ERI NURAIDA,2015
MENINGKATKAN KETERAMPILAN SOSIAL ANAK USIA DINI MELALUI KEGIATAN BERMAIN ANGKLUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK
Skripsi yang berjudul Meningkatkan Keterampilan Sosial Anak Usia Dini Melalui Kegiatan Bermain Angklung (Penelitian Tindakan Kelas di TK Laboratorium Percontohan Universitas Pendidikan Indonesia), dilatarbelakangi oleh kenyataan bahwa kondisi keterampilan sosial anak di sekolah tersebut belum berkembang dengan baik. Secara umum sebanyak 91.66% dari jumlah anak yang mengikuti kegiatan bermain angklung memiliki keterampilan sosial yang belum berkembang. Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan keterampilan sosial anak usia dini melalui kegiatan bermain angklung. Metode yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas, partisipan yang menjadi subjek penelitian yaitu anak kelompok B-2 TK Laboratorium Percontohan UPI berjumlah 12 orang yang terdiri dari lima laki-laki dan tujuh perempuan. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan observasi, catatan lapangan, wawancara dan dokumentasi. Kegiatan bermain angklung pada anak usia dini sangat membantu pada perkembangan keterampilan sosial anak, karena banyak aspek yang dapat dikembangkan. Hasil penelitian menunjukan bahwa melalui kegiatan bermain angklung, keterampilan sosial anak usia dini di TK Laboratorium Percontohan UPI meningkat secara signifikan. Aspek yang meningkat adalah perilaku sosial yang meliputi (1) aspek empati yaitu menunjukan sikap perhatian kepada orang lain, (2) Kemurahan hati yaitu berbagi kesempatan dengan orang lain atau berbagi barang dengan orang lain, (3) kepedulian yaitu rasa ingin membantu terhadap orang yang sedang membutuhkan bantuan, (4) Kerja sama yaitu melakukan kegiatan bersama-sama.
ERI NURAIDA,2015
MENINGKATKAN KETERAMPILAN SOSIAL ANAK USIA DINI MELALUI KEGIATAN BERMAIN ANGKLUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Abstract the skripsi with title Increasing Social Skill for Early Age by Playing Angklung (Action Research At Kindergarten Indonesia University Of Education Sequential). Is backgrounded by the fact that the student social skill have not develop as good as possible. In generation, 91.66% student who followed the activity playing angklung has social skill that have not develop. The research purpose for increasing the erly age social skill by playing angklung. The method that used in this research is action research with the research subject are the B-2 group at Kindergarten Indonesia University Of Education Sequential include 12 persons consisting five girls and seven boys. The access technic of this research are observation, field note, interview, and documentation. Playing angklung at erly age is really help them to develop they social skill, because many aspect are develop. The result of this researct show that by playing angklung the early age social skill of kindergarten indinesia university of education sequential was increasing so significant. The aspect there were increase are (1) emphaty that is show care to another, (2) thoughtfulness that give the chance to another by sharing the goods to another, (3) care that want to help another need to help, (4) cooperating that is doing the activity together.
ERI NURAIDA,2015
MENINGKATKAN KETERAMPILAN SOSIAL ANAK USIA DINI MELALUI KEGIATAN BERMAIN ANGKLUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan suatu proses pertumbuhan dan perkembangan
untuk meningkatkan kesejahtraan hidup yang berlangsung sepanjang hayat.
Pendidikan bisa didapatkan dimana saja dan kapan saja. Baik melalui kegiatan
pendidikan di sekolah, lingkungan sekitar maupun keluarga.
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif pengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (UUSPN NO. 20/2003).
Pendidikan nasional yang dikembangkan oleh pemerintah maupun pihak
swasta yang berbentuk yayasan atau lembaga-lembaga pendidikan sosial pada
pelaksanaannya dimulai dari pendidikan prasekolah sampai perguruan tinggi.
