(Metode eksperimen dengan teknik analisis Single Subject Research (SSR))
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan
Jurusan Pendidikan Khusus
Oleh,
Whisqa Dayani 1006648
JURUSAN PENDIDIKAN KHUSUS FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Oleh
Whisqa Dayani
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi satu syarat memperoleh gelar
Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan
©Whisqa Dayani 2014
Universitas Pendidikan Indonesia
Juli 2014
HakCiptadilindungiundang-undang
Skripsiinitidakbolehdiperbanyakseluruhnyaatausebagian,
PENGARUH METODE JARI MATIKA TERHADAP KEMAMPUAN BERHITUNG PERKALIAN PADA SISWA KELAS VI DI SLBN A
CITEUREUP DisetujuidanDisahkanOleh:
Pembimbing I
Drs. ZulkifliSidiqM.Pd. NIP. 196010151987101001
Pembimbing II
Drs. MamanAbdurachman SR, M.Pd NIP. 19570613 198503 1 001
Mengetahui,
KetuaJurusanPendidikanKhusus FakultasIlmuPendidikan UniversitasPendidikanIndonesia
Whisqa Dayani, 2014
Pengaruh Metode Jarimatika Terhadap Kemampuan Berhitung Perkalian Pada Siswa Kelas Vi Di Slbn A Citeureup
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
B. Identifikasi Masalah ... 4
C. Batasan Masalah ... 5
D. Rumusan Masalah ... 6
E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 6
F. Struktur Organisasi Skripsi ... 7
BAB II PENGGUNAAN METODE JARIMATIKA DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PERKALIAN PADA SISWA TUNANETRA A. Konsep Dasar Tunanetra 1. Pengertian Tunanetra ... 9
2. Faktor-faktor Penyebab Ketunanetraan ... 10
3. Perkembangan Kognitif Anak Tunanetra ... 11
4. Kemampuan Berhitung Anak Tunanetra ... 12
B. Konsep Dasar Matematika 1. Pengertian Matematika ... 13
2. Fungsi Matematika ... 14
C. Metode Perkalian dengan Jari Tangan ... 15
Whisqa Dayani, 2014
Pengaruh Metode Jarimatika Terhadap Kemampuan Berhitung Perkalian Pada Siswa Kelas Vi Di Slbn A Citeureup
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
E. Teknik Jarimatika ... 17
1. Formasi Jari Dalam Operasi Perkalian ... 18
2. Formasi jari tangan dalam operasi perkalian 11 s.d 20 ... 20
3. Prinsip Pelaksanaan ... 21
F. Penelitian yang Relevan... 26
G. Kerangka Berfikir ... 27
C. Subjek Penelitian dan Lokasi Penelitian 1. Subjek Penelitian ... 35
2. Lokasi Penelitian ... 35
D. Teknik Pengumpulan Data ... 37
E. Instrumen Penelitian ... 37
F. Uji Coba Instrumen ... 39
G. Pengolahan dan Analisis Data ... 44
H. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian ... 48
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 51
1. Hasil Baseline-1 (A-1) ... 52
2. Hasil Intervensi (B) ... 53
3. Hasil Baseline-2 (A-2) ... 55
4. Hasil Perolehan Data ... 57
Whisqa Dayani, 2014
Pengaruh Metode Jarimatika Terhadap Kemampuan Berhitung Perkalian Pada Siswa Kelas Vi Di Slbn A Citeureup
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Analisis Antar Kondisi ... 72
C. Pembahasan ... 80
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Simpulan ... 85
B. Rekomendasi ... 86
DAFTAR PUSTAKA ... 87 LAMPIRAN-LAMPIRAN
Whisqa Dayani, 2014
Pengaruh Metode Jarimatika Terhadap Kemampuan Berhitung Perkalian Pada Siswa Kelas Vi Di Slbn A Citeureup
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK
PenelitianberjudulPengaruhMetode Jarimatika Terhadap Kemampuan Berhitung Perkalian Pada Siswa Kelas VIDi SLBN A Citeureup.Ada 2
kelompokanaktunanetradiantaranyaadalahbutadanlow
vision.Kelompokbutajikaseseorangsamasekalitidakmampumenerimarangsangancahay
adariluar (visusnya = 0), sedangkanlow vision
jikaseseorangmasihmampumenerimarangsangancahayadariluar,
tetapiketajamannyalebihdari 6/21, atauhanyamampumembacaheadline suratkabar.
Anaktunanetramemilikikemampuankognitif yang beragam,
dantidaksedikitdarianaktunanetra yang
memilikihambatanberhitungperkalian.Sepertistudipendahuluan yang dilakukan di SLB NegeriACiteureupCimahipadaanakkelas VI berinisial BI,
penelitimenemukanpermasalahan yang
terjadipadaanaktunanetradengankelompokanaklow vision. Subjek BImemlikihambatandalamaspekkemampuanberhitungkhususnyaperkalian di atas
10.Pemberianintervensi yang
dilakukandapatmenggunakanberbagaimetodepembelajaran.Salah satumetode yang digunakanuntukmeningkatkankemampuanberhitungperkalianadalahdenganmemberik
subject research), desainA-B-Adenganteknikpengumpulan data menggunakantes
essay.Berdasarkanhasilpengamatandarihasilpengamatan, hasilpenelitian, danhasilpengolahan data.Diperolehhasilsetiapmean level,pada baseline-1 (A-1) denganbaseline-2(A-2) memperolehmean level sebesar 22.6% menjadi 77.25%. Sehinggadapatdisimpulkanbahwasanyapemberianintervensi yang menggunakanmetodejarimatikakepadasubjek BI memberikanpengaruh yang positifterhadapkemampuanberhitungperkalian.Adapunrekomendasidaripenelitiuntuk menerapkanmetodejarimatikasejakawalpadaanak, menyiapkantenagaahli yang mahirmenggunakanjarimatika,
danuntukpenelitianselanjutnyadapatmengembangkandenganruanglingkup yang lebihluasseperti 1-100.
Whisqa Dayani, 2014
Pengaruh Metode Jarimatika Terhadap Kemampuan Berhitung Perkalian Pada Siswa Kelas Vi Di Slbn A Citeureup
Whisqa Dayani, 2014
Pengaruh Metode Jarimatika Terhadap Kemampuan Berhitung Perkalian Pada Siswa Kelas Vi Di Slbn A Citeureup
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Abstract
The study is Effect Jarimatika Method of Multiplication Counting Capabilities towards in Sixth Grade Student in SLBN ACiteureup. There has two group of children with visual impairment that is including blindness and low vision. Blind is a people who enable to receive a light stimuli from the outside (visus = 0), whereas low vision is a person who able to receive light stimuli from the outside, but the sharpness is more than 6/21, or their has only able to read a newspaper headline. Children with visual impairment have a variety of cognitive ablilities, one of their problem is barriers arithmetic multipication. As a preliminary study conducted in SLBN A CiteureupCimahi to student with initial BI sixth grade chlidren, researched found that the problem occures in a group of chlidren with a low vision. He have possess obtacles in aspect of numeracy skill in particular multiplication above 10. Jarimatika method is one of the method to improve the numeracy skills of multipication. The purpose of this study is to obtain a direct description of the jarimatika method infulence on the ability of low vision studenth in arithmetic operation of multiplication of 11 to 15, 16 to 20, and a combination of 11 to 15 anf 16 to 20. The reasearchmethode used in this study is Single Subject Research (SSR), A – B – A design with collection data techniques using essay test. Based on observations, research, and the result of data proseccing. The results obtained indicare the mean of each level, the baseline-1 (A-1) with baseline-2 (A-2) to obtain the mean lebelfo 22.6% to 77.25%. Then we can conclude that method has given a subject BI to provide a positivr influence on arithmetic mulpiplication. The recommendation of the researher to apllyjarimatikamethode since early childhood, preparing expert adept at using this method, and for the further reaseach can develop with a wider scope as 1 to 100.
