• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN NILAI-NILAI KERJASAMA DAN SPORTIVITAS MELALUI PENERAPAN PERMAINAN TRADISIONAL: penelitian tindakan kelas pada siswa kelas v sdn cisitu 2 bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN NILAI-NILAI KERJASAMA DAN SPORTIVITAS MELALUI PENERAPAN PERMAINAN TRADISIONAL: penelitian tindakan kelas pada siswa kelas v sdn cisitu 2 bandung."

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA MENINGKATKAN NILAI-NILAI KERJASAMA DAN SPORTIVITAS MELALUI PENERAPAN PERMAINAN TRADISIONAL

(Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas V SDN Cisitu 2 Bandung )

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi PGSD Penjas

oleh:

HARTOMI JIWANJAYA 1101521

PROGRAM STUDI

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR PENDIDIKAN JASMANI FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

(2)

UPAYA MENINGKATKAN NILAI-NILAI KERJASAMA DAN SPORTIVITAS SISWA MELALUI PENERAPAN PERMAINAN TRADISIONAL

(Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas V SDN Cisitu 2 Bandung)

Oleh

Hartomi Jiwanjaya

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi PGSD Pendidikan Jasmani

© Hartomi Jiwanjaya 2015

Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,

(3)

LEMBAR PENGESAHAN HARTOMI JIWANJAYA

UPAYA MENINGKATKAN NILAI-NILAI KERJASAMA DAN SPORTIVITAS SISWA MELALUI PENERAPAN PERMAINAN

TRADISIONAL

(Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas V SDN Cisitu 2 Bandung)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING : Pembimbing I

Drs. Andi Suntoda, M.Pd NIP.195806201986011002

Pembimbing II

Didin Budiman, M.Pd NIP.197409072001121001

Mengetahui

Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Pendidikan Jasmani

(4)

UPAYA MENINGKATKAN NILAI-NILAI KERJASAMA DAN SPORTIVITAS SISWA MELALUI PENERAPAN PERMAINAN

TRADISIONAL

(Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas V SDN Cisitu 2 Bandung)

Hartomi Jiwanjaya

Pembimbing I Drs. Andi Suntoda, M.Pd

Pembimbing II Didin Budiman, M.Pd

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan nilai-nilai kerjasama dan sportivitas siswa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas, yang subjek penelitiannya adalah siswa kelas V SDN Cisitu 2 Bandung berjumlah 39 siswa, yaitu 17 laki-laki dan 22 perempuan. Data penelitian diambil dengan menggunakan lembar pengamatan (observasi). Hasil penelitian mampu memberikan manfaat positif terhadap proses belajar mengajar bagi siswa antara lain dengan adanya peningkatan dari pra siklus hingga siklus III, Begitu pula nilai rata-rata hasil penelitian telah meningkat. Pada siklus I tindakan I nilai rata-rata yang di peroleh 40,34%, setelah diadakan tindakan II perolehan nilai meningkat menjadi 49,91%, pada siklus II tindakan I meningkat lagi menjadi 54,53%, pada tindakan II meningkat menjadi 62,39%, pada siklus III tindakan I meningkat menjadi 72,90%, dan pada akhirnya siklus III tindakan II kembali meningkat menjadi 75,89%. Dari hasil pelaksanaan penelitian dapat disimpulkan bahwa: permainan tradisional dapat meningkatkan nilai-nilai kerjasama dan sportivitas siswa kelas V SDN Cisitu 2 Bandung, dengan perolehan akhir yaitu : 75,89%.

(5)

EFFORTS TO IMPROVE VALUES COOPERATION AND SPORTMANSHIP STUDENTS THROUGH THE APPLICATION OF

TRADITIONAL GAMES

(Classroom Action Research In Grade Students of SDN Cisitu 2 Bandung)

Hartomi Jiwanjaya

Supervisor I Drs. Andi Suntoda, M.Pd

Supervisor II Didin Budiman, M.Pd

Abstract

This research aims to increase the values of teamwork and sportsmanship students. The method used in this research is the Classroom Action Research, which is the subject of his research is the students of class V SDN Cisitu 2 Bandung totaling 39 students, the 17 male and 22 female. The research data was taken using the observation sheet (observation). Results of the study were able to provide positive benefits to the learning process for students, among others, with an increase of pre-cycle to the third cycle, so it is the average value of the results of the research have increased. In the first cycle of the first actions that the average value of 40.34% was obtained, after held action II acquisition value increased to 49.91%, in the second cycle of action I increased to 54.53%, the second action rose to 62, 39%, the third cycle of action I increased to 72.90%, and finally the third cycle II measures increased again to 75.89%. From the results of the implementation of the study concluded that: traditional games can increase the values of teamwork and sportsmanship fifth grade students of SDN Cisitu 2 Bandung, with the acquisition of the final is: 75.89%.

(6)

DAFTAR ISI

HALAMAN

LEMBAR PENGESAHAN ... i

LEMBAR PERNYATAAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

KATA MUTIARA ... iv

UCAPAN TERIMAKASIH... v

ABSTRAK ... vii

DAFTAR ISI ... ix

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Rumusan Masalah ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN A. Kerjasama ... 8

1. Pengertian Kerjasama ... 8

2. Persyaratan Kerjasama ... 9

3. Jenis Kerjasama ... 10

4. Tahap-tahap Kerjasama ... 13

5. Tujuan Kerjasama ... 15

6. Manfaat Kerjasama ... 16

7. Kerjasama dalam Pendidikan Jasmani ... 16

B. Sportivitas ... 18

1. Sportivitas dalam Pendidikan Jasmani ... 23

C. Bermain ... 24

1. Teori Bermain ... 24

2. Fungsi Bermain dalam Pendidikan ... 25

3. Makna Bermain dalam Pendidikan ... 27

(7)

D. Permainan Tradisional ... 30

1. Pengertian Permainan Tradisional... 30

2. Permainan Daerah Sebagai Wahana Pendidikan... 31

3. Permainan Daerah Sebagai Alat Pemersatu ... 31

a. Ucing Baledog ... 33

b. Petak Jongkok ... 33

c. Bebentengan... 34

d. Boy-boyan ... 35

e. Kasti ... 36

E. Tahap Perkembangan Anak ... 43

F. Kerangka Berfikir ... 45

G. Hipotesis Tindakan ... 45

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Operasional ... 46

B. Waktu dan Tempat Penelitian ... 46

C. Objek dan Subjek Penelitian ... 47

D. Metode Penelitian ... 48

E. Langkah-langkah Penelitian ... 49

1. Prosedur Penelitian ... 49

2. Rencana Tindakan ... 50

F. Instrumen Penelitian ... 65

G. Teknik Pengumpulan Data ... 68

H. Teknik Analisis Data ... 68

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Pembelajaran Penjas di SDN Cisitu 2 Bandung ... 70

B. Hasil Analisis Data ... 71

C. Hasil Penelitian ... 74

1. Siklus I tindakan I ... 74

2. Siklus I tindakan II... 78

3. Siklus II tindakan I... 83

(8)

5. Siklus II tindakan I... 93

6. Siklus III tindakan II ... 98

D. Refleksi dan Kesimpulan Proses Penelitian ... 104

E. Diskusi Penemuan ... 104

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 107

B. Saran ... 107

DAFTAR PUSTAKA ... 109

(9)

