I. Latar Belakang
Bagian ini membahas pentingnya pendidikan anak usia dini (PAUD) dalam membentuk generasi berkualitas, mengacu pada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Ditekankan peran krusial PAUD dalam mengembangkan potensi anak sejak usia dini, mengingat periode ini sebagai masa kritis dalam perkembangan anak. Penulis menyoroti pentingnya pemahaman guru, orangtua, dan masyarakat akan pentingnya PAUD dalam mengembangkan berbagai aspek perkembangan anak, termasuk aspek sosial-emosional. Peran bermain sebagai media utama dalam pembelajaran anak usia dini dijelaskan, dengan mengutip pendapat Freud mengenai keseriusan anak dalam bermain dan kemampuannya untuk mengekspresikan perasaan melalui bermain. Selanjutnya, dibahas pentingnya keterampilan sosial, yang didefinisikan sebagai kemampuan berinteraksi dan menilai situasi sosial (Rogers dan Ros), serta bagaimana bermain berperan dalam mengembangkan keterampilan sosial tersebut. Penulis kemudian memaparkan masalah rendahnya keterampilan sosial pada anak usia 5-6 tahun di TK Assalam Bandar Lampung, yang diindikasikan oleh kurangnya kegiatan bermain dan pembelajaran yang kurang bervariasi serta tidak mendorong interaksi sosial.
II. Tinjauan Pustaka
Bagian ini menjabarkan landasan teori yang mendukung penelitian. Subbab 2.1.1 membahas perkembangan sosial anak usia dini, menekankan pentingnya stimulasi yang tepat dan lingkungan sosial yang suportif. Subbab 2.1.2 mendefinisikan keterampilan sosial berdasarkan beberapa ahli, menunjukkan perbedaan penekanan namun mencapai kesimpulan yang sama tentang pentingnya keterampilan ini dalam berinteraksi sosial. Subbab 2.1.3 mengklasifikasikan jenis-jenis keterampilan sosial, menunjukkan beragam perilaku yang perlu dikembangkan pada anak usia dini untuk sukses berinteraksi sosial. Subbab 2.2 membahas pentingnya bermain bagi anak berdasarkan berbagai teori, menekankan peran bermain dalam eksplorasi, penemuan, dan ekspresi perasaan. Jenis-jenis permainan, terutama bermain peran (mikro dan makro), dijelaskan berdasarkan teori Vygotsky dan Smilansky. Subbab 2.2.1 fokus pada bermain peran mikro sebagai metode pembelajaran yang melibatkan manipulasi benda-benda kecil untuk menciptakan adegan dan peran. Subbab 2.2.2 menjelaskan tentang pentingnya media dalam bermain peran mikro, menekankan pentingnya media yang aman, menarik, dan edukatif bagi anak. Subbab 2.2.3 memaparkan langkah-langkah dalam kegiatan bermain peran mikro yang efektif dan efisien. Subbab 2.2.4 membahas manfaat bermain peran bagi perkembangan anak, meliputi aspek sosial, emosional, bahasa, dan kognitif. Terakhir, subbab 2.3 menjelaskan hubungan antara kegiatan bermain dan keterampilan sosial berdasarkan teori-teori psikologi, menegaskan peran bermain dalam mengembangkan berbagai keterampilan sosial anak.
2.1 Perkembangan Sosial
Subbab ini membahas perkembangan sosial anak usia dini, khususnya pada rentang usia 5-6 tahun. Ditekankan pentingnya stimulasi yang tepat dan lingkungan sosial yang mendukung perkembangan sosial anak. Beberapa teori perkembangan sosial anak usia dini dijelaskan dan dikaitkan dengan konteks penelitian, yaitu bagaimana anak pada usia tersebut mulai berinteraksi dalam kelompok kecil dan memilih teman bermainnya.
2.2 Bermain bagi Anak
Subbab ini membahas pentingnya kegiatan bermain bagi anak usia dini berdasarkan berbagai teori perkembangan anak. Ditegaskan peran bermain dalam mengembangkan berbagai aspek perkembangan anak, baik kognitif, bahasa, maupun sosial-emosional. Berbagai jenis bermain dijelaskan, dengan fokus pada bermain peran sebagai metode yang efektif dalam mengembangkan keterampilan sosial. Perbedaan antara bermain peran makro dan mikro dijelaskan berdasarkan teori Vygotsky.
2.3 Hubungan Kegiatan Bermain dengan Keterampilan Sosial
Subbab ini membahas teori-teori yang menghubungkan kegiatan bermain, khususnya bermain peran, dengan perkembangan keterampilan sosial anak. Teori-teori psikologi yang relevan, seperti teori psikoanalisis Freud dan teori belajar sosial Bandura, dijelaskan sebagai dasar teori untuk mendukung hubungan antara variabel bebas (bermain peran mikro) dan variabel terikat (keterampilan sosial). Penelitian-penelitian relevan juga dibahas untuk memperkuat landasan teori.
III. Metode Penelitian
Bagian ini menjelaskan metode penelitian yang digunakan, yaitu metode korelasional untuk menguji hubungan antara kegiatan bermain peran mikro dan keterampilan sosial. Dijelaskan prosedur penelitian, lokasi penelitian (TK Assalam Bandar Lampung), populasi dan sampel penelitian (anak usia 5-6 tahun di kelompok B2), dan variabel penelitian (kegiatan bermain peran mikro dan keterampilan sosial). Definisi operasional dari kedua variabel tersebut dijelaskan secara detail. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi (data primer) dan wawancara serta dokumentasi (data sekunder). Kisi-kisi instrumen dan teknik analisis data (uji korelasi Spearman Rank) dijelaskan secara rinci, termasuk cara pengolahan data dan interpretasi hasil uji statistik.
IV. Hasil dan Pembahasan
Bagian ini menyajikan hasil penelitian berupa deskripsi umum lokasi penelitian (TK Assalam Bandar Lampung), termasuk sejarah, visi, misi, dan kondisi sekolah. Kemudian, disajikan data penelitian berupa distribusi frekuensi data variabel kegiatan bermain peran mikro dan keterampilan sosial. Analisis uji hipotesis menggunakan uji korelasi Spearman Rank diuraikan. Pembahasan hasil penelitian menghubungkan temuan data dengan teori dan penelitian terdahulu. Kesimpulan yang didapat dari penelitian dijelaskan secara terstruktur dan logis.
V. Kesimpulan dan Saran
Bagian ini berisi kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan dan saran-saran yang diajukan. Kesimpulan dirumuskan berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, yang menjawab rumusan masalah penelitian. Saran-saran diberikan untuk guru, sekolah, dan peneliti selanjutnya terkait pengembangan keterampilan sosial anak usia dini melalui kegiatan bermain peran mikro dan penelitian lebih lanjut di bidang yang sama.