MENINGKATKAN KETERAMPILAN SOSIAL ANAK KELAS B PAUD SAUYUNAN
MELALUI BERMAIN PERAN MIKRO
(Penelitian tindakan kelas di kelompok B Paud Sauyunan Jl Maleber Utara Kelurahan Maleber Kecamatan Andir Bandung 40184)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini
Oleh:
MEGA SILVA JANUA IRMAYANDI 0902845
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI JURUSAN PEDAGOGIK
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
MENINGKATKAN KETERAMPILAN SOSIAL ANAK KELAS B PAUD SAUYUNAN
MELALUI BERMAIN PERAN MIKRO
Penelitian tindakan kelas di kelompok B Paud Sauyunan jl maleber utara kelurahan maleber kecamatan andir bandung 40184)
Oleh:
Mega Silva Janua Irmayandi
Sebuah Skripsi yang Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh Gelar Sarjana pada program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini
Fakultas ilmu pendidikan
©Mega Silva Janua Irmayandi Universitas Pendidikan Indonesia
Agustus 2014
Hak Cipta Dilindungi undang-undang
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,
LEMBAR PENGESAHAN
MENINGKATKAN KETERAMPILAN SOSIAL ANAK KELAS B PAUD SAUYUNAN
MELALUI BERMAIN PERAN MIKRO
(Penelitian tindakan kelas di kelompok B Paud Sauyunan jl maleber utara kelurahan maleber kecamatan andir bandung 40184)
Oleh :
Mega Silva Janua Irmayandi 0902845
Dosen Pembimbing I,
Euis Kurniati M.Pd NIP. 19770611 200112 2 002
Dosen Pembimbing II,
Dr.Nining Sriningsih M.Pd NIP. 19791211 200604 2 001
Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Jurusan Pedagogik
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas pendidikan Indonesia
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN LEMBAR PERSEMBAHAN
ABSTRAK……… i
KATA PENGANTAR………. ii
UCAPAN TERIMA KASIH………... iii
DAFTAR ISI ……… v
DAFTAR TABEL……… ix
DAFTAR DIAGRAM……….. xii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah………. 1
B. Rumusan Masalah……… 5
C. Tujuan Penelitian………. 5
D. Manfaat Penelitian………... 5
E. Struktur Organisasi Skripsi………. 6
BAB II KEMAMPUAN KETERAMPILAN SOSIAL PADA ANAK MELALUI METODE BERMAIN PERAN MIKRO A. Kemampuan Keterampilan Sosial Pada Anak Usia Dini 1. Pengertian Keterampilan Sosial……… 7
2. Jenis-jenis Keterampilan Sosial……… 9
3. Tahap Perkembangan sosial……….. 12
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keterampilan Sosial………….. 14
5. Hambatan dari Keterampilan Sosial……….. 15
6. Element-element Keterampilan Sosial……….. 16
2. Jenis-jenis Bermain Peran……… 21
3. Manfaat bermain Peran……… 22
4. Kelemahan Bermain Peran……….. 23
5. Langkah-langkah Bermain Peran……… 24
C. Hipotesis Penelitian………. 25
BAB III Metode Penelitian A. Lokasi Dan Subjek Penelitian……… 27
B. Desain Penelitian………. 27
C. Metode Penelitian………. 28
D. Definisi Operasional 1. Metode Bermain peran mikro……… 29
2. Keterampilan sosial Anak……….. 30
E. Instrumen Penelitian 1. Kisi-kisi Instrumen……….. 30
2. Pedoman penilaian anak……….. 34
F. Proses pengembangan Instrumen 1. Menganalisis variabel penelitian………. 35
2. Menetapkan jenis instrument……… 35
3. Menyusun Kisi-kisi Instrument……… 35
4. Membuat Instrument Penelitian………... 36
5. Judgment Instrumen……… 36
G. Tehnik Pengumpulan Data 1. Metode Observasi/Pengamatan……….. 36
2. Metode Wawancara/Interview……… 36
3. Metode Dokumentasi……… 37
H. Analisis Data 1. Reduksi data………. 37
2. Paparan Data……… 37
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Umum Kondisi Lapangan
a. Kondisi Objektif Paud sauyunan……… 40
b. Kegiatan Rutin Proses Pembelajaran Paud Sauyunan………… 41
c. Kondisi Awal Keterampilan Sosial Anak di Paud Sauyunan (Prasiklus)………. 42
2. Penerapan Bermain Peran Mikro dalam Meningkatkan Keterampilan Sosial Anak a. Proses Penerapan Metode Bermain Peran Mikro Siklus I 1) Perencanaan Pembelajaran siklus I……… 47
2) Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I……… 52
3) Observasi Siklus I……… 56
4) Refleksi Siklus I……… 66
b. Proses Penerapan Metode bermain peran Mikro Siklus II 1) Perencanaan pembelajaran Siklus II……… 74
2) Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II……… 79
3) Observasi Siklus II……… 82
4) Refleksi Siklus II……… 92
3. Kemapuan Keterampilan Sosial pada Anak kelas B Paud Sauyunan Setelah Diterapkan Metode Bermain Peran Mikro……… 100
B. Pembahasan 1. Kemampuan Memahami keterampilan Sosial Pada anak kela B di paud Sauyunan Sebelum Diterapkan Metode Bermain Peran Mikro………… 102
2. Penerapan metode Bermain Peran Mikro Dalam Meningkatkan Keterampilan Sosial pada Anak di Paud Sauyunan……… 105
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. SIMPULAN……… 110
B. REKOMENDASI
1. Bagi Guru dan Praktisi Paud……… 111
2. Bagi Kepala Paud……… 111
3. Bagi Peneliti Selanjutnya……… 111
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP
MENINGKATKAN KETERAMPILAN SOSIAL ANAK KELAS B PAUD SAUYUNAN
MELALUI BERMAIN PERAN MIKRO
Penelitian tindakan kelas di kelompok B Paud Sauyunan jl maleber utara kelurahan maleber kecamatan andir bandung 40184)
Mega Silva Janua Irmayandi
0902845
ABSTRAK
