ABSTRAK
Laporan Tugas Akhir ini menjelaskan tentang perancangan Sekolah Masak dan Kuliner untuk Anak-anak usia 8-12 tahun yang terletak di Bandung dengan memakai konsep Paprika dan tema The Different of Coocking Colour. Konsep Paprika diambil berdasarkan karakter anak-anak yang ceria, senang bergerak sehingga membutuhkan warna-warna yang colourful dan cerah. Paprika juga memiliki banyak warna, karakter luar dan dalam yang berbeda juga aneka rasa menghubungkan dengan kebiasaan, pengalaman dan hasil memasak yang berbeda juga diantara anak-anak.
Perancangan ini diharapkan dapat menggambarkan sebuah sekolah yang berbeda dari sekolah pada umumnya. Sekolah ini lebih mengedepankan tentang kenyamanan dan kebebasan anak-anak ketika belajar agar mereka tidak jenuh setelah melakukan kegiatan akademik di sekolah formal. Konsep Paprika ini terasa di semua area, karena hampir seluruh area dikunjungi dan digunakan oleh anak-anak, dimana anak-anak menjadi user utama dalam perancangan sekolah masak ini.
Konsep Paprika ini dapat diperlihatkan melalui warna, bentukan dan material yang dipilih dengan tetap mempertahankan kenyamanan ergonomi antara ergonomi anak dan orang dewasa juga kebutuhan lainnya untuk memenuhi persyaratan sebuah sekolah. Ada kendala dalam perancangan sekolah masak ini mulai dari lebar dan panjang bangunan, kolom juga kiri kanan dan belakang bangunan adalah bangunan tetangga dimana harus ada pertimbangan agar tidak mengganggu kenyamanan di luar dan di dalam bangunan. Dari semuanya itu penulis mencoba mencari pemecahan masalahnya dan sudah termasuk berhasil menemukan solusi permasalahan untuk perancangan sekolah masak ini.
Kata kunci :
Anak-anak, sekolah, memasak, paprika.
ABSTRACT
This final report describes the design and Culinary Cooking School for Children aged 8-12 years are located in Bandung with Paprika and themes using the concept The Different of Coocking Colour. Paprika concept taken based on the character of the children were cheerful , happy moving so need the colors are colorful and bright . Paprika also have many colors , the characters in different outdoor and also various flavors connects with habits , experiences, and different cooks also among the children.
This design is expected to describe a school different from the school in general . The school emphasizes on comfort and freedom of the children when learning so that they are not saturated after the academic activities in the formal school . Paprika concept is felt in all areas , because almost all areas visited and used by the children , where children become the primary user in the design of the cooking school.
Paprika concept can be demonstrated by color and material selected formation while maintaining the ergonomic comfort of the ergonomic children and other adults also need to meet the requirements of a school . There are constraints in the design of the cooking school from the width and length of the building, columns also left right and rear of the building is the neighboring building where there should be a consideration so as not to interfere with outside and inside the building . Of all the authors try to seek a solution to the problem and already includes managed to find solutions to the design problems of the cooking school .
Keywords :
Children, school, cooking, paprika.