Meskipun pendidikan prasekolah bukan merupakan salah satu syarat untuk
memasuki sekolah dasar, namun sekarang pendidikan prasekolah merupakan
prioritas orang tua untuk anaknya. Menurut Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia (PPRI) No. 27 tahun 1990 tentang pendidikan prasekolah bab I pasal 1
yaitu.
Pendidikan prasekolah adalah pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani anak didik diluar lingkungan keluarga sebelum memasuki pendidikan dasar, yang diselenggarakan di jalur pendidikan sekolah atau di jalur pendidikan luar sekolah” (1990, hlm. 2)
Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang
ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan
melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan
perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki
ERI NURAIDA,2015
MENINGKATKAN KETERAMPILAN SOSIAL ANAK USIA DINI MELALUI KEGIATAN BERMAIN ANGKLUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pada prinsipnya kebutuhan anak usia prasekolah ini harus disesuaikan
dengan hakikat anak, antara lain ingin bermain, bernyanyi, ingin tahu, ingin
meniru, ingin mencoba dan jujur. Adapun tujuan dari pendidikan anak usia dini
adalah untuk membantu dalam mengembangkan potensi-potensi yang ada pada
diri anak. Dalam pendidikan anak usia dini terdapat aspek-aspek yang harus
dikembangkan dan ditanamkan dalam diri anak, diantaranya aspek kognitif,
bahasa, nilai agama dan moral serta sosial. Sikap sosial mencakup tenggang rasa,
peduli, saling menghargai, saling menghormati, bekerjasama, empati dan lain
sebagainya.
Keterampilan sosial anak perlu dikembangkan karena pada dasarnya setiap
anak akan memerlukan bantuan orang lain dan akan hidup menjadi manusia
sosial, namun dalam kenyataannya masih banyak anak yang tidak dapat
bersosialisasi dengan orang lain. Oleh karena itu anak perlu dibantu agar memiliki
keterampilan sosial pada dirinya.
Keterampilan sosial merupakan bentuk perilaku, perbuatan dan sikap yang ditampilkan oleh individu ketika berinteraksi dengan orang lain disertai dengan ketepatan dan kecepatan sehingga memberikan kenyamanan bagi orang yang berada disekitarnya (Chaplin dalam Suhartini, 2004, hlm. 18).
Kurangnya keterampilan sosial menyebabkan kesulitan perilaku di sekolah
seperti, kenakalan, tidak perhatian, penolakan rekan, kesulitan emosional,
bullying, kesulitan dalam berteman, agresivitas, masalah dalam hubungan
interpersonal, miskin konsep diri, kegagalan akademik, kesulitan konsentrasi,
isolasi dari teman sebaya dan depresi. Kurniati (2005, hlm. 35) menjelaskan bahwa “keterampilan sosial adalah kebutuhan primer yang perlu dimiliki anak -anak bagi kemandirian pada jenjang kehidupan selanjutnya. Hal ini bermanfaat
dalam kehidupan sehari-hari baik di lingkungan keluarga dan lingkungan sekitarnya”. Mengingat keterampilan sosial sangat penting dalam kehidupan sehari-hari sebaiknya keterampilan sosial ditanamkan pada anak sedini mungkin.
Maraknya gadget sebagai salah satu alat untuk bermain di kalangan anak
usia dini berdampak pada keterampilan sosial. Pada jaman dahulu anak usia dini
3
ERI NURAIDA,2015
MENINGKATKAN KETERAMPILAN SOSIAL ANAK USIA DINI MELALUI KEGIATAN BERMAIN ANGKLUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
lingkungan sekitar yang bisa berdampak baik terhadap keterampilan sosial anak.
Anak menjadi terbiasa berkomunikasi dan berinteraksi sosial dengan sekitarnya.
