UPAYA MENINGKATKAN NILAI-NILAI KERJASAMA DAN SPORTIVITAS MELALUI PENERAPAN PERMAINAN TRADISIONAL
(Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas V SDN Cisitu 2 Bandung )
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi PGSD Penjas
oleh:
HARTOMI JIWANJAYA 1101521
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR PENDIDIKAN JASMANI FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UPAYA MENINGKATKAN NILAI-NILAI KERJASAMA DAN SPORTIVITAS SISWA MELALUI PENERAPAN PERMAINAN TRADISIONAL
(Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas V SDN Cisitu 2 Bandung)
Oleh
Hartomi Jiwanjaya
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi PGSD Pendidikan Jasmani
© Hartomi Jiwanjaya 2015
Universitas Pendidikan Indonesia
Oktober 2015
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,
LEMBAR PENGESAHAN HARTOMI JIWANJAYA
UPAYA MENINGKATKAN NILAI-NILAI KERJASAMA DAN SPORTIVITAS SISWA MELALUI PENERAPAN PERMAINAN
TRADISIONAL
(Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas V SDN Cisitu 2 Bandung)
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING : Pembimbing I
Drs. Andi Suntoda, M.Pd NIP.195806201986011002
Pembimbing II
Didin Budiman, M.Pd NIP.197409072001121001
Mengetahui
Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Pendidikan Jasmani
UPAYA MENINGKATKAN NILAI-NILAI KERJASAMA DAN SPORTIVITAS SISWA MELALUI PENERAPAN PERMAINAN
TRADISIONAL
(Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas V SDN Cisitu 2 Bandung)
Hartomi Jiwanjaya
Pembimbing I Drs. Andi Suntoda, M.Pd
Pembimbing II Didin Budiman, M.Pd
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan nilai-nilai kerjasama dan sportivitas siswa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas, yang subjek penelitiannya adalah siswa kelas V SDN Cisitu 2 Bandung berjumlah 39 siswa, yaitu 17 laki-laki dan 22 perempuan. Data penelitian diambil dengan menggunakan lembar pengamatan (observasi). Hasil penelitian mampu memberikan manfaat positif terhadap proses belajar mengajar bagi siswa antara lain dengan adanya peningkatan dari pra siklus hingga siklus III, Begitu pula nilai rata-rata hasil penelitian telah meningkat. Pada siklus I tindakan I nilai rata-rata yang di peroleh 40,34%, setelah diadakan tindakan II perolehan nilai meningkat menjadi 49,91%, pada siklus II tindakan I meningkat lagi menjadi 54,53%, pada tindakan II meningkat menjadi 62,39%, pada siklus III tindakan I meningkat menjadi 72,90%, dan pada akhirnya siklus III tindakan II kembali meningkat menjadi 75,89%. Dari hasil pelaksanaan penelitian dapat disimpulkan bahwa: permainan tradisional dapat meningkatkan nilai-nilai kerjasama dan sportivitas siswa kelas V SDN Cisitu 2 Bandung, dengan perolehan akhir yaitu : 75,89%.
EFFORTS TO IMPROVE VALUES COOPERATION AND SPORTMANSHIP STUDENTS THROUGH THE APPLICATION OF
TRADITIONAL GAMES
(Classroom Action Research In Grade Students of SDN Cisitu 2 Bandung)
Hartomi Jiwanjaya
Supervisor I Drs. Andi Suntoda, M.Pd
Supervisor II Didin Budiman, M.Pd
Abstract
This research aims to increase the values of teamwork and sportsmanship students. The method used in this research is the Classroom Action Research, which is the subject of his research is the students of class V SDN Cisitu 2 Bandung totaling 39 students, the 17 male and 22 female. The research data was taken using the observation sheet (observation). Results of the study were able to provide positive benefits to the learning process for students, among others, with an increase of pre-cycle to the third cycle, so it is the average value of the results of the research have increased. In the first cycle of the first actions that the average value of 40.34% was obtained, after held action II acquisition value increased to 49.91%, in the second cycle of action I increased to 54.53%, the second action rose to 62, 39%, the third cycle of action I increased to 72.90%, and finally the third cycle II measures increased again to 75.89%. From the results of the implementation of the study concluded that: traditional games can increase the values of teamwork and sportsmanship fifth grade students of SDN Cisitu 2 Bandung, with the acquisition of the final is: 75.89%.
DAFTAR ISI
HALAMAN
LEMBAR PENGESAHAN ... i
LEMBAR PERNYATAAN ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
KATA MUTIARA ... iv
UCAPAN TERIMAKASIH... v
ABSTRAK ... vii
DAFTAR ISI ... ix
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 5
C. Rumusan Masalah ... 5
D. Tujuan Penelitian ... 5
E. Manfaat Penelitian ... 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN A. Kerjasama ... 8
1. Pengertian Kerjasama ... 8
2. Persyaratan Kerjasama ... 9
3. Jenis Kerjasama ... 10
4. Tahap-tahap Kerjasama ... 13
5. Tujuan Kerjasama ... 15
6. Manfaat Kerjasama ... 16
7. Kerjasama dalam Pendidikan Jasmani ... 16
B. Sportivitas ... 18
1. Sportivitas dalam Pendidikan Jasmani ... 23
C. Bermain ... 24
1. Teori Bermain ... 24
2. Fungsi Bermain dalam Pendidikan ... 25
3. Makna Bermain dalam Pendidikan ... 27
D. Permainan Tradisional ... 30
1. Pengertian Permainan Tradisional... 30
2. Permainan Daerah Sebagai Wahana Pendidikan... 31
3. Permainan Daerah Sebagai Alat Pemersatu ... 31
a. Ucing Baledog ... 33
b. Petak Jongkok ... 33
c. Bebentengan... 34
d. Boy-boyan ... 35
e. Kasti ... 36
E. Tahap Perkembangan Anak ... 43
F. Kerangka Berfikir ... 45
G. Hipotesis Tindakan ... 45
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Operasional ... 46
B. Waktu dan Tempat Penelitian ... 46
C. Objek dan Subjek Penelitian ... 47
D. Metode Penelitian ... 48
E. Langkah-langkah Penelitian ... 49
1. Prosedur Penelitian ... 49
2. Rencana Tindakan ... 50
F. Instrumen Penelitian ... 65
G. Teknik Pengumpulan Data ... 68
H. Teknik Analisis Data ... 68
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Pembelajaran Penjas di SDN Cisitu 2 Bandung ... 70
B. Hasil Analisis Data ... 71
C. Hasil Penelitian ... 74
1. Siklus I tindakan I ... 74
2. Siklus I tindakan II... 78
3. Siklus II tindakan I... 83
5. Siklus II tindakan I... 93
6. Siklus III tindakan II ... 98
D. Refleksi dan Kesimpulan Proses Penelitian ... 104
E. Diskusi Penemuan ... 104
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 107
B. Saran ... 107
DAFTAR PUSTAKA ... 109
DAFTAR TABEL TABEL
3.1 Waktu Penelitian ... 46
3.2 Siklus I tindakan I ... 51
3.3 Siklus I tindakan II ... 53
3.4 Siklus II tindakan I ... 56
3.5 Siklus II tindakan II ... 58
3.6 Siklus III tindakan I ... 60
3.7 Siklus III tindakan II ... 63
3.8 Lembar Observasi Nilai-nilai Kerjasama ... 66
3.9 Lembar Observasi Nilai-nilai Sportivitas ... 66
3.10 Catatan Lapangan ... 67
4.1 Hasil Observasi Awal Nilai-nilai Kerjasama dan Sportivitas ... 72
4.2 Proses Pembelajaran Siklus I tindakan I ... 75
4.3 Hasil Penelitian Siklus I Tindakan I ... 76
4.4 Proses Pembelajaran Siklus I tindakan II ... 79
4.5 Hasil Penelitian Siklus I Tindakan II ... 81
4.6 Proses Pembelajaran Siklus II tindakan I ... 84
4.7 Hasil Penelitian Siklus II Tindakan I ... 86
4.8 Proses Pembelajaran Siklus II tindakan II ... 89
4.9 Hasil Penelitian Siklus II Tindakan II ... 91
4.10 Proses Pembelajaran Siklus III tindakan I ... 94
4.11 Hasil Penelitian Siklus III Tindakan I ... 96
4.11 Proses Pembelajaran Siklus III tindakan II ... 99
DAFTAR GAMBAR GAMBAR
2.0 Permainan Bebentengan ... 34
2.1 Permainan Boy-boyan ... 36
2.2 Lapangan Permainan Kasti ... 37
2.3 Bola yang di lempar kepada pemukul ... 39
DAFTAR GRAFIK GRAFIK
4.1 Grafik Peningkatan Nilai-nilai Kerjasama dan Sportivitas ... 103
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan jasmani di sekolah dasar merupakan salah satu sarana yang
memfasilitasi dalam melatih serta mengolah gerak anak sehingga anak dapat
memiliki kemampuan gerak yang baik dan selanjutnya dapat memiliki tingkat
kemampuan social yang baik pula. Pendidikan jasmani merupakan salah satu mata
pelajaran di sekolah yang kedudukanya sama dengan mata pelajaran lainnya.
