• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN KEPALA SEKOLAH MEMBANGUN HUBUNGAN SOSIAL ANTAR WARGA SEKOLAH YANG BERBEDA ETNIK DI SMP SWASTA GAJAH MADA MEDAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERAN KEPALA SEKOLAH MEMBANGUN HUBUNGAN SOSIAL ANTAR WARGA SEKOLAH YANG BERBEDA ETNIK DI SMP SWASTA GAJAH MADA MEDAN."

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

PERAN KEPALA SEKOLAH MEMBANGUN

HUBUNGAN SOSIAL ANTAR WARGA SEKOLAH

YANG BERBEDA ETNIK DI SMP SWASTA GAJAH

MADA MEDAN

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat

Memeroleh Gelar Sarjana Pendidikan

OLEH :

FIRMAN ALFIAN ZEGA

309422001

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ANTROPOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

i

ABSTRAK

FIRMAN ALFIAN ZEGA, NIM 309422001, Peran Kepala Sekolah

Membangun Hubungan Sosial Antar Warga Sekolah Yang Berbeda Etnik Di SMP Swasta Gajah Mada Medan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana peranan kepala sekolah dalam membangun hubungan sosial antar warga sekolah yang berbeda-beda etnik di SMP Swasta Gajah Mada Medan sehingga terwujud kerja sama, akomodasi dan asimilasi.

Data penelitian diperoleh dengan teknik observasi, wawancara, dan penelaahan dokumen. Observasi langsung dilakukan untuk melihat segala keadaan dan aktivitas interaksi sosial sehari-hari diantara warga sekolah. Wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi yang lebih tentang keadaan dan interaksi sosial warga sekolah serta bagaimana peran kepala sekolah membangun hubungan sosial warga sekolah sehingga terwujud interaksi sosial yang harmonis dalam bentuk kerja sama, akomodasi, dan asimilasi. Wawancara dilakukan kepada kepala sekolah, guru-guru/pegawai, para siswa dan orang tua siswa/masyarakat di SMP Swasta Gajah Mada Medan. Penelaahan dokumen dilakukan untuk melihat sinkornisasi data antara dokumen-dokumen sekolah dengan hasil observasi dan wawancara.

Hasil penelitian diperoleh bahwa warga sekolah di SMP Gajah Mada Medan sangat plural, terdiri dari 11 jenis etnik dan menganut 4 jenis agama. Data penyebaran etnik siswa diperoleh etnik keturunan Cina (16,8%), India (7,0%), Batak Toba (15,7%), Jawa (10,3%), Mandailing (8,6%), Melayu (7,0%), Minang (5,9%), Karo (7,6%), Nias (8,6%), Aceh (6,5%), dan Pak-pak (5,9%). Data agama siswa diperoleh menganut agama Islam (36,2%), Kristen (40,5%), Budha (16,8%), dan Hindu (6,5%). Guru-guru dan pegawai terdiri dari 10 etnik yaitu etnik keturunan Cina (2,7%), Batak Toba (13,5%), Jawa (16,2%), Mandailing (21,6%), Melayu (10,8%), Minang (10,8%), Karo (5,4%), Nias (10,8%), Aceh (5,4%), dan Pak-pak (2,7%) serta guru-guru dan pegawai menganut agama Islam (75,7%), Kristen (21,6%), dan Budha (2,7%).

Meskipun warga sekolah di SMP Gajah Mada Medan terdiri dari etnik dan agama yang sangat beragam yang seyogianya sangat berpotensi menimbulkan konflik, tetapi kenyataannya hubungan sosial yang terjadi sangat harmonis, saling mengerti dan memahami, saling menghormati dan toleransi sehingga bisa terwujud kerja sama, akomodasi dan asimilasi.

Terwujudnya hubungan sosial yang asosiatif dalam wujud kerja sama, akomodasi dan asimilasi di SMP Gajah Mada Medan, sangat ditentukan oleh peran kepala sekolah sebagai pemimpin dengan memberi pengayoman dan keteladanan serta penerapan aturan serta pembiasaan dalam pelaksanaanya dalam kehidupan sehari-hari : meliputi penerapan peran interpersonal roles, informational roles, dan

(8)

ii

Kata Pengantar

Segala puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, atas segala

rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan

judul “Peran Kepala Sekolah Membangun Hubungan Sosial Antara Warga Sekolah Yang Berbeda Etnik di SMP Swasta Gajah Mada Medan”.

