• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kajian Organologi Instrumen Sordam Pakpak Buatan Bapak Icong Manik di Kabupaten Pakpak Bharat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kajian Organologi Instrumen Sordam Pakpak Buatan Bapak Icong Manik di Kabupaten Pakpak Bharat"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kelompok etnis Batak maupun etnis lainnya yang ada di provinsi

Sumatera Utara memiliki kebudayaan dan adat istiadat yang berciri khas tersendiri

dan setiap kebudayaan tersebut tidak dapat dibandingkan satu dengan yang lain

mana yang lebih baik. Setiap kebudayaan itu adalah warisan secara turun temurun

oleh leluhur masing- masing yang diajarkan baik secara lisan maupun tulisan.

Wilayah suku Pakpak dibagi atas lima 1

1

suak adalah pembagian sub-sub daerah wilayah masyarakat Pakpak.

suak yang terdiri dari: Pakpak

Sim-sim, Keppas, Pegagan (semuanya terdapat di Kabupaten Dairi dan Kabupaten

Pakpak Bharat), Pakpak Kelasen (Kecamatan Parlilitan-Kabupaten Humbang

Hasundutan dan Kecamatan Manduamas dan Barus-Kabupaten Tapanuli Tengah),

dan Boang (Kabupaten Aceh Singkil dan Kota Sumbulsalam).

Bentuk dari kebudayaan masyarakat suku Pakpak salah satunya adalah

kesenian.Kesenian pada masyarakat Pakpak diantaranya terdiri atas seni rupa, seni

tari, seni ukir dan seni musik.Suku Pakpak selalu menggunakan musik dalam

setiap aspek kehidupannya diantaranya untuk kegiatan adat, ritual, dan hiburan

oleh karena itu peranan musik sangatlah tinggi di tengah-tengah suku

pakpak.Dalam tulisan ini, penulis lebih terfokus untuk mengkaji tentang aspek

(2)

Seni musik yang ada di masyarakat Pakpak terdiri dari tiga bagian yaitu:

vokal, instrument2

Alat musik suku Pakpak dibagi kedalam dua bagian yaitu alat musik yang

dimainkan secara ensambel dan alat musik yang dimainkan secara tunggal.

Masyarakat Pakpak membagi alat musik berdasarkan bentuk penyajiannya dan

cara memainkannya. Berdasarkan bentuk penyajiannya instrumen musik Pakpak dan penggabungan vokal dan instrument. Vokal dalam

masyarakat Pakpak disebut dengan Ende-ende. Ende-ende terbagi atas beberapa

jenis yaitu: Ende-ende Merkemenjen(Pakpak:Odong-odong) adalah nyanyian

ratap saat menyadap kemenyan (Worksong, lamenta), Ende- ende Tangis Milangi

(Pakpak: Tangis-tangis) adalah nyanyian ratapan (lamenta).Tangis Milangi ini

dibagi kedalam beberapa jenis yaitu, Tangis beru si jahe adalah nyanyian yang

dibawakan oleh gadis (female song) yang akan menikah, Tangis anak melumang

adalah nyanyian ratapan seorang anak kepada orang tuanya yang sudah

meninggal, Tangis si mate adalah nyanyian ratapan (lament) kaum wanita ketika

salah seorang keluarganya meninggal dunia. Ende-ende Mendedah adalah

nyanyian menidurkan anak (lullaby).Ende-ende Mendedah ini terdiri dari

beberapa jenis yaitu: Orih-orih adalah nyanyian menidurkan anak yang digendong

oleh sipendedah, orang tua, maupun kakaknya, Oah-oah

(Pakpak:Kodeng-kodeng) adalah nyanyian menidurkan anak sambil mengayun- ayun si anak,

Cido-cido adalah nyanyian untuk mengajak anak bermain. Ende-ende Nangan adalah

nyanyian bercerita (Song within narrative), Ende-ende Merdembas adalah

nyanyian bermain (Play song).

(3)

dibagi kedalam beberapa ensambel, yakni: Genderang sisibah, Genderang sipitu-

pitu, Genderang si lima, Genderang sidua-dua, Gerantung, Mbotul, dan Gung.