Pendidikan jasmani di sekolah dasar ditujukan untuk mengembangkan karakter
dan kebugaran anak. Sukintaka (1992, hlm. 10) mengungkapkan bahwa
“pendidikan jasmani akan mempengaruhi ranah kognitif, psikomotor dan afektif”. Proses pendidikan jasmani ada tiga aspek yang menjadi bahan penilaian, yaitu :
aspek kognitif (pengetahuan intelektual), afektif (sikap sosial) dan psikomotor
(keterampilan gerak).
Pendidikan jasmani di sekolah dasar telah menjadi bagian dari proses
pendidikan secara keseluruhan dengan maksud untuk mengubah perilaku peserta
didik. Dalam hal ini sebagaimana yang di dikutip oleh Lutan dan Cholik (dalam
Abdul Gafur, 1997, hlm. 14) yaitu:
pembelajaran olahraga adalah suatu proses yang dilakukan secara sadar dan sistematis melalui berbagai kegiatan jasmani untuk memperoleh pertumbuhan jasmani, kesehatan dan kesegaran jasmani, kemampuan dan keterampilan kecerdasandan perkembangan watak serta kepribadian yang harmonis dalam rangka membentuk manusia Indonesia seutuhnya yang berkualitas berdasarkan Pancasila.
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa pendidikan jasmani memiliki
peran yang penting dalam meningkatkan kebugaran jasmani dan mengandung
nilai-nilai pendidikan kepada peserta didik antara lain : percara diri, apresiasi,
harga diri, kooperatif, sportivitas, tanggung jawab, kompetitif dan budaya hidup
sehat, serta merangsang pertumbuhan dan perkembangan jasmani secara
menyeluruh yakni, kognitif, afektif, dan psikomotor. Sebagaimana yang telah di
ungkapkan oleh Juliantine,dkk (2013, hlm. 6) : “pendidikan jasmani merupakan alat pendidik yang menggunakan aktivitas fisik dan olahraga sebagai media untuk
2
Dalam upaya mencapai tujuan dari pembelajaran pendidikan jasmani, banyak
macam permainan yang bisa di ajarkan kepada anak didik sesuai dengan ruang
lingkup pendidikan jasmani yang diantaranya meliputi permainan ataupun melalui
suatu kecabangan olahraga yang ditujukan untuk kepentingan pendidikan.
Bermain dan Anak merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, dengan
permainan siswa dapat bergerak bebas dengan perasaan senang karena tidak
terdapat teknik gerak yang di anggap sulit. Rasa senang dan gembira akan
menghidupkan fungsi otak kanan dan mempermudah anak untuk menguasai dan
menyerap materi pelajaran yang diberikan. Menurut BROOK & ELLIOT, (1971)
bermain adalah “setiap kegiatan yang dilakukan seseorang untuk memperoleh
kesenangan, tanpa mempertimbangkan hasil akhir”. Sedangkan yang dikutip oleh Uhamisastra (dalam Mentessori, 2010) menjelaskan bermain adalah “Dunia anak bermain sangat signifikan dengan perkembangan anak secara fisik, sosial,
emosional dan kognitif”.
Sekolah yang baik adalah sekolah yang mampu menghadirkan lingkungan
dan suasana yang nyaman dan menyenangkan bagi siswa karena dapat
menumbuhkan kenyamanan kepada siswanya, hal ini di pengaruhi oleh sarana dan
prasarana di sekolah tersebut, sarana yang lengkap akan memudahkan guru dalam
memberikan materi ajar kepada siswanya dan juga dapat membuat anak lebih
memahami materi pelajaran yang diberikan gurunya. Selain itu hal lain yang
mempengaruhi pembelajaran adalah Sumber Daya Manusia (SDM). Sekolah yang
baik adalah sekolah yang memiliki guru yang ahli pada bidangnya, Guru yang
baik adalah guru yang memiliki kreatifitas dan menguasai materi yang akan di
ajarkan kepada siswanya, mampu menumbuhkan semangat siswa untuk belajar,
dan membuat anak tidak hanya senang, tetapi mampu membuat anak mengerti dan
memahami apa yang telah dia pelajari dan menerapkan di kehidupannya. Salah
satu cara guru dalam memberikan materi ajarnya yaitu melalui pembelajaran
permainan tradisional.
Permainan tradisional adalah permainan yang tidak hanya mengutamakan
kemampuan gerak pemainnya saja tetapi membutuhkan nilai-nilai kerjasama dan
sportifitas dalam permainannya. Permainan tradisional menurut Uhamisastra
3
yang sederhana, tanpa mesin, asalkan anak tersebut sehat maka ia bisa ikut
bermain”.
Dalam hal ini permainan tradisional mengandung banyak manfaat yang
mampu diterapkan dalam kehidupan Siswa, terkait dengan tumbuh kembang anak
baik dalam segi afektif, kognitif, dan psikomotornya hal ini yang seharusnya di
kembangkan oleh para guru untuk memberikan pembelajaran yang baik dan
bermanfaat untuk anak didiknya. Nilai-nilai yang terkandung dalam permainan
tradisional mampu membentuk karakter sosial anak menjadi lebih baik,
dikarenakan inti dari permainannya mengutamakan nilai-nilai sosial yang secara
langsung melatih perkembangan karakter anak menjadi lebih baik, maka dari itu
betapa pentingnya pembelajaran permainan tradisional di ajarkan dalam mata
pelajaran pendidikan jasmani terutama di sekolah dasar karena pada masa ini lah
anak di latih karakter sosialnya sejak dini.