Tujuan penulisan skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan bagi mahasiswa Program S-1 Jurusan

Pendidikan Antropologi Program Studi Antropologi Sosial Fakultas Ilmu Sosial

Universitas Negeri Medan. Selain dari pada itu juga sebagai laporan hasil

penelitian tugas penyusunan skipsi, sebagai tugas akhir dari perkuliahan.

Penulisan skripsi ini dapat dirampungkan atas dukungan dan kerjasama

berbagai pihak yang telah bersedia membantu penulis mulai dari tahap

penyusunan proposal, penelitian lapangan dan penulisan hasil penelitian. Oleh

sebab itu, penulis dengan rendah hati menyampaikan rasa terima kasih kepada

berbagai pihak, antara lain: Ibu Dra. Puspitawati, M.Si selaku ketua prodi

pendidikan antropologi, Bapak Drs. Payerli Pasaribu selaku dosen pembimbing

skripsi dan seluruh dosen-dosen prodi antropologi sosial yang telah membimbing

penulis, memberikan masukan juga memberikan nasehat kepada penulis. Ucapan

terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Drs. Fo’arota Zega, M.PD selaku

Kepala Sekolah SMP Gajah Mada Medan dan seluruh narasumber penelitian

lainnya. Juga penulis berterima kasih kepada kedua orang tua yaitu Papaku

(9)

iii

Fauziah Lubis, yang telah memberikan begitu banyak dorongan dan bimbingan

baik dari segi moril maupun material semenjak penulis masih kecil sampai penulis

dapat menyelesaikan S1 di Unimed. Juga berterima kasih kepada Kakak yakni

Fitri Ros K. Zega, S.Pd, dan adik-adikku tercinta Novi, Kartini dan Fahrin. Juga

kepada teman-teman antropologi 2009 terutama Tri Adi Syahputra, S.Pd, Diah

Utari Prasetya S.Pd dan Ayu Febryani S.Pd serta seluruh teman-teman antropologi

yang tidak bisa dituliskan satu persatu.

.Semoga kebaikan yang mereka berikan mendapat imbalan yang setimpal

dari Allah SWT.

Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi

pembaca dan menjadi bahan masukkan bagi dunia pendidikan.

Medan, Juli 2014

Penulis

(10)

iv DAFTAR ISI

ABSTRAK……….…….……….i

KATA PENGANTAR……….……..………..ii

DAFTAR ISI……….……….……….iv

DAFTAR LAMPIRAN………..………vii

DAFTAR TABEL……….…………viii

BAB I : PENDAHULUAN 1

1.1Latar Belakang Masalah…….………. 1

1.2Identifikasi Masalah………...………. 5

1.3 Pembatasan Masalah………..………. 5

1.4 Rumusan Masalah…………..………. 6

1.5 Tujuan Penelitian…………...………. 6

1.6 Manfaat Penelitian………….………. 7

BAB II : KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 8 2.1 Kajian Pustaka……….……….8

2.1.1 Hubungan antara warga berbeda etnik………...8

2.1.2 Hubungan antara warga sekolah………...………..……13

2.1.3 Peran Kepala Sekolah………...………..……16

(11)

v

2.2.1 Hubungan Sosial……….20

2.2.2 Interaksi Sosial Asosiatif………....21

2.2.3 Sekolah Sebagai Sistem Sosial………..….24

2.3 Kerangka Konsep………....27

2.3.1 Etnik………27

2.3.2 Warga Sekolah………28

2.3.3 Sekolah Sebagai Lembaga Sosial………30

2.3.4 Budaya Sekolah dan Perilaku Individu……….…..………32

2.4 Kerangka Berpikir………34

BAB III : METODE PENELITIAN 36 3.1 Jenis Penelitian……….36

3.2 Lokasi Penelitian………..36

3.3 Subjek dan Objek Penelitian………....37

3.3.1 Subjek Penelitian………...37

3.3.2 Objek Penelitian……….……..….……38

3.4 Teknik Pengumpulan Data……….…………..………38

3.4.1 Observasi………...………38

3.4.2 Wawancara……….39

3.4.3 Penelaahan Dokumen…..………..41

3.4.4 Pedoman Analisis Subjek Penelitian………..…42

(12)