Berbeda dengan anak usia dini saat ini, kebanyakan dari mereka senang
menghabiskan waktu dengan bermain game di gadget. Hal ini membuat anak
kurang berinteraksi dan berkomunikasi dengan lingkungan sekitar. Anak hanya
akan sibuk dengan dirinya sendiri dan dengan gadget yang ia mainkan. Keadaan
seperti ini membuat anak menjadi apatis. Padahal seperti dijelaskan di atas, ada
beberpa aspek yang perlu dikembangkan pada anak usia dini, aspek-aspek yang
harus dikembangkan dan ditanamkan dalam diri anak, diantaranya aspek kognitif,
bahasa, nilai agama dan moral serta sosial. Sosial mencakup sikap tenggang rasa,
peduli, saling menghargai, saling menghormati, bekerjasama, empati dan lain
sebagainya. Berhubungan dengan hal itu, perlu dilakukan beberapa usaha untuk
melatih keterampilan sosial anak. Salah satunya dengan bermian musik.
TK Laboratorium Percontohan UPI merupakan sebuah Taman
Kanak-kanak yang memiliki visi untuk mengembangkan anak menjadi individu
berkualitas dan memiliki keunggulan kognitif, bahasa, sosial, emosional,
berkepribadian, kreatif, mandiri serta berakhlak mulia. Anak usia dini di TK Lab.
Percontohan UPI tidak luput dari permasalahan keterampilan sosial pada anak.
Hal tersebut nampak ketika peneliti melakukan observasi awal masih
ditemukannya anak yang tidak memperhatikan arahan guru, mencela temannya,
bertengkar, tidak mau main bersama, dan lain sebagainya. Selain itu menurut guru
kelas, anak-anak yang bersekolah di TK Laboratorium Percontohan UPI
merupakan anak yang berasal dari kalangan menengah ke atas, kebutuhan mereka
cukup terpenuhi bahkan mereka menggunakan gadget sebagai media untuk
bermain. Oleh karenanya, anak tidak luput dari dampak perkembangan teknologi.
Salah satu upaya untuk meningkatkan keterampilan sosial pada anak usia dini
dapat dilakukan melalui bermain musik. Melalui kegiatan bermain musik ini,
keterampilan sosial anak akan meningkat.
Peneliti memilih kegiatan bermain angklung untuk meningkatkan
keterampilan sosial pada anak usia dini di TK Lab. Percontohan UPI.
ERI NURAIDA,2015
MENINGKATKAN KETERAMPILAN SOSIAL ANAK USIA DINI MELALUI KEGIATAN BERMAIN ANGKLUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mudah dimainkan dan tidak berbahaya bagi anak usia dini. Selain cara memainkan
alatnya yang mudah, ada banyak aspek yang bisa dikembangkan melalui kegiatan
bermain angklung, mengingat angklung adalah alat musik yang perlu dimainkan
oleh banyak orang atau berkelompok, dan dapat dimainkan secara bergantian.
Selain bermain musik, pada saat anak bermain angklung ada banyak hal
yang dilatihkan. Salah satunya melatih keterampilan sosial. Anak akan sering
berinteraksi dan berkomukasi dengan temannya, menunggu giliran untuk bermain,
menghargai teman, bertanggung jawab, bekerja sama, bermain secara
berkelompok, dan lain sebagainya. Sehingga peneliti memilih judul Meningkatkan
Keterampilan Sosial Anak Usia Dini Melalui Kegiatan Bermain Angklung
(Penelitian Tindakan Kelas di TK Laboratorium Universitas Pendidikan
Indonesia)
B. Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan uraian di atas, penulis ingin mengetahui bagaimana peran
angklung dalam meningkatkan keterampilan sosial anak di TK Lab. Percontohan
UPI. Untuk dapat menjawab dan mendeskripsikan rumusan masalah bagaimana
meningkatkan keterampilan sosial anak di TK. Laboratorium Percontohan UPI
melalui kegiatan bermain angklung? maka disusun pertanyaan penelitian sebagai
berikut :
1. Bagaimana keterampilan sosial anak usia dini di TK Lab. Percontohan
UPI sebelum melakukan kegiatan bermain angklung?
2. Bagaimana proses bermain angklung dalam meningkatkan keterampilan
sosial anak usia dini di TK Lab. Percontohan UPI?