DAFTAR ISI
COVER ……….…. i
LEMBAR PENGESAHAN ……….. ii
PERNYATAAN ORISINALITAS LAPORAN ……….. iii
PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN……….. iv
KATA PENGANTAR……… v
BAB II STUDI LITERATUR 2.1 Pengertian Karakter Anak ……… 6
2.1.1 Bentuk-Bentuk Karakter Anak ……… 7
2.1.2 Faktor yang Mempengaruhi Kecerdasan Anak…..………. 8
2.1.3 Mengembangkan Kecerdasan Anak……… 9
2.1.4 Aplikasi Pemenuhan Kebutuhan Anak di Sekolah………. 10
2.2 Data-Data yang Berhubungan dengan Memasak 2.2.1 Dapur ………. 11
2.2.1.1 Tipe-tipe Kitchen Set ……… 12
2.2.1.2 Ergonomi Dapur ………. 15
2.2.1.3 Strktur dan Tata Letak Dapur ………. 16
2.2.1.4 Peralatan dan Perlengkapan Dapur ………. 17
BAB III DESKRIPSI PERANCANGAN 3.1 Deskripsi Proyek ………. 24
3.2 Tinjauan Lokasi 3.2.1 Tinjauan Makro ………. 26
3.8 Hubungan Antar Ruang 3.8.1 Bubble Diagram ………. 40
3.9 Pembagian Ruang 3.9.1 Zoning ……… . 41
3.9.2 Blocking ………. 42
3.10 Tema dan Konsep ………... 44
3.10.1 Konsep Warna ………... 45
3.10.2 Konsep Bentuk ……….……. 45
3.10.3 Konsep Sirkulasi ……… 45
3.10.4 Konsep Akustik ……… 46
3.10.5 Konsep Pencahayaan ……… 46
3.10.6 Konsep Penghawaan ……… 46
3.10.7 Konsep Skala ……… 46
3.10.8 Konsep Furniture ……….. 47
3.10.9 Konsep Material ……… 47
3.11 Karakter, Gaya dan Suasana Ruang ………... 50
BAB IV PERANCANGAN INTERIOR SEKOLAH MASAK DI BANDUNG DENGAN KONSEP PAPRIKA 4.1 Perancangan Umum ………. 52
4.2 Perancangan Khusus ……… 55
4.2.1 Ruang Demo, Ruang Praktik dan Ruang Kelas ………. 55
4.2.2 Kantor Guru, Resepsionis, Meeting Room, Lobby dan Administrasi 57 4.2.3 Café dan Market ………... 59
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ……….. 61
5.2 Saran ………. 63
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Penerapan Prinsip Segitiga Dapur Gambar 2.2 Kitchen set bentuk I
Gambar 2.3 Kitchen set bentuk Koridor Gambar 2.4 Kitchen set bentuk U Gambar 2.5 Kitchen set bentuk L Gambar 2.6 Kitchen set bentuk G Gambar 2.7 Kitchen set bentuk Island Gambar 2.8 Lobby
Gambar 2.9. Perpustakaan Gambar 2.10 Mini Market Gambar 2.11 Kantin
Gambar 2.11 Ruang Kantor Gambar 3.1 Tinjauan Lokasi Gambar 3.2 Site Plan
Gambar 3.3 Demo Room Gambar 3.4 Pratical Room
Gambar 3.5 Bubble Diagram lantai dasar Gambar 3.6 Bubble Diagram lantai satu-tiga
Gambar 3.7 Bubble Diagram bangunan depan, lantai dasar dan mezzanine Gambar 3.8 Zoning Lt Dasar
Gambar 3.9 Zoning Lt 1-3
Gambar 3.10 Zoning Lt Dasar Bangunan Depan Gambar 3.11 Zoning Lt Mezzanine
Gambar 3.12 Blocking Lt Dasar Gambar 3.13 Blocking Lt 1-3
Gambar 3.14 Blocking Lt Dasar Bangunan Depan Gambar 3.15 Blocking Lt Mezzanine
Gambar 3.16 Parika Gambar 3.17 Warna
Gambar 4.1 General Building Lay-out Ground Floor Gambar 4.2 General Building Lay-out 1-3 Floor
Gambar 4.3 General Building Lay-out Ground Floor front area Gambar 4.4 General Building Lay-out mezzanine floor front area Gambar 4.5 Furniture Lay - out Demo and Practice room
Gambar 4.6 Ceiling plan - Demo and Practice room Gambar 4.7 Tampak Potongan- Demo and Practice room
Gambar 4.8 Furniture Lay - out Kantor Guru, Resepsionis, meeting room dan Administrasi
Gambar 4.9 Ceiling plan - Kantor Guru, Resepsionis, meeting room dan Administrasi
Gambar 4.10 Tampak Potongan- Kantor Guru, Resepsionis, meeting room dan Administrasi
Gambar 4.11 Furniture Lay - out Café and Market Gambar 4.12 Ceiling plan – Café and Market Gambar 4.13 Partisi
Gambar 4.14 Partisi Sling Baja
Gambar 4.15 Tampak Potongan- Café and Market
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Program Kebutuhan Ruang untuk Murid Tabel 3.2 Program Kebutuhan Ruang untuk Pengajar Tabel 3.3 Program Kebutuhan Ruang untuk Orangtua
Tabel 3.4 Program Kebutuhan Ruang untuk Karyawan Administrasi Tabel 3.5 Program Kebutuhan Ruang untuk Petugas Service
Tabel 3.6 Program Kebutuhan Ruang untuk Petugas Keamanan Tabel 3.7 Program Kebutuhan Ruang untuk Manager
Tabel 3.8 Program Perancangan Kebutuhan Ruang Tabel 3.9 Material Lantai
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Memasak adalah kegiatan yang sudah menjadi kebiasaan dan gaya hidup
sehari hari. Mendengar kata masak pasti selalu identik dengan dunia wanita, tetapi
pendapat itu sekarang terpatahkan karena kaum pria pun kini mulai menggemari
dan menekuni profesi ini. Dewasa ini memasak sudah mengalami perkembangan,
tidak hanya menjadi sebuah hobi, bahkan menjadi sebuah pekerjaan dan peluang
usaha.
