PENGARUH PEMBELAJARAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION BERBASIS KEBERSIHAN LINGKUNGAN TERHADAP
KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIK SISWA SD
(Penelitian Kuasi Eksperimen di Kelas V SD Negeri Taktakan 2 Kecamatan
Taktakan Kota Serang Tahun 2014/2015)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari
Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh
INA AMATUL QOYUM 1105214
PROGRAM PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA KAMPUS SERANG
PENGARUH PEMBELAJARAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION BERBASIS KEBERSIHAN LINGKUNGAN TERHADAP
KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIK SISWA SD
(Penelitian Kuasi Eksperimen di Kelas V SD Negeri Taktakan 2 Kecamatan
Taktakan Kota Serang Tahun 2014/2015)
Oleh:
INA AMATUL QOYUM
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan
©INA AMATUL QOYUM2015 Universitas Pendidikan Indonesia
Juni 2015
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,
PENGARUH PEMBELAJARAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION BERBASIS KEBERSIHAN LINGKUNGAN TERHADAP KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIK
SISWA SD
ABSTRAK
Ina Amatul Qoyum (2015) Matematika bagi siswa SD berguna untuk kepentingan dalam lingkungannya, mengembangkan pola pikirnya dan mempelajari ilmu lainnya. Untuk itu guru sebagai pendidik, harus memiliki kemampuan untuk merancang pembelajaran yang mudah dipahami siswa dan sesuai dengan kemampuan siswa, yaitu dengan mengaitkan aktivitas nyata yang berada di lingkungan sekitar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan kemampuan koneksi matematik antara siswa yang belajar dengan menggunakan pembelajaran Realistic Mathematics Education (RME) berbasis kebersihan lingkungan dengan siswa yang belajar menggunakan pembelajaran konvensional, selain itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran tersebut. Penelitian ini di desain secara kuasi eksperimen. Kelas eksperimen mendapat perlakuan berupa pembelajaran RME berbasis kebersihan lingkungan dan kelas kontrol mendapat pembelajaran konvensional. Dari hasil penelitian ini, diperoleh nilai rata-rata kelas eksperimen dan kelas kontrol sebesar 74,20 dan 66,00 sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa adanya perbedaan antara siswa yang mendapat pembelajaran RME berbasis kebersihan lingkungan dengan siswa yang mendapat pembelajaran konvensional. Selain itu sebagian besar siswa menunjukkan sikap positif terhadap pembelajaran RME berbasis kebersihan lingkungan.
THE INFLUENCE OF LEARNING REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION BASED ENVIRONMENT CLEAN AGAINST THE ABILITY OF MATHEMATICAL
CONNECTIONS STUDENTS
ABSTRACT
Ina Amatul Qoyum (2015) Mathematics for ELEMENTARY students is useful for an interest in the environment, developing a pattern she thought and learn other sciences. For it teachers as educators, should have the ability to design learning that is easy to understand students and in accordance with the ability of the students, by hooking the real activity was in the surrounding environment. The purpose of this research is to know the difference in the ability of mathematical connections between students learning by using learning Realistic Mathematics Education (RME) based environment clean with students who learn to use the conventional learning, besides this research aims to know the response of the students towards the learning. Study on design in a quasi experiment. Classroom experiments got preferential treatment in the form of a learning-based environmental hygiene and RME class control gets the conventional learning. From the results of this study, the average value obtained class experimentation and control classes of 74,20 and 50.00 so can be drawn the conclusion that the existence of differences between students who got a learning-based environmental hygiene RME with students who got conventional learning. In addition most students demonstrate a positive attitude toward learning RME based environment clean.
DAFTAR ISI JUDUL PENELITIAN
LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMA KASIH... iii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR DIAGRAM ... viii
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 3
C. Tujuan Penelitian ... 3
D. Manfaat Penelitian ... 4
E. Struktur Penelitian ... 4
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 6
A. Pembelajaran Realistic Mathematics Educations Berbasis Kebersihan Lingkungan ... 6
B. Kemampuan Koneksi Matematik Siswa SD ... 9
C. Pembelajarann Konvensional ... 11
D. Karakteristik Siswa SD ... 11
E. Penelitian yang Relevan ... 12
F. Hipotesis ... 14
BAB III METODE PENELITIAN ... 14
A. Lokasi, Subyek, Populasi dan Sampel ... 15
1. Lokasi Penelitian ... 15
4. Sampel ... 16
B. Desain Penelitian ... 16
C. Metode Penelitian... 17
D. Definisi Operasional ... 17
E. Instrumen Penelitian... 18
1. Instrumen Tes Kemampuan Koneksi Matematik ... 19
2. Pedoman wawancara ... 24
3. Lembar observasi ... 24
4. Skala sikap ... 25
5. Jurnal Harian Siswa ... 25
F. Teknik Pengumpulan Data ... 26
G. Prosedur Penelitian... 26
H. Analisis Data ... 27
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 25
A. Hasil Penelitian ... 32
1. Pengujian Kemampuan Koneksi Matematik Siswa ... 32
a. Analisis Data Pretes ... 32
1) Uji Normalitas Data Pretes... 35
2) Uji homogenitas Varians Data Pretes ... 38
3) Uji Perbedaan Dua Rata-Rata (Uji t) Data Pretes ... 29
b. Analisis Data Postes ... 40
1) Uji Normalitas Data Postes ... 43
2) Uji Homogenitas Data Postes... 46
3) Uji Perbedaan Dua Rata-Rata (Uji t) Data Postes ... 47
4) Uji Perbedaan Rata-Rata Poste Kelompok Eksperimen .... 48
c. Analisis data Indeks Gain... 52