Sedangkan berdasarkan cara memainkannya instrument tersebut dibagi kedalam

tiga kelompok, yaitu: Sipaluun (alat musik yang dimainkan dengan cara dipukul

(Pakpak: I palu)), Sisempulen (alat musik yang dimainkan secara ditiup (Pakpak:

I sempul)), Sipiltiken (alat musik yang dimainkan dengan cara dipetik (Pakpak: I

piltik)).

Ensambel Genderang sisibah terdiri dari Genderang sisibah (Conis Drum

single head yang terdiri dari sembilan buah gendang berbentuk konis), Gung sada

rabaan (idiophone yang terdiri dari empat buah gong yaitu: Panggora (penyeru),

Poi(menyahuti), Tapudep (pemberi semangat), dan Pong-pong (yang

menetapkan)), Sarune (double reed oboe)dan Cilat-cilat (simbal, Concassion

idiophone). Dalam penyajiannya, ensambel gendang ini hanya dipakai pada

upacara sukacita (kerja mbaik) pada tingkatan upacara yang terbesar dan tertinggi

secara adat.

Ensambel Genderang sipitu-pitu dan Genderang si Lima seperangkat

gendang yang berasal dari alat musik Genderang sisibah, yang membedakannya

hanya pada pengggunaannya saja.Genderang Sipitu-pitu hanya memakai tujuh

gendang dari ke Sembilan gendang yang terdapat pada Genderang Sisibah.

Sedangkan, Genderang si Lima hanya memakai lima buah gendang saja dari

Sembilan buah gendang (hanya menggunakan gendang yang bilangan ganjil saja

(4)

dukacita saja (kerja njahat).Seperti upacara kematian, mengokal tulang (menggali

tulang belulang).

Ensambel Genderang sidua-dua terdiri dari dua buah gendang dua sisi

beerbentuk barrel (double head two barel drums). Kedua gendang tersebut terdiri

dari Gendang inangna (gendang induk, gendang ibu) yaitu menjadi gendang

terbesar, dan gendang anakna (gendang anak, jantan) yaitu menjadi gendang

terkecil.Alat musik lainnya yang terdapat pada Gendang sidua-dua ini adalah

Gung sada rabaan, dan sepasang Cilat-cilat. Dalam penyajiannya, ensambel ini

digunakan untuk acara ritual, seperti upacara Mendegger uruk (mengusir roh

pengganggu dihutan sebelum dipakai menjadi lahan pertanian) dan untuk hiburan,

seperti upacara penobatan raja, atau untuk mengiringi tarian penca (Moncak)

Selanjutnya, ensambel terakhir adalah Oning-oning. Ensambel ini terdiri

dari: kucapi (lute long neck, Gung sada rabaan, Lobat (aerophone), Kalondang

(xylophone), dan Sordam (end blown flute).Ensambel ini dipakai untuk acara

sukacita (kerja mbaik) seperti acara pernikahan dan mengiringi tarian.

Pada tulisan ini penulis akan mengkaji tentang alat musik yang dimainkan

secara tunggal pada masyarakat Pakpak yaitu Sordam. Sordam adalah sebuah alat

musik yang umumnya digunakan untuk kegiatan ritual seperti memanggil roh

orang yang hilang (mengalap tendi) dan roh manusia yang sudah

meninggal.Dalam kehidupan sehari-hari, Sordamjuga dipakai untuk menghibur

perasaan yang kesepian, mengungkapkan rasa rindu kepada orang yang dikasihi,

(5)

dimana si pria tidak berani mengungkapkan secara langsung perasaan cintanya

kepada si wanita.

Repertoar musik yang biasanya dimainkan oleh Sordam adalah Uil-uil

mata tongkap (menceritakan lebah yang tidak pernah merasa puas untuk

meminum aren dan akhirnya mati karena kekenyangan), Mendedah (menidurkan

anak), Sarundang leto (menceritakan tentang burung yang saling menyapa),

Tangis–tangis (nyanyian ratapan), Sordam mengalap tendi (memanggil roh).

Sordam adalah alat musik yang bahan dasarnya terbuat dari

bambu3

Sordammemiliki empat lubang nada, satu lubang penyelaras nada

(landak), satu lubang tiupan yang terdapat pada ujung ruas bambu dan satu lubang

keluaran udara yang berada pada pangkal bambu.Cara memainkan Sordamyaitu

ditiup dari ujung ruas bambu yang terbuka (endblown flute).Cara meniupnya yaitu

posisi mulut dengan posisi ujung sisi Sordam berada pada samping bibir dan

udara yang masuk harus sedikit dan sisanya keluar melalui sisi lingkaran tiupan

Sordam.