Whisqa Dayani, 2014
Pengaruh Metode Jarimatika Terhadap Kemampuan Berhitung Perkalian Pada Siswa Kelas Vi Di Slbn A Citeureup
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah usaha terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran. Tujuannya agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
Semua orang perlu mempelajari matematika karena matematika
merupakan sarana untuk memecahkan masalah kehidupan sehari-hari dalam
kehidupan bermasyarakat, namun tidak sedikit orang yang menggangap
matematika merupakan pelajaran yang rumit dan sulit. Abdurahman (2003,
hlm. 252) bependapat, bahwa “dari berbagai studi yang diajarkan di sekolah,
matematika merupakan bidang studi yang dianggap paling sulit oleh para siswa karena besifat abstrak.”
Tujuan dari pembelajaran matematika difokuskan pada penguasaan konsep
keterampilan menghitung dan menghafalan berdasarkan fakta-fakta yang ada
di lapangan. Untuk itu matematika diajarkan kepada siswa dengan tujuan agar
siswa mampu memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari dengan
menghitung. Keterampilan berhitung perkalian sebagai bagian dari
matematika yang sangat dibutuhkan dalam berbagai aspek kehidupan.
Siswa tunanetra merupakan salah satu bagian dari anak berkebutuhan
khusus dengan kelainan tunggal. Kehilangan penglihatan pada tunanetra
dapat mengakibatkan hambatan khusus dalam mengakses pendidikan. Aspek
yang menjadi hambatan tersebut antara lain dalam hal orientasi, mobilitas, dan
pengalaman langsung.
Dengan hambatan pengalaman langsung yang dimiliki anak tunanetra,
Whisqa Dayani, 2014
Pengaruh Metode Jarimatika Terhadap Kemampuan Berhitung Perkalian Pada Siswa Kelas Vi Di Slbn A Citeureup
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
bersifat adaptasi, waktu, dan cara pembelajaran. Ditingkat Sekolah Luar Biasa
(SLB) penanaman konsep dasar pengetahuan pada tahap awal terdiri dari
membaca, menulis dan behitung.Kemampuan berhitung ini merupakan bagian
integral yang diperoleh anak pada mata pelajaran matematika.Walaupun mata
penglihatan mereka tidak berfungsi, kemampuan intelektual mereka harus
tetap difungsikan semaksimal mungkin. Permasalahan yang terlihat jelas
dihadapi anak tunanetra sekarang adalah mereka sulit memahami konsep
operasi perkalian, kerena keterbatasan dan kemampuan yang dimiliki anak
tunanetra.Sangat dibutuhkan kemampuan dalam memberikan pembelajaran
matematika melalui media untuk menentukan keberhasilan siswa.
Matematika merupakan satu cabang ilmu pengetahuan atau ilmu pasti
yang diartikan sebagai suatu ilmu yang mempelajari bilangan, bangun, dan
konsep-konsep yang berkenaan dengan kebenaran secara logika,
menggunakan simbol-simbol yang umum serta aplikasi dalam bilangan
lainnya.Matematika berbentuk sebagai hasil dari pemikiran manusia yang
bersifat absrak, hal ini membuat siswa mengalami kesulitan, apalagi bagi anak
tunanetra yang memiliki hambatan visual.
Salah satu hambatan anak tunanetra adalah anak tunanetra menggantikan
indera penglihatan dengan indera yang masih berfungsi terutama indera
pendengaran sebagai saluran utama penerima informasi dari luar yang
mengakibatkan bentuk pengertian atau konsep hanya berdasarkan pada suara
atau bahasa lisan. Sedangkan matematika merupakan pembelajaran yang
abstrak dan cukup sulit jika diajarkan kepada anak tunanetra yang
menggunakan indera pendengaran untuk menerima informasi.
Anak tunanetra bukan tidak mampu belajar, tetapi mengalami kesulitan
tertentu yang menjadikannya tidak siap belajar.Anak-anak tunanetra tidak bisa
mencerna sebuah fenomena yang masih abstrak.Biasanya sesuatu yang abstrak
itu harus divisualisasikan atau dibuat konkret melalui indera-indera
Whisqa Dayani, 2014
Pengaruh Metode Jarimatika Terhadap Kemampuan Berhitung Perkalian Pada Siswa Kelas Vi Di Slbn A Citeureup
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
itu anak tunanetra dikarenakan pengelolaan kegiatan belajar yang tidak
membangkitkan motivasi belajar siswa, metode pembelajaran yang cenderung
menggunakan cara konvesional, ceramah dan tugas dari guru merupakan salah
satu penyebab anak tunanetratidak dapat mencerna sebuah pelajaran.
Berdasarkan observasi dilapangan peneliti menemukan kasus seorang
siswa tunanaetra yang mengalami kesulitan belajar berhitung khususnya
operasi hitung perkalian. Siswa dinilai sudah mampu menghapal perkalian
satu hingga sembilan namun sesuai assesmen siswa belum menghitung
perkalian diatas sepuluh. Siswa ini merupakan seorang siswa kelas enam
dengan jenis kelamin laki-laki. Dan setelah melakukan observasi dan
wawancara dengan guru matematika siswa tersebut, peneliti menyimpulkan
kondisi anak saat ini, yaitu: 1) Anak memiliki motivasi yang baik dalam
belajar, namun dalam pelajaran matematika anak sering kali merasa pesimis
atau putus asa 2) Matematika merupakan sesuatu hal yang abstrak sehingga
anak kesulitan untuk memahami isi pembelajaran 3) Anak masih bingung
membedakan dan memahami simbol-simbol operasi hitung.
Hal ini terlihat ketika anak diberikan soal-soal matematika operasi
perkalian, anak masih sulit mengerjakan soal-soal yang diberikan yang
menyebabkan rasa putus asa dikarenakan kurangnya motivasi dalam
mempelajari matematika. Fakta empiris menunjukan bahwa anak tunanetra
merasa kesulitan dalam hal berhitung.Kesulitan tersebut salah satunya
dikarenakan kesulitan anak tunanetra dalam menangkap materi yang diberikan
dan masih banyaknya guru yang masih menerapkan model pembelajaran yang
konvensional serta masih kurangnya metode-metode pembelajaran yang sesuai
yang dapat meningkatkan minat dan motivasi siswa untuk belajar berhitung.
Berdasarkan uraian diatas, maka diperlukan suatu metode berhitung yang
menarik dan sesuai sebagai upaya untuk membantu siswa mempelajari materi
tentang operasi perkalian dalam mata pelajaran matematika, serta dapat
Whisqa Dayani, 2014
Pengaruh Metode Jarimatika Terhadap Kemampuan Berhitung Perkalian Pada Siswa Kelas Vi Di Slbn A Citeureup
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
diberikan mempunyai makna. Penelitian ini merupakan upaya memperkaya
alternatif metode pembelajaran berhitung di sekolah dalam membantu
merangsang dan memotivasi siswa dalam belajar matematika. Salah satu hal
yang bisa membuat anak-anak senang dengan matematika adalah kebebasan
mereka bereksperimen dengan matematika tersebut, tentu saja untuk bisa
bereksperimen siswa harus kaya akan metode, saat ini berkembang berbagai
macam metode untuk berhitung, pada intinya semua metode adalah baik jika
sesuai dengan kebutuhan. Semua siswa berhak untuk mendapatkan
pembelajaran penggunaan metode yang ada sehingga mereka kaya akan suatu
cara. Salah satunya yaitu melalui penggunaan jarimatika, jarimatika
(singkatan dari jari dan aritmatika) adalah teknik berhitung mudah dan
menyenangkan dengan menggunakan jari-jari tangan. Metode ini ditemukan
oleh Septi Peni Wulandari, meski hanya menggunakan jari-jari tangan akan
tetapi dengan jaritmatika kita mampu melakukan operasi bilangan kabataku
(kali-bagi-tambah-kurang). Melalui penggunaan pendekatan jarimatika
mempunyai keunggulan yang dapat memudahkan anak tunanetra dalam mempelajari pelajaran matematika antara lain memberikan “visualisasi” proses berhitung, sehingga mempermudah anak untuk melakukan
penghitungan, gerakan jari-jari tangan akan menarik minat anak, jarimatika
relatif tidak memberatkan memori otak saat digunakan, alatnya tidak perlu
dibeli, tidak akan tertinggal, atau diambil saat ujian.
