NO DAFTAR FPIPS: 2016/UN.40.2.7/PL/2014
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT (STM) DALAM PEMBELAJARAN IPS UNTUK MENINGKATKAN KESADARAN SISWA TERTIB BERLALU LINTAS (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VII - B SMP Kartika XIX - 1 Bandung)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Oleh : Ilham Irdiansyah
0901161
Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Universitas Pendidikan Indonesia
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT (STM) DALAM PEMBELAJARAN IPS UNTUK MENINGKATKAN KESADARAN SISWA TERTIB BERLALU LINTAS (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VII - B SMP Kartika XIX - 1 Bandung)
Oleh
Ilham Irdiansyah
Sebuah Skripsi yang Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana pada Fakultas Pedidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
© Ilham Irdiansyah
Universitas Pendidikan Indonesia
April 2014
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
Skripsi Ini Tidak Boleh Diperbanyak Seluruhnya atau Sebagian, dengan Dicetak
ILHAM IRDIANSYAH (0901161)
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT (STM) DALAM PEMBELAJARAN IPS UNTUK MENINGKATKAN KESADARAN SISWA TERTIB BERLALU LINTAS (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VII - B SMP Kartika XIX - 1 Bandung)
Disetujui dan Disahkan Oleh Pembimbing :
Pembimbing I
Prof. Dr. H. Bunyamin Maftuh, M.Pd., MA
NIP. 19620702 198601 1 002
Pembimbing II
Drs. Asep Mulyadi, M.Pd
NIP. 19620902 199001 1 001
Mengetahui
Ketua Jurusan Pendidikan IPS
Dr. Nana Supriatna, M.Ed
ABSTRAK
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT (STM) DALAM PEMBELAJARAN IPS UNTUK MENINGKATKAN KESADARAN SISWA TERTIB BERLALU LINTAS (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VII - B SMP Kartika XIX - 1 Bandung)
Oleh : Ilham Irdiansyah
Pembimbing 1 : Prof. Dr. H. Bunyamin Maftuh, M.Pd., MA Pembimbing 2 : Drs. Asep Mulyadi, M.Pd
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh permasalahan semakin rendahnya kesadaran tertib berlalu lintas di masyarakat yang salah satunya diakibatkan oleh pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) yang hanya menekankan pada pemahaman materi (kognitif). Sebagaimana hasil pengamatan di Kelas VII - B SMP Kartika XIX – 1 Bandung yang menjadi objek penelitian ini, pada saat proses belajar mengajar berlangsung, guru lebih banyak menekankan pada pemahaman materi saja. Model pembelajaran yang diterapkan dalam penelitian ini adalah, model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM). Sedangkan metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) dengan menggunakan metode yang dikembangkan oleh Hopkins melalui empat tahapan : perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) ini dilakukan di kelas VII – B SMP Kartika XIX – 1 Bandung dengan subjek penelitiannya adalah siswa kelas VII – B. Penelitian dilakukan tiga siklus, Pada siklus I siswa terlihat masih kesulitan untuk memahami konsep yang dibangun oleh guru. Terlihat dari hasil angket yang masih berada pada kategori “kurang baik”, akan tetapi pada siklus II siswa lebih mudah memahami konsep yang dibangun guru, karena lebih banyak menampilkan contoh nyata. Terlihat hasilnya pada siswa yang berada pada kategori “baik”. Pada siklus III terlihat kenaikan yang cukup signifikan dan bisa di kategorikan “baik sekali”. Hasil penelitian yang diperoleh adalah: 1) Dengan diterapkannya model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM) dalam pembelajaran IPS dapat meningkatkan kesadaran siswa tertib berlalu lintas 2) Terdapat perbedaan pada siswa sebelum dan sesudah diterapkan model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM) dalam pembelajaran IPS untuk meningkatkan kesadaran siswa tertib berlalu lintas. Rekomendasi pada penelitian ini adalah, agar guru lebih memperkaya siswa dengan pengalaman yang nyata bukan dengan menekankan pada pemahaman materi.