Permainan tradisional yang di berikan ada lima macam antara lain: petak
jongkok, ucing baledog, bebentengan, boy-boyan dan kasti, Permainan tradisional
ini merupakan permainan sederhana, mudah difahami dan mengasyikkan serta
bisa dimainkan dimanapun, permainan ini sangat mengutamakan nilai-nilai
kerjasama tim dan sportivitas para pemainya agar permainannya berjalan dengan
lancar, perserta didik akan terbiasa bekerja dan belajar dalam kelompok bersama
rekan satu timnya. Dalam permainan ini jumlah siswa tidak dibatasi dan luas
daerah permainannya pun dapat ditentukan dengan persetujuan semua siswa
terlebih dahulu. Dalam hal ini diharapkan peserta didik mengalami pengembangan
kecerdasan emosi dan pengalaman belajar terutama pada nilai-nilai kerjasama
(saling membantu) dan sportivitas (mentaati peraturan permainan). Permainan
tradisional membuat anak menjadi gembira dan yang lebih penting permainan
tradisional membuat anak bergerak, memiliki kemampuan untuk bersosialisasi
antara kawan dan lawan, bekerjasama dan saling mentaati terhadap peraturan
permainan yang telah di sepakati.
Kerjasama dalam permainan sangat penting karena tanpa kerjasama
permainan tidak akan berjalan dengan baik, Kusnadi (2012, hlm 11) mengartikan
4
Maka dari itu dalam suatu permainan berkelompok kerjasama dibutuhkan untuk
mencapai suatu target atau mencetak poin demi meraih kemenangan. Sportivitas
merupakan suatu sikap bersedia menerima kekalahan dan kemenangan dengan
etika yang baik, saling respect terhadap lawan dan kawan serta mematuhi segala
peraturan dalam bermain, Sportivitas selalu di butuhkan saat bermain karena
tidak banyak orang yang melakukan kecurangan hanya demi kemenangan yang
tidak jujur.
Kerjasama dan sportivitas adalah masalah yang sering di jumpai pada saat
bermain, hal ini adalah dampak dari modernisasi permainan saat ini. Seiring
berkembangnya zaman permainan untuk anak semakin cendrung bersifat
individualis dan hal ini apabila di biarkan akan merusak karakter sosial anak.
Melemahnya nilai-nilai kerjasama dan sportivitas pada saat ini seperti menurunya
kepedulian sosial terhadap sesama teman, kurang disiplin dalam melaksanakan
tugas, sering terjadi kesalah fahaman dan perkelahian ketika sedang bermain, dan
mencontek saat ujian membuat tugas guru harus lebih keras, karena apabila hal ini
terus dibiarkan dikhawatirkan nilai-nilai kerjasama dan sportifitas siswa akan
semakin lemah.
Hasil survey yang peneliti lihat saat melaksanaan PPL pada siswa kelas V
SDN Cisitu 2 menunjukan hasil bahwa terdapat kelemahan dalam aspek afektif
siswa, kelemahan tersebut terdapat pada sikap siswa dalam bermain dan dalam
bersosialisasi antar siswa saat dalam pembelajaran, dari permasalahan yang
dihadapi dengan demikian peneliti akan melakukan penelitian dalam asfek afektif
yaitu kerjasama dan sportivitas. Untuk itu peneliti berharap dengan memberikan
beberapa pembelajaran permainan tradisional maka nilai-nilai kerjasama dan
sportivitas yang terdapat dalam permainan tradisional tersebut dapat tertanam dan
diterapkan oleh siswa sehingga terjadi perubahan tingkah laku menjadi lebih baik.
Oleh karena itu penulis menerapkan pembelajaran permainan tradisional dalam
materi pendidikan jasmani di SDN Cisitu 2 Bandung dalam upaya meningkatkan
nilai-nilai kerjasama dan sportivitas Siswa. Oleh karena itu judul yang penulis
5
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang serta survey yang peneliti lihat di lapangan pada
saat pembelajaran pendidikan jasmani di SDN Cisitu 2, ada beberapa permasalah
yang muncul pada saat kegiatan belajar mengajar pembelajaran penjas, yaitu:
1. Lemahnya nilai-nilai kerjasama siswa saat bermain dalam kelompok,
Sehingga permainan tidak berjalan dengan baik.
2. Banyak terjadi kecurangan dan perkelahian saat permainan beregu, karena
tidak puas dan ego yang berlebihan antar siswa.
3. Banyak anak yang bersifat individualis dan tidak menghiraukan teman-teman
di sekitarnya.
C. Rumusan Masalah
Pokok-pokok persoalan dirumuskan dalam masalah umum penelitian sebagai
berikut: “Lemahnya nilai-nilai kerjasama dan sportivitas Siswa dalam
pembelajaran permainan tradisional” Selanjutnya, rumusan masalah umum di atas dijabarkan kedalam suatu rumusan masalah khusus, sebagai berikut :
Apakah permainan tradisional petak jongkok, ucing baledog, bebentengan,
boy-boyan dan kasti dapat meningkatkan nilai-nilai kerjasama dan sportivitas siswa
kelas V Sekolah Dasar Negeri Cisitu 2 Bandung?
D. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian pada peneltian tindakan kelas ini yaitu untuk meningkatkan
nilai-nilai kerjasama dan sportivitas dalam suatu permainan tim / beregu melalui
beberapa permainan tradisional petak jongkok, ucing baledog, bebentengan,
boy-boyan dan kasti.
6
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan kontribusi yang
berarti bagi semua pihak terutama kepada yang berkecimpung dalam dunia
pendidikan jasmani, diantaranya :
a. Bagi Guru
Penelitian ini diharapkan menjadi alternatif bahan pembelajaran bagi guru
untuk menambah wawasan terhadap permainan tradisional, selain itu hasil
penelitian ini diharapkan menjadi umpan balik bagi guru dalam menyusun
bahan pembelajaran yang lebih variatif dan diharapkan dapat bermanfaat
untuk menyempurnakan pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani
khususnya permainan tradisional.
b. Bagi Siswa
Siswa diharapkan mampu mengembangkan nilai-nilai yang terkandung dalam
permainan tradisional dan mampu diterapkan dikehidupanya, sehingga dapat
terus mampu meningkatkan pengetahuan dan pemahaman materi belajar siswa
pada mata pelajaran pendidikan jasmani, serta diharapkan penelitian tindakan
kelas ini dijadikan motivasi untuk terus di mainkan diluar sekolah, karena
nilai-nilai positif yang terkandung didalam permainan ini sangat diperlukan
oleh siswa sebagai bekal untuk diterapkan dimasyarakat dan dapat dimainkan
oleh generasi muda agar tidak hilang di telan zaman.
c. Bagi Peneliti
Peneliti dapat mengetahui alternatif pembelajaran untuk meningkatkan
nilai-nilai kerjasama dan sportifitas melalui berbagai permainan tradisional dalam
pembelajaran Pendidikan Jasmani.
d. Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini akan memberikan sumbangan yang baik pada sekolah itu
sendiri dalam rangka perbaikan pembelajaran khususnya pembelajaran
pendidikan jasmani berupa permainan tradisional.
7
Pembatasan masalah penelitian ini terbatas pada masalah yang diteliti saja,
Untuk membatasi penelitian ini agar lebih spesifik, maka penulisan membatasi
masalahnya yaitu, apakah permainan tradisional petak jongkok, ucing baledog,
bebentengan, boy-boyan dan kasti dapat meningkatkan nilai-nilai kerjasama dan
sportivitas Siswa. Adapun ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Subjek penelitian Siswa kelas V, dan objeknya di SDN Cisitu 2 Kota
Bandung.
2. Istrumen penelitian menggunakan observasi untuk penilaian terhadap praktek
bermain dilapangan, catatan lapangan untuk mendeskripsikan hal yang terjadi
saat pelaksanaan pembelajaran dan rekaman foto untuk mengabadikan
tindakan yang telah dilaksanakan.