.Menurut Bapak Paingot Manik bambu yang baik digunakan dalam

membuat alat musik Sordam pakpak adalah bambu(buluh) parapat, buluh

laga,buluh didi, buluh seren, dan buluh bulung maliali,karena bambu tersebut

memiliki ruas yang panjang, diameter kecil dan tipis. Panjang bambu yang dipakai

lebih kurang 50 cm (lima puluh sentimeter), dan berdiameter 1-2 cm (satu sampai

dua sentimeter). Sordam termasuk ke dalam klasifikasi alat musik aerophone,

dimana udara adalah penggetar utama untuk menghasilkan bunyi pada Sordam.

3Bambu merupakan tanaman yang tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia. Tanaman ini

(6)

Sordam Pakpak buatan Bapak Paingot Manik masih menggunakancara

tradisional, dengan menggunakan alat-alat tradisional, seperti: Parang, pisau,

Ohor- ohor, Daun lalang/Pandan, dan penghalus. Demikian juga dalam proses

pembuatan lubang tiupan, lubang penyelaras nada (landak) lubang nada, dan

lubang keluaran udara, seluruhnya menggunakan system tradisional.

Pada suku Pakpak sudah sangat jarang sekali di temukan orang yang bisa

memainkan dan membuat Sordam hal itu disebabkan karena sudah berkurangnya

minat untuk tetap melestarikan kebudayaan dan sudah tercampurnya modernisasi

ke dalam budaya amasyarakat Pakpak.Selain itu, karena umumnya Sordam ini

digunakan untuk kegiatan ritual, hiburan diri dan pengungkapan isi hati

saja.Sedangkan, di zaman sekarang ini untuk menghibur diri dan mengungkapkan

isi hati sudah ada berbagai teknologi canggih.

Dari uraian di atas maka penulis tertarik untuk mengkaji, membahas

tentang Sordam Pakpak menjadi sebuah karya ilmiah sesuai aturan yang diberi

judul: Kajian OrganologisSordam Pakpak Buatan Bapak Paingot Manik

DiKabupaten Pakpak Bharat.

1.2 Pokok Permasalahan

Berdasarkan latar belakang yang telah penulis kemukakan sebelumnya,

pokok permasalahan yang menjadi bahasan dalam tulisan ini adalah:

1. Bagaimana proses dan tehnik pembuatan Sordam Pakpak buatan

Bapak Paingot Manik di Kabupaten Pakpak Bharat.

(7)

3. Bagaimana eksistensi dan fungsi SordamPakpak pada masyarakat

Pakpak.

4.

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai penulis dalam rangka penelitian adalah:

1. Untuk mengetahui bagaimana proses dan teknik pembuatan

SordamPakpak.

2. Untuk mengetahui teknik permainan Sordam.

3. Untuk mengetahui eksistensi dan fungsi Sordam pada masyarakat

Pakpak.

1.3.2 Manfaat penelitian

Penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai berikut:

1. Sebagai dokumentasi untuk menambah referensi mengenai Sordam

Pakpak di Departmen Etnomusikologi, Fakultas Ilmu Budaya,

Universitas sumatera Utara.

2. Sebagai bahan tambahan untuk penelitian Sordam Pakpak

selanjutnya.

3. Sebagai bahan pendokumentasian terhadap kesenian tradisional

(8)

4. Sebagai suatu proses pengaplikasian ilmu yang telah diperoleh

penulis selama mengikuti perkuliahan di Departmen

Etnomusikologi

1.4 Konsep

Konsep merupakan rangkaian ide atau pengertian yang diabstrakkan dari

peristiwa kongkrit(Kamus besar bahasa indonesia, Balai Pustaka, 1991:431).

Kajian merupakan kata jadian dari kata”kaji” yang berarti mengkaji,

mempelajari, memeriksa, mempertimbangkan secara matang, dan mendalami.

Dari keterangan di atas dapat diketahui bahwa pengertian kata “kajian” dalam hal

ini adalah suatu penelitian atas pemeriksaan yang dilakukan dengan teliti

(Badudu. 1982:132).