ABSTRACT
MODEL APPLICATION OF SCIENCE TECHNOLOGY SOCIETY (STS) IN SOCIAL STUDIES LEARNING FOR THE IMPROVING STUDENT
AWARENESS ODERLY TRAFFIC
(Classroom Action Research in Class VII - B SMP Kartika XIX - 1 Bandung)
By: Ilham Irdiansyah
Supervisor 1 : Prof. Dr. H. Bunyamin Maftuh, M.Pd., MA Supervisor 2 : Drs. Asep Mulyadi, M.Pd
This research is motivated by problems getting low awareness of orderly traffic in the society, one of which caused by social studies, which only emphasizes on understanding only the cognitive. As observed in Class VII - B SMP Kartika XIX - 1 Bandung which is the object of this study , during the learning process progresses, more emphasis on teachers understanding of course material. Learning model applied in research is , the models Science Technology Society (STS). While the research methods used in this study is Classroom Action Research using the method developed by Hopkins through four stages: planning, action, observation, and reflection. Classroom Action Research is done in class VII - B SMP Kartika XIX - 1 Bandung with his research subjects were students of class VII - B. Research conducted three cycles, the first cycle students were still struggling to grasp the concept that was built by the teacher. Seen from the results of the questionnaire are still in the category of "not good", but in the second cycle students more easily understand the concept of built teachers, as more display real example. Visible results on the students who are in the category of "good". In the third cycle seen a significant increase can be categorized and "excellent". The results obtained are: 1) The implementation of the models Science Technology Society (STS) in social studies learning can increase students awareness of orderly traffic 2) The difference in the students before and after applied the models Science Technology Society (STS) in social studies learning to increase student awareness of orderly traffic. Recommendations in this study is, in order to further teacher will learning with real experience an emphasis on understanding the cognitive.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian
dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (UU No 20 Tahun 2003).
Dalam hal ini berarti proses pendidikan berujung kepada pembentukan sikap,
pengembangan kecerdasan atau intelektual serta pengembangan keterampilan
anak sesuai kebutuhan. Ketiga aspek inilah (sikap, kecerdasan dan keterampilan)
adalah arah dan tujuan pendidikan yang harus diupayakan.
Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah masalah
lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran siswa kurang
didorong untuk mengembangkan kemampuan berfikir. Proses pembelajaran di
dalam kelas diarahkan kepada kemampuan siswa untuk menghafal informasi
tanpa dituntut untuk memahami informasi yang diingatnya itu untuk
menghubungkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Guru merupakan komponen yang sangat penting, sebab keberhasilan
pelaksanaan proses pendidikan sangat tergantung pada guru sebagai ujung tombak
pendidikan. Oleh karena itu upaya peningkatan kualitas pendidikan seharusnya
dimulai dari pembenahan kemampuan guru. Salah satu kemampuan yang harus
dimiliki adalah bagaimana merancang suatu strategi pembelajaran yang sesuai
dengan tujuan atau kompetensi yang akan dicapai.
Di era global banyak orang yang memilih berurbanisasi ke tempat yang lebih
cepat menanggapi perubahan khususnya dibidang ekonomi. Bandung yang
merupakan ibu kota dari provinsi Jawa Barat, merupakan daerah terpadat yang
ada di Jawa Barat. Menurut hasil survei Badan Pusat Statistik (BPS), Jawa Barat
2
Hal ini menunjukan bagaimana tingginya mobilitas penduduk yang datang ke
Bandung, sebagaimana kita ketahui Bandung yang merupakan kota wisata dan
kota industri menyebabkan Bandung menjadi magnet masyarakat untuk datang ke
kota ini. Tingginya jumlah penduduk yang hidup di kota Bandung, dan tingginya
jumlah pendatang serta wisatawan yang datang ke kota Bandung, menyebabkan
kepadatan, kemacetan, dan kesemrautan lalu lintas.