2. Skala Sikap ... 54
3. Lembaran Observasi... 58
4. Wawancara ... 59
5. Jurnal Harian Siswa... 61
2. Kemampuan Koneksi Matematik ... 66
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 71
A. Simpulan ... 71
B. Rekomendasi ... 71
DAFTAR PUSTAKA ... 73
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Uji Validitas Soal Pretes ... 20
Tabel 3.2 Uji Validitas Butir Soal Pretes ... 21
Tabel 3.3 Uji Reliabilitas Pretes... 22
Tabel 3.4 Uji Tingkat Kesukaran Pretes ... 23
Tabel 3.5 Daya Pembeda Pretes ... 23
Tabel 3.6 Kriteria Presentase Skala Sikap ... 30
Tabel 4.1 Daftar Nilai Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 33
Tabel 4.2 Statistik Deskriptif Data Pretes ... 35
Tabel 4.3 Uji Normalitas Data Pretes ... 36
Table 4.4 Uji HOmogenitas Data Pretes ... 38
Tabel 4.5 Independen Samples Tes ... 39
Tabel 4.6 Daftar Nilai Hasil Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 41
Tabel 4.7 Statistik Deskripsif Data Postes ... 43
Table 4.8 Uji Normalitas Data Postes ... 44
Tabel 4.9 Uji Homogenitas Data Postes ... 47
Tabel 4.10 Independent Sampel Test ... 48
Tabel 4.11 Pengelompokan Hasil Postes Kelas Eksperimen ... 49
Tabel 4.12 Hasil Uji Scheffe ... 51
Tabel 4.13 Interpretasi Gai Ternormalisasi ... 52
Table 4.14 Data Siswa N-Gain Kelas Eksperimen ... 53
Tabel 4.15 Sikap Siswa Terhadap Pembelajaran Matematika ... 55
Tabel 4.16 Sikap Siswa terhadap Pembelajaran RME Berbasis Kebersihan Lingkungan ... 56
Tabel 4.17 Sikap Siswa Terhadap Soal-Soal Matematika ... 57
Tabel 4.18 Hasil observasi Pembelajaran RME Berbasis Kebersihan Lingkungan ... 58
Tabel 4.19 Hasil Wawancara Siswa ... 60
Tabel 4.20 Jurnal Harian Siswa ... 61
DAFTAR DIAGRAM
Diagram 4.1 Hasil Pretes Kelas Eksperimen ... 34
Diagram 4.2 Hasil Pretes Kelas Kontrol ... 34
Diagram 4.3 Plot Kelas Eksperimen ... 37
Diagram 4.3 Plot Kelas Kontrol ... 37
Diagram 4.4 Nilai Hasil Postes Kelas Eksperimen ... 42
Diagram 4.5 Nilai Hasil Postes Kelas Kontrol... 42
Diagram 4.6 Plot Postes Kelas Eksperimen ... 45
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Kondisi Siswa Kelas Eksperimen Saat Awal Pembelajaran ... 63
Gambar 4.2 Kegiatan Siswa membersihkan Jendela ... 64
Gambar 4.3 kegiatan Pembelajaran dengan LKS ... 64
Gambar 4.4 Kegiatan Diskusi Siswa dalam Tahap Menguraikan Jawaban LKS
... 65
Gambar 4.5 Kegiatan Siswa Menghubungkan Antar Topik Matematik ... 66
Gambar 4.6 Kegiatan Siswa Menghubungkan Konsep Matematika dengan
Bidang Studi Lainnya ... 67
DAFTAR LAMPIRAN
1. RPP RME Berbasis Kebersihan Lingkungan ... 75
2. RPP Konvensional ... 79
3. Kisi-Kisi Lembar Kerja Siswa ... 82
4. Lembar Kerja Siswa ... 84
5. Kunci Jawaban LKS ... 88
6. Kisi-Kisi Soal Tes Kemampuan Koneksi matematik... 90
7. Intrumen Tes kemampuan Koneksi Matematik ... 93
8. Kunci Jawaban Tes ... 94
9. Kisi-Kisi Skala Sikap ... 95
10.Lembar Skala Sikap ... 96
11.Jurnal Harian Siswa... 97
12.Pedoman Wawancara ... 98
13.Lembar Observasi ... 99
14.Jawaban Hasil LKS Siswa ... 100
15.Contoh Hasil Jawaban Pretes Siswa ... 102
16.Contoh Hasil Jawaban Postes Siswa ... 105
17.Contoh Jawaban Skala Sikap Siswa ... 108
18.Contoh Jawaban Jurnal Harian Siswa ... 111
19.Hasil Observasi ... 114
20.Hasil SPSS Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 116
21.Hasil SPSS Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 117
22.SK Pembimbing ... 119
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
Matematika bagi siswa SD berguna untuk kepentingan hidup
dalam lingkungannya, untuk mengembangkan pola pikirnya, dan untuk
mempelajari ilmu-ilmu yang lainnya. Kegunaan atau manfaat matematika
bagi siswa SD adalah sesuatu yang jelas dan tidak perlu dipersoalkan lagi,
lebih-lebih pada era pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
dewasa ini.
Upaya mencapai tujuan pendidikan nasional guru tidak hanya
sebagai pengajar saja, tetapi juga sebagai pendidik.Dimana misi utama
guru matematika sebagai pengajar adalah tercapainya tujuan-tujuan instruksional matematika, sedangkan misi guru matematika sebagai
pendidik adalah mengupayakan terwujudnya perkembangan kepribadian
siswa dalam arti yang lebih luas. Sejalan dengan pemikiran di atas tugas
guru matematika tidak hanya sekedar diperolehnya berbagai pengetahuan
dan keterampilan matematika oleh peserta didik, tetapi hendaknya dapat
mendorong berkembangnya pemahaman dan penghayatan perserta didik
terhadap prinsip dan nilai matematika sehingga tumbuh daya nalar,
berpikir logis, sistematik, kritik, kreatif, cerdas, rasa keindahan, terbuka
dan rasa ingin tahu. Dengan demikian seorang guru matematika tidak
hanya menyampaikan materi matematika saja tetapi juga benar-benar
membimbing peserta didik berbuat sesuai dengan prinsip dan nilai
matematika. Dengan kata lain guru matematika selain dapat membimbing
peserta didik memiliki pengetahuan dan nilai matematika juga hendaknya
dapat mengembangkan daya matematika serta menumbuhkan sikap yang
dilukiskan dalam bentuk senang, cinta belajar matematika serta mampu
mengerjakan tugas-tugas matematika yang tidak rutin dikalangan peserta
didik. Kondisi tersebut diharapkan akan mendorong tercapainya hasil
Kenyataannya pembelajaran matematika adalah mata pelajaran yang
paling dihindari oleh siswa.Untuk itu guru sebagai pendidik, harus memiliki
kemampuan dalam merancang pembelajaran yang mudah dipahami siswa dan
sesuai dengan kemampuan siswa. Menurut Supriadi. dkk (2014, hlm. 440)
menyatakan bahwa “learning mathematics would be more fun if the student is
active in connecting between a real phenomenon with an understanding that would be obtained student math”, dengan mengaitkan hal-hal nyata yang berada di lingkungan sekitar, sehingga siswa lebih mudah untuk memahami materi
matematika tersebut.