3. Pendekatan pembelajaran yang penulis maksud adalah melalui pendekatan
bermain terhadap nilai-nilai kerjasama dan sportivitas siswa.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tujuan Operasional
Setelah proses penelitian berlangsung terdapat perfokusan masalah disekitar
nilai-nilai kerjasama dan sportivitas siswa dalam pembelajaran pendidikan
jasmani yang masih lemah dan harus lebih ditingkatkan lagi. Melalui pemfokusan
permasalahan ini maka tujuan operasional dari penelitian ini adalah untuk
mengembangkan pembelajaran melalui pendekatan bermain dalam pendidikan
jasmani yang diterapkan di SDN 2 Cisitu untuk kelas V. Secara operasional
penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan nilai-nilai kerjasama dan sportivitas
siswa melalui pendekatan permainan tradisional.
B. Waktu dan Tempat Penelitian
1) Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilaksanakan selama kurang lebih 1 bulan dan
disesuaikan dengan jadwal pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah
tempat melaksanakan penelitian. Penentuan waktu penelitian mengacu pada
kalender akademik disekolah, karena PTK memerlukan beberapa siklus yang
membutuhkan proses belajar mengajar yang efektif di kelas.
Tabel 3.1
Tabel Waktu Penelitian
Hari Tanggal Waktu Siklus Tindakan
Selasa 11 agustus 2015 07.00 – 08.10 Pra tindakan
Mengobservasi
materi permainan
tradisonal
Selasa 18 agustus 2015 10.00 – 11.10 satu
Memberikan materi
permainan
47
Jum’at 21 agustus 2015 07.00 – 08.10 Satu Memberikan materi permainan tradional
selasa 25 agustus 2015 10.00 – 11.10 Dua
Memberikan materi
permainan
tradisional
Jum’at 28 agustus 2015 07.00 – 08.10 Dua
Memberikan materi
permainan
tradisional
selasa 1 september 2015 10.00 – 11.10 Tiga
Memberikan materi
permainan
tradisional
Jum’at 4 september 2015 07.00 – 08.10 Tiga
Memberikan materi
permainan
tradisional
2) Tempat Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN 2 Cisitu Kota Bandung.
C. Objek dan Subjek Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SDN 2 Cisitu Bandung dengan jumlah siswa 38
siswa, terdiri dari 20 siswa perempuan dan 18 siswa laki-laki. Secara umum bila
ditinjau dari sosial, budaya dan ekonomi masyarakat perserta didik tergolong
cukup perhatiannya terhadap pendidikan dan ini salah satu pendorong terhadap
peningkatan kualitas pendidikan di SDN 2 Cisitu Kota Bandung, walaupun hal
tersebut bukan salah satu faktor yang menentukan kualitas pendidikan, masih
banyak faktor lainnya seperti sarana dan prasarana, sumber daya manusia dan
48
D. Metode Penelitian
Metode penelitian adalah suatu cara yang digunakan peneliti untuk
mencari dan memperoleh data yang digunakan sesuai dengan permasalahan yang
diselidiki, dan hasil dari penelitian ini akan menjawab berhasil atau tidaknya
penelitian tersebut. Surakhmad (1990, hlm. 131) mengemukakan :
Metode adalah merupakan suatu cara utama yang dipergunakan untuk mencapai suatu tujuan, misalnya untuk menguji hipotesa, dengan mempergunakan teknik serta alat-alat tertentu. Cara ini dipergunakan setelah penyelidik, memperhitungkan kewajaranya, ditinjau dari tujuan penelitian serta situasi penelitian.
Metode yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
tindakan kelas (Class Action Research) sebagai cara untuk menjawab
permasalahan dalam penelitian. Adapun peneliti menggunakan metode ini
berdasarkan pada bentuk penelitian itu sendiri yang bertujuan untuk meneliti suatu
peristiwa atau suatu masalah yang kemudian melihat apa penyebab dari timbulnya
masalah atau peristiwa itu terjadi. Dimana manfaat yang dapat diambil dari
Penelitian Tindakan Kelas adalah perbaikan praktis yang meliputi
penanggulangan berbagai masalah yang telah dialami oleh siswa yang diajar oleh
guru sebagai pelaku PTK.
Secara lebih rinci, tujuan penelitian tindakan kelas adalah sebagai berikut:
a) Memperbaiki dan meningkatkan mutu isi, masukan, proses, serta hasil
pendidikan dan pembelajaran di kelas, sekolah.
b) Membantu guru atau dosen, serta tenaga pendidikan lainnya mengatasi
masalah pembelajaran di dalam dan luar kelas.
c) Mencari jawaban secara ilmiah (rasional, sistematis, empiris) mengapa
masalah tersebut dapat dipecahkan melalui tindakan.
d) Meningkatkan profesionalisme sebagai pendidik.
e) Menumbuh kembangkan budaya akademik di lingkungan sekolah,
sehingga tercipta perbaikan dan meningkatkan mutu atau kualitas
49
E. Langkah-langkah Penelitian 1) Prosedur Penelitian
Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan, maka
penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan Taggart
(dalam Fitri 1998, hlm. 14), yaitu berbentuk spiral dan siklus yang satu ke siklus
yang berikutnya. Setiap siklus meliputi planning (rencana), action (tindakan),
observation (pengamatan), refleksion (refleksi). Langkah siklus berikutnya adalah
perencanaan yang sudah direvisi, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Sebelum
masuk pada siklus satu dilakukan tindakan pendahuluan yang berupa identifikasi
permasalahan. Siklus spiral dari tahap-tahap penelitian tindakan kelas dapat
dilihat pada gambar berikut :
Gambar Alur PTK
Gambar: 3.1 Bagan Diagram Siklus Penelitian Tindakan Kelas
Pelaksanaan
Siklus II Pengamatan/
50
Atas dasar itulah maka upaya pemecahan masalah dalam penelitian ini
dilakukan dengan tindakan yaitu :
a. Perencanaan Tindakan, Menetapkan skenario pembelajaran dalam bentuk
rancangan penelitian (planning), yaitu peneliti membuat rencana
pelaksanaan pembelajaran permainan tradisional.
b. Pelaksanaan Tindakan, Menerapkan skenario pembelajaran (acting), yaitu
peneliti dan guru melaksanakan skenario pembelajaran yang telah
direncanakan.
c. Pengamatan (observasi), yaitu guru dan peneliti mengamati (mencatat)
proses pembelajaran di SDN 2 Cisitu. Ini bertujuan untuk mengetahui nilai
kerjasama dan sportivitas siswa pada saat melakukan aktivitas permainan
tradisional dalam pembelajaran pendidikan jasmani.
d. Refleksi, maksudnya adalah peneliti dan guru menganalisis hasil yang telah
dilaksanakan untuk kemungkinan terjadinya perubahan rencana tindakan
serta perubahan perilaku siswa dalam proses belajarnya untuk dapat
menguasai nilai kerjasama dan sportivitas serta upaya mengevaluasi
kekurangannya.
e. Perencanaan Tindak Lanjut, maksudnya bila hasil perbaikan yg diharapkan
belum tercapai pada siklus 1, maka diperlukan langkah lanjutan pada siklus
2. Satu siklus kegiatan merupakan kesatuan dari kegiatan perumusan
masalah, perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan
interpretasi, serta analisis dan refleksi. Banyaknya siklus tidak dapat
ditetapkan, dan karenanya perlu dibuatkan semacam kriteria keberhasilan,
misal : dengan menggunakan prinsip belajar tuntas. Apabila tingkat
perbaikan yang diharapkan tercapai minimal 75%, maka pencapaian itu
dapat dikatakan sudah memenuhi kriteria.