Kemajuan teknologi di era global di bidang komunikasi, pertanian dan
transportasi memudahkan serta membantu manusia dalam memenuhi
kebutuhannya. Salah satunya teknologi transportasi yang kini terus berkembang
dan semakin mempermudah mobilitas. Kemajuan teknologi transportasi seperti
kendaraan bermotor, kereta api, pesawat terbang dll, sangat-lah membantu
manusia dalam bermobilitas. Akan tetapi semakin berkembangnya teknologi
transportasi ini di satu sisi membuat manusia melupakan pentingnya interaksi
sosial dengan sesamanya, karena dalam kesehariannya termanjakan oleh
kemajuan teknologi.
Kendaraan bermotor yang merupakan salah satu pengembangan dari
teknologi transportasi, kini banyak di produksi dan digunakan oleh banyak orang
seiring dengan tingginya tingkat mobilitas. Akan tetapi tingginya jumlah produksi
dan kepemilik kendaraan bermotor ini tidak dibarengi dengan meningkatnya
tingkat kesadaran tertib berlalu lintas.
Tidak sedikit dari pengguna kendaraan bermotor yang belum memiliki Surat
Izin Mengemudi (SIM), kebut-kebutan, berhenti di tempat yang dilarang, tidak
mengetahui / mematuhi rambu-rambu lalu lintas, dll. Rendahnya kesadaran tertib
berlalu lintas para pengguna kendaraan bermotor ini pun di perparah dengan
fasilitas pedestrian yang pada umumnya dipenuhi oleh pedagang kaki lima atau
pun keadaannya tidak memadai sehingga sulit untuk berjalan melewatinya.
Kesadaran untuk tertib berlalu lintas bagi pengguna kendaraan bermotor atau
pejalan kaki sangatlah penting. Bagaimana pengguna kendaraan bermotor
menghormati hak pejalan kaki, bagaimana pengguna kendaraan bermotor mentaati
rambu-rambu lalu lintas, bagaimana pejalan kaki menyeberang pada zebra cross,
3
Kesadaran tertib berlalu lintas ini bukanlah hal yang sepele, karena dari tahun
ketahun jumlah korban akibat kecelakaan lalu lintas pun terus meningkat.
Kesadaran tertib berlalu lintas ini memang sulit untuk diterapkan secara utuh
dalam diri setiap individu, namun akan menjadi mudah manakala kesadaran tertib
berlalu lintas ini di terapkan sejak duduk di bangku sekolah melalui pendidikan.
Sebagaimana hasil pengamatan peneliti di SMP Kartika XIX – 1 Bandung
yang letak sekolahnya berada di kawasan ramai perkotaan, menjadi salah satu
latar belakang mengapa kesadaran tertib berlalu lintas ini perlu ditanamkan pada
setiap diri siswa. Letak sekolah yang memang ramai dilewati kendaraan bermotor
dan dalam kesehariannya bersinggungan dengan lalu lintas, menjadi sangat perlu
untuk ditanamakan kesadaran tertib berlalu lintas ini. Bagaimana siswa
menyebrang pada zebra cross, menegur orang yang melanggar rambu-rambu lalu
lintas, mematuhi rambu-rambu lalu lintas, dan mematuhi peraturan lalu lintas
lainnya. Beberapa ketertiban berlalu lintas ini perlu ditanamkan kepada siswa,
untuk membudayakan kesadaran tertib berlalu lintas sejak dini. walaupun secara
khusus kesadaran tertib berlalu lintas ini tidak bisa diajarkan dalam mata pelajaran
IPS, akan tetapi kesadaran tertib berlalu lintas ini dapat ditanamkan dalam
beberapa kompetensi dasar yang ada.
