• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS BUKU TEKS PELAJARAN FISIKA KELAS X SMA BERDASARKAN PENYAJIAN ASPEK-ASPEK LITERASI SAINS.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS BUKU TEKS PELAJARAN FISIKA KELAS X SMA BERDASARKAN PENYAJIAN ASPEK-ASPEK LITERASI SAINS."

Copied!
114
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KOMPETENSI SISWA TERHADAP DAYA

SAING LULUSAN PADA PROGRAM ADMINISTRASI

PERKANTORAN DI SMKN 11 BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Program Studi Pendidikan Manajemen Perkantoran,

Fakultas Pendidikan Ekonomi Dan Bisnis, Universitas Pendidikan Indonesia

Oleh:

ALMAJID 1105512

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

(2)

PENGARUH KOMPETENSI SISWA TERHADAP DAYA SAING

LULUSAN PADA PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI

PERKANTORAN DI SMKN 11 BANDUNG

Oleh: Almajid

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

© Almajid

Universitas Pendidikan Indonesia September 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

ALMAJID

PENGARUH KOMPETENSI SISWA TERHADAP DAYA

SAING LULUSAN PADA PROGRAM KEAHLIAN

ADMINISTRASI PERKANTORAN

DI SMKN 11 BANDUNG

Skripsi ini telah disetujui dan disahkan oleh: Pembimbing,

Drs. Uep Tatang Sontani, M.Si NIP. 195704151985031005

Mengetahui, Ketua Program Studi

Pendidikan Manajemen Perkantoran FPEB UPI

(4)

PENGARUH KOMPETENSI SISWA TERHADAP DAYA

SAING LULUSAN PADA PROGRAM KEAHLIAN

ADMINISTRASI PERKANTORAN

DI SMKN 11 BANDUNG

Oleh: Almajid 1105512

Skripsi ini dibimbing oleh: Drs. Uep Tatang Sontani, M.Si

Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah rendahnya daya saing lulusan pada Program Keahlian Administrasi Perkantoran di SMKN 11 Bandung. Hal tersebut ditandai dengan adanya penurunan keterserapan lulusan di dunia usaha dan dunia industri sejak lima tahun kebelakang. Dari fenomena tersebut dapat dikatakan bahwa Program Keahlian Administrasi Perkantoran di SMKN 11 Bandung belum dapat mewujudkan misi (komitmen tinggi dan kreatif untuk menghasilkan tamatan yang cerdas, mandiri dan kompetitif dengan kebutuhan masyarakat lokal dan global) yang telah ditetapkan.

Penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu kompetensi siswa (X) dan daya saing lulusan (Y). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran mengenai tingkat kompetensi siswa, tingkat daya saing lulusan, dan pengaruh kompetensi siswa terhadap daya saing lulusan pada Program Keahlian Administrasi Perkantoran di SMKN 11 Bandung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksplanatory survey. Teknik pengumpulan data menggunakan penyebaran angket. Analisis data menggunakan regresi sederhana. Anggota sampel penelitian yaitu 39 lulusan yang sudah bekerja.

Berdasarkan hasil analisis, didapatkan informasi bahwa kompetensi siswa dan daya saing lulusan berada pada kategori sedang. Dari hasil uji hipotesis diperoleh bahwa tingkat kompetensi siswa berpengaruh positif, tetapi daya saing lulusan tidak hanya dipengaruhi oleh kompetensi siswa saja, melainkan ada faktor lainnya yang juga berpengaruh, tetapi tidak dikaji dalam penelitian ini.

Saran yang di ajukan bagi sekolah dan lulusan bahwa: pertama, guru perlu mempertimbangkan penggunaan strategi pembelajaran dalam meningkatkan keterampilan penataan dokumen agar kompetensi siswa dapat berkembang baik; dan kedua, perlu adanya kesadaran dari masing-masing lulusan pada saat bekerja agar lulusan memiliki inisiatif yang tinggi dalam melaksanakan pekerjaan.

(5)

THE INFLUENCE OF STUDENTS’ COMPETENCE TOWARDS

COMPETITIVENESS OF GRADUATES IN OFFICE

ADMINISTRATION PROGRAM AT SMKN 11 BANDUNG

By:

Almajid 1105512

This final paper is supervised by:

Drs. Uep Tatang Sontani, M.Si

The problem studied in this research is the low competitiveness of graduates in Office Administration Program at SMK 11 Bandung. It is characterized by a decrease in absorption of graduates in the business world and the industrial world within five years. From that phenomenon, it can be said that the Office Administration Program at SMK 11 Bandung has not been able to fulfill the mission (highly committed and creative to produce graduates who are intelligent, independent and competitive with the needs of local and global communities) which have been set.

This research consists of two variables: the competence of students (X) and competitiveness of graduates (Y). The aim of this research is to obtain an overview of the level of competence of the students, the level of competitiveness of

graduates and the influence of students’ competence on the competitiveness of graduates in Office Administration Program at SMK 11 Bandung. The method used in this research is explanatory survey method. Data collection technique uses questionnaire. Data analysis uses simple regression. Research sample members are 39 graduates who are already working.

Based on the analysis, it is obtained information that the competence and competitiveness of graduate students are in middle category. Hypothesis testing results shows that the level of competence of the students has a positive effect, but the competitiveness of graduates is not only influenced by the competence of students only, but there are other factors that also influence, but those are not examined in this study.

The advice intended for schools and graduates were: firstly, teachers needed to consider the use of learning strategies in improving the skills of document arrangement so that students competence can be well developed; and secondly, awareness of each graduates at work was needed so that graduates have a high initiative in carrying out the work.

(6)

ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined. ABSTRACT ... Error! Bookmark not defined. KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR ISI ... vi DAFTAR TABEL ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR GAMBAR ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR LAMPIRAN ... Error! Bookmark not defined. BAB 1 PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined. 1.1 Latar Belakang Masalah ... Error! Bookmark not defined. 1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah .. Error! Bookmark not defined. 1.3 Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1.4 Kegunaan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS ... Error! Bookmark not defined.

2.1 Kajian Pustaka ... Error! Bookmark not defined. 2.1.1 Konsep Kompetensi siswa administrasi perkantoran ... Error!

Bookmark not defined.

2.1.2 Daya Saing ... Error! Bookmark not defined. 2.2 Penelitian Terdahulu ... Error! Bookmark not defined. 2.3 Kerangka Pemikiran ... Error! Bookmark not defined. 2.4 Hipotesis ... Error! Bookmark not defined. BAB III METODE DAN DESAIN PENELITIANError! Bookmark not defined.

(7)

3.3.1 Operasionalisasi Variabel ... Error! Bookmark not defined. 3.3.2 Populasi dan Sampel Penelitian ... Error! Bookmark not

defined.

3.3.3 Teknik dan Alat Pengumpulan Data ... Error! Bookmark not

defined.

3.3.4 Pengujian Instrumen Penelitian ... Error! Bookmark not

defined.

3.3.5 Uji Persyaratan Analisis Data . Error! Bookmark not defined. 3.3.6 Teknik Analisis Data ... Error! Bookmark not defined. 3.3.7 Pengujian Hipotesis ... Error! Bookmark not defined. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANError! Bookmark not

defined.

4.1 Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... Error! Bookmark not

defined.

4.1.2 Gambaran Karakteristik Responden ... Error! Bookmark not

defined.

4.1.3 Gambaran Variabel Penelitian ... Error! Bookmark not

defined.

4.1.4 Pengujian Persyaratan Teknik Analisis Data ... Error!

Bookmark not defined.

4.1.5 Pengujian Hipotesis Penelitian ... Error! Bookmark not

defined.

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 4.2.1 Analisis Kompetensi Siswa pada Program Administrasi

Perkantoran di SMKN 11 Bandung ... Error! Bookmark not

(8)
(9)

1.1 Latar Belakang Masalah

Dewasa ini, perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah membawa banyak perubahan dalam berbagai kehidupan manusia dan lingkungan bisnis, tidak terkecuali dunia pendidikan dan berbagai institusi di dalamnya. Persaingan sebagai ciri utama peradaban modern telah berkembang seiring mantapnya penguasaan terhadap teknologi informasi dan komunikasi yang inovatif dan variatif.

Dunia pendidikan pun ikut terlibat dalam persaingan ini. Berbagai model pembelajaran yang diberikan institusi pendidikan dari beragam tingkatan ditawarkan untuk menjadi pilihan masyarakat sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan untuk mencapainya. Institusi pendidikan pun dituntut untuk menunjukkan profesionalitas dalam pemberian layanan akademisnya. Tingginya tingkat persaingan di dunia pendidikan ini menyebabkan institusi pendidikan seperti Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) bersiap diri, mencari keunggulan yang bisa menjamin terjaganya eksistensi institusi pendidikan dalam persaingan yang makin ketat.