3. Bagaimana keterampilan sosial anak usia dini di TK Lab. Percontohan
UPI setelah melakukan kegiatan bermain angklung?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Meningkatkan keterampilan sosial anak usia dini di TK Laboratorium
5
ERI NURAIDA,2015
MENINGKATKAN KETERAMPILAN SOSIAL ANAK USIA DINI MELALUI KEGIATAN BERMAIN ANGKLUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Tujuan khusus
Tujuan khusus penelitian ini adalah untuk menjawab, mendeskripsikan,
dan mengetahui tentang :
a. Keterampilan sosial anak usia dini di TK Lab. Percontohan UPI
sebelum melakukan kegiatan bermain angklung.
b. Proses bermain angklung dalam meningkatkan keterampilan sosial
anak usia dini di TK. Lab. Percontohan UPI
c. Keterampilan sosial anak usia dini di TK Lab. Percontohan UPI setelah melakukan kegiatan bermain angklung.
D.Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian yang diharapkan penulis adalah sebagai
berikut.
1. Untuk Penulis
Sebagai pengalaman berharga mengajarkan musik kepada anak usia
dini, dan untuk menambah wawasan tentang musik bagi anak usia dini.
2. Untuk Institusi/Lembaga
Dapat memperkaya kegiatan ilmiah dalam bidang seni, khususnya
dalam bidang musik dan sebagai referensi untuk pendidikan musik di
TK/PAUD
3. Peneliti Lain
Dapat menjadi referensi terkait pendidikan musik bagi anak usia dini,
sehingga dapat digunakan sebagai bahan dalam penelitian selanjutnya.
E. Struktur Organisasi Skripsi
Skripsi ini terdiri dari lima BAB, yakni BAB I pendahuluan yang
membahas latar belakang penelitian berkenaan dengan keterampilan sosial anak
usia dini. Dalam latar belakang juga dibahas mengenai permasalahan yang terjadi
terkait keterampilan sosial anak di TK. Laboratorium Percontohan UPI,
selanjutnya rumusan masalah penelitian yang membahas tentang permasalahan
ERI NURAIDA,2015
MENINGKATKAN KETERAMPILAN SOSIAL ANAK USIA DINI MELALUI KEGIATAN BERMAIN ANGKLUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB II merupakan kajian pustaka, didalamnya dibahas teori dan konsep
dari hasil penelitian terdahulu, bahasan meliputi konsep dasar anak usia dini,
kemudian konsep dasar keterampilan sosial, musik bagi anak usia dini dan
kegiatan bermain angklung untuk anak usia dini
BAB III membahas tentang metode penelitian yang mengungkapkan
tentang desain penelitian, partisipan dan tempat penelitian, pengumpulan data,
analisis data, dan isu etik.
BAB IV dipaparkan mengenai temuan hasil penelitian dan pembahasan
analisis temuan yang dikaitkan dengan teori yang telah dibahas di kajian pustaka
dan teori lain yang mendukung. Selain itu, dibahas juga mengenai hasil penelitian
setiap siklus yang telah dilaksanakan sehingga terlihat perkembangan indikator
yang telah disusun.