Pendidikan IPS sebagai bagian dari pendidikan secara umum, memiliki peran
penting dalam peningkatan mutu pendidikan. Secara khusus pendidikan IPS turut
serta berperan dalam menghasilkan perserta didik yang berkualitas, yaitu manusia
yang mampu berfikir kritis, kreatif, logis dan berinisiatif dalam menanggapi gejala
dan masalah sosial yang berkembang di masyarakat yang diakibatkan oleh
perkembangan teknologi di era global.
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) sebagai mata pelajaran di tingkat sekolah
menengah Pertama (SMP), diharapkan memiliki peranan yang besar dalam
mengantisipasi masalah sosial yang terjadi di masyarakat. Untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang optimal. Guru dituntut untuk menunjukkan kreativitas yang
tinggi dalam mengembangkan pembelajaran di kelas dan diharapkan dapat
4
Suderadjat dalam (Gunawan, 2011:66):
“Tujuan bidang studi IPS tidak berfokus pada penguasaan materi IPS semata melainkan menitikberatkan pada penguasaan kecakapan proses, yang dapat ditunjukkerjakan dalam bentuk verbal (verbal performance), sikap (attitudinal performance), dan perbuatan (physical performance), atau adanya integrasi antara afektif, kognitif dan motorik”.
Kesadaran tertib berlalu lintas yang mulai hilang akibat kemajuan teknologi
transportasi ini, merupakan salah satu keterampilan sosial yang perlu diajarkan
kepada siswa. Hal ini khususnya untuk membudayakan siswa yang sadar akan
pentingnya tertib berlalu lintas dan umumnya untuk membudayakan masyarakat
yang tertib berlalu lintas.
Oleh karena itu diperlukan model pembelajaran yang mampu membawa
permasalahan di masyarakat yang kaitannya dengan sains dan teknologi serta
manfaat dan dampaknya terhadap masyarakat untuk diterapkan dalam
pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Meskipun dengan kemajuan
teknologi ini khususnya teknologi transportasi, siswa tetap dapat berinteraksi
dengan baik dan mengaplikasikan kesadaran tertib berlalu lintas dalam
kesehariannya. Model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM) adalah
model pembelajaran yang menitikberatkan pada penyelesaian masalah dan proses
berpikir yang melibatkan transfer jarak jauh, artinya menerapkan konsep yang
diperoleh di sekolah pada situasi di luar sekolah, yaitu yang ada di masyarakat
(Poedjiadi, 2005:9). Sementara itu Yager dalam (Indrawati,2010:21)
mendefinisikan bahwa STM (Sains Teknologi Masyarakat) atau STS (Science
Technology Society) sebagai belajar dan mengajarkan mengenai sains/teknologi
dalam konteks pengalaman manusia (konteks dunia nyata).
Melalui model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM), siswa dapat
mengaitkan permasalahan sains dan teknologi serta manfaat positif dan negatifnya
bagi masyarakat. Melalui model pembelajaran ini siswa dapat memahami
bagaimana kemajauan teknologi khususnya teknologi transportasi ini harus
5
Dari beberapa penelitian terdahulu terbukti bahwa model pembelajaran Sains
Teknologi Masyarakat (STM) ini dapat meningkatkan hasil belajar dan
keterampilan sosial. Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Nurdin (2005) dengan judul penelitiannya “Model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM) dalam meningkatkan hasil belajar IPS”, dari hasil penelitiannya menunjukan
bahwa hasil belajar peserta didik meningkat karena model pembelajaran Sains
Teknologi Masyarakat (STM) ini mengangkat tema pembelajaran yang siswa
alami sehari – hari, sehingga siswa lebih mudah menerima materi pelajaran yang
di ajarkan oleh guru. Selain itu dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Safitri Yosita Ratri (2008) yang berjudul “Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM) bagi pengembangan pembelajaran IPS di sekolah dasar”, dari hasil penelitiannya menunjukan bahwa pembelajaran IPS dapat dikembangkan melalui
pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM) yang akan melatih peserta didik
agar selalu peka terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
sesuai dengan realita kehidupan mereka.