vi

3.5.1 Reduksi Data………..….47

3.5.2 Penyajian Data………47

3.5.3 Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi………...47

BAB IV : HASIL PENELITIAN 48 4.1 Hubungan Sosial di SMP Gajah Mada Medan……… …...48

4.1.1 Gambaran Umum Sekolah ……….. 48

4.1.2 Keberagaman Etnik dan Agama ………..50

4.1.3 Kegiatan Sekolah ……….54

4.1.4 Interaksi Antar Sesama Warga Sekolah ………...61

4.1.5 Beberapa Hambatan Hubungan Sosial Asosiatif ………..76

4.2 Peran Kepala Sekolah ……….79

4.2.1 Impersonal Roles ………..79

4.2.2 Informational Roles ………..84

4.2.3 Desicional Roles ………...86

4.2.4 Memelihara Hubungan Informal Sekolah ………88

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN ………90

5.1. Kesimpulan ……….90

5.2. Saran ………...91

DAFTAR PUSTAKA ……….94

(13)

vii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Pedoman wawancara untuk Kepala Sekolah

Lampiran 2 : Pedoman wawancara untuk Guru dan Pegawai

Lampiran 3 : Pedoman wawancara untuk Siswa

Lampiran 4 : Daftar nama nara sumber penelitian

Lampiran 5 : Tata Tertib Siswa

Lampiran 6 : Tata Tertib Guru

Lampiran 7 : Visi dan Misi Sekolah

Lampiran 8 : Bagan Struktur Organisasi Sekolah

Lampiran 9 : Kalender Pendidikan Sekolah (Tabel)

Lampiran 10 : Kalender Pendidikan Sekolah (Uraian)

Lampiran 11 : Dafar Nama Guru dan Pegawai

Lampiran 12 : Daftar Nama Siswa Kelas VII-A

Lampiran 13 : Daftar Nama Siswa Kelas VII-B

Lampiran 14 : Daftar Nama Siswa Kelas VIII-A

Lampiran 15 : Daftar Nama Siswa Kelas VIII-B

Lampiran 16 : Daftar Nama Siswa Kelas IX-A

Lampiran 17 : Daftar Nama Siswa Kelas IX-B

Lampiran 18 : Daftar Kepengurusan OSIS

(14)

vii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Pedoman wawancara untuk Kepala Sekolah

Lampiran 2 : Pedoman wawancara untuk Guru dan Pegawai

Lampiran 3 : Pedoman wawancara untuk Siswa

Lampiran 4 : Daftar nama nara sumber penelitian

Lampiran 5 : Tata Tertib Siswa

Lampiran 6 : Tata Tertib Guru

Lampiran 7 : Visi dan Misi Sekolah

Lampiran 8 : Bagan Struktur Organisasi Sekolah

Lampiran 9 : Kalender Pendidikan Sekolah (Tabel)

Lampiran 10 : Kalender Pendidikan Sekolah (Uraian)

Lampiran 11 : Dafar Nama Guru dan Pegawai

Lampiran 12 : Daftar Nama Siswa Kelas VII-A

Lampiran 13 : Daftar Nama Siswa Kelas VII-B

Lampiran 14 : Daftar Nama Siswa Kelas VIII-A

Lampiran 15 : Daftar Nama Siswa Kelas VIII-B

Lampiran 16 : Daftar Nama Siswa Kelas IX-A

Lampiran 17 : Daftar Nama Siswa Kelas IX-B

Lampiran 18 : Daftar Kepengurusan OSIS

(15)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel I : Keadaan siswa dilihat dari segi jumlah ……….. 51