BAB V merupakan simpulan, implikasi dan rekomendasi. Simpulan
merupakan jawaban terhadap permasalahan yang diangkat dalam penelitian,
sedangkan implikasi dan rekomendasi merupakan hal yang mengungkapkan
kegunaan penelitian serta hal yang ditujukan kepada para pengguna hasil
penelitian. Rekomendasi juga ditujukan kepada peneliti yang akan melakukan
ERI NURAIDA,2015
MENINGKATKAN KETERAMPILAN SOSIAL ANAK USIA DINI MELALUI KEGIATAN BERMAIN ANGKLUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
25
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Menurut Sugiyono (2013, hlm. 3) metode penelitian pada dasarnya
merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan
tertentu. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian
tindakan kelas (classroom action research) dengan penelitian kualitatif
naturalistik secara kolaboratif. Artinya penelitian ini dilakukan oleh lebih dari satu
orang yaitu oleh guru kelas dan peneliti. Ada beberapa hal penting dalam
penelitian tindakan kelas yang dilakukan secara kolaboratif yaitu ide yang
muncul, suatu grup pendidik (guru dan peneliti) secara sadar bersinenrgi, dan
adanya komitmen terhadap peningkatan subjek yang diteliti agar menjadi lebih
baik (Sukardi, 2013, hlm. 17) . Selain itu pada penelitian ini peneliti bertindak
sebagai observer partisipan, karena selain melakukan penelitian, peneliti juga ikut
mengajar. Dalam penelitian kolaboratoif ini peneliti bersama guru kelas
bersama-sama menentukan perencanaan kegiatan, melakukan kegiatan perbaikan berbersama-sama,
mengevaluasi dan menentukan refleksi. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan
untuk menilai dan memperbaiki pembelajaran. Adapun yang menjadi
pertimbangan digunakan penelitian tindakan kelas, adalah pertama penelitian
tindakan kelas adalah suatu metode dan menjembatani antara teori dan praktek,
atau dengan kata lain kontribusi penelitian terhadap permasalahan yang dihadapi
dengan menggunakan teori-teori yang dimilikinya. Kedua, penelitian tindakan
kelas dapat mengkaji permsalahan secara praktis, bersifat situasional dan
kontekstual, serta bertujuan untuk menentukan tindakan yang tepat untuk
memecahkan masalah yang dihadapi. Secara umum metode ini lebih mengarah
kepada pemecahan masalah dan perbaikan.
Menurut Arikunto (2006, hlm. 16) secara garis besar penelitian tindakan
kelas dilaksanakan melalui empat tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan,
ERI NURAIDA,2015
MENINGKATKAN KETERAMPILAN SOSIAL ANAK USIA DINI MELALUI KEGIATAN BERMAIN ANGKLUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dan dapat dilanjutkan untuk siklus berikutnya. Jumlah siklus dalam penelitian
tindakan kelas tergantung pada masalah apa yang dicapai.
Gambar 3.1
Model Penelitian Tindakan Kelas Arikunto (2006, hlm.16)
1. Tahap Perencanaan (Planing)
Pada tahap perencanaan, kegiatan yang dilakukan dengan cara
mengidentifikasi permasalahan yang ada di TK. Diantaranya masih
banyak anak-anak yang kurang bersosialisasi dengan teman sebayanya
dan jarang berkumpul bermain dengan teman sebayanya. Pada tahap ini
ada beberapa hal yang dilakukan, yaitu : (1) mempersiapkan materi
kegiatan bermain angklung, (2) mempersiapkan media atau alat yang
akan digunakan dalam pembelajaran, (3) menyiapkan setting kelas.
Tahap perencanaan kegiatan dan metode yang digunakan dalam
bermain angklung di TK Laboratorium Percontohan UPI adalah
sebagai berikut.
Pelaksanaan
Siklus I Pengamatan Perencanaan
Refleksi
Pelaksanaan
Siklus II Pengamatan Perencanaan
27
ERI NURAIDA,2015
MENINGKATKAN KETERAMPILAN SOSIAL ANAK USIA DINI MELALUI KEGIATAN BERMAIN ANGKLUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
\
Gambar 3.2
Perencanaan Kegiatan Penelitian (Sumber : Eri Nuraida, 2015)
2. Tahap Pelaksanaan
Tahap ini merupakan implementasi dari tahap perencanaan
tindakan yang telah dirancang sebelumnya.
3. Tahap Pengamatan
Menurut Arikunto (2006, hlm. 19) tahap ini berlangsung
ketika proses sosialisasi terjadi. Pada tahap ini peneliti sebagai pengajar
dan observator mengamati apakan ada pengaruh pada anak selama
kegiatan berlangsung.