Dari beberapa penelitian terdahulu diatas, dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM) dapat meningkatkan hasil
belajar dan keterampilan sosial. Peneliti memandang bahwa model pembelajaran
Sains Teknologi Masyarakat (STM) ini akan efektif dalam membina kesadaran
tertib berlalu lintas siswa. Hal ini karena model pembelajaran ini dapat membuat
siswa memahami bagaimana kemajuan teknologi khususnya teknologi
transportasi ini harus dibarengi dengan pentingnya kesadaran siswa tertib dalam
berlalu lintas.
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas, peneliti
tertarik untuk mengadakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul:
6
B. Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka permasalahan yang
akan diteliti adalah bagaimana keefektipan penerapan model pembelajaran Sains
Teknologi Masyarakat (STM) terhadap kesadaran siswa tertib berlalu lintas.
Untuk itu peneliti merumuskan rumusan masalahnya ke dalam beberapa
rumusan berbentuk pertanyaan yang diantaranya sebagai berikut:
1. Bagaimana guru mendesain dan menerapkan model pembelajaran Sains
Teknologi Masyarakat (STM) dalam pembelajaran IPS untuk
meningkatkan kesadaran siswa tertib berlalu lintas ?
2. Bagaimana kendala yang dihadapi guru dalam menerapkan model
pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM) dalam pembelajaran IPS
untuk meningkatkan kesadaran siswa tertib berlalu lintas ?
3. Apakah dengan diterapkannya model pembelajaran Sains Teknologi
Masyarakat (STM) dalam pembelajaran IPS ini dapat meningkatkan
kesadaran siswa tertib berlalu lintas ?
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum
Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keefektipan
penerapan model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM) dalam
pembelajaran IPS terhadap kesadaran siswa tertib berlalu lintas.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari penelitian ini dapat dirinci sebagai berikut :
1. Mendeskripsikan desain dan penerapan model pembelajaran Sains
Teknologi Masyarakat (STM) dalam pembelajaran IPS untuk
meningkatkan kesadaran siswa tertib berlalu lintas.
2. Mendeskripsikan kendala yang dihadapi guru dalam penerapan model
pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM) dalam pembelajaran IPS
7
3. Ingin memperoleh data sejauh mana penerapan model pembelajaran Sains
Teknologi Masyarakat (STM) dalam pembelajaran IPS ini dapat
meningkatkan kesadaran siswa tertib berlalu lintas.
D. Manfaat Penelitian
Penulis berharap dari hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat baik
secara langsung maupun tidak langsung bagi beberapa pihak, diantaranya :
1. Bagi guru diharapkan penelitian ini dapat membantu dalam menentukan
model pembelajaran yang tepat dalam pembelajaran IPS.
2. Bagi sekolah diharapkan penelitian ini dapat memberikan kontribusi dalam
upaya meningkatkan kualitas sekolah dan kualitas pembelajaran.
3. Bagi dinas terkait diharapkan penelitian ini dapat memberikan kontribusi
dalam membuat kebijakan yang berkaitan dengan peningkatan kualitas
pendidikan.
4. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan penelitian ini dapat menjadi salah
8
E. Penjelasan Istilah
1. Model Pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM)
Sains Teknologi Masyarakat (STM) adalah model pembelajaran yang
menanamkan pemahaman bagaimana dampak positif dan negatif dari teknologi
yang dirasakan oleh siswa dibawa kedalam kelas menjadi isu-isu sosial yang
kemudian menjadi pembelajaran nilai bagi siswa, bagaimana menghadapi
kemajuan teknologi dan bagaimana peran siswa dalam menghadapinya di
masyarakat.