Kemampuan anak dalam memahami keterampilan sosial di Paud sauyunan ini masih rendah. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan sosial anak melalui bermain peran mikro. subjek penelitian Paud Sauyunan kelas B yang berjumlah 12 orang anak, tehnik yang digunakan adalah berupa catatan lapangan, observasi, dokumentasi, refleksi, format penilaian anak. penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam dua siklus yang masing-masing melaksanakan tiga tindakan. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan pada setiap siklusnya. Presentase penelitian awal sebelum tindakan (Prasiklus) dalam kategori Berkembang baik (BB) sebanyak 0% menjadi 63,90%, pada kategori Dalam proses (DP) yang pada awalnya 16,16% meningkat menjadi 36,10%, dan pada kategori perlu stimulasi (PS) yang awalnya 83,40% menurun menjadi 0%. Berdasarkan hasil pada setiap siklus membuktikan bahwa metode Bermain Peran Mikro dapat meningkatkan keterampilan sosial pada anak. Adapun keterampilan sosial pada anak yang berkembang yaitu, memahami komunikasi dan merespon pembicaraan dengan orang lain, memahami kebutuhan, memahami bagaimana membuat orang lain tersenyum, memahami rasa memiliki, serta mampu meningkatkan rasa percaya diri, tata krama dan sopan santun yang berlaku di lingkungan sekitar.
SOCIAL SKILLS IMPROVE CHILDREN CLASS B PAUD Sauyunan
THROUGH ROLE PLAY MICRO
Action research in early childhood group B jl Sauyunan maleber north maleber village districts Andir bandung 40184)
Mega Silva Janua Irmayandi 0902845
ABSTRACT
Children's ability to understand social skills in early childhood Sauyunan is still low. This study aims to improve children's social skills through role play micro. early childhood research subjects Sauyunan class B totaling 12 children, the technique used is in the form of field notes, observations, documentation, reflection, child assessment format. classroom action research was conducted in two cycles, each of which carry out three actions. The results showed an increase in each cycle. Percentage of initial research before action (prasiklus) Developing good category (B) of 0% to 63.90%, in the category of In process (DP), which was originally 16.16% increased to 36.10%, and the category of necessary stimulation (PS) who initially declined 83.40% to 0%. Based on the results of each cycle proves that the method can improve the micro Role Playing social skills in children. As for social skills in children who developed ie, understand and respond to the conversation communication with others, understand their needs, understand how to make others smile, grasp a sense of belonging, and be able to improve self-esteem, etiquette and manners
prevailing in the surrounding environment.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Montessori (Sujiono, 2012:2) menyatakan bahwa pada rentang usia lahir sampai
enam tahun, anak mengalami masa keemasan (the golden years) yang merupakan masa dimana anak mulai sensitif untuk memberi dan menerima rangsangan yang mampu
mengembangkan kemampuan kognitif, bahasa, motorik, serta keterampilan sosial anak.
Untuk mengembangkan berbagai kemampuan anak hendaknya bersekolah di
Pendidikan Anak Usia Dini, Seperti dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional
(Sisdiknas) Nomor 14 tahun 2005 yaitu:
“Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan
kepada anak sejak lahir sampai usia enam tahun, yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani serta rohani, agar anak memiliki kesiapan dalam
memasuki pendidikan lebih lanjut”.
Pendidikan anak usia dini dapat memfasilitasi berbagai kebutuhan dalam
meningkatkan berbagai kemampuan anak menjadi lebih baik, Pendidikan Anak Usia Dini
memiliki beberapa bentuk. Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik
Indonesia Nomor 58 Tahun 2009 tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini
mengemukakan bahwa:
“Pendidikan Anak Usia Dini dilaksanakan sebelum jenjang pendidikan dasar, melalui jalur formal, nonformal, dan informal. Pada jalur pendidikan formal berbentuk Taman Kanak-Kanak (TK), Raudatul Athfal (RA), dan bentuk lain yang sederajat; pada jalur nonformal berbentuk Kelompok bermain (KOBER), Taman Penitipan Anak (TPA), dan bentuk lain yang sederajat; sedangkan pada jalur informal berbentuk pendidikan keluarga dan pendidikan yang
diselenggarakan oleh lingkungan”.
Pendidikan Anak Usia Dini memiliki peran yang sangat penting bagi
perkembangan anak, meningkatkan kesehatan serta pertumbuhan fisik dan mental anak,
rohani dan jasmani anak, yang akan membuat anak meningkat prestasi belajar, etos kerja,
produktivitas, sehingga mandiri dan potensi dalam diri anak berkembang optimal.
2
salah satunya adalah peningkatan keterampilan sosial anak, Pendidikan Anak Usia
Dini juga menentukan kesuksesan anak di masa depan, dengan pengalaman dan
pendidikan yang diperolehnya ketika berusia dini, mendorong anak untuk merespon
secara positif berbagai permasalahan kehidupan. Menjadi lebih mandiri, disiplin serta
mudah diarahkan dalam menyerap ilmu pengetahuan secara optimal. Serta berpengaruh
besar terhadap perkembangan otak, kehidupan sosial, ekonomi, serta persiapan sekolah.