Memasak berarti membuat makanan. Makanan yang telah tersaji tidak
terlepas dari siapa yang berhasil dan sukses membuat makanan yang kita nikmati
tersebut. Orang yang berada di belakang inilah yang biasa disebut dengan chef
atau juru masak. Chef, kata yang berasal dari bahasa perancis ini merupakan
pekerjaan yang cukup menjanjikan bagi sebagian besar orang dan tentunya untuk
menjadi seorang chef, seseorang harus belajar dahulu secara informal maupun
formal.
Kegiatan memasak sekarang ini tidak hanya bisa dilakukan oleh orang
dewasa, tapi kini mulai digemari oleh anak-anak dan tentunya dalam pengawasan
orang tua mereka. Permasalahan yang muncul sekarang adalah tidak semua orang
tua setuju dan mempercayai anaknya seorang diri untuk berada di dapur. Banyak
anak-anak yang ingin mencoba membantu orangtua mereka memasak di dapur,
namun hal ini malah membuat orang tua merasa risih karena takut keadaan dapur
mereka kotor dan berantakan juga kecelakaan lainnya yang tidak terduga.
Bandung adalah salah satu kota besar yang terkenal dengan kuliner
makanan. Fasilitas dalam bidang kuliner di Bandung sudah sangat banyak, akan
tetapi sekolah masak untuk mewadahi anak-anak di Bandung sangat terbatas.
Melihat banyak alasan dan permasalahan yang timbul, maka dibutuhkan satu
sarana yang dapat membuat anak-anak mengapresiasikan rasa dan keingintahuan
mereka tentang memasak.
Sekolah ini menjadi sarana dimana anak-anak bisa dengan bebas
melakukan kegiatan yang dapat membantu meningkatkan kemandirian, keahlian,
tanggung jawab dan kreativitas mereka sejak dini. Memang tidak jauh berbeda
dengan di rumah, hanya saja disini orangtua tidak perlu khawatir lagi pada
anak-anak mereka yang ingin mencoba sendiri karena sama dengan sekolah pada
umumnya, sekolah memasak ini menyediakan orang-orang dewasa yang siap
menjaga dan menemani anak-anak selama kegiatan pendidikan berlangsung.
Dari beberapa alasan di atas maka penulis mencoba merancang sebuah
sarana yang dapat menampung kegiatan tersebut di atas. Dengan batasan,
mengetahui perancangan sekolah masak untuk anak-anak usia 8 tahun - 12 tahun,
karena di Bandung sebagai kota kuliner belum ada sekolah memasak yang
lengkap untuk menampung kegiatan kreativitas anak-anak.
1.2Ide atau Gagasan Perancangan
Merancang sekolah dengan menambahkan fasilitas penunjang untuk
melakukan kegiatan-kegiatan yang mewadahi kreatifitas dan bakat yang dimiliki
anak-anak. Ciri khas yang akan dikeluarkan oleh sekolah masak ini adalah
sekolah yang memiliki konsep rekreatif, edukatif dan komunikatif.
Rekreatif berarti sekolah sebagai sarana ekspresi dan hiburan, edukatif
berarti bisa menumbuhkan pengetahuan dalam memasak terutama tentang skills
yang harus diasah dan komunikatif dapat memperkenalkan kepada masyarakat
umum melalui masakan yang dibuat dengan memfasilitasi ruang teori, ruang
praktik, pameran kuliner, market peralatan dapur dan cafe.
1.3Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi di atas, rumusan masalah yang didapat adalah
bagaimana merancang interior yang baik sebagai sebuah sarana yang nyaman dan
dapat memenuhi kebutuhan untuk sekolah masak anak-anak usia 8 sampai 12
tahun?