2. Pembelajaran IPS
Pembelajaran adalah suatu proses interaksi yang terjadi antara berbagai unsur
pembelajaran, unsur-unsur yang terlibat dalam proses tersebut pada intinya adalah
siswa dengan lingkungannya, baik itu dengan guru, teman-temannya, tutor, media
pembelajaran dan atau sumber-sumber belajar yang lain.
Pada hakikatnya Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah merupakan ilmu –
ilmu sosial yang diintegrasikan secara sistematis, organisatoris, dan pedagogis
untuk tujuan pendidikan di tingkat Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah
Pertama (SMP). Sebagaimana diungkapkan pendapat beberapa ahli bahwa
pendidikan IPS merupakan penyederhanaan, adaptasi, seleksi dan modifikasi
disiplin ilmu-ilmu sosial yang mengkaji fenomena sosial serta kehidupan
masyarakat dari berbagai sisi disiplin ilmu-ilmu sosial yang ada, untuk
memberikan pengetahuan dan mengembangkan sikap dan keterampilan sosial
9
3. Kesadaran Tertib Lalu Lintas
Kesadaran tertib lalu lintas merupakan kepedulian individu / kelompok
pengguna lalu lintas yang sadar akan pentingnya mentaati peraturan hukum lalu
lintas, baik terhadap dirinya maupun orang lain yang melakukan pelanggaran lalu
lintas.
Kesadaran tertib lalu lintas memang dalam kenyataannya tidak bisa
diterapkan secara utuh dalam pembelajaran IPS, akan tetapi nilai, sikap, dan
keterampilan dalam tertib berlalu lintas sangat bisa diterapkan dalam beberapa
kompetensi dasar yang ada. Sebagaimana tujuan pendidikan IPS yang
dikemukakan oleh wahab (dalam Gunawan, 2011:21) bahwa tujuan pengajaran
IPS di sekolah tidak lagi semata-mata untuk memberi pengetahuan dan menghapal
sejumlah fakta dan informasi akan tetapi lebih dari itu, Para siswa selain
diharapkan memiliki pengetahuan mereka juga dapat mengembangkan
keterampilannya dalam berbagai segi kehidupan dimulai dari keterampilan
akademiknya sampai pada keterampilan sosialnya.
Lalu lintas dalam Undang-Undang Dasar nomer 22 tahun 2009 didefinisikan
sebagai gerak Kendaraan dan orang di Ruang Lalu Lintas Jalan. Sedangkan yang
dimaksud dengan Ruang Lalu Lintas Jalan adalah perasarana yang diperuntukkan
bagi gerak pindah Kendaraan, orang atau barang yang berupa Jalan dan fasilitas
pendukung.
F. Struktur Organisasi Penelitian
Struktur organisasi penelitian (Skripsi) ini terdiri dari lima bab, yang terdiri
dari sebagai berikut :
Bab I, merupakan pendahuluan. Merupakan bagian awal penulisan, dalam
bab ini terdiri dari beberapa sub bab seperti, latar belakang, yang berisikan
mengenai mengapa masalah yang diteliti itu timbul dan apa yang menjadi alasan
peneliti mengangkat masalah tersebut. Selain latar belakang dalam penulisan
skripsi ini terdapat pula rumusan masalah dan pertanyaan penelitian yang dibuat
10
hal yang ingin dicapai setelah melaksanakan penelitian terdapat pula manfaat
penelitian dan sistematika penulisan.
Bab II, merupakan landasan teoritis, bab ini penting karena melalui kajian
teori ditunjukan dari teori yang sedang dikaji dan kedudukan masalah peneliti
dalam bidang ilmu yang diteliti. Sub bab kedua menjelaskan mengenai definisi
model Sains Teknologi Masyarakat (STM) dalam pembelajaran IPS serta
bagaimana penerapan model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM)
dalam meningkatkan kesadaran siswa tertib berlalu lintas.