Sedangkan organologi merupakan ilmu tentang instrument (alat musik)

yang seharusnya tidak hanya mencakup sejarah dan deskripsi instrumen saja,

tetapi juga sama pentingnya, dengan aspek yang terabaikan dalam “ilmu”

instrumen musik, seperti teknik-teknik tertentu dalam memainkan, fungsi musik,

hiasan (yang dibedakan dari konstruksi) dan berbagai pendekatan tentang sosial

budaya (Hood.1982:124).

Dari kedua konsep di atas, dapat penulis simpulkan bahwa kajian

SordamPakpak buatan Bapak Paingot Manik di Kabupaten Pakpak Bharat adalah

penelitian secara mendalam mengenai teknik-teknik pembuatan, cara memainkan,

(9)

SordamPakpak adalah instrument musik yang tergolong kedalam

klasifikasi Aerophone4

Berkenaan dengan penggunaan dari fungsi Sordam dalam Masyarakat

etnis Pakpak penulis akan melihatnya berdasarkan teori yang ditawarkan oleh , memiliki tujuh lubang, yang terdiri dari: empat buah

lubang nada, satu lubang hembusan, dan satu lubang keluaran udara. Alat musik

ini dimainkan secara tunggal.

Eksistensi dalam kamus besar bahasa Indonesia adalah keberadaan.

1.5 Teori

Teori Merupakan pendapat yang dikemukakan mengenai suatu peristiwa

(Kamus besar bahsa Indonesia, 2005). Sebagai acuan berpikir dalam penelitian ini

penulis mempergunakan teori-teori yang relevan, yang sesuai untuk permasalahan

penelitian penulis.

Menurut Carol R. Ember (1987 : 32), suatu kebudayaan tidaklah pernah

bersifat statis, melainkan selalu berubah. Walaupun pada kenyataan perubahan itu

bukan atas gangguan yang datangnya dari luar, suatu kebudayaan pasti akan

mengalami perubahan. Hal ini berhubungan dengan waktu, bergantinya generasi

serta perubahan dan kemajuan tingkat pengetahuan masyarakat.

Berdasarkan kamus besar bahasa Indonesia (Balai Pustaka, 1991 : 253),

“Eksistensi artinya keberadaan”. Hal ini berkaitan juga dengan eksistensi

(keberadaan) Sordam pada etnis Pakpak.

4Curt Sachs dan Hornbostel 1961, mengatakan: Sistem pengklasifikasian alat musik

(10)

Alan P. Meriam (1964 : 223- 226) dalam bukunya The Antropology Of Music

sebagai berikut: penggunan (use) dan fungsi (function) merupakan salah satu

masalah yang terpenting dalam Etnomusikologi. Penggunaan musik meliputi

bagaimana musik itu digunakan.Sedangkan, fungsi musik berkaitan dengan tujuan

musik tersebut. Secara umum terdapat sepuluh fungsi musik yaitu: 1. fungsi

pengungkapan emosional (the funtion of emotional), 2 fungsi penghayatan estetis

(the funtion of aesthetic enjoyment),3 fungsi hiburan (the funtion of

entertainment), 4 fungsi komunikasi (the funtion of comunication), 5 fungsi

perlambangan (the function of symbolic representation), 6 fungsi reaksi jasmani

(the funtion of physical response), 7 fungsi yang berkaitan dengan norma-norma

sosial (the funtion of enforcing coformity to social norms), 8 fungsi pengesahan

lembaga sosial dan upacara agama (the funtion of validation of social institution

and religious rituals), 9 fungsi kesinambungan budaya (the funtion of

contribution to the continuity and stability of culture), 10 fungsi pengintegrasian

masyarakat (the funtion of contribution the integration of society).

Berkaitan dengan Sordam, penulis mengemukakan beberapa fungsi saja

dari teori di atas, yaitu: Fungsi pengungkapan emosional, fungsi hiburan, fungsi

komunikasi, fungsi reaksi jasmani, fungsi pengesahan lembaga sosial dan upacara

kegamaan (ritual).