Keterampilan sosial anak sudah terjadi sejak anak lahir seperti menurut Mulyasa
(2012:30) sejak kecil anak telah belajar Cara berperilaku sosial sesuai dengan aktivitas
interaksi anak dengan ibu, ayah, saudara kandung, guru, serta teman sebaya, dimana
terjadi peristiwa-peristiwa yang bermakna bagi pembentukkan kepribadian, perilaku
sosial serta kehidupan anak.
Pengalaman membuat keterampilan sosial anak semakin berkembang semakin
tinggi dan baik hubungan anak dengan lingkungan sekitar semakin baik pula
keterampilan sosial anak di masa depan. Menurut Vygotsky (Solehuddin, 2000:51)
menyatakan bahwa pentingnya pengalaman dalam interaksi sosial bagi perkembangan
proses berfikir anak, dan menyakini bahwa aktivitas mental yang tinggi pada anak
terbentuk melalui dialog dengan orang lain.
Menurut Loree (Nugraha & Rachmawati, 2004:1.13) Perkembangan sosial atau
Sosialisasi adalah suatu proses dimana individu terutama anak melatih kepekaan dirinya
terhadap rangsangan-rangsangan sosial terutama tekanan-tekanan dan tuntutan kehidupan
kelompoknya serta belajar bergaul dengan bertingkah laku seperti orang lain
dilingkungan sosialnya. Jika kegiatan ini dilaksanakan sejak dini dapat membuat
keterampilan sosial anak berkembang dengan baik, sehingga membuat anak dimasa yang
akan datang menjadi mudah bergaul, ceria, memiliki rasa berbagi yang tinggi dengan
orang yang membutuhkan bantuan, rasa percaya diri yang baik, sopan dalam berbicara
dengan orang yang lebih tua.
Erikson (Helms & Turner, 1994:64) memandang periode ini sebagai fase sense of initiative, pada periode ini anak harus didorong untuk mengembangkan inisiatifnya, seperti kesenangan untuk mengajukan pertanyaan dari apa yang dilihat, didengar, dan
3
mampu mengembangkan inisiatif, dan daya kreatifnya, dan hal-hal yang produktif dalam
bidang yang disenanginya.
Menurut Erikson (Helms & Turner, 1994:64) Anak yang tidak mendapatkan
stimulasi di usai dini membuat anak tidak dapat mendapatkan kesempatan untuk berbuat
kesalahan atau belajar dari kesalahan. Seperti Jika keterampilan sosial anak tidak
diajarkan dan diterapkan kepada anak sejak dini dapat menyebabkan anak tidak mampu
menjalin hubungan serta interaksi dengan lingkungan, hubungan dengan teman
sebayanya dimana di dalamnya terdapat konflik dan anak akan berusaha mencari jalan
keluar dalam mengatasi konflik tersebut, anak yang sering berdiam diri di rumah akan
berbeda kemampuan berinteraksinya dengan anak yang sering bersosialisasi di luar
rumah, anak yang dikurung, jarang bersosisalisasi, serta semua kemauannya terpenuhi
dirumah menyebabkan anak bersifat egois, sulit berinteraksi, pemalu, minder, serta sulit
berbagi dengan teman.
Untuk menghindari hal tersebut hendaknya orang tau membiarkan anak bermain
di luar rumah dengan orang baru atau lingkungan baru, agar anak tidak susah dalam
bersosialisasi di masa depannya, berani tampil di depan umum, mampu berbagi dengan
teman, dan mampu menjadi penengah apabila terjadi konflik di dalam lingkungan tempat
tinggal.
Di dalam mengembangkan keterampilan sosial anak dapat dilakukan dalam
berbagai cara pembelajaran salah satunya melalui bermain, belajar sambil bermain
merupakan hal yang wajib di dalam Pendidikan Anak Usia Dini. Karena bermain adalah
sarana paling utama bagi pengembangan kemampuan bersosialisasi dan memperluas
empati terhadap orang lain serta mengurangi sikap egosentrisme. Melalui bermain anak
dapat belajar perilaku prososial seperti menunggu giliran, kerja sama, saling membantu,
dan berbagi (Catron dan Allen, 1999:232). salah satu yang dapat meningkatkan
keterampilan sosial anak adalah dengan bermain peran mikro.
Melalui bermain peran mikro diharapkan kemampuan keterampilan sosial anak
akan meningkat. Mampu membuat anak berani tampil di depan, mampu membuat anak
berempati, berbagi makanan, minuman, dan barang lain kepada yang membutuhkan,
dapat bekerjasama dengan baik. Guru sebagai pembimbing juga memfasilitasi kegiatan
4
Menurut Sugianto (1995:11) Bermain adalah kegiatan yang terjadi secara
alamiah pada anak, membantu anak-anak memahami dan mengungkapkan dunianya
dalam berfikir maupun perasaan, dapat mengendalikan hal-hal yang ada dalam dunianya.
Bermain tidak terikat pada realitas, sehingga memungkinkan anak bermain dengan
menggunakan khayalannya, seperti bermain peran mikro.
Menurut Mulyana (2012:173) melalui bermain peran, anak-anak dapat
mengeksplorasi hubungan sosial atau antar manusia dengan cara memperagakannya dan
mendiskusikannya sehingga secara bersama-sama dapat mengeksplosari perasaan, sikap,
nilai dan berbagai strategi pemecahan masalah.