Pembelajaran matematika yang dirumuskan oleh National Council of
Teacher of Matematics atau NCTM (dalam Supriadi,2014 hlm 43) menggariskan
bahwa, setiap siswa harus mempelajari matematika pemahaman dan aktif membangun pemahaman baru dari pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki
sebelumnya. Supriadi (2014:43) menyatakan bahwa ada lima standar proses
dalam pembelajaran matematika, yaitu sebagai berikut:
1. belajar untuk memecahkan masalah (mathematical problem solving)
2. belajar untuk bernalar dan bukti (mathematical reasoning and proof)
3. belajar untuk berkomunikasi (mathematical communication)
4. belajar untuk mengaitkan ide (mathematical connection); dan
5. belajar untuk mempresentasikan (mathematical representation)
Guru harus memiliki kemampuan dalam hal mengaitkan materi
matematika dengan hal-hal nyata yang berada di lingkungan sekitar siswa. Untuk
mengatasi kurangnya kemampuan koneksi matematik siswa, maka salah satu
model yang dapat mengatasi hal tersebut adalah model pembelajaran Realistic
Mathematic Education (RME) berbasis kebersihan lingkungan. Dimana
kebersihan lingkungan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan.Dengan
lingkungan yang bersih kita dapat belajar dengan nyaman.
Pembelajaran Realistic Mathematics Education yang berbasis kebersihan
lingkungan diharapkan siswa dapat mengaitkan aktivitas kebersihan lingkungan
selain memahami konsep matematik siswa juga paham akan pentingnya menjaga
kebersihan lingkungan.
Berdasarkan masalah yang ditemukan, maka penelitian ini menentukan
judul yaitu “Pengaruh Pembelajaran Realistic Mathematics Education Berbasis Kebersihan Lingkungan Terhadap Kemampuan Koneksi Matematik Siswa SD”
B. Rumusan Masalah
Bertolak dari pemikiran di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini
dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah kemampuan koneksi matematik siswa yang mengikuti pembelajaran
Realistic Mathematics Education (RME) berbasis kebersihan lingkungan lebih
baik dibandingkan dengan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional?
2. Bagaimana sikap siswa terhadap pembelajaran matematika dengan menggunakan pembelajaran Realistic Mathematics Education (RME) berbasis
kebersihan lingkungan ?
C. Tujuan Masalah
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan koneksi
matematik siswa SD melalui pembelajaran Realistic Mathematics Education
berbasis kebersihan lingkungan.Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui perbedaan kemampuan koneksi matematik antara siswa
yang belajar dengan menggunakan pembelajaran Realistic Mathematics
Education (RME) berbasis kebersihan lingkungan dengan siswa yang
belajar menggunakan pembelajaran konvensional.
2. Untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran matematika
dengan menggunkan pembelajaran Realistic Mathematics Education
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat dan kegunaan
khususnya bagi peneliti sendiri dan umumnya bagi guru, siswa dan kepala
sekolah yang berkepentingan. Manfaat tersebut yang diharapkan antara lain
sebagai berikut:
1. Bagi Peneliti
a. Menerapkan ilmu yang telah diterima selama di bangku kuliah
khususnya yang bersangkutan dengan pendidikan dan matematika.
b. Mendapatkan pengalaman langsung dalam penerapan pembelajaran
Realistic Mathematics Education (RME) berbasis kebersihan
lingkungan di kelas.
c. Mendapat bekal tambahan sebagai mahasiswa dan calon guru sehingga siap untuk terjun kelapangan secara langsung.
2. Bagi Guru
a. Dapat memperluas wawasan mengenai pembelajaran matematika.
b. Meningkatkan kreativitas guru dalam menyampaikan pembelajaran
matematika dan merancang kegiatan pembelajaran matematika agar
daya matematis tercapai.
3. Bagi Siswa
a. Menciptakan suasana belajar yang menyenangkan.
b. Kemampuan koneksi matematik siswa menjadi lebih meningkat,
khususnya pada pembelajaran matematika.
c. Menambah pengetahuan siswa.
d. Menumbuhkan minat belajar.
E. Struktur Penelitian
Dalam penulisan tugas akhir penelitian ini, tersusun dari beberapa bab dan
pembahasan diantaranya akan dipaparkan sebagai berikut:
1. BAB I Pendahuluan, yang berisi tentang latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan juga
2. BAB II Kajian Pustaka, yang berisi tentang kajian konsep yang akan
dipakai, kerangka pemikiran dan hipotesis.
3. BAB III Metode Penelitian, yang terdiri atas lokasi dan subjek
populasi/sampel penelitian, metode penelitian, desain penelitian,
definisi operasional, instrumen penelitian, pengembangan instrumen,
teknik pengumpulan data, prosedur penelitian, dan analisis data.
4. BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, yag berisi tentang
pengolahan dan analisis data yang sudah didapatkan, serta pembahasan
dan analisis hasil temuan.
5. BAB V Kesimpulan dan Saran, yang terdiri atas kesimpulan dan saran
BAB III
METODE PENELITIAN A. Lokasi, Subyek, Polpulasi, dan Sampel
1. Lokasi Penelitian
Pada penelitian ini, peneliti melakukan penelitian di tempat peneliti
melakukan Program Pengalaman Lapangan (PPL) sehingga populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh Sekolah Dasar di Kecamatan
Taktakan, Kota Serang. Alasan melakukan penelitian di tempat PPL
adalah agar lebih mudah melakukan penelitian sekaligus dengan tugas
pengabdianyang diusahakan selesai sebagaimana mestinya. Maka
dipilihlah lokasi penelitian kali ini adalah SDN Taktakan 2, Kecamatan
Taktakan, Kota Serang, Provinsi Banten. 2. Subyek Penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas VA dan VB SDN
Taktakan 2. Dimana untuk kelas VA berjumlah 25 siswa yang terdiri
dari 13 orang perempuan dan 12 orang laki-laki, sementara kelas V B
juga terdiri dari 25 siswa yang terdiri dari 17 orang perempuan dan 8
orang laki-laki.
3. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sudjana,
2005:6). Populasi dalam penelitian ini yaitu satu Gugus Depan dengan
SD Negeri Taktakan 2 Kecamatan Taktakan Kota Serang. Untuk
memudahkan penelitian, peneliti menggunakan satu Gugus Sekolah,
agar penelitian tidak terlalu luas, sehingga penelitian dapat diwakilkan
oleh salah satu SD yang memiliki 2 kelas pada setiap tingkatan kelasnya,
maka dipilihlah SD Negeri Taktakan 2 karena memenuhi kriteria yang
4. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2011:118).Dalam pengambilan sampel
terdapat beberapa teknik untuk menentukan sampel agar tidak
menyulitkan peneliti dalam melaksanakan penelitian ekperimen
ini.Dalam penelitian ini peneliti memilih purposive sampling atau
sampel yang disengaja. Dikarenakan penelitian dilakukan saat peneliti
juga melakukan Program Pengalaman Lapangan (PPL), maka sampel
yang diambil adalah Kelas VA dengan junlah siswa 25 orang dan VB
dengan jumlah siswa 25 orang.
Kelas VA dan V B dijadikan sampel yang disengaja, dimana kelas
VA dijadikan kelas eksperimen dan kelas VB dijadikan sebagai kelas kontrol.Pada kelas eksperimen dilaksakan pembelajaran matematika
dengan menggunkan pembelajaran Realistic Mathematics Education
berbasis kebersihan lingkungan, sedangkan pada kelas kontrol
dilaksanakan pembelajaran matematika dengan menggunakan
pembelajaran konvensional seperti biasa.
B. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan berupa perbandingan antara kelompok
eksperimen dengan kelompok kontrol, dimana dalam kelompok eksperimen
menggunakan pembelajaran Realistic Mathematics Education (RME) berbasis
kebersihan lingkungan, sedangkan kelompok kontrol menggunakan pembelajaran
konvensional biasa yang sering digunakan. Desain yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Nonequivalent Control Group Desain, desain ini hampir
sama dengan desain Pretest-Postes Control Grup, hanya saja pada desain ini
kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random
(Sugiyono,2012:116).
O X1 O
Keterangan :
O : Pretes dan Postes
X1 : Perlakuan Pembelajaran Realistic Mathematics Education (RME) berbasis kebersihan lingkungan.
X2 : Perlakuan Pembelajaran Konvensional
C. Metode Penelitian
Rancangan yang menggambarkan prosedur atau langkah yang harus ditempuh,
sumber data, dan dengan cara bagaimana data tersebut dikumpulkan dan diolah.
Pada penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode kuasi eksperimen,
dimana penelitian ini dilakukan untuk melihat sebab akibat.Maka dari itu, dalam
penelitian ini menggunakan sebuah perlakuan terhadap subjek penelitian.
Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh pembelajaran Realistic
Mathematics Education (RME) berbasis kebersihan lingkungan terhadap
kemampuan koneksi matematik.Karena peneliti tidak melakukan pengambilan
sampel secara random terhadap titik sampelnya, maka penelitian ini merupakan
penelitian kuasi ekperimen dimana dalam penelitian kali ini penetapan populasi
dan sampel sudah ditentukan terlebih dahulu.
Dalam penelitian kali ini terdapat variabel bebas yang berupa penggunaan pembelajaran Realistic Mathematics Education (RME) berbasis kebersihan
lingkungan sedangkan variabel terikatnya adalah kemampuan koneksi matematik.
Sehingga penelitian ini akan lebih memfokuskan pada bagaimana pengaruh
pembelajaran Realistic Mathematics Education (RME) berbasis kebersihan
lingkungan terhadap kemampuan koneksi mtematik.
D. Definisi Operasional
1. Pembelajaran Realistic Mathematics Education Berbasis Kebersihan
Lingkungan
Pembelajaran RME adalah suatu pembelajaran yang diawali dengan
masalah kontekstual (dunia nyata) sehingga siswa menggunakan
lingkungan. Sehingga dalam pembelajaran matematika, siswa belajar dari
hal-hal nyata di sekitarnya berupa kebersihan lingkungan.
2. Kemampuan Koneksi Matematik
Indikator kemampuan koneksi matematik yang diambil pada penelitian kali
ini diantaranya adalah :
a. Koneksi antar topik matematik
b. Koneksi dengan disiplin ilmu lain (bidang studi lain )
c. Koneksi dengan dunia nyata atau kehidupan sehari-hari
3. Pembelajaran Konvensional
Ruseffendi (dalam Supriadi, 2014, hlm 37), menyatakan bahwa
pembelajaran dengan pendekatan konvensional (tradisional) pada umumnya
memiliki kekhasan tertentu, misalnya lebih menguntamakan hafalan daripada pengertian, menekankan kepada keterampilan berhitung,
mengutamakan hasil dari pada proses , dan pengajarannya berpusat pada
guru, sementara siswa pasif. Adapun kekhasan yang lainnya, yaitu seperti
interaksi 2 arah, yaitu antara guru dan siswa, guru sebagai sumber, dan
berfokus pada Low Order Thinking (LOT).
Sejalan dengan hal di atas, pendekatan konvensional pada penelitian
ini adalah model pembelajaran yang digunakan guru dalam proses
pembelajaran sedemikian hingga peranan siswa berkurang, pengajaran
berpusat pada guru, proses belajar sangat mengutamakan pada metode
ceramah.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen peneltian adalah salah satu alat yang digunkan untuk mengukur
fenomena alam maupun sosial yang diamati.Secara spesifik semua fenomena
ini di sebut variabel penelitian (Sugiyono, 2011:148).
Dalam penelitian ini instrumen yang akan digunakan adalah berupa tes dan
non tes. Dimana dalam instrumen berupa soal-soal kemampuan koneksi
matematik, sedangkan instrumen untuk non tes adalah lembar observasi,
1. Instrumen Tes Kemampuan Koneksi Matematik
Pada penelitian ini, instrumen tes terdiri dari pretes dan
postes.Pretes diberikan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
untuk mengukur kemampuan awal masing-masing kelompok dan
diberikan sebelum pembelajaran dilakukan.Sedangkan postes digunakan
untuk mengukur peningkatan kemampuan koneksi matematik siswa pada
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Dalam penyusunan tes kemampuan koneksi matematik, diawali
dengan penyusunan kisi-kisi soal yang mencakup subpokok bahasan,
kompetensi dasar, indikator, aspek kemampuan koneksi matematik yang
diukur, serta jumlah butir soal.Setelah membuat kisi-kisi, dilanjutkan
dengan menyusun soal disertai kunci jawaban dan pedoman penetapan skor untuk setiap butir soal.Kisi-kisi penulisan soal, perangkat soal, serta
pedoman penetapan skor untuk setiap butir soal.