Berdasarkan alasan tersebut, maka tantangan utama bagi dunia pendidikan saat ini adalah bagaimana menyelenggarakan pendidikan untuk membentuk sumber daya manusia yang berkualitas. Tujuan pendidikan pada umumnya ialah menyediakan lingkungan yang memungkinkan peserta didik untuk mengembangkan bakat dan kemampuannya secara optimal, sehingga dapat mewujudkan dirinya dan berfungsi sepenuhnya, sesuai dengan kebutuhan pribadinya dan kebutuhan pendidikan masyarakat.

(10)

memiliki multi fungsi yang apabila dilaksanakan dengan baik akan berkontribusi besar terhadap pencapaian tujuan nasional.

Peningkatan kuantitas dan perbaikan kualitas Sekolah Menengah Kejuruan merupakan syarat yang diperlukan bagi tersedianya tenaga kerja yang diharapkan mampu memainkan peran sebagai aset pembangunan bukan sebaliknya malah menjadi beban. Kondisi Indonesia memiliki kecenderungan yaitu, para pelaku dunia industri lebih tertarik dan berminat dengan lulusan SMK dalam menggerakkan semua aspek roda industri. Oleh karena itu, di masa mendatang kebutuhan tenaga kerja masih tertumpu dari lulusan SMK untuk ikut memajukan pembangunan industri, Priyatama (2013).

Mengacu pada uraian tersebut maka lulusan SMK di era globalisasi ini dituntut memiliki kemampuan dan daya saing yang tinggi dalam penggunaan teknologi, manajemen dan sumber daya baik sumber daya manusia (SDM), material, metode dan peralatan. Perkembangan teknologi industri menuntut dunia pendidikan untuk meningkatkan mutu proses pembelajaran guna menciptakan tenaga kerja berkualitas dan sesuai dengan kebutuhan dunia usaha maupun industri.

(11)

Tabel 1.1

Pengangguran Terbuka Menurut

Pendidikan yang Ditamatkan Tahun 2013 -2014

Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan

2013 2014

Februari Agustus Februari Agustus

SD ke bawah 3,37% 3,56% 3,69% 3,64%

Sekolah Menengah Pertama 7,83% 8,37% 7,80% 7,76% Sekolah Menengah Atas 12,17% 10,66% 10,34% 9,60% Sekolah Menengah Kejuruan 10,00% 10,43% 9,51% 9,87%

Diploma I/II/III 11,59% 7,16% 7,50% 6,21%

Universitas 9,95% 8,02% 6,95% 5,91%

Jumlah 6,80% 6,56% 6,32% 6,14%

Sumber: Dokumen Badan Pusat Statistik Nasional, diakses 2015

Berdasarkan tabel di atas, bisa dilihat bahwa angka pengangguran terbuka dari jenjang pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) pada tahun 2013 bulan Februari sebanyak 10,00% dan pada bulan Agustus tahun 2013 terjadi peningkatan sebanyak 0,43% menjadi 10,43%, dan pada tahun 2013 bulan Februari terjadi penurunan sebanyak 0,92% menjadi 9,51% dan pada bulan Agustus tahun 2014 terjadi peningkatan sebanyak 0,36% menjadi 9,87%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tingkat pengangguran terbuka di Indonesia pada tahun 2013 sampai tahun 2014 mengalami penurunan, namun jumlah 9,87% masih merupakan jumlah pengangguran yang cukup tinggi untuk tingkat Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Hal ini sejalan dengan permasalahan yang ada di SMKN 11 Bandung. Lulusan yang dihasilkan oleh SMK ini belum optimal diserap oleh dunia kerja. Hal ini sesuai dengan temuan wawancara dengan pihak HUMAS SMKN 11 Bandung. Pihak SMKN 11 Bandung masih mengeluhkan mengenai banyaknya lulusan yang belum bekerja, dan masih rendahnya daya serap lulusannya di dunia kerja, terutama jurusan Administrasi Perkantoran. Selain itu hal ini juga diperkuat dengan pemaparan dari lulusan SMKN 11 jurusan Administrasi Perkantoran bahwa sangat sedikit sekali pelajaran yang dapat diterapkan di dunia pekerjaan, sehingga sulit bagi lulusan untuk diterima di dunia kerja.

(12)

menghasilkan tenaga kerja yang sesuai dengan kebutuhan dunia kerja diperlukan lulusan dari SMK yang memiliki kesiapan dan kompetensi kerja yang bagus, khususnya SMKN 11 Bandung.

SMKN 11 Bandung merupakan salah satu bagian dari SMK sebagai penghasil tenaga kerja tingkat menengah dengan Akreditasi A. Terdiri dari berbagai bidang keahlian antara lain Akuntansi, Administrasi Perkantoran dan Pemasaran. Bidang Administrasi Perkantoran merupakan salah satu program keahlian yang menghasilkan lulusan tenaga kerja terampil dan profesional yang siap pakai.

SMKN 11 Bandung mempunyai misi mempersiapkan tenaga kerja menengah sebagai pengelola Akuntansi Usaha Mandiri, Pengelolaan Administrasi Perkantoran, Pengelolaan Penjualan, dan Pengelolaan Teknik Komputer dan Jaringan yang beriman, berilmu, dan beramal yang mampu bersaing di tingkat nasional dan global. Berdasarkan misi tersebut dapat digambarkan bahwa SMKN 11 Bandung berusaha untuk meraih sasaran yang hendak dicapai yaitu melahirkan sumber daya manusia yang siap memasuki lapangan kerja dengan sikap profesional sesuai dengan keahliannya, dan mampu mandiri yang sanggup bersaing di tingkat nasional dan internasional, namun misi tersebut belum sepenuhnya tercapai. Hal ini dapat dilihat dari daya saing lulusan SMKN 11 Bandung yang keterserapannya belum optimal. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 1.2

Rekaptulasi Daya Serap Tamatan

Program Administrasi Perkantoran di SMKN 11

Tahun Lulusan

Jumlah Siswa

Keterangan

Total Bekerja Kuliah Wirausaha Tidak

Bekerja Lain Lain

2010-2011 107 69% 18% 13% 0% 0% 100%

2011-2012 118 58% 14% 0% 28% 0% 100%

2012-2013 181 46% 18% 0% 36% 0% 100%

2013-2014 192 36% 16% 0% 48% 0% 100%

2014-2015 146 27% 15% 0% 58% 0% 100%

(13)

Berdasarkan tabel di atas, bahwa data rekapitulasi daya serap tamatan Program Administrasi Perkantoran di SMKN 11 Bandung menunjukan dari tahun 2010/2011 jumlah lulusan yang bekerja sebanyak 69% dan pada tahun 2011/2012 mengalami penurun jumlah lulusan yang bekerja sebanyak 11% menjadi 58%, dan pada tahun 2012/2013 jumlah lulusan yang bekerja mengalami penurunan sebanyank 12% menjadi 46%, pada tahun 2013/2014 jumlah lulusan yang bekerja mengalami penurunan sebanyak 10% menjadi 36%, pada tahun 2014/2015 jumlah lulusan yang bekerja mengalami penurunan sebanyak 9% menjadi 27%. Jadi daya serap tamatan lulusan yang bekerja paling tinggi persentasenya pada tahun 2010/2011 yaitu sebanyak 69%, dan paling rendah pada tahun 2014/2015 sebanyak 27%. Sehingga dapat di ambil kesimpulan dari tahun 2010/2015 lulusan Program Administrasi Perkantoran di SMKN 11 Bandung mengalami penurun keterserapan kerja.

Pada data daya serap tamatan Program Administrasi Perkantoran di SMKN 11 Bandung yang tidak bekerja pada tahun 2010/2011 sebanyak 0% artinya pada tahun tersebut jumlah yang tidak bekerja tidak ada, namun pada tahun 2011/2012 jumlah lulusan yang tidak bekerja mengalami peningkatan yang cukup tinggi sebanyak 28%, dan pada tahun 2012/2013 jumlah lulusan yang tidak bekerja mengalami peningkatan sebanyak 8% menjadi 36%, pada tahun 2012/2013 jumlah lulusan yang tidak bekerja menagalami peningkatan sebanyak 12% menajadi 48%, pada tahun 2014/2015 jumlah lulusan yang tidak bekerja mengalami peningkatan sebanyak 10% menjadi 58%. Jadi daya serap tamatan lulusan yang tidak bekerja paling tinggi persentasenya pada tahun 2014/2015 yaitu sebanyak 58%, paling rendah pada tahun 2010/2011 yaitu sebesar 0%. Sehingga dapat di ambil kesimpulan bahwa lulusan Program Administrasi Perkantoran di SMKN 11 Bandung pada tahun 2010/2015 mengalami peningkatan jumlah lulusan yang tidak bekerja.

