenian, tata cara, tata karma, pergaulan, bahasa, dan pola kehidupan yang diwariskan secara turun temurun dari nenek moyang terutama pada daerah kepulauan Maluku. Hal tersebut tentunya perlu dilestarikan dan di kembangkan agar masyarakat tidak kehilangan harta sejarah bagi daerah Maluku sendiri.

(13)

4

merupakan isi dari museum tersebut hanya merupakan etalase, menjadikan visual yang kurang menarik. Pemandu pun kurang melakukan perannya dengan baik, sehingga ilmu yang terdapat di dalam museum kurang begitu dimengerti. Sebagian besar dari pengunjung terutama pelajar sekolah dasar lupa akan ilmu–ilmu yang terdapat di museum, karena terdapat perbedaan kondisi ideal dan kondisi saat ini, diperlukan pemecahan masalah agar informasi yang terdapat di dalam museum dapat disampaikan dengan baik dan menyenangkan.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut:

 Pengunjung khususnya para pelajar hanya senang melihat tanpa memahami makna benda bersejarah yang ada di museum.

 Beberapa dari pengunjung Museum Siwalima merasa bosan saat mendatangi museum.

 Pengunjung lupa akan ilmu yang ada di dalam museum setelah keluar dari museum.

 Tidak ada media yang membantu mengingatkan para pengunjung mengenai benda–benda yang terdapat di museum

Isi yang disajikan hanya merupakan pajangan atau etalase tanpa visual yang menarik.

1.3 Rumusan Masalah

(14)

5

mengingatkan benda - benda dan peristiwa bersejarah yang terdapat di Museum Siwalima dengan cara lebih interaktif dan sesuai dengan perkembangan teknologi saat ini kepada para pengunjung.”

1.4 Gagasan / ide pokok

Adapun gagasan/ide pokok dari perancangan ini yang merupakan ide – ide pokok dalam perancangan ini adalah:

 Menjadikan tempat untuk melestarikan budaya Maluku  Membuat museum budaya yang tidak membosankan  Museum sebagai tempat pembelajaran dan pariwisata

 Membuat fasilitas-fasilitas pendukung bagi museum itu sendiri

1.5 Tujuan Perancangan

Museum adalah suatu tempat yang menyimpan benda-benda bersejarah yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan pembelajaran dan pariwisata. Apresiasi masyarakat terhadap museum masih dirasakan kurang, kemungkinan tingkat pemahaman mereka tentang museum masih kurang. Museum Siwalima merupakan museum umum yang di dalamnya terdapat koleksi penyimpanan peninggalan-peninggalan bersejarah serta budaya tentang Maluku serta membuat fasilitas bagi pekerja. Adapula tujuan perancangan sebagai berikut:

 Menciptakan interior museum yang nyaman termasuk di dalamnya berupa sistimatika/ urutan/ story line yang diterapkan dalam penyajian teknik.

 Membuat ruangan interaktif agar pengunjung tidak jenuh dan lebih menarik

(15)

6

 Membuat suasana ruangan pameran yang dinamis mengikuti suasana atau kondisi jaman pergerakan mulai dari masa awal kedatangan pedagang bangsa arab di jaman perdagangan rempah-rempah, masa pra kemerdekaan, pasca kemerdekaan, kerusuhan, hingga jaman perdamaian saat ini, dan menampilkan tokoh-tokoh asal Maluku yang telah melakukan pencapaian yang membanggakan Indonesia

 Membuat museum yang mencerminkan karakter budaya Maluku.  Memfasilitasi pengunjung dengan Commercial Area dan bagian Non

Commercial Area. Commercial Area meliputi cafe, dan gift shop. Sedangkan pada Non Commercial Area adalah perpustakaan dan area museum.

 Memfasilitasi pengelola dengan dibuat area office untuk tata usaha, pengelola koleksi, dan penyimpanan koleksi. Area museum juga dilengkapi dengan gudang penyimpanan koleksi, serta ruang rapat bagi pengelola museum.

1.6 Manfaat Perancangan

 Bagi perancang :

1. Lebih mengenali lebih dalam manfaat dan fungsi dari museum dan sejarah Maluku

2. Dapat melestarikan Budaya Maluku.

 Bagi masyarakat :

1. Dapat mengenali lebih dalam manfaat dan fungsi dari museum 2. Informasi dapat disampaikan dengan menyenangkan, melalui audio

(16)

7

3. Para pengunjung khususnya para pelajar sekolah dasar dapat mengingat benda–benda bersejarah yang ada di Museum Siwalima dengan cara yang interaktif serta memfasilitasi pengunjung dengan fasilitas-fasilitas pendukung

4. Membuat pengunjung agar lebih mudah mencari informasi

1.7 Batasan Masalah

Adapun penulisan dalam perancangan ini dibatasi oleh beberapa aspek yakni:

Batasan wilayah

Batasan wilayah dalam perancangan ini adalah kota Ambon. Perancangan Interior museum budaya Maluku ini didesain di atas area museum tepatnya di Jln. Dr. Malaihollo Taman Makmur Ambon. Batasan wilayah di Ambon, karena perancangan museum dengan tema Sejarah dan Budaya Maluku sebagai budaya lokal dari daerah itu sendiri.

Batasan subjek

Yang menjadi batasan subjek dalam perancangan ini adalah para pelajar untuk kepentingan pembelajaran, dan wisatawan sebagai tempat pariwisata.