Penulis memperkirakan jika masalah ini tidak diteliti akan menimbulkan
masalah dikemudian hari terutama bagi siswa yang bersangkutan. Seperti
kesulitan dalam menyelesaikan soal matematika terutama operasi perkalian
besar dan mendapatkan kesulitan dalam mengaplikasikan matematika dalam
kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti akan melakukan penelitian
secara ilmiah dan melihat seberapa besar pengaruh metode jarimatika terhadap
Whisqa Dayani, 2014
Pengaruh Metode Jarimatika Terhadap Kemampuan Berhitung Perkalian Pada Siswa Kelas Vi Di Slbn A Citeureup
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang uraikan diatas, banyak faktor
yang mempengaruhi proses berhitung perkalian anak tunanetra, diantaranya
yaitu :
1. Kesulitan untuk mengerti dan mengingat konsep angka dan hubungan
angka, kesulitan dalam belajar dan menerapkan pemahaman menjadi
penyebab anak tunanetra dalam penguasaan operasi perkalian.
2. Kesulitan untuk mengerti dan mengingat konsep abstrak menjadi
penyebab anak tunanetra dalam penguasaan berhitung operasi perkalian.
3. Kondisi dan motivasi belajar yang ada pada siswa dapat mempengaruhi
hasil belajar anak.
4. Sarana dan prasarana yang memadai dan menunjang untuk proses
pembelajaran, seperti kelas yang nyaman dengan fasilitas disekolah yang
memadai dapat mempengaruhi kemampuan berhitung pekalian pada anak.
5. Penggunaan metode pembelajaran yang digunakan guru dapat
mempengaruhi kemampuan berhitung perkalian pada anak.
6. Alat peraga yang digunakan dalam proses pembelajaran seperti simpoa,
jari, dan papan timbul, dapat mempengaruhi kemampuan berhitung
perkalian pada anak.
C. Batasan Masalah
Berdasarkan uraian tentang faktor-faktor penyebab yang mempengaruhi
kemampuan berhitung perkalian, maka peneliti akan membatasi permasalahan
tersebut pada pengaruh pengguaan metode pembelajaran yang digunakan guru
dapat mempengaruhi kemampuan berhitung perkalian pada siswa yaitu
Whisqa Dayani, 2014
Pengaruh Metode Jarimatika Terhadap Kemampuan Berhitung Perkalian Pada Siswa Kelas Vi Di Slbn A Citeureup
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
s.d 15, 16 s.d 20 dan kombinasi 11 s.d 15 dan 16 s.d 20 di SLB Negeri A
Citeureup.
Dipilih metode jarimatika karena metode ini dirasa penggunaan
pendekatan jarimatika mempunyai keunggulan yang dapat memudahkan siswa
tunanetra dalam mempelajari pelajaran matematika seperti memberikan “visualisasi” proses berhitung, sehingga mempermudah anak untuk melakukan penghitungan, gerakan jari-jari tangan akan menarik minat anak, jarimatika
relatif tidak memberatkan memori otak saat digunakan, alatnya tidak perlu
dibeli, tidak akan tertinggal, atau diambil saat ujian.
D. Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang yang telah diuraikan diatas,maka untuk
memberikan batasan yang jelas tentang permasalahan yang akan diteliti, maka
perlu dikemukakan terlebih dahulu rumusan masalah dari penelitian ini. Adapun yang menjadi rumusan penelitian ini adalah “Apakah penggunaan metode jarimatika dapat meningkatkan kemampuan berhitung perkalian pada
siswa tunanetra kela VI SDLB?”
Rumusan tersebut dijabarkan menjadi beberapa pertanyaan yang akan
dijawab dalam penelitian ini :
1. Bagaimanakah kemampuan berhitung operasi perkalian anak tunanetra
setelah diberikan metode penggunaan jarimatika?
2. Adakah pengaruh penggunaan jarimatika terhadap peningkatkan
kemampuan berhitung operasi perkalian pada anak tunanetra?
E. Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran secara
Whisqa Dayani, 2014
Pengaruh Metode Jarimatika Terhadap Kemampuan Berhitung Perkalian Pada Siswa Kelas Vi Di Slbn A Citeureup
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
tunanetra dalam operasi hitung perkalian dari11 s.d 15, 16 s.d 20 dan
kombinasi 11 s.d 15 dan 16 s.d 20.
2. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, baik itu secara
teoritis dan praktis, yaitu sebagai berikut:
a. Kegunaan Teoritis
Untuk menambah pengetahuan yang berhubungan dengan
pengoperasian berhitung perkalian menggunakan metode jarimatika.
b. Kegunaan Praktis
1) Sebagai referensi untuk para guru tunanetra dalam melatih
kemampuan berhitung aspek perkalian menggunakan metode
jarimatika.
2) Bagi sekolah, sebagai masukan dalam mempersiapan guru untuk
menggunakan metode jarimatika dalam proses belajar mengajar.
3) Sebagai masukan bagi penelitian yang lebih lanjut yang
berhubungan dengan kemampuan operasi hitung mengunakan
metode jarimatika.
F. Struktur Organisasi Skripsi
Adapun sistematika penulisan di dalam penelitian ini yaitu terdapat lima
bab, sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini mencakup bahasan latar belakang masalah, identifikasi
masalah, batasan masalah, rumusan masalah, dan tujuan dan kegunaan
penelitian.
Whisqa Dayani, 2014
Pengaruh Metode Jarimatika Terhadap Kemampuan Berhitung Perkalian Pada Siswa Kelas Vi Di Slbn A Citeureup
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Bab kedua yaitu kajian pustaka mencakup beberapa poin yang berkaitan
dengan pemahaman anak tunanetra, metode jarimatika terhadap peningkatan
kemampuan operasi hitung perkalian, penelitian yang relevan, dan kerangka
berfikir.
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ketiga yaitu merupakan metode penelitian yang mencakup variabel
terikat dan bebas, metode penelitian, subjek penelitian dan lokasi penelitian,
teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, uji coba instrumen,
pengolahan dan analisis data, dan persiapan dan pelaksanaan penelitian.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
Bab keempat mencakup hasil dari penelitian dan pembahasan dari
penelitian yang dilaksanakan, yaitu pembahasan mengenai metode
jarimatika.
BAB V PENUTUP
Bab terakhir adalah bab kelima yang mencakup keseluruhan
pembahasan dari penelitian dan dirangkum dengan kesimpulan, saran dan
rekomendasi dari hal-hal yang ditemukan dari penulis selam penelitian
Whisqa Dayani, 2014
Pengaruh Metode Jarimatika Terhadap Kemampuan Berhitung Perkalian Pada Siswa Kelas Vi Di Slbn A Citeureup
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III
METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian
Terdapat dua variabel dalam penelitian ini, yaitu variabel bebas dan terikat.
1. Variabel Bebas
Variabel independen atau variabel bebas merupakan variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya varibel
dependen (terikat).Variabel bebas dalam penelitian ini adalah metode
jarimatika.Jarimatika adalah metode berhitung dengan menggunakan dan
memanfaatkan jari-jari tangan sebagai alat bantu berhitung yang praktis.
(Wulandari, 2007, hlm.17).
Tujuan operasional digunakannya pendekatan jarimatika ini adalah karena
jaritmatika mempunyai keunggulan yang dapat memudahkan anak tunanetra
dalam pembelajaran matematika, adapun tahapan-tahapan dalam mempelajari
jarimatika, yaitu:
a. Terlebih dahulu anak memahami konsep angka atau lambang bilangan.
b. Setelah itu anak diajarkan mengenali konsep operasinya.
c. Kemudian ajaklah anak-anak untuk bergembira bersama, ajaklah mereka
untuk bernyanyi atau bercerita bersama sampai anak-anak senang dan
siap untuk belajar jarimatika.
d. Setelah itu mengenal lambang-lambang yang digunakan dalam
jarimatika.
e. Ajaklah anak untuk terus bergembira. Jangan merepotkan anak untuk
menghafal lambang-lambang bilangan tadi. Ajak anak bersama-sama
mendemontrasikan formasi jari tangan yang menunjukan angka-angka
Whisqa Dayani, 2014
Pengaruh Metode Jarimatika Terhadap Kemampuan Berhitung Perkalian Pada Siswa Kelas Vi Di Slbn A Citeureup
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
f. Setelah anak merasa senang untuk belajar jarimatika, barulah
mengajarkan operasi perkalian dengan formasi jaritmatika.