Tes kemampuan koneksi matematik yang digunakan adalah tes
berbentuk uraian, dengan tujuan agar proses pengaitan konsep matematik
siswa dengan hal kebersihan lingkungan dapat terealisasikan dalam
kehidupan sehari-hari.
Pada penelitian ini, pengembangan dari instrumen yang telah
dipaparkan sebelumnya ada beberapa hal yang harus diperhatikan untuk
pengujian tes kemampuan koneksi matematik untuk menilai sejauh mana
keberhasilan tes tersebut, diantaranya yaitu :
a. Validitas Tes
Validitas menunjukkan tingkat ketepatan suatu tes atau tingkat
keabsahan.Kriteria yang mendasar dari suatu tes yang tangguh adalah
tes tersebut dapat mengukur hasil-hasil yang konsisten dengan
tujuan.Menurut Supriadi (2014:60) mengatakan bahwa validitas soal
yang dinilai oleh validator adalah (1) kesesuaian antara indikator dan
butir soal, (2) kejelasan bahasa dalam soal, (3) kesesuaian soal dengan
tingkat kemampuan siswa, dan (4) kebenaran meteri dan konsep).
Tabel 3.1
Uji Validitas Soal Pretest Jml Subyek =25
Butir Soal =5
No Butir Soal No. Butir Asli Korelasi Signifikansi
1 1 0,758 Sangat Signifikan
2 2 0,374 -
3 3 0,154 -
4 4 0,684 Signifikan
5 5 0,688 Signifikan
Berdasarkan tabel 3.1 diatas terlihat bahwa kelima soal tersebut memiliki korelasi yang berbeda. Untuk korelasi soal nomor 1 menunjukkan
nilai 0758, hal ini brarti soal nomor 1termasuk soal yang bevaliditas sangat
tinggi. Korelasi soal nomor 2 termasuk soal yang tidak validkarena
mnunjukkan nilai menunjukkan nilai 0,374. Korelasi untuk soal nomor 3
menunjukkan nilai 0,154, sama seperti soal nomor 2, soal mnunjukkan tidak
valid. Korelasi untuk soal nomor 4 menunjukkan nilai 0,684, interpretasi soal
nomor 4 tersebut termasuk soal yang validitasnya tinggi. Korelasi untuk soal
nomor 5 menunjukkan nilai 0,688, interprestasi soal nomor 5 tersebut
termasuk ke dalam soal yang bervaliditas tinggi Adapun nomor 2 dan 3 yang
tidak valid karena jawaban yang diberikan responden tidak konsisten, hal
tersebut bisa terjadi karena responden mengerjakan soal tersebut asal-asalan
karena tidak paham atau malas menjawab soal tersebut.
b. Validitas Butir Soal
Supriadi (2014:61) mengatakan bahwa validitas soal digunakan untuk
mengetahui dukungan suatu butir soal terhadap skor total, untuk menguji
validitas setiap butir soal, skor-skor yang ada pada butir soal yang dimaksud
dikorelasikan dengan skor total . Hasil Validitas butir soal akan disajikan
Tabel 3.2
Uji Validitas Butir soal Pretest
Rata-rata = 36,80 Simpangan baku =9,23 Korelasi XY=0,26 Reliabilitas tes = 0,42 Butir soal= 5 Jml Subyek =25
No No. Btr Soal T DP (%) T.Kesukaran Korelasi Sign.
Korelasi
1 1 2,83 42,86 Sedang 0,758 Sangat
Signifikan
2 2 1,64 10,71 Sedang 0,374 -
3 3 1,00 3,57 Sukar 0,154 -
4 4 4,58 25,00 Sedang 0,684 Signifikan
5 5 3,29 21,43 Sedang 0,688 Signifikan
c. Reliabilitas instrumen
Suharsimi (1986:86) menyatakan bahwa ”Suatu tes dapat dikatakan
mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan
ketetapan hasil tes, maka pengertian realibilitas tes, berhubungan dengan masalah ketetapan hasil tes”(Suharsimi,1986,hlm 86).
Adapun hasil realiabilitas didapatkan dari aplikasi anates. Hasil tersebut
menunjukkan koefisien realiabilitas 0,42 yang artinya dalam kriteria
realiabilitas menurut Guilford bahwa dikatakan koefisien 0,40 – 0,70 termasuk
kriteria realiabilitas sedang. Dapat disimpulkan bahwa 0,42 itu diantara
koefisien 0,40 – 0,70 , menunjukkan bahwa tes tersebut memiliki realiabilitas
sedang. Berikut ini analisis tingkat kesukaran menggunakan anates Adapun
Tabel 3.3
Uji Reliabilitas Pretest
Rata-rata = 36,80 Simpangan Baku = 9,23
Korelasi XY=0,26 Reliabilitas Tes = 0,42
No. Urut No. Subyek Nama Subyek Skor Ganjil Skor Genap Skor Total
1 1 S1 20 15 35
2 2 S2 40 20 60
3 3 S3 20 20 40
4 4 S4 15 15 30
5 5 S5 15 20 35
6 6 S6 15 20 35
7 7 S7 20 15 35
8 8 S8 35 20 55
9 9 S9 15 10 25
10 10 S10 35 15 45
11 11 S11 20 20 40
12 12 S12 20 20 40
13 13 S13 20 20 40
14 14 S14 15 15 30
15 15 S15 20 20 40
16 16 S16 30 15 45
17 17 S17 20 20 40
18 18 S18 15 15 30
19 19 S19 20 15 35
20 20 S20 15 20 35
21 21 S21 15 20 35
22 22 S22 15 10 35
23 23 S23 15 5 20
24 24 S24 20 20 40
d. Tingkat kesukaran
Menganalisis tingkat kesukaran dimaksudkan untuk mengkaji
soal-soal tes dari segi kesulitannya sehingga dapat diperoleh soal-soal-soal-soal yang
termasuk mudah, sedang, dan sukar. Adapun hasil dari tingkat kesukaran
tersebut menggunakan anates dandisajikan dalam bentuk tabel dibawah ini
:
Tabel 3.4
Uji Tingkat Kesukaran Pretest
Jml Subyek =25 Butir Soal = 5
No. Butir Baru No. Butir Asli T. kesukaran (%) Tafsiran
1 1 46,43 Sedang
2 2 37,50 Sedang
3 3 23,21 Sukar
4 4 37,50 Sedang
5 5 39,29 Sedang
e. Daya Pembeda
Daya pembeda dimaksudkan untuk mengkaji suatu tes dari
kesanggupan tes tersebut dalam membedakan siswa yang termasuk
kedalam kategori rendah, sedang dan kategori tinggi prestasinya. Berikut
adalah hasil analisis daya pembeda menggunakan anates dan disajikan
dalam bntuk tabel di bawah ini:
Tabel 3.5
Daya Pembeda Pretest
Jml Subyek = 25 Kelompok atas/bawah (n) =7 Un:unggul As:Asor SB: Simpangan Baku
No No.