Bab III, merupakan metode penelitian, bab ini merupakan penjabaran lebih
rinci mengenai metode penelitian yang digunakan dalam penelitiannya lebih
jelasnya yaitu langkah-langkah apa saja yang akan ditempuh dalam penelitian, sub
bab selanjutnya terdapat pula desain penelitian yang digunakan, lokasi dan subjek
penelitian, teknik pengolahan dan analisis data.
Bab IV, merupakan hasil penelitian dan pembahasan. Pada bab ini berisikan
hasil penelitian, dalam bab ini peneliti akan menguraikan hasil-hasil data yang
telah diolah peneliti serta adanya analisis dari hasil pengolahan data tersebut.
Dalam bab ini pula digambarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh
peneliti.
Bab V, merupakan penutup. Pada bab ini disajikan penafsiran atau pemaknaan
peneliti berupa kesimpulan terhadap hasil penelitian yang telah dilakukan. Selain
kesimpulan adapula sara yang bertolak dari titik lemah atau kekurangan yang
didapatkan selama penelitian.
Setelah memaparkan beberapa isi dari beberapa bab, maka bagian yang
terakhir adalah menampilkan daftar pustaka yang memuat semua sumber tertulis
114
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2012). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidkan. Jakarta: Bumi Aksara.
Budiningsih, C,A. (2005). Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Depdiknas, A,K. (2007). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: PP Cipta Jaya.
Dimyati dan Mudjiono. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Fajar, A. (2004). Portofolio dalam Pembelajaran IPS. Bandung:Rosda Karya.
Gunawan, R. (2011). Pendidikan IPS (Filosofi, Konsep dan Aplikasi). Bandung: Alfabeta.
Hamalik, O. (2010). Kurikulum Dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Hamid, H. dkk. (2012). Prosiding Seminar Nasional IPS. Bandung:UPI.
Indrawati. (2010). Sains Teknologi Masyarakat. Bandung:P3TK IPA.
Komalasari, K. (2010). Pembelajaran Kontekstual (Konsep dan Aplikasi). Bandung: Refika Aditama.
Kunandar. (2008). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Poedjiadi, A. (2005). Sains Teknologi Masyarakat (Model Pembelajaran Kontekstual Bermuatan Nilai). Bandung: Remaja Rosdakarya.
Rumansyah, I,Y. (2001). Implementasi Pendekatan Sains-Teknologi-
Maysrarakat (STM) dalam Pembelajaran di SMUN Banjarmasin. Tidak Diterbitkan.
Sagala, S. (2003). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Sapriya. (2002). Studi Sosial Konsep dan Pembelajaran. Bandung: Buana Nusantara.
Sapriya, dkk. (2008). Konsep Dasar IPS. Bandung:CV Yasindo Multi Aspek.
115
Sanjaya, W. (2011). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana.
Somantri, N,M. (2001). Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS. Bandung: Rosda.
Sudjana, N. (1991). Penilaian Hasil Proses Belajar. Bandung: Sinar Baru.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitaatif, Kualitatif dan R & D). Bandung: Alvabeta.
Sukardi. (2007). Metodelogi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta:Bumi Aksara.
Sumaatmadja, N. (1980). Metodelogi Pengajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Bandung: Alumni.
Sukirman, D & Jumhana, N. (2007). Perencanaan Pembelajaran .Bandung:UPI Press.
Syaodih, N. (2007). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Uno, B,H. (2010). Model Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Winataputra, U, S. (1993). Proses Belajar Mengajar Yang Efektif. Jakarta: Binakarya.
Wiriaatmadja, R. (2008). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Yager, R. (1991). The Constructivist Learning Model : Towards Real Reform in Science Educarion. North Washington Boulevard Arlington: National Science Teachers Association.
Yager, R dan Akcay, H. (2009). Science, Tecnology, Society and Environment (STSE) Approach in Environmental Science for Nonscience Students in Local Culture. Vol. 6 no. 1.
Undang-Undang Nomer 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen
Undang-Undang Nomer 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan. Nasional