(14)

yang kuliah mengalami penurunan sebanyak 2% menjadi 16%, pada tahun 2014/2015 jumlah lulusan yang kuliah mengalami penurunan sebanyak 1% menjadi 15%. Jadi persentase lulusan yang kuliah paling tinggi berada pada tahun 2010/2011 dan 2012/2013 yaitu sebesar 18%, paling rendah berada pada tahun 2014/2015. Kemudian data daya serap tamatan Program Administrasi Perkantoran di SMKN 11 Bandung yang berwirausaha dari tahun 2010 sd 2015 berjumlah sebanyak 13%.

Berdasarkan uraian data di atas disimpulkan bahwa hal tersebut menggambarkan bahwa daya saing lulusan SMKN 11 Bandung pada Kompetensi Keahlian Administrasi Perkantoran belum optimal dalam mewujudkan tujuan agar lulusan dapat dengan mudah diserap oleh dunia usaha/dunia industri (DU/DI). Banyaknya lulusan yang tidak dapat terserap oleh dunia usaha/dunia industri (DU/DI) dikarenakan rendahnya mutu atau kualitas lulusannya, dibuktikan oleh masih rendah dan belum sesuainya kompetensi siswa dengan kompetensi yang diharapkan oleh industri atau lapangan kerja.

(15)

Tabel 1.3

Hasil Uas Mata Pelajaran Produktif

Program Administrasi Perkantoran di SMKN 11 Bandung

No. Mata Pelajaran Produktif KKM

Rata-Rata Nilai UAS Tahun 2012

Rata-Rata

Rata-Rata Nilai UAS Tahun 2013

Rata-Rata

Rata-Rata Nilai UAS Tahun 2014

(16)

Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran tahun 2013 rata-rata kelas banyak yang belum mencapai KKM (Kriteria Kelulusan Minimal) yaitu 70. Misalnya rata-rata untuk mata pelajaran memproses perjalanan bisnis yaitu jika ditotalkan empat kelas maka rata-rata hanya 68,66 dan mata pelajaran mengelola dana dan kas kecil hanya 68.43 untuk rata semua kelas. Nilai rata-rata yang lebih baik ditunjukkan pada mata pelajaran mengelola pertemuan rapat yang mencapai 70,66 untuk mata pelajaran mengelola data/informasi ditempat kerja rata-ratanya mencapai 71,68 dan pada mata pelajaran mengaplikasikan administrasi perkantoran ditempat kerja rata-rata mencapai 71,95.

Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran tahun 2014 rata-rata kelas banyak yang belum mencapai KKM (Kriteria Kelulusan Minimal) yaitu 70. Misalnya rata-rata untuk mata memproses perjalanan bisnis yaitu jika ditotalkan empat kelas maka rata-rata hanya 69,91 untuk mata pelajaran mengelola pertemuan rapat hanya 69.95 dan mata mengelola dana dank as kecil hanya 69,82 untuk rata-rata semua kelas. Nilai rata-rata yang lebih baik ditunjukkan pada mata pelajaran mengelola data/informasi ditempat kerja yang mencapai 72,95 dan pada mata pelajaran mengaplikasikan administrasi perkantoran ditempat kerja rata-rata mencapai 71,12.

Berdasarkan fenomena di atas, dapat dikatakan bahwa kompetensi siswa Administrasi Perkantoran pada kelas XII di SMKN 11 Bandung, dapat disimpulkan cukup rendah. Hal ini perlu dicarikan segera solusinya karena akan berpengaruh pada kualitas dan daya saing lulusan yang nantinya diharapkan dapat bekerja sesuai kompetensinya di bidang admnistrasi perkantoran.

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah dipaparkan di atas serta untuk mengetahui pengaruh yang lebih jauh mengenai kompetensi siswa terhadap daya saing lulusan, maka peneliti merasa perlu untuk melakukan penelitian dengan judul : Pengaruh Kompetensi Siswa terhadap Daya Saing

Lulusan pada Program Keahlian Administrasi Perkantoran di SMKN 11

(17)

1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah

Inti kajian dalam penelitian ini adalah masalah rendahnya mutu atau kualitas lulusan dibuktikan dengan rendah dan belum sesuainya daya saing lulusan dengan kompetensi yang diharapkan oleh industri dan dunia usaha di SMKN 11 Bandung, khususnya pada Kompetensi Siswa pada Program Keahlian Administrasi Perkantoran. Aspek tersebut diduga sebagai kekuatan strategis untuk membangun bangsa melalui peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Oleh karena itu, hal tersebut harus segera ditindaklanjuti.

Banyak faktor yang mempengaruhi daya saing lulusan, diantaranya pimpinan sekolah, sistem keuangan, infrastruktur dan sumber daya, tata kelola sekolah, tanggung jawab sosial sekolah, kualitas sumber daya manusia, kebijakan pemerintah, partisipasi masyarakat dan dunia usaha/dunia industri, serta kualitas kinerja pelayanan sekolah, dukungan pemerintah, perubahan dan peningkatan kebutuhan dari masyarakat pengguna lulusan sekolah, perubahan dan peningkatan kebutuhan dari para calon peserta didik/orang tua peserta didik atas jenis dan layanan pendidikan yang dikehendaki, ancaman persaingan dari satuan pendidikan yang sudah ada, informasi dunia kerja, dan lain sebagainya.

Sumber daya manusia yang dihasilkan melalui sistem pendidikan yang baik akan terukur dari tingkat kompetensinya. Diantara kompetensi yang mempengaruhi kualitas sumber daya manusia tersebut adalah kompetensi kognitif, afektif dan psikomotorik. Hal ini pula yang secara tidak langsung akan mempengaruhi daya saing lulusan pada program keahlian administrasi perkantoran di SMKN 11 Bandung.

Berdasarkan hasil kajian secara empirik terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi daya saing lulusan pada program Keahlian Administrasi Perkantoran di SMKN 11 Bandung, adalah masalah kompetensi siswa. Oleh karena itu masalah kompetensi siswa dalam penelitian ini akan dikaji dalam perspektif kualitas sumber daya manusia.

(18)

SMKN 11 Bandung. Kondisi semacam ini harus segera ditanggulangi mengingat

bila tidak, akan merdampak pada tingginya tingkat pengangguran di Indonesia”.

Berdasarkan pernyataan masalah (problem statement) di atas, masalah dalam penelitian ini secara spesifik dirumuskan dalam pertanyaan penelitian (research question) sebagai berikut:

1. Bagaimana gambaran tingkat Kompetensi siswa pada program Keahlian Administrasi Perkantoran di SMKN 11 Bandung ?

2. Bagaimana gambaran tingkat daya saing lulusan pada program Keahlian Administrasi Perkantoran di SMKN 11 Bandung ?

3. Adakah pengaruh Kompetensi Siswa terhadap Daya Saing Lulusan pada Program Keahlian Administrasi Perkantoran di SMKN 11 Bandung?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk memperoleh pengetahuan dan melakukan kajian secara ilmiah tentang daya saing lulusan pada Program Keahlian Administrasi Perkantoran di SMKN 11 Bandung. Analisis tersebut diperlukan untuk mengetahui pengaruh Kompetensi Siswa terhadap Daya Saing Lulusan pada Program Keahlian Administrasi Perkantoran di SMKN 11 Bandung. Secara khusus, tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui bagaimana gambaran tingkat Kompetensi siswa pada program Keahlian Administrasi Perkantoran di SMKN 11 Bandung.

2. Mengetahui bagaimana gambaran tingkat daya saing lulusan pada Program Keahlian Administrasi Perkantoran di SMKN 11 Bandung.

3. Mengetahui adakah pengaruh Kompetensi Siswa terhadap Daya Saing Lulusan pada program Keahlian Administrasi Perkantoran di SMKN 11 Bandung.

1.4 Kegunaan Penelitian

(19)

1. Kegunaan Teoritis

Kegunaan teoritis dari hasil penelitian ini akan memberikan masukan bagi pengembangkan program praktek kerja industri dan kesiapan kerja siswa. Temuan-temuan ini dapat dijadikan bahan pengembangan teoritik, Selain itu, penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam hal peningkatan kompetensi siswa terhadap daya saing lulusan.

2. Kegunaan Praktis

a. Sebagai bahan informasi bagi satuan pendidikan untuk dapat memahami sifat-sifat yang berkaitan dengan daya saing lulusan, sehingga dapat dikembangkan model pendekatan yang efektif untuk meningkatkan kompetensi siswa pada program adminidtrasi perkantoran.

b. Sebagai sumbangan pemikiran bagi satuan pendidikan mengenai tingkat kompetensi siswa pada program administrasi perkantoran yang memepengaruhi daya saing lulusan.

c. Sebagai bahan masukan bagi para pengambil keputusan dalam memecahkan masalah yang berkaitan dengan peningkatan daya saing lulusan dengan kompetensi yang diharapkan oleh industri dan dunia usaha.

d. Sebagai sumbangan bagi para siswa untuk meningkatkan kompetensi siswa pada program administrasi perkantoran sehingga dapat tercapai tujuan pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sesuai dengan Undang-Undang Dasar.

e. Untuk mengetahui dengan pasti pengruh kompetensi siswa terhadap daya saing lulusan program keahlian program keahlian administrasi perkantoran. f. Sebagai bahan bagi pembaca atau pihak lain yang membutuhkan informasi

(20)

DAN HIPOTESIS

1.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Konsep Kompetensi siswa administrasi perkantoran

2.1.1.1 Kompetensi Siswa

Kompetensi menurut E. Mulyasa (2005:37) merupakan perpaduan dari pengetahuan, keterampilan dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak.