1.4Tujuan Perancangan
Tujuan dari perancangan ini diharapkan penulis bisa merancang sekolah
masak yang baik untuk anak-anak usia 8 sampai 12 tahun sehingga dapat
mewadahi kegiatan anak-anak dalam menuangkan kreasi, minat dan bakatnya
juga rancangan interior yang nyaman dan selaras agar bisa memberikan obyek
yang menarik dan bisa menampung aspirasi pengguna maupun masyarakat.
1.5Manfaat Perancangan
Perancangan ini memberikan beberapa manfaat bagi penulis dan pembaca,
seperti:
1. Bagi penulis, menciptakan wawasan dalam merancang sebuah sekolah
masak dan menambah kemampuan juga mengaplikasikan teori yang telah
diperoleh dari bangku perkuliahan,
2. Bagi bidang keilmuan, dapat menjadi sebuah referensi untuk perancangan
sekolah masak, memahami kegiatan perancangan dan memperoleh
pengetahuan tentang kuliner dan memasak.
3. Bagi pembaca, menambah wawasan dan pengetahuan secara umum,
khususnya dalam mendesain dan merancang Sekolah Masak.
1.6Ruang Lingkup Perancangan
Target pengguna pada perancangan interior Sekolah Masak ini adalah
anak-anak usia 8 sampai 12 tahun. Obyek dari perancangan ini berupa ruang yang
mewadahi kegiatan memasak untuk anak-anak. Fasilitas yang akan dirancang
yaitu :
1. Fasilitas utama terdiri dari:
• Ruang teori, berfungsi sebagai tempat dimana anak-anak menerima pengetahuan dasar tentang memasak, termasuk penyajian lewat audio
visual sehingga menyenangkan bagi anak-anak ketika belajar.
• Ruang demo, berfungsi sebagai tempat lanjutan setelah menerima teori dimana anak-anak bisa melihat secara langsung bagaimana cara
memasak yang baik.
• Ruang praktik, berfungsi untuk anak-anak mencoba dan mempraktikkan langsung kegiatan memasak.
2. Fasilitas pendukung terdiri dari:
• Lobby merupakan tempat pengunjung untuk mendaftar ataupun untuk
menunggu anak-anak mereka yang sedang belajar .
• Mini Market merupakan tempat untuk menjual kebutuhan untuk
memasak, mulai dari buku resep, peralatan dan bahan-bahan.
• Cafe difungsikan bagi pengunjung dan murid sebagai salah satu
fasilitas pembelajaran.
• Ruang kantor difungsikan untuk para pengajar
• Toilet, difungsikan untuk para staf, murid dan pengunjung • Ruang staf, difungsikan untuk para staf yang bertugas
• Ruang kontrol, berfungsi sebagai pusat kontrol seluruh kegiatan pengunjung
1.7Sistematika Penulisan
Dalam BAB I ini penulis membahas tentang latar belakang, ide atau
gagasan perancangan, rumusan masalah, tujuan dan manfaat perancangan, ruang
lingkup perancangan dan sistematika penulisan.
Dalam BAB II ini membahas tentang pengertian karakter anak,
bentuk-bentuk karakter anak, aplikasi pemenuhan kebutuhan anak di sekolah, elemen
sekolah, pengaturan listrik di sekolah, pintu yang baik dan sesuai, dapur, tipe-Tipe
Kitchen Set, ergonomi dapur, struktur dan tata letak dapur, peralatan dan
perlengkapan dapur, ruang kelas, ruang praktik, ruang kapan di dapur, demo room
dan practical room.
Dalam BAB III ini membahas tentang deskripsi proyek, analisis site luar,
analisis site terhadap lingkungan sekitar, analisis bangunan, gambaran umum
sekolah, struktur organisasi, fasilitas, program masak, pelayanan, bubble diagram
ruang, zoning dan blocking, tema perancangan, konsep perancangan, karakter,
gaya, suasana ruang dan elemen interior.
Dalam BAB IV ini akan membahas mengenai perancangan sekolah masak
dan dikaitkan dengan konsep yang dijelaskan dalam bentuk penerapan layout
ruang dan fungsi interiornya.
Dalam BAB V ini akan membahas simpulan dan saran yang didapat
setelah merancang sekolah masak.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Sekolah adalah salah satu sarana yang dibangun untuk kegiatan belajar
mengajar, dimana seseorang menghabiskan waktu sekitar 8 jam sehari, tetapi berbeda
dengan sekolah masak. Sekolah masak dibuat bagi mereka yang senang dengan
memasak atau memang hobi dalam menciptakan kreativitas dalam hal makanan.