Menurut BCCT dalam Depdiknas (2000:30) bermain peran terdiri dari bermain
peran makro dan bermain peran mikro. bermain peran makro adalah salah satu jenis
bermain peran dengan menggunakan ukuran sebenarnya, dan memerankan sendiri suatu
tokoh. Sedangkan bermain peran mikro adalah awal bermain kerjasama yang dilakukan
hanya dua orang saja, bahkan sendiri dengan menggunakan media tertentu. Dengan alat
atau benda kecil atau mini seperti boneka orang, binatang, rumah, dan lain-lain. Anak
bertindak sebagai dalang yang mengerakkan alat main tersebut untuk memainkan suatu
adegan.
Adapun kondisi objektif dalam proses pembelajaran keterampilan sosial anak di
PAUD Sauyunan masih kurang terlihat pada saat pembelajaran masih terdapat anak yang
asik bermain dengan mainan yang dibawa pada saat guru menerangkan pembelajaran,
masih terdapat beberapa anak yang tidak mau berbagi mainan ataupun makanan, serta
terdapat anak yang tidak membolehkan anak lain menggunakan mainan yang dia
mainkan, terdapat seorang anak yang manja dan cengeng ketika temannya melihat
mukanya, melihat hasil gambarnya, masih terdapat beberapa anak yang saling berantem
atau mengejek temannya yang lain, serta ada anak yang senang menyendiri, terdapat
seorang anak yang selalu mengikuti salah satu temannya. Keadaan tersebut
mengakibatkan kurangnya pengetahuan anak mengenai keterampilan sosial.
Berdasarkan hal tersebut maka perlu diadakan perbaikan dalam upaya
peningkatkan keterampilan sosial anak dengan menggunakan metode bermain peran
5
berhubungan dengan orang lain, mampu bersimpati dan empati terhadap orang lain,
mampu menghilangkan rasa malu ketika tampil di depan umum.
B. Identifikasi Dan Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, penulis secara umum akan membahas tentang
Peningkatan Keterampilan Sosial Anak Kelas B Paud Sauyunan melalui Metode Bermain
Peran Mikro Di Paud Sauyunan. Masalah yang akan dijadikan pembahasan adalah
sebagai berikut :
1. Bagaimana kondisi awal keterampilan sosial anak di Paud Sauyunan
2013-2014?
2. Bagaimana penerapan metode bermain peran mikro dalam meningkatkan
keterampilan sosial anak di Paud Sauyunan 2013-2014?
3. Apakah terdapat peningkatan keterampilan sosial anak setelah diterapkan
metode bermain peran di Paud Sauyunan 2013-2014?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan umum dari penelitian ini, adalah:
a. Memperoleh informasi mengenai kondisi keterampilan sosial anak Di Paud
Sauyunan.
b. Memperoleh informasi tentang penerapan metode bermain peran mikro Di Paud
sauyunan.
c. Memperoleh informasi tentang bagaimana peningkatan keterampilan sosial anak
setelah penerapan metode bermain peran mikro di Paud Sauyunan
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Bagi Anak
Dapat meningkatkan kemampuan sosial anak, kerja sama dan memupuk rasa
percaya diri anak, membuat anak dapat memupuk rasa empati, simpati anak, dapat
membedakan perbuatan baik dan yang buruk.
6
a. Dapat memahami langkah-langkah meningkatkan keterampilan sosial anak
melalui bermain peran.
b. Meningkatkan rasa percaya diri anak.
c. Meningkatkan hasil belajar anak TK melalui metode bermain peran dalam
meningktakan keterampilan sosial anak.
3. Bagi sekolah
Dapat mengetahui bahwa metode bermain peran merupakan salah satu
metode yang baik yang dapat di gunakan di dalam kegiatan pembelajaran baik
berupa drama spontan, drama terpimpin, sandiwara boneka, dll.
4. Bagi Peneliti berikutnya:
Dapat lebih mengembangkan kemampuan keterampilan sosial anak
dengan menggunakan metode peran yang lebih kreatif dan lebih efektif
meningkatkan keterampilan sosial anak.
E. Struktur Penelitian
Struktur penelitian dalam skripsi yang penulis buat adalah sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan bab ini mengungkapkan mengenai: Latar Belakang Penelitian,
Identifikasi dan Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Dan Struktur
Organisasi Skripsi.
Bab II Kajian Teori yang mengungkapkan mengenai: Kajian Pustaka, Kerangka
Pemikiran, dan Hipotesis Penelitian.
Bab III Metode Penelitian yang mengungkapkan mengenai: Lokasi Dan Subjek
Penelitian, Desain Penelitian, Metode Penelitian, Definisi Operasional, Instrumen
Penelitian, Proses Pengembangan Instrumen, Teknik Pengumpulan Data, Analisis Data.
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan yang mengungkapkan mengenai:
Pemaparan Data dan Pembahasan Data.
Bab V Kesimpulan dan Saran yang mengungkapkan mengenai: Kesimpulan dan
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dilaksanakan di PAUD SAUYUNAN di jalan Maleber Utara Rt
02 Rw 06 Gang Wibawa III Kelurahan Maleber Kecamatan Andir Bandung 40184
Provinsi jawa barat, Paud ini berdiri pada tahun 2010 dengan No izin Operasional
42110/499 PNFI/2010. penelitian ini dilaksanakan di kelas B yang terdiri 12 orang anak
yang terdiri dari 5 murid perempuan, 7 murid laki-laki. Di paud Sauyunan peneliti
bertindak sebagai observer.