DAFTAR TABEL TABEL

3.1 Waktu Penelitian ... 46

3.2 Siklus I tindakan I ... 51

3.3 Siklus I tindakan II ... 53

3.4 Siklus II tindakan I ... 56

3.5 Siklus II tindakan II ... 58

3.6 Siklus III tindakan I ... 60

3.7 Siklus III tindakan II ... 63

3.8 Lembar Observasi Nilai-nilai Kerjasama ... 66

3.9 Lembar Observasi Nilai-nilai Sportivitas ... 66

3.10 Catatan Lapangan ... 67

4.1 Hasil Observasi Awal Nilai-nilai Kerjasama dan Sportivitas ... 72

4.2 Proses Pembelajaran Siklus I tindakan I ... 75

4.3 Hasil Penelitian Siklus I Tindakan I ... 76

4.4 Proses Pembelajaran Siklus I tindakan II ... 79

4.5 Hasil Penelitian Siklus I Tindakan II ... 81

4.6 Proses Pembelajaran Siklus II tindakan I ... 84

4.7 Hasil Penelitian Siklus II Tindakan I ... 86

4.8 Proses Pembelajaran Siklus II tindakan II ... 89

4.9 Hasil Penelitian Siklus II Tindakan II ... 91

4.10 Proses Pembelajaran Siklus III tindakan I ... 94

4.11 Hasil Penelitian Siklus III Tindakan I ... 96

4.11 Proses Pembelajaran Siklus III tindakan II ... 99

(10)

DAFTAR GAMBAR GAMBAR

2.0 Permainan Bebentengan ... 34

2.1 Permainan Boy-boyan ... 36

2.2 Lapangan Permainan Kasti ... 37

2.3 Bola yang di lempar kepada pemukul ... 39

(11)

DAFTAR GRAFIK GRAFIK

4.1 Grafik Peningkatan Nilai-nilai Kerjasama dan Sportivitas ... 103

(12)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan jasmani di sekolah dasar merupakan salah satu sarana yang

memfasilitasi dalam melatih serta mengolah gerak anak sehingga anak dapat

memiliki kemampuan gerak yang baik dan selanjutnya dapat memiliki tingkat

kemampuan social yang baik pula. Pendidikan jasmani merupakan salah satu mata

pelajaran di sekolah yang kedudukanya sama dengan mata pelajaran lainnya.

Pendidikan jasmani di sekolah dasar ditujukan untuk mengembangkan karakter

dan kebugaran anak. Sukintaka (1992, hlm. 10) mengungkapkan bahwa

“pendidikan jasmani akan mempengaruhi ranah kognitif, psikomotor dan afektif”. Proses pendidikan jasmani ada tiga aspek yang menjadi bahan penilaian, yaitu :

aspek kognitif (pengetahuan intelektual), afektif (sikap sosial) dan psikomotor

(keterampilan gerak).

Pendidikan jasmani di sekolah dasar telah menjadi bagian dari proses

pendidikan secara keseluruhan dengan maksud untuk mengubah perilaku peserta

didik. Dalam hal ini sebagaimana yang di dikutip oleh Lutan dan Cholik (dalam

Abdul Gafur, 1997, hlm. 14) yaitu:

pembelajaran olahraga adalah suatu proses yang dilakukan secara sadar dan sistematis melalui berbagai kegiatan jasmani untuk memperoleh pertumbuhan jasmani, kesehatan dan kesegaran jasmani, kemampuan dan keterampilan kecerdasandan perkembangan watak serta kepribadian yang harmonis dalam rangka membentuk manusia Indonesia seutuhnya yang berkualitas berdasarkan Pancasila.

Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa pendidikan jasmani memiliki

peran yang penting dalam meningkatkan kebugaran jasmani dan mengandung

nilai-nilai pendidikan kepada peserta didik antara lain : percara diri, apresiasi,

harga diri, kooperatif, sportivitas, tanggung jawab, kompetitif dan budaya hidup

sehat, serta merangsang pertumbuhan dan perkembangan jasmani secara

menyeluruh yakni, kognitif, afektif, dan psikomotor. Sebagaimana yang telah di

ungkapkan oleh Juliantine,dkk (2013, hlm. 6) : “pendidikan jasmani merupakan alat pendidik yang menggunakan aktivitas fisik dan olahraga sebagai media untuk

(13)

2

Dalam upaya mencapai tujuan dari pembelajaran pendidikan jasmani, banyak

macam permainan yang bisa di ajarkan kepada anak didik sesuai dengan ruang

lingkup pendidikan jasmani yang diantaranya meliputi permainan ataupun melalui

suatu kecabangan olahraga yang ditujukan untuk kepentingan pendidikan.

Bermain dan Anak merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, dengan

permainan siswa dapat bergerak bebas dengan perasaan senang karena tidak

terdapat teknik gerak yang di anggap sulit. Rasa senang dan gembira akan

menghidupkan fungsi otak kanan dan mempermudah anak untuk menguasai dan

menyerap materi pelajaran yang diberikan. Menurut BROOK & ELLIOT, (1971)

bermain adalah “setiap kegiatan yang dilakukan seseorang untuk memperoleh

kesenangan, tanpa mempertimbangkan hasil akhir”. Sedangkan yang dikutip oleh Uhamisastra (dalam Mentessori, 2010) menjelaskan bermain adalah “Dunia anak bermain sangat signifikan dengan perkembangan anak secara fisik, sosial,

emosional dan kognitif”.

Sekolah yang baik adalah sekolah yang mampu menghadirkan lingkungan

dan suasana yang nyaman dan menyenangkan bagi siswa karena dapat

menumbuhkan kenyamanan kepada siswanya, hal ini di pengaruhi oleh sarana dan

prasarana di sekolah tersebut, sarana yang lengkap akan memudahkan guru dalam

memberikan materi ajar kepada siswanya dan juga dapat membuat anak lebih

memahami materi pelajaran yang diberikan gurunya. Selain itu hal lain yang

mempengaruhi pembelajaran adalah Sumber Daya Manusia (SDM). Sekolah yang

baik adalah sekolah yang memiliki guru yang ahli pada bidangnya, Guru yang

baik adalah guru yang memiliki kreatifitas dan menguasai materi yang akan di

ajarkan kepada siswanya, mampu menumbuhkan semangat siswa untuk belajar,

dan membuat anak tidak hanya senang, tetapi mampu membuat anak mengerti dan

memahami apa yang telah dia pelajari dan menerapkan di kehidupannya. Salah

satu cara guru dalam memberikan materi ajarnya yaitu melalui pembelajaran

permainan tradisional.

Permainan tradisional adalah permainan yang tidak hanya mengutamakan

kemampuan gerak pemainnya saja tetapi membutuhkan nilai-nilai kerjasama dan

sportifitas dalam permainannya. Permainan tradisional menurut Uhamisastra

(14)

3

yang sederhana, tanpa mesin, asalkan anak tersebut sehat maka ia bisa ikut

bermain”.

Dalam hal ini permainan tradisional mengandung banyak manfaat yang

mampu diterapkan dalam kehidupan Siswa, terkait dengan tumbuh kembang anak

baik dalam segi afektif, kognitif, dan psikomotornya hal ini yang seharusnya di

kembangkan oleh para guru untuk memberikan pembelajaran yang baik dan

bermanfaat untuk anak didiknya. Nilai-nilai yang terkandung dalam permainan

tradisional mampu membentuk karakter sosial anak menjadi lebih baik,

dikarenakan inti dari permainannya mengutamakan nilai-nilai sosial yang secara

langsung melatih perkembangan karakter anak menjadi lebih baik, maka dari itu

betapa pentingnya pembelajaran permainan tradisional di ajarkan dalam mata

pelajaran pendidikan jasmani terutama di sekolah dasar karena pada masa ini lah

anak di latih karakter sosialnya sejak dini.