Tabel II : Keadaan siswa dilihat dari segi etnik ………..51

Tabel III : Penyebaran etnik siswa dilihat di setiap kelas ……… 52

Tabel IV : Keadaan siswa dilihat dari segi agama ……….. 52

Tabel V : Keadaan guru dan pegawai dilihat dari segi jumlah ……….. 53

Tabel VI : Keadaan guru dan pegawai dilihat dari segi etnik ………….. 53

(16)

94

Daftar Pustaka

Bakker, J.M.W. 1984. Filsafat Kebudayaan Sebuah Pengantar. Yogyakarta,

KANISIUS

Goodman, George Ritzer. 2010. Teori Sosiologi Modern. Edisi Keenam. Jakarta:

Kencana

Koentjaraningrat. 1990. Pengantar Ilmu Antropologi, Jakarta, Rineka Cipta

Soekanto Soerjono. 1990. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta, PT Rajawali

Grafindo Persada

Spradley, James. 2006. Metode Etnografi, Yogyakarta, Tiara Wacana

Suparlan, supardi. 1984. Manusia Kebudayaan dan Lingkungan, Jakarta, CV

Rajawali

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitaf, Kualitatif dan R&D, Bandung,

Alfabeta

Suriana. 2011. Hubungan Sosial Antar Siswa Yang Berbeda Etnik (Kajian di

SMA Gajah Mada Medan). Medan: Program Pascasarjana Universitas

Negeri Medan

Wahjosumidjo. 2010. Kepemimpinan Kepala Sekolah. Tinjauan Teoristik dan

Permasalahannya. Jakarta: PT. Raja Grafindo

Waluyo, dkk. 2008. Ilmu Pengetahuan Sosial Untuk SMP/MTS Kelas VII.

(17)

95

Warnaen, Suwarsih. 2002. Stereotip Etnik dalam Masyarakat Multietnis,

Jogjakarta, Mata Bangsa.

http://www.antarnews.com (diakses pada tanggal 1 oktober 2013, pukul 11.30

WIB)

http://nurulita-15211414.blogspot.com/2012/konflik-antar-suku-dayak-dan-madura-html (diakses pada tanggal 5 oktober 2013, pukul 13.30 WIB)

http:www.pelita.or.id/baca.php?id=26720 (diakses pada tanggal 1 oktober 2013,

pukul 11.40 WIB)

http://www.sumbawanews.com (diakses pada tanggal 3 oktober, pukul 09.20

WIB)

http://sosbud.kompasiana.com (diakses pada tanggal 3 oktober, pukul 10.00 WIB)

http://www.rmol.co (diakses pada tanggal 4 oktober, pukul 11.00 WIB)

(18)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Perbedaan identitas sosial, dalam hal ini etnik dan budaya khasnya,

seringkali menimbulkan etnosentrisme yang kaku, dimana seseorang tidak mampu

keluar dari perspektif yang dimiliki atau hanya bisa memahami sesuatu

berdasarkan perspektif yang dimiliki dan tidak mampu memahami perilaku orang

lain berdasarkan latar belakang budayanya. Sikap etnosentrisme yang kaku ini

sangat berpotensi menciptakan konflik karena ketidakmampuan orang-orang

untuk memahami perbedaan. Pengidentifikasian kuat oleh seseorang terhadap

kelompok cenderung akan menyebabkan seseorang lebih berprasangka, yang akan

menjadi berpotensi menuju timbulnya konflik.

Sebagai contoh konflik sosial yang pernah terjadi antara kelompok

masyarakat di Poso telah mengakibatkan kerusuhan dengan korban harta bahkan

nyawa dari anggota kelompok masyarakat yang bertikai. Konflik antara kelompok

masyarakat di Poso itu pada awalnya merupakan konflik sosial antara kelompok

masyarakat yang dikaitkan dengan kepentingan agama atau aliran kepercayaan,

tetapi kemudian akibat prasangka negatif dari kelompok masyarakat tersebut

malah konflik bergeser menjadi pertikaian antara warga dengan pihak kepolisian.