B. Desain Penelitian
Desain penelitian mengikuti desain penelitian tindakan kelas menurut Kurt Lewin
(Muslihuddin, 2009:68) Penelitian tindakan memiliki empat komponen penting yang
saling terkait dan berkesinambungan satu sama lain, yaitu: perencanaan (planning), pelaksanaan (action), pengamatan (observing), refleksi (reflecting). Secara visual tahapan tersebut dapat dilihat melalui gambar berikut:
Perencanaan
Refleksi Tindakan
Observasi
Tabel 3.1
Desain PTK Model Kurt Lewin
(Muslihuddin,2009:68)
Tahapan diatas membentuk siklus dimana siklus tersebut dapat didaur ulang
kesiklus selanjutnya, hingga sudah sampai memenuhi permasalahan dianggap teratasi.
28
Tabel 3.2
Model Jhon Elliot
(Muslihuddin,2009:72)
C.Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kelas
PELAKSANAAN
SIKLUS I
PENGAMATAN
PERENCANAAN
REFLEKSI
PELAKSANAAN
SIKLUS II
REFLEKSI
29
mengetahui bagaimana meningkatkan keterampilan sosial anak usia dini dengan
metode bermain peran mikro di Paud Sauyunan.
Menurut Jhon Elliot (muslihuddin,2010:6) penelitian tindakan kelas ialah kajian
tentang situasi sosial dengan maksud meningkatkan kualitas di dalamnya, dimana pada
prosenya telah didiagnosis, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi diri juga perencanaan.
Ebbutt (Rochiati,2012:12) Penelitian tindakan kelas adalah kajian sistematik dari
upaya perbaikan pelaksanaan praktek pendidikan oleh sekelompok guru dengan
melakukan tindakan-tidakan dalam pembelajaran, berdasarkan refleksi mereka
mengenai hasil dari tindakan-tindakan tersebut.
Kemmis (Rochiati,2012:12) penelitian tindakan kelas adalah sebuah bentuk
inkuiri reflektif yang dilakukan secara kemitraan mengenai situasi sosial tertentu,
(termasuk pendidikan) untuk meningkatkan rasionalitas dan keadilan dari: a) kegiatan
praktek sosial atau pendidikan mereka b) pemahaman mereka mengenai
kegiatan-kegiatan praktek pendidikan ini, dan c) situasi yang memungkinkan terlaksananya
kegiatan praktek ini.
Dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas adalah bagaimana guru
mengorganisasikan praktek sesuai dengan kondisi pembelajaran, serta dapat belajar
dalam temuan-temuan dari pengalaman yang didapat pada saat pembelajaran serta
dapat membuat suatu gagasan perbaikan dalam praktek tersebut, dan dapat melihat
pengaruh nyata dari semua upaya yang telah dilaksanakan, Karena pembelajaran PTK
dilaksanakan melalui empat tahapan yang berulang-ulang.
D. Definisi Operasional
Definisi Operasional dalam penelitian ini mencangkup metode;
a. Metode bermain peran mikro
Menurut Vygotsky dan Erikson (Mutiah,2010:115) bermain peran adalah
main simbolis, imajinasi, atau main drama, yang dapat meningkatkan
perkembangan sosial, emosi serta kognisi anak, dalam bermain peran mikro anak
menggerakkan atau memegang benda berukuran kecil untuk membentuk suatu
30
Berdasarkan pernyataan diatas jelas bahwa bermain peran adalah salah satu
bentuk permainan anak, dimana anak dapat berperan sesuai dengan karakter atau
hal yang pernah mereka lihat ataupun dari khayalan mereka sendiri. Serta dapat
meningkatkan rasa percaya diri, empati dan simpati anak.
b. Keterampilan sosial anak
Syamsu Yusuf (Kurniati,2010:15) menyatakan bahwa Perkembangan sosial
merupakan pencapaian kematangan dalam hubungan sosial. Perkembangan sosial
dapat pula diartikan sebagai proses belajar untuk menyesuaikan diri terhadap
norma-norma kelompok, moral dan tradisi, meleburkan diri menjadi satu kesatuan
dan saling berkomunikasi dan kerjasama.
berdasarkan penjelasan tersebut jelas bahwa proses interaksi yang terjadi
selama bertahun-tahun yang dialami oleh anak dapat meningkatkan kemampuan
interaksi, rasa simpati, empati seseorang dengan lingkungan sekitarnya. Dimana
norma atau aturan yang ada di lingkungan tersebut dapat mempengaruhi sifat dan
karater anak.
E. Instrumen Penelitian
Table 3.3
Kisi kisi Instrumen Meningkatkan Keterampilan Sosial Anak Usia Dini Melalui Bermain Peran Mikro
Sumber: Shapiro (Azzet, 2010, hlm 70) dan Permen diknas No.58
Variable Sub Variable Indikator Pernyataan Teknik
pengumpulan
2.Anak dapat mengucapkan
“terima kasih”
3.Anak dapat mengucapkan
“maaf”
4.Anak menujukkan perasaan
senang pada saat berbicara
Observasi
31
5.Anak dapat menyapa orang
lain seperti “selamat pagi”
sedang apa”
6.Anak dapat mendengarkan
orang lain yang sedang
berbicara
7.Anak dapat memulai
pembicaraan dengan orang
lain
dan minuman dengan teman.
2.Anak dapat membantu teman.
3.Anak dapat meminjamkan
mainan kepada teman.
2. Anak mampu menyanyikan
lagu.
3. Anak mau mengalah.
Observasi
5. Mengetahui tata
karma dan
2.Anak mampu berbaris dengan
32
dan pensil ke dalam tas
sendiri.
5.Anak dapat mencuci tangan
sendiri setelah selesai makan.
6.Anak mampu ke kamar mandi
sendiri.