Untuk mendeskripsikan alat musik, penulis berpedoman pada teori yang

dikemukakan oleh Susumu Kashima, 1978:174,yang mengatakan bahwa studi

musik dapat dibagi kedalam dua sudut pandang yakni studi struktural dan studi

(11)

pengukuran, perekaman, pencatatan bentuk, ukuran, konstruksi serta bahan bahan

yang dipakai dalam pembuatan alat musik tersebut. Sedangkan Studi fungsional

memperhatikan fungsi dari alat dan komponen yang menghasilkan suara, antara

lain membuat pengukuran dan pencatatan terhadap metode memainkan alat musik

tersebut, metode pelarasan dan keras lembutnya suara bunyi, nada,warna nada dan

kualitas suara yang dihasilkan. Berdasarkan penjelasan di atas maka, penulis

mengggolongkan proses dan teknik pembuatanSordamPakpak buatan Bapak

Paingot Manik kedalam Studi struktural dan fungsional.

1.6 Metode Penelitian

Koentjaraningrat (1977:16) menjelaskan kata metode adalah cara kerja

untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran dari ilmu yang bersangkutan.

Sementara penelitian merupakan kegiatan dalam mengumpulkan, mengolah,

menganalisis serta menyajikan data yang dilakukan secara sistematis dan objektif

untuk memecahkan suatu persoalan atau menguji suatu hipotesis untuk

mengembangkan prinsip-prinsip umum (Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai

Pustaka 2005).

Penulis dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif

yaitu: proses kegiatan mencari informasi yang bersifat sewajarnya mengenai suatu

masalah dalam kondisi aspek atau bidang kehidupan tertentu pada obyeknya.

Penelitian ini akan memberikan gambaran, uraian, keterangan, dan mencari fakta-

fakta mengenai suatu individu, keadaan gejala atau kelompok tertentu dalam

(12)

Penulis juga menggunakan teknik penelitian etnomusikologi yang terdiri

dari dua disiplin, yaitu: kerja lapangan (fieldwork) dan analisis laboratorium

(laboratoryanalisis). Data yang diperoleh dianalisis di laboratorium dan

dikelompokkan sesuai kepentingan, kemudian disusun dalam bentuk laporan akhir

(Merriam, 1964:37).

1.6.1 Studi kepustakaan

Untuk mendukung keseluruhan data yang disertakan penulis, maka penulis

terlebih dahulu melakukan studi kepustakaan untuk mengumpulkan data yang

mendukung tulisan ini. Penulis menelaah berbagai buku, majalah, pencarian

disitus internet, mengumpulkan beberapa referensi, dan skripsi- skripsi terlebih

dahulu yang berhubungan dengan objek penelitian penulis. Hal ini dilakukan

untuk melengkapi teori-teori yang berhubungan dengan topik penelitian penulis

sehingga dapat menambah data yang kongkrit terhadap kebenaran penelitian.

Kepustakaan tersebut antara lain:

Kajian Organologi Kucapi Pakpak Buatan Bapak Kami Capak di

Kecamatan Kerajaan, kabupaten Pakpak Bharat, skripsi S-1 Etnomusikologi FIB

USU, yang ditulis oleh Batoan Sihotang, 2013. Teori-teori dan konsep serta kajian

budaya Pakpak dalam tulisan ini menjadi salah satu acuan penulis untuk

melengkapi isi tulisan ini.

Analisis Fungsi Sosial, Tekstual, dan Musikal Tangisi Mate Pada

Masyarakat Pakpak di Desa Siompin, Aceh Singkil. Skripsi Sarjana

(13)

yang berkaitan dengan budaya Pakpak yang terdapat dalam skripsi ini diacu

sebagai tambahan data penelitian penulis.

Kajian Organologis Arbab Simalungun Buatan Bapak Arisden Purba di

Huta Manik Saribu Nagori Sait Buttu Saribu, Kecamatan Pamatang Sidamanik,

Kabupaten Simalungun. Skripsi Sarjana Etnomusikologi FIB USU, yang ditulis

oleh Saridin Tua Saragih, 2011. Beberapa teori dan pembahasan alat musik dalam

skripsi ini juga dijadikan sebagai acuan dalam penulisan skripsi ini.

Kajian Organologis Surdam (Puntung) Buatan Pauzi Ginting di Desa

Lingga, Kecamatan Simpang Empat, kabupaten Karo. Skripsi Sarjana

Etnomusikologi FIB USU, yang ditulis oleh Septianta Bangun, 2014. Model

pembahasan dan teori yang dikutip dalam skripsi ini juga penulis jadikan sebagai

penambah referensi dalam pembahasan Sordam Pakpak.