Permainan tradisional yang di berikan ada lima macam antara lain: petak

jongkok, ucing baledog, bebentengan, boy-boyan dan kasti, Permainan tradisional

ini merupakan permainan sederhana, mudah difahami dan mengasyikkan serta

bisa dimainkan dimanapun, permainan ini sangat mengutamakan nilai-nilai

kerjasama tim dan sportivitas para pemainya agar permainannya berjalan dengan

lancar, perserta didik akan terbiasa bekerja dan belajar dalam kelompok bersama

rekan satu timnya. Dalam permainan ini jumlah siswa tidak dibatasi dan luas

daerah permainannya pun dapat ditentukan dengan persetujuan semua siswa

terlebih dahulu. Dalam hal ini diharapkan peserta didik mengalami pengembangan

kecerdasan emosi dan pengalaman belajar terutama pada nilai-nilai kerjasama

(saling membantu) dan sportivitas (mentaati peraturan permainan). Permainan

tradisional membuat anak menjadi gembira dan yang lebih penting permainan

tradisional membuat anak bergerak, memiliki kemampuan untuk bersosialisasi

antara kawan dan lawan, bekerjasama dan saling mentaati terhadap peraturan

permainan yang telah di sepakati.

Kerjasama dalam permainan sangat penting karena tanpa kerjasama

permainan tidak akan berjalan dengan baik, Kusnadi (2012, hlm 11) mengartikan

(15)

4

Maka dari itu dalam suatu permainan berkelompok kerjasama dibutuhkan untuk

mencapai suatu target atau mencetak poin demi meraih kemenangan. Sportivitas

merupakan suatu sikap bersedia menerima kekalahan dan kemenangan dengan

etika yang baik, saling respect terhadap lawan dan kawan serta mematuhi segala

peraturan dalam bermain, Sportivitas selalu di butuhkan saat bermain karena

tidak banyak orang yang melakukan kecurangan hanya demi kemenangan yang

tidak jujur.

Kerjasama dan sportivitas adalah masalah yang sering di jumpai pada saat

bermain, hal ini adalah dampak dari modernisasi permainan saat ini. Seiring

berkembangnya zaman permainan untuk anak semakin cendrung bersifat

individualis dan hal ini apabila di biarkan akan merusak karakter sosial anak.

Melemahnya nilai-nilai kerjasama dan sportivitas pada saat ini seperti menurunya

kepedulian sosial terhadap sesama teman, kurang disiplin dalam melaksanakan

tugas, sering terjadi kesalah fahaman dan perkelahian ketika sedang bermain, dan

mencontek saat ujian membuat tugas guru harus lebih keras, karena apabila hal ini

terus dibiarkan dikhawatirkan nilai-nilai kerjasama dan sportifitas siswa akan

semakin lemah.

Hasil survey yang peneliti lihat saat melaksanaan PPL pada siswa kelas V

SDN Cisitu 2 menunjukan hasil bahwa terdapat kelemahan dalam aspek afektif

siswa, kelemahan tersebut terdapat pada sikap siswa dalam bermain dan dalam

bersosialisasi antar siswa saat dalam pembelajaran, dari permasalahan yang

dihadapi dengan demikian peneliti akan melakukan penelitian dalam asfek afektif

yaitu kerjasama dan sportivitas. Untuk itu peneliti berharap dengan memberikan

beberapa pembelajaran permainan tradisional maka nilai-nilai kerjasama dan

sportivitas yang terdapat dalam permainan tradisional tersebut dapat tertanam dan

diterapkan oleh siswa sehingga terjadi perubahan tingkah laku menjadi lebih baik.

Oleh karena itu penulis menerapkan pembelajaran permainan tradisional dalam

materi pendidikan jasmani di SDN Cisitu 2 Bandung dalam upaya meningkatkan

nilai-nilai kerjasama dan sportivitas Siswa. Oleh karena itu judul yang penulis

(16)

5

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang serta survey yang peneliti lihat di lapangan pada

saat pembelajaran pendidikan jasmani di SDN Cisitu 2, ada beberapa permasalah

yang muncul pada saat kegiatan belajar mengajar pembelajaran penjas, yaitu:

1. Lemahnya nilai-nilai kerjasama siswa saat bermain dalam kelompok,

Sehingga permainan tidak berjalan dengan baik.

2. Banyak terjadi kecurangan dan perkelahian saat permainan beregu, karena

tidak puas dan ego yang berlebihan antar siswa.

3. Banyak anak yang bersifat individualis dan tidak menghiraukan teman-teman

di sekitarnya.

C. Rumusan Masalah

Pokok-pokok persoalan dirumuskan dalam masalah umum penelitian sebagai

berikut: “Lemahnya nilai-nilai kerjasama dan sportivitas Siswa dalam

pembelajaran permainan tradisional” Selanjutnya, rumusan masalah umum di atas dijabarkan kedalam suatu rumusan masalah khusus, sebagai berikut :

Apakah permainan tradisional petak jongkok, ucing baledog, bebentengan,

boy-boyan dan kasti dapat meningkatkan nilai-nilai kerjasama dan sportivitas siswa

kelas V Sekolah Dasar Negeri Cisitu 2 Bandung?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian pada peneltian tindakan kelas ini yaitu untuk meningkatkan

nilai-nilai kerjasama dan sportivitas dalam suatu permainan tim / beregu melalui

beberapa permainan tradisional petak jongkok, ucing baledog, bebentengan,

boy-boyan dan kasti.

(17)

6

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan kontribusi yang

berarti bagi semua pihak terutama kepada yang berkecimpung dalam dunia

pendidikan jasmani, diantaranya :

a. Bagi Guru

Penelitian ini diharapkan menjadi alternatif bahan pembelajaran bagi guru

untuk menambah wawasan terhadap permainan tradisional, selain itu hasil

penelitian ini diharapkan menjadi umpan balik bagi guru dalam menyusun

bahan pembelajaran yang lebih variatif dan diharapkan dapat bermanfaat

untuk menyempurnakan pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani

khususnya permainan tradisional.

b. Bagi Siswa

Siswa diharapkan mampu mengembangkan nilai-nilai yang terkandung dalam

permainan tradisional dan mampu diterapkan dikehidupanya, sehingga dapat

terus mampu meningkatkan pengetahuan dan pemahaman materi belajar siswa

pada mata pelajaran pendidikan jasmani, serta diharapkan penelitian tindakan

kelas ini dijadikan motivasi untuk terus di mainkan diluar sekolah, karena

nilai-nilai positif yang terkandung didalam permainan ini sangat diperlukan

oleh siswa sebagai bekal untuk diterapkan dimasyarakat dan dapat dimainkan

oleh generasi muda agar tidak hilang di telan zaman.

c. Bagi Peneliti

Peneliti dapat mengetahui alternatif pembelajaran untuk meningkatkan

nilai-nilai kerjasama dan sportifitas melalui berbagai permainan tradisional dalam

pembelajaran Pendidikan Jasmani.

d. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini akan memberikan sumbangan yang baik pada sekolah itu

sendiri dalam rangka perbaikan pembelajaran khususnya pembelajaran

pendidikan jasmani berupa permainan tradisional.

(18)

7

Pembatasan masalah penelitian ini terbatas pada masalah yang diteliti saja,

Untuk membatasi penelitian ini agar lebih spesifik, maka penulisan membatasi

masalahnya yaitu, apakah permainan tradisional petak jongkok, ucing baledog,

bebentengan, boy-boyan dan kasti dapat meningkatkan nilai-nilai kerjasama dan

sportivitas Siswa. Adapun ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Subjek penelitian Siswa kelas V, dan objeknya di SDN Cisitu 2 Kota

Bandung.

2. Istrumen penelitian menggunakan observasi untuk penilaian terhadap praktek

bermain dilapangan, catatan lapangan untuk mendeskripsikan hal yang terjadi

saat pelaksanaan pembelajaran dan rekaman foto untuk mengabadikan

tindakan yang telah dilaksanakan.

3. Pendekatan pembelajaran yang penulis maksud adalah melalui pendekatan

bermain terhadap nilai-nilai kerjasama dan sportivitas siswa.