Btr Asli Rata-rata UN Rata-Rata AS
Beda SB
UN
SB As SB
Gab
t DP(%)
1 1 13,57 5,00 8,57 8,02 0,00 3,03 2,83 42,86
2 2 8,57 6,43 2,14 2,44 2,44 1,30 1,64 10,71
3 3 5,00 4,29 0,71 0,00 1,89 0,71 1,00 3,57
2. Pedoman Wawancara
Pedoman wawancara digunakan untuk memperoleh informasi yang
lebih lengkap dan mendalam mengeni perasaan dan sikap siswa
terhadap pembelajaran matematika dengan menggunakan
pembelajaran Realistic Mathematics Education (RME) berbasis
kebersihan lingkungan.Wawancara dilakukan terhadap beberapa
perwakilan siswa dari masing-masing kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol.
3. Lembar Observasi
Observasi merupakn suatu proses yang kompleks, suatu proses
yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua
diantara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan (Sutrisno Hadi,1986 dalam Sugiyono, 2011:203).
Observasi yang dilakukan berupa lembaran untuk mencatat data
aktivitas siswa dan guru pada saat pembelajaran, interaksi siswa dan
guru dalam pembelajaran matematika dengan menggunakan
pembelajaran Realistic Mathematics Education (RME) berbasis
kebersihan lingkungan.Instrumen lembar observasi ini diisi oleh
observer, yakni peneliti.
Aktivitas siswa yang diamati pada waktu pembelajaran
berlangsung antara lain: mendengarkan dan memperhatikan penjelasan
guru, mempelajari Lembar Kerja Siswa (LKS), menulis hal-hal yang
relevan dengan KBM, berdiskusi antara siswa, dan aktivitas yang
mungkin menunjukkan perilaku yang tidak sesuai dengan KBM.
Adapun aktivitas guru yang diamati antara lain: penyampaian
tujuan pembelajaran, motivasi siswa, mejelaskan materi secara
lisan/tertulis, mengajukan pertanyaan, memberi petunjuk dan
membimbing aktivitas siwa, menutup kegiatan pembelajaran, dan
aktivitas yang mungkin menunjukkan perilaku yang tidak sesuai
4. Skala Sikap
Instrumen skala sikap digunakan untuk memperoleh informasi
mengenai sikap siswa terhadap pembelajaran Realistic Mathematics
Education (RME) berbasis kebersihan lingkungan. Sikap tersebut
meliputi kepercayaan diri dalam belajar matematika, kecemasan dalam
belajar matematika, keberanian dalam bertanya dan menjawab
pertanyaan, perasaan suka atau tidak suka terhadap pemahaman konsep
dan kesukaan terhadap susana kelas ketika pembelajaran berlangsung.
Skala sikap ini diberikan kepada siswa kelompok eksperimen setelah
semua kegiatan pembelajaran berakhir, yakni setelah dilaksanakan
postes.
Untuk menentukan baik atau tidaknya skala sikap ini tidak ada kriteria mutlak.Akan tetapi dalam penyusunannya dilakukan beberapa
tahap.Tahap pertama penyusunan skala sikap ini adalah membuat
kisi-kisi.Setelah kis-kisi dibuat, langkah selanjutnya adalah melakukan uji
validitas isi dengan meminta pertimbangan dan konsultasi kepada
dosen pembimbing.
Skala sikap yang digunakan dalam penelitian berbentuk skala sikap
Analisi tingkat Persetujuan yang terdiri atas empat pilihan yaitu:
sangat setuju, (SS), setuju (S), tidak setuju (ST) dan sangat tidak setuju
(STS). Jumlah pertanyaan yang diberikan sebanyak 10 pertanyaan
yang terdiri dari : 5 pernyataan positif dan 5 pernyataan negatif.
Pernyataan positif yaitu nomor 1,3,5,7, dan 9.Sedangkan pernyataan
negatif yaitu nomor 2,4,6,8, dan 10.
5. Jurnal Harian Siswa
Jurnal dalah tulisan bebas dan singkat yang dibuat oleh siswa
disetiap akhir pertemuan selama penelitian dilangsungkan (Dessy.T,
2014:24).Jurnal ini digunakan untuk mengumpulkan data mengenai
kesan dan pesan siswa selama mengikuti pembelajaran Realistic
F. Teknik Pengumpulan Data
Ada beberapa cara yang dilakukan untuk mengumpulkan data pada penelitian
ini adalah sebagai berikut :
1. Tes, dilakukan sebelum (pretes) dan sesudah (postes) proses
pembelajaran terhadap kedua kelompok baik eksperimen maupun kontrol.
Namun waktu pelaksanaan disesuikan dengan jadwal masing-masing
kelas.
2. Wawancara, dilakukan secara langsung terhadap beberapa siswa untuk
menguatkan apa yang akan diambil dalam kesimpulan.
3. Lembar observasi, diisi oleh observer pada setiap pembelajaran
matematika berlangsung. Observer adalah peneliti dan juga guru pamong yang terlibat langsung dalam pemantauan proses pembelajaran.
4. Skala sikap diberikan kepada seluruh siswa pada kelas eksperimen.
5. Jurnal diberikan kepada seluruh siswa pada kelas eksperimen untuk diisi
dan dikumpulkan kembali setelah selesai setiap pertemuan.
G. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian yang digunakan dalam pelaksanaan kali ini adalah sebagai
berikut :
1. Tahap Pendahuluan
Tahap ini diawali dengan menyusun beberapa kajian pustaka tentang
hal-hal yang berhubungan dengan penelitian yang akan dilakukan. Menentukan
populasi dan sampel yang akan digunakan dalam penelitian. Sehingga
mendapat satu hasil yaitu proposal penelitian yang disajikan dalam sebuah
seminar dan kemudian akan melewati beberapa revisi untuk memperbaiki
hal-hal yang kurang dalam proposal. Kemudian hasil revisi tersebut disusun
menjadi bagian-bagian dari awal laporan penelitian.
Kegiatan selanjutnya adalah membuat instrumen penelitian yang tidak
lepas dari bimbingan dosen pembimbing, dan kemudian akan digunakan pada
siswa.Selain itu untuk mendukung penelitian ini, peneliti membuat rencana
pelaksanaan pembelajaran pada kelas eksperimen dan kelas kontrol yang
dilengkapi dengan lembar kerja siswa dan juga soal prestes dan soal postes
tentang kemampuan koneksi matematik.
2. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap ini, peneliti melakukan penelitian pada sampel yang telah
ditentukan pada tahap pendahuluan.Penelitian dimulai dengan memberikan
pretes kepada kedua kelas tersebut, baik kelas kontrol maupun kelas
eksperimen. Menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran dan lembar kerja
siswa kemudian memulai pembelajaran sesuai dengan apa yang sudah
dirancang dalam rencana pelaksanaan pembelajaran sebelumnya. Memastikan bahwa pembelajaran yang dilakukan di kedua kelas tersebut berbeda meskipun
pada akhirnya mereka mendapatkan instrumen penilaian yang sama.
Pada akhir pembelajaran, diadakan observasi dan refleksi atas apa yang
telah dilakukan baik itu oleh peneliti maupun oleh guru kelas yang membantu
dalam menilai pembelajaran dalam kelas. Selain itu juga untuk memastikan
adanya perbedaan maka diadakan kembali postes kepada dua kelompok kelas
tersebut.Dan terakhir didalam kelas eksperiman dibagiakan instrument yang
harus diisi oleh siswa seperti jurnal harian siswa, skala sikap dan juga
mengadakan wawancara.
Kegiatan akhir dari penelitian ini adalah mengumpulkan semua hasil data
yang diperoleh dan kemudian dianalisis baik secra kuantitatif maupun secara
kualitatif, kemudian membuat pembahasan dan penafsiran serta diakhirnya
akan diambil beberapa kesimpulan dari hasil penelitian.
H. Analisis Data
1. Analisis data hasil tes kemampuan koneksi matematik
a. Uji Normalitas
Uji normalitas ini digunakan pada analisis data hasil tes
mengetahui apakah sebaran data berdistribusi tersebut normal atau
tidak.
Adapun perhitungn uji normalitas akan diperoleh dengan
menggunakan program Software Statistic Passage for the Social
Science (SPSS) versi 21. Cara menggunakan program ini tergolong
mudah, karena dengan memasukan data yang akan diproses kemudian
pilih analisis descriptive statistic dan explorer, maka akan keluar
berupa output nilai uji normalitas yang diinginkan.
b. Uji Homogenitas Variansi
Uji ini dilakukan untuk mengetahui variansi homogeny dari
kelompok eksperimen dan juga kelompok kontrol. Sebab, pada
penelitian ini akan dicari perbedaan kemampuan koneksi matematik maka dibutuhkan uji homogenitas variansi.
Adapun perhitungan uji homogenitas diperoleh dengan
menggunakan program Software Statistic Passage for the Social
Science (SPSS) versi 21. Cara menggunakan program ini tergolong
mudah, karena dengan memasukan data yang akan diproses kemudian
pilih analisis descriptive statistic dan explorer, maka akan keluar
berupa output nilai uji homgenitas yang diinginkan.
c. Uji Hipotesis
Dalam pengujian hipotesis kali ini digunakan uji t untuk
dua sampel, dimana yang digolongkon uji perbandingan (uji
komparatif) tujuan dari uji ini adalah untuk membandingkan
apakah kedua data tersebut sama atau berbeda.
Adapun perhitungan uji hipotesis diperoleh dengan
menggunakan program Software Statistic Passage for the Social
Science (SPSS) versi 21. Cara menggunakan program ini tergolong
mudah, karena dengan memasukan data yang akan diproses
kemudian pilih analisis descriptive statistic dan explorer, maka
d. Perhitungan Gain Ternormalisasi
Perhitungan gain ternormalisasi dilakukan untuk mengetahui
sejauhmana peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa
selama penelitian ini. Adapun perhitungan gain ternormalisasi
menggunakan rumus, sebagai berikut:
pretes skor ideal skor pretes skor postes skor g . . . .
2. Analisis Data Skala Sikap Siswa
Data yang dikumpulkan dari skala sikap kemudian dianalisis
dengan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
a. Setiap butir skala sikap yang terkumpul kemudian dihitung
menggunakan cara analisis tingkat persetujuan.
b. Setelah melakukan postes, siswa langsung diberikan seperangkat tes
sikap. Siswa yang mengikuti tes sikap ada 25 orang yang berasal dari
kelas eksperimen.
c. Rerata jumlah siswa yang menjawab SS, S, TS atau STS dihitung, cara ini bertujuan untuk mengungkap kecenderungan pilihan siswa secara
umum dari tiap pernyataan positif dan negatif.
d. Tingkat persetujuan siswa untuk masing-masing item dihitung. Data
ini akan mengungkap kecenderungan persetujuan siswa secara umum.
e. Data hasil skala sikap ini kemudian dibuat berbentuk persentase untuk
mengetahui frekuensi masing-masing alternatif jawaban yang
diberikan. Dalam pengolahan data, digunakan rumus perhitungan
sebagai berikut:
Dengan keterangan sebagai berikut :
n1 = banyaknya siswa menjawab skor 5 untuk positif dan 1 untuk negatif n2 = banyaknya siswa menjawab skor 4 untuk positif dan 2 untuk negatif
n3 = banyaknya siswa menjawab skor 2 untuk positif dan 4 untuk negatif
n4= banyaknya siswa menjawab skor 1 untuk positif dan 5 untuk negatif.