4. Refleksi
Tahap I Mengenal Angklung
Tahap III
Memainkan angklung secara bersama-sama dan bergiliran
Tahap II Cara memegang dan memainkan angklung
Tahap IV
Memainkan lagu boneka abdi menggunakan angklung
Ceramah
Drill Imitasi dan Drill
Drill
Empati
(menunjukan sikap toleran dan perhatian)
Kemurahan Hati (saling menghargai)
Kepedulian
(membantu yang memerlukan bantuan)
Bekerja Sama (melakukan kegiatan
ERI NURAIDA,2015
MENINGKATKAN KETERAMPILAN SOSIAL ANAK USIA DINI MELALUI KEGIATAN BERMAIN ANGKLUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Menilai kembali pelaksanaan kegiatan yang telah dilakukan dan
menyikapi persoalan yang muncul. Refleksi dilakukan oleh peneliti dan
guru kelas.
B. Partisipan dan Tempat Penelitian
Yang menjadi partisipan dalam penelitian ini adalah anak-anak kelompok
B-2 TK Laboratorium Percontohan UPI yang berjumlah 17 anak. terdiri dari
sepuluh anak laki-laki dan tujuh anak perempuan. Dengan rentang usia lima
sampai eman tahun. Namun kegiatan ini hanya diikuti oleh 12 anak saja. Karena
lima anak lainnya sudah jarang masuk sekolah.
Lokasi penelitian berada di Universitas Pendidikan Indonesia. Khususnya
di TK Lab. Percontohan UPI yang beralamat di Jl. Sanjaya Guru No. 3. TK
Labaratorium Percontohan UPI berada di lingkungan kampus Universitas
Pendidikan Indonesia Bandung, sehingga berbagai fasilitas pendukung yang ada
di kampus UPI seperti perpustakaan, poliklinik, gymnasium, stadion olah raga dan
lain sebagainya dapat dimanfaatkan untuk kegiatan pembelajaran, selain itu TK
Laboratorium Percontohan juga dapat di akses dengan cukup mudah/strategis.
Keadaan sekolah sangat memadai bangunan baru dengan fasilitas ruangan
yang sangat memadai meliputi: ruang kelas, ruang bermain indoor dan outdoor,
ruang musik, ruang makan, aula, toilet yang didesain khusus untuk anak dalam
toilet training, mushola dan ruang tunggu orang tua yang nyaman.
TK. Laboratorium Percontohan UPI memiliki personil sebagai berikut: 1
orang Kepala Sekolah, 2 orang tata usaha, 6 orang guru inti, dan 2 orang penjaga
sekolah. Berikut daftar riwayat karyawan Tk. Laboratorium Percontohan UPI.
Tabel 3.1
Daftar Guru TK Laboratorium Percontohan UPI
No. Nama
Tempat, tgl. Lahir
L/P Ijazah Terakhir Jabatan
1. Dra. Masitoh, M.Pd Sukabumi, 26 Juni 1948
P S2/ Magister Pengembangan Kurikulum UPI
Kepala Sekolah
2. Nenny Deniyar M, S,Pd Bandung, 11 Mei 1963
P S1/ Kurtek Guru Kelas
29
ERI NURAIDA,2015
MENINGKATKAN KETERAMPILAN SOSIAL ANAK USIA DINI MELALUI KEGIATAN BERMAIN ANGKLUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Bandung, 20 April 1959
4. Hj. Rini Nugraha, A.Ma Bandung, 13 Desember 1971
P S1/PGPAUD UT Guru Kelas
5. Ani Endah Sari, A.Ma Bandung, 20 Januari 1984
P S1/PGPAUD UT Guru Kelas
6. Nida Rahmawati, S.Pd Pandeglang, 19 Maret 1987
P S1/ PGPAUD UPI Guru Kelas
7. Karlina Widaningsih, S.Pd Bandung, 18 Maret 1990
P S1/ PGPAUD UPI Guru Kelas
8. Kavrika Deswitarini
Bandung, 31 Desember 1989
P S1/ PGPAUD UPI Guru Kelas
9. Subarkah, A.Md Sukabumi, 26 Juli 1966
L D3/ Seni Asti Guru Seni
10. Ahmad Suryana
Bandung, 26 Januari 1954
L Sekolah Dasar Pembantu Pelaksana
11. Duleh Tirtaatmaja Bandung, 02 Juni 1965
L Sekolah Dasar Pembantu Pelaksana
Adapun yang menjadi subjek penelitian yaitu anak kelas B-2,
datanya sebagai berikut.