2) Rencana Tindakan
Secara rinci rencana tindakan penelitian dilaksanakan dan disusun secara
terperinci pada setiap siklus sesuai jadwal dan alokasi waktu berdasarkan
rancangan penelitian. Bentuk tindakan yang akan dilaksanakan dalam tindakan
51
Siklus 1
Pada pelaksanaan setiap siklus, terdapat dua tindakan pembelajaran atau
pertemuan, dimana kegiatan yang dilakukan adalah :
Siklus I tindakan I
Tabel 3.2
Tabel Siklus l tindakan l
TREATMENT/TIN DAKAN
TUJUAN PELAKSANAAN
Perencanaan Untuk
Mempersiapkan sumber belajar
Mempersiapkan RPP
Mempersiapkan peralatan dan lapangan bermain
Pelaksanaan
Memberikan materi pembelajaran yang berkaitan dengan hal-hal yang akan di teliti.
Permainan
Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok besar yang sama rata.
Salah satu siswa ditunjuk sebagai kucing dengan cara hompimpa.
Cara permainannya yaitu kucing harus mengejar siswa lain dan siswa yang terkena sentuhan kucing makan siswa tersebut menjadi teman kucing.
52
peluit guru selanjutnya.
Permainan tradisional bebentengan.
Permainan inti dan bertujuan untuk
meningkatkan nilai kerjasama dan sportivitas.
Siswa dibagi menjadi 4 kelompok. 1 kelompok terdiri dari 8-10 siswa.
Kapten dari kelompok melakukan hompimpa untuk menentukan siapa lawan kelompoknya.
Permaianan diawali dengan salah satu pemain yang (ngawahan) atau mendekat pada benteng lawan untuk kemudian dikejar.
Pemain yang dikejar bila terkena sentuhan maka pemain tersebut menjadi tawanan musuhnya dan bisa diselamatkan oleh rekannya dengan
menyentuhnya kembali.
Permainan di akhiri oleh peluit guru.
observasi Mengamati
dan
menyelidiki hal-hal yang harus di benahi saat penelitian berlangsung.
Mengamati proses pembelajaran dan sekaligus mengevaluasi perilaku siswa sesuai dengan target yang akan dicapai.
Menuliskan hal-hal yang berkaitan dengan nilai kerjasama dan sportivitas pada lembar observasi.
Memberi penilaian pada lembar observasi.
Refleksi Mengevaluasi
secara keseluruhan proses dalam
Mengevaluasi hasil yang didapat pada lembar observasi.
53
satu siklus dan menentukan tindakan selanjutnya.
dan pengamat terhadap hal-hal yang diteliti yaitu kerjasama dan sportivitas saat pembelajaran
berlangsung.
Merencanakan tindakan selanjutnya apabila hasil penelitian dalam siklus 1 tidak berhasil, dan membuat perencanaan yang lebih baik lagi.
Siklus I Tindakan II
Tabel 3.3
Tabel Siklus l tindakan ll
TREATMENT/TIN DAKAN
TUJUAN PELAKSANAAN
Perencanaan Untuk
Mempersiapkan sumber belajar
Mempersiapkan RPP
Mempersiapkan peralatan dan lapangan bermain
Pelaksanaan
Memberikan materi pembelajaran yang berkaitan dengan hal-hal yang akan di teliti yaitu kerjasama dan sportivitas.
Permainan
Siswa dikumpulkan dan guru menjelaskan peraturan permainan.
Guru menunjuk dua orang siswa untuk menjadi jala ikan
54
dan sportivitas. ikan harus saling memegang tangannya sesame jala dan berusaha mengejar siswa lain yang menjadi ikan
Apabila ikan sudah terkena sentuhan jala maka ikan tersebut menjadi jala
Permainan berakhir sampai semua ikan menjadi jala
Menjelaskan kembali materi permainan bebentengan.
Menekankan kepada siswa agar bersikap sportif saat bermain dan saling bekerjasama dengan sesame teman.
Permainan tradisional bebentengan.
Permainan inti dan bertujuan untuk
meningkatkan nilai kerjasama dan sportivitas.
Siswa dibagi menjadi 4 kelompok. 1 kelompok terdiri dari 8-10 siswa.
Kapten dari kelompok melakukan hompimpa untuk menentukan siapa lawan kelompoknya.
Penentuan jarak (ngawahan).
Permaianan diawali dengan salah satu pemain yang (ngawahan) atau mendekat pada benteng lawan untuk kemudian dikejar.
Siswa harus benar-benar menginjak tanda jarak (ngawahan) sebelum akhirnya dikejar lawan.
55
terkena sentuhan maka pemain tersebut menjadi tawanan musuhnya dan bisa diselamatkan oleh rekannya dengan
menyentuhnya kembali.
Permainan di akhiri oleh peluit guru.
observasi Mengamati
dan
menyelidiki hal-hal yang harus di benahi saat penelitian berlangsung.
Mengamati proses pembelajaran dan sekaligus mengevaluasi perilaku siswa sesuai dengan target yang akan dicapai.
Menuliskan hal-hal yang berkaitan dengan nilai kerjasama dan sportivitas pada lembar observasi.
Memberi penilaian pada lembar observasi.
Refleksi Mengevaluasi
secara keseluruhan proses dalam satu siklus dan menentukan tindakan selanjutnya.
Mengevaluasi hasil yang didapat pada lembar observasi.
Berdiskusi bersama guru dan pengamat terhadap hal-hal yang diteliti yaitu kerjasama dan sportivitas saat pembelajaran
berlangsung.
56
Siklus II
Tabel 3.4
Tabel Siklus ll tindakan l
TREATMENT/TIN DAKAN
TUJUAN PELAKSANAAN
Perencanaan Untuk
Mempersiapkan sumber belajar
Mempersiapkan RPP
Mempersiapkan peralatan dan lapangan bermain
Membuat lembar observasi
Memberikan materi pembelajaran yang berkaitan dengan hal-hal yang akan di teliti.
Permainan
Siswa dikumpulkan dan guru menjelaskan peraturan permainan ucing baledog.
Guru menunjuk dua orang siswa untuk menjadi kucing.
Siswa yang menjadi kucing harus saling mengoper bola dan berusaha mengejar siswa lain dan melemparkan bola itu ke tubuh siswa.
Apabila terkena sentuhan bola maka siswa tersebut menjadi rekan si kucing.
57
menjadi kucing.
Permainan tradisional boy-boyan.
Permainan inti dan bertujuan untuk
meningkatkan nilai kerjasama dan sportivitas.
Guru menjelaskan peraturan permainan boy-boyan secara jelas.
Siswa dibagi menjadi 4 kelompok. 1 kelompok terdiri dari 8-10 siswa.
Kapten dari kelompok melakukan hompimpa untuk menentukan siapa lawan kelompoknya.
Permainan diawali dengan menentukan kelompok penyerang dan penjaga.
Permainan dimulai dengan melempar
tumpukan genting dan bila terkena maka tim penjaga akan mengambil bola dan berusaha untuk
melemparkan bolanya pada lawan.
Secara bersamaan tim penyerang juga harus rekontrkusi ulang tumpukan genting.
observasi Mengamati
dan
menyelidiki hal-hal yang harus di benahi saat penelitian berlangsung.
Mengamati proses pembelajaran dan sekaligus mengevaluasi perilaku siswa sesuai dengan target yang akan dicapai.