2. Variabel Terikat
Variabel dependen atau variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi
atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Adapun yang
menjadi variabel terikat (target behavior) dalam penelitian ini adalah
kemampuan operasi behitung perkalian.
Hidayat, T (2004, hlm.35) “perkalian adalah penjumlahan berulang dengan angka yang sama”. Perkalian adalah penjumlahan bilangan yang sama
sebanyak “n” kali.
Operasi perkalian erat kaitannya dengan penjumlahan. Bahwa pada
dasarnya perkalian merupakan penjumlahan beruntun atau berulang dari
suatu bilangan yang sama. Adapun sifat-sifat operasi perkalian yang
disebutkan seperti:
a. Sifat komutatif (pertukaran) : Merupakan perkalian dua bilangan jika
dipertukarkan letaknya hasilnya akan tetap sama.
b. Sifat asosiatif (pengelompokkan) : Merupakan perkalian tiga bilangan
yang dikelompokkan menjadi dua bagian namun hasilnya tetap sama.
c. Sifat distributive : Sifat ini berlaku apabila terdapat tiga bilangan a, b,
c yang berupa bilangan bulat maka berlaku a × (b × c) = (a × b) + (a ×
c)
d. Sifat identitas : Sifat ini berlaku apabila suatu bilangan dikalikan
dengan bilangan 1, maka hasilnya adalah bilangan tersebut.
Kemampuan berhitung operasi perkalian mengungkapkan bagaimana
seseorang memahami ide-ide yang diekspresikan dalam bentuk angka-angka
dan bagaimana jenisnya seseorang dapat berfikir dan menalar angka-angka
Whisqa Dayani, 2014
Pengaruh Metode Jarimatika Terhadap Kemampuan Berhitung Perkalian Pada Siswa Kelas Vi Di Slbn A Citeureup
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
eksperimen. Tujuannya adalah untuk memperoleh data yang diperlukan dengan
melihat hasil atau akibat dari suatu perlakuan atau treatment dalam penerapan
penggunaan jarimatika terhadap kemampuan berhitung perkalian pada siswa kelas VI
di SLB Negeri A Citeureup. Metode penelitian eksperimen adalah “metode penelitian
yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam
kondisi yang terkendali” (Sugiyono, 2013, hlm.72)
Selanjutnya, Arikunto (2007, hlm.3) mengemukakan pendapatnya tentang
ekperimen sebagai berikut :“Eksperimen adalah suatu cara untuk mencari hubungan
sebabakibat (hubungan kausal) antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh
peneliti dengan mengeliminasi atau mengurangi atau menyisikan faktor-faktor lain
yang mengganggu”. Eksperimen selalu dilakukan dengan maksud untuk melihat
akibat dari perlakuan.
Metode ini dipilih dengan tujuanuntuk mengetahui sejauh mana pengaruh
perlakuan terhadap suatu subjek. Dengan cara memperoleh data yang diperlukan
dengan melihat hasil atau akibat dari suatu perlakuan atau treatmen.
Penelitian ini diarahkan untuk subjek tunggal dengan tujuan untuk mengetahui
besarnya pengaruh dari perlakuan yang diberikan secara berulang-ulang dalam waktu
tertentu, sehingga menggunakan pendekatan Single Subject Rearch (SSR).Single
Subject Rearch (SSR) yaitu penelitian eksperimen yang dilaksanakan untuk
mengetahui seberapa besar pengaruh dari suatu perlakuan (intervensi) yang diberikan
kepada satu objek secara berulang-ulang dalam waktu tertentu.
Whisqa Dayani, 2014
Pengaruh Metode Jarimatika Terhadap Kemampuan Berhitung Perkalian Pada Siswa Kelas Vi Di Slbn A Citeureup
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Single Subject Research design is an integral part of the behaviour
Definisi di atas diartikan secara bebas bahwa Single Subject Research merupakan
bagian yang integral dari analisis tingkah laku. SSR mengacu pada strategi penelitian
yang dikembangkan untuk mendekomentasikan perubahan tentang tingkah laku
subjek secara perorangan. Melalui seleksi yang akurat melalui pemanfaatan pola
desain kelompok yang sama. Hal ini memungkinkan untuk memperlihatkan
hubungan fungsional antara perlakuan dan perubahan tingkah laku.
Penelitian SSR ini menggunakan pola desain A-B-A. Menurut Sunanto, Takeuchi,
dan Nakata (2007, hlm.44-45) desain A-B-A mempunyai tiga fase yaitu sebagai
berikut dibawah ini:
1. A1 (baseline) adalah kondisi awal perilaku sasaran (target behaviour) sebelum
mendapatkan perlakuan (intervensi).
2. B (Treatment) dimaksudkan dimana kondisi selama mendapatkan perlakuan
(intervensi).
3. A2 (Baseline 2) adalah kondisi pengulangan baseline setelah diberikan
perlakuan (intervensi).
Desain A-B-A ini menunjukkan adanya hubungan sebab akibat antara variabel
bebas dan variabel terikat. Desain A-B-A bertujuan untuk memperoleh data sebelum
subjek mendapatkan perlakuan atau intervensi, saat mendapatkan perlakuan dan
setelah diberikannya perlakuan, selanjutnya dilihat ada tidaknya pengaruh yang
terjadi akibat perlakuan yang diberikan. Serta dalam disain A-B-A terdapat
pengulangan kondisi baseline setelah intervensi, guna sebagai kontrol untuk kondisi
intervensi sehingga keyakinan untuk menarik kesimpulan adanya hubungan
Whisqa Dayani, 2014
Pengaruh Metode Jarimatika Terhadap Kemampuan Berhitung Perkalian Pada Siswa Kelas Vi Di Slbn A Citeureup
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pola desain A-B-A dapat digambarkan sebagai berikut:
A-1 B A-2
Grafik 3.1
Desain A1-B-A2
Menurut Sunanto (2007, hlm.61-62) untuk mendapatkan validitas penelitian
yang baik, pada saat melakukan eksperimen dengan desain A-B-A, peneliti perlu
memperhatikan beberapa hal berikut:
1. Mendefinisikan target behaviour sebagai perilaku yang dapat diukur secara
Whisqa Dayani, 2014
Pengaruh Metode Jarimatika Terhadap Kemampuan Berhitung Perkalian Pada Siswa Kelas Vi Di Slbn A Citeureup
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Mengukur dan mengumpulkan data pada kondisi baseline (A1) secara kontinyu
sekurang-kurangnya 3 atau 5 atau sampai trend dan level data menjadi stabil.
3. Memberikan intervensi setelah trend data baseline stabil.
4. Mengukur dan mengumpulkan data pada fase intervensi (B) dengan periode
waktu tertentu sampai data menjadi stabil.
5. Setelah kecenderungan dan level data pada fase intervensi (B) stabil mengulang
fase baseline (A2).
C. Subjek Penelitian dan Lokasi Penelitian 1. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah seorang siswa kelas VI SD di SLB
Negeri A Citeureup siswa ini bernamaBagja Iskandar dengan jenis kelamin
laki-laki yang lahir pada tanggal 24Maret 2000 di kota Cimahi dengan
orangtua, ayah bernama Asep dan ibu bernamaHeni. Siswa ini berasal dari
kota Cimahi tepatnya di Karang Mekar Cimahi Tengah dan tinggal bersama
kedua orangtuanya.