Selain konflik sosial akibat pemahaman etnosentrisme yang kaku, konflik

(19)

2

warga masyarakat. Perbedaan kepentingan kelompok ini bisa dikarenakan

perbedaan budaya, agama atau kepercayaan, adat istiadat, tingkat penguasaan

ekonomi dan kesejahteraan, tingkat pendidikan, dan lain sebagainya. Sebagai

contoh konflik kultural etnik yang pernah terjadi antara suku Dayak dan Madura

di Sampit, Kalimantan Barat. Perilaku dan tindakan orang Madura yang tinggal di

Kalimantan Barat, baik yang sudah lama maupun yang masih baru, tidak banyak

berbeda dengan perilaku dan tindakan mereka di tempat asalnya di Madura.

Orang Madura biasanya akan merespon amarah atau kekerasan berupa resistensi

yang cenderung juga berupa kekerasan (nurulita-15211414.blogspot.com)

Selain konflik terbuka seperti yang pernah terjadi di Poso dan Sampit, ada

juga konflik yang tidak nampak secara fisik tetapi terpendam diantara kehidupan

masyarakat yang lazimnya disebut konflik laten. Konflik laten ini harus

diwaspadai dan dijaga untuk tidak semakin berkembang dan meletus menjadi

pertikaian dan kerusuhan fisik yang pasti akan mengakibatkan korban yang sangat

besar. Contoh konflik laten sebagaimana yang dikemukakan oleh M. G. Tan

dalam Suwarsih (2002: 35) bahwa terdapat kesan hubungan golongan etnik

Tionghoa dengan golongan etnik Indonesia lainnya cenderung tegang dan saling

curiga. Pemerintah dan tokoh-tokoh elit masyarakat dari semua golongan perlu

duduk bersama dan mencari solusi terbaik untuk meredam dan mengikis habis

konflik laten seperti itu dari tengah-tengah masyarakat, karena kalau dibiarkan

(20)

3

semakin meradang, merembes kemana-mana dan lambat laun pasti akan pecah

dalam bentuk kerusuhan diantara warga masayarakat.

Konflik dan kerusuhan di berbagai tempat yang sering terjadi pada

umumnya dikarenakan perbedaan berbagai kepentingan dan pemahaman yang

kaku terhadap kelompok. Perbedaan dan keberagaman etnik atau agama dalam

kelompok masyarakat di suatu wilayah cenderung berpotensi menimbulkan

konflik karena perbedaan kepentingan dan kurangnya pemahaman diantara

kelompok warga. Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau dan suku bangsa tentu

sangat berpotensi terjadi konflik sosial perbedaan etnik dan juga agama. Hal ini

banyak kita saksikan akhir-akhir ini dengan membaca diberbagai media cetak dan

melihat di layar televisi konflik dan kerusuhan sosial antara kelompok masyarakat

yang berbeda kepentingan etnik dan agama.

Secara idealnya berbagai perbedaan kepentingan dan kemajemukan dalam

masyarakat dapat dikelola dengan baik sehingga dapat berdampingan dan

menyatu-padu secara harmonis, sehingga terwujud adanya kerja sama, asimilasi

dan akomodasi di antara warga yang merupakan suatu keindahan dan kekayaan

yang tak ternilai harganya. Tentu hal itu dapat terjadi apabila di antara etnik atau

kelompok yang berbeda dibangun komunikasi secara terus menerus untuk saling

mengerti dan saling memahami. Demikian juga melalui interaksi sosial diantara

warga dibangun kebersamaan dalam persepsi maupun kegiatan yang dilakukan

(21)

4

yang berwujud adanya kerja sama, asimilasi, dan akomodasi di antara warga yang

berbeda etnik dan masyarakat pada umumnya.