Mengacu pada paparan di atas kompetensi siswa dapat diartikan sebagai kemampauan hasil belajar dalam bentuk penguasaan pegetahuan, sikap dan keterampilan dari siswa. Kompetensi yang dimaksud adalah kompetensi lulusan yang dulunya berstatus sebagai siswa.

McAshan (1981) yang dikutip E.Mulyasa mengemukakan bahwa kompetensi:

“...is a knowledge, skills, and abilities or capabilities that a person achieves, which become part of his or her being to the exent he or she can

satisfactorily perform particular cognitive, afective, and psychomotor

behaviors.”

Kompetensi dapat diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang dikuasai oleh seseorang yang telah menjadi bagian dari dirinya, sehingga ia dapat melakukan perilaku-perilaku kognitif, afektif dan psikomotorik dengan sebaik-baiknya.

(21)

Gordon dalam E. Mulyasa (2005) menjelaskan beberapa aspek yang terkandung dalam konsep kompetensi sebagai berikut: (1) Pengetahuan

(knowlegde); yaitu kesadaran dalam bidang kognitif. (2) Pemahaman

(understanding); yaitu kesadaran dalam bidang kognitif dan afektif yang dimiliki

individu. (3) Kemampuan (skill); adalah sesuatu yang dimiliki oleh individu untuk melakukan tugas atau pekerjaan yang dibebankan kepadanya. (4) Nilai (value); adalah suatu standar perilaku yang telah diyakini dan secara psikologis telah menyatu dalam diri seseorang. (5) Sikap (attitude); yaitu perasaan atau reaksi terhadap suatu rangsangan yang datang dari luar. (6) Minat (interest); adalah kecenderungan seseorang untuk melakukan sesuatu perbuatan.

Berdasarkan pengertian di atas, maka kompetensi dapat di artikan bahwa kompetensi merupakan seperangkat pengetahuan, keterampilan dan sikap yang harus dimiliki oleh seseorang dalam melaksanakan tugasnya.

1. Pengetahuan siswa

Pengetahuan menurut Bloom yang dikutip Winkel (1996), didefinisikan sebagai kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk mengingat dan mengungkap kembali pengetahuan, rumus, konsep, prinsip, materi dan kejadian baik pada hal-hal yang umum maupun hal-hal yang khusus. Pengetahuan juga merupakan tingkah laku dan situasi yang menekankan tentang pengingatan (remembering), apakah itu mengenal atau mengungkap ide-ide, bahan-bahan atau gejala. Pengetahuan yang dimiliki seseorang dapat mengembangkan potensi dan kemampuan secara maksimum untuk mengambil keputusan dalam memecahkan masalah yang dihadapinya untuk menyesuaikan diri.

Berdasar pendapat diatas dapat diambil pengertian bahwa pengetahuan merupakan kemampuan, tingkah laku dan situasi yang menekankan tentang pengingatan. Pengetahuan dapat mengembangkan potensi dan kemampuan secara maksimum untuk mengambil keputusan dan memecahkan masalah yang dihadapi oleh seseorang.

(22)

dunia kerja yang mencakup pemahaman, penerapan, analisis dan evaluasi yang dilihat dari penguasaan teori yang pernah diajarkan di sekolah.

2. Ketrampilan Siswa

Menurut Nana Sudjana (2010:68), keterampilan adalah pola kegiatan yang bertujuan, yang memerlukan manipulasi dan koordinasi informasi yang dipelajari. Keterampilan ini dapat dibedakan menjadi dua kategori, yakni keterampilan fisik dan keterampilan intelektual. Menurut Muhibin Syah (2006:121), keterampilan adalah kegiatan yang berhubungan dengan urat syaraf dan otot-otot yang lazimnya tampak dalam kegiatan jasmaniah.

Keterampilan siswa menurut Rusyadi yang dikutip Yanto (2005), diartikan sebagai kemampuan seseorang terhadap suatu hal yang meliputi semua tugas-tugas kecakapan, sikap, nilai dan kemengertian yang semuanya dipertimbangkan sebagai sesuatu yang penting untuk menunjang keberhasilannya didalam penyelesaian tugas.

3. Sikap Siswa

Sikap siswa adalah reaksi yang ditunjukkan siswa atau peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung maupun setelahnya. Menurut Muhibin Syah (2006: 149) sikap siswa adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespon (response tendency) dengan cara yang relatif tetap terhadap objek orang, barang, dan sebagainya, baik secara positif maupun negatif. Menurut Yamin, M., (2005:32) sikap dan perilaku siswa merupakan tujuan yang berhubungan dengan perasaan, emosi, sistem nilai, dan sikap hati (attitude) yang menunjukkan penerimaan atau penolakan terhadap sesuatu.

(23)

merupakan kecenderungan kuat untuk berbuat, melakukan sesuatu sesuai dengan perasaan dan pengetahuaannya terhadap objek.

2.1.1.2 Kompetensi Siswa Administrasi Perkantoran

Administrasi perkantoran merupakan suatu bagian dari manajemen yang berhubungan dengan pelayanan (service) dalam perolehan, pencatatan dan penganalisisan informasi, perencanaan, serta pengkomunikasian agar organisasi dapat merawat aktivanya, menegembangkan fungsi fungsi dan kegiatanya, serta mencapai sasaranya mengembangkan fungsi fungsi dan kegiatanya, serta mencapai sasaranya dengan optimal. Menurut Kurikulum SMK 2004 (2004: 8)

menyebutkan bahwa “kompetensi Siswa Administrasi Perkantoran adalah

kompetensi kejuruan yang dapat membekali peserta didik dengan kompetensi yang spesifik sesuai dengan kebutuhan dunia kerja pada bidang keahlian yang dipilihya”.

Seiring dengan tuntutan dunia bisnis yang semakin berkembang, fungsi administrasi perkantoran mengalami pergeseran dari fungsi statis ke fungsi dinamis. Administrasi Perkantoran dewasa ini tidak hanya berkaitan dengan pekerjaan-pekerjaan kertas (paper works) dan ketatausahaan (clerical works) saja, melainkan mencakup pengelolaan informasi yang harus dikelola secara sistemais agar berguna dalam pembuatan keputusan. Dengan perkataa lain, Administrasi perkantoran telah mengalami perubahan paradigm structural (Sastradipoera, 2001:109). Pergeseran paradigma tersebut dapat dilihat dari sejumlah indikator seperti disajikan dalam Tabel berikut :

Tabel 2.1

Perubahan Paradigma Manajemen Perkantoran

Paradigma Konvensional Paradigma Struktural

1. Bersifat tayloristik,

1.Bersifat Druckeristik, manajemen perkantoran sebaga kajian menegenai system informasi untuk pembuatan keputusan.

(24)

Paradigma Konvensional Paradigma Struktural keputusan, dan (d) merawat aktiva. 3. Bersifat manajerial, manajemen

perkantoran menyajikan informasi untuk proses pembuatan keputusan bagi semua hirarki manajemen, baik keputusan teknis, keputusan eksekutif, maupun keptusan manajerial.

4. Bersifat partisipatif, manajemen perkantoran mempunyai fungsi yang sama dengan fungsi manajemen lainya. Sumber : Sastradipoera (2001: 109-110)

Sastradipoera (2011: 109-110) menyebutkan bahwa :

Pergeseran paradigma tentunya berimplikasi pada tuntutan kompetensi yang harus dikuasai oleh para calon tenaga kerja pada bidang keahlian administrasi perkantoran. Sehngga, SMK Program Keahlian Admninistrasi Perkantoran harus membekali siswanya tidak hanya dengan keterampilan teknis klerikal dan ketatausahaan, melainkan lebih menekankan pada penguasaan teknologi informasi.

Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) bidang keahlian sekretaris/Administrasi perkantoran meliputi kompetensi umum, kompetensi utama/inti, dan kompetensi khusus. Selanjutnya, dalam SKKNI bidang sekretaris juga dideskripsikan pemaketan unit-unit kompetensi berdasarkan jenjang pekerjaan dan kualifikasi pendidikan secara garis besar, pemaketan unit-unit kompetensi tersebut dapat dilihat pada Tabel berikut:

Tabel 2.2

Sertifikat I Sekretaris junior,Operator,

(25)

Sertifikat II SMK Junior Administrative Assistant

Sertifikat III D1 Administrative Assistant

Sertifikat IV D2 Senior Administrative Assistant

D3 Executive Administrative Assistant

D4 Senior Executive Administrative

Assistant

S1 Office Manager

S2 Senior Office Manager

Sumber : SKKNI Sekretaris, Direktorat Dikmenjur (2013:13)

Dari Tabel di atas, terlihat bahwa lulusan SMK Program Keahlian Administrasi Perkantoran diproyeksikan untuk bekerja pada level Junior

Administrative Assistant dengan lingkup tugas administrasi seperti membuat

dokumen, Spread sheet, dan bahan presentasi melalui pemakaian software yang sesuai; menggunakan internet untuk mencari data; menerima dan meneruskan telepon masuk kepada yang dituju; dan membantu pekerjaan yang dilimpahkan baik oleh Administrative Assistant maupun executive Administrative Assistant (SKKNI Sekretaris 2003).

Kompetensi Merupakan suatu hal yang harus dimiliki oleh siswa. Pada dasarnya kompetensi adalah suatu pemilikan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan. Kurikulum SMK 2004 (2004:8) Menyebutkan bahwa “kompetensi siswa Administrasi Perkantoran adalah kompetensi kejuruan yang membekali peserta didik dengan kompetensi-kompetensi spesifik yang sesuai dengan kebutuhan dunia kerja.

Lebih spesipik lagi, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SMK Program Keahlian Admninistrasi Perkantoran mendeskripskan indikator khusus kompetensi Administrasi Perkantoran yang harus dimiliki bagi tiap-tiap lulusan adalah sebagai berikut:

Tabel 2 3

Indikator Kompetensi Administrasi Perkantoran

Kapabilitas Indikator

1) Konseptual Daya tangkap yang baik Berpikir analitis

2) Sosial

(26)

Kapabilitas Indikator

3) Sikap kerja

Sistematis Perfeksionis Terencana

4) Teknis

Bekerja dengan manajemen tools Pelaporan kerja baik

Filling sistem baik Traffic manajemen baik

2.1.1.3 Kompetensi Siswa SMK

Menurut Ekasari (2005:16) menjelaskan bahwa kompetensi yang harus dikuasai siswa terdiri dari atas kompetensi dasar, kompetensi umum, kompetensi teknis atau operasional, dan kompetensi professional selanjutnya, kencana (2006:39-41) merinci kompetensi-kompetensi tersebut sebagai berikut:

1. Kompetensi dasar

Kompetensi dasar merupakan kompetensi atau kecakapan awal yang perlu dikuasai untuk menguasai kompetensi lain yang lebih tinggi. Berbicara, membaca, dan berhitung termasuk kedalam kompetensi ini. 2. Kompetensi Umum

Kompetensi umum merupakan penguasaan kecakapan dan keterampilan yang diperlukan dalam kehidupan, baik dalam kehidupan kelaurga, di sekolah, di masyarakat ataupun di lingkungan kerja. 3. Kompetensi Teknis atau Operasional dan pengetahuan dalam

kenyataan, kehidupan atau pekerjaan. 4. Kompetensi Professional

Kompetensi Professional sudah merupakan kompetensi tingkat tinggi yang mencakup kemampuan dalam proses analisis, sinstesis,

evaluative, pemecahan masalah serta kemampuan melakukan inovasi.

Menurut Suherman (2008) “Kompetensi” (competency) adalah kata yang

(27)

(psikomotorik) sesuatu berdasarkan ilmu yang telah dimilikinya, yang pada tahap selanjutnya menjadi kecakapan hidup (life skill).

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kompetensi operasional atau teknis pada dasarnya memiliki aspek-aspek yang sama dengan kompetensi professional, yaitu perilaku atau performansi, pengetahuan , keterampilan, proses, penyesuain diri, sikap dan nilai. Perbedaanya terletak pada kompleksitas dan tingkat kesukaranya. Komptensi operasional-teknis terkait dengan operasi, tugas, atau pekerjaan yang lebih sederhana, bersifat mekanistis dan reatif lebih mudah. Sedangkan kompetensi profesional berhubungan dengan tugas yang lebih kompeleks, problematik, dan melibatkan kemampuan tahap tinggi dalam proses menganalisis, menilai, menarik keputusan, memecahkan masalah, dan menciptakan hal baru.

Sesuai dengan tuntutan KBK, Nurjaman (2007:14) merinci empat kompetensi yang harus dimiliki oleh siswa, yakni sebagai berikut:

1. Kompetensi akademik, artinya peserta didik harus memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam mengatasi tantangan dan persoalan hidup secara independen dengan mengaplikasikan atau menerapkan teori, konsep, kaidah, prinsip, dan model dalam kehidupan.

2. Komepetensi Okupasional, artinya peserta didik harus memiliki kesiapan dan mampu beradaptasi terhadap dunia kerja.

3. Kompetensi kultural, artinya peserta didik harus mampu menempatkan diri sebaik-baiknya dalam system budaya dan tata nilai masyarakat yang pluralistik.

4. Kompetensi temporal, artinya peserta didik tetap eksis dalam menajalani kehidupan, serta mampu memanfaatkan ketiga kemampuan dasar yang telah dimiliki sesuai dengan perkembangan zaman.

Berdasarkan uraian diatas dapat dijelaskan bahwa kompetensi yang harus dimiliki siswa selama proses dan sesudah pembelajaran adalah kemampuan

kognitif, (pemahaman, penalaran, aplikasi, analisis observasi identifikasi,

(28)

mencakup kesadaran diri, pengelolaan suasana hati, pengendalian implusi, motivasi aktifitas positif, empati), dan kemampuan psikomotorik (sosiaisasi dan kepribadian yang mencakup kemampuan argumentasi, presentasi, perilaku)”.

2.1.1.4 Dimensi Kompetensi Lulusan

Menurut Fattah dalam Santoso (2004:28), ada empat kategori yang dijadikan indikator dalam menentukan tingkat keberhasilan pendidikan dalam mengembangkan kompetensi lulusan, yaitu: (1) dapat tidaknya seorang lulusan melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi, (2) dapat tidaknya memperoleh pekerjaan, (3) besarnya penghasilan (gaji) yang diterima, dan (4) sikap perilaku dalam konteks sosial budaya dan politik.

Standar kompetensi lulusan yang diharapkan mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap, digolongkan menjadi tiga aspek, yaitu: (1) kemampuan kognitif meliputi: pengamatan, hafalan, pemahaman, penggunaan (aplikasi), analisis, sintesis dan evaluasi, (2) kemampuan afektif meliputi: penerimaan, sambutan, penghargaan (apresiasi), pendalaman (internalisasi), dan penghayatan, (3) kemampuan psikomotor meliputi: keterampilan bergerak (atau bertindak), keterampilan ekspresi verbal dan non verbal (Abin S.Makmun, dalam Santoso 2004:167).

Sesuai dengan Pasal 2 Undang Undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, bahwa pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 3, menegaskan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

(29)

yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan peserta didik yang harus dipenuhinya atau dicapainya dari suatu satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah (Santoso, 2015:65-66).

2.1.2 Daya Saing

2.1.2.1 Pengertian Daya saing

Porter (1994: ix-xvii) dalam Tumar Sumihardjo (2008:8) menyebutkan bahwa: istilah daya saing sama dengan competitiveness atau competitive, sedangkan istilah keunggulan bersaing sama dengan competitive advantage. Secara bebas, Tumar Sumihardjo (2008:8), memberikan penjelasan tentang istilah daya saing ini. Daya saing bermakna kekuatan, dan kata saing berarti mencapai lebih dari yang lain, atau beda dengan yang lain dari segi mutu, atau memiliki keunggulan tertentu. Artinya daya saing dapat bermakna kekuatan untuk berusaha menjadi unggul dalam hal tertentu yang dilakukan seseorang, kelompok atau institusi tertentu.

Hal senada diungkapkan oleh Rangkuti (2003) dalam Kuncoro (2008:73), bahwa: “Keunggulan bersaing merupakan kegiatan spesifik yang dikembangkan oleh perusahaan agar lebih unggul dibandingkan dengan pesaingnya”. Kata unggul, berdasarkan pendapat Tumar Sumihardjo (2008) dan Rangkuti (2003) di atas, merupakan posisi relatif organisasi terhadap organisasi lainnya. Hal ini seperti diungkapkan oleh Agus Rahayu (2008:66) bahwa keunggulan merupakan posisi relatif dari suatu organisasi terhadap organisasi lainnya, baik terhadap satu organisasi, sebagian organisasi atau keseluruhan organisasi dalam suatu industri. Dalam perspektif pasar, posisi relatif tersebut pada umumnya berkaitan dengan nilai pelanggan (customer value). Sedangkan dalam perspektif organisasi, posisi relatif tersebut pada umumnya berkaitan dengan kinerja organisasi yang lebih baik atau lebih tinggi.