(19)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tujuan Operasional

Setelah proses penelitian berlangsung terdapat perfokusan masalah disekitar

nilai-nilai kerjasama dan sportivitas siswa dalam pembelajaran pendidikan

jasmani yang masih lemah dan harus lebih ditingkatkan lagi. Melalui pemfokusan

permasalahan ini maka tujuan operasional dari penelitian ini adalah untuk

mengembangkan pembelajaran melalui pendekatan bermain dalam pendidikan

jasmani yang diterapkan di SDN 2 Cisitu untuk kelas V. Secara operasional

penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan nilai-nilai kerjasama dan sportivitas

siswa melalui pendekatan permainan tradisional.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

1) Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan selama kurang lebih 1 bulan dan

disesuaikan dengan jadwal pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah

tempat melaksanakan penelitian. Penentuan waktu penelitian mengacu pada

kalender akademik disekolah, karena PTK memerlukan beberapa siklus yang

membutuhkan proses belajar mengajar yang efektif di kelas.

Tabel 3.1

Tabel Waktu Penelitian

Hari Tanggal Waktu Siklus Tindakan

Selasa 11 agustus 2015 07.00 – 08.10 Pra tindakan

Mengobservasi

materi permainan

tradisonal

Selasa 18 agustus 2015 10.00 – 11.10 satu

Memberikan materi

permainan

(20)

47

Jum’at 21 agustus 2015 07.00 – 08.10 Satu Memberikan materi permainan tradional

selasa 25 agustus 2015 10.00 – 11.10 Dua

Memberikan materi

permainan

tradisional

Jum’at 28 agustus 2015 07.00 – 08.10 Dua

Memberikan materi

permainan

tradisional

selasa 1 september 2015 10.00 – 11.10 Tiga

Memberikan materi

permainan

tradisional

Jum’at 4 september 2015 07.00 – 08.10 Tiga

Memberikan materi

permainan

tradisional

2) Tempat Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN 2 Cisitu Kota Bandung.

C. Objek dan Subjek Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SDN 2 Cisitu Bandung dengan jumlah siswa 38

siswa, terdiri dari 20 siswa perempuan dan 18 siswa laki-laki. Secara umum bila

ditinjau dari sosial, budaya dan ekonomi masyarakat perserta didik tergolong

cukup perhatiannya terhadap pendidikan dan ini salah satu pendorong terhadap

peningkatan kualitas pendidikan di SDN 2 Cisitu Kota Bandung, walaupun hal

tersebut bukan salah satu faktor yang menentukan kualitas pendidikan, masih

banyak faktor lainnya seperti sarana dan prasarana, sumber daya manusia dan

(21)

48

D. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah suatu cara yang digunakan peneliti untuk

mencari dan memperoleh data yang digunakan sesuai dengan permasalahan yang

diselidiki, dan hasil dari penelitian ini akan menjawab berhasil atau tidaknya

penelitian tersebut. Surakhmad (1990, hlm. 131) mengemukakan :

Metode adalah merupakan suatu cara utama yang dipergunakan untuk mencapai suatu tujuan, misalnya untuk menguji hipotesa, dengan mempergunakan teknik serta alat-alat tertentu. Cara ini dipergunakan setelah penyelidik, memperhitungkan kewajaranya, ditinjau dari tujuan penelitian serta situasi penelitian.

Metode yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

tindakan kelas (Class Action Research) sebagai cara untuk menjawab

permasalahan dalam penelitian. Adapun peneliti menggunakan metode ini

berdasarkan pada bentuk penelitian itu sendiri yang bertujuan untuk meneliti suatu

peristiwa atau suatu masalah yang kemudian melihat apa penyebab dari timbulnya

masalah atau peristiwa itu terjadi. Dimana manfaat yang dapat diambil dari

Penelitian Tindakan Kelas adalah perbaikan praktis yang meliputi

penanggulangan berbagai masalah yang telah dialami oleh siswa yang diajar oleh

guru sebagai pelaku PTK.

Secara lebih rinci, tujuan penelitian tindakan kelas adalah sebagai berikut:

a) Memperbaiki dan meningkatkan mutu isi, masukan, proses, serta hasil

pendidikan dan pembelajaran di kelas, sekolah.

b) Membantu guru atau dosen, serta tenaga pendidikan lainnya mengatasi

masalah pembelajaran di dalam dan luar kelas.

c) Mencari jawaban secara ilmiah (rasional, sistematis, empiris) mengapa

masalah tersebut dapat dipecahkan melalui tindakan.

d) Meningkatkan profesionalisme sebagai pendidik.

e) Menumbuh kembangkan budaya akademik di lingkungan sekolah,

sehingga tercipta perbaikan dan meningkatkan mutu atau kualitas

(22)

49

E. Langkah-langkah Penelitian 1) Prosedur Penelitian

Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan, maka

penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan Taggart

(dalam Fitri 1998, hlm. 14), yaitu berbentuk spiral dan siklus yang satu ke siklus

yang berikutnya. Setiap siklus meliputi planning (rencana), action (tindakan),

observation (pengamatan), refleksion (refleksi). Langkah siklus berikutnya adalah

perencanaan yang sudah direvisi, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Sebelum

masuk pada siklus satu dilakukan tindakan pendahuluan yang berupa identifikasi

permasalahan. Siklus spiral dari tahap-tahap penelitian tindakan kelas dapat

dilihat pada gambar berikut :

Gambar Alur PTK

Gambar: 3.1 Bagan Diagram Siklus Penelitian Tindakan Kelas

Pelaksanaan

Siklus II Pengamatan/

(23)

50

Atas dasar itulah maka upaya pemecahan masalah dalam penelitian ini

dilakukan dengan tindakan yaitu :

a. Perencanaan Tindakan, Menetapkan skenario pembelajaran dalam bentuk

rancangan penelitian (planning), yaitu peneliti membuat rencana

pelaksanaan pembelajaran permainan tradisional.

b. Pelaksanaan Tindakan, Menerapkan skenario pembelajaran (acting), yaitu

peneliti dan guru melaksanakan skenario pembelajaran yang telah

direncanakan.

c. Pengamatan (observasi), yaitu guru dan peneliti mengamati (mencatat)

proses pembelajaran di SDN 2 Cisitu. Ini bertujuan untuk mengetahui nilai

kerjasama dan sportivitas siswa pada saat melakukan aktivitas permainan

tradisional dalam pembelajaran pendidikan jasmani.

d. Refleksi, maksudnya adalah peneliti dan guru menganalisis hasil yang telah

dilaksanakan untuk kemungkinan terjadinya perubahan rencana tindakan

serta perubahan perilaku siswa dalam proses belajarnya untuk dapat

menguasai nilai kerjasama dan sportivitas serta upaya mengevaluasi

kekurangannya.

e. Perencanaan Tindak Lanjut, maksudnya bila hasil perbaikan yg diharapkan

belum tercapai pada siklus 1, maka diperlukan langkah lanjutan pada siklus

2. Satu siklus kegiatan merupakan kesatuan dari kegiatan perumusan

masalah, perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan

interpretasi, serta analisis dan refleksi. Banyaknya siklus tidak dapat

ditetapkan, dan karenanya perlu dibuatkan semacam kriteria keberhasilan,

misal : dengan menggunakan prinsip belajar tuntas. Apabila tingkat

perbaikan yang diharapkan tercapai minimal 75%, maka pencapaian itu

dapat dikatakan sudah memenuhi kriteria.

2) Rencana Tindakan

Secara rinci rencana tindakan penelitian dilaksanakan dan disusun secara

terperinci pada setiap siklus sesuai jadwal dan alokasi waktu berdasarkan

rancangan penelitian. Bentuk tindakan yang akan dilaksanakan dalam tindakan

(24)

51

Siklus 1

Pada pelaksanaan setiap siklus, terdapat dua tindakan pembelajaran atau

pertemuan, dimana kegiatan yang dilakukan adalah :

Siklus I tindakan I

Tabel 3.2

Tabel Siklus l tindakan l

TREATMENT/TIN DAKAN

TUJUAN PELAKSANAAN

 Perencanaan  Untuk

 Mempersiapkan sumber belajar

 Mempersiapkan RPP

 Mempersiapkan peralatan dan lapangan bermain

 Pelaksanaan

 Memberikan materi pembelajaran yang berkaitan dengan hal-hal yang akan di teliti.