Buku-buku dan referensi lainnya, yang disebutkan dalam kepustakaan, juga

menjadi bahan yang sangat penting untuk mendukung dalam menjawab berbagai

permasalahan dalam tulisan ini.

1.6.2 Observasi

Teknik pengumpulan data dengan observasi merupakan metode yang

dipakai dengan menggunakan pengamatan dan pengindraan untuk menghimpun

data penelitian. Menurut Bungin(2007:115) metode observasi merupakan kerja

pancaindera mata dengan dibantu pancaindera lainnya.

Penulis melakukan observasi langsung ke lokasi penelitian yang berada di

(14)

keperluan dalam penulisan. Penulis melakukan wawancara kepada beberapa

informan yang mengetahui jelas tentang Sordam dan mengajukan beberapa

pertanyaan yang diyakini mendukung proses penulisan.

1.6.3 Wawancara

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia pengertian wawancara adalah

proses tanya-jawab dengan seseorang yang diperlukan untuk dimintai keterangan

atau pendapatnya mengenai suatu hal. Salah satu teknik wawancara yang penulis

lakukan adalah wawancara berfokus (focus interview) yaitu membuat pertanyaan

yang berpusat terhadap pokok permasalahan. Selain itu penulis juga melakukan

wawancara bebas (free interview) yaitu membuat pertanyaan yang tidak hanya

terfokus pada pokok permasalahan saja tetapi pertanyaan berkembang terhadap

pokok permasalahan lainnya namun tidak menyimpang dari pokok permasalahan

(koentjaraningrat, 1985:139).

Dalam hal ini penulis melakukan wawancara terhadap Bapak Paingot

Manikdengan tujuan untuk memperoleh data yang lebih akurat yang berguna

dalam penulisan karya ilmiah ini.

1.6.4 Kerja laboratorium

Seluruh data yang penulis peroleh berasal dari berbagai sumber yaitu dari

hasil pengamatan langsung di lapangan, studi kepustakaan, dan penelusuran

(15)

Setelah melakukan kerja laboratorium, penulis membuatnya menjadi

sebuah tulisan ilmiah berbentuk skripsi sesuai dengan aturan penulisan sebuah

karya ilmiah. Maka dengan demikian, tulisan ini diharapkan memberikan manfaat

bagi pembaca untuk menambah ilmu pengetahuan.

1.7 Lokasi Penelitian

Untuk memperoleh informasi yang lebih akurat mengenai topik tulisan ini

maka penulis melakukan observasi langsung ke lokasi penelitian yang telah

penulis ketahui sebelumnya dari Bapak Pandapotan Solin, dan Bapak Mardi

Boangmanalu, berlokasi di Kabupaten Pakpak Bharat.5

5Penulis tidak menetapkan sebuah desa sebagai lokasi penelitian, karena pada dasarnya,

Referensi

Dokumen terkait

Dalam skripsi ini, penulis akan membahas tentang organologi alat musik hasapi Batak Toba yang mengacu pada teori yang dikemukakan oleh Susumu Khasima di dalam APTA ( Asia

Dalam skripsi ini, penulis akan membahas tentang organologi alat musik hasapi Batak Toba yang mengacu pada teori yang dikemukakan oleh Susumu Khasima di dalam APTA (Asia

Sama seperti alat musik surdam tangko kuda dalam masyarakat Karo yang.. memiliki cerita dan pandangan sendiri menurut masyarakat

penelitian ini yaitu: “Kajian Organologis Alat Musik Gambus Buatan Bapak.

Yakni sebuah alat musik dimana cara memainkannya yaitu dengan meniup dari bagian atas ujung alat musik tersebut.. namun dengan posisi

Dalam tulisan ini, penulis memilih Kami Capah sebagai objek penelitian, dikarenakan beliau mampu memainkan dan membuat alat musik tradisional Pakpak diantaranya adalah:

Teori yang digunakan adalah teori yang dikemukakan oleh Khasima Shusumu dengan mendeskripsikan alat musik Garantung Simalungun dengan menggunakan teori yang dikemukakan oleh Curt

Dalam tulisan ini, penulis membahas tentang pendeskripsian alat musik gendang sikambang, dan penulis mengacu pada teori yang dikemukakan oleh Susumu Khasima di