Tabel 3.2
Data Anak Kelas B-2 TK Laboratorium Percontohan UPI
No Nama Siswa (P/L) Keterangan
1 Adhidanish L V
2 Arisdi Khairuzan L X
3 Azra Hasna K P V
4 Darren Alfarishy L V
5 Dinara Naila Z P V
6 Dzahmi Mutia E P V
7 M. Faddei A L V
8 M. Fahmi S L V
9 M. Reyzan S L X
10 M.Arkan Athaya L X
11 Madina Rizki P V
12 Naufal Hakam L V
13 Ni Made L P V
14 Reza Azhar P L X
15 Rizqita Alya P V
16 Varrat L X
17 Yeisha P V
ERI NURAIDA,2015
MENINGKATKAN KETERAMPILAN SOSIAL ANAK USIA DINI MELALUI KEGIATAN BERMAIN ANGKLUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Teknik Pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti adalah observasi,
wawancara dan studi dokumentasi.
1. Observasi
Menurut Syaodih dan Arpiani (2010, hlm. 53) observasi atau
pengamatan dimaksudkan untuk memperoleh data yang menggunakan
alat indra secara langsung atau suatu teknik yang dapat dilakukan guru
untuk mendapatkan berbagai informasi atau data tentang
perkembangan dan permasalahan anak..
Data-data yang diperoleh ini dicatat kemudian dicatat dalam suatu
catatan observasi. Observasi yang digunakan oleh peneliti merupakan
observasi terstruktur. Observasi terstruktur adalah observasi yang
dilakukan dengan menggunakan instrument observasi yang terstruktur
dan siap pakai. Sehingga pengamat hanya tinggal membubuhkan tanda
pada lembar observasi untuk aspek yang diamati.
2. Wawancara
Wawancara dilakukan untuk melengkapi data yang dibutuhkan dan
untuk memperoleh kejelasan dari hasil observasi yang dilakukan,
Wawancara ditujukan kepada guru untuk memperileh data yang lebih
mendalam tentang keterampilan sosial anak usia dini di TK
laboratorium Percontohan UPI.
3. Studi Dokumentasi
Dokumentasi dimaksudkan untuk melengkapi data dari hasil
wawancara dan observasi. Badudu dalam Hartini (2009, hlm. 53)
mengartikan dokumentasi adalah semua tulisan yang dikumpulkan dan
disimpan yang dapat digunakan sebagai bukti pelaksanaan suatu
kegiatan. Dokumentasi dalam penelitian ini berupa photo maupun
rekaman audio visual dari aktivitas selama penelitian berlangsung.
D. Analisis Data
Teknik analisis data dalam penelitian ini pada dasarnya menggunakan
analisis data kualitatif. Pendapat yang diungkapkan Hopkins (dalam Wiraatmadja,
31
ERI NURAIDA,2015
MENINGKATKAN KETERAMPILAN SOSIAL ANAK USIA DINI MELALUI KEGIATAN BERMAIN ANGKLUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pengolahan dan analisis data pada penelitian tindakan kelas dilakukan secara terus menerus sepanjang penelitian berlangsung dari awal sampai akhir, yaitu mulai mulai dari tahap orientasi atau observasi awal sampai pada tahap berakhirnya seluruh program tindakan sesuai dengan karakteristik pokok permasalahan dan tujuan penelitian, kemudian dituangkan dalam bentuk deskriptif.
Terdapat beberapa langkah yang ditenpuh oleh peneliti dalam pelaksanaan
analisis data. Menurut Kunandar (dalam Yuliasari, 2009, hlm. 73) mengemukakan
bahwa analisis interaktif terdiri dari tiga komponen kegiatan yang saling terkait
satu sama lainnya, yaitu.