1.Rencana tujuan pembelajaran
2.Rencana materi pembelajaran
3.Rencana metode pembelajaran
4.Rencana media sumber belajar
5.Rencana alat evaluasi
Dokumentasi
Pelaksanaan
kegiatan
pembelajaran
(aktifitas guru)
Kegiatan pembukaan terdiri dari:
1.Guru Menkondisikan anak
pada saat kegiatan
pembelajaran
2.Guru melakukan apresiasi
melalui bercakap-cakap
3.Guru menyajikan tema
pembelajaran
4.Guru mempersiapkan alat-alat
yang akan di gunakan dalam
pembelajaran
5.Guru memperlihatkan
bagaimana cara melaksanakan
kegiatan.
Kegiatan inti yang terdiri dari:
1.Guru melibatkan semua anak
dalam menggunakan alat
dalam bermain peran mikro.
33
memperbolehkan anak
berperan sesuai dengan yang
telah diarahkan.
3.Guru melakukan pengamatan
ketika kegiatan berlangsung.
4.Guru melakukan penilaian
ketika proses pembelajaran.
Kegiatan penutupan yang terdiri
dari:
1.Melakukan Tanya jawab
tentang kegiatan yang sudah
dilakukan.
2.Memberikan kesempatan
kepada anak untuk
menceritakan kembali
kegiatan yang sedang
dilakukan.
Pelaksanaan
kegiatan
(aktifitas anak)
1.Anak mendengarkan
penjelasan guru.
2.Anak melakukan perintah
yang diberikan guru
3.Anak mampu berinteraksi
dengan teman.
4.Anak terlibat aktif dalam
kegiatan.
5.Anak terlihat senang pada saat
kegiatan pembelajaran
34
Tabel 3.4
PEDOMAN OBSERVASI PENERAPAN BERMAIN PERAN MIKRO DALAM
MENINGKATKAN KETERAMPILAN SOSIAL ANAK
Sumber: Shapiro (Azzet, 2010, hlm 70) dan Permen diknas No.58
Nama :
Siklus :
Hari / Tanggal :
No Aspek Yang Dinilai Penilian Ket
BB
(3)
DP
(2)
PS
(1)
1 Anak dapat mengucapkan “terimakasih”
2 Anak dapat mengucapkan “maaf”
3 Anak menujukkan perasaan senang pada saat
berbicara dengan orang lain
4 Anak dapat menyapa orang lain seperti “selamat
pagi” sedang apa”
5 Anak dapat mendengarkan orang lain yang sedang
berbicara
6 Anak dapat memulai pembicaraan dengan orang
lain.
7 Anak dapat berbagi makanan dan minuman dengan
teman.
8 Anak dapat membantu teman.
9 Anak dapat meminjamkan mainan kepada
temannya.
10 Anak mampu bercerita yang lucu.
11 Anak mampu menyanyikan lagu
35
BB (3): Berkembang Baik (Mampu melakukan kegiatan secara mandiri)
DP (2): Dalam Proses (Anak masih memerlukan bantuan)
PS (1): Perlu Stimulasi (Anak Tidak Mampu Melakukan kegiatan)
F. Proses Pengembangan Instrumen
Menurut Margono (2002:157) langkah-langkah dalam prosedur pengembangan
instrument adalah:
1. Menganalisis Variabel Penelitian
Peneliti mengkaji variabel menjadi dimensi dan sub variabel, indikator, serta
pernyataan dengan rinci sehingga dapat diukur dan menghasilkan data yang
diinginkan oleh peneliti.
2. Menetapkan Jenis Instrumen
Selanjutnya peneliti menentukan jenis instrument penelitian yang digunakan
sesuai dengan kebutuhan dalam mengumpulkan data di lapangan sehingga
instrument tersebut digunakan dalam mengukur variabel, serta indikator yang
telah ditentukan.
3. Menyusun Kisi-Kisi Instrumen
Langkah selanjutnya, Peneliti menyusun kisi-kisi instrument yang berisi
indikator, sub variabel, variabel, sumber data serta mengumpulkan data. 14 Anak mau mengalah.
15 Anak mampu membuang sampah pada tempatnya
16 Anak mampu berbaris dengan rapi.
17 Tertib dalam menunggu giliran bermain.
18 Anak dapat merapikan buku dan pensil ke dalam
tas sendiri.
19 Anak dapat mencuci tangan sendiri setelah selesai
makan.
36
4. Membuat Instrumen Penelitian
Setelah menyusun kisi-kisi instrument berdasarkan kisi-kisi tersebut,
peneliti kemudian membuat instrument penelitian yang berdasarkan dari
penyataan yang mengacu kepada indikator yang telah ditentukan.
5. Judgment Instrumen
Kemudian peneliti mengkonsultasikan instrument dengan dua dosen ahli di
pendidikan anak usia dini, dengan merevisi instrument apabila terdapat
kesalahan dalam pembuatannya.
G. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah;
1. Teknik Observasi
Menurut Mariana (2007) observasi merupakan salah satu cara atau
teknik mengumpulkan data dengan cara mengadakan pengamatan
terhadap kegiatan belajar sedang berlangsung. Teknik dalam observasi
yang digunakan adalah observasi partisipasi.
2. Teknik Wawancara
Menurut Sugiyono (2005) tujuan dari wawancara adalah untuk
menemukan permasalahan secara lebih terbuka, dimana pihak yang diajak
wawancara diminta ide-idenya serta pendapatnya.
TABEL 3.5
Pedoman Wawancara Sebelum Tindakan
1`. Bagaimana pemahaman guru tentang
keterampilan sosial anak?
2. Strategi apa yang digunakan dalam
proses pembelajaran di TK?
3. bagaimana cara guru menstimulasi
37
TK?
4. metode pembelajaran apa saja yang
digunakan guru dalam meningkatkan
keterampilan sosial anak TK?