Batasan objek

(17)

8 1.8 Sistimatika Penulisan

Bab I merupakan pendahuluan yang berisi tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan masalah, gagasan proyek mengenai desain serta konsep yang akan diterapkan pada desain tujuan perancangan sebagai jawaban dari identifikasi masalah, manfaat perancangan, batasan rancangan dan sistimatika penulisan dalam penyusunan laporan Tugas Akhir ini.

Bab II berisi teori-teori yang relevan berhubungan dengan museum, beserta teori-teori pendukung yang didapat dari berbagai sumber melalui studi literatur dan juga media internet.

Bab III merupakan penjabaran rancangan yang berisi identifikasi objek tentang fasilitas, fungsi, serta user. Selain itu juga berisi uraian tema dan konsep desain dari sejarah dan budaya dari daerah Maluku yang akan dijelaskan secara terperinci, juga terdapat site dan building.

Bab IV merupakan perancangan desain interior yang berisi tentang aplikasi konsep pada desain perancangan.

(18)

97 BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

 Simpulan

Museum yang dirancang mengikuti storyline suatu zaman dengan menciptakan suasana sesuai dengan kondisi atau keadaan suatu zaman, dapat membawa pengunjung ikut merasakan dan membuat pengunjung lebih memahami makna dari informasi yang diberikan.

 Konsep ruangan museum yang dinamis, dapat membuat pengunjung tidak merasa bosan saat berada di dalam museum.

 Membuat museum yang dilengkapi dengan diorama, ruangan interaktif, dan visual yang menarik, dapat mempermudah pengunjung untuk memahami informasi yang diberikan.

 Informasi dan peninggalan jaman dulu dapat dikemas secara modern dengan penggunaan teknologi masa kini pada museum, dapat merubah pandangan orang tentang museum dan dapat menjadikan museum sebagai tempat pembelajaran yang baru yang mudah dipahami.

 Saran

(19)

98

DAFTAR PUSTAKA

 Buku:

Direktorat Jenderal Pariwisata. 2002. Pengantar Pariwisata Indonesia. Jakarta : Departemen Pendidikan dan kebudayaan

Hooper Eilen - Gteenhiil (1994). Museum and Gallery Education. Leicester, London and New York.

Karlen Mark - Benya James. 2004. Dasar-dasar Desain Pencahayaan. Diterjemahkan oleh : Ir. Diana Rumagit. Penerbit Erlangga.

Kebudayaan dan Pariwisata Propinsi Maluku (2010). Maluku dahulu, hari ini dan esok

Mangunwijaya, Y.B. 2000. Pengantar Fisika Bangunan. Jakarta :Penerbit Djambatan

.

Manurung, Parmonangan. 2009. Desain Pencahayaan Arsitektural. Yogyakarta : Penerbit Andi

Neufert, Ernst. 2002. Data Arsitek- Jilid 1 - Edisi 33. Jakarta : Erlangga.

Neufert, Ernst. 2002. Data Arsitek- Jilid 2 - Edisi 33. Jakarta : Erlangga

Nurmianto Eko. 1998. Ergonomi Konsep Dasar Dan Aplikasinya. Surabaya: Guna Widya. Nevile, Stanton. 2004. Hand Book.

(20)

99

Poesponegoro Marwati Djoined. 2008. Sejarah Nasional Indonesia III. Jakarta: Balai Pustaka.

Proyek Pembinaan Permuseuman Maluku (2010). Guide Book Museum Siwalima.

 Website:

Indonesia's Official Tourism Website (2012) Informasi lengkap seputar Maluku. From: www.indonesia.travel.diakses 23 Agustus 2013

Museum Siwalima (2012). Seluk Beluk Maluku. From:

http://siwalima.atspace.com diakses 27 November 2013

Situs resmi pemerintah provinsi (2012). Sejarah Maluku . From http://www.Malukuprov.go.id diakses 06 Desember 2012

 Skripsi

Azahri Fuzi, 2011, “Perancangan Museum”. Program Sarjana. Sains Dan

Referensi

Dokumen terkait

Saya yang bertandatangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul : “Mekanisme Audit oleh Satuan Pengawasan Intern Marketing & Trading

Video sama juga seperti film, Azhar Arsyad ( 2009 : 49 ) menyatakan video dapat menggambarkan suatu objek yang bergerak bersama-sama dengan suara yang alamiah dan suara yang

Berkaitan dengan hal di atas, maka tujuan penelitian ini antara lain mendeskripsikan kondisi persepsi modal sosial (social capital) yang dimiliki kelompok tani

Penelitian lain yang juga sejalan dengan penelitian ini yaitu penelitian yang dilakukan oleh pada tahun 2014 di Wilayah Kerja Puskesmas Antang Makassar yang

Upaya yang dilakukan guru ini diwujudkan dengan selalu meminta siswa untuk bertanya saat guru selesai menjelaskan materi, kesempatan yang diberikan ini tidak

Dari hasil wawancara ketiga informan didapati inti dari Market Review dari masing-masing informan diatas bahwa Jatiluwih telah melakukan Market Review yaitu

Sebagai bangunan yang komersial sebuah stadion sedapat mungkin untuk mudah dicapai dan dikenali olch pengunjung, schingga pemilihan site pada jalur ringroad utara ini

Pelayanan yang dilakukan juga harus pada batas-batas yang dibolehkan oleh syariah, yaitu tidak menjurus pada khalwat (bercampurnya antara pria dan wanita yang