Menuliskan hal-hal yang berkaitan dengan nilai kerjasama dan sportivitas pada lembar observasi.
Memberi penilaian pada lembar observasi.
58
secara keseluruhan proses dalam satu siklus dan menentukan tindakan selanjutnya.
didapat pada lembar observasi.
Berdiskusi bersama guru dan pengamat terhadap hal-hal yang diteliti yaitu kerjasama dan sportivitas saat pembelajaran
berlangsung.
Merencanakan tindakan selanjutnya apabila hasil penelitian dalam siklus 2 tidak berhasil, dan membuat perencanaan yang lebih baik lagi.
Siklus II Tindakan II
Tabel 3.5
Tabel Siklus ll tindakan lI
TREATMENT/TIN DAKAN
TUJUAN PELAKSANAAN
Perencanaan Untuk
Mempersiapkan sumber belajar
Mempersiapkan RPP
Mempersiapkan peralatan dan lapangan bermain
Membuat lembar observasi
Memberikan materi pembelajaran yang berkaitan dengan hal-hal yang akan di teliti.
Permainan jala ikan.
Agar siswa melakukan pemanasan
59
Guru menunjuk dua orang siswa untuk menjadi jala ikan
Siswa yang menjadi jala ikan harus saling
memegang tangannya sesame jala dan berusaha mengejar siswa lain yang menjadi ikan
Apabila ikan sudah terkena sentuhan jala maka ikan tersebut menjadi jala
Permainan berakhir sampai semua ikan menjadi jala
Permainan tradisional boy-boyan.
Permainan inti dan bertujuan untuk
meningkatkan nilai kerjasama dan sportivitas.
Guru menjelaskan peraturan permainan boy-boyan secara jelas.
Siswa dibagi menjadi 4 kelompok. 1 kelompok terdiri dari 8-10 siswa.
Kapten dari kelompok melakukan hompimpa untuk menentukan siapa lawan kelompoknya.
Permainan diawali dengan menentukan kelompok penyerang dan penjaga.
Permainan dimulai dengan melempar
tumpukan genting dan bila terkena maka tim penjaga akan mengambil bola dan berusaha untuk
melemparkan bolanya pada lawan.
60
tumpukan genting.
observasi Mengamati
dan
menyelidiki hal-hal yang harus di benahi saat penelitian berlangsung.
Mengamati proses pembelajaran dan sekaligus mengevaluasi perilaku siswa sesuai dengan target yang akan dicapai.
Menuliskan hal-hal yang berkaitan dengan nilai kerjasama dan sportivitas pada lembar observasi.
Memberi penilaian pada lembar observasi.
Refleksi Mengevaluasi
secara keseluruhan proses dalam satu siklus dan menentukan tindakan selanjutnya.
Mengevaluasi hasil yang didapat pada lembar observasi.
Berdiskusi bersama guru dan pengamat terhadap hal-hal yang diteliti yaitu kerjasama dan sportivitas saat pembelajaran
berlangsung.
Merencanakan tindakan selanjutnya apabila hasil penelitian dalam siklus 2 tidak berhasil, dan membuat perencanaan yang lebih baik lagi.
Siklus III Tindakan I
Tabel 3.6
Tabel Siklus llI tindakan I
TREATMENT/TIN DAKAN
TUJUAN PELAKSANAAN
Perencanaan Untuk
memudahkan peneliti dalam merencanakan
Mempersiapkan sumber belajar
Mempersiapkan RPP
61
dan
melaksanakan penelitian
dan lapangan bermain
Membuat lembar observasi
Memberikan materi pembelajaran yang berkaitan dengan hal-hal yang akan di teliti yaitu kerjasama dan sportivitas.
Permainan
Siswa dikumpulkan dan guru menjelaskan peraturan permainan ucing baledog.
Guru menunjuk dua orang siswa untuk menjadi kucing.
Siswa yang menjadi kucing harus saling mengoper bola dan berusaha mengejar siswa lain dan melemparkan bola itu ke tubuh siswa.
Apabila terkena sentuhan bola maka siswa tersebut menjadi rekan si kucing.
Permainan berakhir sampai semua siswa menjadi kucing.
Permainan inti dan bertujuan untuk
meningkatkan nilai kerjasama dan sportivitas.
Guru menjelaskan secara rinci peraturan permainan kasti.
Siswa dibagi menjadi 3-4 kelompok. 1 kelompok terdiri dari 10-12 siswa.
62
lawan kelompoknya.
Permainan dimulai dengan waktu 20menit dalam satu pertandingan.
Tim yang memiliki poin lebih tinggi maka itulah pemenangnya dan boleh bermain lagi dengan tim lain yang menang.
Permainan di akhiri oleh peluit guru.
observasi Mengamati
dan
menyelidiki hal-hal yang harus di benahi saat penelitian berlangsung.
Mengamati proses pembelajaran dan sekaligus mengevaluasi perilaku siswa sesuai dengan target yang akan dicapai.
Menuliskan hal-hal yang berkaitan dengan nilai kerjasama dan sportivitas pada lembar observasi.
Memberi penilaian pada lembar observasi.
Refleksi Mengevaluasi
secara keseluruhan proses dalam satu siklus dan menentukan tindakan selanjutnya.
Mengevaluasi hasil yang didapat pada lembar observasi.
Berdiskusi bersama guru dan pengamat terhadap hal-hal yang diteliti yaitu kerjasama dan sportivitas saat pembelajaran
berlangsung.
63
Siklus III Tindakan II
Tabel 3.7
Tabel Siklus llI tindakan II
TREATMENT/TIN DAKAN
TUJUAN PELAKSANAAN
Perencanaan Untuk
Mempersiapkan sumber belajar
Mempersiapkan RPP
Mempersiapkan peralatan dan lapangan bermain
Membuat lembar observasi
Memberikan materi pembelajaran yang berkaitan dengan hal-hal yang akan di teliti yaitu kerjasama dan sportivitas.
Permainan
Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok besar yang sama rata.
Salah satu siswa ditunjuk sebagai kucing dengan cara hompimpa.
Cara permainannya yaitu kucing harus mengejar siswa lain dan siswa yang terkena sentuhan kucing makan siswa tersebut menjadi teman kucing.
Permainan dimulai saat guru meniup peluit dan di akhiri dengan tiupan peluit guru selanjutnya.
Permainan ucing
Agar siswa melakukan
64
baledog pemanasan
yang bertujuan
Guru menunjuk dua orang siswa untuk menjadi kucing.
Siswa yang menjadi kucing harus saling mengoper bola dan berusaha mengejar siswa lain dan melemparkan bola itu ke tubuh siswa.
Apabila terkena sentuhan bola maka siswa tersebut menjadi rekan si kucing.
Permainan berakhir sampai semua siswa menjadi kucing.
Permainan tradisional kasti.
Permainan inti dan bertujuan untuk
meningkatkan nilai kerjasama dan sportivitas.
Guru menjelaskan secara rinci peraturan permainan kasti.
Siswa dibagi menjadi 3-4 kelompok. 1 kelompok terdiri dari 10-12 siswa.
Kapten dari kelompok melakukan hompimpa untuk menentukan siapa lawan kelompoknya.
Permainan dimulai dengan waktu 20menit dalam satu pertandingan.
Tim yang memiliki poin lebih tinggi maka itulah pemenangnya dan boleh bermain lagi dengan tim lain yang menang.