Skor ideal = jumlah responden x skor maksimal = 25 x 5 = 125
Setelah data ditabulasi dan dianalisis, maka terakhir data
tersebut ditafsirkan dengan menggunakan persentase berdasarkan
[image:35.595.119.521.140.615.2]kriteria menurut Kuntjaraningrat (dalam Supriadi,2010:84)
Tabel 3.6
Kriteria Persentase Skala Sikap
Presentase Kriteria
P=0% Tak seorang pun
0%<P<25% Sebagian kecil
25%≤P<50% Hampir setengahnya
P=50% Setengahnya
50%<P<75% Sebagian besar
75%≤P<100% Hampir seluruhnya
P=100% Seluruhnya
3. Analisis Data Hasil Wawancara
Wawancara dilakukan terhadap tiga orang siswa tiap kelasnya,
sehingga jumlah siswa yang diwawancara adalah enam siswa. Data yang
didapat ditulis kemudian dijadikan satu simpulan yang nantinya akan
melengkapi data yang dibutuhkan.
mengetahui aktifitas siswa dan guru selama pembelajaran matematika
berlangsung.
5. Analisis Data Jurnal Siswa
Data yang berupa karangan siswa yang akan dibuat setiap akhir
pembelajaran, ditulis dan diringkas sehingga dapat diketahui sikap siswa
secara keseluruhan terhadap pembelajaran matematika dengan
menggunakan pembelajaran Realistic Mathematics Education yang
BAB V
SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Simpulan
Berdasarkan hasil pengolahan data, analisis dan pembahasan sebelumnya
diperoleh simpulan sebagai berikut :
1. Terdapat perbedaan kemampuan koneksi matematik antara siswa kelas
ekperimen yang menggunakan pembelajaran RME berbasis kebersihan
lingkungan dengan siswa kelas kontrol yang menggunakan
pembelajaran konvensional. Selain itu terdapat peningkatan
kemampuan koneksi matematik siswa yang mengikuti pembelajaran
RME berbasis kebersihan lingkungan lebih baik daripada siswa yang
mengikuti pembelajaran konvensional. Hal tersebut terlihat dari nilai rata-rata kelas eksperimen dan kelas kontrol sebesar 74,20 dan 66,00.
2. Sebagin besar siswa menunjukkan sikap positif terhadap pembelajaran
RME berbasis kebersihan lingkungan. Hal ini terlihat dengan adanya
peningkatan aktivitas siswa yang semakin lama semakin baik dalam
pembelajaran,
B. Rekomendasi
Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan sebelumnya di
atas, dapat dikemukakan saran-saran sebagai berikut, mengingat
pembelajaran RME berbasis kebersihan lingkungan ini lebih baik dalam
meningkatkan kemampuan koneksi matematik siswa sekolah dasar, maka
peneliti menyarankan kepada pada guru untuk bisa mengembangkan dan
mengaplikasikan pembelajaran RME berbasis kebersihan lingkungan
dalam proses pembelajaran dan tentunya disesuaikan dengan materi yang
akan dipelajari. Untuk menerapkan pembelajaran ini, sebaiknya guru
mempersiapkan segalanya dari mulai Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS) dan hal-hal yang berhubungan dengan
pembelajaran RME berbasis kebersihan lingkungan sehingga dalam
Untuk peneliti selanjutnya mengingatkan bahwa kemampuan
koneksi matematik sangat penting dalam pembelajaran matematika, maka
perlu dilakukan penelitian lebih lanjut agar hasil yang didapat menjadi
lebih maksimal. Selain itu pada penerapan dikelas, pembelajaran ini harus
dibarengi oleh sesuatu yang hal yang ada disekitar meraka agar menarik
dan tidak merasa jenuh dan lebih bisa mengungkapkan pemikirannya
1
DAFTAR PUSTAKA
Dessy, T. (2013).Pengaruh Pembelajaran Means-Ends Analysis (MEA) terhadap Kemampuan Berfikir Kreatif Matematis Siswa SD. Skripsi pada UPI Kampus Serang : Tidak Diterbitkan
Fuadiah & Zulkardi. (2009). Pengembangan Perangkat Pembelajaran pada Materi Geometrid an Pengukuran dengan Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia di SD Negeri 179 Palembang. Jurnal Pendidikan Matematika, 3(2), hlm. 73-84.
Herdian.(2010). Kemampuan Koneksi Matematika. Tersedia:
http://hermanphysics.blogsot.com/2010/12/pembelajaran-inkiri.html.Diakses tanggal 19 Januari 2015.
Indriyastuti. (2008). Matematika Idolaku Untuk Kelas V SD dan MI. Solo: PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.
Nasution, A. N (2013).Pengaruh Pendekatan Matematika Realistik Terhadap Kemampuan Penalaran Dan Kemampuan Koneksi Matematis Siswa Sd Negeri. Tersedia: http://digilib.unimed.ac.id/pengaruh-pendekatan- matematika-realistik-terhadap-kemampuan-penalaran-dan-kemampuan-koneksi-matematis-siswa-sd-negeri-medan-28736.html. Diakses tanggal 19 Januari 2015
Permana, Y. dan Sumarmo,U (2007). “Mengembangkan Kemampuan Penalaran Dan Koneksi Matematik Siswa SMA Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah”.Educationist Jurnal Kajian Filosofi, teori, kualitas, dan manajemen pendidikan. 1,(2),116-123.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta
Sudjana.(2005). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito
Sudjana.(2006). Penilaian Proses Belajar Mengajar. Bandng: PT Rosdakarya
Supriadi.(2010). Tesis dengan judul Peningkatan Kemampuan Berfikir Kritis Mahasiswa PGSD melalui Pembelajaran Inquiry Based Learning.Tidak diterbitkan.
Supriadi.(2012). Cara Mengajar Matematica. Serang: UPI Kampus Serang.
2
Supriadi. (2014b). Meningkatkan Kemampuan Pemodelan Matematika dan Kecerdasan Keratif Mahasiswa PGSD melalui Pembelajaran Kontekstual Berbasis Etnomatematik Budaya Sunda (Tesis). Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.
Supriadi, dkk. (2014c). Developing Mathematical Modeling Ability Students Elementary School Teacher Education through Ethnomathematics-Based Contextual Learning. International Journal of Education and Research. Bandung: UPI
Tiurlina.(2014). Model Pembelajaran Matematika. Serang:UPI Kampus Serang.
Wahyudin, U.dkk(2006). Evaluasi Pembelajaran SD. Bandung: UPI PRESS.
Wijaya, A. (2011). Pendidikan Matematika Realistik. Jakarta: Graha Ilmu.