1. Reduksi data
Reduksi data merupakan proses menyeleksi, menentukan fokus,
menyederhanakan, meringkas dan mengubah bentuk data mentah yang
dihasilkan dari penelitian di lapangan. Data yang direduksi yaitu data dari
hasil observasi terkait keterampilan sosial anak di kelas B-2 TK Laboratorium
Percontohan UPI.
Perhitungan presentase hasil observasi menggunakan perhitungan matematika
sebagai berikut.
X x 100% = …….%
Y
X= Jumlah anak yang masuk dalam kategori kurang, cukup, baik
Y = Jumlah seluruh anak
2. Display Data
Beberapa macam data pada kegiatan PTK yang telah direduksi perlu
dibeberkan (display) dengan tertata rapi dengan narasi plus grafik.
3. Penarikan kesimpulan
Penarikan kesimpulan tentang peningkatan atau perubahan yang terjadi
dilakukan secara bertahap mulai dari kesimpulan sementara yang ditarik pada
akhir siklus satu, dan seterusnya sampai kesimpulan terakhir pada siklus terakhir.
Untuk memperjelas tentang keterampilan sosial yang dikuasai anak TK
sebelum dan sesudah dilaksnakannya PTK, maka pada penelitian ini diperkuat
ERI NURAIDA,2015
MENINGKATKAN KETERAMPILAN SOSIAL ANAK USIA DINI MELALUI KEGIATAN BERMAIN ANGKLUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu E. Kisi-Kisi Pengembngan Instrumen
Instrument Penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur
fenomena alam maupun sosial yang diamati (Sugiyono, 2013, hlm. 148).
Tabel 3.3
KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN
MENINGKATKAN KETERAMPILAN SOSIAL ANAK DI TK LABORATORIUM PERCONTOHAN UPI
Variabel Sub Variabel Indikator Pernyataan
Teknik Pengumpulan Data Sumber Data Keterampilan sosial
Empati menunjukan
sikap toleran dan perhatian
1. mau berbagi kesempatan dalam bermain
observasi anak
Kepedulian membantu
yang memerlukan bantuan 2. mau menolong teman dalam bermain
observasi anak
Kemurahan Hati saling menghargai 3. Mengucapkan terimakasih bila ditolong 4. Meminta maaf bila melakukan kesalahan
observasi anak
Bekerja Sama bekerjasama dalam kegiatan bermain angklung
5. mau bermain bersama
observasi anak
6. tidak pilih-pilih teman dalam bermain
Sumber : Susanto. A, 2012. Perkembangan Anak Usia Dini. Jakarta : Kencana
Tabel 3.4
PEDOMAN OBSERVASI KETERAMPILAN SOSIAL ANAK PADA KELOMPOK B-2
Nama :
33
ERI NURAIDA,2015
MENINGKATKAN KETERAMPILAN SOSIAL ANAK USIA DINI MELALUI KEGIATAN BERMAIN ANGKLUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
No Pernyataan K C B
1 Mau berbagi kesempatan dalam bermain
2 Mau menolong teman dalam bermain
3 Mengucapkan terimakasih bila ditolong
4 Meminta maaf bila melakukan kesalahan
5 Mau bermain bersama
6 Tidak pilih-pilih teman dalam bermain
Keterangan :
K = Kurang C = Cukup B = Baik
F. Isu Etik
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan angklung sebagai
media untuk meningkatkan keterampilan sosial anak usia dini di TK
Laboratorium Percontohan UPI. Angklung yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu angklung melodi yang bagian atasnya ditutup dengan
bilah bambu. Karena jika menggunakan angklung melodi biasa, ditakutkan
anak menjadikan angklung sebagai mainan. Hal ini dapat membahayakan
anak terutama bila terkena mata.
ERI NURAIDA,2015
MENINGKATKAN KETERAMPILAN SOSIAL ANAK USIA DINI MELALUI KEGIATAN BERMAIN ANGKLUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu (Sumber : Google Image)
Bedanya dengan angklung yang biasa digunakan, angklung melodi
gantung pada bagian atas memiliki penutup. Sehingga ketika anak
memainkan angklung tidak akan berbahaya.