5. materi pembelajaran apa saja yang
digunakan saat ini untuk mengembangkan
keterampilan sosial anak TK?
6. bagaimana reaksi anak dengan strategi
yang ibu terapkan saat ini?
7. media pembelajaran apa saja yang
digunakan untuk mengembangkan
keterampilan sosial anak TK?
3. Teknik Studi Dokumentasi
Penelitian ini menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik
dokumen tertulis, gambar, maupun elektronik. Dokumen yang dihimpun
dipilih sesuai dengan fokus masalah. Langkah-langkah yang peneliti
lakukan dalam studi dokumentasi adalah pengambilan gambar anak yang
sedang melaksanakan bermain peran dilingkungan sekolah berupa foto,
profil sekolah, serta video pembelajaran yang dilaksanakan melalui metode
bermain peran mikro.
H. Analisis Data
Beberapa langkah dalam melakukan analisis data yang harus ditempuh
oleh peneliti, yaitu :
1.Reduksi data
Merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal
yang penting, mencari tema dan pola serta membuang yang tidak perlu.
38
dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data
selanjutnya.
2. Display data
Untuk mempermudah dalam membaca data yang diperoleh dan melihat
gambaran secara keseluruhan, maka data yang telah direduksi tersebut
kemudian disajikan dalam grafik, matrik, tabel, atau deskripsi menyeluruh
pada setiap aspek penelitian.
3. Kesimpulan
Penarikan kesimpulan dari proses pengumpulan data yang diperoleh dari
lapangan.
Data utama dianalisis yaitu data hasil observasi aktivitas yang
dilaksanakan akan selama kegiatan pembelajaran di kelas.sedangkan data
hasil observasi setiap butir aspejyang diamati selama dua siklus di hitung
dengan persentase. Adapun cara penghitungan peningkatan keterampilan
sosial anak melalui bermain peran mikro dengan menggunakan distibusi
frekwensi, antara lain sebagai berikut:
Tabel 3.6 Distibusi frekuensi
Meningkatkan keterampilan sosial anak melalui bermain peran
No Kategori Interval Tally F %
1 BB ≥44
2 DP 32-43
3 PS 20-31
Keterangan:
1. Mencari Interval
a. Jumlah indikator/item dikali dengan nilai tertinggi (keterangan pada pedoman
observasi)
20 × 3 = 60
b. Hasil perkalian dikurangi jumlah indikator/item
39
c. Hasil pengurangan dibagi dengan jumlah kategori (keterangan pada pedoman
observasi)
60 : 5 = 12
Berdasarkan perhitungan data di atas maka jumlah interval yang akan ditetapkan
pada masing-masing kategori adalah 12. Interval masing-masing kategori adalah
sebagai berikut:
Kategori BB= ≥44, DP=32-43, PS= 20-31
2. Mengisi Tally Dan Frekuensi (F)
Mengisi kolom tally dan Frekuensiberdasarkan hasil skor meningkatkan keterampilan sosial anak melalui bermain peran mikro yang terdapat pada
lampiran.
3. Mencari Persentase
Persentase meningkatkan keterampilan sosial anak melalui bermain peran mikro
pada anak dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan :
P : Persentase
F : Frekuensi
X : Jumlah anak
BAB V
SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas mengenai meningkatkan keterampilan
sosial anak melalui bermain peran mikro di Paud Sauyunan Rw 06 Kelurahan Maleber
Kecamatan Andir Kota Bandung 40184, dapat disimpulkan bahwa:
1. Keterampilan sosial anak kelas B Paud Sauyunan Kota Bandung pada awal
sebelum diterapkan metode bermain peran mikro (prasiklus) menunjukkan
kemampuan kategori perlu stimulus sebanyak 83,40% yang terdiri dari 10 orang
anak, masih dalam proses sebanyak 16,16% yang terdiri dari 2 orang dan untuk
kategori anak yang berkembang Baik masih 0% atau belum ada anak yang
mencapai kategori tersebut.
2. Pelaksanaan metode bermain peran mikro dalam meningkatkan keterampilan
sosial pada anak kelas B Di Paud Sauyunan pada penelitian ini dilaksanakan
selama dua siklus masing-masing terdiri dari 3 tindakan. Adapun langkah
pelaksanaan terdiri dari: a) persiapan, b) kegiatan pembukaan, c) kegiatan inti, d)
penutup. Pada kegiatan persiapan guru memastikan alat yang digunakan dalam
bermain peran telah di buat dan siap untuk digunakan, dan memastikan tempat
untuk pelaksanaan kegiatan belajar atau pengkondisian kelas untuk melaksanakan
kegiatan belajar. Pada kegiatan pembukaan pendidik melakukan aktivitas rutin
yang terdiri dari salam,sapa, berdo’a, absen, bernyanyi, bercerita tema yang diberikan, kegiatan inti, bercakap-cakap mengenai kegiatan hari ini, berdoa,
pulang.
3. Kemampuan keterampilan sosial kelas B Paud Sauyunan Kota Bandung setelah
diterapkan metode bermain peran mikro menunjukkan peningkatan yang cukup
baik. Melalui hasil pengolahan data, dapat di ketahui bahwa kemampuan
keterampilan sosial anak kelas B paud sauyunan kota bandung meningkat, hal
tersebut dapat di lihat melalui peningkatan skor yang ditunjukkan dan
bertambahnya anak yang berada pada kategori berkembang baik setelah diberi
111
sosial anak yang berada dalam kategori berkembang baik sebanyak 63,90%, dan
kategori dalam proses sebanyak 36,10% dan kategori perlu stimulus (PS) sebanyak
0%. Peningkatan keterampilan sosial anak melalui bermain peran mikro di kelas B
paud sauyunan ini karena pembelajaran berpusat pada anak, anak berperan
langsung yang menjadikan semua sebagai pengalamana di masa depan anak nanti.