Sekarang ini tidak hanya orang dewasa yang memiliki keinginan untuk memasak, tetapi
sudah digemari juga oleh anak-anak. Tanpa disadari, ketika orang dewasa melakukan
kegiatan memasak, anak-anak belajar untuk mencoba melakukan hal yang sama seperti
yang dilakukan oleh orang dewasa.
Perancangan sekolah masak dan kuliner untuk anak-anak ini membuat penulis
dapat mengetahui dan memahami berbagai aspek dalam merancang sekolah masak, baik
dalam hal yang berhubungan dengan sekolah, anak-anak dan tentang memasak.Sekolah
masak dan kuliner ini dirancang untuk anak-anak usia 8-12 tahun dengan menyediakan
berbagai macam fasilitas penunjang kegiatan belajar memasak ini, mulai dari peralatan,
kebutuhan untuk memasak juga pada interior ruangan sebagai salah satu alasan
penunjang perkembangan anak dalam berkreativitas.
Kreativitas adalah hal yang diutamakan di sekolah masak ini, oleh karena itu
untuk menciptakan dan melatih anak berkreativitas, maka perancangan sekolah masak
ini memiliki konsep paprika. Hubungan paprika dengan anak-anak adalah sifat dan
ciri-ciri yang dimiliki oleh paprika berbeda, mulai dari warna, tekstur dalam dan luar juga
pada rasanya. Perbedaan paprika ini sesuai dengan anak-anak dimana mereka satu sama
lain akan menghasilkan kreativitas yang berbeda, pengalaman ketika mereka memasak
dan hasil akhir dari kreativitas masing-masing anak. Penerapan paprika diambil dari
bentukan yang melengkung dan warna yang colourful.pada bagian furniturenya juga
pada interior. Warna-warna paprika yang diambil adalah merah, hijau, kuning, orange
dan ungu.
Hal yang paling penting dalam perancangan sekolah masak ini adalah
bagaimana menerapkan konsep pada interior sehingga dihasilkan sebuah bangunan yang
aman dan nyaman untuk digunakan , terutama user yang dominan adalah anak-anak sd
yang masih harus berada dalam bimbingan orang dewasa. Pada perancangan sekolah
masak ini memiliki kendala yaitu, pada besaran luas bangunan dan bangunan yang
terpisah menjadi dua. Tetapi hal ini bisa diatasi dengan mengelompokan ruangan yang
berada di area public dan privat, sehingga pada bangunan bagian belakang diletakkan
ruangan yang mendukung kegiatan belajar seperti kelas dan kantor, dan di bangunan
bagian depan diletakkan ruangan yang bersifat commercial.
5.2 Saran
Setelah melakukan perancangan sekolah masak ini ditemukan beberapa saran
dari penulis apabila ada pembaca yang ingin merancang sebuah sekolah masak. Di
bawah ini adalah beberapa saran yang penulis simpulkan, yaitu :
1. Harus lebih menggali dan mengerti hal-hal yang berhubungan dengan sekolah,
anak-anak dan tentang memasak.
2. Memikirkan bagaimana keamanan dan kenyamanan pada sebuah interior
sekolah masak
3. Memiliki banyak referensi dan tinjauan studi banding
4. Mengetahui dan mencoba menyesuaikan interior juga furniture dengan user.
5. Mengetahui dengan jelas bagaimana kondisi, lingkungan dan suasana bangunan
yang akan dirancang
Winarno,S.Pd.2012.Psikologi Perkembangan Anak.Bandung:Platinum
Lowson, Fred, Principle of Catering Design.
Sudrajat, Ahmad.2008. ”Aplikasi Teori Kebutuhan Maslow di Sekolah”.
Puerwadarminta.1948.Kamus Umum Bahasa Indonesia.Jakarta: PN Balai Pustaka.hlm.445
Purwanto,M. Ngalim.2007.Psikologi Pendidikan.Bandung:PT Remaja Rosda Karya.hlm.145
Kurniawan, Nursidik.2007.”karakteristik dan kebutuhan pendidikan anak usia
Sekolah dasar”.
http://nhowitzer.multiply.com/journal/item/3 (diakses 2 juni 2009 )
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/03/24/aplikasi-teori-kebutuhan-maslow-di-sekolah/
http://www.chezlely.com/