(30)

Sementara dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses, dalam dinyatakan bahwa:” daya saing adalah kemampuan untuk menunjuk kan hasil lebih baik, lebih cepat atau lebih bermakna”. Kemampuan yang dimaksud dalam Permendiknas No. 41 tahun 2007 tersebut, diperjelas oleh Tumar Sumihardjo (2008:11), meliputi:

1. kemampuan memperkokoh posisi pasarnya.

2. kemampuan menghubungkan dengan lingkungannya. 3. kemampuan meningkatkan kinerja tanpa henti

4. kemampuan menegakkan posisi yang menguntungkan.

Merujuk pada paparan berbagai ahli di atas maka dapat diambil satu kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan daya saing dalam penelitian adalah kekuatan, kemampuan dari lulusan dalam menguasai dan melaksanakan pekerjaan ditempat kerja. Jadi, dengan demikian daya saing lulusan ukuranya dapat dilihat dari proses pelaksanaan perkejaan atau kinerja pegawai dalam melakukan pekerjaan.

2.1.1.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Daya Saing

Menurut (Kuncoro, 2008:95), tinggi rendahnya daya saing seseorang organisasi/ instansi tergantung kepada faktor-faktor yang mempengaruhinya. Dalam konteks daya saing pendidikan, secara eksplisit mengungkapkan beberapa faktor yang mempengaruhi daya saing pendidikan, yaitu: (1) kualitas sumber daya, (2) dukungan pemerintah, serta (3) partisipasi masyarakat dan dunia usaha/dunia industri.

(31)

pendidikan yang sudah ada. Kelima kekuatan daya dalam persaingan tersebut diragakan dalam Gambar 2.1.

Selanjutnya pendapat lainnya, dikemukan oleh Agus Rahayu (2008:65) yang menyebutkan ada beberapa aspek yang dapat menjadi daya tarik suatu organisasi hingga organisasi tersebut akan memiliki daya saing, antara lain: “(1) aspek pertumbuhan pasar, yang mencakup: ukuran pasar, tingkat pertumbuhan dan potensi pasar; (2) aspek intensitas persaingan, mencakup: jumlah organisasi, kemudahan untuk masuk dan produk substitusi; serta (3) aspek akses pasar.”

Crevans (1996) mengutip pendapat Day & Wensley menyebutkan bahwa keunggulan bersaing dipandang sebagai suatu proses dinamis. Prosesnya meliputi sumber keunggulan, keunggulan posisi, dan prestasi akhir suatu investasi laba untuk mempertahankan keunggulan bersaing (Gambar 2.2).

(32)

Sumber: Diadaptasi dari Porter (1993:7); Kuncoro (2008:102) Gambar 2.1. Kekuatan yang mendorong antar sekolah

Sumber: Crevans (1996)

Gambar 2.2

Proses keunggulan bersaing

2.1.2.3 Strategi meraih keunggulan bersaing

Menurut agus Rahayu (2008: 66-67) Setiap organisasi mengharapkan memiliki keunggulan bersaing terhadap organisasi lainnya. Dalam hal ini dua strategi dasar yang bisa dilakukan oleh organisasi, yaitu: “strategi bersaing (competitive strategy) dan strategi kerja sama (cooperative strategy)”. Strategi

(33)

bersaing akan efektif apabila suatu organisasi memiliki sumber daya yang lebih baik (superior resources). Sebaliknya apabila sumberdaya yang dimiliki imperior (imperior resources), maka cooperative strategy. tepat untuk dipilih.

Sumber: Agus Rahayu (2008:67)

Gambar 2.3 Strategi meraih bersaing

Berkaitan dengan strategi bersaing (competitive strategy), Agus Rahayu (2008:67) menerangkan lebih lanjut, bahwa:

Dalam skenario perancangan dan implementasinya strategi bersaing terdapat dua skenario yang dapat dipilih, yaitu skenario biaya (cost

strategy) dan skenario manfaat unik (differentiation strategy). Substansi cost strategy berkaitan dengan penciptaan dan penawaran produk, untuk

satu satuan manfaat yang relatif sama, dengan harga yang lebih rendah. Dalam hal ini, suatu satuan pendidikan menawarkan program dan atau manfaat tertentu (relatif sama dengan yang ditawarkan satuan pendidikan sejenis) dengan harga yang lebih rendah. Sedangkan substansi

differentiation strategy berkaitan dengan penciptaan dan penawaran

produk, untuk satu satuan manfaat yang lebih unik, dengan harga yang relatif sama. Untuk meraih keunggulan, suatu satuan pendidikan dapat menawarkan program dan atau manfaat yang lebih unik daripada yang ditawarkan satuan pendidikan sejenis dengan harga yang relatif sama. Sementara cooperative strategy, dijelaskan oleh Agus Rahayu (2008:69) bahwa: “Cooperative strategy digunakan untuk meraih keunggulan melalui kerja

sama dengan yang lain. Pada umumnya bentuk kerja sama yang dipilih adalah aliansi strategi (strategic alliance)”.

Senada dengan Agus Rahayu (2008:69), strategi aliansi diungkapkan oleh Pietras & Stormer (2001) dalam Kuncoro (2008:111) bahwa:

(34)

Strategic alliances are a way for companies with complementary strengths to enter a given market more effectively an efficiently than either alliance partner could manage alone. Strategic alliances allow companies to minimize risks relating to their technological, market, or competitive environment.

Berdasarkan definisi strategi aliansi dari Pietras & Stormer (2001) tersebut dapat diketahui bahwa startegi aliansi dilakukan oleh perusahaan untuk memperoleh kekuatan dalam memasuki sebuah pasar, karena dengan strategi aliansi perusahaan dapat meminimalkan resiko yang berkaitan dengan teknologi, kekuatan pasar dan persaingan lingkungan sekitarnya.

Definisi lain disampaikan oleh Michael A. Hitt (1997) dalam Kuncoro (2008:112), yang menyebutkan aliansi strategi sebagai: “kemitraan perusahaan -perusahaan sehingga sumber daya, kemampuan dan kompetensi inti digabungkan untuk meraih kepentingan dan tujuan bersama”.

Dari pendapat Agus Rahayu (2008), Pietras & Stormer (2001), Kuncoro (2008), dan Michael A. Hitt (1997) dalam Kuncoro (2008:112) di atas terungkap tentang pentingnya sinergi antara kelembagaan sekolah dengan masyarakat dalam rangka meningkatkan daya saing sekolah. Hal ini didukung oleh pendapat Kuncoro (2008:97) yang menyebutkan bahwa:

Faktor yang cukup penting untuk dilakukan oleh lembaga pendidikan dalam rangka meningkatkan daya saingnya adalah dengan melakukan aliansi strategis. Aliansi strategis kepada dunia usaha sebagai link and

match pendidikan dengan dunia usaha/industri merupakan salah satu upaya

dalam meningkatkan daya saing lembaga pendidikan.

Berkaitan dengan strategi aliansi ini, Kuncoro (2008:112) menyebutkan beberapa alasan organisasi melakukan sinergi atau kemitraan antara lain:

(35)

2.2 Penelitian Terdahulu

Tabel 2.4 Penelitian terdahulu

No Nama

Penulis Jurusan Judul Kesimpulan

(36)

No Nama

Penulis Jurusan Judul Kesimpulan

Kompetensi Siswa di SMK Negeri 11 Bandung

SMK 11 Bandung

2.3 Kerangka Pemikiran

Grand teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori MSDM. Manajemen Sumber Daya manusia mempunyai peran penting dalam organisasi atau perusahaan. Hal tersebut mempunyai arti yang sama pentingnya dengan pekerjaan itu sendiri, mengingat pentingnya peran Sumber Daya Manusia dalam organisasi atau perusahaan, SDM sebagai faktor penentu organisasi atau perusahaan maka kompetensi menjadi aspek yang menentukan keberhasilan organisasi atau perusahaan. Dengan kompetensi yang tinggi yang dimiliki oleh SDM dalam suatu organisasi atau perusahaan tentu hal ini akan menentukan kualitas SDM yang dimiliki yang pada akhirnya akan menentukan kualitas kompetitif perusahaan atau organisasi itu sendiri (Mitrani, Palziel and Fitt, 1992 : 14).

Berdasarkan teori di atas dapat diambil satu kesimpulan bahwa suatu organisasi, termasuk sekolah, akan memiliki keunggulan bersaing atau memiliki potensi untuk bersaing apabila dapat menciptakan kualitas SDM yang memiliki nilai kompetitif yang baik. Hal ini berarti sekolah sebagai suatu wadah yang menjadi tempat pengembangan aspek kompetensi harus mampu pula menciptakan lulusan yang unggul dan menawarkan nilai yang lebih atau kinerjanya lebih baik dibandingkan dengan sekolah lainnya.