Siswa sebelumnya pernah bersekolah di Taman Kanak-kanan umum
selama satu tahun, karena berbagai pertimbangan orangtua akhirnya siswa
dipindahkan ke Taman Kanak-kanan SLB N A Citeureup dan mengulang
kembali sekolah. Siswa diajarkan berbagai keterampilan hingga diajarkan cara
menulis dan membaca huruf braile.
Selanjutnya dilakukan asemen oleh peneliti kemudian ditemukan
kemampuan yang sudah dimiliki, siswadinilai sudah mampu menghitung
operasi penjumlahan dan pengurangan tanpa mendapatkan hambatan yang
berarti, selanjutnya siswa dinilai cukup mampu menghafal operasi perkalian
satu hingga sepuluh, akan tetapi saat dilakukan asesmen ketahap selanjutnya
siswa belum mampu berhitung operasi perkalian keatas seperti 11 s.d 15, 16
Whisqa Dayani, 2014
Pengaruh Metode Jarimatika Terhadap Kemampuan Berhitung Perkalian Pada Siswa Kelas Vi Di Slbn A Citeureup
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dikarenakan kemampuan yang terbatas dan motivasi belajar yang masih
kurang.
2. Lokasi Penelitian
Penelitian yang dilakukan tidak terlepas dari latar yang menjadi tempat
diperolehnya data. Penelitian ini dilakukan di SLB N A Citeureup Kota
Cimahi yang didirikan pada tahun 1984 sebagai kelas jauh dari SLB Negeri
Pajajaran Kota Bandung, kemudianberdasarkan SK Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan RI No.0885/0/1986 tanggal, 22-12-1986 menjadi SLB Negeri
Bagian ACiteureup Cimahi.Berikut Visi dan Misi SLB N A Citeureup :
Visi
Dengan Iman dan Taqwa SLBN-A Citeureup Kota Cimahi siap
memberikan layanan pendidikan yang bermutu bagi seluruh siswa
melalui sistem layanan Pendidikan Khusus,Pendidikan Layanan
Khusus dan Inklusif.
Misi
Meningkatkan mutu pelayanan pendidikan melalui :
1. Melaksanakan kegiatan belajar mengajar yang aktif, kreatif dan ramah
bagi siswa
2. Menumbuh kembangkan semangat pembelajaran pendidikan agama di
sekolah
3. Mengupayakan pemenuhan kebutuhan bahan ajar yang adaptif untuk
guru dan murid PK,PLK, dan Sekolah Reguler penyelenggara
pendidikan inklusif.
4. Mengupayakan peningkatan kemampuan profesional tenaga
pendidikan.
5. Memberikan pendidikan keterampilan dasar dan produktif sesuai
Whisqa Dayani, 2014
Pengaruh Metode Jarimatika Terhadap Kemampuan Berhitung Perkalian Pada Siswa Kelas Vi Di Slbn A Citeureup
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
6. Menyebarluaskan informasi kepada orang tua dan masyarakat tentang
pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus.
7. Meningkatkan kualitas dan kuantitas layanan guru kunjung.
8. Meningkatkan kerja sama dengan sekolah pendukung,sekolah
imbas,sekolah reguler,LSM,masyarakat dan ahli yang kompeten.
9. Menumbuhkembangkan semangat keunggulan dalam pelayanan secara
intensif kepada semua unsur sekolah.
Sekolah ini hingga saat memiliki tenaga kependidikan sejumlah 33 guru
PNS dan 44 guru SUKWAN. Dengan jumlah murid ± 150 siswa, 23 siswa
tunanetra, 18 siswa tunarungu., 55 siswa tunagrahita, 12 siswa tunadaksa, 7
siswa autis, dan 4 siswa inklusi.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah tes. Menurut Riduwan
(2004, hlm.76) tes yaitu “serentetan pertanyaan atau latihan serta alat yang digunakan untuk mengukur keterampilan pengetahuan dan intelegensi,
kemampuan atau bakat yang dimiliki individu atau kelompok”.
Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes essay atau soal
matematika dengan tipe isian singkat. Tes digunakan untuk mengetahui sejauh
mana tingkat pencapaian dan kemampuan atau persepsi siswa dalam
menyelesaikan operasi hitung perkalian 11s.d 15, 16 s.d 20 dan kombinasi 11 s.d
15 dan16 s.d 20.
Tes ini sangat besar manfaatnya terutama dalam pelajaran matematika, sebab
stimulus yang diberikan dalam bentuk masalah yang menuntut perhitungan
tertentu. Data dikumpulkan pada saat tes dilakukan pada fase beseline 1 (A1),
fase treatment (B), dan pada fase baseline 2 (A2).
Whisqa Dayani, 2014
Pengaruh Metode Jarimatika Terhadap Kemampuan Berhitung Perkalian Pada Siswa Kelas Vi Di Slbn A Citeureup
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pada dasarnya dalam melakukan penelitian adalah melakukan pengukuran,
maka dalam peneliti ini harus ada alat ukur yang baik.Alat ukur dalam suatu
penelitian biasanya dinamakan instrument penelitian.Menurut Sugiyono (2013,
hlm.102) “instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur
fenomena alam maupun sosial yang diamati”. Secara spesifik fenomena ini
disebut variabel penelitian. Instrument penelitian merupakan bagian penting
dalam penelitian karena berfungsi sebagai sarana untuk mengumpulkan data yang
banyak menentukan keberhasilan suatu penelitian. Adapun teknik pengumpulan
data dilakukan dengan cara memberi tes melalui soal matematika pada kondisi
baseline-1, intervensi, dan baseline-2.
Dalam penelitian ini intrumen yang digunakan adalah berupa soal tes
berhitung perkalian 11 s.d 15, 16 s.d 20 dan kombinasi 11 s.d 15 dan16 s.d 20.
Soal tes terdiri dari 30 soal dalam bentuk tes essay dan dijadikan alat ukur untuk
mengetahui kemampuan berhitung perkalian pada siswa tunanetra baik sebelum
diberikan intervensi maupun setelah diberikan intervensi. Dengan demikian akan
diketahui seberapa besar pengaruh jarimatika dalam meningkatkan kemampuan
berhitung perkalian pada siswa tunanetra.
Langkah-langkah dalam penyusunan instrument penelitian adalah sebagai
berikut:
1. Membuat table spesifikasi
Tabel spesifikasi atau kisi-kisi ini berisi tentang materi yang akan diteskan
dengan pokok bahasan perkalian.
2. Pembuatan butir soal
Butir soal yang dibuat disesuaikan dengan tujuan yang telah ditentukan dalam
kisi-kisi.
3. Penilaian butir soal
Setelah pembuatan butir soal ditentukan, selanjutnmya dibuat suatu penilaian
Whisqa Dayani, 2014
Pengaruh Metode Jarimatika Terhadap Kemampuan Berhitung Perkalian Pada Siswa Kelas Vi Di Slbn A Citeureup
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
baseline-1, intervensi, dan baseline-2. Penilaian butir soal dilakukan dengan
sederhana yaitu dengan cara memberikan skor 1 (satu) pada jawaban siswa
yang benar dan skor 0 (nol) pada jawaban siswa yang salah atau sama sekali
tidak menjawab.
4. Uji coba instrumen
Uji coba instrument dilakukan untuk mengetahui kelayakan setiap soal
berdasarkan pada pendapat para ahli. Melalui proses judgement dan uji coba
kepada 7 orang siswa ini kelayakan alat pengumpul data dapat digunakan
sebagaimana mestinya.
5. Menganalisis dan merevisi terhadap item-item soal yang dianggap kurang
tepat.
F. Uji Coba Instrumen
Sebelum instrumen penelitian digunakan, maka peneliti perlu kiranya
melakukan uji coba instrument penelitian terlebih dulu untuk mengetahui layak
atau tidak layaknya intrumen tersebut dijadikan sebagai alat tes.Data hasil uji
coba selanjutnya diolah dan dianalisis.
Uji coba instrumen dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui tingkat
validitas dan reliabilitas instrumen penelitian.Instrumen yang valid berarti
“instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur” (Sugiyono, 2013, hlm.121).“Instrumen yang reliabel berarti instrumen yang bila digunakan berkali-kali untuk mengukur objek yang sama, akan
mendatangkan data yang sama” (Sugiyono, 2013, hlm.122).