 Permainan

 Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok besar yang sama rata.

 Salah satu siswa ditunjuk sebagai kucing dengan cara hompimpa.

 Cara permainannya yaitu kucing harus mengejar siswa lain dan siswa yang terkena sentuhan kucing makan siswa tersebut menjadi teman kucing.

(25)

52

peluit guru selanjutnya.

 Permainan tradisional bebentengan.

 Permainan inti dan bertujuan untuk

meningkatkan nilai kerjasama dan sportivitas.

 Siswa dibagi menjadi 4 kelompok. 1 kelompok terdiri dari 8-10 siswa.

 Kapten dari kelompok melakukan hompimpa untuk menentukan siapa lawan kelompoknya.

 Permaianan diawali dengan salah satu pemain yang (ngawahan) atau mendekat pada benteng lawan untuk kemudian dikejar.

 Pemain yang dikejar bila terkena sentuhan maka pemain tersebut menjadi tawanan musuhnya dan bisa diselamatkan oleh rekannya dengan

menyentuhnya kembali.

 Permainan di akhiri oleh peluit guru.

 observasi  Mengamati

dan

menyelidiki hal-hal yang harus di benahi saat penelitian berlangsung.

 Mengamati proses pembelajaran dan sekaligus mengevaluasi perilaku siswa sesuai dengan target yang akan dicapai.

 Menuliskan hal-hal yang berkaitan dengan nilai kerjasama dan sportivitas pada lembar observasi.

 Memberi penilaian pada lembar observasi.

 Refleksi  Mengevaluasi

secara keseluruhan proses dalam

 Mengevaluasi hasil yang didapat pada lembar observasi.

(26)

53

satu siklus dan menentukan tindakan selanjutnya.

dan pengamat terhadap hal-hal yang diteliti yaitu kerjasama dan sportivitas saat pembelajaran

berlangsung.

 Merencanakan tindakan selanjutnya apabila hasil penelitian dalam siklus 1 tidak berhasil, dan membuat perencanaan yang lebih baik lagi.

Siklus I Tindakan II

Tabel 3.3

Tabel Siklus l tindakan ll

TREATMENT/TIN DAKAN

TUJUAN PELAKSANAAN

 Perencanaan  Untuk

 Mempersiapkan sumber belajar

 Mempersiapkan RPP

 Mempersiapkan peralatan dan lapangan bermain

 Pelaksanaan

 Memberikan materi pembelajaran yang berkaitan dengan hal-hal yang akan di teliti yaitu kerjasama dan sportivitas.

 Permainan

 Siswa dikumpulkan dan guru menjelaskan peraturan permainan.

 Guru menunjuk dua orang siswa untuk menjadi jala ikan

(27)

54

dan sportivitas. ikan harus saling memegang tangannya sesame jala dan berusaha mengejar siswa lain yang menjadi ikan

 Apabila ikan sudah terkena sentuhan jala maka ikan tersebut menjadi jala

 Permainan berakhir sampai semua ikan menjadi jala

 Menjelaskan kembali materi permainan bebentengan.

 Menekankan kepada siswa agar bersikap sportif saat bermain dan saling bekerjasama dengan sesame teman.

 Permainan tradisional bebentengan.

 Permainan inti dan bertujuan untuk

meningkatkan nilai kerjasama dan sportivitas.

 Siswa dibagi menjadi 4 kelompok. 1 kelompok terdiri dari 8-10 siswa.

 Kapten dari kelompok melakukan hompimpa untuk menentukan siapa lawan kelompoknya.

 Penentuan jarak (ngawahan).

 Permaianan diawali dengan salah satu pemain yang (ngawahan) atau mendekat pada benteng lawan untuk kemudian dikejar.

 Siswa harus benar-benar menginjak tanda jarak (ngawahan) sebelum akhirnya dikejar lawan.

(28)

55

terkena sentuhan maka pemain tersebut menjadi tawanan musuhnya dan bisa diselamatkan oleh rekannya dengan

menyentuhnya kembali.

 Permainan di akhiri oleh peluit guru.

 observasi  Mengamati

dan

menyelidiki hal-hal yang harus di benahi saat penelitian berlangsung.

 Mengamati proses pembelajaran dan sekaligus mengevaluasi perilaku siswa sesuai dengan target yang akan dicapai.

 Menuliskan hal-hal yang berkaitan dengan nilai kerjasama dan sportivitas pada lembar observasi.

 Memberi penilaian pada lembar observasi.

 Refleksi  Mengevaluasi

secara keseluruhan proses dalam satu siklus dan menentukan tindakan selanjutnya.

 Mengevaluasi hasil yang didapat pada lembar observasi.

 Berdiskusi bersama guru dan pengamat terhadap hal-hal yang diteliti yaitu kerjasama dan sportivitas saat pembelajaran

berlangsung.

(29)

56

Siklus II

Tabel 3.4

Tabel Siklus ll tindakan l

TREATMENT/TIN DAKAN

TUJUAN PELAKSANAAN

 Perencanaan  Untuk

 Mempersiapkan sumber belajar

 Mempersiapkan RPP

 Mempersiapkan peralatan dan lapangan bermain

 Membuat lembar observasi

 Memberikan materi pembelajaran yang berkaitan dengan hal-hal yang akan di teliti.

 Permainan

 Siswa dikumpulkan dan guru menjelaskan peraturan permainan ucing baledog.

 Guru menunjuk dua orang siswa untuk menjadi kucing.

 Siswa yang menjadi kucing harus saling mengoper bola dan berusaha mengejar siswa lain dan melemparkan bola itu ke tubuh siswa.

 Apabila terkena sentuhan bola maka siswa tersebut menjadi rekan si kucing.

(30)

57

menjadi kucing.

 Permainan tradisional boy-boyan.

 Permainan inti dan bertujuan untuk

meningkatkan nilai kerjasama dan sportivitas.

 Guru menjelaskan peraturan permainan boy-boyan secara jelas.

 Siswa dibagi menjadi 4 kelompok. 1 kelompok terdiri dari 8-10 siswa.

 Kapten dari kelompok melakukan hompimpa untuk menentukan siapa lawan kelompoknya.

 Permainan diawali dengan menentukan kelompok penyerang dan penjaga.

 Permainan dimulai dengan melempar

tumpukan genting dan bila terkena maka tim penjaga akan mengambil bola dan berusaha untuk

melemparkan bolanya pada lawan.

 Secara bersamaan tim penyerang juga harus rekontrkusi ulang tumpukan genting.

 observasi  Mengamati

dan

menyelidiki hal-hal yang harus di benahi saat penelitian berlangsung.

 Mengamati proses pembelajaran dan sekaligus mengevaluasi perilaku siswa sesuai dengan target yang akan dicapai.

 Menuliskan hal-hal yang berkaitan dengan nilai kerjasama dan sportivitas pada lembar observasi.

 Memberi penilaian pada lembar observasi.

(31)

58

secara keseluruhan proses dalam satu siklus dan menentukan tindakan selanjutnya.

didapat pada lembar observasi.

 Berdiskusi bersama guru dan pengamat terhadap hal-hal yang diteliti yaitu kerjasama dan sportivitas saat pembelajaran

berlangsung.

 Merencanakan tindakan selanjutnya apabila hasil penelitian dalam siklus 2 tidak berhasil, dan membuat perencanaan yang lebih baik lagi.

Siklus II Tindakan II

Tabel 3.5

Tabel Siklus ll tindakan lI

TREATMENT/TIN DAKAN

TUJUAN PELAKSANAAN

 Perencanaan  Untuk

 Mempersiapkan sumber belajar

 Mempersiapkan RPP

 Mempersiapkan peralatan dan lapangan bermain

 Membuat lembar observasi

 Memberikan materi pembelajaran yang berkaitan dengan hal-hal yang akan di teliti.