(37)

Mengacu pada pendapat di atas, maka dapat dikatakan bahwa pentingnya kinerja lulusan tidak lepas dari pengembangan kompetensi. Pengembangan kompetensi tersebut tentunya tidak lain adalah untuk menciptakan lulusan dengan daya saing yang tinggi. Kompetensi lulusan SMK tercermin dari “kualifikasi lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.” (Ketentuan umum pemerintah RI. No 19 2005 tentang standar nasional pendidikan pasal 1, ayat 4), yang secara terstandar relevan dengan perubahan kebutuhan terhadap tenaga kerja maupun untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

Kompetensi menurut E. Mulyasa (2005:37) merupakan perpaduan dari pengetahuan, keterampilan dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak.

1 Pengetahuan siswa

Pengetahuan menurut Bloom yang dikutip Winkel (1996), didefinisikan sebagai kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk mengingat dan mengungkap kembali pengetahuan, rumus, konsep, prinsip, materi dan kejadian baik pada hal-hal yang umum maupun hal-hal yang khusus. Pengetahuan juga merupakan tingkah laku dan situasi yang menekan kan tentang pengingatan (remembering), apakah itu mengenal atau mengungkap ide-ide, bahan-bahan atau gejala. Pengetahuan yang dimiliki seseorang dapat mengembangkan potensi dan kemampuan secara maksimum untuk mengambil keputusan dalam memecahkan masalah yang dihadapinya untuk menyesuaikan diri.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat diambil pengertian bahwa pengetahuan merupakan kemampuan, tingkah laku dan situasi yang menekankan tentang pengingatan. Pengetahuan dapat mengembangkan potensi dan kemampuan secara maksimum untuk mengambil keputusan dan memecahkan masalah yang dihadapi oleh seseorang.

(38)

2 Ketrampilan Siswa

Menurut Nana Sudjana (1987:68), keterampilan adalah pola kegiatan yang bertujuan, yang memerlukan manipulasi dan koordinasi informasi yang dipelajari. Keterampilan ini dapat dibedakan menjadi dua kategori, yakni keterampilan fisik dan keterampilan intelektual. Menurut Muhibin Syah (2006:121), keterampilan adalah kegiatan yang berhubungan dengan urat syaraf dan otot-otot yang lazimnya tampak dalam kegiatan jasmaniah.

Keterampilan siswa menurut Mulyasa E., (2005), diartikan sebagai kemampuan seseorang terhadap suatu hal yang meliputi semua tugas-tugas kecakapan, sikap, nilai dan kemengertian yang semuanya dipertimbangkan sebagai sesuatu yang penting untuk menunjang keberhasilannya didalam penyelesaian tugas.

3 Sikap Siswa

Sikap siswa adalah reaksi yang ditunjukkan siswa atau peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung maupun setelahnya. Menurut Muhibin Syah (2006: 149) sikap siswa adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespon (response tendency) dengan cara yang relatif tetap terhadap objek orang, barang, dan sebagainya, baik secara positif maupun negatif. Menurut Martinis, M (2005:32) sikap dan perilaku siswa merupakan tujuan yang berhubungan dengan perasaan, emosi, sistem nilai, dan sikap hati (attitude) yang menunjukkan penerimaan atau penolakan terhadap sesuatu.

(39)

Tingkat keunggulan dapat terlihat dengan adanya ciri-ciri keunggulan yang disampaikan oleh Fattah dalam Santoso (2015:65), yaitu (1) Dapat tidaknya seorang lulusan melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi; (2) Dapat tidaknya memperoleh pekerjaan; (3) Besarnya penghasilan (gaji) yang diterima; dan (4) Sikap perilaku dalam konteks sosial, budaya dan politik.

Dengan adanya tingkat keunggulan yang terukur, maka pada akhirnya kompetensi siswa administrasi perkantoran di SMKN 11 Bandung akan memiliki daya saing yang tinggi.

Berdasarkan rangkaian uraian teori di atas, dapat digambarkan secara konseptual pengaruh variabel X terhadap variabel Y adalah sebagai berikut:

Gambar 2.4

Pengaruh variabel X terhadap variabel Y secara konseptual

Dari beberapa uraian di atas dapat disimpulkan bahwa yang dapat mempengaruhi kompetensi siswa adalah daya saing lulusan, maka dapat digambarkan melalui model kerangka pemikiran sebagai berikut :

Gambar 2.5 1. Dapat tidaknya seorang lulusan

melanjutkan ke pendidikan yang

4. Sikap perilaku dalam konteks sosial, budaya dan politik.

Fattah dalam Santoso (2015:65) Daya Saing Tinggi Strategi meraih keunggulan:

a. Strategi bersaing b. Strategi Kerjasama

(40)

Kerangkan pemikiran pengaruh variabel X terhadap variabel Y

2.4 Hipotesis

“Hipotesis merupakan proposisi yang akan diuji keberlakuannya, atau merupakan suatu jawaban sementara atas pertanyaan penelitian” (Bambang Prasetyo dan Miftahul Janah, 2012:76).

Sedangkan menurut Sugiyono (2008:96), “Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan”. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta empris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum berupa jawaban yang empirik dengan data.

(41)

1.1 Objek Penelitian

Penelitian ini menganalisis mengenai pengaruh Kompetensi Siswa terhadap Daya Saing Lulusan pada Program Keahlian Administrasi Perkantoran di SMKN 11 Bandung. Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian sebagai variabel bebas (independent) atau variabel X adalah kompetensi siswa dan yang menjadi variabel Y (dependent) adalah daya saing lulusan. Adapun yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah lulusan angkatan 2014/2015 Program Keahlian Administrasi Perkantoran di SMKN 11 Bandung.

Penelitian ini dilakukan di SMKN 11 Bandung berlokasi di jalan Budhi Cilember, Kelurahan Sukaraja, Kecamatan Cicendo, Kota Bandung Tel. (022) 6652442. SMKN 11 Bandung ini merupakan SMK Negeri yang telah memperoleh sertifikat Quality Management System ISO 9001:2000 pada tahun 2008.

1.2 Metode Penelitian/ Jenis Penelitian

Untuk melaksanakan suatu penelitian, seorang peneliti harus menentukan terlebih dahulu metode apa yang akan digunakan. Dengan adanya penggunaan metode, penulis akan memperoleh suatu gambaran permasalahan sehingga apa yang menjadi tujuan dalam suatu penelitian dapat tercapai dengan baik. Sehingga dapat diperoleh suatu kesimpulan penelitian yang merupakan pemecahan dari masalah yang diteliti.

Metode penelitian merupakan suatu langkah-langkah yang harus dilakukan dalam suatu penelitian, sehingga di dalam metode penelitian ini akan terkandung beberapa alat serta teknik tertentu yang akan digunakan untuk menguji suatu hipotesis penelitian.

Sebagaimana Sugiyono (2010:2), mengemukakan bahwa:

(42)

Rasional berarti kegiatan penelitian dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal, sehingga terjangkau oleh penalaran manusia. Empiris berarti cara yang dilakukan dapat diamati oleh indra manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara-cara yang digunakan. Sistematis artinya proses yang digunakan dalam penelitian menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis.

Menurut Arikunto (2002:136), menjelaskan “Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya”. Sedangkan menurut Surakhmad (1998:131), menyatakan bahwa:

Metode merupakan cara utama yang dipergunakan untuk mencapai tujuan, misalnya untuk menguji serangkaian hipotesis dengan mempergunakan teknik serta alat tertentu. Cara itu dipergunakan setelah penyelidik memperhitungkan kewajaran ditinjau dari penyelidikan serta dari situasi penyelidikan.

Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian survei eksplanasi (explanatory survey) yaitu penelitian survei yang digunakan untuk menjelaskan hubungan kausal dan pengujian hipotesis. Masri Singarimbun dan Sofian Effendi (1989:5), mengemukakan ”Metode explanatory survey yaitu metode untuk menjelaskan hubungan kausal antara dua variabel atau

lebih melalui pengajuan hipotesis”.

Metode penelitian survei eksplanasi (explanatory survey) merupakan penjelasan penelitian yang menggunakan kuesioner atau daftar pertanyaan yang ditujukan kepada responden. Menurut Nur Indriantoro dan Bambang Suporno (1999:254), serta dalam kamus ilmiah popular edisi millennium, metode penelitian survei eksplanasi (explanatory survey) yaitu pengumpulan data yang diperoleh secara langsung dari sumber dengan menggunakan pertanyaan tertulis melalui kuesioner pengumpulan data yang diperlukan dapat diperoleh.

Objek telaahan penelitian survei eksplanasi (explanatory survey) adalah untuk menguji hubungan antar variabel yang dihipotesiskan. Pada jenis penelitian ini, jelas ada hipotesis yang akan diuji kebenarannya. Hipotesis itu sendiri menggambarkan hubungan antar dua atau lebih variabel, untuk mengetahui apakah sesuatu variabel berasosiasi ataukah tidak dengan variabel lainnya, atau apakah sesuatu variabel disebabkan ataukah tidak oleh variabel lainnya.