Permainan di akhiri oleh peluit guru.
observasi Mengamati
dan
menyelidiki
65
hal-hal yang harus di benahi saat penelitian berlangsung.
perilaku siswa sesuai dengan target yang akan dicapai.
Menuliskan hal-hal yang berkaitan dengan nilai kerjasama dan sportivitas pada lembar observasi.
Memberi penilaian pada lembar observasi.
Refleksi Mengevaluasi
secara keseluruhan proses dalam satu siklus dan menentukan tindakan selanjutnya.
Mengevaluasi hasil yang didapat pada lembar observasi.
Berdiskusi bersama guru dan pengamat terhadap hal-hal yang diteliti yaitu kerjasama dan sportivitas saat pembelajaran
berlangsung.
Merencanakan tindakan selanjutnya apabila hasil penelitian dalam siklus 2 tindakan 2 tidak berhasil, dan membuat perencanaan yang lebih baik lagi.
F. Instrumen Penelitian
Menurut Yusuf (2011, hlm 39) mengemukakan bahwa “instrumen adalah alat bantu untuk mengumpulkan informasi, melakukan pengukuran, atau mengumpulkan data”. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan beberapa instrument, yaitu :
1. Observasi
Lembar observasi merupakan salah satu alat pengamatan yang digunakan
untuk mengamati, melihat dan menilai aktivitas siswa selama proses
pembelajaran berlangsung terkait dengan hal yang akan diteliti. Lembar observasi
juga digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar siswa dan sebagai bahan
66
pamong yang bersangkutan, dengan menggunakan lembar observasi sebagai
pedoman penilaiannya, dan dilakukan disetiap siklusnya.
Tugas penilaian memberi tanda ceklis (√) dalam kolom rentan nilai. Sugiyono (2010, hlm. 170) bahwa “sekala nilai dibawah menggunakan kategori baik, sedang dan kurang”. Bentuk-bentuk instrumennya dijabarkan melalui lembar observasi aktivitas siswa yang digunakan dalam penelitian sebagai
berikut:
(Tabel 3.8 & 3.9)
Lembar Observasi Nilai-nilai Kerjasama
LEMBAR OBSERVASI KERJASAMA kriteria
No Aspek yang di observasi
Indikator 1 2 3
1 Kerjasama mencapai tujuan
a. Berinteraksi sesama kawan b. Kompak dalam mengatur
strategi
c. Bertanggung jawab bersama dalam menyelesaikan masalah
2 Memotivasi orang lain
a. Membantu teman yang kesulitan
b. Memberi dukungan kepada teman
Lembar Observasi Nilai-nilai Sportivitas
LEMBAR OBSERVASI SPORTIVITAS kriteria
no Aspek yang di observasi
Indikator 1 2 3
1 Patuh pada peraturan
a. Mematuhi peraturan yang dibuat
b. Melaksanakan peraturan yang disepakati
2 Jujur dan adil a. Tidak mencoba berbuat curang b. Menyadari kesalahan yang
diperbuat
3 Hormat a. Menghargai keputusan guru
Keterangan : 3 = Baik, 2 = Cukup, 1= Kurang
P =
67
Keterangan :
P = Nilai Persentase (%) Σ = Jumlah
F = Skor siswa yang diperoleh
N = Jumlah Siswa
K = Jumlah Skor Maksimal
100% = Bilangan tetap
Sudjana (2012, hlm. 129)
2. Catatan Lapangan
Catatan lapangan merupakan salah satu alat yang dibutuhkan dalam
penelitian tindakan kelas, karena catatan lapangan ini berfungsi untuk
mendeskripsikan hal-hal apa saja yang terjadi saat proses penelitian atau proses
pembelajaran berlangsung. Format catatan lapangan berfungsi untuk mengamati
proses perilaku siswa saat melaksanakan pembelajaran. Catatan lapangan diisi
oleh observer, dan setelah pembelajaran berlangsung observer tersebut akan
memberi hasil observasinya kepada peneliti terkait hal-hal apasaja yang terjadi
pada saat aktivitas pembelajaran berlangsung. Adapun format catatan lapangan
yang digunakan peneliti adalah sebagai berikut :
(Tabel 3.10) Catatan Lapangan
Hari/Tanggal :
Tempat :
Kompetensi Dasar :
SIKLUS :
masalah yang muncul alternatif pemecahan masalah
1 1
2 2
3 3
4 4
5 5
68
3. Rekaman Foto
Rekaman foto digunakan untuk menyimpan momen-momen saat
peneletian berlangsung dan juga sebagai bukti bahwa peneliti benar-benar
melakukan penelitian yang jujur. Rekaman foto ini juga berfungsi sebagai alat
yang menggambarkan situasi dan kondisi yang terjadi dikelas maupun dilapangan
saat melasanakan aktivitas pembelajaran berlangsung, sehingga laporan yang
diberikan menjadi akurat dan dapat dipertanggung jawabkan.
4. Indikator Keberhasilan
Adapun yang menjadi indikator kinerja dalam Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) ini adalah bila minimal 75% kemampuan siswa yang menjadi objek
penelitian sudah dapat meningkat terkait nilai-nilai kerjasama dan sportivitasnya.
G. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah cara yang ditempuh untuk memperoleh
data yang diperlukan dalam penelitian, sehingga dapat menjawab masalah dalam
penelitian. Cara yang ditempuh dalam pengumpulan data juga memiliki berbagai
teknik sesuai dengan kebutuhan penelitian itu sendiri.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
observasi. Observasi atau pengamatan langsung dalam penelitian ini disusun
berdasarkan praobservasi yang akan dilakukan pada semester awal proses
kegiatan belajar mengajar disekolah. Pra observasi dilakukan dengan cara
mengamati siswa saat mengikuti pembelajaran permainan tradisional sebelum
kegiatan penelitian dilaksanakan. Jenis observasi yang dilakukan peneliti yaitu
observasi partisipatif yaitu peneliti ikut serta bersama subjek yang akan diteliti.
H. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang akan dilakukan adalah menggunakan teknik
analisis data kuantitatif dalam bentuk persentase. Secara garis besar kegiatan
analisi data dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Pengolahan dan Penafsiran Data
Pengolahan dan penafsiran data dilakukan pada proses penelitian dan hasil
69
observasi, hasil pengamatan dan dokumentasi gambar serta berbagai data
pendukung lainnya yang digunakan. Kemudiaan data yang diperoleh di tafsirkan
dalam bentuk kalimat atau kata-kata berupa kategori, serta dijelaskan melalui
table hasil penelitian.
b. Hasil Analisis Data
Dari data hasil penelitian, penulis melakukan pencocokkan, yang
kemudian didiskusikan dengan observer, serta dilakukan konfirmasi terhadap
sample. Untuk keabsahan data,penulis mengumpulkan berbagai informasi dari
berbagai sumber untuk mencocokan kevalidan data.
c. Rekomendasi Selama Proses Penelitian
Dalam hal ini peneliti mengacu pada hasil analisis data yang ad, yang
selanjutnya dicocokan dengan data yang diperoleh selama dilapangan. Hasil dari
pencocokan ini digunakan untuk menjawab permasalahan dalam penelitian, yang
akhirnya menjadi sebuah kesimpulandari penelitian yang dilaksanakan.