Uji coba instrumen dilakukan untuk mengetahui kelayakan setiap soal
berdasarkan pendapat para ahli. Melalui proses judgementdan uji coba ini
Whisqa Dayani, 2014
Pengaruh Metode Jarimatika Terhadap Kemampuan Berhitung Perkalian Pada Siswa Kelas Vi Di Slbn A Citeureup
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dalam penelitian ini, instrument yang diberikan berupa soal tes.Soal yang
dibuat disesuaikan dengan tujuan penelitian, yaitu mengetahui tingkat
kemampuan berhitung perkalian siswa tunanetra.Dengan menggunakan instrumen
yang valid dan reliabel dalam pengumpulan data, maka diharapkan hasil
penelitian akan menjadi valid dan reliabel.
1. Validitas
Uji validitas bertujuan untuk mencari kesesuaian antara alat pengukuran
dengan tujuan pengukuran, atau ada kesesuaian antara pengukuran dengan apa
yang hendak diukur, sehingga suatu tes hasil belajar dapat dikatakan valid apabila
tes tersebut betul-betul mengukur kemampuan berhitung. Validitas tes yang
digunakan adalah validitas isi berupa expert-judgement dengan teknik penilaian
para ahli. Menurut Sugiyono (2013, hlm.177) “untuk menguji validitas butir-butir
instrumen lebih lanjut dapat dikonsultasikan dengan ahli...”.Validitas isi dengan
teknik penilaian ini digunakan untuk menentukan apakah tes tersebut sesuai
antara tujuan pembelajaran dengan butir soal yang dibuat.
Uji validitas dilakukan dengan cara menyusun butir soal tes perhitungan
perkalian 11 s.d 15, 16 s.d 20, dan kombinasi 11 s.d 15 dan 16 s.d 20 , kemudian
diminta penilaian (judgement) kepada tiga orang penilai yaitu satu orang dari
dosen Pendidikan Khusus dan dua orang guru sekolah.
Hasil judgement kemudian dihitung dengan menggunakan rumus :
� = F
N× 100%
Keterangan :
P = persentase
F = jumlah cocok
Whisqa Dayani, 2014
Pengaruh Metode Jarimatika Terhadap Kemampuan Berhitung Perkalian Pada Siswa Kelas Vi Di Slbn A Citeureup
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Whisqa Dayani, 2014
Pengaruh Metode Jarimatika Terhadap Kemampuan Berhitung Perkalian Pada Siswa Kelas Vi Di Slbn A Citeureup
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
18 √ √
Dikarenakan semua item dinyatakan valid dan tidak ada yang diperbaiki
maka instrumen tersebut dapat digunakan dalam penelitian yang akan dilakukan.
2. Realibilitas
Arikunto (2007, hlm. 39) mengemukakan bahwa “reliabilitas tes adalah taraf
kepercayaan yang tinggi terhadap suatu soal, apakah suatu tes memberikan soal
Whisqa Dayani, 2014
Pengaruh Metode Jarimatika Terhadap Kemampuan Berhitung Perkalian Pada Siswa Kelas Vi Di Slbn A Citeureup
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
eksternal (test-retest, ekuivalen, dan gabungan) daninternal (konsistensi butir).Tujuannya jika instrument yang teruji validitas dan realibilitasnya bila
digunakan untuk penelitian akan menghasilkan data yang dapat dipercaya
kebenarannya.
Pengujian realibilitas pada penelitian ini diukur dengan cara internal
realibilitas karena mencobakan instrument hanya sekali saja. Pengujian ini
menggunakan teknik KR.20 dengan rumus sebagai berikut:
ri =
��−1
1
−
� �
��2
Keterangan :
ri = realibilitas secara keseluruhan
k = jumlah item dalam instrument
pi = proposi banyaknya subjek yang menjawab pada item
qi = 1-pi
Si2 = variasi total
Menghitung realibilitas instrument menggunakan Kruger Richarson (KR20)
Menurut Susetyo (2011, hlm.116) “perhitungan secara langsung pada seluruh
butir tes, dan tidak membagi butir tes pada perangkat ukur menjadi dua bagian
….”. Sebelumnya terlebih dahulu mencari S2 (variasi skor) atau standar deviasi
yang rumusannya adalah:
�
2=
N
X
2
−
(X)
2n (n
−
1)
Whisqa Dayani, 2014
Pengaruh Metode Jarimatika Terhadap Kemampuan Berhitung Perkalian Pada Siswa Kelas Vi Di Slbn A Citeureup
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Diketahui N = 7
Maka menghitung relibilitas instrument adalah memasukan hasil variasi skor
ke dalam rumus KR.20
Koefisien Korelasi Kriteria Reliabilitas
0,81 < r < 1,00 Sangat Tinggi
0,61 < r < 0,80 Tinggi
0,41 < r < 0,60 Cukup
0,21 < r < 0,40 Rendah
Whisqa Dayani, 2014
Pengaruh Metode Jarimatika Terhadap Kemampuan Berhitung Perkalian Pada Siswa Kelas Vi Di Slbn A Citeureup
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan perhitungan uji reliabilitas diperoleh nilai 0,692. Jika dilihat dari
kriteria maka instrumen tersebut memiliki tingkat reliabilitas tinggi, sehingga
dapat digunakan.
G. Pengolahan dan Analisis Data
Setiap penelitian memiliki pengolahan data.Pengolahan data yang digunakan
pada penelitian ekaperimen dengan subjek tunggal pada penelitian ini yaitu
menggunakan statistik deskriptif sederhana seperti grafik.
Menurut Sunanto (2007,hlm.37) terdapat beberapa komponen yang harus
dipenuhi dalam grafik garis antara lain sebagai berikut:
1. Absis adalah sumbu X merupakan sumbu mendatar yang menunjukan satuan
variabel bebas (misalnya sessi, hari, tanggal).
2. Oridinat adalah sumbu Y merupakan sumbu vertikal yang menunjukan satuan
variabel terikat (misalnya persen, frekuensi, durasi).
3. Titik awal merupakan pertemuan antara sumbu X dengan sumbu Y sebagai
titik awal satuan variabel bebas dan variabel terikat.
4. Skala garis-garis pendek pada sumbu X dan sumbu Y merupakan ukuran.
5. Label kondisi, yaitu keterangan yang menggambarkan kondisi eksperimen.
6. Garis perubahan kondisi, yaitu garis vertikal yang menunjukan adanya
perubahan kondisi ke kondisi.
7. Judul grafik, judul yang mengarahkan pembaca agar segera diketahui
hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat.
Pada anlisis data ini memiliki dua langkah diantaranya: analisis dalam kondisi
dan antar kondis.Adapun tujuan utama analisis data ini yaitu untuk mengetahui
Whisqa Dayani, 2014
Pengaruh Metode Jarimatika Terhadap Kemampuan Berhitung Perkalian Pada Siswa Kelas Vi Di Slbn A Citeureup
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pada teknik analisis disini akan dianalisa seluruh data yang dipeloreh dengan cara
dideskripsikan dan seluruh data yang telah dianalisa akan digambarkan melalui
grafik, maka akan diketahui apakah ada pengaruh dari intervensi tersebut. Pada
pengolahan data penelitian dengan subjek tunggal juga menggunakan analisis
visual.
Analisis data dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui efek atau
pengaruh intervensi terhadap perilaku yang ingin diubah (Sunanto, 2007, hlm.96).
Komponen dalam analisi tugas yaitu :
a. Analisi dalam Kondisi 1) Panjang Kondisi
Panjang kondisi adalah banyaknya data dalam kondisi.Banyaknya data
dalam suatu kondisi menggambarkan banyaknya sesi yang dilakukan pada
kondisi tersebut.Panjang kondisi atau banyaknya data dalam kondisi baseline
tidak ada ketentuan yang pasti. Namun demikian, data dalam kondisi baseline
dikumpulkan sampai data stabil dan arah yang jelas.