B. Rekomendasi
Berdasarkan kajian teoritis dalam BAB II dan hasil penelitian, berikut merupakan
rekomendasi bagi para guru atau praktisi pendidikan di paud khususnya dalam
meningkatkan keterampilan sosial anak melalui bermain peran mikro.
1. Bagi Guru atau Praktisi Paud
a. Pada proses kegiatan belajar khususnya dalam meningkatkan keterampilan
sosial anak, guru hendaknya menggunakan media yang nyata, kegiatan
belajar yang bervariasi, menarik dan menyenangkan untuk anak, pemilihan
metode bermainperan mikro ini merupakan salah satu alternative yang dapat
diterapkan untuk meningkatkan keterampilan sosial anak Paud.
b. Pada pelaksanaan metode bermain peran mikro, hendaknya guru
mempersiapkan perencanaan pelaksanaan metode dengan masalah yang
harus anak selesaikan, berbagai macam teks percakapan bermain peran, dan
penggunaan media yang menarik bagi anak.
2. Bagi Kepala Paud
Kepala sekolah hendaknya membimbing dan mengarahkan guru untuk mencoba
menerapkan metode belajar yang beragam dan menyenangkan, serta mendukung guru
dalam sarana prasaran, serta memfasilitasi peningkatan kemampuan keterampilan sosial
anak.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
a. Peneliti selanjutnya dapat menggunakan metode bermain peran mikro dalam
meningkatkan keterampilan sosial pada anak sebagai metode pembelajaran
lainnya agar dapat memberikan masukan dan ide-ide baru terhadap kemampuan
112
b. Bagi peneliti selanjutnya hendaknya dapat lebih mengoptimalkan dalam
persiapan masalah, persiapan kegiatan yang lebih beragam, sehingga mampu
DAFTAR PUSTAKA
Asniati,Nia.(2013) Meningkatkan Kemampuan Mengenal Konsep Bilangan Pada Anak Usia Dini Dengan Metode Bermain Peran. Skripsi Universitas Pendidikan Indonesia Bandung: Tidak Diterbitkan.
Azzet,M.(2010) Mengembangkan Kecerdasan Sosial Bagi Anak, Jogjakarta: Kata Hati
Cendrawasih,Paud.(2011) Sentra Main Peran. Artikel Bandung
Caron,Carol,E dan Jan Allen. Early Childhood Curiculum: A creative play model,2ND Edition. NewJersey: Merill Publ., 1999.
Farhiyah, Ayu,Siti.(2012) Meningkatkan Kemampuan Membaca Dini Anak Taman Kanak-kanakMelalui Metode Bermain peran. Skripsi Universitas Pendidikan Indonesia Bandung: Tidak Diterbitkan
Handayani, Sri. (2012) Meningkatkan Keterampilan sosial Anak Usia Dini melalui Bermain Peran. Skripsi Universitas Pendidikan Indonesia Bandung: Tidak Diterbitkan.
Helms, D.B & Turner, J.S.(1983) Exploring child behavior. New York: Holt Rinehartand Winston.
H. E. Mulyasa. (2012). Manajemen PAUD. Bandung: RESDA
Hurlock.(1980). psikologi perkembangan suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan Jakarta: Erlangga
Kurniati,E.(2010). Main Yuk! 30 permainan Tradisional Jawa Barat Dan peranannya dalam Mengembangkan Keterampilan sosial. Bandung: PGPAUD UPI.
Margono, S.(2009). Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta Martini, Otin. (2004) Psikologi Bimbingan Perkembangan Perilaku sosial anak
Usia Dini Di kel Bermain: studi kasus di kelompok bermain Aryandini III Kec Marga Cinta Bandung, Tesis Sekolah PascaSarjana UPI. Bandung: tidak diterbitkan.
Mutiah, Diana. (2012) Spikologi bermain anak usia dini. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup.
Muslihuddin (2009) kiat sukses melakukan kegiatan penelitian TK, Bandung: Rizki Press.
Nugraha & rachmawati. (2004) Metode Pengembangan Sosial Emosional.
Jakarta: Universitas Terbuka.
Sugiyanto. (1995) bermain, Mainan dan permainan. Jakarta: Depdikbud.
Sudrajat A. (2010) Konsep Diri (Self Concept) [Online], Available at http:akhmadsudrajat.wordpress.com [Monday, 23 Maret 2014]
Sulung L.M. (2012) Bermain Peran, Hakikat Bermain Peran, Model Bermain Peran, Pendekatan Bermain Peran, Pendidikan. [Online], Available at http:inkqu.files.wordpress.com/2011/11/bermain-peran.doc. [Sunday, 4 November 2012]
Syaodih, Ernawulan. (2005) Perilaku Sosial Anak Artikel Bandung: UPI
Tarsidi, Didi. (2002). Kompetensi Sosial Anak Tunanetra. Tesis, Bandung: Tidak diterbitkan.
Utami, Permata, Rima (2012) Meningkatkan keterampilan Sosial Anak usia dini Melalui penggunaan metode Bermain Peran. Skripsi Universitas Pendidikan Indonesia Bandung: Tidak diterbitkan.
Wiriaatmadja, Rochiati. (2012) Metode Penelitian Tindakan Kelas untuk meningkatkan kinerja guru dan dosen Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Yusuf, Syamsyu, L.N. (2007) pedagogik pendidikan dasar Bandung: Sekolah
Pascasarjana UPI