(43)

yaitu variabel kompetensi siswa dan variabel daya saing lulusan. Apakah terdapat pengaruh positif antara kompetensi siswa daya saing lulusan pada Program Keahlian Administrasi Perkantoran di SMKN 11 Bandung.

1.3 Desain Penelitian

1.3.1 Operasionalisasi Variabel

Definisi operasional dimaksudkan untuk memberikan persamaan persepsi sehingga terdapat persamaan pemahaman terhadap istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini. Pentingnya definisi operasional dibahas karena terdapat banyak istilah-istilah berbeda yang digunakan untuk menyebutkan isi atau maksud yang sama, atau sebaliknya istilah-istilah yang sama dipergunakan untuk menyebutkan isi atau maksud yang berbeda.

Operasionalisasi variabel dilakukan untuk membatasi pembahasan agar tidak terlalu meluas. Istilah variabel merupakan istilah yang tidak pernah ketinggalan dalam setiap jenis penelitian. Menurut Sugiyono (2006:19), “Variabel penelitian itu adalah suatu atribut atau sifat atau aspek dari orang maupun objek yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan”.

Untuk menghindari kesimpangsiuran dan salah pengertian terhadap istilah yang terdapat dalam judul, maka terlebih dahulu peneliti akan mencoba menjelaskan pengertian serta maksud yang terkandung dalam judul penelitian sehingga diharapkan akan menambah keragaman landasan berpikir peneliti dan pembaca.

Sesuai dengan judul penelitian ini yaitu “Pengaruh kompetensi siswa terhadap daya saing lulusan pada Program Keahlian Admnistrasi Perkantoran di SMKN 11 Bandung”. Maka penulis menjelaskan beberapa istilah yang dimaksud:

3.3.1.1 Kompetensi siswa

(44)

Jadi dengan demikian kompetensi siswa dalam penelitian ini diartikan sebagai kemampauan hasil belajar dalam bentuk penguasaan pegetahuan, sikap dan keterampilan dari siswa. Kompetensi yang dimaksud adalah kompetensi lulusan yang dulunya berstatus sebagai siswa.

Indikator tersebut digambarkan pada tabel berikut ini :

Tabel 3.1

(45)

Variabel Dimensi Indikator Ukuran Skala No

2) Menanggapi a. Mampu melaporkan

bukti-bukti kas kecil Ordinal 18

3) Menilai

Tumar Sumihardjo (2008:8) memberikan penjelasan tentang istilah daya saing, yaitu Kata daya dalam kalimat daya saing bermakna kekuatan, dan kata saing berarti mencapai lebih dari yang lain, atau beda dengan yang lain dari segi mutu, atau memiliki keunggulan tertentu. Daya saing dapat bermakna kekuatan untuk berusaha menjadi unggul dalam hal tertentu yang dilakukan seseorang atau kelompok atau institusi tertentu.

Dalam penelitian ini yang dimaksud daya saing lulusan adalah kekuatan, kemampuan dari lulusan dalam menguasai dan melaksanakan pekerjaan ditempat kerja. Jadi dengan demikian daya saing lulusan ukuranya dapat dilihat dari proses pelaksanaan pekerjaan atau kinerja pegawai dalam melakukan pekerjaan.

Indikator tersebut digambarkan pada tabel berikut ini :

Tabel 3.2

Operasional Variabel Daya Saing Lulusan

(46)
(47)

Variabel Dimensi Indikator Ukuran Skala No

1.3.2 Populasi dan Sampel Penelitian

1.3.2.1Populasi Penelitian

Menurut Suharsimi Arikunto (2006:130), “Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian”. Sedangkan menurut Sugiyono (2010:389), “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.

Berdasarkan pengertian populasi di atas, maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh lulusan angkatan 2014/2015 Program Keahlian Administrasi Perkantoran di SMKN 11 Bandung yang terdiri dari 146 lulusan.

3.3.2.2 Sampel Penelitian

(48)

Untuk sekedar ancer-ancer, maka bila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi, selanjutnya jika jumlah subjeknya lebih dari seratus maka dapat diambil antara 10% - 15% sedangkan untuk subjeknya kurang dari 100 dapat diambil 20%-25% atau lebih.

Dari hasil penelitian sementara diperoleh data jumlah lulusan angkatan 2014/2015 Program Keahlian Administrasi Perkantoran di SMKN 11 Bandung sebanyak 146 lulusan. Maka pengambilan sampel dalam penelitian ini diambil secara purposive sampling.

Sugiyono (2001: 61) menyatakan bahwa sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Menurut Margono (2004: 128), pemilihan sekelompok subjek dalam purposive sampling, didasarkan atas ciri-ciri tertentu yang dipandang mempunyai sangkut paut yang erat dengan ciri-ciri populasi yang sudah diketahui sebelumnya. Dengan kata lain unit sampel yang dihubungi disesuaikan dengan kriteria-kriteria tertentu yang diterapkan berdasarkan tujuan penelitian.

Berdasarkan paparan di atas maka peneliti menggunakan sebanyak 39 sampel yang dari 146 lulusan, sampel tersebut didapat berdasarkan jumlah lulusan yang sudah bekerja.

1.3.3 Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan usaha mengumpulkan data untuk keperluan penelitian. Data yang terkumpul diperlukan karena digunakan untuk pengujian hipotesis. Adapun teknik yang digunakan dalam mengumpulkan data yaitu:

1. Wawancara

(49)

2. Kuesioner

Kuesioner adalah teknik untuk mengumpulkan data yang berisi sejumlah pernyataan yang diajukan secara tertulis kepada responden untuk mendapatkan jawaban atau tanggapan dan informasi yang diperlukan oleh peneliti. Dalam menyusun kuesioner, dilakukan beberapa prosedur sebagai berikut:

1) Menyusun kisi-kisi kuesioner atau daftar pernyataan.

2) Merumuskan item-item pernyataan dan skor jawaban. Jenis instrumen yang digunakan dalam angket merupakan instrumen yang bersifat tertutup. Menurut Arikunto (2010:128) “Instrumen tertutup yaitu seperangkat daftar pertanyaan yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih”.

3) Responden hanya membutuhkan tanda check list pada skor jawaban yang dianggap paling tepat yang disediakan.

4) Menetapkan pemberian skor pada setiap item pernyataan. Pada penelitian ini setiap jawaban responden diberi nilai dengan skala

rating scale.

Selain kedua teknik pengumpulan data yang telah dijelaskan di atas, penulis juga melakukan penelusuran terhadap dokumen-dokumen yang dibutuhkan untuk analisis maupun pembahasan dokumen yaitu studi dokumentasi. Studi dokumentasi yaitu pengumpulan data dan melalui dokumen-dokumen yang ada di sekolah. Data yang didapat di sekolah diantaranya adalah data keterserapan tenaga kerja jurusan administrasi perkantoran 5 tahun terakhir dan data hasil UAS pada mata pelajaran prduktif 3 tahun terakhir di SMKN 11 Bandung.

1.3.4 Pengujian Instrumen Penelitian

Gambar

Tabel 2.4  Penelitian terdahulu
Gambar 2.5
Tabel 3.1  Operasional Variabel Kompetensi Siswa
Tabel 3.2  Operasional Variabel Daya Saing Lulusan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pada kebanyakan tenaga kerja, tingkat akhir kelainan akibat getaran tangan-lengan masih memungkinkan yang bersangkutan bekerja dengan mesin atau alat yang

Hubungan Paparan Getaran Mekanis Dengan Kelelahan Kerja Dan Gangguan Kesehatan Pada Tenaga Kerja Bagian Produksi Pt.. Putri Indah Pertiwi Desa Pule, Gedong,

1) Tahap Studi Pendahuluan; merupakan tahap prasurvey (tahap awal), dimana kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut : (a) mengkaji teori-teori yang berkaitan dengan

KUESIONER GAMBARAN GETARAN MEKANIS DAN KELELAHAN KERJA PADA PEKERJA PEMECAH BATU DI BAGIAN PRODUKSI CV.. Jawablah dengan jujur sesuai yang

memberi daya rekat yang baik antara bahan dalam campuran, styrofoam akan1. bereaksi dengan polimer yang akan membentuk crosslink yang mana

Mengolah data hasil penelitian berdasarkan hasil verifikasi dengan menghitung jumlah dan persentase kemunculan indikator literasi sains pada masing-masing buku ajar untuk

Pada alat ini, osilator local tersebut akan memberikan frekuensi yang berurutan naik atau turun sampai diperoleh sinyal yang level tegangannya lebih dari level tertentu. Bila

Pemberian diet pascabedah IV didasarkan pada bahan makanan sehari seperti pada Tabel di 2.6, dan apabila makanan pokok dalam bentuk bubur atau nasi tim yang diberikan tidak