 Permainan jala ikan.

 Agar siswa melakukan pemanasan

(32)

59

 Guru menunjuk dua orang siswa untuk menjadi jala ikan

 Siswa yang menjadi jala ikan harus saling

memegang tangannya sesame jala dan berusaha mengejar siswa lain yang menjadi ikan

 Apabila ikan sudah terkena sentuhan jala maka ikan tersebut menjadi jala

Permainan berakhir sampai semua ikan menjadi jala

 Permainan tradisional boy-boyan.

 Permainan inti dan bertujuan untuk

meningkatkan nilai kerjasama dan sportivitas.

 Guru menjelaskan peraturan permainan boy-boyan secara jelas.

 Siswa dibagi menjadi 4 kelompok. 1 kelompok terdiri dari 8-10 siswa.

 Kapten dari kelompok melakukan hompimpa untuk menentukan siapa lawan kelompoknya.

 Permainan diawali dengan menentukan kelompok penyerang dan penjaga.

 Permainan dimulai dengan melempar

tumpukan genting dan bila terkena maka tim penjaga akan mengambil bola dan berusaha untuk

melemparkan bolanya pada lawan.

(33)

60

tumpukan genting.

 observasi  Mengamati

dan

menyelidiki hal-hal yang harus di benahi saat penelitian berlangsung.

 Mengamati proses pembelajaran dan sekaligus mengevaluasi perilaku siswa sesuai dengan target yang akan dicapai.

 Menuliskan hal-hal yang berkaitan dengan nilai kerjasama dan sportivitas pada lembar observasi.

 Memberi penilaian pada lembar observasi.

 Refleksi  Mengevaluasi

secara keseluruhan proses dalam satu siklus dan menentukan tindakan selanjutnya.

 Mengevaluasi hasil yang didapat pada lembar observasi.

 Berdiskusi bersama guru dan pengamat terhadap hal-hal yang diteliti yaitu kerjasama dan sportivitas saat pembelajaran

berlangsung.

 Merencanakan tindakan selanjutnya apabila hasil penelitian dalam siklus 2 tidak berhasil, dan membuat perencanaan yang lebih baik lagi.

Siklus III Tindakan I

Tabel 3.6

Tabel Siklus llI tindakan I

TREATMENT/TIN DAKAN

TUJUAN PELAKSANAAN

 Perencanaan  Untuk

memudahkan peneliti dalam merencanakan

 Mempersiapkan sumber belajar

 Mempersiapkan RPP

(34)

61

dan

melaksanakan penelitian

dan lapangan bermain

 Membuat lembar observasi

 Memberikan materi pembelajaran yang berkaitan dengan hal-hal yang akan di teliti yaitu kerjasama dan sportivitas.

 Permainan

 Siswa dikumpulkan dan guru menjelaskan peraturan permainan ucing baledog.

 Guru menunjuk dua orang siswa untuk menjadi kucing.

 Siswa yang menjadi kucing harus saling mengoper bola dan berusaha mengejar siswa lain dan melemparkan bola itu ke tubuh siswa.

 Apabila terkena sentuhan bola maka siswa tersebut menjadi rekan si kucing.

 Permainan berakhir sampai semua siswa menjadi kucing.

 Permainan inti dan bertujuan untuk

meningkatkan nilai kerjasama dan sportivitas.

 Guru menjelaskan secara rinci peraturan permainan kasti.

 Siswa dibagi menjadi 3-4 kelompok. 1 kelompok terdiri dari 10-12 siswa.

(35)

62

lawan kelompoknya.

 Permainan dimulai dengan waktu 20menit dalam satu pertandingan.

 Tim yang memiliki poin lebih tinggi maka itulah pemenangnya dan boleh bermain lagi dengan tim lain yang menang.

 Permainan di akhiri oleh peluit guru.

 observasi  Mengamati

dan

menyelidiki hal-hal yang harus di benahi saat penelitian berlangsung.

 Mengamati proses pembelajaran dan sekaligus mengevaluasi perilaku siswa sesuai dengan target yang akan dicapai.

 Menuliskan hal-hal yang berkaitan dengan nilai kerjasama dan sportivitas pada lembar observasi.

 Memberi penilaian pada lembar observasi.

 Refleksi  Mengevaluasi

secara keseluruhan proses dalam satu siklus dan menentukan tindakan selanjutnya.

 Mengevaluasi hasil yang didapat pada lembar observasi.

 Berdiskusi bersama guru dan pengamat terhadap hal-hal yang diteliti yaitu kerjasama dan sportivitas saat pembelajaran

berlangsung.

(36)

63

Siklus III Tindakan II

Tabel 3.7

Tabel Siklus llI tindakan II

TREATMENT/TIN DAKAN

TUJUAN PELAKSANAAN

 Perencanaan  Untuk

 Mempersiapkan sumber belajar

 Mempersiapkan RPP

 Mempersiapkan peralatan dan lapangan bermain

 Membuat lembar observasi

 Memberikan materi pembelajaran yang berkaitan dengan hal-hal yang akan di teliti yaitu kerjasama dan sportivitas.

 Permainan

 Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok besar yang sama rata.

 Salah satu siswa ditunjuk sebagai kucing dengan cara hompimpa.

 Cara permainannya yaitu kucing harus mengejar siswa lain dan siswa yang terkena sentuhan kucing makan siswa tersebut menjadi teman kucing.

 Permainan dimulai saat guru meniup peluit dan di akhiri dengan tiupan peluit guru selanjutnya.

 Permainan ucing

 Agar siswa melakukan

(37)

64

baledog pemanasan

yang bertujuan

 Guru menunjuk dua orang siswa untuk menjadi kucing.

 Siswa yang menjadi kucing harus saling mengoper bola dan berusaha mengejar siswa lain dan melemparkan bola itu ke tubuh siswa.

 Apabila terkena sentuhan bola maka siswa tersebut menjadi rekan si kucing.

 Permainan berakhir sampai semua siswa menjadi kucing.

 Permainan tradisional kasti.

 Permainan inti dan bertujuan untuk

meningkatkan nilai kerjasama dan sportivitas.

 Guru menjelaskan secara rinci peraturan permainan kasti.

 Siswa dibagi menjadi 3-4 kelompok. 1 kelompok terdiri dari 10-12 siswa.

 Kapten dari kelompok melakukan hompimpa untuk menentukan siapa lawan kelompoknya.

 Permainan dimulai dengan waktu 20menit dalam satu pertandingan.

 Tim yang memiliki poin lebih tinggi maka itulah pemenangnya dan boleh bermain lagi dengan tim lain yang menang.

 Permainan di akhiri oleh peluit guru.

 observasi  Mengamati

dan

menyelidiki

(38)

65

hal-hal yang harus di benahi saat penelitian berlangsung.

perilaku siswa sesuai dengan target yang akan dicapai.

 Menuliskan hal-hal yang berkaitan dengan nilai kerjasama dan sportivitas pada lembar observasi.

 Memberi penilaian pada lembar observasi.

 Refleksi  Mengevaluasi

secara keseluruhan proses dalam satu siklus dan menentukan tindakan selanjutnya.

 Mengevaluasi hasil yang didapat pada lembar observasi.

 Berdiskusi bersama guru dan pengamat terhadap hal-hal yang diteliti yaitu kerjasama dan sportivitas saat pembelajaran

berlangsung.

 Merencanakan tindakan selanjutnya apabila hasil penelitian dalam siklus 2 tindakan 2 tidak berhasil, dan membuat perencanaan yang lebih baik lagi.