Salah satu contoh pengelolaan perbedaan etnik yang mampu membangun

hubungan sosial dalam komunikasi dan interaksi sehingga terwujud kerja sama,

akomodasi dan asimilasi diantara warga yang berbeda etnik, adalah yang terjadi di

sekolah pembauran, di SMP Swasta Gajah Mada yang bernaung di bawah

Yayasan Perguruan Gajah Mada, beralamat di Jl. H. M. Said No. 19 Medan

Timur. Warga sekolah baik siswa, para guru dan pegawai terdiri dari berbagai

etnik, seperti Tionghoa, Jawa, Batak, Melayu, Minang, Aceh, Tamil, Nias, dan

lain-lain, juga menganut agama yang berbeda-beda seperti Budha, Kristen, Islam

dan Hindu. Namun demikian di sekolah tersebut tidak pernah muncul konflik

etnik sejak berdiri tahun 1977 hingga saat ini, sangat kontras berbeda dengan

kenyataan terjadinya berbagai konflik di antara warga berbeda etnik di berbagai

tempat di tanah air.

Kondisi demikian menarik perhatian dan mendorong penulis untuk

meneliti bagaimana membangun hubungan sosial antara warga sekolah yang

berbeda etnik di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Swasta Gajah Mada itu

sehingga terwujud kerja sama, akomodasi dan asimilasi diantara warga sekolah

yang beraneka ragam etnik dan agama, yang bermuara pada kerukunan dan

kedamaian hidup bersama. Tentunya membangun hubungan sosial diantara warga

sekolah tersebut tidak terlepas dari peran pemimpin sekolah dalam hal ini Kepala

(22)

5

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka penulis

mengidentifikasi berbagai masalah yang dapat diteliti terkait dengan penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Membangun hubungan sosial yang harmonis antara warga sekolah yang

berbeda etnik di SMP Swasta Gajah Mada Medan.

2. Peranan warga sekolah secara bersama-sama di SMP Swasta Gajah Mada

Medan dalam membangun hubungan sosial sehingga terjadi keharmonisan,

saling pengertian dan memahami satu sama lain.

3. Peranan masing-masing etnik warga sekolah di SMP Swasta Gajah Mada

Medan dalam membangun hubungan sosial berupa interaksi positif di antara

warga sekolah.

4. Hubungan sosial dibangun dalam kegiatan proses pendidikan dan

pembelajaran yang berlangsung di SMP Swasta Gajah Mada Medan sehingga

tewujud kerja sama, akomodasi, dan asimilasi.

5. Peran pimpinan atau kepala sekolah membangun hubungan sosial di antara

warga sekolah di SMP Swasta Gajah Mada Medan.

1.3. Pembatasan Masalah

Mengingat masalah yang kompleks, keterbatasan waktu, pengetahuan,

tenaga, dana, dan untuk mengarahkan masalah penelitian lebih terfokus maka

(23)

6

membangun hubungan sosial antara warga sekolah yang berbeda etnik di SMP

Swasta Gajah Mada Medan.

1.4. Perumusan Masalah

Sesuai dengan pembatasan masalah maka penulis merumuskan masalah

yang dikaji dalam penelitian ini adalah

1. Bagaimana peran Kepala Sekolah dalam membangun hubungan sosial yang

asosiatif antara warga sekolah yang berbeda etnik di SMP Swasta Gajah

Mada Medan sehingga terwujud kerja sama, akomodasi, dan asimilasi

2. Bagaiman peran Kepala Sekolah mengatasi hambatan terwujudnya hubungan

sosial yang asosiatif antara warga sekolah yang berbeda etnik di SMP Swasta

Gajah Mada Medan

3. Bagaimana peran Kepala Sekolah memelihara hubungan sosial yang asosiatif

antara warga sekolah yang berbeda etnik di SMP Swasta Gajah Mada Medan.

1.5. Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah

1. Mendapat pengetahuan tentang peran kepala sekolah membangun

hubungan sosial yang asosiatif antara warga sekolah yang berbeda etnik di

SMP Swasta Gajah Mada Medan, sehingga terwujud kerja sama,

akodomasi, dan asimilasi.

2. Mendapatkan pengetahuan peran Kepala Sekolah mengatasi

hambatan-hambatan terbentuknya hubungan sosial yang asosiatif antara warga

(24)

7

3. Mendapatkan pengetahuan tentang Kepala Sekolah memelihara hubungan

sosial yang asosiatif antara warga sekolah yang berbeda etnik di SMP

Swasta Gajah Mada Medan.