Kesimpulan ini diharapkan diharapkan mampu memberi kontribusi positif bagi
guru dan siswa, terutama dalam upaya meningkatkan nilai-nilai kerjasama dan
sportivitas siswa.
d. Diskusi Hasil Temuan
Dalam diskusi hasil temuan penelitian, peneliti dan observer
mengemukakan persoalan-persoalan atau masalah yang terdapat dalam proses
observasi, yang kemudian dicari dan ditemukan penyelesaiannya untuk
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan
Kesimpulan dari hasil penelitian ini berdasarkan hasil analisis data
penelitian yang penulis teliti terbukti bahwa permainan tradisional memberikan
peningkatan yang baik terhadap nilai-nilai kerjasama dan sportivitas siswa, hal ini
tercapai setelah dilakukan selama tiga siklus yang setiap tindakannya terdiri dari
dua tindakan dalam pembelajaran pendidikan jasmani pada siswa kelas V SDN
Cisitu 2 Bandung.
Disetiap tindakannya, menunjukan adanya peningkatan nilai-nilai
kerjasama dan sportivitas siswa, terlihat dari sikap-sikap siswa yang mengalami
perubahan yang lebih baik, terjalinnya interaksi yang baik dengan kawan ataupun
lawan, tolong menolong, saling memberi dukungan dan menaati peraturan yang
dibuat oleh guru. Yang terpenting dari penelitian ini adalah siswa mampu
memahami dan menerapkan pentingnya nilai-nilai kerjasama dan sportivitas
dalam kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan hasil analisis data penelitian yang penulis teliti terbukti
bahwa dengan menerapkan permainan tradisional mampu memberikan pengaruh
terhadap peningkatan nilai-nilai kerjasama dan sportivitas siswa kelas V SD
Negeri Cisitu 2 Bandung. Dalam hal ini hampir seluruh siswa dapat memahami
dan mengetahui apa yang diberikan oleh guru sebagai peneliti dan tidak
mengalami kejenuhan dalam pembelajaran pendidikan jasmani, serta tercipta saat
mereka belajar dalam suasana yang menyenangkan dan mereka senang untuk
belajar.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, ada beberapa hal yang
akan penulis sampaikan sebagai masukan dan saran sebagai berikut:
1. Dalam pemberian materi pembelajaran hendaknya diberikan secara bertahap
108
2. Pada saat melaksanakan pembelajaran hendaknya menggunakan strategi yang
sesuai dengan karakter siswa dan lingkungannya, dan menggunakan
pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan siswa.
3. Kepada para guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan, hasil
penelitian ini membuktikan bahwa pentingnya memberikan pembelajaran
permainan tradisional kepada siswa karena permainan tradisional mampu
meningkatkan nilai-nilai sosial terutama kerjasama dan sportivitas siswa
kearah yang lebih baik. Permainan tradisional harus dikenalkan kepada anak
sejak dini agar dapat terus lestari dan tidak di lupakan begitu saja.
4. Bagi sekolah diharapkan dapat memberikan berbagai dukungan terhadap
proses pembelajaran pendidikan jasmani, sehingga proses belajar mengajar
dapat terlaksana dengan baik. Karena untuk dapat mencapai keberhasilan
DAFTAR PUSTAKA
Abduljabar dan Darajat, (2013). Aplikasi Statistika dalam Penjas. Bandung: UPI
Abduljabar, B. (2011). Pedagogi Olahraga: seri konsep dan pendekatan
pengajaran. Bandung: UPI.
Aqib Zainal, (2006). Metode Penelitian Tindakan Kelas. PT. Yrama Wydia
Bahagia, Y (2010). Permainan Invasi. Bandung: UPI
Bandura, A., (1989). Human Agency In Social Cognitive Theory. American
Psycologist 44(9):1175.
Beller, J. M. & Stoll, S. K. (1993). Sportmanship: An Antiquated Concept.
(Journal of Physical Education, Recreation & Dance)
Hidayat, Y. (2011). Penulisan Penelitian Tindakan Kelas Dalam Pendidikan
Jasmani, Olahraga dan Kesehatan. FPOK UPI: Bandung.
Husdrata, (2013). Perencanaan Pembelajaran dalam Pendidikan Jasmani dan
Kesehatan, Bandung Alfabeta
Husna, (2009). Permainan Tradisional Indonesia untuk Kreatifitas, Ketangkasan,
dan keakraban. Andi Yogyakarta.
Juliantine T. dkk. (2011). Model-model Pembelajaran Pendidikan Jasmani.
FPOK UPI: Bandung.
Juliantine, T. (2013) Model-model Pembelajaran dalam Pendidikan Jasmani.
FPOK UPI: Bandung.
Kusmaedi & Husdrata (2004) Pertumbuhan dan Perkembangan Sepanjang
Rentan Kehidupan. Bandung UPI.FPOK
Lutan, R.(2001). Olahraga dan Etika Fair Play. Jakarta: Depdiknas.
Lutan, Rusli (2000). Strategi Belajar Mengajar Penjaskes. DEPDIKNAS
110
Mahendra, Agus.(2009).Asas dan Falsafah Pendidikan Jasmani.Bandung
Megawangi (2006) Pendidikan Karakter. Jakarta. Yayasan Obor
Panen, Paulina, dkk. (2005). Belajar dan Pembelajaran 1. Jakarta: Universitas
Terbuka.
Saputra, Yudha. 2005. Pembelajaran kooperatif untuk meningkatkan Ketrampilan
Anak TK. Jakarta: DEPDIKNAS
Siagawati, dkk. (2006). Mengungkapkan Nilai-nilai dalam Permainan Tradisional
Gobak Sodor. Skripsi (tidak diterbitkan). Surakarta: Fakultas Psikologi.
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif & RND. Bandung:
Alfabeta
Sudjana, N. (2012). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja
Rosdakarya
Suherman, A. (2001). Evaluasi Pendidikan Jasmani. Jakarta Departemen
Pendidikan Nasional.
Sukardi. (2003). Metodologi Penelitian Pendidikan. Yogyakarta: Bumi Aksara.
Sukintaka, (1992). Teori Bermain. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Sumadi Suryabrata. 1982. Perkembangan Individu. Jakarta : Rajawali.
Suparlan, Ajang, dkk. (2010). Permainan Bola Kecil. FPOK UPI: Bandung.
Surakhmad, (1990). Pengantar Penelitian Ilmiah. Bandung:UPI
Uhamisastra (2010) Permainan Tradisional. UPI BANDUNG
UPI (2014) Buku Panduan PPL Kependidikan– Banduung
111
Sumber Internet
Davis. (2006). Indikator kerjasama. [Online]. Tersedia
Dewi,http://indicator,kerjasama.com Diakses pada 11 Mei 2015 Pukul 09.20
WIB
Fairplay dalam Olahraga,
http://frestianguntaraabdi.blogspot.com/2013/07/fair-play-dalam-olahraga.html. diakses pada 11 mei 2015 pukul 21.00 WIB
Kusnadi. H.(2012). Pengertian Kerjasama.[Online]. Tersedia
dihttp://idshoovng.com 1943506-pengertian-kerja-sama.diaksespada 12 mei
2015 pukul 114.20
Padmuji (1985) Kumpulan teori kerjasama
http://al-bantany-112./kumpulan-teori-kerjasama.html. Diakses pada 14 september 2015 Pukul 15.00 WIB
Pengertian Kasti,
http://gpswisataindonesia.blogspot.com/2015/05/permainan-tradisional-kasti.html. diakses pada 11 mei 2015 pukul 18.19 WIB
Sportivitas Olahraga,
http://frestianguntaraabdi.blogspot.com/2013/07/fair-play-dalam-olahraga.html.diakses. Diakses pada 11 mei 2015 pukul 18.19 WIB
Teori kerjasama, http://imadiklus.com/teori-kerjasama-dan-persaingan-kelompok/