F. Instrumen Penelitian

Menurut Yusuf (2011, hlm 39) mengemukakan bahwa “instrumen adalah alat bantu untuk mengumpulkan informasi, melakukan pengukuran, atau mengumpulkan data”. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan beberapa instrument, yaitu :

1. Observasi

Lembar observasi merupakan salah satu alat pengamatan yang digunakan

untuk mengamati, melihat dan menilai aktivitas siswa selama proses

pembelajaran berlangsung terkait dengan hal yang akan diteliti. Lembar observasi

juga digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar siswa dan sebagai bahan

(39)

66

pamong yang bersangkutan, dengan menggunakan lembar observasi sebagai

pedoman penilaiannya, dan dilakukan disetiap siklusnya.

Tugas penilaian memberi tanda ceklis (√) dalam kolom rentan nilai. Sugiyono (2010, hlm. 170) bahwa “sekala nilai dibawah menggunakan kategori baik, sedang dan kurang”. Bentuk-bentuk instrumennya dijabarkan melalui lembar observasi aktivitas siswa yang digunakan dalam penelitian sebagai

berikut:

(Tabel 3.8 & 3.9)

Lembar Observasi Nilai-nilai Kerjasama

LEMBAR OBSERVASI KERJASAMA kriteria

No Aspek yang di observasi

Indikator 1 2 3

1 Kerjasama mencapai tujuan

a. Berinteraksi sesama kawan b. Kompak dalam mengatur

strategi

c. Bertanggung jawab bersama dalam menyelesaikan masalah

2 Memotivasi orang lain

a. Membantu teman yang kesulitan

b. Memberi dukungan kepada teman

Lembar Observasi Nilai-nilai Sportivitas

LEMBAR OBSERVASI SPORTIVITAS kriteria

no Aspek yang di observasi

Indikator 1 2 3

1 Patuh pada peraturan

a. Mematuhi peraturan yang dibuat

b. Melaksanakan peraturan yang disepakati

2 Jujur dan adil a. Tidak mencoba berbuat curang b. Menyadari kesalahan yang

diperbuat

3 Hormat a. Menghargai keputusan guru

Keterangan : 3 = Baik, 2 = Cukup, 1= Kurang

P =

(40)

67

Keterangan :

P = Nilai Persentase (%) Σ = Jumlah

F = Skor siswa yang diperoleh

N = Jumlah Siswa

K = Jumlah Skor Maksimal

100% = Bilangan tetap

Sudjana (2012, hlm. 129)

2. Catatan Lapangan

Catatan lapangan merupakan salah satu alat yang dibutuhkan dalam

penelitian tindakan kelas, karena catatan lapangan ini berfungsi untuk

mendeskripsikan hal-hal apa saja yang terjadi saat proses penelitian atau proses

pembelajaran berlangsung. Format catatan lapangan berfungsi untuk mengamati

proses perilaku siswa saat melaksanakan pembelajaran. Catatan lapangan diisi

oleh observer, dan setelah pembelajaran berlangsung observer tersebut akan

memberi hasil observasinya kepada peneliti terkait hal-hal apasaja yang terjadi

pada saat aktivitas pembelajaran berlangsung. Adapun format catatan lapangan

yang digunakan peneliti adalah sebagai berikut :

(Tabel 3.10) Catatan Lapangan

Hari/Tanggal :

Tempat :

Kompetensi Dasar :

SIKLUS :

masalah yang muncul alternatif pemecahan masalah

1 1

2 2

3 3

4 4

5 5

(41)

68

3. Rekaman Foto

Rekaman foto digunakan untuk menyimpan momen-momen saat

peneletian berlangsung dan juga sebagai bukti bahwa peneliti benar-benar

melakukan penelitian yang jujur. Rekaman foto ini juga berfungsi sebagai alat

yang menggambarkan situasi dan kondisi yang terjadi dikelas maupun dilapangan

saat melasanakan aktivitas pembelajaran berlangsung, sehingga laporan yang

diberikan menjadi akurat dan dapat dipertanggung jawabkan.

4. Indikator Keberhasilan

Adapun yang menjadi indikator kinerja dalam Penelitian Tindakan Kelas

(PTK) ini adalah bila minimal 75% kemampuan siswa yang menjadi objek

penelitian sudah dapat meningkat terkait nilai-nilai kerjasama dan sportivitasnya.

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah cara yang ditempuh untuk memperoleh

data yang diperlukan dalam penelitian, sehingga dapat menjawab masalah dalam

penelitian. Cara yang ditempuh dalam pengumpulan data juga memiliki berbagai

teknik sesuai dengan kebutuhan penelitian itu sendiri.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

observasi. Observasi atau pengamatan langsung dalam penelitian ini disusun

berdasarkan praobservasi yang akan dilakukan pada semester awal proses

kegiatan belajar mengajar disekolah. Pra observasi dilakukan dengan cara

mengamati siswa saat mengikuti pembelajaran permainan tradisional sebelum

kegiatan penelitian dilaksanakan. Jenis observasi yang dilakukan peneliti yaitu

observasi partisipatif yaitu peneliti ikut serta bersama subjek yang akan diteliti.

H. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang akan dilakukan adalah menggunakan teknik

analisis data kuantitatif dalam bentuk persentase. Secara garis besar kegiatan

analisi data dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Pengolahan dan Penafsiran Data

Pengolahan dan penafsiran data dilakukan pada proses penelitian dan hasil

(42)

69

observasi, hasil pengamatan dan dokumentasi gambar serta berbagai data

pendukung lainnya yang digunakan. Kemudiaan data yang diperoleh di tafsirkan

dalam bentuk kalimat atau kata-kata berupa kategori, serta dijelaskan melalui

table hasil penelitian.

b. Hasil Analisis Data

Dari data hasil penelitian, penulis melakukan pencocokkan, yang

kemudian didiskusikan dengan observer, serta dilakukan konfirmasi terhadap

sample. Untuk keabsahan data,penulis mengumpulkan berbagai informasi dari

berbagai sumber untuk mencocokan kevalidan data.

c. Rekomendasi Selama Proses Penelitian

Dalam hal ini peneliti mengacu pada hasil analisis data yang ad, yang

selanjutnya dicocokan dengan data yang diperoleh selama dilapangan. Hasil dari

pencocokan ini digunakan untuk menjawab permasalahan dalam penelitian, yang

akhirnya menjadi sebuah kesimpulandari penelitian yang dilaksanakan.

Kesimpulan ini diharapkan diharapkan mampu memberi kontribusi positif bagi

guru dan siswa, terutama dalam upaya meningkatkan nilai-nilai kerjasama dan

sportivitas siswa.

d. Diskusi Hasil Temuan

Dalam diskusi hasil temuan penelitian, peneliti dan observer

mengemukakan persoalan-persoalan atau masalah yang terdapat dalam proses

observasi, yang kemudian dicari dan ditemukan penyelesaiannya untuk

(43)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Kesimpulan dari hasil penelitian ini berdasarkan hasil analisis data

penelitian yang penulis teliti terbukti bahwa permainan tradisional memberikan

peningkatan yang baik terhadap nilai-nilai kerjasama dan sportivitas siswa, hal ini

tercapai setelah dilakukan selama tiga siklus yang setiap tindakannya terdiri dari

dua tindakan dalam pembelajaran pendidikan jasmani pada siswa kelas V SDN

Cisitu 2 Bandung.