1.6 Manfaat Penelitian

Adapun yang diharapkan menjadi manfaat dari segi akademis dan praktis

dari dilaksanakannya penelitian ini adalah:

1. Manfaat Secara akademis.

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memperluas pengetahuan dan

memperdalam pemahaman yang objektif dan menyeluruh mengenai

bagaimana membangun hubungan sosial antara warga sekolah yang berbeda

etnik dan bagaimana peran pimpinan sekolah dan guru dalam membangun

dan memelihara hubungan sosial antara warga sekolah yang berbeda etnik.

Dengan demikian penelitian ini diharapkan dapat memberi konstribusi ilmiah

dalam pengembangan ilmu-ilmu sosial.

2. Manfaat dari segi praktis

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi para kepala

sekolah di Kota Medan dalam mengefektifkan peranan kepemimpinan dalam

membangun dan memelihara hubungan sosial antara warga sekolah yang

berbeda etnik dalam lingkungan sekolahnya. Juga diharapkan dapat memberi

masukkan kepada Pemerintah Kota Medan khususnya Dinas Pendidikan

(25)

90

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang dilakukan penulis terhadap peran kepala sekolah

membangun hubungan sosial yang asosiatif diantara warga sekolah yang berbeda

etnik di SMP Gajah Mada Medan, penulis menarik kesimpulan :

1. Dilihat dari segi etnik, warga sekolah di SMP Gajah Mada Medan, sangat

plural terdiri dari beraneka etnik dan agama. Para siswa terdiri dari 11

etnik dengan persentasi yang beragam pula yakni : etnik keturunan Cina

(16,8%), India (7,0%), Batak Toba (15,7%), Jawa (10,3%), Mandailing

(8,6%), Melayu (7,0%), Minang (5,9%), Karo (7,6%), Nias (8,6%), Aceh

(6,5%), dan Pak-pak (5,9%). Dilihat dari segi agama yang dianut para

siswa terdiri dari agama : Islam (36,2%), Kristen (40,5%), Budha (16,8%),

dan Hindu (6,5%). Demikian juga guru-guru dan pegawai terdiri dari 10

etnik yakni : etnik keturunan Cina (2,7%), Batak Toba (13,5%), Jawa

(16,2%), Mandailing (21,6%), Melayu(10,8%), Minang (10,8%), Karo

(5,4%), Nias (10,8%), Aceh (5,4%), dan Pak-pak (2,7%). Dilihat dari segi

agama yang dianut para guru dan pegawai, terdiri dari agama : Islam

(75,7%), Kristen (21,6%), dan Budha (2,7%).

2. Keadaan berbagai etnik yang sangat beraneka ragam dan berkumpul

menyatu dalam satu tempat dengan intensitas interaksi yang tinggi setiap

(26)

91

konflik. Namun kenyataannya tidak pernah terjadi konflik apa pun, bahkan

interaksi sosial diantara sesama warga sekolah sangat harmonis,

kebersamaan terjalin dengan baik, sangat akrab satu dengan yang lain,

saling mengerti dan memahami sehingga sangat toleransi antara sesama,

saling menghargai dan saling mendukung, sehingga bisa bekerja sama

dalam setiap kegiatan mewujudkan visi dan tujuan sekolah, serta terjadi

asimilasi dan akomodasi sosial yang sangat baik.

3. Terwujudnya hubungan sosial yang asosiatif di SMP Gajah Mada Medan,

sangat ditentukan oleh peran pimpinan yakni Kepala Sekolah untuk

mengatur dan mengarahkan setiap aktivitas dan perilaku warga sekolah

melalui keteladanan sikap dan perilaku serta perhatian yang sangat tinggi

melindungi dan mengayomi setiap warga sekolah. Membina dan

membiasakan perilaku sahari-hari untuk saling peduli, saling menghargai,

menjadikan keberagaman dan perbedaan sebagai sesuatu hal yang wajar

dan bisa menyatu dalam satu kesatuan yang saling menyempurnakan

dengan keindahan warna-warni perbedaan yang sangat indah. Melalui

peran Kepala Sekolah yang sedemikian maka diantara warga sekolah yang

sangat beraneka etnik bisa terbina hubungan sosial yang sangat harmonis,

terwujud kerja sama, asimilasi dan akomodasi.