2) Kecenderungan Arah
Kecenderungan arah digambarkan oleh garis lurus yang melintas semua
data dalam satu kondisi.Kecenderungan arah grafik (trend) menunjukan
perubahan setiap jejak data dari sesi ke sesi (waktu ke waktu).Ada tiga macam
kecenderungan arah yaitu meningkat, mendatar, dan menurun.
3) Tingkat Stabilitas (Level Stability)
Menunjukan tingkat homogenitas data dalam suatu kondisi. Tingkat
stabilitas data ini dapat ditentukan dengan menghitung banyaknya data yang
berada di dalam rentang 50% diatas dan di bawah mean.
Whisqa Dayani, 2014
Pengaruh Metode Jarimatika Terhadap Kemampuan Berhitung Perkalian Pada Siswa Kelas Vi Di Slbn A Citeureup
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tingkat perubahan menunjukan besarnya perubahan data antara dua
data.Tingkat perubahan merupakan selisih antara data pertama dengan data
terakhir.
5) Jejak Data (Data Path)
Jejak data merupakan perubahan dari data satu ke data lain dalam satu
kondisi. Perubahan satu data ke data berikutnya dapat terjadinya tiga
kemungkinan, yaitu menaik, menurun, dan mendarat.Jika sederetan data
dalam suatu kondisi kita telusuri jejak datanya dari yang pertama hingga
terakhir secara umum rentetan data tersebut dapat disimpulkan menaik,
mendatar, atau menurun.
6) Rentang
Rentang dalam sekelompok data pada suatu kondisi merupakan jarak
antara data pertaman dan data terakhir. Rentang ini memberikan informasi
sebagaimaa yang diberikan pada analisis tentang tingkat perubaha (level
change).
b. Analisis Antar Kondisi 1) Variabel yang Diubah
Dalam analisis data antarkondisi sebaiknya variabel terikat atau prilaku
sasaran difokuskan pada satu perilaku. Artinya analisis ditekanan pada efek
atau pengaruh intervensi terhadap perilaku sasaran.
2) Perubahan Kecenderungan Arah dan Efeknya
Perubahan kecenderungan arah grafik antara kondisi baseline dan
intervensi menunjukan makna perubahan perilaku sasaran (target behavior)
Whisqa Dayani, 2014
Pengaruh Metode Jarimatika Terhadap Kemampuan Berhitung Perkalian Pada Siswa Kelas Vi Di Slbn A Citeureup
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
arah grafik antarkondisi kemungkinannya adalah sebagai berikut: mendatar ke
menurun, mendatar ke menaik, mendatar ke menurun, menaik ke menaik,
menaik ke mendatar, menaik kemenurun, menurun ke menaik, menurun ke
mendatar, menurun ke menurun. Adapun makna efeknya sangat tergantung
pada tujuan intervensinya.
3) Perubahan Kecenderungan Stabilitas dan Efeknya
Stabilitas data menunjukkan tingkat kestabilan perubahan dari sederetan
data. Data dikatakan stabil apa bila data tersebut menunjukan arah (mendatar,
menaik, atau menurun) secara konsisten.
4) Perubahan Level Data
Perubahan level data menunjukan seberapa besar data berubah. Tingkat
perubahan data antarkondisi ditunjukan dengan selisih antara data terakhir
pada kondisi pertama dengan data pertama pada kondisi berikutnya. Nilai
selisih menggambarkan seberapa besar terjadi perubahan perilaku akibat
pengaruh intervensi.
5) Data yang Tumpang Tindih (overlap)
Data yang tumpang tindih antara dua kondisi adalah terjadinya data yang
sama pada kedua kondisi tersebut. Data yang tumpang tindih menunjukan
tidak adanya perubahan pada kedua kondisi dan semakin banyak data yang
tumpang tindih semakin menguatkan dugaan tidak adanya perubahan pada
kedua kondisi. Hal ini memberikan isyarat bahwa pengaruh intervensi
terhadap perubahan perilaku tidak dapat diyakinkan.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam menganalisis data terebut adalah
sebagai berikut:.
1. Menskor hasil penilaian pada kondisi treatment terhadap subjek selama 5 kali
Whisqa Dayani, 2014
Pengaruh Metode Jarimatika Terhadap Kemampuan Berhitung Perkalian Pada Siswa Kelas Vi Di Slbn A Citeureup
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Melakukan evaluasi dan penilaian kondisi baseline-2 terhadap subjek sampai
terjadi sestabilan.
3. Membuat table penilaian untuk skor yang telah diperoleh pada kondisi
baseline-1 dan kondisi treatment, serta kondisi baseline-2 dari subjek.
4. Membandingkan hasil skor yang diperoleh dari kondisi baseline-1 dengan
skor kondisi treatment dan kondisi baseline-2 dari subjek.
5. Membuat grafik dari skor yang sudah diperoleh kemudian menganalisisnya
untuk melihat sejauh mana perubahan yang terjadi dari ketiga fase tersebut.
H. Persiapan Dan Pelaksanaan Penelitian 1. Persiapan Penelitian
Penelitian dilakukan pada satu subjek yakni siswa tunanetra kelas 6 SD.
Dalam penelitian ini subjek diberikan pembelajaran matematika dengan
menggunakan jaritmatika. Langkah-langkah persiapan pelaksanaan penelitian
yang dilakukan adalah sebagai berikut :
a. Melakukan Studi Pendahuluan
b. Melakukan observasi ke sekolah
c. Menetapkan subjek penelitian
d. Mengurus Surat Perizinan
1). Permohonan surat pengantar dari jurusan PKh untuk pengangkatan
dosen pembimbing.
2). Permohonan surat keputusan Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan
mengenai pengangkatan dosen pembimbing.
3). Mengurus surat perizinan untuk penelitian melalui BAAK.
4). Surat pengantar dari BAAK diteruskan ke Badan Kesatuan Bangsa
dan Perlindungan Masyarakat (KESBANG dan LINMASDA) Kota
Whisqa Dayani, 2014
Pengaruh Metode Jarimatika Terhadap Kemampuan Berhitung Perkalian Pada Siswa Kelas Vi Di Slbn A Citeureup
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5). Dari KESBANG dan LINMASDA surat diteruskan ke Dinas
Pendidikan Provinsi Jawa Barat. di Dr. Rajiman.
6). Surat izin penelitian dari Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat
diserahkan ke pihak sekolah untuk selanjutnya dapat dijadikan syarat
melakukan penelitian di sekolah tersebut.
e. Menyusun dan Melakukan Uji Coba Instrumen dan expert jugmentpenelitian untuk menguji kevalidan dan reliabilitas instrument
penelitian tersebut.
f. Melakukan eksperimen dengan rincian sebagai berikut :
1). Baseline (A-1) untuk mengetahui kemampuan berhitung perkalian
awal yang diperoleh oleh siswa melalui penyelesaian soal berhitung
perkalian yang diberikan kepada siswa.
2). Treatment (B) pada tahap ini dalam mengerjakan soal berhitung
perkalian siswa diberikan perlakuan yaitu dengan menerapkan metode
berhitung dengan menggunakan jaritmatika.
3). Baseline (A-2) fase ini merupakan fase terakhir. Dimana tujuannya
adalah untuk mengetahui kemampuan berhitung perkalian siswa
setelah diberikan penggunaan jaritmatika.
g. Mengolah data hasil penelitian dengan cara menghitung perolehan skor
yang diperoleh saat subjek menyelesaikan soal matematika dimana
jawaban yang benar mendapat skor 1 dan jawaban yang salah diberi skor
0.
h. Melakukan analisis data
i. Pelaporan hasil penelitian
2. Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan penelitian dilaksanakan diluar kegiatan belajar mengajar yang
telah disediakan oleh pihak sekolah. Adapun langkah-langkah yang ditempuh
Whisqa Dayani, 2014
Pengaruh Metode Jarimatika Terhadap Kemampuan Berhitung Perkalian Pada Siswa Kelas Vi Di Slbn A Citeureup
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
a. Meminta izin pada pihak sekolah yaitu kepala sekolah untuk
melaksanakan penelitian.
b. Melakukan pendekatan kembali kepada subjek penelitian.
c. Mengadakan komunikasi dengan guru kelas dan guru mata pelajaran
mengenai jadwal penelitian.
d. Melakukan tes pada baseline (A-1) sebanyak tiga sessi (sampai stabil).
e. Melaksanakan treatment (B) dengan menggunakan jaritmatika sebanyak
lima sessi.
f. Melaksanakan tes pada baseline (A-2) sebanyak empat sessi (sampai
stabil)
g. Menganalisis dan mengolah data penelitian.