Disetiap tindakannya, menunjukan adanya peningkatan nilai-nilai

kerjasama dan sportivitas siswa, terlihat dari sikap-sikap siswa yang mengalami

perubahan yang lebih baik, terjalinnya interaksi yang baik dengan kawan ataupun

lawan, tolong menolong, saling memberi dukungan dan menaati peraturan yang

dibuat oleh guru. Yang terpenting dari penelitian ini adalah siswa mampu

memahami dan menerapkan pentingnya nilai-nilai kerjasama dan sportivitas

dalam kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan hasil analisis data penelitian yang penulis teliti terbukti

bahwa dengan menerapkan permainan tradisional mampu memberikan pengaruh

terhadap peningkatan nilai-nilai kerjasama dan sportivitas siswa kelas V SD

Negeri Cisitu 2 Bandung. Dalam hal ini hampir seluruh siswa dapat memahami

dan mengetahui apa yang diberikan oleh guru sebagai peneliti dan tidak

mengalami kejenuhan dalam pembelajaran pendidikan jasmani, serta tercipta saat

mereka belajar dalam suasana yang menyenangkan dan mereka senang untuk

belajar.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, ada beberapa hal yang

akan penulis sampaikan sebagai masukan dan saran sebagai berikut:

1. Dalam pemberian materi pembelajaran hendaknya diberikan secara bertahap

(44)

108

2. Pada saat melaksanakan pembelajaran hendaknya menggunakan strategi yang

sesuai dengan karakter siswa dan lingkungannya, dan menggunakan

pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan siswa.

3. Kepada para guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan, hasil

penelitian ini membuktikan bahwa pentingnya memberikan pembelajaran

permainan tradisional kepada siswa karena permainan tradisional mampu

meningkatkan nilai-nilai sosial terutama kerjasama dan sportivitas siswa

kearah yang lebih baik. Permainan tradisional harus dikenalkan kepada anak

sejak dini agar dapat terus lestari dan tidak di lupakan begitu saja.

4. Bagi sekolah diharapkan dapat memberikan berbagai dukungan terhadap

proses pembelajaran pendidikan jasmani, sehingga proses belajar mengajar

dapat terlaksana dengan baik. Karena untuk dapat mencapai keberhasilan

(45)

DAFTAR PUSTAKA

Abduljabar dan Darajat, (2013). Aplikasi Statistika dalam Penjas. Bandung: UPI

Abduljabar, B. (2011). Pedagogi Olahraga: seri konsep dan pendekatan

pengajaran. Bandung: UPI.

Aqib Zainal, (2006). Metode Penelitian Tindakan Kelas. PT. Yrama Wydia

Bahagia, Y (2010). Permainan Invasi. Bandung: UPI

Bandura, A., (1989). Human Agency In Social Cognitive Theory. American

Psycologist 44(9):1175.

Beller, J. M. & Stoll, S. K. (1993). Sportmanship: An Antiquated Concept.

(Journal of Physical Education, Recreation & Dance)

Hidayat, Y. (2011). Penulisan Penelitian Tindakan Kelas Dalam Pendidikan

Jasmani, Olahraga dan Kesehatan. FPOK UPI: Bandung.

Husdrata, (2013). Perencanaan Pembelajaran dalam Pendidikan Jasmani dan

Kesehatan, Bandung Alfabeta

Husna, (2009). Permainan Tradisional Indonesia untuk Kreatifitas, Ketangkasan,

dan keakraban. Andi Yogyakarta.

Juliantine T. dkk. (2011). Model-model Pembelajaran Pendidikan Jasmani.

FPOK UPI: Bandung.

Juliantine, T. (2013) Model-model Pembelajaran dalam Pendidikan Jasmani.

FPOK UPI: Bandung.

Kusmaedi & Husdrata (2004) Pertumbuhan dan Perkembangan Sepanjang

Rentan Kehidupan. Bandung UPI.FPOK

Lutan, R.(2001). Olahraga dan Etika Fair Play. Jakarta: Depdiknas.

Lutan, Rusli (2000). Strategi Belajar Mengajar Penjaskes. DEPDIKNAS

(46)

110

Mahendra, Agus.(2009).Asas dan Falsafah Pendidikan Jasmani.Bandung

Megawangi (2006) Pendidikan Karakter. Jakarta. Yayasan Obor

Panen, Paulina, dkk. (2005). Belajar dan Pembelajaran 1. Jakarta: Universitas

Terbuka.

Saputra, Yudha. 2005. Pembelajaran kooperatif untuk meningkatkan Ketrampilan

Anak TK. Jakarta: DEPDIKNAS

Siagawati, dkk. (2006). Mengungkapkan Nilai-nilai dalam Permainan Tradisional

Gobak Sodor. Skripsi (tidak diterbitkan). Surakarta: Fakultas Psikologi.

Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif & RND. Bandung:

Alfabeta

Sudjana, N. (2012). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja

Rosdakarya

Suherman, A. (2001). Evaluasi Pendidikan Jasmani. Jakarta Departemen

Pendidikan Nasional.

Sukardi. (2003). Metodologi Penelitian Pendidikan. Yogyakarta: Bumi Aksara.

Sukintaka, (1992). Teori Bermain. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Sumadi Suryabrata. 1982. Perkembangan Individu. Jakarta : Rajawali.

Suparlan, Ajang, dkk. (2010). Permainan Bola Kecil. FPOK UPI: Bandung.

Surakhmad, (1990). Pengantar Penelitian Ilmiah. Bandung:UPI

Uhamisastra (2010) Permainan Tradisional. UPI BANDUNG

UPI (2014) Buku Panduan PPL Kependidikan– Banduung

(47)

111

Sumber Internet

Davis. (2006). Indikator kerjasama. [Online]. Tersedia

Dewi,http://indicator,kerjasama.com Diakses pada 11 Mei 2015 Pukul 09.20

WIB

Fairplay dalam Olahraga,

http://frestianguntaraabdi.blogspot.com/2013/07/fair-play-dalam-olahraga.html. diakses pada 11 mei 2015 pukul 21.00 WIB

Kusnadi. H.(2012). Pengertian Kerjasama.[Online]. Tersedia

dihttp://idshoovng.com 1943506-pengertian-kerja-sama.diaksespada 12 mei

2015 pukul 114.20

Padmuji (1985) Kumpulan teori kerjasama

http://al-bantany-112./kumpulan-teori-kerjasama.html. Diakses pada 14 september 2015 Pukul 15.00 WIB

Pengertian Kasti,

http://gpswisataindonesia.blogspot.com/2015/05/permainan-tradisional-kasti.html. diakses pada 11 mei 2015 pukul 18.19 WIB

Sportivitas Olahraga,

http://frestianguntaraabdi.blogspot.com/2013/07/fair-play-dalam-olahraga.html.diakses. Diakses pada 11 mei 2015 pukul 18.19 WIB

Teori kerjasama, http://imadiklus.com/teori-kerjasama-dan-persaingan-kelompok/

Gambar

TABEL
Tabel Waktu Penelitian
Gambar Alur PTK
Tabel 3.2 Tabel Siklus l tindakan l
+6

Referensi

Dokumen terkait

Sistem Jarlokaf ini diperkirakan menjadi sistem jaringan akses masa depan sebab dengan digunakannya serat optik sebagai media transmisinya, maka memungkinkan kapasitas bandwidth

Telah dilakukan penelitian tentang pembuatan dan karakterisasi genteng komposit polimer menggunakan campuran pasir hitam, aspal, serat pinang, styrofoam dan

Berbagai fungsi tersebut adalah merancang letak site berdasarkan posisi potensial yang ingin dicover, merancang scrambling code reuse pada suatu wilayah menentukan neighbour

Pengaruh model kooperatif team games tournament (TGT) terhadap peningkatan kerjasama,kreatifitas,dan keterampilan bermain sepakbola siswa tuna rungu Universitas Pendidikan Indonesia

Conto Runtuyan Acara Upacara Adat Nikah Sunda ……….. Poto-poto Ngeuyeuk Seureuh

Untuk mendeskripsikan alat musik, penulis berpedoman pada teori yang. dikemukakan oleh Susumu Kashima, 1978:174,yang mengatakan

[r]

 Penelitian yang memberi manfaat/ memberi kontribusi pada penyelesaian masalah pada masyarakat.  Penelitian berorientasi paten : inventif (ada unsur kebaruan), teknologi,