5.2. Saran

Kenyataan dari kondisi dapat terjalin hubungan sosial yang asosiatif,

(27)

92

sangat beraneka etnik dan agama di SMP Gajah Mada melalui penerapan peran

kepemimpinan kepala sekolah, maka penulis mengusulkan saran-saran :

1. Peran kepemimpinan kepala sekolah di SMP Gajah Mada Medan dapat

kiranya dijadikan rujukan untuk peran kepemimpinan diberbagai tempat

atau kelompok baik formal maupun informal di tengah-tengah masyarakat

kita saat ini yang cenderung tidak dapat mengelakkan pluralitas dan

keberagaman.

2. Kiranya para pemimpin dan juga warga yang dipimpin sama-sama

memahami dan menyadari perbedaan dan keberagaman etnik bukanlah hal

penghalang mencapai persatuan dan kesatuan, atau penghalang mencapai

kemajuan dan prestasi tetapi sebaliknya dapat menjadi pendorong untuk

menciptakan peluang mencapai kemajuan dan prestasi yang lebih baik

karena saling mengisi dan menyempurnakan satu dengan yang lain.

3. Pembiasaan untuk dapat saling mengerti dan memahami serta bekerja

sama diantara sesama etnik yang berbeda-beda perlu ditanamkan sejak dini

dalam diri seseorang sejak di bangku sekolah karena lebih mudah

dibimbing dan dibina serta dibiasakan dalam aktivitas sehari-hari di

sekolah sehingga menjadi membudaya ketika nantinya akan menjadi

warga masyarakat yang sesungguhnya.

4. Bagi para guru/pegawai sekolah, harus dapat menjadi contoh dan teladan

yang baik kepada para siswa dalam bersikap dan dan berperilaku dalam

berinteraksi membangun hubungan sosial yang harmonis dan kekerabatan

(28)

93

5. Para siswa diharapkan dapat selalu menjalin hubungan kerja sama

yang baik dalam bergaul dan berinteraksi dengan sesama teman di

sekolah, tanpa membeda-bedakan etnik atau agama, tetapi

menjadikan perbedaan tersebut sebagai suatu kekayaan yang dapat

menyatu dalam suatu keindahan warna yang beraneka ragam, dan

menjadi modal yang kuat dalam suatu kerja sama meraih prestasi

Gambar

Tabel I : Keadaan siswa dilihat dari segi jumlah …………………….. 51

Referensi

Dokumen terkait

Dalam keluarga, kaum perempuan merupakan tiang keluarga, kaum perempuan akan melahirkan dan mendidik generasi penerus. Kualitas generasi penerus bangsa ditentukan

Pada Tabel 10 dapat dilihat perangkingan berdasarkan karakteristik kualitas larger the better dimana dari keempat faktor pengujian yang paling mempengaruhi nilai

Mana daripada berikut merupakan ganjaran yang paling sesuai untuk jurujual dalam perniagaan kecil:.. ;;;

Yapa kuja kalu yani wirlinyi wurnturu palka-mani kalu yulkardiji ngula-warnuju kalu-nyanu yirrarni jurrungka wanta-jangkarlu.. Walyka-mani kajana

Tujuan dari TCP/IP adalah untuk membangun suatu koneksi antar jaringan (network), di mana biasa disebut internetwork, atau internet, yang menyediakan

Penelitian ini bertujuan untuk : 1) Menemukan formula Groundnut Schotel, Roll Groundnut Steak dan Groundnut Bavarois dari kacang bogor yang tepat 2) Menemukan proses pembuatan

ikaheka ini memiliki warna sisik yang sangat sama dengan kelompok kedua, tetapi terdapat pita yang lebih gelap pada pertengahan tubuh hingga ke arah ekor seperti yang dimiliki ular

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan bimbingan kelompok adalah suatu upaya bimbingan kepada individu-individu melalui prosedur kolompok