Whisqa Dayani, 2014
Pengaruh Metode Jarimatika Terhadap Kemampuan Berhitung Perkalian Pada Siswa Kelas Vi Di Slbn A Citeureup
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V
SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Simpulan
Berdasarkanhasilpenelitianmengenaimetodejarimatikaperkalian 11 s.d 15, 16 s.d
20, dankombinasi 11 s.d 15 dan 16 s.d 20 padaanaktunanetra,
memilikipengaruhterhadapkemampuanberhitungperkaliankearahyang
positifdanmencapaitujuanpeningkatanpadatarget behavior. Pembelajaran yang didiberikanolehpenelitiyaitudengancarapemberitesperbuatandenganmelaluisatuaspeky
aituperkalian. Dilihatdarikondisipadasetiapfasenyayaitupadafasebaseline-1 (A-1),
kondisifaseintervensi (B) danpadakondisifasebaseline-2 (A-2)
makadapatdisimpulkanbahwasanyamelaluimetodejarimatikamemlikipengaruhbesarter
hadappeningkatankemampuanberhitungperkalianpadaanaktunanetra.
Besarnyapengaruhtersebutdapatdilihatdariadanyapeningkatanmean level setiapfase.
Secarakhususdapatditarikkesimpulanbahwa, kemampuansubjek BI
dalamaspekperkalianpadakondisiawal,
sebelumdiberikannyaintervensiatauperlakuansubjekinimemilikikesulitan.Hal
tersebutdikarenakannyakurangnyakonsentrasidankesulitansaatmengontretangkakedala
mhurufbraile.
Setelahdiberikannyaperlakuanyaituintervensimenggunakanmetodejarimatikapada
operasiberhitungperkalian, terdapatperubahancaraberhitung yang lebihcepat, menarik,
danmudaholehsubjekuntukdipelajari. Hal tersebut yang
membuatsecaraperlahanmeningkatkankemampuanberhitungperkalianpadasubjeksecar
asignifikan.
Whisqa Dayani, 2014
Pengaruh Metode Jarimatika Terhadap Kemampuan Berhitung Perkalian Pada Siswa Kelas Vi Di Slbn A Citeureup
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
6% danperolehanskorakhirsebesar 80% yang berartimeningkatsebesar 54%
darikemampuansebelumdiberikanperlakuan.
Berdasarkanperolehantersebutdapatdisimpulkanbahwametodejarimatika yang
diberikanselama 5 sesipertemuandapatmembemberikanpengaruh yang
positifterhadappeningkatankemampuanberhitungperkalianpadaanaktunanetrakelas VI
di SLBN A Citeureup.
B. Rekomendasi
Berdasarkanhasil yang telahdiperolehdarikesimpulan di atas,
makapenelitimerekomendasikanbeberapahalkepadapihak-pihak yang
dipandangperlumelakukantindaklanjut.
Adapunrekomendasidaripenelitiuntukbeberapapihakadalahsebagaiberikutini:
1. Rekomendasikepada guru
Berdasarkanhasilpenelitianinimaka, adabaiknyametodejarimatikainidigunakan
di dalam proses pembelajaran di kelas. Ada
baiknyametodejarimatikainidiberikankepadaanaksejakawaldandigunakanpadaseti
appembelajaranmatematikaberlangsung.Karenapembelajaran yang
menyenangkan, menarik,tidaksulit,
danmemberikanpengalamansecaralangsungdapatmeningkatkankemampuanberhitu
ngdanmotivasianakuntukbelajar.
2. Rekomendasikepadapihaksekolah
Penelitianinidiharapkandapatmenjadisumbanganilmu,sehinggapihaksekolahda
patmelakukanpelatihanterhadap guru-guru kaya akanmetodepembelajaran.
Khususnyametodejarimatika agar mencetak guru-guru yang
mahirmenggunakanjarimatikadanmenerapkannyapadasaatpembelajaran.
Whisqa Dayani, 2014
Pengaruh Metode Jarimatika Terhadap Kemampuan Berhitung Perkalian Pada Siswa Kelas Vi Di Slbn A Citeureup
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Penulissangatmenyadaribahwasesungguhnyapenelitianinimenjauhidari kata
kesempurnaan,
olehkarenaitupenelitimemberikanrekomendasikepadapenelitiselanjutnyauntukmen
elititentangmenerapkanmetodejarimatikadalamlingkupperkalian 11 s.d 15, 16 s.d
20, dankombinasi 11 s.d 15 dan 16 s.d 20.
Whisqa Dayani, 2014
Pengaruh Metode Jarimatika Terhadap Kemampuan Berhitung Perkalian Pada Siswa Kelas Vi Di Slbn A Citeureup
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
Abdurahman,Mulyono. (2003). PendidikanBagiAnakBerkesulitanBelajar. Jakarta :RinekaCipta.
Arikunto,S. (2007). ProsedurPenelitiansuatuPendekatanPraktik. Jakarta: PT Rineka Cipta.
DepartemenPendidikanNasional. 2008. StandarKompetensi Mata PelajaranMatematika SDLB-A (Tunanetra). Jakarta: PusatKurikulum, BalitbangDepdiknas.
DepartemenPendidikanNasional. (2006). PERMENDIKNAS No. 22 Tahun 2006. [Online]. Tersedia di.
http://orgenestonga.blogspot.com/2013/02/pembelajaran-matematika-sekolah_2103.html
Rusefendi. E.T. (1989). Dasar-DasarMatematika Modern danKomputerAnak Guru. Bandung : Tarsito
Hidayat, T. (2004). Titian MahirMatematikauntuk SD Kelas 2. Jakarta: PT. Visindo Media Pratama.
Jannah, Raodatul. (2011). Membuat Anak Cinta Matematika dan Eksak Lainnya. Jakara : DivaPress
KnitzerC.A. (1983). Making Mathematics Funs. West Nyack, New York: Parker publisising Compny.
Kusmawati. (2010). Pegunaan Teknik Sempoa Untuk Mengingkatkan Kemampuan
Berhitung Penjumlahan Anak Berkesulitan Belajar Matematika.Skripsi. Bandung:
JurusanPKh FIP UPI.
Riduwan.(2004). BelajarMudahPenelitianUntuk Guru Karyawan Dan PenelitiPemula.Bandung: Alfabeta.
Septi.(2012). PengaruhMetode Horizontal
TerhadapKemampuanBerhitungPembagianPadaAnakTunarunguKelas V SDLB Di SLB-BC PelitaBangsa.Skripsi. Bandung: JurusanPKh FIP UPI.
Soedjadi, R. (2000). KiatPendidikanMatematika Di Indonesia.Jakarta
:DirektoraPendidikanTinggiDeartemenPendidikanNasional
Somantri, T. Sutjihati. (2007). PsikologiAnakLuarBiasa. Bandung: RefikaAditama
Whisqa Dayani, 2014
Pengaruh Metode Jarimatika Terhadap Kemampuan Berhitung Perkalian Pada Siswa Kelas Vi Di Slbn A Citeureup
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sunanto, Juang. (2005). PengantarPenelitianDenganSubjek Tunggal. Tsukuba :Criced
Susetyo, Budi. (2011). MenyusunTesHasilBelajar. Bandung: CV. Cakra.
Tewney and Gast. (1984). Single Subject Research In Special Education. Colombus: Charles E Merril Publishing Company.
UniversitasPendidikan Indonesia.(2013). PedomanPenulisanKaryaIlmiah. Bandung:
UPI Press.
Wulandani, Septi P. 2007. JarimatikaPerkaliandanPembagian.Jakarta